mengelola teknologi informasi.docx

57
MENGELOLAH INFASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERUSAHAAN MULTI NASIONAL kelompok 1. Ahmad Muhajir : 1344390018 2. Lia Ristiyanti : 1344390048 3. Syaiful Rachman : 1344390021

Upload: basyim-habsyi

Post on 01-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

kelompok1. Ahmad Muhajir : 13443900182. Lia Ristiyanti : 13443900483. Syaiful Rachman : 1344390021

Page 2: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga

tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan

kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah IT

infastruktur management yang diamanatkan oleh dosen kami. kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan

umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang pengelolahan IT

Infastructure Management pada perusaan multinasional.

Jakarta, Oktober 2015

Kelompok

1

Page 3: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………...……………………………………………………………….

1

DAFTAR ISI …...…………………………………...…………………………………..

2

LATAR BELAKANG …...……………………………………………………………….

3

1. MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ......

……………………………………… 4

1.1 Bisnis Dan TI ……………………………………………...

…………… 4

1.2 Mengelola Teknologi Informasi

………………………………............................... 4

1.3 Perencanaan Bisnis/TI………………………………………………..

…………. 5

1.3.1 Arsitektur Teknologi Informasi

…………………………………………. 6

1.4 Mengelola Fungsi SI

………………………………………………………...… 7

1.4.1 Mengatur TI ………………………………………………..……….…

7

1.4.2 Mengelola Pengembangan Aplikasi

…………………………………. 8

1.4.3 Mengelola Aplikasi SI

…………………………………………………...8

1.4.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam TI

…………………………. 9

1.4.5 CIO dan Eksekutif TI Lainnya………………………..

………………….… 9

1.4.6 Manajemen Teknologi ………………………………………...

……….... 9

1.4.7 Mengelola Layanan Pemakai

……………………………………..….. 10

1.5 Kegagalan dalam Manajemen TI

………………………………………… 10

1.5.1 Keterlibatan dan Tata kelola Manajemen

…………………………10

2

Page 4: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

2. MENGELOLA TI GLOBAL …………..…………………………………………...…

11

2.1 Dimensi Internasional………………………………..

……………………...… 11

2.2 Manajemen TI Global

…………………………………………………….....… 11

2.3 Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi

…………………...……………. 12

2.4 Strategi Bisnis/TI Global ...

……………………………………...………... 13

2.5 Aplikasi Bisnis/TI Global ...

……………………………………………….. 13

2.6 Standar TI Global ...……………………………..

……………………….... 13

2.6.1 Internet sebagai Standar TI Global ………………………...

………. 13

2.7 Berbagai Isu Akses Data Global

…………………………………....…… 14

2.8 Perkembangan Sistem Global

…………………………………....…… 14

3. CONTOH PENGELOLAHAN IT INFASTRUCTURE PADA PERUSAHAAN

UNILEVER……………………………………………………………………………………

15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………...…………………………………..

39

LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi kala ini berkembang

dengan sangat pesat. Dalam lingkungan global, mau tidak mau kita harus terlibat dalam

majunya pengusaaan iptek yang mulai berpengaruh dalam seluruh bidang. Salah satunya

bidang bisnis seperti pada perusahaan multinasional.

3

Page 5: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Teknologi informasi adalah suatu terknologi yang digunakan untuk mengolah data,

termasuk memproses, mendpatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan infomasi yang berkualitas. Teknologi ini menggunakan

computer untuk mengolah data, serta jaringan untuk menghubungkan satu computer dan

computer laiinya sesuai dengan kebutuhan. Begitupun dengan teknologi telekomunikasi

digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Persaingan bisnis yang ketat dalam era global ini harus di dukung dengan teknologi

informasi yang baik. Teknologi infomasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam

meningkatkan efiensi dan efektifitas proses bisnis yang di jalankan. Penerapannya juga untuk

memenuhi kebutuhan waktu, tenaga serta biaya.

Teknologi Informasi juga menjadi salah satu komponen penting dalam keberhasilan

bisnis perusahaan. Akan tetapi, teknologi informasi juga merupakan sumber daya bisnis

penting yang harus dikelola dengan benar. Teknologi informasi memainkan peranan penting

dalam memastikan keberhasilan atau yang memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis

strategis perusahaan.

Berikut ini adalah pembahasan tentang pengelolaan IT Infastructure Management

pada perusahaan multinasional.

4

Page 6: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

1. MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASITeknologi informasi merupakan sumber daya bisnis penting yang harus dikelola

dengan benar karena teknologi informasi memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan atau memberikan kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis perusahaan. Berikut ini merupakan salah satu pendekatan terkenal untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan besar.

1.1 Bisnis dan TI

Pentingnya strategi dan operasi teknologi informasi dalam bisnis tidak

lagi diragukan. Seperti yang tampak dalam abad ke-21, banyak

perusahaan di seluruh dunia berkeinginan untuk mengelola dirinya sendiri

menjadi pembangkit daya (power-house) bisnis global melalui berbagai

investasi besar dalam e-business, e-commerce, dan usaha TI lainnya yang

global. Jadi, terdapat kebutuhan nyata bagi para manajer bisnis dan

praktisi bisnis untuk memahami bagaimana mengelola fungsi organisasi

yang penting ini.

1.2 Mengelola Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah komponen penting dalam keberhasilan

bisnis perusahaan. Akan tetapi, teknologi informasi juga merupakan

sumber daya bisnis penting yang harus dikelola dengan benar. Teknologi

informasi memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan

atau yang memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis

perusahaan. Oleh karena itu, mengelola sistem dan teknologi informasi

yang mendukung proses bisnis modern perusahaan adalah tantangan

besar untuk para manajer bisnis dan TI, serta praktisi bisnis. Ilustrasi salah

satu pendekatan untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan

besar dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Pendekatan manajerial

memiliki tiga komponen utama :

5

Page 7: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Gambar 1. Komponen utama dari manajemen teknologi informasi

Mengelola pengembangan dan implementasi bersama berbagai

strategi bisnis/TI. Dipimpin oleh CEO dan CIO (Chief Information

Officer), proposal dikembangkan oleh para manajer bisnis dan pakar TI

untuk menggunakan TI agar dapat mendukung prioritas strategis bisnis

perusahaan. Proses perencanaan bisnis/TI sesuai dengan tujuan bisnis

strategis TI. Proses tersebut juga meliputi evaluasi proyek bisnis/TI yang

diajukan.

Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan

teknologi bisnis/TI baru. Ini adalah tanggung jawab utama dari CIO

dan CTO (Chief Technology Officer). Area manajemen TI ini melibatkan

pengelolaan proses pengembangan sistem informasi dan

implementasinya, serta tanggung jawab penelitian ke dalam

penggunaan bisnis yang strategis atas teknologi informasi baru.

Mengelola organisasi TI dan infrastruktur TI. CIO dan para manajer

TI berbagi tanggung jawab untuk mengelola pekerjaan para pakar TI

yang biasanya diatur dalam berbagai tim proyek serta subunit

organisasi lainnya. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk

mengelola infrastruktur TI dari hardware, software, database, jaringan

telekomunikasi, dan sumber daya TI lainnya, yang harus diperoleh,

dioperasikan, dimonitor, dan dipelihara.

1.3 Perencanaan Bisnis/TI

Pada Gambar 2. mengilustrasikan proses perencanaan bisnis/TI, yang

berfokus pada penemuan pendekatan inovatif untuk memasukkan nilai

pelanggan perusahaan dan tujuan nilai bisnis perusahaan. Proses

6

Page 8: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

perencanaan ini mengarah pada pengembangan model strategi dan bisnis

untuk berbagai aplikasi, proses, produk, dan layanan baru. Kemudian

perusahaan dapat mengembangkan strategi TI dan arsitektur TI yang

mendukung pembangunan dan implementasi aplikasi bisnis mereka yang

baru saja direncanakan.

 

Gambar 2. Proses perencanaan bisnis/TI menekankan pada fokus nilai

pelanggan dan bisnis untuk mengembangkan strategi dan model bisnis,

serta arsitektur TI untuk aplikasi bisnis.

Baik CEO maupun CIO perusahaan harus mengelola pengembangan

strategi pelengkap dalam bisnis dan TI untuk memenuhi nilai pelanggan

dan visi nilai bisnis mereka. Prosesadaptasi bersama  ini diperlukan karena

teknologi informasi cepat berubah, tetapi merupakan komponen penting

dalam banyak usaha bisnis yang strategis. Proses perencanaan bisnis/TI

memiliki tiga kompenen utama :

Pengembangan strategi. Mengembangkan berbagai strategi bisnis

yang mendukung visi bisnis perusahaan. Contohnya, menggunakan

teknologi informasi untuk membuat sistem e-business inovatif yang

berfokus pada nilai pelanggan dan bisnis.

Manajemen sumber daya. Mengembangkan berbagai rencana

strategi untuk mengelola atau melakukan outsourcing atas sumber

daya TI perusahaan, termasuk personel SI, hardware, software, data,

dan sumber daya jaringan.

Arsitektur teknologi. Membuat pilihan TI strategis yang

mencerminkan artistektur teknologi informasi yang didesain

untukmendukung usaha bisnis/TI perusahaan.

7

Page 9: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

1.3.1 Arsitektur Teknologi Informasi

Arsitektur TI yang dibuat oleh proses perencanaan strategis bisnis/TI

adalah desain konseptual, atau cetak biru, yang meliputi komponen

utama berikut ini :

Platform teknologi. Internet, intranet, ekstranet, dan jaringan

lainnya, sistem komputer, software sistem, serta software

aplikasi perusahaan terintegrasi memberikan infrastruktur,

atau platform, untuk komputasi dan komunikasi yang

mendukung penggunaan strategis teknologi informasi bagi e-

business, e-commerce, dan aplikasi bisnis/TI lainnya.

Sumber daya data. Banyak jenis database operasional dan

khusus, termasuk gudang data dan database internet/intranet

yang menyimpan dan memberikan data serta informasi untuk

proses bisnis dan dukungan keputusan.

Arsitektur aplikasi. Aplikasi bisnis dari teknologi informasi

didesain sebagai arsitektur terintegrasi atau portofolio dari

sistem perusahaan yang mendukung usaha bisnis strategis,

serta proses lintas fungsi bisnis. Contohnya, arsitektur aplikasi

harus meliputi dukungan untuk ERP terintegrasi dan aplikasi

CRM.

Organisasi TI. Struktur organisasi dari fungsi SI dalam

perusahaan dan penyebaran para pakar SI didesain untuk

memenuhi strategi yang berubah dari bisnis. Bentuk dari

organisasi TI bergantung pada filosofi manajerial dan strategi

bisnis/TI yang dibentuk selama proses perencanaan strategis.

1.4 Mengelola Fungsi SI

Fungsi sistem informasi memiliki masalah kinerja dalam banyak organisasi. Manfaat yang

dijanjikan dalam teknologi informasi belum muncul dalam banyak kasus perusahaan. Penelitian

yang dilakukan oleh perusahaan memperlihatkan bahwa banyak perusahaan yang belum berhasil

mengelola penggunaan teknologi informasi

 

1.4.1 Mengatur TI

8

Page 10: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Pada awal-awal tahun komputasi, perkembangan komputer

mainframe besar dan jaringan serta terminal telekomunikasi

menyebabkan pemusatan (centralization)hardware, software,

database, dan pakar informasi di tingkat perusahaan dari suatu

organisasi. Selanjutnya, perkembangan minikomputer dan

mikrokomputer mempercepat tren penyusutan (downsizing), yang

mengkonfirmasikan pergerakan kembali

menujudesentralisasi (decentralization) oleh banyak perusahaan.

Jaringan klien/server yang terdistribusi di perusahaan, departemen,

kelompok kerja, dan tingkat tim menjadi kenyataan. Hal ini

mendorong pergeseran ahli database dan informasi ke beberapa

departemen, dan mendorong pembuatan pusat informasi untuk

mendukung komputasi oleh pemakai akhir dan kelompok kerja.

Akhir-akhir ini, trennya adalah membuat pengendalian yang

lebih terpusat di seluruh manajemen sumber daya TI perusahaan,

sementara masih tetap melayani kebutuhan strategis unit-unit

bisnisnya, terutama usaha e-business dan e-commerce mereka. Hal

ini menghasilkan pengembangan struktur hybrid dengan komponen

terpusat dan terdesentralisasi.

Beberapa perusahaan membentuk fungsi sistem informasinya

masuk ke dalamanak perusahaan SI yang menawarkan layanan SI

ke organisasi eksternal serta induk perusahaan mereka sendiri.

Perusahaan lainnya membuat atau memebentuk unit bisnis e-

commerce atau unit bisnis yang berkaitan dengan internet, atau

kelompok TI dalam perusahaan atau unit bisnis terpisah. Perusahaan

lainnya mengontrakkan keluar(outsourcing), yaitu mengalihkan

semua bagian dari operasi SI perusahaan ke kontraktor luar yang

disebut sebagai integrator system. Selain itu, beberapa perusahaan

melakukanoutsourcing untuk mendapatkan software dan mencari

dukungan ke application service provider (ASP), yang akan

menyediakan dan mendukung aplikasi bisnis dan software lainnya

melalui internet serta intranet ke semua terminal kerja karyawan

perushaan

9

Page 11: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

1.4.2 Mengelola Pengembangan Aplikasi  

Manajemen pengembangan aplikasi (application

development management) melibatkan pengelolaan berbagai

aktivitas seperti analisis dan desain sistem, pembuatan prototipe,

pemrograman aplikasi, manajemen proyek, jaminan kualitas, dan

pemeliharaan sistem untuk semua proyek pengembangan bisnis/TI

yang besar. Mengelola pengembangan aplikasi membutuhkan

pengelolaan berbagai aktivitas tim yang terdiri dari analis sistem,

pengembang software, dan pakar SI lainnya yang bekerja dalam

berbagai proyek pengembangan sistem informasi. Jadi, manajemen

proyek adalah kunci tanggung jawab manajemen TI apabila

menginginkan proyek bisnis/TI diselesaikan tepat waktu, dalam

batas anggaran mereka, serta memenuhi tujuan desainnya. Selain

itu, beberapa kelompok pengembang sistem telah membuat pusat

pengembangan yang diisi dengan pakar SI. Peran mereka adalah

untuk mengevaluasi berbagai alat pengembangan aplikasi baru dan

membantu para pakar SI untuk menggunakannya agar dapat

meningkatkan usaha perkembangan aplikasi mereka.

1.4.3 Mengelola Aplikasi SI

Manajemen operasi SI (IS operations management) berkaitan

dengan penggunaan sumber daya hardware, software, jaringan dan

sumber daya manusia dalam perusahaan atau pusat data (data

centers) unit bisnis (pusat komputer) dari sebuah organisasi.

Aktivitas operasional yang harus dikelola meliputi operasi sistem

komputer, manajemen jaringan, pengendalian produksi, dan

dukungan produksi.

Sebagian besar aktivitas manajemen diotomatisasi melalui

penggunaan paket software untuk manajemen kinerja sistem

komputer. Pemonitor kerja sistem (system performance monitor)

ini memonitor pemrosesan pekerjaan komputer, memebantu

mengembangkan jadwal terencana operasi komputer yang dapat

mengoptimalkan kinerja sistem komputer, serta menghasilkan

statistik terinci yang tidak ternilai harganya untuk perencanaan dan

pengendalian kapasitas komputer yang efektif.

Pemonitor kinerja sistem juga memasok informasi yang

dibutuhkan oleh sistem pembebanan kembali (chargeback

system) yang mengalokasikan biaya ke para pemakai berdasarkan

10

Page 12: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

pada layanan informasi yang diberikan. Semua biaya yang timbul

dicatat, dilaporkan, dialokasikan, dan dibebankan kembali ke unit

bisnis tertentu yang merupakan pemakai akhir, tergantung pada

penggunaan mereka atas sumber daya sistem tersebut.

Banyak pemonitor kinerja juga memiliki

kemampuan pengendalian proses (process control). Paket

software semacam itu tidak hanya memonitor tetapi juga secara

otomatis mengendalikan operasi komputer di pusat data yang besar.

Beberapa menggunakan modul sistem pakar (expert system)

bawaan yang didasarkan pada pengetahuan yang dikumpulkan dari

para pakar dalam operasi sistem komputer serta sistem operasi

teretentu.

Pemonitor kinerja ini memebrikan operasi komputer yang lebih

efisien daripada sistem yang dioperasikan oleh manusia. Mereka

juga memungkinkan pusat data yang “berjalan” di beberapa

perusahaan, tempat sistem komputer dioperasikan secara otomatis,

khususnya setelah jam kerja normal.

1.4.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam TI

Keberhasilan atau kegagalan dari organisasi layanan informasi

terutama terletak pada kualitas orang-orangnya. Banyak perusahaan

yang menggunakan computer merekrut, melatih, dan melatih

kembali persobel SI yang berkualifikasi sebagai salah satu tantangan

mereka. Mengelola fungsi layanan informasi melibatkan manajemen

dari personel manajerial, teknis, dan administratif. Salah satu

pekerjaan yang paling penting dari para manajer layanan informasi

adalah untuk merekrut personel yang berkualifikasi dan untuk

mengembangkan,mengatur, serta mengarahkan kemampuan kinerja

yang ada saat ini. Para karyawan harus secara terus-menerus dilatih

untuk dapat mengejar perkembangan terakhir dalam bidang yang

bergerak cepat dan sangat berbau teknis.

1.4.5 CIO dan Eksekutif TI Lainnya

Direktur TI  (Chief Information Officer – CIO) mengawasi

semua penggunaan teknologi informasi dalam banyak perusahaan,

dan menyesuaikannya dengan tujuan strategis bisnis. Jadi, semua

layanan komputer tradisional, teknologi internet, layanan jaringan

telekomunikasi, dan teknologi SI lainnya yang mendukung jasa

11

Page 13: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

adalah tanggung jawab CIO. Selain itu, CIO tidak mengarahkan

aktivitas layanan informasi rutin. Sebagai gantinya, CIO

berkonsentrasi pada perencanaan dan strategi bisnis/TI. Mereka juga

bekerja denga CEO dan para eksekutif puncak lainnya untuk

mengembangkan penggunaan yang strategis atas teknologi

informasi dalam e-business dan e-commerce yang membantu

membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam pasar.

1.4.6 Manajemen Teknologi

Perubahan dalam teknologi informasi, seperti kebangkitan PC,

jaringan klien/server, dan internet serta intranet, telah datang secara

cepat dan secara dramatis, serta diperkirakan akan berlanjut di

masa mendatang. Perkembangan dalam teknologi sistem informasi

telah, dan akan terus memiliki dampak besar atas operasi, biaya,

lingkungan kerja manajemen, dan posisi bersaing banyak organisasi.

Jadi, semua teknologi informasi harus dikelola

sebagai platform teknologi karena melakukan integrasi secara

internal berfokus pada atau secara eksternal menghadapi berbagai

aplikasi bisnis. Di banyak perusahaan, manajemen teknologi

merupakan tanggung jawab utama dari Chief Technology

Officer (CTO), yang bertanggung jawab atas semua perencanaan

dan penggunaan teknologi informasi.

1.4.7 Mengelola Layanan Pemakai

Banyak perusahaan telah merespons dengan membuat fungsi-

fungsi layanan pemakai (user service), atau layanan klien, untuk

mendukung serta mengelola komputasi pemakai akhir dan kelompok

kerja. Layanan pemakai akhir memberi baik peluang maupun

masalah bagi para manajer unit bisnis.

Kebanyakan organisasi masih membuat dan menegakkan

kebijakan untuk perolehanhardware serta software oleh para

pemakai akhir dan unit bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian

mereka dengan standar perusahaan untuk hardware, software, dan

konektivitas jaringan. Hal lain yang juga penting adalah

pengembangan aplikasi dengan keamanan dan pengendalian

kualitas yang memadai untuk menyebarkan kinerja yang benar dan

menjaga integritas jaringan serta database perusahaan dan

departemen.

12

Page 14: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

1.5 Kegagalan dalam Manajemen TI

Mengelola teknologi informasi bukanlah tugas yang mudah. Fungsi

sistem informasi memiliki masalah kinerja dalam banyak organisasi.

Manfaat yang dijanjikan dalam teknologi informasi belum muncul dalam

banyak kasus perusahaan. Dalam banyak organisasi, teknologi informasi

tidak digunakan secara efektif dan efisien. Contohnya :

Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh berbagai

perusahaan yang menggunakan TI terutama untuk

mengkomputerisasikan proses bisnis tradisional dan bukannya untuk

mengembangkan proses e-business yang inovatif dengan melibatkan

pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya, e-commerce, serta

pendukung keputusan yang dijalankan melalui Web.

Teknologi informasi tidak digunakan secara efisien oleh sistem

informasi yang memebri waktu respons yang lama dan sering kali

nanti, atau pakar dan konsultan SI yang mengelola berbagai proyek

pengembangan aplikasi dengan tidak benar.

1.5.1 Keterlibatan dan Tata Kelola Manajemen

Keterlibatan tingkat manajerial dan pemakai

akhir (management and end user involvement) yang ekstensif

dan berarti, adalah bahan utama dari kinerja sistem informasi

yang berkualitas tinggi. Melibatkan para manajer bisnis dalam

keterbukaan dari fungsi SI dan praktisi bisnis dalam

pengembangan aplikasi SI, seharusnya akan membentuk respons

dari manajemen atas berbagai tantangan dalam meningkatkan

nilai bisnis teknologi informasi.

Melibatkan para manajer dalam manajemen TI (dari CEO

hingga para manajer unit bisnis) membutuhkan

pengembangan struktur tata kelola (governance structures) –

seperti dewan eksekutif dan komite pelaksana – yang mendorong

keterlibatan aktif mereka dalam perencanaan dan pengendalian

penggunaan bisnis TI. Jadi, banyak organisasi memiliki kebijakan

yang mensyaratkan para manajer terlibat dalam keputusan TI

yang dapat mempengaruhi unit bisnis mereka. Hal ini membantu

para manajer untuk menghindari masalah kinerja SI dalam unit

bisnis dan proyek pengembangan mereka. Melalui tingkat

13

Page 15: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

keterlibatan yang tinggi ini, para manajer dapat meningkatkan

nilai bisnis strategis dari teknologi informasi.

2. MENGELOLA TI GLOBAL

Entah perusahaan berlokasi di Berlin atau Bombay, Kuala Lumpur atau

Kansas, San Fransisco atau Seoul, perusahaan di seluruh dunia

mengembangkan berbagai model baru untuk beroperasi secara kompetitif

dalam ekonomi digital. Model-model ini terstruktur, tetapi lincah; global

tetapi lokal, dan berfokus untuk memaksimalkan pengembalian yang

disesuaikan dengan resiko dari aset pengetahuan maupun teknologi.

 

2.1 Dimensi Internasional

Dimensi internasional telah menjadi bagian penting dalam

mengelola perusahaan di ekonomi global yang saling berhubungan dan

pasar saat ini. Entah seorang manajer dalam perusahaan besar atau

pemilik usaha kecil, akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis

internasional, dan berhubungan dalam cara tertentu dengan berbagai

orang, produk, atau jasa yang asalnya bukan dari negara asal.

2.2 Manajemen TI Global

Pada Gambar. 3 mengilustrasikan berbagai dimensi dasar dari

pekerjaan mengelola teknologi informasi global. Semua aktivitas global

harus disesuaikan untuk memperhitungkan tantangan budaya, politik,

dan geoekonomi yang ada dalam masyarakat bisnis internasional.

Mengembangkan strategi bisnis dan TI yang tepat untuk pasar global

harus merupakan langkah awal dalam manajemen teknologi

informasi global (global information technology management). Pemakai

akhir dan para manajer SI dapat berpindah ke pengembangan portofolio

aplikasi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung strategi

bisnis/TI; hardware, software, dan standar teknologi

berbasis internet untuk mendukung berbagai aplikasi; metode

manajemen sumber daya data untuk menyediakan database yang

dibutuhkan; serta akhirnya proyek pengembangan sistem yang akan

menghasilkan sistem informasi global yang diminta.

14

Page 16: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

           

Gambar 3. Dimensi-dimensi utama manajemen teknologi e-business global

2.3 Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi

Terdapat banyak kenyataan budaya, politik, dan geoekonomi

(geografis dan ekonomi) yang harus dihadapi agar dapat berhasil dalam

pasar global. Manajemen teknologi informasi global harus berfokus pada

pengembangan strategi teknologi informasi bisnis global dan mengelola

portofolio apliaksi e-business global, teknologi internet, standar,

database, dan proyek pengembangan sistem. Akan tetapi para manajer

juga harus mencapai hal itu menggunakan perspektif dan metode yang

memperhitungkan perbedaan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada

ketika melakukan bisnis secara internasional.

Tantangan politik (political challenge) terbesar adalah banyaknya

negara mempunyai regulasi peraturan atau pelarangan transfer data

seperti data personel dari dan ke negaranya. Negara lainnya ada

yang melarang impor hardware dan software. Sedangkan negara

lainnya menetapkan undang-undang menyangkut local content,

pengenaan pajak yang tinggi, atau melarang impor hardware dan

software.

Tantangan geoekonomi (geoeconomics challenges) dalam bisnis

global dan TI merupakan pengaruh geografi terhadap realitas

ekonomi dari aktfitas bisnis internasional. Jauhnya jarak fisik yang

terlibat masih merupakan masalah utama, bahkan dalam era

telekomunikasi internet dan perjalanan dengan pesawat jet.

Misalnya, perbedaan kualitas, telepon, perbedaan zona waktu, dan

perbedaan biaya tenaga kerja. Semua tantangan geoekonomi ini

harus ditangani ketika mengembangkan strategi bisnis/TI global.

15

Page 17: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Tantangan budaya (cultural challenges) menghadapi bisnis global

adalah berbagai perbedaan dalam bahasa, agama, cultural interests,

adat, kebiasaaan, perilaku social dan filosofi politik. Tentu saja, para

manajer TI global harus dilatih dan menajamkan pemahaman atas

perbedaan budaya sebelum mereka dikirim ke luar negari atau

dibawa ke negara asal perusahaan. Tantangan budaya lainnya

meliputi berbagai perbedaan dalam gaya kerja dan hubungan bisnis.

2.4 Strategi Bisnis/TI Global

Banyak perusahaan bergeser menuju strategi lintas

negara (transnational strategies) yang mengintegrasikan aktivitas

bisnis/TI global melalui kerja sama dekat dan saling ketergantungan

antara anak perusahaan di seluruh dunia dengan kantor pusat

perusahaan. Bisnis bergeser menjauh dari (1) strategi multinasional

dengan anak perusahaan di luar negeri beroperasi secara mandiri; (2)

strategi internasional dengan anak perusahaan mandiri tetapi bergantung

pada kantor pusat untuk berbagi proses, produk, dan ide baru; atau (3)

strategi global, dengan operasi perusahaan di seluruh dunia dikelola

secara intensif oleh kantor pusat.

2.5 Aplikasi Bisnis/TI Global

Aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan global

bergantung pada strategi bisnis TI serta keahlian dan pengalamannya

dalam TI. Akan tetapi, aplikasi TI juga bergantung pada berbagai

jenis penggerak bisnis global (global business drivers), yaitu

permintaan bisnis yang disebabkan oleh sifat industry dan persaingan

atau tekanan lingkungannya. Skala ekonomi yang dihasilkan oleh operasi

bisnis secara global adalah penggerak bisnis lainnya yang membutuhkan

dukungan aplikasi TI global.

2.6 Standar TI Global

Manajemen atas standar teknologi (juga disebut sebagai

infrastruktur teknologi) adalah dimensi lain dari manajemen TI global –

yaitu, mengelola hardware, software, sumber daya data, jaringan

telekomunikasi, dan fasilitas komputasi yang mendukung operasi bisnis

global. Manajemen dari standar TI global bukan hanya secara teknis

rumit, tetapi juga memiliki implikasi besar atas politik dan budaya.

Mengelola jaringan komunikasi data internasional, termasuk internet,

16

Page 18: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, adalah tantangan utama TI

global.

Membuat fasilitas komputasi secara internasional adalah tantangan

global lainnya. Perusahaan dengan operasi bisnis global biasanya

membuat atau menyewa integrator sistem untuk pusat-pusat data

tambahan dalam anak-anak perusahaan di berbagai negara lain.

Berbagai perusahaan global berpaling pada penyedia jasa aplikasi atau

integrator sistem seperti EDS atau IBM untuk mengelola operasi di luar

negeri.

2.6.1 Internet sebagai Standar TI Global

Dalam beberapa tahun, internet, dengan ribuan jaringan

komputer dan database yang saling terhubung, menjadi standar

teknologi yang bebas dari halangan dan batas internasional yang

tradisional. Dengan menghubungkan bisnis ke infrastruktur

globalonline, berbagai perusahaan dapat memperluas pasar,

mengurangi biaya komunikasi dan distribusi, serta meningkatkan

margin laba tanpa pengeluaran besar biaya untuk fasilitas

telekomunikasi baru tersebut.

Internet bersama dengan teknologi intranet dan ekstranet

yang terkait, memebri saluran interaktif yang berbiaya rendah

untuk komunikasi dan pertukaran data dengan para karyawan,

pelanggan, pemasok, distributor, produsen, pengembang produk,

pendukung keuangan, penyedia informasi, dan lain-lainnya.

Bahkan, semua pihak yang terlibat dapat menggunakan internet

dan jaringan lainnya yang terkait untuk berkomunikasi dan bekerja

sama agar dapat membawa perusahaan mencapai keberhasilan.

2.7 Berbagai Isu Akses Data Global

Isu-isu akses data global (global data access) merupakan

hambatan teknologi dalam operasi bisnis global. Contoh utama adalah isu

tentang aliran data lintas negara(transborder data flow – TDF), yang

memungkinkan aliran data melintasi batas internasional mellaui jaringan

telekomunikasi sistem informasi global. Banyak negara memandang TDF

melanggar status kemerdekaan mereka, melanggar peraturan hokum

karena melindungi industry TI local dari persaingan, atau melanggar

peraturan tenaga kerja untuk melindungi pekerjaan lokal. Dalam banyak

kasus, isu bisnis aliran data yang tampaknya sensitif dari segi politik

17

Page 19: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

adalah yang memepengaruhi pergerakan keluar dari negara atas data

personal e-commerce serta aplikasi sumber daya manusia.

 

2.8 Perkembangan Sistem Global

Seringkali terdapat konflik antara kebutuhan sistem lokal dengan

sistem global dan kesulitan dalam menyepakati fitur umum sistem yang

dipakai bersama. Diperlukan antara lima sampai 10 kali lebih lama untuk

mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan sistem jika user dan

developernya datang dari berbagai negara.

Strategi untuk mengatasai masalah pengembangan sistem dalam TI

global adalah :

1. Mengubah aplikasi yang digunakan oleh kantor induk ke dalam

aplikasi global.

2. Membentuk tim pengembangan multinasional dengan orang-orang

penting dari beberapa anak perusahaan.

3. Pengembangan paralel, dimana masing-masing anak perusahaan

yang berbeda mengerjakan bagian dari sistem dan kantor induk

mengembangkan pada saat yang bersamaan.

4. Menunjuk center of execellence, dimana anak perusahaan tertentu

yang lebih berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.

3. CONTOH PENGELOLAHAN IT INFASTRUCTURE PADA PERUSAHAAN

UNILEVER

Tentang Unilever Indonesia

Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.

Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat

18

Page 20: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009, saham oerseroan menempati peringkat kketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.

Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 300 karyawan tersebar di seluruh nutrisi.

Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami.

Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 32.

Visi & strategia. Sebuah visi baru

Visi baru ini paham bahwa dunia sedang berubah. Populasi meningkat. Pendapatan meningkat di seluruh dunia diikuti dengan bertambahnya permintaan terhadap produk-produk  konsumen. Produk seperti milik Unilever bergantung pada  peningkatan sumber daya alam, baik itu bahan bakar ataupun bahan mentah lainnya. Di waktu yang bersamaan, perubahan iklim bukan hanya menjadi masalah untuk planet ini, tetapi juga melambangkan ancaman besar terhadap stabilitas ekonomi dan sosial.

Kami mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan perkembangan, maka kami harus mengurangi dampak keseluruhan terhadap lingkungan yang timbul dari usaha. Komitmen kami meliputi tidak hanya pabrik dan kantor melainkan juga dampak lingkungan dan hubungannya dengan sumber bahan mentah kami, melalui bagaimana cara para pelanggan menggunakan dan membuang produk kami.

b. Visi

Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.

19

Page 21: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain.Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.

Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.

STRATEGI PEMASARAN SEMUA PRODUK PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk. 

1. Kumpulan Data Seperti kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional yang

memproduksi barang konsumen memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

2.     Tujuan Pemasaran Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasikonsumen

1. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.2. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.3. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang

tinggi. 4. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan

dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

5. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat danlingkungan hidup.

3.     Strategi PT.UNILEVER tbk dalam memasarkan produk 

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER tbk memiliki strategi -strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

20

Page 22: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

2. DIFERENSIASI  PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

3.  BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

4. . MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukanTanya jawab kepadapara konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluhDalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui mediaelektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukanhanya

21

Page 23: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntunganyang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosialyang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan makaperusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaanjuga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosiyang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakanberbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever adalah salah satu cara promosiyang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah.Iklan  itu sendiri adalah  kandungan utama dari  manajemen  promosi yang menggunakan ruangmedia bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien dan praktisi periklananmemandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari bauran  promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR (PublicRelations), promosi penjualan, dan penjualan personal. Peranan merek produk juga sangatberperan penting, karena merek merupakan simbol dari sebuah produk yang dipasarkan.Bahkan dalam satu perusahaan terdapat berbagai macam merek yang  berbeda-beda.Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yangdilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan olehUnilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setiapengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapatmencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia. Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam mengembangkan idepemikiran, baik dalam cakupan nasional maupun internasional.Dalam hal ini khususnyaperusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand design mahakarya khususnya

pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan khususnya unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari parapesaing. Mutlak adanya selalu diadakan apa yang disebut denganinovation treatment dalamsetiap sesi langkah-langkah perusahaan.Oleh karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi perlu diadakan,jawabannya tentu saja iya, karena dalam beberapa aspek perusahaan salah satu tujuanpengembangan mutu perusahaan ialah dapat menyentuh seluruh lapisan konsumen dalam halini adalah sasaran global yang diadakan dan dibuat dari grand design tersebut, oleh karena itusebuah perusahaan unilever dapatfight dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupunpesaing-pesaing unggulan dalam  negeri.Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan

22

Page 24: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

keinginan konsumen, melakukan inovasi danaktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian daristrategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan  konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di berbagaimedia cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi kedepannya PT. Unilever Indonesia,Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citrabaik pada konsumennya, antara lain:branding, design, technical printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh  PT. Unilever.v

Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh PT.Unilever  yaitu:1. Periklanan

semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yangdibayar oleh suatu sponsor tertentu.

2. Promosi PenjualanBerbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginanmencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitasberbagai program untuk mempromosikan dan ataumelindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

4. Penjualan Secara Pribadiinteraksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untukmelakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan

5. Pemasaran Langsungpenggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubungnon personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkantanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnyaberbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosidirumuskan menjadi:

Advertising Consumer Sales Promotion Trade Promotion  and Co-Marketing Packaging. Point  Of  Purchase Personal Selling Public relations Brand Publicity Corporate Advertising The Internet Direct Marketing

23

Page 25: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Experiantial contact: Event, sponsorship Customer Service Word Of Mouth

Consumer market sales promotion techniques :

1. Kupon → Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat penguranganharga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.

2. Price-Off Deals → Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

3. Premium and Advertising Specialties → Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.

4. Contest and Sweeptakes → Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uangtunai, perjalanan, atau barang-barang karena membeli sesuatu.

5. Sampling and Trial Offers → Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberiancontoh produk).

6. Brand Placement →  Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar denganmemasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.

7. Rebates →  Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada tokopengecer.

8. Frequency → Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merkatau perusahaan yang sama.

9. Event Sponsorship → Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangatditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkatbersamaan dengan para penonton di acara.

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiapnegara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsiproduk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.Unilever telah membuka cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih dikenal oleh masyarakat indonesia dan bisa mendapat hati

24

Page 26: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

masyarakat Indonesia maka Unilever membuatproduk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi kecap Bango. Kecap merupakanmakanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap merupakan makanan yangkhas dari Indonesia.Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat Indonesia.Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih terkenalkarena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat mencerminkannegara Indonesia. Dengan model-model yang berasal dari Indonesia, ini akan lebihmembangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan mempunyaikeinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yangditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namunsetidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.

Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena walaupun promosiyang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas yang ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang sia-sia saja.

Macam-macam  Produk yang dikeluarkan Unilever

PT. Unilever Indonesia,Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuhmenjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di indonesia.Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux,Dove, Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango,

Taro dan masih banyak lagi.Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaannasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-brand nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat dalam.PackagingConsumer Branding Award 2005´ yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand IdentitySummit (IBS) bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun IndonesiaPackaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan merek produk perawatan rumah dan tubuh (home and Personal Care) yang tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream,ada blue band yang legendaries, Bango, Sari Wangi, Rpyco dan Walls. Masih ada sederetmerek produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengankehidupan kita.Bisa jadi Anda mempunyai kenangan khusus tak terlupakan dengan salah satu atau lebihproduk buatan PT.Unilever Indonesia Tbk ini. Benar, merek-merek yang disebutkan di atasmemang hanya sebagian kecil dari merek yang dikembangkan PT.Unilever Indonesia,Tbk.³Saat ini kami memiliki 33 merek dan beroperasi di 13 kategori sementara di seluruh dunia,Unilever

25

Page 27: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

memegang 400 brand,´ kata Presiden Direktur PT.Unilever Indonesia.Tbk, MauritsLalisang dalam sebuah wawancara khusus dengan SH di Graha Unilever Jakarta, sore pekanlalu.PT.Unilever Indonesia,Tbk merupakan anak perusahaan Unilever International yangberkantor pusat di dua kota yakni di London, Inggris dan Rotterdam Belanda. Sementara diIndonesia, Unilever berkantor pusat di Jakarta dan memiliki dua pabrik besar di Cikarang danRungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya utamanya memproduksi sabun sedangkan diCikarang memproduksi es krim, margarin, dan berbagai makanan ringan. Secara umumUnilever menjadi pemimpin pasar barang konsumer (consumer goods) di Indonesia. Namun,kondisinya tidak sama untuk setiap kategori produk dan wilayah pemasaran.Kini, Unilever Indonesia telah berusia lebih dari 70 tahun dengan komposisi kepemilikansaham, Mavibel (Maatschap voor Internationale Bellengginggen) B.V 85 persen dan publik 15 persen. Langit di Junjung Maurits mengungkapkan prinsip yang selalu dikedepankanUnilever dalam berbisnis.

Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Unilever pada dasarnya selalu mengikuti aturan yang berlaku dimana ia beroperasi,´ ujar Maurits. Itulah alasannya mengapa Unilever Indonesia memutuskan menjadi perusahaan terbuka.

Menjadi perusahaan terbuka berarti pembayaran pajak lebih jelas dan transparan karena diaudit oleh lembaga yang berkompeten. Sebagai konsekuensinya, masyarakat bisa ikut memiliki saham Unilever Indonesia. Di Cina, Unilever menggandeng partner lokal karena pemerintah Cina mengharuskan seperti itu sementara di Thailand, Unilever Internationa lmenguasai saham sepenuhnya.Dalam enam tahun terakhir, penjualan Unilever di Indonesia bertumbuh dua digit atau diatas 10 persen. Omset penjualan untuk tahun 2004 mencapai US$1 miliar.Tahun 2005 ini, saya perkirakan pertumbuhan penjualan akan meningkat signifikan dan tetap berada di atas dua digit,´ ujar Maurits optimistis.Transisi Tahun 2004 merupakan tahun transisi bagi Unilever Indonesia. Mengapa demikian, karena kepemimpinan kembali berada tangan orang Indonesia asli setelah bertahun-tahun dipimpin oleh orang asing. Tahun lalu, Nihal Kaviratne dari India menyerahkan tongkat estafetnya kepada Maurits Lalisang yang sebelumnya menjabat.

Direktur Corporate Relations.Maurits memang bukan orang lokal pertama yang menjadi presiden direktur tetapi orang ketiga setelah Yamani Hasan (1980an) dan Sri Urip (1990an). Saat ini, tinggal dua orangasing yang menduduki jabatan direksi.Potensi

Tak Kalah Menurut pandangan Maurits, potensi orang lokal sebenarnya tidak kalah dengan orang asing. “Saya merangsang anak-anak pergi ke luar negeri sehingga bisamemperkaya pengalaman dan pengetahuan,´ paparnya. Sampai saat ini Unilever Indonesiatelah mengirimkan 18 karyawannya ke luar negeri ada yang ke London, Thailand. Rotterdam,Shang Hai (Cina) dan Itali.Salah satu kendala yang dihadapi yakni banyak orang Indonesia yang enggan ke luar negerikarena merasa sudah enak berada di Indonesia.Terobosan yang dilakukan Maurits antara lainmengirim ke luar

26

Page 28: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

negeri untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa bekerja padabudaya dan lingkungan kerja yang berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever ada pada kualitassumber daya manusia.Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti manufaktur, pemasaran dan litbang (penelitian dan pengembangan). Saat ini tenagakerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung.

Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orangmemiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.PangsaTerbesar Indonesia saat ini menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah India, mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. ³Indonesia dilihat sebagai permata dari timur oleh Unilever pusat karena pangsa pasarnya memang sangat besar,´ kata Maurits. Bahkandua orang yang menduduki CEO Unilever di kantor pusat pernah bekerja di Indonesia.Memang saat ini persaingan di industri barang konsumer sangat ketat baik dari pemain lokalmaupun pemain domestik. Pesaing dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal sepertiWings. Namun Maurits menganggap positif yang namanya persaingan karena akanmenimbulkan inovasi dan tidak menyebabkan monopoli di pasar.Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan adalah maraknya pemalsuan danpenyelundupan. Banyak produk palsu dan selundupan dari Cina sehingga membuat Unilever tidak kompetitif. “Karenanya pemerintah perlu menegakkan aturan main yang jelas karena dalam bisnis yang penting adalah adanya kepastian usaha dan kepastian hukum,´ katanya.Pemerintah harus berani menindak tegas terhadap barang-barang palsu dan selundupan dariCina yang menggangu industri secara umum.Perlindungan hak cipta perlu dilakukan karena dibutuhkan biaya besar dalam riset danpengembangan serta biaya iklan. ³Hal ini sering membuat kita sebagai pelaku usaha frustasikarena pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,´ ucap Maurits.Di samping itu, Mauritsberpendapat pemerintah perlu membuat infrastruktur yang memadai berupa jalan sehinggapemasaran produk dapat menjangkau ke seluruh wilayah dengan biaya murah.Hal ini juga sebagai kompensasi rencana penghapusan subsidi BBM di sektor industri.

Terkait dengan penghapusan subsidi BBM bagi industri, Unilever kini menggantipenggunaan solar ke gas untuk pabriknya di Cikarang. Sayang, pasokan gas dari Pertaminatidak konsisten. Jika berniat mengurangi konsumsi minyak bumi maka penyediaan gas harusdilakukan pemerintah. Organik Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhanoraganik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya.Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisiteh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto,Trisol, Whipol) tahun 1998,

27

Page 29: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Mauritsmenekankan, Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuanganinternal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukanjika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada.Maurits menekankan, Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi danmemasarkan barang-barang konsumer.³Unilever tidak akan berniat menguasai industri dari hulu sampai hilir meskipun memilikikemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih diharapkan,´ katanya. Hal inidibuktikan dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara sepertiSingapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Walls dan teh SariWangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini.Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai enam persen dari omset penjualan.

Proses pembuatan brand UnileverPada tahun 1990, Unilever memasukkan faktor kesinambungan ke dalam srategi kami secara formal. Kemudian, pada tahun 2005, kami mulai membuat agenda pada produk brand dengan proses yang dinamakan Brand Imprint. Sejak saat itu, Brand Imprints telah disesuaikan ke dalam semua kategori produk kami. Saat ini, pemikiran sosial dan lingkungan digabungkan dalam rencana inovasi dan pengembangan sejumlah brand utama kami.Pada saat yang sama, kami juga mengembangkan pendekatan kami pada corporate branding. Kami mulai memikirkan cara untuk membuat komitmen perusahaan Unilever dan menciptakan  aktivitas agar lebih terlihat dan cocok dengan para konsumen kami. Dengan brand produk individu yang mengambil posisi kuat dalam isu sosial dan lingkungan, para konsumen akan melihat brand perusahaan pada nilai dan pendekatannya. Brand produk hanya dapat dikomunikasikan dengan efektif dan memiliki kredibilitas pada isu ini jika memiliki dasar yang kuat dalam pendekatan dan komitmen perusahaan secara keseluruhan. Ini mengarah pada pengembangan visi baru kami.

Melibatkan konsumen

Penelitian kami menunjukkan para pelanggan tidak hanya ingin diyakinkan bahwa produk yang mereka beli diproduksi sesuai etika dan berkesinambungan, mereka juga ingin memilih brand yang baik bagi diri mereka dan juga orang lain. Namun, mereka juga memberi tahu kami bahwa mereka tidak merasa cukup mampu membuat perbedaan akibat tantangan yang terlampau besar dan efek tindakan perorangan yang terlalu kecil.Kami percaya bahwa kami telah berada di tempat dimana kami dapat membantu orang-orang memahami bagaimana mereka memilih brand dan dengan melakukan tindakan kecil, apabila ditambahkan dengan tindakan yang dilakukan orang lain, dapat membuat sebuah perbedaan besar di seluruh dunia.

28

Page 30: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Sebagai contoh, brand deterjen Unilever digunakan dalam 125 miliar pencucian setiap tahunnya. Itu sama artinya dengan 14 juta pencucian setiap jam. Setiap saat, konsumen Unilever melakukan pencucian dengan suhu rendah atau dengan pengisian penuh, pengurangan energi, CO2 dan air memiliki jumlah kumulatif yang besar.Dengan konsumen yang menggunakan sekitar 70% dari gas rumah kaca, ajakan kepada para pelanggan melalui inisiatif seperti Cleaner Planet Planakan menjadi kunci utama dalam mencapai visi kami.

Meneliti dampak di setiap rantai nilai

Komitmen Unilever mengurangi dampak lingkungan meluas pada rantai nilai – contohnya, dari pemilihan sumber daya bahan mentah untuk produksi dan distribusi Unilever kepada para konsumen sampai akhirnya pembuangan sisa kemasan.

Di tahun 2008, Unilever mengembangkan sebuah metrik bagi empat area prioritas yang terkena dampak lingkungan pada rangkaian nilai Unilever:

emisi gas rumah kaca (GHG)

1. Air2. Sampah3. sumber daya yang terpelihara

Metrik ini didesain untuk mengukur dampak produk Unilever ketika digunakan oleh para konsumen, seperti ukuran gram gas rumah kaca pada setiap penggunaannya. Selama tahun 2009, sekitar 1.500 produk diteliti untuk menambah pemahaman Unilever mengenai air, sampah dan dampak GHG pada 14 pasar terbesar Unilever.

Pada tahun 2009, Unilever juga mulai mengembangkan metrik yang meliputi dampak sosial. Bagi brand  Unilever yang mengemban misi sosial, ukuran ini memberi keuntungan lebih bagi masyarakat. Pada tahun 2010, Lifebuoy menjadi brandpertama untuk mengukur percobaan baru, yang membantu melacak dampak dari program Lifebuoy mengenai kebiasaan mencuci tangan selama lebih dari lima tahun.Perkembangan dari metrik ini akan memudahkan Unilever dalam meninjau keberhasilan portfolio Unilever dan memungkinkan Unilever untuk menunjukkan kepada para konsumen bagaimana tindakan kecil dan tindakan individu dapat memberi perbedaan yang besar.

Bekerja untuk orang lain

Unilever tidak mempunyai semua jawaban terhadap tantangan dan dilema yang dihadapi usaha kami saat ini. Banyak isu kesinambungan yang hanya dapat ditanggulangi dengan kolaborasi dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait. Jika kami hendak mewujudkan visi, kami harus bekerja sama dalam kemitraan. Para mitra kami membagi keahlian mereka, baik dalam isu-isu tertentu maupun jaringan pelaksanaan program di lapangan. Kami menggabungkan hal ini dengan pengalaman kami sendiri, keahlian pemasaran dan pengaruh komersial.

29

Page 31: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Beberapa dari rekan kerja kami berupa hubungan jangka panjang formal dengan organisasi global terkenal; lainnya adalah kelompok informal dalam industri, LSM, pemerintahan dan lembaga PBB. Salah satu contohnya adalah pekerjaan di mana kami mempromosikan minyak kelapa yang berkelanjutan melalui koalisi usaha dan LSM, termasuk Greenpeace, Oxfam dan WWF.

Hubungan kerjasama global

Mitra global utama kami adalah dengan:

1. World Food Programmedari PBB: memberi makanan pada anak-anak yang kelaparan dan meningkatkan nutrisi mereka

2. World Heart Federation: mempromosikan kesehatan hati3. Global Alliance for Improved Nutrition: membuat pendekatan baru

mengenai fortifikasi makanan sampai menangani kekurangan gizi4. FDI World Dental Federation: meningkatkan kesehatan mulut5. Global Public-Private Partnershipfor Handwashing with Soap:

menyelamatkan hidup anak-anak dengan mengenalkan cara mencuci tangan dengan sabun.

UN Global CompactUnilever juga berpartisipasi pada Global Compactyang digagas

PBB dan berkomitmen untuk hidup dengan sepuluh prinsip Compactmengenai hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan dan anti korupsi pada operasional usaha setiap hari.

Kode Etik Prinsip Usahakami sudah lama mencerminkan tujuan Compact. Kami menyediakan informasi tahunan dalam Global Compact Communicationon Progressyang menjelaskan cara kami mengimplementasikan prinsip tersebut dalam usaha kami.

Perkembangan komitmen Unilever

Komitmen kami – dan perkembangan yang kami capai terkait hal-hal tersebut pada tahun 2009 – dapat dilihat melalui tabel di bawah ini..

Isu Topik Komitmen kami

Perkembangan di tahun 2009

Kesehatan dan keamanan

Nutrisi Melakukan evaluasi secara rutin mengenai portfolio produk

Portfolio makanan kami tetap berada dalam pantauanrutin. 44% dari

30

Page 32: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

makanan kami melalui Program Peningkatan Nutrisi

produk kami sejalan dengan standar internasional mengenai kandungansaturated dan trans fatpada gula dan garam

Membimbing para konsumen untuk mendukung rekomendasi World Health Organizationmengenai penggunaan 5 gram garam per hari dengan mengurangi level garam dalam produk kami. Tujuan kami adalah mencapai 6 gram per hari pada tahun 2010 dan 5 gram pada tahun 2015.

76% dari portfolio kami telah memenuhi standar pada tahun 2010 yang membantu para konsument mengurangi 6 gram per hari

Tampilan persentase dari Guideline Daily Amounts (GDA)mengenai lima nutrisi utama dalam satu kemasan

Telah mencapai lebih dari 90% produk yang berkualitas; rencana implementasi ditempatkan sebagai penyeimbang

31

Page 33: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

produk dijual di Eropa sebagai bagian dari inisiatif amal CIAA.

Menjangkau 100 juta orang pada tahun 2009–2020 melalui alat pengukur online Heart Age

Sekitar 1,5 juta orang mengikuti uji Heart Age

Memberikan bekal sekolah pada 100.0000 anak-anak di tahun 2009 melalui kerjasama kami dengan World Food Programmedari PBB

Memberikan hampir 17 juta bekal sekolah pada 80.000 anak-anak

Kebersihan dan keamanan

Mengubah perilaku satu miliar orang terhadap kebersihan pada tahun 2009–2015 melalui Lifebuoy dan program kemitraan lainnya

Lifebuoy menjangkau jutaan orang di 23 negara melaluiGlobal Handwashing Day 2009. Program pendidikan kebersihan yang lengkap dilaksanakan di Indonesia, Pakistan, Srilangka dan

32

Page 34: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Vietnam

Sejalan dengan aktivitas kerjasama dengan FDI World Dental Federationyang berfokus pada kampanye sikat gigi setiap pagi dan malam

Meluncurkan kampanyeBrush Day and Nightdengan FDI World Dental Federation

Menjangkau lima juta orang muda pada tahun 2005–2010 dengan materi kepercayaan dirimelalui Dove's Self-Esteem Fund

Menjangkau sekitar 1,3 juta orang dengan program pendidikan, dengan total keseluruhan menjadi 4,8 juta

Kehidupan bersinambungan 

Perkembangan usaha

Mengurangi dampak lingkungan secara menyeluruh sambil mengembangkan usaha kami

Menguji dampak gas rumah kaca, air dan sampah dari 1.500 produk

Sumber yang berkesinambungan

Mengambil sumber teh untuk kantong the Lipton dan PG di Eropa

Sekitar 80% dari Lipton Yellow Label dan pucuk teh PG terjual di Eropa Barat

33

Page 35: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Barat  dari pertanianRainforest Alliance Certified™ di tahun 2010. Pembelian semua teh untuk kantong the Lipton kami berasal dari sumber yang berkelanjutan pada tahun 2015

berasal dari pertanianRainforest Alliance Certified™.

Secara global, sekitar 15% dari teh kami berasal dari pertanian Rainforest Alliance Certified™

Membeli semua minyak kelapa berasal dari sumber yang berkesinambungan pada tahun 2015

Pembelian 185.000 ton minyak kelapa yang berkesinambungan melalui sertifikat GreenPalm meliputi 15% dari total pembelian kami

Mengambil sumber telur 100% bebas-kandang untuk:

         Produk Hellmann’s, Amora dan Calvé terjual di Eropa Barat pada tahun 2012

         Mayones

  

         Target Eropa Barat tercapai pada akhir tahun 2009, satu langkah lebih maju dari jadwal

         Pengambilan sumberdaya dimulai pada tahun 2009 dalam persiapannya

34

Page 36: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Hellmann’s Light di Amerika Utara

         Es krim Ben & Jerry di Eropa pada tahun 2004 dan di Amerika Serikat pada tahun 2010

untuk diterapkan pada tahun 2010

         Target Eropa tercapai pada tahun 2004. sesuai rencana memenuhi target Amerika Serikat pada akhir tahun 2010

Uji kelayakan dari sumber Fairtrade untuk bahan es krim Ben & Jerry

Di awal tahun 2010, Ben & Jerry berkomitmen bahwa semua bahan akan menggunakan sertifikasiFairtrade di Eropa pada akhir tahun 2011 dan dunia pada tahun 2013

Pendingin

Pembelian lemari es krim baru yang menggunakan pendingin HC ramah-iklim yang dapat digunakan secara teknis dan praktis di manapun

Sekitar 430.000 lemari pendingin dibeli sejak tahun 2004

Perubaha Mengurangi Sekitar tahun

35

Page 37: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

n Iklim CO2 dari energi yang dihasilkan manufaktur kami sampai 25% pada tahun 2010 (diukur per ton produksi dibanding tahun 2004)

1995–2009, mencapai pengurangan sebesar 40% CO2 dari energi yang dihasilkan manufaktur. Sejalan untuk mencapai target 2012

Air Melanjutkan mengurangi penggunaan air pada operasional manufaktur kami per ton produksi

Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 65% pengurangan dalam penggunaan air

Limbah manufaktur

Melanjutkan mengurangi total limbah dari operasional manufaktur per ton produksi

Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 73% dalam mengurangi total limbah

Pengemasan

Menghapuskan penggunaan PVC untuk pengemasan kami, jika memungkinkan, pada tahun 2010

Mengenali teknologi yang membolehkan penghapus

Sejalan dengan pencapaian target 2010

Bekerja dengan parasupplier untuk mengenali solusi teknologi yang baru

36

Page 38: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

an semua PVC pada akhir tahun 2012

Dampak ekonomi 

Hasil usaha

Tujuan jangka panjang untuk menjadi peringkat tiga teratas pada referensi grup dari 21 perusahaan produk konsumen dengan total pemasukan investasi pemegang saham per tiga tahunan.

Target yang tercapai dari tiga teratas: peringkat ke 5 dari 21

Petani Kecil

Menggali kesempatan untuk meningkatkan sumber dari petani kecil untuk memastikan keamanan persediaan

         10.500 petani sekarang terlibat dalam proyekallanblackia di Afrika

        38.000 petani kecil memperoleh sertifikatRainforest Alliance di Kenya sekitar tahun 2007-2009

37

Page 39: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Tata kelola

Struktur manajemen

o Komitmen kami dalam perkembangan yang berkesinambungan 

dimasukkan dalam agenda bisnis melalui visi baru kami. Struktur

manajemen untuk membantu kami memenuhI

o komitmen diintegrasikan ke dalam kerangka organisasi kami:

Dan tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh

anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah

Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab

pada kepemimpinan operasional dalam usaha

pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada

empat kategori produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain

rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan

pribadi dan perawatan rumah tangga

Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area:

Amerika; Eropa Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.

Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan

Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan  kami

(CRISP). Tim ini terdiri dari pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu

secara teratur dan dipimpin oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi

Banga

Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung

oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan

Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat

pengarahan dari Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) –

sebuah grup yang terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab

perusahaan dan kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik

mengenai strategi perkembangan kami.

Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan

kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung

Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan

Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)

dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta

Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.

38

Page 40: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam

pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup

Kemitraan Kesehatan Global  dan Grup Pengelola Pertanian

Berkesinambungan. Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya

dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan.

a. Pengawasan independen: Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan   

Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif – komite pertanggung-jawaban dan reputasi perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan bahwa kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung jawab dan bahwa reputasi Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan baik.

Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang independen.

1. Brittan (Pemimpin)2. Nyasulu3. Murthy, dan4. Fresco.

Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.

b. Pengawasan independen: Komite Audit

Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit adalah mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam hal manajemen resiko dan kontrol, juga prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen resiko

c. Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan

Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional usaha, yaitu para eksekutif Unilever.

d. Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)

Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab pada pengaturan laba dan rugi dan mengantarkan

39

Page 41: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

pada perkembangan.Dalam hal kesinambungan, ini juga didukung oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) (sebelumnya adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan).Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan dengan bisnis kami dan memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan kerjasama global kami.

CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan pribadi, tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum.

e. Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever

Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – lima orang spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan. Mereka membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam mengarahkan dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.

Mereka adalah:

1. Esty – Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS2. Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and

Environmental Affairs (IPEA), Cina3. Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India4. Porritt – Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris5. Ruge – Director General dari Mexican government's Centre for

Education and Training for Sustainable Development.

Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari Unilever Executive, Vindi Banga.

f. Masukan para ahli: Pusat Keamanan & Jaminan Lingkungan Hidup (SEAC)

Tugas SEAC adalah menyediakan bukti dan pengarahan ilmiah yang independen sehingga Unilever dapat mengidentifikasi dan mengatur:

Resiko bagi para pelanggan, pekerja dan lingkungan sehubungan dengan keamanan produk dan teknologi supply chainlingkungan, sehubungan dengan pemeliharaan brand Unilever, produk

dan supply chain.

g. Input para ahli: Grup Kemitraan Kesehatan Global

Grup Kemitraan Kesehatan Global kami berhubungan dengan brand Unilever dan ahli dalam organisasi kesehatan global. Tugasnya adalah mengembangkan dan mengimplementasikan nutrisi

40

Page 42: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

yang sinambung dan solusi kebersihan, dengan tujuan menciptakan nilai bagi masyarakat dan usaha kami.

h. Input para ahli: Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan

Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan terdiri dari staf Unilever dari seluruh dunia yang bertanggung jawab mengatur Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan. Tujuannya untuk mempromosikan supply chains yang terpelihara, fokus pada masa jangka panjang, akses yang terpelihara untuk panen utama Unilever. Profesor Jules Pretty dari University of Essex di Inggris bertindak sebagai penasihat utama bagi grup ini.Keuntungan grup ini adalah input dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan, yang terdiri dari para ahli eksternal dari organisasi non laba dan institut penelitian untuk sektor amal dan pendidikan akademi. Tugasnya adalah menyediakan nasihat dan penilaian yang independen untuk menguatkan pembuatan kebijakan dalam Unilever.

i. Program lainnya

Tim Dampak Lingkungan Hidup, Jaringan Penggalang Kesinambungan dan tim Pengelolaan Kemasan Berkesinambungan adalah tiga contoh nyata mengenai bagaimana suatu tim bekerja sama dalam menangani isu tertentu. Grup ini bekerja menguji jejak langkah Unilever, memformulasikan strategi, menyetujui kebijakan, bekerja dengan tim kategori dan brand untuk membuat tujuan yang spesifik dan mendukung tim dalam mengimplementasikan tujuan tersebut.Mereka juga mencari nasehat dari para ahli eksternal.

j. Tujuan Perusahaan

Pertama kali kami mengungkapkan Tujuan Perusahaan pada tahun 1996. Tujuan Perusahaan kami tidak membentuk sesuatu yang baru, tetapi lebih memperjelas mengenai apa yang kami yakini menjadi hal yang pokok dari perusahaan kami. Ini menggambarkan harapan mengenai Unilever nantinya sama halnya dengan menggambarkan nilai-nilai dan kepercayaan kami. Tujuan Perusahaan kami menggambarkan faktor-faktor yang kami percaya memberikan sumbangsih pada kesuksesan jangka panjang kami. Mereka juga menguatkan komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang berkesinambungan.

k. Kode Etik Prinsip Usaha

Tujuan Perusahaan kami menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan memerlukan: “standar tertinggi mengenai perilaku perusahaan terhadap setiap karyawan, masyarakat yang kami layani dan lingkungan yang memperoleh dampak dari kami”. Kode Etik Prinsip Usaha membentuk struktur berstandar dimana mereka bekerja. Kode ini  didukung oleh standar tambahan operasional dunia pada isu seperti keamanan karyawan dan produk.

41

Page 43: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Unilever mengevaluasi peraturan ini secara teratur untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dari lingkungan usaha dewasa ini. Revisi kode etik terakhir kami dilakukan pada tahun 2001 dan peraturan terbaru telah disebarkan di seluruh bagian usaha kami pada tahun 2002. Kode ini berupa dokumen pendek, tertulis dengan jelas, bahasa  yang sederhana, dan menyatakan prinsip-prinsip secara keseluruhan. Didesain agar mudah dibaca dan dipahami oleh semua karyawan kami. Hal ini dikarenakan kami percaya bahwa aturan seperti ini haruslah memiliki nilai praktis dalam bisnis sehari-hari kami. Kami mengharapkan setiap karyawan Unilever mengikuti semangat maupun aturan yang tertulis dari prinsip itu.

Tujuan & prinsip 

Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”

Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”

  Selalu bekerja dengan integritas

Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnisUnilever pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawabcorporate Unilever.

  Dampak Positif

Unilever bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brandkami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat..

  Menjalankan aspirasi kami

Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate. 

42

Page 44: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Laporan  Pendekatan kami

Kami berusaha memberikan laporan yang transparan dari perkembangan kami setiap tahun melalui onlineLaporan Perkembangan Berkesinambungan.Website kami selalui diperbarui sepanjang tahun dan berisikan data yang kaya – baik yang inti maupun yang detil – untuk memenuhi kebutuhan para konsumen maupun para ahli.

Kami juga menghasilkan dokumen ringkas yang dicetak–Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan – untuk mendukung laporan situs kami. Tinjauan ini menjelaskan bagaimana kami terus mengintegrasikan kesinambungan dalam bisnis dan brand kami dengan menjelaskan dampak bahan kami yang paling penting.Secara internasional, kami telah melaporkan hasil kerja lingkungan kami sejak tahun 1996, dan hasil sosial kami sejak tahun 2000.Beberapa dari perusahaan kami juga menghasilkan laporan kesinambungan seperti, Unilever di Brasilia dan Unilever di Srilangka.

  Laporan tahun 2009

Pada bulan Maret 2010, kami menerbitkan secara online Laporan Perkembangan Berkesinambungan 2009 dan Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009,'Menciptakan Masa Depan Lebih Baik Setiap Hari', bersamaan dengan Laporan Tahunan 2009.Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009 berfokus pada topik yang telah kami identifikasi sebagai bahan isu kami.Isinya meliputi:

         Bagaimana kami memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesehatan, nutrisi, kebersihan dan kesejahteraan

         Bagaimana kami menangani tantangan pemeliharaan yang kritis seperti sumber daya yang terpelihara, pendingin, perubahan iklim, air, limbah pabrik dan pengemasan

         Bagaimana kami menciptakan kekayaan dan memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ekonomi dalam masyarakat dimana kami beroperasi.Dalam laporan online kami mengenai Laporan Perkembangan Berkesinambungan 2009, kami membahas topik ini dengan lebih detil dan meliputi sejumlah isu kepedulian semua pihak terkait. Isinya meliputi aspek dari tanggung jawab perilaku bisnis, seperti bagaimana kami menanggapi kepedulian para konsumen, memperlakukan para karyawan dan pekerja kontrak sementara kami, bekerja sama dengan rekan kerja dengan para pelanggan dan supplier, serta turut mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat lokal di seluruh dunia.Laporan online kami diterbitkan pada akhir bulan Maret 2010 dengan data awal di tahun 2009 untuk CO2 dari energi, air dan total limbah – tiga kunci utama pengukur hasil eko-efisiensi kami, dan dua pengukur hasil kerja kami – kegagalan dan Total Tingkat Frekuensi yang Terekam. Laporan ini dipastikan

43

Page 45: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

selalui diperbarui dan data akhir 2009 untuk semua hasil kerja kami diukur pada bulan Mei. Lihat laporan jaminan independen yang disiapkan oleh Deloitte LLP untuk keterangan lebih lanjut...

  Menyampaikan isu bahan kami

Pemeliharaan sekarang ini adalah pusat dari strategi bisnis kami. Sumber daya yang berkesinambungan adalah kunci utama dari bahan mentah pertanian dan desain produk untuk sumber daya yang terbatas di dunia adalah hal penting untuk kelanjutan perkembangan bisnis dan kesuksesan kami. Kami memasukkan isu manajemen sinambung dalam fungsi utama bisnis seperti manajemen penyediaan, manajemen kategori dan pemasaran.

Aktivitas dan laporan kami berfokus pada materi isu kami yang sangat penting.Kami mendefinisikan materi isu sebagai berikut:

  dimana sebuah isu terkait dengan bisnis, portfoliobrand dan geografi kami

  dari pengaruh Unilever terhadap isu  yang potensial terhadap operasional kami, sumber daya dan para

pelanggan  sebuah isu bagi semua pihak yang terkait.

Hal ini memungkinkan kami mengembangkan strategi yang tepat dan kebijakan berdasarkan  penelusuran kami terhadap kecenderungan masa kini dan yang baru muncul. .

  Inklusivitas dan tanggapan

Untuk memastikan ‘inklusivitas’ kami mengambil sejumlah dampak terhadap masyarakat dan kepedulian pihak-pihak terkait. Untuk melakukannya, ini memerlukan pemetaan yang detail dan sesuai engan isu; melanjutkan masukan dari pihak-pihak terkait  berikut tanggapannya; dan pertolongan para rekan untuk membimbing arah kami. Isu seringkali kompleks dan kami terus melanjutkan pekerjaan di area dimana kami belum memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai dampak yang kami timbulkan.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada konsumen, ‘tanggapan’ dibangun dalam pendekatan sehari-hari kami untuk memahami dan menanggapi aspirasi dan kepedulian para konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan integrasi yang lebih besar terhadap kepedulian sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap usaha danbrand kami, dimulai dengan fase inovasi, dimana kami memastikan kesuksesan masa depan kami, dan juga meningkatkan laporan kami kepada pihak-pihak terkait.  

44

Page 46: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

  Dasar pelaporan

Definisi dan dasar dari pelaporan untuk indikator lingkungan dan proses keamanan kami pada tahun 2009 digambarkan dalam dokumen yang dapat diunduh dengan judul ‘Dasar pelaporan’.

  Pemecahan Masalah

Dalam hal ini masalah yang dihadapi PT. Unilever,Tbk adalah masalah penipuan yang mengatas namakan PT. Unilever. Yaitu dengan menyelipkan kertas undian yang diletakkandidalam produk Unilever seperti shampo, Rinso dsb. Penipuan seperti ini bagi orang yangmudah tergiur akan sangat merugikan. Ia biasanya langsung senang dan tanpa berfikir langsung menelpon nomor oknum yang ada dalam kartu undian tersebutDan ujung ujungnya minta transfer uang.Dalam promosi PT. Unilever tidak mengalami masalah karena dalam stateginya PT. Unilever sangat hati-hati sehingga tujuan perusahaan dengan mudah terpenuhi.Peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi ³trend setter´ dibidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi merek, sehinggadapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yangtelah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan

Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan mudah, karenayang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa ³familiar´ dengan namamerek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk belakanganberkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan yang lebih besar padamerek pertama dan produsen.Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukse tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadapproduk itu.Ketika kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin banyak, maka perananmerek dapat diperluas sehingga mampu memberikan asosiasi tertentu dibenek konsumen.Seuah merek akan sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasarimerek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan dengannya.Asosiasi merek (brand association) diupayakan dengan slogan, atau posisi yang diinginkan,atau

45

Page 47: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

dengan strategi brand identity, yaitu menciptakan atribut yang penting sebagai bahanyang dipersepsikan konsumen. Asosiasi-asosiasi merek seperti Ronald Mc.Donald bisamenciptakan sikap atau perasaan positif yang berkaitan dengan suatu merek.Merek dan kwalitas berperan sebagi persepsi yang mempengaruhi keputusan membelipelanggan. Nilai haruslah menjadi landasan strategi dan taktik, karena nilai merupakan alasanmengapa konsumen menggunakan produk dan tetap setia (loyal). Nilai suatu brand yaitumenciptakan semakin banyak komsumen yang setia, konsumen yang setia (loyal) adalahtujuan setiap pemasar.Kesetiaan pelanggan terhadap merek merupakan salah satu aset merek. Hal in sangat mahalnilainya karena untuk membangunnya banyak tantangan yang harus dihadapi sertamembutuhkan waktu yang sangat lama.

  Menjelaskan  tentang Analisis swotAnalisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematisuntuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada  logikayang dapat memaksimalkan  kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun  secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman  (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis  selalu  berkaitan dengan  pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategi planner) harus  menganalisis faktor - faktor strategis perusahaan (kekuatan,  kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan  Analisis  Situasi. Model yang paling populer untukanalisi ssituasi adalah Analisis SWOT.

  Cara membuat analisis swotSWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats  yang  dihadapi dunia  bisnis. Analisis SWOT membandingkan  antara faktor eksternal  Peluang  (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). 

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

Kuadran 3 :Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

46

Page 48: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Kekuatan (Strengths)

1. Strategi  promosi  produk  PT Unilever  yang  efektif dengan menampilkan model - model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.

2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)

3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan

termotivasi di segenap jajaran.5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti

face care, savoury, dan ice cream.6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen

dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.

7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.

8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

Kelemahan (Weaknesses)

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari

47

Page 49: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.

2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.3. Jumlah karyawan yang tambun.4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan

unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

Kesempatan (Opportunities)

1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.

2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.

3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.

4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.

5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.

6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.

7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer

goods 83 %.

Ancaman (Threats)

1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,  bahan kimia dan komoditas lainnya.

2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.3. Melemahnya daya beli konsumen.4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk.5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan

tingginya biaya pemasaran produk.

48

Page 50: MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI.docx

6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-

nasional menjadi produk-produk luar negeri.9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan

hutan yang membahayakan komunitas orang utan.10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://dina48.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/09/25/perusahaan-dan-manajemen-

global-teknologi-informasi/

2. http://12650035-si.blogspot.com/2013/06/enterprise-dan-manajemen-

global.html

3. http://12650010-si.blogspot.com/2013/06/enterprise-dan-manajemen-

global.html

4. http://vendriandinata.blogspot.co.id/2011/10/analisis-kasus-perusahaan-pt-

unilever.html

49