memilih peralatan untuk kegiatan kreatif anak

Download MEMILIH PERALATAN Untuk Kegiatan Kreatif Anak

If you can't read please download the document

Upload: andang-ismail

Post on 07-Jun-2015

71 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

MEMILIH PERALATAN UNTUK KEGIATAN KREATIF ANAK BALITAOleh: Andang Ismail *)

kreatif anak, pendidik dan orang tua sebaiknya memperhatikan ciri-ciri peralatan yang baik. Di antaranya: 1.Desain yang mudah dan sederhana Pemilihan alat untuk kegiatan kreativitas anak sebaiknya memilih yang sederhana dalam desain, karena terlalu banyak detail (rumut) sebuah peralatan akan menghambat kebebasan anak untuk berkreativitas. Yang terpenting ialah alat yang tepat dan mengena pada sasaran edukatif, sehingga anak tidak merasa terbebani kerumitan. Krayon, balok-balok, tanah liat, lilin, pasir, kotak karton, yang kosong, kayu, styrofoam (gabus) dan yang sejenisnya, merupakan contoh bahan dari peralatan yang sederhana tetapi bermanfaat bagi anak kecil. Dalam mendesain alat permainan pun, bagi orang tua atau pendidik diperlukan daya kreatif yang akan memudahkan kegiatan anak. Sebagai misal, untuk memotong kertas berbentuk persegi panjang, orang tua/guru terlebih dahulu perlu memberi contoh pola dengan menggarisnya terlebih dahulu. Baru setelah desain jadi, anak diberi perkakas gunting untuk memotongnya. 2.Multi fungsi (serba guna) Peralatan yang diberikan kepada anak sebaiknya serba guna, sesuai bagi anak lakilaki atau bagi anak perempuan. Selain itu alat kreativitas juga dapat dibentuk sesuai dengan daya kreatif dan keinginan anak. Misalnya bahan yang diberikan ialah tanah liat.Tanah liat sesuai bagi anak laki-laki dan anak perempuan. Ia dapat dibentuk sesuai dengan keinginan anak, mungkin dapat dijadikan kuekuean, mobil-mobilan, hewan dan lain-lain sehingga anak akan merasa senang dan puas ketika karyanya telah terwujud. 3.Menarik Sebaiknya, pilihlah

Kalau Friedrich Frobel (17821852) seorang pendidik Blankenburg telah mengembangkan konsep permainan yang mementingkan aktivitas dan kreativitas anak di Taman Kanak-kanak yang didirikannya, maka bukan berarti pengembangan aktivitas dan kreativitas hanya cocok bagi anak di zamannya, hingga kini ternyata pemberian permainan (Spielgaben) masih terus dikembangkan di lingkungan taman kana-kanak (TK). Asumsinya, bahwa selain TK merupakan tempat bagi anak-anak bermain, bernyanyi, dan mengerjakan keterampilan tangan (hasta karya) bersamasama, TK juga dipandang sebagai tempat untuk melatih daya cipta anak. Bermain bagi anak merupakan sarana untuk menumpahkan kegiatan aktif dalam mencapai kesenangan dari kegiatan yang dilakukannya. Apabila yang hendak dicapai dari permainan hanya hiburan saja, asal senang dan tidak melibatkan secara penuh unsur kreativitas individu anak, maka benar apa yang dikatakan Elizabet B. Hurlock, permainan itu akan menjadi sarana bermain pasif, karena kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain hanya menghabiskan sedikit energi. Oleh karenanya, akan tepat jika permainan itu menjadi alat pengembang bagi kreativitas anak. Dalam memilih alat dan perlengkapan bermain dan belajar anak untuk kegiatan

peralatan yang memungkinkan dan dapat memotivasi anak untuk melakukan berbagai kegiatan, serta tidak memerlukan pengawasan yang terus-menerus, atau penjelasan panjang lebar mengenai cara penggunaannya. Sehingga anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam mengekspresikan kegiatan kreatifnya. 4.Berukuran besar dan mudah digunakan Alat kreativitas yang besar akan memudahkan anak untuk memegangnya. Bagi anak dalam phase anal, biasanya semua yang dapat dijangkau dan dipegang saring dimasukkan ke mulutnya, seberapapun besarnya. Untuk menghindari kemungkinan yang membahayakan, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar. Permainan anak pada setiap usia selalu melibatkan koordinasi motorik (gerak). Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya, bergantung pada perkembangan motorik mereka. Oleh karenanya, pengendalian motorik yang baik akan memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif. Perkembangan motorik pada masa pra sekolah belum memungkinkan atau akan menyulitkan anak menggunakan peralatan yang kecil ukurannya. Sehingga sangat tepat jika orang tua atau pendidik memberikan alat yang besar, tidak memberatkan, tidak menyulitkan dan tidak membahayakan. 5.Awet (tahan lama) Biasanya peralatan yang tahan lama harganya lumayan tinggi. Namun demikian tidak semua peralatan yang tahan lama harganya lebih mahal. Ciri dari bahan yang tahan lama ialah: tidak pegas, lentur, keras dan kuat. Kayu akan lebih tepat jika

untuk dipilih. Selain tidak memiliki beban yang berat, kayu juga tidak mudah patah atau pecah. Selain itu kayu juga dapat dibuat berbagai bentuk kegiatan kreatif, seperti Geometric Block (bujur sangkar, persegi panjang, segi tiga, jajaran genjang dan lain-lain), Puzzle, balok susun dan sebagainya. 6.Sesuai dengan kebutuhan Sedikit banyaknya peralatan yang digunakan anak tergantung kepada seberapa banyak kebutuhan anak akan peralatan tersebut. Untuk membuat hewan dari balok susun misalnya, ia tidak saja membutuhkan alat yang banyak, namun cara mensiasatinya ialah membuat hewan yang kecil dan tidak boros. Yang terpenting ialah bentuk utama yang diinginkan dapat tercapai meskipun tidak detil, efektif, sesuai dengan kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan. 7.Tidak Membahayakan Anak Tingkat keamanan sebuah peralatan kreativitas anak sangat membantu orang tua/pendidik dalam mengawasi kegiatan anak. Banyak alat yang dapat menimbulkan kehawatiran jika anak menggunakannya, seperti pisau (cutter) yang tajam, jarum, palu, paku, api, air yang banyak, peralatan kecil, dan sebagainya. Terutama pada anak prasekolah, anak belum berfikir tentang benda-benda atau peralatan kreativitas yang dapat merugikan kesehatan, ia tidak mempedulikan apakah alat tersebut merugikan atau menguntungkan, sehingga jangan heran jika suatu ketika anda sebagai orang tua atau pendidik menemui anak memainkan alat rumah tangga (seperti listrik dan benda tajam) yang dapat membahayakan keselamatannya dengan sesukanya, tanpa rasa takut.

Oleh karenanya, demi menjaga keselamatan dan kesehatan anak, pilihkan peralatan yang aman. Disamping tidak memerlukan pengawasan yang ketat juga tidak akan menimbulkan kekhawatiran yang dalam. 8.Mendorong anak untuk bermain bersama Menurut Elizabet B. Hurlock, apabila anak mulai bermain dengan teman seusianya, hanya sedikit interaksi atau kerjasama dalam permainannya. Mereka baru masuk pada tahap permainan mengamati, sebuah kegiatan saling mengamati apa yang dilakukan anak lainnya atau bermain paralel, permainan yang dilakukan dengan caranya sendiri meskipun berdampingan dengan anak lain. Ini merupakan bukti dari sifat umum yang dimiliki anak, yaitu egosentrik. Kalaupun terjadi interaksi, hanya sedikit proses saling membari dan menerima. Interaksi terutama terjadi ketika anak yang satu mengambil mainan anak lainnya dan bertengkar bila anak menolak untuk memberikannya. Untuk mendorong anak dapat bermain bersama, maka diperlukan alat yang dapat merangsang kegiatan yang melibatkan orang lain. Oleh karenanya, orang tua sebaiknya memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, untuk bermain dengan segenap kreativitas positifnya. Contoh alat yang cukup membantu anak belajar bersosialisasi ialah rumahrumahan/tenda yang dapat menampung minimal dua anak, pistol-pistolan, dan bola. 9.Dapat Mengembangkan Daya Fantasi Salah satu keunikan anak ialah rasa ingin tahunya yang besar serta daya fantasinya yang luar biasa. Dengan daya fantasi yang dimilikinya itu, anak memandang semua benda di sekelilingnya adalah alat permainan yang dapat menyenangkannya. Alat permainan yang

sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi, karena dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya. Sesuai dengan konsep pendidikan modern, alat-alat yang dapat menunjang kegiatan kreatif dan perkembangan fantasi anak di antaranya ialah bak pasir, tanah liat, kertas dan gunting. Bisa juga kapur, pensil atau spidol berwarna. Di samping anak belajar cara memegang spidol/pensil yang baik, anak juga akan terbiasa dengan menggerakkan tangan untuk menggoreskan ujung spidol atau pensil, sehingga goresan-goresan tangannya semakin lama akan semakin halus. 10.Bukan karena kelucuan atau kebagusannya Mengenai hal ini Prof. Dr. Joan Freeman dan Prof. Dr. Utami Munandar mencoba dengan mempertanyakan apakah makna dan manfaat dari alat ini untuk perkembangan keterampilan motorik anak? Apakah menunjang perkembangan intelektual anak, dan apakah mendorong perkembangan keterampilan sosial anak ? Artinya orang tua atau guru sebaiknya memilih peralatan yang dapat menunjang perkembangan kognisi, afeksi dan motorik anak dengan baik. Perkembangan kognisi biasanya dicirikan oleh kemampuan anak dalam mengingat, mamahami, dan menggunakan peralatan kreativitas itu ke dalam situasi baru yang konkret. Yang termasuk kategori perkembangan afeksi ialah kemampuan anak dalam menerima, menanggapi, menghargai dan membentuk alat kreativitas itu dengan sebaik mungkin. sedangkan yang termasuk pada perkembangan psikomotor ialah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan otot

dan kegiatan fisik, seperti kegiatan melempar, melekuk, mengangkat, berlari, dan sebagainya. Dengan demikian, alatalat yang dipilih sebagai alat pengembang kreativitas anak ialah bukan alat yang bagus atau alat yang lucu, tetapi alat yang mampu mengembangkan intelektualitas, afeksi dan motorik anak. 11.Jika memungkinkan, gunakan alat-alat yang terbuat dari bahan yang murah dan mudah didapat Kebanyakan orang tua lebih menyukai peralatan kreativitas yang harganya cukup mahal, karena image bahwa peralatan yang mahal adalah peralatan yang berkualitas, peralatan yang bagus, peralatan yang benarbenar dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak. Padahal tidak demikian, dengan membeli peralatan yang sudah jadi, sesungguhnya ia telah mengurangi prosentase nilai kreativitas. Jika orang tua yang menciptakannya, anak justru akan lebih suka dan lebih tertarik untuk dapat berkarya, membuat sesuatu seperti yang dilakukan orang tuanya, sehingga kreativitas anak memiliki nilai plus dibanding dengan membeli yang sudah siap pakai. Seperti diakui Schiller dan Spencer, anak mempunyai energi berlebih karena terbebas dari segala macam tekanan, baik tekanan ekonomis maupun sosial, sehingga ia mengungkapkan energinya dalam bermain. Oleh karenanya, wajar jika anak tidak akan mempermasalahkan bagus dan jeleknya sebuah permainan, tetapi menyenangkan atau tidaknya sebuah permainan. Bukan berarti membeli tidak baik, akan tetapi gunakanlah alat permainan yang relatif murah, karena bagaimanapun rasa kepenasaran anak untuk membongkar dan atau

merusaknya akan selalu muncul. Jangan sampai alat permainan yang dibeli itu lebih banyak menjadi tontonan dari pada fungsi utamanya sebagai alat untuk mengembangkan kreativitas. (Dikutip dari: Andang Ismail, Education Games,(Yogyakarta: Pilar Media, 2007)*) Penulis adalah Trainer Master Center dor Educational Games Training (CEGaT) Yayasan SPA Yogyakarta, Staf Pengajar Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta Dan Prodi PGMI Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) Website: http://www.apedukatif.co.cca.googlepages.com