menang mas kes akibat banjir.pdf
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
1/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
2/75
Isi Buku
Sambutan Menteri Kesehatan
Sambutan Gubernur DKI Jakarta
1. Pendahuluan 1
2. Seberapa Parah Banjir Itu? 3
3. Masalah Kesehatan Masyarakat 10
4. Apa Yang Telah Kita Lakukan? 16
5. Liputan, Berita, dan Tanggapan 46
6. Pelajaran Yang Kita Dapat 61
7. Antisipasi Masa Mendatang 64
Lampiran 69Tim Penyusun Buku
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
3/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
4/75
ii
Akh i rnya kepada semua p ihak yang te lah member i kan
kon t r i bus inya da lam penyusunan buku in i , te rmasuk pa ra pese r ta
Sem ina r tangga l 19 Sep tembe r 20 02 yang m em bahas rancangan buku
in i , saya a tas nam a T im Penyusun m enyam pa ikan pu la t er im a kas ih dan
pengha r gaan yang tak t er h ingga .
Sem oga upaya kec i l in i besar m anfaa tnya bag i m asyar aka t pa daum um nya dan pe tugas keseha t an pada khususnya .
Jakar ta , Sep tember 200 2
Menter i Kesehat an,
Dr . Achmad Su ju d i
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
5/75
iii
Sambutan
Gubernur DKI Jakarta
Saya m enyambu t ba i k dan sanga t m engha r ga i p r aka rsa Bapak
Mente r i Keseha tan menyusun dan menerb i tkan buku Menanggu lang i
Masalah Kesehatan Ak ibat Banj i r in i . Sela in mengun gka pkan k r onolog i
ke jad ian ban j i r besar ya ng m elanda DKI Jakar ta dar i sudu t pa ndang
keseha tan , buku in i juga mengungkap ba ik keberhas i lan maupun
kekuran gan . Saya ka takan buk u in i merupa kan testam en orang-or ang
keseha tan yang cukup fa i r , seh ingga sanga t bermanfaa t sebaga ibahan / m asukan bag i per encanaan dan an t i si pasi m asa m enda tang . Da r i
buku in i k i ta dapa t membuat ana l is is SWOT (s t reng th -kemampuan,
weakness-ke lem ahan , oppor tu n i ty -peluang , dan th r ea t - tan tan gan) yang
selan ju t nya dapa t k i ta gu nakan da lam penyusunan rencana ker ja k i ta .
Kepada Bapak Menter i Kesehatan beserta segenap ja jarannya,
kesem pa tan in i saya gunakan pu la un t uk m enyampa ikan te r ima kasih
saya a tas nama m asyaraka t DKI Jakar ta . Bukan ha nya kar ena te rb i t nya
buku in i , me la inkan juga a tas upaya-upaya yang tak mengena l le lah
da lam m enanggu lang i m asa lah keseha t an selam a m us ibah ban j i r d i DKI
Jakar ta yan g la lu . Sela in i tu , a tas nam a m asyaraka t DKI Jakar ta , saya
j uga m oh on m aaf t el ah m er ep ot k an kawan -k awan d i j a j a r an keseh a t an .
Sebenar nya kerepo tan i tu t idak per lu t er jad i seanda inya sa ja kam i dapa t
m engem bangkan pe r i l a ku -per i l a ku yang ba ik un t uk m encegah t er j ad inya
ban j i r . Sem oga Tuhan Yang Maha Kuasa m em bim b ing k i ta k e arah yang
dem ik ian i tu .
Kepada be rbaga i p ihak yang juga te lah ber per anser ta , kh ususnya
d i b idang keseha tan , juga saya sampa ikan rasa te r ima kas ih saya .
Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah memba las sega la keba ikan dan
ama l ibadah Bapak / Ibu / Sauda r a seka l i an . Ki ta t i dak m engha r ap ban j i r
besar datang lag i melanda Jakarta . Tetap i seandainya Tuhan berke-
hendak demik ian , a tas nama masyaraka t DKI Jakar ta , saya te tap
m engha rap k epedu l i an Bapak / Ibu / Sauda ra un tuk m em ban tu kam i .
Demik ian beberapa ha l yang ing in saya sampa ikan mengan ta rte rb i t nya buku in i . Mudah-m udahan u paya Depar temen Keseha tan in i
besa r m an faa tnya bag i k i t a sem ua .
Jakar ta , Sep tember 200 2
Gubern ur DKI Jakar ta ,
Sutiyoso
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
6/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
7/75
1
Pendahuluan
Musibah. Siapa pun pasti tak menghendaki kedatangannya. Tetapi,itulah yang dialami masyarakat DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Tepatnya antara minggu terakhir bulan Januari sampai sekitar minggu
terakhir bulan Februari 2002. Musibah itu bernama banjir.
Memang banjir bukan merupakan kejadian aneh bagi Jakarta. Bahkan
orang mengatakan bahwa banjir sudah menjadi langganan bagi
masyarakat Jakarta. Namun banjir yang datang waktu itu sungguh luarbiasa. Sebagian besar wilayah Jakarta, yaitu 168 kelurahan dari 265
kelurahan (63,4%) yang ada terendam air sampai berhari-hari. Genangan
air pun termasuk luar biasa. Di beberapa tempat, tinggi air genangan pada
tanggal 1 Februari 2002 misalnya, mencapai 1,75 2,5 meter.
Banjir yang luar biasa itu membawa dampak berupa rusaknya
berbagai sarana, yaitu rumah-rumah penduduk, jalan-jalan, dan fasilitas-
fasilitas umum. Aliran listrik di beberapa wilayah sempat padam atau
dipadamkan sampai beberapa hari. Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) tidak dapat menyalurkan air bersih. Sementara itu, sekolah-
sekolah banyak yang diliburkan karena kebanjiran atau digunakan oleh
masyarakat untuk tempat mengungsi.
Selain itu, banjir juga telah mengakibatkan terjadinya pencemaran
lingkungan yang cukup parah. Luapan air dari got-got dan sungai-sungai
menyebarkan sampah dan limbah lain ke segala penjuru. Resapan air
menyebabkan naiknya isi penampungan tinja (septic tank) sampai meluap
dan mengirim tinja ke mana-mana. Pencemaran lingkungan ini jelascukup besar dampak negatifnya bagi kesehatan masyarakat DKI Jakarta.
Namun demikian, walau terkesan kurang siap, Dinas Kesehatan
DKI Jakarta yang didukung oleh Departemen Kesehatan dan dibantu oleh
segenap unsur masyarakat (termasuk organisasi profesi dan lembaga
swadaya masyarakat), segera bertindak. Tindakan ini, betapa pun, telah
dapat mencegah terjadinya musibah yang lebih besar lagi. Banyak warga
tertolong dari penyakit dan tercegah dari kematian baik selama maupun
pasca banjir. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberi kekuatan kepada semua pihak dalam
menghadapi musibah tersebut.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
8/75
2
Pengalaman adalah guru yang baik. Itulah kata-kata bijak yang
melandasi didokumentasikannya musibah banjir di DKI Jakarta itu dan
penanganan dampaknya terhadap kesehatan. Buku ini menyajikan ceritera
tentang seberapa besar musibah banjir yang terjadi kala itu, dampak
kesehatan yang ditimbulkannya, dan langkah-langkah menghadapinya.
Bagi masyarakat Jakarta, anggaplah ceritera itu sebagai laporan
Pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan
DKI Jakatya). Sedangkan bagi masyarakat di luar Jakarta, kiranya ceritera
itu dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan. Yaitu untuk dipetik
hal-hal positifnya dan dilupakan hal-hal negatifnya dalam menyiagakan
diri terhadap musibah serupa.
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
9/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
10/75
4
Selama itu, prinsip dasar pengendalian banjir yang dilakukan di
Jakarta adalah dengan mengalirkan air sungai yang masuk ke Jakarta. Air
sungai itu ditampung dan dikendalikan debit serta arahnya supaya tidak
masuk ke wilayah tengah kota. Air yang ada di wilayah tengah dialirkan
melalui saluran Banjir Kanal Barat. Yang ada di wilayah barat melalui
saluran Cengkareng Drain dan yang ada di wilayah timur melalui Cakung
Drain. Di daerah yang mempunyai ketinggian cukup, dibuat drainase
untuk mengalirkan air dengan sistem gravitasi (air mengalir dengan
sendirinya). Sedangkan di daerah yang rendah, sistem drainasenya
menggunakan polder. Yaitu air di tempat rendah itu ditampung, kemudian
dipompa ke saluran pengendali di tempat yang lebih tinggi. Untuk
mengurangi beban sungai akibat debit air yang besar, dibuat sudetan-
sudetan guna membagi beban yang ada.
Sebagaimana kita ketahui, Jakarta dilalui oleh 13 sungai atau kali,
yaitu Mookevart, Ciliwung, Angke, Pesanggrahan, Krukut, KalibaruBarat, Kalibaru Timur, Buaran, Grogol, Cipinang, Jati Kramat, Cakung,
dan Sunter. Perhatian kepada faktor yang menimbulkan kejadian banjir di
wilayah DKI Jakarta harus dilihat secara utuh dalam satu kesatuan daerah
aliran sungai (DAS). Yaitu baik DAS Ciliwung maupun DAS ke 12
sungai di DKI Jakarta lainnya. Aspek geologi dari lapisan tanah yang
merupakan media tempat berlalunya air hujan, baik yang masuk ke dalam
tanah maupun yang mengalir di permukaan perlu mendapat perhatian
yang sama. Hal ini dikarenakan aspek tersebut juga turut berperan dalammenyebabkan kejadian banjir di DKI Jakarta.
Menurut sejumlah ahli, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
sering terjadinya banjir di DKI Jakarta. Pertama, letak geografis DKI
Jakarta yang dilalui aliran 13 sungai atau kali tadi. Kedua, hampir separuh
wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut pasang. Ketiga,
terhambatnya aliran sungai akibat penyempitan sungai karena bantaran
sungai dijadikan tempat hunian liar, pendangkalan sungai, penutupan/
pembetonan/pengecoran saluran air serta rendahnya kesadaran masyarakatuntuk menjaga kebersihan lingkungan. Keempat, pembangunan yang
sangat pesat di sekitar Jakarta mengakibatkan air hujan yang seharusnya
merembes ke dalam lapisan tanah melimpah ke sungai sehingga
meningkatkan debit air sungai. Hal ini diperparah oleh penggunaan air
tanah secara berlebihan yang mengakibatkan terjadinya penurunan tanah.
Kelima, curah hujan yang terus-menerus di daerah Bogor dan Jakarta
(berkisar antara 47 mm - 250 mm) serta terjadinya pasang laut yang
mencapai 190 cm mengakibatkan seluruh kali meluap. Hal ini diperparaholeh adanya kerusakan pada beberapa tanggul sungai/ kanal.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
11/75
5
Bencana banjir di DKI Jakarta pada awal tahun 2002 yang lalu
memang luar biasa. Pada tanggal 1 Februari misalnya, tinggi air yang
menggenangi kelima wilayah DKI Jakarta mencapai 175 250 cm. Dua
minggu kemudian ternyata ketinggian air belum juga surut secara berarti.
Di Jakarta Pusat berkisar antara 10 30 cm, di Jakarta Utara antara 20
160 cm, di Jakarta Barat antara 10 210 cm, di Jakarta Selatan antara 20
150 cm, dan di Jakarta Timur antara 10 150 cm. Survei cepat yang di-
laksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan
Litbangkes) dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden (64%) daerahnya terendam air setinggi di atas 100 cm.
Sebagian besar (79%) menyatakan bahwa genangan air terjadi selama le-
bih dari tujuh hari. Peta berikut menunjukkan situasi banjir di DKI Jakar-
ta pada tanggal 7 dan 15 Februari 2002.
Peta Banjir 7 Feb 2002
Peta Banjir 15 Feb 2002
Ban ir
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
12/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
13/75
7
Banjir telah menyebabkan terjadinya pengungsian masyarakat secara
besar-besaran. Pada tanggal 2 Februari 2002 tercatat jumlah pengungsi
sebanyak 381.296 orang. Memang, jumlah pengungsi ini berangsur-
angsur menyusut seiring dengan menyusutnya genangan air. Pada tanggal
14 Februari 2002 misalnya, tercatat jumlah pengungsi hanya tinggal 1.401
orang. Namun betapa pun, angka itu bukan merupakan jumlah yang kecil.
Jumlah Pengungsi Tanggal 2 Februari dan 14 Februari 2002
Posko Pengungsi Jumlah Pengungsi Pos KesehatanWilayah
2 Feb 14 Feb 2 Feb 14 Feb 2 Feb 14 Feb
1. Jakarta Pusat
2. Jakarta Barat
3. Jakarta
Timur
4. Jakarta Utara5. Jakarta
Selatan
5
14
17
10
7
25.100
91.714
115.887
118.738
32.857
0
360
1.041
0
0
6
15
38
5
15
Jumlah 301 53 381.296 1.401 217 79
Pengungsi Korban Banjir di DKI Jakarta
Tanggal 7 s.d 14 Februari 2002
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
2/7/2002
2/8/2002
2/9/2002
2/10/2002
2/11/2002
2/12/2002
2/13/2002
2/14/2002
Tanggal
Jumlah
Banjir telah pula mengakibatkan banyak kerugian, baik material
maupun jiwa. Sebanyak 300.000 jiwa kehilangan tempat tinggal. Jumlah
bangunan sekolah yang rusak mencapai lebih dari 300 buah. Sarana
ibadah yang rusak mencapai sekitar 175 buah. Perkantoran yang rusaklebih kurang 50 buah (sebagian besar Kantor Kelurahan). Sedangkan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
14/75
8
sarana kesehatan yang rusak atau terendam air mencapai sekitar 50 buah
(sebagian besar Puskesmas). Sementara itu, 75 orang meninggal dunia
akibat berbagai sebab. Mulai dari hanyut di sungai, tenggelam, tersengat
listrik, terkena penyakit muntaber, diare, dan demam berdarah.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
15/75
9
Kerugian material lain berupa rusaknya taman-taman, termasuk
kebun-kebun bibit berikut peralatannya, yang ditaksir mencapai lebih dari
Rp. 4 milyar. PDAM juga menderita kerugian secara langsung maupun
tidak langsung hingga sebesar lebih dari Rp. 1 milyar.Ironisnya lagi, musibah banjir ini justru dilengkapi dengan musibah
kebakaran. Kebakaran terjadi terutama di tiga tempat, yaitu di Bendungan
Jago (Jakarta Pusat), di Kramat Pulo (Jakarta Pusat), dan di Kebon Pisang
(Jakarta Utara). Kebakaran ini diduga akibat hubungan pendek (korsluit-
ing) listrik.
Sesungguhnya masih banyak kerugian yang diderita masyarakat
Jakarta dengan terjadinya banjir besar awal tahun 2002 itu. Kerugian yang
tidak kasat mata tetapi terasakan adalah tekanan jiwa akibat berhari-hariberada dalam keadaan tidak menentu. Sedangkan kerugian yang selanjut-
nya menjadi urusan para petugas kesehatan adalah meningkatnya masalah
kesehatan masyarakat.
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
16/75
10
Masalah Kesehatan
Masyarakat
Bencana banjir di DKI Jakarta awal tahun 2002 telah menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan masyarakat di kalangan penduduk. Data
menunjukkan bahwa banyak penduduk yang terserang penyakit. Di
antaranya yang menonjol adalah penyakit-penyakit diare, kulit, mata,
gastritis, pneumonia, dan infeksi saluran pernafasan akut (sering disingkat
dengan ISPA). Data pasien rawat jalan sejak tanggal 1 24 Februari 2002
dari 43 Rumah Sakit menunjukkan gambaran sebagai berikut.
Proporsi Pasien Rawat Jalan Korban Banjir di 43 Rumah SakitMenurut Jenis Penyakit Sejak Tanggal 1 24 Februari 2002
LAINNYA
10.7%
DIARE
36.9%
ISPA
44.8%
GASTRITIS
1.8%
LUKA-LUKA
1.0%
PNEUMONIA
2.3%
MATA
0.3%
KULIT
2.2%
Sementara itu, menurut data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta,
jumlah keseluruhan penderita penyakit yang ditolong sejak 28 Januari
sampai dengan 3 Maret 2002 mencapai 609.007 orang. Dari jumlah itu,
sebagian besar (99%) ditolong dengan rawat jalan dan sisanya (1%)
dirujuk atau dirawat di Rumah Sakit. Dari data ini, selain diare, penyakit
yang tampak menonjol (dan muncul belakangan) adalah demam berdarah
dan leptospirosis. Dari antara dua penyakit terakhir itu, leptospirosislah
yang cukup menggemparkan, karena cukup banyaknya penderita yangmeninggal. Dari 70 orang penderita leptospirosis, 17 orang di antaranya
meninggal. Dari data yang terkumpul diketahui bahwa kasus leptospirosis
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
17/75
11
ini dijumpai di seluruh wilayah DKI Jakarta, tersebar di 38 kecamatan.
Kasus terbanyak terdapat di Jakarta Barat, yaitu di kecamatan-kecamatan
Cengkareng, Pal Merah, dan Grogol Petamburan. Penyakit ini disebarkan
oleh tikus, yaitu melalui air kencingnya. Dalam kondisi banjir, tikus-tikus
mencari habitat baru dengan cara ikut mengungsi bersama-sama
penduduk. Tikus-tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis
(yaitu leptospira) akan menularkan bibit penyakit itu kepada manusia.
Masalah kesehatan tampaknya tidak berkurang seiring dengan
menyurutnya banjir. Data menunjukkan justru pada saat banjir mulai
surut, jumlah penderita penyakit semakin bertambah. Data yang
dikumpulkan dari 43 Rumah Sakit dari tanggal 1 28 Februari 2002
misalnya, menunjukkan peningkatan penderita penyakit dari hari ke hari.
Hal ini terjadi baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
Perkembangan Jumlah Kumulatif Pasien Rawat Jalan Korban Banjirdi 43 Rumah Sakit Tanggal 1 28 Februari 2002
16771737
19362031
2146
2,438
2,6322,717 2,746
3,0033,076
3,2713,3323,385
3,385
1,600
1,800
2,000
2,200
2,400
2,600
2,800
3,000
3,200
3,400
3,600
1-14
Feb
1-15
Feb
1-16
Feb
1-17
Feb
1-18
Feb
1-19
Feb
1-20
Feb
1-21
Feb
1-22
Feb
1-23
Feb
1-24
Feb
1-25
Feb
1-26
Feb
1-27
Feb
1-28
Feb
Bila diperhatikan data yang ada, ternyata sebagian besar yang
menderita penyakit adalah anak-anak. Data pasien rawat jalan dan rawatinap dari 43 Rumah Sakit menunjukkan bahwa 17,6% penderita adalah
bayi, 25,8 % anak usia di bawah lima tahun (balita), dan 56,7 % berusia
lebih dari 5 tahun.
Diare merupakan penyakit yang sangat menonjol. Data dari 43
Rumah Sakit pun menunjukkan hal yang demikian. Dari keseluruhan
penderita yang dirawat, baik rawat jalan maupun rawat inap, sebagian
besar (sekitar 45%) memang penderita diare. Hal ini dapat dimaklumi
mengingat sebagian besar penderita adalah bayi dan anak-anak yangmasih sangat rentan terhadap serangan diare. Di samping itu, keadaan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
18/75
12
Proporsi Penderita Menurut Usia di 43 Rumah Sakit
>= 5 TAHUN
56%
1 - 4 TAHUN
26%
< 1 TAHUN
18%
lingkungan dan kondisi tempat penampungan pengungsi selama dan pasca
banjir pun buruk, sehingga sangat mendukung penularan dan mewa-
bahnya diare di kalangan pengungsi. Lumpuhnya pelayanan pengelolaan
sampah dan pembuangan kotoran telah menyebabkan pencemaran ling-
kungan yang cukup hebat. Terjadinya kerusakan dan pencemaran sarana
penyediaan air bersih telah menyebabkan kesulitan untuk memperoleh air
bersih bagi keperluan minum dan memasak makanan. Tempat penam-
pungan yang terbatas (sempit) sehingga tidak mungkin dilakukan isolasipenderita, telah memudahkan penularan bibit penyakit.
Bila kita simak kecamatan demi kecamatan, tampak bahwa kejadian
diare yang disertai terbuangnya cairan tubuh (dehidrasi) cukup tinggi di
sepuluh kecamatan, yaitu Cengkareng, Grogol Petamburan, Tambora,
Penjaringan, Tanjung Priok, Tanah Abang, Kemayoran, Jatinegara, dan
Kebon Jeruk (lihat Gambar di halaman 13 berikut).
Dari antara penderita diare dengan dehidrasi yang sebanyak 3.042
orang, yang meninggal dunia sebanyak 24 orang. Bila kita hitung secaraproporsional, angka ini memang cukup kecil (yaitu hanya sekitar 8
permil). Hal ini menunjukkan betapa para petugas kesehatan telah berhasil
mencegah kejadian kematian secara besar-besaran. Namun, kita harus
tetap berupaya bagaimana cara untuk lebih memperkecil lagi angka itu.
Betapa pun, nyawa manusia adalah sesuatu yang tak ternilai harganya.
Sedangkan data lain yang dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi
Departemen Kesehatan bersama mahasiswa FKM-UI langsung dari
register rawat jalan dan rawat inap pada 12 Rumah Sakit yangmenampung pengungsi terbanyak, menunjukkan gambaran sebagaimana
di halaman 14 dan 15 berikut.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
19/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
20/75
14
Jumlah Penderita Korban Banjir Dirawat Menurut Rumah SakitDari Tanggal 29 Januari s.d 2 Maret 2002
No. Nama RS Jumlah Penderita
1 RS Penyakit Infeksi 384
2 RS Sumber Waras 10803 RS UKI 54
4 RS Persahabatan 202
5 RS Islam 371
6 RS Cipto Mangunkusumo 124
7 RS Pasar Rebo 179
8 RS Fatmawati 145
9 RS Budiasih 419
10 RSAB Harapan Kita 60011 RS Koja 134
12 RS Tarakan 879
Jumlah 4571
Catatan: Rumah Sakit yang merawat korban banjir terbanyak adalah RS Sumber
Waras, yang disusul kemudian oleh RS Tarakan dan RSAB Harapan Kita.
Jumlah Penderita Korban Banjir Dirawat Menurut Jenis Kelamin
Dari Tanggal 29 Januari s.d 2 Maret 2002
No. Status Rawat Jumlah Penderita
1 Laki-laki 2564
2 Perempuan 2007
Jumlah 4571
Catatan: Penderita laki-laki tampak sedikit lebih banyak ketimbang perempuan.
Jumlah Penderita Korban Banjir Dirawat Menurut Status Rawat
Dari Tanggal 29 Januari s.d 2 Maret 2002
No. Status Rawat Jumlah Penderita
1 Rawat Jalan 2361
2 Rawat Inap 2144
3 Dirujuk 45
4 Meninggal 21
Jumlah 4571
Catatan: Tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara rawat jalan dan
rawat inap.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
21/75
15
Jumlah Penderita Korban Banjir Dirawat Menurut Jenis Penyakit
Dari Tanggal 29 Januari s.d 2 Maret 2002
No. Penyakit Jumlah Penderita
1 Diare & Gastroenteritis 2376
2 Leptospirosis 33 Pneumonia 4
4 ISPA 734
5 Demam Berdarah Dengue (DBD) 663
6 Kecelakaan/luka 14
7 Kulit 36
8 Mata 1
9 Lainnya 740
Jumlah 4571
Catatan: Penyakit terbanyak yang diderita korban banjir adalah Diare &
Gastroenteritis, disusul kemudian oleh penyakit saluran nafas (ISPA) dan
Demam Berdarah Dengue (DBD).
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
22/75
16
Apa Yang Telah
Kita Lakukan?
SEBELUM DAN SELAGI BANJIRDari sudut pandang masyarakat, mungkin memang terkesan bahwa
Pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kurang
koordinasi dalam menghadapi bencana banjir di awal tahun 2002 itu.
Kesan itu lalu menimbulkan penafsiran bahwa Pemerintah tidak siap
menghadapi bencana banjir yang melanda DKI Jakarta.
Namun kenyataan sebenarnya tidaklah demikian. Kesan kurangsiap itu boleh jadi muncul karena banjir yang datang ternyata jauh lebih
dahsyat ketimbang yang diperkirakan. Jauh-jauh hari sebenarnya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan persiapan. Pada bulan
November 2001 misalnya, di Ruang Pola Gedung Balaikota Provinsi DKI
Jakarta, telah dilaksanakan sosialisasi tentang bagaimana masyarakat
dapat menyelamatkan diri dari bahaya banjir. Pada bulan November 2001
juga, Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama dengan Pusat Penang-
gulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Departemen Kesehatan, menye-
lenggarakan pertemuan-pertemuan dalam rangka sosialisasi Prosedur
Tetap Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, termasuk
menyusun Rencana Kontinjensi. Sepanjang bulan Januari 2002, setiap
hari Kamis Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengadakan rapat koordinasi
subsektor Kesehatan. Dari rapat-rapat koordinasi tersebut tersusunlah apa
yang dinamakan Sistem Penanganan Banjir Subsektor Kesehatan. Dalam
sistem itu tercakup bagaimana sistem pelayanannya, bagaimana sistem
komandonya, bagaimana sistem logistik obatnya, dan bagaimana sistem
pelaporannya. Untuk keperluan Rencana Kontinjensi telah dibuat pula
Peta Data Dasar, Peta Rawan Ancaman, Peta Kerawanan, dan
Analisis/Kajian Risiko. Selain itu, telah ditetapkan pula penyatuan tugas
bersama antara kesehatan, pemadam kebakaran, dan polisi; disiapkan
gedung untuk pusat komunikasi/informasi gawat darurat bencana, serta
disiapkan dana, baik dana pemerintah maupun dana dari masyarakat.
Rapat-rapat koordinasi juga dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan
DKI Jakarta dengan Kepala-kepala Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan
Kepala-kepala Sukui Dinas Kesehatan Masyarakat dari kelima wilayahDKI Jakarta. Rapat-rapat koordinasi ini dilengkapi dengan kunjungan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
23/75
17
lapangan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melihat langsung
kesiapan subsektor Kesehatan dalam mengantisipasi bencana banjir yang
diperkirakan akan datang. Kesiapan ini meliputi kesiapan tenaga medik
(dari segi jumlah dan keterampilannya), kesiapan gudang obat dan alat
kesehatan, kesiapan pos ambulans dengan kelengkapannya, dan kesiapan
masyarakat menghadapi kegawat-daruratan dan bencana.
Jadi sebenarnya segala sesuatunya telah dipersiapkan, sehingga
begitu banjir datang prosedur kerja yang telah ditetapkan pun lalu dilaksa-
nakan. Prosedur kerja itu mencakup kegiatan-kegiatan: (1) membuat Pos
Kesehatan, (2) menggerakkan ambulans untuk mengevakuasi korban
banjir, (3) menyiapkan Unit Gawat Darurat Puskesmas berikut prosedur
tetapnya, (4) menyiapkan Unit Gawat Darurat (UGD) dan rawat inap
Rumah-rumah Sakit berikut prosedur tetapnya, dan (5) membuat Pos
Komando (Posko) Kesehatan di Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Selain
dilaksanakannya prosedur kerja tersebut, selama banjir berlangsung telahdilaksanakan pula piket 24 jam bertempat di Ruang Pola Gedung
Balaikota Provinsi DKI Jakarta. Piket yang berada di bawah koordinasi
Pusat Pengendalian Krisis ini sekaligus merupakan kegiatan untuk
menghimpun data dan informasi tentang perkembangan bencana banjir
dan penanganannya. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan
dianalisis guna merumuskan alternatif-alternatif tindakan yang sebaiknya
dilaksanakan. Piket juga sekaligus dimanfaatkan sebagai forum koordinasi
dengan sektor-sektor lain terkait.Selain piket di Balaikota, piket kesehatan 24 jam juga dilaksanakan
di Suku Dinas-Suku Dinas Kesehatan di kelima wilayah. Di Posko-posko
Banjir di kelima wilayah, petugas Kesehatan juga ikut dalam kegiatan
piket 24 jam. Selain itu, piket 24 jam juga dilaksanakan oleh Puskesmas
Kecamatan.
Pos Kesehatan
Pos Kesehatan dibuka dengan tujuan memberikan pelayanan
kesehatan bagi korban banjir yang mengalami gangguan kesehatan. Pos
Kesehatan dibentuk guna mendukung pelayanan Puskesmas Kecamatan
dan Puskesmas Kelurahan.
Jumlah Pos Kesehatan yang dibentuk di lima wilayah DKI Jakarta
sebanyak 217 buah. Setiap Pos Kesehatan diawaki oleh seorang dokter
dan seorang perawat. Selain tenaga kesehatan tersebut, untuk
menyelenggarakan pelayanan Pos Kesehatan, Departemen Kesehatan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
24/75
18
telah mengerahkan tenaga bantuan sukarela. Tenaga bantuan sukarela
ini adalah para mahasiswa dari Fakultas-fakultas Kedokteran, Fakultas
Peta Persebaran Pos Kesehatan
Kesehatan Masyarakat, dan Institusi-institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan (Akademi Perawat, Akademi Bidan, Akademi Kesehatan
Lingkungan, dan Akademi Gizi) yang ada di DKI Jakarta. Jumlah tenaga
bantuan sukarela ini mencapai 669 orang, yang disebar ke seluruh wilayah
DKI Jakarta. Selain itu juga terdapat tenaga bantuan dari Brigade Siaga
Bencana (BSB) Pusat, TNI/Polri (Kesdam, Disdokkes, Armabar, dan
Puskes TNI), Organisasi-organisasi Profesi Kesehatan, Palang Merah
Indonesia (PMI), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Pelayanan yang diberikan di Pos Kesehatan ini berupa tindakan
pengobatan dan pemulihan Kesehatan serta rujukan ke Rumah Sakit.
Yaitu meliputi: (1) Pelayanan pengobatan darurat, (2) Penyediaan
Penjernih Air Cepat dan Aquatab, (3) Penyediaan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) bagi bayi dan anak usia di bawah dua tahun,
(4) Penyediaan tablet penambah darah dan vitamin A bagi ibu hamil dan
ibu menyusui, (5) Penyediaan alat kontrasepsi dan pembalut wanita,
(6) Vaksinasi, (7) Penyediaan plastik tempat sampah, (8) PenyuluhanKesehatan, dan (9) Lain-lain.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
25/75
19
Obat-obatan yang diperlukan selain menggunakan persediaan yang
diadakan dengan anggaran Pemerintah Daerah DKI Jakarta, juga berasal
dari Departemen Kesehatan, TNI/Polri, PMI, Organisasi Profesi, Pabrik
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
26/75
20
Farmasi, Perorangan/Masyarakat, dan LSM. Untuk sarana pengangkut
obat-obatan dikerahkan enam buah mobil boks. Selain itu, pengangkutan
obat-obatan juga dibantu oleh Dinas PU, Dinas Tramtib, Dinas
Kebersihan, Dinas Pemadam Kebakaran, dan PT. Blue Bird.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
27/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
28/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
29/75
23
Selain ambulans yang berupa kendaraan roda empat, evakuasi juga
didukung dengan perahu-perahu karet. Departemen Kesehatan memiliki
15 buah perahu karet yang berasal dari pengadaan melalui anggaran tahun
2001 dan sumbangan dari berbagai pihak.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
30/75
24
PuskesmasBegitu banjir melanda, Dinas Kesehatan DKI Jakarta segera
menginstruksikan tidak kurang dari 42 Puskesmas Kecamatan dan 282
Puskesmas Kelurahan untuk siap melayani masyarakat selama 24 jam.
Dengan adanya instruksi ini, semua Puskesmas tersebut segera meng-
aktifkan prosedur penanganan bencana yang memang telah disiagakan.
Peta Persebaran
Puskesmas Kecamatan
Peta PersebaranPuskesmas Kelurahan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
31/75
25
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas untuk para
korban banjir meliputi: (1) Pengobatan rawat jalan, (2) Tindakan bedah
sederhana, dan (3) Penyuluhan Kesehatan.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
32/75
26
Rumah SakitRumah Sakit merupakan sarana pelayanan Kesehatan rujukan.
Artinya, kasus-kasus atau penderita-penderita yang tidak dapat ditolong di
Pos Kesehatan atau Puskesmas karena keterbatasan sarana, akan segera
dikirim ke Rumah Sakit. Adapun pelayanan Kesehatan yang diselenggara-
kan di Rumah Sakit adalah: (1) Pengobatan rawat jalan rujukan, (2) Tin-
dakan bedah, dan (3) Pelayanan rawat inap.
Dalam rangka penanganan korban banjir, tidak kurang dari 77 Rumah
Sakit telah berperan-serta sebagai sarana rujukan. Sebanyak empat buah
Rumah Sakit Umum Daerah milik Provinsi DKI Jakarta, tujuh buah
Rumah Sakit Pusat milik Departemen Kesehatan, dan 66 buah Rumah
Sakit Swasta di wilayah DKI Jakarta segera mengaktifkan prosedur
penanganan bencana. Sarana rujukan ini masih ditambah lagi dengan
Rumah Sakit Lapangan yang dibangun oleh TNI dan Armarbar AL. TNI
membangun dua buah di Semanan dan Rawa Buaya, dengan kapasitasmasing-masing 15 tempat tidur, sedangkan Armarbar AL membangun
satu buah di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
33/75
27
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
34/75
28
Apa Yang Dilakukan Departemen Kesehatan?Banjir besar di DKI Jakarta kali ini memang terjadi di era
desentralisasi. Yaitu di saat otonomi daerah sudah diberlakukan. Namun
demikian bukan berarti bahwa Departemen Kesehatan sebagai aparat
Pemerintah Pusat di sektor kesehatan lalu berlepas tangan. Penang-
gulangan kejadian luar biasa atau sering disingkat KLB selain menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah, juga merupakan tugas dari
Pemerintah Pusat. Apa lagi bila KLB itu telah dinyatakan sebagai bencana
nasional atau diperhitungkan akan menciptakan ancaman skala nasional.
Sebagaimana Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Departemen Kesehatan
yang mengantisipasi akan datangnya banjir, juga telah melakukan
persiapan menjelang banjir. PPMK beberapa kali menyelenggarakan rapat
koordinasi yang kemudian ditindaklanjuti oleh unit-unit di lingkungan
Departemen Kesehatan yang terkait. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
(Ditjen Yanmed) menginstruksikan siaga bencana banjir, khususnyakepada tujuh Rumah Sakit Pusat yang ada di DKI Jakarta. Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan
(Ditjen P2M & PL) menyiapkan tenaga, peralatan dan bahan serta pedom-
an kerja. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (Ditjen
Binkesmas) menyiapkan dukungan untuk Puskesmas. Direktorat Jenderal
Pelayanan Kefarmasian & Alat Kesehatan (Ditjen Yanfar & Alkes)
menyiagakan bantuan obat dan bahan habis pakai. Badan Pengembangan
& Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK)menyiapkan bantuan tenaga sukarela mahasiswa Akademi-akademi
Kesehatan yang ada di DKI Jakarta. Sementara itu, Sekretariat Jenderal
melalui PPMK menyiapkan Brigade Siaga Bencana (BSB) serta
memberikan bantuan berupa perahu karet dan tenda lapangan.
Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka mendukung tindakan-tindakan
yang akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Namun demikian diakui bahwa persiapan yang dilakukan memang
kurang optimal, oleh sebab Departemen Kesehatan masih sedang sibukmelakukan penataan diri akibat reorganisasi (yaitu dikeluarkannya
kembali unsur kesejahteraan sosial menjadi Departemen Sosial).
Brigade Siaga BencanaBegitu datang banjir, Departemen Kesehatan segera mengaktifkan
Pos Kesehatan Bergerak yang dilaksanakan oleh Brigade Siaga Bencana
(BSB) Pusat. BSB Pusat yang anggotanya terdiri dari dokter, dokter yang
sedang mengikuti pendidikan spesialisasi (PPDS), paramedik, dananggota Mapala-UI, terbagi ke dalam 12 Tim Evakuasi, 12 Tim Posko,
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
35/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
36/75
30
Ibuprofen, Mebendazol, Salep Oksitetrasiklin, Pyrantel, Thiamin,
Hydrocortisone Cream, Sirup Paracetamol, Povidon Yodin, Garam Oralit,
Infus Glukosa, RL, Kapas Pembalut, dan Kasa Pembalut Hydrofil.
Selain obat dan bahan habis pakai, Departemen Kesehatan juga
memberikan bantuan berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk
bayi dan anak usia di bawah dua tahun.
Pemberantasan Penyakit & Penyehatan LingkunganMelalui Ditjen P2M&PL, tidak lama setelah banjir datang, Depar-
temen Kesehatan menyelenggarakan suatu kajian cepat (rapid assess-
ment). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Februari 2002
dengan tujuan mengkaji dampak bencana banjir terhadap kesehatan
masyarakat, serta kebutuhan dan prioritas upaya untuk penanggulangan
dampak tersebut. Namun, di samping melakukan kajian, Tim Pelaksana
sekaligus juga membagikan perlengkapan kesehatan kepada masyarakat.Perlengkapan kesehatan itu berupa kantung sampah dari plastik, serbuk
Penjernih Air Cepat (PAC), aquatab untuk penyuci-hama, dan alat
pengusir lalat (repellent).
Sebagai tindak lanjut terhadap hasil-hasil kajian cepat, dilaksanakan
kegiatan-kegiatan pengamatan penyakit, penyehatan lingkungan, dan
pemberantasan penyakit menular.
Pengamatan penyakit oleh Departemen Kesehatan diselenggarakan
secara terkoordinasi dengan pengamatan penyakit yang dilakukan DinasKesehatan DKI Jakarta. Dari kegiatan pengamatan penyakit ini dilaporkan
data penyakit dan data kematian di kalangan korban banjir setiap hari.
Data diperoleh dari Rumah-rumah Sakit di wilayah DKI Jakarta. Dengan
kegiatan pengamatan penyakit inilah antara lain ditemukan kasus dengan
gejala-gejala yang mengarah kepada diagnosis leptospirosis.
Pemberantasan penyakit menular dilakukan terhadap penyakit-
penyakit diare, demam berdarah, leptospirosis, dan lain-lain. Penyakit
diare dicegah dengan melakukan pengawasan dan perbaikan kualitas air,pembuangan kotoran, pengelolaan sampah, serta penyuluhan perilaku
hidup bersih dan sehat. Demam berdarah dicegah dengan melakukan
abatesasi tempat-tempat penampungan air dan pemantauan populasi
nyamuk Aedes aegypti. Leptospirosis dicegah dengan mengendalikan
populasi tikus. Sedangkan penyakit-penyakit lain dicegah penyebaran-
nya dengan memutus mata rantai penularan dari penyakit bersangkutan.
Penyehatan lingkungan dilakukan untuk mengurangi risiko muncul-
nya penyakit-penyakit menular berbasis lingkungan yang memilikipotensi wabah. Upayanya berupa pemberian bantuan logistik penyehatan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
37/75
31
lingkungan. Yaitu antara lain: kaporit dan aquatab sebagai bahan penyuci-
hama untuk air, PAC yaitu serbuk yang dapat digunakan untuk
menjernihkan air secara cepat, kantung plastik untuk tempat sampah, lisol
untuk penyuci-hama, alat semprot untuk membasmi lalat, dan abate untuk
membunuh jentik-jentik nyamuk.
Pemantauan
Kegiatan penanggulangan korban banjir berlangsung dalam hitungan
jam dan bahkan menit. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan dan Pimpinan
Departemen Kesehatan menghendaki untuk dapat memantau perkem-
bangannya minimal dari hari ke hari. Untuk itu, Menteri Kesehatan
dengan Keputusan Nomor HK.00.SJ.SK.VI.0596 telah membentuk
sebuah tim yang diketuai oleh Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
dan Kepala PPMK Departemen Kesehatan untuk melaksanakan pengum-
pulan dan pengolahan data. Tim ini beranggotakan sejumlah karyawan
dari berbagai unit di lingkungan Departemen Kesehatan.
Tim ini mengumpulkan data sekunder dari DKI Jakarta dan data
primer langsung dari Rumah-rumah Sakit di wilayah Jabodetabek. Data
yang terkumpul, setiap hari diolah dan dikemas dalam berbagai bentuk
informasi untuk disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Pimpinan
Depkes di pagi hari berikutnya.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
38/75
32
Selain itu, Departemen Kesehatan juga mengirim utusan dari PPMK
dan Pusdatin untuk menghadiri rapat koordinasi yang diadakan di
Balaikota DKI oleh Pusat Pengendalian Ketegangan Sosial (Pusdal-
gangsos) setiap hari mulai pukul 20.00 WIB. Laporan mengikuti rapat ini
juga disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Pimpinan Depkes setiap
pagi hari berikutnya.
Lain-lainDi luar kegiatan-kegiatan tersebut di atas, Departemen Kesehatan
juga melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut.
Perbaikan gizi, yaitu dengan memberikan Makanan Pelengkap ASIbaik secara langsung maupun melalui LSM-LSM.
Menyiapkan tenaga relawan yang terdiri atas 156 orang dokter dan 515
orang perawat.
Mengadakan dialog dengan masyarakat (atas prakarsa GovernmentWatch).
Melakukan penyuluhan Kesehatan kepada warga di 167 kelurahanyang dilanda banjir.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
39/75
33
Apa Yang Dilakukan TNI/Polri?Dari TNI/Polri yang terlibat langsung dengan penanganan masalah
kesehatan akibat banjir di DKI Jakarta adalah Pusat Kesehatan TNI,
Kesehatan Kostrad, Kesdam Jaya, Kesehatan TNI-AL (Lantamal II dan
Kormar), Kesehatan TNI-AU, serta Disdokkes Desumdaman Polri.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing pihak
tersebut adalah sebagai berikut.
Pusat Kesehatan TNI
Puskes TNI melaksanakan berbagai kegiatan. Di antaranya yang
cukup penting adalah: (1) menggelar Rumah Sakit Lapangan, (2) memberi
bantuan obat dan alat kesehatan serta bahan habis pakai, (3) memberibantuan tenaga baik dokter maupun paramedis berikut ambulan sebagai
sarana evakuasi, serta (4) menyediakan tangki penampungan air bersih
bagi pengungsi dan keluarganya.
Kesehatan Kostrad
Kegiatan Kesehatan Kostrad yang terpenting adalah: (1) membuka
Pos Kesehatan di Posko Banjir di enam kecamatan (Pesing, Cengkareng,
Kapuk, Manggarai, Bukit Duri, dan Cipinang), (2) memberikan pelayanankesehatan bagi masyarakat di sekitar Posko Banjir, dan (3) menyediakan
dokter dan paramedis jaga setiap hari.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
40/75
34
Kesdam Jaya
Selama banjir, Kesdam Jaya menyelenggarakan pengobatan massal
secara cuma-cuma dengan melakukan safari ke delapan Kodim, yaitu
Kodim 0501/Jakarta Pusat di Kelurahan Kwitang - Senen dan Kelurahan
Kampung Bali Tanah Abang; Kodim 0502/Jakarta Utara di Kelurahan
Semper Barat, Kelurahan Semper Timur, dan Kelurahan Tugu Selatan;
Kodim 0503/Jakarta Barat di Ruko Daan Mogot Cengkareng; Kodim
0504/Jakarta Selatan di Kecamatan Tebet; Kodim 0505/Jakarta Timur di
Kelurahan Rorotan Cakung; Kodim 0506/Tangerang di Kelurahan
Kosambi; Kodim 0507/Bekasi di Desa Sumbereja Pebayuran dan Desa
Kedung Pengawas Babelan; Kodim 0508/Depok di Desa Pasir Putih
Sawangan.
Kesehatan Lantamal II dan Kormar TNI AL
Kedua lembaga ini secara bersama-sama menyelenggarakan kegi-atan-kegiatan: (1) menggelar RS Lapangan di Sunter Kelapa Gading;
(2) memberikan pengobatan kepada masyarakat sekitar RS Lapangan,
khususnya warga TNI AL dan keluarganya; (3) memberikan bantuan
perahu karet sebagai sarana evakuasi; (4) memberikan pelayanan
kesehatan di masjid Al-Barkah dan gereja St. Yakobus; (5) memberikan
pelayanan kesehatan di RW 05 dan 02 di Pedongkelan; (6) memberikan
pelayanan kesehatan gratis di Muara Gembong Bekasi.
Kesehatan TNI AUKesehatan TNI AU juga menyelenggarakan berbagai kegiatan di
berbagai tempat. Yang terpenting adalah: (1) membuka Pos Kesehatan
dengan menggelar tiga tenda keslap di gereja St. Agustinus Halim PK;
(2) membuka Pos Kesehatan dengan membuka satu tenda keslap dan
mengoperasikan tiga perahu karet di Rawa Buaya, Kalideres, dan
Cengkareng; serta (3) membuka RS Lapangan (sembilan tenda keslap) di
Gedung CCM, Jalan Cikini Raya 93, Jakarta Pusat.
Disdokkes PolriDisdokkes Polri beserta jajaran kesehatannya di kewilayahan telah
menyelenggarakan upaya berikut: (1) membuka Pos Kesehatan, (2) mem-
bantu evakuasi, (3) memberikan bantuan sembako, (4) memberikan
bantuan tenaga kesehatan, (5) memberikan bantuan sarana transportasi,
dan (6) membantu memberikan informasi.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
41/75
35
Apa Yang Dilakukan Masyarakat?Sungguh di luar dugaan bahwa masyarakat DKI Jakarta yang
merupakan masyarakat metropolitan dan juga masih berkutat dengan
krisis ekonomi, ternyata memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi. Hal
ini tecermin dari banyaknya Posko Banjir yang dibentuk secara spontan
oleh masyarakat, mengalirnya banyak bantuan, dan terlibatnya unsur-
unsur masyarakat dalam berbagai kegiatan penanganan korban banjir.
Republika terbitan Jumat 1 Februari 2002 misalnya, memberitakan
tentang datangnya bantuan dari para selebritis seperti Nurul Arifin,
Cornelia Agatha, Lula Kamal, Krisna Mukti, dan lain-lain.
Selain masyarakat secara umum, beberapa lembaga masyarakat
sangat aktif dalam upaya penanganan korban banjir. Lembaga-lembaga itu
misalnya adalah PMI, Organisasi-organisasi Profesi Kesehatan (Ikatan
Dokter Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan, Persatuan Ahli Gizi Indonesia, dan lain-lain),serta Lembaga Swadaya Masyarakat (Indonesian Pharmaceutical Watch,
Government Watch, Yayasan Bina Anak Bangsa, Yayasan Bina
Pembangunan, dan lain-lain). Media Indonesia terbitan Rabu 6 Februari
2002 memberitakan bahwa: (1) para anggota P3 Reformasi melakukan
bakti sosial kesehatan; (2) karyawan American Express Bank menyum-
bang 1.000 paket bahan makanan; (3) LIPI, BPPT memberikan bantuan
alat pembersih air tepat guna; (4) BPPT menawarkan kerjasama dengan
BMG untuk mendirikan radio internet di delapan stasiun radio, yaituTrijaya FM, Elshinta, RRI, Sonora, Delta, Prambors, PASS FM dan
Ramako FM, untuk memberikan informasi tentang cuaca bagi
masyarakat. Kompas terbitan 9 Februari 2002 mengabarkan bahwa
komandan armada timur yang bermarkas di Ujung (Tanjung Perak,
Surabaya) mengirimkan 9 ton bahan makanan, obat, dan perlengkapan
keluarga untuk korban banjir di Jakarta. Jakarta Post 10 Februari 2002
memberitakan bahwa The Singapore Association in Indonesia dan The
Singapore Women's Group mendirikan klinik di Jakarta Pusat. Kliniktersebut didirikan bekerjasama dengan Satuan Rumah Sakit Lapangan
AURI dan Relawan dari masyarakat Budha..
Peranserta sejumlah perusahaan obat dan farmasi, khususnya dalam
memberikan bantuan berupa obat-obatan, dirasakan sangat besar
manfaatnya. Perusahaan-perusahaan itu antara lain adalah GP Farmasi
DKI Jakarta, Gakeslab DKI Jakarta, PT Widatra, PT Indofarma, PT
Friesche Vlag Indonesia, PT Gajah Tunggal, PT Otsuka Indonesia, dan
GP Farmasi Pusat. Yang termasuk dalam GP Farmasi Pusat adalah PTKonimex, PT Dexa Medica, PT Combiphar, PT Phyto Kemo Agung
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
42/75
36
Farma, PT Bintang Toedjoe, PT Novartis Biochemie, PT Soho Indonesia
Pharmaceutical, PT Kalbe Farma, PT Benofarm, PT Pyridam, PT
Meprofarm, PT Interbat, PT Sanbe Farma, PT Indofarma, PT Kimia
Farma, PT Biofarma, PT Phapros, PT Farenheit, PT Eisai Indonesia, PT
Metiska Farma, dan PT Nurafindo.
PMI selain mendirikan Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan
kesehatan, juga memberikan bantuan obat serta bubuk abate. Organisasi-
organisasi profesi kesehatan juga mendirikan Pos Kesehatan dan
memberikan bantuan obat. Sedangkan LSM seperti Indonesian Pharma-
ceutical Watch (IPhW) menyelenggarakan Posko dengan mengkoor-
dinasikan bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang membantu IPhW
tersebut antara lain adalah Departemen Kesehatan (kaporit, PAC, dll),
Departemen Sosial (20 set pompa air tangan, cangkul, sekop, dan dana 20
juta rupiah untuk pemasangannya), PT Biofarma (obat dan dana sebesar
60 juta rupiah), PT APL (obat), PT Blue Bird (mobil untuk PoskoBerjalan dan transportasi bagi para dokter yang akan bertugas di Posko),
IDI Wilayah DKI dan IDI Online (dokter sukarela untuk bekerja di
Posko), Ismafarsi (bantuan meracik obat yang diresepkan dokter di
Posko), dan HMI Cabang Depok (tenaga relawan untuk Posko). Posko
Berjalan adalah berupa dua buah mobil semi bus Big Bird yang diubah
menjadi klinik keliling, yang menggelar pelayanan di 20 titik lokasi (di
setiap Posko disediakan dua orang dokter serta 2 - 3 orang relawan
mahasiswa kesehatan dan farmasi).
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
43/75
37
PASCA BANJIRMusibah banjir telah mengakibatkan rusak dan atau tercemarnya
sarana/fasilitas kesehatan lingkungan seperti misalnya hidran umum dan
sumur-sumur penduduk (baik sumur gali maupun sumur pompa). Selain
itu, merosotnya kondisi kesehatan lingkungan secara umum dan kepa-
datan penghunian di tempat-tempat penampungan telah membantu timbul
dan berkembangnya berbagai penyakit di kalangan pengungsi.
Dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat pasca banjir itu,
Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan dukungan dari Departemen
Kesehatan dan fihak-fihak lain segera mengambil tindakan yang perlu.
Tindakan itu ditujukan untuk mencegah wabah atau kejadian luar biasa
(KLB) penyakit menular.
Langkah pemantapan kegiatan kesehatan pasca banjir diawali dengan
upacara pencanangan atau apel siaga di lapangan parkir barat Silang
Monas pada tanggal 23 Maret 2002, yang dipimpin oleh Gubernur DKIJakarta. Upacara ini dihadiri oleh seluruh tim yang disiagakan untuk
penanggulangan masalah kesehatan pasca banjir yang berjumlah 3.125
orang. Selain petugas kesehatan, yang tergabung dalam tim-tim tersebut
juga para mahasiswa dan aparat TNI.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
44/75
38
Khusus terhadap petugas-petugas kesehatan, Menteri Kesehatan
memberikan pengarahan teknisnya pada tanggal 20 Februari 2002 di AulaDinas Kesehatan DKI Jakarta.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
45/75
39
Sementara itu, mengawali pelaksanaan kegiatan lapangan, Ditjen
P2M & PL telah memberikan bantuan teknis. Bantuan teknis ini juga
diberikan pada saat pelaksanaan lapangan, termasuk kegiatan tambahan
berupa survei jentik nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti).Dalam masa pasca banjir, upaya yang dilakukan adalah mencegah
timbulnya KLB penyakit menular. Kegiatan utamanya adalah (1) pem-
berian kaporit (kaporitisasi) sumur-sumur penduduk, baik sumur gali
maupun sumur pompa tangan, (2) pembubuhan serbuk abate (abatisasi)
penampungan air, (3) penyiraman lisol (lisolisasi), dan (4) penyuluhan
kesehatan.
Departemen Kesehatan menambah lagi tenaga Kesehatan sebanyak
45 orang untuk membantu Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaksanakan
upaya pasca banjir ini. Mereka terdiri atas karyawan Ditjen P2M & PL.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penanggulangan
masalah kesehatan pasca banjir tersebut adalah sebagai berikut.
Jakarta UtaraDi Jakarta Utara kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Penjaringan
(Kelurahan Pejagalan) dan Kecamatan Tanjung Priok (Kelurahan Sunter
Agung).
Kaporitisasi yang dilakukan oleh tim hanya dilaksanakan untuk
sumur-sumur gali. Untuk sumur pompa tangan, kaporit dibagikan kepada
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
46/75
40
pemilik karena para pemilik sanggup membongkar sendiri pompa ta-
ngannya. Abatisasi dan lisolisasi di daerah ini tidak dapat dilaksanakan
dengan baik karena persediaan abate dan lisol tidak mencukupi.
Jakarta SelatanDi Jakarta Selatan kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Cilandak
(Kelurahan Pondok Labu), Kecamatan Setiabudi (Kelurahan Setiabudi),
Kecamatan Pasar Minggu (Kelurahan Jati Padang dan Kelurahan Pejaten
Timur), Kecamatan Tebet (Kelurahan Bukit Duri), Kecamatan Pesang-
grahan (Kelurahan Ulujami).
Kaporitisasi dilakukan terhadap sumur-sumur gali dan sumur-sumur
pompa tangan bersama dengan masyarakat. Abatisasi dilakukan secara
selektif mengikuti hasil survei jentik nyamuk. Lisolisasi juga dilakukan
secara selektif karena lisol terbatas.
Jakarta TimurDi Jakarta Timur kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Makasar
(Kelurahan Makasar, Kelurahan Cipinang Melayu, dan Kelurahan Halim
Perdana Kusuma), Kecamatan Kramat Jati (Kelurahan Cawang dan
Kelurahan Dukuh), Kecamatan Duren Sawit (Kelurahan Pondok Bambu
dan Kelurahan Klender), Kecamatan Pulo Gadung (Kelurahan Cipinang),
Kecamatan Jatinegara (Kelurahan Cipinang Muara), dan Kecamatan
Cakung (Kelurahan Pulo Gebang).Kaporitisasi di semua kelurahan umumnya berjalan dengan baik.
Demikian juga abatisasi. Di beberapa tempat seperti di Kecamatan
Makasar, abatisasi tidak dilakukan karena hampir seluruh masyarakat
tidak memiliki tempat penyimpanan air. Lisolisasi juga berjalan dengan
baik, walaupun terdapat kendala karena kurangnya persediaan lisol.
Jakarta Barat
Di Jakarta Barat kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Cengkareng,Kecamatan Grogol Petamburan, Kecamatan Tambora, Kecamatan
Tamansari, Kecamatan Kebon Jeruk, Kecamatan Palmerah, Kecamatan
Kembangan, dan Kecamatan Kalideres.
Kaporitisasi, abatisasi, dan lisolisasi dilaksanakan di semua keca-
matan tersebut. Demikian pula pemberian oralit. Di sejumlah tempat
bahkan dilakukan kerja bakti massal penanggulangan masalah sampah.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
47/75
41
Jakarta PusatDi Jakarta Pusat kegiatan dilaksanakan di RW 01 dan 02 Kelurahan
Kenari, Kecamatan Kenari. Kegiatan dilaksanakan oleh Puskesmas
setempat bersama dengan mahasiswa, TNI, Toga, dan Toma. Kaporitisasi
dilakukan terhadap sumur-sumur yang tercemar. Survei jentik nyamuk
dilakukan bersamaan dengan abatisasi. Yaitu manakala ditemukan
perindukan positif jentik nyamuk, langsung di tempat tersebut dibubuhkan
abate dengan takaran sesuai dengan volume air.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
48/75
42
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
49/75
43
LeptospirosisKasus leptospirosis diidentifikasi pertama kali pada tanggal 5
Februari 2002, yaitu pada saat seorang pasien dari Kemayoran masuk ke
RS Mitra Keluarga Kemayoran dan pasien lain dari Cengkareng masuk ke
RS Sumber Waras. Tidak lama kemudian kasus-kasus lain menyusul,
sehingga akhirnya mencapai jumlah penderita sebanyak 70 orang. Dari
penderita sebanyak itu, 17 orang di antaranya meninggal dunia. Kematian-
kematian inilah yang menyebabkan kasus leptospirosis menjadi perhatian
banyak pihak.
Adapun penanganan kasus-kasus leptospirosis ini adalah dengan
merawat penderita dan memberantas binatang penularnya, terutama tikus.
Mula-mula disebar perangkap tikus. Tetapi tindakan ini ternyata kurang
berhasil, sehingga kemudian dilancarkanlah perburuan tikus secara besar-
besaran. Bahkan kemudian disertai dengan pemberian imbalan. Dengan
cara ini ternyata peningkatan jumlah kasus leptospirosis dapat ditekan.
Peranserta MasyarakatWalaupun banjir telah surut, peranserta masyarakat dan berbagai
pihak dalam menanggulangi masalah kesehatan pasca banjir ternyata tidak
ikut surut. IPhW dengan Posko Berjalannya terus mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan untuk penanggulangan masalah kesehatan pasca banjir.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
50/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
51/75
45
nyamuk sudah di bawah 95%. Keadaan ini dinyatakan sebagai kondisi
waspada, oleh sebab memiliki kecenderungan menurun.
Selain temuan tersebut, patut dilaporkan pula di sini masalah-masalah
yang dijumpai dalam rangka pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan pasca banjir. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah:
Kegiatan pasca banjir yang berupa pemantapan kesehatan masyarakatmendapat sambutan yang baik dari masyarakat, khususnya di wilayah
yang terkena banjir. Akan tetapi sosialisasi akan dilakukannya gerakan
ini tidak disampaikan lebih dini kepada pimpinan setempat (sejak
kelurahan sampai RT). Akibatnya, terdapat beberapa tempat yang
sewaktu dikunjungi terkejut dan kurang siap.
Logistik yang dibutuhkan di lapangan sulit dipenuhi karena keterse-diaan logistik di masing-masing wilayah tidak sesuai dengan kebutuh-
an. Hal ini disebabkan keterlambatan dalam proses pengadaan barang
di tingkat provinsi dan Departemen Kesehatan. Di samping itu, di
pasaran pun barang-barang tersebut ternyata sulit diperoleh dalam
jumlah banyak dalam waktu singkat.
Komando yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan tentang kegiatanyang harus dilakukan di lapangan sering simpang-siur (maklum Dinas
Kesehatan DKI baru saja mengalami reorganisasi). Akibatnya koordi-
nasi kurang baik, sehingga tenaga lapangan kadangkala kebingungan.
Betapa pun seluruh jajaran Dinas Kesehatan DKI sejak dari DinasKesehatan Provinsi sampai ke Puskesmas Kelurahan telah bekerja
dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Namun karena waktu
persiapan terlalu singkat, maka hasilnya belum sesuai dengan harapan.
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
52/75
46
Liputan, Berita
dan Tanggapan
Musibah banjir tentu tidak luput dari liputan media massa, baik
media cetak, media eletronik, maupun media siber. Bagian Humas
Departemen Kesehatan sempat mencatat dan membuat klipping dari 26
media cetak. Yaitu Suara Pembaruan, Kompas, Republika, Media
Indonesia, Jakarta Post, Suara Karya, Pelita, Suara Merdeka, Surabaya
Post, Rakyat Merdeka, Warta Kota, Pos Kota, Berita Buana, Pikiran
Rakyat, Bisnis Indonesia, Koran Tempo, Buana Minggu, Sinar Pagi,Terbit, Antara, Wanita Indonesia, Inti Aktual, Sentana, Harian Indonesia,
Majalah Tempo, dan Majalah Forum. Sedangkan media siber yang
terpantau adalah Mandiri.com, Media Berita Int.Ltd.com, TSI.com, dan
Merdeka online.
Semua pemancar televisi baik TVRI maupun televisi swasta seakan
berlomba menyebarluaskan berita tentang banjir besar di DKI Jakarta.
Demikian juga dengan pemancar radio. Pemancar radio yang sangat
gencar memantau dan melaporkan perkembangan musibah banjir itu
antara lain adalah Trijaya FM, Elshinta, RRI, Sonora, Delta, Prambors,
PASS FM, Ramako FM, dan Jakarta News FM.
Liputan, berita dan tanggapan dapat ditampung sekaligus oleh media
massa. Oleh karena itu, peran media massa dalam upaya penanggulangan
masalah kesehatan akibat banjir sangatlah besar.
Tetapi di samping itu, musibah banjir juga menjadi perhatian LSM.
Selain IPhW, LSM lain yang cukup besar keterlibatannya dalam
penanggulangan masalah kesehatan akibat banjir, khususnya dalam
menyalurkan tanggapan masyarakat, adalah Government Watch (Gowa).
Peran Media MassaMenyimak apa yang dilakukan oleh media massa dalam meliput
bencana banjir di DKI Jakarta, kiranya dapat disimpulkan adanya lima
peran penting yang mereka mainkan. Kelima peran tersebut, yang juga
dirasakan dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan adalah:
Memberi peringatan, baik sebelum, selama, maupun pasca banjir.
Memberi penjelasan tentang masalah atau kejadian berikut aspek-aspeknya.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
53/75
47
Memberitakan tentang upaya penanggulangan masalah, termasukkekurangannya.
Menyalurkan keluhan, harapan, dan kritikan-kritikan dari masyarakat
umum dan LSM.
Menggalang kepedulian masyarakat dan memfasilitasi penghimpunan
serta penyaluran bantuan untuk korban.
Berita dan Tanggapan Dalam Media MassaPeran media massa dan sekaligus liputan serta berita dan tanggapan
tentang upaya penanggulangan masalah kesehatan akibat banjir di DKI
Jakarta dapat disimak dari butir-butir klipping sejumlah media cetak
berikut ini.
Rabu 10 Januari 2002 dan 30 Januari 2002 diberitakan adanya
peringatan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Menteri NegaraLingkungan Hidup, dan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Peringatan itu adalah: (1) perlunya diwaspadai curah hujan yang tinggi
pada akhir Januari hingga Februari 2002, (2) seluruh warga Jakarta dan
sekitarnya dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan pada Rabu 30
Januari 2002 karena kemungkinan cuaca makin memburuk pada Rabu
siang, dan (3) warga diminta bersiap-siap menghadapi kondisi banjir
yang lebih buruk lagi.
Kamis 31 Januari 2002 diberitakan bahwa: (1) korban banjir mulaimengeluh, sebab belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah;
(2) tercatat tujuh orang warga tewas; dan (3) Presiden Megawati
meminta Menteri Kesehatan Dr. Achmad Sujudi untuk memperhatikan
kondisi kesehatan masyarakat pasca banjir; Presiden akan meninjau
langsung para korban banjir di sekitar Jakarta hari itu. Selain itu,
dimuat pula daftar Posko Bantuan Informasi Penanggulangan Banjir
lengkap dengan nomor teleponnya, yaitu: Mapala UI (78884872),
Pelangi (5735020/5719360), PAN Indonesia (8296545), WALHI
(7941671), KEL (7262740), Jari Indonesia (7995971), dan Lemkahi
(5204013).
Jum'at 1 Februari 2002 diberitakan bahwa: (1) korban banjir mulaifrustrasi, sehingga Presiden yang berkunjung disambut unjuk rasa;
korban banjir mulai terserang berbagai penyakit; penanganan yang
lamban mengakibatkan mereka mengalami frustrasi dan depresi;
(2) korban banjir mulai menjerit kekurangan obat-obatan dan tenaga
medis; akibatnya tidak sedikit warga yang menderita sakit muntaber
dan gatal-gatal; (3) tidak tersedianya perahu karet yang memadai
menyebabkan sulitnya mengevakuasi korban banjir; (4) terdapat obat
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
54/75
48
untuk korban banjir yang kadaluarsa (pada kemasan obat bantuan dari
Departemen Kesehatan, yaitu doxycicline 100 miligram, tertulis masa
kadaluarsa Februari 2002); (5) untuk mengantisipasi KLB (Kejadian
Luar Biasa) penyakit akibat banjir serta upaya pengadaan air bersih,
Ditjen P2M & PL menyiapkan aquatab, tablet kaporit untuk menjer-
nihkan air dan membunuh kuman, serta PAC (Penjernih Air Cepat)
dalam kemasan sachet untuk dibagikan ke Pos Kesehatan dan
Puskesmas; akan dibagikan pula oralit, cairan infus dan antibiotika,
serta disiapkan insektisida.
Sabtu 2 Februari, Minggu 3 Februari, dan Senin 4 Februari 2002
diberitakan bahwa: (1) prosedur untuk memperoleh pelayanan
kesehatan di Rumah-rumah Sakit menyulitkan (sukar memperoleh suratrujukan dari dokter yang bertugas di Pos Kesehatan/Puskesmas, dan
keterbatasan jumlah dokter dan jumlah Pos Kesehatan); (2) Dirjen P2M& PL mengakui bahwa insiden diare meningkat dibandingkan lima
tahun lalu; (3) gangguan jiwa (stres), infeksi saluran nafas, dan
penyakit kulit di kalangan warga yang terkena banjir juga harus ikut
diwaspadai.
Selasa 5 Februari 2002 diberitakan bahwa: (1) Gubernur DKI
mengingatkan agar warga tetap waspada berkaitan dengan prakiraanBMG; dan (2) Menteri Kesehatan menghimbau RS Pemerintah dan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
55/75
49
Swasta untuk tidak menolak korban banjir; mereka hendaknya dilayani
sebagaimana mestinya dan tidak dikenakan biaya; semua biaya
pengobatan menjadi tanggung jawab Pemda (Dinas Kesehatan) DKI
Jakarta dan Departemen Kesehatan; (3) bantuan makanan, obat dan
pakaian bekas berdatangan, yaitu dari Pemda, Tim SAR, PMI, dan TNI(AL & AD); (4) sejak Senin 4 Februari 2002 sebagian besar pengungsi
yang berada di Posko sudah mulai pulang ke rumah dengan dibekali
bahan-bahan makanan pokok (beras, minyak, air mineral, obat);
(5) Menteri Kesehatan menjelaskan, hingga saat itu (5 Februari 2002)
persediaan obat masih cukup untuk mengatasi masalah kesehatan pasca
banjir dan sejumlah tenaga medis juga terus disiagakan 24 jam;
(6) Menteri Kesehatan telah beberapa kali meninjau langsung lokasi
banjir di Jakarta; dan (7) para pengungsi korban banjir sudah dapatmenukar resep dari dokter ke tempat pengambilan obat yang diberikan
secara cuma-cuma.
Rabu 6 Februari 2002diberitakan bahwa: (1) TNI AD (Mako Kostrad)memberikan layanan kesehatan secara cuma-cuma; (2) para korban
banjir di tempat-tempat penampungan yang mendiami wilayah yang
sulit dicapai (Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat) kesulitan
memperoleh bantuan, sehingga mereka mulai kekurangan bahan
makanan serta obat-obatan; (3) menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI,jumlah pengungsi di lima wilayah mencapai 301 ribu orang, dan lebih
dari 18 ribu (6%) pengungsi terserang diare; Puskesmas kewalahan
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
56/75
50
menangani korban banjir; (4) RS Islam Pondok Kopi Jakarta Timur
meminta bantuan veldbed kepada Menteri Kesehatan karena tempat
tidur yang ada tidak cukup menampung pasien korban banjir;
(5) RSUD Tarakan menampung 150 orang dengan berbagai jenis
penyakit, 30% di antaranya diare (padahal kapasitas RSUD Tarakan
hanya 106 orang); (6) Dinas Kesehatan DKI Jakarta menarik obat
kadaluarsa (doxycyclin dan paracetamol) yang telah terdistribusi
melalui ambulans 118; (7) Menteri Kesehatan menghimbau berbagai
pihak supaya berusaha optimal dan aktif menangani korban banjir di
Jakarta karena seluruh sumber daya telah tersedia; (8) beberapa orang
warga menceritakan bahwa mereka membersihkan rumah dengan
kaporit yang dibeli sendiri, karena tidak ada sumbangan dari peme-
rintah.
Kamis 7 Februari 2002 diberitakan bahwa: (1) masyarakat mengeluh
karena walaupun pelayanan kesehatan gratis, tetapi sulit untuk
memperoleh perawatan bagi penyakit yang serius, antara lain karena
kekurangan tenaga dokter dan obat; (2) dokter berada di Pos Kesehatanhanya sekitar 3-4 jam pada sore hari, sehingga pasien terpaksa mencari
pelayanan kesehatan ke Rumah Sakit dengan biaya sendiri karena surat
rujukan dari dokter Pos Kesehatan tidak bisa diperoleh; (3) walaupun
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa berbagai obat telah didis-
tribusikan ke 201 Pos Kesehatan dan 286 Puskesmas, tetapi banyak Pos
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
57/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
58/75
52
Sabtu 9 Februari s/d Senin 25 Maret 2002 diberitakan bahwa:(1) menurut Menteri Kesehatan dana kompensasi BBM akan
dialokasikan untuk korban banjir; (2) korban penyakit leptospirosis di
Jakarta bertambah, dan sebuah Tim Gabungan dari Suku Dinas Kese-
hatan Jakarta Barat menyebar perangkap tikus; (3) menurut Kepala
Dinas Kesehatan DKI, penyebaran penyakit leptospirosis cukup luas
meliputi Jakarta Utara (Penjaringan), Jakarta Pusat (Tanah Abang,
Menteng, Sawah Besar), Jakarta Barat (Cengkareng, Kembangan, Pal
Merah, Grogol Petamburan), dan Jakarta Timur (Cipinang Besar
Utara); (4) Dinas Kesehatan DKI menjamin pasien leptospirosis yang
tidak mampu akan diberikan pengobatan gratis (di luar itu, sejak
tanggal 9 Maret 2002 tidak ada lagi pelayanan gratis bagi korban
banjir); (5) penyakit leptospirosis baru pertama kali itu ditemukan di
Jakarta, penyakit ini dapat ditularkan melalui tikus, babi, sapi,
kambing, kuda, anjing, dan serangga; (6) akhirnya Dinas Kesehatan
DKI Jakarta melaporkan, 44 orang positif terkena bakteri leptospirosis
dan 14 orang di antaranya meninggal dunia (oleh karena itu
leptospirosis dimasukkan sebagai penyakit menular dengan kategori
waspada ketat bersama dengan demam berdarah, infeksi saluran
pernafasan akut, malaria, tbc, dan muntaber); (7) menurut Menteri
Kesehatan untuk menanggulangi korban banjir sebenarnya dibutuhkan
mobil untuk klinik berjalan, karena petugas kesehatan mengalami
kesulitan menjangkau daerah-daerah banjir yang terisolir (karena ituMenteri Kesehatan mohon maaf kalau pelayanan yang diberikan
Pemerintah kurang maksimal); (8) Dinas Bina Mental dan Sosial
Pemda DKI menerjunkan tenaga psikolog dan psikiater untuk
penanggulangan masalah kesehatan jiwa pasca banjir; (9) diperkirakan
terdapat sekitar 200 varian penyakit leptospirosis di Indonesia
(kalangan ilmuwan dunia menjadikan Indonesia sebagai tempat paling
ideal untuk meneliti penyakit ini); (10) Genderang perburuan tikus
mulai ditabuh sejak cara pembasmian tikus dengan perangkap tidaklagi ampuh (keantusiasan warga tak terlepas dari hadiah yang
ditawarkan yaitu Rp. 3.000,-/ekor, walaupun Lurah Bendungan hilir
menyatakan bahwa yang tidak memakai alas kaki dan plastik saat
menangkap tikus, tidak akan dibayar).
Tanggapan Masyarakat Melalui SeminarTanggapan masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam menang-
gulangi masalah kesehatan akibat banjir juga disampaikan melaluiseminar.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
59/75
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
60/75
54
Kaporit dan lain-lain untuk keperluan menanggulangi masalahkesehatan pasca banjir telah dibagikan. Pasien yang dirawat di Rumah
Sakit mana pun tidak perlu membayar (gratis). Bila ada keluhan-
keluhan masyarakat, pemerintah akan segera mengeceknya.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
61/75
55
Sedangkan Menteri Kesehatan dalam merespon tanggapan-tanggapan
tersebut di atas, menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
Mengundang wakil-wakil Posko dan atau LSM-LSM bersama Gowauntuk melakukan dialog lebih lanjut di Departemen Kesehatan
(disepakati untuk diselenggarakan tanggal 23 Februari 2002).
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
62/75
56
Akan mengumumkan hal-hal yang perlu diperhatikan Rumah Sakitdalam menolong korban banjir sesegera mungkin melalui media
massa.
Selanjutnya, dalam Pertemuan di Departemen Kesehatan, terungkap
tanggapan-tanggapan tambahan sebagai berikut.
Posko-posko sebagian juga memberikan pelayanan kesehatan. Karena
soal kesehatan memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus,
tidak sembarang orang dapat melakukan pelayanan kesehatan. Jadi,
perlu disiapkan sumber daya manusia khusus untuk ini.
Daerah-daerah kumuh tampaknya tidak pernah tersentuh oleh program
kesehatan. Bagaimana program kesehatan untuk mereka?
Di suatu Puskesmas, hanya bayi, anak balita, dan ibu hamil yang
dilayani secara cuma-cuma, sedangkan pasien lain harus membayar.
Di Koja, pengungsi banyak yang menderita radang tenggorokan, tetapiPos Kesehatan tidak ada. Dibawa ke Puskesmas, harus membayar.
Kalau ternyata cuma-cuma, bagaimana penggantian uang yang sudah
telanjur dibayarkan?
Banyak Pos Kesehatan yang sudah tutup pada masa pasca banjir.Kalaupun ada yang buka, tidak ada lagi tenaga dokternya, sehingga
hanya bisa memberikan surat pengantar ke Rumah Sakit.
Perlu dijelaskan secara terbuka tentang kerjasama yang akan datang.
Banyak korban banjir yang mengalami depresi. Apa tindakanpemerintah untuk menolong mereka?
Untuk merespon tanggapan-tanggapan tersebut, Dinas Kesehatan dan
Departemen Kesehatan menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
Pelayanan kesehatan diupayakan untuk berada sedekat mungkindengan korban banjir agar tidak terjadi 3-terlambat (terlambat datang,
terlambat dilayani, dan terlambat dirujuk). Namun demikian ternyata
Dinas Kesehatan DKI, karena keterbatasan sumber daya, belum
memiliki kemampuan untuk mencakup seluruh daerah banjir. Padaawal banjir dapat disiapkan 70 Pos Kesehatan. Ini didukung oleh 100
Rumah Sakit, di mana 46 Rumah Sakit di antaranya tidak memungut
biaya. Juga disediakan dukungan oleh Puskesmas Kelurahan dan
Puskesmas Kecamatan.
Puskesmas yang nakal akan ditegur dan diingatkan tentang hal-halyang perlu diperhatikan dalam menolong korban banjir.
Timbulnya penyakit itu dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu tuan rumah
(kondisi tubuh manusia), penyebab penyakit (yaitu kuman dan lain-lain), serta lingkungan. Program kesehatan dengan demikian berkisar
kepada penanganan ketiga hal tersebut. Yaitu menjaga kondisi tubuh
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
63/75
57
manusia, memberantas penyebab penyakit, dan menyehatkan ling-
kungan. Kegiatannya berupa tindakan peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan (rehabilitasi). Tetapi
yang penting diupayakan sebenarnya adalah menggerakkan
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri.
Untuk pelaksanaan program-program Kesehatan selalu dilakukanidentifikasi lokasi-lokasi prioritas (Kelurahan, RW, RT). Jadi, daerah-
daerah kumuh yang ada di lokasi prioritas pasti tersentuh. Untuk
masyarakat daerah kumuh (mayarakat miskin) disediakan kartu sehat
untuk berobat gratis. Bahkan tanpa kartu sehat pun, masyarakat miskin
akan dilayani gratis asal membawa surat keterangan dari kelurahan.
Untuk menangani pengungsi yang depresi, Dinas Sosial telahmenerjunkan psikolog. Hanya saja, yang diterjunkan itu adalah
psikolog sosial, tidak termasuk psikolog klinik (karena jumlah
psikolog klinik masih sangat terbatas).
Tanggapan Masyarakat Melalui Unjuk-rasaWalaupun tidak terkait secara langsung dengan sektor kesehatan,
perlu kiranya disampaikan juga tanggapan masyarakat melalui unjuk-rasa.
Selama bencana banjir, telah terjadi 19 kali unjuk-rasa, antara lain:
UPC, Koalisi Perempuan, LBH Jakarta, dan FNPBI dikoordinasikanoleh Wardah Hafidz melakukan unjuk-rasa di Balaikota dan DPRD
DKI. Mereka menuntut Gubernur Sutiyoso mundur dari jabatan, dan
penanganan korban banjir dilakukan secara serius. Unjuk-rasa ini
bahkan ditindaklanjuti dengan mendaftarkan gugatan (class action) ke
PN Jakarta Pusat dengan tergugat I Presiden, tergugat II Gubernur
DKI, dan turut tergugat Gubernur Jawa Barat.
Komite Pimpinan Pusat PRD melakukan unjuk-rasa ke Istana Negaradengan mengusung tuntutan agar pengungsi banjir, khususnya bayi
dan anak balita mendapat perhatian dan penampungan yang layak.
Konsorsium Peduli Banjir melakukan unjuk-rasa di Bundaran HI
dengan tuntutan Gubernur Sutiyoso mundur dari jabatannya, dan
pemberian ganti rugi kepada korban banjir.
Masyarakat pinggir Kali Ciliwung (Kelurahan Manggarai danKelurahan Bidara Cina) melakukan unjuk-rasa di DPRD DKI dengan
membawa tuntutan berupa segera direalisasikannya pembangunan
jaringan pengaman banjir dengan sistem kanalisasi.
Persatuan Korban Banjir se-DKI Jakarta melakukan aksi unjuk-rasa di
DPRD DKI dengan tuntutan meminta pertanggungjawaban Gubernur
Sutiyoso atas peristiwa banjir yang melanda Jakarta.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
64/75
58
Tanggapan PetugasTanggapan dari petugas diperoleh terutama melalui survei cepat yang
dilaksanakan oleh Badan Litbangkes. Tanggapan itu datang dari petugas-
petugas Posko Banjir, Puskesmas Kelurahan, Puskesmas Kecamatan, dan
Rumah Sakit. Tanggapan-tanggapan tersebut adalah sebagai berikut.
Petugas Posko BanjirWalaupun tidak secara langsung berkaitan dengan kesehatan,
hambatan yang dialami Posko Banjir dalam upaya menangani korban
banjir adalah: (1) kurangnya transportasi dan koordinasi, (2) tidak merata
dan sangat terlambatnya pendistribusian paket sumbangan/bantuan, dan
(3) tidak tersedianya anggaran khusus. Sedangkan khusus untuk kesehatan
diuangkapkan keluhan: (1) kurang mencukupinya bantuan obat-obatan,
(2) nilai gizi makanan sumbangan/bantuan kurang baik, dan (3) koordinasi
Puskesmas dengan Kelurahan kurang.Sehubungan dengan tanggapan/keluhan tersebut, mereka menyampai-
kan saran-saran, yaitu: (1) dari awal agar diantisipasi datangnya bencana
banjir, sehingga sektor kesehatan siap, (2) fasilitas kesehatan perlu
ditambah, (3) disediakan dana khusus, (4) transportasi agar diperhatikan,
dan (5) koordinasi antara Puskesmas dengan Kelurahan agar ditingkatkan.
Petugas Puskesmas Kelurahan
Hambatan yang dirasakan oleh petugas kesehatan di PuskemasKelurahan berkisar pada hal-hal: (1) keterbatasan dana dan transportasi,
(2) kekurangan tenaga medis, (3) tidak adanya dana taktis untuk
operasional, (4) terbatasnya obat-obatan, (5) tidak adanya lampu penerang
di beberapa tempat, (6) rusaknya fasilitas yang dimiliki akibat banjir, dan
(7) kurangnya koordinasi. Keluhan mereka umumnya berkisar kepada
kurang sigapnya petugas kebersihan dalam membersihkan lingkungan
seperti membuang sampah dan membersihkan saluran air.
Adapun saran-saran mereka adalah: (1) agar disediakan dana taktisuntuk operasional, (2) agar dicukupi pemberian makanan tambahan untuk
bayi, anak balita, dan lansia, (3) agar dipenuhi kebutuhan pengungsi akan
air bersih, (4) agar dicukupi penyediaan kantung plastik untuk
pembuangan sampah, (5) agar disediakan penerangan (minimal lampu
petromak untuk tempat-tempat yang tidak ada listrik), (6) agar dicukupi
alat transportasi, khususnya perahu karet, (7) agar disiapkan penanggu-
langan korban banjir yang terencana, dan (8) agar dilakukan penyuluhan
kepada masyarakat sebelum kejadian bencana banjir.
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
65/75
59
Petugas Puskesmas KecamatanPetugas Puskesmas Kecamatan banyak mengalami hambatan karena
faktor organisasi, di samping faktor-faktor teknis. Hambatan-hambatan
tersebut adalah: (1) belum adanya Seksi Bencana Alam di Puskesmas
Kecamatan dan kebijakan untuk mendukungnya, (2) belum adanya
standar prosedur operasional baku untuk menangani korban banjir,
(3) terbatas dan kurang sigapnya tenaga, (4) kurang siapnya anggaran,
(5) kurangnya sarana transportasi untuk menjangkau daerah banjir, dan
(6) kurang diperhatikannya bantuan makanan untuk bayi dan anak balita.
Adapun saran-saran mereka adalah: (1) perlu dibentuk Seksi Bencana
Alam di Puskesmas Kecamatan maupun di Subdinas Kesehatan Kota,
(2) perlu segera disusun standar baku prosedur operasional menangani
korban banjir, (3) agar disediakan dana khusus KLB untuk Puskesmas,
(4) agar tenaga dicukupi dan dilatih kedaruratan sehingga sigap, (5) alat
transport, khususnya perahu karet, agar dicukupi, dan (6) agar gizi bayidan anak balita mendapat perhatian khusus.
Petugas Rumah SakitHambatan yang dialami petugas-petugas di Rumah Sakit secara
umum hampir sama dengan di tempat lain, yaitu: (1) kurangnya keterse-
diaan dana, (2) keterbatan tenaga baik kuantitas maupun kualitas, (3) ter-
batasnya kapasitas tempat tidur, (4) penyaluran bantuan yang kurang
tepat, (5) kurangnya koordinasi antara pihak-pihak lain dengan RS,misalnya dalam hal pengadaan solar untuk generator RS, (6) informasi
yang kurang akurat yang diterima masyarakat tentang masalah kesehatan
dan gizi, dan (7) kurang siapnya petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Untuk itu, mereka menyampaikan saran-saran: (1) dibentuk Pusat
Penanggulangan Krisis yang lebih informatif dan luwes, (2) agar dibuat
standar prosedur operasional penanganan masalah kesehatan akibat benca-
na (mencakup juga peran yang harus dimainkan pihak-pihak di luar
kesehatan dan masyarakat), (3) perlu ditingkatkan kerjasama denganLSM, media massa, dan swasta dalam menanggulangi masalah kesehatan
akibat bencana, (4) perlu adanya koordinator tim kesehatan penanggu-
langan bencana yang terlatih, (5) perlu disediakannya alat transportasi
yang dapat menjangkau daerah banjir (perahu karet), dan (6) perlu diupa-
yakan adanya tempat-tempat pembuangan sampah praktis seperti kantung
plastik.
Guna melengkapi pengetahuan kita tentang bagaimana tanggapan
masyarakat terhadap upaya penanggulangan masalah kesehatan akibatbanjir, berikut ini disajikan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
66/75
60
ACNielsen. Hasil penelitian yang dimuat di harian Media Indonesia
tanggal 28 Juni 2002 itu antara lain mengungkap hal-hal berikut.
Hampir separuh dari responden korban banjir kategori parahmenyatakan bahwa bantuan segera datang pada hari yang sama.
Namun lebih dari sepertiga responden korban banjir kategori ringan-
sedang menyatakan bahwa bantuan sama sekali tidak datang.
Keterlibatan aparat lokal (RT, RW, Kelurahan), masyarakat pedulibanjir, warga setempat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, LSM,
dan TNI-Polri dalam menolong korban banjir cukup besar dan tampak
berimbang. Namun sebagian besar responden menyatakan bahwa
peran lebih besar dimainkan oleh aparat lokal, LSM dan warga
setempat.
Menjawab pertanyaan tentang siapa yang wajib memberikan bantuan
manakala terjadi musibah banjir, sebagian besar responden menunjuk
Pemerintah Pusat sebagai yang paling bertanggung jawab. Selebihnya
menunjuk aparat lokal.
Sebanyak 66 persen responden menyatakan bahwa penanggulangan
masalah akibat banjir masih simpang-siur. Bantuan tidak bisa dipantau
dan distribusi bantuan banyak mengalami keterlambatan.
Para petugas Posko menyatakan bahwa kekurangan sarana transportasimenyebabkan distribusi bantuan menjadi terlambat, walaupun di
beberapa lokasi ketersediaan perahu karet cukup membantu
pelaksanaan tugas-tugas mereka.
Sekitar 64 persen responden menyatakan bahwa pembentukan PusatInformasi Penanggulangan Krisis sangat penting untuk direalisasikan.
Untuk itu prakarsa harus dating dari Pemerintah Pusat (58 persen
responden).
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
67/75
61
Pelajaran Yang
Kita Dapat
Pengalaman adalah guru terbaik. Kata-kata bijak ini sangat tepat
kita gunakan dalam merenungi musibah yang telah melanda kita beberapa
waktu yang lalu. Kita tidak perlu mencari kambing hitam, kata Farid R.
Faqih, Koordinator Government Watch (Gowa). Ya, kita memang tidak
akan mencari kambing hitam. Tetapi kita memang perlu merenung: Apa
yang salah sehingga kita seolah kurang siap menghadapi musibah banjir
yang lalu? Renungan ini akan memberikan kepada kita sejumlahpelajaran, agar kita lebih siap di masa mendatang (tentu sambil dalam hati
kita berdoa semoga musibah itu tidak pernah kembali lagi!).
PELAJARAN PERTAMA KESIAPAN KITA. Saat sebelum
banjir melanda, kita semua merasa telah siap menghadapinya. Jajaran
pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, dan
unsur-unsur masyarakat, umumnya merasa telah memiliki persiapan yang
cukup. Namun ternyata persiapan dan kesiapan itu ditujukan hanya untuk
menghadapi banjir biasa banjir rutin yang setiap tahun datang
mengunjungi kita. Kita tidak menyangka bahwa tamu yang bakal datang
itu ternyata begitu besar dan dahsyat. Oleh karena itu, walaupun kita
mampu menyambutnya, di sana-sini terasa benar kekurangan kita.
PELAJARAN KEDUA KOORDINASI. Para ahli manajemen
selalu mengatakan bahwa koordinasi adalah tiang bagi manajemen.
Artinya, upaya melakukan sesuatu secara bersama-sama, sangat
ditentukan oleh kesatu-paduan. Musibah banjir yang lalu memberi
pelajaran kepada kita bahwa koordinasi bukan sesuatu yang mudah.
Koordinasi tidak dapat diciptakan secara tiba-tiba atau instan seperti kita
membuat supermi. Koordinasi rupanya sangat dipengaruhi oleh kedekatan
kita satu sama lain. Kedekatan itu tentu saja harus dibina dalam
keseharian kita dalam kehidupan kita selagi tidak ada musibah!
PELAJARAN KETIGA HUBUNGAN ANTAR-KITA. Berkait
dengan masalah koordinasi, sebagaimana kita sebut di atas, adalah
masalah hubungan di antara kita. Selama banjir melanda, kita memang
seolah tidak tahu (dan kemudian baru tahu) siapa saja teman kita dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Beberapa memang sudahsaling kenal, tetapi beberapa yang lain belum. Selain pemerintah, ternyata
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
68/75
62
banyak pihak lain, yaitu swasta dan lembaga swadaya masyarakat, yang
bergerak di bidang kesehatan. Tetapi namanya belum lama kenal, sikap
dan perilaku kita jadi kaku. Beberapa bahkan saling curiga. Hal ini tentu
tidak akan terjadi apabila kita telah membina hubungan di antara kita
dalam keseharian kita. Hubungan pribadi yang akrab, yang tulus, yang
tidak dicemari rasa curiga, akan membawa kita kepada kesatuan gerak-
langkah. Itu tentu akan memuluskan koordinasi dalam segala upaya
kerjasama kita.
PELAJARAN KEEMPAT SUMBER DAYA. Ini memang
sangat berkait dengan kesiapan kita. Karena kita mengira bahwa banjir
yang akan muncul adalah banjir biasa, maka persiapan sumber daya kita
terkesan kurang (walaupun kita merasa sudah benar-benar siap). Kita
misalnya, tidak pernah mengira bahwa sejumlah sarana kesehatan seperti
Puskesmas dan Rumah Sakit justru menjadi korban banjir terendam
sampai berhari-hari. Jadi, sarana kesehatan yang tidak terkena banjir,termasuk milik swasta, sangat diharapkan keterlibatannya. Mobil-mobil
ambulans yang kita siapkan, ternyata tidak berguna di beberapa tempat,
karena tidak mampu menembus genangan air. Perahu-perahu karet yang
sesungguhnya lebih bermanfaat sebagai ambulans, tidak banyak kita
miliki. Kita pun baru sadar saat itu bahwa ojek ternyata lebih bermanfaat.
Untuk daerah-daerah yang tidak terlalu dalam terendam air, mobil
ambulans sangat diperlukan. Tetapi jumlah mobil ambulans yang ada
sangat terbatas. Pada waktu itu kita baru sadar bahwa mobil ambulanssebenarnya banyak dimiliki oleh berbagai pihak, tetapi Kita pun
baru sadar bahwa perusahaan taksi seperti Blue Bird ternyata dapat
menyulap beberapa mobilnya menjadi ambulans. Kita juga baru sadar
bahwa tanpa bantuan stasiun radio, ORARI, RAPI, bahkan radio taksi,
stasiun televisi, dan media massa tercetak, kita tidak mengetahui
masyarakat yang memerlukan bantuan segera. Tenaga kesehatan yang
dapat bergerak cepat ternyata menjadi sangat penting. Dalam hal ini
keberadaan Brigade Siaga Bencana sungguh sangat membantu. Apa lagidengan adanya kesediaan sejumlah taksi untuk mengantar-jemput tenaga
kesehatan yang akan bertugas. Pada saat banjir melanda, sarana penjernih
air yang praktis seperti PAC dan Aquatab sungguh sangat membantu.
Sarana ini mestinya segera kita bagikan dalam jumlah yang mencukupi.
Pada periode pasca banjir, kegiatan lisolisasi dan kaporitisasi sangat
membantu manciptakan lingkungan yang sehat. Untuk itu, persediaan lisol
dan kaporit seharusnya kita siapkan dalam jumlah yang mencukupi.
Demikian pula tenaga ahli dan peralatan yang diperlukan. Kesemuanya ituternyata menuntut adanya alokasi dana khusus yang jumlahnya memadai,
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
69/75
63
proses pencairannya tidak memakan waktu lama, dan prosedur
penggunaannya tidak berbelit-belit.
PELAJARAN KELIMA ANTISIPASI MASALAH. Mungkin
kita perlu lebih serius mengupas dampak kesehatan dari bencana banjir.
Dengan begitu kita jadi mengetahui masalah apa saja yang bakal atau
mungkin muncul. Maka kita lalu tidak akan kecolongan dengan
munculnya penyakit tidak terduga seperti leptospirosis. Maka kita lalu
tidak akan terkejut karena kurangnya bantuan makanan untuk anak
balita. Maka kita juga jadi siap dengan persediaan obat yang sesuai dan
mencukupi. Maka..
Bila kita lebih lama lagi merenung, mungkin akan lebih panjang
deretan pelajaran yang kita dapat. Misalnya tentang perilaku kita yang
mengakibatkan selokan, parit, dan sungai menjadi buntu karena dijadikan
tempat pembuangan sampah. Tapi kelima pelajaran tersebut di atas
kiranya cukup penting untuk kita kaji lebih lanjut. Sebagai bekal kitamelakukan antisipasi masa mendatang.
***
-
7/22/2019 Menang Mas Kes Akibat Banjir.pdf
70/75
64