mencari asal usul kitab suci

300
Mencari Asal Usul Kitab Suci (The Bible Came from Arabia) Kamal Salibi, PhD. April 1985

Upload: falaqie-nila

Post on 13-Jul-2015

2.137 views

Category:

Education


48 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Mencari Asal Usul Kitab Suci

(The Bible Came from Arabia)

Kamal Salibi, PhD.

April 1985

Page 2: Mencari Asal Usul Kitab Suci

ii

Page 3: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Daftar Isi

1 Pendahuluan 5

2 Dunia Yahudi Kuno 13

3 Masalah Metode 41

4 Tanah Asir 57

5 Mencari Gerar 65

6 Non-Temuan di Tanah Palestina 83

7 Bermula Dari Tehom 101

8 Masalah Yordan 111

9 Yudah Arabia 131

10 Yerusalem dan Kota Daud 151

11 Israil dan Samaria 169

12 Rencana Perjalanan Ekspedisi Sheshonk 181

iii

Page 4: Mencari Asal Usul Kitab Suci

iv DAFTAR ISI

13 Melchizedek: Petunjuk-Petunjuk Pada Sebuah Pan-teon 193

14 Orang-Orang Ibrani Hutan Asir 205

15 Orang-orang Filistin Arabia 213

16 Tanah Harapan 225

17 Kunjungan Ke Eden 235

18 Nyanyian Dari Pegunungan Jizan 243

19 Epilog 25519.1 Catatan Kaki: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 266

19.1.1 DUNIA YAHUDI KUNO . . . . . . . . . . . 26619.1.2 MASALAH METODE . . . . . . . . . . . . . 27319.1.3 TANAH ASIR . . . . . . . . . . . . . . . . . 27619.1.4 MENCARI GERAR . . . . . . . . . . . . . . 27719.1.5 BERMULA DARI TEHOM . . . . . . . . . . 27719.1.6 MASALAH YORDAN . . . . . . . . . . . . . 27919.1.7 YUDAH ARABIA . . . . . . . . . . . . . . . 28219.1.8 YERUSALEM DAN KOTA DAUD . . . . . . 28319.1.9 ISRAIL DAN SAMARIA . . . . . . . . . . . 28519.1.10 RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK28519.1.11 MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK

PADA SEBUAH PANTEON . . . . . . . . . 28819.1.12 ORANG-ORANG IBRANI HUTAN ASIR . . 28819.1.13 ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA . . . . 28919.1.14 TANAH HARAPAN . . . . . . . . . . . . . . 29019.1.15 KUNJUNGAN KE EDEN . . . . . . . . . . . 29019.1.16 NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN 291

Page 5: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Daftar Gambar

v

Page 6: Mencari Asal Usul Kitab Suci

vi DAFTAR GAMBAR

Page 7: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Kata Pengantar

Ketika mula-mula saya mengira bahwa tempat asal Kitab Bibel ituArabia Barat dan bukan Palestina, saya merasa memerlukan dukun-gan untuk memperdalam penyelidikan ini, atau lebih tepat lagi un-tuk memberanikan menulis sebuah buku tentang ini. Dukungan inidiberikan oleh sejumlah teman dan rekan saya, dan saya banggamenyatakan bahwa saya berutang budi kepada mereka. Di antaramereka, Dr. Wolfgang Koehler dan Prof. Gernot Rotter yang telahmemberi kesempatan pertama kepada saya untuk mengemukakanpenemuan-penemuan saya yang awal kepada para pendengar yangamat kritis di Deutche Orient Institut di Beirut. Prof. Rotter ju-galah yang membawa hasil penelitian saya kepada penerbit-penerbitJerman. Merekalah yang kemudian mempersiapkan penerjemahanbuku ini, yang aslinya ditulis dalam bahasa Inggris, ke dalam be-berapa bahasa. Joseph Munro, Profesor Sastra Inggris di AmericanUniversity of Beirut, banyak membantu saya sejak awal berjalan-nya penyelidikan ini. Dia pula yang mempersiapkan naskah sayauntuk diterbitkan, serta melonggarkan jalan pemikiran saya yangterkadang sangat ingin menonjolkan keilmuan. Ia pun memperlem-but sifat tegas saya yang sering dogmatis dengan bentuk-bentukperumpamaan. Rasa gembira karena penemuan ini memaksa sayauntuk mengabaikan sikap berhati-hati.

Sebagai pendatang baru dalam bidang studi Semit dan Keinjilan,

1

Page 8: Mencari Asal Usul Kitab Suci

2 DAFTAR GAMBAR

dalam tahap-tahap awal penyelidikan ini saya mendapatkan bimbin-gan dari dua orang rekan saya, Ramzi Baalbaki, yang membantusaya dalam memperlancar bahasa Ibrani saya, dan William Ward,yang menyisihkan waktunya untuk memperkenalkan saya pada liter-atur bidang keilmuan yang relevan dan memperingatkan saya akanadanya ke sulitan-kesulitan yang akan saya hadapi. Yang seorangrekan lagi, yaitu Charles Abu Chaar, yang telah memberi pengara-han kepada saya dalam hal-hal yang berkenaan dengan kehidupanflora Arabia. Profesor Otto Jastrow dari the University of Erlan-gen, sangat berbaik hati terhadap saya dalam memberi dukungandan pengarahan mengenai studi ini, dan secara khusus saya mengu-capkan terima kasih kepadanya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya tujukan kepada Volkhard Windfuhr dari DerSpiegel, atas perhatiannya yang besar terhadap buku saya ini, dariawal sampai akhir. Peta-peta di dalam buku ini digambar oleh Ah-mad Shah Durranai, Dr. Elfried Soker dan Klaus Carstens, sedan-gkan naskah terakhir yang diketik dipersiapkan oleh Mufida Yacoub,Sayidah Ni’mah, Leila Salibi dan Margo Matta.

Karena studi yang saya lakukan ini bersifat revolusioner, saya yakinsegenap penasihat saya akan gembira mendengar bahwa saya mem-bebaskan mereka dari segala tanggung jawab dan dari apa pun ke-salahan serta kesalahpahaman yang didapati oleh para pembaca kri-tis. Meskipun demikian, saya menghargai dukungan mereka selamabuku ini ditulis. Saya hanya dapat berharap antusiasme merekayang tak kunjung padam itu telah diterjemahkan menjadi sebuahbuku yang patut mendapatkan kerjasama yang begitu besar itu darimereka.

Akhirnya, saya harus berterima kasih kepada sumber-sumber infor-masi yang tercetak yang menjadi studi saya ini sangat bergantung.Selain sebuah versi standar dari teks konsonan Injil Ibrani, saya telahmemanfaatkan katalog nama-nama tempat Arabia yang diterbitkanoleh Sheikh Hamad al-Jasir dari Riyad, Arab Saudi, yang berjudulAl-Mu’jam al-Jiughrafi li’l-Bilad’l ’Arbiyyah as-Sa’udiyyah (Riyad,1977). Selain itu, saya telah memanfaatkan juga beberapa peta

Page 9: Mencari Asal Usul Kitab Suci

DAFTAR GAMBAR 3

Jazirah Arabia yang lain: ’Atiq al-Baladi Mu’jam Ma’alim’l-Hijaz(Taif, 1978). Muhammad al-’Aqili: Al-Almu’jam al-Jiughrafi li’l-Bilad’l ’Arabiyyah as-Sa’udiyyah; Muqata’at Jizan (Riyad, 1979);’Ali ibn Salih as-Siluk az-Zahrani, Al-Mu’jam al-Jiughrafi ...; Bi-lad Ghamid wa Zahran (Riyad, 1978); Hamad al-Jasir, Mu’jam,Qaba’il’l-Mamlakah al ’Arabiyyah as-Sa’udiyyah (Riyad, 1981); ’Atiqal-Baladi, Mu’jam Qaba’il’l-Hijaz (Mekah, 1979). Karya-karya ahliilmu bumi Arab klasik, terutama Mu’jam’l-Buldan karya Yaqut danSifat Jazirat’l-Arab karya al-Hamdani, juga membantu saya. Se-bagian besar sumber-sumber lain tempat saya mendapatkan segalaketerangan itu tertera dalam catatan teks.

Guna membantu pembaca yang bukan spesialis, saya telah, menye-diakan beberapa catatan mengenai transliterasi Ibrani dan Arab,dan mengenai perubahan bentuk konsonan yang sering dijumpai an-tara kedua bahasa itu, yang terdapat tepat sebelum kata pengantarini.

Beirut24 April 1985Kamal Salibi

Page 10: Mencari Asal Usul Kitab Suci

4 DAFTAR GAMBAR

Page 11: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 1

Pendahuluan

Saya akan berbicara langsung mengenai pokok persoalan. Sayayakin bahwa saya telah mendapatkan suatu penemuan penting yangseharusnya akan dapat mengubah pengertian kita tentang BibelIbrani, atau apa yang disebut oleh kebanyakan orang sebagai Perjan-jian Lama. Penemuan ini berupa dugaan kuat bahwa Kitab Bibelitu berasal dari Arabia Barat, dan bukan dari Palestina, sepertiyang sampai kini diduga oleh para ahli, berdasarkan pada perki-raan geografis. Bukti yang saya dapati untuk menentang perny-ataan ini akan dibahas pada bab-bab yang berikut. Dugaan sayaini didasarkan pada analisa linguistik dari nama-nama tempat yangtertera di dalam Kitab Bibel, yang menurut pendapat saya sam-pai sekarang terus menerus telah diterjemahkan secara tidak be-nar. Prosedur ini secara teknis disebut analisa onomastik, ataubarangkali lebih tepat analisa toponimik. Saya terus-terang men-gakui bahwa penemuan ini masih bersifat teoritis, sebelum diperkuatoleh penyelidikan-penyelidikan arkeologis. Akan tetapi bukti-buktiyang saya dapati sangatlah besar sehingga hanya akan disangsikanoleh orang-orang kolot saja, dan saya yakin kesangsian itu pun akan

5

Page 12: Mencari Asal Usul Kitab Suci

6 BAB 1. PENDAHULUAN

lenyap setelah adanya dukungan selanjutnya oleh para ahli.

Tidak mengherankan, dalam membuka jalan baru, jika saya melakukanbeberapa kesalahan yang mungkin akan dijadikan kesempatan olehpara kritikus untuk menodai hasil-hasil penemuan saya ini. Tetapisaya yakin bahwa kesalahan itu tidak akan begitu besar sehinggadapat mempengaruhi hasil penemuan ini. Tidak diragukan lagi,banyak orang akan mengeluh bahwa referensi saya terhadap kepus-takaan yang luas mengenai geografi Bibel Ibrani itu hanya sepintassaja. Jawaban yang akan saya berikan singkat saja, yaitu bahwasaya samasekali tidak setuju dengan apa yang telah tertulis danmerasa tidak perlu membebani para pembaca dengan sanggahan-sanggahan mengenai penemuan-penemuan yang lalu satu persatu.Sebenarnya saya khawatir juga bahwa daftar nama-nama tempatyang menjadi dasar pokok argumentasi buku ini akan menimbulkankesulitan kepada pembaca yang tidak begitu biasa dengan translit-erasi abjad Ibrani dan Arab. Sementara saya harapkan para spe-sialis akan ikut bersabar bersama saya, saya sarankan pembaca bi-asa melewati saja bagian-bagian itu, dan memusatkan perhatianpada kesimpulan yang telah saya usahakan seringkas dan sejelasmungkin, dengan harapan hal ini dapat saya kemukakan dengansebaik-baiknya.

Untuk membantu pembaca umum, beberapa pengetahuan dasar baikmengenai bahasa dalam Bibel Ibrani ataupun perbandingannya se-cara linguistik yang berhubungan dengan bahasa-bahasa Semit, barangkalimasih diperlukan. Ringkasnya, Kitab Bibel Ibrani kanonik itu terdiridari tiga puluh sembilan kitab yang dahulunya disusun dalam duapuluh empat buah gulungan. Lima kitab pertama, yaitu Pentateuch(atau Torah dalam bahasa Ibrani, yang berarti ’pelajaran’) terdiridari Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Selanjut-nya, dua puluh satu kitab Kisah para Rasul: empat karya bersejarahYosua, Hakim-hakim, Samuel (2 kitab), Raja-raja (2 kitab); kitab-kitab Tiga Rasul utama Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel; kemudiandua belas kitab mengenai para nabi-nabi, yaitu: Hosea, Yoel, Amos,Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia

Page 13: Mencari Asal Usul Kitab Suci

7

dan Maleakhi. Dan akhirnya tiga belas kitab puisi-puisi keaga-maan dan kesusastraan mengenai kebijaksanaan, Tulisan-tulisan,yang terdiri dari Mazmur, Amsal, Yob, Kidung Agung, Rut, Rata-pan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarikh (2kitab). Kecuali bagian-bagian Aramaik dari kitab Daniel (2:4b -7:28) dan kitab Ezra (4:8 - 6:18), semua karangan orisinalnya yangsampai kepada kita tertulis dalam bahasa Ibrani.

Hal-hal yang bersangkutan dengan penanggalan dan penyusunankitab-kitab Bibel Ibrani itu terlalu rumit untuk dibahas secara rinci,dan tidaklah penting dalam argumentasi saya ini. Sejumlah kitab-kitab itu, misalnya, sudah dapat dipastikan sebagai karya-karya baruyang disusun berdasarkan naskah-naskah yang lebih tua, sehinggadapat diperkirakan baru tersusun pada sekitar abad ke-4 S.M., sete-lah runtuhnya kerajaan Israil kuno.

Yang sudah pasti ialah bahwa bahasa Ibrani dalam Bibel secara ke-seluruhan mempunyai bentuk bahasa sehari-hari, tidak seperti hal-nya bahasa Ibrani yang dipakai oleh para rabbi (pendeta Yahudi)yang berfungsi khusus sebagai bahasa kesarjanaan. Dengan katalain, naskah-naskah Bibel Ibrani yang kita kenal telah ada sebelumabad ke-5 S.M., pada waktu Kerajaan Israil kuno mengalami kehan-curannya dan sewaktu bahasa Ibrani dan berbagai bentuk bahasaKanaan sudah tidak dipakai lagi. Ini berarti kita dapat memper-gunakan Bibel Ibrani itu, paling tidak dalam penelitian ini, sebagaidokumen yang berhubungan langsung dengan sejarah Israil, lepasdari soal-soal penanggalan, komposisi, atau siapa penulisnya.

Karena hampir seluruh argumentasi ini dititikberatkan pada perki-raan saya bahwa Bibel Ibrani terus-menerus diterjemahkan dengantidak benar, maka patut diadakan suatu pembetulan. Singkatnya,seperti yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam pada Bab2, bahasa Ibrani itu tidak lagi dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari pada sekitar abad ke-5 atau ke-6 S.M. Oleh sebab itu, jikaingin memahami Bibel Ibrani kita harus memilih satu di antaradua metode. Cara yang pertama ialah menerima saja terjema-

Page 14: Mencari Asal Usul Kitab Suci

8 BAB 1. PENDAHULUAN

han naskah-naskah yang diterjemahkan secara tradisional itu dalambahasa Ibrani, atau menyelidiki bahasa-bahasa Semit yang masihberhubungan erat dengan bahasa Ibrani, seperti bahasa Arab danbahasa Suryani. Bahasa Suryani merupakan peninggalan dari suatubentuk bahasa Aram kuno. Saya tidak menggunakan penterjema-han secara tradisional dalam bahasa Ibrani, karena para ahli Yahudiyang menterjemahkan dan memberi bunyi vokal pada Bibel Ibraniantara abad ke-6 dan ke-10 M. itu tidak dapat berbahasa Ibranisecara lisan dan mungkin mendasarkan rekonstruksi mereka padadugaan-dugaan saja. Jika memakai metode kedua, untuk menaf-sirkan bahasa Ibrani yang dipergunakan di dalam Bibel Ibrani, kitaharus melakukannya berkenaan dengan fonologi dan morfologi per-bandingan dari bahasa-bahasa Semit. Mengingat banyak pembacayang belum terbiasa dengan hal-hal seperti ini, sekali lagi saya akanmemberikan informasi dasar mengenai hal ini.

Bahasa Semit pada umumnya dianggap sebagai anggota keluarga be-sar bahasa-bahasa Afro-Asia yang meliputi bahasa Mesir kuno danbahasa Berber serta Hausa modern. Dari bahasa-bahasa ini, yangtermasuk dalam cabang bahasa Semit ialah bahasa Akkadia (ba-hasa kuno Babilonia dan Asiria), bahasa Kanaan (bahasa Funisiakuno dan bahasa Ibrani kuno adalah suatu varian dari bahasa ini),bahasa Aram (bahasa Suryani) dan bahasa Arab. Salah satu cirikhas yang dimiliki bahasa-bahasa ini adalah sistem mendapatkanakar suatu kata yang biasanya terdiri dari tiga konsonan. Akar-akarkata ini biasanya dipahami sebagai kata kerja, dan ada seperangkatpola asal mula kata kerja ini yang telah membentuk kata kerja lain,dan juga kata benda dan kata sifat yang beraneka ragam. Ini meli-batkan beberapa cara pemberian tanda vokal pada akar kata denganmenambahkan huruf-huruf hidup, dan juga penambahan satu ataulebih konsonan pada akar kata yang asli. Dalam kamus-kamus stan-dar bahasa-bahasa Semit, kita biasanya mencari akar kata tertentu,yang kemudian diikuti oleh serangkaian kata jadian yang berasaldari akar kata itu. Sejumlah akar kata yang sama terdapat di be-berapa bahasa Semit, dengan arti yang sama atau dengan arti yang

Page 15: Mencari Asal Usul Kitab Suci

9

berdekatan. Kalau kita telah menguasai sebuah bahasa Semit, akanlebih mudah mempelajari yang lain.

Terkadang, sebuah akar kata yang ada pada dua atau lebih bahasaSemit tidak mudah dikenali sebagai akar kata yang sama oleh seseo-rang yang tidak berbahasa Semit sebagai bahasa ibu. Ini disebabkankarena satu atau lebih konsonan dalam akar kata itu dapat berubahdari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam bahasa Ibrani, con-tohnya, akar kata yang berarti ’mendiami’ adalah hsr, sedangkandalam bahasa Arab akar kata itu adalah hdr. Penjelasannya adalahbahwa pemakai bahasa Semit secara naluriah mengenai hubunganfonologis antara pelbagai konsonan, yang dapat ditukar tempatnyadi antara berbagai bahasa-bahasa Semit. Misalnya, ’g’ di dalamsatu bahasa atau dialek (yang dapat diucapkan seperti huruf ’g’atau sebagai huruf ’j’) dapat berubah menjadi huruf ’q’ (qaf) atau’g’ (ghayn) dalam bahasa atau dialek yang lain. Maka kata Negebdalam bahasa Ibrani (sebagai sebuah nama tempat) berubah men-jadi Naqab atau Nagab dalam bahasa Arab.

Perubahan konsonan di antara bahasa-bahasa Semit ini nampaknyamengikuti peraturan-peraturan tertentu, dan untuk mudahnya sayatelah tabulasikan perubahan-perubahan tersebut dari bahasa Ibranike bahasa Arab di bagian tepat sebelum Kata Pengantar buku ini.Ada pula masalah metatesis, atau perubahan dalam penempatankonsonan-konsonan dalam akar kata yang sama antara pelbagai ba-hasa Semit, misalnya akar kata acb, dapat berubah menjadi cab ataubca. Metatesis bukanlah suatu fenomena linguistik yang hanya dite-mui dalam bahasa-bahasa Semit. Kita dapat juga menjumpainyadalam bahasa-bahasa yang lain , walaupun metatesis sangat biasaterjadi di antara bahasa-bahasa Semit yang sama. Dalam sebuahdialek Arab, contohnya, zwg (diucapkan zawj), yang berarti ’sepa-sang’ dapat berubah menjadi gwz (diucapkan jawz), yang terakhiradalah bentuk yang biasa terdapat pada dialek Libanon yang sayapakai.

Sama pentingnya, kalau tidak lebih, untuk mengingat bahwa bahasa-

Page 16: Mencari Asal Usul Kitab Suci

10 BAB 1. PENDAHULUAN

bahasa Semit ditulis dalam bentuk konsonan tanpa huruf hidup. Na-mun, pada terjemahan-terjemahan Kitab Bibel dalam bahasa Ing-gris dan dalam bahasa-bahasa lainnya, nama-nama menurut Bibelitu dikemukakan dalam bentuk yang telah diberi huruf vokal, yangberasal dari penyuaraan kaum ’Masoret’ atau dari tradisi KitabBibel Ibrani, yang seperti telah saya katakan, mungkin salah, sepa-njang ahli-ahli Masoret itu perlu menyusun kembali bahasa Ibrani,yang sudah dipergunakan lagi secara umum. Agar membantu parapembaca, yang telah saya lakukan adalah memberikan baik kataIbrani yang diberi vokal secara tradisional maupun yang belum diberivokal, dan saya berusaha untuk menunjukkan bagaimana kata yangsama itu, jika diberi vokal dengan cara yang berbeda, dapat mem-punyai arti selain yang telah ditentukan menurut tradisi kaum Ma-soret. Mengenai kata-kata –terutama nama-nama tempat yang be-rasal dari catatan-catatan kuno Mesir, mustahil untuk mengetahuibagaimana semua itu disuarakan. Maka dari itu, apa yang telahsaya lakukan dalam contoh-contoh yang seperti itu adalah menge-mukakannya dalam bentuk konsonan mereka dan juga membuatagar mereka dapat dibandingkan dengan bentuk-bentuk konsonanIbrani. Seperti itu pula, jika saya mengutip kalimat-kalimat lengkapdari Bibel Ibrani, saya telah menuliskan kata-kata Ibrani yang tidakdiberi vokal ke dalam bentuk Latin yang belum diberi tanda vokalpula. Ini agaknya tidak banyak membantu dalam pembacaannya,tetapi berkenaan dengan argumentasi saya, saya tidak melihat adanyaalternatif lain yang lebih baik.

Untuk meringkaskan: apa yang sama dalam perbendaharaan katadari berbagai bahasa Semit adalah sejumlah besar akar kata konso-nan dan bentuk-bentuk kata yang berasal dari situ; yang terakhir initidak mempunyai perbedaan yang besar antara satu bahasa denganbahasa yang lain. Guna membandingkan kata-kata dalam berbagaibahasa Semit, kita perlu mengeja kata-kata itu hanya dalam bentukkonsonannya, kalau tidak demikian maka seluruh maknanya akanhilang. Maka dari itu saya harus memohon kepada pembaca agarmereka bersabar jika terdapat perbandingan-perbandingan seperti

Page 17: Mencari Asal Usul Kitab Suci

11

itu, dan agar mereka percaya bahwa perbandingan-perbandinganini dibuat menurut peraturan yang pantas bagi ilmu bahasa per-bandingan.

Berpaling pada metodologi, karena alasan-alasan yang kini telahjelas, saya mendasarkan studi saya ini pada teks konsonan BibelIbrani, membanding-bandingkan sebutan tertentu dengan nama-namatempat di Arabia Barat guna memberikan alternatif bagi penter-jemah tradisional. Kita tidak perlu membahasnya lebih jauh dariitu, karena masalah-masalah yang seperti ini akan saya bahas dalamBab 2. Namun, saya hanya ingin menambahkan bahwa selain meneli-ti buku-buku dan peta-peta, saya telah pula melakukan sebuah per-jalanan ke Arabia Barat, yang saya yakin adalah tanah asal KitabBibel, guna menjadi lebih akrab dengan lokasi-lokasi utama yangdisebutkan di dalam studi ini dan secara langsung mengamati bagaimanapelbagai lokasi yang telah saya sebutkan tadi itu berhubungan, baiksecara geografis maupun secara topografis.

Di atas dasar-dasar inilah argumentasi buku saya ini berdiri. Apakahsaya berhasil atau tidak meyakinkan para ahli Bibel Ibrani itu masihharus disangsikan dahulu. Yang dapat saya katakan adalah bahwasaya yakin sepenuhnya atas hasil-hasil penemuan yang dihasilkanoleh analisa toponimis saya, dan saya menanti-nanti datangnya saatpara arkeolog menggali beberapa tempat peninggalan zaman pur-bakala yang telah saya sebutkan, dan semoga menghasilkan bukti-bukti yang lebih lanjut bahwa tanah asal Kitab Bibel Ibrani adalahArabia, Barat, bukan Palestina.

Page 18: Mencari Asal Usul Kitab Suci

12 BAB 1. PENDAHULUAN

Page 19: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 2

Dunia Yahudi Kuno

Asal mula penyelidikan ini datang secara tidak sengaja. Pada su-atu hari saya menerima sebuah copy cetakan indeks ilmu bumi ArabSaudi, diterbitkan di Riyad pada tahun 1977, dan ketika saya sedangmemeriksanya untuk nama-nama tempat yang tidak berasal dari ba-hasa Arab yang terletak di Arabia Barat, ketika itulah saya menyadaribahwa nama-nama tempat di Arabia Barat juga merupakan nama-nama tempat yang tertera di dalam Kitab Perjanjian Lama, atauyang saya sebut Bibel Ibrani. Pada mulanya saya meragukan per-samaan ini, tetapi setelah bukti-bukti yang memperkuat itu terkumpul,saya merasa yakin bahwa persamaan antara nama-nama itu bukan-lah suatu kebetulan belaka. Hampir semua nama tempat kunoyang saya dapati di dalam Bibel berpusat pada daerah dengan pan-jang sekitar 600 kilometer dan selebar 200 kilometer, yang padazaman ini meliputi Asir (bahasa Arabnya ’Asir) dan bagian sela-tan Hijaz (al-Higaz). Semua koordinat tempat-tempat yang dise-butkan di dalam Kitab Bibel Ibrani dapat dicocokkan dengan se-buah tempat di wilayah ini, suatu fakta yang sangat penting, sedan-gkan belum ada bukti-bukti yang mencocokkan koordinat-koordinat

13

Page 20: Mencari Asal Usul Kitab Suci

14 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

tersebut dengan lokasi tempat-tempat di Palestina, tempat yangdiduga sebagai tanah asal Kitab Bibel. Saya tidak menemukansekelompok nama tempat kuno, dalam bentuk Ibraninya yang masihasli di daerah-daerah lain di Timur Dekat. Saya merasa berkewa-jiban untuk memikirkan adanya sebuah kemungkinan yang sangatmenakjubkan: yaitu bahwa Yudaisme bukan berasal dari Palesti-na, melainkan dari Arabia Barat, dan bahwa seluruh sejarah bangsaIsrail kuno berlangsung di daerah ini, bukan di tempat lain.

Sudah tentu, jika menganggap bahwa dugaan saya ini benar, bukanberarti bahwa tidak ada orang Yahudi yang tinggal menetap diPalestina pada zaman Bibel itu atau di negara lain di luar wilayahini. Yang dimaksud ialah bahwa Kitab Bibel Ibrani itu pada dasarnyaialah suatu catatan mengenai sejarah pengalaman bangsa Yahudidi Arabia Barat. Sayangnya tidak ada catatan sejarah yang dap-at menjelaskan bagaimana Yudaisme dapat didirikan di Palestinapada zaman dahulu itu. Tetapi kita dapat saja memberikan suatuperkiraan berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Di antara agama-agama Timur Dekat yang diketahui, agama Yahu-di berada dalam golongan tersendiri; belum ada usaha-usaha yangberhasil menjelaskan asal usulnya dalam pengertian agama-agamakuno Mesopotamia, Suria atau Mesir, kecuali dalam tingkat bayan-gan mitos-mitos. Salah satu contoh yang demikian ini ialah kisahair bah, yang mungkin juga terdapat dalam kitab ’Epik Gilgamesh’dari mesopotamia kuno, dan mitos-mitos kuno lainnya, bahkan salahsatu di antaranya berasal dari Cina. Walaupun dengan adanyacontoh-contoh ini, kita tidak dapat memastikan asal-mulanya mitos-mitos ini serta apa yang dibawa dan dari siapa. Tetapi, seperti yangakan kita lihat dalam Bab 12, sangat masuk di akal untuk men-gandaikan bahwasanya asal mula agama Yahudi mungkin terbentukkarena adanya kecenderungan terhadap monoteisme di Asir kunotempat sejumlah dewa-dewa gunung seperti Yahweh, El Sabaoth, ElShalom, El Shaddai, El Elyon dan yang lain entah bagaimana yangakhirnya diakui sebagai dewa tertinggi, mungkin dengan adanyapembauran di antara suku-suku setempat. Karena kemudian di-

Page 21: Mencari Asal Usul Kitab Suci

15

adopsi oleh suku Israil, sebuah suku lokal, monoteisme dasar Ara-bia Barat ini lambat-laun berkembang menjadi sebuah agama den-gan jalan pemikiran yang tinggi, yang mempunyai sebuah kitabkeagamaan tetap, yang mengandung gagasan yang rumit tentangsifat ketuhanan dan mempunyai tema kemasyarakatan dan etikatersendiri. Agama itu dengan mudah menarik peminat-peminat dariluar daerah asalnya, khususnya dari daerah-daerah yang telah men-genal ketatasusilaan dan yang telah mempunyai tingkat pemikiranyang cukup tinggi. Karena agama itu mempunyai kitab dan dikem-bangkan oleh orang-orang yang dapat menulis dan membaca, agamaitu mudah untuk disebarluaskan.

Bahasa yang dipakai dalam kitab-kitab Yahudi ini biasanya disebutIbrani, dan agaknya merupakan dialek sebuah bahasa Semit yangdahulunya merupakan bahasa sehari-hari yang dipakai di pelbagaidaerah di Arabia Selatan, Barat dan Suria (termasuk Palestina).1

Seseorang dapat menyimpulkan hal ini melalui penyelidikan etimol-ogis dan dari nama-nama tempat di wilayah Timur Dekat, memper-timbangkan pula distribusi geografis mereka. Karena memerlukankata yang lebih tepat, maka bahasa kuno ini kini disebut bahasaKanaan, menurut nama sebuah bangsa menurut Bibel yang meng-gunakan bahasa ini.2

Di samping bahasa Kanaan, ada satu lagi bahasa yang dipakai dijazirah Arab dan Suria, bahasa ini adalah bahasa Aram, diberi namaini menurut nama bangsa Aram dari Bibel. Tanpa memperdulikansiapa itu sebenarnya bangsa Kanaan dan Aram, suatu topik yang

1Istilah ’Semit’, dipakai untuk menggambarkan bangsa yang berhubungandengan bangsa Ibrani dan bahasa-bahasa mereka, pertama kali diperkenalkanoleh A. L. Schlozer dalam tahun 1781. Istilah ini berasal dari kata Shem (sm)dalam Bibel, putra Nabi Nuh dan yang dianggap sebagai leluhur orang-orangIsrail dan bangsa-bangsa lain menurut Bibel. Bibel Ibrani berbicara mengenaibangsa-bangsa keturunan Shem tanpa menggambarkan mereka sebagai orang-orang ’Semit’.

2Bahasa tersebut mungkin disebut dengan nama ini pada masa silam. Sebuahsebutan Bibel, yaitu Yesaya 19:18, menyebutkan ’bahasa Kanaan’ (spt kn’n),agaknya berarti bahasa Ibrani.

Page 22: Mencari Asal Usul Kitab Suci

16 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

akan saya bicarakan dalam Bab 4,3dapat dipastikan bahwa bahasaKanaan (atau bahasa Ibrani) dan bahasa Aram pernah dalam wak-tu yang bersamaan digunakan oleh berbagai masyarakat Arab dariwilayah Barat, seperti halnya di Suria. Sebuah ayat pendek dariKitab Bibel, jika dilihat kembali dari segi nama-nama tempat diArabia Barat yang masih ada sejak dari zaman kuno, jelas men-gungkapkan hal ini.

Sebutan ini adalah Kejadian 31:47-49. Di sini dapat kita bacamengenai sebuah timbunan tanah yang disebut ’timbunan batu’,didirikan untuk menjadi saksi atas persetujuan antara Yakub, se-orang Yahudi, dengan paman dari pihak ibunya, seorang bangsaAram dan ayah mertuanya, yaitu Laban. Laban menyebutnya ’Yegar-sahadutha’ (dalam bahasa Aram adalah ygr shdwt’), tetapi Yakub

3Kemudian akan ditunjukkan melalui analisa toponimis bahwa tanah Kanaanmenurut Bibel terletak di sisi maritim Asir, bukan di Palestina dan pesisir Suria,seperti yang biasanya diduga. Mendasarkan hampir sebagian besar argumentasimereka pada bukti-bukti dalam Bibel, yang ditafsirkan dengan salah, para ahlitelah menganggap bahwa bangsa Aramaea (Aram) pada mulanya merupakanpenghuni daerah Suria bagian utara di sebelah barat sungai Efrat. Namun, se-buah penelitian kembali atas bukti-bukti menurut Bibel menunjukkan kepadakita bahwa yang disebut oleh Bibel Ibrani sebagai Aram (konsonan ’rm) sebe-narnya adalah Arabia Barat. Aram Naharim (’rm nhrym, Kejadian 28:2 dansebagainya), contohnya, jelas bukan Mesopotamia, tetapi merupakan Naharin(nhryn) kini di dekat Taif (al-Ta’if), di Hijaz bagian selatan. Maka dari itu,kita harus menyimpulkan bahwa Paddan-aram (pdn ’rm, Kejadian 28:2 dan se-bagainya) adalah Dafinah (dpn) di dekatnya, di daerah sekitar Mekah, bukanMesopotamia. Begitu pula beberapa nama yang lain yang oleh Bibel Ibrani dia-sosiasikan dengan Aram Beth-rehob, Aram Zobah dan bahkan Damaskus (DhaMisk di Arabia Barat, atau d msk, bandingkan dengan kata Ibrani dmsq) -mungkin kini dapat ditemui namanya di Hijaz dan Asir. Wadi Waram (wrm)juga memakai nama Aram kuno di sana. Kebetulan juga, Iram (’rm, Qur’an89:7) di dalam Qur’an, sebagai nama tempat, secara konsonan sama denganAram dalam Bibel, yang juga adalah ’rm. Qur’an menghubungkan tempat inidengan Dhat al-’Imad. Al-’Imad kini merupakan sebuah desa di dataran tinggiZahran (Zahran), sebuah daerah di sebelah selatan Taif, dan di sini sebuah daer-ah Aram setempat bertahan sebagai desa Aryamah (’rym). Terus-terang saja,kita tidak dapat mengatakan dengan pasti sampai seberapa jauh luas tanah diArabia Barat menurut Bibel itu, tetapi tanah ini jelas mencakup daerah-daerahselatan Hijaz.

Page 23: Mencari Asal Usul Kitab Suci

17

menyebutnya ’Galed’ (dalam bahasa Ibraninya gl’d) dan ’Mizpah’(Ibraninya hmsph), yang berarti menara penjagaan. Ketiga namaini kini masih dipakai oleh tiga buah desa yang tidak begitu terke-nal, yang letaknya berdekatan, di daerah maritim Asir, di kawasanRijal Alma’ (Rigal Alma’), di sebelah barat Abha (Abha). Nama-namanya adalah: Far’at Al-Shahda (’l shd’), yang berarti ’Tuhanadalah saksi’ atau ’Tuhan dari saksi’, dalam bahasa Arabnya pr’tatau pr’h, yang berarti bukit atau timbunan, sama artinya dengankata Aram ygr; al-Ja’d (’l-g’d), yang merupakan sebuah metatesisyang telah diarabkan dari kata gl’d; dan al-Madhaf (mdp; band-ingkan dengan msph).

Begitulah persamaan antara pemakai bahasa Kanaan dengan pe-makai bahasa Aram di Arabia Barat menurut Bibel, sehingga menu-rut hemat saya orang-orang Israil itu bingung dari kelompok manamereka berasal. Walau mereka menganggap sebagai bangsa Ibrani(lihat Bab 13), tetapi menurut Ulangan 26:5 leluhur mereka adalahseorang yang berasal dari suku Aram. Pertentangan ini telah lamamembingungkan para ahli, tetapi jika anggapan saya benar, hal itumemang masuk akal.

Kemungkinan besar awal tersebarnya agama Yahudi dari tanah asal-nya di Arabia Barat ke Palestina dan ke daerah-daerah lain itu ialahdengan mengikuti jalur (route) kafilah perdagangan antar Arabia.Pada zaman kuno, wilayah Asir di Arabia Barat merupakan tem-pat pertemuan kafilah-kafilah yang membawa barang-barang dagan-gan dari berbagai negara di kawasan teluk Samudera Hindia seper-ti India, Arabia Selatan serta Afrika Timur, dari satu arah, dandari Persia-Mesopotamia, dan negara-negara di Laut Tengah bagianTimur, terutama Suria, Mesir dan dunia Aegea, dari arah yang lain(lihat Peta 1).

Palestina, yang terletak di sudut Selatan Suria, dekat Mesir, meru-pakan ujung penghabisan dari jalur perdagangan kuno Arabia Baratpertama yang bertolak menuju arah ini. Penduduk Yahudi yang per-tama mestinya adalah pedagang-pedagang dan kafilah-kafilah dari

Page 24: Mencari Asal Usul Kitab Suci

18 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

Arabi Barat yang terlibat dalam perdagangan ini. Penduduk baruini kemudian dengan mudah menarik penduduk lokal untuk mema-suki agama mereka, yang dalam hal kecanggihan intelektualnya jauhlebih tinggi dibandingkan dengan cara-cara pemujaan setempat danbahkan agama-agama tinggi kerajaan Mesir dan Mesopotamia. Carayang persis seperti inilah yang dipergunakan oleh pedagang-pedagangIslam di berbagai tempat di Asia dan Afrika Timur pada waktu-waktu yang kemudian. Mereka menarik umat baru untuk memelukagama Islam di mana pun mereka singgah di antara penduduk ituyang memandang agama Islam sebagai suatu agama yang lebih baikdaripada agama mereka sendiri.

Bukan maksud saya untuk mengatakan bahwa orang-orang Yahudiitulah yang merupakan penduduk pertama Arabia Barat di Palesti-na. Mestinya bangsa Filistin yang menurut Bibel (lihat Bab 14)dari Arabia Barat itulah yang terlebih dahulu menetap di daerahitu sebelum mereka, mengingat bahwa merekalah yang memberi na-ma kepada negara ini. Begitupun halnya dengan bangsa Kanaandari Arabia Barat (lihat catatan 3) yang tampaknya telah ’terse-bar’ (Kejadian 10:18) sejak dahulu, dan memberi nama pada tanahKanaan (kn’n) yang terletak di sepanjang pantai Suria, di sebelahutara Palestina. Daerah ini disebut Phoenicia oleh bangsa Yunani(mengenai Faniqa atau ’Phoenicia’ di Asir, lihat Bab 14 ). Bah-wasanya Phoenicia sebenarnya disebut Kanaan oleh penduduknyadapat diketahui dari sekeping uang logam Yunani dari Beirut yangmenceritakan dalam bahasa Funisia (Phoenicia), bahwa kota ini ter-letak ’di Kanaan’ (b-kn’n), dan dalam bahasa Yunani bahwa kotaini terletak ’di Phoenicia’.4 Menulis mengenai ’bangsa Phoenicia’dan ’bangsa Suria dari Palestina’ pada abad ke-5 S.M., sejarawanYunani Herodotus yakin bahwa mereka berasal dari Arabia Barat.

4Zellig S. Harris, A Grammar of the Phoenician Language (New Haven,Conn., 1936), halaman 7, catatan 29. Harris menyebutkan bukti-bukti selan-jutnya yang menandakan bahwa bangsa Funisia (Phoenicia), di sepanjang pan-tai Suria dan di tempat-tempat lain, sebenarnya menyebut diri mereka bangsaKanaan.

Page 25: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19

Ia menulis tentang kedua bangsa itu: ’Negara ini, menurut ceritamereka sendiri, dahulunya terletak di Laut Merah, tetapi dari sanamereka menyeberang dan menetapkan diri di pesisir Suria, dan disana mereka masih menetap’ (7:89; lihat juga ibid. 1:1).5

Berapa pun umurnya perkampungan orang-orang dari Arabia Baratyang tertua di daerah pesisir Suria,6 migrasi orang-orang Filistindan Kanaan ke sana mestinya bertambah besar. Menurut kitab-kitab dalam Bibel Ibrani, kerajaan Israil sudah dipastikan berdiridi Arabia Barat, yang dihuni antara lain oleh bangsa Filistin danKanaan, antara akhir abad ke-11 dan awal abad ke-10 S.M., yang se-bagian besar merugikan bangsa Filistin dan Kanaan. Karena patahsemangat dan berturut-turut dikalahkan oleh bangsa Israil, makaorang-orang Filistin dan Kanaan ini kemungkinan memperderas arusmigrasi mereka ke daerah pesisir Suria pada waktu yang sama. DiPalestina, nampaknya bangsa Filistin menamakan perkampungan-perkampungan mereka (seperti Gaza dan Askalon) menurut kota-kota di Arabia Barat yang mereka tinggalkan. Dusun Bayt Da-jan di Palestina (’kuil’ dgn, atau ’dagon’) di Palestina, dekat Jaffa,masih memakai nama dewa agama yang mereka anut sewaktu diArabia Barat (lihat Bab 14). Di sebelah utara Palestina, bangsaKanaan juga memberi nama-nama yang berasal dari Arabia Baratkepada perkampungan-perkampungan mereka - nama-nama sepertiSur (Tyre), Sidon, Gebal (dalam bahasa Yunani = Byblos), Arwad(dalam bahasa Yunani = Arados), atau Libanon.7 Pada saat orang-

5Bukti Herodotus mengenai hal ini, seperti mengenai hal-hal lain yang berke-naan dengan sejarah Timur Dekat kuno, biasanya tidak ditanggapi dan dianggaptidak berharga oleh para sejarawan dan para ahli purbakala modern di daerahitu. Tentunya mereka secara sombong memperlakukannya dengan demikian,karena bukti-bukti ini tidak cocok dengan anggapan-anggapan mereka yang se-bagian besar berdasarkan pada penafsiran yang salah atas bahan-bahan geografisdan topografis Bibel Ibrani. Gagasan bahwa Laut Merah Herodotus bukanlahLaut Merah, melainkan Teluk Parsi tidak perlu dipercaya, karena hanya sedikitsekali bukti yang ada guna mendukungnya.

6Herodotus (2:44) melaporkan, mengenai kekuasaan pendeta-pendeta kotaFunisia Tyre pada zamannya, bahwa kota ini didirikan 2.300 tahun sebelumnya.

7Tyre menurut Bibel (bahasa Ibrani sr) bukanlah sebuah kota di tepi ’laut’

Page 26: Mencari Asal Usul Kitab Suci

20 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

orang Israil dari Arabia Barat (dan mungkin kaum Yahudi dari Ara-bia Barat lainnya) memulai migrasi mereka ke arah Utara untukmenetap di Palestina, yang tak dapat ditentukan tahunnya, mere-ka juga memberikan nama-nama yang berasal dari daerah merekayang dahulu kepada tempat-tempat pemukiman mereka atau kepa-da tempat-tempat pemujaan penduduk setempat yang diambil aliholeh mereka dan menggabungkannya dengan kuil-kuil Yahudi mere-ka. Di antara yang paling kentara dan yang paling terkenal adalah:Yerusalem (yrwslm, lihat Bab 9), Bethlehem (byt lhm, lihat Bab8), Hebron (hbrwn, lihat Bab 13? Carmel (krml),8 dan kemungk-

(bahasa Ibrani ym), tetapi apa yang kini merupakan oase utama Zur (zr), yangbernama Zur al-Wadi’ah, di wilayah Najran, berdiri di ujung daerah Yam (ym),berbatasan dengan gurun Arabia Tengah. ’Kapal-kapal’-nya (bahasa Ibraninyaialah ’wnywt) sebenarnya adalah kafilah-kafilah binatang beban (bahasa Arab-nya ’nyt, ’kantung-kantung pelana’), dan tempat-tempat mereka berdagang da-pat dikenali melalui nama-nama mereka di pelbagai bagian Arabia. Kitab Bibelberbicara mengenai Raja Hiram (hyrm) dari sr, atau ’Tyre’; tidak ada raja kunodengan nama ini yang diakui untuk kota Tyre di Libanon, karena nama Phoeni-cia Ahiram (hrm bukan hyrm) adalah seorang raja Byblos, yang merupakantempat yang lain samasekali Gebal (gbl atau qbl) termasuk dalam nama-namatempat yang sering dipakai di Arabia Barat, sebuah Gebal tertentu, dekat TyreBibel, adalah Al-Qabil (qbl), di wilayah Najran. Arwad di Arabia Barat kiniadalah Riwad (rwd), di dataran tinggi Asir; Sidon dalam Bibel dibahas dalamBab 4. Menurut para ahli Geografi Arab, Lubaynan (lbynn, tanpa vokal lbnn,atau ’Libanon’) adalah nama dataran tinggi yang kini berada di tengah-tengahperbatasan antara Asir dan Yaman. Di kaki perbukitan pantai daerah ini, se-buah desa yang bernama Lubayni (lbyny) masih tetap ada. Pohon-pohon araz(cedar) Libanon yang tertulis dalam Bibel mestinya adalah tumbuhan jeneverraksasa Lubaynan di Arabia Barat, dan salju Libanon yang dikatakan dalamKitab itu, tidak disangkal lagi adalah salju setempat (lihat Bab 2).

8Carmel di Arabia Barat adalah Kirmil (juga krml), yang disebutkan dalamkamus geografi Arab Yaqut (4:448) sebagai sebuah punggung bukit pesisir diujung selatan Asir, berbatasan dengan Yaman, sehingga terletak tepat di sebelahbarat Libanon Arabia Barat (lihat Catatan 7). Ini menjelaskan mengapa Gu-nung Carmel kadang-kadang disebutkan sehubungan dengan Gunung Libanondalam teks-teks Bibel, salah satu di antaranya yang tidak terduga adalah Yesaya29:17, sb lbnwn l-krml, yang dianggap berarti ’Libanon akan diubah menja-di ladang yang subur’, tetapi sebenarnya berarti ’Libanon akan berubah (ataukembali) menjadi Carmel’.

Page 27: Mencari Asal Usul Kitab Suci

21

inan Galilee (glyl),9 Hermon (hrmwn)10 dan Yordan (h-yrdn, lihatBab 7), semuanya membenarkan hal ini. Di kebanyakan tempat didunia, pada suatu waktu, imigran-imigran yang rindu sering mena-makan kota-kota, daerah-daerah, pegunungan, sungai-sungai, ataubahkan suatu negara atau pulau-pulau dengan nama-nama yangmereka bawa dari tanah yang mereka tinggalkan. Mengingat pa-da zaman dahulu bahasa yang dipergunakan di daerah Suria danArabia Barat adalah sama, kita tidak dapat meniadakan adanyakemungkinan besar bahwa beberapa tempat di kedua wilayah itudahulunya mempunyai nama-nama yang sama, terutama jika berke-naan dengan ciri-ciri topografis, hidrologis atau ekologis tertentu,atau berkenaan dengan pemujaan terhadap dewa yang sama. Dalamcorak kebudayaan tradisional, seperti dalam halnya bahasa, Suriadan Palestina tidak pernah jauh berbeda.

Dalam setiap tahap, emigrasi dari Arabia Barat menuju Suria danPalestina (dan mungkin juga daerah-daerah lain) didukung olehfaktor-faktor luar. Sebagai daerah yang kaya akan bahan baku alam,dan lagi pula sebagai daerah yang menguasai salah satu bandarperdagangan pada zaman kuno (lihat Bab 3), Arabia Barat sudahsemestinya merupakan sebuah target untuk penjajahan ke kerajaansejak masa lampau. Dalam Bab 11, akan dibuktikan, melalu bukti-bukti toponimik, bahwa ekspedisi yang dilakukan oleh raja MesirSheshonk I terhadap Yudah, pada akhir abad ke-10 S.M., seper-ti yang dikisahkan dalam Bibel Ibrani dan didukung oleh bukti-bukti dari catatan-catatan kuno Mesir, ditujukan kepada ArabiaBarat, bukan terhadap Suria dan Palestina seperti yang sampai kinidiperkirakan. Sebuah penyelidikan yang dilakukan secara mendalamatas sebuah lagi ekspedisi kerajaan Mesir yang disebut dalam BibelIbrani, yaitu ekspedisi Raja Necho II pada akhir abad ke-7 S.M.,

9Nama-nama tempat yang sepadan dengan kata Ibrani glyl (berarti ’lerenganyang berteras-teras’) adalah biasa di dataran tinggi Arabia Barat. Salah satu diantaranya adalah Wadi Jalil (glyl) di Hijaz Selatan, di sebelah Tenggara Taif.

10Hrmwn dalam Bibel (dalam metatesis dari hrmn atau hmrn) bertahan seba-gai nama tidak kurang dari lima tempat di Hijaz bagian selatan dan Asir yangbernama Hamran atau Khamran.

Page 28: Mencari Asal Usul Kitab Suci

22 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

mengungkapkan bahwa ekspedisi yang melibatkan seorang Raja Yu-dah dan orang-orang Babilonia, juga diarahkan ke Arabia Barat.Pertempuran Karchemis (krkmys, Tawarikh 2 - 35:20; Yesaya 10:9;Yeremia 46:2), antara pasukan Mesir dan Babilonia, terjadi di dekatTaif, di sebelah Selatan Hijaz, di tempat itu dua buah pedesaan yangberdekatan, Qarr (qr) dan Qamashah (qms), masih berdiri.

Dengan demikian, saya yakin ’Karchemis’ yang tertulis dalam Bibelitu bukanlah Kargamesa bangsa Hittit, yang sekarang merupakanJerablus di tepi sungai Furat (Efrat) seperti yang sampai kini diperki-rakan.11

11Wadi Adam, yang bersumber di dataran tinggi mengalir ke arah Laut Mer-ah, kadang-kadang disebut di dalam Bibel Ibrani sebagai nhr prt, yang mem-buatnya mudah dikelirukan dengan Furat (Efrat) Mesopotamia. Kebingunganini diperbesar oleh deskripsi nhr prt sebagai h-nhr h-gdwl, ’sungai besar’ dalamKitab Bibel, dan Wadi Adam merupakan salah satu wadi yang mengalir ke lautyang terbesar di Arabia Barat. Sebenarnya nama menurut Bibel Wadi ini berasaldari nama desa yang kini adalah Firt (prt), di wilayah yang sama. Seperti halnyapertempuran Karchemis, pertempuran Karkara (atau lebih tepatnya Qarqara),yang dilakukan oleh bangsa Assyria melawan raja-raja Amat dan Imerisu dansekutu mereka Gindibu’ dari Aribi dan Ahab dari Israil (Ahabu Sir’ila) di perten-gahan abad kesembilan S.M., sebenarnya terjadi di Arabia Barat, bukan di sepa-njang sungai Orontes di Suria seperti yang biasanya diduga. Amat, yang hinggakini dianggap merupakan sebuah referensi kepada Hamah di lembah Orontes, diutara Suria, sebenarnya kini adalah desa Amt (’mt), dekat Taif, dan tidak jauhdari Karchemis dalam Bibel. Imerisu bukanlah Damaskus Suria, seperti yangdiduga tanpa berdasarkan pada alasan apa pun. Di antara beberapa alternatiflainnya di Arabia Barat, diperkirakan Marasha (mrs), di dataran tinggi selatanAsir lah (wilayah Dhahran al-Janub, lihat Bab 3) yang paling besar kemungk-inannya. Gindibu’ dari Aribi biasanya dianggap sebagai seorang kepala sukuArab dari gurun pasir Suria. Sebenarnya sebuah suku yang bernama Banu Jun-dub (gndb) masih menempati dataran tinggi Asir Tengah, dan Aribi mestinyakini merupakan ’Arabah (’rbh), sebuah desa di dataran tinggi tempat Banu Jun-dub masih dapat dijumpai. Karkara sendiri, dalam hal ini, mestinya adalah Qar-qarah atau Qarqara (qrqr) masa ini, di pesisir Asir, di pedalaman Qunfudhah, disebelah Selatan Lith. Ada tiga tempat lainnya yang bernama Qarqar (qrqr) jugadi Arabia Barat, dan tidak satu pun yang terletak di wilayah Orontes di Suria.Jika ada kesangsian sehubungan dengan onomastics (ilmu asal kata dan nama)yang berkenaan dengan Pertempuran Karkara, seperti yang telah ditafsirkansecara geografis, lihat catatan-catatan dalam James B. Pritchard, ed., AncientNear Eastern Texts Relating to the Old Testament (Princeton, 1969; dari sini

Page 29: Mencari Asal Usul Kitab Suci

23

Ekspedisi-ekspedisi militer pertama kerajaan Mesir sejak 2000 tahunS.M., yang selama ini diketahui sebagai penyerangan terhadap Suriadan Palestina, jika kita teliti kembali melalui catatan-catatan kunoMesir dengan bantuan nama-nama tempat dari Arabia Barat yangmasih terdapat di sana12, akan terlihat bahwa tindakan-tindakanmiliter itu lebih cenderung ditujukan kepada Arabia Barat. Seba-gai bangsa kerajaan, orang-orang Mesir kuno benar-benar tertarikuntuk menguasai Arabia Barat dan jalur-jalur perdagangannya,13

seperti halnya bangsa Assyria dan Babilonia pada masa kejayaanmereka. Mestinya, setelah setiap penjajahan kerajaan atas tanahmereka, dari arah mana pun, sebuah gelombang migrasi baru berto-lak dari Arabia Barat ke daerah-daerah seperti Palestina.

Persis pada saat kerajaan Mesir menyudahi masa penghematan an-tara akhir abad ke-11 dan awal abad ke-10 S.M., kerajaan Israilberdiri di bukit-bukit daerah pesisir Asir (lihat Bab 8-10), di bawahpimpinan Saul, kemudian dikembangkan oleh Daud dan mencapaipuncak kejayaan dan kemakmurannya di bawah raja Sulaiman (Salo-mo). Andaikata Daud dan Sulaiman pada masa mereka benar-benarmemimpin sebuah kerajaan Suria yang menguasai daerah strategisyang memisahkan Mesir dan Mesopotamia, seperti yang diduga (li-hat 1 Raja-raja 4:21 dalam terjemahan standar mana pun), makacatatan-catatan Mesir dan Mesopotamia sudah semestinya paling

disebut Pritchard), hal 278-279.12Penterjemahan catatan-catatan Mesir (seperti catatan-catatan dalam

Pritchard) membingungkan masalah ini dengan jalan mengenali secara tidakteliti nama-nama yang disebutkan dengan nama-nama tempat Palestina danSuria yang telah diketahui, dan bukan menterjemahkan aslinya, seperti yangseharusnya dilakukan. Sama halnya (seperti dalam Pritchard) dengan catatan-catatan Mesopotamia dan yang lain-lain. Pencarian tempat-tempat yangdibicarakan harus dilakukan dengan bantuan catatan-catatan asli, bukan ter-jemahannya.

13Bangsa Mesir juga tertarik untuk menggunakan kayu jenever Asir (bukankayu jenis cemara (cedar) Libanon) sebagai bahan bangunan, dan guna mem-bangun kapal-kapal mereka, karena kayu cemara (cedar) tidak begitu cocok un-tuk pekerjaan ini. Untuk melihat kebingungan antara cedar dan jenever, lihatsebutan-sebutan yang relevan dalam Alessandra Nibbi, Ancient Egypt and SomeEastern Neighbours (ParkRidge, N.J. 1981).

Page 30: Mencari Asal Usul Kitab Suci

24 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

tidak menyinggung nama-nama mereka, tetapi hal ini tidak terlihat.Sewaktu kerajaan Mesir bangkit kembali pada abad ke-10, intervensibaru yang dilakukannya di Arabia Barat menyebabkan terpecahnyakerajaan Israil menjadi dinasti ’Yudah’ dan dinasti ’Israil’ yang sal-ing bersaingan (lihat Bab 10). Perang saudara antara Israil ini,yang berkobar pada dasawarsa terakhir abad itu, kemungkinan be-sar mengakibatkan migrasi secara besar-besaran yang pertama kenegara-negara lain, terutama Palestina. Penjajahan yang dilang-sungkan oleh bangsa Mesopotamia atas Arabia Barat antara abadke-9 dan ke-6 S.M., pertama-tama oleh bangsa Assyria dan kemudi-an oleh orang-orang Babilonia (yang sudah merupakan bangsa Neo-Babilonia), hanya memperbesar arus migrasi ini.

Pada tahun 721 S.M. kerajaan ’Israil’ di Arabia Barat itu dihan-curkan oleh Raja Assyria, Sargon II, yang menduduki ibukotanya,yaitu Samaria, (smrwn, yang kini masih berdiri dengan nama Shim-ran, lihat Bab 10) dan membawa penduduk terkemukanya ke Persiasebagai tawanan.14 Kemudian, pada tahun 586 S.M., penguasa Ba-bilonia, Nebuchadnezzar, memusnahkan kerajaan ’Yudah’ di Ara-bia Barat dan membawa ribuan penduduknya kembali ke Babiloniasebagai tawanan. Begitu besar hasrat orang-orang Babilonia un-tuk menjaga kekuasaan mereka atas Arabia Barat dan untuk mem-pertahankan tanah jajahan mereka itu dari usaha-usaha perebutankembali kekuasaan atas koloni itu oleh kerajaan Mesir (seperti yangpernah dicoba oleh Necho II, seperempat abad sebelumnya), sampai-sampai pengganti Nebuchadnezzar, yaitu Nabodinus, memindahkanibukotanya dari Babilonia ke Teima (Tayma’) di Hijaz Utara danseperti yang kita ketahui, ia lebih lama menjalankan pemerintahan-nya di daerah itu.

Sampai pada waktu itu, kemungkinan kehadiran orang-orang Yahu-di di Palestina telah bersifat permanen. Keadaan orang-orang Israil

14Perlu dicatat di sini bahwa para sejarawan Arab pada zaman permulaanIslam, yang karya-karya mereka mengabadikan tradisi-tradisi Arab yang berhakmenerima perhatian serius, menegaskan bahwa Nebuchadnezzar adalah pe-nakluk Arabia dan menceritakan kisah-kisah penaklukannya di sana.

Page 31: Mencari Asal Usul Kitab Suci

25

yang menyedihkan di Arabia Barat mungkin mendatangkan hara-pan kaum Yahudi di sana akan hidup lebih baik di koloni Yahu-di yang baru - di ’putri Zion’ dan ’putri Yerusalem’ (dengan katalain, Zion dan Yerusalem baru di Arabia Barat, lihat Bab 9) sepertihalnya orang-orang Eropa yang pada abad ke-17 dan ke-18 kece-wa akan kehidupan mereka di daratan Eropa, dan mengharapkanakan kehidupan yang lebih baik di koloni mereka yang baru, yaituAmerika. Pengharapan orang-orang Eropa pada waktu itu dike-mukakan oleh Goethe dalam kalimat-kalimatnya yang sering dikutip:Amerika, engkau memiliki yang lebih baik Daripada yang dimilikibenua kami, yang lama. Jauh sebelumnya, mungkin orang-orangYahudi di Arabia Barat menyuarakan pengharapan yang serupa,pada suatu waktu antara abad ke-8 dan ke-5 S.M., membicarakan,barangkali, tentang dunia baru mereka di Palestina, seperti yangberikut ini: Dan engkau, wahai Menara Kawanan Domba, Hai Bukitputri Zion, Kepadamu akan datang Dan akan kembali pemerintahanYang dahulu, Kerajaan putri Yerusalem. (Mikha 4:9)15 Dan jugadalam kata-kata ini: Putri gadis Zion Membencimu,16 memperolok-olokkan engkau Dan putri Yerusalem Menggeleng-gelengkan kepaladi belakangmu Dan orang-orang yang terluput di antara kaum Yu-dah Yaitu orang-orang yang tertinggal, Akan berakar ke bawah,Dan menghasilkan buah ke atas; Sebab dari Yerusalem akan kelu-ar orang-orang yang tertinggal, Dan dari Gunung Zion orang-orangyang terluput; Semangat Penguasa Sabaoth,17 akan melakukan halini. (Yesaya 37:22b, 31-32; juga 2 Raja-raja 19:21b, 30-31) Danmungkin dalam ini pula: Bergembiralah, wahai putri Zion; Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Yerusalem Lihat, rajamu datangkepadamu; Ia jaya dan menang, Ia rendah hati dan mengendarai

15Dinilai melalui Mikha 1:1, ungkapan harapan di ’putri Yerusalem’ bertang-galkan abad kedelapan S.M. Sampai kini, ahli-ahli Bibel telah menganggapungkapan-ungkapan puitis pada Zion dan Yerusalem, sehingga meniadakan ke-harusan adanya informasi bersejarah yang lebih jauh lagi.

16Kata-kata itu ditujukan kepada Sennacherib, raja Assyria (704-681 S.M.).17Mengenai Sabaoth menurut Bibel sebagai kuil pemujaan Yahweh utama di

dataran tinggi Asir (kini desa al-Sabayat, bandingkan dengan ’lhy sb’wt atauyhwh sb’wt dalam bahasa Ibrani), lihat Bab 12.

Page 32: Mencari Asal Usul Kitab Suci

26 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

seekor keledai, Seekor keledai beban yang muda.18 (Zakharia 9:9)Jika ada harapan yang tertinggal untuk mendirikan kembali sebuahpemerintahan Israil yang mampu bertahan seusainya penjajahanoleh bangsa-bangsa Assyria dan Babilonia, maka harapan ini pudarsecara tidak langsung dengan munculnya kerajaan Persia, Achaemenes,pada akhir abad ke-6 S.M. Pada tahun 538 S.M., bangsa Persiamenaklukkan Babilonia; dan pada tahun 525, mereka telah men-galahkan Suria dan menduduki Mesir dan untuk pertama kalinyamempersatukan semua negara yang terletak di kawasan Timur Dekatkuno, di bawah sebuah pemerintahan kekerajaan yang efisien. Kekuasaanbangsa Persia ini juga kemudian meliputi hampir seluruh, bahkanmungkin semua, daerah Semenanjung Arabia, tetapi aksi-aksi penja-jahan mereka di Utara sangat merugikan perdagangan kafilah antar-Arabia yang merupakan aliran utama komunitas Israil dan komunitas-komunitas kuno lainnya di Arabia Barat. Jalan-jalan besar yangdiawasi, dibuat oleh Achaemenes guna menghubungkan Persia danMesopotamia dengan Mesir melalui Suria, berakibatkan secara lang-sung tergesernya jalur-jalur utama perdagangan menjauhi Arabia,hingga menyebabkan kemacetan ekonomi wilayah Jazirah Arab be-serta jaringan perdagangannya. Pada awal abad berikutnya, didirikan-nya sebuah terusan oleh orang-orang Persia guna menghubungkan

18Karir kenabian Zakaria bertepatan dengan awal kekuasaan raja AchaemenidDarius I (522-486 S.M.), ini jelas diketahui dengan disebutnya Darius dan tahun-tahun kekuasaannya dalam teks ramalan-ramalan Zakaria. Karena Zakaria 9:13berbicara mengenai ywn, yang dianggap sebagai suatu referensi pada Yunani(bahasa Yunani laones), bab ini dan bab-bab berikutnya dalam Zakaria di-hubungkan oleh para kritikus dengan seorang penulis lain dari zaman yang lebihbaru (akhir zaman Achaemenid atau awal zaman Hellenis). Sebenarnya, kataIbrani ywn hanya dapat merupakan sebuah referensi pada Yunani dalam Daniel.Di tempat lain dalam Bibel Ibrani, kata ini berkenaan dengan apa yang kiniadalah desa-desa Yanah (yn), dekat Taif, di sebelah selatan Hijaz. atau desaWaynah (wyn) di lereng barat Asir, di wilayah Bani Shahr. Zakaria tampaknyaadalah salah seorang Israil yang kembali dari Persia atau Babilon ke ArabiaBarat pada awal zaman Achaemenid (lihat teks). Kecewa dengan apa yangia temukan di sana, mungkin menyebabkan ia mengalihkan perhatiannya dariZion dan Yerusalem lama di Arabia Barat ke suatu impian sebuah Zion danYerusalem yang baru di Palestina yang lebih menguntungkan.

Page 33: Mencari Asal Usul Kitab Suci

27

Laut Merah dengan sungai Nil, membantu perdagangan maritimsecara merugikan perdagangan kafilah Arabia yang menuju ke arahsana. Akibat kesemuanya ini, secara menyeluruh, berkenaan denganArabia Barat, mestinya sangat merusak.

Agaknya bangsa Persia sama sekali tidak bersifat memusuhi kaumYahudi; malah kita mengetahui bahwa mereka membela kaum itu.Maka dari itu, dengan mendapatkan izin dari pemerintah Persia,sekitar 40.000 orang keturunan tawanan-tawanan Israil di Persiadan Mesopotamia kembali ke Arabia Barat dengan membawa per-abot rumah tangga mereka, dengan tujuan untuk membangun kem-bali perkampungan mereka di sana. Tetapi malang bagi mereka,orang-orang Israil ini kecewa dengan apa yang mereka temukan disana, di mana-mana sekeliling mereka terdapat kemiskinan dan ke-hancuran yang menyedihkan. Yang terjadi selanjutnya hanya dapatmenurut perkiraan saja, karena sampai di sini Kitab Bibel Ibraniitu tidak melanjutkan lagi kisah-kisah yang bersejarah. Tetapi adasuatu hal yang dapat dipastikan, yaitu belum ada perkampunganIsrail yang berhasil didirikan kembali di tanah asal mereka di Ara-bia Barat, meskipun agama Yahudi tetap ada di sana dan di Ara-bia Selatan, bahkan sampai kini. Sebagian besar orang-orang Israilyang kembali pada periode Achaemenid mestinya berhasil kembalike Mesopotamia dan Suria, atau berpencar. Sejak saat itu sampaidengan dihancurkannya Yerusalem di Palestina oleh bangsa Rumawipada tahun 70 M., arus utama sejarah kaum Yahudi terpusatkan disekitar Palestina. Mengenai asal mulanya Yudaisme di Arabia Baratagaknya telah dilupakan.

Kemungkinan besar terhapusnya kenangan mengenai sejarah merekadi Arabia Barat dalam jangka waktu yang relatif singkat –mungkintak lebih dari dua atau tiga abad– disebabkan oleh adanya suatu pe-rubahan bahasa, yang pada abad ke-6 S.M. telah menguasai Arabia,Suria dan Mesopotamia. Seperti kita ketahui, dialek-dialek bahasaKanaan sebagai bahasa Bibel Ibrani, telah banyak dipakai di Ara-bia Barat dan Suria masa itu bersama-sama dengan dialek-dialekbahasa Aram. Kitab-kitab suci Yahudi, kecuali beberapa bagian

Page 34: Mencari Asal Usul Kitab Suci

28 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

kitab-kitab karangan nabi-nabi yang kemudian, ditulis dalam ba-hasa Ibrani, bukan bahasa Aram. Tetapi, setelah kira-kira tahun 500S.M., bahasa Kanaan telah jarang dipergunakan, bahkan mungkintelah punah di Arabia dan Suria; tergeser oleh ballasa Aram yangtelah menyebar sampai ke Mesopotamia. Di bawah Achaemenes ba-hasa Aram bahasa resmi pemerintahan kerajaan Persia dan menjadilingua franca wilayah Timur Dekat. Pergantian bahasa di kawasanini terus berlanjut sampai pada abad-abad berikutnya, yang sebe-gitu jauh sebagai logat bahasa Semit yang mulai bersaing denganbahasa Aram di berbagai kawasan di Timur Dekat.19 Sampai pa-da abad-abad permulaan zaman penyebaran agama Nasrani, bahasaArab, yang pada mulanya merupakan bahasa suku-suku penggem-bala padang pasir Syro-Arabia, telah menggantikan bahasa Aram disebagian besar Arabia dan Suria serta Mesopotamia, dan pada abadke-7 atau ke-8 M. hanya tinggal beberapa tempat saja yang masihmemakai bahasa di daerah itu. Di Arabia Barat kedua penggeseranbahasa itu dapat dilihat melalui beberapa nama tempat, terutamakota kuno Zeboiim (sbym atau sbyym, bentuk jamak sby, dalambahasa Ibrani, yang berarti ’gazelle’ (semacam kijang), tergantungpada penyuaraannya). Kota Zeboiim, seperti yang akan dibahaspada Bab 4, menandakan dua kota kembar di daerah pesisir Jizan(Gizan) di daerah pantai sebelah Asir selatan. Kedua kota ini kinimasih ada dengan nama Sabya (sby) dan Al-Zabyah (zby). Sabyaadalah bentuk bahasa Aram yang telah ditambah akhiran. Sedan-

19Pergeseran bahasa yang berturut-turut, yang mempengaruhi negara-negaradi Timur Dekat yang mengelilingi gurun Suria-Arabia yang luas itu, mestinyaberhubungan dengan serangkaian gelombang pendudukan oleh suku-sukupengembara dari gurun tengah di daerah-daerah tetap di sekelilingnya. Ba-hasa Kanaan, tampaknya, adalah bahasa populasi kesukuan dan tetap yang aslidi dataran tinggi Barat di tepian gurun Suria-Arabia, di Suria, seperti halnya diArabia. Penduduk baru gurun, sejak dahulu, memperkenalkan bahasa Aram disana, dan juga di Mesopotamia. Perkampungan-perkampungan yang menyusuldi daerah-daerah sama yang didirikan oleh berbagai suku gurun yang berba-hasa Arab memperkenalkan bahasa Arab. Sebagai sebuah bentuk bahasa indukSemit, bahasa Kanaan, bahasa Aram dan bahasa Arab dapat dipandang seba-gai bahasa-bahasa yang sama tuanya, walaupun secara linguistik bahasa Arabdipandang sebagai yang tertua di antara ketiganya.

Page 35: Mencari Asal Usul Kitab Suci

29

gkan Al-Zabyah adalah bentuk bahasa Arab dari kata yang sama(sby) dengan kata sandang tertentu bahasa Arab yang telah diberiakhiran. Dengan demikian itulah nama-nama tempat itu menghen-tikan segala proses sejarah.

Suatu hal yang sama pentingnya dengan kesimpulan yang telah sayatarik mengenai identitas nama-nama tempat di Arabia Barat dan dinegeri-negeri yang dijangkau Bibel ialah dengan punahnya bahasaBibel Ibrani sebagai bahasa lisan maka pembacaan kitab-kitab su-ci Yahudi itu menjadi suatu problema. Bahasa Ibrani, seperti ke-banyakan bahasa Semit, ditulis dalam bentuk konsonan dan harusdiberi tanda-tanda vokal jika kita hendak memahaminya, sepertisudah saya sebutkan. Suatu kekecualian adalah bahasa Akkadia,yaitu bahasa Mesopotamia kuno, yang tulisan kuneiformnya ditulismenurut suku kata bukan menurut alfabet. Perlu diingatkan bah-wa bahasa Ibrani kuno harus dimengerti terlebih dahulu sebelumdiberi vokal menggunakan tanda-tanda vokal yang tepat dan den-gan menggunakan konsonan-konsonan ganda. Oleh sebab itu, padapermulaan era Achaemenid orang-orang Yahudi Palestina dan Ba-bilonia, karena mereka tidak mengetahui bagaimana tulisan-tulisanIbrani itu seharusnya dibaca, tampaknya mereka mendasarkan be-berapa penambahan vokal terhadap tulisan-tulisan itu kepada ba-hasa Aram yang mereka pakai.20 Di dalam teks-teks yang mere-ka akui terdapat banyak nama tempat yang berhubungan denganlokasi-lokasi di Arabia Barat yang asing bagi mereka. Terlebih lagi,di Arabia Barat sendiri, kaum Yahudi pada sekitar tahun 500 S.M.telah mengalami kemunduran, sehingga tidak ada lagi orang-orangyang cukup terpelajar di antara mereka untuk membenarkan sesamakaum Yahudi dari Palestina dan Babilonia dalam tafsiran geografis

20Sebuah tanda dari ini (di samping bunyi-bunyi vokal) adalah pemakaianpelunakan dari k tidak bersuara dalam bahasa Aram, jika didahului oleh sebuahvokal, menjadi bunyi desahan h (dgn topi bawah) tidak bersuara, yang tidakpernah diakui kebenarannya oleh penyuaraan yang sebenarnya dari nama-namatempat menurut Bibel di Arabia Barat yang bertahan, yang menempatkan h(dgn topi bawah) selalu merupakan suatu pengucapan alternatif dari bunyi de-sahan yang lain, yaitu h (dgn titik bawah).

Page 36: Mencari Asal Usul Kitab Suci

30 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

mereka. Pula, orang-orang Yahudi dari Arabia Barat ini hanya be-ragama Yahudi saja dan tidak merupakan kelompok etnis ataupunmempunyai pandangan politik orang-orang Israil; dan mereka tidaklagi berbahasa Ibrani kuno, dan dalam waktu yang singkat bahasamereka berubah menjadi bahasa Arab. Sudah pasti orang-orangYahudi di Arabia Barat masih mempunyai kenangan mengenai ke-hidupan mereka yang dahulu sebagai bangsa Israil; 21 akan tetapimenjelang akhir era Achaemenid, hubungan mereka dengan kaumYahudi lainnya di luar Arabia tidak teratur dan mereka mengala-mi kesulitan dalam menyampaikan secara efisien apa yang mere-ka ingat. Pada waktu umat-umat Yahudi Palestina dan Babiloniamenetapkan bentuk-bentuk pembacaan Kitab Bibel Ibrani denganmempergunakan tanda-tanda vokal, yang dimulai pada sekitar abadke-16 M. (lihat Bab 2), telah lama orang meninggalkan pemakaianbahasa Ibrani atau dialek-dialek bahasa Kanaan lainnya, dan asalmula Yudaisme di Arabia pun telah lama dilupakan.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan kaum Yahudi melupakansejarah mereka di Arabia Barat bersangkutan dengan perkemban-gan politik di Arabia Barat dan juga di Palestina setelah runtuh-nya kerajaan Israil kuno. Di Arabia Barat, kemunduran yang di-alami kerajaan Achaemenid yang sudah mulai terlihat pada tahun400 S.M., mendorong munculnya perkumpulan-perkumpulan poli-tik baru, terutama perkumpulan politik bangsa Minaean (Ma’in), didaerah tempat kerajaan Israil pernah berjaya. Karena tersebar diantara perkumpulan-perkumpulan politik baru ini, yang beberapa diantaranya dibentuk secara politis sebagai kerajaan-kerajaan, kaum-kaum Yahudi Arabia Barat kehilangan sifat nasionalisme mereka.

21Sejumlah suku Arabia Barat, yang kini bukan merupakan kaum Yahudi,menegaskan bahwa kemungkinan kecil mereka pada mulanya merupakan orang-orang Yahudi, dan ada keyakinan setempat bahwa tanah Bibel para nabi terletakdi sana. Adat dan pengetahuan kesukuan Arab mengingatkan bahwa kaumYahudi menempati pegunungan Hijaz (sic) sewaktu bangsa Arab masih beradadi gurun pasir, dan bahwa kaum Yahudi-lah yang pertama kali memelihara unta.Lihat Alois Musil, The Manners and Customs of the Rwala Bedouins (New York,1928), hal. 329-330.

Page 37: Mencari Asal Usul Kitab Suci

31

Perkembangan di Palestina agaknya berbeda dengan yang terjadi diArabia Barat. Sampai pada tahun 330 S.M., penjajahan Alexan-der Agung telah menghancurkan kerajaan Persia; setelah wafat-nya Alexander panglima-panglimanya mendirikan kerajaan-kerajaanbaru di daerah yang dahulunya merupakan wilayah-wilayah kekuasaankerajaan Achaemenid. Salah satu dari kerajaan Hellenis ini adalahkerajaan Ptolemi dengan pusatnya di Mesir yang beribukotakanAlexandria. Satu lagi kerajaan yang terbentuk adalah kerajaan Se-leucid, yang akhirnya berpusatkan di daerah Suria dan ibukotanyadi Antioch. Penguasaan atas Palestina pada mulanya diperebutkanantara, kerajaan Ptolemi dan Seleucid, dan akhirnya jatuh ke tangankerajaan Seleucid; akan tetapi kerajaan Ptolemi tidak putus hara-pan dalam tekadnya untuk menguasai kembali atau mempengaruhinegara itu. Pada abad ke-2 S.M., orang-orang Yahudi Palestinamempergunakan kesempatan yang ada selagi adanya pertikaian atastanah mereka, dan mereka mengadakan suatu pemberontakan (yangdimulai pada tahun 167 S.M.) dan berhasil memerdekakan negaramereka dari kekuasaan pemerintahan kerajaan Seleucid pada tahun142 atau 141 S.M. Para pemimpin pemberontakan ini, yang berasaldari perkumpulan kependetaan Hasmonia (Hasmonaean), mengam-bil alih kekuasaan atas Yerusalem Palestina; di tempat ini terdapatkuil yang pada waktu itu mungkin sudah dianggap kaum Yahudisedunia sebagai tempat perlindungan yang tersuci. Dengan berg-erak melalui serangkaian aksi-aksi militer yang sukses, orang-orangHasmonia ini juga memperluas wilayah kekuasaan kaum Yahudi diPalestina, sehingga akhirnya tidak hanya seluruh negeri itu saja yangdikuasainya, bahkan juga bagian Selatan Galilee di Utara dan daer-ah perbukitan sebelah Timur sungai Yordan dan Laut Mati.

Orang-orang Hasmonia ini, pada era mereka, menganggap diri mere-ka sebagai keturunan sah bangsa Israil kuno, dan kerajaan mere-ka bertahan sampai pada kedatangan bangsa Rumawi pada tahun37 S.M., yang menyusun kembali daerah kekuasaan mereka seba-gai ’client-kingdomnya’ kerajaan Rumawi dengan nama ’Judaea’yang artinya ’tanah kaum Yahudi’, dengan Herod Agung (wafat

Page 38: Mencari Asal Usul Kitab Suci

32 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

pada tahun 4 S.M.) sebagai raja. Herod ini kemudian memper-baiki kuil Yerusalem Palestina, yang kemudian dihancurkan olehbangsa Rumawi sewaktu mereka merampok kota itu pada tahun 70M., dan mengakibatkan tersebarnya penduduk Judaea. Tak lamakemudian, bangsa Rumawi, di bawah pimpinan Hadrian, memban-gun kembali kota ini dan menamakannya Aelia Capitolina, namaAelius diambil dari salah satu nama Hadrian. Akan tetapi ada pu-la kemungkinan bahwa nama ini adalah bentuk Semit dari namaAelia, yang merupakan nama asli tempat ini sebelum diberi namaYerusalem, untuk mengingatkan kembali pada kota Yerusalem diArabia Barat. Aelia, dalam bentuk Semit aslinya dapat berarti’benteng’ (bandingkan dengan kata ’yl dalam bahasa Ibrani, yangberarti kekuatan), walaupun ini belum dapat dipastikan. Namun,yang dapat dipastikan adalah bahwa orang-orang Arab pada zamandahulu mengenal kota ini bukan dengan nama Yerusalem, melainkanIliya (’yly’) sebelum mereka memanggilnya ’tempat suci’, Bayt al-Muqqadas, Bayt al-Maqdis ataupun hanya al-Quds.

Tanpa mempermasalahkan nama asli kota Yerusalem Palestina, ko-ta ini kemudian telah dikenal sebagai kota Yerusalem Daud danSulaiman yang asli pada era Hasmonia dan bahkan mungkin jauhsebelumnya. Sama halnya dengan Palestina yang pada waktu yangsama telah dikenal sebagai tanah asal Bibel Ibrani. Dan pada saatitu pun sudah ada anggapan yang kuat bahwa lokasi-lokasi geografisdari cerita-cerita bersejarah dalam Kitab Bibel sebagian besar hanyamencakup bagian Utara dari daerah Timur Dekat, yaitu MesopotamiaSuria dan Mesir, bukan Arabia Barat.

Ada kemungkinan sebuah kerajaan Yahudi di Arabia pada era orang-orang Hasmonia, yaitu kerajaan Himyar di Yaman yang mengalamikemakmuran dari tahun 115 S.M. sampai abad ke-6 M. Dua orangraja Himyar terakhir diketahui sebagai penganut-penganut agamaYahudi, tetapi kesalahan mereka sampai kini belum dapat dijelaskansecara meyakinkan. Tidak ada bukti-bukti bahwa mereka adalahumat Yahudi, seperti apa yang dikatakan oleh tradisi kuno Arab.Sejarawan Flavius Josephus, akan kita bicarakan nanti, sadar akan

Page 39: Mencari Asal Usul Kitab Suci

33

adanya orang-orang Yahudi kuno di Arabia, tetapi ia tidak memberipenjelasan mengenai hal ini. Orang-orang Hasmonia mungkin senga-ja menafsirkan kembali lokasi-lokasi geografis dalam Bibel berkenaandengan Palestina guna mengesahkan status mereka sebagai orangYahudi, jika status mereka diragukan oleh para raja Yahudi Ara-bia di Himyar. Tentu saja ini hanya merupakan sebuah dugaansaja, akan tetapi berkenaan dengan argumentasi saya, hal ini sangatmungkin terjadi.

Apakah adanya sebuah kerajaan Yahudi di Yaman atau tidak, bukan-lah hal yang amat penting, tetapi dari kitab Septuaginta, yaitu ter-jemahan kitab-kitab Yahudi ke dalam bahasa Yunani yang dibuatpada era kerajaan Yunani Kuno dan pada awal era kerajaan Ru-mawi, jelas terbukli bahwa pada zaman Hasmonia itu Arabia Barattidak lagi dipandang sebagai tanah asal Kitab Bibel Ibrani. Ini je-las terlihat dalam bagaimana nama-nama topografis Arabia Baratseperti ksdym, nhrym, prt dan msrym, berubah masing-masing men-jadi Kaldia (Chaldaean), Mesopotamia, Efrat dan Mesir. 22 Lebihlagi, kita dapat mendapatkan bukti-bukti tambahan untuk mem-perkuat dugaan ini melalui gulungan-gulungan kertas dari Laut Mati(Dead Sea scrolls). Di sini kita menemukan suatu karya orangAram yang mendetil dari sebuah tulisan di dalam Kitab Bibel yangmenyebutkan nama-nama tempat di sebelah Utara daerah TimurDekat.

Karena begitu besar kesuksesan politik kaum Yahudi di Palestina,yang berlangsung selama 200 tahun, maka dalam waktu yang singkatsaja telah terhapus semua kenangan mengenai tanah Arabia Baratsebagai tanah asal Israil. Josephus, dalam karyanya The Antiqui-ties of the Jews –yang merupakan bangsanya sendiri– tidak lamasetelah tahun 70 M., menganggap Palestina adalah tanah asal mere-ka, dan sejak waktu itu tidak ada yang menyimpang dari dugaan

22Mengenai nhrym dan prt, lihat di atas, Catatan 3 dan 11. Mengenai ksdym,lihat Bab 13. Walaupun msrym dalam Bibel kadang-kadang menunjukkan Mesir,lebih sering kata ini menandakan sebuah kota atau wilayah di Arabia Barat, dipedalaman Asir, lihat Bab 4, 13 dan 14.

Page 40: Mencari Asal Usul Kitab Suci

34 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

ini yang agaknya memang masuk akal. Berabad-abad kaum Yahu-di dan Kristen yang berziarah mengikuti jejak pengembaraan paranabi dan nenek moyang Israil mereka melintasi tanah bagian UtaraTimur Dekat, antara sungai Furat dan sungai Nil, dan mengenalilokasi-lokasi bersejarah menurut Bibel dengan kota-kota atau rerun-tuhan di Palestina. Saat ini arkeologi Bibel didasarkan pada daerahyang sama, dan para sejarawan masih melanjutkan penelitian mere-ka terhadap sejarah dunia Bibel pada zaman Bibel –yang bertentan-gan dengan sejarah kaum Yahudi, di Palestina dan bukan di ArabiaBarat.

Sebagai akibat, jika seseorang meneliti kembali kepustakaan yangtelah dibuat oleh para sarjana dan ahli-ahli purbakala dalam 100tahun belakangan ini, kita sadar akan adanya suatu ironi: bebera-pa teks Bibel Ibrani tetap diperdebatkan, namun geografinya tidakdiganggu gugat lagi. Jadi kenyataannya, biarpun daerah Utarawilayah Timur Dekat telah diselidiki dengan seksama oleh serangka-ian generasi ahli-ahli purbakala, dan setelah adanya penemuan, peneli-tian dan penanggalan atas peninggalan-peninggalan dari berbagaiperadaban yang telah dilupakan, belum ada bukti yang jelas yangdiketemukan yang berhubungan langsung dengan sejarah dunia Bibel.23

Lagi pula dari ribuan nama tempat yang tertera dalam Kitab BibelIbrani, hanya beberapa di antaranya yang secara linguistik dapatdiidentifikasikan. Ini sangatlah luar biasa, mengingat nama-namatempat di sana, seperti di seluruh Suria, selama sebagian besarzaman kuno adalah dalam bentuk bahasa Kanaan dan Aram danbukan dalam bentuk bahasa Arab. Bahkan dalam beberapa kasustempat-tempat di Palestina memakai nama-nama menurut Bibel,koordinat tempat-tempat tersebut menurut perhitungan jarak atau

23Pekerjaan para ahli purbakala Keinjilan di Palestina sebenarnya menjadisasaran kecaman-kecaman keras. Menulis pada tahun 1965, Frederick V. Winnetmengatakan bahwa ’fondasi dari beberapa gedung besar yang didirikan oleh parasarjana Perjanjian Lama baru-baru ini ... berada dalam keadaan yang burukdan memerlukan reparasi yang ekstensif’. (Journal of Biblical Literature, 84(1965); halaman 1-19). Pandangan Profesor Winnet didukung oleh beberapaahli Keinjilan ternama lainnya seperti J. Maxwell Miller dan H.J. Franken.

Page 41: Mencari Asal Usul Kitab Suci

35

letaknya pun tidak cocok dengan lokasi-lokasi di Palestina. Sebuahkejadian yang patut diperhatikan berkenaan dengan Beersheba diPalestina (lihat Bab 4), sebuah kota yang namanya terkemuka didalam kisah-kisah kitab Kejadian, dan karena itu asal mula kotaini mestinya paling tidak dari akhir Zaman Perunggu, tempat peng-galian arkeologis menemukan persis di tempat itu barang-barangkuno yang bertanggal paling tidak dari akhir periode kerajaan Ru-mawi.

Karena seluruh sejarah Timur Dekat kuno sebagian besar diselidikiberhubungan dengan penelitian atas Bibel Ibrani, maka sejarah inisampai sekarang masih banyak mengandung ketidakpastian, sepertihalnya dengan ’Ilmu Pengetahuan Bibel’ modern. Catatan-catatankuno Mesir dan Mesopotamia, jika dibaca dengan bantuan teks-teksKitab Bibel yang kiasan-kiasan topografisnya dianggap berhubun-gan dengan Palestina, Suria, Mesir atau Mesopotamia, telah se-cara teliti disesuaikan dengan prasangka-prasangka para ahli sejarahKitab Bibel. Cara yang sama seperti itu juga diterapkan dalampenterjemahan catatan-catatan kuno (seperti catatan-catatan kunodari Ibla, di sebelah utara Suria), yang oleh para arkeolog masihditemukan di negara-negara di Timur Dekat. Bangsa-bangsa kunoTimur Dekat seperti bangsa Filistin, bangsa Kanaan, bangsa Aram,bangsa Amorite, bangsa Horite, bangsa Hittit (berbeda dengan bangsakuno dari Suria Utara dengan nama yang sama) dan bangsa-bangsalainnya, tanpa adanya bukti-bukti yang kuat telah ditentukan se-cara geografis pada daerah-daerah yang bukan merupakan wilayah-wilayah mereka. Lebih lagi, sejumlah bangsa ini, yang namanyaberasal dari teks-teks Bibel, di tentukan secara tidak benar sebagaipemakai bahasa-bahasa yang sebenarnya tidak mereka pakai, atausebaliknya. Sarjana-sarjana modern tetap bersikeras, misalnya, bah-wa bangsa Filistin dalam Bibel merupakan orang-orang laut ’non-Semit’ yang misterius, dan hal ini sangatlah aneh mengingat bahwanama-nama kepala suku dan bahwa dewa mereka, Dagon, (dgn, yangberarti ’jagung, padi’) di dalam teks-teks Bibel adalah nama-nama’Semit’ (yang jelas merupakan nama-nama Ibrani).

Page 42: Mencari Asal Usul Kitab Suci

36 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

Walaupun banyak masalah seperti di atas yang masih kurang jelasdan masih dapat diperdebatkan, namun ada dua hal yang sudah da-pat dipastikan. Pertama, belum diketemukan bukti-bukti mengenaiasal mulanya orang-orang Iberani di Mesopotamia dan dugaan men-genai adanya migrasi orang-orang ini dari Mesopotamia menuju kePalestina dengan jalan melewati Suria Utara. Kedua, sampai kinibelum ada tanda-tanda yang ditemukan mengenai adanya tawananorang-orang Israil di Mesir, walaupun pernah adanya dalam sejarah,suatu emigrasi besar-besaran orang-orang Israil dari Mesir.24 Kitajuga dapat mencatat, secara sepintas, bahwa para ahli Bibel itumasih memperdebatkan masalah keluarnya kaum Israil dari Mesirmenuju ke Palestina melewati Sinai yang belum terbukti secaramemuaskan (mengenai hal ini, lihat observasi terhadap Gunung Horeb,Bab 2).

Dengan penemuan-penemuan yang telah saya dapati, ini bukan-lah suatu hal yang mengagetkan. Para ahli Bibel telah mencaribukti-bukti di tempat yang salah. Mereka menganggap geografiBibel Ibrani benar dan meragukan kebenarannya sebagai kitab se-jarah. Menurut hemat saya, cara yang lebih produktif ialah den-gan membenarkan isi sejarah Bibel Ibrani dan meragukan isi ge-ografinya, seperti yang telah saya lakukan pada halaman-halamanyang berikut. Di antara golongan-golongan orang Timur Dekat,nampaknya hanya kaum Israil saja yang mempunyai kesadaran ta-jam akan sejarah, atau setidak-tidaknya merupakan satu-satunyayang memahami dan menceritakan sejarah mereka secara lengkap

24Goshen (gsn), Pithon (ptm), dan Raamses (r’mss) yang disebut dalam kitabKejadian dan kitab Keluaran sehubungan dengan menetapnya masyarakat Israildi tanah msrym belum pernah ditempatkan secara memuaskan di Mesir (lihatcatatan dalam J. Simons, The Geographical annd Topographical Texts of the OldTestament... (Leiden, 1959; seterusnya disebut Simons), yang melakukan beber-apa pengenalan percobaan). Ada dua kemungkinan untuk Goshen (Ghatan,gtn, dan Qashanin, qsnn, jamak dari qsn), sebuah Pithom (Al Futaymah, ptym,tanpa vokal ptm) dan sebuah Raamses (Masas, mss) masih dapat dijumpai dipedalaman Asir, di wilayah msrym Arabia Barat. R’ yang pertama dalam r’mss(Raamses) mungkin adalah nama seorang dewa. Dalam bentuk Ra’ atau Ra’i,r’ itu tampil sebagai bagian pertama dari sejumlah nama tempat Arabia Barat.

Page 43: Mencari Asal Usul Kitab Suci

37

dan mudah dimengerti. Kitab-kitab suci mereka, pada hakekatnyamerupakan potret diri bersejarah yang digambarkan secara jelas danmendetil. Memang benar bahwa kisah-kisah dalam kitab Kejadianlebih bersifat proto-historikal daripada historikal, dan lebih meru-pakan catatan-catatan tentang orang Israil dan anggapan merekasebagai bangsa itu daripada tentang asal mula mereka. Tapi tidak-lah mustahil bahwa leluhur Ibrani orang-orang Israil itu pada suatuwaktu berasal dari sebuah suku yang terperangkap dan dipaksa kerjadi suatu tempat yang bernama msrym –yang mungkin bukan Mesir;kalau mereka mengadakan migrasi besar-besaran dari tempat itu, dibawah seorang pemimpin yang bernama Musa yang mengatur mere-ka dalam suatu kelompok keagamaan dan memberi mereka hukum-hukum yang harus diperhatikan oleh mereka; kalau mereka melintasisebuah tempat yang bernama h-yrdn –yang mungkin bukan sungaiYordan– di bawah pimpinan seseorang yang bernama Yosua, un-tuk menetap di suatu tempat dan di situ mereka akhirnya mencapaisuatu penguasaan politik atas daerah itu; kalau mereka tinggal disana untuk beberapa waktu sebagai suatu konfederasi yang longgardari suku-suku di bawah pimpinan kepala-kepala suku yang dise-but ’Hakim-hakim’, dan terus menerus berperang dengan suku-sukudan kelompok-kelompok lain yang tinggal di antara mereka, kalaumereka pada akhirnya tersusun secara politis menjadi sebuah ’ker-ajaan’ di bawah pimpinan Saul; kalau kerajaan ini dikembangkandan diberi suatu penyusunan dasar oleh Daud, yang selain seorangprajurit yang ulung juga merupakan seorang penyair, dan mencapaipuncak kejayaannya di bawah Sulaiman anak Daud, seseorang yangterkenal akan kearifan dan kepandaiannya. Memang semestinya jikatidak ada orang yang meragukan bahwa seluruh sejarah Israil, sete-lah wafatnya Sulaiman, berjalan seperti yang tertulis dalam KitabBibel Ibrani. Tetapi jika kita menganggap bahwa segenap kejadiandalam sejarah ini berlangsung di Palestina, dan mempelajari Bibelmenurut anggapan ini, maka akan timbul kebingungan dan sejum-lah pertanyaan yang tak mampu terjawab akan tak terhitung lagibanyaknya. Kalau saja kita menggeser geografi dalam Bibel dariPalestina ke Arabia Barat, maka tidak banyak kesukaran yang akan

Page 44: Mencari Asal Usul Kitab Suci

38 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

tersisa. Kalau kita menimbang kembali catatan-catatan kuno Mesir,Babilonia dan Suria menurut konteks geografi ini, maka semuanyaakan cocok pada tempat mereka. Panorama sejarah dalam BibelIbrani yang sendirinya menceritakan kisah lengkap sebuah bangsaTimur Dekat, menjadi petunjuk terhadap penyelesaian teka-teki ru-mit sejarah Timur Dekat kuno,25 dan bukan panorama sejarah itusendiri yang merupakan sebuah teka teki yang rumit.

Seluruh argumentasi dalam bab pengenalan ini berpusat pada dalilyang menyatakan bahwa tanah asal Israil dan tanah kelahiran Yu-daisme adalah Arabia Barat, bukan Palestina. Dalam buku ini con-toh teks-teks dari Kitab Bibel akan diuraikan dengan cara menye-lidiki nama-nama tempat secara toponimis guna membuktikan kebe-naran dalil ini –suatu fakta yang semoga sewaktu-waktu akan dap-at diperkuat oleh penemuan-penemuan arkeologis pada lokasi-lokasitersebut. Secara ideal, seluruh teks Bibel Ibrani seharusnya diu-raikan dengan cara yang sama seperti di atas, akan tetapi ini memer-lukan jangka waktu yang sangat lama sekali. Andaikata para pem-baca bingung dengan apa yang dikatakan oleh buku ini, perlu dije-laskan bahwa walaupun Bibel Ibrani menceritakan sejarah orang-orang Israil kuno di Arabia Barat, bukan berarti agama Yahuditidak mempunyai dasarnya di Palestina, karena sebenarnya dasarnyaadalah di sana. Kitab Bibel Ibrani yang ditulis di Arabia Barat lebihbanyak berkenaan dengan urusan-urusan kaum Israil di daerah itu,dan bukan dengan kaum Yahudi di tempat-tempat lain.

Seperti yang telah dikatakan tadi, ada petunjuk-petunjuk dari KitabBibel mengenai tumbuhnya sebuah pemukiman Yahudi yang kuatdi Palestina yang dimulai pada sekitar abad ke-10 S.M. Ada pu-

25Lain dari Bibel Ibrani, yang mengisahkan cerita lengkap kaum Israil kunodari asal mulanya yang legendaris sampai pada abad ke-5 S.M., catatan-catatan bersejarah lainnya dari pelbagai negara di Timur Dekat hanya menceri-takan potongan-potongan sejarah –daftar-daftar para raja, kisah-kisah ekspedisimiliter tertentu, perjanjian-perjanjian perdamaian dan hal-hal yang seperti itu–dan tak pernah mengisahkan cerita-cerita lengkap mengenai suatu bangsa, ne-gara atau kerajaan tertentu.

Page 45: Mencari Asal Usul Kitab Suci

39

la bukti-bukti yang berupa dokumentasi-dokumentasi yang didapatdari luar Bibel Ibrani yang membuktikan adanya orang-orang Yahu-di di negara-negara Timur Dekat –seperti daerah Utara Mesir26–sejak zaman kuno. Teks-teks kanonik Bibel Ibrani, yang merekamembicarakan cukup mendetil tentang orang-orang Yahudi di luarArabia Barat, hanya melakukannya sehubungan dengan penawananorang-orang Israil oleh kerajaan Babilonia. Rekonstruksi sejarahYahudi yang mula-mula di Palestina tidak mungkin didapat melaluiteks-teks ini, ataupun melalui catatan-catatan lain yang ada sampaisekarang.

26Lihat terjemahan papirus-papirus Aram dari abad ke-5 S.M. yang berkenaandengan masyarakat Yahudi Elephantine (nampaknya sebuah koloni militer darizaman Achaemenid) dalam Pritchard, hal. 491-493, 548-549. Sejumlah papirustersebut menyinggung masalah orang-orang Yahudi yang berbahasa Aram yangmenetap di sana pada zaman purbakala. Yang menarik adalah bahwasanyapapirus-papirus ini berbicara mengenai orang-orang Yahudi, bukan orang-orangIsrail.

Page 46: Mencari Asal Usul Kitab Suci

40 BAB 2. DUNIA YAHUDI KUNO

Page 47: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 3

Masalah Metode

Dalam mempelajari sesuatu kita harus belajar melupakan; didalambidang penyelidikan Kitab Bibel ini sangat mutlak. Karena bahasayang dipakai dalam Bibel Ibrani telah lama tidak dipergunakan la-gi, beberapa waktu setelah abad ke-6 atau ke-5 S.M., maka tidakmungkin kita mengetahui pengucapan serta pemberian tanda vokalaslinya seperti yang dipergunakan orang-orang dahulu itu. Kita puntidak mengetahui apa-apa tentang orthografi, tatabahasa, sintaksisserta langgam suaranya. Perbendaharaan kata di Kitab Bibel Ibraniyang kita ketahui sangat terbatas pada kata-kata yang tertera dalamteks-teks Kitab Bibel itu.

Memang benar, bahasa Ibrani para rabbi (pendeta Yahudi) telahmemperlengkapi kita dengan perbendaharaan kata dari Bibel Ibraniyang sebagian didasarkan pada perbendaharaan kata kuno KitabBibel dan sebagian lagi dipinjam dari bahasa Aram dan bahasa-bahasa lain. Akan tetapi kita harus mengingat bahwa bahasa Ibranipara rabbi Yahudi itu bukanlah suatu bahasa lisan; bahasa ini meru-pakan suatu bahasa kesarjanaan saja. Lagi pula, banyak kata didalam Kitab Bibel yang hanya timbul sekali atau dua kali saja se-

41

Page 48: Mencari Asal Usul Kitab Suci

42 BAB 3. MASALAH METODE

hingga arti kata-kata itu masih dapat diperdebatkan.1 Oleh sebabitu, untuk membaca dan mengerti Bibel Ibrani kita harus melakukan-nya menurut tradisi para pendeta Yahudi atau dengan cara mem-pelajari bahasa-bahasa Semit lainnya yang masih dipakai. Sayatelah memakai cara yang kedua, mendasarkan penafsiran saya padabahasa Arab, dan dalam beberapa hal pada bahasa Suryani, yangmerupakan bentuk modern bahasa Aram kuno. Pendeknya, sayatelah memperlakukan bahasa Ibrani sebagai bahasa yang sebenarnyasudah tak dikenal lagi dan yang perlu diungkapkan kembali, bukanlagi sebagai bahasa yang teka-teki dasarnya telah dipecahkan.

Berkat kejujuran kesarjanaan kaum Masoret atau tradisional Yahu-di, teks-teks dalam bentuk konsonan Bibel Ibrani itu telah ditu-runkan kepada kita dari zaman kuno dalam keadaan yang hampirdalam keadaan utuh. Sayang, sarjana-sarjana modern jarang yangmenghargai hal ini. Seringkali, bila mereka gagal dalam memaha-mi sebuah kutipan dari Kitab Bibel, karena prasangka-prasangkaterhadap konteks geografisnya, mereka dengan salah menganggapbahwa teks-teks itu telah diubah, seperti halnya seorang pekerjayang tidak terampil menyalahkan alat-alatnya. Memang benar, be-berapa kitab dalam Bibel Ibrani itu merupakan kumpulan sumbernaskah yang lebih tua dan yang telah disusun kembali. Ini tidak di-ragukan lagi. Tetapi mungkin saja berbagai kitab teks Bibel kanon-ik yang ada pada kita, telah dalam bentuknya yang sekarang ini se-

1Slg dalam Bibel contohnya, yang timbul tidak kurang dari 18 kali dalampelbagai teks Bibel, biasanya dianggap berarti ’salju’, kecuali dalam Ayub 9:30,kata ini tidak jarang diterjemahkan sebagai bahan pembersih atau obat pe-mutih, mungkin sejenis tanaman (soapwort). Yang terakhir ini kemungkinanadalah konotasi dari slg dalam sebutan-sebutan Bibel yang lain, terutama dalamMazmur 51:9. Dalam konteks ini, ’Bersihkanlah aku dengan Hyssop, dan akuakan menjadi lebih putih dari salju (tkbsny w-m-slg ’lbyn)’ mungkin seharus-nya secara lebih tepat diterjemahkan menjadi: ’Engkau akan membersihkan akudengan hyssop, dan aku akan menjadi bersih; engkau akan memandikan aku,dan dari tanaman ’soapwort’ aku akan menjadi putih’. Dua buah pembersih–pembersih hyssop dan akar-akar pencuci dari tanaman ’soapwort’– jelas adalahapa yang dibicarakan baris ini. Mengenai tanaman ’soapwort’ Arab, lihat dibawah.

Page 49: Mencari Asal Usul Kitab Suci

43

belum runtuhnya kerajaan Israil, yaitu paling lambat pada abad ke-5atau ke-6 S.M. Dugaan ini timbul dengan adanya kenyataan bahwaBibel Ibrani telah diterjemahkan secara keseluruhan ke dalam ba-hasa Aram (kitab-kitab Targum) pada zaman Achaemenid, dan kedalam bahasa Yunani (kitab Septuaginta) pada awal periode Helle-nis. Gulungan kertas Laut Mati, yang telah begitu banyak menarikperhatian dalam dasawarsa belakangan ini, jauh lebih muda diband-ingkan dengan kedua terjemahan itu. Oleh sebab itu gulungan ker-tas Laut Mati mungkin dapat berguna dalam studi mengenai aga-ma Yahudi Palestina pada zaman Rumawi; akan tetapi tidak akandapat banyak menolong dalam pemecahan teka-teki Kitab BibelIbrani.

Kita kini mengetahui bahwa Bibel Ibrani yang mula-mula ditulisdalam bentuk konsonan. Kemudian diberi vokal, dengan memper-gunakan tanda-tanda vokal khusus, oleh kaum Masoret Palestinadan Babilonia antara abad ke-6 dan ke-9 atau ke-10 tahun Masehi.Dengan kata lain, mereka yang melakukan ini sebenarnya menyusunkembali sebuah bahasa yang telah tidak dipergunakan lagi sela-ma seribu tahun atau lebih. Kaum Masoret ini apakah merekaberbahasa Aram atau tidak, melakukan tugas mereka dengan selu-ruh pengetahuan yang mereka miliki. Karena mereka menghor-mati Bibel sebagai kitab suci, maka dapat dipastikan bahwa merekaberhati-hati agar tidak mengubahnya, dan membiarkan teks kon-sonannya seperti apa adanya, sekalipun mereka menemukan sebuahkutipan yang menurut mereka tidak masuk akal. Mereka hanya men-catat bilamana ada atau sepertinya ada kejanggalan-kejanggalandalam ejaan atau tata bahasa, dan tampaknya tidak ada usaha-usaha yang disengaja untuk membetulkan kejanggalan-kejanggalanitu. Ironisnya, jika para ahli Bibel modern berhati-hati seperti hal-nya para leluhur Masoret mereka, maka Ilmu Pengetahuan Bibelmodern tidak akan membingungkan seperti sekarang ini, dan prosesmempelajari yang sebenarnya bidang ini tidak perlu begitu banyakmelupakan apa yang telah diketahui.

Teks-teks suci, pada umumnya, dipelihara dalam bentuk aslinya

Page 50: Mencari Asal Usul Kitab Suci

44 BAB 3. MASALAH METODE

oleh mereka yang taat dan setia dalam agama apa pun, sehinggahampir tidak berubah. Diturunkan melalui tradisi, seperti halnyateks-teks suci, nama-nama tempat juga jarang berubah, paling tidakdalam struktur dasarnya, beberapa pun lamanya proses penurunanini berlangsung. Jarang sekali nama-nama itu diubah, akan tetapijika ini terjadi, nama-nama tua itu tetap dikenang oleh masyarakat,dan lebih sering dipergunakan kembali pada suatu saat.

Bertahannya nama-nama tempat inilah yang memungkinkan sayauntuk melakukan suatu analisa toponimis, dan terkadang memberilebih banyak informasi mengenai geografi Bibel Ibrani daripada yangdapat kita peroleh melalui arkeologi. Dalam hal-hal tertentu, studimengenai nama-nama tempat dan arkeologi mempunyai tujuan yangsama kecuali dalam satu perbedaan yang penting. Kalau penemuan-penemuan arkeologis itu bisu, jika terdapat inskripsi-inskripsi apapun adanya, maka nama-nama tempat dapat berbicara dengan jelas.Maksud saya, bukan hanya memberitahu kita apa sebenarnya nama-nama tempat itu, bagaimana diucapkan, apa arti dan dari bahasaatau jenis bahasa mana asalnya. Tanpa adanya inskripsi, penemuan-penemuan arkeologi sangatlah sulit untuk ditafsirkan, begitu sulit-nya sampai-sampai pertengkaran di antara para arkeolog, mengenaiarti sejarah suatu penemuan tertentu, seringkali memburuk menja-di permusuhan pribadi. Walaupun nama-nama tempat tidak mem-berikan informasi sebanyak yang dihasilkan oleh penggalian-penggalianarkeologis, namun apa yang diberikan paling tidak merupakan suatukepastian yang relatif atau mutlak.

Saya akan mengemukakan sebuah contoh. Kalau seseorang mene-mukan sekelompok nama-nama tempat di Arabia Barat yang be-rasal dari sebuah bahasa yang bentuk konsonannya sama denganbahasa Yahudi yang dipakai dalam Bibel atau bahasa Aram yangdipakai dalam Bibel, maka orang itu dapat menyimpulkan bahwabahasa-bahasa yang sama atau serupa dengan bahasa Aram atauYahudi Bibel pernah dipergunakan di Arabia Barat, meskipun ba-hasa Arablah yang merupakan bahasa sehari-hari di sana selama2000 tahun. Kalau dapat lebih jauh lagi dibuktikan bahwa nama-

Page 51: Mencari Asal Usul Kitab Suci

45

nama tempat menurut Bibel, apa pun asal linguistiknya, terdapatpula di Arabia Barat yang sampai kini masih ada, sedangkan hanyasedikit yang tertinggal di Palestina, maka dapat dimaklumi jika kitabertanya: apakah Bibel Ibrani lebih merupakan catatan mengenaiperkembangan sejarah di Arabia Barat daripada di Palestina?

Dalam suatu usaha untuk menjawab pertanyaan itu, strategi yangsaya pergunakan pada halaman-halaman berikutnya adalah denganmembandingkan sekelompok nama-nama tempat Semit kuno, yangdalam Kitab Bibel ditulis dalam ejaan Ibrani, dengan nama-namatempat yang benar-benar ada di Asir dan selatan Hijaz, yang olehkamus-kamus geografi Arab Saudi modern ditulis dalam ejaan Arab.Kira-kira sudah 3000 tahun waktu yang memisahkan bentuk Bibelitu dari nama-nama tempat ini dengan persamaannya yang kinimasih ada. Ini merupakan jangka waktu yang sangat lama, lebihdari satu pergeseran bahasa yang mestinya terjadi di daerah-daerahdi Timur Dekat, apalagi dengan adanya peralihan dialek-dialek padasetiap tahap. Maka dari itu, bagi saya yang mengherankan adalahbukan kenyataan bahwa nama-nama tempat menurut Bibel telahmengalami perubahan; tetapi bahwasanya nama-nama itu tetap adadalam bentuk Arab yang mudah dikenali.

Adalah wajar jika nama-nama tempat menurut Bibel di ArabiaBarat telah mengalami perubahan pada fonologi dan morfologinya,setelah hampir 3000 tahun. Pada awal buku ini, sebuah catatan yangberjudul ’Perubahan bentuk Konsonan, menunjukkan bagaimanakonsonan-konsonan tertentu dalam bahasa Ibrani dapat menjadikonsonan-konsonan lain dalam bahasa Arab dan sebaliknya. Catatanyang sama memperlihatkan pula seringnya terjadi metatesis (pin-dahnya huruf-huruf konsonan dalam suatu kata) antara bahasa-bahasaSemit dan bahkan antara dialek-dialek dalam bahasa yang sama.Sebagai tambahan dari perubahan yang disebabkan oleh peralihan-peralihan bahasa dan dialek-dialek ini, kita perlu memperhatikanpula distorsi yang disebabkan oleh ditulisnya nama-nama tempattersebut dalam bahasa Ibrani Bibel dan dalam bahasa Arab mod-ern.

Page 52: Mencari Asal Usul Kitab Suci

46 BAB 3. MASALAH METODE

Bahasa tulisan (dengan cara menggunakan huruf-huruf abjad ataudengan cara lain) hanya dapat mengira-ngira saja fonetik dari se-buah percakapan saja. Inilah sebabnya mengapa para ahli bahasaberpaling pada penggunaan begitu banyak simbol-simbol yang bukanabjad dalam pekerjaan mereka, karena mereka tahu benar bahwasimbol-simbol yang ruwet ini pun tidak dapat mewakili dengan aku-rat bunyi-bunyi yang sebenarnya.

Bagaimana nama-nama tempat, yang ada dalam bab ini dan ditem-pat lain sebenarnya diucapkan pada zaman Bibel, tidak dapat dike-tahui. Untuk mengetahui persis bagaimana diucapkan sekarang akanmemerlukan penelitian lapangan yang sangat luas. Akan tetapidalam memperbandingkan bentuk-bentuk tertulis nama-nama ini,baik dalam bahasa Ibrani Bibel maupun dalam bahasa Arab mod-ern, kita harus mengingat tabiat abjad Semit itu. Pada mulanyaabjad ini mengenal tidak lebih dari 22 konsonan (termasuk glottalstop yang menurut bahasa-bahasa Semit merupakan sebuah konso-nan, dan dua buah semi-vokal, yaitu w dan y), walaupun bahasalisan Semit yang sebenarnya sejak dahulu memakai lebih dari ini.Dalam bahasa Ibrani yang dipakai para rabbi Yahudi, sebuah konso-nan tambahan ditambahkan pada abjad aslinya dengan cara mem-beri titik pada huruf sin, yang dapat disuarakan sebagai s atau s(dengan topi atas). Maka (s) mewakili huruf s, dan v menandakans (dengan topi atas). Bahasa Arab, yang meminjam tulisannya daribahasa Semit lainnya, menggunakan 22 abjad dasar mereka, pa-da awalnya. Tetapi lama kelamaan enam huruf lagi ditambahkanpada huruf-huruf yang telah ada. Maka t (ta’) diberi satu lagititik menjadi huruf t (tsa’); h (ha) diberi titik menjadi huruf h(kho’); d (dal) diberi titik menjadi huruf d (dzal); s (shod) diberititik menjadi huruf s (dlod); t (tho’) diberi titik menjadi huruf z(dho’); dan ’ayn (ain) diberi titik menjadi huruf g (ghoin) (lihat’Kunci Transliterasi bahasa Ibrani dan Arab’ pada awal buku ini).Dalam keenam contoh di atas, huruf-huruf baru yang ditambahkanini mewakili konsonan-konsonan yang secara fonologis berhubun-gan dengan konsonan-konsonan yang diwakili oleh huruf-huruf yang

Page 53: Mencari Asal Usul Kitab Suci

47

lama.

Maka, dalam bahasa Arab, seperti yang tertulis aslinya, tidak se-mua konsonan yang terdengar dalam percakapan mempunyai huruftersendiri dalam abjad untuk mewakili mereka. Saya yakin bah-wa begitu juga halnya dengan bahasa Ibrani Bibel, yang dalam ba-hasa lisan dalam berbagai dialeknya mestinya terdapat konsonan-konsonan yang dalam tulisan diwakili oleh huruf-huruf yang mewak-ili konsonan lain. Contohnya, tidak ada alasan untuk mengang-gap pemakai bahasa Ibrani di Arabia Barat atau ditempat lain un-tuk tidak mengucapkan h maupun h yang masih saling berhubun-gan, sambil menggunakan h untuk mewakili kedua konsonan itudi dalam tulisan. Dalam pengucapan bahasa Ibrani rabbi (yangmencerminkan pengaruh bahasa Aram), b dapat diucapkan sebagaib dan v; g sebagai g dan g (dengan titik di atas); k sebagai k danh; sebagai p dan p (atau f); t sebagai t dan t. Ada kemungkinanbesar para pemakai bahasa Ibrani kuno (paling tidak dalam bebera-pa dialek) juga mengucapkan konsonan-konsonan seperti d, d dan zyang tidak mempunyai huruf-huruf yang mewakili mereka dalam ab-jad Ibrani. Bagaimana pemakai-pemakai bahasa Ibrani kuno dapatmembedakan dalam percakapan antara s (s, atau sin) dan s (j, atausamek) adalah suatu pernyataan yang bagus sekali. Kemungkinan,s mewakili sebuah gabungan bunyi s, s dan z.

Mengingat semua ini, persamaan antara pengucapan nama-namatempat di Arabia Barat dalam bahasa Ibrani kuno dan bentuk Arabmodern mungkin lebih dekat daripada yang kita duga. Sebuah studilapangan secara mendalam mengenai bagaimana nama-nama Arabitu sebenarnya diucapkan sekarang ini pasti akan dapat membantumemecahkan persoalan ini. Namun yang sudah pasti ialah bahwaabjad Arab, dengan enam buah huruf tambahannya, telah diper-lengkapi untuk menghasilkan perkiraan yang lebih dekat kepada ben-tuk asli konsonan nama-nama itu daripada abjad Ibrani.

Sudah tentu, suatu persesuaian yang dapat diperlihatkan antaranama-nama tempat Bibel dengan nama-nama tempat di Arabia sendiri

Page 54: Mencari Asal Usul Kitab Suci

48 BAB 3. MASALAH METODE

tidak akan cukup untuk membuktikan bahwa Arabia Barat adalahtanah asal Kitab Bibel Ibrani. Pertama-tama kita harus memastikanbahwa persetujuan toponimis yang sama tidak terdapat di daerah-daerah lain di jazirah Arabia atau di bagian-bagian lain di TimurDekat. Kalau hal ini sudah dapat dipastikan, kita harus mencobauntuk mengetahui benar tidaknya koordinat-koordinat dalam Bibelyang diberikan kepada tempat-tempat yang kini masih ada, atauyang sepertinya masih ada di Arabia, cocok dengan tempat-tempatpasangannya di Arabia Barat. Dengan kata lain, jika kita menge-nali sebuah tempat di Arabia Barat yang namanya sepertinya cocokdengan Beer-lahai-roi (b’r lhy r’y) dalam Bibel, kita harus kemu-dian menentukan apakah tempat ini terletak di sebuah jalan yangmenuju ke suatu tempat yang bernama Shur (swr), antara sebuahtempat yang bernama Kadesh (qds) dan sebuah lagi yang bernamaBered (brd) (lihat Kejadian 16:7, 14).2 Dari sini, kita dapat meny-erahkan prosedur selanjutnya pada arkeologi, yang akan mencobauntuk menentukan apakah lokasi di Arabia Barat yang namanya di-ambil dari Kitab Bibel itu mungkin dihuni pada periode Bibel itulayak, dan dengan kebudayaan materi apa tempat ini diasosiasikan.Karya yang sekarang ini hampir seluruhnya berdasarkan toponimik.

2Nama b’r lhy r’y dalam Bibel berarti ’sumur jurang r’y’, bukan ’sumur diayang hidup yang melihatku’ (l-hy r’y), seperti nama ini biasanya ditafsirkan.Walaupun lhy dalam nama itu dibaca l-hy, ini akan berarti ’kepada dia yanghidup’, bukan ’dia yang hidup’ Sebenarnya lhy dalam bentuk bahasa Arab yangdiberi vokal, yaitu lahi, berarti ’jurang’. Nama jurang yang dibicarakan tersebutadalah r’y; diberi vokal sehingga terbaca seperti kata bahasa Arab rawi (rwy),kata ini akan mempunyai arti ’dia yang diairi’, bukan ’dia yang melihat’ ataupun’yang melihatku’, yaitu arti yang diberikan oleh bentuk bahasa Ibrani dari ka-ta tersebut. Rwy ini mungkin adalah tidak lain dari apa yang kini merupakanoase Rawiyyah (rwy) di Wadi Bishah (Bishah), di pedalaman Asir. Oase yangmemakai nama ini sebenarnya terletak di sepanjang jalan yang menuju ke Shur–Al Abu Thawr (twr, bandingkan dengan twr dalam bahasa Ibrani). Oase inijuga terletak di antara satu dari dua buah tempat yang bernama Kadas (kds,bandingkan dengan kata Ibrani qds) di lerengan barat Asir, dan sebuah oaseWadi Bishah lagi yang bernama al-Baridah (brd). Mengenai usaha yang di-paksakan guna menempatkan Beerlahai-roi di Palestina Selatan, lihat Simons,alinea 367, 368; juga Kraeling, hal. 69-70.

Page 55: Mencari Asal Usul Kitab Suci

49

Tetapi sebelum tesis ini kemajuan-kemajuannya dapat dipandangsebagai pasti, kita harus dapat menganggap bahwa arkeologi per-lu memastikan penemuan-penemuan itu yang telah dijadikan dasararkeologi itu.

Sebagai tambahan pada arkeologi, ada cara-cara lain untuk memas-tikan benar tidaknya sejarah Bibel itu berlangsung di Arabia Baratdan bukan di Palestina. Hal-hal yang berhubungan dengan to-pografi, geologi dan mineral, hidrologi, flora dan fauna perlu diper-hatikan. Dengan kata lain, jika seseorang menemukan sebuah sungaiatau anak sungai di Arabia Barat yang bernama Pishon, misalnyakemungkinan besar sungai itu bukan sungai Pishon dalam KitabBibel kecuali jika mengelilingi suatu daerah tempat emas dapatdiketemukan, atau yang pada zaman dahulu terdapat emas (lihatKejadian 2:11-12). Suatu tanda kepastian bahwa kota-kota dalamBibel Sodom dan Gomorrah tidak mungkin merupakan kota-kotakuno di kawasan Laut Mati, karena di daerah itu tidak terdapatsebuah gunung berapi yang dahulunya menghancurkan kota-kotatersebut (lihat Kejadian 19:24-28). Jika seseorang menemukan se-buah kota yang bernama Sodom dan Gomorrah di Arabia Barat,orang itu harus mencari sebuah gunung berapi atau mencari puing-puing vulkanis di sekitar daerah itu. Begitu pula, jika istana Su-laiman terbuat dari ’batu-batu mahal’ yang ’dipahat menurut uku-ran, digergaji dengan menggunakan gergaji, dari depan dan be-lakang’, dan ada pula ’batu-batu besar, batu-batu yang besarnya de-lapan sampai sepuluh hasta’ (1 Raja-raja 7:9-10), bahan bangunantersebut tidak mungkin batu kapur Palestina biasa. Batu itu kemu-ngkinan adalah batu granit, yang masih dapat ditemukan dan digalidi Arabia Barat. Bahan yang sama mestinya dipergunakan untukmendirikan bangunan di sekeliling tembok-tembok kuil Sulaiman,mengingat bahwa bangunan ini terbuat dari batu ’yang telah disiap-kan di penggalian’, sehingga ’tak kedengaran palu atau kapak selamamasa pembangunannya’ (1 Raja-raja 6:7).3 Walaupun kata ’salju’

3Perhatian saya dialihkan kepada hal ini oleh Dr. Ahmad Chalabi, seorangahli matematika dan seorang bankir, yang juga merupakan seorang amatir dalam

Page 56: Mencari Asal Usul Kitab Suci

50 BAB 3. MASALAH METODE

atau slg dalam Bibel Ibrani kadang-kadang berarti tumbuhan soap-wort (bukan tumbuhan Saponaria officinalis, tetapi mungkin tum-buhan Gypsophila arabica, lihat Catatan 1),4 dan terkadang berartisalju yang sebenarnya. Jika keadaannya begitu, maka kita harusmemastikan adanya salju yang turun dan menetap di pegununganArabia Barat –dan kenyataannya memang demikian– sebelum mem-ulai menduga bahwa tanah asal Bibel Ibrani itu terletak di sana.5

Minyak yang disebutkan dalam Kitab Bibel mungkin saja minyakwijen dan bukan minyak zaitun, mengingat bahwa wijen sampai ki-ni merupakan produk utama daerah Asir. Namun kenyataan bahwatumbuhan zaitun liar masih tumbuh di Arabia Barat, menunjukkanbahwa buah zaitun yang tertera di dalam Kitab Bibel mungkin sa-ja dibudidayakan di sana pada zaman dahulu, bersamaan dengantumbuhan tin, buah badam, delima dan anggur, yang semua ter-tulis dalam Bibel Ibrani dan masih tetap dibudidayakan di sanasampai kini. Pula, buah zaitun masih dapat ditemukan pada duabagian jazirah Arab, di sebelah Utara Hijaz dan di Oman. Olehsebab itu, agaknya masih masuk di akal jika kita menganggap bah-wa minyak yang disebut-sebut di dalam Kitab Bibel adalah minyakZaitun, bukan minyak wijen. Dalam Imamat 11:29, ’kadal besar’(sb) termasuk dalam kelompok reptil-reptil yang diharamkan un-tuk dimakan. ’Kadal monitor’ atau bengkarung dari Palestina danSinai disebut waral (wrl) atau waran (wrn). Sb yang tertera dalamKitab Bibel sudah pasti adalah biawak gurun pasir Arabia atau dabb(db).6 Namun walaupun Bibel Ibrani berbicara mengenai berbagai

bidang studi geologi dan Kitab Bibel.4Lihat Ahmad Khattab et alias, ’Hasil-hasil ekspedisi botani ke Arabia pada

tahun 1944-1945’ (’Result of a Botanic Expedition to Arabia in 1944-1945’)(Publication of the Cairo University Herbarium, no. 4, 1971), hal. 27.

5Salju jarang turun di pegunungan Yaman, di baratdaya Arabia, yang musimhujannya terjadi pada musim panas, yaitu pada waktu musim hujan dari barat-daya. Namun di Asir, pegunungan di sana menadah curah hujan musim hujandari baratdaya pada musim panas maupun curah hujan angin baratlaut pa-da musim dingin, sehingga elevasi yang lebih tinggi di sana mendapatkan danterkadang menyimpan salju musim dingin (lihat Bab 3).

6Menurut tradisi Islam, Nabi Muhammad tidak melarang dabb untuk di-

Page 57: Mencari Asal Usul Kitab Suci

51

jenis burung, kitab ini samasekali tidak pernah menyebut-nyebuttentang ayam maupun angsa. Menurut ahli geografi kuno Strabo(16:4:2), daerah-daerah Arabia di seberang Laut Merah dari Etiopiaaneh karena di sana terdapat ’burung-burung ... dari semua jenis,kecuali angsa dan keluarga gallinaceous’.

Semua ini membuktikan perlunya untuk mempertimbangkan kem-bali lokasi geografis tanah asal Kitab Bibel, terlebih lagi karena se-muanya mendukung bukti-bukti lain yang relevan.

Kembali pada ilmu toponimik, yang menjadi dasar buku ini, per-lu diperhatikan bahwa sebuah pengenalan secara benar atas nama-nama tempat menurut Bibel dapat memperdalam dan terkadangmengubah samasekali pengetahuan yang ada tentang bahasa Ibrani.Bagi bahasa Ibrani Bibel, nama-nama tempat, jika diperlakukan se-bagai sebuah bahasa yang hendak dibaca dan dimengerti, sifatnyamirip dengan nama-nama keningratan atau kedewaan pada tulisan-tulisan pajangan pada zaman Mesir kuno, yang memberi petun-juk untuk membaca dan mengerti sebuah bahasa yang telah mati.7

Kalau kita nmengakui nama-nama tempat menurut Bibel dalambentuk yang telah ada, maka seluruh sebutan yang membawa na-ma tersebut akan mengungkapkan misterinya sehingga dapat di-mengerti. Kenyataannya adalah bahwa banyak kata biasa (kata-kata kerja, nama-nama benda, kata-kata tambahan dan kata-katasifat, terkadang dengan kata depan b, l atau m) yang secara tra-disional telah dibaca dengan salah dalam konteks Bibel mereka se-

makan, walaupun ia sendiri pantang memakannya. Kini beberapa kalanganArab Suni memakan dabb, sedangkan Syiah mengharamkannya. Setahu saya,dabb tidak dapat ditemukan di negara-negara bagian utara Timur Dekat.

7Contohnya, kita dapat menyimpulkan dari bagaimana nama-nama tempatArabia yang tertera dalam bentuk Ibrani sebenarnya diucapkan, bahwa bunyik umumnya tidak diperhalus menjadi h (dgn topi bawah), sedangkan h seringdiucapkan sebagai h (dgn topi bawah). Begitu pula, t diperhalus menjadi t(dgn strip bawah), namun tampaknya juga merupakan bentuk dialek lain dari s.’Ayn (’) sering tidak diucapkan sebagai g, dan hamzah (’) seringkali disuarakansebagai semi-vokal w atau y, dan sebaliknya kedua semi-vokal ini dapat salingdipertukarkan, dan seringkali disuarakan sebagai vokal terbuka .

Page 58: Mencari Asal Usul Kitab Suci

52 BAB 3. MASALAH METODE

bagai nama-nama tempat. Sebaliknya, sudah tidak terhitung lagibanyaknya nama-nama tempat menurut Bibel, yang tidak didugasebagai nama-nama tempat, dianggap sebagai kata-kata kerja, kata-kata benda, kata-kata tambahan atau sebagai kata-kata sifat. Perbe-daan yang benar antara sesuatu yang sebenarnya merupakan sebuahnama tempat dan yang bukan dalam teks Bibel dapat membuatbanyak pembacaan tradisional (dan tentunya juga penterjemahan-penterjemahan standar) kacau.

Catatan-catatan Mesir dan Mesopotamia kuno, jika pembacaan atasmereka dipertimbangkan kembali (seperti yang seharusnya, lihatBab 1), dapat banyak membantu dalam mengungkapkan letak ge-ografi Bibel. Dalam catatan-catatan itu, nama-nama tempat lain-nya masih ada di Arabia Barat. Yang juga sangat membantu adalahkarya-karya para sejarawan dan ahli-ahli geografi dari zaman Klasik.Dalam Bab sebelumnya, bukti-bukti yang didapat dari karya Herodotusdisebutkan berhubungan dengan emigrasi orang-orang Filistin danKanaan dari Arabia Barat menuju ke pantai Suria; dalam Bab 4,bukti-bukti dari geografi Strabo akan dipergunakan untuk menge-nali lokasi persis kota Beersheba di Arabia Barat, yang berbedadengan kota Beersheba di Palestina. Apa yang terdapat di dalamQur’an mengenai hal-hal yang berhubungan dengan geografi dansejarah dalam Bibel, yang ternyata sangat banyak, harus benar-benar diperhatikan pula, tetapi kenyataannya belum begitu sampaisekarang.

Teks Qur’an dikumpulkan pada waktu yang hampir bersamaan den-gan saat kaum Masoret memulai memberi vokal dan membanding-bandingkan secara teliti teks-teks Kitab Bibel Ibrani. Menurut tra-disi Islam, edisi Qur’an yang terakhir, yang seperti ada pada kitasekarang, dibuat pada zaman kekuasaan Khalifah Usman, atau an-tara tahun 644 dan 655 M. Bilamana kitab suci ini membicarakanmengenai para leluhur Ibrani, tentang Israil, atau mengenai paranabi kaum Yahudi, Qur’an menyebut beberapa nama tempat yangdapat dipastikan berasal dari Arabia Barat. Persamaan antara nama-nama tempat di dalam Qur’an pada suatu konteks, dengan nama-

Page 59: Mencari Asal Usul Kitab Suci

53

nama tempat di dalam Bibel dalam konteks yang sama, kadang-kadang sangat menarik. Contohnya, bilamana Bibel menyebut na-ma sebuah gunung di Arabia Barat, Qur’an sebaliknya tidak, tetapimenurut Qur’an nama itu merupakan nama sebuah lembah, kotaatau suatu lokasi lain di daerah yang sama. Maka Nabi Musa, menu-rut Kitab Injil (Keluaran 3:1f), dipanggil oleh malaikat Yahweh darisebuah belukar yang bernyala-nyala di Gunung Horeb (hrb). Menu-rut Qur’an (20:12, 79:16), panggilan terhadap Nabi Musa tersebutterjadi di ’lembah suci’ Tuwa (tw). Sampai saat ini Gunung Horebdalam Bibel ini telah dicari-cari di Sinai, namun namanya belumberhasil ditemukan. ’Belukar yang bernyala-nyala, namun tidakmusnah terbakar’ telah diperkirakan oleh para ahli sebagai suatureferensi terhadap sebuah gunung berapi, akan tetapi belum adatanda-tanda kegiatan vulkanis yang dapat dijumpai di Sinai. Halini telah membuat sejumlah penyelidik berpaling dari Sinai gunamencari Horeb di daerah-daerah vulkanis di bagian Utara Hijaz (li-hat Kraeling pada halaman-halaman 108-110), tetapi sekali lagi tan-pa hasil. Namun Qur’an memberitahukan kita letak persis Horeb:sebuah punggung bukit yang terasingkan di daerah pantai Asir, su-atu tempat yang bernama Jabal Hadi. Di Jabal Hadi sampai kinimasih berdiri sebuah dusun yang bernama Tiwa (tw), yang mestinyamemberikan namanya kepada sebuah anak lembah Wadi Baqarahyang berdekatan dengannya - yaitu ’lembah suci’ dalam Qur’an tem-pat Nabi Musa menerima panggilannya. Di Wadi Baqarah sam-pai kini masih berdiri sebuah desa yang bernama Harib (hrb), dimana punggung bukit Jabal Hadi yang berdekatan mestinya men-dapatkan nama Bibelnya. Seluruh daerah tersebut dipenuhi olehladang-ladang lahar dan di sana gunung-gunung berapi mungkinpernah aktif.8

8Ada pula bukti-bukti Bibel bagi pengenalan atas Jabal Hadi di pesisir Asirsebagai Horeb dalam Bibel. Menurut Ulangan 1:1, Nabi Musa ’berbicara kepadaseluruh Israil’ di ’hutan, di Arabah (’rbh) di atas Suph (swp), antara Paran (p’rn)dan Tophel (tpl), Laban (lbn), Hazeroth (hsrt) dan Dizahab (dy zhb)’. Lokasiitu adalah dataran rendah Wadi Ghurabah (grbh) yang memisahkan wilayah-wilayah Ghamid dan Zahran. Sebuah desa yang bernama al-Safa (sp, band-

Page 60: Mencari Asal Usul Kitab Suci

54 BAB 3. MASALAH METODE

Yang berkenaan dengan kisah-kisah dalam Bibel, Qur’an tidak sekadarmengulang bahan-bahan Bibel itu dalam bentuk yang berlainan,yang pada saat ini pandangan yang umumnya dipegang oleh paraahli. Isinya, yang sejalan dengan Kitab Bibel Ibrani (di sini tidaktermasuk kitab-kitab Injil Perjanjian Baru Kristen) saya yakin meru-pakan versi yang berdiri sendiri menurut tradisi kuno Arab Baratyang sama, dan memang harus diperlakukan demikian. Kalau Bibelmewakili versi bahasa Ibrani Israil menurut tradisi di atas, yangbertarikh sejak sebelum abad ke-4 Pra-Masehi, maka Qur’an yangjuga memperlakukan tradisi serupa, mewakili versi bahasa Arabmenurut tradisi itu juga, berasal dari periode ketika bahasa Arabtelah menggantikan bahasa Aram dan bahasa Ibrani sebagai ba-hasa lisan yang dipakai di Arabia Barat. Sepintas lalu, perbedaan-perbedaan antara kedua versi tersebut mungkin kelihatannya mem-bingungkan; tetapi setelah penyelidikan yang lebih mendalam, kitab-kitab itu akan menjadi lebih informatif.

Sampai kini, yang telah kita peroleh adalah sebagai berikut: se-buah teks konsonan Ibrani yang dapat kita anggap akurat, yangharus dibaca kembali dengan teliti tanpa memikirkan tentang pen-gucapan tradisionalnya; catatan-catatan Mesir kuno, Mesopotamiakuno dan catatan-catatan lainnya yang menyebutkan nama-namatempat menurut Bibel dan harus dibaca kembali tanpa berkonsul-tasi dengan penafsiran geografis ataupun topografisnya yang ada;karya-karya para sejarawan dan ahli geografi zaman Klasik yang

ingkan dengan swp) melihat ke bawah Wadi Ghurabah dari arah utara. Wadiini juga terletak di antara sebuah p’rn (Jabal Faran, atau prn) ke arah timur;sebuah tpl (Wadi Tufalah, atau tpl) ke arah selatan, sebuah lbn, kini desa al-Bunn (’l-bn) ke arah utara; sebuah desa yang bernama dy zhb (Al Dhuhayb,atau dhyb) juga ke arah utara; dan sebuah hsrt, kini al-Hazirah (hzrt) ke arahbarat (kecuali kalau ini Jabal Khudayrah, atau hdrt, yang juga terletak ke arahutara). Nama Nabi Musa dalam Bibel sebenarnya bertahan di sekitar daerahyang sama sebagai nama desa al-Musa. Ulangan 1:2 mengatakan bahwa tem-pat ini terletak sejauh ’sebelas hari’ perjalanan dari Horeb. Jarak melalui jalandarat antara Jabal Hadi dan Wadi Ghurabah adalah sekitar 200-250 kilometer,dan dengan mudah dapat ditempuh dalam sebelas hari berjalan kaki denganberjalan sejauh 20 kilometer sehari.

Page 61: Mencari Asal Usul Kitab Suci

55

dapat membantu; teks-teks konsonan Qur’an yang tidak beruhahsejak pertama kalinya dikumpulkan dan disusun; dan akhirnya su-atu gambaran tentang Arabia Barat yang penuh dengan nama-namamenurut Bibel yang sebagian besar bentuk Bibelnya belum berubah,atau paling tidak masih dapat dikenali dengan mudah dalam bentuk-bentuk yang ada sekarang. Pada bab berikutnya, bagian dari Ara-bia Barat tempat nama-nama menurut Bibel berpusat akan digam-barkan secara lebih mendetil lagi. Kemudian, saya akan menelititeks-teks Bibel tertentu untuk memperlihatkan betapa cocoknya ge-ografi teks itu dengan geografi Arabia Barat. Para pembaca akandapat menilai sendiri adakan argumentasi utama buku ini cukupmeyakinkan atau tidak. Tetapi kita perlu mengingat, apa pun kes-impulannya, Bibel tetap Bibel, tanpa peduli di mana letak tanahasalnya.

Page 62: Mencari Asal Usul Kitab Suci

56 BAB 3. MASALAH METODE

Page 63: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 4

Tanah Asir

Tanah asal Bibel Ibrani, seperti yang telah saya tegaskan, ialahAsir. Sebenarnya, pemakaian nama itu berlangsung belum lama,yaitu sejak abad ke-19 untuk menandakan tanah dataran tinggi Ara-bia Barat yang membentang dari utara ke selatan, dari Nimas (al-Nimas, 19 Lintang Utara dan 42 Bujur Timur) sampai Najran (na-gran, 17 Lintang Utara dan 4410” Bujur Timur) dan juga daerahperbukitan dan gurun pasir pesisir daerah yang disebut Tihamah(Tihamah) antara kota pesisir Qahmah (al-Qahmah, 18 LintangUtara dan 41 Bujur Timur) dan perbatasan sekarang dengan Ya-man (1625” dan 4245” Bujur Timur.1 Kini Asir merupakan sebuahpropinsi di Kerajaan Arab Saudi, yang ibukotanya merupakan se-buah kota dataran tinggi, yaitu Abha (1815” Lintang Utara dan4230” Bujur Timur). Dari timur ke barat, Asir membentang dari

1Sebenarnya nama Asir (’sr atau ’syr) menandakan dataran tinggi kesukuandi sekitar Abha, walaupun kemudian nama ini diterapkan oleh pemakaian ad-ministratif untuk daerah yang lebih luas seperti yang telah saya tunjukkan.Nama tersebut tampaknya adalah metatesis dari ’Seir’ dalam Bibel, atau ’Gu-nung Seir’ (s’yr, Kejadian 14:6, 36:8f, dan sebagainya). Mengenai korelasi antaranama Tihamah dan ’Tehom’ dalam Bibel, lihat Bab 6.

57

Page 64: Mencari Asal Usul Kitab Suci

58 BAB 4. TANAH ASIR

ujung Gurun Pasir Arabia Tengah sampai ke Laut Merah (lihat Peta3).

Ciri-ciri nyata Asir ialah bentangan dataran tinggi yang bernamaSarat (al-Sarat, bentuk jamak sari, yang berarti ’gunung’ atau ’ket-inggian’,2 ketinggiannya berkisar antara 1700 sampai 3200 meter,membentuk ujung barat dataran tinggi Arabia yang bernama Najd(Nagd) antara Taif dan perbatasan Yaman. Di sebelah utara Taif,dataran tinggi Arania berakhir dengan pegunungan rendah dan per-bukitan Hijaz, dengan ketinggian antara 1200 sampai dengan 1500meter. Namun, di sebelah selatan Taif, dataran tinggi ini tiba-tibaberakhir pada apa yang disebut Ngarai Arabia Barat. Ini merupakanjurang curam yang jatuh sedalam 100 meter, 80-120 kilometer daripantai Laut Merah yang membentang sepanjang 700 kilometer dariTaif di utara, dan bergabung dengan pegunungan tinggi Yaman diselatan. Di atas tebing curam ini dataran tinggi Sarat mencapai pun-cak ketinggiannya dekat Abha; lebih jauh ke arah selatan, ngarai iniberakhir beberapa kilometer dari kota Dhahran (disebut DhahranSelatan, Zahran al-Ganub, 1740” Lintang Utara dan 4330” BujurTimur). Di sebelah utara, dataran tinggi Sarat berakhir di Taif, disebelah timur kota Mekah, bergabung pada sekitar 21 Lintang Utaradengan punggung Taif.

Maka dari itu, nama Asir itu sendiri dapat dipergunakan dalampengertian geografi yang luas, untuk menandakan seluruh kawasanbentangan Sarat, dari Taif di utara sampai ke Dhahran dan per-batasan Yaman di selatan, mengingat bahwa bagian-bagian kawasanini di sebelah utara wilayah Nimas biasanya dianggap sebagai bagianHijaz. Sepanjang bentangan Sarat, wilayah Nimas membentuk se-buah pelana antara daerah-daerah yang lebih tinggi, wilayah Ab-ha di sebelah selatan, dan wilayah-wilayah Bahah (al-Bahah) yangmeliputi daerah-daerah Ghamid (Bilad Gamid) dan Zahran (BiladZahran) di sebelah utara. Sebuah daerah yang lebih rendah yangmemisahkan ketinggian Zahran dari punggung bukit Taif, di tem-

2Mengenai korelasi antara nama Sarat dan ’Israil’ dalam Bibel, lihat Bab 10.

Page 65: Mencari Asal Usul Kitab Suci

59

pat itu Sarat (dan begitupun daerah geografis Asir) dapat dikatakanberakhir.

Sepanjang pesisir Tihamah di Asir menurut geografis terdapat se-jumlah kota dan pelabuhan, yang sampai sekarang paling jelas, diutara dan di selatan, ialah Lith (al-Lit), Qunfudhah (al-Qunfudhah);Birk (al-Birk); Qahmah (lihat di atas); Shuqayq (al-Suqayq) danJizan. Dataran itu timbul tiba-tiba di tepi padang pasir pesisir Ti-hamah, di sejumlah jalan bertangga di pegunungan yang terjal, hing-ga mencapai lereng yang curam dan saluran Sarat yang membelahdi depannya. Tepi pantai Asir ini sebenarnya merupakan daratanyang sangat berbukit-bukit dan depresi-depresinya (dalam bahasaArab wahd atau wahdah, dengan bentuk konsonannya whd atauwhdh; bandingkan dengan yhwdh di dalam Bibel untuk ’Yudah’),yang tentunya adalah sebab mengapa nama ’Yudah’ diberikan kepa-da daerah pada zaman Bibel dahulu (lihat Bab 8). Beberapa tempatdi sana sampai kini benar-benar bernama Wahdah, memakai nama-nama yang berasal dari akar kata yang sama (kata whd, ’merendah,tertekan’). Sampai kini, lembah-lembah dan jurang-jurang di bagianAsir ini, telah menjadi tempat perkembangbiakan belalang-belalang,yang mungkin merupakan penyebab ’kelaparan di tanah ini’ padazaman Bibel (lihat Bab 13).

Kalau bagian-bagian Asir di sebelah barat tebing curam itu penuhdengan lembah-lembah dan jurang-jurang yang letaknya malang-melintang, sebaliknya, dari atas tebing curam, Sarat tebingnya landaidan menurun menuju ke daerah pedalaman. Di propinsi Asir, di se-belah selatan Nimas, tebing-tebing di sana menuruti zona-zona pec-ahan alami menuju ke arah selatan, dan tanah di sini didominasi,dari selatan sampai ke utara, oleh dua sistem pengaliran yaitu WadiTathlith (tatlit) dan Wadi Bishah, masing-masing dengan cabang-cabangnya tersendiri. Aliran-aliran utama kedua wadi ini akhirnyaberubah haluan menuju ke timur untuk menuangkan air bah di WadiDawasir (al-Dawasir), yang mengalir menuju ke pedalaman padangpasir. Namun dari dataran tinggi Ghamid dan Zahran, daratan-nya menurun ke arah timur, didominasi oleh sistem pengaliran Wa-

Page 66: Mencari Asal Usul Kitab Suci

60 BAB 4. TANAH ASIR

di Ranyah. Aliran utama Wadi ini bergabung dengan aliran Wa-di Bishah, sebelum aliran Wadi Bishah ini menuju ke timur untukbergabung dengan Wadi Tathlith di dekat tepian gurun pasir.

Dari semua wilayah jaziran Arabia, Asir menerima curah hujan ter-banyak. Bertempat tidak jauh di sebelah selatan garis balik sar-tan (utara), dataran tinggi Sarat menampung curah hujan dari duaiklim: angin barat daya pada musim hujan Monsoon dari baratdaya pada musim panas. Jatuhnya hujan di wilayah itu berkisarantara 300 dan 500 mm per tahun, cukup untuk tetap memenuhipersediaan permukaan air di bawah tanah di daerah-daerah ket-inggian yang lebih gersang di sekelilingnya. Di daerah ketinggianyang lebih tinggi, hujan musim dingin terkadang turun, untuk jang-ka waktu yang singkat sebagai salju. Tidak jarang terdapat airterjun pada bagian-bagian tertentu Sarat dan sungai-sungai kecilyang musiman maupun abadi yang berasal dari ketinggiannya men-galir di wadi-wadi ini pada bagian-bagian pedalaman dan pesisirnya.Hutan-hutan tanaman jenever yang lebat adalah ciri khas Sarat danbagian-bagian yang lebih tinggi daerah pedalaman pantai Tihamah,sedangkan hutan-hutan pohon butun, tamarisk, akasia, saru danpohon-pohon hutan lainnya terdapat di banyak tempat di daerahitu. Di mana tidak terdapat hutan, dataram tinggi Asir secaratradisional diteraskan untuk membudidayakan padi dan berbagaikacang-kacangan (terutama buah badam) dan juga buah-buahan,termasuk anggur. Padi dan sayuran dibudidayakan di tanah-tanahyang luas dan dapat ditanami di lembah-lembah dan dataran ren-dah daerah pesisir; padi dan buah kurma dibudidayakan di daerah-daerah pedalaman, terutama di daerah-daerah oase lembah sungaiWadi Bishah. Gradasi iklim di daerah ini antara daerah pesisiryang panas, dataran tinggi yang sedang dan gurun pasir di pedala-man, tercermin pada kekayaan akan banyaknya macam dan jenisflora; oleh karena itu madu dari Asir berkwalitas tinggi. Di sekitardaerah-daerah yang dibudidayakan, di mana-mana terdapat padangrumput yang luas dan di sana bangsa Badui bertahun-tahun secaratradisional menggembalakan ternak mereka berupa sapi, biri-biri,

Page 67: Mencari Asal Usul Kitab Suci

61

kambing, keledai, himar dan unta.3

Bagian pedalaman Asir sejak dahulu diketahui mempunyai sejumlahkekayaan mincral. Emas, timah hitam dan bcsi pernah ditambangpada zaman dahulu - terutama emas di daerah Wadi Ranyah - danpencarian mineral-mineral masih tetap dilakukan di sana, begitujuga di bagian utara di Mahd al-Dhahab (yang harfiahnya berar-ti ’Buaian Emas’), d; sebelah timur laut Taif. Ada sebuah cabangWadi Bishah yang kenyataannya bernama Wadi Dhahab (harfiah-nya berarti ’Lembah Emas’), yang menandakan bahwa daerah itumungkin salah satu daerah tempat emas pernah diketemukan padazaman dahulu.4

Di sebelah selatan Asir, ketinggian Dhahran terbelah menjadi duadaerah yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Satu di antaranyaberisi lembah-lembah subur daerah pesisir Jizan, ke arah barat danbarat daya; dan yang satu lagi merupakan daerah oase Najran, kearah timur. Dari seluruh wilayah di Asir, daerah Wadi Najran-lah yang terbentang ke arah timur dan berakhir di Bilad Yam (Bi-lad Yam) di sepanjang pinggiran gurun pasir luas Al-Rub’al Hali,mungkin yang paling subur. Di sana sebuah perkampungan masyarakat

3Mengenai sebuah studi modern dari geografi dan ekologi Asir, lihat KamalAbdul-Fattah, Mountain Farmer and Fellah in ... (Erlangen, 1981). Mengenaikehidupan flora Asir, lihat Western Arabia and the Red Sea (London, H.M.S.O.,1946), Lampiran D, halaman 590-602. Telah dilakukan referensi atas kemungk-inan bahwa unta pertama kali dipelihara sebagai binatang beban di Asir. LihatMichael Ripinsky, ’Camel Ancestry and Domestication in Egypt and the Sahara’,dalam Archeology, 36:3 (1983), halaman 21-27.

4Strabo berbicara mengenai emas Arabia Barat, yang digambarkannya negeriitu terletak antara Hijaz dan Yaman (16:4:18): ’Di dekat orang-orang ini ter-dapat sebuah negeri yang lebih tinggi peradabannya, menempati sebuah distrikdengan iklim yang lebih sedang; karena negara ini diairi dengan baik, dan seringmendapatkan hujan. Emas fosil ditemukan di sana, bukan dalam bentuk debu,namun dalam bongkahan, yang tidak memerlukan banyak proses pemurnian la-gi. Potongan-potongan yang terkecil adalah sebesar kacang, yang sedang sebesarbuah apel kecil, dan yang terbesar sebesar sebuah kenari ...’. Referensi Strabokepada ’iklim sedang’ dan ’sering mendapat hujan’ di negara Arabia yang iagambarkan jelas menunjukkan bahwa ia sedang membicarakan Asir.

Page 68: Mencari Asal Usul Kitab Suci

62 BAB 4. TANAH ASIR

Yahudi berkembang sampai kini, sebuah bangsa yang menurut keyak-inan saya merupakan sisa-sisa terakhir dari agama Yahudi di tanahasalnya. Membentang sejajar dengan Wadi Najran di utara, adalahcabang-cabang lembah yang kurang subur, yaitu Wadi Habuna (Habuna)dan Wadi Idimah (Idimah)5 dengan perkampungan oase mereka.Kedua lembah ini seperti halnya Wadi Najran, berakhir di daerahYam.

Padang pesisir Jizan di seberang ketinggian Dhahran dari Wadi Na-jran juga sangat subur, karena diairi oleh air dari berbagai lembahseperti Wadi Khulab (Hulab), Wadi Jizan, Wadi Dhamad (Damad),Wadi Sabya (Sabya) dan Wadi Baysh (Bays). Akan tetapi yang men-jadi ciri khas wilayah Jizan ialah lingkaran punggung bukit yangindah, yang memisahkan gurun pasir dari daerah tinggi Dhahran.Juga ada tiga kelompok kerucut-kerucut vulkanis (yaitu Umm al-Qumam, Al-Qari’ah dan ’Ukwah) yang mengelilingi padang pesisirdn bagian daratan. Letusan terakhir salah satu gunung berapi ini- yaitu al-Qariah diduga terjadi pada tahun 1820.6 Di bagian-bagian Asir lainnya juga terdapat daerah-daerah vulkanis, terutamalebih jauh ke arah selatan di Yaman. Di antara punggung buk-it yang terpencil yang mengelilingi daerah Jizan ini adalah JabalHarub (Harub), Jabal Faifa (Fayfa) dan Jabal Bani Malik (BaniMalik).

Sejak zaman lahirnya Islam, Asir secara menyeluruh, walaupun den-gan kesuburan dan kekayaan alaminya, bukan merupakan daerahyang penting dalam sejarah tanah Arabia. Akan tetapi, pada za-man kuno, seperti yang telah saya katakan pada Bab 1, mestinyatanah ini sangat penting, karena terletak pada persimpangan jalur-

5Idimah ini (’dm) adalah sebuah lokasi Arabia Barat yang mungkin disebutdalam Bibel sebagai Edom (’dm). Sebuah lagi, yang biasa disebut-sebut adalahWadi Iddam (’dm), di sebelah selatan Mekah. Yang ketiga yang diwakili olehdesa Admah (’dm) di wilayah Wadi Bishah.

6Mengenai kegiatan gunung-gunung berapi di wilayah Jizan di Asir, lihat M.Neumann Van Padang, Catalogue of the Active Volcanoes and Solfatara Fields ofArabia and the Indian Ocean (Napoli, International Association of Vulcanology,1963), halaman 12-13.

Page 69: Mencari Asal Usul Kitab Suci

63

jalur utama perdagangan dunia kuno. Di seberang Laut Merah,kapal-kapal dapat saja pulang-pergi antara bandar-bandar Asir danbandar-bandar Abisinia, Nubia dan Mesir. Jalan-jalan raya kafilahbertolak ke arah utara dari pesisir dan pedalaman Asir, melalui Hi-jaz menuju Suria, atau melalui Wilayah Tengah dan utara Arabiamenuju Mesopotamia. Jalan-jalan raya kafilah lainnya membentangke selatan menuju Yaman, dan berakhir di bandar-bandar Arabiabagian selatan; atau ke timur menuju pesisir Arabia di teluk Persimelalui Yamamah (al-Yamamah). Ini merupakan bentangan oaseyang panjang, yang meneruskan arah aliran Wadi Al-Dawasir danberjalan di sebelah utara al-Rub’al Hali, yang bermula dari pinggi-ran gurun pasir Asir bagian selatan.

Oleh sebab itu sejak bermulanya perdagangan antara negara-negaradi Samudera Hindia dan bagian timur lembah Laut Tengah, sepertihalnya perdagangan antara negara-negara di Teluk Persi dan lembah-lembah Laut Merah, Asir kuno mestinya berkembang sebagai pusatterpenting untuk perdagangan perantara, dan pelayanan-pelayananperdagangan dan transaksi. Kota-kota pedalamannya tumbuh den-gan subur menjadi stasiun-stasiun kafilah; pedagang-pedagang berdatan-gan dari berbagai penjuru untuk menjajakan barang-barang mereka.Kota-kota yang terpenting di antara kota-kota pedalaman itu ter-letak di sepanjang jalan raya kafilah utama yang mengikuti puncakpegunungan Sarat, antara Dhahran al-Janub dan Taif. Di antarakota-kota dan bandar-bandar ini, jalan-jalan yang tidak rata menye-berangi jalan-jalan punggung pegunungan Sarat, menghubungkanperdagangan maritim dengan perdagangan yang menuju ke daerahpedalaman (lihat Peta 5).

Pendeknya, tidak diragukan kalau Asir dahulunya merupakan daer-ah perdagangan yang makmur yang juga kaya akan produksi per-tanian, peternakan dan hasil mineral. Walaupun kota-kota perda-gangan besarnya mestinya menonjol sebagai pusat-pusat peradabankota yang cukup canggih, namun peradaban Asir kuno berpusatkanpada kelompok- kelompok oase, yang terpisah dari oase-oase laindan juga dari bagian-bagian lain Arabia oleh daerah hutan belantara

Page 70: Mencari Asal Usul Kitab Suci

64 BAB 4. TANAH ASIR

atau gurun pasir yang sangat luas. Walaupun ada hubungan dengannegara-negara lain melalui perdagangan dara dan maritim, negaraini secara geografis terisolasi. Dalam pemerintahannya tidak ter-dapat kesatuan, dan bagian-bagiannya memilih jalan yang berbeda-beda, tidak saja dalam hal-hal politis, tetapi juga dalam hal-hal yanglain juga demikian. Di Asir kuno, bangsa-bangsa yang berbeda-bedatinggal di daerah-daerah yang berbeda pula, berbicara menggunakanberbagai dialek yang berlainan, bahkan kadang-kadang memakai ba-hasa yang berbeda pula, dan menyembah dewa-dewa yang berbedadengan cara yang berbeda-beda. Beberapa bangsa ini nanti akankita kenali melalui nama-nama seperti yang tertera dalam BibelIbrani.

Namun perhatian utama saya tertuju pada sebuah bangsa Asir kunoyang dikenal sebagai orang-orang Israil, bangsa yang mengalami se-buah pengalaman sejarah yang kaya di dataran tinggi Sarat dan dilereng bagian baratnya - tanah Yudah - pada suatu waktu antaraabad ke-10 dan ke-5 S.M. Kita beruntung mempunyai catatan didalam Bibel Ibrani yang kaya dan tajam mengenai sejarah merekayang penuh dengan kejadian-kejadian, sebuah teks yang menggam-barkan dengan jelas harapan-harapan dan kekhawatiran mereka, ke-menangan dan kesialan mereka, yang terjadi tidak hanya di Palestinatetapi juga di Arabia Barat.

Page 71: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 5

Mencari Gerar

Sebelum beranjak pada sebuah penyajian bukti-bukti secara sistem-atis untuk mendukung argumentasi saya bahwa Kitab Bibel be-rasal dari Arabia, saya ingin menunjukkan kesesuaian yang sem-purna antara geografi Bibel Ibrani dengan geografi Arabia Barat,dan kesesuaian yang meragukan antara geografi Bibel Ibrani den-gan Palestina. Yang paling membuka pikiran berkenaan denganmasalah ini ialah pertanyaan mengenai Gerar (grr), sebuah tem-pat yang menurut kebanyakan ahli Bibel pernah mengalami kemak-muran sebagai sebuah kota di daerah pedalaman Gaza, di pesisirPalestina, tidak jauh dari Bir al-Sab’ (atau ’Beersheba’), walaupundi sana namanya tidak bertahan. Dalam mempertimbangkan lokasiGerar, perhatian kita terpusat pada beberapa pertanyaan, terma-suk yang berhubungan dengan tanah Kanaan dan Beersheba menu-rut Bibel, yang berbeda dengan Beersheba di Palestina (lihat Peta6).

Ada empat buah bagian yang berbeda dalam Kitab Bibel yangberhubungan dengan Gerar. Dalam penggambarannya mengenai lu-as daerah kekuasaan orang-orang Kanaan pada mulanya, (h-kn’ny),

65

Page 72: Mencari Asal Usul Kitab Suci

66 BAB 5. MENCARI GERAR

Kejadian 10:19 menyebut tempat itu sehubungan dengan sydn (bi-asanya dimengerti sebagai Sidon di Phoenicia) dan ’zh (umumnyadimengerti sebagai Gaza di Palestina). Dalam hal ini teks ini men-gatakan bahwa perbatasan tanah orang-orang Kanaan, di satu bagian,membentang dari sydn sampai ke ’zh, dan menambahkan bahwa ’zhterletak searah dengan Gerar, walaupun tidak memperinci lebih lan-jut ke arah mana persisnya. Teks ini juga tidak mengatakan apakahGerar terletak antara sydn dan ’zh, atau apakah tempat ini terletakmelewati ’zh dari sydn, dan tidak pula terdapat tanda-tanda yangjelas mengenai jarak antara Gerar dan sydn. Sebaliknya, Kejadianmenjelaskan apa bentuk perbatasan tanah Kanaan di bagian yanglain, bermula dari sydn, akan tetapi ini pun tidak menjelaskan kearah mana (lihat di bawah). Dalam Kejadian 20:1f, Gerar dise-but sehubungan dengan ’rs h-ngb; yang dapat diartikan sebagai’tanah ngb’, yang biasanya ditafsirkan sebagai Naqab di Palestinaatau gurun pasir ’Negeb’, atau ’tanah selatan’ (bandingkan dengankata Arab gnb, disuarakan sebagai ganub), juga ditafsirkan sebagaiPalestina bagian selatan, dan di sana terletak gurun pasir Negeb. Disini, Gerar dilukiskan sebagai terletak di antara qds (ditulis Kadesh)dan swr (ditulis Shur) dan mempunyai seorang ’raja’ yang bernama,’bymlk (by mlk, ditulis sebagai Abimelech). Dalam konteks ini tidakada referensi terhadap kota ’zh.

Dan lagi, dalam Kejadian 26:1f, Abimelech dari Gerar digambarkansebagai seorang ’raja’ plstym (ditulis sebagai orang-orang Filistin),sebuah deskripsi yang dihilangkan dalam Kejadian 20. Sebuah nhlgrr (diterjemahkan sebagai ’lembah Gerar’) juga disebutkan dalamKejadian 26, berhubungan dengan lokasi empat buah sumur yangdikenal sebagai ’sq (ditulis sebagai Esek), stnh (ditulis sebagai Sit-nah), rhbwt (ditulis Rehoboth) dan sb’h atau b’r sb’ (ditulis Shibahatau Beersheba). Di sini kota ’zh tidak disebut-sebut.

Berpaling pada Tawarikh II (14:8f, atau 14:9f dalam kitab Septuag-inta dan terjemahan-terjemahan standar), Gerar disebutkan berhubun-gan dengan peperangan antara ’Zerah dari Cushite’ atau ’Zerah dariEtiopia’ (zrh h-kwsy) dan Raja Asa dari Yudah (pada sekitar tahun

Page 73: Mencari Asal Usul Kitab Suci

67

908-867 S.M.).1 Dalam pertempuran tersebut orang-orang ’Cushite’atau ’Etiopia’ (h-kwsym) konon menyerbu Yudah dan berhasil majusampai ke mrsh (ditulis Mareshah), sebelum terkalahkan oleh RajaAsa di gy’ spth (lembah Zephathah) di dekat Mareshah. Setelahmendapat kemenangan ini, Raja Asa mengejar para penyerbunyayang telah terpukul mundur ke Gerar, merampoki kota ini dan seke-liling tanah-tanah pertanian beserta ternaknya. Kita kemudian da-pat menganggap bahwa Gerar dan daerah sekelilingnya merupakanbagian tanah kekuasaan orang-orang ’Cushite’.

Dalam upaya mereka mencari Gerar, para ahli Bibel dan para arke-olog tidak memiliki petunjuk-petunjuk lain yang dapat diselidiki se-lain dari referensi-referensi dari Bibel ini; mereka pun hanya memili-ki bahan-bahan dari Bibel untuk mengenali daerah kekuasaan bangsaKanaan atau daerah kekuasaan bangsa Filistin ataupun bangsa Cushite.Nama-nama tempat sydn dan ’zh, yang muncul dalam Kejadian 10,selalu dianggap menunjuk pada Sidon dan Gaza di Suria. Dengansendirinya ini mengakibatkan timbulnya prasangka bahwa ’tanahbangsa Kanaan’ dalam Kitab Bibel tertera pada bagian-bagian laindi dalam Kitab Bibel Ibrani sebagai sebuah kota bangsa Filistin (li-hat Bab 14), maka para ahli Bibel juga telah menganggap bahwatanah bangsa Filistin ini terdiri dari daerah pesisir Gaza. Merekamenerima selaku benar bahwa tanah ini tidak meliputi kawasan lain-nya diluar daerah pesisir Palestina, terutama sekali karena daerah inidengan jelas menyandang nama mereka (mengenai nama Palestina,Suria dan Kanaan lihat Bab 1). Disebutnya Gerar dalam Kejadi-an 26 berhubungan dengan plstym (yang selalu dianggap berarti’bangsa Filistin’), ditambah dengan disebutnya Gerar dalam Keja-dian 10 berhubungan dengan ’zh atau Gaza bagi mereka nampaknyacukup untuk membuktikan bahwa tempat itu hanya dapat terletakdi daerah pesisir Palestina.

1Penanggalan atas sejarah menurut Bibel didasarkan pada sinkronisme-sinkronisme bersejarah, seperti halnya yang melibatkan ekspedisi raja MesirSheshonk I melawan Yudah pada zaman kekuasaan putra Sulaiman, Rehoboam(lihat Bab 11). Maka ini dapat dianggap kurang lebih tepat.

Page 74: Mencari Asal Usul Kitab Suci

68 BAB 5. MENCARI GERAR

Selanjutnya, selain dari kenyataan bahwa sydn dan ’zh dalam Keja-dian 10 tampaknya dapat dengan mudah disamakan dengan SidonSuria dan Gaza, kebanyakan dari para ahli juga menganggap bahwah-ngb dalam Bibel tidak lain adalah gurun pasir Negeb di Palestina(bahasa Arabnya al-Naqab, atau nqb), walau terkadang mengakuibahwa ungkapan Ibrani ’rs h-nqb mungkin hanya berarti ’negara se-latan’, yang meskipun demikian, mereka tetap saja menganggapnyasebagai Palestina bagian selatan. Beersheba, atau b’r sb’ (alias sb’h,atau ’Shibah’) rupa-rupanya hanya menunjuk pada Bir al-Sab’, didaerah yang sama. Namun sewaktu para arkeolog Bibel menggaliBir al-Sab’ di Paletina - yang sudah jelas merupakan nama Arab- penemuan yang paling kuno yang mereka temukan, seperti yangtelah diketahui, berasal dari akhir periode Rumawi atau Bizantin,yang sebagian pedusunannya di Suria telah mulai diarabkan denganpesat. Benteng-benteng yang dengan lemah diduga sebagai benteng-benteng Israil, dan mungkin berasal dari zaman Bibel baru-baru iniditemukan di daerah itu beberapa kilometer dari kota itu.

Dalam bahasa Arab, Bir al-Sab’ berarti ’Sumur Binatang Buas’,walaupun dapat pula diartikan sebagai ’Sumur Tujuh’. Arti yangterakhir dapat diperkirakan sebagai terjemahan bahasa Arab darikata Ibrani b’r sb’, yang dengan janggal berarti ’Tujuh Sumur’(bukan ’Sumur Tujuh’ atau b’r h-sb’). Lebih mungkin lagi, na-ma Ibrani itu berarti ’Sumur Kelimpahan’. Nama alternatif yangdiberikan kepada tempat yang sama di Kejadian 26, yaitu sb’h(dalam bentuk feminin) dapat juga berarti ’Kelimpahan, kekenyan-gan’. Untuk memberi arti ’Sumur Kelimpahan’, bentuk Arab darib’r sb’ harus diubah menjadi Bir Shaba’ (b’r sb’) atau Bir Shaba’ah(b’r sb’h) dan bukan Bir al-Sab’ (b’r sb’). Hal ini, ditambah denganbukti negatif penemuan arkeologi itu, menentang prasangka bahwaBir al-Sab’ Palestina itulah yang merupakan Beersheba yang tert-era dalam Bibel Ibrani. Namun untuk lebih adilnya, kebanyakanpara ahli Bibel mengakui bahwa menempatkan Gerar antara GazaPalestina dan Bir al-Sab’ merupakan suatu persoalan. Suatu karyastandar geografi menurut Bibel (Kraeling, halaman 80) melukiskan

Page 75: Mencari Asal Usul Kitab Suci

69

keadaannya sebagai berikut:

Di mana persisnya Gerar terletak masih belum dapat dipastikan danmasih tergantung pada bagaimana seseorang menempatkan kota-kota lain di kawasan daerah ini.... Pada akhir zaman Rumawi adasebuah distrik, yaitu Geraritike, jelas dinamakan demikian karenasebagian besar terdiri dari wilayah lama Gerar, dan pada waktu ituBeersheba termasuk dalam wilayahnya. Tell Jemeh, sebuah bukitpenting di sebelah selatan Gaza, yang sebagian besar telah digalioleh Flinders Petrie pada tahun 1927, olehnya dikenali sebagai Ger-ar. Sejumlah ahli meragukan akan hal ini.... dan lebih suka memil-ih Tell esh-Sheri’a di barat laut Beersheba sebagai Gerar. Namunmenurut sebuah laporan pada tahun 1961, arkeolog-arkeolog Israiltelah menemukan sebuah bukit tidak jauh dari tempat itu, di jalanantara Beersheba dan Gaza, Tell Abu Hureira, dengan peninggalan-peninggalan pra-Hyksos, lebih penting dari kedua tell itu, dan mem-punyai persamaan dengan Gerar (bandingkan dengan Simons, alinea369).

Suatu problema dalam pencarian Gerar antara Beersheba dan Gazatimbul dari kenyataan bahwa kota ini digambarkan pada Kejadian20 sebagai terletak antara Kadesh (qds) dan Shur (swr). Tetapitidak ada tempat yang menyandang nama-nama seperti itu yangdapat dikenali di daerah Gaza-Beersheba pada masa ini, kalau ki-ta menganggap daerah ini mungkin merupakan Geraritike dari za-man Rumawi. Sebenarnya, pengenalan terhadap kedua tempat yangdisamakan dengan lokasi-lokasi di Palestina bagian selatan dan disemenanjung Sinai sangat lemah. Kraeling menyimpulkan:

Titik Kadesh mungkin merupakan sebuah titik tetap (hal. 69)...Kadesh terletak di segitiga el ’Arish - Raphia - Qoseimeh, yang jelasmerupakan suatu distrik tunggal di seluruh daerah Sinai. Di sinisebuah kelompok suku pengembara yang besar pun dapat menetapuntuk waktu yang tak terbatas. Survei terhadap daerah Negeb diIsrail oleh Nelson Glueck... sejak tahun 1951, telah membuktikankenyataan bahwa tempat ini pernah dihuni oleh orang-orang dalam

Page 76: Mencari Asal Usul Kitab Suci

70 BAB 5. MENCARI GERAR

jumlah yang cukup besar pada pertengahan Zaman Perunggu danlagi pada Zaman Besi II, dan kemudian pada Zaman Nabataea danpada akhir zaman Rumawi... Sebuah tempat yang bernama ’AinQedeis telah ditemukan pada tempat yang layak pada tahun 1842,oleh J. Rowlands... Tempat itu kemudian ditemukan kembali olehH.C. Trumbull yang mengumumkannya pada tahun 1884. Di dekat-nya, sebuah tempat yang bernama ’Ain el-Qhudeirat, yang meru-pakan sebuah mata air yang lebih melimpah, terdapat sebuah bukityang menandakan sebuah perkampungan dengan pecahan-pecahanbarang tanah dari Zaman Besi. Menurut Glueck, ini merupakanlokasi utama dari Zaman Besi di seluruh daerah itu (hal. 117)...Shur dianggap sebagai kata Ibrani untuk garis pertahanan Mesir diGenting Tanah Suez, meskipun kata itu, yang berarti ’tembok’, tidakmenggambarkan pertahanan ini secara tepat. Menurut arkeolog Per-ancis Cledat, yang menyelidiki daerah itu, tampaknya terdiri daripos-pos pertahanan yang tidak saling menyambung. Bagaimanapunjuga, jalan menuju Shur (drk wr, Kejadian 16:7) mungkin meru-pakan jalur transportasi kuno ke Mesir dari Beersheba, dinamakanDarb el Shur oleh Wooley dan Lawrence, dan melewati Khalasa,Ruheibeh, Bir Birein’, Muweileh ke arah selatan (hal. 69).

Pendeknya, terletaknya Kadesh dan Shur di selatan Palestina danSinai merupakan tidak lebih dari suatu dugaan saja, hanya sebuahdugaan yang mengasal. Perlu pula dicatat bahwa tidak ada Ger-ar yang dapat ditemukan antara ’Ayn Qudays dan daerah gentingSuez. Kalaupun Gerar terletak di sana, bagaimanapun juga letaknyamestinya jauh dari Gaza dan bir al-Sab’, yang samasekali tidakmenolong kita.

Kesulitan dalam menempatkan Gerar di Palestina dilipatgandakanoleh referensi mengenai tempat ini dalam Tawarikh II 14. Di si-ni kota ini nampaknya dimiliki oleh bangsa Kusy (h-kwsym), yangbiasanya disamakan dengan bangsa ’Etiopia’, terutama karena teks-teks Bibel sering menghubungkan Kusy, atau kws dengan msrym,yang selama ini dianggap berarti ’Mesir’ (mengingat bahwa Etiopiaadalah tetangga Mesir di sebelah selatan). Dalam Septuaginta Yu-

Page 77: Mencari Asal Usul Kitab Suci

71

nani kata Ibrani kws terkadang diubah melalui transliterasi, danterkadang diterjemahkan secara bebas sebagai Aithiopia atau Aithiopes,dan hal ini mendorong para ahli Bibel modern untuk menyamakantempat ini dengan Etiopia. Andaikata bangsa Kusy benar-benaradalah bangsa Etiopia, adalah lazim bila seseorang bertanya bagaimanamereka dapat menguasai suatu daerah di Palestina yang jauh itu?Mungkinkah bangsa Etiopia tersebut merupakan bangsa Mesir pa-da abad ke-duapuluhlima atau dinasti ’Etiopia’ (716-656 S.M.)?Rasanya ini tak boleh jadi, mengingat bahwa mereka memerangiAsa, yang kekuasaannya sebagai raja telah berakhir sekitar satusetengah abad sebelumnya. Di sini Kraeling lagi (hal. 217) menggam-barkan bagaimana kesulitan ini yang sejauh kini telah terpecahkan:

Kisah dalam Tawarikh... menegaskankan pengetahuan (sic) tentangsebuah pendudukan pada zaman pemerintahan Asa oleh Zerah dariKusy atau Zerah dari Etiopia... Bangsa Etiopia tidak memegangkekuasaan di Mesir sebelum ada berikutnya, maka orang Kusy initentunya bukan seorang Fir’aun, namun mungkin ia adalah seoranggubernur Mesir dari kerajaan ’Sungai kecil Mesir’2 dan daerah dalamkekuasaan Mesir di sebelah utaranya sampai sejauh Gerar. Kita jugamendengar dari tempat lain bahwa ’putra-putri Ham’ (dengan katalain, Kusy) tinggal bersebelahan dengan suku Simeon3 di daerahselatan. (Tawarikh I 4:3a) dan Gedor (mengenai penyangkalan halyang belakangan ini, lihat Simons, alinea 322).

Perlu ditambahkan pula di sini bahwa Mareshah (atau mrsh) dandari sini ’Zerah dari Etiopia’ mencapai serangannya terhadap Yu-dah, telah dikenali dengan sebuah Tall Sandahannah di Palestinabagian selatan, ’yang juga menandakan Maris Greco Rumawi... disebelah timur hirbet mer’ash, yang nama kunonya masih ada’ (Si-mons, alinea 318). Sebenarnya ’Mer’ash’ (mr’s) dan ’Mareshah’(mrsh) samasekali tidak merupakan nama yang sama, dan hanya

2Pengenalan yang biasa dari nama Ibrani nhl msrym adalah Wadi al-’Arish,yang memisahkan Palestina dari Sinai. Mengenai pengenalan nhl msrym, lihatBab 15.

3Mengenai suku Simeon dan wilayah mereka di Arabia Barat, lihat Lampiran.

Page 78: Mencari Asal Usul Kitab Suci

72 BAB 5. MENCARI GERAR

mungkin terlihat sama oleh mereka yang bukan pemakai bahasaSemit, yang mengabaikan desahan tekak yang disuarakan pada na-ma yang pertama, karena mereka tidak dapat mengucapkannya.’Lembah Zephathah’ (gy’ spth) telah membuat pengenalan atasnyabegitu sulit sampai-sampai tidak ada yang mencoba untuk mener-ka lokasinya –betapa pun ngawur terkaan itu. Salah satu penje-lasan mengenai hal ini ialah bahwa bentuk Ibrani dari nama yangsama mungkin tidak lebih dari suatu ketidak jelasan teks (Simons,alinea 254), penjelasan yang bukan merupakan pemecahan yangmemuaskan bagi problema ini.

Untuk meringkaskan, kita dapat menyimpulkan yang berikut ini:

1. Pengenalan terhadap Gerar menurut Injil di Palestina belummemberikan hasil yang memuaskan, dan tidak ada tempat-tempat di sana yang masih memakai nama itu.

2. Telah ada dugaan bahwasanya mestinya Gerar terletak di Palesti-na bagian selatan, karena Kejadian 10 menyebutkan tempatitu berhubungan dengan sebuah ’zh, yang diperkirakan adalahGaza di Palestina, sedangkan Kejadian 26 menyebutnya berhubun-gan dengan sebuah sb’h atau b’r sb’, yang diperkirakan adalahBir al-Sab’ di Palestina, yang sekarang biasa disebut Beershe-ba.

3. Kalau kita menganggap bahwa Kadesh menurut Bibel adalahoase ’Ayn Qudays di dekat Wadi Al-’Arish, dan bahwa Shurmetinya terletak lebih jauh ke arah barat Sinai, di dekat gentingtanah Suez, maka Gerar tidak mungkin terletak di antaraBeersheba dan Gaza, dan juga antara Kadesh dan Shur, se-bagaimana ditegaskan dalam Kejadian 20.

4. Kalau bangsa Kusy benar-benar adalah orang-orang Etiopia,dan Gerar terletak di selatan Palestina, maka kekuasaan atasGerar oleh bangsa ’Kusy’ sebagaimana dijelaskan dalam TawarikhII 14, tidak dapat dijelaskan dengan mudah.

Guna membongkar misteri Gerar, mungkin paling baik jika kita

Page 79: Mencari Asal Usul Kitab Suci

73

memulai dengan bukti-bukti yang diberikan oleh Tawarikh II 14,dengan cara memastikan siapa sebenarnya bangsa Kusy itu. ’Kusy’seperti telah dikatakan tadi dihubungkan dengan msrym, yang jelasberarti Mesir dalam beberapa sebutan menurut Bibel (contohnyaRaja-raja I 14:25f; Tawarikh II 12:2f; dan juga Raja-raja II 23:29;Tawarikh II 35:20f; Yeremia 46:2). Di tempat-tempat lain dalamBibel, seperti yang akan kita lihat (pada Bab 13 dan 14), namamsrym dapat menandakan satu di antara lokasi di Arabia Barat, ter-masuk dusun Misramah (msrm) di dataran tinggi Asir, antara Abhadan Khamis Mushait, atau dusun Masr (msr) di Wadi Bishah, dipedalaman Asir. Jika mencari kws (atau ’Kusy’) di daerah itu, sese-orang dapat dengan mudah menemukannya sebagai Kuthah (kwt),dekat Khamis Mushait. Ini merupakan sebuah oase yang terletakdi hulu Wadi Bishah, dan oleh karena itu di daerah itu Masr dap-at dijumpai. Di daerah Khamis Mushait yang sama terdapat oaseQararah (qrr) dan Ghurayrah (gryr, atau grr) salah satu dari Gerar-gerar dalam Bibel. Di dekatnya terdapat pula oase Shaba’ah (sb’hatau sb’), yang mestinya adalah ’Shibah’ atau ’Beersheba’ yang tert-era dalam Bibel. Kalau pembaca menganggap bahwa hal ini sukaruntuk dipercaya, pertimbangkanlah hal yang berikut ini, yang tam-paknya membereskan argumentasi saya.

Seperti yang telah saya sebutkan, kata Ibrani b’r sb’ mungkin berarti’Sumur Kelimpahan’,4 tetapi dapat juga dengan salah diartikan se-bagai ’Sumur Tujuh’. Dalam laporannya mengenai perjalanan balikjenderal Rumawi, Aelius Gallus, dari ekspedisinya ke Arabia padatahun 245 S.M., Strabo (16:4:24) secara rinci menggambarkan tahap-tahap yang diambil oleh Gallus sewaktu ia keluar dari ’Negrana’

4Dari ketiga sumur (bentuk tunggalnya adalah b’r) yang disebutkanbersamaan dengan Shibah (alias Beersheba atau b’r b’) dalam Kejadian 26,Esek (’sq) bertahan sampai kini sebagai Akas (’ks) dekat Abha, di sebelah baratKhamis Mushait. Dua sumur lainnya nampaknya terletak di seberang ngarai, disisi maritim Asir. Di sana kita sampai kini dapat menemukan Rehoboth (rhb-wt) yaitu Rahabat (rhbwt), di wilayah Bani Shahr; juga Sitnah (stnh) yaituUmm Shatan (stn, kata Arab yang berarti ’tali sebuah sumur air’) di wilayahMajaridah yang terletak di dekatnya.

Page 80: Mencari Asal Usul Kitab Suci

74 BAB 5. MENCARI GERAR

(Najran) untuk mencapai pelabuhan ’Negra’ (Nujayrah dekat ban-dar Umm Lajj masa ini) di Laut Merah. Di sana, pasukan-pasukanRumawi menaiki kapal-kapal Y.; g membawa mereka kembali keMesir. Strabo melaporkan bahwa sebelas hari setelah meninggalkanNajran, Gallus sampai pada sebuah tempat yang bernama ’TujuhSumur,’ jelas suatu upaya untuk menterjemahkan b’r sb’ atau b’rsb’h. Dalam mempelajari teks-teks Strabo yang berkenaan den-gan eksplorasi Arabia yang dilakukannya, H.St.J.B. Philby (Ara-bian Highlands, Ithaca, N.Y., 1952, hal. 257; selanjutnya dise-but Philby) menafsirkan bahwa ’Tujuh Sumur’ itu mestinya adalahKhamis Mushait yang terletak sejauh 260 kilometer dari Najran.Philby mengamati adanya desa Shaba’ah di antara pedusunan dihilir Khamis Mushait, di daerah ’yang sebagian mendapat pen-gairan dari luapan air sungai, dan sebagian lagi dari sumur-sumuryang kebanyakan bermulut lebar...’ (hal. 132). Namun, yang luputdari pengamatannya ialah bahwa nama Shaba’ah merupakan sb’h didalam Bibel, yang dikenali dalam Kejadian 26 sebagai tempat yangsama dengan b’r sb’. Dugaannya ialah bahwa Khamis Mushait itusendiri pernah bernama ’Bir saba” (hal. 257).

Menurut Strabo, Gallus memerlukan waktu 40 hari untuk menyele-saikan perjalanan dari ’Tujuh Sumur’ ke ’Negra’, yang ia lukiskanterletak dengan laut; jalan yang ia ambil melewati ’Chaalla’ dan’Malothas’, yang terakhir ini terletak di sebuah ’sungai’. Tanpamempertimbangkan kenyataan bahwa ’Negra’ hanya dapat terletakdi sepanjang pesisir Laut Merah, mengingat bahwa pasukan-pasukanRumawi menaiki kapal-kapal mereka di sana, Philby sementara men-genalinya dengan daerah pedalaman di Mada’in Salih di sebelahutara Medinah, dan melakukan identifikasi yang tidak tepat ter-hadap ’Chaalla’ dan ’Malothas’. Ia menduga ’Chaalla’ adalah Qal’atBishah, di Wadi Bishah, dan menduga ’Malothas’ adalah Turabathatau Khurma, di pedalaman Hijaz (hal. 257). Sebenarnya, jalandari Khamis Mushait menuju ke pesisir mengikuti aliran ’sungai,Wadi al-Dila’, di daerah Rijal Alma’, dan dua buah pedesaan berna-ma Qal’ah (Chaalla) dan Maladah (Malothas) masih terdapat di

Page 81: Mencari Asal Usul Kitab Suci

75

sana. Jalan ini kemudian menuruni bukit menuju Darb; dan disana menyambung dengan sebuah jalan lagi yang menuju ke utaramelewati gurun pasir pesisir Arabia Barat sejauh Umm Lajj dan Nu-jayrah (Negra). Inilah yang persis dikatakan oleh Strabo: ’Jalannya(Aelius) dari sini melewati padang pasir, yang hanya terdapat be-berapa tempat pengambilan air’. Sepanjang jalan yang disebutkantadi, jarak total dari wilayah Khamis Mushait sampai pada UmmLajj atau Nuiayrah kira-kira adalah 1.100 kilometer, yang dapatdengan mudah ditempuh dalam waktu 40 hari berjalan kaki.

Pendeknya, bangsa ’Kusy’ (yang pasti mereka dalam Tawarikh II 14)bukanlah orang-orang ’Etiopia,’ melainkan orang-orang suku daer-ah sekitar Kuthah (dengan kata lain, orang-orang dataran tinggiKhamis Mushait), di ketinggian Wadi Bishah, tidak jauh di huluShaba’ah, kota dalam Bibel b’r sb’ atau Beersheba. ’Yudah’ yangmereka jajah, seperti yang akan kita saksikan pada Bab 8, meliputilereng-lereng sebelah barat Asir. Sewaktu mereka menuju ’Yudah’ini, Zerah dari Kuthah mencapai ’Mareshah’ atau mrsh yang ki-ni merupakan satu di antara dua buah desa: Mashar (msr) atauMashari (msr), di pedalaman Qunfudhah. Di daerah yang samaterdapat lembah Wadi Hali, dan di sana sedikitnya terdapat sebuahdesa yang bernama Sifah (dengan akhiran feminin, spt), sebuah ka-mus ilmu bumi menyebutkan dua buah pedesaan, mungkin secaratidak disengaja. Maka dari itu, ’lembah Zephathah, yang ada dalamBibel (gy’ spth), merupakan referensi kepada aliran utama WadiHali, atau kepada anak lembah ini tempat dua buah Sifah kini bera-da. Zerah harus menyeberangi tebing utama Asir dari Wadi Bishahguna mencapai Mashar (atau Mashari) dan wadi Hali di pedalamanQunfudhah. Setelah menderita kekalahan di sana, ia mundur menye-berangi tebing curam itu menuju ke Wadi Bishah, dikejar oleh RajaAsa dan pasukannya: mereka melakukan perampokan terhadap kotaGerar dan daerah sekitarnya yang makmur itu.

Menurut Kejadian 20, seperti yang telah diketahui, Gerar terletakantara Kadesh dan Shur. Gerar ini (yang tampaknya sama den-gan Gerar yang tertera di dalam Kejadian 26 dan Tawarikh II 14)

Page 82: Mencari Asal Usul Kitab Suci

76 BAB 5. MENCARI GERAR

mestinya dahulu adalah Qararah, bukan Ghurayrah, di daerah seki-tar Khamis Mushait, karena Qararah ini sebenarnya terletak di jalanutama antara Kadas (kds, bandingkan dengan kata Ibrani qds), diRijal Alma’, dan Al Abu Thawr (twr, bandingkan dengan kata Ibranisur), di Wadi Bishah. Di sini tidak ada kebingungan mengenai koor-dinat, atau setidaknya kesulitan dalam mengenali Kadesh dan Shurdengan nama mereka masing-masing. Tentunya, seseorang tidakharus terpaksa menduga-duga atau memaksakan sebuah penafsiranatas penemuan-penemuan arkeologi yang belum mencukupi dalamusahanya untuk membuktikan sesuatu. Lebih lagi, baik dalam Ke-jadian 20 maupun 26, seorang ’raja’ Gerar disebut sebagai berna-ma Abimelech (’by mlk), yang dilukiskan dalam Kejadian 26 seba-gai seorang raja dari orang-orang ’Filistin’ (plstym, tunggal plsty,bentuk genitif dari plst). Di sini ada dua pengamatan yang perludilakukan. Pertama, seluruh daerah yang terletak di atas pemba-gi perairan di sebelah barat laut Khamis Mushait, termasuk daer-ah Wadi Bishah tempat Qararah terletak, memakai nama kesukuanBani Malik (mlk). Begitu pula halnya dengan sebuah desa di daerahyang sama. Ini dapat berarti bahwa ’Abimelech’ (secara harfiahnya’Ayah dari Malik’) dalam Kejadian 20 dan 26 belum tentu meru-pakan namanya, tetapi mungkin adalah sebuah referensi terhadapserangkaian kepala-kepala suku Malik di daerah itu, yang juga meru-pakan ’raja-raja’ Qararah. Mengingat akan celah-celah generasi an-tara kisah-kisah yang diceritakan dalam Kejadian 20 dan 26, ’Abim-elech’ dalam kedua kisah itu agaknya tidak mungkin orang yangsama. Pengamatan saya yang kedua ialah mengenai Gerar (atauQararah) dan bangsa Filistin (lihat Bab 14). Di utara Qararah, dilembah sungai Wadi Bishah, masih ada sebuah desa yang bernamaFalsah (plst), yang jika memang demikian, penduduknya tentunyadisebut plstym dalam bahasa Ibrani. Desa Falsah ini mudah sajamerupakan bagian wilayah Qararah pada suatu waktu, yang dapatmenjelaskan mengapa nama-nama ’Abimelech’ yang tertera dalamKejadian digambarkan sebagai ’raja-raja’ Gerar dan juga sebagairaja-raja bangsa ’Filistin.’

Page 83: Mencari Asal Usul Kitab Suci

77

Berpaling pada Kejadian 10, kita dapat melihat bahwa koordinat-koordinat yang diberikan untuk Gerar di sana sama sekali berbedadengan koordinat-koordinat untuk Gerar dalam Kejadian 20, Keja-dian 26 dan Tawarikh II 14. Di sini Gerar disebutkan scarah den-gan salah satu perbatasan tanah bangsa Kanaan atau kn’ny, mem-bentang dari sydn sampai pada ’zh, sedangkan sebuah perbatasanlagi yang juga bertolak dari sydn, dan membentang ke arah sdm(Sodom), ’mrh (Gomorrah), ’dmh (Admah) dan sbym (Zeboiim)sampai pada ls’ (Lasha).

Sydn yang dimaksud di sini jelas bukan bandar Sidon, Libanon(sekarang Sayda, atau syd’ di Libanon). Dari keempat Sidon yangbernama Zaydan atau Al Zaydan (zydn) yang masih ada sampaisaat ini di berbagai daerah Asir yang tertera dalam Kejadian 10mestinya Al Zaydan, di ketinggian Jabal Shahdan - sebuah pun-cak Jabal Bani Malik, di pedalaman Jizan yang menguasai sebuahjalan gunung yang strategis di sepanjang perbatasan antara daer-ah Jizan dan Yaman. Dari Al Zaydan ini, perbatasan kedua tanahKanaan yang disebut dalam Kejadian 10 membentang ke barat kearah pesisir Laut Merah berakhir di deretan pedesaan terakhir ditepi gurun pasir pesisir, antar Wadi Sabya dan daerah Bahr di se-belah utara Wadi ’Itwad. Seperti yang akan kita lihat pada Bab 7,nama suatu kota yang hilang, yaitu Sodom (sdm), masih ada sam-pai kini sebagai Wadi Damis (dms), sebuah cabang Wadi Sabya,yang mengalir tepat di sebelah utara gunung berapi kembar Jabal’Akwah, dan masih terletak di dalam ladang lahar itu. Gomor-rah (’mrh) mungkin merupakan sebuah kota yang hilang di WadiDamis yang terkubur, seperti halnya Sodom, di bawah lahar yangdisemburkan oleh gunung berapi setempat, atau mungkin Ghamr(gmr) masa ini, yang terletak di lerengan Jabal Harub, di atas WadiDamis. Saling berhadapan, masing-masing di tepian yang berbe-da dari aliran utama Wadi Sabya, kota kembar Sabya (sby’, dalambahasa Ibrani sby, ’gazelle,’ dengan kata sandang tertentu yang be-rakhiran) dan al-Zabyah (zby, bentuk Arab dari kata yang samadengan kata sandang tertentu yang berawalan) mestinya kota Ze-

Page 84: Mencari Asal Usul Kitab Suci

78 BAB 5. MENCARI GERAR

boiim menurut Bibel (sbym, bentuk ganda atau jamak dari sby)jauh di sebelah utaranya adalah Lasha (ls’) di lembah sungai WadiBishah, yang namanya telah diubah dalam bentuk Arab masa ini,yaitu al-’Ashshah (’l-’s, dengan l yang diucapkan sebagai kata san-dang tertentu Arab). Lebih jauh lagi di utara, Admah (’dmh) ter-letak di seberang Wadi ’Itwad di wilayah Bahr, dan namanya masihbertahan sebagai al-Dumah dengan akhiran feminin (dmh, denganhamzah pertama pada bentuk asli nama itu dibuang, seperti yangbiasanya dilakukan).

Kalau perbatasan tanah Kanaan kedua, seperti yang digambarkandalam Kejadian 10, membentang dari Al Zaydan sampai ke gurunpasir pesisir Laut Merah di sebelah barat, perbatasan yang perta-ma membentang ke utara, mengikuti garis pembagi perairan, dansampai pada ’zh – bukan ’Gaza’ tetapi Al ’Azzah (’zh). Ini meru-pakan sebuah dusun indah yang bertengger terasing di puncak se-buah punggung bukit di daerah Ballahmar di Sarat, di selatan Ni-mas. Sesungguhnya, di Asir ada sejumlah tempat lain yang memakainama yang sama, tetapi hanya ada satu di pesisir Palestina, yaituGaza, atau gzh.

Ini membawa kita pada permasalahan Gerar (grr) dalam Kejadi-an 10, yang disebutkan di sana untuk menunjukkan arah terben-tangnya perbatasan Kanaan dari sydn ke ’zh. Gerar pertama yangkita jumpai di sana ialah Ghurar (grr), di Jabal Bani Malik. Yangkedua, lebih jauh di utara, ialah al-Jarar (grr), di Jabal Harub. Yangketiga, masih lebih jauh lagi di utara, ialah Ghirar (grr) di seberangWadi ’Itwad, di Rijal Alma’. Yang keempat, masih lebih jauh la-gi di utara dan lebih dekat pada Al ’Azzah, ialah al Qararah (qrr),yang terletak di sepanjang puncak Sarat di daerah sekitar Tanumah.Meskipun tidak ada Gerar di Libanon ataupun di Palestina, antaraSidon dan Gaza, atau melewati Gaza dari Sidon, terdapat tidakkurang dari empat buah Gerar di dataran tinggi Asir, antara AlZaydan dengan Al ’Azzah, yang membuat kita bertanya-tanya yangmana di antara mereka adalah Gerar sebenarnya yang dimaksudkanitu, dan Gerar yang mana yang terletak di sepanjang perbatasan

Page 85: Mencari Asal Usul Kitab Suci

79

Kanaan itu.

Mengingat yang tertera di atas, tanah bangsa Kanaan dalam Bibeldi Arabia Barat mestinya meliputi lereng-lereng pesisir Asir daridaerah sekitar wilayah Ballahmar di utara sampai pada sebagianwilayah Jizan di Selatan. Di sini kita menjumpai dua buah pe-dusunan yang bernama Qina’ (qn’, bandingkan dengan kn’, asal katakn’n) di Majaridah bagian utara, wilayah Ballahmar, yang terdapatpula sebuah dusun yang bernama ’Azzah. Di samping itu, ada se-buah desa yang bernama Al-Qina’; yang satu disebut Dhi al-Qina’,dan satu lagi bernama al-Qana’at (qn’t, bentuk jamak feminin dariqnn’). Dua desa yang bernama Qan’ah (qn’t, bentuk jamak femininqn’) terletak di wilayah Jizan, belum lagi tiga buah nama tempatdengan akar kata yang sama di bagian-bagian lain Asir dan Hijazbagian selatan. Yang terakhir adalah sebuah desa yang bernama AlKun’an (’l kn’n, secara harfiahnya berarti ’dewa Kanaan’) di Wa-di Bishah, di seberang pembagi perairan dari wilayah Majaridah.Pendeknya, bukti toponimis mengenai penempatan bangsa Kanaan(yang berbeda dengan bangsa Kanaan di Suria) di Arabia Baratmenghendaki agar kita mempertimbangkan kembali dengan cermatprasangka-prasangka yang umumnya dipegang mengenai masalahini (lihat Bab 14 dan 15; mengenai bangsa Kanaan Suria, lihat Bab1).

Yang jelas terlihat adalah bahwa Gerar dalam Kejadian 10 tidakmungkin sama dengan Gerar yang tertera dalam Kejadian 20, Ke-jadian 26 ataupun dalam Tawarikh II 14. Inilah sebabnya mengapahanya Kejadian 10 saja yang menyebutkan grr berhubungan den-gan ’zh – Al ’Azzah di wilayah Ballahmar, dan bukan ’Azzah diwilayah Majaridah ataupun ’Azzah lainnya yang terletak lebih jauhdi utara di Wadi Adam (lihat Bab 14). Sedangkan Gedor (gdr)dalam Tawarikh I 4:39f, namanya jelas bukan merupakan suatu ke-salahan dalam membaca Gerar (grr). Terletak di wilayah selatanSimeon (lihat Lampiran), mestinya Gedor merupakan apa yang kiniadalah desa Ghadr (gdr) di pedalaman Jizan, walaupun masih adabeberapa kemungkinan lain.

Page 86: Mencari Asal Usul Kitab Suci

80 BAB 5. MENCARI GERAR

Mengingat akan semua ini, lokasi ’rs h-nqb menurut Bibel antaraKadesh dan Shur, yang disebut dalam Kejadian 20 berhubungandengan Gerar, hanya dapat berarti wilayah sekitar al-Naqb (nqb,dengan kata sandang tertentu Arab), di Rijal Alma’, jauh di se-berang pembagi perairan dari Qararah.

Seharusnya sampai di sini duduk perkaranya sudah jelas: tidak adatempat yang bernama Gerar di dekat Gaza, di Palestina. Namundi antara sejumlah tempat yang dijumpai di Asir, sebuah, yaitu al-Qararah ialah Gerar yang disebutkan dalam Kejadian 20, 26 danTawarikh II 15, dan yang satu lagi (salah satu dari empat buahtempat yang bernama Ghurar, al-Jarar, Ghirar atau al-Qararah)ialah Gerar dalam Kejadian 10 (lihat Peta 7). Akhirnya, perludicatat bahwa pengenalan terhadap Gerar yang pertama denganmenggunakan bukti-bukti toponimis dan Bibel berjalan sejajar den-gan pengenalan terhadap Kusy, Filistin, Beersheba, Esek, Sitnah,Rehoboth, Kadesh, Shur, Mareshah, Zepathah dan Nageb di seki-tar daerah yang sama, antara wilayah Khamis Mushait dan bagian-bagian Asir di seberang pembagi perairan ke arah barat. Pengenalanterhadap Gerar yang kedua berjalan sejajar dengan pengenalan ataskota-kota dalam Bibel Sodom, Gomorrah, Admah, Zeboiim, danLasha di satu arah, dan dua buah tempat yang sampai kini diperki-rakan sebagai ’Sidon’ dan ’Gaza’ di arah yang lain. Di sampingitu, perlu dicatat pula mengenai adanya bukti-bukti untuk menge-nali Kanaan menurut Bibel di lereng-lereng maritim Asir, antaradaerah-daerah Majaridah dan Jizan. Para arkeolog belum menggalidaerah-daerah tersebut, ataupun daerah-daerah lain di Asir; jikamereka melakukannya, mereka akan menemukan banyak hal yangmenakjubkan. Sebagaimana dikatakan Gerald de Gaury, salah seo-rang Inggris-Arab yang terakhir (Arabia Phoenix ... London, 1964,halaman 119):

Di lembah-lembah Asir, Yaman, dan Hijaz, terdapat reruntukan-reruntukan yang pada suatu hari akan mengungkapkan kepada parasejarawan dan kepada dunia lebih banyak mengenai negeri-negeritua ... dan ... kerajaan-kerajaan Arabia yang lebih awal, dan akan

Page 87: Mencari Asal Usul Kitab Suci

81

menunjukkan dengan jelas arti-arti yang terkandung dalam kitab-kitab Bibel yang lebih awal serta mengenai kiasan-kiasan bersejarahdalam Qur’an. Siapa yang mengetahui akan adanya harta karunyang terpendam di antara kekusutan puing-puing Asir? Yang akanmenyusul adalah sebuah upaya yang sederhana guna menggali be-berapa di antaranya.

Page 88: Mencari Asal Usul Kitab Suci

82 BAB 5. MENCARI GERAR

Page 89: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 6

Non-Temuan di TanahPalestina

Umumnya kita menerima selaku benar bahwa para arkeolog melakukanpekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya. Dalam lapangan studiseperti sejarah kuno, tidak banyak di antara kita yang mempunyaiwewenang untuk memeriksa. Di antara kita hanya beberapa sajayang merupakan arkeolog, dan bahasa-bahasa dunia kuno dengantulisan-tulisan aneh mereka merupakan sebuah teka-teki bagi ke-banyakan orang. Maka dari itu, jika para ahli berbicara mengenaisuatu pokok persoalan kita biasanya menerima saja apa yang mere-ka katakan berdasarkan kepercayaan, dan memberi wewenang padamereka untuk berselisih pendapat mengenai pasal-pasal yang dap-at diperdebatkan. Dalam persoalan-persoalan bila mereka bersep-akat untuk menyetujui pemecahannya, mereka dapat mengesahkanapa saja yang tampaknya layak di mata mereka. Maka jelaslahkalau dalam lapangan studi arkeologi Bibel dan dalam lapanganstudi paleografi, yang masih saling berhubungan, terdapat banyakkesempatan untuk membuat tidak hanya kesalahan-kesalahan sa-

83

Page 90: Mencari Asal Usul Kitab Suci

84 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

ja, bahkan mengabadikannya untuk jangka waktu yang tidak ter-batas.

Batu-batu tua dapat ditemukan di mana saja di Timur Dekat; ham-pir di setiap tempat diadakan penggalian akan dijumpai batu-batutersebut. Namun menggali dan menafsirkan apa yang telah dite-mukan adalah dua hal yang berbeda. Di sinilah letak perbedaan an-tara arkeologi ilmiah mengenai Timur Dekat, yang dilaksanakan se-cara ilmiah, dengan apa yang disebut arkeologi menurut Bibel. Yangpertama adalah sebuah upaya yang obyektif dan sistematis untukmempelajari kebudayaan-kebudayaan dan peradaban-peradaban kunodi suatu daerah dan menyusun perkembangannya tahap demi tahapberdasarkan benda-benda peninggalannya, tentu dengan memper-hatikan limitasi penyelidikan itu serta metode yang dipergunakan.Yang kedua adalah tidak lebih dari suatu pencarian terhadap barang-barang peninggalan di daerah-daerah yang telah ditandai sesuaidengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya mengenai ge-ografi menurut Bibel yang berusaha mendapatkan dukungan arkeol-ogis dan peleografis bagi dugaan-dugaan mengenai sejarah menurutBibel. Maka dari itu, jika seseorang menemukan puing-puing ben-teng tua di dekat kota Beersheba di Palestina (lihat Bab 4), makaia akan menyatakan telah menemukan suatu bentuk bangsa Israil,tanpa memikirkan adanya kemungkinan-kemungkinan lain. Kalau iamenemukan bekas-bekas sebuah tambang tembaga dekat kota mod-ern Elath, dan sebuah cincin cap dengan bertulisan lytm di sekitardaerah yang sama, ia gegabah menyimpulkan bahwa cincin tersebuttentunya kepunyaan Yotham (l-ytm), seorang raja Yudah. Kemu-dian ia langsung mengumumkan pada dunia mengenai penemuanlokasi persisnya tambang-tambang tembaga Raja Sulaiman dan ko-ta Ezion-Geber menurut Bibel itu.

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa prinsip yang dipergu-nakan dalam pencarian arkeologis terhadap lokasi-lokasi menurutBibel itu salah. Saya hanya mengatakan bahwa tidak benar ji-ka kita mengambil kesimpulan bersejarah berdasarkan penemuan-penemuan arkeologis yang tidak meyakinkan. Di sini inskripsi men-

Page 91: Mencari Asal Usul Kitab Suci

85

jadi penting. Contohnya, Nelson Glueck mungkin dapat dibenarkandalam mengumumkan penemuannya atas sebuah tempat menurutBibel di daerah sekitar kota modern Elath, jika saja inskripsi pa-da cincin cap yang ia temukan di sana berbunyi lytm mlk yhwdh(Yotham, Raja Yudah). Setelah di sana menemukan inskripsi lytm,ia tidak mempertimbangkan adanya kemungkinan-kemungkinan lain.Walaupun jika kata itu dibaca sebagai l-ytm, mungkin saja berke-naan dengan seseorang yang bernama ’Yotham’ yang bukan seorangraja Yudah, dan bahkan mungkin bukan orang Yahudi.

Inskripsi pada cincin tersebut mungkin juga merupakan suatu ref-erensi kepada seorang dewa yang bernama ytm – mungkin dewaAtum dari Mesir, yang namanya menurut orisinilnya ialah itwm.Di seberang Wadi Arabah dari Elath sampai kini masih terdapatsebuah lembah yang bernama Wadi Yutm (ytm). Apakah namawadi ini, seperti yang ada pada inskripsi, berkenaan dengan nama’Yotham’ yang sama, siapa pun gerangan orangnya, ataukah kepadanama Dewa Atum Mesir yang sama?

Ambillah sebuah contoh yang lain. Pada tahun 1880, sebuah batuprasasti ditemukan di Siloam, dekat Yerusalem, menggambarkanbagaimana sebuah terowongan air dibuat di sana oleh orang-orangyang menggali dari kedua ujungnya. Inskripsi tersebut kini bera-da di Museum of the Ancient Orient di Istambul. Kalau saja in-skripsi itu berbunyi ’terowongan ini digali pada zaman pemerinta-han Raja Hezekiah’, ini jelas akan mendukung teks-teks Raja-rajaII 20:20 dan Tawarikh II 32:30, yang membicarakan mengenai se-buah kolam dan terowongan air yang didirikan oleh Raja Hezekiahdari Yudah. Namun kenyataannya, inskripsi ini tidak menyebutkannama-nama orang maupun nama-nama tempat. Maka, jika hendakmenghubungkannya dengan zaman pemerintahan Hezekiah, seper-ti yang telah dilakukan oleh para ahli Bibel, itu merupakan tidaklebih dari suatu terkaan yang asal saja. Terowongan-terowongan airtelah didirikan selama berabad-abad, di mana saja dan bilamanaada keperluan untuk menggunakannya. Inskripsi Siloam bahkantidak menunjukkan bahwa Yerusalem modern sebenarnya adalah

Page 92: Mencari Asal Usul Kitab Suci

86 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

Yerusalem menurut Bibel, karena inskripsi tersebut tidak mena-makan lokasinya.

Inskripsi-inskripsi Elath dan Siloam, dan juga semua inskripsi yangdisebut inskripsi ’Ibrani’ – atau lebih tepat lagi Kanaan – dari Palesti-na, telah dipaksa oleh Ilmu Pengetahuan Bibel modern untuk meng-hasilkan lebih banyak kandungan informasi daripada yang sebenarnyaterdapat pada mereka. Satu contoh yang perlu dibicarakan ialahmengenai sejumlah pecahan barang-barang tanah yang ditemukandi daerah sekitar Nablus pada tahun 1910 dan diberi nama Os-traca Samaria, walaupun mereka samasekali tidak membicarakan’Samaria’ (dalam bahasa Ibrani smrwn). Pecahan barang tanah iniyang telah dibubuhi tanggal 778-770 S.M. (sebenarnya penanggalanini sendiri sangat mencurigakan), mengandung catatan-catatan men-genai transaksi-transaksi perdagangan antara individu-individu, be-berapa di antara mereka mungkin orang Yahudi, menaksir dari nama-nama perorangan yang tertera di dalamnya. Catatan-catatan inisama sekali tidak menyebutkan nama-nama tempat dan juga tidakmengandung satu pun referensi mengenai tokoh-tokoh Bibel ataupunkejadian-kejadian yang tertera dalam Bibel. Walaupun penang-galannya benar, yang terbukti oleh pecahan barang-barang tanahtersebut hanyalah bahwa orang-orang Yahudi mungkin pernah mene-tap di daerah Nablus di Palestina pada abad ke-8 S.M. Tidak adakesimpulan dari mereka mengenai masalah-masalah sejarah maupungeografi menurut Bibel yang dapat dibenarkan. Jelas mereka tidakmembuktikan bahwa tempat barang-barang itu ditemukan adalahSamaria menurut Bibel, yang berarti nama-nama yang diberikanpada mereka oleh para ahli Bibel pun perlu dipertimbangkam kem-bali.

Yang lebih mencolok lagi adalah contoh apa yang disebut Ostra-ca Lachis, yang ditemukan di Tall al-Duwayr di Palestina bagianselatan pada tahun 1935 dan 1938. Sudah biasa ditegaskan bahwapecahan barang tanah yang berinskripsi ini memberi bukti yang ’takdiragukan lagi’ bahwa Tall al-Duwayr dahulunya merupakan Lachish(lkys) menurut Bibel. Sebenarnya, kenyataannya sama sekali tidak

Page 93: Mencari Asal Usul Kitab Suci

87

demikian, seperti yang akan ditunjukkan nanti.

Ostraca Tall al-Duwayr (harus disebut dengan nama ini) merupakansekumpulan laporan dan keluhan-keluhan yang dikirim oleh sese-orang yang bernama Hoshaiah (hws’ywh), komandan sebuah pa-sukan Yahudi yang kita tak ketahui di mana mereka ditempatkan,kepada atasannya yang bernama Yaosh (y’ws), seseorang yang iapanggil dengan sebutan ’tuanku,’ dan mestinya ditugaskan di Tallal-Duwayr, mengingai ostraca (jenis kerang-kerangan) yang dikir-im kepadanya ditemukan di sana. Membaca inskripsi-inskripsi ini,ahli-ahli Bibel seperti W.F. Albright yakin bahwa mereka mengenalidengan jelas disebutkannya nama Lachish dari Kitab Bibel dalamOstracon IV; sebuah penyebutan yang jelas mengenai kota AzekahBibel pada pecahan yang sama, dan sebuah referensi yang pastikepada Yerusalem dalam Ostracon VI membawa para ahli ini menu-ju suatu kesimpulan yang sama.

Dalam halnya Ostracon IV, pembacaan inskripsi yang telah diakuiharus ditantang secara serius. Sampai saat ini, pembacaan ini di-anggap berbunyi sebagai berikut: ’Hendaknya tuanku mengetahuibahwa kami sedang menunggu isyarat-isyarat Lachish...’ Sebuah ter-jemahan yang lebih teliti menghasilkan pesan yang berbeda: ’Hen-daknya tuanku mengetahui bahwa kami sedang menunggu muatan-muatan makanan...’ Dalam halnya Ostracon VI, pembacaan atasnama ’Yerusalem’ sangatlah tidak jujur. Pada sebuah kepingan daripecahan bahan tanah ini, dapat dilihat huruf-huruf slm. Karenamerupakan sebuah kata Ibrani, kata ini dapat dibaca dengan meng-gunakan berbagai cara untuk menghasilkan makna yang berbeda-beda pula, misalnya ’bunga api’, ’kedamaian’, ’kesehatan yang baik’,’persetujuan’, ’kesempurnaan’, atau ’ganjaran,. Dapat juga meru-pakan kata sambutan dalam bahasa Semit (dalam bahasa Ibraninyashalom) atau salah satu di antara sejumlah nama perorangan ataunama-nama tempat. Sebaliknya, tak ada pembenaran terhadappembacaan slm sebagai nama ’Yerusalem’.

Bagi mereka yang tertarik akan detil-detil mengenai masalah ini,

Page 94: Mencari Asal Usul Kitab Suci

88 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

dapat melihat yang berikut: dalam Ostracon IV, kalimat yang di-anggap menyebut nama Lachish (lkys) dan Azekah (’zqh) dalambentuk aslinya berbunyi sebagai berikut: wyd’ky ’l ms’t lks nhnwsmrm kkl h’tt ’sr ntn ’dny ky l’ nr’h ’t ’zqh. Kalimat ini telah dibacadan ditafsirkan sebagai berikut: ’Dan hendaknya (tuanku) menge-tahui (wyd’) bahwa kami sedang menunggu (ky ... nhnw smrm)isyarat-isyarat Lachish (ls ms’t lks), sesuai dengan semua petunjukyang telah diberikan oleh tuanku (k-kl h’tt ’sr ntn ’dny), karena ka-mi tidak dapat melihat Azekah (ky l’ nr’h ’t ’zqh)’. Penterjemahanini berdasarkan perkiraan berikut ini, yang akan saya sangkal satudemi satu:

1. Bahwa ms’t, sebagai bentuk jamak dari ms’h, berasal dari akarkata kerja ns’ yang berarti ’naik’ dan oleh sebab itu mungkinberkenaan dengan ’naiknya’ asap, sehingga ada dugaan men-genai adanya suatu isyarat militer. Namun kata kerja ns’ jugadapat berarti ’membawa’. Maka sebuah ms’h bukan berarti’naiknya’ asap, melainkan dimengerti sebagai sebuah ’bawaan’,dengan kata lain, sebuah ’muatan’.

2. Bahwa lks dibaca sebagai satu kata yang merupakan namakota menurut Bibel Lachish (lkys). Jika seseorang memba-ca lks sebagai l-ks, dengan l yang pertama sebagai prepo-sisi, artinya akan berubah menjadi ’untuk makanan’, kalau ksditafsirkan sebagai kata benda jadian dari ksh, kata ini akanberarti ’kenyang atau puas dengan makanan’ (bandingkan den-gan kata Arab ks’, ’merebut dengan menggigit’).

3. Bahwa smrm, sebagai bentuk jamak smr, berarti ’melihat’,namun dapat juga berarti ’menunggu’.

4. Bahwa ’tt, sebagai bentuk jamak ’th berarti ’petunjuk-petunjuk’(berasal dari kata kerja ’th, bandingkan dengan kata Arab’ty, ’datang’). Dalam bahasa Arab, sebuah kata benda jadiandari asal kata yang sama, ’yt’, berkenaan dengan tindakan’memberi’, yang kedua berarti ’hadiah-hadiah’, ’kemurahanhati’; yang ketiga berarti ’hasil panen’. Dalam ketiga contoh

Page 95: Mencari Asal Usul Kitab Suci

89

ini, pengertiannya adalah persediaan. Dalam hal ’tt di sini,pengertian ini didukung kuat oleh kata kerja yang berikutnyayaitu ntn, atau ’memberi’.

5. Bahwa l’ nr’h ’zqh berarti ’kami tak dapat melihat Azekah’.Kemampuan untuk melihat Azekah bukanlah persoalannya disini. Yang dikatakan oleh aslinya hanyalah suatu kenyataan:’kami tidak melihat Azekah’.

6. Bahwa Azekah (’zqh) hanya suatu pengenalan terhadap ko-ta Bibel dengan nama yang sama. Dalam konteks ini, lebihmasuk akal jika menganggapnya sebagai nama seseorang.

Maka kalimat sepenuhnya dapat diterjemahkan kembali sebagai berikut:’Hendaknya tuanku mengetahui bahwa kami menunggu muatan makanan,semua makanan yang telah tuanku berikan, karena kami tidak meli-hat Azekah.’ Ini berarti bahwa Hoshaiah dan anak buahnya ru-panya telah dijanjikan persediaan makanan dan perlengkapan lain-nya oleh Yaosh, yang akan diberikan kepada mereka oleh seseorangyang bernama Azekah. Di sini Hoshaiah mengatakan bahwa dia dananak buahnya masih menunggu datangnya persediaan-persediaanini, karena Azekah belum sampai pada mereka. Jelas tidak ada’isyarat-isyarat Lachish’ yang tertera di dalam pernyataan ini. Inimembuat bukti yang telah dianggap ’tak meragukan lagi’ menge-nai pengenalan terhadap kota Bibel Lachish sangat meragukan dantidak dapat dipertahankan.

Ahli-ahli dapat dimaafkan atas perbuatan mereka dalam mengiralks dan ’zqh yang terdapat dalam Ostraca Tall al-Duwayr IV seba-gai referensi terhadap kota-kota Bibel Lachish dan Azekah. Na-mun mereka seharusnya tidak dapat dimaafkan dalam anggapanmereka bahwa Ostracon VI membicarakan Yerusalem. Dalam os-tracon ini, yang telah rusak berat, sisa-sisa dari suatu kalimat yangberbunyi: ’dny hl’ tktb’ tktb’... ht’sw kz’t ... slm. Sebuah penter-jemahan yang jujur dari pecahan kalimat ini (jika kita menganggapbahwa aslinya benar-benar merupakan satu kalimat) hanya dapatmenghasilkan: ’Tuanku, apakah engkau tidak akan menulis ... en-

Page 96: Mencari Asal Usul Kitab Suci

90 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

gkau maka, ... slm.’ Namun terjemahan yang diakui saat ini den-gan bebas mengisi tempat-tempat kosong tersebut dengan mengam-bil sikap untuk membenarkan pembacaan atas slm yang terakhirsebagai tiga konsonan terakhir dalam kata Ibrani yrwslym, yaitu’Yerusalem’. Terjemahannya, lagi-lagi oleh W.F. Albright, sangatdogmatis: ’(Dan sekarang) tuanku, apakah engkau tidak akan menulispada mereka dan berkata, ”mengapa engkau pergi (bahkan) ke Yerusalem?”’

Terjemahan seperti ini yang bahkan tidak menunjukkan interpo-lasi penterjemahnya secara benar, tidak dapat diterima yang se-cara integritas kesarjanaan dijunjung tinggi. Kenyataannya adalahbahwa ostracon yang dipermasalahkan, ataupun inskripsi-inskripsi’Ibrani’ lainnya yang sampai kini ditemukan di Palestina, sedikitpun tidak mengandung referensi terhadap tokoh-tokoh dan tempat-tempat menurut Bibel yang lain.

Bagaimana Ostraca Tall al-Duwayr sebenarnya mempunyai tempatdalam sejarah Palestina, atau dalam sejarah kaum Yahudi di Palesti-na, bukanlah masalah yang akan dibahas di sini. Seperti yang telahsaya kemukakan sebelumnya, saya tak menyangkal adanya dugaanyang mengatakan bahwa ada orang-orang Yahudi yang menetap diPalestina pada zaman Bibel itu; yang saya katakan adalah bahwaagama Yahudi berasal dari Arabia Barat, dan tanah bangsa Israilmenurut Bibel terletak di sana dan bukan di Palestina. Ada satuinskripsi yang dapat digolongkan sebagai inskripsi Palestina yangagaknya menyangkal tesis ini. Inskripsi ini adalah apa yang disebutBatu Moab, pertama kali ditemukan di daerah perbukitan di sebelahtimur Laut Mati pada tahun 1868, dan kini disimpan di Louvre. In-skripsi yang panjang pada batu ini bersangkutan langsung dengansejarah menurut Bibel, karena padanya terdapat uraian mengenaikejadian-kejadian yang berhubungan dengan teks-teks dalam Raja-raja II 3:4. Namun pembacaan dan penafsirannya sampai saat initelah menimbulkan kesulitan-kesulitan, terutama karena sekali lagipara pembacanya mengadakan pendekatan dengan referensi geografiyang salah.

Page 97: Mencari Asal Usul Kitab Suci

91

’Batu Moab’ (namanya saja sudah merupakan istilah yang tidakcocok) diletakkan di Qarhoh (qrhh) oleh Mesha, raja Moab (ms’ mlkm’b) - begitulah ungkapan inskripsi yang tertera padanya. SemulaMesha berkuasa di Moab, namun wilayahnya di sana mengalamiserangkaian penyerangan yang dilancarkan oleh para tetangganyayang agresif, oleh Omri raja Israil (’mry mlk ysr’l), dan oleh putra-putranya sesudahnya (Ahab, yang dibiarkan tanpa nama). Setelahmengalami beberapa kali kemalangan di tangan penyerangnya, danjuga di tangan para sekutu mereka, akhirnya Mesha lari ke Qarhoh,dan ditempat ini ia mendirikan ibukotanya yang baru. Maka dariitu, ’Batu Moab’ sebenarnya adalah Batu Qarhoh, karena Meshatidak lagi menetap di Moab sewaktu ia meletakkannya. Qarhohyang dipermasalahkan rupanya adalah kota Jahra (ghr) masa ini, didaerah tempat batu itu ditemukan.

Samasekali tidak ada sesuatu pada inskripsi ’Batu Moab’ yang me-nunjukkan bahwa Moab adalah nama tua untuk daerah perbuki-tan di sebelah timur Laut Mati (atau Bilad al-Sharat, menurutorang Arab), dan bahwa kerajaan Israil berpusatkan di Palesti-na. Sebenarnya jika inskripsi itu dibaca dengan teliti dalam ben-tuk aslinya, bukan terjemahannya, seperti yang terdapat dalam ba-hasa Inggris yang diterjemahkan oleh W.F. Albright, maka akanterlihat dengan jelas bahwa peperangan antara Israil dengan Moab,yang dibicarakan, tidak terjadi di Transyordania, melainkan di Hi-jaz. Ini berarti bahwa Israil dan Moab mestinya bertetangga di Ara-bia Barat, bukan di Suria. Para pembaca yang berhasrat mengikutiargumentasi ini dan yang mengerti persis alasan-alasan yang akandijadikan dasar argumentasi tersebut mungkin ingin mempertim-bangkan hal-hal yang berikut ini:

1. Berbicara mengenai penyerangan pertama terhadap Moab oleh’para bawahan’ (sn’y(m), tunggal sn’, bandingkan dengan kataArab tnwy, diucapkan tanawi, ’anggota suku dengan pangkatdi bawah para kepala suku’) Raja Omri dari Israil, inskripsitersebut melukiskan kota itu sebagai ymn’ rbn. Jika kita ba-ca ymn sebagai bentuk jamak ym dalam arti kata ’hari’, dan

Page 98: Mencari Asal Usul Kitab Suci

92 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

rbn sebagai bentuk jamak sifat rb dalam pengertian ’banyak’,para penterjemah sampai kini telah menganggap ucapan terse-but berarti ’banyak hari’ atau ’berhari-hari’. Ini tidak ma-suk dalam konteks yang dibicarakan. Sebenarnya, ucapan ituhanya menunjukkan bahwa Moab terletak ’di sebelah selatanrbn’. Satu-satunya tempat yang memakai nama rbn ialah se-buah desa yang bernama Rabin di Hijaz, di sekitar daerahMekah. Seperti yang akan ditunjukkan dalam Bab 7, Catatan5, kota menurut Bibel, Moab, kini dapat dikenali dengan na-ma sebagai Umm al-Yab (’m yb) di Wadi Adam. Umm al-Yabini sebenarnya terletak di selatan Mekah dan oleh sebab itunamanya adalah ymn rbn atau ’di selatan Rabin’.

2. Pada inskripsi tersebut Mesha melukiskan dirinya tidak hanyasebagai Raja Moab, namun juga sebagai orang dybny, den-gan kata lain seorang penduduk asli dybn. Dibyan (dbyn) kinimerupakan sebuah desa di Wadi Adam, tak jauh dari Ummal-Yab. Sampai kini, para pembaca ’Batu Moab’ menganggapdybn adalah desa Dhiban (dbn) zaman ini, di Transyordania,di sebelah utara tempat ditemukannya batu itu. Tetapi angga-pan saya adalah bahwa Dhiban ini dinamakan menurut Dibyanyang lama di Hijaz setelah Mesha bersama para pengikutnyamenetap di sana.

3. Ada sebuah kalimat dalam inskripsi tersebut yang berbunyi:wyrs ’mry k... s mhdb’. Kalimat ini sampai kini dianggapmenunjukkan pada pendudukan atas kota Medeba di Transy-ordania oleh Raja Omri dari Israil. Andaikata Medeba (ba-hasa Arabnya Madaba atau mdb’) benar-benar yang dimak-sudkan di sini, saya sangsi kalau kota tersebut dituliskan seba-gai mhdb’, karena huruf h yang berada di tengah dalam bahasaSemit tidak pernah ditanggalkan dari pengucapan. Kalimattersebut mungkin berbunyi: ’dan Omri menduduki (seluruhwilayah kl h-’rs) dari hdb’ ini kini merupakan desa al-Hudabah(hdb) di sebelah utara Umm al-Yab, di dataran tinggi Taifyang memandang ke bawah Wadi Adam.

Page 99: Mencari Asal Usul Kitab Suci

93

4. Pada bagian-bagian dari inskripsi tersebut, qr timbul seba-gai kata untuk ’desa’, dan kms untuk Chemosh, nama dewaMoab. Namun pada bagian-bagian lain, qr dan kms jelas me-nunjuk pada nama-nama kota dan desa yang terletak di sekitarwilayah Moab. Desa-desa Qarr (qr) dan Qamashah (qms) kinidapat dijumpai di bagian yang sama, di dataran tinggi Taiftempat al-Hudabah terletak.

5. Di antara nama-nama tempat lainnya yang tertera pada in-skripsi tersebut, srn dapat dikenali sebagai Shayran (srn); mhrtsebagai al-Mahrath (mhrt); nbh sebagai Nabah (nbh); yhs (ko-ta menurut Bibel ’Yahaz’) sebagai al-Wahasah (whs). Semuapedesaan ini terletak di Wadi Adam, di wilayah Taif, atau didataran tinggi Zahran di Hijaz bagian selatan.

Secara geografis agaknya jelas bagi saya bahwa peperangan antaraMesha dengan raja-raja Israil, seperti yang dikisahkan dalam ’BatuMoab’, tidak dapat ditatsirkan dengan pengertian Palestina danTransyordania. Mereka hanya dapat dikaitkan dengan Arabia Barat,yang jelas mendukung argumentasi yang dipersembahkan dalam bukuini. Hanya setelah Mesha berulang kali dikalahkan dalam peperan-gan oleh Omri dan Ahab dari Israil, ia akhirnya meninggalkan kera-jaan Moab miliknya di Hijaz, dan memutuskan untuk mendirikan se-buah kerajaan baru di Transyordania, yang wilayahnya tidak berna-ma Moab - paling tidak, tidak pada inskripsi yang menceritakankisah ini. Di sini, jauh dari musuh-musuh Israilnya, Raja ’gem-bala’ - seperti yang dilukiskan oleh Kitab Bibel - dapat makmurkembali, menyediakan tanah gembalaan yang baik bagi bqrn-nya(sapi), m’(z) (kambing) dan s’n (biri-biri). Sampai kini, para pem-baca inskripsi-inskripsi Mesha telah kebingungan mengenai penter-jemahannya sampai-sampai mereka tidak memperhatikan arti sebe-narnya dari ketiga kata terakhir ini. Walaupun kata bqrn jelas meru-pakan kata bqr atau ’sapi’ dalam bentuk jamak maskulin, mere-ka membacanya sebagai bqrn dan menganggap artinya adalah ’didesa-desa’. Dalam terjemahannya kata-kata m’z dan s’n dilupakan,karena mereka salah menafsirkan secara umum konteks yang menim-

Page 100: Mencari Asal Usul Kitab Suci

94 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

bulkan konotasi-konotasi yang terus-terang seperti ’kambing-kambing’dan ’biri-biri’ itu.

Adanya pra-anggapan bahwa tanah asal Kitab Bibel Ibrani ialahPalestina telah tidak hanya mengacaukan masalah ini dalam la-pangan studi arkeologi Palestina, dan dalam pembacaan dan pe-nafsiran inskripsi-inskripsi Kanaan dan inskripsi kuno lainnya yangditemukan di Palestina; namun juga telah meninmbulkan prasang-ka dalam studi mengenai teks-teks kuno dari Timur Dekat lain-nya yang didasarkan, secara langsung atau tidah langsung, padasejarah menurut Bibel. Salah satu contoh dari ini adalah daftartopografis Mesir untuk ’Asia Barat’. Pada Bab 11, isi daftar yangserupa akan kita tinjau, yang saya harapkan akan dapat meyakinkanpembacanya bahwa daftar ini sebenarnya berkenaan dengan ArabiaBarat dan bukan dengan Palestina, Suria maupun Mesopotamia,seperti yang telah dianggap selaku benar sampai saat ini. Daftar-daftar topografis Mesir yang lain yang menyebut nama-nama tem-pat menurut Bibel itu bukanlah satu-satunya yang memberi catatanmengenai-pendudukan atau penjajahan atas Arabia Barat, daftar-daftar topografis Mesopotamia seperti kepunyaan Ashurbanipal II(883-859 S.M.), Shalmaneser III (859-824 S.M.) dan Sargon II (721-705 S.M.) juga memberi catatan-catatan serupa. Mereka samasekalitidak ada sangkut-pautnya dengan Suria.

Pada baris-baris pembukaan daftar Sargon II, dengan memberi se-buah contoh saja, Raja Assyria ini melukiskan dirinya sebagai ’pe-nakluk Sa-mi-ri-na (smrn) dan seluruh Bit-Hu-um-ri-a (hmry)’. Inibukanlah ’Samaria’ (dalam bahasa Ibrani smrwm) dan rumah ker-ajaan Omri (dalam bahasa Ibrani ’mry), walaupun kerajaan OmriIsrail sudah tentu terletak di Asir, seperti yang akan ditunjukkanpada Bab 10, dan ’Samaria’ masih terdapat di sana dengan na-manya masih dalam bentuk Bibel aslinya tidak diubah (lihat Bab10). Sesungguhnya di sini referensinya ialah kepada daerah Jizan,dan di sana terdapat sebuah desa yang bernama Himrayah (hmry) didistrik Abu ’Arish. Teks berikutnya yang menyebutkan banyak laginama-nama tempat, menandakan bahwa Sargon II tentunya telah

Page 101: Mencari Asal Usul Kitab Suci

95

menaklukkan seluruh daerah geografi Asir, dengan kata lain, selu-ruh daerah Arabia Barat antara Taif dengan perbatasan Yaman. Didaerah Jizan, misalnya, ia ’mengusir Mi-ta-a, Raja Mus-ku (msk)’.Di sini referensinya ialah pada desa Musqu (msq), di daerah per-bukitan ’Aridah, sebelah timur Abu ’Arish. Di Rijal Alma’, ia ’mer-ampok As-du-du (’sdd)’, kini merupakan desa al-Sudud (sdd). Diujung timur Wadi Najran, ia ’menangkap la-ma-nu (ymn) bagaikanmenangkap ikan’. Di sini referensinya adalah pada ’orang-orang dariSelatan’ (bangsa menurut Bibel ’Benyaminite’, atau Banu Yamin(ymn) dari puisi Arab kuno) yang bukan tinggal di ’laut’ (ym),tetapi di wilayah Yam (juga ym), antara Wadi Najran dan gurunpasir terbuka. Di wilayah Taif ia ’mengalahkan’ Mu-su-ri (msr) danRa-pi-hu (rph), yang kini merupakan Al Masri (msr) dan al-Rafkhah(rph), ia juga ’membasmi seluruh Ta-ba-li (tbl)’, yang kini adalahWadi Tabalah (tbl), bersamaan dengan Hi-lak-hu (hlk) yang kiniadalah al-Khaliq (hlq). Di dekatnya, ia ’menyatakan Han-no, Ra-ja Ha-za-at-a-a (hzt atau hz’t), sebagai rampasannya’. Sampai kiniHa-za-at-a-a dianggap menunjuk pada ’Gaza’ (dalam bahasa Ibrani’zh). Namun ini tak dapat dipertahankan seperti halnya mengang-gap bahwa Hu-um-ri-a sebagai Omri (’mry). Sebenarnya referensitersebut mestinya adalah suku Arabia kuno, yaitu suku Khuza’ah(hz’t) yang peninggalan-peninggalannya masih dapat dijumpai diwilayah pangkalan mereka yang asli di Hijaz bagian selatan (daer-ah sekitar Mekah dan Taif). Kasarnya 200 km ke arah selatan dariwilayah Khuza’ah ini (dengan kata lain, terletak ’di ujung 7 hariperjalanan’, seperti yang tertera pada inskripsinya), Sargon II ’me-nundukkan ketujuh raja negara I-a’ (’y’ atau ’y’)’, yang kini meru-pakan Wadi ’Iya’ (’y’) di sisi maritim Asir. Dengan bertahannyanama-nama dalam daftar topografi ini tanpa mengalami perubahanmengapa para ahli Bibel bersikeras pada anggapan mereka bahwadaftar itu berkenaan dengan sebuah penjajahan bangsa Assyria diSuria dan Palestina, yang tidak ada nama-nama mereka yang dapatditemukan?

Di samping daftar-daftar topografi Mesir dan Mesopotamia, ada

Page 102: Mencari Asal Usul Kitab Suci

96 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

pula catatan-catatan dari Timur Dekat lainnya yang menyebutkannama-nama tempat menurut Bibel, dan yang paling penting di an-taranya adalah apa yang disebut ’Surat-surat Amarna’. Ini meru-pakan satu set lembaran tanah liat yang bertulisk an huruf-hurufpaku (Kuneiform) yang bertanggal dari abad ke-14 S.M., pertamakali ditemukan di Mesir pada tahun 1887. Ditulis dalam bahasaAkkadia yang telah menyimpang dari bahasa standar, dan terkadangdalam bahasa Kanaan, lembaran-lembaran tanah liat tersebut mela-porkan bahwa agen-agen pemerintah Mesir menghadapi kesukaran-kesukaran dengan kepala suku setempat dari beberapa propinsi Asiayang telah lama diperkirakan terletak di Suria dan Palestina. Sebe-narnya beberapa nama tempat individu yang disebut dalam Surat-surat Amarna cocok dengan nama-nama tempat, baik di Palestinamaupun dengan beberapa di Arabia Barat. Di antara yang pal-ing menonjol adalah Akka (’Akka, atau ’Acre’) dan Yapu (Yafa,atau ’Jaffa’). Tetapi secara keseluruhan nama-nama tempat Amar-na hanya secara bersama cocok dengan tempat-tempat di ArabiaBarat.

Para pembaca yang tertarik mungkin berhasrat untuk meneliti se-buah tabel yang mengandung 30 buah nama seperti itu, yang dike-nali satu persatu melalui lokasinya, pada akhir Bab ini. Tentu mere-ka bukan merupakan satu-satunya nama tempat Amarna yang masihdapat dijumpai di Arabia Barat sampai saat ini. Yang saya catathanyalah nama-nama yang secara konsonan masih memiliki ejaan-ejaan persis seperti yang tertera dalam lembaran-lembaran tanahliat Amarna. Di samping nama-nama itu sendiri, bagaimana pel-bagai Surat-surat Amarna itu berbicara mengenai pelbagai wilayahArabia Barat, mengesampingkan hal-hal lainnya. Yang demikianitu, secara geografis sepenuhnya masuk di akal.

Semua inskripsi dan catatan-catatan tersebut telah dianggap berhubun-gan dengan Palestina hanya karena mereka menyebutkan nama-nama menurut Bibel. Memang benar nama-nama tempat yangmereka sebutkan adalah nama-nama menurut Bibel, namun seper-ti yang telah saya buktikan, ini tidak berarti mereka terletak di

Page 103: Mencari Asal Usul Kitab Suci

97

Palestina. Dalam setiap contoh yang diberikan, jika kita periksadengan teliti, teks-teks tersebut ternyata hubungannya dengan Ara-bia Barat, seperti halnya teks-teks Bibel Ibrani. Saya yakin benarkalau teks-teks selain Bibel ini, jika diteliti kembali bersamaan den-gan Bibel Ibrani, dipandang dari segi Arabia Barat, kita akan dapatmenjelaskan banyak aspek kedua teks tersebut yang sampai kini di-anggap kurang jelas oleh para ahli Bibel.

Tabel 1. Nama-nama tempat Amarna di Arabia Barat

1. Aduru (’dr atau ’dr): al-’Adhra (dr), di Rijal Alma’; al-’Adharah(dr), di Bani Shahr.

2. Akka (’k atau ’k): al-’Akkah (’k), dekat Nimas; ’Ukwah (’kw),di wilayah Jizan.

3. Aksaf (ksp): al-Kashafah (ksp), dekat Jedah; al-Kashf (ksp),di Rijal Alma’.

4. Apiru (’pr atau ’pr): al-’Afra (’pr), dekat Nimas; ’Afra’ diWadi Adam; ’Afra’, dekat Taif; juga suku Arab al-’Afir (’pr)atau al-’Afariyah (’pry).

5. Araru (’rr atau ’rr): ’Arar (’rr) di wilayah Jizan; al-’Ararah(’rr) di dekat Dhahran al-Janub.

6. Azzati (’zt atau ’zt): Al ’Azzah (’zt), di Ballahmar; al-’Azzahdi Majaridah.

7. Burquna (brqn): al-Burqan (brqn) dekat Khamis Mushait; al-Burqan di Bani Shahr; Al Burqan di wilayah Jizan.

8. Buruzilim (brzlm), (tampaknya adalah br zlm): Bara’ (br) diRijal Alma’, dikenal sebagai yang terletak di wilayah kesukuanZalim (zlm) di daerah yang sama, bukan br yang lain (kini DhiBarr) yang terletak lebih jauh di utara.

9. Garu (gr): al-Jaru (gr) di Sarat ’Abidah; Jara’ (gr) di RijalAlma’; Al al-Jarr (gr) salah satu di antara dua buah desadengan nama yang sama di Rijal Alma’.

Page 104: Mencari Asal Usul Kitab Suci

98 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

10. Gazri (gzr, bandingkan dengan kota menurut Bibel ’Gezer’):al-Ghazar (gzr) di Wadi Adam; al-Ghazarah (gzr) di wilayahJizan; Ghazir (gzr) di dataran tinggi Ghamid.

11. Gi-im-ti (gmt): al-Gamat (gmt) di wilayah Jizan; al-Jammah(gmt) di Bani Shahr; Jammah, dekat Ghumayqah, di pedala-man Lith.

12. Ginti Kirmil (gnt krml): Janat (gnt), dikenali berkenaan den-gan puncak Kirmil (krml) yang bersebelahan dengannya diwilayah Jizan.

13. Gubla (gbl): dihubungkan dengan Buruzilim (no. 8) dalamlaporan yang sama, Gubla ini tentunya adalah Qublah (qbl) diRijal Alma’ dan bukan Qublah di distrik Bahr, yang bagaimana-pun juga terletak tak jauh dari tempat ini.

14. Harabu (hrb): Harub (Harub al-Malqa, hrb) di wilayah Jizan.

15. Hazati (hzt atau hz’t, yang sampai kini dianggap dengan salahsebagai berlainan dengan Azzati, yang jelas kenyataannya tidakdemikian): nama kesukuan Arabia Barat yaitu Khuza’ah (hz’t)sama dengan Ha-za-t-a-a dalam daftar topografis Sargon II (li-hat di atas).

16. Magdalu (mgdl, nama tempat yang banyak digunakan di Suriadan Arabia): pada konteks ini referensinya tentunya adalahpada desa zaman ini, yang bernama al-Magdal (mgdl) dekatTanumah, di sebelah utara Rijal Alma’, dan bukan pada be-berapa tempat-tempat lain dengan nama yang sama.

17. Maggidu (mgd, bandingkan dengan nama kota dalam Bibel’Meggido’ yang namanya belum pernah ditemukan di Palesti-na, berlawanan dengan anggapan umum yang ada): konteks inimemberi kesan bahwa Maggidu ini ialah Maqdi atau Maqaddi(mqd) zaman ini, di pedalaman Qunfudhah, bukan Mughadah(mgd) dekat Taif, yang juga bernama ’Meggido’.

Page 105: Mencari Asal Usul Kitab Suci

99

18. Mesqu (msq): konteks ini menunjuk pada al-Mashqa (msq) diRijal Alma’, bukan pada al-Mashqa (msq) di Wadi Adam.

19. Muhazzu (mhz): al-Mahzi (mhz) dekat Dhahran al-Janub,atau satu di antara dua buah pedesaan yang bernama Mahdah(mhd) di wilayah Najran; namun konteks ini menunjuk padadesa Al Muzah (mzh, metatesis dari mhz) di Rijal Alma’.

20. Pella (pl atau pll): al-Falal (pll) di Wadi Adam; al-Fil (pl) dipedalaman Qunfudhah; al Fil di Ballasmar-Ballahmar.

21. Qanu (qn): Qana (qn) di distrik Bahr.

22. Rimuni (rmn): al-Riman (rmn) di Ballahmar; al-Riman didekat Taif.

23. Se-e-ri (s’r): al-Sha’ra, (s’r) di wilayah Jizan.

24. Sile (sl): konteks menunjuk pada al-Siyul (syl) di distrik Bahr,bukan pada Siyal (syl) di pedalaman Qunfudhah.

25. Sunama (snm): Sanumah (snm) di Rijal Alma’.

26. Sutu (st): Al Sut (st) di wilayah Jizan; kecuali kalau referensiini adalah pada sebuah suku Arabia Barat, yaitu suku Sawati(tunggal Sati) dari daerah sekitar Mekah, atau suku Sutah dariwilayah Taif.

27. Udumu (’dm): di sini agaknya adalah Adamah (’dm) di WadiBishah, bukan Wadi Iddam (’dm) di sebelah selatan Mekah,ataupun Wadi Idimah (’dm) di utara Wadi Najran.

28. Urusalim (’rslm atau ’r slm): untuk pengenalan yang benaratas ’Yerusalem’ menurut Bibel atau yrwslym, seperti Al Sharimyang sekarang, di dekat Nimas, lihat Bab 9. Namun Urusal-im yang ini mungkin ada hubungannya dengan desa kembarArwa (’rw) dan Al-Salam (slm) dekat Tanumah, di sebelahselatan Nimas. Di sini Arwa dikenali berhubungan dengantetangganya yaitu Al-Salam, yang membuatnya berbeda den-gan sebuah tempat lain di Asir dengan nama yang sama.

Page 106: Mencari Asal Usul Kitab Suci

100 BAB 6. NON-TEMUAN DI TANAH PALESTINA

29. Yapu (yp): Wafiyah (wpy) di wilayah Jizan; al-Wafiyah dekatKhamis Mushait.

30. Zarqu (zrq): al-Zarqa atau al-Zurqah (keduanya zrq) di wilayahJizan.

Page 107: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 7

Bermula Dari Tehom

Sampai sejauh ini, saya berharap para pembaca sudi menerima bah-wa bukti yang cukup untuk paling tidak menafsir kembali keper-cayaan universal bahwa kejadian-kejadian yang tertera dalam BibelIbrani itu bertalian sebagian besar dengan Palestina. Tugas berikutsaya ialah untuk menetapkan lingkungan Arab yang ada dalam KitabBibel Ibrani secara keseluruhan, dengan harapan dapat meyakinkanpara pembaca lebih jauh lagi. Di mana seseorang memulai tidakmenjadi persoalan, maupun topografi Bibel mana yang ia pilih untukditeliti. Semua bukti yang ada dari Kejadian sampai pada Maleakhimenunjuk kepada arah yang sama. Pada bab-bab yang sebelumnyasaya mengusulkan bahwa tanah menurut Bibel itu Yudah terdiridari daerah perbukitan yang tanahnya tidak rata di bagian mar-itim jejeran Asir, yang berakhir di suatu gurun pasir pesisir yangbernama Tihamah.1 Yang akan saya lakukan sekarang adalah me-nunjukkan bagaimana Tihamah ini sebenarnya merupakan Tehomyang disebut-sebut dalam lebih dari tigapuluh bagian pada teks didalam Bibel Ibrani. Kalau ini telah dibuktikan, maka akan ada

1Mengenai diskusi tentang masalah Yudah dalam Bibel, lihat Bab 8.

101

Page 108: Mencari Asal Usul Kitab Suci

102 BAB 7. BERMULA DARI TEHOM

suatu konteks yang telah ditetapkan yang dapat menjadi kerangkauntuk geografi menurut Bibel secara keseluruhan.

Dari sudut pembentukannya, nama Tihama (Tihamah, bentuk kon-sonannya thm atau thmh) bukan merupakan sebuah kata Arab. Ka-ta ini berasal dari sebuah akar kata yang bertahan dalam bahasaArab sebagai hama (hym), dengan arti ’haus’, ’menjadi haus’, ataumungkin perpanjangan secara kiasannya ’berkelana tanpa tujuan dihutan atau padang pasir’, atau ’hilang’. Sebuah kata Arab yang be-rasal mula dari akar kata ini adalah kata benda hayam (hym), yangmerupakan tanah yang menyerap, berpasir dan tidak dapat meny-impan air, yaitu tanah yang terus-menerus ’haus’ dan yang tidakdapat ditanami. Daerah pesisir Tihamah yang membentang di sep-anjang Arabia Barat, memiliki tanah hayam yang persis seperti ini.Apakah itu di Hijaz, Asir atau Yaman, air bah dari dataran ting-gi yang terbawa menuju pantai oleh sungai-sungai kecil wadi yangabadi atau yang musiman yang jumlahnya tak terhitung lagi, hi-lang terserap oleh tanah pantai yang berpasir ini sebelum mencapailaut, meninggalkan jejak-jejaknya di delta kering yang khas di daer-ah itu.

Dalam bahasa Arab, nama padang pasir di Arabia Barat seharus-nya adalah Hayam. Nama sebenarnya, yaitu Tihamah, adalah pen-inggalan yang masih bertahan dari nama menurut Bibel Tehom(thwm).2Sebagaimana kata ini tertulis dalam Bibel, thwm adalahkata benda feminin dari hym (atau varian dari kata itu, hwm3), tyang pertama dalam kata benda ini merupakan bentuk orang ketigakata ganti tunggal feminin. Kata ganti ini, seperti kata ganti bentukorang ketiga tunggal maskulin y, masuk dalam golongan kata ben-da kuno yang (sebagian besar) tampaknya topografis, dan banyak(contohnya Tadmur, Taghlib, Tanuk, Yathrib, Yanbu’, Yakrub) yangmasih bertahan sebagai nama-nama kesukuan dan nama-nama to-pografis Arab. Sebenarnya sulit untuk membedakan antara nama-

2Penyuaraan thwm sebagai tehom adalah suatu tradisi Masoret; kata inimungkin pada mulanya disuarakan secara lain.

3Semi-vokal y dan w dalam bahasa-bahasa Semit dapat dipertukarkan.

Page 109: Mencari Asal Usul Kitab Suci

103

nama geografis dan nama-nama kesukuan, karena biasanya suku-suku itu memakai nama-nama daerah di sekeliling mereka.

Walau ahli-ahli Bibel Ibrani telah selalu mengenali kata Arab thmhsebagai sama dengan thwm dalam Bibel,4 biasanya ditegaskan bah-wa kata itu, baik dalam bentuk Arab maupun Ibraninya, berdasarkanpada asal kata thm dan itu berarti ’samudera’, ’samudera purbakala’,atau ’perairan bawah tanah.’5 Seperti halnya kata Arab thmh, yangmerupakan sebuah nama geografis yang tidak memakai kata san-dang Arab yang berawalan, yaitu ’l (diucapkan al), thwm-nya ba-hasa Ibrani tidak dibuktikan dalam teks-teks Bibel dengan memakaikata sandang tertentu Ibrani h (secara tradisional diucapkan ha).Kenyataan ini, walaupun dicatat dalam kamus-kamus standar BibelIbrani, telah dibiarkan tanpa penjelasan –seperti banyak yang lain,karena tidak ada pengetahuan yang cukup untuk menjelaskannya.Sudah tentu penjelasannya adalah bahwa kata menurut Bibel Tehomseperti halnya Tihamah Arab, bukanlah suatu kata benda yangumum yang dapat atau tidak dapat memakai kata sandang tenten-tu. Kata itu merupakan suatu nama geografis yang terbentuk tanpakata sandang tertentu ini. Sebenarnya, tidak ada nama-nama ge-ografis dan nama-nama kesukuan yang merupakan kata benda kunoyang terbentuk dengan menggunakan kata ganti berawalan, seper-ti halnya t atau y (lihat di atas), yang menggunakan kata sandangtertentu. Kalau Tehom benar-benar merupakan kata benda yangberarti ’samudera’ atau arti-arti apapun yang tidak benar lainnya,maka seharusnya kata itu ditulis tidak hanya sebagai thwm tetapijuga sebagai h-thwm, sesuai dengan konteksnya, dan kenyataannyatidak demikian.

4Akhiran feminin h (t tanpa suara) dalam kata Arab thmh (yang selalu diu-capkan sebagai thm) menekankan jenis kelamin feminin dari thwm dalam Bibel.

5Para ahli tampaknya mempunyai anggapan yang salah mengenai hal inikarena mereka terpengaruh oleh kenyataan bahwa kata thwm’ (tehoma) dalambahasa Suryani (Syriac) berarti ’kekacauan, jurang yang dalam, lubang yang takmempunyai dasar’ dan sebagainya, kemungkinan besar berasal dari kata hwmdalam pengertian ’hilang’.

Page 110: Mencari Asal Usul Kitab Suci

104 BAB 7. BERMULA DARI TEHOM

Sebenarnya paling masuk akal jika Tehom, di mana pun timbuldalam Bibel Ibrani, merupakan nama kuno Semit untuk daerahpesisir yang sekarang bernama Tihamah. Kenyataan bahwa namaini tertulis dalam beberapa sebutan menurut Bibel dengan bentukjamak feminin (secara konsonannya sebagai thwmwt, thmwt atauthmt),6 menandakan dua hal: pertama, bahwa Tehom dianggap se-bagai sebuah nama dalam bentuk feminin (t yang pertama, seper-ti yang telah dicatat, merupakan kata ganti feminin); kedua, bah-wa kata dalam Bibel Tehom, seperti Tihamah Arab, bukan berke-naan dengan sebuah bentangan padang pasir pesisir yang terus-menerus di Arabia Barat, akan tetapi dengan gabungan padangpasir-padang pasir itu yang masing-masing dikenal dengan nama-nama yang sesuai dengan letak tempatnya. Kini, pembedaan yangluas dapat dilakukan antara Tihamah di Hijaz., Tihamah di Asirdan Tihamah di Yaman. Pembedaan nama yang lebih jauh berke-naan dengan ketiga Tihamah ini dilakukan melalui penyelidikan ataspenghuni-penghuni masing-masing wilayah tersebut. Pada zamanIsrail kuno, mestinya demikian pula.

Karena Tehom, seperti yang tertera dalam Bibel Ibrani, sampai kinibelum dikenali sebagaimana mestinya, (yaitu sebagai sebuah namageografis) maka di mana-mana nama itu disebutkan dalam KitabBibel, dalam bentuk tunggal maupun jamak, telah dibaca dengansalah, dan akibatnya diterjemahkan dengan salah pula. Contohnya,inilah terjemahan konvensional dari ’berkah-berkah, terhadap sukuIsrail Yusuf yang diberikan oleh Israil dan Nabi Musa’ dua sebutandari teks dalam Bibel yang terkemuka [kesalahan dalam menter-jemahkan teks-teks ini adalah dari Revised Standard Version (VersiStandar yang telah diperbaiki), selanjutnya RSV]:

1. Ia akan memberkahi engkau (ybrkk) dengan keberkahan sur-ga di atas (brkt smym m-’l), keberkahan dari samudera yangberbaring di bawah (brkt thwm rbst tht), berkah payudaradan rahim (brkt sdym w-rhm) (Kejadian 49:25b).

6Dalam kata thmt, t ini dapat juga merupakan akhiran tunggal feminin.

Page 111: Mencari Asal Usul Kitab Suci

105

2. Diberkahilah oleh Tuhan (atau oleh Yahweh) tanahnya (mbrktyhwh ’rsw), dengan hadiah-hadiah pilihan dari surga di atas(m-mgd smym m-’l), dan dari samudera yang terletak di bawah(m-thwm rbst tht) (Ulangan 33:13b)7

Suku Yusuf tampaknya menempati sebuah wilayah di Wadi Adam,di pedalaman yang berbukit-bukit di padang pasir pesisir Tihamahdekat kota Lith (kota menurut Bibel ’Laish’, atau lys; lihat Lam-piran tambahan). Di sini, sampai kini, terletak pedesaan yangbernama Rakkah (rkt); Rabidah (rbdt, bandingkan dengan rbst);Thadyayn (tdynn, dalam bahasa Arab berarti ’dua payudara’, band-ingkan dengan kata Ibrani sdym, ’payudara’ atau ’dua buah payu-dara’, tergantung pemberian tanda vokalnya); Rahm (rhm); Barakah(brkt); dan Miqaddah (mqd, bandingkan dengan mgd); juga duapasang puncak kembar, masing-masing bernama Samayin (smyn,bandingkan dengan kata Ibrani smym, diucapkan samayim), mengin-gat nama-nama tempat ini, dan membaca kembali kedua ’berkah’suku Yusuf dengan sudut pandangan berkenaan dengan mereka,dan meninggalkan tanda pemberian vokal secara Masoret, kita da-pat melihat bahwa mereka bukan membicarakan tentang ’berkah’,melainkan mengenai definisi-definisi wilayah atau pernyataan hakatas wilayah suku ini:

1. Ia akan menempatkan engkau (ybrkk),8 pada Rakkah di Samayindari atas (b-rkt smym m-’l), di Rakkah Tihamah Rabidah dibawah (b-rkt thwm rbst tht), pada Rakkah di Thadyayn danRahm (b-rkt sdym w-rhm).

7M, yang merupakan preposisi ’dari’ dalam m-mgd dan m-thwm, dengan baiksekali dihapuskan dalam terjemahannya di sini, tentunya karena preposisi terse-but membingungkan penterjemahnya. Sebuah catatan dalam RSV mengakuibahwa m-tl berarti ’dengan embun’ (sebenarnya, ’dari embun’) dan bukan ’diatas’. Di sini tl (kata benda tll, ’menutupi, langit-langit’, atau sebuah salah-ejadari kata tl, ’bukit, puncak’) agaknya berkenaan dengan salah satu punggungbukit Samayin.

8Akar kata brk, yang berarti ’memberkahi’, juga merupakan sebuah kataIbrani untuk ’berlutut’; secara figuratif berarti ’menetap’. Dalam bahasa Arab,pengertian utama brk adalah ’menetap’.

Page 112: Mencari Asal Usul Kitab Suci

106 BAB 7. BERMULA DARI TEHOM

2. Dari Barakah akan menjadi tanahnya (m-brk yhwh ’rsw), dariMiqaddah di Samayin (m-mgd smym); dari puncak (m-tl); dandari Tihamah di Rabidah di bawah (w-m-thwm rbst tht).

Kini dusun kecil Rakkah, yang tampaknya merupakan pemukimanutama suku Yusuf di Wadi Adam pada zaman Bibel itu dikenalidalam ’berkah’ yang pertama berhubungan dengan puncak-puncakSamayin dan pedusunan Rabidah, Thadyayn dan Rahm. Ada pu-la gagasan yang mengatakan bahwa Samayin dan Rabidah masing-masing terletak di puncak dan di kaki bukit dusun itu, dan Rabidahmasih terletak dalam wilayah Tihamah. Dalam ’berkah’ yang ke-dua batas-batas wilayah suku Yusuf disebutkan sebagai pedesaanBarakah, Miqaddah di dekat Samayin karena ada pula pedusunanlain dengan nama yang sama di Arabia Barat, dan gurun pasir pe-sisir Tihamah di dekat Rabidah.

Saya mengakui bahwa mungkin ada permainan kata dalam keduadefinisi wilayah kekuasaan suku Yusuf. Permainan-permain katamenghasilkan etimologi bagi nama-nama geografis, kesukuan dannama-nama perorangan yang banyak sekali terdapat dalam teks-teks Bibel, terutama teks-teks dari buku-buku yang diberi nama’Hexateuch’ (’Enam buku, dari Kejadian sampai pada Yosua) yangmembahas prasejarah Israil. Maka dari itu, ada kemungkinan padakedua bagian tersebut, kata Ibrani ybrkk (lihat Catatan 8) dap-at berarti baik ’ia akan menempatkan engkau’, maupun ’ia akanmemberkahi engkau’. Dengan pemberian vokal yang berbeda, b-rkt, ’di Rakkah’, dapat dibaca sebagai brkt, yang berarti ’berkah’atau ’berkah-berkah’. Walau smym, sama dengan diberi vokal se-cara tradisional sesuai benar dengan nama-nama puncak Samayin,dengan akhiran jamak m Ibraninya diubah menjadi akhiran jamakArab n, kata itu juga mempunyai arti ’surga’, atau ’langit’. KataIbrani rbs, seperti halnya kata Arab rbd dalam Rabidah, berarti’berbaring, duduk menunggu’, maka rbst dapat berarti ’meringkuk’.Telah ditunjukkan bahwa sdym, seperti halnya nama tempat yangtelah diarabkan, Thadyayn, berarti ’payudara’, atau ’dua payudara’,sekali lagi tergantung pada pemberian vokalnya. Kata Ibrani rhm

Page 113: Mencari Asal Usul Kitab Suci

107

dan mgd (untuk Rahm dan Miqaddah) sebenarnya masing-masingberarti ’rahim’ dan ’karunia’ atau ’hadiah-hadiah pilihan’. KataIbrani yhwh diketahui sebagai bentuk kuno dari bentuk orang keti-ga tunggal maskulin imperfek dari kata kerja hyh, dalam bahasaInggris ’be’, yang merupakan satu bentuk yhyh, dalam arti yangsamasekali lain (lihat Bab 12), kata itu juga merupakan Yahweh,nama Tuhan bangsa Israil, biasanya diterjemahkan sebagai ’Tuhan’(sesuai dengan tradisi Yahudi yang tidak pernah menyebutkan namasebenarnya Tuhan).9 Semua ini benar, tetapi kenyataannya tetapadalah batwa kedua ’berkah’ suku Yusuf dalam Kejadian dan Ulan-gan benar-benar menyebutkan nama-nama tempat, dan oleh sebabitu memberi arti yang konkrit. Apa pun arti figuratif yang dike-hendaki melalui permainan kata, harus dipandang sebagai hal yangtidak penting.

Di sini kita perlu kembali pada masalah utama yang dibahas Bab ini;pada kedua ’berkah’ ini, seperti yang di sini diterjemahkan kembalidari bahasa Bibel Ibrani yang asli, jelaslah bahwa kawasan Tehom,sebagai sebuah jalur memanjang di Tihamah Arabia Barat yangsekarang dikenal sebagai desa Rabidah di pedalaman Lith. Jikakita bersikeras membaca kata Ibrani thwm, paling tidak sehubungandengan ini, sebagai kata benda biasa yang berarti ’samudera’ akanmengabadikan sebuah kesalahan yang mungkin dihargai dari masake masa, namun meskipun demikian tetap saja salah.

Sejumlah sebutan menurut Bibel, seperti halnya kedua yang baru

9Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan dalam pembacaan tra-disional dari Bibel melibatkan kekeliruan atas kata yhwh dalam pengertian ’iaadalah’, atau ’ia akan’ (juga ’akan’) dengan yhwh sebagai nama Tuhan orang-orang Israil, yaitu Yahweh. Contohnya, sebuah ungkapan yang tidak masukakal yang berbunyi: ’Tuhan (yhwh) menghujani Sodom dan Gomorrah denganbatu belerang dan api dari Tuhan (’s m-’t yhwh) dari surga’ (Kejadian 19:24),sebenarnya berbunyi: ’Tuhan (yhwh) menghujani Sodom dan Gomorrah den-gan batu belerang, dan ini merupakan api kematian (’s m-’t yhwh) dari surga’.Kata Ibrani m’t di sini seharusnya dibaca sebagai suatu varian dari kata mwt,sehingga berarti ’kematian’. Dalam bahasa-bahasa Semit, ’ayn dan semi-vokalw dan y dapat dipertukarkan.

Page 114: Mencari Asal Usul Kitab Suci

108 BAB 7. BERMULA DARI TEHOM

saja dibahas, menyebutkan Tehom berhubungan dengan tempat-tempat yang masih ada dengan nama-nama yang sama di suatu tem-pat di Tihamah Asir dan di Hijaz bagian selatan. Lalu tampaknyajelas, jika semua bagian tersebut perlu keseluruhannya ditafsirkankembaIi. Keluaran 15:5, contohnya, berbicara mengenai Tehom(thmt, dengan akhiran tunggal feminin atau dengan akhiran jamakfeminin) berhubungan dengan dua tempat di Wadi Madrakah, disebelah selatan Lith, yaitu pedusunan Tihamah lokal Mislat dan Bi-nayah (mslt dan bny, bandingkan dengan kota menurut Bibel mslwtdan ’bn).

Mazmur 33:7 berbicara tentang ’wsrwt thwmwt (’wsrwt, jamak ’wsrh,di Tihamah); referensinya di sini mestinya ialah pada Wadhrah(wdrh), di Qunfudhah di sekitar Tihamah, dan pada sebuah lagi’wsrh, Wazra’ (wzr’), tidak jauh ke arah selatan, di sekitar Tihamahyaitu di Hali (Hali). Dalam Yunus (Jonah) 2:6, nps thwm jelas me-nunjukkan desa Tihamah yaitu Nifsh (nps) pada zaman sekarang disekitar Jizan. Amos 7:4 membicarakan ’api’nya Tuhan Yahweh yangmemusnahkan thwn rbh dan h-hlq - bukan ’samudera’ dan ’tanah’(RSV), melainkan pada Tihamahnya Rabbah (rbh), di wilayah Bahr,dan desa al-Huqlah (hql, dengan kata sandang tertentu Arab, bukanIbrani), di wilayah Jizan. ’Api’ Yahweh tidak diragukan lagi meru-pakan api vulkanis. Di sebelah barat Rabbah, di wilayah Bahr,terletak padang lahar terbesar di pesisir Asir. Al-Huqlah terletakdekat gunung berapi besar al-Qari’ah (lihat Bab 2). Mestinya gempadari daerah yang sangat vulkanis di pesisir Asir inilah yang disebutdalam Mazmur 77:17 dalam kalimat ’p yrgzw thmwt. Maka, iniseharusnya diterjemahkan sebagai ’ya, Tihamah itu berguncang’,bukan terjemahan yang berarti ganda ’ya, samudera itu bergetar’(RSV).

Di samping sebutan-sebutan menurut Bibel yang menyebutkan nama-nama dan tempat-tempat di sepanjang pantai Tihamah di Hijazbagian selatan dan Asir, ada dua sebutan yang menyebut ungka-pan ’l pny (’menghadap’ atau ’memandang ke bawah’) thwn. Salahsatu sebutan ini, dalam Kejadian 1:2, berbicara mengenai hsk ’l

Page 115: Mencari Asal Usul Kitab Suci

109

pny thwn. Di sini, bahasa Ibrani mestinya berarti ’kegelapan dipermukaan Tihamah’, dan bukan ’kegelapan berada di permukaansamudera’ (RSV).

Sebuah lagi sebutan yang menarik (Surat Amsal Sulaiman 8:27)menyebutkan sebuah hqw hwq ’l pny thwm - Haqu (hqw) di Hiyaj(hyg) ’memandang ke bawah Tihamah’. Haqu dan Hiyaj kini meru-pakan dua pedesaan di distrik Jabal Harub, di sebelah timur lautJizan, yang kenyataannya memang memandang ke bawah Tihamah.Dalam teks Ibrani, Haqu dikenali sehubungan dengan tetangganyayaitu Hiyaj, tidak salah lagi agar membedakannya dari pedesaanlainnya yang bernama Haqu, yang masih ada di sana di pelbagaiwilayah lebih jauh di utara. Ayat berikutnya dalam teks yang sama(Surat Amsal Sulaiman 8:28) menyebutkan nama-nama tempat lain-nya di pelbagai bagian Asir, di antaranya ’zwz ’ynwt thwm - ’Azizah(’zyz) ’Uyaynat (’yynt) di Tihamah; keduanya, ’Azizah dan ’Uyay-nat, masih ada sebagai pedesaan Tihamah di daerah sekitarnya yangpaling dekat, yaitu Lith. Dalam terjemahan tetap b-hqw hwq ’lpny thwm diterjemahkan sebagai ’sewaktu ia menggambar sebuahlingkaran pada permukaan samudera’, yang belum jelas artinya.Tidaklah begitu mengherankan jika para redaktur memandang perluuntuk menambahkan sebuah catatan di bawah halaman, ’arti ungka-pan itu dalam bahasa Ibrani tidak dapat ditentukan’, yang efektifdalam melepas segala tanggung jawab terjemahan ini.

Maksud bab ini, seperti juga maksud bab-bab yang ada dalam bukuini, adalah untuk mengemukakan pendapat. Untuk mendalami masalahini secara mendetil akan menakutkan bagi para pembaca yang bukanspesialis (ahli), di samping akan melibatkan sebuah karya yang memakanwaktu yang terlalu lama. Tetapi yang jelas adalah bahwa Tehomdalam Bibel Ibrani sekarang merupakan gurun pasir pesisir Tihamahdi Arabia Barat, bukan suatu ’samudera’ yang misterius. Bukti-bukti toponimis tanpa diragukan lagi mendukung gagasan ini. Lagipula, penterjemahan atas sebutan-sebutan mengenai Tehom ini se-cara geografis masuk akal.

Page 116: Mencari Asal Usul Kitab Suci

110 BAB 7. BERMULA DARI TEHOM

Page 117: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 8

Masalah Yordan

Dengan menyatakan bahwa Yordan (h-yrdn) dalam Kitab Bibel Ibranisamasekali bukan merupakan sebuah sungai (bahasa Ibrani dan Arab-nya nhr) tentu nampaknya seperti perbuatan yang semena-menabahkan mungkin menghina Tuhan. Tetapi seperti yang diketahuioleh semua ahli Bibel, tidak ada sebutan dalam Bibel yang sebe-narnya menyatakan bahwa Yordan adalah sebuah sungai.1 Bagaimanasungai Palestina yang termasyhur itu mendapatkan nama itu sendirimerupakan suatu pertanyaan, namun bukan pertanyaan tersebutyang akan dibahas di sini.2 Tujuan saya adalah untuk menentukan

1Lihat Simons, alinea 137. Sambil mengingat bahwa ’Sungai terbesar diPalestina’ tidak pernah disebut dalam Bibel Ibrani sebagai sebuah nhr, Simonsmenambahkan dalam sebuah catatan bawah bahwa ’masalah asal mula dan arti”Yordan”, yang menimbulkan pendapat-pendapat yang berlainan telah dike-mukakan mengenainya, sampai kini belum terpecahkan’.

2Para ahli geografi Arab pada mulanya memakai nama Urdun (’rdn) gu-na menandakan wilayah Galilee dan bagian-bagian lembah sungai Yordan yangbersebelahan dengannya, bukan sungai Yordan itu sendiri. Nama ini dapatmerupakan padanan kata Ibrani yrdn tetapi tidak mutlak demikian. Kamus-kamus Arab mengambil nama itu dari akar kata rdn ’mengisut, mengerut,mengeras’, yang menandakan bahwa kata tersebut berarti ’kasar, kuat’. Menge-

111

Page 118: Mencari Asal Usul Kitab Suci

112 BAB 8. MASALAH YORDAN

apa sebenarnya Yordan dalam Bibel Ibrani itu, kalau bukan sebuahsungai, dan untuk menunjukkan bagaimana kebingungan itu tim-bul.

Secara etimologis, yrdn menurut Bibel ini merupakan kata bendajadian dari asal kata yrd (kata Arab rdy, disuarakan rada), yangberarti ’turun, jatuh, jatuh ke bawah’. Dari asal kata yang sama initerbentuk pula kata benda Arab yrd (rayd) dan bentuk femininnyarydh atau rydt (raydah), yang pertama merupakan istilah umumyang menunjukkan ’bayangan sebuah gunung, lereng gunung yangcuram’, dan yang kedua sebuah istilah khusus yang menunjukkan se-buah ’tonjolan gunung atau punggung bukit’. Pemakaian kedua is-tilah ini berhubungan dengan daerah pegunungan, meskipun secarateoritis merupakan umum, penggunaannya terbatas pada wilayahbarat dan selatan Arabia. Di sini Raydah dan Raydan (rydn, yaituryd dengan kata sandang kuno yang berakhiran, yaitu n, bandingkandengan kata menurut Bibel, yrdn) merupakan nama-nama tempatyang umum, atau istilah-istilah topografis yang masuk dalam pem-bentukan nama-nama tempat gabungan. Di Asir sendiri, sedikit-nya ada lima desa pegunungan di pelbagai wilayah yang bernamaRaydah (atau Raydat dengan nama lain sesudahnya); sedikitnyaada dua pedesaan yang bernama Raydan; dan sedikitnya ada satudengan nama Ridan (rdn, kemungkinan adalah sebuah kependekanyrdn).

Dalam penggunaan Bibel, h-yrdn yang secara tradisional dianggapsebagai nama sebuah sungai tertentu di Palestina, tidak selalu meru-pakan sebuah nama tetapi (seperti dalam bahasa Arab) sebuah is-tilah topografis yang berarti ’lereng yang curam’ atau ’punggungbukit’. Dalam pembentukan ’br h-yrdn (’di seberang’ atau ’mele-wati’ yrdn), sampai kini dianggap berarti ’Trans-jordania’ (dengankata lain, wilayah di sebelah timur Yordan Palestina), h-yrdn selalumenunjukkan pada tebing curam Sarat (lihat Bab 3), yang mem-bentang dari Taif di Hijaz sebelah selatan, sampai pada wilayah

nai asal mula kata yrdn, lihat di bawah.

Page 119: Mencari Asal Usul Kitab Suci

113

Dhahran, dekat perbatasan Yaman. Dalam kebanyakan hal, ’br h-yrdn berkenaan dengan daerah pedalaman Asir yang berbeda den-gan daerah pesisir Asir, yang dulu merupakan tanah Yudah bangsaIsrail (lihat Bab 8). Namun, tanpa kata ’br, h-yrdn’ dapat dikaitkandengan daerah mana saja di tebing curam Asir; sering pula h-yrdnmenunjuk pada salah satu di antara punggung-punggung bukit ter-pencil yang tidak terhitung jumlahnya di sisi maritim pegunungancuram di tempat lain, (contohnya, seperti di Jabal Abu Hamdandi wilayah Najran; lihat Bab 15). Ini jelas diketahui dari pemben-tukan kata seperti yrdn yrhw, bukan ’Yordan di Yericho’ (RSV),(melainkan) ’punggung bukit di yrhw, yrhw ini kini merupakan desaWarakh (wrh) di dataran tinggi Zahran (lihat di bawah). Kenyataanbahwa ada lebih dari satu yrdn (bukan ’Yordan’) yang dibicarakan,ditandai pula oleh ungkapan h-yrdn hzh (’tebing curam ini’, bukan’Yordan ini’), yang timbul tidak kurang dari enam kali pada Hex-ateuch (Kejadian 32:11; Ulangan 3:27, 32:2; Yosua 1:2, 11, 4:22).Kalau h-yrdn benar-benar merupakan sebuah sungai tertentu atausebuah tebing curam tertentu, agaknya bagi kita sulit untuk men-emukan suatu alasan yang menjelaskan mengapa h-yrdn seringkalidikhususkan sebagai ’yrdn ini’, terkecuali kalau ada sungai-sungaidan tebing-tebing curam lainnya dengan nama yang sama.3 Sebe-narnya, ungkapan h-yrdn hzh hanya berarti ’tebing curam ini’ atau’punggung bukit ini’, guna membedakannya dari punggung bukitatau punggung-punggung bukit yang lain.

Untuk menunjukkan kenyataun bahwa ’Yordan’ menurut Bibel bukanmerupakan sebuah sungai dengan nama ini, melainkan hanya se-buah istilah geografis yang berkenaan dengan tebing-tebing curamdan punggung-punggung bukit pegunungan di Hijaz bagian sela-

3Sungai-sungai musiman dan tetap yang tak terhitung lagi banyaknya,bermata air di pelbagai bagian ngarai Asir, yang menjelaskan istilah menurutBibel my h-yrdn, atau mymy h-yrdn (’air’ atau ’perairan’ yrdn, lihat di bawah).Namun dalam beberapa contoh, istilah yrdn timbul dalam Bibel sebagai mem-punyai arti ’kali’ atau ’kolam’. Dalam pengertian ini, kata tersebut bermula dariyrd dalam pengertian Arab ’pergi ke air’. Lihat kisah Naaman pada akhir babini.

Page 120: Mencari Asal Usul Kitab Suci

114 BAB 8. MASALAH YORDAN

tan dan Asir, marilah kita saksikan, bagaimana istilah ini timbulbersama pelbagai kelompok nama tempat. Arabia Barat dalampelbagai sebutan dalam Bibel. Contoh pertama yang saya am-bil ialah dari laporan mendetil mengenai penyeberangan ’Yordan’tersebut oleh orang-orang Israil di bawah pimpinan Yosua, dari saatorang-orang Israil berangkat untuk penyeberangan itu dari Shittimsampai pada pengkhitanan masal ’orang-orang Israil’ di Gibeath-Haaraloth (Yosua 3:15:3). Pertama-tama, marilah kita tetapkantempat persis pemberangkatan dan kedatangan mereka. Tempatpemberangkatan mereka yaitu Shittim (ejaan Bibel h-stym), tam-paknya merupakan sebuah punggung bukit di sekitar daerah WadiWajj (mungkin sekarang Jabal Suwayqah, tepat di sebelah utaraTaif), yang namanya diperlihatkan dalam kesusastraan Arab kunosebagai Jabal Shatan (stn).4 Lokasi Shittim di sana dapat didukunglebih jauh lagi dengan pengenalan atas daerah itu, tempat orang-orang Israil telah tiba di bawah pimpinan Nabi Musa, yang je-las termasuk bagian-bagian wilayah Taif, di sebelah timur pembagiperairan.5 Tempat kedatangan mereka, di tempat dilaksanakan se-

4Menurut para sejarawan Arab, Nabi Muhammad pergi dari Madinah keMekah pada ibadah hajinya yang terakhir melalui Jabal Shatan dan desa Kada’yang bertetangga dengannya, kini masih terdapat di sana.

5Menurut Bilangan 33:41-49, Nabi Musa memimpin orang-orang Israil pa-da tahap terakhir pengembaraan mereka dari Gunung Hor (hr h-hr) menujuZalmonah (slmnh); kemudian ke Punon (pwnn), Oboth (’bt); Iye-abarim (’yyh-’brym) di wilayah Moab (mw’b); Dibon-gad (dbyn gd); Almon-diblathaim(’lmn dbltym); pegunungan Abarim (hry ’brym), menghadap ke Nebo (nbw);’padang’ Moab (’rbt mw’b), ’di samping Yordan di Yericho’ (’l yrdn yrhw, harfi-ahnya ’di atas’ yrdn), antara Beth-Yeshimoth (byt ysmt) dan Abel-shittim (’blh-stym), di ’padang’ Moab (’rbt mw’b). Delapan tempat pertama yang disebutdi sini terletak di wilayah Ghamid dan Zahran. Mereka kini disebut ’tanjung’(Ibraninya hr) al-Harrah (hr dengan kata sandang tertentu Arab menggantikankata sandang tertentu Ibrani dalam namanya yang sekarang); Salaman (slmn);Jabal al-Nawf (nwp); Wadi Bat (bt); ’tumpukan bebatuan’ (’yym) al-’Arba’ (’rb,bandingkan dengan ’brym, jamak genitif ’br), di Jabal Shada, masih ada di sanasebagai sebongkah batu datar berbentuk segitiga yang terletak di atas tiga buahbatu yang lebih besar dan dipuja sebagai kuil Abraham; pedesaan Badwan (bd-wn) dan al-Ghadhi (gd) yang bertetangga dengannya; dekat kota Qilwah; duabuah pedesaan lainnya di sekitar daerah Qilwah, yang bernama ’Amlah (’ml,

Page 121: Mencari Asal Usul Kitab Suci

115

buah pengkhitanan masal terhadap kaum pria Israil yang belumdikhitankan, sekarang merupakan desa Dhi Ghulf (bahasa Arab-nya d glp) secara harfah berarti ’kepunyaan kulit khatan’. Namamenurut Bibel tempat itu, Gibeath Haaraloth (bahasa Ibraninyagb’t h-’rlwt), berarti ’bukit kulit khatan’. Kalau Jabal Shatan ter-letak di sebelah timur pembagi perairan Arabia Barat, Dhi Ghulfterletak di sebelah baratnya, di lembah Wadi Adam yang terletakdi daerah-daerah tinggi wiIayah Lith. Untuk mencapai Dhi Ghulfdari Jabal Shatan, seseorang harus menuju ke arah selatan dan ke-mudian menuju ke arah barat guna menyeberangi pembagi perairandi daerah rendah Wadi Buqran di sebelah selatan Taif.

Dari Jabal Shatan menuju Dhi Ghulf, penyeberangan Yordan, olehorang-orang Israil ini, seperti yang dilukiskan dalam Kitab Yosua,dapat ditelusuri kembali sampai detil-detil yang terakhir dalam lingkun-gan Arabia Barat-nya. Kita harus pula mengingat bahwa ini belumpernah berhasil diikuti kembali sehubungan dengan lingkungan yangsecara tradisional dianggap sebagai Palestina (lihat Kraeling, ha-laman 132-134). Orang-orang Israil itu dikabarkan bertolak untukpenyeberangan itu pada musim panen (mestinya akhir musim semi),sewaktu wadi-wadi di kanan kiri yrdn, atau ’tebing curam’ mengalirdengan amat deras (3:15).6 Waktu mereka sampai di tempat mere-

bandingkan dengan ’lmn) dan al-Badlah (bdlt, bandingkan dengan dbltym se-bagai jamak nama itu atau jamak genitifnya); dan akhirnya ketinggian JabalGharib (grb), di Sarat Zahran, yang sebenarnya menghadap Nabah (nb), yaituNebo dalam Bibel di tonjolan paling selatan pundak bukit Taif ke arah utara.Sedangkan ’rbt mw’b bukanlah ’padang’ Moab, melainkan desa Ghurabah (grbt,atau grbh, lihat teks), kini terletak tepat di sebelah timur pembagi perairan an-tara wilayah Zahran dan Taif, di seberang yrdn, atau ’ngarai’ Umm al-Yab (’myb) atau Moab dalam Bibel. Ghurabah ini sebenarnya terletak di bentanganyrdn yang sama, atau ’ngarai’, tempat terdapat desa Warakh, atau wrh (’Yeri-cho’ dalam Bibel, lihat teks). Daerah tempat bangsa Israil, di bawah NabiMusa, akhirnya menetap adalah bentangan dataran tinggi antara al-Athimah(’tm) di wilayah Zahran, dan ’aliran air’ (’bl) Jabal Shatan (stn), kini bernamaWadi Wajj di wilayah Taif. Mengenai upaya yang lemah untuk menjelaskangeografi Bilangan 33:41-49 dalam pengertian Transyordania, lihat Kraeling, ha-laman 124-125.

6Sungai Yordan di Palestina tidak meluap pada musim panas. Namun di

Page 122: Mencari Asal Usul Kitab Suci

116 BAB 8. MASALAH YORDAN

ka dapat menyeberang, air itu menyusut (atau disusutkan dengancara yang bijaksana, yaitu dengan cara membuat sebuah bendun-gan) agar orang-orang Israil dapat menyeberanginya (3:16). Dari ba-hasa Ibrani, kejadian itu dilaporkan dalam terjemahan-terjemahanstandar sebagai berikut: Air yang mengalir dari atas (m-l-m’lh) ter-diam dan bangkit membentuk suatu timbunan jauh (nd ’hd h-rhqm’d) di Adam (’dm) kota yang terletak di sebelah Zarethan (srtn),dan yang mengalir menuju lautan Arabah (’l ym ’rbh), Laut Garam(ym h-mlh) sama sekali terputus hubungan; dan orang-orang punmelintas di hadapan Yericho (yryhw) (RSV).

Secara tradisional ungkapan Ibrani ym ’rbh ym h-mlh yang diter-jemahkan dengan salah sebagai ’Laut Arabah, Laut Garam’ diang-gap menunjuk pada Laut Mati Palestina. Tetapi dalam bahasaIbrani ym dapat berarti baik ’laut’ maupun ’barat’. Maka dari itupenterjemahan yang benar atas seluruh ucapan ym ’rbh ym h-mlhseharusnya adalah ’di sebelah barat ’rbh (sebuah tempat), di sebelahbarat h-mlh (sebuah tempat pula). Lokasi-lokasi yang bersangku-tan adalah Ghurabah (grbh) di Wadi Buqran, sedikit ke timur pem-bagi perairan dan sebuah desa di dekatnya, yaitu al-Milhah (mlh,dengan kata sandang tertentu Arab). Terjemahan-terjemahan yangsalah lainnya dalam sebutan yang baru saja dikutip adalah sebagaiberikut:

1. Ungkapan Ibrani m-l-m ’lh merupakan suatu cara yang sangatjanggal untuk mengatakan ’dari atas’, karena secara harfiahitu mempunyai arti ’dari atas’. Secara benar seharusnya iaberbunyi m-lm’lh, yang berarti ’dari lm’lh’, nama sebuah tem-pat yang sekarang merupakan al-Ma’lah (’l-m’lh), di wilayahTaif, dekat Ghurabah dan al-Milhah.

2. Ungkapan Ibrani nd ’hd, menurut konteks seharusnya diter-jemahkan sebagai ’satu bendungan’ dan bukan ’suatu tim-

Asir Geografis, ini merupakan musim hujan yang sangat lebat yang dapat men-gakibatkan banjir besar. Saya telah mengunjungi daerah ini pada akhir bulanMei dan telah membuktikan hal ini, yang memuaskan bagi saya.

Page 123: Mencari Asal Usul Kitab Suci

117

bunan’. Sebenarnya di sini ungkapan itu timbul sebagai suatususunan kata-kata keterangan yang berarti ’dalam satu ben-dungan’.

3. Ungkapan Ibrani h-rhq m’d, jika dibaca seperti itu, berar-ti ’jarak banyak’, itulah sebabnya ungkapan tersebut diter-jemahkan sebagai ’jauh’. Tetapi kalau dibaca h-rhq m-’d, akanberarti ’yang membentang dari ’d’, nama sebuah tempat yangkini merupakan Wadd (wd), di bagian sama pada wilayah Taifseperti halnya Ghurabah, al-Milhah dan al-Ma’lah.

Tempat-tempat yang masih perlu dikenali adalah Adam, Zarethandan Yericho, mengingat jarak yang dilaporkan antara kedua kotayang pertama itu. Seharusnya Adam sekarang merupakan Adam(’dm, bentuk ubahan dari ’dm dalam Bibel), desa yang terletak disebelah barat pembagi perairan Taif, yang memberi namanya padalembah Wadi Adam. Zarethan (srtn) mestinya kini merupakan de-sa Raznah (rznt), juga di Wadi Adam. Sedangkan Yericho (di siniyryhw bukan yrhw), tidak diragukan lagi kini adalah desa Rakhyah(rhy), di Wadi Adam. Mengingat semua ini, Yosua 3:16 seharusnyaditerjemahkan seperti berikut: Air yang mengalir dari al-Ma’lah ter-diam, mereka bangkit dalam satu bendungan yang terbentang dariWadd, di Adam, kota yang letaknya di sebelah Raznah, dan merekayang mengalir di sebelah barat Ghurabah di sebelah barat al-Milhahsama sekali terputus hubungan; dan orang-orang pun melintas dihadapan Rakhyah.

Jelas, air yang surut (agaknya karena dibendung) yang memungkinkanorang-orang Israil menyeberangi tebing curam di daerah Buqran ituberasal dari Wadi Adam yang mengalir dari pembagi perairan kearah barat, dari ketinggian wilayah Taif menuju ke laut. Denganditerjemahkan secara ini, titik penyeberangan ditetapkan denganketepatan yang mengagumkan.

Sewaktu mereka menyeberangi daerah rendah Buqran antara Ghurabahdan Adam, kaum pria Israil (jika teks Ibrani dibaca dengan benar)’mengambil dua belas buah batu’ dari tebing curam itu (h-yrdn),

Page 124: Mencari Asal Usul Kitab Suci

118 BAB 8. MASALAH YORDAN

’sesuai dengan jumlah suku-suku bangsa Israil’ (4:18). Ketika mere-ka sampai di Gilgal (glgl), Yosua mengambil keduabelas batu itudan mendirikan sebuah tanda peringatan penyeberangan h-yrdn hzh(’tebing curam ini’, atau ’punggung bukit ini’). Anekdot ini, sepertiyang dilaporkan, pasti merupakan suatu usaha untuk menjelaskanberdirinya bukit kecil Jabal Juljul (glgl) di padang Sahl Juljul (jugaglgl), di Wadi Adam. Padang dan bukit kecil itu keduanya sampaikini masih ada di sana, dengan ciri-ciri nama Bibelnya yang serupatidak berubah.

Agar dapat mencapai padang Juljul, atau ’Gilgal’, orang-orang Israilmenuruni Wadi Adam ’di hadapan Yericho (yryhw)’ (3:16), dengankata lain di hadapan desa Rakhyah yang secara geografis adalahbenar. Juljul (atau ’Gilgal’) tempat mereka berkemah terletak diperbatasan timur Yericho, seperti yang ditegaskan oleh terjemahantetap dari ungkapan Ibrani b-qsh m-zrh yryhw (4:19). Di sini kataIbrani qsh yang dianggap berarti ’perbatasan’ dan zrh yang diang-gap berarti ’timur’, sebenarnya merupakan dua buah nama desa diWadi Adam: Qasyah (qsy) dan Sarhah (srh). Desa yang kedua yaituSarhah dikenali sehubungan dengan desa Rakhyah (seperti zrh yry-hw) di dekatnya, guna membedakannya dari sebuah desa lain yangbernama Sarhah di daerah yang sama. Maka terjemahan ayat terse-but yang benar seharusnya adalah: ’mereka berkemah di Juljul, diQasyah, dari Sarhah Rakhyah’. Maka luas perkemahan tersebuttelah ditandai.

Serupa dengan cerita mengenai keduabelas batu Juljul atau ’Gilgal’itu, kisah mengenai pengkhitanan masal terhadap semua pria Israilyang belum dikhitankan di Gibeath-Haaraloth (sekarang Dhi Ghulf,lihat di atas) haruslah menandakan suatu usaha untuk menjelaskansuatu fenomena yang aneh – dalam hal ini nama aneh sebuah tem-pat yang bernama ’bukit kulit khatan’. Mengapa tempat ini sebe-narnya diberi nama ini bukanlah hal yang penting di sini.7 Yang

7Para pengunjung yang datang ke pesisir Asir, sampai akhir abad ini pun,mengabarkan bahwa pemuda-pemuda dibawa ke sebuah bukit kecil di luar desa

Page 125: Mencari Asal Usul Kitab Suci

119

penting adalah kini bahwa desa Dhi Ghulf di Arabia Barat –sepertihalnya Rakhyah (atau ’Yericho’), Juljul (atau ’Gilgal’), Qasyah danSarhah– terletak di Wadi Adam, yang cocok sekali dengan tafsirangeografis dari penyeberangan ’Yordan’ orang-orang Israil di bawahpimpinan Yosua. Kebetulan, koordinat-koordinat tempat penye-berangan itu di sepanjang daerah rendah Wadi Buqran di sebelahselatan Taif adalah 21 LU dan 4030” BT.

Kalau ’Yordan’nya Yosua merupakan sebuah daerah rendah pegu-nungan di Hijaz bagian selatan di sepanjang tebing curam uta-ma Arabia Barat, ’Yordan’nya Lot (Kejadian 13:10-12) merupakanpunggung bukit Jabal Harub, kira-kira 450 km ke arah selatan-baratdaya di wilayah pesisir Jizan, dan di tempat ini masih terdapatdesa Raydan (bandingkan dengan h-yrdn Ibrani). Dari titik to-laknya di ’Negeb’ (h-ngb), antara ’Bethel’ (byt ’l) dan ’Ai’ (h-’y)(Kejadian 13:2), Lut kabarnya berpisah dengan pamannya, yaituAbram orang Ibrani (lihat Bab 12, 13, dan 15) dan pergi untukmenetap di sebuah daerah yang dilukiskan sebagai kkr h-yrdn, bi-asanya diartikan dalam terjemahan-terjemahan sebagai ’lingkaranYordan’, atau ’Lembah Yordan’. Kalau kkr berarti ’lingkaran’, yangnampaknya memang demikian, maka kkr h-yrdn mestinya menun-juk pada lembah-lembah subur yang diairi dengan cukup menyebardari punggung bukit Harub yang nama aslinya adalah h-yrdn, nam-paknya masih bertahan dalam nama desa Raydan.

Bahwasanya kkr h-yrdn meliputi lembah-lembah di kaki Jabal Harub,di wilayah Jizan di Asir bagian selatan, dan bukan ’lembah Yordan’di Palestina, dibuktikan oleh rencana perjalanan Lut seperti diceri-takan dalam Kejadian. ’Negeb’ (ngb) tempat Lut bertolak menujukkr h-yrdn sudah jelas bukan gurun pasir Negeb di Palestina bagianselatan melainkan ’Negeb’ itu adalah desa al-Naqb (nqb), yang sam-

mereka untuk dikhitankan di depan umum. Istilah ’khitan’ dalam pemakaiansetempat adalah ’alla (’l’), yang harfiahnya berarti berarti ’mengangkat, mem-bawa ke sebuah tempat yang tinggi’. Dhi Ghulf, yang pernah disebut Gibeath-haarloth, mungkin lokasi sebuah bukit kecil dan di tempat itu upacara pengkhi-tanan dahulunya dilaksanakan terhadap para pemuda setempat.

Page 126: Mencari Asal Usul Kitab Suci

120 BAB 8. MASALAH YORDAN

pai kini masih berdiri di lerengan Rijal Alma’ di sebelah barat kotaAbha (lihat Bab 4). Di sini sampai kini masih terdapat pedesaanBatilah (btl); kota dalam Bibel Bethel, dan al-Ghayy (gy), dengankata sandang Arab, bandingkan dengan h’y-nya Ibrani) yaitu kotadalam Bibel Ai.8 Untuk sampai pada kkr h-yrdn, Lut pertama-tama harus pergi ke Jabal Harub, dan dari sana menurun menujuke lembah-lembah. Dalam Kejadian 13:11, sebenarnya disebutkanbahwa Lut melakukan perjalanan ’dari qdm’ (Ibraninya m-qdm) gu-na mencapai tujuannya, qdm kini merupakan tempat pengambilanair yang bernama Ghamad (gmd) dekat Raydan di punggung bukitHarub. Kini Ghamad merupakan tempat Pengambilan air utamasuku lokal Raydan (atau ’Yordan’). Para penterjemah Kitab Bibeltidak mungkin mengetahui bahwasanya qdm ialah sebuah namatempat dan oleh sebab itu beralasan kuat untuk menterjemahkan-nya secara harfiah sebagai ’timur’. Akan tetapi kalau kita anggapLut bertolak dari Palestina dan bahwa ia harus menuju ke timuruntuk mencapai sebuah kkr h-yrdn, yang kiranya adalah lembahYordan, para penterjemah ini tampaknya salah menanggapi kataIbrani m-qdm sebagai ’ke arah timur’ atau ’timur’ (RSV), wak-tu mereka mengetahui bahwa ’m-qdm’ hanya dapat berarti ’daritimur’, kalau memang benar qdm itu berarti ’timur’. Bukan karenaketidakjujuran namun hanya karena ketidaktahuan sajalah mere-ka menterjemahkan kisah dalam Kejadian 13:10-12 sedikit banyakseperti berikut:

Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat beta-pa Lembah Yordan (kkr h-yrdn) di mana-mana menda-patkan pengairan yang baik (klh msqh) seperti TamanTuhan (k-gn yhwh), seperti tanah Mesir ke arah Zoar (k-’rs msrym b-’kh s’r); ini sebelum Tuhan menghancurkan

8Para ahli Bibel telah pula dengan salah mengenali ’Bethel’ dalam Bibelsebagai desa Baytin (bytn), di Palestina, berdasarkan persamaan-persamaanyang kurang jelas antara kedua nama ini, tak lebih dari itu. Mereka mengusulkanbahwa ’Ai’ mungkin kini adalah al-Tall, di dekat Baytin. Mengenai diskusi yanglebih mendalam, lihat Bab 13, Catatan 3.

Page 127: Mencari Asal Usul Kitab Suci

121

Sodom dan Gomorrah (l-pny sht yhwh ’t sdm w-’t ’mrh).Maka Lut memilih untuk dirinya Lembah Yordan, danLut pun melakukan perjalanan ke timur (m-qdm) ... Luttinggal di kota-kota di lembah itu (ry h-kkr) dan me-mindahkan tendanya sampai sejauh Sodom (w-y’hl ’dsdm) (RSV).

Di samping secara sewenang-wenang menganggap kkr h-yrdn seba-gai lembah Yordan, dan menterjemahkan m-qdm dengan salah seba-gai ’timur’ dan bukan ’dari timur’ (m-qdm sebenarnya berarti ’dariGhamad’) para penterjemah ayat ini sebagai bentuk imperfek kunodari kata kerja ’be’ (dalam bahasa Inggris) (lihat Bab 6, Catatan 9),sebagai nama Tuhan Israil (Yahweh, biasanya diterjemahkan seba-gai ’Tuhan’). Demikian pula, mereka telah menganggap kata Ibranisht sebagai sebuah kata kerja dalam bentuk yang menunjukkan bah-wa pekerjaan itu sudah dilakukan (perfect tense), yang berarti ’telahdimusnahkan’, padahal kata itu sebenarnya timbul dalam konteks se-bagai sebuah nama tempat (lihat di bawah). Walaupun orisinalnyayang tertulis dalam bahasa Ibrani masuk di akal dalam bentuk itu,para ahli Bibel yang bekerja di dalam kerangka struktur geografisyang telah dibentuk sebelumnya telah memindahkan ungkapan l-pny sht yhwh ’t sdm w-’t ’mrh dari tempatnya yang benar. Dalamungkapan yang asli ungkapan itu terletak persis sesudah klh msqhatau ’seluruhnya mendapat pengairan’, tetapi mereka telah men-gubah urutannya dan menempati ungkapan tersebut sesudah k-’rsmsrym b-’kh s’r, yang bukan pada tempatnya. Selanjutnya, mere-ka telah menganggap selaku benar bahwa ’rs msrym berarti ’tanahMesir’. Pada ayat terakhir, mereka telah selalu menganggap bahwa’ry h-kkr berarti ’kota-kota di lembah, lingkaran, padang, distrik’.Akan tetapi, orisinalnya dalam bahasa Ibrani menunjukkan pada’gua-gua’ (Arabnya gr, diucapkan gar, ’gua’) atau ’lembah-lembah’(dalam bahasa Arab gwr, diucapkan gawr, ’kedalaman, lembah’) pa-da tempat tersebut. ’Gua-gua’ agaknya lebih cocok di dalam kon-teks ini, karena Lut digambarkan bermukim di sebuah gua, dalam

Page 128: Mencari Asal Usul Kitab Suci

122 BAB 8. MASALAH YORDAN

hal ini sebuah m’rh,9 pada Kejadian 19:30. Inilah penterjemahankembali yang saya buat dari teks yang sama, dengan membiarkannama-nama tempat yang disebut dalam bentuk Ibrani, aslinya untukpengenalan selanjutnya.

Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat bahwa kkr h-yrdndiairi dari arah sht (l-pny sht); ia terletak di samping sdm dan mrh(yhwh ’t sdm w-’t ’mrh). Tampaknya seperti sebuah taman (k-gnyhwh); seperti tanah msrym ke arah s’r. Maka Lut memilih untukdirinya seluruh kkr h-yrdn dan Lut melakukan perjalanan dari qdm... Lut tinggal di gua-gua kkr, dan mendirikan kemahnya sampaisejauh sdm.

Yang dikemukakan oleh terjemahan baru teks konsonan Ibrani iniadalah dua buah kelompok nama tempat, yang sebuah berkenaandengan tiga buah lokasi dalam ’lingkaran Raydan’ (kkr h-yrdn den-gan kata lain di lembah-lembah sekitar punggung bukit Jabal Harub)yaitu sht, sdm dan ’mrh, dan yang sebuah lagi berkenaan dengandua lokasi di tempat lain, msrym dan s’r, lokasi-lokasi yang adapada kelompok pertama dengan baik dibandingkan dengan msrymdalam hal kesuburannya. Kelima tempat lokasi itu namanya masihbertahan di Asir modern: ketiga tempat pertama terletak di wilayahJizan, tempat yang memang disangka sebagai lokasinya, dan yangdua lainnya terletak di daerah yang sangat subur di sekitar wilayahAbha yaitu bagian dari Sarat yang diberkahi dengan curah hujanterbesar. Ini adalah kelima nama tempat yang dikenali melalui na-ma mereka sekarang:

1. Sht, kini Shakit (sht) di Jabal Bani Malik, di sebelah timurtenggara Jabal Harub, dan persis di sebelah timur tenggaraJabal Harub, dan persis di sebelah timur Wadi Sabya.

9Sebenarnya ’r (bukan ’yr, ’kota’), tunggal dari ’ry, (atau ’rym) di dalamteks, dan m’rh berasal dari kata yang sama, tak diakui dalam bahasa Ibrani,tetapi padanan kata Arabnya merupakan gwr, yang berarti ’tenggelam, mema-suki, bersembunyi, menepis di tanah’. Padanan kata Arab m’rh adalah mgrh,disuarakan magarah, dan seperti gar (lihat teks) berarti ’gua’ dan berasal dariakar kata yang sama, yaitu gwr.

Page 129: Mencari Asal Usul Kitab Suci

123

2. Sdm, atau ’Sodom’: namanya tetap bertahan dalam bentukmetatesis, yaitu Wadi Damis (dms), cabang Wadi Sabya yangpaling jauh di barat (lihat Bab 4)

3. ’Mrh, atau ’Gomorrah’: Ghamr (gmr), di lerengan Jabal Harubdi atas Wadi Damis.

4. Msrym: di sini jelas bukan ’Mesir’, melainkan Misramah (msrm)desa yang kini terletak di dekat Abha (lihat Bab 4).

5. S’r, atau ’Zoar’: tidak diragukan lagi adalah al-Sa’ra’ (s’r),juga dekat Abha, ada pula ’Zoar’ lainnya di Asir.

Guna mendukung pengalihan tempat kejadian cerita Lut dalam Ke-jadian, saya memberi bukti yang jenisnya berbeda. Sodom dan Go-morrah dalam daftar itu menurut Kejadian 19:24 dimusnahkan padazaman Lut masih hidup oleh suatu hujan ’batu belerang’ sebuah ’apikematian dari surga’ (lihat Bab 6, Catatan 9). Ini seperti menun-jukkan pada sebuah letusan gunung berapi. Ada beberapa Sodom diAsir yang kemungkinannya merupakan Sodom dalam Bibel. Salahsatu diantaranya adalah Sudumah (persis sdm), di wilayah BaniShahr; namun tidak satu pun yang terletak di dekat sebuah gu-nung berapi. Tidak begitu halnya dengan Wadi Damis yang ali-ran rendahnya mengalir di tengah-tengah padang lahar gunung be-rapi ’Akwah. Para ahli Bibel yang masih mencari-cari peninggalan-peninggalan Sodom (atau peninggalan-peninggalan Gomorrah) didaerah sekitar Laut Mati di Palestina perlu mengingat bahwa belumpernah ditemukan sisa-sisa kegiatan-kegiatan vulkanis kuno di daer-ah itu. Kedua kota itu mestinya terpendam dibawah lahar WadiDamis di wilayah Jizan dibawah Jabal Harub, walaupun ada se-buah desa yang bernama Ghamr (gmr) yang mungkin dahulunyamerupakan kota menurut Bibel adalah Gomorrah di lerengan Ja-bal Harub.10 Yrdn atau ’Yordan’, dua tempat yang diasosiasikan

10Ghamr ini kemungkinan besar terletak di luar jangkauan jatuhan vulka-nis ’Akwah; dan juga sebuah ’Gomorrah’ lagi di wilayah Jizan, yaitu Ghamrah(gmrh, dengan akhiran feminin seperti dalam ’mrh), di Jabal Bani Malik. Berba-gai ’Gomorrah’ Asir (sebagai gmr atau ’mr, gmrh atau ’mrh) berjumlah terlalu

Page 130: Mencari Asal Usul Kitab Suci

124 BAB 8. MASALAH YORDAN

dengannya dalam kisah migrasi Lut, tidak mungkin kalau bukanpunggung bukit Harub yang nama Bibelnya (yang artinya ’pung-gung bukit’) masih digunakan oleh desa Raydan. ’Lingkaran’ (kkr)mestinya merupakan istilah kolektif yang dipakai guna menunjukkanlembah-lembah yang menyebar dari pelbagai sisi punggung bukitHarub, membentuk lembah-lembah (sungai) Wadi Sabya dan Wa-di Baysh; juga qdm Lut bukanlah ’timur’, melainkan anak sungaiGhamad di dekat Raydan.11

Mengenai nama tempat msrym, harus ditegaskan bahwa kota inijarang digunakan didalam Bibel Ibrani untuk menunjuk pada Mesir,seperti yang biasa diduga.12 Dimana msrym tidak berkenaan den-gan Misramah dekat Abha (lihat Bab 4 dan 13), ia berkenaan denganMasr di Wadi Bishah atau dengan Madrum (mdrm) di dataran tinggiGhamid (lihat Bab 14). ’Pharaoh’ (pr’h) dalam Bibel, seperti yangakan dikemukakan kemudian, bukanlah Fir’aun Mesir, melainkanseorang dewa orang-orang Arabia Barat yang diasosiasikan den-gan Misramah dan Masr disamping beberapa tempat lainnya,13 danmungkin juga tanda pangkat kepala-kepala sebuah suku di daerahitu. Kata menurut Bible msr dapat juga merupakan nama sebuahsuku di Arabia Barat yang dalam bahasa Arabnya bernama Mudar(mdr, ’susu yang diasamkan’). Kenyataan menunjukkan bahwa se-

besar untuk dihitung.11Para ahli Bibel telah menciptakan istilah ’Pentapolis’ untuk menunjukkan

’lima kota’ di ’padang Yordan’, yang terdiri dari ’Sodom’ dan ’Gomorrah’ dan ju-ga ’Admah’ dan ’Zeboiim’ (lihat Bab 4) dan ’Bela-Zoar’ (Kejadian 15), walaupunmereka belum dapat menemukan ke ’lima kota’ tersebut di lembah YordanPalestina. Lihat Simons, alinea 271.

12Mengenai kesangsian yang lebih awal atas msrym dalam Bibel yang selalumerupakan sebuah referensi terhadap Mesir, lihat Zeitschrift fur Assyriologie,37:76, Reallexikon der Assyriologie (ed. E. Ebelling dan B. Meissner, Berlin1928), I, 255a; Harry Torczyner, Die Bundeslade und die Anfange der ReligionIsrails (Berlin, 1930), halaman 67f.

13Dewa ini jelas adalah ’l msry (harfiahnya, ’dewa rakyat msr’), yang namanyabertahan sebagai nama desa Al Masri, di wilayah Taif. Menilai distribusi nama-nama tempat yang berkenaan dengan akar kata msr di Arabia Barat, kita dapatmenegaskan bahwa ’rs msrym dalam Bibel membentang dari hulu Wadi Bishah,dekat Abha, sampai hulu Wadi Ranyah, di sebelah tenggara Taif.

Page 131: Mencari Asal Usul Kitab Suci

125

buah suku ’Pharaoh’ yang bernama Far’a (pr’), kini masih ada diWadi Bishah, memakai nama dewa kuno atau kepala-kepala sukudaerah itu.

Kalau sudah dikenali h-yrdn dalam Bibel ini, atau ’Yordan’ bukan-lah sebuah sungai, melainkan sebuah istilah yang berarti ’pung-gung bukit, tebing curam’, atau sebuah nama tempat seperti Ray-dan yang mempunyai arti sama, maka mudahlah untuk memahamiungkapan-ungkapan gabungan menurut Bibel lainnya yang meng-gunakan istilah itu. Telah diamati bahwa yrdn yrhw (Bilangan26:3, 63; 31:12; 33:48, 50; 35:1; 36:13) bukanlah ’Yordan di Yeri-cho’ (RSV), melainkan ’punggung bukit Warakh’ di dataran ting-gi Dhahran. Disamping yrdn yrhw adapula ungkapan-ungkapanmenurut Bibel lainnya yang menonjolkan istilah yrdn yang perludiperhatikan. M’brwt h-yrdn, misalnya, bukanlah ’benteng-bentengYordan’ (RSV), melainkan ’jurang-jurang tebing curam’.14 Spt h-yrdn (Raja-raja II 2:13) bukanlah ’tepian sungai Yordan’ (RSV),melainkan ’tepi tebing curam’ (bandingkan dengan kata Arab sphatau sp’, ’tepi jurang’). Bahkan orang-orang Arab yang tinggal diArabia Barat masih menunjuk pada tebing curam Arabia Barat den-gan cara ini. Glylwt h-yrdn (Yosua 22:11) bukanlah ’wilayah seki-tar Yordan’, melainkan ’sisi yang bertingkat-tingkat (dalam bahasaArab gl, ’tingkat’, dari kata gll) dari tebing curam’, kecuali kalaureferensinya kepada beberapa pedesaan yang kini bernama al-Jallah(gl) di bagian tebing curam Asir.

Akhirnya, g’wn h-yrdn (Yeremia 12:5, 49:19; 50:44; Zakaria 11:3)jelas bukan ’rimba Yordan’. Kata Ibrani g’wn dibuktikan berar-ti ’tinggi’. Hanya suatu daya khayal yang tinggi saja yang dapatmengartikannya sebagai ’pohon-pohon tinggi’, sehingga ditafsirkansebagai ’rimba’. Sebagai sebuah istilah, g’wn h-yrdn dapat berarti’ketinggian, tebing curam’. Tetapi secara kebetulan ada dua buah

14Fu’ad Hamzah, yang mengunjungi Asir pada tahun 1934, menghitung 24barisan semacam itu yang menyeberangi ngarai tersebut dari Nimas ke arahselatan, di samping barisan-barisan antara Nimas dan Taif. Lihat Fi Bilad ’Asir(Riyadh, 1968), halaman 91-93.

Page 132: Mencari Asal Usul Kitab Suci

126 BAB 8. MASALAH YORDAN

lembah yang bernama Wadi Ghawwan (gwn) di wilayah Jizan diAsir. Yang pertama adalah sebuah lembah pesisir yang menuju kelaut ke kota pelabuhan Shuqayq. Namun yang kedua, lebih jauh keselatan, merupakan sebuah di antara hulu Wadi Baysh yang bermu-la di ujung utara tebing curam Harub atau jaringan yrdn (yrdnatau Raydan-nya Lut) dan bergabung dengan hulu-hulu lainnya disana. Guna membedakan antara ’Ghawwan tebing curam’ ini atau’Ghawwan Raydan’ dengan Wadi Ghawwan di daerah pesisir ke arahutara, teks-teks Bibel tersebut menyebutnya g’wn h-yrdn.

Jika kita mempertimbangkan kembali sebuah teks Bibel yang berke-naan dengan g’wn h-yrdn ini, maka kita akan menemukan suatu al-ternatif yang menarik dari pembacaan standar. Dalam terjemahan-terjemahan konvensional dari Zakaria 11:1-3 (di sini RSV) kita dapatmembaca yang berikut ini: Bukalah pintu-pintumu, wahai Libanon(lbnwn), agar api itu dapat melahap pohon-pohon arasmu (w-t’kl’s b’rzyk): Merataplah, wahai pohon saru, karena pohon aras (’rz)telah tumbang, karena pohon-pohon agung itu telah rusak (sr drymsddw): Merataplah, pohon-pohon ek (tunggalnya ’lwn) dari Bashan(bsn), karena hutan yang lebat telah ditebangi (ky yrd y’r h-bswr):Dengarlah (qwl) ratapan gembala-gembala itu (’llt h-r’ym) karenakeagungan mereka (’drtym) telah dirusak (sddh): Dengarlah qwlauman singa-singa itu (s’gt kpyrym), karena rimba Yordan (g’wnh-yrdn) dirusak (sdd).

Ini jelas indah; namun sayangnya samasekali tidak akurat. Yangterkandung dalam teks Ibrani ini bukanlah dua buah tetapi sedik-itnya tujuh buah nama tempat. Lbnwn yang dimaksudkan bukan-lah Gunung Libanon, tetapi dataran tinggi dan lembah Lubaynan(lbynn) yang membatasi wilayah Jizan dari arah tenggara dan kinijatuh di wilayah Yaman (lihat Bab 1). Tumbuhan ’rz dari Lubay-nan tidak mungkin pohon aras, melainkan tanaman jenever rak-sasa setempat. Bsn yang diterjemahkan sebagai Bashan bukan al-Bathaniyyah, yaitu wilayah dataran tinggi di sebelah timur Sun-gai Yordan, seperti yang telah lama diduga, melainkan al-Bathanah(btn) di Jabal Faifa yang memandang ke bawah lembah-lembah

Page 133: Mencari Asal Usul Kitab Suci

127

wilayah Jizan. Tumbuhan ’lwn di Bathanah bukan pohon ek tetapitumbuhan lokal, yaitu pohon butun. Terjemahan standar yang telahsaya kutip tadi mengenali lbnwn dan bsn dalam Zakaria sebagainama-nama tempat, namun tidak dapat mengenali nama-nama yanglain. Salah satu di antaranya ialah g’wn (g’wn h-yrdn) yang disebutsebagai Wadi Ghawwan zaman sekarang, di yrdn yang kini meru-pakan Jabal Harub. Dan inilah keempat nama-nama lainnya:

1. ’Drym: bukan ’pohon-pohon yang agung’, tetapi bentuk ja-mak kata ’dr, di sini berarti ’puncak’ (bandingkan dengan ka-ta Arab drw; dalam dialek daerah pedalaman wilayah Jizanadalah dry, dalam maskulinnya diucapkan sebagai dari). Disini referensinya adalah kepada kerucut-kerucut vulkanis atau’puncak-puncak’ Jabal Hattab di utara Yaman, di sebelahtimur dataran tinggi Lubaynan.15 Di ujung selatan Jabal Hat-tab sampai kini berdiri sebuah desa yang bernama Darwan (dr-wn, bandingkan dengan kata Ibrani ’drym, ’puncak-puncak’).Ini mungkin merupakan nama lama ’puncak-puncak’ di daerahtersebut.

2. Bswr: bukan berarti ’ditebangi’ (dari kata bsr, ’mengiris’),namun kini merupakan desa Sabir (sbr) di distrik Bani Ghazi,di pedalaman Jizan, di kaki Jabal Harub.

3. R’ym: belum tentu berarti ’gembala-gembala’ (seperti dalambentuk jamaknya r’y), namun lebih tepat kalau berkenaan den-gan para penghuni Ri’ (r’ym, seperti dalam bentuk jamaknya

15Seperti yang dilukiskan dalam Van Padang, halaman 14-16, gunung-gunungberapi ini terdapat pada ketinggian sekitar 2.900 m di atas permukaan laut, dankini terdiri dari kira-kira enampuluh kerucut yang sebagian besar belum beru-mur tua. Kawah-kawah dan padang-padang lahar itu menyebar ke sekeliling Ja-bal Hattab ke segala penjuru. Van Padang menunjukkan, atas wewenang paraahli geografi Arab klasik, bahwa letusan gunung berapi yang dilukiskan dalamQur’an 68:17-33 terjadi di distrik ini, yang memang benar demikian kenyataan-nya. Dalam teks Qur’an, yang musnah oleh letusan ini digambarkan sebagai se-buah ’tanaman’ (68:17) dan penghuni-penghuni ’taman’ ini, menurut penafsiranyang berwenang atas Qur’an oleh al-Fakhr ar-Razi, ’disebut sebagai orang-orangIsrail’.

Page 134: Mencari Asal Usul Kitab Suci

128 BAB 8. MASALAH YORDAN

genitif r’) di distrik Bani Ghazi wilayah Jizan, di lerengan jabalMasidah. ’Dr (’drtm) atau ’puncak’ ’mereka’ (bukan ’keagun-gan mereka’) tentunya adalah Jabal Masidah tersebut.

4. Kpyrym: belum tentu berarti ’singa-singa’ (jamak kpyr), na-mun lebih tepat kalau merupakan sebuah nama tempat dalambentuk maskulin jamak yang menandakan desa al-Rafaqat (ben-tuk feminin jamak rpq, bandingkan dengan kpyr-nya bahasaIbrani) kini terletak di lerengan Jabal Harub; dengan kata laindi sekitar daerah Wadi Ghawwan (atau g’wn h-yrdn) yangsama.

Maka dari itu, dalam mempertimbangkan kembali teks Zakaria se-hubungan dengan gagasan-gagasan baru ini, saya mengusulkan Pen-terjemahan kembali teks tersebut sebagai berikut: Bukalah pintu-pintumu, wahai Lubaynan, dan api itu akan memakan pohon-pohonjenever-mu;16 Merataplah, wahai pohon saru, karena pohon jenew-er yang dirusak Darwan telah tumbang; Merataplah, wahai pohon-pohon butun Bathanah, karena hutan Sabir telah tumbang;17 Den-garlah ratapan orang-orang Ri’, karena puncak mereka telah hancur;Dengarlah auman al-Rafaqat, karena Ghawwan Raydan telah han-cur.

Para pembaca bersedia atau tidak menerima penterjemahan kem-bali yang diusulkan di atas, ada satu hal yang sudah dapat di-pastikan: Bibel Ibrani tidak mengatakan sesuatu pun mengenai’rimba Yordan’ di daerah tempat kelimpahan pepohonan ini didugakeras berada. Ini merupakan suatu salah penterjemahan yang se-harusnya akan membuat ragu para pengunjung yang kurang cermatsekalipun.

Bagaimana dengan Yordan (juga h-yrdn) tempat Naaman dari Aram’menyelam sebanyak tujuh kali’ untuk menyembuhkan dirinya dari

16Ini yang sebenarnya adalah terjemahan dari ungkapan Ibrani w-t’kl’s b-rzyk,yang bagaimanapun juga tak dapat berarti ’bahwa api itu dapat memusnahkantanaman-tanaman jenevermu’.

17Bahasa Ibraninya yrd

Page 135: Mencari Asal Usul Kitab Suci

129

penyakit kusta (Raja-raja II 5:14)? Mungkinkah seseorang menye-lam tidak ke dalam air, melainkan ke dalam bebatuan tebing curamatau punggung bukit? Jelas tidak. Tempat yang disebut yrdn tem-pat Naaman ’menyelam sebanyak tujuh kali’ tersebut mustahil kalaubukan merupakan sebuah sungai kecil atau kolam air. Jika halnyademikian, maka istilah yrdn berasal dari akar kata Semit yang samayaitu yrd – di sini bukan berarti ’turun, jatuh ke bawah’, namundalam pengertian kata Arab wrd yang berarti ’pergi ke air’. Sambilmengingat bahwa Naaman melakukan penyembuhan ’Yordan’-nyadi dekat ’Samaria, (swrwn) yang kini adalah desa Shimran (smm)di pedalaman Qunfudhah di pesisir Asir (lihat Bab 10), ’Yordan’yang satu ini sebagai sebuah ’sungai kecil’ atau ’kolam air’, tentun-ya merupakan bagian anak sungai Wadi Nu’s yang mengalir di daer-ah ini. Tanah asal Naaman yang bernama Aram ’rm kini mestinyaadalah Wadi Waram wrm di daerah-daerah rendah Rijal Alma’ disebelah selatan Shimran atau ’Samaria’. Di tempat itu ’Damaskus’-nya dmsq atau d-msq) jelas tidak mungkin Damaskus yang terletakdi Suria, Damaskus ini kini adalah desa lokal yang bernama DhatMisk (dt msk). Tidak ada sungai-sungai yang bernama Pharpharprpr dan Abana (bn’) yang mengalir di daerah sekitar DamaskusSuria. ’Sungai-sungai’ di tanah asal Naaman yang ia bandingkan se-cara yakin dengan ’Yordan’ atau yrdn tempat ia melakukan penyem-buhannya (Raja-raja II 5:12), memakai nama-nama yang kini diper-gunakan pedesaan Rafrafah (rprp) dan al-Bana (bn). Jalan air uta-ma di wilayah tersebut adalah lembah Wadi Hali. Oleh sebab itukita dapat menganggap bahwa Pharphar dan Abana menurut Bibelmerupakan dua di antara sejumlah anak sungai Wadi Hali yang samaini.

Page 136: Mencari Asal Usul Kitab Suci

130 BAB 8. MASALAH YORDAN

Page 137: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 9

Yudah Arabia

Kalau para pembaca sudi mengakui bahwa Yordan menurut Bibelitu mungkin saja merupakan sebuah tebing curam pegunungan yangpenting di Arabia Barat, maka mereka akan mendapatkan sedikit ke-sulitan dalam menerima pra-anggapan bahwa Yudah menurut Bibelpaling-paling adalah daerah perbukitan yang mengapit sisi maritimAsir. Lebih jelasnya saya mempunyai pendapat bahwa Yudah milikorang-orang Israil kuno terletak di sebuah daerah yang terbentangdari pembagi perairan di pegunungan Sarat (yrdn yang utama, atau’Yordan’ dalam Bibel Ibrani) sampai pada gurun pasir Tihamah didaerah pesisir (Tehom dalam Bibel).

Menurut Bibel Ibrani Yudah adalah salah satu nama di antara kedu-abelas suku Israil. Yudah juga merupakan nama yang dipakai untukmenandakan wilayah yang dihuni oleh suku tersebut dan juga un-tuk menandakan salah satu di antara dua kerajaan pecahan dari’Seluruh Israil’ yang pecah setelah wafatnya Sulaiman. Pada za-man Achaemenid, nama ini lebih umum dipakai guna menunjukkanseluruh tanah bangsa Israil yang pada saat itu telah tidak merdekalagi.

131

Page 138: Mencari Asal Usul Kitab Suci

132 BAB 9. YUDAH ARABIA

Tanah suku Yudah tampaknya terletak di Wadi Adam di Hijazbagian selatan (lihat Lampiran). Daud, pendiri kerajaan ’SeluruhIsrail’, berasal dari Yudah, dan kota asalnya adalah ’Bethlehem’ (bytlhm), sebuah desa yang kini dikenal sebagai Umm Lahm (’m lhm).Tidak mengherankan apabila dinasti yang ia dirikan dikenal sebagai’Keluarga Kerajaan Yudah’, mencerminkan asal-usulnya, mungkinyang lebih penting lagi adalah apa yang kita kenal sebagai agamaatau adat istiadat Yahudi (Yudaisme) kemungkinan besar mengam-bil namanya dari kerajaan –bukan dari suku atau tanah kesukuan–Yudah yang bertahan terus di bawah keluarga kerajaan Daud sam-pai kerajaan itu dihancurkan oleh orang-orang Babilonia pada tahun586 S.M.

Yang kita kenal sebagai Yudaisme yang dikembangkan oleh paranabi, atau nby’ym yang hidup di bawah perlindungan raja-raja Yu-dah (lihat Bab 1), dan Kitab Bibel Ibrani yang kita ketahui padahakekatnya merupakan hasil karya kerajaan Yudah dan bukan ker-ajaan saingannya, yaitu Israil. Setelah hancurnya kedua kerajaanitu, Yudahlah yang lebih banyak menetap dalam ingatan orang.Paling tidak agar kita dapat menganggap dari kenyataan itu bah-wa nama Yudah diberikan kepada seluruh bekas wilayah kekuasaanorang-orang Israil pada zaman Achaemenid. Kaum Yahudi sebagaisuatu masyarakat keagamaan mendapatkan namanya dari Yudah(Yehudim dalam Bibel, tunggalnya Yehudi, dari Yehudah), bukanIsrail yang masih kita kenal sampai saat ini.

Hampir sudah dapat dipastikan bahwa Yudah merupakan sebuahnama geografis sebelum menjadi nama sebuah suku Israil. Ben-tuk Ibraninya, yhwdh, adalah kata benda jadian dari yhd –yaitupadanan kata Arab whd yang berarti ’terletak rendah, tertekan’,yang tidak berkenaan dengan orang, melainkan dengan tanah. Dalambahasa Arab, whd menghasilkan kata benda wahd (whd) dan wah-dah (whdh, dengan akhiran feminin) yang berarti ’daerah tanahdatar, tanah yang berbaring rendah; jurang’, sedangkan yhwdh dalamKitab Bibel, berasal dari kata yhd, yang mestinya merupakan suatuistilah topografis Semit kuno yang kira-kira mempunyai arti yang

Page 139: Mencari Asal Usul Kitab Suci

133

sama.

Sebenarnya daerah perbukitan yang mengapit sisi maritim Asir ini,yang menurut keyakinan saya adalah Yudah, ialah suatu bentangandaratan yang bukan hanya terdiri dari punggung-punggung bukityang saling terjalin yang beberapa di antaranya menonjol keluardari barisan utamanya dan yang lain berdiri terasingkan di sanasini, namun juga terdiri dari tanah wahd atau wahdah yang letaknyarendah. Agaknya Yudah kuno mendapatkan namanya dari kata yangterakhir ini.[1]

Dalam teks-teks Bibel tak terhitung lagi jumlah referensi pada Yu-dah yang mendukung pernyataan saya bahwa Yudah adalah wilayahkekuasaan Israil sebagai suatu bangsa dan bukan wilayah kekuasaansebuah suku Israil tertentu (lihat Lampiran). Sebagian besar jugamemperkuat pernyataan saya bahwa sebagian besar tanah mere-ka terdiri dari lerengan maritim Asir geografis, di samping Hijazbagian selatan sampai sejauh punggung bukit Taif. Sebuah contohyang baik didapati dari dua buah kisah yang menceritakan kem-balinya keturunan-keturunan orang Israil buangan dari Babiloniake Yudah pada zaman Achaemenid, ditemukan dalam Ezra 2:3-63dan Nehemia 7:8-65. Kedua teks tersebut, dengan variasi-variasiyang tidak jauh berbeda, menuliskan kelompok atau masyarakat Is-rail menurut kota-kota dan desa-desa asal mereka, bukan menurutsuku-suku atau keluarganya, seperti yang sampai kini diduga.[2] Ji-ka meneliti kedua teks tersebut dengan menggunakan sebuah petaJazirah Arab yang baik dan sebuah kamus nama-nama tempat diArabia guna memberi bimbingan yang lebih jauh –serta lebih darisatu kamus tersebut agar memudahkan pekerjaan ini sehingga takdapat terjadi kesalahan-kesalahan– seseorang dengan mudah dap-at menempatkan hampir semua kota dan pedesaan yang disebutkandalam Ezra dan Nehemia.

Terkadang itu merupakan daerah-daerah yang masih memakai namayang sama. Dan terkadang berada dalam bentuk-bentuk yang samayang dapat dikenali. Semuanya selalu dapat dijumpai di bagian-

Page 140: Mencari Asal Usul Kitab Suci

134 BAB 9. YUDAH ARABIA

bagian kira-kira dari wilayah Taif dan daerah pedalaman Luth disebelah utara, sampai ke daerah pedalaman Jizan di sebelah selatan.Bahkan istilah-istilah yang sampai kini diperkirakan menandakan’para pendeta’, ’para Levit’, ’para penyanyi’, ’para penjaga gerbang’,’para pelayan kuil’, atau ’para pelayan Sulaiman’ jika diteliti kembalidengan lebih cermat nampaknya lebih berkenaan dengan kelompok-kelompok yang berasal dari daerah-daerah tertentu di wilayah umumyang sama dan dari lingkungan Arabia yang lebih luas (terutamawilayah Najran; lihat bawah).

Untuk menetapkan fakta-fakta mengenai hal ini, baiklah saya mem-ulainya dengan meneliti kelompok yang terakhir. Mengingat ke-mustahilan dalam jumlah ’para pendeta’ yang sangat besar terse-but, adalah aneh juga penafsiran secara tradisional atas kelompokini dan juga kelompok-kelompok lainnya tidak diperiksa selama ini.Bagaimanapun juga, pertimbangkanlah yang berikut ini:

1. ’Para pendeta’ (h-khnym) konon berjumlah 4.289 orang (kira-kira sepersepuluh dari jumlah orang-orang Israil yang kem-bali, yang berjumlah sekitar 40.000 orang), dan dibagi sepertiberikut ini (Ezra 2:36-39; Nehemia 7:39-42):

• ’Putra-putra’ Yedaiah (yd’yh)

• ’Putra-putra’ Immer (’mr)

• ’Putra-putra’ Pashhur (pshwr)

• ’Putra-putra’ Harim (hrm)

Kata menurut Bibel khnym tidak dapat ditafsirkan sebagaibentuk jamak kata Ibrani khn, atau ’Pendeta’ karena itu akanberarti bahwa setiap satu orang di antara sepuluh orang Israilyang kembali merupakan seorang pendeta. Khnym lebih tepatdianggap sebagai bentuk jamak khny, genitif khn sebagai se-buah nama tempat, sehingga berarti ’orang-orang khn’. Tanahasal khnym tampaknya kini berupa oase Qahwan (qhwn, pa-da hakekatnya qhn, bentuk kata dalam Bibel khn yang telah

Page 141: Mencari Asal Usul Kitab Suci

135

diarabkan) di Wadi Najran di sekitar oase Salwah. Angga-pan ini didukung oleh distribusi geografis khnym yang kota-kota asalnya atau wilayah-wilayah asalnya (bukan keluarga-keluarganya) tertulis dalam Ezra dan Nehemia seperti berikut:

• Yedaiah (yd’yh) yang kini jelas merupakan daerah ke-sukuan Wadi’ah (wd’h) di Wadi Najran. Ezra (2:36)dan Nehemia (7:39) berbicara mengenai bny yd’yh l-bytysw’ biasanya diterjemahkan sebagai ’putra-putra Yeda-iah dari Keluarga Kerajaan Yosua’, namun sebenarnyaberarti ’orang-orang Wadi’ah ke byt ysw’ (sebuah namatempat)’, karena l yang berpreposisi dalam bahasa Ibraniberarti ’ke’, bukan ’dari’. Masyarakat yang dibicarakanmestinya jelas ialah penghuni-penghuni sebuah daerahyang membentang dari Wadi’ah ditengah-tengah WadiNajran, sampai (bukan ’dari’) oase Wasi’ (wsy’, band-ingkan ysw’ dalam Bibel) di selatan Riyadh, dan di ujungtimur wilayah Yamamah di Arabia Tengah.

• Immer (’mr), kini merupakan oase Al-Amar (’mr) di wilayahYamamah di Arabia Tengah, di sebelah timur laut daerahWadi Najran yang lebih luas.

• Pashhur (pshwr), kini jelas merupakan oase Wadi Harshaf(hrsp) di Wadi Habuna, di sebelah utara Wadi Najran.

• Harim (hrm), kini bentangan oase Wadi Harim (hrm) diujung barat wilayah Yamamah di Arabia Tengah.

Dari semua ini jelas bahwa khnym tentunya merupakan se-buah masyarakat yang mempunyai tanah asal yang memben-tang dari Wadi Najran ke arah utara sampai ke Wadi Habuna,dan ke arah timur laut memasuki wilayah Yamamah di ArabiaTengah. Luas wilayah tersebut mungkin dapat menjelaskanmengapa para khnym yang kembali itu, menurut Ezra danNehemia, berjumlah sangat besar. Karena terletak di pedala-man, tanah khnym merupakan tambahan tanah Yudah dan

Page 142: Mencari Asal Usul Kitab Suci

136 BAB 9. YUDAH ARABIA

bukan suatu bagian integral darinya.

2. ’Para Levit’ (h-lwym) dibagi sebagai berikut (Ezra 2:40; Ne-hemia 7:43):

• ’Putra-putra’ Yeshua (ysw’).

• ’Putra-putra’ Kadmiel (qdmy’l atau qdmy ’l).

• ’Putra-putra’ Hodaviah (hwdwyh dalam Ezra; hwdwh,atau ’Hodevah’ dalam Nehemia.

Para lwym (jamak lwy, genitif lw atau lwh) bukanlah orang-orang ulama ’Levit’, melainkan mereka mestinya merupakansebuah masyarakat yang berasal dari Lawah (lw atau lwh) diWadi Adam. Di Wadi Adam yang sama kini masih terda-pat sebuah desa yang bernama Hudayyah (hdyh) yang taklain adalah Hodaviah dalam Ezra dan Hodevah dalam Ne-hemia. Dalam teks-teks Ezra dan Nehemia orang-orang Hu-dayyah di Wadi Adam dibedakan dari kedua kelompok lwymlainnya yang secara bersamaan disebut ’putra-putra Yeshuadan Kadmiel’. Ini dikarenakan ’Yeshua’ dan ’Kadmiel’ meru-pakan tempat-tempat yang terletak saling berdekatan di ped-alaman Lith tak jauh dari daerah yang terletak lebih rendahdari Wadi Adam di sekitar daerah yang kini bernama Ghu-mayqah. Di sini ’Yeshua’ kini ditandakan oleh desa Sha’yah(s’y, bandingkan dengan ysw’ dalam Bibel), sedangkan ’Kad-miel’ ditandakan oleh desa Al-Qadamah (’l-qdm, tampaknya’l qdm, ’dewa’ qdm, bandingkan dengan qdmy ’l dalam Bibel).

3. ’Para penyanyi’ (h-msrrym, termasuk penyanyi-penyanyi ’As-aph’ (’sp) (Ezra 2:41; Nehemia 7:44). Jelas mereka mestinyamerupakan sebuah masyarakat yang berasal dari desa Masar-rah (msr, atau msrr), di wilayah Bariq (Bariq): di sebelahbarat wilayah Majaridah. Di sebelah timur Masarra di wilayahBallasmar terdapat desa Al-Yusuf (ysp) yang sampai kini memakainama menurut Bibel ’Asaph’.

Page 143: Mencari Asal Usul Kitab Suci

137

4. ’Para penjaga gerbang’ (h-s’rym) dibagi sebagai berikut (Ezra2:42; Nehemia 7:45):

• ’Putra-Putra’ Shallum (slwm).

• ’Putra-Putra’ Ater (’tr).

• ’Putra-Putra’ Talmon (tlmn).

• ’Putra-Putra’ Akkub (’qwb).

• ’Putra-Putra’ Hatita (htyt’).

• ’Putra-Putra’ Shobai (sby).

Para s’rym tersebut samasekali bukan ’para penjaga gerbang’,melainkan mereka adalah sebuah masyarakat di wilayah Taifyang berasal dari sebuah tempat yang kini merupakan Sha’ariyah(s’ry). Seluruh kampung halaman s’rym, seperti yang tert-era dalam Ezra dan Nehemia masih dapat dijumpai di sek-itar daerah yang sama. Kampung-kampung halaman terse-but adalah Shumul (smwl, dalam Bibel slwm, ’Shallum’); Wa-trah (wtr, dalam Bibel ’tr, ’Atter,); Mantalah (mntl, dalamBibel tlmn, ’Talmon’); ’Uqub (’qwb dalam Bibel ’qwb ju-ga, ’Akkub’); al-Huwayyit (hwyt, tampaknya merupakan ben-tuk Arab dari htyt’ yang ada dalam Bibel, ’Hatita’); danThawabiyah (twby, bandingkan dengan sby dalam Bibel).

5. ’Para pelayan kuil’ (ntynym) ditulis sebagai ’putra-putra’ atauorang-orang dari 35 tempat yang berbeda (bukan keluarga-keluarga; Ezra 2:43-45; Nehemia 7:46-56).

Tentunya mereka bukanlah ’para pelayan kuil’. Saya yakinmereka adalah sebuah masyarakat di wilayah Jizan dan wilayah-wilayah Bahr dan Birk di Rijal Alma’ yang saling berdekatan.Tempat asal mereka adalah satu di antara dua buah pedesaanyang kini bernama Tanatin (tntn) di wilayah Jizan. Inilahketigapuluhlima pedesaan yang merupakan tempat asal mere-ka:

Page 144: Mencari Asal Usul Kitab Suci

138 BAB 9. YUDAH ARABIA

• Ziha (syh’ dalam Ezra; sh’ dalam Nehemia): Sakhyah(shy) atau Sakhi (shy) di Rijal Alma’.

• Hashupa (hswp’): Hashafah (hsp) di wilayah Birk.

• Tabbaoth (tb’wt): ’Atiyyah (tbyt) di wilayah Jizan.

• Keros (qrs): Kirs (krs) satu di antara sembilan pedesaanyang memakai nama yang sama di wilayah Jizan; kecualikalau itu adalah Kurus (krs) di wilayah yang sama.

• Siaha (sy’h’ dalam Ezra; sy’, dalam Nehemia; keduanyamemakai kata sandang tertentu Arab yang berakhirandan membiarkan nama itu sebagai sy’h atau sy’): al-Sa’i(s’y, dengan kata sandang tertentu Arab yang berakhi-ran) di wilayah Jizan.

• Padon (pdwn): Fadanah (pdn) di wilayah Jizan.

• Lebanah (lbnh): Lubanah (lbnh) di wilayah Jizan.

• Hagabah (hgbh): Huqbah (h) di wilayah Jizan.

• Akkub (’qwb): Al ’Aqibah (’qb) di wilayah Jizan, (berbe-da dengan ’Uqub di wilayah Taif, lihat di atas).

• Haqab (hqb): Huqbah (hqb) di wilayah Jizan, kecualikalau itu Huqbah di Rijal Alma’ yang terletak di dekat-nya.

• Shamlai (smly): Shamula’ (sml’) satu di antara dua pedesaandengan nama yang sama di wilayah Jizan.

• Hanan (hnn): Haninah (hnn), atau mungkin Hanini (hnn),di wilayah Jizan.

• Giddel (gdl): Jadal (gdl) di wilayah Bahr.

• Gahar (ghr): Juhr (ghr) atau mungkin Juhrah (ghr) diwilayah Jizan.

Page 145: Mencari Asal Usul Kitab Suci

139

• Reaiah (r’yh): Rayah (ryh’, harus ditulis sebagai r’yh) diwilayah Jizan.

• Rezin (rsyn): dari beberapa alternatif, yang paling be-sar kemungkinannya adalah Radwan (rdwn) di wilayahJizan; kecuali kalau itu adalah Razinah (rzn) di Rijal Al-ma’.

• Nekoda (nqwd’ atau nqwd kalau kata sandang tertentuArab yang berakhiran diabaikan): Najid (ngd) di wilayahJizan.

• Gazzam (gzm): Jazayim (gzym) di wilayah Jizan, kecualikalau merupakan nama Jizan itu sendiri.

• Uzza (’z’): Ghazawah (gzw) di wilayah Jizan; kecualikalau itu ’Uzz (’z) di wilayah Jizan.

• Pasea (psh): Safah (sph), satu di antara dua pedesaanyang bernama Safah di wilayah Jizan.

• Besai (bsy): Baswah (bsw) di wilayah Jizan.

• Asnah (’snh): Wasan (wsn) di wilayah Bahr.

• Meunim (m’wnym, umumnya diberi vokal sebagai sebuahkata jamak, namun mungkin saja sebagai bentuk gan-da m’wn atau m’wny): Ma’ani (m’n) dua pedesaan den-gan nama yang sama di Rijal Alma’; kecuali kalau refer-ensinya adalah pada lembah Wadi Ma’ayin (bentuk ja-mak Arab m’yn, disuarakan ma’yan) di wilayah Jizanyang kemungkinannya lebih kecil.

• Nephisim (npysym bentuk jamak genitif npys): Nasi-fan (nspn, bentuk tunggal Arabnya nsp) di Wadi Adam.Penghuni-penghuni Israil desa ini tentunya dahulu be-rasal dari sebuah tempat di wilayah Jizan yang kini telahtiada lagi.

• Bakbuk (bqbwq): Jubjub (gbgb) di wilayah Jizan

Page 146: Mencari Asal Usul Kitab Suci

140 BAB 9. YUDAH ARABIA

• Hakupha (hqpw’, dengan kata sandang tertentu Arab be-rakhiran): al-Hajfah (hgp, dengan kata sandang tertentuArab berawalan) di wilayah Jizan.[3]

• Harhur (hrhwr): tidak dapat dikenali sebagai suatu namatempat tertentu, namun ada kemungkinan kalau tempatitu adalah Kharr (hr) menurut Bibel yang dikenali se-hubumgan dengan Khirah (hr) di dekatnya, di Rijal Al-ma.

• Bazluth (bslwt): mungkin sebuah nama kesukuan daritipe feminin jamak, sangat umum dipergunakan dalambahasa Arab, berasal dari nama tempat bsl; bandingkandengan al-Balas (bls) di Rijal Alma. Ada pula wilayahsuku Sulab (slb) di Rijal Alma. Atau ada juga Sulbiyah(slbyt) di wilayah Jizan.

• Mehida (mhyd’): Hamidah (hmyd, mungkin asalnya se-bagai Hamida, atau hmyd’, dengan kata sandang terten-tu Arab yang berakhiran, seperti nama menurut Bibel,di wilayah Jizan.

• Harsha (hrs dengan kata sandang tertentu Arab yang be-rawalan); al-Khursh (hrs, dengan kata sandang tertentuArab yang berakhiran), di wilayah Jizan.

• Barkos (brqws): satu di antara Kirbas (krbs) atau Karbus(krbs) di wilayah Jizan.

• Sisera (sysr): paling-paling ialah Sirr Zahra (sr zhr’, su-atu pengubahan dari nama aslinya, namun dengan mem-biarkan kata sandang tertentu Aram yang berakhiran) diwilayah Jizan.

• Tamah (tmh): Tamahah (tmh) di wilayah Jizan.

• Neziah (nsyh): Naduh (ndh) di Rijal Alma’.

Page 147: Mencari Asal Usul Kitab Suci

141

• Hatipha (htyp’): Khatfa (htp’, membiarkan kata sandangtertentu bahasa Aram di wilayah Jizan.

Menilai dari pengenalan terhadap kampung halaman para ntynymini, yang terpusat pada suatu daerah di Asir bagian selatan dansebagian besar di Jizan, jelaslah bahwa mereka bukanlah ’parapelayan kuil’, melainkan mereka adalah suatu masyarakat yangnamanya berasal dari suatu lokasi di daerah sekitar itu (lihatdi atas). Hal yang sama berlaku pada masyarakat-masyarakatyang berikut ini.

6. ’Para pelayan Sulaiman’ (’bdy slmh), ditulis sebagai ’putra-putra’, atau orang-orang dari 10 tempat yang berbeda (bukankeluarga-keluarga).

Bny’ ’bdy slmh atau ’putra-putra ’bdy(m) slmh bukanlah ’parapelayan Sulaiman’ tetapi mereka adalah sebuah masyarakatyang berasal dari sebuah desa yang kini merupakan desa Ab-dan (’bdn) di wilayah Jizan, dalam Bibel desa ini dikenaliberkenaan dengan desa Silamah (slmh) di dekatnya. Yangberikut ini adalah tempat-tempat asal mereka:

• Sotai (sty): Al Sut (st) di wilayah Jizan.

• Hassophereth (h-sprt): Rasafah (rspt) di wilayah Jizan,yang berkenaan dengan teks, nampaknya dikelirukan den-gan Al-Safarah (sprt) di wilayah Ballasmar.

• Peruda (prwd’, dengan kata sandang tertentu bahasa Aramyang berakhiran): mungkin adalah al-Fardah (prd den-gan kata sandang tertentu Arab yang berawalan) di Ri-jal Alma; lebih besar kemungkinan kalau itu adalah al-Rafda (rpd, juga membiarkan kata sandang tertentu ba-hasa Aram yang berakhiran) di wilayah Ballasmar.

• Jaalah (y’lh): mungkin ’Aliyah (’lyh) satu di antara duabuah pedesaan dengan nama yang sama di wilayah Jizan;sangat mungkin kalau tempat ini adalah al-Wa’lah (w’lh)

Page 148: Mencari Asal Usul Kitab Suci

142 BAB 9. YUDAH ARABIA

di daerah pedalaman Qunfudhah

• Darkon (drqwn): paling-paling adalah al-Darq (drq) diwilayah Jizan, yang berkenaan dengan teks, dikelirukandengan Qardan (qrdn) di wilayah Taif.

• Giddel (gdl): Jadal (gdl) di wilayah Bahr (lihat di atas).

• Shephatiah (sptyh): Shutayfiah (stypyh) satu di antaratiga buah pedesaan di dekatnya dengan nama yang samadi wilayah Jizan.

• Hattil (htyl): tampaknya Sahil Al-Huluti (hlt) ditulis se-bagai nama varian dari Sahil Abi ’Allut di wilayah Jizan.

• Pocheret-hazebaim (pkrt h-sbym, sbym secara tradisionaldiberi vokal sebagai bentuk ganda sby, ’gazelle’ (semacamrusa), lihat Bab 4): Faqarah (pqrt), dikenali sehubungandengan kota kembar Sabya (sby’, bentuk h-sby yang telahdiaramkan dan al-Zabyah (zby, bentuk h-sby yang telahdiarabkan), ketiga tempat tersebut berdekatan di wilayahJizan).

• Ami (’my dalam Ezra; ’mwn dalam Nehemia): kekeliru-an terjadi antara Yamiyah (ymy) dan Yamani al- Marwa(ymn) keduanya di wilayah Jizan.

Menurut hemat saya pengenalan terhadap kota-kota atau pedesaanasal orang-orang yang sampai kini dianggap sebagai ’putra-putra’’para pendeta’, ’para Levit’, ’para penyanyi’, ’para penjaga gerbang’,’para pelayan kuil’ dan ’para pelayan Sulaiman’, namun sebenarnyamerupakan enam buah kelompok kesukuan yang dikenali menuruttempat asal masing-masing, sudah cukup untuk menunjukkan dimana sebenarnya terletak Yudah menurut Bibel itu. Meskipundemikian, bukti-bukti yang lebih jauh telah diberikan melalui pengenalan-pengenalan terhadap tempat-tempat yang masih tersisa dalam Ezra2 dan Nehemia 7 sebagai tempat-tempat asal orang-orang Israil yangkembali dari Babilonia, seluruhnya terletak di Arabia Barat. Untuk

Page 149: Mencari Asal Usul Kitab Suci

143

mudahnya, tempat-tempat tersebut akan dikenali menurut wilayah,dari selatan ke utara:

1. Wilayah Jizan

• Arah (’rh): Rah (rh); kecuali kalau ini adalah Raha (rh)atau Warkhah (wrh) di wilayah Taif.

• Zattu (ztw’, dengan kata sandang tertentu bahasa Aramyang berakhiran): mungkin adalah al-Zawiyah (metate-sis dari ztw’, dengan kata sandang tertentu Arab yangberawalan).

• Ater (’tr, hanya terdapat dalam Ezra): watar (wtr); ke-cuali kalau ini adalah Watrah (wrt) atau Watirah (wtr)di wilayah Taif.

• Bezai (bsy): Baswah (bsw), Basah (bs) atau Buzah (bz,satu diantara dua pedesaan dengan nama yang sama);kecuali kalau itu adalah Bada (bd’) di wilayah Taif.

• Harim (hrm): Khurm (hrm); kecuali kalau itu adalah’Arabat Harim (’anak sungai’ hrm), di distrik Muhayil.

• Tel-harsha (tl hrsh, ’bukit’nya hrsh) dan Tel-melah (tlmlh): Jabal al-Hashr (’gunung’nya hsr) dan tanjung (tl)Hamil (hml) yang terakhir ini di daerah perbukitan Hur-rath.

• Adan (’dn, dalam Ezra) atau Addon (’dwn, dalam Ne-hemia): kebingungan tampaknya terjadi antara dua buahpedesaan di distrik-distrik yang berdekatan yang berna-ma Udhn (’dn) dan yang sebuah lagi bernama Wadanah(wdn).

• Hariph (hryp, hanya dalam Nehemia): Harf (hrp), satu diantara lima buah pedesaan dengan nama yang sama. Adapula sebuah Harf di Rijal Alma’; sebuah lagi di wilayahBallasmar; dan masih ada sebuah lagi di wilayah Qunfud-

Page 150: Mencari Asal Usul Kitab Suci

144 BAB 9. YUDAH ARABIA

hah. Juga merupakan kemungkinan adalah Kharfa (hrp)di wilayah Taif.

• Anathoth (’ntwt): ’Antutah (’ntwt).

• Azmaveth (’zmwt, dalam Ezra) atau Beth-azmaveth (byt’zmwt, ’kuil’ ’zmwt, dalam Nehemia): al-’Usaymat (’smt,atau ’smyt) di daerah perbukitan Hurrath.

• Adonikam (’dnyqm, tampaknya ’dny qm, ’tuanku’ dariqm): satu di antara sejumlah pedesaan di wilayah yangbernama al-Qa’im (q’m) agaknya nama seorang dewa kuno.

2. Wilayah Rijal Alma’

• Netophah (ntph): Qa’wat Al Natif (’bukit’ ’dewa’ ntp).

• Bethel (byt ’l): Batilah (btl), telah dikenali dalam Bab7.

• Ai (h-’y): Al-Ghayy (gy), telah dikenali dalam Bab 7.

• Barzillai dari Gileadit (brzly h-gl’dy, keduanya dalam ben-tuk genitif, nama-namanya yang ada dalam nominatifadalah brzl dan gl’d): al-Barsah (nampaknya ’l brs, yaitumetatesis dari brzl), dikenali sehubungan dengan al-Ja’dyang terletak di dekatnya (’l-g’d, yaitu gl’d; lihat Bab 1).

3. Wilayah Bahr dan Birk

• Azgad (’zgd, nampaknya ’z gd): kemungkinan besar adalah’Azz (’z), di wilayah Birk, dikenali sehubungan denganHabis al-Qad (qd) di dekatnya, yang terletak di wilayahkuno Muhayil, sebuah daerah yang letaknya berdekatan.

• Hebaiah (dalam Ezra atau Hobaiah dalam Nehemia, ked-uanya tertulis sebagai hbyh): Habwah (hbwh) di wilayahBahry kecuali kalau itu adalah sebuah desa yang memakainama yang sama di wilayah Bani Shahr, atau Khabyah(hbyh) di wilayah Jizan. Habwa (hbw) dan Khabwa (hbw)

Page 151: Mencari Asal Usul Kitab Suci

145

di Wadi Adam kemungkinannya kecil sebagai tempat-tempat asal orang-orang tersebut.

4. Wilayah Muhayil

• Adin (’dyn): ’Adinah (’dyn).

• Elam (’ylm): ’Alamah (’lm); kecuali kalau itu adalah Al’Alam (’lm) di wilayah Tanumah pegunungan Sarat.

5. Wilayah Ballahmar-Ballasmar

• Cherub (krwb): Kharbah (krb); kecuali kalau tempat ituadalah al-Qaribah (qrb) di wilayah Jizan, atau sebuahQaribah lagi di wilayah Taif.

• Bebai (bby): Bab (bb), di punggung bukit Jabal Dirim.

• Thummim (tmym): Al Tammam (tmm).

6. Wilayah Bariq

• Parosh (pr’s), mungkin al-Ja’afir (g’pr, metatesis daripr’s, menyuarakan bunyi desah s menjadi g); kecuali kalauitu adalah al-Ja’afir di wilayah Qunfudhah di dekatnya;’Ajrafah (’grp) di wilayah Bahr; atau al-’Arafijah (rpg)di dataran tinggi Ghamid.

7. Wilayah Majaridah

• Gibeon (gb’wn, hanya dalam Nehemia): Al Jab’an (gb’n).

• Nebo (nbw): Nibah (nb); kecuali kalau itu adalah Nabah(nb), yaitu Nebo-nya Nabi Musa (Gunung Nebo) di wilayahTaif (lihat Bab 7, Catatan 5), atau sebuah Nabah lagidi punggung bukit yang terasingkan di Jabal Dirim diwilayah Ballasmar.

8. Wilayah Qunfudhah

• Gibbar (gbr, hanya dalam Ezra): Qabar (qbr); kecualikalau itu adalah Jubar (gbr) di wilayah yanug sama, atau

Page 152: Mencari Asal Usul Kitab Suci

146 BAB 9. YUDAH ARABIA

satu di antara beberapa tempat-tempat dengan namayang sama atau berbagai bentuk dari nama ini di bagian-bagian lain di Arabia Barat.

• Hadid (hdyd): Hadhidh (hdd, harus ditulis sebagai hdyd);kecuali itu juga Hadad (hdd), di daerah Taif, atau Wa-di Hadid (hdd, harus ditulis sebagai hdyd), di wilayahJizan.

• Urim (’wrym): al-Riyam (rym); kecuali kalau itu adalahAl-Riyamah (rym) di wilayah Bani Shahr.

• Kiriath-Jearim (qryt y’rym), Chephirah (kpyrh) dan Beeroth(b’rwt): konteks Yosua 9:17 yang menyebut ketiga namatempat tersebut secara bersamaan dan berhubungan den-gan Gibeon (lihat di atas, di bawah Wilayah Majaridah),jelas menunjuk pada wilayah pedalaman Qunfudhah yanglebih luas. Di sekitar daerah ini terdapat Kiriath-Jearim(Qaryat ’Amir, atau qryt ’mr) dan Chephirah (Qifarah,atau qprh) dan Rabthah (rbt) yang mungkin adalah Beeroth.

9. Wilayah Wadi Adam

• Pahath-moab (pht mw’b): Fatih (pth) dikenali sehubun-gan dengan Umm al-Yab (’m yb) di dekatnya, yaitu Moabyang tertera dalam Bibel (lihat Bab 5).

• Yeshua (ysw’, ditulis dalam Ezra dan Nehemia sebagaitanah jajahan Pahath-moab): Sha’yah (s’y) (mengenaitanah jajahan yang lain, yaitu ’Joab’, lihat di bawahwilayah Taif).

• Yorah (ywrh, hanya dalam Ezra): Waryah (wryh).

• Bethlehem (byt lhm, atau ’kuil’ lhm, secara harfiah be-rarti ’roti, makanan, perbekalan’; nampaknya nama de-wa perbekalan): Umm Lahm (’m lhm) yang berarti ’ibu’,dengan kata lain ’dewi’ ’roti, makanan, perbekalan’).[4]

Page 153: Mencari Asal Usul Kitab Suci

147

• Ramah (h-rmh, dengan kata sandang tertentu): Dha al-Ramah (yang ’satu’ dari rmh, di sini dengan kata sandangtertentu Arab yang berarti ’dewa’ ’bukit’).[5]

• Geba (gb’, ditulis dalam Ezra dan Nehemia sehubungandengan ’Ramah’): Jab’ (gb’).

• Michmas (mkms): Maqmas (mqms).[6]

• Magbish (mgbys, hanya terdapat dalam Ezra): Mashajib(msgb).

10. Daerah pedalaman Lith yang lebih luas

• Tobiah (twbyh): mungkin Buwayt (bwyt) di Wadi al-Jayizah.

• Ono (’wnw): Awan (’wn); kecuali kalau itu adalah Way-nah (wyn) di wilayah Bani Shahr.

• Joab (yw’b): al-Yab (yb) di wilayah Ghamid, di dekatBaljurshi. Tertulis dalam Ezra dan Nehemia sebagai se-buah tanah jajahan dari Pahath-moab (lihat di bawahWadi Adam), al-Yab terletak di dataran tinggi di sebelahtimur Wadi Adam. Sebuah Joab lagi terletak lebih dekatdi Pohath-moab, yaitu Buwa’ (bw’), di wilayah Taif. Na-mun nama-nama Joab (yw’b) dan al-Yab jelas adalahsama.

• Elam ’yang lain’ (ylm ’hr): referensinya adalah kepadadua buah lembah yang berdekatan di dataran rendahZahran yang bernama Wadi al-’Alma’ (’lm) dan WadiYahar (yhr). Tidak ada Elam ’yang lain’ yang diper-masalahkan.

11. Wilayah Taif

• Zaccai (zky): Qasya (qsy); kecuali kalau itu adalah WadiQisi (qsy) di wilayah Jizan.

Page 154: Mencari Asal Usul Kitab Suci

148 BAB 9. YUDAH ARABIA

• Bani (bny, dalam Ezra) atau Binnui (bnwy dalam Ne-hemia): kekeliruannya adalah antara kedua buah tempatdi wilayah Taif, yaitu pedesaan Binni (bny) dan Banya’(bny’).

• Lod (ld): Lidd (ld); kecuali kalau itu adalah Liddah (ld)di Wadi al-Ja’izah di pedalaman Lith.

• Yericho (yrhw): Warkhakh (wrh); kecuali kalau itu samadengan Yericho (yrhw) yang dibahas dalam Bab 7, yangmerupakan Warakh (juga wrh) di dataran tinggi Zahran.

Keseluruhannya, dari 130 nama tempat yang dikenali dalam daftar-daftar Ezra dan Nehemia yang telah saya hubungkan dengan kota-kota di Arabia Barat yang disebutkan di atas, hanya pengenalan ter-hadap beberapa saja yang masih diragukan. Namun yang mungkinlebih penting adalah bahwa hanya sedikit di antara nama-nama yangtelah dikenali dengan lokasi-lokasi di Palestina (dalam Simons hanyaada 10); lagi pula hanya dalam beberapa kasus saja (terutama Beth-lehem, Lod, Nebo dan Yericho) nama-nama Palestinanya cocok den-gan nama-nama menurut Bibel mereka yang asli tanpa menimbulkanpertanyaan-perlanyaan yang belum dapat terjawab (lihat Simons,alinea 1011f). Ini saja seharusnya sudah cukup untuk membawa ki-ta pada suatu kesimpulan bahwa tanah menurut Bibel Yudah, yangberbeda dengan Yudaea di Palestina (atau ’tanah kaum Yahudi’)pada zaman Rumawi, dapat ditemui di Arabia Barat dan bukandi tempat-tempat lain. Sebenarnya Yudah menurut Bibel adalahwilayah yang terdiri dari lereng-lereng maritim Hijaz bagian selatandan Asir, dari pedalaman Lith di utara sampai pada wilayah Jizandi selatan, bersamaan dengan wilayah Taif, di seberang pembagiperairan dari pedalaman Lith. Memang saya dapat memberikanbukti-bukti yang mendukung pendapat saya dengan jalan mengi-dentifikasikan nama-nama tempat yang tertera sebagai terletak diYudah dalam teks-teks yang lain, namun saya kira maksud sayatelah dimengerti. Lagi pula, saya tidak ingin lebih jauh menggang-gu kesabaran para pembaca.

Page 155: Mencari Asal Usul Kitab Suci

149

Kalau teks-teks Bibel yang relevan dibaca sebagaimana mestinya,yaitu dalam bentuk konsonan Ibraninya, tanpa memandang padatradisi-tradisi yang menyesatkan tentang itu, samasekali tidak adabukti-bukti yang menyatakan bahwa Yudah kuno tidak terletak dilokasi lain di luar yang sudah saya simpulkan. Bukti-bukti ono-mastiknya begitu hebat, sampai-sampai agaknya tidak perlu lagidukungan-dukungan arkeologis. Meskipun demikian, seperti yangtelah saya kemukakan sebelumnya, persoalan ini tidak mungkin ter-pecahkan dengan memuaskan semua pihak sehelum adanya bukti-bukti arkeologis untuk mendukung gagasan saya. Dalam pada itu,agaknya patut untuk mengusulkan bahwasanya dengan berdasarkaninformasi yang telah saya sebutkan, Yudah paling tidak jauh lebihbesar kemungkinannya jika terletak di Arabia Barat daripada diPalestina.

Page 156: Mencari Asal Usul Kitab Suci

150 BAB 9. YUDAH ARABIA

Page 157: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 10

Yerusalem dan KotaDaud

Mengatakan bahwa Yerusalem yang suci bagi umat-umat Yahudi,Kristen dan juga umat Islam sebenarnya bukanlah tempat yangdikira oleh kebanyakan orang, nampaknya seperti sebuah perny-ataan yang lancang dan pasti akan membakar hati segenap pen-ganut yang taat dari ketiga agama besar tersebut. Saya tentunyatidak menyangkal bahwa kota Yerusalem seperti yang kita ketahuisekarang ini berhak mempunyai reputasi sebagai Kota Suci. Na-mun saya ingin mengemukakan bahwa ada sebuah Yerusalem la-gi yang terletak di Arabia Barat, yang keberadaannya mendahuluiYerusalem yang terdapat di Palestina, dan bahwa sejarah ’Yerusalem’sudah selayaknya bermula dari sini.

Kitab Bibel Ibrani mengatakan pada kita bahwa kerajaan ’SeluruhIsrail’ pada zaman Raja Sulaiman membentang ’dari Dan, bahkansampai pada Beersheba’ (Raja-raja I 4:25). Sudah nmenjadi angga-pan umum bahwa Beersheba kini sebenarnya merupakan kota Bir

151

Page 158: Mencari Asal Usul Kitab Suci

152 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

Sab’ di Palestina bagian selatan, dan kota Dan telah dikenali ter-letak di lokasi yang sama dengan reruntukan Tall al-Qadi, dekat hulusungai Yordan yang sebagian besar berdasarkan pendapat bahwa ka-ta qadi dalam bahasa Arab berarti ’hakim’ (bahasa Ibraninya dn).Namun seperti yang telah saya tunjukkan pada Bab 4, Beersheba ke-mungkinan besar terletak di lokasi yang sama dengan desa Shaba’ah,kini di dataran tinggi Asir, di dekat kota Khamis Mushait. Mengenaikota Dan yang tertera dalam Bibel, paling-paling namanya berta-han di Arabia Barat dalam bentuk desa Danadinah (bentuk jamakdn dalam bahasa Arab) di dataran rendah Zahran dan di sebelahselatan Wadi Adam, seperti yang akan saya tunjukkan lebih jauhlagi pada Bab 10 dan 14.

Ibukota Sulaiman, yaitu Yerusalem, mestinya terletak antara ked-ua pemukiman tersebut, kemungkinan besar sebuah desa yang ku-rang dikenal, dengan nama Al Sharim (’l srym), di dekat kota Ni-mas, di sepanjang puncak Sarat Arabia Barat. Kemungkinan laintempat tersebut juga dapat terletak beberapa kilometer lebih jauhke arah selatan, di sekitar daerah Tanumah. ’Yerusalem’ mungkindapat bertahan terus sebagai nama desa Arwa (’rw) yang dikenalisehubungan dengan desa Al Salam (slm) di dekatnya, yang meng-hasilkan nama gabungan Arwa-Salam (’rw slm); bandingkan denganyrwslm dalam Bibel, yang dimaksud sebagai Yerusalem).

Setelah Sulaiman wafat, kerajaan ’Seluruh Israil’-nya. Dibagi-bagikankepada para keturunannya yang terus berkuasa di Al Sharim sebagairaja-raja ’Yudah’; serangkaian penguasa-penguasa lainnya denganjelas menyebut diri mereka sebagai raja-raja ’Israil’. Akhirnya raja-raja ’Israil’ tersebut mendirikan ibukota mereka di Samaria (dalamBibel adalah Shomeron, atau smrwn) yang telah saya kenali sebagaidesa Shimran (smrn) di dataran rendah wilayah Qunfudhah, dekatkaki Sarat. Dari ibukota mereka raja-raja ’Israil’ itu menguasai se-buah wilayah yang mencakup bagian utara wilayah ’Yudah’ sampaisejauh Taif.

Tetapi untuk sementara waktu perhatian saya terpusat pada Yerusalem;

Page 159: Mencari Asal Usul Kitab Suci

153

masalah yang lebih rumit mengenai penempatan ’Yudah’ dan ’Israil’akan dibahas dalam bab berikutnya. Kitab Bibel Ibrani mengatakanbahwa Daud merampas Yerusalem dan ’benteng’ Zion dari orang-orang Yebusit, dan memindahkan ibukotanya ke sana dari Hebronpada tahun kedelapan kekuasaannya sebagai raja Yudah (Samuel II5:5-10). Dari kelima Hebron (hbrwn) yang kini masih ada dengannama Khirban (hbrn, secara metatesis) di lerengan maritim Asir,saya kira ibukota Daud yang pertama kemungkinan besar adalahKhirban di wilayah Majaridah yang sekali waktu pernah merupakanHebron-nya Abram, atau Abraham (lihat Bab 13). Hebron-nyaDaud tak mungkin terletak di Palestina, karena di sana tampaknyatak terdapat tempat semacam itu.

Memang benar umat Yahudi dan Kristen secara tradional telahmenempatkan Hebron menurut Bibel pada kota al-Khalil di daerahperbukitan di sebelah selatan Yerusalem Palestina. Apalagi kare-na tempat tersebut dihubungkan dengan karir Ibrahim (Abraham)yang disebut di dalam Qur’an (4:25) sebagai teman (bahasa Arab-nya hlyl, disuarakan halil, atau ’Khalil) Tuhan, kaum Muslimin ju-ga telah menerima penyamaan kalangan Yahudi dan Kristen ter-hadap al-Khalil dengan Hebron Ibrahim. Bagaimanapun juga, samasekali tidak mungkin jika nama tempat al-Khalil berarti ’teman’.Kemungkinan besar al-Khalil adalah sebuah bentuk nama tempatSemit yang lebih tua yang telah diarabkan, yaitu hlyl (dari kataIbrani hll, ’melubangi’, bandingkan dengan kata Arab hll, ’men-embus, melubangi, masuk ke dalam’) yang berarti ’gua’. Dengandemikian kota di Palestina tersebut mestinya mengambil namanyadari sebuah gua yang terkenal di sekitar daerah itu (disebut olehpara ahli geografi Arab) yang ditahbiskan oleh tradisi-tradisi yangmendatang sebagai makam keramat Ibrahim. Namun di Asir ki-ta menjumpai dukungan yang lebih jauh bahwasanya Khirban diwilayah Majaridah, di daerah pedalaman Qunfudhah, merupakanibukota pertama Daud karena di sana kita menjumpai sejumlah na-ma tempat yang berhubungan dengannya. Nama-nama itu adalah:Gibeon (gb’wn), kini al-Jib’an (gb’n) dan Helkath-hazzurim (hlqt

Page 160: Mencari Asal Usul Kitab Suci

154 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

h-srym), kini al-Halq (hlq) dan al-Siram (srm’), semuanya terletakdi sekitar daerah yang sama (lihat Samuel II 2:16).

Semua persamaan di atas dengan tepat mendukung pendapat sayabahwa Yerusalem mestinya adalah Al-Sharim yang terletak cukupjauh dari Khirban menuju puncak bukit ke arah timur di keting-gian Nimas, hanya terletak di seberang tebing curam Asir. Dalamhalnya orang-orang Yebusit (h-ybw sy, genitif ybws) yang semulamemegang kota tersebut, kemungkinan besar mereka adalah satudi antara sejumlah suku yang menghuni Arabia Barat kuno (lihatBab 15). Tiga buah tempat di sana, di antara yang lain, jelas terusmemakai nama-nama itu: desa Yabasah (ybsh) di Wadi Adam; lem-bah Wadi Yabs (ybs) atau Yubays (ybs) di sisi maritim wilayahGhamid; dan desa Yabs (ybs) di wilayah Qunfudhah.

Jika saya telah berhasil membawa para pembaca sampai sejauh inidalam masalah perubahan tempat menurut Bibel Ibrani dari Palesti-na ke Arabia Barat, ini sebagian besar karena saya telah dapat men-genali tidak hanya satu tetapi beberapa tempat yang disebutkandalam sebutan-sebutan tertentu dalam Bibel sebagai terletak sal-ing berdekatan di wilayah yang sama dengan tempat yang menurutkeyakinan saya adalah lokasi berlangsungnya sejarah menurut Bibel.Namun mengenai masalah Yerusalem pembaca mungkin akan me-nuntut lebih banyak bukti-bukti yang lebih meyakinkan daripadayang dapat dihasilkan oleh studi toponimik. Maka dari itu, marilahkita memulai dengan pedudukan oleh Daud atas Yerusalem sepertiyang dikisahkan dalam teks Ibrani Samuel II 5:6-10. Sampai ki-ni para ahli Bibel belum puas dengan informasi yang diberikan olehteks tersebut yang mereka anggap terlalu terbatas, mengingat bahwateks tersebut membicarakan suatu kejadian sepenting sejarah bangsaIsrail (contohnya, lihat Kraeling, hal 195-197). Namun kesalahannyabukan terletak pada cara yang secara tradisional dipergunakan gunamembaca dan menafsirkannya. RSV, misalnya, menterjemahkannyasebagai berikut:

Dan raja itu beserta pasukannya pergi ke Yerusalem melawan orang-

Page 161: Mencari Asal Usul Kitab Suci

155

orang Yebusit (’l h-ybwsy), penghuni-penghuni tanah itu, yang berka-ta kepada Daud, ’Engkau tak akan masuk ke dalam, hanya mere-ka yang buta dan pincang saja yang akan mengusirmu’ - sambilberpikir, ’Daud tidak dapat masuk ke dalam’ (l’ tbw’ hnh ’m hsyrkh-’wrym w-h-pshym l-’mr l’ ybw’ dwd hnh). Walaupun demikian,Daud merebut benteng Zion (w-ylkd dwd ’t msdt sywn), yaitu Ko-ta Daud. Dan Daud pun berkata pada hari itu ’Barangsiapa yangakan memukul orang-orang Yebusit, hendaklah ia menaiki terowon-gan air untuk menyerang mereka yang buta dan yang pincang, yangdibenci oleh jiwa Daud’ (w-y’mr dwd b-ywm h-hw’ kl mkh ybwsy w-yg b-snwr w-’t h-pshym w-’t h-’wrym sn’w nps dwd). Maka konon,’mereka yang buta dan yang pincang tidak akan masuk ke dalamrumah’ (’l kn y’mrw ’wr w-psh l’ ybw’ ’l h-byt). Dan Daud punmenempati benteng itu (b-msdh), dan menamakannya Kota Daud.Dan Daud pun mendirikan kota itu (sbyb) secara berputar dari Millomenuju ke dalam (mn hmlw’ w-byth, secara konvensional dibaca mnh-mlw’ w-byth). Dan Daud pun menjadi lebih besar, karena Tuhan,Dewa dari semua tuan rumah berada bersamanya (w-yhwh ’lhy sb’wt’mw).

Berbeda dengan terjemahannya, versi Ibrani yang orisinal tidak menye-butkan bahwa Daud dan pasukannya pergi ke Yerusalem ’melawan’orang-orang yang ada di sana; versi ini hanya mengatakan bahwamereka pergi ’ke’ orang-orang Yebusit (’l h-ybwsy). Ini mungkinmenunjukkan bahwa Daud belum tentu menaklukkan Yerusalem;karena kota tersebut telah ditundukkan oleh orang-orang Israil se-belumnya, pada zaman ’Hakim-hakim’. Pada waktu penjajahan,orang-orang Yebusit yang tinggal di Yerusalem diperbolehkan mene-tap di sana, dan mereka masih tetap berada di tempat itu sewaktukitab Hakim-hakim ditulis, yang terjadi lama sesudah zaman Daud(lihat Hakim-hakim 1:8, 21, 21:25). Maka yang ditaklukkan olehDaud setelah ia pergi ’ke’ (bukan ’melawan’) Yerusalem samasekalibukan Yerusalem. Tempat tersebut merupakan tempat lain, sebuahtempat yang dalam bahasa Ibrani bernama msdt sywn, biasanyaditerjemahkan sebagai ’benteng’ Zion. Kota msdh inilah, dan bukan

Page 162: Mencari Asal Usul Kitab Suci

156 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

Yerusalem, yang namanya diganti menjadi Kota Daud. Kini jelaslahbahwa msdh ini merupakan bagian wilayah kekuasaan Yebusit. Sete-lah ia mendudukinya Daud berkata, ’pada hari ini pendudukan atasorang-orang Yebusit telah dilaksanakan’ (harfiahnya ’pada hari inisemua orang-orang Yebusit kalah’). Ini jelas merupakan arti teksIbrani yang orisinal: w-ylkd dwd ’t msdt sywn w-ymr dwd b-ywmh-hw’kl mkh ybwsy).

Sebenarnya orang-orang Israil sebelum zaman Daud, setelah men-duduki Yerusalem, telah mencoba untuk menundukkan daerah ’Se-latan’ (h-nqb), dan juga ’daerah perbukitan’ (h-hr) dan ’dataranrendah’ (h-splh) milik orang-orang Kanaan (Hakim-hakim 1:9), na-mun tanpa hasil. Dalam teks tersebut samasekali tidak dibahasmengenai penaklukkan atas daerah-daerah ini pada waktu itu. In-ilah sebabnya mengapa Daud, sewaktu ia menduduki msdh, dapatmengumumkan ’pada hari ini pendudukan atas orang-orang Yebusittelah dilaksanakan’. Msdh yang dipermasalahkan ini timbul dalamteks-teks Bibel lainnya sebagai hr sywn (Gunung Zion, atau ’bukit’Zion). Menurut pendapat saya tempat tersebut tidak mungkin kalaubukan punggung bukit wilayah Rijal Alma’, di sebelah barat Abhadan di sebelah selatan Nimas, yang namanya sampai kini masih di-pakai oleh satu di antara sejumlah pedesaannya, yaitu Qa’wat Siyan(’bukit’ syn, dieja pada hakekatnya seperti dalam bentuk Bibelnya).Pada punggung bukit yang sama tersebut kini terdapat dua buahpedesaan, sebuah bernama Samad (smd) dan sebuah lagi bernamaUmm Samdah (’m smdh, ’m yang pertama adalah kata sandangtertentu yang telah disahkan dari dialek Arab setempat). Msdh-nyasywn yang kemudian menjadi Kota Daud kemungkinan besar adalahdesa yang kedua. Pada punggung bukit itu pula terdapat sebuahdesa lagi yang kini bernama al-Hamil (hml). Ini tentunya adalah’Millo’ (hmlw’) dalam teks yang sedang kita bahas ini, dengan katasandang tertentu bahasa Aram yang berakhiran dari nama menu-rut Bibel tempat tersebut diarabkan menjadi kata sandang tertentuyang berawalan, dari bentuk nama yang sama sekarang.

Dalam terjemahan RSV yang disebutkan di atas, ungkapan Ibrani

Page 163: Mencari Asal Usul Kitab Suci

157

w-ybn dwd sbyb mn hmlw’ w-byth diterjemahkan sebagai ’dan Daudpun mendirikan kota itu secara berputar dari Millo menuju ke dalam’.Millo biasanya dimengerti sebagai ’Akropolis’-nya Yerusalem Palesti-na, seperti halnya Zion secara umum dimengerti sebagai ’benteng’Yerusalem yang sama tersebut, ’benteng’ di sini adalah terjemahanstandar msdh. Namun kata Ibrani sbyb sebenarnya berarti ’tem-bok’, bukan ’kota itu secara berputar’. Yang didirikan Daud, sete-lah menduduki apa yang kini merupakan Umm Samdah di punggungbukit Siyan di Rijal Alma’, adalah ’sebuah tembok hmlw”, denganperkataan lain sebuah tembok yang membentang menuju ’ke dalam’(w-byth) dari desa yang kini adalah al-Hamil. Mungkin juga tem-bok itu didirikan ’dari al-Hamil dan byth’, dan byth merupakansebuah tempat lain di dekat al-Hamil yang namanya kini tidak adalagi (bandingkan dengan al-Ba’thah, atau b’th, di wilayah Madinah;al-Batah, atau b’th di Wadi Adam; Bathyah atau btyh di sebelahtimur laut Lith); seraya menantikan bukti-bukti yang lebih jauh,mustahil untuk lebih tepat dari ini. Jelaslah bahwa Daud bermak-sud menjadikan desa Umm Samdah yang kini terletak di punggunggunung Qa’wat Siyan (atau Gunung Zion), sebagai ibukota keduayang merupakan cabang Yerusalem –sebuah kompleks pertahananyang meliputi Umm Samdah dan al-Hamil guna mempertahankankerajaannya dari selatan. Inilah gambaran mengenai tempat terse-but dalam Mazmur 4S:13-14:

Kelilingilah Zion dan edarilah dia, hitunglah menaranya,perhatikanlah temboknya, jalanilah puri-purinya, supayakamu dapat menceritakannya kepada angkatan yang ke-mudian.[1]

Di sini saya perlu menegaskan bahwa berlawanan dengan kesan yangtelah ada, Kitab Bibel Ibrani samasekali tidak mengatakan bahwaZion atau Kota Daud, yang jelas terdapat di sana, merupakan bagiandari Yerusalem.

Disebutkannya Zion secara bersamaan dengan Yerusalem dalam se-jumlah sebutan menurut Bibel (contohnya Mazmur 102:21; 125:1, 2;

Page 164: Mencari Asal Usul Kitab Suci

158 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

135:21; 147:12) tidak berarti menunjukkan jarak ataupun persamaanidentitas geografis antara mereka.

Dari teks-teks Mazmur yang berbeda-beda (misalnya 65:1; 74:2;76:2; 132: 13, 135:21) kita dapat menyimpulkan bahwa Zion atau’Gunung Zion’ di samping terletak pada punggung bukit yang samadengan kota Daud, juga ditetapkan oleh Daud sebagai tempat suci,agaknya untuk menggantikan tempat suci ’Salem’ (slm, lihat Bab12, bukan ’Yerusalem’; lihat Mazmur 76:2). Maka dari itu lokasitempat suci Zion, berbeda dengan kota Daud, mestinya ada padaketinggian desa Qa’wat Siyan kini terdapat.

Akhirnya saya ingin mempertimbangkan sebuah alternatif dari pem-bacaan ’wr dan ’wrym pada Samuel 5:6-10 yang biasanya diartikansebagai ’buta’ dan psh dan pshym sebagai ’pincang’. Menurut ter-jemahan standar Bibel, orang-orang Yebusit mengejek Daud dengansesumbar mengatakan bahwa mereka akan menyerahkan pertahananYerusalem pada mereka yang buta dan yang pincang di antara mere-ka; yang memberi kesan seolah-oleh Yerusalem benar-benar diper-tahankan oleh orang-orang cacat saja. Kemudian Daud memerin-tahkan sebuah penyerangan terhadap mereka melalui terowonganair (b-snwr) dan kita diberitahu lebih jauh bahwa Daud menaruhkebencian terhadap orang-orang buta dan pincang, yang merupakanpenyebab mengapa mereka dilarang masuk ke dalam ’rumah’ (di-anggap berarti tempat pemujaan Yerusalem) –sebuah regulasi yangtidak disahkan dalam teks-teks Bibel Ibrani lainnya. Akal pikiranyang sehat sendiri akan membuat kita ragu terhadap pembacaantersebut, maka tidak mengherankan jika teks Ibrani yang bersangku-tan menceritakan hal ini dengan cara yang lain. ’Wrym dan pshympaling tidak di dalam konteks ini bukanlah orang-orang ’buta’ danorang-orang ’pincang’, melainkan mereka merupakan penghuni-penghunisuku di dua distrik pegunungan di bagian utara wilayah Jizan disebelah selatan Rijal Alma’ –nampaknya mereka adalah suku-sukuyang sama yang gagal ditaklukkan oleh orang-orang Israil setelahpendudukan mereka atas Yerusalem sebelum zaman Daud (lihatdi atas). Selanjutnya di wilayah orang-orang ’wrym, yang ten-

Page 165: Mencari Asal Usul Kitab Suci

159

tunya bernama ’wr, yang kini merupakan punggung bukit Jabal’Awara, (’wr), di sebelah utara Jabal Harub, kini terdapat sebuahdesa yang bernama Sarran (srn, yaitu metatesis dari kata Bibelsnwr) sebuah kata yang dengan salah diartikan sebagai ’terowon-gan air’ oleh para penterjemah. Selanjutnya wilayah orang-orangpshym yang mestinya bernama psh adalah daerah di sekitar desayang kini bernama Suhayf (shyp) di punggung Jabal al-Hashr, disebelah selatan Jabal Harub. Dengan demikian kita harus menaf-sirkan kejadian-kejadian yang berlangsung setelah datangnya Daudke Yerusalem sebagai berikut:

Sewaktu Daud datang ke Yerusalem, orang-orang Yebusitsetempat mengatakan padanya agar ia tidak menetapkandiri di sana sebelum ia menaklukkan suku-suku wilayah’Awra’ dan Suhayf di Rijal Alma’. Yang mereka berikankepadanya adalah sebuah nasihat yang bijaksana, danbentuk orisinalnya, yang tertulis dalam bahasa Ibrani tam-paknya dituliskan dalam bentuk syair: Mereka mengatakanpada Daud, ’Jangan datang ke mari; Jika engkau tidakmengenyahkan orang-orang wrym dan pshym, Daud tidakdiperbolehkan datang ke mari’.[2]

Ini mendorong Daud untuk bergerak ke arah selatan guna melengkapipendudukan atas wilayah Yebusit dengan jalan menduduki tempatyang kini bernama Umm Samdah di punggung Siyan di Rijal Alma’.Dari sana ia terus menuju ke selatan ’dan sampai di Sarran (w-yg’b-snwr) berdampingan dengan pshym dan ’wrym (w-’t h-pshym w-’t h-’wrym)’. Dari kedua suku pengacau ini tampaknya ada sebuahungkapan populer yang bersifat mencela yang mengatakan bahwamereka ’tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah’ (harfiahnya,’wr dan psh tidak akan memasuki rumah’: dalam bahasa Ibraninya’wr w-psh l’ ybw’ ’l h-byt). Menurut teks Ibrani, agaknya merekatidak menyenangi Daud: ’Mereka membenci orang yang bernamaDaud itu (s’nw nps dwd); Oleh sebab itu itu konon (’l kn y’mrw)’wr dan psh tidak diperkenankan masuk rumah’.

Page 166: Mencari Asal Usul Kitab Suci

160 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

Sehubungan dengan itu, teks tersebut juga berbicara mengenai pendiri-an Kota Daud dan pembangunan kubu-kubu pertahanan Kota itudi Gunung Zion tepat setelah menceritakan ekspedisi Daud melawanorang-orang ’wrym dan orang-orang pshym, dengan kata lain melawansuku-suku daerah perbukitan Jabal ’Awra’ dan Suhayf di selatanRijal Alma’. Ini menunjukkan bahwa ekspedisinya ke daerah terse-but merupakan suatu unjuk kekuatan yang tidak langsung berakhirdengan penjajahan atas daerah mereka. Tak disangkal lagi, Daudmendirikan ibukota yang kedua di Rijal Alma’ untuk dirinya sendiriguna membuat waspada suku-suku yang keras kepala dari daer-ah selatan. Kini kekuatan Daud menjadi ’lebih besar’. Tuhannyasb’wt (bukan ’semua tuan rumah’, melainkan sebuah desa yang kinibernama Sabayat atau sbyt di wilayah Nimas, lihat Bab 12) ’be-rada bersamanya’ [w-yhwh (di sini ’berada’ bukan ’Yahweh’ atau’Tuhan’) ... ’mw].

Sehubungan dengan penafsiran ini, kita perlu mencari Yerusalemyang tertera dalam Bibel (Ibraninya yrwslm, diuraikan menjadi yrwslym)[3] di daerah ke arah utara punggung Siyan (Gunung Zion)di Rijal Alma’. Kemungkinan besar Yerusalem ini (berbeda den-gan Yerusalem Palestina, lihat Bab I) merupakan suatu pemukimankira-kira 35 kilometer di utara kota Nimas, di sepanjang puncak pe-gunungan Asir dan di sebelah utara Abha. Bahkan menurut hematsaya Yerusalem adalah sebuah desa yang kini bernama Al Sharim (’lsrym) yang namanya mengalami perubahan kecil ke dalam bahasaArab dari bentuk aslinya, yaitu yrw slym (pengalihan r dan l antarakedua bagian nama gabungan tersebut).[4] Pada ketinggian kira-kira2,500 meter, wilayah Nimas sebagai lokasi yang diperkirakan meru-pakan Yerusalem menurut Bibel, terletak pada posisi yang strate-gis, baik untuk menguasai lerengan di sisi daratan maupun di sisilaut Asir. Lebih lagi, sebuah jalan raya kuno yang terbentang diatas tebing curam sepanjang pembagi air Sarat menghubungkan-nya dengan Abha Khamis Mushait di selatan, dan dengan Ghamid,Zahran serta wilayah-wilayah Taif di utara, dengan kata lain sepa-njang tanah Israil dan Yudah. Sebagai tambahan, daerah ini san-

Page 167: Mencari Asal Usul Kitab Suci

161

gat kaya akan peninggalan-peninggalan arkeologis yang masih perluditeliti. Di tempat ini pada zaman Bibel berdiri kuil-kuil pemujaanyang tak terhitung lagi jumlahnya (lihat Bab 12), di antara mere-ka ada tempat pemujaan yang dikenal sebagai ’Tuhan dari semuatuan rumah’ (Tuhannya Sabayat, lihat di atas). Untuk mencapaiYerusalem tersebut di wilayah Nimas dari ibukota aslinya Hebron diwilayah Majaridah (lihat di atas), Daud tidak perlu berjalan jauhmendaki bukit di sepanjang lembah Wadi Khat. Sebagai sebuahibukota kerajaan yang mencakup sebagian besar Asir, Yerusalemsecara strategis merupakan tempat yang jauh lebih baik daripadaHebron.

Walaupun Daud tampaknya menganggap Yerusalem yang terletakdekat tempat pemujaan Sabaoth yang dimuliakan itu (kini Sabayatlihat di atas) sebagai ibukota yang resmi, mungkin ia lebih banyakmenetap di ibukotanya yang kedua, yaitu Kota Daud, dan benar-benar menjaga perbatasan-perbatasannya di sebelah selatan denganteliti. Ia wafat di tempat tersebut, atau paling tidak di sanalah ia di-makamkan (Raja-raja I 2:10). Putranya dan penggantinya, yaitu Su-laiman, yang nampaknya mendampinginya pada saat ia wafat, tetaptinggal di Kota Daud (dengan perkataan lain Umm Samdah di RijalAlma’) ’sampai ia selesai mendirikan rumahnya sendiri dan rumahTuhan dan tembok-tembok di sekeliling Yerusalem’ (Raja-raja I3:1). Hanya kemudianlah ia pergi untuk memberi pengorbanan-pengorbanan di Gibeon (kini Al Jib’an, atau gb’n di wilayah Ma-jaridah) dan setelah itu dia memasuki Yerusalem (Raja-raja I 3:4,15). Kebetulan saja perjalanan Sulaiman dari Kota Daud menujuYerusalem dengan jalan melewati Gibeon secara geografis masuk diakal. Sebuah jalan yang bertolak dari Rijal Alma’ menuju ke wilayahNimas memang melewati wilayah Majaridah yang kini terdapat desaAl Jib’an.

Lagi pula kisah mengenai kenaikan tahta Sulaiman jelas menan-dakan bahwa Kota Daud dan Yerusalem merupakan dua buah tem-pat yang berbeda yang berjarak agak jauh antara satu dengan lain-nya. Sebenarnya jarak antara Umm Samdah di Rijal Alma’ dan Al

Page 168: Mencari Asal Usul Kitab Suci

162 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

Sharim di wilayah Nimas dengan pesawat terbang adalah 80 atau90 km, dan jarak perjalanan melalui pelbagai jalan pegunungan an-tara kedua kota tersebut sangat lebih-jauh. Berbeda dengan ayah-nya, yaitu Daud, Sulaiman menghiasi dan memperkuat pertahananYerusalem dan membuat kota itu tempat kediamannya. Berkenaandengan kenyataan bahwa Kota Daud dan Yerusalem merupakan duabuah tempat yang berbeda, ’tangga-tangga’ di Yerusalem yang ’tu-run dari Kota Daud’ (h-m’lwt h-ywrdwt m-’yr dwd) tidak bolehmengacaukan masalah ini karena ’tangga-tangga’ tersebut sebenarnyaadalah ’altar-altar’ atau ’mimbar-mimbar’ (m’lwt) yang telah ’di-angkut, dipindahkan’ (ywrdwt) dari Kota Daud ke Yerusalem (Ne-hemia 3:15) kemungkinan pada zaman pemerintahan Sulaiman. Ma-ka dari itu jika kita menganggap bahwa Yerusalem menurut Bibeltersebut bukanlah Yerusalem yang terletak di Palestina tetapi kemu-ngkinan besar adalah desa Al Sharim yang kini terletak di wilayahNimas di Asir atau tempat lain di dekat daerah itu (lihat Catatan 4),maka ini akan memungkinkan kita untuk mengenali dengan kadarkepastian yang berbeda-beda banyak hal-hal yang berhubungan den-gan Yerusalem yang ada dalam teks-teks Bibel. ’Gerbang-gerbang’(dalam bahasa Ibrani, tunggalnya adalah s’r) Yerusalem adalah se-buah contoh dari masalah ini; gerbang-gerbang tersebut dapat dike-nali melalui tempat-tempat yang memberi namanya pada mereka,yang tentunya menunjukkan arah-arah ke mana gerbang-gerbangtersebut dibuka:

1. Gerbang ’Benyamin’ (bn ymn) (Yeremia 37:13; 38:7; Zakaria14:10): di antara beberapa kemungkinan yang ada, mungkinini adalah Dhat Yumn (ymn) di wilayah Ballasmar-Ballahmar.

2. Gerbang ’Sudut’ (h-pnh) (Raja-raja II 14:13, bandingkan den-gan Tawarikh II 15:23; 26:9; Yeremia 31:38; Zakaria 14:10):nampaknya ini adalah al-Nayafah (nyph, dengan kata sandangtertentu Arab) di wilayah Banu ’Amr di Sarat.

3. Gerbang ’Kotoran’ (h-’spt) (Nehemia 2:13; 3:13, 14; 13:1): diantara beberapa kemungkinan yang ada, tempat ini mungkin

Page 169: Mencari Asal Usul Kitab Suci

163

adalah Fatish (pts) di Wadi Adam atau Shatfah (stp) di wilayahTaif.

4. Gerbang ’Timur’ (mzrh, dibaca m-zrh, ’dari tempat kebangk-itan’) (Nehemia 3:29): Al Muhriz (mhrz), satu di antara duabuah pedesaan yang memakai nama ini di wilayah Bani Shahrdan Ballahmar di sebelah barat Nimas.

5. Gerbang ’Ephraim’ (’prym) (Raja-raja II 14:13, bandingkandengan Tawarikh II 25:23; Nehemia 8:16; 12:39): Wafrayn(wpryn, seperti ’prym dalam bentuk ganda) di wilayah BaniShahr.

6. Gerbang ’Ikan’ (h-dgym) (Tawarikh II 33:14; Nehemia 3:3; Ze-fanya 1:10): diantara beberapa kemungkinan yang ada, kemu-ngkinan besar Al Qadim (qdm) di sisi barat Wadi Bishah tepatdi sebelah timur Sarat.

7. Gerbang ’Air Mancur’ (h-’yn) (Nehemia 2:14; 3:15; 12:37): ref-erensi ini mungkin adalah kepada mata air setempat di sana;atau pada desa yang kini adalah al-’Ayn (’yn, dengan kata san-dang tertentu) di Sarat, di wilayah Ballasmar yang merupakandesa terdekat dengan Nimas yang memakai nama ini.

8. Gerbang ’Kuda’ (h-swsym) (Nehemia 3:26; Yeremia 31:40):referensi ini mungkin adalah pada desa al-Susiyyah (bentukjamak Arab sws) kini di wilayah Zahran; lebih cocok dengan al-Masus (mss, metatesis dari swsym, juga dengan kata sandangtertentu) di Rijal Alma’.

9. Gerbang ’Inspeksi’ (h-mpqd) (Nehemia 3:31): kemungkinanbesar adalah pelabuhan al-Qunfudhah (qnpd, dengan kata san-dang tertentu) yang kini merupakan pelabuhan terdekat diwilayah Nimas dan sekitarnya, yang namanya agaknya meru-pakan bentuk h-mpqd yang telah diubah ke dalam bahasaArab.

10. Gerbang ’Tengah’ (h-twk) (Yeremia 39:3): al-Tuq (tq, dengan

Page 170: Mencari Asal Usul Kitab Suci

164 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

kata sandang tertentu) di Rijal Alma’.

11. Gerbang ’Yeshanah’ (h-ysnh) (Nehemia 3:6; 12:39): Yasinah(ysnh) di daerah pedalaman Qunfudhah, di sebelah barat wilayahNimas.

12. Gerbang ’Penjara’ atau ’Penjaga’ (h-mtrh) (Nehemia 3:1, 32;12:39): nampaknya Matir (mtr) di wilayah Muhayil.

13. Gerbang ’Biri-biri’ (h-swn) (Nehemia 3:1, 32; 12:39): Al Za-yyan (zyn, secara fonologis sama dengan swn) di wilayah Bal-lahmar.

14. Gerbang ’Benyamin Atas’ (bn ymn h-’lywn) (Yeremia 20:2):tak diragukan lagi adalah Al Yamani (ymn) di wilayah Balqran,di sebelah utara Nimas yang dikenali sehubungan dengan ’Alyan(’lyn) yang terletak di dekatnya.

15. Gerbang ’Lembah’ (h-qy’) (Tawarikh II 26:9; Nehemia 2:13,15; 3:13): di antara beberapa kemungkinan yang ada, kemu-ngkinan besar al-Jiyah (gy, dengan kata sandang tertentu) diwilayah Nimas; kecuali kalau itu adalah al-Jaww (gy, dengankata sandang tertentu), di wilayah Ballasmar di sebelah Ni-mas.

16. Gerbang ’Air’ (h-mym) (Ezra 8:1; Nehemia 3:26; 8:1, 3, 16;12:37): ada kemungkinan kalau itu merupakan al-Mumiyah(mmy, dengan kata sandang tertentu) di wilayah Bahr, di kakibukit Rijal Alma’; mungkin juga al-Mayayn (myyn, ganda darikata Arab my, ’Air’) di wilayah Madinah di sepanjang jalan be-sar kafilah utama Arabia Barat yang menuju ke Suria; kecualikalau referensinya sebenarnya adalah pada sebuah ’perairan’lokal.

17. Gerbang ’di belakang para penjaga akan menjaga tempat ini’(’hr h-rsym w-smrm ’t msmrt h-byt msh, Raja-raja II 11:6):kalau diterjemahkan dengan lebih tepat sebagai hr-nya h-rsymdan smrtm di sebelah menara penjagaan byt msh, akan diper-

Page 171: Mencari Asal Usul Kitab Suci

165

oleh suatu referensi mengenai empat buah tempat. Merekaadalah sebagai berikut, yang semuanya terletak di pedalamanQunfudhah: Yuhur (yhr); Sarum (srm, metatesis dari rsym);Samarah ’mereka’ (smrt, m yang terakhir dalam smrtm yangtertera dalam Bibel adalah kata ganti kepunyaan orang ketigajamak); dan Hillat Maswa (’pemukiman’, dan karena itu adakata Ibrani byt, atau ’rumah’, msw, bandingkan dengan katadalam Bibel msh).

18. Gerbang ’di belakang dua tembok’ (byn h-hmtym, Raja-rajaII 25:4, bandingkan dengan Yeremia 39:4; 52:7): referensinyaadalah pada ’wilayah’ (terbukti sebagai arti kuno kata Arabbyn, disuarakan btn) Al Hamatan (hmtn), di dataran tinggiZahran (seperti kata Ibrani hmtym, tunggalnya adalah hmt,bentuk dari nama itu yang telah diarabkan adalah dalam ben-tuk ganda).[5]

19. Gerbang ’Shallecheth’ (slkt, Tawarikh I 26:16): Shaqlah (sqlt’di pedalaman Qunfudhah.

20. Gerbang ’Sur’ (h-yswr, Raja-raja II 11:6; Tawarikh II 23:5):Al Yasir (’l ysr) di wilayah Tanumah, di sebelah selatan Nimasmenuju Abha.

21. Gerbang ’Yosua gubernur kota’ (yhws’ sr h-’yr, Raja-raja II23:8): di sini kini desa Shu’ah (sw’) di wilayah Bahr tam-paknya dikenali sehubungan dengan pedesaan al-Sirr (sr) danal-Ghar (gr, secara fonologis sama dengan ’yr) di Rijal Alma’di dekatnya (baca ’Shu’ah dari Sirr ’al-Ghar’).

22. Gerbang ’Pecahan barang tanah’ (h-hsrwt, Yeremia 19:2): al-Kharizat (hrzt, metatesis dari hsrwt, juga dalam bentuk fem-inin jamak) di daerah sekitar Hali di wilayah Qunfudhah.

23. Gerbang baru Yahweh’ (s’r yhwh h-hds, Yeremia 26:10) atau’gerbang baru rumah Yahweh’ (s’r byt yhwh h-hds, Yeremia36:10): referensinya tampaknya adalah kepada sebuah tempatpemujaan Yahweh kuno di desa al-Hadithah (hdt dengan kata

Page 172: Mencari Asal Usul Kitab Suci

166 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

sandang tertentu yang merupakan terjemahan bahasa Arabdari kata Ibrani h-hds, ’baru’), kini di wilayah Qunfudhah.

24. ’Gerbang atas rumah Yahweh, (s’r byt yhwh h-’lwyn, TawarikhII 27:3, terjemahan yang lebih baik adalah ’gerbang rumahYahweh h-’lwyn’): tempat pemujaan yang dibicarakan adalahAl ’Alyan (’l ’lyn, ’Tuhan’-nya ’lyn) di wilayah Nimas (lihatBab 12).

25. Gerbang ’Lama’ (s’r h-r’swn, Zakaria 14:10): kemungkinan be-sar adalah Rawshan (rwsn) di Wadi Bishah; kemungkinannyakecil kalau itu adalah Rishan (rsn) atau Rusan (rsn) di wilayahTaif.[6]

Kita dapat meneruskan lebih jauh lagi mengenali banyak tempatyang namanya tertera dalam Bibel Ibrani sehubungan dengan Yerusalem(bagian-bagian tembok, menara-menara, sejumlah mata air, ladang-ladang, bangunan-bangunan atau tempat-tempat pemakaman) berke-naan dengan nama-nama lokasi yang masih terdapat di sana yangsebagian terletak dekat Al Sharim di wilayah Nimas di Asir. Na-mun saya tidak ingin mengganggu para pembaca dengan tambahan-tambahan yang nampaknya adalah informasi yang berlebihan dantak bermanfaat. Dengan demikian, hanya ada sebuah tempat yangtidak dapat saya tempatkan melalui namanya, dan tempat tersebutadalah ’Gunung Zaitun’ (hr h-zytym) yang terletak di sebelah timurYerusalem (Zakaria 14:4, yang merupakan tafsiran tradisionalnya).Sebaliknya, ada dua buah tempat lain yang namanya diasosiasikandalam teks Bibel dengan Yerusalem yang letaknya tidak di sekitaribukota itu, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa teks-teks terse-but yang menyebutkan mereka pun tidak mengatakan bahwa merekaterletak di sekitar kota:

1. Lembah Hinnom atau lembah ’anak’ Hinnom (gy’bn hnm). Ji-ka membaca nama itu sebagai h-nm, dengan h yang pertamasebagai kata sandang tertentu, dan nama ’lembah’ (dalam ba-hasa Ibrani gy’) ini pun dapat dikenali sebagai al-Namah (nm,dengan kata sandang tertentu Arab), di wilayah Ballahmar

Page 173: Mencari Asal Usul Kitab Suci

167

antara wilayah Bani Shahr dan Rijal Alma’. Tepat di sini-lah teks Yosua 15:8 menempatkan tempat tersebut; ’di pun-cak sebelah selatan Yebusit (yaitu Yerusalem)’ (RSV). Menu-rut Raja-raja II 23:10, di lembah ini ada sebuah tempat yangbernama Topheth (htpt, dibaca dengan salah menjadi h-tpt).Kini tempat tersebut tidak lain adalah desa al-Hatafah (htpt),di sekitar daerah yang sama (bandingkan dengan Simons, alin-ea 36).

2. Kali kecil Kidron (nhl qdrwn): ini tentunya adalah lembahBani al-Asha’ib di lerengan maritim wilayah Zahran yang sam-pai kini masih berdiri sebuah desa yang bernama Qidran (qdrn).Dalam Raja-raja II 23:4, 6, ungkapan dalam bahasa Ibraniyang berbunyi m-hws l-yrwslym b-sdmwt qdrwn, dan m-hwsl-yrwslym ’l nhl qdrwn, secara tradisional diterjemahkan men-jadi ’di luar Yerusalem di ladang-ladang Kidron’, dan ’di lu-ar Yerusalem sampai pada kali kecil Qidran’. Namun di si-ni hws adalah nama sebuah tempat yang kini merupakan de-sa Hawwaz (hwz) di lembah yang sama, di wilayah Zahranletak Qidran dapat dijumpai. Jika dipertimbangkan kembaliberkenaan dengan ini, kutipan Ibrani dari Raja-raja II 23yang tertera di atas akan berbunyi: ’dari Hawwaz sampai keYerusalem, di ladang-ladang Qidran’, dan ’dari Hawwaz sam-pai ke Yerusalem, sampai ke kali kecil Qidran’. Terjemahanyang dipertimbangkan kembali ini cocok dengan konteksnya:atas perintah Raja Yosiah, semua jimat-jimat yang musyrik,tidak hanya Yerusalem, tetapi dari seluruh daerah Hawwazdan Yerusalem dikumpulkan dan dibawa ke ladang-ladang diQidran, atau ke kali kecil Qidran, di sana semua itu dibakar(untuk pengenalan tradisional atas Kidron di luar YerusalemPalestina, lihat Simons, alinea 139).

Suatu hari arkeologi akan dapat memperkuat pengenalan yang dike-mukakan bahwa Yerusalem menurut Bibel adalah desa Al Sharimyang kini terletak di dataran tinggi Nimas. Namun yang jelas adalahbahwa Kota Daud yang kini adalah Umm Samdah di Rijal Al-

Page 174: Mencari Asal Usul Kitab Suci

168 BAB 10. YERUSALEM DAN KOTA DAUD

ma’ bukanlah Yerusalem yang kita sangka tetapi sebuah tempatlain samasekali. Seperti yang telah saya katakan tadi, Kota Dauddidirikan sebagai sebuah kota-kubu guna menjaga perbatasan sela-tan kerajaan Daud. Di samping sebuah benteng pegunungan, AlSharim, yaitu Yerusalem-nya Daud menduduki posisi di tengah an-tara Wadi Adam dan wilayah Taif di utara, dan Rijal Alma’ di se-latan, karena wilayah kekuasaan kerajaan tersebut membentang diantara kedua daerah ini. Maka dari itu kota tersebut sangat cocoksebagai ibukota Daud. Harus pula dicatat bahwa lokasi kota itu disepanjang jalan raya pegunungan utama di sebelah timur tebing cu-ram Asir di beberapa tempat menghubungkannya dengan jalur-jalurpedalaman kafilah, baik yang menuju ke timur maupun yang menu-ju ke jalur pesisir di sebelah barat. Jalan raya ini kini masih adasebagai saluran perhubungan utama wilayah itu. Setelah ia mene-tapkan dirinya di ’Yerusalem’ tersebut, Daud tidak hanya berkuasaatas Yudah saja namun juga atas ’Seluruh Israil’ (Samuel II 5:5 ,seperti halnya anaknya, Sulaiman, sesudahnya.

Page 175: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 11

Israil dan Samaria

Kalau Yudah atau yhwdh, benar-benar adalah tanah yang mengan-dung jurang-jurang di sepanjang sisi maritim Hijaz selatan dan Asir,maka Israil (ysr’l) tentu mulanya adalah tanah di dataran yang lebihtinggi pada daerah yang sama. Sudah banyak yang ditulis orangmengenai etimologi ysr’l, atau ’Israil’ namun hasilnya lebih banyakmembingungkan daripada menjelaskan. Gagasan dalam Kejadian32:28 bahwa kata itu berarti ’dia bergumul melawan Tuhan’, atau’Tuhan berjuang’ (ysrh ’l), adalah etimologi rakyat yang khas. Bah-wa nama itu merupakan kependekan ysrh ’l sudah jelas; tetapi disini ysrh bukanlah bentuk imperfek srh dalam pengertian bahasaIbrani ’bergumul, berkelahi’ yang telah disahkan, tetapi merupakankata benda kuno dari kata kerja yang sama dalam pengertian kataArab srw atau sry (disuarakan sara), ’tinggi, ditinggikan, diletakkantinggi-tinggi,. Maka nama itu, yang berarti ’ketinggian Tuhan’,berhubungan langsung dengan Sarat (bentuk jamak gabungan srwatau sry, disuarakan saru atau sari, (’ketinggian gunung’), yang sam-pai kini masih bertahan sebagai nama daratan tinggi Arabia Barat,terutama di tempat yang kini adalah Asir (lihat Bab 3).

169

Page 176: Mencari Asal Usul Kitab Suci

170 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

Sebagai ungkapan yang berarti ’ketinggian Tuhan’, nama ysr’l atau’Israil’, mestinya merupakan nama geografis sebelum kata tersebutmenjadi nama sebuah bangsa, dan akhirnya menjadi nama sebuahkerajaan Arabia Barat yang berbeda dengan kerajaan dengan namayang sama di Yudah.[1] Sebenarnya ysrh ’l yang sebagian besar adadalam pelbagai varian dari bentuk ’l ysrh yang terbalik, ’dewa ket-inggian’, masih bertahan sebagai nama tempat, tidak hanya di Asirtetapi di pelbagai tempat di Hijaz. Inilah daftarnya:

1. Al-Yasr (l-ysr) di distrik Muhayil.

2. Al-Yasra (’l-ysr) di wilayah Nimas.

3. Al-Yasra (juga l-ysr) di wilayah Taif.

4. Yasrah (ysrh) di daerah sekitar Abha.

5. Al Yasir (’l ysr) di daerah sekitar Tanumah.

6. Al-Yasirah (’l-ysrh) di wilayah Madinah (al-Madinah) sebagainama dua buah pedesaan.

7. Yasir (ysr) di wilayah Mekah.

8. Al Yasir (’l ysr) di wilayah Qunfudhah.

9. Al Sirah (’lsrh, mempertahankan bentuk Ibrani dari asal katanya)di wilayah Abha.

10. Al-Saryah (’l-sry) di Khamis Mushait, di sebelah timur Abha

11. Abu Saryah (’b sry) di wilayah Taif.

12. Al-Sari (’l-sry), lokasinya belum dipastikan/ditentukan.

Nama-nama yang lain yang berasal dari srw sebagai bentuk sry, da-pat ditambahkan pada daftar di atas dalam pengertian yang hampirsama persis dengan kata Ibrani ysr’l (dengan ’l-nya yang berakhiran)dapat diwakili oleh Suraywil (srywyl tampaknya sebuah pengubahandari sry ’l), nama sebuah desa Arab di Najd (Nagd) yang pernahmenjadi bagian wilayah Yamamah.[2]

Page 177: Mencari Asal Usul Kitab Suci

171

’Bani Israil’ menurut Bibel (bny ysr’l) mestinya pada mulanya meru-pakan sebuah konfederasi suku-suku di dataran tinggi Arabia Barat.Konon, suku-suku ini berjumlah duabelas buah: Reuben (r’bwn),Simeon (sm’wn), Levi (lwy), Yudah (yhwdh), Gad (gd), Asher (’sr),Issachar (ysskr), Zebulun (zblwn, pada hakekatnya adalah zbl), Dan(dn), Naphtali (nptly), Yosef (ywsp) dan Benyamin (bn ymyn, padahakekatnya ymyn). Dua nama di antaranya terdapat dalam ben-tuk Arab yang dapat dikenali, menandakan dua buah suku Ara-bia Barat kuno yang bernama Lu’ayy (l’y, bandingkan dengan lwy,atau Levi) dan Yashkur (yskr, bandingkan dengan ysskr, atau Is-sachar). Sepuluh suku lainnya masih dapat dikenali sebagai nama-nama suku Arabia bagian selatan yang sampai kini masih bertahan.Mereka adalah: Rawabin (rwbn, atau Reuben); Sama’inah (sm’n,atau Simeon);[3] Wahadin (tunggalnya adalah Wahadi, atau whd,yaitu Yudah); Zabbalah atau Zubalah (keduanya zbl, yaitu Zebu-lun); Duwaniyah, Danaywi atau Dandan (ketiganya pada hakekat-nya dn, yaitu Dan); Falatin (pltn, yaitu Naphtali); Judan (tung-galnya Judi), Judah, Judi atau Jadi (keempatnya gd, yaitu Gad);Dhawi Shari (orang-orang Shari, atau sr; yaitu Asher); Banu Yusuf(ysp, yaitu Yusuf); Yamna, Yamanah atau Yamani (ketiganya ymn,yaitu Benyamin).

Selain itu, di antara keduabelas suku Israil tersebut suku Yusuf(Yoseph) konon mempunyai dua cabang: (Ephraim (’prym) danManasseh (mnsh). Anehnya kini suku Arabia Barat Banu Yusufsebenarnya bernama ’dua cabang (ranting)’ (bahasa Arabnya al-Far’ayn). Nama kesukuan Ephraim bertahan di Arabia Barat se-bagai Firan (prn) dan Manasseh sebagai Mansi (mns). Bukti ono-mastik yang lebih mendetil berkenaan dengan asal mula keduabelassuku itu di Arabia Barat disajikan pada lampiran.

Bibel Ibrani mengatakan bahwa keduabelas suku ini akhirnya mene-tap di Yudah, di sisi maritim Asir geografis, dan pada akhir abad ke-sebelas dan permulaan abad kesepuluh S.M., mereka telah mendirikansebuah kerajaan di daerah itu. Situasi politik dan ekonomi padawaktu itu sangat mendukung timbulnya kerajaan semacam itu di

Page 178: Mencari Asal Usul Kitab Suci

172 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

Arabia Barat. Setelah sekitar tahun 1200 terjadilah sebuah penu-runan pada jumlah pendudukan kerajaan di Arabia dari arah Mesopotamia,Suria utara dan Mesir, yang menyebabkan timbulnya negara-negarabagian di jazirah Arabia itu. Suatu waktu antara tahun 1300 dan100 S.M., terjadilah pula suatu peningkatan yang drastis atas perda-gangan dengan kafilah di Arabia, yang tampak dengan adanya ge-jala diperkenalkannya secara besar-besaran unta untuk menggantikeledai sebagai binatang beban. Tetapi kerajaan ’seluruh Israil’ (li-hat Bab 9) tidak sanggup mempertahankan persatuan poliliknyauntuk lebih lama lagi. Sampai pada akhir abad ke sepuluh S.M.,wilayah kekuasaannya telah berada di bawah pimpinan sederetanraja-raja saingan: yaitu raja-raja ’Yudah’, dengan ibukota merekadi Al Sharim (yang dianggap sebagai lokasi ’Yerusalem’ menurutBibel), dan raja-raja (Israil). Usaha-usaha baru untuk mempere-butkan kekuasaan atas Arabia Barat, pertama kali oleh Mesir, ke-mudian oleh Mesopotamia, sudah pasti mengambil peranan pentingdalam menimbulkan dan mengabadikan perpecahan ini (lihat Bab1).

Ahli-ahli Bibel yang berpikir dalam konteks Palestina, secara tradi-sional mengatakan bahwa mereka kerajaan-kerajaan yang bersain-gan yaitu ’Yudah’ dan ’Israil’, masing-masing terletak di selatandan utara, dan yang terakhir diperkirakan berpusat di sekitar kotaNablus di Palestina. Sebenarnya, seperti yang akan kita lihat nanti,di Arabia Barat pusat kekuatan ’Israil’ memang terletak di sebe-lah utara ’Judah’. Akan tetapi wilayah-wilayah mereka bukanlahwilayah-wilayah yang mempunyai batas-batas yang jelas di antarakeduanya. Melainkan mereka terpisah melalui suatu perbedaan poli-tik dalam wilayah yang sama, berdasarkan kesetiaan-kesetiaan yangbersaingan yang diperdalam oleh perpecahan keagamaan. Raja-raja’Yudah’ dan ’Israil’, tampaknya menguasai kota-kota dan pedesaanpada wilayah-wilayah yang sama, terkadang letaknya saling berdekatan.Di wilayah-wilayah tengah Yudah, yaitu di daerah pedalaman Qun-fudhah sudah jelas begini keadaannya. Lebih jauh ke utara di wilayahLith dan Taif begitu pula keadaannya (lihat di bawah).

Page 179: Mencari Asal Usul Kitab Suci

173

Orang pertama yang menetapkan dirinya sebagai raja ’Israil’ setelahwafatnya Sulaiman, adalah ’Yeroboam putra Nebat’ yang digam-barkan sebagai seorang ’prty mn h-srdh, yang secara tradisional dianggap berarti ’seorang Ephraim dari Zaredah’ (Raja-raja I 11:26).Begitu pula Daud, pendiri dinasti itu, yang terus menguasai ’Yu-dah’, juga digambarkan sebagai putra seorang ’prty dari ’Bethle-hem’. Bahwasanya ’prty itu bukan berarti ’orang Ephraim’ itu su-dah jelas; seorang ’Ephraim’ dalam bahasa Ibraninya adalah ’prymy,dari kata ’prym (bentuk ganda ’pr), kini Wafrayn (wpryn, bentukganda wpr) di Bani Shahr. Sebenarnya ’prth (yang bentuk gen-itifnya adalah ’prty) kini masih bertahan sebagai nama desa Firt(prt), di Wadi Adam, di wilayah Lith. Bethlehem, seperti yangtelah dikatakan, adalah sebuah desa lain di Wadi Adam itu pu-la, yang kini adalah Umm Lahm (dihubungkan dengan ’prth, jugadalam Mikha 5:2; Rut 1:2; 4:11). ’Zaredah’, kota asal Yeroboam didaerah sekitar Firt, kini adalah al-Sadrah (sdrh, dengan kata san-dang tertentu seperti dalam bahasa Ibraninya), juga di wilayah Lith.Pertengkaran antara Yeroboam dan keluarga kerajaan Daud tidakdiragukan lagi berasal dari kecemburuan yang telah lama ada antarakeluarga-keluarga kepala Firt di Wadi Adam yang bersaingan, yangkemudian dilakukan dalam skala politik yang lebih besar.

Yeroboam memulai karir politiknya dengan bertugas di bawah Salo-mo dan kemudian memberontak sebelum dipaksa lari ke Mesir, tem-pat ia mencari perlindungan di bawah Raja Sheshonk I (lihat Bab11). Setelah wafatnya Sulaiman, ia kembali ke Yudah untuk menan-tang pengganti Sulaiman, yaitu Rehoboam, anaknya dan menetap-kan diri sebagai saingan raja ’Israil’ (lihat Raja-raja I 11:26; 12:30).Setelah mengangkat dirinya sebagai raja, Yeroboam mendirikan Schechem(skm) di daerah perbukitan Ephraim (’prym) dan menetap di sana(Raja-raja I 12:25). Mengingat bahwa ’Ephraim’ menurut Bibel,seperti yang telah dibahas tadi kini adalah Wafrayn, di distrik BaniShahr pedalaman Qunfudhah, kota ’sechem’ yang ia dirikan dan di-jadikan ibukota (Sechem-sechem menurut Bibel) mungkin kini adalahkota Suqamah (sqm), di Wadi Suqamah (sqm), di Wadi Suqamah

Page 180: Mencari Asal Usul Kitab Suci

174 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

di barat daya lerengan wilayah Zahran dan tidak jauh di utara dariBani Shahr. Tetapi kemungkinan besar ’Shechem’ itu adalah al-Qasim (qsm) di pedalaman Qunfudhah.

Tidak lama setelah itu, Yeroboam kemudian ’memperkuat’ kota’Penuel’ (pnw’l) seperti yang digambarkan dalam Raja-raja I 12:25,dan kemungkinan besar adalah al-Naflah (npl) di wilayah Taif, ataumungkin al-Nawf (’l-nwp) yang namanya kini diberikan pada sebuahhutan yang terletak di punggung bukit di dataran tinggi Zahran.Untuk mencegah pengikut-pengikutnya pergi beribadah ke ’Yerusalem’,maka ia mendirikan tempat-tempat suci yang baru di ’Bethel’ dandi ’Dan’ (Raja-raja I 12:29f). ’Bethel’ hampir dapat dipastikan tem-pat yang sekarang dikenal sebagai Butaylah (btyl) di dataran tinggiZahran (lihat di bawah). ’Dan’ tidak diragukan lagi kini adalahDanadinah di dataran rendah maritim wilayah Zahran yang ben-tuk Arab dari namanya adalah jamak dny genitif dn (lihat Bab14).

Walaupun ibukotanya terletak di ’Shechem’, tampaknya Yeroboamterkadang menetap di ’Tirzah’ (Raja-raja I 14:7) yang terletak diatas bukit sebuah tempat yang bernama ’Gibbethon’ (Raja-raja I16:15f). ’Gibbethon’ (gbtwn) mestinya adalah salah satu di antarapedesaan yang terletak di tempat yang kini adalah pegunungan al-Naqabat (nqbt), di dataran tinggi Ghamid. Pada ketinggian yanglebih jauh lagi ke arah utara, ada sebuah dusun kecil yang bernamaal-Zir (zr) yang mungkin dahulunya adalah Tirzah. Daerah disanasangat kaya akan peninggalan-peninggalan sejarah/arkeologi. Raja-raja ’Israil’ yang menggantikan Yeroboam, mendirikan ibukota-ibukotabagi mereka sendiri pertama kali di ’Tirzah’, yang kemudian ’Yezreel’(’Esdraelon’ dalam bahasa Septuaginta Yunani), kemudian di ’Samaria’(Raja-raja I 15:33f; 18:45f; 20:43f) –yang terakhir, ’Samaria’ meru-pakan sebuah kota yang didirikan oleh mereka sendiri di sebuahbukit dekat ’Yizreel’ (kalau diuraikan menjadi yzr’ ’l, ’semoga Tuhanmenaburkan’, atau ’pentaburan Tuhan’) kini mestinya adalah Al al-Zar’i (’l zr’) di daerah rendah di Wadi al-Ghayl, tidak jauh di sebelahtimur tenggara Qunfudhah. Maka ’Padang Esdraelon’ yang terke-

Page 181: Mencari Asal Usul Kitab Suci

175

nal itu, yang jelas bukan daerah rendah yang memisahkan Palesti-na dari Galilee di Suria, tidak mungkin kalau bukan merupakannama kuno Wadi al-Ghayl. ’Shemer’ (smr), pemilik asli bukit dimana ’Samaria’ (Ibraninya Shomeron, atau smrwn), didirikan, ke-mungkinan besar bukanlah nama seseorang melainkan sebuah sukuyang namanya hidup terus di Arabia bagian selatan sebagai Shimran(tepatnya smrn). Kini wilayah Shimran meliputi pedalaman Qun-fudhah dan membentang menyeberangi tebing curam dan pembagiperairan sampai pada Wadi Bishah. ’Samaria’ dahulunya sudah da-pat dipastikan adalah desa yang kini bernama Shimran di daerahpedalaman Qunfudhah, agak jauh di atas bukit dari Al al-Zar’i,atau ’Yizreel’. Dan kenyataannya memang Shimran kini denganjelas terletak di sebuah bukit.

Kita tidak perlu mengamati semua nama tempat-tempat menurutBibel itu yang disebut sebagai kepunyaan Raja-raja ’Israil’. Untukmenggambarkan bagaimana raja-raja ini dan para saingan mere-ka dari ’Yudah’ menguasai kota-kota dan pedesaan di wilayah yangsama, kiranya cukup kalau menunjukkan saja bagaimana kebanyakannama-nama kota yang konon diperkuat Rehoboam guna memperta-hankan kerajaan ’Yudah’nya, bertahan di daerah pedalaman Qun-fudhah sampai ke utara, yang terdapat pusat-pusat utama raja-raja’Israil’ itu (lihat Tawarikh 11:6-9).

Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut:

1. ’Bethlehem’, telah dikenali sebagai Umm Lahm di Wadi Adam,wilayah Lith (lihat di atas).

2. ’Etam’ (’ytm), sangat mungkin Ghutmah (gtm) di wilayahLith. Tetapi ada beberapa ’Etam’ lainnya sebagai kemungki-nan di Asir geografis.

3. ’Tekoa’ (tqw’, bentuk kata benda kuno qw’): Waq’ah (wq’t) diWadi Adam; Yaq’ah (yq’t) atau Qa’wah (q’wt) di Rijal Alma’.

4. ’Beth-zur’ (byt swr, ’rumah’ atau ’kuil’ swr): sangat mungkinAl Zuhayr (’l zhyr)-nya Rijal Alma’, atau Al Zuhayr-nya wilayah

Page 182: Mencari Asal Usul Kitab Suci

176 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

Ballasmar; mungkin juga al-Sar (sr) atau al-Sur (sr) di wilayahLith; al-Sur atau al-Sura (keduanya sr) di wilayah Qunfudhah;atau al-Surah (juga sr) di sekitar daerah Bahr.

5. ’Soco’ (swkw): Sikah (sk), di wilayah Taif. Kemungkinan-kemungkinan lain adalah Saq (sq), Shaqah (sq) dan Suqah(sq), di wilayah Lith, yang terakhir terletak di Wadi Adam;juga Shaqah dan Shaqiyah (sqy), di wilayah Jizan.

6. ’Adullam’ (’dlm): Da’alimah (d’lm), di wilayah Taif.

7. ’Gath’ (gt): al-Ghat (gt), di wilayah Jizan.

8. ’Mareshah’ (mrsh): Mashar (msr), di wilayah Bani Shahr;Masharah (msrh) di Rijal Alma’; atau Mashar satu lagi dipedalaman Qunfudhah, tidak jauh dari Shimran.

9. ’Ziph’ (zpy): sangat mungkin Sifa (syp), di wilayah Qunfud-hah; kemungkinan adalah Siyafah (juga syp), di wilayah Ni-mas.

10. ’Adoraim’ (’dwrym, secara tradisional disuarakan sebagai gan-da dari ’dwr): al-Darayn (dryn bentuk ganda Arab dr), namatiga buah pedesaan di wilayah Taif, dan nama sebuah desa didataran tinggi Zahran.

11. ’Lachish’ (lkys): Jelas bukan Tall al-Duwayr Palestina (lihatBab 5). Asosiasi tempat ini dengan gb’wn, mqdh, hbrwn, dan’glwn (’Gibeon’, ’Makkedah’, ’Hebron’, dan ’Eglon’, dalamYosua 10 adalah passim), yang kini adalah Al Jib’an (gb’n),Maqdi (mqd), Khirban (hrbn) dan ’Ajlan (’gln), di pedalamanQunfudhah (keempatnya adalah penyalinan huruf Ibrani kedalam huruf abjad Latin yang tepat), menunjuk dengan jelaspada Al Qayas (’l qys) di daerah yang sanma.

12. ’Azekah’ (’zqh): ’Azkah (’zqh), di wilayah Qunfudhah.

13. ’Zorah’ (sr’h): di antara beberapa alternatif, paling besar ke-mungkinannya adalah Zar’ah (zr’h), di lerengan maritim wilayah

Page 183: Mencari Asal Usul Kitab Suci

177

Zahran.

14. ’Aijalon’ (’ylwn): Alyan (’lyn), di wilayah Lith, atau Ayla(’yl), di wilayah Qunfudhah.

15. ’Hebron’ (hbrwn): Khirban (hrbn), di wilayah Majaridah (li-hat Bab 9 dan 13).

Jelas, kerajaan-kerajaan ’Israil’ dan ’Yudah’ meliputi sampai tingkattertentu sebuah wilayah kekuasaan. Mereka juga terdiri dari satubangsa, terpisah karena kesetiaan mereka yang berbeda terhadapraja-raja keluarga kerajaan Daud di Al Sharim (atau ’Yerusalem’)dan serangkaian dinasti yang bersaingan yang terdapat di daerah-daerah lain yang kadang-kadang terletak dekat Al Sharim, ketikapemimpin-pemimpin mereka menentang legitimasi keluarga kera-jaan Daud dengan menyebut diri mereka raja-raja ’Israil’. Seiringdengan perpecahan politik ini, seperti yang telah dikatakan, tam-paknya terdapat perpecahan keagamaan yang mengadu ortodoksi’Yudah’, yang bertahan sebagai agama Yahudi, dan heterodoksiagama ’Israil’ yang diabadikan oleh sektarianisme kaum ’Samari-tan’.

Di antara kaum Yahudi ’Yudah’, kultus pemujaan atas Tuhan Yah-weh dikembangkan menjadi sebuah agama dunia yang canggih olehserangkaian nabi (nby’ym). Namun, kekuasaan keagamaan nabi-nabi ini umumnya ditentang oleh raja-raja ’Israil’ dan para pengikut-nya, yang gambarannya terhadap agama Israil tampaknya tetapberpandangan kesukuan. Oleh karena itu mereka kabarnya selalubersedia untuk menerima kedewaan beberapa dewa suku-suku danbangsa-bangsa lain yang hidup bersama-sama mereka. Bagaimanaheterodoksi kaum ’Israil’ dapat berkembang menjadi ’Samaritanisme’di Yaman yang mendatang bukanlah masalah yang akan dibahas disini. Cukup dikatakan bahwa orang-orang Samaritan, sebagai su-atu sekte, terus menyebut diri mereka bn ysr’l, ’orang-orang (bani)Israil’ atau h-smrym (disuarakan Shomerim). Ini biasanya diang-gap berarti (orang-orang smr), referensinya di sini adalah kepadawilayah kesukuan Arabia Barat kuno (yang kini masih ada), yaitu

Page 184: Mencari Asal Usul Kitab Suci

178 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

Shimran. Di antara kaum Yahudi ortodoks, mereka dikenal sebagaih-smrwnym (disuarakan Shomeronim), ’mereka dari Shomeron’ atau’Samaria’, yang pernah menjadi ibukota raja-raja ’Israil’ yang kiniada sebagai desa Shimran di Arabia Barat.

Sewaktu agama Yahudi menyebar dari Arabia Barat ke Palestinadan tempat-tempat lain, agama tersebut baik dalam bentuk ortodoksmaupun bentuk Samaritannya. Di Palestina, kaum Samaritan mendirikanbagi mereka sebuah ’Samaria’ yang baru di daerah yang kini berna-ma Sabastiyah (Sabastiyah, dalam bahasa klasiknya Sebaste) dekatNablus sekarang; di sana mereka mengakui dua buah bukit di daer-ah itu sebagai Gunung Gerizim (grzym) menurut Bibel dan GunungEbal (’ybl), yang mereka anggap suci. Dari teks-teks Bibel yangmembicarakan kedua bukit ini kita mendapat kesan bahwa keduabukit itu saling berdekatan.

Gunung Gerizim dan Gunung Ebal dibicarakan di dalam Yosua 8:33fsetelah kisah pendudukan orang-orang Israil atas yryhw dan h-’y(’Yericho’ yang kini adalah Rakhyah, di Wadi Adam (lihat Bab 7);dan ’Ai’ yang kini adalah ’Uya’ (’y), di dataran tinggi antara wilayahZahran dan wilayah Taif, bukan al-Ghayy di Rijal Alma’ (lihat Bab7 dan 13). By’t ’l atau ’Bethel’, yang dengan h’y dalam pertalian iniadalah Butaylah (bytl) di dataran tinggi Zahran dan bukan Batilahyang ada di Rijal Alma’. Butaylah ini menguasai salah satu penye-berangan utama tebing curam (atau yrdn) di daerah itu. MenurutUlangan 11:30, Gunung Gerizim dan Gunung Ebal terletak ’di lu-ar yrdn, di sebelah barat jalan (kini jalan raya Taif-Abha), menu-ju terbenamnya matahari’. Turun bukit dari Butaylah di lerenganBarat wilayah Zahran, berdiri punggung bukit kembar Jabal Shada.Punggung yang tertinggi, ke arah utara, mestinya adalah Geriz-im menurut Bibel, yang namanya masih dipakai oleh desa Suqranyang terletak tinggi pada lerengannya (sqrn adalah metatesis darigrzym, yang telah mengalami perubahan, dengan akhiran jamakIbrani yang telah diarabkan di dalam bentuk masa kini nama itu).Punggung bukit yang lebih rendah, ke arah selatan, mestinya adalahEbal –sebuah nama yang sebenarnya tidak diketemukan di sana,

Page 185: Mencari Asal Usul Kitab Suci

179

akan tetapi yang hidup terus di sekitar daerah Zahran seperti hal-nya Wadi ’Ilyab (’lyb); juga pedesaan ’Abalah (’bl), ’Abla (’bl) dan’Ablah (’bl), dan desa dan punggung bukit berpasir Bil’ala’ (bl’l), dimana di sana terdapat pula sebuah desa yang bernama La’ba’ (l’b).Punggung bukit berpasir Bil’ala’ (bl’l) tidak mungkin Gunung Ebalmenurut Bibel, karena ia terletak lebih ke arah timur daripada kearah barat dari tebing curam dan jalan itu.

Menurut Ulangan 11:29, Gunung Gerizim adalah gunung yang diberkahioleh orang-orang Israil, dan Gunung Ebal adalah gunung yang diku-tuk oleh mereka. Sebenarnya punggung bukit utara Jabal Shadalebat ditumbuhi pepohonan dan secara tradisional biasanya dibuatbertingkat-tingkat agar dapat ditanami, sedangkan punggung buk-it selatannya gersang. Hakim-hakim 9:7 menghubungkan GunungGerizim dengan Shechem (skm). Kini adalah desa Suqamah (sqm),di Wadi Suqamah yang mengalir di kaki sebelah timur punggungutara Jabal Shada. Pada punggung bukit yang sama ini (lihat Bab7, Catatan 5) kita dapat menjumpai ’sebuah altar yang terbuat daribatu-batu yang masih utuh, yang belum pernah tersentuh perkakasbesi manusia’ (Yosua 9:31; bandingkan dengan Ulangan 27:2-8).Altar-altar yang seperti ini juga ditemukan di bagian-bagian lainwilayah Zahran, dan paling tidak ada satu di antaranya yang ter-dapat inskripsi yang belum terpecahkan (bandingkan dengan Yosua8:32). Orang-orang Asir dan Yaman secara tradisional telah men-ganggap altar yang terletak di punggung bukit Shada Utara (denganperkataan lain, punggung bukit Gerizim menurut Bibel) sebagai al-tar pemujaan yang mempunyai kesucian tersendiri. Dahulu merekapergi ke sana untuk suatu ziarah khusus dan sengaja tidak berhentidi desa-desa yang ada di sepanjang perjalanan. Akan tetapi padaabad ini kebiasaan tersebut telah berkurang. Apa pun sebenarnyakedua bukit suci kaum Samaritan Palestina dari Nablus tersebut,mereka jelas bukanlah Gunung Gerizim dan Gunung Ebal yang sebe-narnya.

Page 186: Mencari Asal Usul Kitab Suci

180 BAB 11. ISRAIL DAN SAMARIA

Page 187: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 12

Rencana PerjalananEkspedisi Sheshonk

Begitu pentingnya Bibel Ibrani bagi manusia modern sampai-sampaiseluruh Timur Dekat telah diselidiki guna membuktikan kebenaransejarahnya. Akan tetapi seperti yang telah saya kemukakan, penaf-siran tradisional yang salah mengenai geografi menurut Bibel, telahmenimbulkan salah pengertian atas sejarah geografi Timur Dekatkuno pada umumnya. Sebuah contoh yang layak dari kebingun-gan yang timbul akibat kesalahan dalam penempatan yang kritisini, diberikan oleh sebuah analisa atas catatan-catatan Mesir yangtelah banyak diteliti berkenaan dengan ekspedisi Raja SheshonkI.[1]

Sheshonk I ialah seorang raja Mesir dari dinasti ke-22 yang berkuasadari sekitar tahun 945 sampai tahun 924 S.M., dan memimpin se-buah kampanye militer melawan kota-kota Yudah yang disebutkansecara singkat dalam Raja-raja I 14:25-26; Tawarikh II 12:2-9. Sam-pai sejauh ini daftar nama-nama tempat yang telah ia taklukkan

181

Page 188: Mencari Asal Usul Kitab Suci

182BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

atau kunjungi telah dipelajari dengan berdasarkan anggapan bah-wa mereka adalah kota-kota Palestina (lihat Peta 9). Secara sepin-tas lalu ini bukanlah suatu hal yang tidak masuk di akal, karenaSheshonk, seperti halnya para penguasa Mesir kuno lainnya tentunyabanyak berurusan dengan Palestina dan Suria. Sebuah pecahan darisebuah stela (pilar tegak yang biasanya berinskripsi dan bergambar)Mesir yang ditemukan di pesisir Palestina memuat namanya, atauapa yang dianggap para ahli adalah namanya, tetapi bukti sepertiini tidak harus berarti bahwa ia benar-benar berada di sana padawaktu ekspedisinya melawan Yudah, yang tercatat ini, dilakukan.Inskripsi-inskripsi Mesir kuno dan barang-barang hasil kecerdasanmanusia yang memuat nama raja-raja Mesir kuno telah ditemukandi pelbagai daerah di Timur Dekat, namun hanya beberapa ahli sajayang memandang bahwa dengan adanya barang-barang tersebut disana mutlak menunjukkan bahwa raja-raja itu pernah sekali waktumelewati sekitar daerah barang-barang tersebut ditemukan.

Terus-terang saja, pendapat saya adalah bahwa pada ekspedisinyamelawan Yudah, Sheshonk tidak pergi ke Palestina. Bertolak un-tuk ekspedisinya dari satu pelabuhan laut Mesir di sepanjang pan-tai Laut Merah, Sheshonk mendarat di suatu tempat di sepanjangpantai Hijaz, nampaknya di dekat Lith. Tujuannya di sana agaknyaadalah untuk melakukan suatu unjuk kekuatan militer besar-besaranguna mengingatkan raja-raja Yudah dan para penguasa Arabia Baratlainnya bahwasanya wilayah mereka masih terletak dalam jangkauankerajaan Mesir yang kuat itu. Setelah mendapat tempat berpijakdi pedalaman Lith, Fir’aun Mesir ini meneruskan perjalanannya kearah selatan menuju ke pusat Yudah, mungkin dengan melalui jalanpesisir atau dengan mengambil jalan lain lebih jauh di pedalamanyang menyusuri barisan perbukitan pertama. Dalam perjalanannyamenuju tempat itu sekali-kali melakukan serangan-serangan tiba-tiba ke wilayah pegunungan dan sekali waktu ia berhasil menem-bus tebing curam Sarat sampai sejauh Al Sharim yang menuruthemat saya mungkin adalah lokasi ’Yerusalem’-nya Bibel Ibrani.Mungkin tergejolak dengan keberhasilannya di daerah tersebut, ia

Page 189: Mencari Asal Usul Kitab Suci

183

memberanikan diri untuk bergerak lebih jauh ke selatan memasu-ki wilayah Jizan, yang operasi-operasi militernya tampaknya agakterbatas, mungkin disebabkan oleh perlawanan berat yang ia da-patkan dari suku-suku pegunungan di wilayah itu. Dari tempatitu Sheshonk kembali ke daerah sekitar Lith, dan ia menundukkantidak saja pelbagai tempat di sisi maritim tebing curam, tetapi jugabanyak tempat lain di wilayah Taif, dan terus melakukan penaklukan-penaklukannya ke arah pedalaman sampai batas padang pasir.

Begitulah kira-kira dugaan saya, berdasarkan penafsiran kembali ek-spedisi Sheshonk seperti yang tertera dalam Kitab Bibel Ibrani dandalam catatan topografis Sheshonk sendiri. Tak perlu saya katakanlagi bahwa rencana perjalanan ekspedisi yang telah saya selidikitersebut tidak cocok dengan apa yang telah dikemukakan oleh paraahli Bibel tradisional, yang menurut hemat saya telah melakukansuatu tipu daya yang membingungkan dalam upaya mereka untukmemaksakan suatu logika atas kisah Sheshonk guna menempatkan-nya di dalam kawasan perbatasan Palestina. Namun versi mere-ka tidak dapat ditanggapi secara bersungguh-sungguh karena versitersebut berdasarkan pada dugaan yang aneh, yaitu bahwa ahli-ahlipenulis Mesir yang bertanggung jawab dalam merekam kisah-kisahtersebut tidak tahu bagaimana cara menterjemahkan nama-namatempat dalam kisah-kisah tersebut ke dalam bahasa dan tulisanmereka. Mengingat bahwa bahasa Mesir kuno masih berhubungandekat dengan bahasa-bahasa Semit lainnya, ini nampaknya tidakmungkin terjadi. Kalaupun kita menerima hipotesa yang begitumeragukan, yaitu menempatkan nama-nama semua tempat yangada dalam daftar-daftar Sheshonk di Palestina, ini hanya dapat di-lakukan dengan sikap acuh tak acuh samasekali terhadap teks-teksMesir yang orisinal. Maka dari itu tidaklah mengherankan jika adaperselisihan pendapat di antara para ahli Bibel mengenai apa yangsebenarnya terjadi dalam ekspedisi Sheshonk. Namun kalau kitamembaca kisah ini sambil memikirkan tetapi geografi Arabia Barat,banyak –atau bahwa mungkin semua– kesulitan yang ada dapatterpecahkan, sehingga apa yang tertinggal hanyalah rencana per-

Page 190: Mencari Asal Usul Kitab Suci

184BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

jalanan yang jelas ekspedisi raja Mesir tersebut. Saya menegaskankalau daftar-daftar topografi Mesir lainnya dan juga daftar-daftartopografi Mesopotamia yang seperti ini diteliti dengan cara yangsama, maka hasilnya akan mengejutkan (lihat, contohnya, komen-tar saya mengenai Charchemish dan Karkara dalam Bab 1, Catatan11, dan mengenai penaklukan-penaklukan Sargon II dan Surat-suratAmarna, dalam Bab 5).

Memang benar bahwa kisah-kisah menurut Bibel mengenai ekspedisiSheshonk (dalam Bibel swsq atau sysq, ’Shishak’) melawan Yudahtidak diceritakan secara mendalam. Yang terpanjang di antara ked-uanya –yaitu dalam Tawarikh II 12:2-9– hanya mengabarkan bahwaraja Mesir itu datang dengan sebuah pasukan yang besar, ’mendudu-ki kota-kota kubu Yudah dan maju sampai sejauh Yerusalem’, tan-pa merampasnya. Raja ’Yudah’, yaitu Rehoboam, putra Sulaiman,tampaknya berhasil menyuap para penjajah itu dengan ’harta karundari Rumah Tuhan (dengan kata lain ’kuil’) dan harta karun darirumah raja’. Mungkin inilah sebabnya mengapa ’Yerusalem’ tidakterdapat di antara nama-nama yang dapat terbaca di dalam daftar-daftar Sheshonk. Mungkin juga, tentunya, nama kota tersebut adadalam bagian-bagian yang telah hilang dari daftar tersebut, atauyang ada dalam bentuk pecahan-pecahan yang tak dapat terbacadan diuraikan.

Seperti yang telah saya katakan, Sheshonk mestinya menyeberangiLaut Merah dan mendarat di pantai Hijaz bagian selatan di dekatLith. Dari sana ia meneruskan perjalanannya mendaki bukit danmenaklukkan enam tempat di pedalaman Lith (nomor 10-15 dalamdaftar besar Sheshonk di kuil Amon di Karnak), empat di antaranyamasih dapat terbaca. Tempat-tempat ini adalah, seperti yang diberinomor pada daftar topografi Sheshonk yang orisinal:

10. mtt’: Muti’ (mt’) di Wadi Adam, atau al-Mat’ah (mt’) di Wadial-Ja’izah lebih jauh di selatan.

13. rbt: Ribat (rbt) di dataran rendah Zahran, atau Ribat yanglain, lebih jauh di selatan di Wadi al-Shaqqah.

Page 191: Mencari Asal Usul Kitab Suci

185

14. t’kni’,[2] Taanach dalam Bibel, atau t’nk; kini Ka’nah (k’nt) didataran rendah Zahran.[3]

15. snmi:[4] al-Mashniyyah (msny) di dataran tinggi Zahran.

Dalam serangan pertamanya menuju ke pedalaman, Sheshonk tam-paknya berhasil menaklukkan sebuah tempat di Wadi Ranyah, yanghulunya terdapat di wilayah Zahran:

16. snri’:[5] Sharyaniyyah (sryny):

Ia kemudian kembali ke pedalaman Lith tempat ia merampas sebuahtempat lagi:

17. rhbi’: Wadi Rahabah (rhb), suatu kelompok pedesaan di dataranrendah Zahran; atau Ruhbah (rhb) di Wadi Adam.

Kemudian Sheshonk melanjutkan perjalanannya ke arah selatan menu-ju ke daerah-daerah tengah Yudah, di pedalaman Qunfudhah danBirk. Ia dapat saja mengambil jalan pantai atau jalan yang ter-letak lebih jauh di pedalaman yang menyusuri barisan bukit perta-ma. Dalam perjalanannya menuju tempat itu ia berhenti di berba-gai tempat untuk melakukan serangan-serangan ke dalam wilayah-wilayah pegunungan (lihat Bab 10). Di antara ketujuhbelas tempatyang ia serang nama-nama limabelas tempat dapat dikenali dengantingkat kepastian yang berbeda:

18. hprmi’ (diuraikan sebagai hpr mi’): Hafar (hpr), dikenali se-hubungan dengan Muwayh (mwy) yang terletak di dekatnya di sek-itar daerah Qunfudhah guna membedakannya dari Hfar yang lainyang terletak di daerah yang sama dan di daerah-daerah yang lain.[6]Hafar kini adalah desa di distrik administratif Muwayh.

19. idrm, juga dibaca ’drm: al-Marda (mrd’) di wilayah Majari-dah.

21. swd: al Dish (dys) di pedalaman Hali.

22. mhnm: jelas sebuah metatesis kota dalam Bibel ’Mahanaim’(mhnym) yang kini mestinya adalah Umm Manahi (jamak Arab dari

Page 192: Mencari Asal Usul Kitab Suci

186BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

mnh, metatesis mhn yang bentuk jamak Ibraninya adalah mhny) diwilayah Qunfudhah.[7]

23. qb’n: Al Jub’an (gb’n), dalam Bibel adalah ’Gibeon’ (gb’wn) diwilayah Majaridah.

24. bt h(w)rn: al-Rawhan (rwhn), dalam Bibel adalah ’Beth-horon(byt hwrwn) di wilayah Qunfudhah; kecuali kalau yang terakhir ituadalah Khayran (hyrn) di Wadi Adam.

25. qdtm: mungkin makdah (mkdt) di wilayah Bahr.

26. iyrn: al-Rawn (rwn) di pedalaman Hali.[8]

27. mkdi’: Maqdi (mqd) di wilayah Qunfudhah, satu di antaratiga ’Meggido’ (mgdw) yang tertera di dalam Bibel, yang dua lain-nya adalah Maghdah (mgd) di wilayah Taif (lihat Catatan 3), danShu’ayb Maqdah (’lembah mqd) di Wadi Adam.

28. idr: Wadhrah (wdr) di wilayah Bahr.

29. id hmrk (diuraikan sebagai h-mrk): id dalam nama ini (Ibraninyaadalah yd) adalah padanan kata dari kata Arab wadi (wd) atau ’lem-bah’; h-mrk, dengan kata sandang tertentu Arab) di wilayah Qun-fudhah. Desa al-Marakah sebenarnya terletak di salah satu wadiatau lembah utama daerah tersebut.

31. hinm, juga dibaca h’y’nm: Hawman (hwmn) di wilayah Qun-fudhah; Al-Hawman di wilayah Ballasmar; atau Hawman di wilayahMuhayil.

32. ’rn: ’Arin (’rn), ’Eran’ (’rn) yang tertera dalam Bibel di wilayahQunfudhah; kecuali kalau yang terakhir ini adalah Al Ghurran (grn)wilayah Bani Shahr.

33. brn, juga dibaca brm: Barmah (brm) di wilayah Qunfudhah; ke-cuali kalau itu adalah Burran (brn) di dataran rendah Zahran.

34. dt ptr, juga dibaca d dptr:[9] mungkin al-Fatrah (’l-ptr) di RijalAlma’, atau al-Dafrah (’l-dprt) di wilayah Bahr; kecuali kalau refer-

Page 193: Mencari Asal Usul Kitab Suci

187

ensinya adalah kepada al-Dafrah yang lain di distrik Faifa di wilayahJizan (lihat di bawah).

Mestinya pada tahap ini, dari kampanye militernya, Sheshonk menye-berangi tebing curam dan menggempur Al Sharim, dengan kata lainkota yang dianggap Yerusalem di wilayah Nimas, tanpa memasu-ki kota itu. Tetapi setibanya ia di dt ptr atau d dptr, Sheshonktelah jalan menuju ke arah selatan untuk melakukan penyerangan-penyerangan yang cepat di pedalaman Jizan atau mungkin ia telahberada di sana pada waktu itu (lihat no. 34). Keempat tempat yangmestinya ditaklukkannya di daerah tersebut adalah yang berikutini:

35. ihm: Wahm (whm) di distrik Masarihah.

36. bt’rm: ’Umar (’mr), nama lengkapnya Qaryat ’Umar Maqbul(harfiahnya berarti ’desa ’Umar yang kepadanya doa, atau ziarahditujukan’, yang menjelaskan makna kata bt, atau ’kuil’ pada namayang tertera dalam daftar Sheshonk) di distrik Madaya.

37. kgri: Gharqah (grq) di distrik Abu ’Arish; tampaknya meru-pakan tempat asal orang-orang ’Arki’ (’rqy, genitif ’rq atau ’rqh)dalam Kejadian 10:17, yang sampai kini dianggap sebagai ’Arqa diLibanon bagian utara, di pedalaman Tripoli.

38. sik: Kus (kws) di distrik Masarihah atau Kis (kys) di distrik’Aridah.

Sepulangnya dari wilayah Jizan, Sheshonk singgah di bt tpw(h)(’Beth-Tappuah’ atau dalam Bibelnya byt tpwh, Yosua 15:33), ki-ni al-Fatih (pth) di wilayah Bahr. Dari sana ia langsung kem-bali menuju pedalaman Lith dan melakukan penaklukan-penaklukanbaru di sana (terutama di Wadi Adam), ia kemudian melanjutkanserangan-serangannya, kali ini menyeberangi daerah rendah Buqranguna menaklukkan tempat-tempat di wilayah Taif. Di antara tempat-tempat baru yang ia jajah di Wadi Adam adalah yang sebagai berikut:

40. ibri’: Wabir (wbr).

Page 194: Mencari Asal Usul Kitab Suci

188BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

55. p’ktt: Qatit (qtt).[10]

56. idmi’: Wadmah (wdm).

58. (m)qdr: Maqdhar (mqdr).

67. inmr: Namirah (nmr); kecuali kalau itu adalah Namirah lain,atau Namir (nmr) di luar Wadi Adam, tetapi dekat dengan pedala-man Lith.

69. ftisi’: Fatish (pts).

74. (h)bri: Khabirah (hbr).

78. ’dit: Adyah (’dyt).

112 dan 119. irhm: al-Rahm (rhm), nampaknya dua kali diserang.

113. ir (i’): Waryah (wryh), ’Yorah’-nya Bibel (ywrh, lihat Bab8).

Di luar Wadi Adam tampaknya Sheshonk berhasil menduduki Yarar(’l yrr) di wilayah Banu ’Amr di Sarat. Nama ini ditulis dalamdaftar (no. 70) sebagai irhrr atau ’r hrr (diuraikan sebagai h-rr), ’rbahasa Mesir mewakili ’l bahasa Semit (Arabnya Al), karena orang-orang Mesir kuno menulis l sebagai r (dan terkadang sebagai n). Didaerah pedalaman Lith yang lebih luas tempat-tempat berikut inijuga diserang:

45. bt dbi: Umm Zabyah (’m zby).

54. (q)dst: Kadisah (kdst).

57. dmrm (diuraikan sebagai d mrm): Al Maryam (’l mrym, dalamBibel adalah ’Merom’, atau mrwm Yosua 11:5, 7).

59. yrdi’: Yaridah (yrd).

89. hq(q) (diuraikan sebagai h-qq): al-Quqa’ (qq, dengan kata san-dang tertentu Arab).

Page 195: Mencari Asal Usul Kitab Suci

189

Di seberang daerah rendah Buqran Sheshonk melakukan penyerangan-penyerangan terhadap 14 buah tempat di wilayah Taif, yang na-manya tertulis dalam daftar besar Sheshonk:

60. p’ ’mq: lembah Wadi ’Amq (’mq).

72. ibrm: Barmah (brm), sebuah desa di dekat Wadi Turabah dangurun basal Harrat al Buqum.

76. wrkyt: al-Wiraq (wr’q, bentuk jamak Arab dari wrq; band-ingkan dengan wrkyt sebagai bentuk jamak feminin dari wrk).

80. dpki’ (diuraikan sebagai d pki’), juga dibaca dpk (d pk): AlFaqih (’l pqh) kecuali kalau itu adalah al-Faqih (’l pqh) di WadiAdam.

86. tsdn(w): Shadanah (sdnt), kecuali kalau itu adalah Dashnah(dsnt) di pedalaman Lith.

91. wht wrki’: Wahat (wht), dikenali sehubungan dengan Dar al-Arakah (’rk) yang terlelak di dekatnya, disebut dalam kesusastraanArab sebagai terletak di wilayah Taif guna membedakannya dariWahat di wilayah Ballasmar di Asir.

93. ysht: Shuhut (sht), nama dari sebuah wadi kecil di wilayahTaif.

95 dan 99. hnmi, dan hnni: bukan satu tempat, tetapi dua tempatyang berlainan, Al Human (hmn) dan Hananah (hnn).

107. hqrm: al-Mihraq (mhrq), satu di antara dua pedesaan yangmemakai nama ini di sekitar daerah yang sama.

108 dan 110. ’rdi’: ’Aradah (’rd).

111. nbt: Nabah (nb, dengan akhiran feminin nbt).[11]

118. (p’?) byy’: Buwa’ (bw’).

150. irdn: al-Darayn (dryn; bukan ’Yordan’, lihat Bab 7): satu diantara tiga buah pedesaan dengan nama ini; kecuali kalau itu adalah

Page 196: Mencari Asal Usul Kitab Suci

190BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

al-Darayn di dataran tinggi Zahran lebih jauh ke arah selatan.

Kita dapat saja mengenali tempat-tempat lain yang diserang olehSheshonk di Asir utara dan Hijaz selatan, tetapi saya kira masalah-nya sudah jelas: kampanye militernya dilakukannya di Arabia Baratdan bukan di Palestina. Tepatnya, tampaknya penjajah dari Mesiritu mendesak ke arah pedalaman dalam penyerangan-penyerangannyasampai sejauh gurun basal Harrat al-Buqum, dan ia menyerang oaseBarmah (lihat no. 72), dan juga ibr (no. 122) yang kini merupakanoase Wabr (wbr). Ia tampaknya juga melanjutkan perjalanannyake arah selatan menyeberangi hulu Wadi Ranyah (srnri’, no. 104,diuraikan sebagai srnri’: Al Siyar (syr), di dataran tinggi Ghamiddan di sini terdapat sumber air Wadi Ranyah (rny) untuk menjajahWadi Bishah. Di sini rupanya dalam dua peristiwa yang berbedaia menggempur irqd (no. 97) yang kini mungkin adalah Al Qirad(qrd); idmn (no. 98 dan 128) mungkin adalah Wadi Adamah (’dm);dan inn (no. 140) yang kini adalah Wanan (wnn).

Dalam kata pendahuluan daftar besarnya di Karnak, Sheshonk men-gatakan bahwa ia telah menaklukkan ’bala tentara Mitanni’ –mungkinkini desa Mathani (mtny), atau lebih mungkin lagi daerah sekitarWadi Mathan (mtn) di wilayah Taif di mana ia merampas begitubanyak pedesaan, seperti yang telah saya katakan. Jelas Mitan-ni yang dibicarakan ini bukanlah sebuah kerajaan di Mesopotamiautara; misalkan Mitanni adalah sebuah kerajaan di Mesopotamiautara maka akan melibatkan suatu anakronisme yang menyolok.[12]Dalam daftar Sheshonk yang lebih pendek di kuil Amon di El Hi-beh, nhrn (no.4) jelas bukanlah ’Mesopotamia’, seperti yang sam-pai kini diduga, melainkan kini adalah desa Naharin (nhrn), dekatdengan Wadi Mathan atau desa Mathani di wilayah Taif. Tak di-ragukan lagi tempat ini mestinya adalah ’Naharaim’ dalam KitabBibel (nhrym) (Kejadian 24:10; Ulangan 23:5; Hakim-hakim 3:8;Mazmur 60:2; Tawarikh I 19:6) yang kemudian oleh Septuaginta(diikuti oleh kesarjanaan Bibel) dikenali sebagai ’Mesopotamia, (li-hat Bab 1). Demikian juga, iss(wr) dalam daftar yang sama (no.9) bukanlah ’Assyria’ tetapi di antara pelbagai kemungkinan, yang

Page 197: Mencari Asal Usul Kitab Suci

191

masuk akal adalah Yasir (ysr) di daerah Mekah, dekat pelabuhanlaut Rabigh.

Menghiraukan ketidaktentuan semacam itu, yang tampaknya jelasadalah bahwa tidak hanya sejarah menurut Bibel saja yang harusdinilai kembali, tetapi juga sejarah kuno seluruh wilayah TimurDekat. Daftar-daftar nama tempat dalam Kitab Perjanjian LamaIbrani yang sepertinya menarik itu, saya yakin akan sangat berman-faut bagi suatu generasi ahli-ahli yang, jika mereka dapat membuanggagasan tradisional bahwa nama-nama tersebut terdapat di Palesti-na, mungkin dapat menjelaskan sebagian besar dari sejarah kunoyang sampai kini masih diselimuti ketidakpastian.

Page 198: Mencari Asal Usul Kitab Suci

192BAB 12. RENCANA PERJALANAN EKSPEDISI SHESHONK

Page 199: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 13

Melchizedek:Petunjuk-PetunjukPada SebuahPanteon

Dengan adanya referensi yang tegas mengenai seorang pendeta rajayang bernama Melchizedek (Melkisedek) dalam versi Inggris stan-dar Kitab Perjanjian Lama, maka agaknya tidak senonoh jika sese-orang menanyakan apa benar ia pernah hidup. Namun kalau me-mang benar-benar ada orang tersebut, Kitab Bibel Ibrani samasekalitidak mengatakan apa-apa mengenai dirinya. Memang benar, su-atu susunan dari konsonan-konsonan yang terbaca sebagai mlky sdqtertera dalam dua buah teks Bibel (Kejadian 14:18 dan Mazmur110:4) dan telah diterjemahkan sebagai ’Rajaku adalah kebenaran’.Akan tetapi dalam keduanya nampaknya tidak mungkin mlky sdqadalah nama seseorang. Dalam Kejadian 14:18 mlky sdq tampaknya

193

Page 200: Mencari Asal Usul Kitab Suci

194BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

merupakan istilah ungkapan. Dalam Mazmur 110:4 mlky sdq sudahhampir dapat dipastikan sebagai suatu referensi terhadap ’raja-raja’(mlkym, dengan m yang terakhir merupakan jamak yang dibuangdalam struktur genitifnya) suatu tempat tertentu.

Marilah kita pertimbangkan seluruh teks Kejadian 14:18. Dalambentuk konsonan, ia terbaca sebagai berikut: w-mlky sdq slm hwsy’lhm w-yyn w-hw khn l-’l ’lywn. Secara tradisional ini diberi vokal se-hingga menghasilkan pengertian yang berikut ini: ’dan Melchizedekraja Salem (slm) mengeluarkan roti dan anggur dan ia adalah pen-deta El ’Elyon atau (”Tuhan Maha Tinggi”, RSV)’. Namun dalamkonteksnya mlk dalam kata mlky tidak mungkin merupakan sebuahkata Ibrani untuk ’raja’ guna membuat mlky sdq sebuah nama per-orangan yang berarti ’Rajaku adalah Kebenaran’. Lebih mungkinkalau kata itu merupakan bentuk jamak mlk sebagai bentuk singkatmlwk yang berarti ’sesuap’ –suatu partisip sebuah kata kerja yangdiakui dalam bahasa Arab (tetapi dalam bahasa Ibrani tidak) se-bagai ’lk, ’kunyah’. Kamus-kamus Arab menyebutkan ’lwk sdq (di-ucapkan aluk sidq, secara harfiah berarti ’sesuap sajian’) sebagaisebuah ungkapan pelembutan untuk ’makanan’, terutama makananyang disuguhkan kepada seorang tamu. Maka pengertian yang sebe-narnya Kejadian 14:18 tampaknya adalah: ’dan raja Salem mengelu-arkan makanan (secara harfiahnya, ’beberapa suap sajian’), roti dananggur dan ia adalah pendeta El ’Elyon’. Sintaksis aneh teks Ibraniyang asli dalam halnya Kejadian 14 secara menyeluruh memberi ke-san bahwa ini tertulis dalam bentuk sajak sebagai kisah epik men-genai prestasi militer gemilang Abram orang Ibrani (lihat Bab 13).Kata demi kata, ungkapan ini kalau diterjemahkan akan berbunyi:’dan makanan oleh raja Salem dikeluarkan, roti dan anggur; dan iaadalah pendetanya El ’Elyon’.

Dalam konteks kisah yang diceritakan dalam Kejadian 14 raja Salemmenghormati ’Abram orang Ibrani’ yang sedang dalam perjalanan-nya kembali dari sebuah tugas militer yang berbahaya dengan mem-bawa keberhasilan, membawa barang-barang rampasan yang banyak.Setelah mengeluarkan ’roti dan anggur’-nya, raja Salem mempersi-

Page 201: Mencari Asal Usul Kitab Suci

195

lakan Abram makan; berkenaan dengan idiom, ia ’memberinya se-potong makanan’ (w-ytn lw m’sr mkl, Kejadian 14:20). Ini semakinmenjelaskan bahwa mlky sdq dalam Kejadian 14:18, seperti hal-nya mkl (Arabnya m’kl, disuarakan ma’kal) dalam Kejadian 14:20berkenaan dengan makanan dan bukanlah sebuah nama perorangan,’Melchizedek’. Menurut tradisi, ungkapan m’sr mkl dibaca sebagaim’sr mkl, yang berarti ’sepersepuluh dari semuanya’, karena m’srdapat berarti ’sepersepuluh’ dan ’sepersepuluh bagian’ dan juga ’se-bagian’. Lebih lagi, pokok kalimat w-ytn lw, ’dan ia memberinya’,secara tradisional dianggap sebagai Abram dan bukan raja Salem,meskipun raja Salem adalah pokok kalimat dua kalimat sebelum-nya. Maka dari itu secara menyeluruh ayat itu telah dimengertibukan bahwa raja Salem mengundang makan Abram, tetapi bahwaAbram memberinya sepersepuluh barang-barang rampasannya yangia bawa –sebuah anggapan palsu dari pembenaran atas ecclesiasticaltithing (pemberian sepersepuluh penghasilan seseorang kepada gere-ja), mengingat bahwa raja Salem juga merupakan pendeta ’TuhanMaha Tinggi’. Di sini menurut pendapat saya menunjukkan betapatidak tepatnya pembacaan terhadap Bibel Ibrani yang telah diper-lakukan sampai kini.

Kembali pada teks konsonan Mazmur 110:4, kita menjumpai yangberikut ini: ’th khn l-’wlm ’l dbrty mlky sdq, secara tradisionaldiberi vokal sehingga dapat diterjemahkan menjadi: ’engkau adalahpendeta untuk selamanya dari golongan Melchizedek’, orang yangdibicarakan mestinya adalah raja Daud. Namun pertimbangkanlahyang berikut ini:

1. Kata Ibrani l-’wlm tentu dapat berarti ’selamanya’, tetapi dap-at juga berarti ’kepada ’Olam’ –dewa atau tempat pemujaan,atau sebuah julukan bagi Yahweh, yaitu Tuhan Israil (lihatdi bawah), yang berarti ’abadi’ atau ’kekal’. Mengingat bah-wa tak ada manusia yang dapat menjadi pendeta atau apapun untuk selamanya, maka penafsiran yang kedua dari kataIbrani l-’wlm dilihat dalam hubungannya dengan kalimatnyalebih masuk di akal.

Page 202: Mencari Asal Usul Kitab Suci

196BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

2. Kata Ibrani dbrty tidak mungkin berarti ’golongan’ karena ka-ta ini bukanlah sebuah kata dalam bentuk tunggal. Kata inihanya mungkin merupakan bentuk ganda kata dbrh (dbrtym,berbeda dengan bentuk feminin jamaknya, yaitu dbrwt) den-gan m yang terakhir dalam akhiran ganda ditanggalkan dalamstruktur genitifnya dbrty(m) mlky(m) sdq. Kata Ibrani dbrhadalah kata benda feminin yang merupakan kata benda lisan(verbal noun) dari kata dbr, di sini jelas dalam pengertian kataArab yang telah diberi vokal, yaitu dabara (juga dbr) yang be-rarti ’mengikuti’. Oleh karena itu kata ini harus diterjemahkansebagai ’pengikut’ (dengan kata lain, ’daerah yurisdiksi’, ataulebih tepat lagi ’jemaah’) sehingga dbrty(m) berarti ’keduapengikut’ atau ’kedua jemaah’. Kenyataan bahwa ada tempat-tempat yang bernama sdq di dua bagian Arabia Barat yangberlainan juga perlu dipertimbangkan di sini (lihat di bawah).

3. Kata Ibrani mlky(m) sdq dalam konteks berdiri sebagai se-buah susunan genitif yang berarti ’raja-raja Sedeq’. Tentunyakata ini dapat pula dibaca sebagai nama perorangan, yaitu’Melchizedek’. Namun dua buah referensi dari Kitab Qur’anmengatakan bahwa sdq (disuarakan sidq, dan ditafsirkan be-rarti ’kebenaran’) sebenarnya merupakan sebuah tempat: di si-ni orang-orang Israil dipaksa menetap (10:93); juga merupakanpusat kekuasaan seorang ’raja yang sangat kuat’ (54:55). Inidengan kuat mendukung tafsiran yang pertama. Perlu di-catat bahwa ’Salem’ atau El ’Elyon samasekali tidak dising-gung dalam teks Mazmur.

Berhubungan dengan pengamatan-pengamatan ini pembacaan atasMazmur 110:4 seharusnya dikoreksi sehingga berbunyi: ’engkau adalahpendeta ’Olam yang memimpin kedua kelompok (atau dua daerah)raja-raja Sedeq’. Di sini seperti halnya dalam Kejadian 14:18 tidakada persoalan mengenai seseorang yang bernama ’Melchizedek’.

Apa yang sebenarnya dibicarakan dalam kedua sebutan yang telahsaya teliti tersebut adalah dua kelompok pendeta raja yang berbe-

Page 203: Mencari Asal Usul Kitab Suci

197

da: para pendeta-raja ’Salem’ dan El ’Elyon, serta para pendeta-raja Sedeq (sdq) dan ’Olam (’wlm). Sementara raja-raja ’Salem’(sdq) adalah pendeta-pendeta El ’Elyon (’l ’lwyn), raja-raja Sedeq(sdq) merupakan pendeta-pendeta ’Olam (’wlm). Yang selama inididuga sebagai sebuah kota di Palestina dan terkadang dikenalisebagai Yerusalem, ’Salem’ yang tertera dalam Kejadian 14 tidakmungkin kalau bukan apa yang kini merupakan desa Al Salamah (’lslm, ’dewa slm’ atau desa keselamatan, perlindungan, kesejahteraan,kedamaian’), di wilayah Nimas di pedalaman Asir. Di dekatnya, pa-da wilayah yang sama berdiri desa Al ’Alyan (bandingkan dengan’l ’lywn dalam Bibel) yang sampai kini masih memakai nama dewatempat mengabdi raja ’Salem’ sebagai pendeta. Juga di wilayah Ni-mas yang sama dan di dataran tinggi Tanumah tidak jauh di sebelahtenggara berdiri pedesaan Al al-A’lam (’l ’lm) dan Al al-’Alam (’l’lm), yang sampai kini memakai nama dewa (’wlm yang ada dalamBibel) tempat raja-raja Sedeq, sebagai pendeta-pendeta, mengab-di. Kedua ’jemaah’ atau ’daerah-daerah yurisdiksi’ (Ibrani dbrtym)para pendeta-raja yang berlainan tersebut (andaikata benar-benartidak ada dua tempat dengan nama yang sama) mungkin berpusat disekitar dataran tinggi Zahran di ujung utara Asir dan wilayah Jizanserta Najran di ujung selatan. Kemungkinan besar pusat kekuasaanraja-raja Sedeq yang mengabdi kepada dewa ’Olam kini adalah de-sa Bayt al-Sadiq (byt ’l-sdq, ’kuil’ dewa sdq) di wilayah Zahran.Di dekatnya berdiri sebuah desa lagi yang bernama Sidaq (sdq).Dua pedesaan lagi yang bernama Sidaqah (sdq) dan Siddiqah (sdq)masih dapat dijumpai di wilayah Jizan, bersamaan dengan sebuahdesa yang bernama Sadaqah (sdq) di daerah sekitar Wadi Najran.Kalau benar seperti yang telah saya tegaskan bahwa raja Daud be-rasal dari Wadi Adam, dekat Bayt al-Sadiq di wilayah Zahran, danbahwa ia akhirnya berkuasa sebagai raja di ’Zion’-nya (atau Siyan)Rijal Alma’ dekat Sidaqah di wilayah Jizan, penjelasan terhadapdbrtym ganda itu mungkin terletak di sana.

Selanjutnya, yang berikut ini perlu dipertimbangkan:

1. Tuhan orang-orang Israil, Yahweh, dengan jelas dikenali seba-

Page 204: Mencari Asal Usul Kitab Suci

198BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

gai Shalom (slwm, suatu bentuk slm, atau ’Salem’) dalam na-ma sebuah altar yang konon dibuat oleh Gideon di ’Ophrah’(’prh), suatu tempat yang konon milik seseorang dari ’Ezer’(’by h-’zry, ’Bapak orang Ezrit’ seperti yang ditulis dalamHakim-hakim 6 24). ’Ophrah’ yang dipermasalahkan terse-but mestinya kini adalah ’Afra (’pr), sebuah desa di wilayahNimas, tidak jauh dari ’Adhrah (’dr, bandingkan dengan namaIbrani ’zr) yang pasti adalah ’Ezer’ dalam Bibel, di dekat BaniShahr. Tentu, altar Yahweh Shalom adalah tidak lain dari AlSalamah di wilayah Nimas - ’Salem’-nya Kejadian 14.

2. Messiah yang kelahirannya diramalkan dalam Yesaya 9:6 berna-ma ’l gbwr ’by ’d slwm, biasanya diterjemahkan menjadi ’TuhanMaha Besar, Bapak yang kekal, Pangeran Kedamaian’ (RSV).Sr slwm-nya bahasa Ibrani di sini tentunya berarti ’pangerandari Shalom’, dengan kata lain, dari kota penyembahan ’Salem’atau Al Salamah. Jelas bahwa ’by ’d merupakan nama dewayang kini masih bertahan dalam nama desa Abu al-’Id (’b ’d,atau ’b ’l-’d) di wilayah Jizan. Jelas pula bahwa ’l gbwr adalahnama dewa yang bertahan terus dalam nama-nama dari tigabuah pedesaan yang bernama Al Jabbar (’l gbr): sebuah diwilayah Tanumah; sebuah di wilayah ’Abidah; sebuah lagi didistrik Majaridah; ketiganya terletak di Asir. Dalam Yesaya,nama-nama ketiga dewa Arabia Barat diberikan kepada Mes-siah orang Israil yang akan duduk di singgasana Daud.

3. Pembacaan secara tradisional atas Kejadian 14:22 telah lamamenganggap bahwa Abram orang Ibrani, dalam suatu sumpah-nya, mengenali tuhannya sendiri, Yahweh, dengan El ’Elyon-nya raja ’Salem’. Teks Ibrani dari sumpah Abram, hrmty ydy’l ’lywn, biasanya diterjemahkan ’Saya telah bersumpah (se-cara harfiahnya, telah mengangkat tangan saya) kepada Yah-weh El ’Elyon’ (dalam RSV, ’kepada Tuhan Maha Tinggi’).Sebenarnya kata Ibrani Yahweh di sini (seperti dalam contoh-contoh sebelumnya) harus dibaca sebagai imperfek kuno darikata kerja hyh - ’adalah’. Sehingga sumpahnya akan berbun-

Page 205: Mencari Asal Usul Kitab Suci

199

yi: ’Saya telah bersumpah, El ’Elyon adalah dewa’, atau ’sayatelah bersumpah, (karena) El ’Elyon adalah dewa (’l yhw ’l’lywn)’, pengakuan terhadap kedewaan El ’Elyon dipersem-bahkan sebagai kesaksian dari kebenaran sumpah itu. Namundalam Mazmur 7:18 ’Elyon dengan tegas disebut sebagai Yah-weh (sm yhwh ’lywn, ’nama Yahweh adalah ’Elyon’). Yahwehjuga disebut ’Elyon dalam Mazmur 47:3. Lebih lagi, ’Elyondan bukan Yahweh tertulis sebagai nama Tuhan Israil dalamlebih dari duapuluh sebutan lama dalam teks-teks Bibel yangumumnya diterjemahkan sebagai ’Maha Tinggi.’

4. Yahweh dikenali sebagai El ’Olam (’l ’wlm) dalam Kejadi-an 21:33, dan sebagai ’lhy(m) ’wlm (harfiahnya ’dewa-dewa’Olam’) dalam Yesaya 40:28. Ia juga disebut raja ’Olam (mlk’wlm) dalam Yeremia 10:10.

5. Dalam Mazmur 7:18 kalimat dalam bahasa Ibrani yang berbun-yi ’wdh yhwh b-sdqw sampai kini dianggap berarti ’Saya akanmenyatakan terima kasih kepada Yahweh (atau ’Tuhan’) atauKebenarannya’. Namun b dalam b-sdqw berarti ’di’ atau ’pa-da’, dan mustahil dapat berarti ’atas’ atau ’karena’. Pemba-caan yang terakhir seharusnya memerlukan preposisi Ibrani,yaitu l, dalam hal ini sebagai l-sdqw. Maka penterjemahanyang benar teks Ibraninya adalah: ’Saya akan menyatakan ter-ima kasih kepada Yahweh di Sedeq-nya’ yaitu di kuilnya di se-buah tempat yang bernama sdq, yang mungkin adalah Sidaqahatau Siddiqah-nya Jizan.[1] Tentu kita dapat saja menelitisegenap sebutan-sebutan Keinjilan dimana kata sdq timbuldan menentukan, menurut konteksnya, sebab sdq membuatsuatu referensi pada sebuah tempat pemujaan yang bernamaSedeq dan kata itu hanya berarti ’kebenaran’.

Kini mestinya sudah jelas: kemungkinan tidak pernah ada seorangpendeta-raja ’Salem’ yang diakui kebenarannya menurut Bibel, den-gan nama ’Melchizedek’ yang mengepalai sebuah ’golongan’. Kesim-pulan semacam ini sangatlah menarik, tetapi apa yang lebih penting

Page 206: Mencari Asal Usul Kitab Suci

200BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

ialah bahwa penyelidikan terhadap masalah Melchizedek menyuguhkanpetunjuk-petunjuk yang membantu membongkar suatu misteri se-jarah yang besar: asal mula monoteisme di Arabia Barat kuno yangtelah terlupakan. Pertama-tama kita harus mengingat bahwa ka-ta untuk ’Tuhan’ yang Esa, dalam bahasa Ibrani adalah Elohim(’lhym) yang merupakan bentuk jamak maskulin dari eloh (’lh) atau’Tuhan’.

Tak ada salahnya jika kita mengatakan bahwa apa yang nantinyadikenal di Arabia Barat, pada suatu waktu, sebagai Tuhan yangEsa yang pada mulanya adalah sebuah panteon (dunia dewata) yangterdiri dari dewa-dewa setempat atau dewa-dewa kesukuan. Sebuahpenghitungan atas nama-nama tempat di Arabia Barat dimulai den-gan Al (’l, bandingkan dengan ’l-nya bahasa Ibrani, ’Tuhan/Dewa’),mengesampingkan nama-nama tempat yang tak terhitung lagi yangmemakai kata sandang tertentu Arab al yang mungkin adalah ’l-nyabahasa Ibrani yang masih bertahan sampai kini, dapat langsung me-nunjukkan bahwa dunia dewata Arabia Barat kuno pada mulanyaterdiri dari ratusan dewa, mungkin termasuk dewa-dewa yang mem-punyai beberapa nama yang berbeda. Di antara dewa-dewa tersebutadalah Al Salamah (yaitu slm atau slwn di dalam Bibel), Al ’Alyan(’l ’lywn dalam Bibel), Al al-A’lam atau Al al-’Alam (yaitu ’wlmdalam Bibel), dan Sidq (dalam Bibel adalah sdq, juga diakui seba-gai sdq dan sdyq dalam inskripsi-inskripsi Arab). Di dalam BibelIbrani, Al Salamah, Al ’Alyan, dan Al al-A’lam (atau al-’Alam) den-gan jelas disamakan dengan Tuhan orang-orang Israil, yaitu Yahweh(yhwh, lihat di bawah), dan sebuah sdq dituliskan sebagai sebuahtempat pemujaan Yahweh. Juga disamakan dengan Yahweh adalahbeberapa dewa Arabia Barat lainnya, yang namanya bertahan ditanah asal mereka dalam bentuk nama-nama tempat. Di antaramereka adalah Al Sadi (’l sdy, dalam Bibel ’l sdy, atau El Shaddai,sering diterjemahkan sebagai ’Tuhan yang Maha Kuasa’); Al Rah-wah (rhw, ’lubang air, sumur’, dalam Bibel ’l r’s diucapkan El Ro’i,ditafsirkan dengan salah sebagai ’Dewa penglihatan’); al-Sabayat(sbyt, ’gazelle’, sejenis rusa), nama tempat dari sebuah kuil; dalam

Page 207: Mencari Asal Usul Kitab Suci

201

bibel sb’wt atau ’Sabaoth’, juga berarti ’gazelle-gazelle’, namun se-cara tradisional ditafsirkan dalam pengertian ’pasukan-pasukan, tu-an rumah-tuan rumah’ –sehingga penterjemahan atas yhwh sb’wt,sebagai ’Tuhan para tuan rumah’ yang sebenarnya berarti ’Yahweh-nya Sabayat’). Seperti yang telah dicatat, nama-nama dua dewaArabia Barat lainnya, yaitu Al Jabbar (dalam Bibel ’l gbwr) danAbu al-’Id (dalam Bibel adalah ’b ’d), dikenali dalam Yesaya 9:6 se-bagai nama-nama Messiah orang-orang Israil; kedua dewa tersebutmungkin juga disamakan dengan Tuhan orang-orang Israil.[2]

Mengenai nama Yahweh sendiri, namanya juga hidup terus di Ara-bia Barat, tidak hanya sebagai yh atau yhw dalam inskripsi Thamuddan Lihyan dari Hijaz bagian utara (yang telah menjadi suatu fak-ta yang telah diakui), tetapi juga dalam sejumlah nama tempat.Satu di antaranya adalah nama sebuah punggung gunung, JabalTahwa (thw) di pesisir Asir. Lainnya adalah nama-nama pedesaanseperti al-Haw (’l hw) di dekat Mekah; al-Hawa, (’l-hw), Abu Hiya’dan Hiyah (hyh) di dekat Taif; Al Hiyah (’l hyh) di wilayah Nimas(kemungkinan nama kuil utama Yahweh, mengingat letaknya yangberdekatan dengan Al ’Alyan dan Al al-A’lam, lihat di atas), danHiyah (hyy) dekat Dhahran, di ujung selatan ketinggian Asir yangterletak paling jauh di selatan (mungkin dt zhrn yang tertera dalaminskripsi-inskripsi Arab). Lebih mungkin dari tidak, Yahweh, seper-ti El ’Elyon, pada mulanya adalah dewa ketinggian pegunungan.Namanya telah menjadi pokok bahasan dari kontroversi yang telahbanyak dipelajari, namun nama tersebut dapat dengan mudah dije-laskan sebagai sebuah kata benda kuno dari kata kerja hwh (bukanapa yang biasanya diduga berarti ’adalah’), bukan dalam pengertianIbrani dan bahasa Arab ’jatuh’, melainkan dalam pengertian bahasaArab (belum diakui kebenarannya dalam bahasa Ibrani), yaitu ’naik,diangkat’. Namanya sendiri, dalam pengertian tersebut, mestinyamengakibatkan ia diakui sebagai dewa yang tertinggi.

Kita tak dapat menyebutkan kapan Yahweh disamakan dengan dewa-dewa lain dalam panteon Arabia Barat sebagai Elohim (’lhym, ’Tuhan’,berbeda dengan h-’lhym, ’dewa-dewa’) Israil. Yang dapat kita katakan

Page 208: Mencari Asal Usul Kitab Suci

202BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

adalah bahwa identifikasi ini dilakukan secara selektif. Kalau nama-nama beberapa dewa Arabia Barat, seperti halnya dewa-dewa yangtelah disebutkan di atas nantinya disamakan dengan Yahweh, lain-nya tidak demikian. Begitulah dengan nama dewa ’Succoth’ (skwt,Amos 5:26) yang bertahan di daerah sekitar Abha di dataran ting-gi Asir sebagai nama desa Al Skut (’l skwt). Begitu pula halnyadengan pelbagai dewa lainnya yang bernama ’Baal’ (b’l mungkinkependekan dari ’l ’l, ’bapak panen’, atau ’yang satu panen’, seperti’Baal-Zebub’ (b’l zbwb, Raja-raja II 1:2) yang namanya bertahanterus sebagai nama pelbagai dewa di Asir seperti Dhabub (dbwb)dan Dhubabah (dbb) di wilayah Jizan, dan Al Dhubabah (’l dbb)dekat Khamis Mushait. Kita dapat langsung mengerti mengapaBaal-Zebub tersebut (nama ini biasanya dianggap berarti ’Majikanlalat-lalat’) tidak pernah disamakan dengan Yahweh. Menilai ar-ti zbb yang bertahan dalam bahasa Arab, namanya menunjukkanbahwa ia merupakan ’bapak panen-panen dengan zakar yang sangatbesar’.

Akan tetapi sebuah inventaris yang lengkap mengenai dewa-dewaArabia Barat yang nantinya disamakan dengan Yahweh dan yangtidak, adalah di luar jangkauan penelilian ini. Yang tampaknya lebihpenting ialah bahwa sebuah penafsiran kembali dari sebutan-sebutantertentu dalam Bibel Ibrani dapat memberi kita bukti-bukti yangmungkin dapat berguna dalam membantu para ahli merumuskansebuah teori baru yang dapat menjelaskan bagaimana monoteismeberkembang di Arabia Barat. Sekali lagi ilmu onomastik menun-jukkan jalan yang terlalu berbelit-belit bagi saya, dan hanya bergunabagi mereka yang berpengetahuan sangat luas dalam hal ini .

Perkenankan saya hanya menambah ini saja, sambil menyimpulkan:ada sebuah cerita yang menarik dalam Kejadian 22:1-4 yang kalaudibaca dengan teliti nampaknya membantu dalam transisi di Ara-bia Barat antara politeisme dan monoteisme (atau paling tidak pe-mujaan terhadap Yahweh sebagai tuhan yang tertinggi). Dalamsebutan tersebut kita diberitahu bahwa Ibrahim diperintahkan oleh’tuhan- tuhan’ (h-’lhym yang dibedakan dari ’lhym) untuk membawa

Page 209: Mencari Asal Usul Kitab Suci

203

anaknya, yaitu Ishak, ke tanah ’Moriah’ (h-mryh, kini al-Marwah,atau mrwhm juga dengan kata sandang tertentu, di Rijal Alma’;lihat geografi cerita Ibrahim dalam Bab 13). Di sana ia harus men-jadikan anaknya kurban di sebuah gunung, yang kemudian dike-nal dengan nama yhwh yr’h, atau ’Yahweh Yireh’ (kini Yara’, atauyr’, juga di Rijal Alma’). Ibrahim dengan teliti mengikuti perin-tah ’tuhan-tuhan’ itu (h-’lhym diulang dalam 22:1, 3, 9),[3] namunsewaktu ia mempersiapkan altar bagi pengorbanan anaknya, Ishakbertanya dimana anak kambing yang akan dikurbankan, Ibrahimmenjawab bahwa ’Tuhan’ dalam bentuk tunggal (’lhym bukan h-’lhym), akan menyediakan anak kambing itu (22:8). Mendengar iniYahweh mengalangi mereka dengan cara menyediakan sebuah kamb-ing jantan yang akan menggantinya sebagai kurban, setelah puasbahwa Ibrahim takut terhadap ’Tuhan’ (lagi ’lhym bukan h-’lhym),seperti yang disebutkan dalam Kejadian 22:11f. Apakah terlalu fan-tastis untuk menganggap bahwa kisah ini pada mulanya diceritakanguna menjelaskan asal mulanya monoteisme?

Page 210: Mencari Asal Usul Kitab Suci

204BAB 13. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

Page 211: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 14

Orang-Orang IbraniHutan Asir

Istilah ’Ibrani’ (’bry, jamaknya adalah ’brym, ’bryym, bentuk fem-ininnya adalah ’bryt) muncul tujuh kali dalam Kitab Bibel Ibranidan tiga kali dalam kitab-kitab Nasrani (Perbuatan-perbuatan 6:1;Orang-orang Korintia II 11:22; Orang-orang Philipi 3:5). Dalamteks-teks Nasrani tersebut kata ini digunakan untuk membedakanumat Kristen yang secara kesukuan adalah Yahudi dengan yang lain,terutama umat ’Hellenis’ (Perbuatan-perbuatan 6:1). Dalam teks-teks Ibrani penggunaannya agak kurang jelas; namun pembacaanteks-teks tersebut memberi kesan bahwa orang-orang Israil dahulukala mulanya dipandang sebagai suku-suku ’Ibrani’.

Apa yang dapat dikatakan mengenai orang-orang ’Ibrani’? Sejauhini telah banyak usaha yang dilakukan guna menyamakan ’brymmenurut Bibel dengan ha-pi-ru dalam teks-teks kuniform, dengan’prm-nya Ugarit, ’pr-nya orang Mesir dan habiru yang tertulis dalamSurat-surat Amarna (mengenai Surat-surat Amarna tersebut, lihat

205

Page 212: Mencari Asal Usul Kitab Suci

206 BAB 14. ORANG-ORANG IBRANI HUTAN ASIR

Bab 5). Orang-orang seperti ini pada umumnya dipercaya lebihmerupakan suatu golongan sosial daripada suatu kelompok etnisyang tidak mematuhi pihak yang berwajib dan hidup di luar hukumdan peraturan yang ada seperti halnya bandit-bandit, prajurit-prajuritbayaran, orang-orang gelandangan atau penjual keliling. Kalau me-mang kaum ha-pi-ru ini benar-benar bangsa ’brym menurut Bibeldi dalam teks-teks kuniform, yang ditulis dalam bahasa yang masihserumpun dengan bahasa Ibrani Bibel, mestinya mengeja nama mere-ka dengan benar tanpa membuat satu atau lebih perubahan-perubahanyang mendasar. Dari hasil penyelidikan terhadap daftar-daftar to-pografis Mesir kuno juga menyalin susunan konsonan dari nama-nama tempat Semit dengan benar, jelas mereka tidak pernah menyalinb sebagai p. Maka dari itu, ’pr-nya Mesir tidak mungkin merupakansuatu salah penterjemahan dari ’br-nya bahasa Ibrani –akar kataasal kata ’brym.

Untuk mengetahui secara lebih mendalam siapa sebenarnya orang-orang ’Ibrani’ pada mulanya, kita dapat melihat pada kisah tentangIbrahim (Abraham) dalam Kejadian, yang dikenal dengan dua na-ma, Abram (’brm) sampai Kejadian 17, dan Abraham (’brhm) mulaidari Kejadian 18. Tanpa menghiraukan apakah Abram dan Abra-ham (Ibrahim) adalah orang yang sama atau bukan, kisah Kejadianini memperlakukannya dengan demikian. Dalam Kejadian 14:13,Abraham, yang dipandang sebagai leluhur orang Israil dan bangsa-bangsa serumpun lainnya, diberi nama ’Abram orang Ibrani’ (’brmh-’bry). Ia juga dikatakan menetap ’di samping pohon-pohon ek(lebih tepat lagi, hutan) Mamre’ (b-’lny mmr’, secara harfiah ’didalam’ bukan ’di samping’ hutan Mamre). Abram yang sama inidikatakan bertempat tinggal ’di dalam hutan’ Mamre (sama den-gan di atas) dalam 13:8. Hutan Mamre muncul lagi sebagai tempattinggal Abraham (Ibrahim) dalam Kejadian 18:1, tepat pada waktupergantian namanya terjadi.

Jelas orang yang dianggap sebagai leluhur orang-orang Israil ini,seperti digambarkan dalam Kejadian, ialah orang ’Ibrani’, atau ’bry,seseorang yang menetap di dalam hutan. Istilah ’bry itu sendiri

Page 213: Mencari Asal Usul Kitab Suci

207

mungkin menunjukkan akan hal tersebut. Sampai kini dianggapsebagai padanan kata dari kata kerja Arab ’br (diucapkan ’abara)yang berarti ’menyeberangi, melintasi’,[1] kata Ibrani ’br dalam ’bry,atau bentuk jamaknya ’brym, mungkin pula padanan kata dari ka-ta benda jamak gabungan Arab gbr (diucapkan gabar, tunggalnyagabarah, atau gbrhn) yang berarti ’hutan’. Bangsa ’Ibrani’ padamulanya mungkin merupakan sebuah masyarakat Arabia Barat yangtinggal di dalam hutan. Di wilayah Dhahran, di ujung selatan ket-inggian Asir, sampai kini masih berdiri sebuah desa yang bernamaAl al-Ghabaran (’l gbrn ’Dewa Kehutanan’). Mungkinkah dewa den-gan nama ini adalah ’lhy h-’brym (Tuhan orang-orang Ibrani, RSV)yang disamakan dengan Yahweh, Tuhan Israil di dalam enam buahsebutan Keluaran (3:18; 5:3; 7:16; 9:1 13; 10:3)?[2]

Untuk mengetahui di mana masyarakat hutan ’Ibrani, Arabia Baratdiperkirakan berasal, kita dapat dapat mengikuti perjalanan ’Abramorang Ibrani’ itu, seperti yang dituturkan dalam Kejadian 11:31;13:18. Konon Abram dan rekan-rekan sebangsanya pada mulanyaberasal dari Ur Kasdim, atau ’wr ksdym. Penterjemahan Ur Kas-dim yang tradisional sebagai ’Ur orang Chaldea’ yang diperkirakanterletak di Mesopotamia, terdapat dalam Septuaginta Yunani, danyang demikian ini menunjukkan suatu salah penafsiran geografis pa-da zaman Hellenis. Sebenarnya kampung halaman Abram pada mu-lanya mestinya kini adalah Waryah (wry, bandingkan dengan ’wr) diWadi Adam, yang secara Bibel dikenali berhubungan dengan Maq-sud (mqsd, bandingkan dengan ksdym), sebuah tempat yang masihada di sana di wilayah yang sama. Dari sana Abram dan rekan-rekansebangsanya pindah ke ’Haran’ (hrn) - agaknya kini adalah Khayran(hyrn), juga di Wadi Adam. Di sini Abram berpisah dengan pararekannya dan melakukan perjalanan ke arah selatan menuju daerahsekitar ’Shechem’ (skm) kini al-Kashmah (ksm) di Rijal Alma’, dandi sini ia menetapkan diri di hutan ’Moreh’ –agaknya kini Marwah(mrwh, satu di antara dua buah pedesaan dengan nama yang samadi Asir, yang satu lagi adalah ’Moriah’, dalam Bibel, lihat Bab 12).Kemudian Abram pindah ke ’gunung’ (dengan kata lain, punggung

Page 214: Mencari Asal Usul Kitab Suci

208 BAB 14. ORANG-ORANG IBRANI HUTAN ASIR

bukit) di sebelah timur ’Bethel’ (byt ’l), kini Batilah (btl) di RijalAlma’ (lihat Bab 4) dan berkemah di sebelah baratnya dan ’Ai’ (h-y,kini al-Ghayy, di wilayah yang sama, lihat Bab 7) terletak di sebe-lah timurnya.[3] Memang ada sebuah Bethel yang bernama Bayt Ula(byt’l) di Palestina, di wilayah al-Khalil (atau ’Hebron’). Agak jauhke arah timur, melewati Laut Mati, ada sebuah Ai yang bernamaKhirbat ’Ayy (’y) di wilayah al-Karak. Namun kedua wilayah terse-but saling terpisah bukan oleh sebuah gunung, tetapi oleh sebuahlembah Laut Mati yang sangat dalam. Mungkin karena alasan ini-lah para ahli Bibel belum mengenali tempat-tempat tersebut sebagaiBethel dan Ai-nya Abram, dan memang sepantasaya demikian. Na-mun perkiraan mereka bahwa Bethel yang dibicarakan ini adalahBaytin di Palestina, dan bahwa Ai adalah al-Tall yang terletak didekatnya (lihat Bab 7, Catatan 8) samasekali tak dapat diperta-hankan.

Langkah Abram selanjutnya ditujukan ke arah ’Negeb’ (h-ngb, ki-ni al-Naqab, atau nqb, juga di Rijal Alma’). Dari sini ia pergi kemsyrm - bukan ’Mesir’, seperti yang dikatakan oleh identifikasi tra-disional tetapi Misramah (msrm) kini di dekat Abha, dan di siniia konon mendapat kesulitan dengan ’Pharaoh’ - pr’h yang nam-paknya adalah dewa lokal di sana.[4] Setelah menetap di daerah itu,yang konon memberinya kekayaan yang melimpah, mungkin melaluiperdagangan ternak, Abram kembali ke Rijal Alma’ –pertama-tamake ’Negeb’ atau al-Naqab; kemudian ke tempat ia berkemah dahuluantara ’Bethel’, atau Batilah, dan ’Ai’, atau al-Ghayy. Dari sinilahdia akhirnya pergi untuk menetap di hutan ’Mamre’ (mmr’), di dekat’Hebron’ (hbrwn) - kini Namirah (mzmr) dekat Khirban (hrbn) didaerah perbukitan pedalaman Qunfudhah. Di daerah sekitar Nami-rah dan di wilayah Qunfudhah yang sama itu di sana sampai kinimasih terdapat empat buah pedesaan yang berdekatan yang berna-ma Qaryat Al Silan, Qaryat al-Shiyan, Qaryat ’Asiyah, dan Qaryat’Amir –yang tak diragukan lagi adalah ’Kiriath-arba (qryt ’rb’, ’de-sa empat’ atau ’pedesaan empat’, mungkin empat dewa) dan di siniistri Abram wafat yang dikenali dalam konteks yang sama dengan

Page 215: Mencari Asal Usul Kitab Suci

209

’Hebron’. Di sekitar daerah yang sama juga berdiri desa Maqfalah(mqplh), yang sampai kini memakai nama gua Machpelah (mkplh)yang ia peroleh di luar ’Hebron’ sebagai makam keluarganya (Ke-jadian 23:9f). Begitulah ketelitian geografis kisah Kejadian terse-but. Secara lebih umum kita dapat menambahkan bahwa namaAbram (’brm) bertahan sebagai nama dua buah lokasi di daerah-daerah tempat ia menetap selama sebagian besar hidupnya: desaSha’b Baram (’lembah’ brm) di Rijal Alma’; dan Barmah (brm) diwilayah Qunfudhah.

Jelas karir Abram berpusat di sekitar wilayah Rijal Alma’ dan daer-ah perbukitan di sebelah utara, di pedalaman Qunfudhah –daerah-daerah yang terdapat hutan-hutan tanaman jenever dan pohon sarudi ketinggian yang lebih tinggi, dan padang-padang pohon butun,akasia serta pohon-pohon hutan lainnya pada ketinggian yang lebihrendah, diselang-selingi oleh padang-padang rumput dan tanah-tanahsubur. Secara kebetulan, ’hutan’ ’Mamre’-nya Ibrahim kini ditandaioleh sekelompok pohon akasia dan tumbuhan tamarisk di sekitardaerah Namirah dan Khirban, di pedalaman Qunfudhah. Yangdibicarakan bukanlah ’pohon-pohon ek’ (seperti dalam terjemahan-terjemahan Bibel lama) maupun ’pohon-pohon butun’ (seperti dalamterjemahan-terjemahan yang lebih baru). Akan tetapi Misramah,tempat Ibrahim menetap untuk beberapa waktu, tak diragukan lagiadalah sebuah kota pasar yang penting, seperti kota-kota tetang-ganya, yaitu Abha dan Khamis Mushait yang mestinya merupakankota-kota pasar yang penting pula sesudah zaman Abraham. Datarantinggi di sana ditanami secara intensif dan terletak di sebuah per-simpangan jalur niaga yang penting. Konon Abram pergi ke sanasewaktu ’terjadi kelaparan di tanah itu’, yang mungkin disebabkanoleh belalang-belalang, karena sampai baru-baru ini wadi-wadi disisi maritim Asir penuh dengan hama yang rakus tersebut.

Apakah semua orang Israil pada mulanya merupakan orang-orang’Ibrani’, atau masyarakat kesukuan dari hutan-hutan Asir? Ke-mungkinan besar tidak. Di antara keduabelas ’putra-putra’ Israilyang dianggap sebagai leluhur keduabelas suku Israil (kalau memang

Page 216: Mencari Asal Usul Kitab Suci

210 BAB 14. ORANG-ORANG IBRANI HUTAN ASIR

benar ada duabelas), hanya Yusuf yang dengan jelas dibicarakandalam Kejadian sebagai orang ’Ibrani’- seorang ’ys ’bry, atau ’priaIbrani’; seorang ’bd ’bry, atau ’pelayan Ibrani, budak’; seorangn’r ’bry, atau ’anak Ibrani’ (Kejadian 39:14, 17: 4l:12). Di an-tara saudara-saudara laki-lakinya tidak ada yang dikhususkan seba-gai orang Ibrani, walaupun secara bersama mereka disebut sebagaiorang-orang Ibrani (contohnya 43:32). Yusuf konon dijual sebagaibudak di ’Mesir’ (msrym) –mungkin Misramah dekat Abha, atauMasr (msr, tunggal dari msrym), di Wadi Bishah. Sebelum itu iatinggal di ’Hebron’ yang telah dikenali sebagai Khirban di wilayahQunfudhah, sedangkan ’saudara-saudara laki-laki’nya menggembalaternak mereka dekat ’Shechem’, atau al-Kashmah (lihat di atas), diRijal Alma’ (Kejadian 37:13-14). Diperintahkan untuk memanggilsaudara-saudaranya di ’Shechem’ dan gagal mengejar mereka, Yusufmengikuti mereka ke ’Dothan’ (dieja dtyn dan dtn, Kejadian 37:17)–mungkin Dathanah (dtn) di sekitar daerah Jabal Faifa, di daer-ah pedalaman Jizan yang bergunung-gunung.[5] Di kaki Jabal Faifaterbentang barisan pegunungan yang menghubungkan wilayah pan-tai Jizan dengan pedalaman Asir. Ini menjelaskan mengapa orang-orang kafilah lewat dekat ’Dothan’ dalam perjalanan mereka menu-ju Misramah atau ke Masr, dan mengambil Yusuf dari ’saudara-saudara laki-laki’nya dan membawanya bersama mereka untuk di-jual sebagai budak di sana. Kemudian ’saudara-saudara laki-laki’Yusuf (dan juga ’ayah’nya) menyusulnya ke Misramah atau Masr gu-na menghindari kelaparan yang terjadi di tanah asal mereka, sepertiyang dilakukan oleh leluhurnya, Abram, beberapa waktu sebelumya.

Keunggulan unsur ke’Ibrani’an di antara orang-orang Israil ditun-jukkan oleh peranan kuat yang diberikan pada Yusuf di antara ’saudara-saudara laki-laki’nya setelah mereka semua pindah ke wilayah Mis-ramah atau Masr (mungkin Masr, karena ungkapan Ibrani ’rs msrympaling tepat diterjemahkan sebagai ’tanah orang-orang msr’, katamsry, yang jamaknya adalah msrym, adalah genitif msr). Setelahmereka menetap di sana, semua ’saudara-saudara laki-laki’ Israilitu dan para keturunan mereka kemudian dikenal sebagai orang-

Page 217: Mencari Asal Usul Kitab Suci

211

orang Ibrani (Kejadian 43:32; Keluaran 1:15f, 19; 2:6, 7, 11, 13;21:2), dan Tuhan Yahweh mereka dipandang sebagai ’Tuhan orang-orang Ibrani’, seperti yang telah dikatakan. Namun setelah tim-bulnya orang-orang Israil sebagai suatu masyarakat politik, istilah’Ibrani’ hanya kadang-kadang saja digunakan untuk menunjuk kepa-da mereka, selalu untuk membedakan mereka secara kesukuan daribangsa-bangsa lain yang hidup di antara mereka (Samuel I 4:6, 9;13:3, 19; 14:11; Yunus 1:6).

Akhirnya, bahasa yang kemudian dikenal sebagai bahasa ’Ibrani’jelas bukanlah bahasa orang-orang ’Ibrani’ atau bahasa suku-sukuIsrail itu sendiri. Pada zamannya, bahasa ini dipergunakan se-cara luas tidak hanya di Arabia Barat saja, tetapi juga di tempat-tempat lain. Akan tetapi orang-orang Israil di Arabia Barat lah,yang mengaku sama-sama mempunyai leluhur orang ’Ibrani’, yangmengabadikan bahasa tersebut dalam karya-karya tulisan merekayang menakjubkan Kitab Bibel Ibrani, yang geografinya merupakanpokok bahasan studi ini. Adakah nama yang lebih baik untuk ba-hasa ini, yang pada dasarnya ekspresif tetapi diperkaya dan diubahmenjadi suatu alat yang mengandung ide-ide abadi oleh para geniusbangsa yang agung, yang dapat diberikan padanya?

Page 218: Mencari Asal Usul Kitab Suci

212 BAB 14. ORANG-ORANG IBRANI HUTAN ASIR

Page 219: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 15

Orang-orang FilistinArabia

K.A. Kitchen, seorang ahli Bibel yang terkemuka menulis: ’Di an-tara bangsa-bangsa yang terdapat di dalam Kitab Perjanjian Lama,bangsa Filistin adalah sekaligus yang paling dikenal dan yang palingsukar untuk dipahami’.[1] Tidaklah mengherankan jika mereka sukaruntuk dipahami, karena para ahli bersikeras untuk mencari tanahasal mereka pada tempat yang tidak semestinya. Karena bangsa Fil-istin disebut dalam beberapa sebutan menurut Bibel sebagai bangsa’Cherethit’ (krty, bentuk genitif krt), sudah menjadi suatu keper-cayaan bahwa mereka pada mulanya adalah ’Orang-orang Laut’ yangmisterius dari pulau Crete (Kreta) di Laut Tengah yang kemudianmenempati barat daya Palestina. Bagaimana Palestina mendap-atkan namanya setelah ditempati oleh bangsa Filistin yang disebutdalam Bibel Ibrani tidak menetap di sana, dan mereka tidak datangdari Crete. Nama krt dalam Bibel (Samuel I 30:14; Zefanya 2:4-5; Yehezkiel 25:15-16) mestinya adalah Wadi Karith (krt), sebuahcabang dari Wadi Tayyah di ketinggian Rijal Alma’. Ada pula tiga

213

Page 220: Mencari Asal Usul Kitab Suci

214 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

buah tempat di Asir yang bernama Falsah (plst, bandingkan denganplst dalam bahasa Ibrani yang bentuk jamak maskulin genitifnyaadalah plstym, ’orang-orang Filistin’); satu di dekat Ghumayqah,di wilayah Lith; dan sebuah lagi di Wadi Adam, juga di wilayahLith, dan di sana terdapat pula sebuah desa yang bernama Fasilah(plst, metatesis plst, dengan s (dengan topi di atas) diubah dalampengucapan menjadi sebuah s (dengan titik di bawah) dan bukan sstandar).

Daripada kesal bertentangan dengan ilmu pengetahuan Bibel men-genai masalah orang-orang Filistin, lebih mudah jika saya men-gatakan siapa mereka itu sebenarnya. ’Tabel Bangsa-bangsa’ yangterkenal dalam Kejadian 10 menggolongkan mereka sebagai paraketurunan Ham, putra Nabi Nuh. ’Tabel Bangsa-bangsa’ ini sebe-narnya adalah sejumlah daftar suku-suku dan masyarakat ArabiaBarat seperti yang akan segera kita lihat. Kenyataannya, Kejadi-an adalah tidak lebih dari sebuah cerita mengenai legenda ArabiaBarat. Dugaan bahwa tabel-tabel tersebut berusaha untuk menje-laskan asal mulanya dunia yang lebih luas (yaitu dunia Timur Dekatkuno secara keseluruhan) adalah tidak sah, dan perlu dihapus. Tabel2, berdasarkan Kejadian 10:6, 13-14, menunjukkan bagaimana kononbangsa Filislin menurut Bibel berasal dari Ham.

Mengingat bahwa bangsa Filistin menurut Bibel bertetangga den-gan bangsa Israil, dan bahwa bangsa Israil telah dibuktikan seba-gai orang-orang Arabia Barat, maka nama-nama yang terdapat pa-da tabel di atas dapat dikenali dalam pengertian geografi ArabiaBarat sebagai berikut: Tabel 2. Orang-orang Filistin dalam ”TabelBangsa-bangsa”

1.Ham (hm) — — .———-+——+—-+————-. — — — — — —— — 2.Cush 3.Mesir 4.Put 5.Kanaan (kws) (msrym) (pwt) (kn’n) —— .—+——+-+–+————–+——-. — — — — — — 6.Ludim —8.Lehabim — 10.Pathrusim — 12.Capthorim (lwdym) — (lhbym) —(ptrsym) — (kptrym) — — — 7.Ananim 9.Naphtuhim 11.Casluhim(’nmym) (npthym) (kslhym) — — 13.Filistin (plstym)

Page 221: Mencari Asal Usul Kitab Suci

215

1. ’Ham’ (hm): mungkin Hamm (hm ) di wilayah Qunfudhah;mungkin pula Hamm di distrik Bahr lebih jauh di selatan.

2. ’Cush’ (kws): Kuthah (kwt) di sekitar daerah Khamis Mushait(lihat Bab 4).[2]

3. ’Mesir’ (msrym): di sini mungkin Madrum (mdrm) di datarantinggi Ghamid. Kemungkinan yang lain termasuk Misramah,dekat Abha, dan Masr, di Wadi Bishah (lihat Bab 10); AlMasri (msry, ’yang satu dari msr’) di wilayah Taif (suatu ke-mungkinan yang kuat); atau Madir (mdr) di distrik Muhayil.Kemungkinam juga ada hubungan antara msrym dalam Bibel,sebagai bentuk jamak maskulin msr atau msry, dan nama ke-sukuan Arab yang telah disahkan, yaitu Mudar (mdr).

4. ’Put’ (pwt): Fatiyah (ptw), di wilayah Qunfudhah; atau Faway-it (jamak Arab Fut, atau ptw) di Rijal Alma’.

5. ’Kanaan’ (kn’n): Al Kun’an (’l kn’n, ’Tuhan Kanaan’), di Wa-di Bishah. Bangsa Kanaan, seperti yang disebutkan satu de-mi satu dalam Kejadian 10:15-16, semua memakai nama yangmerupakan genitif nama-nama tempat di pelbagai daerah diAsir yang tidak akan dikenali di sini; kota-kota orang Kanaanyang disebutkan dalam Kejadian 19 untuk menetapkan per-batasan wilayah kekuasaan bangsa Kanaan juga bertahan na-manya, dan sebuah suku setempat memakai nama al-Qin’an(qn’n). Ungkapan yang kurang jelas dalam Kejadian 10:18bahwa ’Kemudian keluarga-keluarga orang-orang Kanaan berpen-car sampai ke luar negeri’ mungkin dapat menjelaskan men-gapa nama-nama dua kota Kanaan di Arabia Barat (Sidondan Gaza, belum lagi yang lainnya yang tidak disebutkan disini seperti Sur, atau ’Tyre’) juga ditemukan sebagai namakota-kota pesisir kuno di Suria. Sewaktu Herodotus (1:1),menulis pada abad ke-5 S.M., menyatakan bahwa bangsa Fu-nisia (Phoenicia, bangsa dari pesisir Suria yang menggunakanbahasa yang secara konsonan hampir serupa dengan bahasaIbrani Bibel) dahulunya menetap di pantai-pantai Laut Merah,

Page 222: Mencari Asal Usul Kitab Suci

216 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

setelah mereka berpindah tempat ke Laut Tengah dan mene-tap di tempat-tempat ’yang masih mereka diami’, ia tanpamenyadari setuju dengan pernyataan mengenai bangsa Kanaanyang ’berpencar ke luar negeri’ dalam Kejadian 10:18. Apapun asal-usul nama Funisia (Phoenicia), yang merupakan su-atu penyalinan abjad dari suatu pemakaian Yunani kuno, na-ma ini masih bertahan di Arabia Barat sebagai nama desaFaniqa (pnq) di Wadi Bishah, dan di sini berdiri pula desaAl Kun’an. Masalah Kanaan yang tertera dalam Bibel telahdisentuh dalam Bab 1 dan 4.

6. ’Ludim’ (lwdym): Ludhan (ldn) di Rijal Alma’; Lawdhan (lwdn)di wilayah pedalaman al-Qasim; Lidan (atau Liddan, bentukganda ld), di wilayah Taif, dan Lidah (atau Liddah, ld) diwilayah Lith, dan lwdym dapat merupakan jamak dari bentukgenitif ld).

7. ’Anamim’ (’nmyn, jamak genitif ’nm): Ghanamin (jamak Arabgnm), nama dua pedesaan di wilayah Taif dan di sini terdapatpula dua buah pedesaan dengan nama Ghunam (gnm), dansebuah yang bernama Ghanamah (gnm). Dua desa lainnyayang bernama Ghanamah juga dapat dijumpai di Rijal Alma’.

8. ’Lehabim’ (lhbym): Lahban (lhbn, lhb, dengan kata sandangtertentu kuno) di wilayah Taif. Ada pula sebuah desa yangbernama Abi Lahab (’b lhb ’bapak’ atau ’Tuhan’ lhb) di wilayahJizan. Banu Luhabah (lhb) adalah sebuah suku gurun pasirBuqum, di sebelah timur Taif.

9. ’Naphtuhim, (npthym, ganda atau jamak npth): Mafatih (mpth,disuarakan sebagai bentuk jamak Arab dari nama yang sama),di wilayah Taif. Ada pula sebuah desa yang bernama Miftah(mpth, dalam bentuk tunggal) di wilayah Lith. Sebagai na-ma kesukuan Arabia Barat, ’Naphtuhim’ nampaknya bertahandengan cara yang lain yaitu sebagai nama suku Fatahin (ithm)di wilayah Taif.

Page 223: Mencari Asal Usul Kitab Suci

217

10. ’Pathrusim’ (ptrsym, jamak genitif ptrs): Sharfat (srpt), na-ma lengkapnya adalah Hajib Bani al-Sharfat (sebuah namakesukuan) di wilayah Birk. Ada pula sebuah suku, yaitu sukuFarsat (prst) yang kini dapat ditemukan di Hijaz sebelah utara.Seperti dalam halnya ptrsym-nya bahasa Ibrani, baik Sharfatdan Farsat terdapat dalam bentuk jamak Arab.

11. ’Casluhim’ (kslhym, jamak genitif kslh): mengikuti pula polapengubahan yang gl’d (Gilead) dalam Bibel berubah menjadi’l-g’d (al-Ja’d, lihat Bab 1), dengan cara menaruh l, yang sebe-narnya terletak di tengah-tengah kata itu, di luar, sehinggamenjadi sebuah kata sandang tertentu Arab, kslh kini mestinyaadalah al-Husaki (’l-hsk) di Arabia Utara; atau al-Qash (’l-qsh) di Wadi Adam. Sebuah suku wilayah Taif kini memakainama al-Huskan (’l-hskn, dengan n yang terakhir sebagai akhi-ran jamak Arab).

12. ’Capthorim’ (kptrym, jamak kptr atau kptry): rupanya al-Faqarat (jamak Arab dari pqrt, yang merupakan metatesisdari kptr) di Wadi Bishah; atau al-Rafaqat (jamak Arab rpqt)di wilayah Jizan. Kedua nama- nama tempat ini mempunyaistruktur nama kesukuan.

13. ’Filistin’ (konon keturunan ’Casluhim’, dan oleh sebab itu ke-mungkinan berasal dari wilayah Wadi Adam, dari sana merekamenyebar ke daerah-daerah lainnya; bahasa Ibraninya adalahplstym, ganda atau jamak plst atau genitif kata itu, plsty):Falsah (plst) di wadi Bishah; Shalfa (slp’, mungkin pada mu-lanya adalah slpt, hanya diucapkan sebagai slph), dekat Ab-ha; Faslah (pslt), di wilayah Qunfudhah; dan empat buahpedesaan yang bernama yang bernama Fas’lah (pslt), dua didataran tinggi Zahran, dan sebuah lagi di Wadi Adam wilayahLith, serta sebuah lagi di Bani Shahr, di sebelah tenggara dariQunfudhah.

Berkenaan dengan bukti ini, tampaknya bangsa Filistin dalam Bibelmerupakan salah satu di antara sejumlah bangsa Arabia Barat yang

Page 224: Mencari Asal Usul Kitab Suci

218 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

tinggal bersama orang-orang Israil, tidak hanya di sepanjang pe-sisir Laut Merah, tetapi mungkin juga di wilayah pedalaman WadiBishah. Bahwa mereka mempergunakan bahasa yang sama sepertibangsa Ibrani atau Israil dapat dilihat dengan jelas dalam nama-nama perorangan kepala-kepala suku atau ’raja-raja’ mereka, seper-ti yang dikatakan dalam teks-teks Bibel, misalnya ’Abimelech’ (’bmlk, dari mlk, ’memiliki, mempunyai’ atau ’raja’); ’Ahuzzath’ (’hzt:mungkin adalah jamak ’hzh, bahasa Arabnya ialah ’hdh, ’milik,tanah milik’); ’Phicol’ (pykl, Kejadian 26:26, bandingkan dengankata Arab Afkah, atau ’pkl, ’bergetar’ diakui sebagai nama lamakesukuan dan perorangan Arab).[3] Bangsa Filistin jelas berbedadengan bangsa Israil dalam hal agama, dan juga dalam hal adat isti-adat, Kitab Bibel Ibrani menyebut mereka dengan cara yang khusussebagai orang-orang yang ’tidak dikhitankan’ (Hakim-hakim 14:3;15:18; Samuel I 14:16; 17:26, 36; 31:4; Samuel II 1:20; TawarikhI 10:4). Mereka memuja pelbagai dewa di tanah itu, tetapi dewakhusus mereka adalah ’Dagon’ (dgwn, dari dgn, ’jagung, butir pa-di’), yang mempunyai tempat-tempat pemujaannya di ’Gaza’ dan’Ashdod’ adalah dua di antara lima kota utama orang-orang Filistindi pesisir Asir, dan nama kuil-kuil ’Dagon’ masih bertahan di sekitardaerah mereka, seperti yang ditunjukkan pada pengenalan berikutini terhadap lima buah kota:

1. ’Gaza’ (’zh): ’Azzah (’zh) di Wadi Adam (wilayah Lith). Disekitar daerah yang sama berdiri desa Daghma (bentuk daridgm dalam bahasa Aram; dengan kata sandang tertentu ba-hasa Aram yang berakhiran; bandingkan dengan kata dgn,atau dgwn di dalam Bibel) juga lima pedesaan lainnya yangbernama Duqum (dqm), salah satu di antara mereka terletakdi Wadi Adam. ’Gaza’ yang lainnya terdapat di pesisir Asiradalah ’Azzah di distrik Majaridah; Al ’Azzah (’l ’zh, ’DewaGaza’, tentunya ’Dagon’), di distrik Ballasmar; dan ’Azz (’z,tanpa akhiran feminin), di dekat Birk.

2. ’Ashdod’ (’sdwd): Sudud (sdwd) di Rijal Alma’, dan di siniterdapat pula desa Dharwat Al Daghmah yang terletak di pun-

Page 225: Mencari Asal Usul Kitab Suci

219

cak bukit (Dharwat Al Daghmah berarti ’puncak dewa dgm’,atau ’Dagon’). ’Ashdod’ lainnya di Arabia Barat adalah Sidad(sdd) di wilayah Jizan, dan Shadid (sdd) di wilayah Mekah.Ada desa yang bernama Daghumah (dgm) di dekat Sidad diwilayah Taif.

3. ’Ashkelon’ (’sqlwn): mungkin Shaqlah (sql) di sekitar daerahQunfudhah, atau Thaqalah (tql) disekitar daerah yang sama;mungkin keduanya. Tqln (disuarakan taqalan) yang terteradalam Qur’an 55:31 mungkin adalah sebuah referensi padakedua tempat tersebut. Ascalon Palestina, ’Ascalan (’sqln)mungkin merupakan nama yang sama, hanya saja ’Asqalandimulai dengan bunyi desahan tekak yaitu ’ayn dan bukan den-gan hamzah ’sqlwn.

4. ’Gath’ (gt): al-Ghat di wilayah Jizan (lihat Bab 10). Di an-tara beberapa Gath yang lain di Arabia terdapat al-Ghati (gt)di wilayah Zahran, di sini terdapat pula sebuah desa yangbernama Al Dughman (’l dgmn, ’Dewa Dagon’, di sini dgmnmemakai kata sandang tertentu kuno Semit).

5. ’Ekron’ (’qrwn): ’Irqayn (’rqyn), di wilayah Wadi ’Itwad an-tara Rijal Alma’ dan wilayah Jizan; kecuali kalau itu adalahJar’an (gr’n, metatesis dari ’qrwn), di Rijal Alma’.

Walaupun mereka dapat dijumpai di tempat-tempat lain di Ara-bia Barat, kota-kota utama bangsa Filistin dalam Bibel ini jelasterletak di sisi pesisir Asir, agaknya dipusatkan di daerah pedala-man pelabuhan-pelabuhan Lith, Qunfudhah, Birk dan Jizan. Disini wilayah mereka bertemu dengan wilayah orang-orang Israil danmasyarakat-masyarakat setempat lainnya. Dalam Bibel Ibrani samasekali tidak ada sesuatu pun yang menunjukkan bahwa mereka adalahpada mulanya penetap-penetap asing di negara itu yang datang se-bagai ’Orang-orang Laut’ dari luar negeri.

Untuk menunjukkan sampai sedekat mana orang-orang Filistin menu-rut Bibel itu dan orang-orang Israil dari pesisir Asir hidup berdampin-

Page 226: Mencari Asal Usul Kitab Suci

220 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

gan, inilah sebuah analisa topografis mengenai kisah Samson, yanghampir seluruhnya berlangsung di pedalaman Lith, di Hijaz bagianselatan (bacalah kisah lengkapnya sebagaimana dikisahkan dalamHakim-haknm 13:17):

Samson dilahirkan di daerah perbukitan pesisir wilayah Zahran, didesa al-Zar’ah (zr’h, bandingkan dengan sr’h dalam Bibel atau ’Zo-rah’). Keluarganya adalah anggota suku Dan (dn) yang memakai na-ma apa yang kini adalah Danadinah (genitif dn, ’Danit’) di wi.layahyang sama. ’Roh Yahweh’ pertama kali menggerakkannya di al-Mahna (mhn) dekat Danadinah (dalam Bibel adalah nhnh dn, ’Ma-haneh dari Dan’, bukan ’Mahaneh-dan’, antara Zar’ah dan al-Ishta(’l-’st, suatu inversi dari ’st’l atau ’st ’l, l yang merupakan ben-tuk aslinya, ’Eshtaol’, yang berarti ’wanita, istri Tuhan’). Ia men-cari seorang istri di antara orang-orang Filistin ’Timnah’ (tmnh),agaknya kini adalah al-Mathanah (mtnh), juga di wilayah Zahranyang sama. Penyerangan pertamanya terhadap orang-orang Fil-istin ditujukan kepada Shaqlah atau Thaqalah, dekat Qunfudhah(’Ashkelon’, lihat di atas). Ia kemudian pergi menuju ke utara un-tuk menetap di Ghutmah (gtm, ’ytm atau ’Etam’ dalam Bibel), diWadi Adam.

Dalam pembalasan mereka, orang-orang Filistin menyerang dan mer-ampas ’Lehi’ (lhy) di tanah ’Yudah, yang kini adalah Lakhyah (lhy),juga di Wadi Adam. Di dekatnya sampai kini masih berdiri desaDha al-Ramah (rmh) dan Dha al-Hamirah (hmyr). Konon Sam-son membunuh seribu orang Filistin yang menyerang b-lhy h-hmwryang dapat berarti ’dengan tulang rahang seekor keledai’ dan ju-ga ’di Lakhyah-nya Hamirah (dengan kata lain, Lakhyah di daer-ah sekitar Hamirah). Jelas kisah ini bertujuan untuk menjelaskanasal mula kedua nama tersebut. Tempat kejadian peperangan ini,menurut kisahnya, kemudian dinamakan ’Ramath-lehi’ (rmt lhy),yang berarti ’bukit tulang rahang’ dan juga dapat berarti ’Ramah diLakhyah’. Mata air tempat Samson menyegarkan diri, yang berna-ma ’En-hakkore’ (’yn h-qwr’), adalah lokasi apa yang kini meru-pakan desa al-Qara (qr’, dengan kata sandang tertentu Arab), juga

Page 227: Mencari Asal Usul Kitab Suci

221

di Wadi Adam.

Wanita Filistin, Delilah, yang menjadi istri muda Samson, dan yangpada akhirnya membawa Samson kepada kehancurannya, berasaldari lembah ’Sorek’ (nhl swrq) –kini kemungkinan besar adalah Shu-ruj (swrq) di Wadi Adam; kecuali kalau itu adalah Shariqah (srq)atau Shark (srk), di wilayah Qunfudhah. Samson, tentunya, mene-mui ajalnya di ’Gaza’ (’zh) –’Azzah di Wadi Adam (lihat di atas).Ia dikebumikan di antara Zar’ah (Zorah) dan al-Ishta’ (Eshtaol), diwilayah Zahran.

Sampai di sini kita mendapatkan sedikit hiburan, yaitu memec-ahkan ’teka-teki’ Samson yang terkenal itu. Teka-teki itu, menu-rut keyakinan saya, tidaklah lebih dari kisah-kisah atau teka-tekiyang berdasarkan kata-kata yang ditulis guna menjelaskan asal mulanama-nama tempat, dan untuk mengabadikan kenangan-kenanganrakyat akan hubungan kesukuan antara satu masyarakat denganyang lain. Seperti yang telah kita lihat, kisah mengenai ’tulang ra-hang seekor keledai, milik Samson diciptakan guna menjelaskan duabuah nama tempat, yaitu nama tempat-tempat yang kini adalahLakhyah dan Hamirah. Kisah mengenai bagaimana ia mengambil’madu dari bangkai singa’ (m-gwyt h-’ryh rdh h-dbs, Hakim-hakim14:9) menandakan, pada suatu tingkatan, etimologi-etimologi un-tuk nama-nama tiga buah tempat, yaitu Jaww (gw, bandingkandengan gwyt, ’di dalam’, di sini ’di dalam’ sebuah bangkai) danWaryah (wryh, bandingkan dengan ’ryh, ’singa’) di Wadi Adam;dan Dabash (dbs) di dekat Hali di wilayah Qunfudhah. Pada tingkatyang lain, kisah ini memberi petunjuk-petunjuk bahwa Dabash diwilayah Qunfudhah, pada mulanya merupakan suatu pemukimanyang didirikan oleh emigran-emigran dari Jaww, di dekat Waryah,mungkin atas usaha Samson. Kata demi kata kalimat dalam ba-hasa Ibrani ini dapat diterjemahkan dalam dua cara: yang pertama,’dari dalam singa itu ia mengambil (mengeruk) madu itu’; dan yangkedua, ’dari Jaww di Waryah ia mengambil Dabash’.

Teka-teki Samson mengenai ’madu’ yang ia ambil dari ’dalam’ ’sin-

Page 228: Mencari Asal Usul Kitab Suci

222 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

ga itu’ membahas sekumpulan lagi dua masyarakat asal/utama dankoloni-koloni mereka masing-masing: ’Dari yang pemakan (m-h-’kl) datang makanan (m’kl); dari yang kuat (m-’z) datang sesu-atu yang manis (mtwq)’ (Hakim-hakim 14:14). Teka-teki ini da-pat pula dibaca sebagai teka-teki yang berdasarkan kata-kata (co-nundrum) sehingga dapat mempunyai arti: ’Dari al-Kulah (kl, diwilayah Qunfudhah) datang Makilah (mkl, di distrik Bahr); dari’Azz (’z, ’Gaza’ dekat Birk, lihat di atas) datang Mathqah (mtq,di wilayah Qunfudhah)’. Melalui teka-teki yang berdasarkan na-ma ini kebudayaan rakyat Timur Tengah dapat terus mengingatakan kejadian-kejadian dan perkembangan-perkembangan pada za-man yang telah silam. Ada gejala yang sebanding di dalam kebu-dayaan Eropa seperti yang dapat kita lihat dari komentar-komentarmengenai sejumlah kata-kata kepala dalam The Oxford Dictionaryof Nursery Rhymes.

Sewaktu orang-orang Filistin, sasaran Samson menanyakan teka-tekinya, dapat menjawabnya, karena istrinya orang Filistin itu se-cara diam-diam memberi jawabannya kepada mereka, ia membalasteka-teki yang berikut ini: ’Jika kalian tidak membajak dengananak sapi saya (’glh, disini ’glty, dalam bentuk orang pertama pos-esif), kalian tidak akan dapat memecahkan teka-tcki saya (hydh,di sini hydty, juga dalam bentuk orang pertama posesif’ (Hakim-Hakim 14:18). Menurut kisah tersebut, Samson telah mendugabahwa orang-orang Filistin telah ’membajak’ istri yang ditunangkankepadanya guna mendapatkan jawaban yang benar dari teka-tekinya.Namun pengertian yang lain dari teka-teki yang berdasarkan ka-ta itu dapat diterjemahkan dengan bebas dalam kata-kata yangberikut ini: ’Jika kalian tidak berasal dari ’Ajlat (’glt, di BaniShahr), kalian tidak mungkin dapat mengetahui Haydah (hydy, jugadi Bani Shahr)’. Yang terlihat di sini jelas adalah suatu pepatah,yang berarti bahwa seseorang harus berasal dari suatu tempat un-tuk mempunyai pengetahuan yang mendalam dari keadaan sekelil-ingnya. Pada tingkat kiasannya, pepatah tersebut juga mengatakanbahwa seseorang tidak dapat benar-benar mengetahui apa-apa tanpa

Page 229: Mencari Asal Usul Kitab Suci

223

mengetahui tentang hal-hal lain yang berhubungan dengannya yangmungkin bertindak sebagai suatu prasasti bagi penelitian ini.

Untuk mempertimbangkan dan menafsirkan kembali semua referensiBibel pada bangsa Filistin adalah di luar bidang saya yang terbatasini. Akan tetapi dalam Samuel I 6:18 terdapat suatu pernyataanmengenai luas wilayah orang-orang Filistin ini ditemukan, yang su-dah sepantasnya jika diberi komentar. Dalam bahasa Ibrani, perny-ataan tersebut terbaca sebagai berikut: kl ’ry-plstym ... m-’yr mbsrw-’d kpr h-przy. Dalam RSV, ini diterjemahkan sebagai ’semua kotabangsa Filistin ... baik kota-kota kubu (m-’yr mbsr) maupun desa-desa yang dikelilingi oleh tembok (w-’d kpr h-przy)’. Tidak dapatdibayangkan suatu penterjemahan yang lebih tidak akurat daripadaini. Sebenarnya m-’yr mbsr hanya dapat berarti ’dari kota mbsr’,kota yang dibicarakan adalah sebuah desa, yaitu Midbar (mdbr),yang kini terletak di daerah perbukitan Hurrath di ujung selatanwilayah Jizan. Dalam halnya ’d kpr h-przy, ini hanya dapat berarti’sampai pada desa przy’, prz yang dibicarakan kini adalah dusunkecil al-Firdah (prd) di Wadi Adam (przy dalam bahasa Ibraniadalah genitif prz, dan berkenaan dengan penghuni daerah-daerahtersebut). Maka dari itu menurut definisi geografis tanah Filistin,wilayah mereka membentang dari ujung selatan wilayah Jizan sam-pai ke Wadi Adam. Pendeknya, tidak ada perbatasan geografis yangditentukan antara wilayah-wilayah bangsa Israil dan Filistin padadaerah yang dibicarakan, yang agaknya sangat membantu dalammenjelaskan tidak hanya kisah Samson, tetapi juga sebutan-sebutanmenurut Bibel tempat orang-orang Filistin dibahas.

Page 230: Mencari Asal Usul Kitab Suci

224 BAB 15. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

Page 231: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 16

Tanah Harapan

Adakalanya suatu penyelidikan kesarjanaan yang tidak hati-hati da-pat menimbulkan akibat-akibat, yang gemanya begitu jauh melam-paui batas-batas disiplin akademis seseorang, terutama bila dita-mpilkan hendak menantang praanggapan yang menjadi pusat keper-cayaan agama yang sudah berakar dalam hati dan dihormati sepan-jang sejarah. Mengatakan bahwa tanah harapan, bukan terletak ditempat yang umumnya dianggap sebagai lokasinya, tidak mungkinditanggapi dengan sungguh-sungguh oleh mereka yang menganggapbahwa pendirian negara Israil dalam tahun 1948 merupakan terkab-ulnya sebuah impian yang berusia berabad-abad. Namun, setelahmemulai dalam analisa onomastik saya atas Kitab Bibel Ibrani, be-gitulah kesimpulan yang diberikan oleh penyelidikan saya dan sayapercaya penuh akan kesimpulan ini.

Seorang sejarawan tentunya dapat mengusulkan sebuah penjelasandalam penulisan sejarah, bukan keagamaan, mengenai janji menu-rut Bibel yaitu suatu wilayah yang telah ditentukan bagi keturunanIbrani dari Abram (Kejadian 15), dan pengikut-pengikut Israil dariMusa (Bilangan 34). Sewaktu kisah-kisah mengenai kedua janji itu,

225

Page 232: Mencari Asal Usul Kitab Suci

226 BAB 16. TANAH HARAPAN

seperti yang kemudian dicatat dalam Bibel, diceritakan dalam ben-tuk aslinya, orang-orang Israil telah mendiami tanah harapan mere-ka, sehingga kisah-kisah mengenai kedua janji itu telah merupakanpenjelasan ex post facto (berlaku surut). Tetapi yang penting ba-gi kita adalah janji-janji itu sebagai geografi sejarah, bukan sebagaisejarah ataupun agama.

Dalam terjemahan-terjemahan konvensional, tanah yang dijanjikanYahweh kepada Abram orang Ibrani (Kejadian 15:18) konon mem-bentang ’dari sungai Mesir (nhr msrym) sampai ke sungai besar,sungai Efrat (nhr prt)’. Bertentangan dengan anggapan yang telahditerima, saya mengusulkan bahwa tanah yang ditunjukkan dalamjanji asli yang tertulis dalam bahasa Ibrani sebenarnya terdiri daritanah kuno Yudah (Bab 8), di Asir geografis, dari wilayah Jizandi selatan sampai pada Wadi Adam, di pedalaman Lith di utara.’Sungai Mesir’y (nhr msrym) dalam janji ini jelaslah bukan sun-gai Nil, tetapi sungai kecil Wadi ’Itwad yang bersumber di dekatdesa Misramah masa ini, di dataran tinggi Asir, dan membentukperbatasan zaman kini antara wilayah Jizan dan Rijal Alma’. Nhrmsrym mungkin juga adalah Wadi Liyah, yang memisahkan wilayahJizan dari Yaman dan sebuah desa yang bernama Masram (msrm)masih dapat dijumpai di sana. Di Wadi Adam yang membentuksebagian lembah utama wilayah Lith terdapat sebuah desa yangbernama Firt (prt) dan sebuah lagi yang bernama Farat (juga prt),sehingga saya percaya bahwa janji kepada Abram itu seharusnyaberbunyi seperti yang berikut ini: ’Kepada keturunanmu saya akanberikan tanah ini, dari sungai kecil Misramah (atau Masram, nhrmsrym) sampai ke sungai besar (h-nhr h-gdwl), yaitu sungai Firt(atau Farat, nhr prt)’, sungai ini terletak di Wadi Adam, bukan’sungai Efrat’.

Tanah yang dijanjikan kepada Abram dan orang-orang ’Ibraninya’,tentunya telah dihuni (berpenghuni). Janji Yahweh mencatat penghuninyayang seluruhnya berjumlah sepuluh bangsa (Kejadian 15-19-21), li-ma di antaranya adalah rakyat ’Kanaan’, menurut Kejadian 10:15-18(lihat Bab 14). Nama bangsa-bangsa ini bertahan sampai kini se-

Page 233: Mencari Asal Usul Kitab Suci

227

bagai nama-nama tempat di pelbagai bagian di Asir, dan sebagianbesar di ’Yudah’. Mereka adalah:

1. Bangsa ’Kenit’ (qyny, genitif qyn): sebagai sebuah nama ke-sukuan, qyny bertahan sebagai nama Qawayinah masa ini(tunggalnya adalah Qawni, atau qwny, dari qwn), di selatanTaif. Nama-nama yang berhubungan dengannya adalah Qani(qn), di wilayah Jizan; Qann (qn), di distrik Ballasmar; Qana(qn), seluruhnya berjumlah empat buah desa, sebuah di distrikBahr, sebuah di dataran tinggi Dhahran, sebuah di wilayahQunfudhah, dekat Hali, dan sebuah di Wadi Adam; Qanan(qnn), di distrik Majaridah; Qanwah (qwn), di Rijal Alma’;Qannah (qnn), seluruhnya berjumlah lima buah pedesaan, se-buah di distrik Muhayil, sebuah dekat Khamis Mushait, se-buah di wilayah Jizan, dan dua buah di Wadi Adam: Al Qani-nah (’l qnyn) di dataran tinggi ’Abidah; Qanyah (qny) di WadiAdam.

2. Bangsa ’Kenizzit’ (qnzy, genitif qnyzyz atau qnz) di wilayahJizan. Sebuah suku Arab masih dapat ditemukan di sanayang bernama al-Qunaysat (tunggalnya adalah Qunaysn, atauqnysy, dari qnys).

3. Bangsa ’Kadmonit’ (qdmny, genitif qdmn): Damjan (dmgn,metatesis dari qdmwn) di wilayah Taif. Qadamah (qdm) diwilayah Lith, dan Kawadimah (kwdm) di wilayah Jizan, ke-duanya kecil kemungkinannya, tetapi masuk di akal. Sebuahsuku Arab di utara Hijaz kini adalah Qidman (qdmn).

4. Bangsa ’Hittit’ (hty, genitif ht, dituliskan sebagai bangsa Kanaandalam Kejadian 10): Hathah (ht), di wilayah Lith; Hat (ht)di distrik Ballasmar; Hatwah (htw), di Rijal Alam’; Hittayy(hty), di pesisir Zahran; lebih lagi Al-Hatahit (jamak Arabdari hty) diakui dalam kesusastraan Arab sebagai sebuah na-ma kesukuan Arab.

5. Bangsa ’Perizzit’ (przy, genitif dari prz): Al Farzan (’l przn,

Page 234: Mencari Asal Usul Kitab Suci

228 BAB 16. TANAH HARAPAN

prz dengan kata sandang tertentu kuno Semit), di Bani Shahr;Furdah (prd, bandingkan dengan prz), nama dari empat buahdesa, sebuah di wilayah Jizan, dua di Wadi Adam, dan sebuahdi wilayah Majaridah. Mungkin juga merupakan nama-namasuku masa ini, yaitu Safarin (tunggalnya adalah Safari, atauspry), di selatan Asir; Zawafirah (tunggalnya adalah Zafiri,atau zpry), di Hijaz bagian selatan; dan Farasat (tunggalnyaadalah Farsi, atau prsy), di utara Hijaz.

6. Bangsa ’Rephaim’ (rp’ym, ganda atau jamak rp’ atau dari gen-itifnya, yaitu rp’y): Rafah (rp), di wilayah Jizan, dan Rafyah(rpy), di Rijal Alma’. Kesusastraan Arab berbicara mengenaisuku Yarfa (yrp, kata benda kuno rp) di Arabia baratdaya.

7. Bangsa ’Amorit’ (’mry, genitif ’mr, dituliskan sebagai bangsaKanaan dalam Kejadian 10): Amarah (’mr), di pesisir Zahran;Wamrah (wmr), di Wadi Adam; mungkin juga Maru (mrw,dengan w yang terakhir sebagai kata sandang tertentu Aramyang berakhiran), semuanya berjumlah tiga buah desa, dua diWadi Adam dan satu di distrik Bahr. Sebagai sebuah namakesukuan, ’mry mungkin masih terdapat di sana nama BanuMurrah (mr) yang terdapat di mana-mana, atau nama Maru(mrw) di Hijaz bagian selatan.

8. Bangsa ’Kanaan’ (kn’ny, genitif kn’n): Al Kun’an (’l kn’n), diWadi Bishah; juga nama suku al-Qin’an (qn’n), di Asir (lihatBab 14). Untuk lebih jelasnya, lihat Bab 1 dan 4.

9. Bangsa ’Girgashite’ (grgsy, genitif grgs, penghebat atau katapengecil grs; ditulis sebagai bangsa Kanaan dalam Kejadian10): Juraysh (grys, kata pengecil grs) dan Quraysh (qrys, ka-ta pengecil qrs), di wilayah Qunfudhah; juga Quraysh, duabuah desa di wilayah Taif; Qaryat Quraysh, di wilayah Qun-fudhah; Dar Bani Quraysh, di Wadi Adam; Quraysh al Hasan,di dataran tinggi Zahran. Nama kesukuan Arabia Barat kunoQuraysh tidak mungkin lain dari nama yang ini sendiri.

Page 235: Mencari Asal Usul Kitab Suci

229

10. Bangsa ’Yebusit’ (ybwsy, genitif ybws; ditulis sebagai bangsaKanaan dalam Kejadian 10): Yabasah (ybs), di Wadi Adam;Yabs (ybs), di lerengan maritim wilayah Ghamid; dan Yabs,dekat Mudhaylif, di sebelah utara Qunfudhah (lihat Bab 9).Yubbas (ybs) dan Yabis (ybs) kini masih tetap bertahan seba-gai nama-nama suku di Arabia Barat.

Kalau kita menganggap bahwa identifikasi saya terhadap kesepuluhbangsa itu benar, maka penelitian menurut Bibel atas sejarah mere-ka telah sama sekali salah haluan.[1] Maka tidaklah mengherankanjika hanya ada sedikit bukti-bukti arkeologis dan paleografis yangtertulis guna mendukung sumber mereka, karena penyelidikan apapun yang telah dilakukan dalam hal ini telah dikerjakan sehubungandengan tempat yang salah –Palestina dan Suria kuno, bukan ArabiaBarat.

Menurut Kejadian, tanah asal suku-suku Arabia Barat kuno inilahyang dijanjikan oleh Yahweh kepada Abram dan para keturunannya.Tanah asal tersebut juga termasuk dalam wilayah yang dijanjikanoleh Yahweh kepada Nabi Musa (Bilangan 34:1-12), yang kenyataan-nya bukan lebih kecil dari wilayah yang dijanjikan kepada Abram,seperti yang dikira sampai kini, tetapi sebenarnya lebih luas. Tanahini terdiri dari ’seluruh tanah Kanaan’ (34:2) dan termasuk baikpedalaman maupun pesisir Asir, dan juga wilayah Taif di Hijaz, daripantai Laut Merah sampai pinggiran gurun Arabia Tengah.

Dalam upaya mereka untuk melakukan suatu penafsiran geografisdari perbatasan-perbatasan tanah harapan ini dalam pengertian Palesti-na, para ahli Bibel selalu menemui kesulitan-kesulitan yang jugatidak mengherankan, mengingat wilayah itu bukanlah pada tem-patnya. Membaca teks Ibrani mengenai ’janji’ itu, seperti yangditafsirkan dan disuarakan secara tradisional, kata ym dalam Bibelselama ini telah dianggap berarti ’laut’, walaupun kata ym yangsama itu juga diakui berarti ’barat’. Para ahli juga telah men-ganggap ym h-mlh berarti ’lautan garam’, sebuah referensi kepa-da Laut Mati Palestina. Walaupun mlh dalam bahasa Ibrani dan

Page 236: Mencari Asal Usul Kitab Suci

230 BAB 16. TANAH HARAPAN

bahasa Arab memang berarti ’garam’, kata ini juga berarti ’pasir’dalam dialek Arab sekarang dari daerah pedalaman Asir. Maka dariitu meski h-ym h-gdwl dalam Bibel memang berarti ’Lautan Besar’(berkenaan dengan Arabia Barat, bukan Laut Tengah, tetapi LautMerah), ym h-mlh dalam konteks ’janji’ yang sedang dibahas inibukan berarti ’lautan garam’, tetapi ’di sebelah barat pasir’. Refer-ensi ini seperti yang akan dilihat, adalah kepada Bilad Yam (ym),yang secara harfiah berarti ’negara barat’, yang sebenarnya men-gapit ’pasir-pasir’ (mlh) Ar Rab’al Khali, dari sebelah ’barat’ (ym).Begitu pula, ym knrt berarti ’sebelah barat Quraynat’ (sebuah tem-pat, lihat di bawah), dan bukan ’Lautan Chinnereth’, yang dikira –tanpa berdasarkan apa pun– adalah nama menurut Bibel dari DanauTiberias di Palestina. Selanjutnya, penyusunan ktp ym knrt bukanberarti ’pundak (ktp) Lautan Chinnereth’ (RSV), tetapi ’Qatf di se-belah barat Quraynat’, Qatf (qtp) sebenarnya adalah sebuah tempatdi Arabia Barat yang terletak di sebelah ’Barat’ Quraynat (lihat dibawah).

Dalam menafsirkan Tanah Harapan Musa, para ahli Bibel telah bin-gung bukan saja terhadap arti kata Ibrani ym, tetapi juga terhadaph-yrdn, yang mereka anggap adalah tidak lain dari ’Yordan’ Palesti-na. Mereka selanjutnya dibuat bingung oleh sebuah tempat yangbernama qds brn’ (atau ’Kadesh-Barnea’), yang secara tidak benarsejak tahun 1948 dikenali sebagai oase ’Ayn Qudays, di Palestinasebelah selatan (lihat Bab 4). Pengenalan ini hanya berdasarkankenyataan bahwa Qudays Arab, atau qdys, adalah pengecilan Quds,atau qds, yang merupakan padanan kata qds dalam bahasa Ibrani.Sebenarnya, qds brn’, diuraikan sehingga terbaca qds b-rn’ (di si-ni tampaknya b adalah pemendekan dari ’b, ’ayah’, dengan katalain ’Tuhan’), hanya berarti ’tempat suci’, ’kuil’, ’tempat pemujaan’’Tuhan’ rn’, yang namanya secara metatesis bertahan dalam duanama tempat di Arabia bagian timur sebagai Abu ’Arinah (’b ’rn),dan di dataran tinggi Asir di sebelah selatan Khamis Mushait se-bagai Al ’Arinah (’l ’rn). ’Kadesh-Barnea’ mestinya dulu adalahsebuah ’kota suci’ kuno, yang kini masih ada sebagai desa Al ’Ari-

Page 237: Mencari Asal Usul Kitab Suci

231

nah, seperti yang akan kita lihat. Kebetulan nama dewa ArabiaBarat rn’ masih bertahan melalui metatesis yang lain, sebagai r’n,dalam inskripsi-inskripsi Lihyan dan Dedan dari utara Hijaz.

Yang berikut ini adalah perbatasan-perbatasan tanah yang dijan-jikan kepada pengikut-pengikut Israil Musa, seperti yang digam-barkan dalam Bilangan 34 dan berkenaan dengan geografi ArabiaBarat:

1. Perbatasan barat adalah ’Lautan Besar’ (h-ym h-gdwl, 34:6),dengan kata lain, Laut Merah (lihat di atas).

2. Perbatasan selatan dimulai dari gurun pasir Zin, atau zn (sndalam Bibel, ’Zin’), sebuah oase di wilayah Najran yang secaratepat digambarkan terletak ’di sisi’ (’l ydy) Wadi Idimah, atau’dm (dalam Bibel adalah ’dwm, ’Edom’), yang sebenarnya ter-letak ke arah selatan; tepatnya, ’dari Quziyyah (qzyh), di se-belah barat pasir ke arah timur’ (m-qsh ym h-mlh qdmh),Quziyyah (dalam Bibel adalah qsh) adalah sebuah oase di Bi-lad Yam, ke arah hulu Zin di Wadi Najran, dan tepat di per-batasan barat pasir Ar Rab’al Khali. Dari sana perbatasanitu membentang ke arah barat ’di selatan lereng Akrabbim(’qrbym)’, kini merupakan sebuah desa di Sarat ’Abidah, diatas Wadi Najran, yang bernama al-Jarabi’ (jamak bahasaArab grb’), metatesis ’qrb dalam Bibel, (jamak bahasa Ibranidari ’qrb adalah ’qrbym).[2] Lebih jauh ke arah barat, per-batasan ini melintasi satu lagi Zin (sn dalam Bibel) di wilayahDahran, yang sebenarnya adalah ’di sebelah selatan’ Al ’Ari-nah (atau ’Kadesh-Barnea’, lihat di atas), persis seperti yangtertera dalam teks. Kemudian perbatasan ini melintasi apayang digambarkan oleh bahasa Ibrani Bibel sebagai hsr ’dr(’Hazzar-addar’), yang paling-paling menunjukkan ’tanah pe-mukiman’ (hsr) sebuah suku yang bernama ’dr, yang namanyamasih dipakai oleh suku Adhar (’dr) di Sarat ’Abidah dan daer-ah sekitar Dhahran al-Janub. Kemudian perbatasan ini men-embus Al ’Asman (’l ’smn, bandingkan dengan nama Ibrani

Page 238: Mencari Asal Usul Kitab Suci

232 BAB 16. TANAH HARAPAN

’zmn atau ’zmwn, ’Azmon,), di wilayah Dhahran, dan sam-pai di Wadi ’Itwad (nhl msyrm, yang berarti ’pohon palemMisramah’ atau ’hulu Misramah’ lihat di atas, bukan ’sungaikecil Mesir’ seperti yang diterjemahkan secara tradisional; un-tuk melihat kebingungan antara Misramah ini dengan ’Mesir’,lihat di atas). Dari sini, perbatasan ini mengikuti aliran Wadi’Itwad (atau mungkin juga Wadi Liyah, lihat di atas) sampaike laut (34:3-5).

3. Perbatasan utara bermula di pantai Laut Merah dan kemu-dian menuju ke atas bukit, melintasi ’Gunung Hor’ (hr h-hr), yang telah dikenali sebagai sebuah puncak gunung (hr)al-Harrah (hr dengan kata sandang tertentu bahasa Arab),di ujung utara dataran tinggi Zahran (lihat Bab 7, Catatan5). Dari sini perbatasan itu membelok ke utara dan sampaidi wilayah Taif di Dhawi Himat (hmt) atau Himatah (hmt,bandingkan dengan hmt dalam Bibel, ’Hamath’), dan Sidad(sdd, bandingkan dengan sdd dalam Bibel, ’Zedad’). Darisini perbatasan itu terus melintasi zprn (’Ziphron’, mungkinkini adalah Safra’, atau spr tanpa kata sandang tertentu be-rakhiran, yaitu n),[3] dan berakhir di hutan belantara Har-rat al-Buqum, di ’oase’ atau ’perkampungan’ (Ibraninya hsr)’Aynin (’ynn, bandingkan dengan hsr ’ynn dalam Bibel, hsratau ’perkampungan’ ’ynn yang biasanya diterjemahkan seba-gai ’Hazar-enan’, (34:7-9).

4. Perbatasan timur, mulai dari ’Aynin (lihat di atas), dan terusmembentang ke selatan, rupanya ke al-Thafan (tpn, band-ingkan dengan spm dalam Bibel, ’Shepam’), di Wadi Tath-lith (nama lengkapnya Hadayir al-Thafan, atau pemukiman-pemukiman al-Thafan). Kemudian perbatasan ini terus menu-ju ke selatan menerobos ’Riblah’ (rblh), di sebelah timur ’Ayn’(’yn), yang kini mungkin adalah al-Rabiyah (’l-rbyh),[4] dipelosok terjauh Wadi Habuna, yaitu Yam, di sebelah timurlaut oase ’Ayn, di wilayah Najran. Dari sini perbatasan itumelintasi ’Qatf (qtp), di sebelah barat Quraynat (qrynt)’ (ktp

Page 239: Mencari Asal Usul Kitab Suci

233

ym krnt, lihat di atas), Quraynat adalah oase Wadi al-Dawasir,dan Qatf terletak di sebelah baratdaya Quraynat ini di BiladYam. Dari sini perbatasan itu menyeberangi ’punggung bukit’(h-yrdn), yang tidak diragukan lagi adalah apa yang disebutPhilby sebagai ’jenggul granit besar’ (the great granite boss)Jabal Abu Hamdan di wilayah Najran, dan berakhir di ’sebe-lah barat pasir’ (ym h-mlh) Ar Rab’al Khali (34: 10-12).

Jika kita memproyeksikan perbatasan-perbatasan Tanah HarapanMusa seperti yang ditafsirkan di sini di atas peta Arabia Barat,hasilnya samasekali tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apapun. Gambarannya lengkap hampir sampai pada detil-detil yangterakhir.

Page 240: Mencari Asal Usul Kitab Suci

234 BAB 16. TANAH HARAPAN

Page 241: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 17

Kunjungan Ke Eden

Menurut standar orang-orang Barat Junaynah di Wadi Bishah tidakpantas di sebut taman; namun sebagai sebuah oase di pinggiran gu-run pasir tempat ini mempunyai daya tarik yang tersendiri. Tem-pat ini merupakan ’desa Bishah yang paling rendah’ tulis H. St.J. B. Philby yang mengunjungi Junaynah di sekitar awal 1930-an;tempat ini merupakan ’sebuah oase di gurun pasir’, ’tanpa pohon-pohon palem’ di luarnya. Seperti yang dilukiskan oleh Philby, oaseini terdiri dari ’sebuah lingkaran belukar pohon-pohon palem yanganggun’, dengan ’tanaman gerst dan gandum yang sudah mulaimematang di sana sini’ di ujung timurnya, dengan ’perkebunan’tamarisk yang ’lebat’, dan semak belukar yang ’sangat lebat’ di seki-tar puing-puing yang terlantar, dengan sebuah desa kecil di dekatnya–pada keseluruhannya ’sebuah gambaran oase yang ideal’, teruta-ma di bawah sinar bulan (Arabian Highlands, Ithaca, N.Y., 1952,hal. 29-31). Sebagai desa Bishah yang paling terpencil, Junaynah,walaupun bukan sebuah desa yang penting, ada pada sebagian be-sar peta-peta jazirah Arab (2020” lintang utara dan 4055” bujurtimur). Philby mengunjungi tempat itu dan menggambarkannya

235

Page 242: Mencari Asal Usul Kitab Suci

236 BAB 17. KUNJUNGAN KE EDEN

tanpa mengetahui bahwa tempat ini adalah Taman Firdaus (Eden).Bagaimana ia dapat mengetahui dengan adanya tradisi yang men-dukung sepenuhnya bahwa lokasi taman ini terletak di sebuah tem-pat di Mesopotamia yang sangat jauh itu?

Kini saya mengharapkan pembaca dapat menerima gagasan bahwaKitab Bibel Ibrani ditulis oleh penulis-penulis Israil yang tinggal didaerah perbukitan di pantai Asir. Dalam Kejadian 2:8-14, salahseorang penulis ini, yang namanya tidak akan diketahui, melukiskantentang keadaan Taman Firdaus sebagai berikut:

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman (gn) di Eden, di sebe-lah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nyaitu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon daribumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan po-hon kehidupan (hyym) di tengah-tengah taman itu, seperti pohonpengetahuan (d’h) tentang yang baik dan yang jahat. Ada suatusungai (nhr, ’sungai, sungai kecil’) mengalir dari Eden untuk mem-basahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empatcabang (r’sym, jamak dari r’s, ’mata air sungai’). Yang pertama,namanya Pison (pyswn), yakni yang mengalir mengelilingi seluruhtanah Hawila (hwylh), tempat emas ada. Dan emas dari negeri itubaik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungaiyang kedua adalah Gihon (gyhwn), yakni yang mengalir mengelilin-gi seluruh tanah Kusy (kws). Nama sungai yang ketiga adalah hdql[secara tradisional diterjemahkan sebagai ’Tigris’, yang mengalir disebelah timur ’swr, secara tradisional diterjemahkan sebagai ’Assyr-ia, (Suryani)]. Dan sungai yang keempat adalah Efrat (prt).

Setelah itu, selagi pembicaraan mengenai Adam, manusia yang per-tama dan keluarganya, penulis yang sama memberikan dua informasitambahan mengenai lokasi Eden serta tamannya. Sewaktu Adam be-serta istrinya, Hawa, dikeluarkan dari surga, Yahweh menempatkancherubim (krbym, ganda atau jamak krb, harfiahnya ’pendeta’) ’disebelah timur taman itu’ guna menjaga jalan yang menuju pohonkehidupan (3:24). Waktu Kain, anak pertama Adam dan Hawa

Page 243: Mencari Asal Usul Kitab Suci

237

membunuh adiknya, Abel, dan dihukum dengan cara dibuang daripenglihatan Yahweh, ia pergi dan menetap ’di tanah Nod (nwd), disebelah timur Eden’ (4:16).

Informasi yang diberikan oleh semua ini mengenai lokasi geografisEden dan tamannya dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Eden terletak di sebelah timur kampung halaman penulisteks Bibel yang dibicarakan ini, adalah tanah Yudah, di sisipantai Asir.

Kedua, Eden beserta tamannya terletak di sebuah jaringan pen-galiran yang terdiri dari empat anak sungai yang telah dikenal,yang dikenali dengan nama-namanya.

Ketiga, taman (gn) Eden (’dn) terletak ke arah hulu sungai Eden,yang diairi oleh sebuah sungai kecil yang ’mengalir ke luar’(ys’) Eden.

Keempat, taman itu diasosiasikan dengan dua pohon yang pent-ing, yaitu pohon ’kehidupan’ (hyym) dan pohon ’pengetahuan’(d’h).

Kelima, dua atau lebih cherub-cherub (krbym, jamak krb) berar-ti ’pendeta’ ditugaskan di sebelah timur Taman Eden gunamenjaga jalan yang menuju ke Pohon Kehidupan.

Keenam, di sebelah timur daerah sekitar letaknya Eden terdapattanah Nod (nwd).

Dari semua informasi yang tertera di atas, kita dapat mengambil kes-impuIan bahwa Taman Eden terletak di sebuah wilayah oase yangsubur yang terletak antara Tanah Yudah, di pesisir Asir, dan se-buah daerah pedalaman yang bernama nwd. Bahwasanya wilayahini tidak lain daripada lembah sungai Wadi Bishah tampaknya je-las, berkenaan dengan pengenalan yang lebih lanjut dari ’keempatsungai’ Eden:

1. Sungai ’Pison’ (pyswn, pada hakekatnya psn), yang mengalir

Page 244: Mencari Asal Usul Kitab Suci

238 BAB 17. KUNJUNGAN KE EDEN

mengelilingi tanah ’Hawila’ (hwylh) dan di sana terdapat emas.Kini ini adalah Wadi Tabalah, cabang Bishah yang terletakpaling jauh di barat. Wadi ini mengambil nama yang di-pakainya kini dari satu di antara sejumlah oase-oase yang ter-letak di sepanjang alirannya. Nama Bibelnya bertahan sebagainama desa Shufan (spn, metatesis dari nama Ibrani pyswm),dekat hulu sungainya di dataran tinggi Nimas. Pengarang ceri-ta Eden mestinya menganggap Wadi Tabalah (atau ’Pison’)sebagai sungai utama di jaringan Wadi Bishah, mengingatcara yang ia pakai dalam menggambarkan alirannya. ’Haw-ila’ , yang katanya dikelilingi oleh ’Pison’, kini adalah Hawalah(hwlh), di dataran tinggi wilayah Ghamid, di sebelah utara Ni-mas. Aliran utama Wadi Bishah sebenarnya mengitari wilayahGhamid di sisi pedalamannya setelah pertemuannya dengancabang-cabang utamanya. Bahwa ini merupakan tanah ’emas’adalah benar; emas benar-benar ditemukan di sana pada za-man dahulu, dan masih dicari di sana sampai kini. Ini mungkinmerupakan tanah ’emas fosil ... bukan dalam bentuk emasurai, tetapi dalam gumpalan’, tulis Strabo dalam gambaran-nya mengenai Arabia (lihat Bab 3). Di sebelah timur wilayahGhamid mengalir sebuah anak sungai Wadi Bishah, yang sebe-narnya bernama Wadi Dhahab, ’Lembah Emas’ (lihat lagi diBab 3). Di sana juga dapat ditemukan batu carnelia (h-shm),umumnya disalahterjemahkan sebagai batu ’onyx’. Bahkansampai kini pun, para jemaah haji yang kembali dari Mekahbiasanya membawa manik-manik yang terbuat dari batu-batusetengah mulia ini. Bdellium (bdlh), atau damar bedolah,yang dibicarakan adalah getah yang berharga yang dihasilkanoleh sejenis pohon lokal (commiphora mukul), yang khusus ter-dapat di Arabia Barat, kini disebut Balsem Mekah. Walaupunnamanya sama, ’Pison’ dalam Bibel jelas bukan anak sungaialiran utama Wadi Bishah yang kini dikenal dengan nama Wa-di Shaffan (spn).

2. Sungai ’Gihon’ (gyhwn, pada hakekatnya ghn), yang mengalir

Page 245: Mencari Asal Usul Kitab Suci

239

mengitari tanah ’Kusy’ (kws). Ini merupakan sungai kecil uta-ma Wadi Bishah, yang merupakan namanya kini, salah satudari hulu sungainya masih bernama Wadi Juhan (ghn). Wa-di ini terletak di antara Khamis Mushait dan Abha, dan disana terdapat pula sebuah desa yang bernama Al Jahun (jugaghn). Nama sekarang Wadi Bishah diambil dari desa Bishah,dekat persimpangan cabang-cabang utama jaringan wadi ini.Orang-orang ’Kusy’ yang tanahnya dikelilingi oleh ’Gihon’ ki-ni adalah desa Kuthah (kwt, lihat Bab 4), di daerah sekitarKhamis Mushait, yang sebenarnya mengapit Wadi Juhan.

3. Sungai hdql, yang secara tradisional dianggap sebagai sungaiTigris Mesopotamia. Kalau saja nama ’sungai’ ini h-dql (ki-ni diarabkan menjadi al-Dijlah, atau dglh, didahului oleh ka-ta sandang tertentu), mungkin saja sungai ini adalah Tigris.Namun kenyataannya nama sungai ini, seperti yang terteradalam Kejadian, jelas adalah hdql, dengan h sebagai hurufawal bukan h- yang bedanya dapat sejauh beratus-ratus kilo-meter. Kini, nama hdql bertahan sebagai nama desa Al Jahdal(ghdl), di dataran tinggi Sarat ’Abidah, dan di sini terdapathulu sungai Wadi Tindahah. Sarat ’Abidah terletak di sebelahtimur tengah Khamis Mushait, dan Wadi Tindahah bergabungdengan aliran utama Wadi Bishah di sebelah utara KhamisMushait. Pada zaman Bibel, Wadi Tindahah mestinya berna-ma hdql menurut nama desa tempat terdapatnya mata air.Seperti halnya hdql bukan Tigris, melainkan kini Wadi Tin-dahah, begitu pula ’swr di sebelah timur alirannya bukanlah’Assyria’. Sebenarnya Wadi Tindahah mengalir tepat di timur’swr yang kini adalah desa Bani Thawr (twr), juga dikenal se-bagai Al Abu Thawr. Seperti yang telah kita buktikan beber-apa kali sebelumnya, hampir tidak terdapat suatu kesalahantopografis di dalam Bibel Ibrani.

4. Sungai prt, yang secara tradisional dianggap sebagai sungaiEfrat ini tidak mungkin kalau bukan apa yang kini adalahWadi Kharif yang mengalir dari ketinggian wilayah Zanumah,

Page 246: Mencari Asal Usul Kitab Suci

240 BAB 17. KUNJUNGAN KE EDEN

di sebelah utara Abha, dan merupakan salah satu anak sun-gai utama aliran Wadi Bishah. Nama Bibelnya, yaitu prtmestinya berasal dari nama sebuah desa di hulunya yang kinibernama al-Tafra’ (tpr, sebuah metatesis prt). Dalam teks-teks Bibel lainnya, seperti yang telah kita saksikan, prt adalahWadi Adam (lihat Bab 1, Catatan 11), yang bukan demikianhalnya di sini.

Menurut kisah Genesis, sungai (nhr) Eden membelah menjadi em-pat hulu sungai (r’sym) di sekitar Eden dan tamannya. Sebenarnya,r’sym dalam Bibel ini bertahan sebagai nama oase Rawshan (rwsn)yang terletak dekat tempat Wadi Tabalah (Pison) bergabung den-gan aliran utama Wadi Bishah.[1] Di dekatnya, menuju ke arah hu-lu, terdapat sebuah oase yang bernama ’Adanah (’dn), yang sampaikini memakai nama Eden (’dn) yang terdapat dalam Bibel. OaseJunaynah (gnyn, pengecilan gn, bandingkan dengan kata Ibranign, ’taman’) terletak tidak jauh di hilir dari Rawshan, diairi olehair yang mengalir dari ’Adanah. Tampaknya aneh, tetapi di sit-ulah letaknya taman Eden, bertahan melalui namanya (lihat Peta8).

Di sebelah timur pertemuan Wadi Bishah, yaitu di sekitar daerahEden menurut Bibel, terdapat tanah ’Nod’ –sebuah ’negara ketu-nawismaan’ (Ibraninya nwd), tepat sebagaimana digambarkan dalamkamus-kamus standar bahasa Ibrani Bibel (dari kata kerja nwd, ’tu-na wisma, berjalan tanpa tujuan’). Ini merupakan sebuah hamparangurun pasir pedusunan yang kering, yang memisahkan Asir dan Ara-bia Tengah. Di luar tanah Nod ini, di sana ’tidak terdapat apa-apakecuali ketandusan yang tiada akhirnya’ –gurun batu kerikil, atau’hamparan datar mati’ Ar Rab’al Khali (Arabian Highlands, hal.221).

Di sebelah timur tenggara Wadi Bishah terdapat oase al-Qarban(qrbn, dengan kata sandang tertentu; bandingkan dengan kata Ibranih-krbym, ’pendeta-pendeta’). Ini mungkin adalah ’pendeta’ yang di-tugaskan di sebelah ’timur’ Taman Eden setelah Adam dan Hawa

Page 247: Mencari Asal Usul Kitab Suci

241

dikeluarkan dari taman itu. Namun dalam konteks cerita ini, kata h-krbym sebenarnya dapat berarti ’pendeta-pendeta’ (lihat di bawah).Mengenai pohon kehidupan (hyym) dan pohon pengetahuan (d’h) ditaman itu, mereka sudah pasti adalah dua buah pohon keramat yangdipersembahkan kepada dua desa lokal kuno. Desa yang sekarangAl Hi (’l hy) di Wadi Bishah, masih menggunakan dewa ’kehidu-pan’ Arabia Barat yang sudah dilupakan. Begitu juga perkampun-gan Al Hi (’l hy) dan Al Ibn Hi (juga hy) di dataran tinggi Asirke arah Barat; dan Al Hayat (hyt) di wilayah Dhahran, dan Hiyin(hyyn, bandingkan dengan kata Ibrani hyym, dalam bentuk jamak),di wilayah Jizan. Begitu pula, desa yang sekarang Al Da’yah (’ld’y, bandingkan dengan kata Ibrani d’h), di dataran tinggi di sebe-lah barat Wadi Bishah, sampai hari ini mengabadikan nama dewa’pengetahuan’ Arabia Barat yang telah terlupakan.

Apakah dahulunya Taman Eden dalam Bibel merupakan sebuahbelukar keramat –sebuah pusat pemujaan Dewa Kehidupan lokaldan Dewa Pengetahuan– sebelum taman ini menjadi taman kepun-yaan Yahweh sendiri? Bukti toponimis yang ada jelas menunjukkanke arah ini. Diteliti dalam susunan referensi ini, kisah menurutBibel mengenai taman ini mungkin dapat menghasilkan pengertian-pengertian baru yang, seperti penelitian atas masalah Melchizedek,dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang asalmula monoteisme di Arabia Barat kuno. Namun penelitian yangsemacam itu atas cerita ini tidak akan dilakukan di sini.

Akan tetapi yang patut diperhatikan adalah bahwa Qur’an tidakberbicara mengenai sebuah Taman Eden saja, tetapi mengenai ’Taman-taman Eden’, dalam bentuk bentuk jamak, dan juga mengenai ’sungai-sungai’ (anhar), bukan hanya sebuah ’sungai’ (nahr) saja, yang men-galir di bawah taman-taman itu. Secara menyeluruh, ada sebelasreferensi di dalam Qur’an mengenai ’Taman-taman Eden’ ini, danbukan hanya mengenai sebuah taman saja, sehingga kita menduga-duga berapa sebenarnya taman-taman yang ada. Lebih penting la-gi, ada dua buah sebutan Qur’an yang memberi petunjuk tentangadanya hubungan yang erat antara taman-taman dan pemujaan-

Page 248: Mencari Asal Usul Kitab Suci

242 BAB 17. KUNJUNGAN KE EDEN

pemujaan keagamaan tradisional yang mungkin merupakan pen-jelasan terhadap penyebutan dalam Bibel mengenai pengangkatan’cherubim’, atau ’pendeta-pendeta’, sebagai pengawas-pengawas tamanEden itu. Menurut teks Qur’an, Nabi Muhammad diberitahu oleh’kebanyakan orang’ bahwa mereka tidak sudi mengakui tugas keaga-maannya kecuali kalau ia dapat menunjukkan bahwa ia mempunyai’sebuah kebun pohon-pohon palem dan anggur dengan sungai-sungaiyang deras’ (17:89-91). Menurut sebuah teks yang lain, orang-orang bertanya-tanya bagaimana Nabi Muhammad dapat mengakuidirinya sebagai seorang rasul kalau ia memakan makanan biasa,dan berjalan-jalan di pasar-pasar, dan tidak memiliki sebuah ’ke-bun khusus ia mendapatkan makanannya’ (25:7-8).

Dari taman-taman di Arabia Barat kuno ini, yang Taman Edendalam Bibel dan ’cherubim’-nya merupakan purwa rupa, kita hanyamengetahui secara langsung satu di antaranya yang masih pada da-sawarsa permulaan abad ke-7 Masehi. Taman ini ialah taman milikpendeta tinggi Maslamah dari Yamamah, seorang monoteis Arab,yang sezaman, tetapi bukan pengikut Nabi Muhammad. Tamanini disebut Hadiqat al-Rahman, al-Rahman (rhmn, ’Yang MahaPengampun’), yaitu nama Tuhan Esa di beberapa pemujaan monoteismeArab pada zaman pra-lslam. Sewaktu Nabi Muhammad masih hidup,Maslamah bersedia mencapai persetujuan dengannya. Namun sete-lah wafatnya Nabi Muhammad, ia bertengkar dengan pengganti-pengganti Nabi Muhammad, dan Khalifah yang pertama, yaitu AbuBakr (632-634 M.), mengerahkan pasukan-pasukannya guna menun-dukkannya. Menurut sejarawan-sejarawan Arab, seruan perang Maslamahdan para pengikutnya adalah: ’Ke Taman! Ke Taman!’. Keny-ataannya, konon pertahanan terakhirnya melawan pasukan-pasukanIslam adalah di balik tembok-tembok tamannya tempat ia dan sepu-luh ribu pengikutnya melakukan perlawanan sampai mereka ter-bunuh.

Suatu pikiran yang menarik: mungkinkah Maslamah, dengan tamankeramatnya, merupakan cherubim Arabia Barat yang terakhir?

Page 249: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 18

Nyanyian DariPegunungan Jizan

Idealisasi kehidupan pedesaan tampaknya dahulu sama populernyadi istana Yerusalem Arab dengan di Versailles pada zaman kekuasaankeluarga Bourbon yang belakangan. Kita harus tetap mengingatini sewaktu mempertimbangkan sifat ’Kidung Agung’ yang meru-pakan (syr h-syrym ’sr l-slmh) Sulaiman, sebuah bunga rampai lagu-lagu rakyat yang membicarakan percintaan antara para gembaladan para pemelihara kebun anggur, rupanya disusun oleh salah se-orang raja Yudah yang belakangan, walaupun memakai nama Su-laiman. Bunga-rampai ini dipelihara di antara ktwbym (atau ’kitab-kitab’) Ibrani dan akhirnya menjadi bagian Bibel sejajar dengan’kitab-kitab’ pepatah dan kearifan lain yang dihubungkan denganSulaiman.

Secara tradisional umat Yahudi telah menafsirkan bahan erotik yangberani yang ada dalam ’Kidung Agung’ sebagai suatu rangkaianbunga-rampai yang menunjukkan cinta Tuhan terhadap Israil. Umat

243

Page 250: Mencari Asal Usul Kitab Suci

244 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

Kristen memandang sebutan-sebutan yang sama itu sebagai ramalandalam bentuk bunga-rampai yang berkenaan dengan cinta Kristusterhadap gereja. Namun bagi pendengaran telinga Arab, maknalirik-lirik yang termasuk dalam ’Kidung Agung’ itu adalah jauh lebihringan: lirik-lirik itu mempunyai arti tepat seperti yang dikatakan-nya, yaitu merupakan contoh-contoh awal gaya sastra erotik yangkini masih sangat populer.

Nyanyian yang mirip dengan itu banyak terdapat dalam kesusas-traan Arab klasik, dan kita dapat mendengarkan bentuk moderndaripadanya di seluruh pelosok Timur Dekat. Pada pertemuan-pertemuan ramah-tamah di mana saja terdapat hiburan musik. Peniru-an nyanyian-nyanyian ini, seperti halnya lagu-lagu rakyat dari selu-ruh dunia, telah mendapat tempat di ruang-ruang musik dan gramofon-gramofon otomat di kalangan Arab dan popularitas mereka mem-buktikan semangat tradisi mereka. Dalam lagu-lagu rakyat Arabyang hidup ini, seperti dalam ’Kidung Agung’ dalam Bibel, muda-mudi yang sedang dimabuk asmara berubah menjadi rusa-rusa jan-tan dan betina yang gemar akan janji-janji rahasia untuk berte-mu di perkebunan anggur dan tenda-tenda orang Badwi. Menge-tuk pintu atau memasuki sebuah perkebunan anggur guna memetikbuah (terutama buah delima dan anggur), atau mengambil denganbebas madu atau susu, merupakan petunjuk-petunjuk yang cukupcerdik kepada perayuan erotik yang kita semua tahu apa itu sebe-narnya.

Dalam ’Kidung Agung’, yang jatuh cinta adalah Sulaiman (shlomohatau slmh), dan yang dicintainya, yang dikenali melalui namanya,adalah Shulammite (swlmyt), bentuk feminin slmh atau Salomo (li-hat di bawah). Dalam lagu tradisional Arab, gadis yang dicintaisering disebut Salma (bentuk feminin nama Salman, yang meru-pakan padanan kata Arab dari nama Ibrani shlomoh, atau Salo-mo). Seperti halnya Shulammite dalam Bibel, Salma Arab dipujidalam puisi klasik dan dalam lagu modern karena kecantikannyayang kehitaman; ia sejak dahulu digambarkan sebagai ’hitam tetapimolek’.

Page 251: Mencari Asal Usul Kitab Suci

245

Tentunya kesamaan yang erat antara ’Kidung Agung’ dan puisi cintaArab sebelumnya telah dikomentari oleh para ahli. Baru-baru ini,Morris Seale menulis:

Menurut hemat saya, Kidung ini paling mudah dimengerti kalaudibandingkan bersama puisi erotik yang berasal dari Arabia. Yanglangsung menarik perhatian pelajar-pelajar puisi cinta Arab kunoadalah kesamaan yang besar antara puisi kaum pengembara seper-ti ini dengan curahan-curahan dalam Kidung Agung. Kesamaanini adalah pada pokok pembicaraan, gaya sastra dan pada tamsil-nya. Shulammit yang dicintai dalam Kidung Agung adalah saudaraperempuan dari sejumlah wanita cantik yang dikenal oleh para pecinta-penyair (seorang penyair sekaligus pandai bercinta). Penyair-penyairini tinggal di kota tetapi pikiran mereka mengembara di padangpasir. Bahasa Arab modern penuh dengan contoh-contoh semacamini. Kumpulan puisi yang berhawa nafsu ini (dengan kata lainKidung Agung) menunjukkan pada jiwa khas suatu bangsa padazaman liar dan kehidupan bebas. Begitu saja, ini merupakan suatumonumen sejarah pengembaraan kaum Ibrani pada waktu kenikmatandan penyelenggaraan percintaan badaniah lebih penting dari rasatakut terhadap Tuhan.[1]

Namun pertanyaannya tetap adalah tepatnya dari mana adat danpengetahuan erotik yang diabadikan dalam Kidung Agung itu be-rasal? Seperti yang saya harapkan, tempat asalnya adalah tidak laindari tanah Bibel yang asli, yaitu Asir.

Menilai dari nama-nama tempat yang disebutkan di dalam lagu-lagu percintaan ini, mereka pada mulanya mestinya berasal daripegunungan dan bukit-bukit di pedalaman Jizan –sebuah setengahlingkaran punggung pegunungan yang indah sekali, sebagian gersangdan sebagian berhutan lebat dan sebagian lagi bertingkat-tingkatuntuk ditanami, yang memandang ke bawah lembah-lembah suburgurun pesisir Jizan yang luas. Sewaktu Philby mengunjungi tem-pat ini, ia terpesona akan keindahan pemandangannya. Lebih lagi,perasaan sadarnya digetarkan oleh alunan lagu dari sisi gunung yang

Page 252: Mencari Asal Usul Kitab Suci

246 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

dimainkan oleh tiupan suling seorang gembala (Arabian Highlandshal. 488), dan ia pun menyesali karena tidak membawa ’sebuahalat yang dapat merekam lagu-lagu rakyat yang merdu’ penduduksetempat itu (hal. 503) –sesuatu yang tidak dikatakan Philby yangberkenaan dengan bagian-bagian di Asir lainnya. Juga pada zamanBibel, tidak ada cara yang dapat merekam lagu-lagu rakyat setem-pat agar dapat mengabadikannya. Namun, sebagian dari lirik-lirikitu berhasil dipertahankan.

Bagaimana, kapan dan mengapa Kidung Agung disusun adalah diluar jangkauan studi ini; dan pengetahuan sejarah tekstual Bibelsaya pun tidak cukup untuk mengerjakannya. Akan tetapi, yangsaya yakin adalah bahwa pengetahuan adat istiadat yang terkan-dung di dalam Kidung Agung hanya mungkin berasal dari pegu-nungan Jizan. Di negara mana saja, lagu-lagu rakyat seringkalidiciptakan oleh penyanyi-penyanyi pengembara yang telah mengun-jungi berbagai tempat, dan kadang-kadang ingin sekali menunjukkankeakraban mereka dengan tempat-tempat yang telah mereka kun-jungi. Lebih lagi, dengan jalan menyebutkan nama-nama pelbagaidistrik dalam lagu-lagu mereka, para penyanyi pengembara ini mem-buat lagu-lagu mereka langsung dapat dimengerti oleh para penden-garnya di mana pun mereka berada. Seorang penyanyi pengembarabahkan dapat menukarkan nama-nama tempat dalam sebuah lagutertentu selagi menyanyikannya di suatu distrik satu atau yang lainguna menyenangkan hati pelbagai pendengarnya. Yang berikut iniadalah tempat-tempat yang disebut di tempat lain yang semuanyaterletak di distrik-distrik wilayah Jizan. Ini penting, karena pen-genalan semacam itu dapat menjelaskan banyak sebutan-sebutandalam teks-teks Ibrani bunga rampai puisi-puisi cinta kuno yangsangat menarik ini, yang kalau tidak demikian tetap akan tidak je-las.

Pertimbangkanlah yang berikut ini:

1. ’Saya hitam sekali, tetapi elok, hai putri-putri Yerusalem, bagaikantenda-tenda Kedar (qdr), bagaikan tirai Salomo (yry’wt slmh)’

Page 253: Mencari Asal Usul Kitab Suci

247

(RSV 1:5). Di sini Kedar mungkin adalah al-Ghadir (gdr), didaerah perbukitan ’Aridah. ’Tenda-tenda’ Kedar disebut se-bagai ’hly(m); yry’wt-nya slmh, di sebutkan bersamaan den-gan ’tenda-tenda’ Kedar sebagai sangat gelap (dengan katalain, hitam), tidak mungkin ’tirai-tirai Sulaiman’. Kata Ibraniyry’wt berarti ’kain tenda’, dan slmh di sini bukanlah ’Sa-lomo’, tetapi mungkin desa al-Salamah (pengubahan abjadlengkapnya slmh), di distrik Abu ’Arish, atau Al Salamah(juga slmh), di ketinggian Dhahran al-Janub di luar daerahperbukitan Jizan. Maka, baris ini seharusnya berbunyi: ’sayahitam sekali, tetapi elok, hai putri-putri Yerusalem, bagaikantenda-tenda al-Ghadir, bagaikan kain tenda al-Salamah’.

2. ’Kekasihku bagi saya adalah kumpulan bunga di perkebunananggur En-gedi (’yn gdy, ’mata air’ gdy)’ (1:14). Referensinyadi sini tampaknya adalah kepada ’mata air’ al-Jiddiyyin (ja-mak Arab dari gdy, atau gdy sebagai genitif gd), sebuah oaseyang terkenal di distrik Sabya.

3. ’Saya adalah sekuntum mawar (hbslt, ’asphodel’) Sharon (hsr-wn), sekuntum bunga bakung dari lembah-lembah’ (2:1). Disini ’asphodel’ Sharon dikenali sebagai sebuah bunga bakungdari ’lembah-lembah’. Sebenarnya dalam konteks ini Sharonadalah sebuah lembah yang kini berada di Wadi Sharranah(srn) di daerah perbukitan Hurrath.

4. ’Wahai burung merpatiku, di celah-celah batu (b-hgwy h-sl’),tersembunyi di jurang-jurang (b-str h-mdrgh) ...’ (2:14). KataIbrani hgwy h-sl’ dapat berarti ’celah-celah batu’. Namun disini tampaknya berkenaan dengan sebuah desa di dataran ting-gi Rijal Alma’ yang kini bernama Jarf Sala’ (grp sl’). Dalamnamanya yang sekarang, kata Arab grp adalah sebuah terjema-han kata Ibrani hgw, yang bertahan dalam dialek Jizan sebagaihqw (disuarakan haqu), kini dipakai guna menunjukkan kakipunggung sebuah gunung. Kata Ibrani mdrgh, diakui hanyadalam dua sebutan teks Bibel (yang kedua adalah Yesaya 38:20)

Page 254: Mencari Asal Usul Kitab Suci

248 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

dan diterjemahkan menjadi ’jurang’, di sini jelas merupakansebuah nama tempat - kini al-Madrajah (tepatnya mdrgh), diJabal Harub. Bagi seseorang di wilayah Jizan, dataran tinggiRijal Alma’ terletak ’di belakang’ (b-str, ’tersembunyi’) JabalHarub. Maka baris ini seharusnya berbunyi: ’wahai burungmerpatiku di Jarf Sala’, di belakang Madrajah ...’

5. ’Berpalinglah, kekasihku, jadilah seperti seekor rusa, atau seekorrusa jantan di pegunungan yang tidak rata tanahnya’ (hry btr)(2:17). Walaupun btr di sini dianggap berarti ’tidak datar’, ka-ta ini tidak mungkin merupakan sebuah deskripsi dari hry(m),yang berarti ’pegunungan’ atau ’bukit-bukit’ (jamak hr), kare-na btr adalah dalam bentuk tunggal. Referensinya hanya dap-at pada ’pegunungan’ atau ’bukit-bukit’ Jabal Bani Malik, dandi sini sebuah desa yang bernama Batar (btr) masih berdiri.

6. ’Rambutmu bagaikan kawanan kambing jantan, yang sedangmenuruni lerengan Gilead (hr gl’d, atau ’Gunung Gilead)’ (4:1).Gunung Gilead yang dibicarakan ini mestinya adalah tonjolangunung al-Ja’dah (’l-g’d), di Rijal Alma’, di seberang Wadi’Itwad di wilayah Jizan.

7. ’Gigi-gigimu bagaikan kawanan biri-biri betina yang telah dicukur(k-’dr h-qswbwt) yang telah datang dari pencucian’ (4:2). Disini h-qswbwt jelas adalah nama sebuah tempat, kini al-Qusaybat(qsybt, dalam bentuk jamak feminin, dan dengan kata san-dang tertentu, seperti dalam bahasa Ibraninya), di perbukitanHurrath. Tidak ada ’biri-biri betina’ yang dapat ditemukanpada aslinya, dan ’kawanan yang telah dicukur’ dalam bahasaIbrani adalah ’dr qswb, bukan ’dr qswbwt, dan kata bendanyaadalah dalam bentuk tunggal maskulin dan ajektifnya dalambentuk jamak feminin. Sehingga: ’gigi-gigimu seperti kawananQusaybat yang telah datang dari pencucian’.

8. ’Saya akan pergi cepat ke gunung myrrh (hnr h-mwr) dan kebukit menyan (gb’t h-lbwnh)’ (4:6). Sebenarnya tidak ada apa-apa yang figuratif dalam baris ini. ’Bukit h-lbwnh, jelas adalah

Page 255: Mencari Asal Usul Kitab Suci

249

bukit Jabal al-Lubayn; (lbyny), di distrik Hurrath. ’Gunungmyrrh’ adalah suatu referensi kepada salah satu punggungbukit di dataran tinggi Mawr (mwr), kini berada di Yaman,dan di sana terdapat hulu Wadi Mawr.

9. ’Datanglah bersamaku dari Libanon (lbnwn), istriku ... Be-rangkat (tepatnya ’turun’) dari puncak Amana (’mnh), daripuncak Senir (snyr) dan Hermon (hrmwn), dari liang-liangsinga (hrry h-nmrym), dari pegunungan macan tutul (hrry h-nmrym)’ (4:8). ’Libanon’, ’Amana’, ’Senir’ dan ’Hermon’ disini adalah dataran-dataran tinggi. Lubaynan (lbynn), di se-latan perbatasan Yaman; Yamani (ymn), di distrik ’Aridah;al-Sarran (srn), di Jabal Harub; dan Khimran (hmrn), di dis-trik Hurrath. ’Liang-liang singa’ adalah sebuah desa masa ini,yaitu al-Ma’ayin (jamak Arab m’yn) di Jabal Harub, dike-nali sehubungan dengan distrik al-Rayth yang bersebelahandengannya (al-Rayth diucapkan ar-Rayth, atau ’ryt, band-ingkan dengan kata Ibrani ’rywt). ’Pegunungan macan tu-tul’ jelas adalah punggung-punggung Jabal Dhu Nimr (nmr,’macan tutul’), di distrik Hurrath, kecuali kalau referensinyaadalah kepada al-Numur (jamak bahasa Arab nmr), di distrikRubu’ah yang bertetangga dengannya.

10. ’Engkau cantik bagaikan Tirzah, kasihku, elok seperti Yerusalem,mengerikan seperti sebuah pasukan yang membawa panji-panji(’ymh k-ndglwt)’ (6:4). Kata Ibrani ndglwt di sini, diter-jemahkan sebagai ’panji-panji’ dan ditafsirkan secara bebasmenjadi ’sebuah pasukan yang membawa panji-panji’, tidakdiakui kebenarannya dalam sebutan-sebutan lainnya di dalamBibel. Kata ini jelas merupakan jamak feminin ndgl, yangdianggap sebagai partisip bentuk np’l dari dg’l, ’mengangkatpanji’. Sebenarnya kata ini mestinya berkenaan dengan su-atu barisan bukit di ujung selatan wilayah Jizan yang kinibernama al-Janadil (jamak Arab dari gndl, ’batu besar’, danndgl merupakan suatu metatesis). Dapat ditambahkan di sinibahwa ’ymh k-ndglwt mungkin berarti ’mengagumkan seperti

Page 256: Mencari Asal Usul Kitab Suci

250 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

al-Janadil’ dan bukan ’mengerikan seperti al-Janadil’, karenapegunungan dan bukit-bukit di pedalaman Jizan benar-benarmegah sekali. Untuk ’Tirzah’ dan ’Yerusalem’ di dalam Bibel,masing-masing lihat Bab 9 dan 10.

11. ’Saya pergi ke kebun kacang (gnt ’gwz), untuk melihat bunga-bunga lembah, untuk melihat apakah tanaman-tanaman anggurtelah berpucuk, melihat apakah pohon-pohon delima telah berbun-ga’ (6:11). Di sebuah perkebunan kacang, seseorang mestinyamengira akan dapat melihat pohon-pohon kacang, bukan kumpu-lan bunga-bunga, pohon anggur dan pohon-pohon delima. Lebihlagi, ’kebun kacang’, dalam bahasa Ibrani, mestinya diter-jemahkan sebagai gnt h-’gwz, sekalipun ’gwz berarti ’kacang’,atau ’pohon kacang’ (istilah ini tidak diakui kebenarannya ditempat-tempat lain dalam Bibel Ibrani, dan dianggap berarti’kacang’ sebagian besar dibandingkan dengan kata Arab gwz).Namun, yang dipermasalahkan di sini adalah nama sebuahtempat, kini desa al-Janat (gnt) di distrik Bal-Ghazi (atauBani al-Ghazi, gzy, bandingkan dengan ’gwz dalam Bibel –suatu daerah dan di sini kaki-kaki bukit Jabal Faifa dan JahalBani Malik bergabung dengan gurun pasir pesisir Jizan. ’Lem-bah’ di sana mungkin sebuah di antara beberapa cabang WadiSabya atau Wadi Damad yang subur.

12. ’Kembalilah, kembalilah, wahai Shulammite (h-swlmyt), kem-bali, kembali, agar kita dapat memandangmu (w-nhzh bk).Mengapa engkau harus memandang Shulammite (mh thzw b-swlmyt), seperti memandang sebuah tarian di depan dua buahpasukan (k-mhlt h-mhnym)?’ (RSV 6:13; Bibel Ibrani 7:1). Disini, swlmyt, bentuk feminin genitif swlm, mungkin berkenaandengan seorang gadis dari sebuah desa yang kini adalah desaal-Shamla (sml), di wilayah suku Salamah (slm), di Jabal BaniMalik. Beberapa di antara para ahli berpendapat bahwa adakemungkinan ini sebenarnya merupakan nama seorang gadis,yang menurut hemat saya lebih masuk akal, mengingat bahwanama ini disebutkan dalam baris yang serupa sekali waktu den-

Page 257: Mencari Asal Usul Kitab Suci

251

gan, dan sekali waktu lagi tanpa kata sandang tertentu (sebuahciri yang biasa dari beberapa nama perorangan Arab sampaikini). Begitu saja, nama ini mungkin merupakan padanankata Salma (slm’, bentuk feminin dari slmn) – purwa-rupapuitis dari sang kekasih yang begitu sering disanjung-sanjungdalam lagu lagu Arab kuno dan modern. Dalam baris yangdibicarakan, diterjemahkan seperti biasanya, Shulammite inidibandingkan dengan tarian antara dua buah pasukan (ataudua perkemahan, mhlt h-mhnym), yang tidak masuk di akal.Akan tetapi, akar kata kerja mhl, adalah hlh, yang dalam ba-hasa Arab diakui sebagai (hly) dalam pengertian ’menghiasi’;sehingga kata Arab (dan juga Ibrani) hly sebagai sebuah ka-ta benda yang berarti ’perhiasan wanita’. Sebagai kata bendahlh, mhlh dapat juga berarti ’perhiasan’. Maka baris itu dapatditerjemahkan kembali menjadi: ’Kembalilah, kembalilah, wa-hai Shulammite ... agar kita dapat memandangmu. Mengapaengkau memandang (mh thzw) Shulammite sebagai perhiasanperkemahan-perkemahan?’

13. ’Lehermu bagaikan menara gading (mgdl h-sh). Matamu bagaikankolam-kolam di Heshbon (hsbwn), di dekat gerbang Bath-rabbim(’l s’r bt-rbym). Hidungmu bagaikan menara Libanon (mgdlh-lbnwn), yang melihat ke bawah Damsyik (Damaskus) (sw-ph pny dmsq). Engkau bermahkotakan kepalamu yang sepertiCarmel (r’sk ’lyk k-krml), dan gumpalan rambutmu yang pan-jang (dlt r’sk) bagaikan ungu; seorang raja ditawan di dalamrambutmu (k-’rgmn mlk ’swr b-rhtym)’ (RSV 7:4-5); BibelIbrani 7:5-6). Di antara nama-nama tempat yang dikenali disini, Heshbon dan Bath-rabbim yang tidak dapat disamakandengan nama-nama tempat yang bertahan yang dikenal diwilayah Jizan atau di daerah-daerah sekelilingnya, kecuali kalauHeshbon adalah punggung-punggung bukit (dan bukan mataair) Shihb (shb, metatesis hsb tanpa kata sandang kuno terten-tu yang berakhiran, yaitu n) di Rijal Alma’, dan Bath-rabbimadalah Sha’b al-Baram (brm, metatesis rbym) di wilayah yang

Page 258: Mencari Asal Usul Kitab Suci

252 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

sama. ’Libanon’ atau Lubaynan di Yaman Utara telah dike-nali; ia terletak di seberang wilayah Jizan dari Jabal Bani Ma-lik dan di sini terdapat sebuah ’Damsyik’ (kini desa Dha Misk,atau dmsk, bandingkan dengan dmsq dalam Bibel). ’Carmel’,atau Kirmil (krml) disebutkan oleh ahli-ahli geografi Arab se-bagai sebuah punggung bukit di wilayah Jizan, nama masihtetap dipakai oleh Karamilah (orang-orang krml), sebuah sukuWadi Jizan. Yang tidak dikenal sebagai nama sebuah tempatadalah h-sn (mgdl h-sn, dianggap berarti ’menara gading’),yang kemungkinan besar berkenaan dengan al-Sinn (sn), diwilayah Muhayil, atau al-Shanu (sn), sebuah desa di pung-gung bukit yang terpisah di Jabal Dirim, di wilayah Ballasmaryang bertetangga dengannya. Kalimat dalam bahasa Ibranidlt r’sk k-’rgmn mlk ’swr b-rhtym, yang sampai kini diper-lakukan sebagai dua kalimat yang terpisah (’gumpalan ram-butmu yang panjang seperti ungu; seorang raja ditawan didalam rambutmu’), sebenarnya adalah satu kalimat. Di si-ni dlt berarti ’rambut yang kusut’, atau hanya ’rambut’ saja,dan bukan ’gumpalan rambut’; ’rgmn berarti ’kain wil’, atau’kain wol yang dicelup’, dan bukan ’ungu’ (lagi pula adakahrambut yang berwarna ungu?); ’swr adalah sebuah nama tem-pat, Al Yasir (ysyr), di wilayah Tanumah di Sarat, dan bukansebuah kata benda biasa yang berarti ’tawanan’; rhtym (ja-mak rht), adalah padanan kata dari kata Arab rihat (jamakgabungan rht), yang diakui dalam pengertian permadani, kainpembalut, perabot tekstil, dan tidak mempunyai arti ’ram-but’. Penterjemah-penterjemah Kitab Bibel sebenarnya telahmengakui bahwa mereka ragu-ragu akan penterjemahan ataskalimat ini, yang seharusnya berbunyi: ’Rambut kepalamubagaikan permadani-permadani Raja Asur (Al Yasir)’ yangmasuk di akal. Permadani-permadani wol, diwarnai denganbahan celup dari sayur-sayuran setempat (kini makin bertam-bah diwarnai dengan bahan celup buatan) masih tetap dibuatdi Sarat dan dijual di pasar-pasar Abha dan Khamis Mushait.

Page 259: Mencari Asal Usul Kitab Suci

253

14. ’Sulaiman mempunyai sebuah perkebunan anggur di Baal-hamon(b’l hmwn)’ (8:11). Kalau kita menganggap b’l sebagai b-’l,maka kata ini akan berarti ’di atas’, atau ’di ketinggian’, bukan’Baal’. Hamon (hmwn) mestinya adalah Wadi Haman (hmn),di distrik Hurrath. Maka kalimat itu seharusnya berbunyi:’Sulaiman mempunyai sebuah perkebunan anggur di daerahketinggian Haman’.

15. ’Bergegaslah, kekasihku, seperti seekor rusa jantan muda di pe-gunungan rempah-rempah (hry bsmym)’ (8:14). Referensinyadi sini mungkin kepada dua tempat yang bernama Bashamah(bsm) di wilayah Jizan, satu di daerah perbukitan al-’Aridah,dan yang satu lagi di daerah perbukitan yang membatasi Wa-di ’Itwad. Kalau saja kedua Bashamah ini terlihat, makahry bsmym seharusnya dibaca dalam bentuk ganda dan bukandalam bentuk jamak.

Kidung Agung bukanlah satu-satunya contoh cerita rakyat pegu-nungan Jizan yang dapat ditemukan dalam Bibel Ibrani. Satu lagiterdiri dari Mazmur yang berhubungan dengan ’putra-putra’ Korah(bny qrh, lihat Catatan 1 Bab 9). Seperti yang telah dikatakan,’putra-putra Korah’ ini merupakan sebuah suku pedalaman pegu-nungan Jizan. Namanya bertahan di sana sebagai nama desa al-Qarhah (qrhn), di Jabal Faifa, dan nama desa al-Qarhan (qrhn), diJabal Bani Malik, nama yang belakangan ini adalah padanan kataArab qrhym (jamak Ibrani qrh), yang berarti rakyat qrh, atau sukuqrh.

Isi Kidung Agung, seperti yang telah dikatakan, mestinya disusunbukan pada zaman Sulaiman, tetapi di bawah pengganti-penggantinya.Sebenarnya ada sebuah bukti yang menunjukkan bahwa KidungAgung ini dikumpulkan beberapa waktu setelah wafatnya Sulaimandan terpisahnya kerajaannya, pada saat keturunan-keturunannyamemerintah sebagai raja-raja Yudah di ’Yerusalem’, sewaktu saingan-saingannya, yaitu raja-raja Israil, tinggal di ’Tirzah’. Dalam barisyang berbunyi ’Engkau cantik bagaikan Tirzah, kekasihku, elok bagaikan

Page 260: Mencari Asal Usul Kitab Suci

254 BAB 18. NYANYIAN DARI PEGUNUNGAN JIZAN

Yerusalem’, disebutkannya kedua nama ini secara sejajar di dalamsatu kalimat menandakan bahwa kedudukan kedua kota ini dianggapberada pada tingkat yang sama. Persamaan kedudukan semacam initidak mungkin ada pada zaman Raja Sulaiman, sewaktu ’Tirzah’masih merupakan sebuah tempat yang kurang dikenal di datarantinggi Ghamid (lihat Bab 10), sedangkan ’Yerusalem’ sudah meru-pakan ibukota ’Seluruh Israil’.

Kalau pengubahan Kidung Agung dari Palestina ke Asir agaknyahanya sedikit membantu dalam pengertian kita terhadap Bibel –salah penterjemahan nama-tempat menjadi bunga-bunga padangpasir– tidak begitu banyak mengubah makna Kidung Agung; bagaimana-pun juga, contoh-contoh yang telah saya pilih dapat membuka piki-ran. Bukan hanya bahwa lirik Ibrani Kuno ini menambah ketepatangeografis; tetapi lebih penting lagi lirik-lirik ini mendorong kita un-tuk mengakui bahwa itu tegas-tegas berasal dari suatu tempat. Ini-lah yang tidak dibedakan oleh kebanyakan pembaca Bibel, sisa-sisaikatan kekeluargaan yang menyebabkan mereka meremehkan sampaisejauh mana teks-teks ini ditulis dalam sebuah bahasa yang benar-benar dipergunakan oleh suatu bangsa yang benar-benar ada, ting-gal di suatu tempat tertentu pada suatu zaman tertentu.

Yang ditunjukkan secara jelas oleh pembacaan kembali Kidung Agungdalam Bibel Ibrani adalah bahwa walaupun sebutan-sebutan yangnampaknya secara puitis benar, pengaruhnya lebih bersifat prosameskipun ditafsirkan secara benar. Lebih cepat lagi kita mengakuibahwa tanah Asir yang kuno dan subur itu ialah tempat asalnyabeberapa kepercayaan sebagian umat manusia yang paling dihar-gai, lebih cepat pula kita dapat mengerti bagian peninggalan yangpenting itu.

Page 261: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Bab 19

Epilog

Tentunya seseorang dapat terus-menerus menafsirkan kembali ge-ografi Bibel Ibrani dalam pengertian Arabia Barat dan bukan Palesti-na. Namun bagi penelitian ini jumlah masalah yang dibahas sudahcukup banyak. Suatu saat jika ada generasi ahli Bibel baru yangmemutuskan untuk menanggalkan apa yang saya anggap tradisi-tradisi kuno di dalam keahlian mereka yang sudah tak terpakai la-gi maka keseluruhan teks Bibel Ibrani akan ditafsirkan dengan be-nar. Kata-kata yang sampai kini dianggap sebagai kata kerja, katasifat, kata benda, dan gerund bahkan beberapa kata tambahan, akandikenal; sebagai nama-nama tempat, sedangkan kata-kata yang sam-pai kini dianggap sebagai nama-nama tempat mungkin sebenarnyamempunyai arti yang lain. Jika dimasukkan ke dalam komputerbersamaan dengan berbagai nama-nama tempat di Arabia Baratyang telah terdaftar, nama-nama tempat menurut Bibel yang telahdiketahui maupun yang belum, semua –atau hampir semua– akandikenali dengan benar. Atlas-atlas Bibel yang baru, yang samasekali lain dari yang kita kenal sekarang, akan disusun dan diter-bitkan sebagai petunjuk-petunjuk yang benar bagi para pembaca

255

Page 262: Mencari Asal Usul Kitab Suci

256 BAB 19. EPILOG

Bibel.

Sampai sejauh ini saya telah menahan diri untuk menghadapi per-tanyaan yang mau tidak mau timbul dari penelitian saya atas ge-ografi Bibel: Apakah semua ini akan mempengaruhi Bibel sebagaisebuah kitab keagamaan? Tentu jawabannya adalah ’ya’, dalampengertian bahwa hasil penelitian ini akan memperkuat kebenaransejarah menurut Bibel sampai suatu tingkat yang tak terduga. Al-hasil kita dapat memperoleh pengertian yang mendalam terhadapasal mula, perkembangan serta ciri khas agama Yahudi dan Kristen–pengertian yang berdasarkan ketepatan ilmiah, bukan atas dugaan,yang jika dibandingkan dengan apa yang sampai kini telah dit-ulis mengenai masalah ini akan membuat karya-karya lama tersebuttampak tak akan dapat dipertahankan lebih lama lagi, kalau tidakakan dikatakan tidak bermutu. Jika dipelajari dengan benar berke-naan dengan geografinya yang benar, Bibel akan berdiri sebagai se-buah kitab sejarah yang tidak lagi perlu dibuktikan kesejarahannyamelalui kelicikan-kelicikan –dan jelas tidak melalui arkeologi Bibelyang bersikeras mencari tanah Bibel pada tempat yang salah. Se-jarah lama seluruh Timur Dekat jika dipelajari kembali berkenaandengan penafsiran Bibel yang lebih tepat dalam lingkungan geografiyang semestinya akan lebih masuk akal.

Walaupun demikian, alangkah baiknya jika kita mengingatkan dirikita sendiri bahwa Bibel Ibrani adalah suatu warisan umat manu-sia yang sangat berharga, dan akan tetap demikian tanpa menghi-raukan apakah kitab ini ditulis di Palestina atau di Arabia Barat.Bangsa Israil kuno akan tetap dipandang selayaknya sebagai suatubangsa agung yang merupakan penyumbang utama pada peradabanmanusia, di mana pun mereka dahulu menetap, apakah itu Palesti-na atau Asir, atau apakah Yerusalem mereka Yerusalem sekarangatau sebuah desa di Arabia Barat yang bernama Al-Sharim. Ge-ografi dapat membuat sejarah berbeda, tetapi tidak dapat membuatketetapan bersejarah berbeda, apalagi agama dan kepercayaan yangmerupakan masalah-masalah yang samasekali berada dalam golon-gan yang berbeda. Maka dari itu, sekalipun tesis saya mungkin akan

Page 263: Mencari Asal Usul Kitab Suci

257

menimbulkan kekhawatiran –dan lebih mungkin lagi kesangsian–yang saya mohon hanyalah agar bukti-bukti yang telah saya ke-mukakan seharusnya dipelajari dengan teliti berkenaan dengan peneli-tian ilmiah yang tidak memihak pada suatu pendapat. Bibel bagaimana-pun juga adalah tetap Bibel, dan tak akan ada yang dapat men-gurangi pentingnya Bibel sebagai sebuah kitab yang mengabadikankearifan yang telah menentukan jalannya peradaban dan telah meneruskankepercayaan semua pengikut-pengikut yang taat. Yang penting adalahartinya bagi umat manusia, bukan konteks geografis dengan peristiwa-peristiwa yang digambarkannya sebenarnya terjadi.

Page 264: Mencari Asal Usul Kitab Suci

258 BAB 19. EPILOG

Page 265: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Lampiran

BUKTI-BUKTI ONOMASTIK YANG BERKENAAN DENGANKEDUABELAS SUKU ISRAIL DI ARABIA BARAT

Reuben (r’bwn): Suku Rawabin (rwbn) kini masih tetap memakainama yang sama di Arabia. Wilayah Reuben tampaknya terletakdi Hijaz bagian selatan, antara daerah sekitar Mekah dan pedala-man Lith. Sebuah desa yang bernama Rabin (rbn) kini berdiri disekitar Rabigh, di dekat Mekah. Di sebelah timur Lith kita dapatmenjumpai desa Rabwan (rbwn) di Wadi Adam dan desa Rubyan(rbyn) di wilayah Bahah. Simeon (sm’wn): Suku Sama’inah atauSama’in (sm’n), mulanya berasal dari Yaman dan kini berada diPalestina bagian selatan, adalah sebuah suku Arab yang masih dike-nal melalui nama yang sama. Daerah Simeon tampaknya sebagianbesar terletak di bagian selatan wilayah Jizan, dekat perbatasan Ya-man, di sini terdapat sebuah desa yang bernama Sha’nun (s’nwn)dan dua buah desa yang bernama Shima’ (sm’, tanpa kata sandangtertentu dalam sm’wn). Ada pula desa Al Sham’ah (’l sm’) dekatTaif.

Lewi (lwy): namanya sangat mirip dengan nama kesukuan ArabLu’ayy (l’y). Buq’at al-Lawat (tunggalnya adalah lwh) terdapat diwilayah Jizan, yang merupakan salah satu tempat suku ini berpusat.Di sana terdapat desa Lawi (lwh) dan Lawiyyah (lwy). Dua buahpedesaan yang bernama Lawah (lwh) dan Lawiyyah (lwy) di Wadi

259

Page 266: Mencari Asal Usul Kitab Suci

260 BAB 19. EPILOG

Adam, satu bernama Luwayyah (lwy) di dekat Taif, memperlihatkanbahwa pada zaman dahulu suku ini pernah menetap di wilayah-wilayah ini.

Yudah (yhwdh): sampai kini nama itu masih dipakai oleh sejum-lah suku Arab, di antaranya Wahadin (jamak dari Wahadi, atauwhd). Lihat Bab 8 mengenai pembahasannya. Dua buah desa yangbernama Wahdah (whdh) ada di Rijal Alma’. Ada pula desa Wah-dah di Wadi Adam dan sebuah lagi di wilayah Bahah; dan sebuahlagi di wilayah Nimas; dan ada pula desa Wihad (whd) di WadiBishah. Sewaktu bangsa Filistin merampok ’tanah Yudah’ pada za-man Samson, mereka menyerang ’Lehi’ (lhy), kini Lakhyah (lhy),di Wadi Adam (lihat Bab 14). Ini menunjukkam bahwa tanah Yu-dah pada mulanya tentunya terletak di sana. Ada pula bukti-buktimenurut Bibel lain mengenai hal ini.

Dan (dn): kini nama yang serupa ialah nama suku-suku Arabia,yaitu Duwaniyah (dny), Danaywi (dny) dan Dandan (dndn). Ben-tuk jamak Arab dari nama kesukuannya, yaitu Danadinah (dndn),dipakai oleh sebuah desa di dataran rendah maritim wilayah Zahran.Ada pula tambahan bukti-bukti menurut Bibel bahwa wilayah bangsaDanit terletak di sana; lihat toponimis kisah tersebut pada Bab14.

Naphtali (nptly): suku Arabia Falatin (pltn) hingga kini memakaisebuah metatesis dari nama tersebut. Wilayah Naphtali dalam Bibelmungkin meliputi daerah-daerah dari pedalaman Birk di utara sam-pai ke pedalaman Jizan di selatan. Dua buah desa yang bernamaMaftali (mptly) dan Al Maftalah (’l mptl) dapat dijumpai di daerahyang pertama; dan tiga buah pedesaan yang bernama Maftal (mptl)terletak di daerah yang kedua.

Gad (gd): di antara beberapa suku Arabia yang masih memakainama ini adalah suku Jadi (gd) dan suku Judan (jamak Judi atau gd). Jadiyah (gdy) di wilayah Bahah dan Jadiyah (gdy) dekat Mekah,menunjukkan bahwa Gad yang ada dalam Bibel adalah sebuah sukudari utara. Juga ada desa Jadyah (gdy) di daerah Taif. Selain itu

Page 267: Mencari Asal Usul Kitab Suci

261

ada pula desa Ghadah (gd) dekat Abha, sebuah desa Ghadi (gd)dan dua buah pedesaan yang bernama Ghadiyah (gdy) di wilayahJizan, di samping desa Ghadiyat di utara di pedalaman Lith, yangmenunjukkan sebuah kampung halaman di selatan bagi suku Gad.Pelabuhan Juddah (gd) di Mekah, dan dua buah pedesaan yangbernama Judah dan Ibn Juddah di wilayah Qunfudhah mungkinsaja berkenaan dengan nama kesukuan ini.

Asher (’sr): kini suku Arabia yang memakai nama yang sama adalahDhawi Shari (sr). Nama tempat yang sama adalah Wishr (wsr),di wilayah Jizan, yang menunjukkan bahwa suku Asher merupakansuku dari selatan. Sharawra, atau Sharawrah (srwr), mungkin adalahbentuk jamak bahasa Arab dari nama kesukuan yang sama; inimerupakan nama sebuah desa di wilayah Najran, di ujung selatanpedalaman Asir.

Issachar (ysskr): suku Shukarah (skr) dari Wadi Sayah, di sebelahutara Mekah, memakai nama yang nampaknya adalah nama sukudalam Bibel ini sekarang. Ada pula suku Shukarah di Wadi al-Dawasir di sebelah barat Wadi Bishah. Namun yang lebih dekat den-gan ysskr dalam Bibel adalah nama suku Arab kuno, yaitu Yashkur(yskr).

Zebulum (zblwn): suku Zabbalah (zbl) di dataran tinggi Asir se-belah selatan merupakan satu suku Arabia Barat yang masih terusmemakai nama ini; satu lagi adalah suku Zubalah (juga zbl) yang da-pat dijumpai di Wadi Hajar, di sebelah utara Mekah. Zblwn dalamBibel merupakan nama yang sama, dengan kata sandang kuno ter-tentu ditambahkan sebagai sebuah akhiran.

Yoseph (Yusuf) (ywsp): suku Arabia, yaitu Banu Yusuf (ysp) sam-pai kini masih tetap memakai nama yang sama. Ada pula sebuahdesa yang bernama Al Yusuf (’l ywsp) di ketinggian daerah Ballas-mar, di Asia tengah. Juga, nama ini bertahan dalam bentuk yangtelah diarabkan, yaitu Asfa’ (’sp), yang merupakan nama sebuah de-sa di dekat Ghumayqah, di pedalaman Lith; di sana tanah kesukuanYoseph tampaknya terletak (lihat Bab 6).

Page 268: Mencari Asal Usul Kitab Suci

262 BAB 19. EPILOG

Benyamin (bnymyn, atau bn ymyn, nampaknya berarti ’putra sela-tan’): bahwa ymyn (sebagai ymn) berarti ’selatan’ telah dapat di-pastikan. Dalam kesusastraan pra-Islam Arab, padanan kata Arabyang tepat dari nama Bibelnya, yaitu Ibn Yamin (’bn ymn), diper-gunakan secara politis untuk menandakan bangsa Yaman (Yaman,atau ymn, juga ’selatan’). Kini di Arabia Barat terdapat suku Yam-na, Yamanah, Yaman; (semuanya ymn), yang masih terus memakainama yang sama. Pedesaan yang memakai nama yang berasal dariymn (seperti halnya al-Yamani dan Al Yamani) berjumlah besar dibagian selatan Asir geografis. Menurut Kejadian 35:18, Benyamindisebut Ben-oni (bn ’wny) sebelum namanya diubah. Nama menurutBibel ’wny di sini (dari akar kata ’ny, mungkin adalah sebuah bentuk’nh, ’memegang, terdiri dari’) mungkin berarti ’kafilah’ (bandingkandengan kata Arab aniyah, atau ’nyh, dalam pengertian ’kantungpelanan’, atau ’kantung-kantung pelana’, keduanya dalam bentuktunggal dan jamak gabungan). Maka jika Ben-oni mungkin berarti’putra kafilah-kafilah’, Benyamin yang menekankan lokasi dan bukanperdagangan suku atau bangsa yang bersangkutan, mestinya berarti’putra selatan’ (kini Asir bagian selatan dan Yaman yang bertetang-ga dengannya). Pada kedua kasus itu, namanya layak digunakankarena Asir kuno sangat berketergantungan bagi perniagaannya pa-da kafilah-kafilah yang datang dari arah selatan.

Cabang-cabang suku Yoseph (Yusuf): Ephraim (’prym, ganda ataujamak ’pr): sebagai sebuah nama kesukuan Arab modern, kita men-genal Firan (ganda atau jamak pr, bandingkan dengan ’pr). Wilayahsuku Ephraim tentunya terletak di Wadi al-Malahah, di distrik BaniShahr di lerengan maritim Asir, yang sampai kini masih berdiri se-buah desa yang bernama Wafrayn (wprym, ganda dari wpr).

Manasseh (mnsh): sebagai nama sebuah suku Arab, nama itu masihmerupakan nama suku Mansi (mns). Ada sebuah desa yang berna-ma Mansiyah (mnsyh) di dekat Sabya di bagian utara wilayah Jizan;desa Munshah (mnsh) di wilayah Ballasmar; desa Mamshah (mmsh,sebuah pengubahan berdasarkan dialektika dari mnsh) di wilayahQunfudhah; juga desa Manshiyyat al-Far’ di wilayah Bahah Asir

Page 269: Mencari Asal Usul Kitab Suci

263

sebelah utara. Pemusatan utama suku Manasseh tampaknya ter-letak cukup dekat dengan suku Ephraim yang berhubungan den-gannya.

’Induk’ suku-suku Israil: Menurut Kejadian 29, 30 dan 35, putra-putra Yaqub, yaitu Reuben, Simeon, Lewi, Yudah, dan Issachar di-lahirkan oleh Leah (l’h), putri sulung paman dari pihak ibu Yaqub,yaitu Laban (lbn), saudara laki-laki ibunya, Rebekah (rbqh). La-ban dan Rebekah adalah putra dan putri Bethuel (btw’l). Yosephdan Benyamia dilahirkan oleh putri Laban yang lebih muda, yaituRachel (rhl). Dan dan Naphtali adalah putra-putra pelayan Rachel,yaitu Bilhah (blhh), sedangkan Gad dan Asher adalah putra-putrapelayan Leah, yaitu Zilpah (zlph).

Semua ini menunjukkan bahwa leluhur pihak ibu, dari suku-suku Is-rail yang diberitakan itu berasal dari utara. Nama Bethuel, ayah La-ban dan Rebekah dan kakek pihak ayah dari Leah dan Rachel, berta-han sebagai nama desa Butaylah (btyl) di dataran tinggi Zahran disebelah selatan Taif. Nama Rebekah; sebagai Ribqah (rbqh) berta-han sedikit lebih jauh ke arah selatan lagi, di dataran tinggi Ghamid,sebagai nama sebuah desa dekat Baljurashi. Ada pula desa Ribkah(rbkh, bentuk lain dari rbqh) dekat Rabigh di sekitar daerah Mekah;di sana sebuah desa yang bernama Laban (lbn) juga bertahan, masihterus memakai nama saudara laki-laki Rebekah. Dengan latar be-lakang topografis ini, kita perlu mengasosiasikan nama Leah, putriLaban, keponakan Rebekah, dan ibu enam di antara duabelas putra-putra Yaqub, dengan nama Wadi Liyyah (lyh) di wilayah Taif disebelah timur Mekah, dan bukan dengan Wadi Liyah (juga lyh) diwilayah Jizan.

Sebagai ’saudara perempuan’ Leah, Rachel tampaknya memakai na-ma Rakhilah atau Rukhaylah (rhyl bandingkan dengan nama Ibranirhl), salah satu desa di Wadi Liyyah, mengingat bahwa sebuah de-sa yang bernama Rakhl (rhl, sama persis dengan rhl) juga sampaikini masih terdapat lebih jauh ke utara di sekitar daerah Yanbu’al-Nakhl, di sebelah barat Madinah. Nama pelayan Rachel, ibu

Page 270: Mencari Asal Usul Kitab Suci

264 BAB 19. EPILOG

Dan serta Naphtali, yaitu Bilhah (blhh), mengingatkan kita padadesa Balha’ (blh’), sebenarnya diucapkan sebagai Balha atau Bal-hah (blhh), kini di sekitar daerah Lith, di sebelah baratdaya Taif,dekat pantai Laut Merah. Sedangkan pelayan Leah, Zilpah (zlph),yaitu ibu Gad dan Asher, namanya masih tetap dipakai oleh satu diantara tiga buah pedesaan juga di daerah yang sama: Dhulf (dlp)di Wadi Adam; Zulf (zlp), juga di Wadi Adam; dan (nampaknyayang paling cocok) Zuluf (zlp) di wilayah Taif, dekat dengan WadiLiyyah.

Penting hubungannya dengan ini adalah dua buah tempat yangbernama ’Aqb (’qb, akar kata y’qb, atau ’Yaqub’) yang bertahandi wilayah Zahran, di sebelah selatan Taif, bersamaan dengan se-buah tempat yang bernama ’Uqub (’qwb), sebuah lagi yang berna-ma ’Aqib (’qyb), dan sebuah lagi yang bernama ’Aqibah (’qyb) diwilayah Taif. Ada pula sebuah desa yang bernama Al-Ya’aqib (ja-mak bahasa Arab y’qwby, harfiahnya berarti ’orang-orang Yaqub’).Semua pedesaan ini dijumpai di wilayah Taif dan Zahran yang be-rada di tengah-tengah pembagi perairan antara bagian pedalamandan pesisir Hijaz bagian selatan. Maka dari itu, mengingat akantopografi daerah tersebut, nama Yaqub atau y’qb, sebagai katabenda ’qb, dapat dihubungkan dengan kata Arab ’aqabah (’qbh),yang berarti ’jalan pegunungan, penyeberangan’. Sebenarnya se-jumlah pedesaan yang bernama ’Aqabah kini dapat ditemukan didaerah yang sama. Oleh sebab itu suku-suku Yaqub mungkin padamulanya merupakan orang-orang yang menguasai jalan-jalan pegu-nungan antara Hijaz bagian selatan dan Asir bagian utara (band-ingkan dengan analisa atas penyeberangan h-yrdn oleh Yosua padaBab 7). Mengingat bahwa Kejadian menggambarkan paman Yaqub,yaitu Laban, sebagai seorang Aramaea, dan benar-benar membuat-nya berbicara dalam bahasa Aram dan bukan bahasa Ibrani (lihatBab 1) kita dapat menganggap bahwa sebuah bangsa Yaqub. yangtinggal di daerah yang sama mungkin saja pada mulanya meru-pakan orang-orang Aram, sebelum melakukan migrasi ke arah se-latan dan menyatu dengan suku-suku yang memakai bahasa Ibrani

Page 271: Mencari Asal Usul Kitab Suci

265

di Asir, yang akhirnya dikenal sebagai bangsa Israil itu. Sebenarnya’Aram’ Laban tampaknya kini bertahan sebagai Aryamah (’rym) didataran tinggi Zahran (lihat Bab 1, Catatan 3). Ini mungkin da-pat menjelaskan pernyataan yang tidak jelas dalam Ulangan 26:5:’Ayahku adalah seorang pengembara Aram; dan ia pergi ke msrym(bukan ’Mesir’, tetapi Misramah dekat Abha, seperti yang telahdikatakan) dan menetap di sana, sedikit jumlahnya; dan di sanaia menjadi sebuah negara, agung, kuat dan mempunyai pendudukyang banyak’.

Lagi, kita teringat pada kata-kata Gerald de Gaury: ’Siapa yangtahu akan harta karun sejarah yang terpendam di puing-puing Asiryang berserakan?’ Nama-nama tempat yang bertahan di sana itusendiri adalah harta karun dari sejarah yang membeku, dan kitadapat menganggap masih lebih banyak dapat memberitahukan kitamengenai sejarah Timur Dekat kuno daripada yang telah dikatakandi dalam buku ini.

Page 272: Mencari Asal Usul Kitab Suci

266 BAB 19. EPILOG

19.1 Catatan Kaki:

19.1.1 DUNIA YAHUDI KUNO

1. Istilah ’Semit’, dipakai untuk menggambarkan bangsa yang berhubun-gan dengan bangsa Ibrani dan bahasa-bahasa mereka, pertama kalidiperkenalkan oleh A. L. Schlozer dalam tahun 1781. Istilah ini be-rasal dari kata Shem (sm) dalam Bibel, putra Nabi Nuh dan yangdianggap sebagai leluhur orang-orang Israil dan bangsa-bangsa lainmenurut Bibel. Bibel Ibrani berbicara mengenai bangsa-bangsa ke-turunan Shem tanpa menggambarkan mereka sebagai orang-orang’Semit’. 2. Bahasa tersebut mungkin disebut dengan nama ini pa-da masa silam. Sebuah sebutan Bibel, yaitu Yesaya 19:18, menye-butkan ’bahasa Kanaan’ (spt kn’n), agaknya berarti bahasa Ibrani.3. Kemudian akan ditunjukkan melalui analisa toponimis bahwatanah Kanaan menurut Bibel terletak di sisi maritim Asir, bukandi Palestina dan pesisir Suria, seperti yang biasanya diduga. Men-dasarkan hampir sebagian besar argumentasi mereka pada bukti-bukti dalam Bibel, yang ditafsirkan dengan salah, para ahli telahmenganggap bahwa bangsa Aramaea (Aram) pada mulanya meru-pakan penghuni daerah Suria bagian utara di sebelah barat sungaiEfrat. Namun, sebuah penelitian kembali atas bukti-bukti menu-rut Bibel menunjukkan kepada kita bahwa yang disebut oleh BibelIbrani sebagai Aram (konsonan ’rm) sebenarnya adalah Arabia Barat.Aram Naharim (’rm nhrym, Kejadian 28:2 dan sebagainya), con-tohnya, jelas bukan Mesopotamia, tetapi merupakan Naharin (nhryn)kini di dekat Taif (al-Ta’if), di Hijaz bagian selatan. Maka dariitu, kita harus menyimpulkan bahwa Paddan-aram (pdn ’rm, Keja-dian 28:2 dan sebagainya) adalah Dafinah (dpn) di dekatnya, didaerah sekitar Mekah, bukan Mesopotamia. Begitu pula beber-apa nama yang lain yang oleh Bibel Ibrani diasosiasikan denganAram Beth-rehob, Aram Zobah dan bahkan Damaskus (Dha Miskdi Arabia Barat, atau d msk, bandingkan dengan kata Ibrani dmsq)- mungkin kini dapat ditemui namanya di Hijaz dan Asir. Wadi

Page 273: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 267

Waram (wrm) juga memakai nama Aram kuno di sana. Kebetu-lan juga, Iram (’rm, Qur’an 89:7) di dalam Qur’an, sebagai namatempat, secara konsonan sama dengan Aram dalam Bibel, yang ju-ga adalah ’rm. Qur’an menghubungkan tempat ini dengan Dhatal-’Imad. Al-’Imad kini merupakan sebuah desa di dataran tinggiZahran (Zahran), sebuah daerah di sebelah selatan Taif, dan di si-ni sebuah daerah Aram setempat bertahan sebagai desa Aryamah(’rym). Terus-terang saja, kita tidak dapat mengatakan denganpasti sampai seberapa jauh luas tanah di Arabia Barat menurutBibel itu, tetapi tanah ini jelas mencakup daerah-daerah selatan Hi-jaz. 4. Zellig S. Harris, A Grammar of the Phoenician Language(New Haven, Conn., 1936), halaman 7, catatan 29. Harris menye-butkan bukti-bukti selanjutnya yang menandakan bahwa bangsa Fu-nisia (Phoenicia), di sepanjang pantai Suria dan di tempat-tempatlain, sebenarnya menyebut diri mereka bangsa Kanaan. 5. Buk-ti Herodotus mengenai hal ini, seperti mengenai hal-hal lain yangberkenaan dengan sejarah Timur Dekat kuno, biasanya tidak di-tanggapi dan dianggap tidak berharga oleh para sejarawan dan paraahli purbakala modern di daerah itu. Tentunya mereka secara som-bong memperlakukannya dengan demikian, karena bukti-bukti initidak cocok dengan anggapan-anggapan mereka yang sebagian be-sar berdasarkan pada penafsiran yang salah atas bahan-bahan ge-ografis dan topografis Bibel Ibrani. Gagasan bahwa Laut MerahHerodotus bukanlah Laut Merah, melainkan Teluk Parsi tidak perludipercaya, karena hanya sedikit sekali bukti yang ada guna men-dukungnya. 6. Herodotus (2:44) melaporkan, mengenai kekuasaanpendeta-pendeta kota Funisia Tyre pada zamannya, bahwa kota inididirikan 2.300 tahun sebelumnya. 7. Tyre menurut Bibel (bahasaIbrani sr) bukanlah sebuah kota di tepi ’laut’ (bahasa Ibrani ym),tetapi apa yang kini merupakan oase utama Zur (zr), yang berna-ma Zur al-Wadi’ah, di wilayah Najran, berdiri di ujung daerah Yam(ym), berbatasan dengan gurun Arabia Tengah. ’Kapal-kapal’-nya(bahasa Ibraninya ialah ’wnywt) sebenarnya adalah kafilah-kafilahbinatang beban (bahasa Arabnya ’nyt, ’kantung-kantung pelana’),dan tempat-tempat mereka berdagang dapat dikenali melalui nama-

Page 274: Mencari Asal Usul Kitab Suci

268 BAB 19. EPILOG

nama mereka di pelbagai bagian Arabia. Kitab Bibel berbicaramengenai Raja Hiram (hyrm) dari sr, atau ’Tyre’; tidak ada rajakuno dengan nama ini yang diakui untuk kota Tyre di Libanon,karena nama Phoenicia Ahiram (hrm bukan hyrm) adalah seorangraja Byblos, yang merupakan tempat yang lain samasekali Gebal(gbl atau qbl) termasuk dalam nama-nama tempat yang sering di-pakai di Arabia Barat, sebuah Gebal tertentu, dekat Tyre Bibel,adalah Al-Qabil (qbl), di wilayah Najran. Arwad di Arabia Baratkini adalah Riwad (rwd), di dataran tinggi Asir; Sidon dalam Bibeldibahas dalam Bab 4. Menurut para ahli Geografi Arab, Lubay-nan (lbynn, tanpa vokal lbnn, atau ’Libanon’) adalah nama datarantinggi yang kini berada di tengah-tengah perbatasan antara Asirdan Yaman. Di kaki perbukitan pantai daerah ini, sebuah desayang bernama Lubayni (lbyny) masih tetap ada. Pohon-pohon araz(cedar) Libanon yang tertulis dalam Bibel mestinya adalah tum-buhan jenever raksasa Lubaynan di Arabia Barat, dan salju Libanonyang dikatakan dalam Kitab itu, tidak disangkal lagi adalah saljusetempat (lihat Bab 2). 8. Carmel di Arabia Barat adalah Kir-mil (juga krml), yang disebutkan dalam kamus geografi Arab Yaqut(4:448) sebagai sebuah punggung bukit pesisir di ujung selatan Asir,berbatasan dengan Yaman, sehingga terletak tepat di sebelah baratLibanon Arabia Barat (lihat Catatan 7). Ini menjelaskan mengapaGunung Carmel kadang-kadang disebutkan sehubungan dengan Gu-nung Libanon dalam teks-teks Bibel, salah satu di antaranya yangtidak terduga adalah Yesaya 29:17, sb lbnwn l-krml, yang dianggapberarti ’Libanon akan diubah menjadi ladang yang subur’, tetapisebenarnya berarti ’Libanon akan berubah (atau kembali) menja-di Carmel’. 9. Nama-nama tempat yang sepadan dengan kataIbrani glyl (berarti ’lerengan yang berteras-teras’) adalah biasa didataran tinggi Arabia Barat. Salah satu di antaranya adalah WadiJalil (glyl) di Hijaz Selatan, di sebelah Tenggara Taif. 10. Hrmwndalam Bibel (dalam metatesis dari hrmn atau hmrn) bertahan se-bagai nama tidak kurang dari lima tempat di Hijaz bagian sela-tan dan Asir yang bernama Hamran atau Khamran. 11. WadiAdam, yang bersumber di dataran tinggi mengalir ke arah Laut

Page 275: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 269

Merah, kadang-kadang disebut di dalam Bibel Ibrani sebagai nhrprt, yang membuatnya mudah dikelirukan dengan Furat (Efrat)Mesopotamia. Kebingungan ini diperbesar oleh deskripsi nhr prtsebagai h-nhr h-gdwl, ’sungai besar’ dalam Kitab Bibel, dan Wa-di Adam merupakan salah satu wadi yang mengalir ke laut yangterbesar di Arabia Barat. Sebenarnya nama menurut Bibel Wadiini berasal dari nama desa yang kini adalah Firt (prt), di wilayahyang sama. Seperti halnya pertempuran Karchemis, pertempuranKarkara (atau lebih tepatnya Qarqara), yang dilakukan oleh bangsaAssyria melawan raja-raja Amat dan Imerisu dan sekutu merekaGindibu’ dari Aribi dan Ahab dari Israil (Ahabu Sir’ila) di perten-gahan abad kesembilan S.M., sebenarnya terjadi di Arabia Barat,bukan di sepanjang sungai Orontes di Suria seperti yang biasanyadiduga. Amat, yang hingga kini dianggap merupakan sebuah refer-ensi kepada Hamah di lembah Orontes, di utara Suria, sebenarnyakini adalah desa Amt (’mt), dekat Taif, dan tidak jauh dari Kar-chemis dalam Bibel. Imerisu bukanlah Damaskus Suria, seperti yangdiduga tanpa berdasarkan pada alasan apa pun. Di antara bebera-pa alternatif lainnya di Arabia Barat, diperkirakan Marasha (mrs),di dataran tinggi selatan Asir lah (wilayah Dhahran al-Janub, lihatBab 3) yang paling besar kemungkinannya. Gindibu’ dari Aribi bi-asanya dianggap sebagai seorang kepala suku Arab dari gurun pasirSuria. Sebenarnya sebuah suku yang bernama Banu Jundub (gndb)masih menempati dataran tinggi Asir Tengah, dan Aribi mestinyakini merupakan ’Arabah (’rbh), sebuah desa di dataran tinggi tem-pat Banu Jundub masih dapat dijumpai. Karkara sendiri, dalamhal ini, mestinya adalah Qarqarah atau Qarqara (qrqr) masa ini,di pesisir Asir, di pedalaman Qunfudhah, di sebelah Selatan Lith.Ada tiga tempat lainnya yang bernama Qarqar (qrqr) juga di ArabiaBarat, dan tidak satu pun yang terletak di wilayah Orontes di Suria.Jika ada kesangsian sehubungan dengan onomastics (ilmu asal katadan nama) yang berkenaan dengan Pertempuran Karkara, sepertiyang telah ditafsirkan secara geografis, lihat catatan-catatan dalamJames B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts Relating tothe Old Testament (Princeton, 1969; dari sini disebut Pritchard),

Page 276: Mencari Asal Usul Kitab Suci

270 BAB 19. EPILOG

hal 278-279. 12. Penterjemahan catatan-catatan Mesir (seperticatatan-catatan dalam Pritchard) membingungkan masalah ini den-gan jalan mengenali secara tidak teliti nama-nama yang disebutkandengan nama-nama tempat Palestina dan Suria yang telah dike-tahui, dan bukan menterjemahkan aslinya, seperti yang seharusnyadilakukan. Sama halnya (seperti dalam Pritchard) dengan catatan-catatan Mesopotamia dan yang lain-lain. Pencarian tempat-tempatyang dibicarakan harus dilakukan dengan bantuan catatan-catatanasli, bukan terjemahannya. 13. Bangsa Mesir juga tertarik untukmenggunakan kayu jenever Asir (bukan kayu jenis cemara (cedar)Libanon) sebagai bahan bangunan, dan guna membangun kapal-kapal mereka, karena kayu cemara (cedar) tidak begitu cocok untukpekerjaan ini. Untuk melihat kebingungan antara cedar dan jenev-er, lihat sebutan-sebutan yang relevan dalam Alessandra Nibbi, An-cient Egypt and Some Eastern Neighbours (ParkRidge, N.J. 1981).14. Perlu dicatat di sini bahwa para sejarawan Arab pada zamanpermulaan Islam, yang karya-karya mereka mengabadikan tradisi-tradisi Arab yang berhak menerima perhatian serius, menegaskanbahwa Nebuchadnezzar adalah penakluk Arabia dan menceritakankisah-kisah penaklukannya di sana. 15. Dinilai melalui Mikha 1:1,ungkapan harapan di ’putri Yerusalem’ bertanggalkan abad kedela-pan S.M. Sampai kini, ahli-ahli Bibel telah menganggap ungkapan-ungkapan puitis pada Zion dan Yerusalem, sehingga meniadakankeharusan adanya informasi bersejarah yang lebih jauh lagi. 16.Kata-kata itu ditujukan kepada Sennacherib, raja Assyria (704-681S.M.). 17. Mengenai Sabaoth menurut Bibel sebagai kuil pemujaanYahweh utama di dataran tinggi Asir (kini desa al-Sabayat, band-ingkan dengan ’lhy sb’wt atau yhwh sb’wt dalam bahasa Ibrani),lihat Bab 12. 18. Karir kenabian Zakaria bertepatan dengan aw-al kekuasaan raja Achaemenid Darius I (522-486 S.M.), ini jelasdiketahui dengan disebutnya Darius dan tahun-tahun kekuasaannyadalam teks ramalan-ramalan Zakaria. Karena Zakaria 9:13 berbicaramengenai ywn, yang dianggap sebagai suatu referensi pada Yunani(bahasa Yunani laones), bab ini dan bab-bab berikutnya dalam Za-karia dihubungkan oleh para kritikus dengan seorang penulis lain

Page 277: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 271

dari zaman yang lebih baru (akhir zaman Achaemenid atau awalzaman Hellenis). Sebenarnya, kata Ibrani ywn hanya dapat meru-pakan sebuah referensi pada Yunani dalam Daniel. Di tempat laindalam Bibel Ibrani, kata ini berkenaan dengan apa yang kini adalahdesa-desa Yanah (yn), dekat Taif, di sebelah selatan Hijaz. atau desaWaynah (wyn) di lereng barat Asir, di wilayah Bani Shahr. Zakariatampaknya adalah salah seorang Israil yang kembali dari Persia atauBabilon ke Arabia Barat pada awal zaman Achaemenid (lihat teks).Kecewa dengan apa yang ia temukan di sana, mungkin menyebabkania mengalihkan perhatiannya dari Zion dan Yerusalem lama di Ara-bia Barat ke suatu impian sebuah Zion dan Yerusalem yang barudi Palestina yang lebih menguntungkan. 19. Pergeseran bahasayang berturut-turut, yang mempengaruhi negara-negara di TimurDekat yang mengelilingi gurun Suria-Arabia yang luas itu, mestinyaberhubungan dengan serangkaian gelombang pendudukan oleh suku-suku pengembara dari gurun tengah di daerah-daerah tetap di seke-lilingnya. Bahasa Kanaan, tampaknya, adalah bahasa populasi ke-sukuan dan tetap yang asli di dataran tinggi Barat di tepian gurunSuria-Arabia, di Suria, seperti halnya di Arabia. Penduduk baru gu-run, sejak dahulu, memperkenalkan bahasa Aram di sana, dan jugadi Mesopotamia. Perkampungan-perkampungan yang menyusul didaerah-daerah sama yang didirikan oleh berbagai suku gurun yangberbahasa Arab memperkenalkan bahasa Arab. Sebagai sebuah ben-tuk bahasa induk Semit, bahasa Kanaan, bahasa Aram dan bahasaArab dapat dipandang sebagai bahasa-bahasa yang sama tuanya,walaupun secara linguistik bahasa Arab dipandang sebagai yangtertua di antara ketiganya. 20. Sebuah tanda dari ini (di samp-ing bunyi-bunyi vokal) adalah pemakaian pelunakan dari k tidakbersuara dalam bahasa Aram, jika didahului oleh sebuah vokal, men-jadi bunyi desahan h (dgn topi bawah) tidak bersuara, yang tidakpernah diakui kebenarannya oleh penyuaraan yang sebenarnya darinama-nama tempat menurut Bibel di Arabia Barat yang bertahan,yang menempatkan h (dgn topi bawah) selalu merupakan suatu pen-gucapan alternatif dari bunyi desahan yang lain, yaitu h (dgn titikbawah). 21. Sejumlah suku Arabia Barat, yang kini bukan meru-

Page 278: Mencari Asal Usul Kitab Suci

272 BAB 19. EPILOG

pakan kaum Yahudi, menegaskan bahwa kemungkinan kecil mere-ka pada mulanya merupakan orang-orang Yahudi, dan ada keyaki-nan setempat bahwa tanah Bibel para nabi terletak di sana. Adatdan pengetahuan kesukuan Arab mengingatkan bahwa kaum Yahu-di menempati pegunungan Hijaz (sic) sewaktu bangsa Arab masihberada di gurun pasir, dan bahwa kaum Yahudi-lah yang pertamakali memelihara unta. Lihat Alois Musil, The Manners and Cus-toms of the Rwala Bedouins (New York, 1928), hal. 329-330. 22.Mengenai nhrym dan prt, lihat di atas, Catatan 3 dan 11. Mengenaiksdym, lihat Bab 13. Walaupun msrym dalam Bibel kadang-kadangmenunjukkan Mesir, lebih sering kata ini menandakan sebuah kotaatau wilayah di Arabia Barat, di pedalaman Asir, lihat Bab 4, 13dan 14. 23. Lihat Diskusi ringkasan dari isi topografi surat gulun-gan di Emil 6. Kraeling, Rand McNally Bible Atlas (New York,1962; selanjutnya disebut Kraeling), halaman. 66-68. 24. Peker-jaan para ahli purbakala Keinjilan di Palestina sebenarnya menjadisasaran kecaman-kecaman keras. Menulis pada tahun 1965, Freder-ick V. Winnet mengatakan bahwa ’fondasi dari beberapa gedung be-sar yang didirikan oleh para sarjana Perjanjian Lama baru-baru ini... berada dalam keadaan yang buruk dan memerlukan reparasi yangekstensif’. (Journal of Biblical Literature, 84 (1965); halaman 1-19).Pandangan Profesor Winnet didukung oleh beberapa ahli Keinji-lan ternama lainnya seperti J. Maxwell Miller dan H.J. Franken.25. Goshen (gsn), Pithon (ptm), dan Raamses (r’mss) yang dise-but dalam kitab Kejadian dan kitab Keluaran sehubungan denganmenetapnya masyarakat Israil di tanah msrym belum pernah ditem-patkan secara memuaskan di Mesir (lihat catatan dalam J. Simons,The Geographical annd Topographical Texts of the Old Testament...(Leiden, 1959; seterusnya disebut Simons), yang melakukan beber-apa pengenalan percobaan). Ada dua kemungkinan untuk Goshen(Ghatan, gtn, dan Qashanin, qsnn, jamak dari qsn), sebuah Pithom(Al Futaymah, ptym, tanpa vokal ptm) dan sebuah Raamses (Masas,mss) masih dapat dijumpai di pedalaman Asir, di wilayah msrymArabia Barat. R’ yang pertama dalam r’mss (Raamses) mungkinadalah nama seorang dewa. Dalam bentuk Ra’ atau Ra’i, r’ itu

Page 279: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 273

tampil sebagai bagian pertama dari sejumlah nama tempat Ara-bia Barat. 26. Lain dari Bibel Ibrani, yang mengisahkan ceritalengkap kaum Israil kuno dari asal mulanya yang legendaris sampaipada abad ke-5 S.M., catatan-catatan bersejarah lainnya dari pelba-gai negara di Timur Dekat hanya menceritakan potongan-potongansejarah –daftar-daftar para raja, kisah-kisah ekspedisi militer ter-tentu, perjanjian-perjanjian perdamaian dan hal-hal yang sepertiitu– dan tak pernah mengisahkan cerita-cerita lengkap mengenaisuatu bangsa, negara atau kerajaan tertentu. 1. Lihat terjemahanpapirus-papirus Aram dari abad ke-5 S.M. yang berkenaan denganmasyarakat Yahudi Elephantine (nampaknya sebuah koloni militerdari zaman Achaemenid) dalam Pritchard, hal. 491-493, 548-549.Sejumlah papirus tersebut menyinggung masalah orang-orang Yahu-di yang berbahasa Aram yang menetap di sana pada zaman pur-bakala. Yang menarik adalah bahwasanya papirus-papirus ini berbicaramengenai orang-orang Yahudi, bukan orang-orang Israil.

19.1.2 MASALAH METODE

1. Slg dalam Bibel contohnya, yang timbul tidak kurang dari 18kali dalam pelbagai teks Bibel, biasanya dianggap berarti ’salju’,kecuali dalam Ayub 9:30, kata ini tidak jarang diterjemahkan seba-gai bahan pembersih atau obat pemutih, mungkin sejenis tanaman(soapwort). Yang terakhir ini kemungkinan adalah konotasi dari slgdalam sebutan-sebutan Bibel yang lain, terutama dalam Mazmur51:9. Dalam konteks ini, ’Bersihkanlah aku dengan Hyssop, dan akuakan menjadi lebih putih dari salju (tkbsny w-m-slg ’lbyn)’ mungkinseharusnya secara lebih tepat diterjemahkan menjadi: ’Engkau akanmembersihkan aku dengan hyssop, dan aku akan menjadi bersih;engkau akan memandikan aku, dan dari tanaman ’soapwort’ akuakan menjadi putih’. Dua buah pembersih –pembersih hyssop danakar-akar pencuci dari tanaman ’soapwort’– jelas adalah apa yangdibicarakan baris ini. Mengenai tanaman ’soapwort’ Arab, lihat dibawah. 2. Nama b’r lhy r’y dalam Bibel berarti ’sumur jurang

Page 280: Mencari Asal Usul Kitab Suci

274 BAB 19. EPILOG

r’y’, bukan ’sumur dia yang hidup yang melihatku’ (l-hy r’y), seper-ti nama ini biasanya ditafsirkan. Walaupun lhy dalam nama itudibaca l-hy, ini akan berarti ’kepada dia yang hidup’, bukan ’diayang hidup’ Sebenarnya lhy dalam bentuk bahasa Arab yang diberivokal, yaitu lahi, berarti ’jurang’. Nama jurang yang dibicarakantersebut adalah r’y; diberi vokal sehingga terbaca seperti kata ba-hasa Arab rawi (rwy), kata ini akan mempunyai arti ’dia yang di-airi’, bukan ’dia yang melihat’ ataupun ’yang melihatku’, yaitu artiyang diberikan oleh bentuk bahasa Ibrani dari kata tersebut. Rwyini mungkin adalah tidak lain dari apa yang kini merupakan oaseRawiyyah (rwy) di Wadi Bishah (Bishah), di pedalaman Asir. Oaseyang memakai nama ini sebenarnya terletak di sepanjang jalan yangmenuju ke Shur –Al Abu Thawr (twr, bandingkan dengan twr dalambahasa Ibrani). Oase ini juga terletak di antara satu dari dua buahtempat yang bernama Kadas (kds, bandingkan dengan kata Ibraniqds) di lerengan barat Asir, dan sebuah oase Wadi Bishah lagi yangbernama al-Baridah (brd). Mengenai usaha yang dipaksakan gunamenempatkan Beerlahai-roi di Palestina Selatan, lihat Simons, alin-ea 367, 368; juga Kraeling, hal. 69-70. 3. Perhatian saya dialihkankepada hal ini oleh Dr. Ahmad Chalabi, seorang ahli matemati-ka dan seorang bankir, yang juga merupakan seorang amatir dalambidang studi geologi dan Kitab Bibel. 4. Lihat Ahmad Khattab etalias, ’Hasil-hasil ekspedisi botani ke Arabia pada tahun 1944-1945’(’Result of a Botanic Expedition to Arabia in 1944-1945’) (Publi-cation of the Cairo University Herbarium, no. 4, 1971), hal. 27.5. Salju jarang turun di pegunungan Yaman, di baratdaya Ara-bia, yang musim hujannya terjadi pada musim panas, yaitu padawaktu musim hujan dari baratdaya. Namun di Asir, pegunungan disana menadah curah hujan musim hujan dari baratdaya pada musimpanas maupun curah hujan angin baratlaut pada musim dingin, se-hingga elevasi yang lebih tinggi di sana mendapatkan dan terkadangmenyimpan salju musim dingin (lihat Bab 3). 6. Menurut tra-disi Islam, Nabi Muhammad tidak melarang dabb untuk dimakan,walaupun ia sendiri pantang memakannya. Kini beberapa kalan-gan Arab Suni memakan dabb, sedangkan Syiah mengharamkannya.

Page 281: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 275

Setahu saya, dabb tidak dapat ditemukan di negara-negara bagianutara Timur Dekat. 7. Contohnya, kita dapat menyimpulkan daribagaimana nama-nama tempat Arabia yang tertera dalam bentukIbrani sebenarnya diucapkan, bahwa bunyi k umumnya tidak diper-halus menjadi h (dgn topi bawah), sedangkan h sering diucapkan se-bagai h (dgn topi bawah). Begitu pula, t diperhalus menjadi t (dgnstrip bawah), namun tampaknya juga merupakan bentuk dialek laindari s. ’Ayn (’) sering tidak diucapkan sebagai g, dan hamzah (’)seringkali disuarakan sebagai semi-vokal w atau y, dan sebaliknyakedua semi-vokal ini dapat saling dipertukarkan, dan seringkali dis-uarakan sebagai vokal terbuka . 1. Ada pula bukti-bukti Bibel bagipengenalan atas Jabal Hadi di pesisir Asir sebagai Horeb dalamBibel. Menurut Ulangan 1:1, Nabi Musa ’berbicara kepada seluruhIsrail’ di ’hutan, di Arabah (’rbh) di atas Suph (swp), antara Paran(p’rn) dan Tophel (tpl), Laban (lbn), Hazeroth (hsrt) dan Dizahab(dy zhb)’. Lokasi itu adalah dataran rendah Wadi Ghurabah (grbh)yang memisahkan wilayah-wilayah Ghamid dan Zahran. Sebuah de-sa yang bernama al-Safa (sp, bandingkan dengan swp) melihat kebawah Wadi Ghurabah dari arah utara. Wadi ini juga terletak diantara sebuah p’rn (Jabal Faran, atau prn) ke arah timur; sebuahtpl (Wadi Tufalah, atau tpl) ke arah selatan, sebuah lbn, kini de-sa al-Bunn (’l-bn) ke arah utara; sebuah desa yang bernama dyzhb (Al Dhuhayb, atau dhyb) juga ke arah utara; dan sebuah hsrt,kini al-Hazirah (hzrt) ke arah barat (kecuali kalau ini Jabal Khu-dayrah, atau hdrt, yang juga terletak ke arah utara). Nama NabiMusa dalam Bibel sebenarnya bertahan di sekitar daerah yang samasebagai nama desa al-Musa. Ulangan 1:2 mengatakan bahwa tem-pat ini terletak sejauh ’sebelas hari’ perjalanan dari Horeb. Jarakmelalui jalan darat antara Jabal Hadi dan Wadi Ghurabah adalahsekitar 200-250 kilometer, dan dengan mudah dapat ditempuh dalamsebelas hari berjalan kaki dengan berjalan sejauh 20 kilometer se-hari.

Page 282: Mencari Asal Usul Kitab Suci

276 BAB 19. EPILOG

19.1.3 TANAH ASIR

1. Sebenarnya nama Asir (’sr atau ’syr) menandakan dataran tinggikesukuan di sekitar Abha, walaupun kemudian nama ini diterapkanoleh pemakaian administratif untuk daerah yang lebih luas seper-ti yang telah saya tunjukkan. Nama tersebut tampaknya adalahmetatesis dari ’Seir’ dalam Bibel, atau ’Gunung Seir’ (s’yr, Keja-dian 14:6, 36:8f, dan sebagainya). Mengenai korelasi antara namaTihamah dan ’Tehom’ dalam Bibel, lihat Bab 6. 2. Mengenai ko-relasi antara nama Sarat dan ’Israil’ dalam Bibel, lihat Bab 10. 3.Mengenai sebuah studi modern dari geografi dan ekologi Asir, lihatKamal Abdul-Fattah, Mountain Farmer and Fellah in ... (Erlan-gen, 1981). Mengenai kehidupan flora Asir, lihat Western Arabiaand the Red Sea (London, H.M.S.O., 1946), Lampiran D, hala-man 590-602. Telah dilakukan referensi atas kemungkinan bahwaunta pertama kali dipelihara sebagai binatang beban di Asir. Li-hat Michael Ripinsky, ’Camel Ancestry and Domestication in Egyptand the Sahara’, dalam Archeology, 36:3 (1983), halaman 21-27. 4.Strabo berbicara mengenai emas Arabia Barat, yang digambarkan-nya negeri itu terletak antara Hijaz dan Yaman (16:4:18): ’Di dekatorang-orang ini terdapat sebuah negeri yang lebih tinggi perada-bannya, menempati sebuah distrik dengan iklim yang lebih sedang;karena negara ini diairi dengan baik, dan sering mendapatkan hujan.Emas fosil ditemukan di sana, bukan dalam bentuk debu, namundalam bongkahan, yang tidak memerlukan banyak proses pemurnianlagi. Potongan-potongan yang terkecil adalah sebesar kacang, yangsedang sebesar buah apel kecil, dan yang terbesar sebesar sebuahkenari ...’. Referensi Strabo kepada ’iklim sedang’ dan ’sering men-dapat hujan’ di negara Arabia yang ia gambarkan jelas menunjukkanbahwa ia sedang membicarakan Asir. 5. Idimah ini (’dm) adalahsebuah lokasi Arabia Barat yang mungkin disebut dalam Bibel seba-gai Edom (’dm). Sebuah lagi, yang biasa disebut-sebut adalah WadiIddam (’dm), di sebelah selatan Mekah. Yang ketiga yang diwak-ili oleh desa Admah (’dm) di wilayah Wadi Bishah. 1. Mengenai

Page 283: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 277

kegiatan gunung-gunung berapi di wilayah Jizan di Asir, lihat M.Neumann Van Padang, Catalogue of the Active Volcanoes and Sol-fatara Fields of Arabia and the Indian Ocean (Napoli, InternationalAssociation of Vulcanology, 1963), halaman 12-13.

19.1.4 MENCARI GERAR

1. Penanggalan atas sejarah menurut Bibel didasarkan pada sinkronisme-sinkronisme bersejarah, seperti halnya yang melibatkan ekspedisiraja Mesir Sheshonk I melawan Yudah pada zaman kekuasaan pu-tra Sulaiman, Rehoboam (lihat Bab 11). Maka ini dapat dianggapkurang lebih tepat. 2. Pengenalan yang biasa dari nama Ibraninhl msrym adalah Wadi al-’Arish, yang memisahkan Palestina dariSinai. Mengenai pengenalan nhl msrym, lihat Bab 15. 3. Menge-nai suku Simeon dan wilayah mereka di Arabia Barat, lihat Lam-piran. 1. Dari ketiga sumur (bentuk tunggalnya adalah b’r) yangdisebutkan bersamaan dengan Shibah (alias Beersheba atau b’r b’)dalam Kejadian 26, Esek (’sq) bertahan sampai kini sebagai Akas(’ks) dekat Abha, di sebelah barat Khamis Mushait. Dua sumurlainnya nampaknya terletak di seberang ngarai, di sisi maritim Asir.Di sana kita sampai kini dapat menemukan Rehoboth (rhbwt) yaituRahabat (rhbwt), di wilayah Bani Shahr; juga Sitnah (stnh) yaituUmm Shatan (stn, kata Arab yang berarti ’tali sebuah sumur air’)di wilayah Majaridah yang terletak di dekatnya.

19.1.5 BERMULA DARI TEHOM

1. Mengenai diskusi tentang masalah Yudah dalam Bibel, lihatBab 8. 2. Penyuaraan thwm sebagai tehom adalah suatu tradisiMasoret; kata ini mungkin pada mulanya disuarakan secara lain.3. Semi-vokal y dan w dalam bahasa-bahasa Semit dapat diper-tukarkan. 4. Akhiran feminin h (t tanpa suara) dalam kata Arab

Page 284: Mencari Asal Usul Kitab Suci

278 BAB 19. EPILOG

thmh (yang selalu diucapkan sebagai thm) menekankan jenis ke-lamin feminin dari thwm dalam Bibel. 5. Para ahli tampaknyamempunyai anggapan yang salah mengenai hal ini karena merekaterpengaruh oleh kenyataan bahwa kata thwm’ (tehoma) dalam ba-hasa Suryani (Syriac) berarti ’kekacauan, jurang yang dalam, lubangyang tak mempunyai dasar’ dan sebagainya, kemungkinan besarberasal dari kata hwm dalam pengertian ’hilang’. 6. Dalam katathmt, t ini dapat juga merupakan akhiran tunggal feminin. 7. M,yang merupakan preposisi ’dari’ dalam m-mgd dan m-thwm, den-gan baik sekali dihapuskan dalam terjemahannya di sini, tentunyakarena preposisi tersebut membingungkan penterjemahnya. Sebuahcatatan dalam RSV mengakui bahwa m-tl berarti ’dengan embun’(sebenarnya, ’dari embun’) dan bukan ’di atas’. Di sini tl (katabenda tll, ’menutupi, langit-langit’, atau sebuah salah-eja dari katatl, ’bukit, puncak’) agaknya berkenaan dengan salah satu punggungbukit Samayin. 8. Akar kata brk, yang berarti ’memberkahi’, jugamerupakan sebuah kata Ibrani untuk ’berlutut’; secara figuratif be-rarti ’menetap’. Dalam bahasa Arab, pengertian utama brk adalah’menetap’. 1. Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukandalam pembacaan tradisional dari Bibel melibatkan kekeliruan ataskata yhwh dalam pengertian ’ia adalah’, atau ’ia akan’ (juga ’akan’)dengan yhwh sebagai nama Tuhan orang-orang Israil, yaitu Yahweh.Contohnya, sebuah ungkapan yang tidak masuk akal yang berbun-yi: ’Tuhan (yhwh) menghujani Sodom dan Gomorrah dengan batubelerang dan api dari Tuhan (’s m-’t yhwh) dari surga’ (Kejadi-an 19:24), sebenarnya berbunyi: ’Tuhan (yhwh) menghujani Sodomdan Gomorrah dengan batu belerang, dan ini merupakan api kema-tian (’s m-’t yhwh) dari surga’. Kata Ibrani m’t di sini seharusnyadibaca sebagai suatu varian dari kata mwt, sehingga berarti ’kema-tian’. Dalam bahasa-bahasa Semit, ’ayn dan semi-vokal w dan ydapat dipertukarkan.

Page 285: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 279

19.1.6 MASALAH YORDAN

1. Lihat Simons, alinea 137. Sambil mengingat bahwa ’Sungai terbe-sar di Palestina’ tidak pernah disebut dalam Bibel Ibrani sebagaisebuah nhr, Simons menambahkan dalam sebuah catatan bawahbahwa ’masalah asal mula dan arti ”Yordan”, yang menimbulkanpendapat-pendapat yang berlainan telah dikemukakan mengenainya,sampai kini belum terpecahkan’. 2. Para ahli geografi Arab padamulanya memakai nama Urdun (’rdn) guna menandakan wilayahGalilee dan bagian-bagian lembah sungai Yordan yang bersebela-han dengannya, bukan sungai Yordan itu sendiri. Nama ini dapatmerupakan padanan kata Ibrani yrdn tetapi tidak mutlak demikian.Kamus-kamus Arab mengambil nama itu dari akar kata rdn ’mengisut,mengerut, mengeras’, yang menandakan bahwa kata tersebut berar-ti ’kasar, kuat’. Mengenai asal mula kata yrdn, lihat di bawah. 3.Sungai-sungai musiman dan tetap yang tak terhitung lagi banyaknya,bermata air di pelbagai bagian ngarai Asir, yang menjelaskan istilahmenurut Bibel my h-yrdn, atau mymy h-yrdn (’air’ atau ’perairan’yrdn, lihat di bawah). Namun dalam beberapa contoh, istilah yrdntimbul dalam Bibel sebagai mempunyai arti ’kali’ atau ’kolam’. Dalampengertian ini, kata tersebut bermula dari yrd dalam pengertianArab ’pergi ke air’. Lihat kisah Naaman pada akhir bab ini. 4.Menurut para sejarawan Arab, Nabi Muhammad pergi dari Madinahke Mekah pada ibadah hajinya yang terakhir melalui Jabal Shatandan desa Kada’ yang bertetangga dengannya, kini masih terdapat disana. 5. Menurut Bilangan 33:41-49, Nabi Musa memimpin orang-orang Israil pada tahap terakhir pengembaraan mereka dari Gu-nung Hor (hr h-hr) menuju Zalmonah (slmnh); kemudian ke Punon(pwnn), Oboth (’bt); Iye-abarim (’yy h-’brym) di wilayah Moab(mw’b); Dibon-gad (dbyn gd); Almon-diblathaim (’lmn dbltym); pe-gunungan Abarim (hry ’brym), menghadap ke Nebo (nbw); ’padang’Moab (’rbt mw’b), ’di samping Yordan di Yericho’ (’l yrdn yrhw,harfiahnya ’di atas’ yrdn), antara Beth-Yeshimoth (byt ysmt) danAbel-shittim (’bl h-stym), di ’padang’ Moab (’rbt mw’b). Delapan

Page 286: Mencari Asal Usul Kitab Suci

280 BAB 19. EPILOG

tempat pertama yang disebut di sini terletak di wilayah Ghamiddan Zahran. Mereka kini disebut ’tanjung’ (Ibraninya hr) al-Harrah(hr dengan kata sandang tertentu Arab menggantikan kata sandangtertentu Ibrani dalam namanya yang sekarang); Salaman (slmn);Jabal al-Nawf (nwp); Wadi Bat (bt); ’tumpukan bebatuan’ (’yym)al-’Arba’ (’rb, bandingkan dengan ’brym, jamak genitif ’br), di Ja-bal Shada, masih ada di sana sebagai sebongkah batu datar berben-tuk segitiga yang terletak di atas tiga buah batu yang lebih besardan dipuja sebagai kuil Abraham; pedesaan Badwan (bdwn) dan al-Ghadhi (gd) yang bertetangga dengannya; dekat kota Qilwah; duabuah pedesaan lainnya di sekitar daerah Qilwah, yang bernama ’Am-lah (’ml, bandingkan dengan ’lmn) dan al-Badlah (bdlt, bandingkandengan dbltym sebagai jamak nama itu atau jamak genitifnya); danakhirnya ketinggian Jabal Gharib (grb), di Sarat Zahran, yang sebe-narnya menghadap Nabah (nb), yaitu Nebo dalam Bibel di tonjolanpaling selatan pundak bukit Taif ke arah utara. Sedangkan ’rbtmw’b bukanlah ’padang’ Moab, melainkan desa Ghurabah (grbt,atau grbh, lihat teks), kini terletak tepat di sebelah timur pembagiperairan antara wilayah Zahran dan Taif, di seberang yrdn, atau’ngarai’ Umm al-Yab (’m yb) atau Moab dalam Bibel. Ghurabahini sebenarnya terletak di bentangan yrdn yang sama, atau ’ngarai’,tempat terdapat desa Warakh, atau wrh (’Yericho’ dalam Bibel,lihat teks). Daerah tempat bangsa Israil, di bawah Nabi Musa,akhirnya menetap adalah bentangan dataran tinggi antara al-Athimah(’tm) di wilayah Zahran, dan ’aliran air’ (’bl) Jabal Shatan (stn),kini bernama Wadi Wajj di wilayah Taif. Mengenai upaya yanglemah untuk menjelaskan geografi Bilangan 33:41-49 dalam penger-tian Transyordania, lihat Kraeling, halaman 124-125. 6. Sungai Yor-dan di Palestina tidak meluap pada musim panas. Namun di AsirGeografis, ini merupakan musim hujan yang sangat lebat yang dapatmengakibatkan banjir besar. Saya telah mengunjungi daerah ini pa-da akhir bulan Mei dan telah membuktikan hal ini, yang memuaskanbagi saya. 7. Para pengunjung yang datang ke pesisir Asir, sampaiakhir abad ini pun, mengabarkan bahwa pemuda-pemuda dibawake sebuah bukit kecil di luar desa mereka untuk dikhitankan di

Page 287: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 281

depan umum. Istilah ’khitan’ dalam pemakaian setempat adalah’alla (’l’), yang harfiahnya berarti berarti ’mengangkat, membawake sebuah tempat yang tinggi’. Dhi Ghulf, yang pernah disebutGibeath-haarloth, mungkin lokasi sebuah bukit kecil dan di tempatitu upacara pengkhitanan dahulunya dilaksanakan terhadap parapemuda setempat. 8. Para ahli Bibel telah pula dengan salah men-genali ’Bethel’ dalam Bibel sebagai desa Baytin (bytn), di Palesti-na, berdasarkan persamaan-persamaan yang kurang jelas antara ke-dua nama ini, tak lebih dari itu. Mereka mengusulkan bahwa ’Ai’mungkin kini adalah al-Tall, di dekat Baytin. Mengenai diskusi yanglebih mendalam, lihat Bab 13, Catatan 3. 9. Sebenarnya ’r (bukan’yr, ’kota’), tunggal dari ’ry, (atau ’rym) di dalam teks, dan m’rhberasal dari kata yang sama, tak diakui dalam bahasa Ibrani, tetapipadanan kata Arabnya merupakan gwr, yang berarti ’tenggelam,memasuki, bersembunyi, menepis di tanah’. Padanan kata Arabm’rh adalah mgrh, disuarakan magarah, dan seperti gar (lihat teks)berarti ’gua’ dan berasal dari akar kata yang sama, yaitu gwr. 10.Ghamr ini kemungkinan besar terletak di luar jangkauan jatuhanvulkanis ’Akwah; dan juga sebuah ’Gomorrah’ lagi di wilayah Jizan,yaitu Ghamrah (gmrh, dengan akhiran feminin seperti dalam ’mrh),di Jabal Bani Malik. Berbagai ’Gomorrah’ Asir (sebagai gmr atau’mr, gmrh atau ’mrh) berjumlah terlalu besar untuk dihitung. 11.Para ahli Bibel telah menciptakan istilah ’Pentapolis’ untuk menun-jukkan ’lima kota’ di ’padang Yordan’, yang terdiri dari ’Sodom’ dan’Gomorrah’ dan juga ’Admah’ dan ’Zeboiim’ (lihat Bab 4) dan ’Bela-Zoar’ (Kejadian 15), walaupun mereka belum dapat menemukan ke’lima kota’ tersebut di lembah Yordan Palestina. Lihat Simons, alin-ea 271. 12. Mengenai kesangsian yang lebih awal atas msrym dalamBibel yang selalu merupakan sebuah referensi terhadap Mesir, lihatZeitschrift fur Assyriologie, 37:76, Reallexikon der Assyriologie (ed.E. Ebelling dan B. Meissner, Berlin 1928), I, 255a; Harry Torczyn-er, Die Bundeslade und die Anfange der Religion Israils (Berlin,1930), halaman 67f. 13. Dewa ini jelas adalah ’l msry (harfiah-nya, ’dewa rakyat msr’), yang namanya bertahan sebagai nama de-sa Al Masri, di wilayah Taif. Menilai distribusi nama-nama tempat

Page 288: Mencari Asal Usul Kitab Suci

282 BAB 19. EPILOG

yang berkenaan dengan akar kata msr di Arabia Barat, kita dapatmenegaskan bahwa ’rs msrym dalam Bibel membentang dari huluWadi Bishah, dekat Abha, sampai hulu Wadi Ranyah, di sebelahtenggara Taif. 14. Fu’ad Hamzah, yang mengunjungi Asir padatahun 1934, menghitung 24 barisan semacam itu yang menyeberan-gi ngarai tersebut dari Nimas ke arah selatan, di samping barisan-barisan antara Nimas dan Taif. Lihat Fi Bilad ’Asir (Riyadh, 1968),halaman 91-93. 15. Seperti yang dilukiskan dalam Van Padang,halaman 14-16, gunung-gunung berapi ini terdapat pada ketinggiansekitar 2.900 m di atas permukaan laut, dan kini terdiri dari kira-kira enampuluh kerucut yang sebagian besar belum berumur tua.Kawah-kawah dan padang-padang lahar itu menyebar ke sekelilingJabal Hattab ke segala penjuru. Van Padang menunjukkan, ataswewenang para ahli geografi Arab klasik, bahwa letusan gunung be-rapi yang dilukiskan dalam Qur’an 68:17-33 terjadi di distrik ini,yang memang benar demikian kenyataannya. Dalam teks Qur’an,yang musnah oleh letusan ini digambarkan sebagai sebuah ’tana-man’ (68:17) dan penghuni-penghuni ’taman’ ini, menurut penaf-siran yang berwenang atas Qur’an oleh al-Fakhr ar-Razi, ’disebutsebagai orang-orang Israil’. 16. Ini yang sebenarnya adalah ter-jemahan dari ungkapan Ibrani w-t’kl’s b-rzyk, yang bagaimanapunjuga tak dapat berarti ’bahwa api itu dapat memusnahkan tanaman-tanaman jenevermu’. 1. Bahasa Ibraninya yrd

19.1.7 YUDAH ARABIA

1. Menurut Kejadian 29:35; 49:8, nama yhwdh, seperti nama leluhurpemberi nama dari suku Yudah (salah satu di antara keduabelassuku Israil, lihat Lampiran), berarti ’puja dan puji bagi Yahweh’(yhwdh ydh). Ini jelas adalah etimologi rakyat, dan hanya menarikjika ditanggapi sebagai itu saja. Sampai sejauh ini, nama tersebutbelum berhasil dijelaskan dan biasanya dianggap, pada mulanya, se-bagai nama sebuah suku dan bukan nama suatu wilayah. Umumyasuku-suku diberi nama menurut wilayah-wilayah mereka, meskipun

Page 289: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 283

ada kasus-kasus wilayah-wilayah itu memakai nama-nama suku yangmenempatinya. 2. Sampai sejauh ini, para ahli Bibel lebih condonguntuk mengira bahwa nama dalam kedua daftar yang didahului olehbny, atau ’putra dari’, umumnya merupakan nama-nama kesukuanatau nama-nama keluarga, sedangkan nama-nama yang didahuluioleh ’nswy, atau ’rakyat dari’, sebagian besar adalah nama-namatempat. Dalam bahasa Ibrani kuno, seperti dalam pemakaian ba-hasa Arab modern, kita dapat saja berbicara baik mengenai ’putra-putra’ dari suatu tempat, maupun mengenai ’rakyat’ dari suatu tem-pat. Pemakaian kedua istilah ini dalam teks yang sama, jelas untukmemberikan variasi yang anggun saja. 3. Hajfah ini, bersamaandengan Qihafah (qhp) dan Qihf (qhp) di wilayah Rijal Alma’, disebelahnya, mestinya adalah Ahqaf (jamak dari hqp) dalam Qur’an46:21, biasanya dianggap sebagai gurun pasir di wilayah Hadramut,di Arabia selatan. 4. Yang membuat pengenalan atas Bethlehemmenurut Bibel dengan Umm Lahm di Wadi Adam mutlak dapatdipastikan adalah hubungannya dalam pelbagai sebutan menurutBibel dengan nama tempat ’Ephrathah’ (’prth), yang kini adalahFirt (prt), dekat Umm Lahm, di Wadi Adam yang sama. Pertim-bangkanlah, misalnya, Mikha 5:2: ’Tetapi kalian, wahai Bethlehemdari Ephrathah, yang kecil di antara marga-marga Yudah ...’ Li-hat pula Bab 9. 5. Ini adalah Ramah, dekat Bethlehem, tem-pat Rachel dimakamkan, yang disebut oleh para nabi, contohnyaYeremia 31:35: ’Sebuah suara terdengar di Ramah, ratapan danisak tangis. Rachel meratapi putra-putranya...’ Mengenai Rachel,lihat Lampiran. 1. Perhatikan asosiasi Geba dan Michmas denganRamah (lihat Catatan 5) dalam Yesaya 10:28-29).

19.1.8 YERUSALEM DAN KOTA DAUD

1. Mazmur ini berhubungan dengan ’putra-putra Korah’ (bny qrh)yang namanya bertahan dengan utuh sebagai nama pedesaan al-Qarhah (qrh) di Jabal Faifa, dan al-Qarhan (qrhn) di Jabal BaniMalik, keduanya di wilayah Jizan, jauh ke arah selatan Rijal Alma’.

Page 290: Mencari Asal Usul Kitab Suci

284 BAB 19. EPILOG

Dalam baris yang lebih awal dari Mazmur yang sama (48:2), ’Gu-nung Zion’ sebenarnya digambarkan sebagai terletak ’jauh di utara’.2. Ini hanyalah satu di antara beberapa terjemahan yang mungkin,dari kalimat aslinya dalam bahasa Ibrani: w-ywmr l-dwd l-’mr l’ tbwhnh ky ’m hsyrk h-’wrym w-h-pshym l-’mr l’ ybw dwd hnh. 3. Namayrwslm sejak itu dianggap membingungkan. Lebih besar kemungki-nannya jika nama itu berarti ’tempat tinggal’ (substantif yrw, band-ingkan dengan akar kata kerja Arab ’ry, ’menempati’) slym (band-ingkan dengan nama kesukuan Arab yang bertahan, yaitu Sulaym,atau slym di dataran tinggi Asir). Akar kata ’ry diakui kebenaran-nya pada nama-nama tempat lainnya di Arabia Barat, seperti Arwa,(’rw) dan Arwa (’rw). Jika ini bukan merupakan nama sebuah suku(mungkin sebuah cabang dari suku Yebusit), slym mungkin meru-pakan nama seorang dewa setempat –mungkin sebuah bentuk darislm (lihat Bab 12). 4. Ada pula kemungkinan bahwa nama yrwslymmenggabungkan nama-nama sekarang dari dua buah pedesaan, yaituArwa (’rw) dan Al Salam (slm) di wilayah Tanumah Sarat, tak jauhke arah selatan wilayah Nimas (lihat di atas). 5. Bentuk tung-gal nama ini, yaitu hmt (seperti dalam Bilangan 13:21 dan dalamduapuluhsembilan tempat lainnya di Bibel Ibrani), juga bertahan diHijaz bagian selatan dan Asir sebagai nama sebuah desa yang berna-ma Dhawi Hamal dan enam buah pedesaan yang bernama Hamatah(hmh atau hmt). Kacaunya nama tempat menurut Bibel denganHamah (hmh atau hmt) yang terletak di lembah Orontes di Suriatelah membuat pengertian atas geografi Bibel tidak tepat. Konotasinama yang sama, seperti yang muncul pada catatan-catatan kunoMesir dan Mesopotamia, perlu dipertimbangkan kembali secara cer-mat. 1. Bandingkan pengenalan nama-nama gerbang Yerusalem disini dengan nama-nama gerbang dalam J. Simons, Yerusalem in theOld Testament (Leiden, 1952), yang didasarkan pada penemuan-penemuan purbakala di Yerusalem Palestina, tanpa bukti-bukti to-ponimis yang mendukungnya.

Page 291: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 285

19.1.9 ISRAIL DAN SAMARIA

1. Saya pribadi yakin bahwa t’ntr (atau ’Tanah Tuhan’) milik bangsaMesir tidak lain adalah ysr’l (atau ’Dataran Tinggi Tuhan’) dalamBibel dengan kata lain, Sarat di Asir geografis dengan hutannyayang lebat, kekayaan mineralnya dan lain-lainnya. Namun sebuahpenelitian yang lebih mendalam jelas perlu dilakukan guna men-dukung gagasan tersebut. 2. Nama ini secara lokal ditafsirkan seba-gai kependekan nama Arab sirwal, ’celana panjang’, yang merupakansuatu penafsiran yang sangat tidak meyakinkan. Najd merupakannama tradisional dataran tinggi Arabia Tengah. Mengenai buktitentang adanya Bani Israil pada zaman Bibel, lihat identifikasi ataskhnym sebagai pemukiman orang-orang Israil di Wadi Najran danwilayah Yamamah (Bab 8). 1. Sama’inah (atau Sama’in, juga sm’n)kini terdapat di Palestina bagian selatan. Namun pada mulanyamereka nampaknya berasal dari sebuah tempat yang bernama al-Sim’aniyyah (sm’n) di Yaman, dari mana suku mereka mendapatkannamanya. Menurut kisah Bibel mengenai suku mereka, orang-orangSimeonit adalah sebuah suku ’selatan’ di tanah Bibel orang-orangIsrail.

19.1.10 RENCANA PERJALANAN EKSPEDISISHESHONK

1. Mengenai catatan-catatan ini, lihat J. Simons, Handbook forthe Study of Egyptian Topographical Lists Relating to WesternAsia (Leiden, 1973), halaman 178-187; bandingkan dengan K.A.Kitchen, The Third Intermediate Period in Egypt, 1100-650 S.M.(Warminster, 1973), halaman 293-300, 432-447, yang memiliki re-sensi lengkap kepustakaan yang relevan sampai kini. Dalam peneli-tian yang sekarang ini, saya akan mentransliterasikan ejaan konso-nan Mesir dari nama-nama tempat dalam daftar Sheshonk menurutsistem sama seperti yang telah saya pergunakan berkenaan den-gan transliterasi nama-nama tempat Ibrani dan Arab, atau pal-

Page 292: Mencari Asal Usul Kitab Suci

286 BAB 19. EPILOG

ing tidak sedekat mungkin dengan itu. Guna memudahkan halini bagi pembaca umum, saya telah membiarkan perbedaan an-tara berbagai semi-vokal yang biasanya dibedakan antara satu den-gan yang lain melalui transliterasi dalam bahasa Mesir kuno se-bagai sebuah i dan sebuah y. 2. Di sini i’ yang terakhir, seper-ti yang tertera dalam nama-nama lain yang berikut, nampaknyaterkadang menggantikan akhiran feminin h Ibrani dan Arab (yangmerupakan t tanpa suara). Seperti yang telah diketahui, sejumlahnama tempat menurut Bibel yang memakai akhiran ini kini bertahandi Arabia Barat tampaknya, sedangkan nama-nama tempat menu-rut Bibel yang berada dalam bentuk maskulin sering bertahan diArabia Barat kini dalam bentuk feminin, dengan tambahan akhiranh (t tanpa suara). 3. Dalam Hakim-hakim 1:27; 5:19-21, ’Taanach’ini secara geografis diasosiasikan dengan Beth-shean (byt s’n), Dor(dwr), Ibleam (’bl’m), Meggido (mgdw), dan ’aliran air yang de-ras’ Kishon (nhl qyswn). Dari kelima tempat ini, hanya Ibleam-lah yang belum dapat dikenali dengan sebuah desa di Hijaz selatan.Mungkin ini adalah Bil’um (bl’m) kini sebuah oase di wilayah Qasim,agak jauh dari Taif ke arah timur laut. Mungkin juga ini adalahBani Walibah (wlb) di wilayah Ghamid, dikenali sehubungan den-gan al-Amiyah (’my) di wilayah Zahran yang berdekatan dengannya.Keempat tempat lainnya, semuanya di wilayah Taif, kini adalah de-sa Shanyah (sny), satu di antara beberapa pedesaan yang bernamaDar (dr), Maghdah (mgd), dan Qaysan (qysn). Ta’nuq yang dise-but dalam kepustakaan geografis Arab tidak mungkin merupakan’Taanach’ yang dimaksud di sini, karena tempat ini terletak di utaradan bukan di selatan Hijaz. 4. Bukan apa yang sampai kini di-anggap sebagai ’Shunem’ dalam Bibel (swnm), yang kini mungkinadalah Sanumah (snm) di Rijal Alma’; kemungkinan-kemungkinanlain adalah Nasham (nsm) atau Nashim (nsm) di wilayah Jizan danDhi Nisham (nsm) di wilayah Ballasmar. 5. Bukan apa yang sam-pai kini dianggap sebagai ’Beth-shean’ dalam Bibel, yang telah dike-nali dalam Catatan 3. Bt (Ibraninya byt, ’rumah’) di sini, sepertidalam nama-nama lain dalam daftar-daftar Sheshonk, berarti ’kuil’,yang sering ditanggalkan dalam varian-varian dari nama-nama ini

Page 293: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 287

yang telah diarabkan. 6. Bukan apa yang sampai kini dianggapsebagai ’Haphraim’ dalam Bibel (hprym, Yosua 19:19), yang kinimestinya adalah al-Harfan (bentuk ganda hrp, karena hprym Ibraniadalah bentuk ganda hpr) di Rijal Alma’. 7. Nama Ibrani ini be-rarti ’dua perkemahan’ atau (dengan pemberian vokal yang lain)’perkemahan-perkemahan’. Nama Arabnya mungkin bukanlah su-atu pengubahan melainkan suatu usaha untuk menterjemahkan na-ma itu, karena kata Arab manahi adalah sebuah bentuk manha,yang berarti ’perkemahan’. 8. Bukan apa yang sampai kini di-anggap sebagai ’Aijalon’ (’ylwn) yang telah dikenali dalam Bab 10.9. Kata dt (Arabnya d’t, disuarakan dat) atau d (nominatif Arabdw, disuarakan du) dalam nama ini seperti dalam nama-nama yanglain berarti ’dia yang berasal dari’, dengan kata lain ’dewi’ (ben-tuk feminin dt) atau ’dewa’ (bentuk maskulin d); dalam bentuknama tersebut yang telah diarabkan, biasanya nama ini timbul se-bagai ’l, yang terakhir ini dalam hal ini tak dapat dibaca sebagaisuatu kata yang dapat berdiri sendiri yang, seperti juga Al (ju-ga ’l), berarti ’Tuhan’ atau ’dewa’. 10. P’ di sini, seperti dalamnama-nama lain pada daftar-daftar Sheshonk, adalah kata Arabfay’ (py’), yang berarti ’distrik’, ’daerah sekitar’; bandingkan den-gan kata Ibrani ph, ’di sini, ke mari, bagian ini’. 11. Ini sudahpasti ’Nebaioth’ dalam Bibel (nbywt, atau nbyt) yang tertera di an-tara ’putra-putra’ Ismail dalam Kejadian 25:13 bersamaan dengan’Kedar’, dan dikenali sebagai ’Nebaioth dari Kedar’ dalam Yesaya60:7. Nabah dapat dijumpai di distrik Bajilah di wilayah Taif; begitupula desa al-Qidarah (qdr), ’Kedar’ dalam Bibel. Maka ’Nebaioth’bukanlah orang-orang Nabataea dari Petra, seperti yang sampai ki-ni diduga Nabah agaknya juga ’Nebo’ menurut Bibel. 1. Karenacatatan-catatan mengenai penjajahan-penjajahan Mesir telah diba-ca sehubungan dengan geografi yang keliru, para ahli mengambil kes-impulan bahwa ada sejumlah pembualan di dalam catatan-catatantersebut. Mengingat bahwa kerajaan Mesopotamia (Mitanni) telahruntuh sekitar empat abad sebelum zaman Sheshonk, pernyataanpenguasa Mesir ini bahwa ia berhasil menaklukan Mitanni telah di-pandang sebagai salah satu bualan tersebut, yang tentunya tidak

Page 294: Mencari Asal Usul Kitab Suci

288 BAB 19. EPILOG

demikian kenyataannya, karena Mitanni merupakan nama sebuahtempat di Arabia Barat. Bandingkan dengan Pritchard, halaman263-264, berkenaan dengan literaturnya.

19.1.11 MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUKPADA SEBUAH PANTEON

1. Judul Mazmur 7 mengasosiasikan penyusunannya dengan sebuahtempat –bukan dengan seseorang– yang bernama ’Cush’ (’Kush’)(kws), yang mungkin kini adalah Kus (kws) atau Kisah (kys), kedu-anya terdapat di wilayah Jizan. Perlu dicatat di sini bahwa nomor-nomor baris yang disebutkan bagi Mazmur adalah nomor-nomor daribaris-baris dalam bahasa Ibrani, bukan terjemahannya. 2. Di samp-ing dewa sdq, nama-nama dewa slm (sebagai slmn, dengan akhiranpenghebat), ’wlm (sebagai ’lm) dan mungkin ’bd (sebagai b’dn ataub-’dn dengan kata sandang tertentu kuno), diakui kebenarannyadalam inskripsi-inskripsi Arabia. 1. Kata kerja-kata kerja denganh-’lhym (dewa-dewa) merupakan pokok kalimat dalam sebutan initimbul dalam teks Ibrani tanpa akhiran kata ganti w. Ini mungkinditanggalkan oleh para redaktur yang dibuat bingung oleh teks terse-but. Di pihak lain, mereka nampaknya tidak berhasil menanggalkankata sandang tertentu dalam h-’lhym.

19.1.12 ORANG-ORANG IBRANI HUTANASIR

1. Kita tak dapat mengesampingkan adanya kemungkinan bahwaorang-orang ’Ibrani’ mendapatkan nama mereka dari ’br, dalam artikata ’penyeberangan’, berkenaan dengan jurang-jurang pegunungan(m’brwt h-yrdn, lihat Bab 7) di ketinggian Sarat Arabia Barat, yangmungkin merupakan tempat asal mula mereka. 2. ’Dewa hutan’,yang namanya masih dipakai oleh desa Al al-Ghabaran di wilayahDhahran, mungkin dahulunya disebut Abu Ghabar, kini nama se-buah desa di Wadi Najran. Pedesaan lain dengan nama-nama yang

Page 295: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 289

berasal dari gbr dapat pula ditemui di pelbagai bagian daratan ting-gi Asir. 3. Dalam kisah Abraham (Nabi Ibrahim), seperti yangdikisahkan dalam Kejadian, mungkin saja timbul kekeliruan antara’Bethel’ dengan ’Ai’ di Rijal Alma’ dan ’Bethel, dengan ’Ai’ yangterletak di wilayah Zahran di Taif (Butaylah dan ’Uya’) lebih dekatpada Wadi Adam (lihat Bab 10). 4. Ada tidak kurang dari duapuluh delapan buah pedesaan di Arabia barat yang masih memakainama pr’h ini sebagai Far’ah (p’rh) atau al-Far’ah (’l-prh). Bahwaini adalah nama dewa sudah jelas diketahui dari nama desa Al Fi-ra’ah (’l pr’h) di distrik Ballasmar. Ada pula dua pedesaan yangbernama al-Far’ah dekat Abha, di sini Misramah dapat dijumpai.’Rumah kerajaan’ pr’h yang tertimpa ’wabah penyakit yang besardisebabkan oleh Sarai, istri Abram’ (12:17), tentunya adalah kuilpemujaan dewa tersebut di Misramah, tempat Sarai, yang dianggapkakak perempuan Abram dan bukan istrinya, dipaksa menetap. 1.Berbagai ragam ejaan nama ini mungkin disebabkan oleh adanyakekeliruan antara Dathanah (dtn) tersebut dengan apa yang kinimerupakan desa Dathinah (dtyn), di Wadi Adam, yang merupakanwilayah suku Yusuf (Yoseph) (lihat Bab 8 dan Lampiran).

19.1.13 ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

1. K.A. Kitchen, ’The Phillistines’, dalam D.J. Wiseman, ed., Peo-ples of Old Testament Times (Oxford, 1973), halaman 53. 2. Namakws dapat juga ditulis sebagai Kisah (ksy) dan Kus (kws) di wilayahJizan dan sebagai Kiwath (kwt) dekat Ghumayqah, di wilayah Lith.1. ’Phicol’ sampai kini dianggap sebagai suatu nama ’non-Semit’;sehingga K.A. Kitchen berkomentar: ’Akhirnya, dalam taraf linguis-tik, bercampurnya bahasa Semit (Abimelech, Ahuzzat) dan bahasanon-Semit (Phicol) ... menunjukkan suatu asimilasi orang-orang as-ing ke dalam lingkungan pergaulan Semit’.

Page 296: Mencari Asal Usul Kitab Suci

290 BAB 19. EPILOG

19.1.14 TANAH HARAPAN

1. Mengenai apa yang telah dikatakan oleh para ahli Bibel men-genai bangsa-bangsa dalam Bibel tersebut, lihat pelbagai catatanD.J. Wiseman, ed., Peoples of Old Testament Times, yang telahdibicarakan pada Bab 14. 2. Kekeliruan antara pengalihan ke dalambahasa Arab dari nama ini adalah antara ’qrb (’kalajengking’ dalambahasa Arab dan Ibrani) dengan kata Arab grb’, disuarakan garbu’(sejenis tikus gurun, yaitu gerboa). 3. Kemungkinan-kemungkinanlain adalah Zafar (zpr) dan Dharif (drp), juga di wilayah Taif. Jikakata Ibrani zprn dibaca sebagai z-prn (’dia’ yang berasal dari prn,atau ’dewa’, dengan kata lain kuil prn), tempat yang dibicarakan inimungkin adalah Faran, di dataran tinggi Zahran, yang berbatasandengan gurun basal Harrat al-Buqum. Bagaimanapun juga, Faranini tak disangkal lagi adalah Paran dalam Bibel (p’rn, Kejadian21:21; Bilangan 10:12; 12:16; 13:3, 26; Ulangan 1:1; 33:2; SamuelI 25:1; Rajaraja 11:18; Habakuk 3:3). Di lain pihak, El Paran, atauAl Farwan (’l prwn), di sebelah selatan Khamis Mushait. 1. Disini, seperti dalam halnya gl’d (Gilead) menjadi al-Ja’d (Bab 1) dankslh menjadi al-Hasakah (Bab 14), sebuah l yang terletak di tengah-tengah kata mungkin diletakkan di ujung kata tersebut dalam pen-gubahannya sehingga menjadi kata sandang tertentu Arab yang be-rakhiran. Namun pengenalan terhadap ’Riblah’, tetap tidak dapatdipastikan.

19.1.15 KUNJUNGAN KE EDEN

1. Wadi Harjab, satu di antara tiga anak sungai utama Wadi Bishah,bergabung dengan pertemuan ini lebih kurang pada titik yang sama.Pengarang Kejadian nampaknya memandangnya sebagai sebuah tam-bahan dari Wadi Tindahah, seperti Wadi Harjab, bergabung denganaliran utama Wadi Bishah dari sisi timur.

Page 297: Mencari Asal Usul Kitab Suci

19.1. CATATAN KAKI: 291

19.1.16 NYANYIANDARI PEGUNUNGAN JIZAN

1. Morris S. Seale, The Desert Bible (London, 1974), diringkas darihalaman 54-74.

Mencari Asal-usul Kitab Suci (The Bible Came from Arabia) KamalSalibi Penerbit Pustaka Litera AntarNusa Jln. Arzimar III, Blok BNo.7, Tel.(0251) 329026 Bogor 16152

Page 298: Mencari Asal Usul Kitab Suci

292 BAB 19. EPILOG

Page 299: Mencari Asal Usul Kitab Suci

Tentang Penulis

Lahir di Bairut, Libanon 1929 Dr. Kamal Salibi dibesarkan ditengah-tengah keluarga terpelajar. Sejak turun-temurun keluar-ga ini adalah penganut agama Kristen Maronit, dan yang mener-jemahkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ke dalam bahasaArab yang sampai sekarang dipakai oleh kalangan Kristen yangberbahasa Arab, adalah kakeknya dari pihak bapak. Selepas dari In-ternational College, ia meneruskan studinya ke Universitas Amerikadi Bairut hingga sarjana muda bidang sejarah Eropa dan ilmu-ilmupolitik. Setelah mengambil studi dalam bahasa-bahasa Semit, di-lanjutkannya ke Universitas London hingga mencapai Ph.D. dalamtahun 1953 di bidang sejarah Islam dan sejarah Arab. Kemudi-an ia menjabat guru besar sejarah dan kepala departemen sejarahdan kepurbakalaan di Universitas Amerika di Bairut. Dewasa iniia tinggal di Amman, Yordania. Buku kontroversial yang ditulisdalam bahasa Inggris ini pada mulanya menemui kesulitan dalammencari penerbit, karena hampir semua penerbit di Eropa meno-laknya. Setelah sampai ke tangan Der Spiegel di Jerman dan diter-jemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan syarat harus terlebihdulu diteliti oleh sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwan dan gu-ru besar bahwa penelitiannya didasarkan hanya pada ilmu semata,bukan pada sesuatu agama atau ras, akhirnya dalam tahun 1985buku ini terbit, dan kemudian disusul dengan penerbitan bahasaInggris dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, di antaranya

293

Page 300: Mencari Asal Usul Kitab Suci

294 BAB 19. EPILOG

bahasa-bahasa Jerman, Perancis, Belanda, Denmark, Arab, Finlan-dia, Jepang, Spanyol dll. Pada mulanya teori Dr. Salibi tentangasal-usul Bibel yang katanya berasal dari Arabia dan bukan dariPalestina, cukup menghebohkan dan mendapat tantangan semua pi-hak! Terjemahan bahasa Indonesia ini disajikan semata-mata untukmaksud yang sama.