mengapa pemerintah tidak mencetak banyak uang supaya kitamterbebas dari kemiskinan

6
Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan? Zamrud News - Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya Kita Terbebas Dari Kemiskinan?. Kemiskinan yang semakin meraja-lela di Indonesia saat ini membuat kita prihatin dengan berbagai macam masalah ekonomi yang sedang dihadapi oleh Indonesia. Mulai harga sembako yang kiat meroket maupun harga berbagai macam kebutuhan yang vital untuk kehidupan sehari-hari seperti halnya BBM. Bisa jadi diantara kita ada yang bertanya atau pernah mendengar pertanyaan "kenapa pemerintah tidak mencetak uang sebanyak- banyaknya lalu dibagikan kepada orang miskin? Rasanya masalah selesai." Apakah benar ada yang berpikir demikian? Tahukah anda, di dalam menerbitkan atau mencetak uang, terdapat dua macam sistem, yang disebut “pseudo gold” dan “uang fiat”. Dalam sistem pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar didukung dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki badan yang menerbitkannya. Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung aset yang riil, bahkan tidak didukung apa-

Upload: la-meza

Post on 27-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan?

Zamrud News - Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang

Supaya Kita Terbebas Dari Kemiskinan?. Kemiskinan yang semakin

meraja-lela di Indonesia saat ini membuat kita prihatin dengan

berbagai macam masalah ekonomi yang sedang dihadapi oleh

Indonesia. Mulai harga sembako yang kiat meroket maupun harga

berbagai macam kebutuhan yang vital untuk kehidupan sehari-hari

seperti halnya BBM.

Bisa jadi diantara kita ada yang bertanya atau pernah mendengar

pertanyaan "kenapa pemerintah tidak mencetak uang sebanyak-

banyaknya lalu dibagikan kepada orang miskin? Rasanya masalah

selesai." Apakah benar ada yang berpikir demikian?

Tahukah anda, di dalam menerbitkan atau mencetak uang, terdapat

dua macam sistem, yang disebut “pseudo gold” dan “uang fiat”.

Dalam sistem pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar didukung

dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki badan yang

menerbitkannya. Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang

beredar tidak didukung aset yang riil, bahkan tidak didukung apa-

apa. Artinya, dalam sistem fiat, pemerintah atau badan yang

menerbitkan uang bisa mencetak uang sebanyak apa pun sesuai

keinginan.

Page 2: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

Dalam ekonomi, kita tahu bahwa harga barang akan tergantung pada

perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Jika

barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga

akan cenderung turun. Namun sebaliknya, jika jumlah barang lebih

sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan

cenderung naik. Karena itulah, pencetakan uang secara tak

langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, agar tidak terjadi

inflasi.

Apabila suatu negara dengan alasan miskin mencetak uang sebanyak-

banyaknya, yang terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi

justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang

beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi,

dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus,

uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus

merosot turun.

Sebenarnya Indonesia pernah melakukan pencetakan uang dalam

jumlah banyak, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Karena

pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu

itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara

berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak,

harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Sampai

akhirnya mahasiswa berdemonstrasi yang terkenal dengan sebutan

Page 3: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan

agar harga-harga diturunkan.

Pada 2008 silam, kasus yang terbaru terjadi di Zimbabwe. Kala itu

pemerintah Zimbabwe mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang

dalam jumlah sangat banyak, yang ditujukan untuk memperbanyak

pegawai negeri yang diharapkan akan mendukung pemerintah.

Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan. Negara itu bahkan

memegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu

2.200.000% (2,2 juta persen) pada 2008.

Sebegitu cepatnya tingkat inflasi terjadi, hingga kenaikan harga

di Zimbabwe tidak terjadi dalam hitungan minggu atau bulan,

tetapi menit bahkan detik. Dalam setiap beberapa detik, para

pegawai di toko-toko Zimbabwe terus sibuk mengganti label-label

harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi

pergantian harga akibat inflasi yang menggila.

Pada 20 Juli 2008, Bank Sentral Zimbabwe bahkan menerbitkan

pecahan uang senilai 100 milyar dollar, yang merupakan rekor

pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Uang dengan

nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama

besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yang

melambung luar biasa tinggi. Untuk membeli sembako, misalnya,

Page 4: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

orang di Zimbabwe harus membawa uang sampai satu ember.

Jadi, negara miskin (ataupun negara yang tidak miskin) tidak

mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan

seperti yang digambarkan di atas.

Lalu Kenapa Suatu Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-Banyaknya?

Kalau membaca berita tentang hutang negara yang menumpuk serta

angka kemiskinan yang sangat besar, mungkin terpikir oleh kita

"bagaimana kalau Indonesia mencetak uang semaunya, untuk melunasi

hutang negara maupun memberantas kemiskinan ataupun mengembalikan

uang korupsi yang hilang". Beres kan?

Nah, seandainya pemerinta Republik Indonesia mencetak uang

sebanyak banyaknya, semua rakyat dapat hujan uang. Timbul

pertanyaan, siapa yang mau capek kerja sedangkan sudah ada

jaminan uang untuk hari ini dan besok. Nah, kalau demikian siapa

yang mau kerja jadi petani padahal uang sudah ada di tangan?

Misalkan, rakyat Indonesia tidak ada yang mau jadi petani. Lalu

kita mau maka apa sedangkan makanan pokok berasal dari sektor

pertanian? Akibatnya akan terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga

barang barang di pasaran.

Page 5: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

Rasio antara uang yang dicetak dan jumlah uang yang beredar

adalah salah satu cara menentukan nilai suatu uang. Makanya, bila

uang yang beredar ditambah tapi jaminannya tidak ditambah maka

nilai uang akan turun (inflasi). Akibatnya bila biasanya Rp.

1.000 bisa membeli x barang, setelah uang mengalami inflasi

Rp.1.000 hanya bila membeli 1/2 x. Dengan kata lain jumlah

uangnya banyak tapi nilainya tidak ada, kalau nilainya tidak ada

maka negara lain tidak ada mau menerima uang kita. ujung-ujungnya

utang tidak akan pernah terbayar.

Jadi inilah alasannya kenapa pemerintah tidak bisa seenaknya

mencetak uang sebanyak banyaknya: karena uang dicetak sebanyak-

banyaknya maka para pedagang selalu akan menaikkan harga. Lagi

pula, pikir mereka yang beli uangnya lebih banyak dari

sebelumnya.

Efek ini terus berulang bagai lingkaran setan sehingga sebagian

besar harga barang akan mengalami kenaikan harga padahal

barangnya sama persis seperti sebelumnya. Inlah yang dilihat

sebagai jatuhnya nilai mata uang dimana nilai tukar uang terhadap

barang turun (karena harga barang naik).

Dan karena harga barang naik, maka akan ada semakin banyak orang

Page 6: Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Banyak Uang Supaya KitamTerbebas Dari Kemiskinan

miskin. Hal itulah yang akan terlihat apabila inflasi tidak

terkendali