sebuah tim keluarga. mengapa kami tidak bisa mencetak angka?” dulu ayah pemain se-pakbola yang...
TRANSCRIPT
O k t o b e r 2 0 1 4 7978 L i a h o n a
AN
AK-A
NA
K
Oleh Sheralee HardyBerdasarkan kisah nyata
“Kami Senang Membantu” (Buku Nyanyian Anak- Anak, 108).
Ammon mengeluh sementara dia dan
Ayahnya meninggalkan pertandingan sepak bola. “Saya tidak mengerti,” dia berkata. “Kami memiliki begitu banyak pemain yang baik. Mengapa kami tidak bisa mencetak angka?”
Dulu ayah pemain se-pakbola yang baik. Mung-kin dia bisa membantu.
“Menurut ayah kamu
perlu belajar bekerja se-bagai tim,” Ayah berkata. “Kamu semua ingin men-cetak gol, bukan?”
“Ya,” Ammon berkata. “Tetapi kami tidak bisa semuanya mencetak gol. Apakah itu maksud ayah?”
Ayah mengangguk. “Kamu tidak bisa men-cetak gol sendiri- sendiri. Pertama pemain belakang perlu mengambil bola dari tim lain, bukan?”
Ammon tertawa. “Sulit sekali mencetak gol jika tidak memiliki bola.”
Sebuah Tim Keluarga
“Betul,” Ayah berkata. “Lalu pemain belakang memberikan bola kepada seseorang yang dapat mencetak gol. Tidak seo-rang pun dapat melaku-kannya sendirian.”
“Ya,” Ammon berkata.Ketika mereka tiba di
rumah, Ibu sedang meng-gendong bayi sementara dia membuat makan ma-lam. “Bagaimana pertan-dingannya?” dia bertanya.
“Kami kalah lagi,” Ammon berkata. “Tetapi kami akan lebih baik di ILU
STRA
SI O
LEH
MAR
K JA
RMAN
Lebih mudah untuk menang ketika semua orang bekerja bersama.
pertandingan berikutnya.”“Itu sikap yang baik,”
Ibu berkata.“Saya lapar sekali!”
Miguel berteriak semen-tara dia, Samuel, dan Lucas masuk ke dalam.
“Anak- anak, bisakah ka-lian menyiapkan meja dan menyimpan mainannya?” Ibu meminta.
Keempat anak tersebut mengeluh.
“Tetapi bukan saya yang bermain dengan mainan,” Samuel berkata.
“Ini akan mengambil
banyak waktu!” Miguel berteriak.
Ayah tertawa.“Saya pi-kir keluarga kita memiliki masalah yang sama seperti tim Ammon.”
“Apa maksudnya?” Samuel bertanya.
“Kita tidak bekerja sama,” Ammon berkata. “Kita se-mua ingin mencetak gol dengan makan malam. Tetapi kita menyerahkan semua tugas pada Ibu.”
“Benar!” Ayah berkata. “Bagaimana kita dapat be-kerja sama sebagai tim?”
Ammon memiliki se-buah gagasan. “Bagaimana kalau Samuel dan saya menyiapkan meja? Yang lainnya dapat memberes-kan mainan- mainan.”
“Gagasan yang bagus!” Ayah berkata.
Tidak berapa lama ke-mudian makan malam siap. Ammon melipat lengannya untuk berdoa. Dia senang keluarganya telah bekerja sebagai tim. Dia berharap tim sepak bolanya dapat berbuat yang sama. ◼Penulis tinggal di Alberta, Kanada.