memilih vendor

Upload: vicky-achmad

Post on 07-Jul-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    1/86

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    VENDOR SELECTION PADA

    EXXON MOBIL OIL INDONESIA INC

    SKRIPSI

    R FADHIL DANAHISWARA P

    1206316130

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

    DEPOK

    JUNI 2015

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    2/86

     

    i Universitas Indonesia 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    VENDOR SELECTION PADA

    EXXON MOBIL OIL INDONESIA INC

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    R FADHIL DANAHISWARA P

    1206316130

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

    KEKHUSUSAN OPERASI

    DEPOK

    JUNI 2015 

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    3/86

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    4/86

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    5/86

     

    v Universitas Indonesia 

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat- NYA,

    saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Seleksi Supplier Berdasarkan

    Penentuan Kriteria dan Penilaian". Penulisan skripsi ini salah satu syarat guna

    mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Ekstensi Manajemen pada

    Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang saya

    hadapi, mulai dari keterbatasan waktu, pengumpulan data dan informasi, serta

     pengolahan data. Namun semua hambatan dan kesulitan dapat saya lalui berkat

     bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada

    kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1.  Bapak Sumiyarto, SE., MBA selaku ketua Program Studi Ekstensi Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    2.  Bapak Helman Arif, SE, MM. selaku dosen pembimbing dalam penyusunanskripsi ini atas segala perhatian, arahan, bimbingan, saran dan kesediaannya

    untuk meluangkan waktu sehingga skripsi ini selesai pada waktunya.

    3.  Para Dosen Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakulas Ekonomi Universitas

    Indonesia untuk pengajaran yang diberikan kepada saya.

    4.  Orang tua dan keluarga yang telah memberikan pengertian, dukungan, perhatian

    dan doanya demi kelancaran penulisan skripsi ini.

    5.  Pimpinan, rekan-rekan dan seluruh pihak Exxon Mobil Oil Indonesia.Inc yang

    telah memberikan izin dan bantuan dalam usaha memperoleh data yang saya

     butuhkan, serta doa dan dukungan semangatnya untuk penyelesaian skripsi ini.

    6.  Dan semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang

    telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, tanpa melihat besar atau

    kecilnya bantuan kalian yang pastinya sangat berarti.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    6/86

      vi Universitas Indonesia 

    Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi

    ini. Oleh karenanya, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal-hal yang

    tidak berkenan. Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

     berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pihak-pihak yang ingin

    melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

    Jakarta, 16 Juni 2015

    R Fadhil Danahiswara P

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    7/86

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    8/86

    vii Universitas Indonesia 

    ABSTRAK

     Nama : R Fadhil Danahiswara P

    Program Studi : Ekstensi ManajemenJudul : Vendor Selection pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.

    Skripsi ini membahas tentang seleksi vendor   di Exxon Mobil, awalnya kriteria

    seleksi hanya berdasar pada harga penawaran, dan peneliti merasa bahwa ini kurang

    objektif dalam memilih vendor . Peneliti melakukan diskusi terarah dengan pihak

    ExxonMobil untuk menentukan kriteria apa saja yang dapat dijadikan acuan untuk

    memilih vendor   dan dihasilkan lima kriteria dan sepuluh sub-kriteria lalu

    ditentukanlah bobotnya dengan pendekatan AHP. Penilaian vendor   dilakukan

    dengan skoring berdasarkan data performansi historis. Vendor yang mendapatkan

    nilai paling besar adalah yang menjadi pemenang, dalam penelitian ini dikhususkan

     pada pengadaan barang kimia. Diharapkan  supplier   yang terpilih merupakan

     supplier   yang paling berkompeten dan mampu mendukung kelancaran kegiatan

    operasional perusahaan. Pada penelitian ini juga terdapat implikasi manajerial serta

    saran untuk penelitian selanjutnya.

    Kata Kunci:

    Rantai Pasokan, Analisis Hierarki Proses, AHP, Seleksi Supplier, Logistik

    ABSTRACT

     Name : R Fadhil Danahiswara P

    Study Program : Extension Management

    Title : Vendor Selection at Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. 

    This paper discusses the selection of vendors in Exxon Mobil, the selection criteria initially

     just based on the offer price, and researchers feel that this is less objective in selecting a

    vendor. Researchers focused discussions with Exxon Mobil to determine what criteria can

    be used as a reference for selecting vendors and produced five criteria and sub-criteria

    last ten weight was determined with AHP approach. Vendor assessment is done by scoring

    based on data from historical performance. Vendors who receive the greatest value is that

    the winner, in this study is devoted to the procurement of chemical goods. It is hoped that

    the selected supplier is a supplier of the most competent and capable of supporting the

     smooth operations of the company . In this study, there is also a managerial implications

    and suggestions for further  

     Keywords:

    Supply Chain, Analitical Hierarchy Process, AHP, Vendor Selection, Supplier

    Selection, Logistic

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    9/86

    viii Universitas Indonesia 

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS ............................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

    KATA PENGANTAR …………. .................................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

    AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

    1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

    1.4. Manfaat Utama Penelitian .................................................................. 7

    1.5. Batasan Penelitian .............................................................................. 7

    1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Manajemen Hubungna Dengan Vendor ..............................................10

    2.2. Seleksi dan Evaluasi Vendor  ............................................................... 11

    2.2.1 Kriteria Vendor ............................................................................ 12

    2.2.2 Metode Pemilihan Vendor ........................................................... 132.2.3 Focus Group Discussion (FGD) .................................................. 15

    2.2.3.1 Persiapan dan Desain Rancangan FGD............................ 17

    2.2.4 Analytical Hierarchy Process ...................................................... 21

    2.2.4.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)......... 25

    2.2.4.2 Langkah-Langkah Metode AHP ...................................... 27

    BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Desain Penelitian ................................................................................ 28

    3.2. Objek dan Sumber Penelitian ............................................................. 34

    3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 34

    3.3.1. 

    Data Primer ............................................................................. 343.3.2.  Data Sekunder ........................................................................ 35

    3.3.3.  Data Tertier ............................................................................ 35

    3.4. Model Penelitian ................................................................................... 36

    3.5. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 36

    3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36

    3.6.1.   Analytical Hierarchy Process .................................................. 37

    3.6.1.1. Dekomposisi Masalah ................................................. 37

    3.6.1.2.Perbandingan Berpasangan .......................................... 38

    3.6.1.3. Sintesis ......................................................................... 39

    BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    10/86

     

    ix Universitas Indonesia 

    4.1. Profil Singkat Perusahaan  ............................................................ 40

    4.2. Focus Group Discussion (FGD) ................................................... 41

    4.2.1.  Kualitas ........................................................................ 42

    4.2.2.  Harga ............................................................................42

    4.2.3.  Servis ........................................................................... 434.2.4.  Performansi .................................................................. 43

    4.2.5.  Kemampuan Teknis .................................................... 43

    4.3. Analytical Hierarchy Process ........................................................ 43

    4.3.1.  Dekomposisi Masalah .................................................. 43

    4.3.2.  Perbandingan Berpasangan .......................................... 44

    4.4. Skoring ......................................................................................... 51

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 55

    5.2. Implikasi Manajerial ........................................................................... 55

    5.3. Saran ................................................................................................... 55

    DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 57

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    11/86

    x Universitas Indonesia 

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kriteria Seleksi Vendor  .................................................................... 12

    Tabel 2.2 Rangkuman Penelitian Terdahulu .................................................... 14

    Tabel 2.3 Skala Perbandingan .......................................................................... 23

    Tabel 2.4 Perbedaan Model Evaluasi Pemasok …………. .............................. 24

    Tabel 3.1 Skala Perbandingan Alternatif ......................................................... 38

    Tabel 4.1 Kriteria Seleksi ................................................................................. 42

    Tabel 4.2 Pair-Waise Comparison .................................................................. 44

    Tabel 4.3 Normalisasi Pair-Waise ................................................................... 45

    Tabel 4.4 Matriks Sub-Kriteria Kualitas ......................................................... 44Tabel 4.5 Matriks Sub-Kriteria Harga ............................................................ 46

    Tabel 4.6 Matriks Sub-Kriteria Servis ............................................................ 46

    Tabel 4.7 Matriks Sub-Kriteria Performansi ................................................... 46

    Tabel 4.8 Matriks Sub-Kriteria Kemampuan Teknis ...................................... 47

    Tabel 4.9 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Kualitas ..................................... 47

    Tabel 4.10 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Harga ...................................... 47

    Tabel 4.11 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Servis ...................................... 48

    Tabel 4.12 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Performansi ............................ 48

    Tabel 4.13 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Kemampuan Teknis ............... 48

    Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Expert Choice  ................................................. 50

    Tabel 4.15 Rating Scale Sub-Kriteria DAFTAR ISI ...................................... 52

    Tabel 4.16 Analisa Data .................................................................................. 53

    Tabel 4.17 Hasil Skoring.................................................................................. 53

    Tabel 4.18 Hasil Skoring Dikalikan Bobot ...................................................... 54

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    12/86

    xi Universitas Indonesia 

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Proses Pengadaan ......................................................................... 11

    Gambar 2.2 Kriteria Pemilihan Supplier .......................................................... 13

    Gambar 2.3 Prinsip Penyusunan Hierarki ........................................................ 25

    Gambar 2.4 Perbandingan Pair-Waise ............................................................. 26

    Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian ................................................................. 33

    Gambar 3.2 Hierarki AHP ............................................................................... 33

    Gambar 3.3 Perbandingan Berpasangan .......................................................... 38

    Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Expert Choice ................................................ 49

    Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Expert Choice Diurutkan ................................ 49Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Expert Choice untuk Kriteria.......................... 50

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    13/86

     

    1 Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Secara filosofi manajemen rantai pasokan ( supply chain) secara terus

    menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk

    digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra

     bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk memasuki sistem supply yang

    kompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada

     pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa, dan

    informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan yang bersifat unik (Ross,

    1998).

    Supply Chain Management (SCM)  adalah sebuah pendekatan untuk

    integrasi yang effisien antara pemasok (Vendor), pabrik (manufactur), pusat

    distribusi, wholesaler, pengecer (retailer)  dan konsumen akhir, yang mana

     produk diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang benar dan tepat,

    lokasi yang tepat dan waktu yang tepat dalam rangka meminimalkan biaya dan

    meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan (satisfaction). Supply Chain

     Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya adalah

    integrasi lanjutan dari manajemen logistik antar perusahaan yang terkait,

    dengan tujuan lebih pada meningkatkan kelancaran arus barang, meningkatkan

    keakuratan perkiraan kebutuhan, meningkatkan efisiensi penggunaan ruangan,

    kendaraan, dan fasilitas lain, mengurangi tingkat persediaan barang,

    mengurangi biaya dan lebih meningkatkan layanan lain yang diperlukan oleh

     pelanggan akhir (Chopra dan Meindl, 2001). 

    Rantai pasokan ( supply chain) juga merupakan suatu jaringan kompleks

    yang terdiri dari seluruh tahap seperti pembelian, pemesanan, pengendalian,

     persediaan, manufaktur dan distribusi, yang masing-masing terlibat dalam

     proses produksi dan pendistribusian produk atau jasa ketangan konsumen.

    Seluruh rantai menghubungkan antara pelanggan, manufaktur dan vendor , yang

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    14/86

    2

    Universitas Indonesia

    diawali dengan pembuatan bahan baku atau komponen oleh vendor , dan

     berakhir dengan dikonsumsinya produk oleh pelanggan (Ting and Cho, 2008). 

    Rantai Pasokan ( supply chain) memiliki peranan yang sangat penting

    sehingga memperoleh perhatian yang cukup besar dalam dalam dunia industri,

    rantai pasokan merupakan suatu bagian integral dari strategi perusahaan dan

    merupakan aktivitas yang memakan biaya paling banyak di hampir setiap

     perusahaan. Rantai pasokan memberikan peluang besar untuk mengurangi

     biaya dan meningkatkan keuntungan.

    Dalam konsep  supply chain  , vendor  merupakan salah satu bagian  supply

    chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu

     perusahaan. Perusahaan sebagai sistem yang menjalankan kegiatan produksi

     pasti akan membutuhkan bahan baku (raw material)  yang tentu akan

    didatangkan dari vendor . Apabila vendor  kurang bertanggung jawab dan kurang

    merespon terhadap pemenuhan permintaan maka akan menimbulkan masalah

    antara lain terjadinya kehabisan barang (stockout) dan lamanya waktu tunggu

    (lead time). Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki banyak alternatif vendor  

    harus selektif dalam memilih vendor . Untuk mendapatkan vendor  yang selektif

    diperlukan suatu Sistem Evaluasi dan Seleksi Vendor  (SESV) yang baik dan

    objektif. Perusahaan yang memiliki sistem evaluasi dan seleksi vendor   tidak

    hanya menekankan pada aspek kriteria biaya (cost) tetapi juga ditambah

     penilaian lain yang bersifat obyektif. Sistem ini tentunya cukup menguntungkan

     bagi perusahaan, karena kriteria yang digunakan dalan evaluasi dan seleksi

    vendor tidak hanya cost saja yang bersifat objektif, sedangkan kriteria yang non

    cost (non finansial) juga sangat mempengaruhi penilaian dan dapat digunakan

    untuk menilai kinerja suatu vendor .Semakin pekanya perusahaan terhadap besarnya dampak dari proses

     pengadaan bahan baku membuat semakin strategisnya peran bagian pembelian

    ( purchasing ) dalam rantai pasokan ( supply chain) dalam suatu perusahan

    (Albino et al , 2007). Peranan bagian purchasing  sekarang tidak hanya terbatas

     pada proses pembelian, dapat dilihat dari kemampuan menciptakan nilai tambah

     pada suatu produk seperti melakukan pemilihan vendor , meng-evaluasi kinerja

    vendor dan membangun kemitraan yang baik dengan vendor  sehingga bahan

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    15/86

    3

    Universitas Indonesia

     baku yang didapat memiliki harga yang murah, berkualitas dan vendor  mampu

    mengirimkan bahan baku dengan lebih tepat waktu.

    Ketersediaan bahan baku berkualitas memegang peranan sangat penting

    dari seluruh rangkaian kegiatan produksi suatu perusahaan industri terutama

    untuk menghasilkan produk jadi yang berkualitas tinggi dan banyak diminati

    oleh konsumen. Bahan baku perusahaan industri dari satu jenis hingga berbagai

     jenis harus disiapkan sebelum kegiatan proses produksi dilaksanakan. Pada

    lingkungan seperti sekarang yang sangat kompetitif, rasanya kurang mungkin

     bagi perusahaan yang sukses menghasilkan biaya rendah dengan produk yang

     berkualitas tinggi tanpa adanya vendor  yang memuaskan pula.

    Menentukan bahan baku yang baik ataupun vendor   yang tepat menjadi

    semakin penting agar perusahaan dapat memperoleh bahan baku yang

     berkualitas tinggi. Permasalahan dalam pemilihan vendor  biasanya adalah tidak

    terstruktur, rumit dan masalah keputusan yang multi kriteria (Yang et al,2008).

    Pemilihan vendor  merupakan salah satu kegiatan kritis manajemen pembelian

    dalah supply chain, karena kinerja vendor  berperan penting terhadap biaya yang

    akan dikeluarkan, kualitas, pengiriman, dan jasa dalam mencapai tujuan dari

    sebuah  supply  chain  (Amiri et al,  2008). Para manajer pembelian suatu

     perusahaan industri lebih sering menggunakan pertimbangan faktor penawaran

    harga terendah untuk memilih pemasok diantara sekian banyak pemasok

    (Blocher et al,2002). Salah satu faktor yang lain yang dominan digunakan

    adalah keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku.

    Pengambilan keputusan dalam pemilihan vendor seperti ini dapat beresiko besar

    terhadap penggunaan bahan baku saat perusahaan akan memulai proses

     produksi.Vendor   untuk barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan tentu harus

    diseleksi. Pemilihan vendor   (vendor selection) mempertimbangkan banyak

    faktor seperti kesesuaian strategis, kemampuan penjual, pengiriman, dan

    kinerja yang berkualitas (Mauizhoh & Zabidi, 2007). Proses pemilihan dapat

    menjadi sangat menantang karena setiap perusahaan memiliki sejumlah

    kemampuan dalam semua bidang dan kemampuan yang begitu baik hanya pada

    satu bidang. Kebijakan pengadaan juga perlu dibuat. Hal ini dapat mengatasi

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    16/86

    4

    Universitas Indonesia

     permasalahan seperti persentase bisnis yang dilakukan dengan salah satu

     pemasok atau bisnis minoritas (monopoli).

    Pemilihan vendor   yang digunakan merupakan kegiatan yang kompleks

    karena melibatkan banyak kriteria. Terdapat dua puluh tiga kriteria dalam

    memilih vendor (Dickson, 1966). Namun memang tidak semua kriteria tersebut

    akan digunakan oleh perusahaan. Ada beberapa kriteria yang umum dipakai

    seperti kualitas, harga, kecepatan dan ketepatan pengiriman. Dalam pemilihan

    vendor   dapat digunakan beberapa metode, dimana tujuan utama dari proses

     pemilihan vendor   adalah untuk mengurangi resiko pembelian dan

    memaksimalkan nilai keseluruhan untuk pembeli serta membangun hubungan

    yang erat dan jangka panjang antara pembeli dan vendor  (Tahriri et al,2008)

    Proses pemilihan evaluasi vendor  akan selalu berdasarkan kriteria - kriteria

    sesuai dengan standardisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kriteria -

    kriteria tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk penilaian dan evaluasi.

    Sejalan dengan semakin banyaknya tuntutan dalam pemenuhan bahan baku,

    kriteria penilaian vendor  pun semakin komlpleks dan rumit. Penentuan kriteria

    dapat dilakukan dengan menggunakan 23 kriteria dasar dari pendekatan

    Dickson’s Vendor Selection Criteria (Weber dkk, 1991) 

    Kriteria-kriteria mungkin memiliki dimensi kuantitatif dan kualitatif.

    Sebuah pendekatan strategis terhadap tahap proses pembelian lebih lanjut, yang

    menekankan diperlukannya mempertimbangkan beberapa kriteria. Dalam kasus

     pemilihan vendor  strategis tidak hanya mempertimbangkan kriteria tradisional

    seperti harga dan kualitas, tetapi mulai memikirkan kriteria yang jangka panjang

    dan kriteria kualitatif seperti “strategic fit”  da penilaian dari kemampuan

    manufaktur dimasa depan (Wu, 2011).Evaluasi dan pemilihan vendor   menjadi salah satu peran yang sangat

     penting dari bagian purchasing . Karena dengan evaluasi dan pemilihan vendor  

    yang tepat akan memberikan dampak langsung terhadap kualitas yang baik dari

     bahan baku, harga yang murah dan service level  yang memuaskan dari vendor.

    Proses evaluasi dan pemilihan vendor  akan selalu berdasarkan kriteria –  kriteria

    yang telah ditetapkan perusahaan. Kriteria  –  kriteria tersebut akan digunakan

    sebagai acuan dari sudut mana vendor   tersebut akan dinilai atau dievaluasi.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    17/86

    5

    Universitas Indonesia

    Sejalan semakin banyaknya tuntutan, kriteria penilaian vendor pun semakin

     banyak. Dengan banyaknya kriteria penilaian, akan membuat evaluasi vendor  

    menjadi semakin kompleks. Hal ini dapat dilihat dari munculnya perbedaan

     pendapat dari setiap orang mengenai siapa vendor  terbaik menurut versi mereka

     berdasarkan kriteria –  kriteria tersebut. Contohnya Menurut si A vendor1 yang

    terbaik berdasarkan ketepatan waktu, sedangkan menurut si B vendor2 yang

     paling baik berdasarkan kualitas produk.

    Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. adalah salah satu perusahaan yang bergerak

    dibidang pengelolaan minyak dan gas bumi di Indonesia, dengan kantor pusat

     berada di Jakarta. Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. sendiri sudah lebih dari 100

    tahun sejak pertama kali mereka mendirikan kantor untuk eksplorasi dan

     produksi minyak dan gas di Indonesia, dan sampai saat ini Exxon Mobil Oil

    Indonesia Inc. memiliki 675 pegawai tetap, 71 kontrak dan 351 pegawai

    outsourcing   yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam kiprahnya di bidang

     pengolahan minyak dan gas, Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. berusaha untuk

    memenuhi kebutuhan akan minyak dan gas bagi dalam maupun luar negeri.

    Industri minyak dan gas saat ini sedang berjuang dalam menemukan

    keseimbangan yang rumit antara peningkatan permintaan global, sumber daya

    yang diketahui semakin berkurang yang tidak dapat diperbaharui, dan dalam

    menjaga distribusi dan biaya operasional mereka. Salah satu caranya adalah

    dengan melakukan strategi yang efisien dalam proses rantai pasokan.

    Tekanan untuk menurunkan pengeluaran biaya tetap berlanjut di industri

    hulu migas. Perusahaan yang telah melakukan manajemen rantai pasokan tidak

    hanya menemukan alat yang efisien untuk memaksimalkan efektivitas dan

    menurunkan biaya tetapi juga menikmati manfaat lain yang dihasilkanoperasional. Dengan manajemen rantai pasokan, perusahaan minyak dan gas

    memperoleh banyak manfaat strategis lainnya yang mengatasi tantangan yang

    rumit dan dalam mengembangkan bisnis mereka. Dengan strategi manajemen

    rantai pasokan yang terencana, perusahaan-perusahaan diharapkan dapat

    mencapai hasil yang mereka butuhkan untuk tetap kompetitif di pasar.

    Perusahaan minyak dan gas harus berfokus terutama pada bisnis inti mereka

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    18/86

    6

    Universitas Indonesia

    dan mengurangi beban biaya pada bagian diluar kegiatan inti yang dapat secara

    efektif ditangani melalui proses.

    Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan minyak dan gas saat ini harus

     berusaha keras untuk mencari cara baru untuk memaksimalkan tingkat

     produksi. Manajemen rantai pasokan juga dapat membantu perusahaan-

     perusahaan minyak dan gas menciptakan infrastruktur global yang penuh

    dengan tujuan mengembangkan sistem yang optimal dan dalam mengatur rantai

     pasokan mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika industri

    minyak dan gas bertujuan untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan

    output , dengan manajemen rantai pasokan yang baik dan salah satu strateginya

    adalah Vendor Selection maka strategi ini dapat dipilih sebagai solusi yang

    layak dan efektif.

    Pada saat ini Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. sekarang sangat menitik

     beratkan menilai vendor  dari sisi harga, karena spesifikasi barang yang diminta

    sudah ditentukan dan diberikan pada bidder  pada saat tender belum dimulai.

    Dan saat ini penulis ingin memberikan masukan pada Exxon Mobil Oil

    Indonesia Inc. untuk melakukan penilaian pemasok yang lebih objektif dan

    mungkin dapat menjadi acuan bagi proses pengadaan berikutnya.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian yang

     berjudul : “VENDOR SELECTION   PADA EXXON MOBIL OIL

    INDONESIA INC” 

    1.2 Rumusan Masalah

    Sehubungan dengan latar belakang diatas kebutuhan akan vendor   terbaik

    dan bahan baku yang dipasok terbaik memaksa perusahaan harus menentukan

    kriteria yang pantas dan juga yang menjadi prioritas bagi perusahaan, maka masalah

    yang dapat dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

      Kriteria apa saja yang menjadi prioritas dalam melakukan pemilihan

    vendor  perusahaan?

      Apa yang menjadi bobot prioritas dari kriteria yang ada dalam pemilihan

    vendor ?

      Apa yang menjadi acuan dalam menentukan vendor yang optimal bagi

     perusahaan?

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    19/86

    7

    Universitas Indonesia

    1.3 

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:

      Mengidentifikasi kriteria dalam seleksi vendor  

      Menentukan bobot prioritas dari kriteria yang ada

      Menentukan dasar penilaian dan nilai terbaik dapat menjadi acuan

    menentukan vendor yang optimal

    1.4 

    Manfaat Utama Penelitian

    Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

      Bagi perusahaan, penelitian ini ditujukan untuk memberi masukan kepada

     perusahaan Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. yang dapat dipertimbangkan

    dan digunakan dalam memilih vendor   dengan kualitas yang baik yang

    dinilai secara objektif sesuai dengan prioritas utama kebutuhan perusahaan.

      Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan sebagai referensi bahan

     pengajaran dan pendidikan yang bersifat empiris pada perkuliahan

    manajemen operasi mengenai aplikasi metode  Focus Group Disscussion

    (FGD) dan Analytical Hierarchy Proses (AHP). Lebih luas, penelitian ini

     juga dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya pada bidang yang

    sejenis atau yang lebih luas.

    1.5  Batasan Penelitian

      Penelitian ini terbatas pada periode waktu penelitian dan biaya

     penelitian, terkait dengan kapasitas dan kebutuhan dari peneliti.

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Februari

    2015 sampai dengan Juni 2015

      Penelitian hanya dilakukan pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.

      Data yang digunakan didapat dari hasil Focus Group Discussion

    (FDG) dengan pihak perusahaan dan data performansi vendor  yang

    dimiliki perusahaan.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    20/86

    8

    Universitas Indonesia

      Responden penelitian ini hanya terbatas pada tiga orang yang ahli

    dibidangnya yaitu , buyer, supervisor buyer dan user  dari produk

    tersebut.

      Penilaian bobot pada penelitian ini terbatas pada lima vendor  tetap untuk

     produk chemical  yaitu PT Lamurindo, PT Triguna Mandala, PT Trista

    Multi Kencana, PT Beka Utama dan PT Champion Kurnia Djaja

      Penelitian ini hanya membahas pada pemilihan kriteria vendor   dalam

    tender produk chemical   yang disesuaikan dengan dengan kriteria

     prioritas yang ditetapkan oleh perusahaan.

      Kriteria –  kriteria yang digunakan pada evaluasi vendor  bukan berasal

    dari analisis atau perhitungan secara mendalam dengan metode  –  

    metode tertentu. Tapi merupakan hasil referensi buku dan makalah, dan

     juga hasil FDG yang dilakukan pada karyawan Exxon Mobil Oil

    Indonesia Inc.

      Pembobotan nilai dari vendor   dilakukan oleh tiga orang yang ahli

    dibidangnya yaitu , buyer, supervisor buyer dan user   dari produk

    tersebut.

      Evaluasi vendor   tidak memperhitungkan hal asumsi  –   asumsi diluar

    kriteria seperti lama hubungan kerja dengan vendor, kontrak kerja,

    kedekatan vendor  dengan owner  perusahaan dan lain –  lain.

    1.6  Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian dan pembahasannya akan diuraikan

    sebagai berikut: 

    BAB 1 :PENDAHULUAN

    Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan yang nantinya

    menjadi bahan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

     penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB 2: LANDASAN TEORI

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    21/86

    9

    Universitas Indonesia

    Dalam bab 2 membahas mengenai tinjauan literatur yang dijadikan sebagai

    acuan dalam penelitian seperti pengertian dari pegawai kontrak, pegawai

    tetap dan semua faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

    BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini memberikan penjelasan mengenai teknik penelitian mulai dari

    desain penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengambilan sampel,

     populasi dan sampel, definisi operasional dan metode analisis data.

    BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini menjelaskan mengenai deskripsi dari obyek penelitian, hasil

     pengolahan data secara kuantitatif beserta analisisnya, dan pembahasan

    hasil analisis data.

    BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab terakhir ini membahas mengenai kesimpulan dari data-data dan

    hasil yang telah ditemukan serta saran yang dapat dijadikan masukan bagi

     penelitian ini, instansi terkait, serta pihak-pihak lain yang akan melakukan

     penelitian lebih lanjut. 

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    22/86

    10

    Universitas Indonesia

    BAB 2

    TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Manajemen Hubungan dengan Vendor  

    Pemasok merupakan mitra yang penting dalam menunjang strategi

     perusahaan. Pengelolaan pemasok membutuhkan kemampuan negosiasi yang

    khusus, karena mereka bukanlah bagian dari organisasi. Pemilihan pemasok

    haruslah hati-hati, karena mereka dapat memiliki dampak yang sangat positif

    atau yang sangat merugikan pada kinerja keseluruhan organisasi. Maka dari itu

    suatu perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik dengan pemasok.

    Hubungan pemasok dengan perusahaan ini dikenal Vendor Relationship

     Management (VRM). Kegagalan koordinasi dapat menyebabkan keterlambatan

    yang berlebih, dan pada akhirnya berdampak pada buruknya pelayanan

    konsumen. Akibatnya, persediaan barang yang didatangkan dari vendor   atau

     produk jadi pada perusahaan manufaktur dan distributor menjadi terakumulasi.

    Pada akhirnya, total biaya dari kesuluruhan pasokan akan meningkat (Lee et al. 2001).

    Menurut Mettler and Rohner (2009), Vendor Relationship Management  

    atau Supply Management  adalah sebuah pendekatan yang komprehensif untuk

    mengelola interaksi antara organisasi dengan perusahaan yang memasok

     produk dan jasa yang digunakan oleh organisasi. Vendor   mendefinisikan

    relationship adalah proses perusahaan berinteraksi yang dengan pemasoknya.

    Seperti yang dapat dilihat dari namanya, ini adalah kebalikan dari Customer  

     Relationship Management (CRM).  Sama halnya seperti perusahaan perlu

    mengembangkan hubungan dengan pelanggan, perusahaan juga perlu membina

    hubungan dengan pemasok. Hasil yang diinginkan adalah hubungan yang saling

    menguntungkan bagi kedua pihak. Kebanyakan perusahaan manufaktur yang

    sukses telah mengembangkan strategi pegelolaan pasokan (sourcing) dengan

     para pemasoknya untuk menghasilkan peluang keuntungan bersama. Aliansi

    strategis formal dengan kesamaan tujuan, investasi, obligasi, dan saling percaya

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    23/86

    11

    Universitas Indonesia

    dibangun bersama-sama (Gullen, 2007). Pengadaan menunjuk pada seluruh

    rangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk memperoleh barang (material) 

    atau jasa. Proses pengadaan meliputi seleksi vendor , desain kontrak, kolaborasi

    desain produk, pengadaan barang atau jasa, dan evaluasi kinerja vendor ,

    sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1 (Chopra dan Meindl, 2001).

    Gambar 2.1 Proses-Proses Pengadaan

    2.2 Seleksi dan Evaluasi Vendor  

    Selama lebih dari satu dekade terakhir ini, kebutuhan untuk

    memperoleh daya saing global pada sisi pasokan meningkat pesat (Ting dan

    Cho, 2008). Manajemen rantai pasokan yang efektif dalam kondisi persaingan

    saat ini mendorong terjalinnya hubungan strategis yang dekat dalam jangka

     panjang dengan lebih sedikit rekanan (Koprulu dan Albayrakoglu, 2007;

     Narasimhan et al. 2004). Dalam tuntutan kondisi yang demikian, proses seleksi

    vendor   sangatlah penting bagi kesuksesan organisasi perusahaan manufaktur

    apa pun. (Tahriri et al . 2008).

    Pemilihan vendor  yang kompeten merupakan keputusan strategis pertama

    yang menentukan kesuksesan implementasi manajemen rantai pasokan. Seleksi

    vendor   sangat disadari sebagai salah satu tanggung jawab terpenting dakam

    fungsi manajemen pengadaan. Vendor  yang terkelola dengan baik dalam suatu

    rantai pasokan akan memberikan efek jangka panjang terhadap daya saing

    keseluruhan rantai pasokan itu sendiri dan dampak yang mendalam pada

    kepuasan pelanggan. Pearson dan Ellram (1995) menyebutkan beberapa alasan

    mengapa seleksi dan evaluasi vendor  menjadi hal yang begitu penting, terutama

    sehubungan dengan dampak yang diberikan oleh manajemen rantai pasokan.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    24/86

    12

    Universitas Indonesia

    2.2.1 Kriteria Vendor  

    Menurut I Nyoman Pujawan (2005, p146), memilih atau mengevaluasi

     pemasok merupakan kegiatan strategis terutama apabila pemasok tersebut akanmemasok item yang kritis atau akan digunakan dalam jangka panjang sebagai

     pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam

     pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan

    strategi Supply Chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Secara

    umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria - kriteria dasar seperti

    kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman.

     Namun terkadang pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria lain yang

    diangap penting oleh perusahaan.

    Dickson (1966) pertama kali melakukan studi ekstensif mengidentifikasi,

    menentukan, dan menganalisis kriteria apa yang digunakan dalam memilih

    suatu perusahaan sebagai vendor . Sebanyak lebih dari 23 kriteria

    dipertimbangkan dalam studinya, dimana responden diminta untuk memberikan

    nilai kepentingan bagi setiap kriteria.

    Tabel 2.1 Kriteria Seleksi Vendor  (Dickson, 1996)

    Ranking Faktor Ranking Faktor

    1 Quality 13

    Management and

    Organization

    2 Delivery 14 Operating Controls

    3 Performance History 15 Repair Services

    4 Waranties and Claim Policies 16 Attitude

    5 Production Facilities and Capacities 17 Impression

    6 Price 18 Packaging Ability7 Technical Capability 19 Labor Relation Record

    8

    Financial Position Procedural

    Compliance 20 Geographical Location

    9 Procedural Compliance 21 Amount of Past Business

    10 Communication System 22 Training Aids

    11 Reputation and Position 23 Reciporal Arrangment

    12 Desire for Business

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    25/86

    13

    Universitas Indonesia

    Selanjutnya, Weber et al. (1991) menyajikan klasifikasi semua artikel yang

    dipublikasikan sejak 1966 berdasarkan perhatian kriterianya. Macam-macam

    kriteria ini sangat penting untuk men-seleksi vendor , terlihat dalam literatur dan

    hasil diskusi dengan yang berpengalaman (experts),  adalah harga, biaya

    transportasi, kualitas, sertifikasi kualitas, waktu tunggu, buffer stock, pekerjaan

     baik, kehandalan, pengalaman vendor  (Weber et al, 1991) yang ditampilkan dalam

    gambar 2.2

    Gambar 2.2 Kriteria pemilihan vendor  (Weber et al, 1991)

    2.2.2 Metode Pemilihan Vendor  

    Dalam literatur, terdapat beberapa metode pemilihan vendor . Beberapa

     peneliti menggunakan model linear weighting   seperti metode pembobotan

    (Timmerman, 1986) dan Analytical Hierarchy Process (Nydick dan Hill, 1992).

    Pendekatan total cost of ownership (Ellram, 1995). Serta model mathematical

     programming  dianggap sebagai pendekatan secara kuantitatif, seperti principal

    component analysis (Petroni dan Braglia, 2000) dan neural network   (Wei,

    1997). Dirangkum dari penelitian terdahulu, metode yang sering dipakai dalam

    Harga

    ProdukBiaya

    transportasi

    Buffer

    Stock

    Pengalaman

    Waktu

    TungguSertifikasi

    KualitasProduk

    Kehanda

    lan

    Proses

    Seleksi

    Vendor

    Pekerjaa

    n baik

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    26/86

    14

    Universitas Indonesia

    menentukan bobot tiap-tiap vendor   adalah dengan pendekatan  Analytical

     Hierarchy Process (AHP)

    Tabel 2.2 Rankuman Penelitian Terdahulu

    Peneliti Judul Jurnal Metode Kriteria

    Mauidzoh dan

    Zabidi (2007)

    Perancangan sistem

    evaluasi dan seleksi

    vendor   pada perusahaan

    manufaktur yang bergerak

    dalam industri pakaian

     jadi

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP)

    Quality, cost, delivery, flexibility, dan

    responsiveness

    Wirdianto dan

    Unbersa (2008)

    Penilaian pemasok suku

    cadang

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP)

    Kondisi perusahaan, kelengkapan dokumen,

    harga, pengiriman, kualitas dan pelayanan.

    Tahriri et al.

    (2008)

    Pemilihan vendor   pada

    industri manufaktur baja

    di Malaysia

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP)

    Biaya, pengiriman, kualitas, manajemen dan

    organisasi, kepercayaan, keuangan,

    responsiveness, disiplin, kemampuan teknis,

    fasilitas dan kapasitas, sejarah kinerja,

    garansi, kinerja lingkungan.

    Iriani (2009) Perancangan sistem

     penilaian dan seleksi

    vendor  pada perusahaan

    yang memproduksi turbin

    (CV Cihanjuang Inti

    Teknik)

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP)

    dan  traffic light

     system untuk

    sistem skor.

    Quality, cost, delivery, flexibility, dan

    responsiveness

    Paramita et al.

    (2011)

    Penilaian Kinerja Vendor  

     pada perusahaan yang

    mengekspor teh dalam

    kemasan (PT Sinar Sosro

    Gresik)

     Fuzzy analytical

    network process

    (FANP)

    Quality, cost, delivery, flexibility,

    responsiveness, price, sistem komunikasi,

    manufacture. 

    Abrol et al.

    (2011)

    Pengembangan Model

    Seleksi dan Evaaluasi

     pemasok pada pabrik

    kertas

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP) 

    Kualitas, pengiriman, pelayanan dan

    manajemen organisasi, dan biaya.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    27/86

    15

    Universitas Indonesia

    2.2.3 Focus Group Discussion (FGD)

    Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai  Focus Group

     Discussion (FGD)  saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai

    metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif

    melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan

    dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan

    memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh responden atau

     pesertanya.

    Yoserizal dan

    Singgih (2012)

    Evaluasi kinerja vendor  

    kertas

    Delphi,

    Dematel, dan

    Analytical

     Network

    Process (ANP)

    Ketepatan kualitas, ketepatan waktu kirim,

    ketepatan jumlah pengiriman, ketepatan

     packaging, keringanan waktu pembayaran,

    sistem komunikasi, prosedur complain,

    responsiveness, garansi dan layanan

     pengaduan, informasi teknis, harga kertas,

    diskon berjenjang, green product , dan green

     process. 

    Asamoah et al.

    (2012)

    Evaluasi dan seleksi

     pemasok pada perusahaan

    farmasi di Ghana

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP) 

    Kualitas, biaya, kehandalan, regulatory

    compliance, resiko, posisi keuangan, dan

     profil vendor.

    Limansantoso

    (2013)

    Pemilihan vendor  untuk

     perusahaan yang bergerak

    dalam industri minuman

    dalam kemasan (PT

    Buana Tirta Utama)

     Analytical

     Hierarchy

     Process (AHP) 

    Pengiriman (delivery reliability), kualitas

    (quality specifications), biaya, fleksibilitas

    (capability). 

    Kurniawati et

    al. (2013)

    Pemilihan pemasok pada

     perusahaan yang bergerak

    di bidang kerajinan (PT

    Lunar Cipta Kreasi)

     Analytical

     Network

     Process (ANP)

    Biaya, kualitas, ketepatan, service, hubungan

     pemasok.

    Pitchipoo et al.

    (2013)

    Pengembangan model pemilihan pemasok pada

    industri proses kimia,

    sistem pendukung

    keputusan untuk pemilhan

     pemasok

     Analytic Hierarchy

     Process (AHP)

    dan Grey

     Relational

     Analysis (GRA)

    Biaya, kualitas, pengiriman, garansi,kapasitas, reputasi, keuangan ( payment

    terms).

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    28/86

    16

    Universitas Indonesia

    Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD

    merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik

    wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas

    suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya

     bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.

    FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan

    secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu

    FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis

    mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi

    kelompok (Irwanto, 2006).

    FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan tujuan,

    misalnya pengambilan keputusan, needs assesment, pengembangan produk atau

     program, mengetahui kepuasan pelanggan (Krueger-Casey, 2000).

    Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang

    sistematis dalam pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari

     Focused Group Discussion, maka terdapat 3 kata kunci, yaitu:

      Diskusi –  bukan wawancara atau obrolan

      Kelompok –  bukan individual

      Terfokus –  bukan bebas

    Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan

    informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat

    spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan

    cara berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat dan dibantu dengan

    seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalamdiskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

    Permasalahan yang dibahas dalam FGD sangat spesifik karena untuk

    memenuhi tujuan yang sudah jelas. Oleh karena itu, pertanyaan yang disusun

    dan diajukan kepada para peserta FGD jelas dan spesifik. Banyak orang

     berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Artinya,

    diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu

    mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta. Hasil FGD tidak

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    29/86

    17

    Universitas Indonesia

     bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan

    menggambarkan (representasi) suara masyarakat. Meski demikian, arti penting

    FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman

    informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi,

    argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. Dengan kata

    lain bahwa hasil FGD tidak bisa dijadikan patokan dalam mengambil

    kesimpulan dari hasil penelitian. Hal ini harus ditambahkan dengan data

     pendukung lain atau melakukan suvei lanjutan (kuantitaif)

    2.2.3.1 Persiapan dan Desain Rancangan FGD

    Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-

     jawaban yang diberikan oleh para peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain

    rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan serta

     permasalahan yang telah disepakati bersama. Adapun persiapan tersebut

    sebagai berikut:

      Membentuk Tim, Tim FGD umumnya mencakup:

      Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami

    masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak

    dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola

    diskusi (ketrampilan proses).

      Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif

    mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator

    mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar

     jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belumterjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga

     belum memperoleh kesempatan berpendapat.

      Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti

     permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya.

    Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit

    komputer atau laptop yang lebih fleksibel.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    30/86

    18

    Universitas Indonesia

      Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person,

    medan), menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta.

    Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.

      Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu

    kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi,

    kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan),

    insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi,

    dll.

      Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan

    dan dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan

    menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam

    selama dan sesudah FGD berlangsung.

      Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-

     jemput, konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dar i

    gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu

     berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang

    mengawasi, dsb

      Memilih dan mengatur tempat, Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan

    di mana saja, namun sebaiknya tempat FGD yang dipilih hendaknya

    merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, ber-

    ventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul

    (preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus

    memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi).

    Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran

    dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di

    sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai dilalui

    orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut,

    sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan”

    yang dapat dilihat diluar ruangan.

      Menyiapkan Logistik, Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang

    dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya

    meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    31/86

    19

    Universitas Indonesia

    kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat:

    alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif;

    akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.

    Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar

    diberikan. Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta,

     pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih

     peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran

    untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal,

    dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan mereka

     peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan

     jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti.

    Umumnya insentif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir

    (cinderamata).

      Jumlah Peserta, Dalam FGD jumlah perserta menjadi faktor penting

    yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD

    (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan

    Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada

     juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang

    (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu

    sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan

    mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan

    sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi

    atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.

      Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen Tekait dengan

    homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76)mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

      Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus

    sesuai dengan tujuan awal diadakannya FGD.

      Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini

    melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen

    atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh

    heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    32/86

    20

    Universitas Indonesia

    masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan

    makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD

    dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang

    sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti

     perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.

      Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen

    sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan

    mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang

    sama atau relatif sama.

      Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD

    karena variasinya terlalu besar.

      Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika

     jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama

    homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen,

    maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan

    FGD masih dianggap perlu.

      Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-

    heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh

    heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh

    homogen.

      Menyusun Pertanyaan FGD, Agar pelaksanaan FGD berjalan lancar dan

    informasi yang di dapat sesuai dengan tujuan dari penelitian, diperlukan

     penyusunan pertanyaan/Guideline FGD. Tujuannya agar diskusi dapat

     berjalan terstruktur tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan agar

    hasil dari FGD tersebut dapat merepresentasikan alasan, motivasi,

    tujuan dll yang berhubungan dengan topik/pembahasan yang di

    diskusikan. Penyusunan pertanyaan-pertanyaan/Guideline pada FGD

    dilakukan dengan melihat beberapa hal berikut ini:

      Tujuan penelitian FGD

      Tujuan diadakannya FGD

      Memahami jenis informasi seperti apa yang ingin didapatkan

    dari FGD

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    33/86

    21

    Universitas Indonesia

      Menyusun dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus.

      Pertanyaan dibuat ke dalam bahasa yang sederhana dan jelas dan

    mudah dipahami oleh peserta FGD

      Sebelum melakukan FGD yang sebenarnya, lakukan role play 

    terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan-

     pertanyaan yang sudah disusun sesuai dengan tujuan penelitian

    maupun diadakannya FGD dan apakah bahasa yang digunakan

    mudah dipahami oleh peserta FGD?

    Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah

    selalu bertanya. Bahkan semestinya tugas moderator bukan

     bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus,

    atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam

     prosesnya memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan

    hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak

    didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet

    (Irwanto, 2006: 2)

      Pelaksanaan FGD, Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa dalam

     pelaksanaan FGD agar diskusi yang dilakukan berjalan baik

    (terarah/fokus, tidak ramai karena semua peserta ingin berbicara

    mengeluarkan pendapat, informasi dapat terjawab sesuai dengan

    harapan dan tujuan FGD) dibantu dengan seseorang yang dapat

    memfasilitatorkan para peserta lainnya yang dinamakan moderator.

    Peran moderator dalam FGD sangat penting untuk mencegah terjadinya

     penyimpangan dari tujuan FGD. Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat

    ditentukan oleh kecakapan moderator dalam menjalin komunikasi

    dengan para peserta.

    2.2.4 Analytical H ierarchy Process (AHP)  

    Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah

     permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level   dimana level  

     pertama adalah tujuan, yang diikuti level   faktor, kriteria, sub kriteria, dan

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    34/86

    22

    Universitas Indonesia

    seterusnya ke bawah hingga level  terakhir dari alternatif (Saaty, 1993). Dengan

    hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-

    kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga

     permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering

    digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang

    lain.

    Pertama dierkenalkan oleh Saaty tahun 1977dan terakhir direvisi tahun

    1994, AHP bertindak sebagai decision-support tool   yang mampu memecahkan

    masalah yang kompleks. (Triantaphyllou & Mann,1995). AHP pada dasarnya

    didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan

    sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk

    sampai pada suatu skala preferensi diantara berbagai set alternatif. Konsep

    metode AHP sebenarnya adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai

    kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.

    AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan

    dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami

    suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil

    keputusan dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP.

     Analytical Hierarchy Process (AHP) menyediakan model matematika yang

    objektif untuk memproses inescapably subjective  dan keinginan personal

    individu atau grup dalam membuat keputusan (Schmoldt, 2001, pg. 15).

    Struktur AHP menurut Saaty dapat dideskripsikan berdasar tiga tingkatan

    hierarki yaitu (Goal-Kriteria-Alternatif) ataupun 4 tingkatan hierarki (Goal-

    Kriteria-SubKriteria-Alternatif).

    Untuk menentukan bobot dari kriteria yang cukup mempengaruhi kinerjatiap-tiap vendors dapat dilihat dari masing-masing bobot penilaiannya, untuk

    mengisi matriks perbandingan berpasangan, kami menggunakan nilai numerik

    yang diperoleh dari skala perbandingan yang disusun oleh Saaty (Saaty, 1994)

     pada tabel 2.3

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    35/86

    23

    Universitas Indonesia

    Tabel 2.3 Skala Perbandingan

    Tingkat

    Keinginan/Kepentingan

    Definisi Penjelasan

    1 Sama Pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama

    3 Sedikit Lebih Penting Penilaian lebih sedikit memihak pada salah satu

    elemen dibandingkan pasangannya

    5 Lebih Penting Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen

    dibandingkan pasangannya

    7 Sangat Penting Salah satu elemen sangat berpengaruh dan

    dominasinya tampak secara nyata

    9 Mutlak Lebih

    Penting

    Bukti bahwa salah satu elemen lebih penting daripada

     pasangannya pada tingkat keyakinan tertinggi

    2, 4 ,6, 8  Nilai tengah Diantara

    Judgement diatas

     Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara 2

     penilaian yang berdekatan

    Kebalikan aij = I/ aij (jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan

    aktivitas J maka J mempunyai nilai kebalikan dibanding i

    Menurut Institute of Supply Management Team dan penelitian yang

    dilakukan oleh Weber (Weber-Current, 1991), terdapat tiga model fundamental

    yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi pemasok yaitu

      categorical model

      weighted-point model , dan

      cost-ratio model .

    Tabel 2.4 memperlihatkan perbedaan diantara ketiga model tersebut dari

    segi keuntungan dan kelemahan serta penggunanya.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    36/86

    24

    Universitas Indonesia

    Tabel 2.4 Perbedaan Model Evaluasi Pemasok  

    Model

    Evaluasi

    Pemasok

    Keuntungan Kelemahan Pengguna

    Categorical

    Model

      Mudah dilakukan

      Cukup data yang minimal

      Cocok untuk perusahaan

    dengan sumberdaya

    terbatas

       Low-cost system

      Jarang dievaluasi

      Kurang handal

      Biasanya manual

      Terlalu subjektif

      Perusahaan kecil

      Perusahaan yang

    sedang

    mengembangkan

    sistem evaluasi

    Weighted  — 

    point Model

      Biayanya Moderat

      Menggabungkan faktor

    kualitatif dan kuantitatif

      Fleksibel

      Melakukan ranking

     pemasok

      Memerlukan

    keterampilan

    komputer

      Cenderung fokus

     pada harga per

    unit

      Banyak

     perusahaan yang

    menggunakan

    Cost-Ratio

    Model

      Menyediakan pendekatan

    total cost

      Menunjukkan area khusus

    dari pemasok yang

    kinerjanya buruk

      Me-ranking pemasok

    secara objective

      Potensi terbesar untuk

     perbaikan jangka panjang

      Memerlukan

    sumberdaya

    komputer

      Memerlukan

    teknik akuntansi

     biaya

      Pelaksanaannya

    lebih kompleks

      Biaya tinggi

      Perusahaan besar

      Perusahaan

    dengan pasokan

    yang besar

    Metode  Analitical Hierarchy Proscess (AHP)  juga digunakan

    Tahriri untuk pemilihan vendor   pada industri baja di Malaysia dan

    menghasilkan beberapa kriteria untuk melakukan pemilihan vendor , yaitu

     biaya, pengiriman, kualitas, manajemen dan organisasi, kepercayaan,

    keuangan, r esponsiveness, disiplin, kemampuan teknis, fasilitas dan kapasitas,

     pengalaman, garansi, lingkungan kerja. (Tahriri, 2008).

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    37/86

    25

    Universitas Indonesia

    2.2.4.1 Prinsip dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

       Decomposition  (prinsip menyusun hirarki) Pengertian dekomposisi atau

    decomposition  adalah membagi masalah yang satu bagian besar menjadiunsur  – unsurnya dan di bentuk kedalam hirearki proses pengambilan

    keputusan, yang mana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk

    mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur

    sampai tidak akan mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga

    nanti akan didapatkan beberapa tingkatan dari permasalahan yang hendak

    dipecahkan. Struktur hirearki keputusan tersebut dapat dikategorikan

    sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete 

     jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua

    elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara pada hirarki keputusan

    incomplete  tidak semua unsur pada masing-masing tingkatan mempunyai

    hubungan. Pada umumnya masalah yang nyata mempunyai karakteristik

    struktur yang incomplete.

    Gambar 2.3 Prinsip Penyusunan Hierarki

      Comparative Judgement . Comparative Judgement   dilakukan dengan

     penilaian terhadap kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu tingkat

    tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini

    merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas

    dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah dilihat dan

    disajikan dalam bentuk matriks  pairwise comparison  yaitu matriks

     perbandingan berpasangan yang memuat tingkat kesukaan (preferensi) 

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    38/86

    26

    Universitas Indonesia

     beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala  preferensi  yang digunakan

    yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal

    importance)  sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang

     paling tinggi (extreme importance). 

    Gambar 2.4 Perbandingan Pair-Waise  

      Synthesis of Priority. Synthesis of Priority  dilakukan dengan menggunakan

    eigen vector   method   untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur

     pengambilan keputusan.

       Logical Consistency. Logical Consistency merupakan karakteristik penting

    AHP. Hal ini dapat dicapai dengan meng-agresikan seluruh eigen vector  

    yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirearki dan selanjutnya diperoleh

    suatu vector composite  tertimbang yang akan menghasilkan urutan

     pengambilan keputusan. Nilai dari konsistensi rasio adalah CR

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    39/86

    27

    Universitas Indonesia

      Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

    kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

    tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan

     berdasarkan pilihan atau judgement  dari pembuat keputusan dengan menilai

    tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

    Perbandingan berpasangan ini dipresentasikan dalam bentuk matriks. Skala

    yang digunakan untuk mengisi matriks ini adalah 1 sampai dengan 9 (skala

    Saaty).

      Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam

    matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

      Menghitung nilai eigen vector   dan menguji konsistensinya, jika tidak

    konsisten pengambil data (preferensi)  perlu diulangi. Nilai eigen vector  

    yang dimaksud adalah nilai eigen vector  maximum yang diperoleh dengan

    menggunakan matlab maupun manual.

      Mengulangi langkah c, d, dan e untuk seluruh tingkat hirarki.

      Menghitung eigen vector   dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

     Nilai eigen vector  merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini menjadi

     pilihan dan penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah

    sampai pencapaian tujuan.

      Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    40/86

    28

    Universitas Indonesia

    BAB 3 

    METODOLOGI PENILITIAN

    3.1  Desain Penelitian

    Desain penelitian merupakan cetak biru untuk koleksi, pengukuran, dan

    analisis data berdasarkan pertanyaan yang ada pada riset studi (Sekaran &

    Bougie, 2013),. Sedangkan Cooper & Schindler (2011) mendefinisikan desain

     penelitian kedalam beberapa point  berikut :

      Sebuah aktivitas perencanaan berdasarkan sistematika waktu.

      Perencanaan berdasarkan pertanyaan riset yang ada.

      Panduan untuk memilih sumber dan jenis informasi yang dikumpulkan.

      Kerangka kerja untuk menjelaskan hubungan diantara variable / atribut yang

    dipelajari.

      Gambaran prosedural untuk setiap aktifitas riset.

    Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian studi ekplorasi dan studi

    deskriptif. Cooper & Schindler (2011) menjelaskan bahwa studi eksplorasi

    sangat berguna ketika peneliti mengalami kesulitan mendapatkan informasi

    mengenai permasalahan yang ada. Tidak jauh berbeda, Sekaran & Bougie

    (2013) menyatakan bahwa studi eksplorasi digunakan ketika tidak banyak yang

    diketahui dari situasi yang ditangani.

    Area penelitian dari studi eksplorasi bisa saja merupakan suatu hal yang

     baru, sehingga peneliti dirasa perlu melakukan eksplorasi. Mengingat dalam

     penelitian ini perusahaan sebagai pengguna jasa dan produk dari vendor  belum

     pernah melakukan penelitian terstruktur mengenai kriteria serta penentuan

     bobot penilaian yang hasil akhirnya adalah mendapatkan vendor terbaik, maka

    studi eksplorasi akan sesuai dijalankan pada penelitian ini. Dalam penelitian

    ini akan diterapkan metode  Focus Group Discussion (FGD) dan  Analytical

     Hierarchy Process (AHP) pada proses penentuan kriteria dan bobot penilaian

    Sekaran & Bougie (2013) juga menjelaskan bahwa studi deskriptif dapat

    dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif. Pentingnya atribut performansi

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    41/86

    29

    Universitas Indonesia

    vendor   dalam penelitian ini menjadi pertimbangan bahwa penggunaan studi

    deskriptif juga sangat sesuai dijalankan pada penelitian ini.

    Cooper & Schindler (2011) mengemukakan bahwa studi deskriptif

    digunakan untuk menjawab pertanyaan who, why, when, what, where, dan how

    much. Dengan peneltian yang menjalankan FGD dan AHP, maka penelitian ini

    dirasa dapat memberikan jawaban mengenai apa saja yang menjadi faktor

     pertimbangan perusahaan dalam memilih vendor  (what ), apa saja kriteria yang

    cocok digunakan dalam pemilihan vendor, serta seberapa besar bobot untuk

    masing-masing kriteria (how much) bobot nilai prioritas dari tiap-tiap kriteria

    tersebut diperlukan untuk penentuan vendor .

    Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

    melakukan FGD. Menurut Andi Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah

    merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang

    dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan,

    kemasan / situasi kondisi tertentu. FGD biasanya digunakan dalam studi

    eksplorasi dan deskriptif untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

    Dalam penelitian ini FGD  akan dilakukan dengan Diskusi Kelompok

    Terarah itu sendiri yaitu untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai

     permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini

    ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan

    dianalisis. Desain penelitian akan dijalankan dalam alur berikut dan dapat

    dilihat pada Gambar 3.1 :

      Perancangan Dan Penetapan Kriteria, Perancangan kriteria diambil

     berdasarkan literatur dari peneliti terdahulu mengenai kriteria penilaian

    kinerja pemasok. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakankriteria-kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga,

    dan ketepatan waktu pengiriman. Namun terkadang pemilihan pemasok

    membutuhkan berbagai kriteria lain yang diangap penting oleh

     perusahaan. Kriteria tersebut diverifikasi berdasarkan kesesuaian

    dengan proses penilaian dan pemilihan pemasok saat ini dan yang

    dikehendaki ke depannya di Exxon Mobil Oil Indonesia. Perancangan

    kriteria dilakukan melalui  Focus Group Discussion (FGD)  dengan

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    42/86

    30

    Universitas Indonesia

    menggunakan responden di departemen Exxon Mobil Oil Indonesia

    yang memiliki wewenang atas pekerjaan tersebut. Dari FGD akan

    dihasilkan kriteria yang sudah valid berdasarkan kesepakatan para

    responden. Sebagai moderator FGD, peneliti melakukan tugas-tugas

    sebagai moderator. Adapun tugas-tugas moderator adalah :

      Menjelaskan maksud dan tujuan FGD Moderator menjelaskan

    secara detail maksud dan tujuan FGD hanya untuk kepentingan

     penelitian dan data responden akan dijaga kerahasiannya (tidak

    akan dipublikasikan keluar).

      Menjelaskan topik/isu pokok diskusi Bahwa topik/isu yang akan

    dibahas sama seperti kehidupan sehari-hari para peserta. Tidak

    ada maksud untuk menjelek-jelekan orang/organisasi/benda dll.

    Hanya ingin mengetahui pendapat para peserta.

      Menjelaskan tata cara pelaksanaan dalam FGD Bahwa semua

     peserta berhak mengeluarkan pendapatnya dan jangan takut atau

    malu jika peserta yang lain akan tersinggung karena ini murni

    hanya ingin mengetahui pendapat masing-masing peserta. Dan

    menekankan bahwa semua pendapat dan saran mempunyai nilai

    yang sama dan sama pentingnya dan tidak ada jawaban yang

     benar atau salah.

      Menciptakan suasana kondusif Menjamin terbentuknya suasana

    yang akrab, saling percaya dan yakin diantara peserta. Peserta

    harus saling diperkenalkan.

      Mengelola dinamika kelompok Memperhatikan keterlibatan

     peserta, tidak boleh berpihak atau membiarkan beberapa orangtertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa setiap

    orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara. Serta

     peserta merasa nyaman untuk berbagi dan menyampaikan

     pendapat/pemikirannya.

      Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    43/86

    31

    Universitas Indonesia

      Perhatikan nada suara Moderator harus mampu mengendalikan

    intonasi suara kepada para peserta diskusi, agar diskusi tetap

     berjalan dengan baik.

      Menghindari pemberian pendapat pribadi Hal ini dimaksudkan

    agar peserta tidak mengikuti pendapat dari moderator, sehingga

    hasilnya benar-benar murni pendapat dari peran para peserta

    diskusi.

      Menghindari komentar yang menyatakan setuju/tidak setuju

    FGD merupakan suvey kualitatif sehingga hasil diharapkan

     berupa pernyataan-pernyataan/pendapat/pemikiran dari para

     peserta bukan penghitungan/angka seperti survey kuantitatif.

      Perhatikan gestur tubuh Memperhatikan komunikasi atau

    tanggapan yang berupa bahasa tubuh.

      Mampu mengendalikan waktu yang telah ditentukan

    Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan

    waktu dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah

    dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah

    dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90

    menit, untuk menghindari kelelahan.

      Penyusunan Struktur Hirarki AHP, kriteria yang telah

    ditetapkan tersebut selanjutnya akan dirancang dalam suatu struktur

    hirarki AHP yang terbagi dalam 3 level, yaitu :

    Level 1, tujuan yaitu menentukan bobot dari tiap-tiap kriteria

    Level 2, kriteria pemilihan pemasok

    Level 3, sub kriteria pemilihan pemasok  Pembobotan (Penilaian Perbandingan Berpasangan), Dari

    setiap alternatif yang ada berupa berbagai atribut kebutuhan

    konsumen, akan dilakukan perbandingan antar satu alternatif

    dengan yang lainnya, proses pembobotan kriteria dilakukan dengan

    menggunakan metode AHP melalui proses penilaian perbandingan

     berpasangan untuk masing-masing kriteria pemilihan pemasok.

    Penilaian perbandingan berpasangan ini juga harus dilakukan oleh

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    44/86

    32

    Universitas Indonesia

     para responden yang sama dengan proses perancangan kriteria.

    Pada tahap ini juga dilakukan perhitungan eigen vector dari setiap

    matriks perbandingan berpasangan serta melakukan pengujian

    konsistensi hirarki. Jika nilai konsistensi tidak memenuhi CR < 0,1

    maka penilaian perbandingan berpasangan harus diulang kembali.

      Model Penilaian Kinerja Vendor , Setelah nilai pembobotan

    kriteria didapatkan, kemudian dilakukan penilaian (skoring) 

    terhadap kinerja pemasok berdasarkan kriteria yang telah

    ditetapkan. Penilaian kinerja pemasok ini dinilai berdasarkan data

    historis masing-masing pemasok. Data historis pemasok adalah

    catatan penilaian pemasok yang dilakukan mulai dari pemasok

    diikutkan pada proses tender sampai pada pelaksanaan pemenuhan

    PO (purchased order). Hasil penilaian pemasok menggambarkan

    kinerja dari pemasok yang ditampilkan dalam skor dan kemudian

     pemasok dirangking berdasarkan penilaian tersebut.

      Analisis, pada tahap ini dilakukan analisis data atas hasil yang telah

    diperoleh dari tahapan-tahapan penilaian diatas. Hasil rekapitulasi

    dari analisis ini akan dijadikan acuan untuk menentukan vendor  

    mana yang menempati urutan pertama sampai terakhir berdasarkan

    nilai yang diperoleh masing-masing vendor

      Kesimpulan Dan Saran, Pelaksanaan tahap ini atau dapat disebut

    sebagai proses penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan

    dan analisis data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya,

     peneliti akan menyimpulkan metode FGD, AHP dan Skoring adalah

    ideal untuk digunakan di perusahaan untuk menentukan kriteria danmenentukan bobot dari masing-masing kriteria dalam menseleksi

    vendor lalu memberikan penilaian pada masing-masing vendor

    sesuai dengan data performansi historis yang dimiliki sebelumnya.

    Dari proses seleksi evaluasi pemasok ini sebagai dasar penetapan

    vendor pemenang dan berhak mendapat proyek pengadaan barang

    di departemen pengadaan Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    45/86

    33

    Universitas Indonesia

    Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian 

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    46/86

    34

    Universitas Indonesia

    3.2  Objek dan Subjek Penelitian

    Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai, dari orang,

    objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

     peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

    2012). Dalam penelitian ini yang menjalankan metode FGD dan AHP,

    maka atribut kriteria dan seleksi vendor terhadap bobot prioritas ditetapkan

    sebagai objek penelitian.

    Subjek penelitian merupakan informan, yaitu individu pada latar

     penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

    dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010). Berdasarkan pengertian

    tersebut, penelitian ini menetapkan pihak internal perusahaan Exxon Mobil

    Oil Indonesia Inc yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa

     perusahaan sebagai subjek penelitian dengan atribut teknis dan nilai

     pengembangan yang ingin dilakukan terhadap proses seleksi.

    3.3  Metode Pengumpulan Data

    Data adalah kumpulan fakta yang disajikan kepada peneliti dari lingkungan

    studi (Cooper & Schindler, 2011). Dalam penelitian ini, pengumpulan data

    dikumpulkan dari 3 jenis sumber berikut :

    3.3.1  Data Primer 

    Data yang diperoleh dari individu atau sekumpulan individu (grup) pertama

    secara langsung melalui wawancara, kuesioner, atau observasi (Sekaran &

    Bougie ,2013). Karena berhubungan langsung dengan sumbernya, data primer

    dekat dengan kebenaran dan menekan kemungkinan error (Cooper &Schindler, 2011). 

    Data primer yang ada dalam penulisan ini mencakup informasi mengenai

    kebijakan perusahaan sebagai penyelenggara pengadaan barang dan jasa,

    aturan dan syarat2 yang diterapkan dalam tender pengadaan barang dan jasa.

    Data kriteria beserta bobot prioritasnya diperoleh dari diskusi kelompok

    terarah yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengumpulkan data primer

    Peneliti juga melakukan record analysis, yaitu mengamati dan mempelajari

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    47/86

    35

    Universitas Indonesia

    informasi yang diberikan oleh perusahaan. Adapun informasi tersebut adalah

    catatan mengenai performansi historis tiap-tiap vendor yang diseleksi diperoleh

    dari internal perusahaan di departemen procurement  juga melalui proses diskusi

    terarah langsung. Bentuk umum dari penelitian observasi adalah record

    analysis. Record analysis melibatkan catatan sejarah atau kondisi saat ini dan

     juga catatan publik atau swasta. Catatan dapat berupa tulisan, cetakan, rekaman

    suara, foto, atau rekaman gambar. Data statistik di masa lalu seringkali hanya

    sumber yang digunakan untuk penelitian. Analisis catatan keuangan pada saat

    ini dan data ekonomi juga menyediakan sumber data utama untuk studi.

    (Cooper & Schindler, 2011)

    Dari proses diskusi terarah tersebut dengan internal perusahaan tersebut

     peneliti juga memperoleh informasi mengenai kebijakan perusahaan terkait

    dengan proses seleksi yang selama ini dilakukan pada setiap barang dan jasa

    yang ditenderkan serta gambaran umum mengenai situasi industri migas yang

    ada.

    3.3.2  Data Sekunder

    Merupakan data yang telah dikumpulkan atau diperoleh oleh pihak lain

    sebelumnya melalui studi yang mereka lakukan untuk tujuannya masing-

    masing (Cooper & Schindler, 2011). Data sekunder penelitian ini dikumpulkan

    melalui studi literatur pada berbagai artikel, publikasi penelitian diinternet,

     jurnal penelitian, dan buku teks sebagai pendukung sumber informasi dalam

     penelitian. Secara umum data sekunder yang dikumpulkan memberikan

    informasi mengenai teknik penentuan kriteria dari sekian banyak kriteria yang

    ada, dan metode FGD serta AHP.

    3.3.3  Data Tersier

    Merupakan interpretasi dari sumber data sekunder, yang secara umum

    ditampilkan dalam indeks, bibliografi, dan bantuan pencarian lainnya seperti

    situs internet. Data tersier dikumpulkan untuk melengkapi kebutuhan data

    secara keseluruhan dari penelitian ini melalui situs penyedia jurnal penelitian,

    Google, dan indeks, bibliografi, serta skripsi dan katalog perpustakaa

    Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015

  • 8/19/2019 Memilih Vendor

    48/86

    36

    Universitas Indonesia

    3.4  Model Penelitian

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Chengjing Junio 2013 dengan judul

    “Supplier Selection Based on AHP Method : Supplier from China for Suomen

     Koristetuonti” dijadikan sebagai referensi utama terhadap model penelitian ini.

    Penelitian tersebut menerapkan metode  Analytical Hierarchy Process (AHP)

    untuk pemilihan supplier  dari China ke Suomen Koristetuonti

    Berdasarkan penelitian tersebut, model dari penelitian ini adalah

    menjalankan metode FGD, AHP dan skoring dengan penyesuaian kriteria

    vendor yang cocok diimplementasikan pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.

    kriteria pemilihan vendor beserta sub-kriterianya dengan FGD, hingga

    memperoleh nilai atau bobot prioritas dengan AHP guna melakukan rankingkepada tiap vendor .

    3.5  Operasional Variable Penelitian 

    Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah lima kriteria (kualitas,

    harga, servis, perrformansi, kemampuan teknis) dan sepuluh sub kriteria

    (sertifikasi, tingkat cacat produk, metode pembayaran, harga penawaran, waktu

     pengiriman, kustomisasi barang, pengalaman, sanksi, teknikal dokumen,

    kelengkapan dokumen) kriteria dan sub-kriteria tersebut, yang nantinya akan

    dioperasionalisasikan dengan menggunakan AHP untuk menentukan bobot dan

    skoring untuk memberikan penilaian pada masing-masing vendor . Penilaian

    akan menggunakan data performansi historis perusahaan.

    3.6  Teknik Analisis Data

    Ana