mencari guru kreatif dan produktif di kurikulum 2013
TRANSCRIPT
1 |Y A Y R U M A H P I N T A R “ W A N A B A K T I M A N U N G G A L ”
Mencari Guru Kreatif dan Produktif di
Kurikulum 2013
Saat ini masih banyak guru yang belum kreatif dan produktif. Mereka hanya menjadi guru yang
sebatas mengajar saja. Padahal banyak sekali yang bisa dikembangkan dari mata pelajaran yang
diampunya. Bahkan guru bisa menjadi seorang entrepreneurship yang handal di bidang
pendidikan. Mereka tak perlu berdagang, tetapi cukup menjadi guru yang kreatif dan
produktif. Salah satu cirinya adalah mereka mampu merancang kegiatan pembelajaran yang
efektif, dan berkualitas.
Apa sih guru yang kreatif itu? Lalu apa pula guru produktif? Mari kita jawab pertanyaan ini
dengan sebuah senyuman yang manis terlebih dahulu di bibirmu yang memerah. Siapa tahu anda
dapat menjadi seorang edupreneurship yang mampu membuat model desain sistem
pembelajaran yang menyenangkan sekaligus membahagiakan.
Guru kreatif adalah guru yang tak pernah puas dengan apa yang disampaikannya kepada peserta
didik. Dia berusaha menemukan cara-cara baru untuk menemukan potensi atau bakat unik siswa.
Baginya, setiap tahun harus ada kreativitas yang dikembangkan dalam dirinya. Sehingga materi
yang disampaikannya tak melulu itu-itu saja setiap tahunnya. Bila dia mengajar sudah 10 tahun,
maka 10 tahun itulah dia mengulang materi yang itu-itu saja tanpa ada kreativitas di dalamnya.
Padahal setiap tahun tentu kita akan mengalami peserta didik yang tidak sama dengan tahun
sebelumnya. Di situlah guru dituntut harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajarnya sehinggsa
sampai ke otak siswa dengan cara-cara menyenangkan.
Hanya guru-guru kreatiflah yang bisa melakukan itu. Dia akan berusaha untuk berani mencoba
cara-cara baru melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan begitu guru diharapkan rajin
untuk membaca buku dalam menemukan metode pembelajaran terbaru, dan tidak hanya ceramah
melulu. Peserta didik benar-benar terlibat aktif dan terjadi inreraksi dua arah di dalamnya. Murid
senang, dan guru pun senang. Terjadi pembelajaran yang mengasyikkan.
Guru produktif adalah guru kreatif yang tidak pernah puas dengan pembelajaran yang
dilaksanakannya. Dia selalu melakukan refleksi diri melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
2 |Y A Y R U M A H P I N T A R “ W A N A B A K T I M A N U N G G A L ”
kelasnya sendiri. Melalui kolaborasi dengan teman sejawat, dia akan memperbaiki
kekurangannya dalam pembelajaran, dan segera dituliskannya. Hal itulah yang membuatnya
menjadi produktif. Apa yang dikerjakannya selalu dituliskan.
Guru produktif akan menuliskan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dituliskan.
Konsisten dan komitmen dalam menjaga diri untuk menulis membuatnya menjadi guru yang
produktif. Salah satu contoh yang paling mudah adalah buku pelajaran yang diampunya sudah
dibuatnya sendiri dengan perbaikan terus menerus. Diapun belajar dari penulis buku lainnya.
Dengan begitu terjadi edupreneurship dimana guru dilatih dan berlatih untuk membuat buku
yang berkualitas.
Edupreneurship akan menumbuhkan kebiasaan guru untuk menulis. Menghasilkan tulisan yang
kreatif, menarik, dan memiliki nilai komersial dengan dukungan sarana TIK. Selain itu guru akan
mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk dapat ditularkan kepada anak didik melalui
metode pembelajaran. Pada akhirnya akan merubah guru dari sekedar user (pengguna) buku
pelajaran menjadi writer/producer (penghasil/penulis) buku dan materi pelajaran yang
dikuasainya.
Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Upaya untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran selalu dilakukan tanpa henti. Proses
pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan komponen-komponen yang
berinterfungsi satu sama lain. Dalam sebuah sistem, komponen yang satu akan menjadi masukan
bagi komponen-komponen yang lain dalam mencapai tujuan.
Guru kreatif akan dapat menangkap peluang itu dan membuatnya menjadi guru produktif. Selalu
saja ada ide-ide segar yang membuatnya menemukan sistem pembelajaran dengan berbagai
model. Bahkan, dia mampu membuat media pembelajarannya sendiri untuk membantu para
peserta didiknya menerima materi pelajaran dengan baik. Tak salah, bila guru seperti itu
menjadi guru yang kaya. Guru yang tak pernah kehabisan ide kreatifnya, dan membuatnya
menjadi semakin produktif dalam menjadi guru di era baru.
Guru di era baru adalah guru yang mampu melihat perubahan yang terus terjadi. Dia
menempatkan siswa sebagai komponen penting dalam sitem pembelajaran di sekolah, karena
siswa merupakan subyek dari proses dan aktivitas pembelajaran. Pembelajaran harus menjadi
sebuah aktivitas yang berfokus pada siswa, dan bukan pada guru yang terlalu dominan di kelas.
“Saat ini masih banyak guru yang belum kreatif dan produktif. Mereka hanya menjadi guru yang
sebatas mengajar saja.” dan jika kurikulum 2013 diterapkan, fungsi guru nantinya hanya
memang sekedar mengajar saja, karena kekreativitasan mereka dalam membuat silabus, RPP dan
lain-lain akan diputus karena semuanya sudah dibuatkan pemerintah.
Setiap siswa merupakan individu yang unik dengan potensi kemampuan yang berbeda-
beda. Howard Gardner-psikolog dan ilmuwan dari Harvard Universitymengemukakan
3 |Y A Y R U M A H P I N T A R “ W A N A B A K T I M A N U N G G A L ”
sebuah dimensi baru tentang kecerdasan manusia.Kecerdasan itu adalah matematis-Logis,
kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan musikal ritmis, kecerdasan
verbal-linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalistik.
Guru kreatif akan mampu menemukan kecerdasan setiap peserta didiknya. Diapun menjadi
produktif karena apa yang ditemukannya menjadi bahan pembelajaran yang menarik. Kalau
sudah begitu, edupreneurship atau pendidikan kewirausahaan tinggal disisipkan saja sebagai
bumbu yang membuat peserta didik akhirnya mampu mandiri dan bermental pengusaha. Mental
pengusaha akan membuatnya tak akan pernah menyerah dalam kondisi apapun. Dia akan terus
berjuang secara mandiri dan mampu memotivasi dirinya sendiri.
Sudahkah kita sebagai guru merubah mind set mereka dari bermental pegawai menjadi
bermental pengusaha? Bila jawabannya sudah, maka sekolah tak akan melahirkan lulusan yang
menjadi pengangguran terdidik. Buat apa sekolah kalau para guru tidak mampu melahirkan
peserta didik yang bermental enterpreneurship.Oleh karenanya para guru harus memiliki
ilmu edupreneurship yang membuatnya terlatih menjadi guru yang kreatif, dan produktif.
Kreatif bukan ilmu yang bisa dipelajari tapi sesuatu yang bisa dilatih dengan mulai dari yang
sederhana. Bagi siswa, peran guru atau pengajar mempunyai andil yang besar untuk keberhasilan
masa depan siswanya. Semoga banyak Guru di Indonesia semakin kreatif, produktif, dan para
edukator kita mempunyai “entrepreneurship mind set” untuk anak didiknya, Insya Allah …
amin.