mencari pasangan hidup

14

Click here to load reader

Upload: gabrielpurba

Post on 04-Jul-2015

523 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENCARI PASANGAN HIDUP

MENCARI PASANGAN HIDUP

Salah satu keputusan terpenting yang harus diambil oleh seseorang dalam kehidupannya adalah mengenai siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya. Keputusan ini menjadi keputusan yang sangat penting, mengingat bahwa secara mendasar perkawinan hanya dirancang Allah untuk dilakukan sekali seumur hidup. Menikah dengan orang yang salah berarti mengalami kekecewaan seumur hidup; tetapi menemukan orang yang tepat, akan mendatangkan tahun-tahun yang dapat dinikmati bersama.

Masalah yang sangat essensial adalah bagaimana menemukan orang yang tepat? Apakah memang betul Tuhan telah menetapkan seseorang untuk menjadi pendamping hidupku? Kalau ya, bagaimana caranya agar dapat menemukan orang tersebut? Kalau tidak, apa yang seharusnya saya lakukan untuk menemukan orang yang tepat tersebut?

Konsep yang Umum (Tetapi Keliru)

Salah satu kekeliruan yang umum dijumpai dalam masalah menemukan pasangan hidup yang tepat adalah keyakinan bahwa Allah telah menetapkan satu orang untuk menjadi pasangan dari seseorang, sebelum orang tersebut dilahirkan, bahkan mungkin sebelum dunia diciptakan.

Sebagai akibat dari kekeliruan konsep ini, maka tidak sedikit orang yang berusaha menemukan “pasangan jiwanya”dengancara-cara yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, dengan bertanya kepada ahli ramal-meramal. Tidak jarang ditemukan, mereka yang sudah menikah tetapi merasa frustasi dengan pernikahannya,merasionalisasikan apa yang dialaminya dengan mengatakan, “Ia memangodohku, mau apa lagi?”. “Mau tidak mau, rela tidak rela, saya harus belajar kehendak Tuhan, karena ini jodoh dari Tuhan.”

Dengan demikian, orang Kristen sebenarnya — secara sadar ataupun tidak — sudah menjadi seorang fatalis. Seorang fatalis adalah orang yang melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya sudahditentukan oleh apa yang disebut sebagai takdir.

Apabila memang benar bahwa Allah telah menetapkan satu orang untuk menikahi satu orang, maka Allah-lah yang patut bertanggung jawab untuk ketidakbahagiaan yang dialami dalam rumah tangga. Mengapa?Alasannya sederhana, yaitu Allah-lah yang telah menetapkan mereka untuk menjadi pasangan satu dengan yang lainnya.

Lalu Bagaimana?

Allah menciptakan manusia dan memberinya kehendak bebas. Termasuk dalam kehendak bebas yang dimiliki oleh manusia adalah kebebasan dalam memilih pasangan hidup. Allah juga menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir inilah, seharusnya manusia memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya. Dalam proses pemiliha tersebut, Alkitab memberikan beberapa pedoman penting :

Page 2: MENCARI PASANGAN HIDUP

1. Jangan memilih seorang yang tidak seiman sebagai pasangan hidupHal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena menyangkut satu hal yang sangat mendasar: dasar dan pandangan hidup. Perbedaan dasar dan pandangan hidup akan mempersulit proses komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain.

2. Pertimbangkanlah kesesuaian antara diri Anda dan pasangan Anda.Allah menghendaki setiap anak-anak-Nya mendapatkan pasangan yang seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Kesesuaian tidak berarti sama persis, tetapi kesesuaian berarti berbeda, tetapi bisa saling melengkapi dan menerima.

3. Pertimbangkanlah karakternya.Martin De Haan memberikan beberapa kualitas karakter yang penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada masa kini:a. Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7; Roma 12:16)b. Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14; Ibrani 13:4)c. Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkotbah 2:1-11)d. Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25)e. Sikap mengasihi (Yohanes 13:35)f. Penguasaan diri (Amsal 23:20-21)g. Tanggung jawab (1Timotius 5:8)

Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas sangatlah penting.

Beberapa Tips Yang Berguna

Dari kisah Eliezar menemukan Ribka bagi Ishak (Kejadian 24), terdapat beberapa tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok.

1. Carilah di tempat yang tepat.Eliezar tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang Kanaan. Ia mencari pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang-orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang tepat.

2. Minta pertolongan Tuhan.Eliezar berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Demikianlah juga hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa, berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus mengakui keutamaan Tuhan didalam kehidupan kita.

3. Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu “tanda”.Eliezar terus-menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa “tanda” yang dimintanya telah terpenuhi.Meskipun kita menyakini “tanda” itu berasal dari Allah; tetap pergunakanlah akal sehat.

Page 3: MENCARI PASANGAN HIDUP

4. Meminta pertimbangan orang lain.Ribka pun, sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti Eliezar, terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari keluarganya

Selamat mencari pasangan hidup Anda bersama dengan Tuhan.

Tips Mencari Pasangan Hidup

July 13, 2005 by yunikeandreas

Tips: Memilih Pasangan hidup

Tips yang kami tampilkan berikut ini merupakan cuplikan/potongan artikel yang kami ambil dari sebuah artikel yang ditulis oleh Wahyu Pramudya dengan judul: "Jodoh Di Tangan Tuhan: Benar atau Salah?"

MEMILIH PASANGAN HIDUP

Allah menciptakan manusia dan memberinya kehendak bebas termasuk dalam memilih pasangan hidup. Allah juga menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir inilah seharusnya manusia memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya. Dalam proses pemilihan tersebut, Alkitab memberikan beberapa pedoman penting:

1.      Jangan memilih seorang yang bukan Kristen sebagai pasangan hidup.

Rasul Paulus menyatakannya secara tegas dalam 2Korintus 6:14-15,

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena menyangkut satu hal yang sangat mendasar, yaitu dasar dan pandangan hidup. Perbedaan dasar dan pandangan hidup akan mempersulit proses komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain.

2.      Pertimbangkanlah kesesuaian (compatibilities) antara diri Anda dan pasangan Anda.

Allah menghendaki setiap orang Kristen mendapatkan pasangan yang seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Kejadian 2:20,

"Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung- burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia."

Page 4: MENCARI PASANGAN HIDUP

Kesesuaian adalah kunci untuk sebuah hubungan yang kuat. Kesesuaian tidak berarti sama persis, tetapi kesesuaian berarti berbeda tetapi bisa saling melengkapi dan menerima. Kesesuaian ini meliputi bidang-bidang: kerohanian, kemampuan rasio, dan kematangan sikap hidup. Semakin sedikit kesesuaian yang ada, semakin sulit untuk membangun relasi yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, sebelum hubungan bergerak terlalu jauh, perhatikanlah masalah kesesuaian ini. Ingatlah, pernikahan hanyalah pengalaman sekali seumur hidup.

3.      Pertimbangkanlah karakternya.

Dalam kisah Eliezer menemukan Ribka, Eliezer meminta Tuhan untuk menunjukkan kepadanya seorang wanita yang tindakannya menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan sikap melayani (Kejadian 24:13-14). Martin De Haan memberikan beberapa kualitas karakter yang penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada masa kini:

1.      Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7, Roma 12:16).

2.      Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14, Ibrani 13:4).

3.      Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkhotbah 2:1-11).

4.      Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25).

5.      Sikap mengasihi (Yohanes 13:35).

6.      Penguasaan diri (Amsal 23:20-21).

7.      Tanggung jawab (1Timotius 5:8).

Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas sangatlah penting.

4.      Beberapa tips yang berguna.

Dari kisah Eliezer menemukan Ribka bagi Ishak, terdapat beberapa tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok. Perhatikanlah beberapa tips sederhana berikut ini:

  Carilah di tempat yang tepat.

Eliezer tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang Kanaan. Ia mencari pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang- orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang tepat.

Minta pertolongan Tuhan.

Eliezer berdoa dan memohon pimpinan Tuhan (Kejadian 24:12). Demikianlah juga hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus mengakui keutamaan Tuhan di dalam kehidupan kita.

Page 5: MENCARI PASANGAN HIDUP

Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu "tanda".

Meskipun kita menyakini "tanda" itu berasal dari Allah; tetap pergunakanlah akal sehat. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa "tanda" yang dimintanya telah terpenuhi (Keluaran 24:21).

Meminta pertimbangan orang lain.

Ribka pun sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti Eliezar, terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari keluarganya (Keluaran 24:51, 58-61). Satu hal yang perlu diingat dalam masa pencarian pasangan hidup: "True love takes time".

Selamat mencari bersama dengan Tuhan!

Pedoman & Tips dalam Memilih Pasangan Hidup

Sejak pertama kali manusia diciptakan, Tuhan memberinya kehendak bebas... termasuk dalam memilih pasangan hidup; sehingga tidak ada jodoh yang sudah ditetapkan atau ditentukan oleh Tuhan apalagi jodoh dari lahir, karena itu Tuhan tidak bertanggung jawab atas pilihan pasangan hidup anda, anda sendirilah yang harus memilih dan bertanggung jawab atas pilihan pasangan anda dihadapan Tuhan.

Tapi walaupun Tuhan memberi kehendak bebas pada kita untuk memilih pasangan hidup, Dia tetap memberikan tuntunan bagi anak-anakNya melalui Alkitab agar kita bisa memilih pasangan yang sesuai. Apalagi memilih pasangan hidup merupakan salah satu keputusan yang terpenting yang harus diambil seseorang dalam hidupnya; mengingat pernikahan itu dirancang oleh Tuhan untuk dilakukan sekali sepanjang hidup kita.

Mari kita lihat dari Alkitab, beberapa pedoman dalam memilih pasangan hidup agar anda dapat menemukan pasangan yang tepat sehingga mendatangkan tahun-tahun pernikahan yang dapat dinikmati bersama:

1. Pasangan anda haruslah seorang yang percaya pada Tuhan

Firman Tuhan menyatakan dalam 2 Korintus 6:14-15, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"

Hal ini merupakan dasar utama yang perlu diperhatikan dalam memilih pasangan hidup, karena itu dicantumkan sebagai pedoman yang pertama. Masalah kepercayaan adalah hal

Page 6: MENCARI PASANGAN HIDUP

yang mendasar karena kepercayaan dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan kita.

Lagipula manusia itu terdiri dari roh, jiwa dan tubuh, dan roh itu kekal. Jika tubuh bersatu tapi rohnya berbeda pasti akan timbul konflik, seperti yang telah disampaikan Firman Tuhan: bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? selain itu adanya perbedaan kepercayaan akan mengakibatkan perbedaan komunikasi dan pandangan hidup, yang akhirnya dapat menimbulkan perselisihan atau bahkan sikap toleransi yang salah seperti membiarkan hal-hal yang bertentangan dengan iman, dan lainnya.

Dan jangan pernah kita berpikir... mungkin saja saya mendapat pasangan hidup yang berbeda kepercayaan agar setelah menikah, saya bisa memperkenalkannya pada Tuhan Yesus; hati-hatilah karena ini merupakan pemikiran yang keliru, sebab Alkitab tidak pernah mengajarkan hal yang demikian.

2. Carilah pasangan yang sepadan dengan anda

Kejadian 2:18, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Yang dimaksud dengan sepadan adalah: o Bukan cocok/sama persis dengan anda, karena pasangan anda bukanlah duplikat

dari diri anda;o Bukan ideal atau memenuhi 100% standar/kriteria anda;o Saling menggenapi dan melengkapi satu sama lain, seseorang yang dapat menerima

dan mengasihi pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Di dalam dunia ini tidak ada pasangan yang ideal, karena itu carilah pasangan hidup yang sepadan dengan anda. Perhatikan kisah berikut, tentang seorang yang sedang menunggu bus untuk pergi ke suatu tujuan.

Sejak pagi orang tersebut telah menunggu bus tujuannya, bus pertama datang dan ternyata telah penuh sesak akhirnya orang tersebut membatalkan untuk naik bus pertama tersebut; beberapa jam kemudian bus ke-2 datang namun ternyata juga banyak penumpang yang berdesakan untuk segera menaiki bus tersebut, akhirnya orang tersebut pun membatalkan untuk menaiki bus ke-2; kemudian datanglah bus ke-3 yang tidak terlalu penuh, namun orang tersebut kembali membatalkan naik bus ke-3 karena bus tersebut tidak ada AC-nya dan kurang menarik; tak terasa waktu pun sudah menuju sore hari... dan akhirnya datang bus ke-4, orang tersebut langsung saja menaiki bus itu karena waktu yang dimilikinya sudah semakin sedikit untuk menuju ke tujuannya; setelah beberapa lama ada dalam bus itu akhirnya orang tersebut tersadar ternyata dia telah menaiki bus ke tujuan yang berbeda/salah jurusan...

Dalam mencari pasangan, janganlah menetapkan standard yang ideal/kriteria yang tinggi yang mengakibatkan kita tidak pernah dapat menemukan pasangan yang tepat bagi kita, tapi juga jangan asal-asalan memilih sehingga salah tujuan... yang harus diperhatikan adalah kesepadanan antara anda dengan pasangan.

Kesepadanan ini meliputi aspek kerohanian, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, intelektual, perbedaan usia dan kematangan sikap hidup. Makin banyak aspek yang sesuai berarti pasangan anda makin sepadan dengan anda, makin sepadan anda dengan pasangan maka hubungan akan terjalin makin kuat.

Page 7: MENCARI PASANGAN HIDUP

3. Perhatikan karakternya

Dalam mencari pasangan, anda juga perlu mempertimbangkan karakternya, seperti ada tertulis dalam Amsal 22:24-25, “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”

Karakter pasangan kita akan berpengaruh terhadap diri kita dan kehidupan kita, jika kita bergaul dengan orang yang salah maka kita akan terkena dampaknya.

Berikut ini sebuah kisah hidup pernikahan yang nyata dan berakhir sedih, akibat karakter pasangan yang pemarah... Beberapa waktu sebelum pernikahannya, Dewi sempat bimbang dengan perangai pacarnya yang kasar dan pemarah, karena ia melihat sang pacar tengah marah memaki-maki seorang pengendara motor yang memotong jalur mobil yang dikendarainya. Tapi, akhirnya mereka menikah juga... dan setelah menikah selama 4 tahun terdengarlah kabar bahwa Dewi menggugat cerai suaminya, saat ditanya Dewi beralasan, ia sudah tidak cocok lagi dengan pasangannya karena karakternya yang sulit ditoleransi selama menikah. ”Suami saya sering marah-marah dan berteriak. Beberapa kali pembantu rumah tangga kami memilih keluar karena tak betah. Marah sama saya? Itu sih sudah tak terhitung lagi,” kata Dewi saat ditanya. ”Bahkan dia juga pernah dipecat dari pekerjaannya, karena dia marah dan menggebrak meja atasannya. Saya pikir dia akan berubah, tapi ternyata tidak,” lanjut Dewi...

Dalam cerita diatas, Dewi sebenarnya sudah tahu karakter sang suami sebelum mereka menikah tapi dia berpikir bahwa pasangannya mungkin akan berubah setelah menikah, ternyata tidak... Yohanes 3:6 mengatakan, ”Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Hanya Roh Kudus yang dapat mengubah karakter seseorang, bukan manusia. Mengenai apa saja yang termasuk karakter yang baik dan tidak baik, anda dapat membacanya di Galatia 5:19-23.

Lalu bagaimana seandainya jika pasangan saya menutupi karakternya atau berpura-pura selama berkenalan sehingga karakter aslinya baru ketahuan setelah menikah? Amsal 5:21 mencatat, ”Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.” Jadi janganlah takut... tidak ada satu hal pun yang tersembunyi di hadapan Tuhan, jika dalam mencari pasangan, kita mau mengandalkan Tuhan dan menuruti setiap pedoman-Nya, pasti segala hal yang tersembunyi akan disingkapkan oleh Tuhan.

Berikut ini tips tambahan bagi yang sedang mencari pasangan agar tidak salah pilih:

Carilah di tempat yang tepatJika anda mengikuti pedoman diatas tentunya anda akan menemukan pasangan anda di tempat yang benar bukan di tempat yang tidak benar, karena seorang yang percaya dan takut akan Tuhan pastinya tidak akan berada di tempat yang “gelap”.

Minta pertolongan TuhanBerdoa pada Tuhan sebelum memulai hubungan dengan seseorang, minta “tanda” dari Tuhan tapi jangan mendasarkan keputusan semata-mata atas dasar satu “tanda” tersebut.

Page 8: MENCARI PASANGAN HIDUP

Meskipun kita yakin bahwa "tanda" itu berasal dari Tuhan; tetap pergunakanlah akal budi yang Tuhan berikan dan perhatikan pedoman lainnya apakah mendukung. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa “tanda” yang dimintanya telah dipenuhi (Kejadian 24:12-21).

Persetujuan Orang TuaHal penting yang tidak boleh dilupakan adalah persetujuan dari orang tua anda dan orang tua pasangan anda. Mengapa persetujuan orang tua diperlukan? Karena menikah bukan saja antara persatuan anda dan pasangan, tapi juga bersatunya dua keluarga. Pernikahan pasti akan melibatkan keluarga. Lagipula seorang anak selama belum menikah masih berada di bawah otoritas orang tuanya, jadi sudah sewajarnya sebagai anak meminta persetujuan orang tua sebelum menikah. Jika perlu berdoa dan berpuasalah untuk hal itu. Kalau Tuhan bekerja, maka tidak ada yang mustahil.

MEMILIH PASANGAN HIDUP Sebelumnya saya ingin utarakan beberapa perkataan. Problematika remaja saat ini

adalah dampak modernisasi dan globalisasi yang membawa cara berpikir dan bertindak bebas. Cara berpikir pemuda remaja zaman ini sangat berbeda dengan zaman dulu. Peranan orang tua sangat diperlukan dalam hal ini. Orang tua Kristen harus menguasai konsep dan kebenaran tentang keselamatan dan dapat mengajarkannya kepada anak-anak, itu adalah hal yang paling mendasar yang seharusnya ditanamkan sejak anak itu mulai memasuki masa remaja (pubertas). Masa remaja adalah masa dimana mereka harus ditanamkan perkara-perkara dasar kekristenan. Kalau tidak, biasanya remaja akan memakai kebebasannya untuk memilih keyakinannya sendiri berdasarkan pemahamannya sendiri yang banyak dipengaruhi pergaulannya. Remaja dan orang muda aat ini dapat melawan orang tua dengan alasan pemaksaan dan hak azasi. Pengaruh globalisasi yang paling buruk adalah membuat orang muda menjadi atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan karena kebebasan yang dia miliki. Jadi dalam hal ini, sebagai orang tua harus memberi perhatian dan mempergunakan otoritasnya secara baik dan efisien terhadap anak remajanya. Di satu pihak, sebagai anak, orang muda hanya perlu menghormati orang tua, itu saja yang diperlukan dari sisi anaknya, sekali lagi yang diperlukan orang muda adalah menghormati orang tua.Allah menciptakan manusia dan memberinya kehendak bebas termasuk dalam memilih pasangan hidup. Allah juga menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir inilah seharusnya manusia memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya. Dalam proses pemilihan tersebut, Alkitab memberikan beberapa pedoman penting:

1. Jangan memilih seorang yang bukan Kristen sebagai pasangan hidup. Rasul Paulus menyatakannya secara tegas dalam 2Korintus 6:14-15,

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?”Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena menyangkut satu hal yang sangat mendasar, yaitu dasar dan pandangan hidup. Perbedaan dasar dan pandangan hidup akan mempersulit proses komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain. Banyak pengalaman kegagalan dari pasangan yang tidak seiman seharusnya menjadi tolok ukur. Pemaksaan untuk menikah dengan pasangan berlainan keyakinan dalam hal ini hanya akan menghasilkan kesukaran, perselisihan, penderitaan lahir dan

Page 9: MENCARI PASANGAN HIDUP

bathin, dilematika pada anak di kemudian hari bahkan yang sering terjadi adalah kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian. Keyakinan akan kebahagiaan hidup dengan pasangan hidup yang tidak seiman ibarat berjudi. Tidak ada orang yang menjadi kaya dan bahagia hidupnya karena judi. Pastikanlah perkara ini baik-baik, ini adalah perkataan Alkitab tentang pasangan hidup. Alkitab dalam hal memilih pasangan hidup tidak memberi orang Kristen kebebasan. Jangan membuat Allah murka dan hidup kita tidak diberkati hanya karena kita tidak mengindahkan Alkitab.2. Pertimbangkanlah kesesuaian (compatibilities) antara diri Anda dan pasangan Anda.

Allah menghendaki setiap orang Kristen mendapatkan pasangan yang seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Kejadian 2:20,“Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung- burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.”Kesesuaian adalah kunci untuk sebuah hubungan yang kuat. Kesesuaian tidak berarti sama persis, tetapi kesesuaian berarti berbeda tetapi bisa saling melengkapi dan menerima. Kesesuaian ini meliputi bidang-bidang: kerohanian, kemampuan rasio, dan kematangan sikap hidup. Semakin sedikit kesesuaian yang ada, semakin sulit untuk membangun relasi yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, sebelum hubungan bergerak terlalu jauh, perhatikanlah masalah kesesuaian ini. Ingatlah, pernikahan hanyalah pengalaman sekali seumur hidup.

3. Pertimbangkanlah karakternya Dalam kisah hamba Abraham menemukan Ribka, dia meminta Tuhan untuk

menunjukkan kepadanya seorang wanita yang tindakannya menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan sikap melayani (Kejadian 24:13-14). Martin De Haan memberikan beberapa kualitas karakter yang penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada masa kini: 1. Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7, Roma 12:16). 2. Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14, Ibrani 13:4). 3. Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkhotbah 2:1-11).4. Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25). 5. Sikap mengasihi (Yohanes 13:35).6. Penguasaan diri (Amsal 23:20-21).7. Tanggung jawab (1Timotius 5:8).

Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas sangatlah penting.

Beberapa tips yang bergunaDari kisah hamba Abraham menemukan Ribka sebagai jodoh bagi Ishak, terdapat beberapa tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok. Perhatikanlah beberapa tips sederhana berikut ini:

1. Carilah di tempat yang tepat Eliezer tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang Kanaan. Ia mencari

pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang- orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang tepat.

2. Minta pertolongan Tuhan Eliezer berdoa dan memohon pimpinan Tuhan (Kejadian 24:12). Demikianlah juga

hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus mengakui keutamaan Tuhan di dalam kehidupan kita.

Page 10: MENCARI PASANGAN HIDUP

3. Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu “tanda”Meskipun kita menyakini “tanda” itu berasal dari Allah; tetap pergunakanlah akal sehat. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa “tanda” yang dimintanya telah terpenuhi (Keluaran 24:21).

4. Meminta pertimbangan orang lain Ribka pun sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti hamba Abraham, terlebih dahulu

mendengarkan pendapat dari keluarganya (Keluaran 24:51, 58-61). Satu hal yang perlu diingat dalam masa pencarian pasangan hidup: “True love takes time”.(editan dari sebuah artikel)