mempertahankan kinerja unggul pembiayaan usaha kecil

48
No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 1 Edisi No.60 • Agustus • 2014 Media Komunikasi dan Edukasi LPDB Wawancara Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Ir. Sutowo Mitra Nakal Kita Giring Ke Ranah Hukum Nasional Hadapi Pasar Bebas Asean Perkuat Indusrtri Kecil Menengah SEWINDU LPDB-KUMKM Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil DB_60_agustus.indd 1 09/10/2014 1:24:16

Upload: vuonglien

Post on 30-Dec-2016

267 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 1

Edisi No.60 • Agustus • 2014 Media Komunikasi dan Edukasi LPDB

WawancaraDirektur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM

Ir. SutowoMitra Nakal Kita Giring Ke Ranah Hukum

NasionalHadapi Pasar Bebas Asean

Perkuat Indusrtri Kecil Menengah

SEWINDU LPDB-KUMKM

Mempertahankan Kinerja Unggul

Pembiayaan Usaha Kecil

DB_60_agustus.indd 1 09/10/2014 1:24:16

Page 2: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 20142 No. 17 • Januari • Tahun III • 20112

DB_60_agustus.indd 2 09/10/2014 1:24:39

Page 3: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 3

Daf

tar

Isi

SEWINDU BERKIPRAH: Dihari jadinya yang kedelapan, Lembaga Pengelola Dana Bergulir semakin menunjukkan eksistensinya seb-agai Badan Layanan Umum yang mampu menjawab harapan usa-hawan mikro, kecil dan koperasi dalam mengangkses permodalan. Bagaimana kinerjanya di tahun mendatang?

Seperti apa Borobudur ketika ditemukan pertrama kali pada 300 tahun silam? Adalah Thomas S Rafless yang dianggap berjasa membawa Borobudur ke tengah peradaban dunia.

131 tahun lampau Selat Sunda jadi neraka paling mematikan ketika Gunung Krakatau mengamuk bersama letusan dan tsunami maha dahsyat.

44 Heritage

4 Redaksi 5 Sapa 6 Surat

40 Peristiwa

17 Nasional 20 Wawancara 24 Ekpose 28 Mitra

30 Kinerja 32 Lintas 35 Tips 38 Internasional

Cover Agustus 2014Mempertahankan Kinerja UnggulPembiayaan Usaha Kecil

7Fokus

42 Prospek 46 Selingan 47 Sosok

7Fokus

DB_60_agustus.indd 3 09/10/2014 1:24:56

Page 4: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 20144

Re

da

ks

i

Penasehat : Kemas Danial Pemimpin Umum : Sutowo Pemimpin Redaksi : Sri Amelia Harimukti Wakil Pemimpin Redaksi : Agus Priyanto Redaktur Pelaksana : Eko Prianto

Redaksi : Bhaskoro Cahyo Armanto, Kemas Muhammad Azhar, Nanang Suhendi Sekretaris Redaksi : Agung Purnama, Yulgoren Sapta Nostra, I Ketut Adijaya Darmada, Tody Wahyu Dewanto

Sirkulasi/Distribusi : Arief Imamudin, Narulita Herawati, Saefudin, Fadlan Ashari. Konsultan: Irsyad Muchtar

Dana Bergulir adalah jurnal bulanan yang diterbitkan LPDB-KUMKM sebagai media komunikasi dan edukasi bagi seluruh stakeholder LPDB-KUMKM

Alamat RedaksiJl. Letjend. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770

Telp. 021-7990756, Fax. 021-7989746Website: www.danabergulir.com E-mail: [email protected]

Halal bihalal, Merajut Kebersamaan

SETELAH sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa ramadan, suasana kerja di lingkungan LPDB mulai ter-lihat normal. Mereka yang biasa nyemil di tengah kerja kini sudah bisa kembali memulai kekebiasaan lamanya, karena selama puasa ramadan tentu tidak bisa dilaku-kan dengan bebas lantaran harus menghormati rekan-nya yang tengah berpuasa.

Pembaca, kendati sudah lewat seminggu namun nuansa idulfitri di kantor kami masih sangat terasa. Toples berisi kue-kue lebaran masih tampak di meja redaksi, sementara beberapa karyawan yang berpa-

pasan terlihat saling bersalaman dan saling bermaafan. Aktivitas yang lebih massif juga kami lakukan dengan menggelar halal bihalal. Tidak tanggung-tangggung acara ini digelar bersama PT Pertamina (Persero) yang beberapa waktu lalu telah melakukan penandatangan kerja sama dengan LPDB.

Kerja sama yang membuka peluang bagi KUMKM untuk menjadi mitra usaha perusahaan pertamban-gan minyak dan gas bumi terkemuka itu tentu sangat menggembirakan lantaran selama ini memang tak mudah bagi kalangan KUMKM bisa mendapat porsi kerja sama dengan Pertamina. Lantaran itu pula dalam acara halal bihalal itu LPDB mengundang sebanyak 300 mitra usahanya dari berbagai pelosok Tanah Air guna bisa berdialog langsung dengan Pertamina. Pertemuan strategis itu kami jadikan sebagai laporan utama edisi kali ini. Pada bagian lain kami berhasil mewawancarai Direktur Umum dan Hukum Ir Sutowo dan berbincang mengenai beban kerja yang tidak ringan yaitu melaku-kan persuasi dengan mitra usaha yang bandel dalam memenuhi kewajiban utangnya.

Tulisan lainnya, seperti Heritage, Peristiwa ataupun rubrik Nasional tetap kami hadirkan sebagai referensi yang bisa berguna bagi anda. Pada edisi ini kami sajikan rubrik Prospek, yaitu sebuah ekspose produk inovatif dari mitra usaha LPDB yang mampu membangun pelu-ang bisnis cukup menjanjikan.

Nah pembaca, semoga dengan sajian kami kali ini dapat memenuhi dahaga Anda dalam menimba berb-agai pengetahuan yang bermanfaat. Merdeka.

Salam

Sri Amelia Harimukti

DB_60_agustus.indd 4 09/10/2014 1:25:06

Page 5: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 5

Sa

pa

Warso WidanartoDirektur Bisnis LPDB-KUMKM

Masalah Kelangkaan BBM

PEMERINTAH membatasi peredaran BBM bersubsidi. Ah..., ini sebenarnya bukan kabar baru. Kelangkaan BBM adalah isu lama yang terus terulang namun penan-ganan pastinya terus saja tidak pernah mengenal kata beres. Dalam beberapa waktu terakhir hal serupa teru-lang dimana salah satu penyebabnya adalah kebijakan pembatasan BBM bersubsidi. Sayangnya untuk mengan-tisipasi hal itu, pemerintah hanya mencabut kebijakan pembatasan BBM bersubsidi, yang mendorong PT Pertamina (Persero) kemudian berjanji akan menambah pasokan BBM bersubsidi 30% di atas konsumsi harian normal. Seperti dikatakan Direktur Pemasaran Niaga Pertamina, Hanung Budya bahwa penambahan BBM bersubsidi tersebut untuk mengurai kelangkaan yang terjadi di beberapa daerah.

Di tengah masalah kelangkaan tersebut ada solusi bahwa pemerintah seyogyanya berani mengambil lang-kah tegas dengan menaikkan harga BBM, mengingat beban subsidi yang terus membengkak dalam APBN. Namun usul tersebut tampaknya belum mendapat jawab, bahkan ada beberapa opsi yang meminta pemer-intah sebaiknya menggali penerimaan negara melalui pajak progresif, pajak windfall profit dan atau pajak ekspor terhadap sejumlah komoditi yang mengalami kenaikan harga internasional, seperti batubara, minyak bumi, gas alam dan berbagai jenis mineral. Cara lainnya juga bisa dilakukan melalui penghematan belanja neg-ara hingga 20%, mulai dari istana, DPR, kementerian dan lembaga-lembaga negara lainnya. Penghematan ini dapat dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan anggaran.

Di tengah gonjang ganjing isu kelangkaan BBM bersubsidi itulah Lembaga Pengelola Dana Bergulir menggalang kerja sama dengan Pertamina. Sasaran kami dari kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas bumi terbesar di Tanah Air ini tidak muluk-muluk,

melainkan membuka kesempatan bagi kalangan usaha kecil, menengah dan koperasi untuk bisa bermitra atau jadi penyalur BBM dan berbagai jenis turunannya. Se-lama ini ada kesan bahwa mitra Pertamina kebanyakan adalah kalangan pengusaha besar dan amat sulit ter-jangkau oleh lapisan KUKM. Ini bisa dimaklumi lantaran banyaknya rent seeker(para pemburu rente) di bisnis BBM yang sangat merugikan industri migas nasional, karenanya pemerintah perlu menata ulang tata niaga migas.

Lalu, apa korelasinya soal kelangkaan BBM bersub-sidi itu dengan LPDB? Tentu saja amat mengganggu kelangsungan usaha mitra LPDB di berbagai daerah yang kinerjanya ikut terimbas oleh kelangkaan atau ma-halnya harga BBM. Terobosan Pertamina membuka kios BBM bagi kalangan usahawan kecil sungguh melegakan karena mereka yang sebagian besar menjadi mitra usa-ha LPDB bisa mendapat jaminan pasar sehingga LPDB juga berani menyalurkan pinjaman pembiayaan. Tetapi kelangkaan BBM tidak akan selesai dengan hanya adu fasih dalam berpolemik. Sudah saatnya bekerja ber-sama rakyat dan bekerja untuk rakyat, karena memang mereka lah pemilik negeri ini.

DB_60_agustus.indd 5 09/10/2014 1:25:09

Page 6: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 20146

Re

da

ks

iS

ur

at

Majalah Dana Bergulir menunggu saran, kritik atau aspirasi lain dari pembaca.

Surat bisa dikirim lewat pos, atau e-mail ke alamatJl. Letjend. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770

Telp. 021-7990756, Fax. 021-7989746Website: www.danabergulir.com, e-mail: [email protected]

Informasi Tentang Pembiayaan Usaha

Sebagai pembaca Media Dana Bergu-lir, saya memerlukan informasi tentang lembaga pembiayaan di luar Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Informasi ini penting bagi saya karena saya tahu LPDB tentu tidak bisa memenuhi permin-taan dari seluruh koperasi-koperasi dan UKM sebagaimana yang sering ditulis di media ini. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan salut kepada LPDB yang telah menjadi lembaga pembiayaan yang prosedurnya mudah dan bunganya mu-rah. Mudah-mudahan untuk masa-masa mendatang LPDB selalu mendaoat sum-ber-sumber dana murah sehingga bisa terus menyalurkan dananya ke koperasi-koperasi dan UKM.

Hendro WarsitoPedagang makananJalan Pahlawan Bekasi Timur

Jawaban Redaksi:Anda bisa membuka di internet tentang lembaga pembiayaan. Selain itu, Anda bisa menghubugi koperasi-koperasi di daerah Anda yang telah mendapat kucuran dari LPDB.

Syarat Mendapat Bantuan

Atas nama pengelola dan Anggota KPRI RSUD Maja-laya “Mulia” dalam hal ini KPRI “Mulia” sekarang ini bertempat dan berkantor di tanah dan tempat milik Pemda Kabupaten Bandung atau di Rumah Dinas RSUD Majalaya, menurut informasi tempat yang menjadi kan-tor KPRI “Mulia” akan digunakan untuk kepentingan RSUD Majalaya.

Untuk itu kami menghimpun dana dari anggota untuk membeli tanah dan membangun kantor sendiri. Alhamdulilah tanah sudah terbeli akan tetapi kami masih terkendala dalam dana untuk pembangunan kan-tor yang memadai baik untuk administrasi, pelayanan maupun usaha.

Maka dari itu kami mohon petunjuk bagaimana kami bisa mendapatkan bantuan baik dana hibah atau pinjaman lunak untuk pebangunan kantor tersebut agar dapat segera terrealisasi, karena bila menggunakan modal sendiri akan mengganggu dana operasional dan usaha kami atau dana dari partisipasi anggota memer-lukan waktu yang lama dalam penghimpunannya. Atas perhatian, kerjasama, pembinaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Agus HeryadiGg.Pangumbahan II No.21/25 Rt.04/17Kelurahan Tamansari KecamatanBandung Wetan Bandung

Jawaban Redaksi:Silahkan saudara mengajukan permohonan melalui surat resmi yang ditandatangani oleh semua pengurus dan melampirkan surat dari dinas terkait. Persyaratan Koperasi, ceklist dokumen dan petunjuk teknis untuk mengakses dana bergulir dapat dilihat dan di-download di www.danabergulir.com

Terima kasihTim Halo LPDB

DB_60_agustus.indd 6 09/10/2014 1:25:21

Page 7: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 7

Fo

ku

s

Sewindu LPDB-KUMKM

Mempertahankan Kinerja Unggul

Pembiayaan Usaha Kecil

Penguatan kelembagaan dan perluasan jaringan mitra melalui penyaluran dana bergulir menjadi komitmen yang tidak pernah luntur dari LPDB-KUMKM.

DB_60_agustus.indd 7 09/10/2014 1:25:25

Page 8: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 20148

Fo

ku

s

TAHUN INI, tepatnya 18 Agustus 2014 Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) memasuki usia kedelapan. Sebuah perjala-nan waktu yang boleh dibilang relatif masih singkat. Namun tidak demikian halnya dengan kinerja yang telah ditoreh oleh lembaga ini dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia akses permodalan kepada kalangan usaha mikro, kecil dan menengah.

Sejak mula pertama meng-gelontorkan dana bergulir pada 2008, hingga kini tecatat sudah sebanyak 3200 mitra usaha yang telah menyerap pinjaman pembia-yaan Rp 4,7 triliun (per 9 Agustus 2014). Keberhasilan itu selain ditopang oleh kinerja unggul para pengelolanya, Lembaga berstatus Badan Layanan Umum (BLU) ini juga menjaga irama kerjanya agar terhindar dari praktik kurang ter-puji, baik yang muncul dari internal lembaga maupun para mitra usaha. Untuk itu LPDB menjalin kerja sama pengawasan dengan lembaga hukum terkait seperti Kejaksaan, Polri, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) guna menekan angka pinjaman bermasalah. Dari sisi pengembangan manajemen, LPDB berhasil meraih standar profesion-alnya dengan menerima sertifikat ISO 9001:2008 tiga tahun berturut-turut dari lembaga pemeringkat internasional, Tuvnord dari Jerman.

Untuk hasil kerja keras sejak 2010 itu, LPDB-KUMKM meraih posisi tertinggi diantara 117 Satuan Kerja BLU se Indonesia, juga meraih pre-dikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Kinerja unggul itu juga diamini oleh KPK yang berdasar hasil Survey Integritas Pelayanan Publik Tahun 2012 menilai LPDB terbaik yang anti korupsi.

Tonggak Sejarah PembiayaanKinerja unggul LPDB-KUMKM

dewasa ini tentu tidak dibangun dalam semalam. Perjalanan waktu dan tantangan di masa lalu telah membuat lembaga berstatus Badan Layanan Umum (BLU) ini semakin matang dan tak mudah menyerah dengan berbagai kendala di lapan-gan. Ketika didirikan pada 2006, tak ada ingar bingar seremonial yang menandai lahirnya lembaga strat-egis ini. Lembaga yang dibentuk melalui Surat keputusan Bersama

Menteri Keuangan RI dan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 468a/KMK.01/2004 ini memang disetting secara sistematis guna menyiasati akses permodalan usaha mikro kecil dan menengah den-gan ujung tombak pemberdayaan berada pada perkoperasian. Dengan posisinya yang strategis tersebut, LPDB boleh dibilang merupakan tonggak baru sejarah pembiayaan KUMKM Indonesia yang perannya

tidak sekadar menyalurkan pinja-man namun ikut serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta mendorong perkuatan ekonomi nasional.

Kendati begitu besar harapan kalangan KUMKM terhadap lemba-ga ini, tidak serta merta dana bisa mengalir begitu saja. BLU ini masih harus berkutat melawan stigma masa lalu yang mengidentikkan lembaga pembiayaan bentukkan pemerintah selalu berkonotasi ban-tuan sosial. Selain itu besaran dana yang harus digulirkan ke LPDB juga menjadi pertimbangan mengingat jumlah UMKM yang lebih dari 50 juta unit. Dengan sejumlah pe-kerjaan rumah masa lalu itu, LPDB baru menjalankan fungsinya pada 2008 ketika mulai mencairkan dana bergulir sebesar Rp 35,12 miliar, hingga 2013 total dana digulirkan mencapai Rp. 4,11 triliun. Setelah itu, perjalanan lembaga ini mulai

mulus dan mampu menggandeng lembaga keuangan lainnya menjadi mitra pembiayaan strategis.

Pemberdayaan usaha kecil berbasis koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional menjadi perhatian utama LPDB-KUMKM. Hal itu sejalan dengan visi dan misi awal lembaga ini mengembangkan dan menyediakan akses pembiayaan bagi KUMKM melalui pola dana bergulir. Di samp-

Tabel I

Program LPDB 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 (agustus)

Pencairan (Rp/miliar) 35,12 197,652 410,293 975,293 1,071,762 1,426,845 567,685

Pengajuan proposal (Rp/miliar) 142 807 3.409 17.053 20.074 23.079

Jumlah mitra 14 81 219 812 1.783 2.802

Jumlah Tenaga Kerja 5.442 192.138 276.500 480.564 721.532 985.537

Sumber: LPDB-KUMKM

DB_60_agustus.indd 8 09/10/2014 1:25:33

Page 9: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 9

Fo

ku

sing itu, LPDB-KUMKM juga bertu-juan untuk memperkuat pendanaan lembaga keuangan dalam rangka memberdayakan lembaga dimaksud, agar dapat memberikan layanan pembiayaan secara mandiri bagi KUMKM yang belum memenuhi kriteria kelayakan perbankan umum.

Hingga di usianya yang kedela-pan ini, segenap pengelola LPDB-KUMKM tetap konsisten menjaga visi dan misi awalnya sebagai ujung tombak pemberdayaan sekal-igus pembuka akses modal bagi kalangan usaha kecil. Di bawah kepemimpinan DR Ir Kemas Danial (Dirut), Ir Sutowo MM (Direktur Umum dan Hukum), Fitri Rinaldi SE ( Direktur Keuangan), Warso Widan-arto SE ( Direktur Bisnis) dan Ir Adi Trisnojuwono (Direktur Pengemban-gan Usaha), berkomitmen bahu membahu untuk menjadikan LPDB-KUMKM sebagai lembaga terdepan pemberdayaan ekonomi rakyat. Upaya untuk tampil sebagai yang prima itu terus disosialisasikan ke tengah public, sehingga legal LPDB-KUMKM tak sekadar BLU, tapi menin-gkat menjadi lembaga khusus di bawah presiden atau bahkan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

komitmen direksi dan manajemen dalam menjal-akan good governance dan pencegahan tindak pidana korupsi diwujudkan den-gan penyediaan layanan seperti web pengaduan halo lpdb pada www.danabergulir.com, kotak pos pengaduan 4370, kotak saran dan pengaduan ma-syarakat pada lobby kantor LPDB di jl. letjend. mt. haryono kav. 52-53 jakarta.

Realisasi PinjamanSejak beroperasi pada 2008

hingga kini ( per 9 Agustus 2014), realisasi outstanding pinjaman dana bergullir telah mencapai Rp 4,68 triliun. Pinjaman diberikan kepada 3.169 mitra koperasi dan UMKM. Provinsi Jawa Tengah adalah wilayah yang terbanyak menerima pinjaman disusul Jawa Timur dan Jawa Barat. (tabel II)

Sedangkan pagu penyaluran dana bergulir 2014 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Bis-nis dan Anggaran (RBA) sebesar Rp 2,65 triliun, yang disalurkan kepada 198.856 UMKM melalui 628 Koperasi dan 369 lembaga non koperasi. Pencapaian kinerja minimal dapat direalisasikan sebesar 80% dari target penyaluran dengan

tingkat Kolektibilitas Dana Bergulir Bermasalah (KDBB) dikendalikan serendah mungkin sehingga tidak melebihi batas toleransi sebesar maksimal 15% sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RBA 2014.

Rencana alokasi penyaluran dana bergulir pada tahun 2014 akan tetap diprioritaskan kepada koperasi sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% dialokasikan kepada Non-Koperasi. Proyeksi penyaluran per provinsi didasarkan atas jumlah koperasi aktif di masing-masing provinsi, dan dengan memperhati-kan azas keadilan serta pemerataan pembangunan. Adapun target pendapatan LPDB-KUMKM tahun 2014 sebesar Rp 99,90 miliar yang bersumber dari pendapatan jasa layanan dan pendapatan dari APBN.

Pengembangan JaringanLPDB KUMKM mengusung visi

menjadi lembaga yang dapat dian-dalkan dalam memberikan layanan pembiayaan kepada KUMKM, serta

mampu menjadi integrator dan pemercepat pengembangan indus-tri keuangan mikro di daerah. Visi itu sangat relevan di tengah masih minimnya akses masyarakat terha-dap lembaga keuangan. Masalah-

DB_60_agustus.indd 9 09/10/2014 1:26:01

Page 10: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201410

Fo

ku

s nya, kendati mengusung tugas yang cukup besar itu, hingga kini LPDB belum dapat memperluas jang-kauan usahanya dengan membuka

perwakilan di sejumlah provinsi. Keterbatasan gerak ini berpengaruh pada kinerja LPDB yang cenderung lamban lantaran harus melayani

KUMKM seluruh Indonesia dengan hanya layanan satu kantor dan 260 karyawan.

Terbatasnya jaringan kantor pelayanan lembaga keuangan dan

ketidakberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput men-gakses lembaga keuangan menjadi sebab utama renda-hnya tingkat literasi keuangan. Dibanding-kan dengan negara di kawasan ASEAN lain-nya, Indonesia harus diakui masih terting-gal beberapa langkah di belakang dalam hal akses layanan masyarakat terhadap produk dan layanan lembaga keuangan.

Padahal, literasi keuangan berkore-lasi positif terha-dap kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan di sebuah negara maka dipas-tikan kesejahteraan masyarakatnya pun tinggi. Begitu pula sebaliknya. Solusinya adalah bahu mem-bahu dalam men-gakselerasi financial inclusion atau memperluas akses masyarakat terhadap layanan produk dan jasa lembaga keuan-gan seperti yang telah dilakukan LPDB-KUMKM selama ini. Dirgahayu Sewindu LPDB-KUMKM. (Eko Prianto)

NO PROVINSI Mitra Realisasi Pinjaman/ Pembiayaan Persen

1 Nanggroe Aceh Darussalam 14 Rp 6,650,000,000 0.14%

2 Sumatera Utara 343 Rp 90,740,000,000 1.94%

3 Sumatera Barat 40 Rp 30,071,990,000 0.64%

4 Riau 49 Rp 99,220,000,000 2.12%

5 Jambi 22 Rp 27,885,000,000 0.60%

6 Sumatera Selatan 40 Rp 94,963,860,000 2.03%

7 Bengkulu 14 Rp 24,400,000,000 0.52%

8 Lampung 77 Rp 108,965,000,000 2.33%

9 Kepulauan Bangka Belitung 18 Rp 14,915,000,000 0.32%

10 Kepulauan Riau 3 Rp 1,716,700,000 0.04%

11 DKI Jakarta 118 Rp 372,762,517,986 7.96%

12 Jawa Barat 799 Rp 651,229,314,360 13.90%

13 Jawa Tengah 584 Rp 992,220,153,925 21.18%

14 D.I. Yogyakarta 99 Rp 142,040,000,000 3.03%

15 Jawa Timur 337 Rp 666,958,473,500 14.24%

16 Banten 35 Rp 31,401,405,000 0.67%

17 Bali 120 Rp 194,797,000,000 4.16%

18 Nusa Tenggara Barat 42 Rp 63,000,000,000 1.34%

19 Nusa Tenggara Timur 27 Rp 72,212,650,000 1.54%

20 Kalimantan Utara 0 Rp - 0.00%

21 Kalimantan Barat 28 Rp 45,045,000,000 0.96%

22 Kalimantan Tengah 10 Rp 39,645,000,000 0.85%

23 Kalimantan Selatan 19 Rp 45,950,000,000 0.98%

24 Kalimantan Timur 29 Rp 123,900,000,000 2.64%

25 Sulawesi Utara 15 Rp 8,525,000,000 0.18%

26 Sulawesi Tengah 25 Rp 30,335,000,000 0.65%

27 Sulawesi Selatan 180 Rp 606,410,131,760 12.95%

28 Sulawesi Tenggara 25 Rp 41,300,000,000 0.88%

29 Gorontalo 12 Rp 13,375,000,000 0.29%

30 Sulawesi Barat 6 Rp 10,825,000,000 0.23%

31 Maluku 12 Rp 7,870,000,000 0.17%

32 Maluku Utara 12 Rp 8,100,000,000 0.17%

33 Papua 6 Rp 8,300,000,000 0.18%

33 Papua Barat 9 Rp 8,720,000,000 0.19%

Total 3169 Rp 4,684,449,196,531 100.00%

Tabel II Realisasi Pinjaman LPDB sejak 2008- Agustus 2014

Sumber : LPDB-KUMKM

DB_60_agustus.indd 10 09/10/2014 1:26:25

Page 11: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 11

Fo

ku

s

Kolaborasi dengan Pertamina, Buka Peluang UMKM

Jadi Penyalur BBM

Perjanjian kerja sama yang diteken oleh LPDB-KUMKM dan PT Pertamina pada Juli lalu membuka peluang bagi kalangan usaha kecil, menengah dan koperasi menjadi mitra usaha perusahaan minyak nasional tersebut. Upaya menjadi penyalur bahan bakar minyak, seperti pelumas, gas dan petrokimia dimungkinkan juga bisa digarap oleh UMKM. Seperti apa kerja samanya?

JUDUL ACARA yang terpampang pada spanduk di Ruang Nareswara Gedung SME Tower pada 7 Agus-tus 2014 itu adalah Halal Bihalal LPDB-KUMKM dengan PT Pertamina (Persero). Tamu yang hadir dari kedua pihak lumayan banyak, dari Pertamina tampak sejumlah petinggi perusahaan minyak yang masuk kelas dunia itu antara lain, Direktur Sales dan Marketing PT Pertamina

DB_60_agustus.indd 11 09/10/2014 1:26:26

Page 12: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201412

Fo

ku

s Lubricants Rifky E Hardijanto, serta sejumlah direksi lainnya. Sedangkan mitra strategis LPDB-KUMKM yang terlihart hadir dalam acara tersebut antara lain Senior Vice President Insti-tutional Bangking I PT Bank Mandiri (Persero)Tbk Indarto Pamoengkas , CEO Wilayah Jakarta Selatan PT BNI (Persero) Tbk Shadiq Akasya, dan Managing Director PT Asuransi Tabungan Nasional (Artanas) Saldo Abadi Mr. Ian Sugiaharto Tio serta sekitar 300 orang mitra usaha LP-DB-KUMKM dari berbagai pelosok tanah air yang memang sengaja diundang pada acara tersebut.

Sesuai dengan judul acaranya Halal bihalal, maka sasaran pertemuan antar kedua instansi tersebut tentu saja dimaksudkan sebagai forum untuk saling bermaafan seusai merayakan idulfitri 1435 hijriyah, sekaligus mem-pererat tali silahturahmi an-tara instansi/lembaga. Namun kehadiran sejumlah pejabat Pertamina pada acara tersebut tampaknya terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja oleh para mitra LPDB-KUMKM yang memang sengaja datang dari berbagai pelosok Ta-nah Air. Terlebih dua pekan sebelumnya yaitu pada 24 Juli 2014, LPDB-KUMKM dan PT Pertamina (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang isinya mengenai kerja sama pembiayaan bagi KUMKM yang hendak bermi-tra di sektor minyak dan gas. Mou tersebut ditandatangani oleh Dirut LPDB-KUMKM Kemas Danial dan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya.

Maka pada kesempatan yang fitri itu, acarapun bergeser menjadi sebuah forum komunikasi bisnis dimana Direktur Sales dan Market-

ing PT Pertamina Lubricants Rifky E Hardijanto berkenan menjadi pembicara dan menjawab berbagai pertanyaan tentang kemungkinan mitra LPDB-KUMKM menjadi peny-alur BBM, apalagi Pertamina baru saja meluncurkan produk barunya yaitu kios BBM yang menjual BBM nonsubsidi ukuran satu hingga 10 liter. Pembangunan satu kios membutuhkan modal Rp 10 juta dan dari tiap liter yang terjual, kios mendapatkan untung Rp 1.000. Sementara dari penjualan gas elpiji 3 kg, kios mendapatkan untuk Rp 1.500.

Pengembangan kios BBM terse-but pada tahap awal ditargetkan sebanyak 100 kios di Jawa, namun jika kemudian dianggap efektif maka akan dikembangkan ke selu-ruh provinsi di Tanah Air. Menurut Hardijanto Pertamina justru sangat senang jika para mitra LPDB-KUMKM juga bisa menjadi mitra PT Pertamina karena produk dalam negeri ini akan lebih cepat terserap di seluruh wilayah. “Sepanjang kami

mendapat rekomendasi dari LPDB-KUMKM sesuai dengan MoU yang sudah kita teken bersama, maka tentu tidak masalah karena LPDB lah yang berwenang menyeleksi para mitranya yang akan menjadi penyalur BBM,” ujarnya.

Pada sambutannya, Kemas Danial mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang sekitar 300 mitra dari berbagai tanah air, guna menyosialisasikan Mou yang baru saja ditandatangani bersama PT Pertamina. Kerja sama tersebut, katanya, merupakan upaya mem-buka akses dan sekaligus mening-

katkan potensi mitra usahanya yang tersebar di berbagai pelosok di Tanah Air. “Kerja sama ini merupakan kolab-orasi yang menguntungkan karena koperasi dan UMKM di daerah nantinya bisa ditunjuk menjadi agen pemasaran produk-produk Pertamina,” ujar Kemas. Dia menyebut-kan, banyak dampak positif dan nilai tambah dengan kerja sama ini. Pertama, mendo-rong penguatan koperasi dan UMKM dalam meningkatkan perekonomian masyarakat daerah. Kedua, meningkatkan pemasaran dan penggunaan produk nasional oleh masyara-kat Indonesia. Ketiga, menin-gkatkan daya saing produk nasional dari serbuan produk

asing. Keempat, membantu ma-syarakat terhindar dari produk palsu dan berkualitas rendah yang saat ini banyak beredar di pasaran.

Selain itu, ke depannya, PT Per-tamina (Persero) dan Kementerian Koperasi akan saling mendukung ke-giatan usaha kedua instansi sebagai mitra berdasarkan asas kerja sama yang saling menguntungkan, antara lain dengan mendorong penggu-naan produk hilir Pertamina pada

Kerja sama ini meru-

pakan kolaborasi

yang menguntung-

kan karena koperasi

dan UMKM di daerah

nantinya bisa ditunjuk

menjadi agen pema-

saran produk-produk

Pertamina

Kemas Danial

DB_60_agustus.indd 12 09/10/2014 1:26:29

Page 13: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 13

Fo

ku

s

lingkungan Koperasi dan UMKM. Di samping juga sinergi yang saling menguntungkan, khususnya di bidang usaha.

Dengan ditandatanganinya MoU ini, masih kata Kemas, akan membantu para pelaku Kop-erasi dan UKM, khususnya yang telah menjadi mitra LPDB untuk mengembangkan usahanya seb-agai penyalur dari produk-produk Pertamina. Selain itu, seperti dite-gaskan oleh Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, para anggota koperasi dijamin akan mendapatkan barang yang asli dan berkualitas.

Sebagaimana diketahui salah satu produk Pertamina yaitu Pelu-mas telah diekspor ke beberapa negara, begitu juga produk-produk hilir PT Pertamina (Persero) lainnya. Sehingga dengan kerja sama ini, selain akan meningkatkan rasa per-

satuan dan kesatuan, juga mem-perkokoh perekonomian dalam negeri dan memberi dukungan kepada produk-produk berkualitas dalam negeri agar bisa semakin meningkatkan kualitasnya dan mampu bersaing dengan produk-produk asing. Hanung berharap kerja sama tersebut tak hanya berhenti pada tingkat pangkalan saja, “Kalau bisa sampai menjadi agen besar. Saya minta anak peru-sahaan yang membidangi masalah pelumnas dan BBM ritel agar bisa memanfaatkan peluang kerja sama ini,” tegasnya.

Potensi UKM Besar Bagaimana peluang KUMKM

dalam menanggapi tawaran Pertamina untuk menjadi pemasok BBM tersebut? Menurut Kemas Danial kesempatan tidak akan datang dua kali. Maksud dia,

peluang itu sangat langka dan hendaknya tidak disia-siakan oleh KUMKM untuk mengambil peran sebagai mitra yang akan menyal-urkan produk-produk Pertamina. Kemas bahkan menilai, kerja sama tersebut seharusnya dilakukan se-jak dua tahun yang lalu karena po-tensi pasar yang dimilikinya. “Ada sekitar 3.200 koperasi dengan 12 juta anggota yang mendapatkan pembiayaan dari LPDB. Tapi ini bukan berarti terlambat,” ujarnya.

Tata cara pemberian dana bergu-lir juga disebut sangat transparan. Anggaran yang dimiliki saat ini mencapai Rp 2,65 triliun. “Banyak sekali proposal yang masuk dari UKM dan koperasi untuk berbisnis BBM tapi tidak kita kasih karena belum ada jaminan Pertamina. Tapi dengan adanya MoU ini kami tidak ragu lagi karena ada jaminan supply dari Pertamina,” tandasnya.

DB_60_agustus.indd 13 09/10/2014 1:26:30

Page 14: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201414

Pemerintahan Baru Jokowi JK diminta Batasi BBM Bersubsidi

Imbauan itu mengemuka dalam sebuah diskusi mengenai kiblat kebijakan pemerintahan baru di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Jumat (29/8). Se-

lain membatasi BBM Bersubsidi pemerintah disa-rankan menerapkan sistem smart card atau kartu

pintar untuk batasi penggunaan BBM.

BESARNYA beban yang harus di-tanggung pemerintah dalam subsidi BBM dianggap tidak sebanding den-gan hasil diharapkan karena yang banyak menikmati justru kalangan menengah atas di lapis perkotaan. Pengamat menilai, selain akan men-jadi masalah besar, pelik dan penuh intrik dan politik, subsidi BBM bakal menjadi ujian pertama pemerintahan Jokowi JK.

Fo

ku

s

DB_60_agustus.indd 14 09/10/2014 1:26:36

Page 15: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 15

Fo

ku

s

Subsidi pemerintah untuk BBM dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, naik menjadi Rp 444,58 triliun dari sebelumnya Rp 333,68 triliun. Fakta mengejutkan, subsidi energy, khususnya BBM dan listrik melonjak drastis. Sementara itu, subsidi listrik naik dari Rp 71,36 triliun menjadi Rp107,145 triliun.

Dalam diskusi tersebut penga-mat ekonomi Universitas Indonesia Akhmad Syakhroza menyarankan pemerintahan baru Jokowi - JK bahwa penggunaan smart card di-lakukan dengan menggunakan data sensus penduduk terakhir sambil paralel melakukan pendataan baru. Dengan smart card ini diharapkan dapat membatasi penggunaan mobil dalam setiap rumah tangga. “Setiap rumah dibatasi hanya satu mobil, kelas Kijang ke bawah dengan batas maksimal 10 liter per hari atau 1 motor dengan batas maksimal 2 liter per hari,” ujar Akhmad.

Meminjam istilah Bank Dunia, Indonesia telah menjadi korban dari pertumbuhan ekonominya sendiri. Ekonomi yang melesat telah menin-gkatkan jumlah kendaraan bermotor, dan pada gilirannya semakin rakus menyedot BBM bersubsidi. Jika pemerintah belum siap menekan subsidi BBM, maka penerapan smart card yang ditawarkan Akh-mad diharapkan dapat mengon-trol penggunaan BBM bersubsidi sehingga tidak terjadi penyimpangan di lapangan. Tak hanya itu, dia juga menyarankan kepada Jokowi agar pengurangan konsumsi BBM bersubsidi dilakukan secara berta-hap dengan target 10 juta kiloliter per tahun atau setara dengan Rp 50 triliun. “Dalam 5 tahun tidak ada lagi BBM bersubsidi,” tegasnya.

Jika BBM NaikSementara itu, pengamat poli-

tik ekonomi Ichsanuddin Noorsy memprediksi jika dalam pemerin-tahan baru nanti terjadi kenaikan harga BBM, maka masyarakat perlu mendapatkan kenaikan pendapa-tan pula agar tidak tercekik secara ekonomi. “Dari hitung-hitungan saya, kalau harga BBM naik Rp 1.000, maka jadinya BBM Rp 7.500. Artinya masyarakat butuh kenai-

kan pendapatan sebesar Rp 250 ribu,” kata Ichsanuddin di Jakarta, Sabtu (30/8/2014). Mantan ang-gota DPR-RI itu menambahkan, bila pemerintah mau memberikan bantuan kenaikan pendapatan itu, tentunya harus menjangkau pada masyarakat yang masuk golongan miskin. Golongan tersebut pun banyak ragam dan penentuannya harus tepat. “Angka kemiskinan mana yang dipakai. Kan beda-beda, harus pakai Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), bukan di raskin (beras untuk rakyat miskin) atau BLT (bantuan langsung tunai),” ungkap Ichsanuddin. Ditambah-kan, pendapatan masyarakat yang perlu dinaikkan adalah di sektor pertanian karena banyak masyarakat yang bekerja di situ. Selain itu, dia memberikan solusi jangka menen-gah untuk pemerintah mendatang dalam menghadapi polemik BBM. Caranya adalah melakukan konversi power plant dari BBM ke bahan bakar gas (BBG) dan bidang otomo-tif tetap menggunakan BBM. “Kita biarkan industri otomotif bermain di BBM, bukan pindah ke BBG. Priori-tas selanjutnya atasi orang miskin. Power plant dan otomotif diuta-makan supaya nggak mendorong inflasi,” pungkasnya.

Ichsanuddin Noorsy Pengamat Politik Ekonomi

DB_60_agustus.indd 15 09/10/2014 1:26:44

Page 16: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201416

Fo

ku

s

Dana Bergulir Sudah Mengucur Rp 20 Triliun

BERAGAM kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk memberdyakan usaha mikro kecil dan menengah dimaksudkan agar ujung tombak perekonomian rakyat tersebut mampu bangkit dan me-miliki daya saing tangguh, sehingga perekonomian di lapis daerah dapat bangkit secara bersamaan dengan sektor perkotaan. Sejumlah kebi-jakan yang selama ini telah dilansir antaranya sektor pembiayaan dan

perlindungan usaha serta pelatihan-pelatihan yang menambah wawasan bisnis kalangan UMKM. Khusus di sektor pembiayaan, juga sudah digu-lirkan berbagai model pemberday-aan mulai dari bantuan sosial, kredit usaha rakyat (KUR) hingga dana bergulir. Sementara untuk dana bergulir, hingga semester I tahun ini, pemerintah telah menyalurkan dana

sebesar Rp 20 triliun. Jumlah terse-but kata Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan telah melewati 50% dari target tahun ini yang mencapai Rp 37 triliun. Menteri mengungkap-kan hal itu saat melakukan kunjun-gan kerja ke Kota Pekanbaru, Riau, Senin (11/8).

Penyaluran dana bergulir kata Menteri Syarief Hasan akan terus dilanjutkan pada periode pemerin-tahan berikutnya karena program

ini terbukti mampu meningkatkan jumlah UMKM yang implikasinya juga sangat positif terhadap pen-ingkatan angkatan kerja. “Realisasi dana bergulir secara nasional sudah Rp160 triliun secara kumulatif (sejak pertama kali),” tutur menteri seraya menambahkan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan terus menggulirkan program

pengembangan sektor riil, mulai dari bantuan dana bergulir, ban-tuan pelatihan usaha terpadu dan program kewirausahaan. Menegnai penyaluran dana bergulir di Provinsi Riau, kata Syarief Hasan, jumlahnya cukup besar yakni sekitar Rp 2 triliun dana bergulir yang telah dis-alurkan kepada ribuan koperasi dan UMKM. Menurut dia, perkemban-gan koperasi di Riau sangat bagus karena didukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi melebihi rata-rata nasional.

Membantu Ekonomi Masyarakat Sementara itu, Gubernur Riau

Annas Maamun mengatakan di Provinsi Riau kini tercatat ada 5.126 koperasi. Keberadaan koperasi, kata dia, telah banyak membantu perekonomian masyarakat khusus-nya untuk membantu permodalan UMKM.”Banyak koperasi yang bagus membantu masyarakat, peda-gang kecil lewat simpan pinjam,” ujarnya.

Ia mengatakan Pemprov Riau juga akan terus meningkatkan ang-gaaran untuk pemberdayaan kapasi-tas dan permodalam untuk koperasi di daerah. Selain itu, pemprov juga akan terus membenahi infrastruktur hingga ke pedesaan agar membantu pertumbuhan pembangunan dan juga ekonomi di tiap daerah. “Kop-erasi banyak tapi tanpa infrastruktur jalan juga tak akan baik jadinya,” ujarnya. (Eko)

DB_60_agustus.indd 16 09/10/2014 1:26:49

Page 17: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 17

Na

sio

na

l

Hadapi Pasar Bebas Asean Perkuat Industri Kecil Menengah

Batas berlakunya pasar bebas Asia Tenggara

atau Masyarakat Eko-nomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada 2015,

kini hanya tinggal hi-tungan bulan saja. Jika

Indonesia tidak siap dengan inovasi produk kreatif, maka siap-siap

saja menerima lemparan produk negara asing.

BEGITULAH kumandang MEA 2015 yang acap kali didengung dengan nada berbau ancaman. Bahkan se-bagian pejabat dan pelaku ekonomi pesimis bilang bahwa Indonesia belum siap bersaing, terutama ka-langan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (KUKM) yang diramal-kan bakal jadi bulan-bulanan dari membanjirnya produk negara-negara tetangga.

Begitu pesimisnyakah kita? Tampaknya tidak seseram itu. Berbagai upaya memperkuat daya saing KUKM juga terus digalakkan

pemerintah. Di antaranya melalui pelatihan ekspor impor, perkuatan permodalan hingga pengemban-gan wawasan kewirausahaan bagi kalangan usahawan pemula. Yang teranyar adalah kabar dari Kemen-trerian Perindustrian (Kemenperin) yang menargetkan lahirnya100 ribu pelaku usaha baru di sektor industri kecil menengah (IKM) hingga akhir tahun ini.

Program tersebut memang serius, terlihat dari biaya operasional yang cukup besar yaitu Rp 300 miliar dan diharapkan mempu mencetak 100

DB_60_agustus.indd 17 09/10/2014 1:26:50

Page 18: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201418

Na

sio

na

lke

men

perin

.go.

id

usahawan pemula yang mampu menghadapi pelaksanaan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.

Konsentrasi pada IKM tersebut kata Dirjen Industri Kecil dan Menen-gah (IKM) Kemenperin Euis Saedah, dinilai sangat strategis karena IKM merupakan salah satu cara untuk menciptakan wirausaha baru yang mampu berkompetisi.

Berbicara dalam acara pembu-kaan Pameran Produk Unggulan Binaan TPL dan Wirausaha Baru III di Plasa Pameran Industri, Jakarta, Selasa (19/8), Euis mengatakan hingga akhir 2013, jumlah IKM ter-catat sebanyak 3,4 juta dan mampu menyerap 9,7 juta orang tenaga kerja.

“Dengan anggaran yang terse-dia, kita ditarget mampu mencetak 100 ribu pelaku usaha baru di sektor IKM. Dengan begitu pada tahun 2014 ini kita bisa memiliki sekitar

3,5 juta pelaku usaha di sektor IKM,” sebutnya. Dari anggaran Rp 300 miliar itu, sekitar Rp 171 miliar difokuskan untuk menumbuhkan jumlah wirausaha baru sektor IKM di 149 kabupaten/kota. Sisanya antara lain dialokasikan untuk promosi produk IKM Rp 9 miliar, pengemban-gan pusat promosi industri kreatif di Bali Rp 10 miliar, dan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Industri Rp 25 miliar. Kemen-perin berharap ketika AEC 2015 tiba, pelaku usaha IKM dalam negeri sudah bisa ikut bersaing.

Dengan dana sebesar itu tentu tidak serta merta UKM di sektor IKM bakal mampu menghadapi persain-gan pasar bebas. Masih banyak yang harus disiapkan, tertuama tenaga-tenaga terampil guna menghasilkan produk yang berkualitas. “Jangan sampai ketika AEC datang, negara lain menjadi juragan di negara kita, karena SDM kita lemah,” tegas Euis.

Menanggulangi PengangguranKebutuhan terhadap tenaga-

tenaga terampil di sektor IKM, kata Menteri Perindustrian Muhamad S Hidayat menjadi ahrga mati kalau ekonomi Indonesia berbasis industri kecil menengah ingin terap eksis. Itu sebabnya, kata dia, Kemenperin terus mendorong tumbuhnya wirausahawan baru yang dapat menciptakan lapangan kerja guna menanggulangi pengangguran. “Anak-anak muda jangan lagi ber-pikir akan bekerja menjadi pegawai setelah lulus kuliah tapi termoti-vasilah untuk jadi pengusaha seperti saya,” tuturnya. Menurut Hidayat, Indonesia butuh jutaan wirausa-hawan baru untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Keberadaan wirausaha diharapkan menjadi loko-motif penggerak perekonomian yang berperan menanggulangi pengang-guran, menghambat urbanisasi dan mengentaskan kemiskinan.”Potensi untuk membuka usaha di Indonesia masih sangat melimpah,” jelasnya . Sebelumnya Hidayat juga menegas-kan bahwa sedikitnya ada tujauh hambatan menuju MEA 2015.

Hambatan-hambatan itu adalah terbatasnya pasokan bahan baku dan energi , termasuk tingginya tarif dasar listrik industri yang sudah mulai naik. Yang kedua, banyaknya impor ilegal yang meng-gerogoti pasar domestik terutama untuk produk-produk makanan dan minuman, pakaiaan jadi, alas kaki, elektronika, mainan anak-anak, obat-obatan tradisional, dan herbal serta kosmetik.

Ketiga, asksesibilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dinilainya masih sulit, selain itu, KUR juga memiliki bunga yang relatif lebih tinggi berbanding bunga komersial.

Keempat, keterbatasan infra-struktur pendukung produksi dan distribusi.

DB_60_agustus.indd 18 09/10/2014 1:26:54

Page 19: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 19

Na

sio

na

l

Kurn

iaw

an

Kelima, sulitnya implementasi standar nasional Indonesia (SNI) dari sisi pengawasan barang beredar dan keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium uji, serta masih kurang-nyua pengakuan keselarasan standar produk (MRA) di ASEAN.

Keenam adalah kurang mema-dainya suplai sumber daya manusia (SDM) industri baik secara kuantitas maupun kualitas terutama di daerah. Dan yang ketujuh adalah, masih kurangnya dukungan terhadap

kegiatan inovasi serta penelitian dan pengembangan industri di dalam negeri.

“Hal itu di antaranya ditunjuk-kan dengan rendahnya relevansi dan pemanfaatan litbang dalam negeri oleh dunia usaha, serta kurangnya penyediaan sarana dan prasarana litbang,” kata Hidayat. Dia menambahkan pemerintah saat ini sedang berusaha melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir hambatan tersebut supaya di MEA 2015 Indonesia sudah memiliki daya saing yang kuat diantara negara-negara ASEAN lainnya. Dan semua pihak harus saling bekerjasama,” kata Hidayat beberapa waktu lalu

saat melakukan rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Jakarta.

UKM Harus Kreatif

Meniimpali pernyataan MS Hidayat, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwan-dar mengatakan, sektor UKM harus lebih kreatif mengkreasi produknya supaya bisa dilirik pasar. Berbicara di sela Pameran Interior & Craft (ICRA) di Jakarta Convention Center, Juni lalu, ia bercerita soal pengala-

mannya ketika jalan-jalan ke Garut, Jawa Barat. Saat itu, kata Sapta, ada pembuat dodol yang mengeluh dodolnya kurang laku. Lantas Sapta pun menyarankan agar desain bung-kusnya diganti, supaya lebih men-arik. Alhasil, cara ini pun menarik minat turis untuk membeli.

“Setelah diganti, turis pun penasaran ingin mencoba dodolnya. Dan begitu mencoba, turis itu men-gatakan enak dan ingin membeli (dodol),” ujar Sapta.

Masalahnya kreativitas saja tidak cukup, kata Ketua Perdagangan Himpunan Pengusaha Pribumi Indo-nesia Hardini Puspasari. Menurut dia peran pemerintah dalam membuka

akses pasar masih sangat diperlukan sehingga dapat meningkatkan daya saing UKM. Hal ini mengingat kuali-tas SDM pelaku UKM yang secara umum masih belum memadai.

Hardini mengatakan pelaku UKM dapat melek dan menguasai teknologi sehingga dapat berino-vasi dengan menciptakan produk berdaya saing tinggi.

Penyelenggaran ICRA, kata Hardini merupakan salah satu wujud komitmen bersama untuk mema-

jukan UKM. “Tanpa dukungan kita semua, akan sulit bagi UKM kita untuk bisa bersaing di kompetisi global,” tuturnya.

Sementara Ketua Umum HIPPI Suryani Sidik Motik mengatakan, HIPPI memiliki visi sebagai organ-isasi yang kuat, mandiri dan berdaya saing serta menjadikan pengusaha sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Sebagai organisasi yang men-gusung ekonomi kebangsaan, HIPPI dalam berbagai aktivitasnya senan-tiasa memperjuangkan agar produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu menem-bus pasar luar negeri. (San)

DB_60_agustus.indd 19 09/10/2014 1:26:55

Page 20: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201420 No. 58 • Juni • Tahun VI • 201420

Waw

anca

ra

Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM

Mitra Nakal Kita Giring Ke Ranah HukumMitra Nakal Kita Giring Ke Ranah Hukum

MENYALURKAN dana bergulir hampir lima triliun rupiah untuk usaha mikro kecil berbasis koperasi merupakan prestasi tersendiri bagi Lembaga Pengelola Dana Bergu-lir (LPDB-KUMKM). Parameternya bukan semata pada besaran dana yang telah disalurkan, lebih besar dari itu adalah upaya gigih para pengelola lembaga berstatus Badan Layanan Umum (BLU) ini membalik citra kurang menarik yang membayangi lembaga ini saat berdiri pada tahun 2006.

DB_60_agustus.indd 20 09/10/2014 1:27:09

Page 21: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 21

aaa

Waw

anca

ra

Kala itu, keberadaan lembaga ini nyaris tak dilihat lantaran hanya dinilai sebagai duplikasi program pemerintah di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat melalui bantuan dana sosial (bansos).

Selama dua tahun pertama, sebelum dana bergulir versi LPDB-KUMKM mengucur, pengelola lembaga ini harus melewati ujian tidak ringan dan dipaksa bekerja keras guna menghilangkan stigma bansos tersebut.

Hasilnya tidak sia-sia, melalui perjuangan dan persuasi yang gigih ke berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) LPDB berhasil membuktikan sosoknya seb-agai lembaga bergengsi dengan sumber daya manusia profesional.

Menjaga citra dan menyaring SDM unggul itu adalah kata kunci yang menopang kinerja LPDB-KUMKM yang tahun ini memasuki usia yang kedelapan. Tetapi tugas besar di balik penjagaan nama baik itu adalah peran kehumasan yang bekerja efektif dan mampu memahami tuntutan pasar. Karenanya, hampir banyak ditemui pub-likasi positif mengenai LPDB-KUMKM di berbagai media cetak maupun elektronik.

“Menjaga citra kelembagaan yang baik di mata publik serta menerapkan regulasi hukum yang konsisten adalah tugas kami,” kata Direktur Umum dan Hukum Ir Sutowo MM pada sebuah kesempatan wawancara di kantornya yang nyaman di bilangan MT Haryono Jakarta Selatan. Pria kelahiran Indramayu, Jawa Barat 6 Juli 1961 ini mengaku posisi yang disandangnya itu me-mang jauh dari disiplin ilmu yang ditekuninya sebagai Insinyur Perikanan jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun keberadaannya di LPDB-KUMKM juga merupakan sebuah amanah dari institusinya, Kement-erian Koperasi dan UKM yang tidak bisa ia tolak. “Saya diminta atasan untuk mengisi jabatan direksi LPDB yang lowong pada 2010. Awalnya saya sempat meno-lak karena saya memang tak terlalu interest di bidang keuangan. Namun saya tetap harus maju mengikuti fit and proper test yang dipimpin langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, dan oleh beliau saya dinyatakan lulus,” tuturnya.

Setelah setahun pertama menjabat sebagai direktur pengembangan usaha, Sutowo pindah posisi sebagai Direktur Umum dan Hukum, direktorat yang bertang-gungjawab di bidang rekrutmen SDM unggul, publikasi dan menangani masalah-masalah hukum yang timbul berkenaan dengan pengucuran dana bergulir.

Bukan tugas yang ringan memang, namun Sutowo mengaku enjoy dengan posisinya saat ini. “Kami bekerja kolektif kolegial, semua pekerjaan kita tangani dan hadapi bersama sehingga tidak ada beban yang terasa

berat, ujarnya. Gelas-gelas kopi yang menemani diskusi kami sudah

dua kali dituang, namun perbincangan kami masih tetap hangat karena Sutowo memang ingin menegaskan apa saja bidang pekerjaannya yang tidak ringan itu. Berikut wawancara dengan pria yang ramah senyum ini.

KATANYA ANDA SEMPAT DIMINTA SHOLAT ISTIKHARAH OLEH ATASAN ANDA WAKTU DIMINTA UNTUK MENGEMBAN JABATAN DIREKTUR LPDB-KUMKM, APAKAH JABATAN BARU ITU TERASA SULIT BAGI ANDA?

Ha..ha..ha sebenarnya bukan soal sulitnya itu yang jadi masalah, tetapi saya memang tidak begitu interest berkiprah di bidang yang berkaitan dengan masalah keuangan. Namun Pak Muzni Jalil ( Deputi Bidang Produksi - red) atasan saya waktu itu tetap meminta agar saya mau menerima tawaran berkiprah di LPDB. Saya bilang tidak eh oleh beliau saya malah disuruh sholat istikharah. Besoknya ketika masuk kantor saya diminta menuju meja fit and profer test.

ARTINYA ANDA TETAP MENERIMA JABATAN ITU? Ya mau gimana lagi, saya tidak boleh mundur dan

waktu fit and profer test itu yang menguji langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Bapak Syarief Hasan, yang waktu itu untuk pertama kalinya saya berjumpa beliau. Satu jam kemudian Sesmenegkop dan UKM mengatakan saya diterima. Awalnya saya ragu, tapi karena ini

DB_60_agustus.indd 21 09/10/2014 1:27:12

Page 22: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201422

Waw

anca

ra

amanah dan dipilih atasan, bismillah… jabatan ini saya terima.

SETELAH KINI BERKIPRAH DI LPDB-KUMKM TERNYATA ANDA CUKUP ENJOY DAN SEMUA TUGAS TAMPAKNYA BERJALAN LANCAR-LANCAR SAJA?

Ya, Alhamdulillah karena kami menerapkan mana-jemen yang solid dengan tingkat kebersamaan yang tinggi serta ditopang tenaga-tenaga muda yang kita rekrut dari kalangan profesional keuangan serta output perguruan tinggi. Selain membangun kekompakan kerja manajemen juga melakukan gerakan jemput bola den-gan melakukan kolaborasi atau kerja sama dengan se-jumlah instansi pemerintah yang terkait dengan bidang usaha LPDB-KUMKM. Karena lembaga ini berkaitan

dengan penyaluran dana, maka untuk mengamankan dana tersebut kami menjalin kerja sama dengan institusi hukum seperti kepolisian dan kejaksaan disamping itu juga dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Semua kerja sama itu untuk mengamankan LPDB baik dari tekanan dari pihak luar maupun internal LPDB sendiri.

BAGAIMANA DAMPAK KERJA SAMA DENGAN INSTI-TUSI HUKUM TERSEBUT TERHADAP KINERJA LPDB-KUMKM?

Sangat positif terutama dengan upaya-upaya hukum yang merupakan pekerjaan LPDB-KUMKM yang cukup serius dan mendesak untuk diselesaikan. Seperti Anda

ketahui, tugas lembaga ini adalah menyalurkan dana yang tidak sedikit untuk membantu pembiayaan kop-erasi, usaha mikro kecil dan menengah. Namun dalam praktiknya di lapangan risiko kredit bermasalah tidak terhindarkan yang apabila dibiarkan berlarut-larut bisa mengganggu kewibawaan lembaga ini. Upaya yang kita lakukan adalah menyidik faktor penyebab kredit berma-salah itu muncul. Jika lantaran usaha yang macet atau bencana alam maka LPDB akan memberikan bantuan pembiayaan ulang bahkan bisa memutihkan pinjaman mitra usaha, namun jika kredit bermasalah itu lantaran kenakalan para mitra yang memang sengaja membawa lari uang LPDB, maka mereka bisa kita pidanakan. Kini sudah ada lima orang Jaksa yang sudah kita SK kan untuk bergabung dengan tugas LPDB untuk memburu mitra-mitra yang ingkar janji. Tugas para jaksa itu di la-

pangan sungguhsangat membantu karena tidak hanya memburu mitra-mitra nakal tapi juga sebagai narasum-ber dalam hal pandangan hukum yang tengah dihadapi LPDB.

APAKAH SUDAH ADA MITRA NAKAL YANG SUDAH DICEKAL

Kalau ada mitra yang terbukti nakal ya jelas kami tangkap melalui kerja sama dengan pihak kepolisian. Hingga saat ini sudah ada beberapa diantaranya yang sudah kita tahan bahakan juga sudah jatuh vonis hukumnya. Ada juga mitra usaha yang kabur, seperti di Maluku Utara dan sampai kini masih dalam pengejaran

DB_60_agustus.indd 22 09/10/2014 1:27:21

Page 23: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 23

Waw

anca

ra

BIODATA

Nama : Ir.Sutowo,MMTempat/tanggal lahir : Indramayu/06 Juli 1961Status : Menikah PENDIDIKAN1. 1980-1984 : Fishery – IPB2. 1993-1995 : Management Master Program

PENGALAMAN JABATAN 1. 2000-2003 : Kabid.Perikanan di Deputi

Bidang Produksi, Kementerian Koperasi & UKM

2. 2003-2006 : Kabid.Kelistrikan di Deputi Bidang Produksi, Kementerian Koperasi & UKM

3. 2006-2010 : Kabid.Industri di Deputi Bidang Produksi, Kementerian Koperasi & UKM

4. 2010-2011 : Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM,Kementerian Koperasi & UKM

5. 2011- Sekarang : Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM, Kementerian Koperasi & UKM

aparat berwenang, sedangkan sejumlah mitra wan-prestasi lainnya kita giring ke Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) karena uang yang mereka kemplang memang uang negara.

SEBENARNYA APA YANG SALAH DENGAN PARA MITRA YANG TERBUKTI NAKAL ITU, APAKAH SUDAH PUNYA NIAT TIDAK BAIK SEBELUMNYA ATAU MEMANG USAHA MEREKA YANG GAGAL?

Banyak faktor yang membuat mitra jadi nakal. Bisa seperti yang Anda sebutkan itu, ada yang memang sudah punya niat jelek sejak awal mengajukan dana ber-gulir LPDB, karena mereka masih menganggap lembaga ini adalah bansos, sehingga tidak wajib mengembalikan dana bergulir. Namun ada juga yang usahanya men-galami kemacetan kemudian kabur karena tidak mampu mengembalikan pinjamannnya.

Untuk kasus yang kedua itu, sebenarnya para mitra tidak perlu kabur kalau kegagalan usahanya karena me-mang faktor pasar, bahkan kita bantu untuk menambah permodalan mereka. Saya kira tugas humas ke depan harus lebih banyak memberikan informasi ini kepada para mitra agar mereka tidak merasa jadi pesakitan ketika mengalami kegagalan pasar.

APA SAJA LANGKAH KE DEPAN UNTUK MENGANTI-SIPASI MITRA NAKAL ITU

Sebenarnya tidak ada langkah yang secara khu-sus kami persiapkan karena sejak awal beroperasinya lembaga ini menggunakan pendekatan persuasif dimana kita senantiasa melakukan kunjungan secara berkala kepada setiap mitra di daerah. Kunjungan tersebut selain untuk menjaga silaturahmi dan kekeluargaan juga sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja mitra usaha, sehingga seyogyanya kami sudah langsung tahu jika usaha mereka mengalami kemajuan ataupun kemunduran.

Untuk menerjemahkan langkah persuasif terhadap mitra adalah bahwa selama ini kami belum pernah mengadukan mitra nakal ke aparat hukum, kalaupun ada yang sampai ke ranah hukum karena pengaduan di lapangan atau konflik internal mitra maupun pen-gaduan dari lembaga swadaya masyarakat. Bagi mitra yang memang sudah sangat nakal, maka kami berikan somasi dan peringatan keras, dan kalau juga masih ban-del terpaksa kami serahkan ke PUPN. Di PUPN kan ada unsur kepolisian dan jaksa yang apabila terdapat kasus pidananya bisa langsung dikenakan sanksi hukum.

DB_60_agustus.indd 23 09/10/2014 1:27:29

Page 24: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201424

HALAL BIHALAL: Sepekan seusai idulfitri, LPDB-KUMKM mengadakan Halal bihalal bersama PT Per-tamina (Persero) pada 7 Agustus 2014. Selain menjalin silaturahmi, acara tersebut untuk mengenalkan mitra lembaga tersebut dengan perusahaan minyak dan gas terbesar di Tanah Air itu.

DEWAN PENGAWAS: Pelantikan Dewan Pengawas LPDB-KUMKM kembali

berlangsung pada 11 Agustus 2014 lalu. Pejabat baru tersebut adalah Dr

Dini Kusumawati SE ME sebagai Ketua Dewas yang baru, dengan anggota Ta-vianto Nugroho, SH, Drs.H.Abdul Shobur,

SH, MM dan Drs.Tata Suntara, DESS.

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201424

Ek

sp

os

e

DB_60_agustus.indd 24 09/10/2014 1:27:33

Page 25: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 25

CUM LAUDE: Di tengah kesibukannya mengelola dana bergulir, Dirut LPDB-KUMKM Kemas Danial masih sempat menimba ilmu di bidang manajemen program S3 Universitas Persada Indone-sia. Ia lulus dengan predikat sangat memuaskan dan di wisuda pada 12 Agustus 2014 lalu di Balai Sidang Jakarta.

DI TENGAH PARA PELAJAR: Sosialisasi dana bergulir tidak hanya ditujukan kepada para pelaku usaha, tetapi juga terhadap para generasi muda yang akan menjadi tulang punggung negara. Sep-erti dilakukan Dirut Kemas Danial saat berdialog dengan sejumlah para pelajar di kawasan Blok M Jakarta Selatan pada 16 Agustus 2014 lalu.

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 25

Ek

sp

os

e

DB_60_agustus.indd 25 09/10/2014 1:27:33

Page 26: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201426

Ek

sp

os

e

UPACARA BENDERA: Segenap karyawan LPDB-KUMKM serta pegawai di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM berbaris khidmat pada tanggal 17 Agustus dalam upacara bendera memperingati 69 tahun kemerdekaan Indonesia. Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan bertindak sebagai inspektur upacara dan pada kesempatan itu juga diberikan penghargaan kepada sejumlah pegawai Kemenkop dan UKM yang telah berjasa dan memberikan sumbangsih serta pengabdian kepada bangsa dan negara.

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201426

DB_60_agustus.indd 26 09/10/2014 1:27:37

Page 27: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 27

Ek

sp

os

e

MoU LAGI: Kerja sama dengan lembaga keuangan kembali digalang LPDB-KUMKM guna memperluas akses pembiayaan pada usaha mikro kecil dan koperasi. Dirut Kemas Danial tampak tengah menanda-tangani perjanjian kerja sama dengan PT Bringin Srikandi Finance pada 25 Agustus 2014

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 27

DB_60_agustus.indd 27 09/10/2014 1:27:38

Page 28: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201428

Mi

tr

a KJKS BMT Assyafi’iyah Lampung Tengah

Menjaga Gengsi Koperasi Syariah

Dalam daftar peringkat 70 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang dirilis Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) tahun 2014, menem-patkan BMT KJKS Assyafi’iyah Lampung Tengah di posisi empat besar dengan pencapaian aset Rp 103,120 miliar dan pinjaman beredar Rp 105,684 miliar. Bagaimana kinerja BMT terbaik di Provinsi Lampung ini?

BERADA di posisi empat di antara BMT terkemuka se Jawa, di bawah UGT Sidogiri, Bina Sejahtera Umat, Lasem dan Maslahah Sidogiri merupakan prestasi membanggakan bagi BMT Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Assafi’iyah Lampung Tengah. Kiprah BMT Kota Gajah ini sebelumnya biasa-biasa saja bahkan dengan susah payah harus bersaing ketat dengan lembaga keuangan mikro konvensional yang tersebar di daerah tersebut. Kilas balik usaha mulai terlihat ketika pengurus kop-erasi ini mulai menerapkan standar manajemen yang menempatkan tenaga-tenaga profesional untuk

mengelola koperasi ini. Karyawan mendapat perhatian khusus yang tidak sekadar memeberikan standar upah di atas rata-rata tetapi juga senantiasa mendapat berbagai pelatihan mengenai perkoperasian dan perekonomian syariah. Hasil-nya, dalam tempo 10 tahun BMT ini berhasil menunjukkan prestasinya yang sangat lumayan.

Ketika didirikan pada 1995, keberadaan BMT ini dimaksud-kan untuk memaksimalkan fungsi pondok pesantren (ponpes) sebagai pusat pendidikan agama dan sekal-igus pengembangan ekonomi umat. Salah seorang penggagas lembaga

keuangan bernafaskan Islam ini, adalah Rohmat Susanto, pegawai negeri di sebuah puskemas dan aktivitis Muhammadiyah Kota gajah Lampung Tengah. KJKS ini adalah bagian dari upaya menghidupkan kembali aktivitas ponpes nasional Assyafi’iyah yang kala itu mengala-mi kemunduran.

Sebagai penggagas awal, Rohmat sudah meletakan pondasi manajemen yang profesional agar BMT yang didirikan tidak sekadar latah atau ikut ikutan. ”Lembaga keuangan mikro, terutama KSP waktu itu tumbuh subur di sini, saya tak ingin BMT ini beroperasi asal jalan, makanya saya minta harus ada pengelola profesional,” kenang putra Jawa kelahiran Lampung Ten-gah 9 Juni 1966 ini. Kendati di awal pendiriannya Rohmat tidak terlibat langsung di kepengurusan namun tokoh muda yang banyak aktif di

DB_60_agustus.indd 28 09/10/2014 1:27:42

Page 29: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 29

bidang kesehatan dan organisasi keagamaan ini tak berhenti menga-wasi perjalanan BMT Assyafi’iyah. Menurutnya usaha ini hanya bisa eksis kalau dikelola sepenuh hati. “Jangan setengah-setengah bekerja di koperasi, apalagi hanya sekadar batu loncatan untuk pindah bekerja ke tempat lain. Kalau ini yang terjadi maka koperasi ya akan tetap menjadi penerima bansos saja,” tegas sarjana Kesehatan Fakultas Kesehatan Umum jebolan Universi-tas Indonesia 2001 ini. Karenanya ketika dipilih sebagai sekretaris BMT selama 2002-2009, concern pertama Rohmat adalah menetap-kan upah para karyawan dengan standar di atas rata-rata. “saya mau mereka loyal dan tidak kalah gajinya jika dibanding bekerja di kantor pemerintah atau swasta lainnya,” ucapnya.

Menjaga Visi MisiDalam visi misinya yang dipa-

sang besar-besar di dinding kan-tor, koperasi ini bertekad menjadi lembaga keuangan syariah yang sehat, kuat, bermanfaat, mandiri dan islami. Upaya tersebut akan dicapai dengan sejumlah program, antara lain mengutamakan kes-ejahteraan anggota dan lingkungan; meningkatkan sumber pembiayaan dan penyediaan modal dengan prinsip syari’ah; mengembangkan usaha produktif di bidang perdagan-gan, pertanian, industri, dan jasa; menyelenggarakan pelayanan prima kepada Anggota dengan efektif, efisien dan transparan.

Sesuai dengan prinsip syairah yang jadi landasan operasionalnya, KJKS ini tak hanya menghimpun dan mengembangkan usaha-usaha produktif anggotanya, tetapi juga menyalurkan sebagian keuntungan-nya untuk aktivitas amal. Peng-himpunan dana baitul maal yang

bersumber dari zakat, infak, kotak amal dan shodaqoh pada 2012 mencapai Rp 490, 714 juta dan meningkat pada 2013 sebesar Rp 1,078 miliar. Dana tersebut disalurkan untuk pembiayaan Qardul Hasan (pinjaman kebajikan), bantuan biaya sekolah , kotal amal, bakti sosial dan santunan dengan total sebesar Rp 400,503 juta pada 2012 dan meningkat sebesar Rp 975,043 pada 2013.

Bagi kebanyakan pelaku koper-asi, nama Rohmat boleh jadi awam, lantaran konsentrasinya yang sangat serius untuk mengembangkan BMT di Lampung Tengah. Sarjana yang juga meraih S2 FKU Universitas Ga-jah Mada Yogyakarta 2008 ini san-gat terobsesi untuk menempatkan BMT sebagai lembaga keuangan bergengsi umat Islam dan sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat. Kerja keras itu memang berbuah manis, KJKS berbadan hukum NO. 28/BH/KDK.7.2/III/1999 ini tumbuh

signifikan dengan merambah 26 ca-bang di seantero Lampung dengan karyawan sebanyak 211 orang.

Total asetnya hingga triwulan 2014 mencapai Rp 128,366 miliar, kewajiban kewajiban mencapai Rp 115, 748 miliar dan dana sendiri

sebesar Rp 12,617 miliarBesarnya kepercayaan anggota

terlihat dari jumlah simpanan yang tercatat sebanyak Rp 59,002 miliar dengan pendapatan mencapai Rp 20,449 miliar. Sedangkan jum-lah dana yang beredar mencapai Rp 134,121 miliar miliar dengan anggota dilayani mencapai 10.105 orang.

Untuk memenuhi permintaan pinjaman pembiayaan anggota, BMT ini berhasil memperoleh dana bergulir LPDB-KUMKM sebesar Rp 10 miliar. Dana tersebut disalurkan kepada anggota yang umumnya adalah kalangan pedagang. Pinja-man untuk usaha mikro disalurkan kepada sebanyak 579 pelaku usaha dengan pembiayaan mencapai Rp 1,999 miliar, untuk usaha kecil sebanyak 506 pelaku dengan total dana Rp 7,909 miliar dan usaha menengah dua orang dengan total pinjaman Rp 130 juta.

Keberhasilan sebuah lembaga

keuangan yang melayani masyara-kat, pungkas Rohmat tidak melulu diukur dari besarnya infrastruktur maupun jumlah pinjaman yang dis-alurkan, melainkan apakah lembaga tersebut amanah dan bermanfaat bagi masyarakat. (Sri)

DB_60_agustus.indd 29 09/10/2014 1:27:43

Page 30: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201430

Ki

ne

rj

a

Menyegarkan Kinerja Lembaga

Keberadaan Dewan Pengawas (Dewas) di Lembaga Penge-lola Dana Bergulir diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Selain ber-fungsi sebagai pengawas yang independen Dewas juga diharapkan dapat memberi ide-ide segar mengenai me-kanisme penyaluran dana bergulir.

SUASANA di Auditorium LPDB-KUMKM di lantai 1, pada Senen pagi 8 Agustus 2014 tampak meriah dengan hadirnya sejumlah tamu pejabat berpakaian resmi. Para pejabat yang berasal dari ling-kungan Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Keuangan tersebut memang diundang untuk menghadiri pergantian Dewas di

lembaga berstatus Badan Layanan Umum tersebut. Ini adalah pergan-tian biasa, di mana secara berkala para Dewas LPDB-KUMKM memang mengalami pergantian guna dapat menyegarkan suasana kerja serta pengawasan yang lebih intensif terhadap kinerja usaha.

Sekretaris Kementerian Kop-erasi dan UKM Agus Muharram

dalam sambutannya mengatakan, bahwa pergantian anggota Dewan Pengawas ini merupakan upaya penyegaran bagi LPDB-KUMKM untuk mendorong lembaga ini agar selalu dinamis sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Ia berpesan kepada para anggota Dewan Pengawas yang baru untuk bekerja keras dan bersungguh-sungguh meningkatkan kinerja BLU ini. “LPDB-KUMKM saat ini telah menjadi kebanggaan dari Kemente-rian Koperasi dan UKM selaku induk Satuan Kerjanya. Selain itu, para anggota Dewan Pengawas yang baru diharapkan dapat terus berini-siatif menggali ide-ide kreatif untuk

Pergantian Dewas LPDB-KUMKM

DB_60_agustus.indd 30 09/10/2014 1:27:44

Page 31: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 31

Ki

ne

rj

apeningkatan pelayanan dan kinerja, serta meningkatkan pengawasan terhadap BLU ini,” pintanya.

Sejumlah nama yang dilantik pada kesempatan itu adalah Dr Dini Kusumawati SE ME sebagai Ketua Dewas LPDB-KUMKM yang baru menggantikan Dr. Agus Suprijanto, SH, dan Anggota Dewan Pengawas baru yaitu Tavianto Nugroho, SH, dan juga Drs.H.Abdul Shobur, SH, MM, yang menggantikan Ir. Irawan Satrio Leksono, MM yang pada bulan Agustus 2014 lalu mengundurkan diri sebagai Dewan Pengawas LPDB-KUMKM serta Drs.Tata Suntara, DESS. Dini Kusumawati yang lahir di Jakarta 9 Mei 1974 sebelumnya adalah Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik di Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Sarjana ekonomi bidang studi pem-bangunan di raihnya di Universitas Padjajaran, S2 bidang Magister Manajemen di Universitas Indonesia dan S3 (dokrtoral) di Unpad. Se-dangkan anggota Dewas Tavianto Nugroho adalah mantan pejabat di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Abdul Shobur adalah mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Selatan, dan Tata Suntara mantan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

Dirut Kemas Danial pada kesem-patan itu mengatakan kinerja lem-baga yang dipimpinnya mengalami apresiasi yang terus membaik teru-tama dengan besarnya kepercayaan pemerintah dalam penyaluran dana bergulir ke KUMKM. Hingga 6 Agus-tus 2014 LPDB telah menyalurkan total dananya ke KUMKM sebesar Rp 4,69 triliun kepada sekitar 3200 mitra usaha di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap sebagai implikasi penyaluran dana bergulir tercatat sebanyak 1.171.643 orang, semen-

tara tahun 2013 tercatat sebanyak 1,042.333 orang tenaga kerja. Dari data tersebut menunjukkan bahwa LPDB-KUMKM fokus terhadap penyerapan tenaga kerja, sekaligus berupaya terus dalam menekan angka pengangguran.

Integritas Sektor PublikSelain mampu mendudukkan

posisi sebagai BLU terbaik dari total 117 satker BLU se Indonesia, LPDB-KUMKM juga memperoleh penilaian yang memuaskan dari Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. Melalui survey KPK yang dilakukan sejak bulan Juni-Oktober 2012 dan melibatkan sejumlah responden pengguna layanan publik, LPDB-KUMKM mendapat nilai in-

tegritas di atas 7. Adapun penilaian survey tersebut dilakukan terhadap 498 unit layanan yang tersebar di 20 instansi pusat, 5 instansi vertikal dan 60 pemerintah daerah, serta sebanyak kurang lebih 15.000 orang responden.

LPDB-KUMKM yang merupakan satuan kerja (satker) Kementerian Koperasi dan UKM memperoleh nilai integritas sebesar 7,15 dan men-empati posisi ke-12 dari sebanyak 40 unit layanan instansi pusat yang disurvey. Penilaian survey tersebut dilakukan dengan menggabungkan

dua unsur, yakni pengalaman integri-tas dengan bobot 0,667 dan potensi integritas dengan bobot 0,333. Pengalaman integritas merefleksikan pengalaman responden terhadap tingkat korupsi yang dialami, serta potensi integritas merefleksikan faktor-faktor yang berpotensi menye-babkan terjadinya korupsi.

Hasil survey menunjukkan bahwa LPDB-KUMKM fokus terhadap pro-gram dan kebijakan yang digaung-kan pemerintah dalam memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. KPK yang merupakan lembaga indepen-den pemerintah mensurvey seluruh responden dari pengguna langsung layanan publik. Survey itu sendiri memiliki nilai standar minimal integritas yang ditetapkan oleh KPK yaitu 6,00. Sehingga dengan standar tersebut diharapkan dapat mengop-timalkan pencegahan tindak korupsi, serta dalam upaya menelusuri akar permasalahan korupsi di sektor pelayanan publik. Selain adanya ha-sil atau nilai survey integritas sektor publik, lembaga publik juga diper-siapkan sejumlah upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah dan layanan yang rentan terjadinya korupsi.

Di sisi lain, KPK melakukan sur-vey tersebut dalam rangka meman-tau sejauh mana efektivitas pengen-dalian terjadinya korupsi di layanan publik sebagai upaya mekanisme check dan balance antara penyedia dan pengguna layanan publik. Sur-vey itu juga merupakan peringatan awal kepada instansi pusat, instansi vertikal, maupun pemerintah daerah untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas dalam ke-giatan layanan publiknya. Penilaian integritas layanan terus dilakukan secara reguler dengan memantau berbagai sektor pelayanan publik yang ada di instansi pusat dan dae-rah. (Eko)

Hingga 6 Agustus 2014 LPDB telah menyalurkan

total dananya ke KUMKM sebesar Rp 4,69 triliun

kepada sekitar 3200 mitra usaha di seluruh

Indonesia.

DB_60_agustus.indd 31 09/10/2014 1:27:45

Page 32: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201432

Li

nt

as Kerja Sama Empat Perusahaan

Buka Akses Pasar UKMPEMERINTAH terus menggalak-kan pemberdayaan usaha mi-kro, kecil dan menengah melalui berbagai program kebijakan. Selain menyediakan berbagai pelatihan kewirausahaan, pameran da-gang dan dukungan pembiayaan, pemerintah juga membuka akses pasar yang bekerjasama dengan

sejumlah usaha swasta. Salah satu kerja sama teranyar adalah dengan empat instansi untuk fasilitasi dan pendampingan bagi UMKM di sen-tra industri makanan dan minuman serta sayur mayur Jawa Barat. Empat instansi tersebut adalah Business Development Service-Provider (BDS-P), Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUMKM), PT Bank BJB dan PT Carrefour Indonesia.

Kerja sama tersebut kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengem-bangan Usaha Kementerian Koperasi

dan UKM, Braman Setyo, dimak-sudkan untuk membangun bisnis KUMKM, sehingga stakeholder atau pemangku kepentingan dilibatkan dalam pendampingan pada sentra-sentra makanan, minuman, dan sayur mayur tersebut.

Berbicara kepada pers, Selasa, 5 Agustus lalu, Braman Setyo men-

gatakan keempat lembaga tersebut sepakat untuk memberikan dukun-gan pasar bagi KUMKM sehingga mampu mengakses perusahaan ritel besar nasional. “ LLP-KUKM siap membuka gerai bagi produk KUMKM dan BDS-P juga siap memberikan pendampingan,” kata Braman. Dukungan positif lainnya adalah dari Bank BJB juga sudah menyatakan kesiapannya dalam pembiayaan alternatif, yakni pro-gram kredit cinta rakyat (KCR). Pla-fon pinjaman maksimal Rp 50 juta,

jangka waktu pinjaman maksimal 3 tahun.

Sedangkan komitmen PT Carre-four Indonesia adalah menyediakan gerainya untuk pemasaran produk dengan meluncurkan tiga pro-gram, masing-masing Pojok Rakyat, Bazaar Rakyat, dan Capacity Build-ing. Khusus Pojok Rakyat, untuk

fasilitasi pemasaran produk KUMKM pada 39 gerai Carrefour di seluruh Indonesia.

Untuk Bazaar Rakyat, Carre-four mengadakan event promosi terhadap seluruh produk KUMKM secara reguler di seluruh gerainya. ”Carrefour tidak mengenakan sistem listing fee. Pembayaran juga dilakukan maksimal 10 hari setelah invoice diterima perusahaan ritel itu. Namun harus ada rekomendasi dari Dinas Koperasi dan UKM setempat,” pungkas Braman Setyo. (Tod)

DB_60_agustus.indd 32 09/10/2014 1:27:51

Page 33: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 33

hukum karena UU ini pernah berlaku sebagai hukum positif namun tetap harus menyesuaikan kembali ang-garan dasar dan anggaran rumah tangga sesuai UU No 25 Tahun 1992,” ujarnya dalam acara Work-shop Pengembangan Koperasi di DIY bertema Koperasi Indonesia Menuju

Ekonomi Global, Rabu 20/8/14) di Yogyakarta.

Namun tetap saja menurut Setyo bagi koperasi yang didirikan berdasarkan UU No 25 Tahun 1992 yang sudah menyesuaikan den-gan UU No17 Tahun 2012 yang dibatalkan tersebut, maka peruba-

Li

nt

as

Kembali kepada UU No 25/92Pasca pembatalan UU No 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian oleh Mahkamah Konstitusi, para pelaku koperasi diminta me-nyesuaikan regulasi usaha dan organisasinya dengan mengacu pada UU No 25 Tahun 1992.

KISRUH di seputar legalitas perkop-erasian sempat membuat panik sejumlah pengurus dan pengelola perkoperasian di tanah air, terutama bagi koperasi-koperasi yang baru berdiri pasca terbitnya UU Koperasi No 17 Tahun 2012. Pasalnya, UU yang menabur kontroversial itu dito-lak keberadaannya oleh Mahkamah Konstitusi (MK) menyusul tuntutan uji materiil oleh sejumlah pelaku koperasi.

Bagi koperasi yang sudah berdiri sebelum UU tersebut berlaku mung-kin tidak ada masalah, paling banter hanya menyesuaikan kembali dengan peraturan lama yaitu UU No 25 Tahun 1992, UU Koperasi era Orde Baru. Tidak demikian halnya dengan koperasi yang berdiri pasca UU 17 Tahun 2012. Bagaimana mereka menata usaha dan organisasinya lantaran basic legalnya sudah dianulir oleh MK? Untuk menjawab kegalau-an tersebut, Deputi Bidang Kelem-bagaan Kementerian Koperasi dan UKM Setyo Heriyanto menyatakan setiap koperasi harus kembali ke peraturan lama yaitu UU No 25 Tahun 1992. “Koperasi-koperasi yang didirikan berdasarkan UU No 17 tahun 2012 tetap sah secara

DB_60_agustus.indd 33 09/10/2014 1:27:51

Page 34: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201434

Li

nt

as

Bhas

koro

Siap Mundur Tapi Tetap Peduli KUMKM

MENJELANG pelantikan ang-gota DPR RI Periode 2014-2019 pada pertengahan September mendatang, Syarief Hasan menga-takan siap mengundurkan diri dan meletakkan jabatannya sebagai Menteri Koperasi dan UKM. “Saya akan mundur pada pertengahan September 2014 karena akan dilan-tik sebagai anggota DPR RI periode

2014-2019,” ujarnya kepada pers, Selasa (26/8/14). Namun demikian Syarief Hasan menegaskan, ken-dati mundur dari jabatan sebagai Menteri Koperasi dan UKM, tidak akan membuatnya berhenti untuk fokus dan memperhatikan upaya pemberdayaan KUKM di Tanah Air. Perjuangan pemberdayaan bisa dilakukan dari mana saja termasuk

dari kursi wakil rakyat di Senayan. “Pesan saya kepada siapapun nanti pengganti saya, tolong tingkatkan apa yang sudah dicapai KUKM sekarang,” ujarnya.

Syarief Hasan men-gaku bisa berpuas diri dan gembira mengingat saat ini sudah ada salah satu koperasi di Indone-sia yang berhasil men-embus koperasi dunia pada peringkat 205 dari 300 koperasi besar dunia. Selain itu, jumlah koperasi juga meningkat signifikan hingga lebih dari 207 ribu koperasi

dengan jumlah anggota 35 juta orang. Jumlah UKM juga tercatat meningkat drastis didukung se-mangat kewirausahaan yang sudah semakin memasyarakat. “Ambisi saya yang belum tercapai sebena-rnya saya ingin setidaknya ada empat atau lima koperasi Indonesia yang masuk dalam koperasi besar dunia,” ujarnya.

han anggaran dasarnya tetap harus dilaporkan kepada pemerintah dan perubahan anggaran dasar itu harus diputuskan dalam rapat anggota. “Khususnya yang menyangkut peng-gabungan, pembagian, dan perubah-an bidang usaha koperasi yang harus dimintakan pengesahannya kepada pemerintah,” katanya.

Sementara pendirian koperasi yang dilakukan setelah keputusan MK, kata Setyo, mesti didasarkan pada UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pelaksa-naannya. Dia menambahkan, proses

penerbitan akta koperasi melalui no-taris sesuai peraturan menteri, maka notaris dapat menyesuaikan kembali proses tersebut dengan UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Perubahan AD/ARTLalu bagi koperasi yang didirikan

dan telah melakukan perubahan anggaran dasar berdasarkan UU No 17 Tahun 2012 maka koperasi harus melakukan perubahan anggaran dasar secara menyeluruh sesuai den-gan UU No 25 Tahun 1992 karena UU yang dibatalkankan MK itu sudah

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Perubahan anggaran dasar itu, kata dia, harus dimintakan pengesa-hannya kepada pemerintah sepan-jang terkait dengan penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha koperasi.

“Perubahan anggaran dasar ini harus diputuskan dalam rapat ang-gota dan konversi ekuitas dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi ke simpanan pokok dan simpanan wajib tidak boleh mengurangi jumlah ekuitas,” tegas Setyo. (San)

DB_60_agustus.indd 34 09/10/2014 1:27:55

Page 35: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 35

Ti

ps

Cara Mengenali Koperasi BodongDALAM beberapa waktu terakhir, koperasi sering kali diselewengkan fungsinya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sebagai alat untuk menghimpun dana masyarakat melalui investasi bodong yang menjan-jikan bunga selangit.

Promosi yang gencar dan janji-janji manis di awal menjadi penarik hati sehingga tidak heran banyak ma-syarakat yang menjadi korban. Oleh karena itu masyara-kat perlu benar mengenali koperasi-koperasi bodong agar tidak kemudian menjadi korban investasi palsu yang menyesatkan tersebut.

Lalu bagaimana cara terhindar dari investasi abal-abal alias bodong dari wadah yang mengaku koperasi itu? 1. Dalam berinvestasi selalu

gunakan akal sehat. Investasi apapun bentuknya

pasti mengandung risiko, namun perhatian bahwa tidak mungkin ada investasi berbunga hingga 40 persen perbulan dan bisa kembali dalam waktu singkat. Seseorang hendaknya jangan mudah kehilangan rasionalitas ketika mendapatkan jenis penawaran dengan imbal hasil yang kelewat tinggi. Ingat kemampuan dukun pengganda uang selama ini hanyalah mitos.

2. Sebelum berinvestasi sebaiknya telusuri asal-usul lembaga atau koperasi tersebut.

Jangan segan untuk mempelajari dulu apakah lembaga itu benar-benar bekerja sebagaimana layaknya koperasi. Apakah anggota atau member diperlakukan sebagai pemilik atau nasabah, sebab jika anggota hanya diposisikan sebagai nasabah dan juga tidak ada mekanisme pendidikan dan informasi yang memadai untuk anggota sudah bisa dipastikan bahwa koperasi tersebut hanya abal-abal.

Seringkali lembaga yang mengatasnamakan koperasi itu menggunakan skema skema kongsi atau gali lubang tutup lubang. Oleh karena itu jangan mudah tergiur janji keuntungan tinggi dalam setiap bulannya. Masyarakat bisa bertanya ke berbagai sumber terkait kredibilitas perusahaan investasi ini atau koperasi itu.

3. Periksa Badan Hukum. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah cek badan

hukum koperasi itu. Apakah izinnya sesuai dengan usahanya. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) kecil tapi menjalankan bisnis dengan SIUP besar adalah pelanggaran.

Khusus perusahaan investasi ‘berbaju’ koperasi, pasti-kan manajemen menjalankan usahanya sesuai aturan. Berdasarkan ketentuan, koperasi diperbolehkan mencip-takan produk investasi. Namun ruang lingkupnya hanya sebatas anggota. Di luar itu, masyarakat patut curiga.

Jadi kalau sudah meluas ke anggota lain (teman), bah-kan datang dari kota lain, maka bisa dikatakan bukan koperasi lagi. Jika perlu, segera dihubungi regulator dan cross-check kepada Kementerian Koperasi dan UKM. (San)

DB_60_agustus.indd 35 09/10/2014 1:27:55

Page 36: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201436

Ti

ps

Kasus Kelam Koperasi BodongCATATAN buruk tentang berbagai kasus koperasi bodong mes-tinya sudah cukup jadi pelajaran bagi kita, terutama bagi aparat pemerintah di daerah agar tidak mudah memberikan badan hu-kum pendirian koperasi. Kasus tidak sedap yang pernah mencuat kepermukaan menarik kita tampilkan kembali agar masyarakat terhindar dari tipu daya.

Koperasi Karang Asem Membangun (KKM)

KOPERASI yang beroperasi pada 2006 ini sangat tersohor lantaran produk investasinya yang meng-giurkan. Sejumlah pejabat yang jadi pengurus ko-perasi ini membuat masyarakat tidak meragukan kredibilitasnya. Dengan bekal kredibilitas terse-but, KKM mampu menarik nasabah dari golongan pejabat dan masyarakat berpendidikan tinggi.

Ragam usaha KKM antara lain simpan pinjam dan toko. Namun yang jadi primadona adalah capital investment (investasi modal) lantaran menjanjikan tingkat pengembalian investasi sebesar 150% setelah tiga bulan menanamkan modal. Dengan kondisi sosial dimana mayoritas masyarakat tergolong ekonomi kurang mampu dan juga pendidikan yang relatif rendah, iming-iming keuntungan sebesar itu sangat meng-

giurkan. Kendati menawarkan produk investasi, KKM sama sekali tidak mengantongi ijin dari Bapepam. Layanan Invest-ment Capital tersebut adalah penipuan model piramida uang. Sebagian nasabah yang ma-suk duluan, memang berhasil mendapatkan kembali uangnya sekaligus dengan ‘keuntungan-nya’. Seorang pemodal misal-

nya, memberikan testimoni bahwa hanya dengan bermodalkan Rp 500 ribu, dalam waktu 3 bulan ia mendapatkan hasil Rp.1,5 juta. Dengan iming-iming 150% tersebut, antara November 2007 hingga 20 Februari 2009, KKM berhasil menjaring 72.000 nasabah dengan nilai total simpanan Rp 700 miliar. Secara akal sehat, sangat tidak masuk akal bahwa produk investasi KKM bisa menawarkan keuntun-gan begitu tinggi (150% per tiga bulan alias 600% per tahun). Perlu diingat, return 150% hanya untuk nasabah saja, belum termasuk biaya operasional dan margin bagi KKM. Artinya, KKM harus menginvesta-sikan modal nasabah dengan return di atas angka 150% tersebut dalam waktu tiga bulan, agar skema capital investment tidak ambruk. Ini tentunya boleh dikatakan mustahil bisa bertahan lama.

DB_60_agustus.indd 36 09/10/2014 1:27:56

Page 37: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 37

KON

TAN

Nul

l

Koperasi Langit Biru (KLB)KLB beroperasi pada 20 Juli 2011 dengan badan hukum diterbit-kan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Banten dan diperkuat Akta Notaris Winda Wirata No 24 tanggal 9 April 2011. Koperasi ini menawarkan investasi dengan imbal hasil tinggi. Paket investasinya

berkisar Rp 385.000 - Rp 14 juta yang akan diputarkan dalam bisnis pengelolaan daging dan hasil peternakan. Imbal hasilnya mencapai 258,97% dalam dua tahun atau 10% sebulan dari nilai penyertaan.

Dengan tawaran menggiurkan itu, KLB berhasil menghimpun 125.000 anggota dengan total investasi mencapai Rp 6 triliun. Pi-hak KLB menjanjikan bahwa dana investasi itu akan diputarkan un-tuk menjalankan bisnis di daerah lainnya. Namun dalam praktiknya ini merupakan tipu daya semata untuk membayar bonus investor lama. Mirip-mirip dengan skema ponzi yang terkenal itu.

Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKG)

Meski tidak sehebat KLB, namun kasus yang melanda KCKG yang beroperasi di kota Bandung cukup meresahkan dan kian melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap usaha koperasi. Koperasi yang bergerak di bisnis transportasi ini mencatat kerugian dana nasabah hingga mencapai Rp 3,2 triliun. Dana sebesar itu adalah milik 8.700 mitra usaha yang dihimpun sejal periode 2007 - 2014.

Koperasi ini menawarkan skema investasi dengan cara melakukan penyertaan modal minimal sebesar Rp 100 juta. Tingkat bunga yang diberikan tergantung dari berapa lama investor bersedia menyimpan uang di Koperasi tersebut dengan minimal penyimpanan 1 tahun sam-pai dengan 5 tahun, dan dengan bagi hasil keuntungan dari 1,5% per bulan sampai 1,9% per bulan.

Pada awal kasus gagal bayar bagi hasil koperasi, pihak koperasi mengatakan bahwa ini terjadi karena penurunan harga batubara dan adanya kebijakan pemerintah yang melarang impor sumber daya alam mentah ( raw material ) dan harus memberikan nilai tambah berupa pengolahan. Seperti yang sudah dirilis berb-agai media, imbal hasil yang dijanjikan ternyata meleset dan sang pemilik harus berurusan dengan pihak berwajib. (Ira)

Ti

ps

DB_60_agustus.indd 37 09/10/2014 1:27:57

Page 38: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201438

Inte

rnas

iona

l

Affiliated Foods, Inc

Ketika Pedagang Kecil Bersatu

Membangun usaha bersama untuk mengatasi anca-man pasar yang tidak ramah adalah semangat pertama yang melatarbelakangi kelahiran koperasi pangan, Affiliated Foods Incorporated di Amerika Serikat.

MEREKA awalnya adalah se-kumpulan pedagang kecil usaha makanan yang merasa resah lan-taran semakin sulitnya mendapat-kan pasokan barang murah dari pabrikan atau grosir besar. Pen-gusaha besar pangan menganggap pedagang kecil tersebut sebagai saingan ketimbang sebagai tulang punggung pemasaran produknya. Akibatnya, nasib usahawan kecil kala itu terancam gulung tikar.

DB_60_agustus.indd 38 09/10/2014 1:27:58

Page 39: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 39

Li

nt

as

Inte

rnas

iona

lMaka, di penghujung akhir per-ang dunia 1945 itu pada pedagang kecil di Oklahoma, New Mexico, dan Texas di Amerika Serikat sepakat untuk mengakhiri tindakan sepi-hak para pedagang besar dengan membentuk asosiasi bersama, yaitu Panhandle Associated Grocers, Inc bermarkas di Amarillo, Texas

Kendati hanya didukung sejum-lah kecil pedagang saja, namun mereka adalah para pekerja yang ulet dan gigih sehingga asosiasi yang dimulai dengan menyewa gudang seluas 4.000 meter persegi mampu bertahan. Pesanan perta-manya terjadi pada Februari 1946 setelah selama dua bulan pertama beroperasi nyaris tanpa ada pembeli. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, pada 1960 asosiasi ini pindah ke Washington selatan dan tetap eksis sampai sekarang. Setelah semakin maju dan berkembang, pada 1 November 1968 sebuah pe-rusahaan grosir yaitu South Plains Associated Grocers, Inc di Lubbock, Texas bergabung dan asosiasi ini berubah nama menjadi Affiliated Food Inc (AF).

Kini setelah 69 tahun, AF telah menjadi grosir pangan ayng terbi-lang besar di AS dengan jaringan toko dan restoran mencapai 800 unit tersebar di tujuh negara bagian di wilayah barata daya AS yaituTex-as, Oklahama, Kansas, New Mexico, Colorado, Arizona dan Arkansas.

Selama enam dasa warsa itu, AF konsisten menjalankan bisnisnya di sektor pangan dengan keung-gulan produk yang sulit dikejar oleh para pesaingnya. AF hanya menjual produk seperti roti, susu dan dag-ing yang semuanya disajikan dalam kondisi sangat segar Perusahaan yang mencatat penjualan sekitar satu miliar dolar AS per tahun ini memiliki kantor pusat yang luas di Amarillo dengan armada -armada

traktor yang efisien, pabrik susu, dan tempat penyimpanan dan kemasan untuk produk susu, roti, dan ken-tang. Perusahaan grosir makanan dengan jumlah karyawan sebanyak 1.257 orang ini, memanjakan konsumennya dengan menyediakan sekitar 36.000 item barang dan produk makanan yang tersebar di toko-toko grosirnya.

Saat ini, di bawah kepemimpinan Randy Arceneaux, koperasi ritel ini berhasil mengantongi total penjua-lan sebesar US$ 1,463 juta pada tahun 2012 dan menempatkan dirinya pada urutan ke 36 dari 100 Besar Koperasi Amerika tahun 2012.

(Sri)

DB_60_agustus.indd 39 09/10/2014 1:27:59

Page 40: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201440

com

mon

s.wik

imed

ia.o

rg

Per

isti

wa

KraktauSang Legendaris Di Selat Sunda

Lebih dari 131 tahun lalu, Selat Sunda menjadi neraka

paling mematikan tepat ketika Gunung

Krakatau tua yang terletak di antara Pulau Jawa dan

Sumatra itu men-gamuk bersama le-tusan dan tsunami

mahadahsyat.

PUNCAKNYA terjadi pada Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20, gunung itu memuntahkan ledakan hebat. Letusan itu begitu keras dan terdengar hampir 3.110 km (1,930 mil) jauhnya hingga ke Perth, Australia Barat, dan Rodrigues di Mauritius (4.800 km). Masing-masing letu-san disertai dengan gelombang tsunami, yang tingginya diyakini mencapai 30 meter di beberapa tempat. Su-ara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National

Geographic, ledakan Krakatau ketika itu adalah yang paling besar dengan suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.

Awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan lebih dari 36.000 jiwa. Sampai sebelum 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperki-rakan setara 200 megaton TNT, kira-kira hampir empat kali lipat lebih kuat dari Tsar Bomba, yakni senjata

DB_60_agustus.indd 40 09/10/2014 1:28:05

Page 41: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 41

Pe

rist

iwatermonuklir paling kuat yang pernah diledakkan, atau

mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Sejumlah laporan juga menyebut, kerangka-kerangka manusia ditemukan mengambang di Samudera Hindia hingga pantai timur Afrika sampai satu tahun setelah letusan.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbe-sar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah manusia.

Letusan Krakatau kemudian menyebabkan perubah-an iklim global. Dunia sempat gelap selama dua seten-gah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat bulan berwarna biru. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Letusan Gunung Krakatau ini tercatat sebagai ben-cana besar pertama di dunia setelah penemuan tele-graf bawah laut. Sayangnya, kemajuan tersebut belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Akibat ledakan Krakatau yang maha dahsyat, tiga perempat tubuh Krakatau hancur lebur menyisakan kaldera di Selat Sunda.

Bagian tepi kawahnya dikenal dengan Pulau Rakata, Pulau Sertung dan Pulau Panjang. Muncul juga dari per-mukaan laut, anak Gunung Krakatau yang hingga saat ini masih terus aktif.

Krakatau PurbaPara ahli memperkirakan, pada masa purba terdapat

gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akh-irnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Konon, akibat letusan Krakatau Purba ini, menjadi penyebab abad kegelapan di muka bumi, dengan mun-culnya penyakit sampar bubonic lantaran temperatur udara mendingin. Penyakit sampar inilah yang segara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakh-irnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan

jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.

Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.

Mulai 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki.

Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang ter-jadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat mena-kutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letu-san ini akan terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desem-ber 2004 juga tidak bisa diabaikan. Berbagai sumber

DB_60_agustus.indd 41 09/10/2014 1:28:06

Page 42: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201442

Pr

os

pe

k

Menangkal Biaya Listrik yang Membengkak

Panik melihat tagihan rekening listrik yang membengkak akibat pemakaian arus listrik yang berlebihan? Tak usah

khawatir gunakan saja alat penghemat daya listrik yang modelnya juga banyak

beredar di pasaran. Di antaranya adalah ENTER Indonesia yang telah lolos uji

kelayakan berkali-kali dan terdaftar di Dirjen HAKI.

BENTUKNYA cukup mungil dengan ukuran 7cm x11 cm, namun kemampuannya menghemat pemakaian lis-trik sudah teruji sejak 2006. Itulah produk inovatif Alat Penghemat Daya Listrik merk ENTER Indonesia yang dikembangkan oleh Edi Suwandi.

Ini memang bukan satu-satunya alat penghemat daya listrik yang banyak dijual di pasaran, namun menu-rut Edi produk yang dikembangkannya bersama dengan sejumlah pakar kelistrikan dari ITB sudah teruji dan berkali-kali mengalami uji coba. “Hasilnya, ENTER diakui sebagai produk yang bisa membantu masyarakat dalam menghemat arus listrik dan tidak merugikan PLN,” kata pengusaha muda kelahiran Lampung 1969 ini.

Mengapa alat sejenis ini menjadi penting? Seperti dikatakan Edi Suwandi bahwa penggunaan arus listrik telah menjadi konsumsi utama dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini.

DB_60_agustus.indd 42 09/10/2014 1:28:17

Page 43: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 43

Pr

os

pe

k

Bhas

koro

Menangkal Biaya Listrik yang Membengkak

Berkat revolusi di bidang komunikasi berbasis komputer misalnya, orang tidak perlu lagi bersusah payah berbelanja, mencari informasi aktual, membaca peta hingga mendengarkan musik dan menonton film. Semuanya tersedia serba on-line. Kendati praktis dan efisien namun tidak berarti pengeluaran ekonomi semakin hemat. Penggunaan komputer, AC, televisi dan perkakas rumah tangga berbasis listrik lainnya menye-babkan tingkat konsumsi energi listrik menjadi lebih besar.

Bagaimana mengatasi agar biaya listrik dapat ditekan sementara kenyamanan hidup dapat terus berlanjut? Solusi itulah yang secara jeli dijawab oleh Edi Suwandi dengan merancang sebuah alat penghemat pemakaian listrik yang disebut Bank Capasitor Saver.

Alat ini biasanya dipakai pada industri atau gedung-gedung dengan kapasitas pemakaian liatrik yang besar. Namun, sejak 2006, bersama dengan sejumlah tim ahli jebolan Jerman, Edi merintis penggunaan kapasitor bank untuk kebutuhan yang lebih kecil yaitu skala rumah tangga. Melalui percobaan berulang dan uji laborato-rium yang ketat, kini alat sejenis dapat dipakai untuk segmen rumah tangga, perkantoran dan industri kecil.

Pada awalnya pemakaian alat penghemat listrik ini sempat dicurigai sebagai produk illegal yang merugikan PT PLN (Persero). Namun Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen dan Sumber Daya Mineral pada 2006 mengeluarkan surat, bahwa PT PLN (persero) tidak boleh melarang konsumen tenaga listrik untuk menggunakan alat penghemat daya sebelum dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap alat

penghemat daya di laboratorium yang independen. Padahal Enter Indonesia telah melakukan uji coba kelay-akan berulang kali untuk membuktikan bahwa produk ini layak dipakai oleh masyarakat.

Seperti dijelaskan Suwandi, alat yang mampu menghemat daya listrik 10% hingga 40% per bulan ini bekerja dengan cara meredam bahkan menghilangkan tarikan awal / daya semu / induksi listrik yang ada pada peralatan listrik / elektronik. (Contoh nyata pada saat anda menyalakan pompa air, AC, mesin cuci, dll. Pada saat start awal biasanya memerlukan tarikan WATT yang cukup besar yang menyebabkan putaran pada meteran listrik menjadi cepat).

Karena fungsinya menyimpan listrik, maka secara otomatis ENTER INDONESIA melepas energi listrik

simpanannya untuk membantu tarikan awal tersebut, sehingga putaran pada meteran listrik tetap stabil. Dengan cara terse-but ENTER INDONESIA dapat menghemat biaya pemakaian listrik, Namun tingkat penghematan tentu sangat tergantung pada peralatan dan pemakaian.

Sejak mulai berop-erasi pada 2006, ENTER INDONESIA yang saat ini beroperasi di bawah PT Sains Solusi Global (SSG) mengalami peningkatan cukup menggembirakan dengan produksi mencapai

10 ribu unit per bulan. Edi Suwandi bertekad mem-perluas pangsa pasar produknya ke pelosok tanah air melalui kerja saja dengan sejumlah mitra usaha, antara lain dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) “Potensi pasarnya masih sangat besar apalagi jumlah konsumen listrik secara nasional sudah mencapai jutaan pelanggan,” pungkasnya. (Sri)

Enter Indonesia

Gedung Starpage Lt. 3 Jl. Salemba Tengah No.5Jakarta Pusat

Telp. +62-21-39830701, 39830702Fax. +62-21-39830550

www.teknikaindonesia.com

DB_60_agustus.indd 43 09/10/2014 1:28:18

Page 44: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201444

He

rita

ge

BOROBUDUR

Setelah Sembilan Abad Terkubur Dalam Misteri

Seperti apa Borobudur ketika pertamakali ditemukan pada 300 tahun lampau, di kerimbunan hutan belu-kar. Nama candi besar ini justru dikenal lewat naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di balik sejarah besar itu, adalah Thomas Stam-ford Rafless yang dianggap paling berjasa membawa Borobudur ke tengah wacana publik dunia, hingga hari ini.

PASCA LETUSAN gunung api yang maha dahsyat pada tahun 1006, Borobudur terkubur hingga meny-erupai bukit dan tak lagi disadari keberadaannya hingga berabad-abad kemudian.

Hingga era 1700-an penduduk setempat mendapati hutan belukar tak biasa yang lalu diberi nama Redi Borobudur. Di sanalah Naskah

Babad Tanah Jawi (1709-1710) bercerita perihal hukuman mati di Redi Borobudur untuk Mas Dana, seorang pemberontak bagi Raja Paku Buwono I,

Puluhan tahun berselang pada 1758, tercetus berita Pangeran Monconagoro dari Yogyakarta yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sang-

kar. Kemudian pada 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir.

Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, un-tuk membersihkan bukit tersebut. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi tampak semakin jelas dan pemugaran dilan-jutkan pada 1825.

Karena ancaman longsor, Corne-lius tidak dapat menggali dan mem-bersihkan semua lorong. Ia melapor-kan penemuannya kepada Raffles termasuk menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Sehingga Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali monumen ini, dan menarik perhatian dunia

DB_60_agustus.indd 44 09/10/2014 1:28:35

Page 45: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 45

He

rita

geatas keberadaan monumen yang

pernah hilang ini.Hartmann, seorang pejabat

pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius dan pada 1835 akhirnya seluruh bagian bangunan telah ter-gali dan terlihat. Minatnya terhadap Borobudur lebih bersifat pribadi daripada tugas kerjanya. Wilsen, ta-hun 1853, yang mengatakan bahwa Hartman menyuruh bongkar stupa puncak, dan menemukan sebuah arca Buddha yang belum selesai, dan benda-benda lain termasuk sebilah keris. Di samping itu Wilsen mendapat tugas membuat gambar-gambar tentang candi Borobudur.

Pemugaran selanjutnya dilaku-kan pada 1907-1911 oleh The-odorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sam-pai kepada ajaran-ajaran yang di-kandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India.

Ia juga pergi ke Sri Lanka untuk melihat susunan bangunan pun-cak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutter-heim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana.

Oleh sebab itu, ia menuntut para pemugar harus memiliki sekelu-mit sejarah agama ini di Indone-sia. Penelitian terhadap susunan

bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis be-rada pada satu jalur.

Masih Tetap MisteriProyek restorasi Borobudur yang

dilakukan Van Erp memang tercatat sebagai proyek terbesar. Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi ked-ua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan dari bulan Agustus

1913 sampai tahun 1983. Namun, sampai sekarang Candi Borobudur masih menyimpan sejumlah misteri.

Hingga kini be-lum juga terungkap tentang siapa yang merancang Candi Borobudur, berapa jumlah orang dipe-

kerjakan untuk membangun candi tersebut, dari mana saja batu untuk membangun candi? Filosofi apa yang digunakan untuk membuat candi tersebut? Tetapi yang pasti candi ini merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia yang mencer-minkan betapa besar budaya nenek moyang di masa lampau. (Bhas)

DB_60_agustus.indd 45 09/10/2014 1:28:36

Page 46: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201446

Sel

ing

an

Sudoku dimulai dengan beberapa sel yang sudah terisi dengan ang-ka. Isilah sel-sel yang kosong dengan angka antara 1 dan 9 (setiap sel hanya 1 angka). Angka hanya dapat muncul sekali dalam setiap baris, kolom dan area.Selamat mencoba!!!

Mesem

6

8

5

8 49

7

87 62

43

2 8

6

1 58

7 68

164

5

413

8

Berikan Saya Ciuman Terakhirmu

Seorang preman berwajah garang sedang mengendarai motor Harley-nya, ketika melewati seorang gadis cantik bergaun panjang yg sedang berdiri di atas jembatan layang.

Ia menghentikan motornya dan bertanya : “apa yg sedang kamu laku-kan ?”Jawab sang Gadis :”saya ingin bunuh diri”

Mengambil kesempatan ini sang preman berkata :”kalau begitu sebe-lum kamu melompat, berikan saya ciumanmu yg terakhir”

Sang gadis pun menciumnya. Setelah ciuman berakhir, sang preman dengan wajah berseri-seri berkata: “mengapa kamu ingin bunuh diri ?

Ciumanmu begitu panas dan menggairahkan. Pasti banyak lelaki yg akan tergila-gila dengan ciumanmu ini”

Dengan sedih sang gadis menjawab : “saya ingin bunuh diri karena orangtua dan keluarga saya menentang saya berpakaian dan berdan-dan seperti wanita”

Pasti Terlihat Lebih Bodoh

Seorang sales sedang mencoba membu-juk seorang petani untuk membeli sebuah sepeda. Si petani menolak untuk membeli sebuah sepeda, tapi ternyata si sales tampak-nya tidak mudah menyerah.

“Hei ... daripada membeli sepeda, lebih baik aku habiskan uangku untuk pelihara sapi,” kata si petani.

“Ah,” jawab si sales, “tapi coba pikir deh ... Anda akan sangat terlihat bodoh jika Anda bepergian dengan mengendarai seekor sapi.”

“Huhh!!” hardik si petani. “Apakah tidak lebih bodoh jika orang melihatku memerah sebuah sepeda?!”

Beli Satu Dapat Dua

Di sebuah pasar terlihat seorang pedagang kaki lima sedang berteriak-teriak menjajakan dagangannnya.

“Beli satu dapat dua! Beli satu dapat dua!” teriak seorang pedagang kaki lima.

“Apa barangnya?” tanya seseorang yang lewat.

“Sepatu.”

(gudanghumordotcom)

DB_60_agustus.indd 46 09/10/2014 1:28:44

Page 47: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 47

So

so

k

Robin Williams

Perginya Sang Seniman Akting

MASIH INGAT Genie? Jin botol dalam film Aladdin yang terkenal pada 1992. Nah, suara jin biru yang kocak itu diisi oleh aktor serba bisa Robin Wil-liams. Seniman akting ini juga sukses mengisi suara Ramon dan Lovelace dalam film Happy Feet (2006). Tahun ini, di usianya ke 63, komedian kelahiran Chicago. Illinois, Amerika Serikat 21 Juli 1951 ini seharusnya tampil dalam sekuel film Night at the Museum: Secret of the Tomb dan Mrs Doubt-fire. Sayang, kabar tak sedap di Senin 11 Agustus 2014 membuat dunia terperangah. Peraih Oscar untuk kategori aktor pendukung terbaik dalam film Good Will Hunting (1997) itu ditemukan tewas di rumahnya, California. Ia diduga bunuh diri lantaran mengalami depresi berat.

Memulai kerir dari dunia lawak dan ber-lanjut ke layar kaca dengan memerankan alien Mork dalam serial TV Mork & Mindy (1978-1982). Kemudian, Ia hijrah ke layar lebar dengan mem-erankan sejumlah film antara lain Good Morn-ing, Vietnam (1987), Awakenings (1990), Jumanji (1995), serta pengisi suara dalam film animasi Aladdin (1992). Pengakuan Hollywood terhadap aktingnya dibuktikan lewat film Good Will Hunting (1997).

Filmnya yang lain yang juga fenomenal adalah Dead Poets Society, Awakenings, The Fisher King, dan Hook

Robin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk film. Ia mencintai akting sejak kuliah dan belajar teater di College of Marin. Ia bahkan termasuk satu dari hanya 20 siswa yang diterima di sekolah drama Juilliard.

“Tak ada kata untuk menggambarkan ke-hilangan Robin. Dia amat berbakat dan dihargai masyarakat. Kami berduka untuk keluarga, teman, dan penggemarnya. Dia tidak akan terganti,” kata Fox, studio untuk Night at the Museum: Secret of the Tomb. (Bhas)

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 2014 47

DB_60_agustus.indd 47 09/10/2014 1:28:45

Page 48: Mempertahankan Kinerja Unggul Pembiayaan Usaha Kecil

No. 60 • Agustus • Tahun VI • 201448

DB_60_agustus.indd 48 09/10/2014 1:28:47