mengingat lupa terhadap demokrasi pancasila lupa terhadap... · berdemokrasinya yang harus kita...

3

Click here to load reader

Upload: hoangdiep

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGINGAT LUPA TERHADAP DEMOKRASI PANCASILA Lupa Terhadap... · berdemokrasinya yang harus kita yakini keberadaan bahwa jauh lebih baik berdasarkan tata nilai masyarakatnya bila dibandingkan

MENGINGAT LUPA TERHADAP DEMOKRASI PANCASILA

Oleh: Saparuddin

Widyaiswara LPMP Prov. SulSel. Jurusan Penddidikan Hukum dan Kewarganegaraan

Pancasila sebagai Dasar Negara digali dari nilai-nilai hakiki nenek moyang kita oleh para pendiri bangsa ini melalui sidang BPUPKI dari tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni 1945. Nilai-nilai tersebut diantara lima tokoh pendiri bangsa ini dari awalnya memberikan pendapat yang berbeda-beda bila dilihat dari subtansi sila kesila lainnya, namun pada padanya semuanya menyadari bahwa persoalan kebangsaan menjadi hal yang amat penting di miliki oleh bangsa yang akan didirikan, sehingga kalau kita perhatikan kelima tokoh tersebut menempatkan masalah kebangsaan pada sila pertama. Memperhatikan salah satu nilai yang ada di atas, perlu kiranya semua elemen bangsa ini berpikir yang sama terhadap bangsa ini pada saat ini dan pada saat yang akan datang untuk memiliki hakikat yang sama dengan para pendiri bangsa ini. Persoalan kebangsaan ini penting, karena hanya dengan menenamkan semangat dan nilai kebangsaan, suatu bangsa bisa menjadi kuat dan kokoh dalam menata keberadaannya sebagai Negara yang berdaulat di atas goncang-gancing berbagai belahan dunia

yang dilanda oleh demokrasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Banyak contoh yang terdari diberbagai belahan dunia yang tampak didepan mata kita, bahwa sesungguhnya negara itu berada pada pilihan antara kedaulatan bangsanya dan sisi lain menghadapi dunia yang kencangnya mendorong bangsa lainnya untuk menyelesaikan setiap persoalan kebangsaannya dengan cara demokrasi. Demokrasi yang dibangun oleh negara-negara barat khususnya dalam mengembangkan paham demokrasinya dengan tata nilai liberal yang sunggu harus dipahami bahwa tata nilai tersebut belum tentu sejalan dengan tata nilai yang dianut dalam bangsa itu. Sebagai contoh pada Negara kita yang memang menurut perjalanan hidupnya, yang menurut tata nilai yang ada dalam falsafat atau dalam dasar negaranya yaitu Pancasila, belum tentu sesuai dengan jalan pikiran yang ada dalam demokrasi liberal tersebut. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, pandangan hidup bangsa dan sekaligus sebagai dasar negara, telah syarat tata nilai dalam

1 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. 27 September 2014 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=290:mengingat-lupa-terhadap-demokrasi-pancasila&catid=42:ebuletin&Itemid=215

Page 2: MENGINGAT LUPA TERHADAP DEMOKRASI PANCASILA Lupa Terhadap... · berdemokrasinya yang harus kita yakini keberadaan bahwa jauh lebih baik berdasarkan tata nilai masyarakatnya bila dibandingkan

berdemokrasinya yang harus kita yakini keberadaan bahwa jauh lebih baik berdasarkan tata nilai masyarakatnya bila dibandingkan dengan demokrasi liberal. Pancasila pada sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawara-katan Perwakilan”. Menyimak dari sila keempat dari Pancasila sepertinya yang kita pahami selama ini, bahwa sesungguhnya nilai dari demokrasi yang dianut atau menurut Pancasila yang dijadikan sebagai pandangan hidup, falsafah hidup, sumber tata nilai dan sekaligus sebagai Dasar Negara, perlu di selamatkan dari berbagai berbagai esme-esme yang dikembangkan oleh Negara-negara lain. Kita harus menyadari bahwa semua faham-faham demokrasi yang dikembangkan oleh masing-masing Negara diberbagai belahan dunia adalah paling baik menurut tata nilai yang dianut dari bangsa itu dan sebaliknya harus dipahami pula bahwa belum tentu demokrasi tersebut menjadi yang terbaik bagi bangsa lain dalam melaksanakan demokrasinya. Kita harus memiliki keyakinan bahwa bagi bangsa Indonesia yang memang memiliki tata nilai demokrasi yang berbeda dengan tata nilai bangsa lain, bahwa demokrasi Pancasilalah yang memang paling pas dengan demokrasi lainnya itu. Bangsa ini dalam beberapa kurung waktu lalu, telah memperjalankan dengan berbagai demokrasi, tetapi demi waktu juga telah memberikan jawaban pada kita bahwa, ternyata demokrasi Pancasila yang tertanam dalam hati nurani nenek moyang kita telah memberikan jawaban dari semuanya bahwa inilah demokrasi yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Jadi, setelah pasca penetapan Undang-Undang Pilkada disahkan oleh wakil kita di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diakhir masa bakti priode 2009-2014, kita tidak perlu larut berdebat dengan mengadakan asumsi pembenaran masing-masing, apalagi mempertinggi tensi masyarakat kita yang masih menghubung-hubungan antara koalisi pada pemilihan presiden yang lalu. Koalisi Indonesia Hebat telah memenangkan demokrasi tersebut diatas kekalahan Koalisi Merah Putih dan rakyat telah menyaksikan pasangan nomor urut dua (2) Joko Widodo dan pasangannya Jusuf Kalla telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014. Dan sebelumnya kita juga sudah menyaksikan anggota DPR RI telah diambil sumpahnya oleh Bapak Hatta Ali selaku ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2014, dan sesudah itu dilanjutkan dengan pemilihan ketua dan 4 orang wakil kedua DPR dengan mengunakan sistem paket, bukan penetuannya menurut hasil perolehan partai pemenang kursi di DPR, karena itu sesuai dengan Undang-Undang MD3 yang dilahir sebagai produk hukum oleh DPR. Pertanyaan sekarang bahwa apa dengan telah disahkannya Undang-Undang MD3 yang telah merubah system penyelenggaraan system pemilihan Bupati wakil bupati, walikota wakil walikota maupun gubernur dan wakil gubernur dari pemilihan langsung artinya rakyat yang memilih pemegang kekuasaan dibidang eksekutif dan menurut Undang-Undang MP3 tersebut pada pasal………. Diatur bahwa yang memilih kekuasaan eksekutif di daerah adalah anggota DPRD dan dengan cara seperti ini menunjukkan bahwa kita kembali

2 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. 27 September 2014 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=290:mengingat-lupa-terhadap-demokrasi-pancasila&catid=42:ebuletin&Itemid=215

Page 3: MENGINGAT LUPA TERHADAP DEMOKRASI PANCASILA Lupa Terhadap... · berdemokrasinya yang harus kita yakini keberadaan bahwa jauh lebih baik berdasarkan tata nilai masyarakatnya bila dibandingkan

melaksanakan demokrasi Pancasila yang menghendaki demokrasi perwakilan. Pemikiran dari partai politik pengusung Demokrasi Perwakilan atau yang dikenal istilah DPRD lagi yang akan memilih kekuasaan eksekutif di daerah, yaitu mengembalikan sitem demokrasi Pancasila yang sejalan demokrasi Perwakilan. Pemilihan langsung yang telah dilaksanakan selama era reformasi ternyata tidak sejalan dengan tata nilai yang ada dalam Pancasila. Pelaksanaan demokrasi langsung selama ini dalam memilih kekuasaan eksekutif di daerah, disamping tidak sejalan dengan demokrasi Pancasila, juga banyak tidak sejalan dengan tata nilai bangunan tata nilai yang dikehendaki oleh Pancasila. Contoh pemilihan langsung yang dilaksanakan selama era reformasi atau sebelum keluar Undang-Undang Sistem pemilihan Bupati/wakil Bupati, Walikota/wakil Wali Kota, serta Gubernur dan wakilnya, telah merusak beberapa nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia selama ini. Dengan sistem demokrasi langsung yang telah mendorong partisipasi rakyat secara langsung dan sunggu rakyat telah menikmati, namun sisi lain membawa masalah baru seperti rusaknya tata kelolah pembinaan birokrasi kepegawaian di daerah, maraknya Korupsi, tingginya biaya penyelenggaraan Pilkada, Hilangnya Nuarni Rakyat. Dengan pemilihan langsung rakyat atau pegawai negeri di daerah tidak jelas pembinaan. Ada pegawai dalam era otonomi yang karena dilibatkannya dalam sistem persoalan suksesi. Tidak sedikit pejabat esalon dua yang diangkat oleh bupati dan timnya memiliki latarbelakang yang sejalan

dengan jabatannya sebagai kepala dinas yang dipimpinnya. Tidak sedikit kepala sekolah yang diangkat oleh bupati dan timnya yang secara kepangkatan sangat tidak menenuhi syarat menduduki jabatan sebagai kepala sekolah dan diangkat menjadi kepala sekolah, banyak kepala sekolah yang diangkat jadi kepala sekolah yang syaratnya saja sebagai jabatan guru yang harus berpangkat minimal III/a telah diangkat menjadi menjadi kepala sekolah pada sisi lain kepala sekolah yang digantinya justru memenuhi syarat, tapi karena bukan tim sukses akhirnya di nonjobkan. Dengan demokrasi langsung selama ini dilangsungkan telah membawa rakyat terlibat secara langsung dalam persoalan korupsi di republik ini. Dengan ada system demokrasi langsung makin mendorong hilangnya semangat sipakatau diantara masyarakat, makin melahirkan tiori komplik baru dalam masyarakat, makin mendorongnya makin mahalnya demokrasi baik di lihat dari ekonomi maupun dari tata nilai Pancasila yang selama ini hidup sebagai tata nilai dalam masyakat kita, yang telah diakui keberadaan oleh bangsa lain didunia. Karena itu, selamatkan Pancasila dalam membangun demokrasi kita pada masa yang akan datang.

3 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. 27 September 2014 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=290:mengingat-lupa-terhadap-demokrasi-pancasila&catid=42:ebuletin&Itemid=215