sebuah tim keluarga. mengapa kami tidak bisa mencetak angka?” dulu ayah pemain se-pakbola yang...

1
Oktober 2014 79 78 Liahona ANAK-ANAK Oleh Sheralee Hardy Berdasarkan kisah nyata “Kami Senang Membantu” (Buku Nyanyian Anak-Anak, 108). A mmon mengeluh sementara dia dan Ayahnya meninggalkan pertandingan sepak bola. “Saya tidak mengerti,” dia berkata. “Kami memiliki begitu banyak pemain yang baik. Mengapa kami tidak bisa mencetak angka?” Dulu ayah pemain se- pakbola yang baik. Mung- kin dia bisa membantu. “Menurut ayah kamu perlu belajar bekerja se- bagai tim,” Ayah berkata. “Kamu semua ingin men- cetak gol, bukan?” “Ya,” Ammon berkata. “Tetapi kami tidak bisa semuanya mencetak gol. Apakah itu maksud ayah?” Ayah mengangguk. “Kamu tidak bisa men- cetak gol sendiri-sendiri. Pertama pemain belakang perlu mengambil bola dari tim lain, bukan?” Ammon tertawa. “Sulit sekali mencetak gol jika tidak memiliki bola.” Sebuah Tim Keluarga “Betul,” Ayah berkata. “Lalu pemain belakang memberikan bola kepada seseorang yang dapat mencetak gol. Tidak seo- rang pun dapat melaku- kannya sendirian.” “Ya,” Ammon berkata. Ketika mereka tiba di rumah, Ibu sedang meng- gendong bayi sementara dia membuat makan ma- lam. “Bagaimana pertan- dingannya?” dia bertanya. “Kami kalah lagi,” Ammon berkata. “Tetapi kami akan lebih baik di ILUSTRASI OLEH MARK JARMAN Lebih mudah untuk menang ketika semua orang bekerja bersama. pertandingan berikutnya.” “Itu sikap yang baik,” Ibu berkata. “Saya lapar sekali!” Miguel berteriak semen- tara dia, Samuel, dan Lucas masuk ke dalam. “Anak-anak, bisakah ka- lian menyiapkan meja dan menyimpan mainannya?” Ibu meminta. Keempat anak tersebut mengeluh. “Tetapi bukan saya yang bermain dengan mainan,” Samuel berkata. “Ini akan mengambil banyak waktu!” Miguel berteriak. Ayah tertawa.“Saya pi- kir keluarga kita memiliki masalah yang sama seperti tim Ammon.” “Apa maksudnya?” Samuel bertanya. “Kita tidak bekerja sama,” Ammon berkata. “Kita se- mua ingin mencetak gol dengan makan malam. Tetapi kita menyerahkan semua tugas pada Ibu.” “Benar!” Ayah berkata. “Bagaimana kita dapat be- kerja sama sebagai tim?” Ammon memiliki se- buah gagasan. “Bagaimana kalau Samuel dan saya menyiapkan meja? Yang lainnya dapat memberes- kan mainan-mainan.” “Gagasan yang bagus!” Ayah berkata. Tidak berapa lama ke- mudian makan malam siap. Ammon melipat lengannya untuk berdoa. Dia senang keluarganya telah bekerja sebagai tim. Dia berharap tim sepak bolanya dapat berbuat yang sama. ◼ Penulis tinggal di Alberta, Kanada.

Upload: dinhkhanh

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

O k t o b e r 2 0 1 4 7978 L i a h o n a

AN

AK-A

NA

K

Oleh Sheralee HardyBerdasarkan kisah nyata

“Kami Senang Membantu” (Buku Nyanyian Anak- Anak, 108).

Ammon mengeluh sementara dia dan

Ayahnya meninggalkan pertandingan sepak bola. “Saya tidak mengerti,” dia berkata. “Kami memiliki begitu banyak pemain yang baik. Mengapa kami tidak bisa mencetak angka?”

Dulu ayah pemain se-pakbola yang baik. Mung-kin dia bisa membantu.

“Menurut ayah kamu

perlu belajar bekerja se-bagai tim,” Ayah berkata. “Kamu semua ingin men-cetak gol, bukan?”

“Ya,” Ammon berkata. “Tetapi kami tidak bisa semuanya mencetak gol. Apakah itu maksud ayah?”

Ayah mengangguk. “Kamu tidak bisa men-cetak gol sendiri- sendiri. Pertama pemain belakang perlu mengambil bola dari tim lain, bukan?”

Ammon tertawa. “Sulit sekali mencetak gol jika tidak memiliki bola.”

Sebuah Tim Keluarga

“Betul,” Ayah berkata. “Lalu pemain belakang memberikan bola kepada seseorang yang dapat mencetak gol. Tidak seo-rang pun dapat melaku-kannya sendirian.”

“Ya,” Ammon berkata.Ketika mereka tiba di

rumah, Ibu sedang meng-gendong bayi sementara dia membuat makan ma-lam. “Bagaimana pertan-dingannya?” dia bertanya.

“Kami kalah lagi,” Ammon berkata. “Tetapi kami akan lebih baik di ILU

STRA

SI O

LEH

MAR

K JA

RMAN

Lebih mudah untuk menang ketika semua orang bekerja bersama.

pertandingan berikutnya.”“Itu sikap yang baik,”

Ibu berkata.“Saya lapar sekali!”

Miguel berteriak semen-tara dia, Samuel, dan Lucas masuk ke dalam.

“Anak- anak, bisakah ka-lian menyiapkan meja dan menyimpan mainannya?” Ibu meminta.

Keempat anak tersebut mengeluh.

“Tetapi bukan saya yang bermain dengan mainan,” Samuel berkata.

“Ini akan mengambil

banyak waktu!” Miguel berteriak.

Ayah tertawa.“Saya pi-kir keluarga kita memiliki masalah yang sama seperti tim Ammon.”

“Apa maksudnya?” Samuel bertanya.

“Kita tidak bekerja sama,” Ammon berkata. “Kita se-mua ingin mencetak gol dengan makan malam. Tetapi kita menyerahkan semua tugas pada Ibu.”

“Benar!” Ayah berkata. “Bagaimana kita dapat be-kerja sama sebagai tim?”

Ammon memiliki se-buah gagasan. “Bagaimana kalau Samuel dan saya menyiapkan meja? Yang lainnya dapat memberes-kan mainan- mainan.”

“Gagasan yang bagus!” Ayah berkata.

Tidak berapa lama ke-mudian makan malam siap. Ammon melipat lengannya untuk berdoa. Dia senang keluarganya telah bekerja sebagai tim. Dia berharap tim sepak bolanya dapat berbuat yang sama. ◼Penulis tinggal di Alberta, Kanada.