memilih vendor
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Memilih Vendor
1/86
UNIVERSITAS INDONESIA
VENDOR SELECTION PADA
EXXON MOBIL OIL INDONESIA INC
SKRIPSI
R FADHIL DANAHISWARA P
1206316130
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN
DEPOK
JUNI 2015
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
2/86
i Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
VENDOR SELECTION PADA
EXXON MOBIL OIL INDONESIA INC
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
R FADHIL DANAHISWARA P
1206316130
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN
KEKHUSUSAN OPERASI
DEPOK
JUNI 2015
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
3/86
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
4/86
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
5/86
v Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat- NYA,
saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Seleksi Supplier Berdasarkan
Penentuan Kriteria dan Penilaian". Penulisan skripsi ini salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Ekstensi Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang saya
hadapi, mulai dari keterbatasan waktu, pengumpulan data dan informasi, serta
pengolahan data. Namun semua hambatan dan kesulitan dapat saya lalui berkat
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada
kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Sumiyarto, SE., MBA selaku ketua Program Studi Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Bapak Helman Arif, SE, MM. selaku dosen pembimbing dalam penyusunanskripsi ini atas segala perhatian, arahan, bimbingan, saran dan kesediaannya
untuk meluangkan waktu sehingga skripsi ini selesai pada waktunya.
3. Para Dosen Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakulas Ekonomi Universitas
Indonesia untuk pengajaran yang diberikan kepada saya.
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan pengertian, dukungan, perhatian
dan doanya demi kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Pimpinan, rekan-rekan dan seluruh pihak Exxon Mobil Oil Indonesia.Inc yang
telah memberikan izin dan bantuan dalam usaha memperoleh data yang saya
butuhkan, serta doa dan dukungan semangatnya untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Dan semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, tanpa melihat besar atau
kecilnya bantuan kalian yang pastinya sangat berarti.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
6/86
vi Universitas Indonesia
Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karenanya, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal-hal yang
tidak berkenan. Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pihak-pihak yang ingin
melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
Jakarta, 16 Juni 2015
R Fadhil Danahiswara P
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
7/86
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
8/86
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : R Fadhil Danahiswara P
Program Studi : Ekstensi ManajemenJudul : Vendor Selection pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.
Skripsi ini membahas tentang seleksi vendor di Exxon Mobil, awalnya kriteria
seleksi hanya berdasar pada harga penawaran, dan peneliti merasa bahwa ini kurang
objektif dalam memilih vendor . Peneliti melakukan diskusi terarah dengan pihak
ExxonMobil untuk menentukan kriteria apa saja yang dapat dijadikan acuan untuk
memilih vendor dan dihasilkan lima kriteria dan sepuluh sub-kriteria lalu
ditentukanlah bobotnya dengan pendekatan AHP. Penilaian vendor dilakukan
dengan skoring berdasarkan data performansi historis. Vendor yang mendapatkan
nilai paling besar adalah yang menjadi pemenang, dalam penelitian ini dikhususkan
pada pengadaan barang kimia. Diharapkan supplier yang terpilih merupakan
supplier yang paling berkompeten dan mampu mendukung kelancaran kegiatan
operasional perusahaan. Pada penelitian ini juga terdapat implikasi manajerial serta
saran untuk penelitian selanjutnya.
Kata Kunci:
Rantai Pasokan, Analisis Hierarki Proses, AHP, Seleksi Supplier, Logistik
ABSTRACT
Name : R Fadhil Danahiswara P
Study Program : Extension Management
Title : Vendor Selection at Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.
This paper discusses the selection of vendors in Exxon Mobil, the selection criteria initially
just based on the offer price, and researchers feel that this is less objective in selecting a
vendor. Researchers focused discussions with Exxon Mobil to determine what criteria can
be used as a reference for selecting vendors and produced five criteria and sub-criteria
last ten weight was determined with AHP approach. Vendor assessment is done by scoring
based on data from historical performance. Vendors who receive the greatest value is that
the winner, in this study is devoted to the procurement of chemical goods. It is hoped that
the selected supplier is a supplier of the most competent and capable of supporting the
smooth operations of the company . In this study, there is also a managerial implications
and suggestions for further
Keywords:
Supply Chain, Analitical Hierarchy Process, AHP, Vendor Selection, Supplier
Selection, Logistic
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
9/86
viii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR …………. .................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.4. Manfaat Utama Penelitian .................................................................. 7
1.5. Batasan Penelitian .............................................................................. 7
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Hubungna Dengan Vendor ..............................................10
2.2. Seleksi dan Evaluasi Vendor ............................................................... 11
2.2.1 Kriteria Vendor ............................................................................ 12
2.2.2 Metode Pemilihan Vendor ........................................................... 132.2.3 Focus Group Discussion (FGD) .................................................. 15
2.2.3.1 Persiapan dan Desain Rancangan FGD............................ 17
2.2.4 Analytical Hierarchy Process ...................................................... 21
2.2.4.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)......... 25
2.2.4.2 Langkah-Langkah Metode AHP ...................................... 27
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ................................................................................ 28
3.2. Objek dan Sumber Penelitian ............................................................. 34
3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 34
3.3.1.
Data Primer ............................................................................. 343.3.2. Data Sekunder ........................................................................ 35
3.3.3. Data Tertier ............................................................................ 35
3.4. Model Penelitian ................................................................................... 36
3.5. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 36
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36
3.6.1. Analytical Hierarchy Process .................................................. 37
3.6.1.1. Dekomposisi Masalah ................................................. 37
3.6.1.2.Perbandingan Berpasangan .......................................... 38
3.6.1.3. Sintesis ......................................................................... 39
BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
10/86
ix Universitas Indonesia
4.1. Profil Singkat Perusahaan ............................................................ 40
4.2. Focus Group Discussion (FGD) ................................................... 41
4.2.1. Kualitas ........................................................................ 42
4.2.2. Harga ............................................................................42
4.2.3. Servis ........................................................................... 434.2.4. Performansi .................................................................. 43
4.2.5. Kemampuan Teknis .................................................... 43
4.3. Analytical Hierarchy Process ........................................................ 43
4.3.1. Dekomposisi Masalah .................................................. 43
4.3.2. Perbandingan Berpasangan .......................................... 44
4.4. Skoring ......................................................................................... 51
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 55
5.2. Implikasi Manajerial ........................................................................... 55
5.3. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 57
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
11/86
x Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Seleksi Vendor .................................................................... 12
Tabel 2.2 Rangkuman Penelitian Terdahulu .................................................... 14
Tabel 2.3 Skala Perbandingan .......................................................................... 23
Tabel 2.4 Perbedaan Model Evaluasi Pemasok …………. .............................. 24
Tabel 3.1 Skala Perbandingan Alternatif ......................................................... 38
Tabel 4.1 Kriteria Seleksi ................................................................................. 42
Tabel 4.2 Pair-Waise Comparison .................................................................. 44
Tabel 4.3 Normalisasi Pair-Waise ................................................................... 45
Tabel 4.4 Matriks Sub-Kriteria Kualitas ......................................................... 44Tabel 4.5 Matriks Sub-Kriteria Harga ............................................................ 46
Tabel 4.6 Matriks Sub-Kriteria Servis ............................................................ 46
Tabel 4.7 Matriks Sub-Kriteria Performansi ................................................... 46
Tabel 4.8 Matriks Sub-Kriteria Kemampuan Teknis ...................................... 47
Tabel 4.9 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Kualitas ..................................... 47
Tabel 4.10 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Harga ...................................... 47
Tabel 4.11 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Servis ...................................... 48
Tabel 4.12 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Performansi ............................ 48
Tabel 4.13 Normalisasi Matriks Sub-Kriteria Kemampuan Teknis ............... 48
Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Expert Choice ................................................. 50
Tabel 4.15 Rating Scale Sub-Kriteria DAFTAR ISI ...................................... 52
Tabel 4.16 Analisa Data .................................................................................. 53
Tabel 4.17 Hasil Skoring.................................................................................. 53
Tabel 4.18 Hasil Skoring Dikalikan Bobot ...................................................... 54
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
12/86
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pengadaan ......................................................................... 11
Gambar 2.2 Kriteria Pemilihan Supplier .......................................................... 13
Gambar 2.3 Prinsip Penyusunan Hierarki ........................................................ 25
Gambar 2.4 Perbandingan Pair-Waise ............................................................. 26
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian ................................................................. 33
Gambar 3.2 Hierarki AHP ............................................................................... 33
Gambar 3.3 Perbandingan Berpasangan .......................................................... 38
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Expert Choice ................................................ 49
Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Expert Choice Diurutkan ................................ 49Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Expert Choice untuk Kriteria.......................... 50
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
13/86
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara filosofi manajemen rantai pasokan ( supply chain) secara terus
menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk
digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra
bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk memasuki sistem supply yang
kompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada
pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa, dan
informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan yang bersifat unik (Ross,
1998).
Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah pendekatan untuk
integrasi yang effisien antara pemasok (Vendor), pabrik (manufactur), pusat
distribusi, wholesaler, pengecer (retailer) dan konsumen akhir, yang mana
produk diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang benar dan tepat,
lokasi yang tepat dan waktu yang tepat dalam rangka meminimalkan biaya dan
meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan (satisfaction). Supply Chain
Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya adalah
integrasi lanjutan dari manajemen logistik antar perusahaan yang terkait,
dengan tujuan lebih pada meningkatkan kelancaran arus barang, meningkatkan
keakuratan perkiraan kebutuhan, meningkatkan efisiensi penggunaan ruangan,
kendaraan, dan fasilitas lain, mengurangi tingkat persediaan barang,
mengurangi biaya dan lebih meningkatkan layanan lain yang diperlukan oleh
pelanggan akhir (Chopra dan Meindl, 2001).
Rantai pasokan ( supply chain) juga merupakan suatu jaringan kompleks
yang terdiri dari seluruh tahap seperti pembelian, pemesanan, pengendalian,
persediaan, manufaktur dan distribusi, yang masing-masing terlibat dalam
proses produksi dan pendistribusian produk atau jasa ketangan konsumen.
Seluruh rantai menghubungkan antara pelanggan, manufaktur dan vendor , yang
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
14/86
2
Universitas Indonesia
diawali dengan pembuatan bahan baku atau komponen oleh vendor , dan
berakhir dengan dikonsumsinya produk oleh pelanggan (Ting and Cho, 2008).
Rantai Pasokan ( supply chain) memiliki peranan yang sangat penting
sehingga memperoleh perhatian yang cukup besar dalam dalam dunia industri,
rantai pasokan merupakan suatu bagian integral dari strategi perusahaan dan
merupakan aktivitas yang memakan biaya paling banyak di hampir setiap
perusahaan. Rantai pasokan memberikan peluang besar untuk mengurangi
biaya dan meningkatkan keuntungan.
Dalam konsep supply chain , vendor merupakan salah satu bagian supply
chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Perusahaan sebagai sistem yang menjalankan kegiatan produksi
pasti akan membutuhkan bahan baku (raw material) yang tentu akan
didatangkan dari vendor . Apabila vendor kurang bertanggung jawab dan kurang
merespon terhadap pemenuhan permintaan maka akan menimbulkan masalah
antara lain terjadinya kehabisan barang (stockout) dan lamanya waktu tunggu
(lead time). Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki banyak alternatif vendor
harus selektif dalam memilih vendor . Untuk mendapatkan vendor yang selektif
diperlukan suatu Sistem Evaluasi dan Seleksi Vendor (SESV) yang baik dan
objektif. Perusahaan yang memiliki sistem evaluasi dan seleksi vendor tidak
hanya menekankan pada aspek kriteria biaya (cost) tetapi juga ditambah
penilaian lain yang bersifat obyektif. Sistem ini tentunya cukup menguntungkan
bagi perusahaan, karena kriteria yang digunakan dalan evaluasi dan seleksi
vendor tidak hanya cost saja yang bersifat objektif, sedangkan kriteria yang non
cost (non finansial) juga sangat mempengaruhi penilaian dan dapat digunakan
untuk menilai kinerja suatu vendor .Semakin pekanya perusahaan terhadap besarnya dampak dari proses
pengadaan bahan baku membuat semakin strategisnya peran bagian pembelian
( purchasing ) dalam rantai pasokan ( supply chain) dalam suatu perusahan
(Albino et al , 2007). Peranan bagian purchasing sekarang tidak hanya terbatas
pada proses pembelian, dapat dilihat dari kemampuan menciptakan nilai tambah
pada suatu produk seperti melakukan pemilihan vendor , meng-evaluasi kinerja
vendor dan membangun kemitraan yang baik dengan vendor sehingga bahan
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
15/86
3
Universitas Indonesia
baku yang didapat memiliki harga yang murah, berkualitas dan vendor mampu
mengirimkan bahan baku dengan lebih tepat waktu.
Ketersediaan bahan baku berkualitas memegang peranan sangat penting
dari seluruh rangkaian kegiatan produksi suatu perusahaan industri terutama
untuk menghasilkan produk jadi yang berkualitas tinggi dan banyak diminati
oleh konsumen. Bahan baku perusahaan industri dari satu jenis hingga berbagai
jenis harus disiapkan sebelum kegiatan proses produksi dilaksanakan. Pada
lingkungan seperti sekarang yang sangat kompetitif, rasanya kurang mungkin
bagi perusahaan yang sukses menghasilkan biaya rendah dengan produk yang
berkualitas tinggi tanpa adanya vendor yang memuaskan pula.
Menentukan bahan baku yang baik ataupun vendor yang tepat menjadi
semakin penting agar perusahaan dapat memperoleh bahan baku yang
berkualitas tinggi. Permasalahan dalam pemilihan vendor biasanya adalah tidak
terstruktur, rumit dan masalah keputusan yang multi kriteria (Yang et al,2008).
Pemilihan vendor merupakan salah satu kegiatan kritis manajemen pembelian
dalah supply chain, karena kinerja vendor berperan penting terhadap biaya yang
akan dikeluarkan, kualitas, pengiriman, dan jasa dalam mencapai tujuan dari
sebuah supply chain (Amiri et al, 2008). Para manajer pembelian suatu
perusahaan industri lebih sering menggunakan pertimbangan faktor penawaran
harga terendah untuk memilih pemasok diantara sekian banyak pemasok
(Blocher et al,2002). Salah satu faktor yang lain yang dominan digunakan
adalah keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku.
Pengambilan keputusan dalam pemilihan vendor seperti ini dapat beresiko besar
terhadap penggunaan bahan baku saat perusahaan akan memulai proses
produksi.Vendor untuk barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan tentu harus
diseleksi. Pemilihan vendor (vendor selection) mempertimbangkan banyak
faktor seperti kesesuaian strategis, kemampuan penjual, pengiriman, dan
kinerja yang berkualitas (Mauizhoh & Zabidi, 2007). Proses pemilihan dapat
menjadi sangat menantang karena setiap perusahaan memiliki sejumlah
kemampuan dalam semua bidang dan kemampuan yang begitu baik hanya pada
satu bidang. Kebijakan pengadaan juga perlu dibuat. Hal ini dapat mengatasi
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
16/86
4
Universitas Indonesia
permasalahan seperti persentase bisnis yang dilakukan dengan salah satu
pemasok atau bisnis minoritas (monopoli).
Pemilihan vendor yang digunakan merupakan kegiatan yang kompleks
karena melibatkan banyak kriteria. Terdapat dua puluh tiga kriteria dalam
memilih vendor (Dickson, 1966). Namun memang tidak semua kriteria tersebut
akan digunakan oleh perusahaan. Ada beberapa kriteria yang umum dipakai
seperti kualitas, harga, kecepatan dan ketepatan pengiriman. Dalam pemilihan
vendor dapat digunakan beberapa metode, dimana tujuan utama dari proses
pemilihan vendor adalah untuk mengurangi resiko pembelian dan
memaksimalkan nilai keseluruhan untuk pembeli serta membangun hubungan
yang erat dan jangka panjang antara pembeli dan vendor (Tahriri et al,2008)
Proses pemilihan evaluasi vendor akan selalu berdasarkan kriteria - kriteria
sesuai dengan standardisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kriteria -
kriteria tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk penilaian dan evaluasi.
Sejalan dengan semakin banyaknya tuntutan dalam pemenuhan bahan baku,
kriteria penilaian vendor pun semakin komlpleks dan rumit. Penentuan kriteria
dapat dilakukan dengan menggunakan 23 kriteria dasar dari pendekatan
Dickson’s Vendor Selection Criteria (Weber dkk, 1991)
Kriteria-kriteria mungkin memiliki dimensi kuantitatif dan kualitatif.
Sebuah pendekatan strategis terhadap tahap proses pembelian lebih lanjut, yang
menekankan diperlukannya mempertimbangkan beberapa kriteria. Dalam kasus
pemilihan vendor strategis tidak hanya mempertimbangkan kriteria tradisional
seperti harga dan kualitas, tetapi mulai memikirkan kriteria yang jangka panjang
dan kriteria kualitatif seperti “strategic fit” da penilaian dari kemampuan
manufaktur dimasa depan (Wu, 2011).Evaluasi dan pemilihan vendor menjadi salah satu peran yang sangat
penting dari bagian purchasing . Karena dengan evaluasi dan pemilihan vendor
yang tepat akan memberikan dampak langsung terhadap kualitas yang baik dari
bahan baku, harga yang murah dan service level yang memuaskan dari vendor.
Proses evaluasi dan pemilihan vendor akan selalu berdasarkan kriteria – kriteria
yang telah ditetapkan perusahaan. Kriteria – kriteria tersebut akan digunakan
sebagai acuan dari sudut mana vendor tersebut akan dinilai atau dievaluasi.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
17/86
5
Universitas Indonesia
Sejalan semakin banyaknya tuntutan, kriteria penilaian vendor pun semakin
banyak. Dengan banyaknya kriteria penilaian, akan membuat evaluasi vendor
menjadi semakin kompleks. Hal ini dapat dilihat dari munculnya perbedaan
pendapat dari setiap orang mengenai siapa vendor terbaik menurut versi mereka
berdasarkan kriteria – kriteria tersebut. Contohnya Menurut si A vendor1 yang
terbaik berdasarkan ketepatan waktu, sedangkan menurut si B vendor2 yang
paling baik berdasarkan kualitas produk.
Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang pengelolaan minyak dan gas bumi di Indonesia, dengan kantor pusat
berada di Jakarta. Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. sendiri sudah lebih dari 100
tahun sejak pertama kali mereka mendirikan kantor untuk eksplorasi dan
produksi minyak dan gas di Indonesia, dan sampai saat ini Exxon Mobil Oil
Indonesia Inc. memiliki 675 pegawai tetap, 71 kontrak dan 351 pegawai
outsourcing yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam kiprahnya di bidang
pengolahan minyak dan gas, Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. berusaha untuk
memenuhi kebutuhan akan minyak dan gas bagi dalam maupun luar negeri.
Industri minyak dan gas saat ini sedang berjuang dalam menemukan
keseimbangan yang rumit antara peningkatan permintaan global, sumber daya
yang diketahui semakin berkurang yang tidak dapat diperbaharui, dan dalam
menjaga distribusi dan biaya operasional mereka. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan strategi yang efisien dalam proses rantai pasokan.
Tekanan untuk menurunkan pengeluaran biaya tetap berlanjut di industri
hulu migas. Perusahaan yang telah melakukan manajemen rantai pasokan tidak
hanya menemukan alat yang efisien untuk memaksimalkan efektivitas dan
menurunkan biaya tetapi juga menikmati manfaat lain yang dihasilkanoperasional. Dengan manajemen rantai pasokan, perusahaan minyak dan gas
memperoleh banyak manfaat strategis lainnya yang mengatasi tantangan yang
rumit dan dalam mengembangkan bisnis mereka. Dengan strategi manajemen
rantai pasokan yang terencana, perusahaan-perusahaan diharapkan dapat
mencapai hasil yang mereka butuhkan untuk tetap kompetitif di pasar.
Perusahaan minyak dan gas harus berfokus terutama pada bisnis inti mereka
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
18/86
6
Universitas Indonesia
dan mengurangi beban biaya pada bagian diluar kegiatan inti yang dapat secara
efektif ditangani melalui proses.
Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan minyak dan gas saat ini harus
berusaha keras untuk mencari cara baru untuk memaksimalkan tingkat
produksi. Manajemen rantai pasokan juga dapat membantu perusahaan-
perusahaan minyak dan gas menciptakan infrastruktur global yang penuh
dengan tujuan mengembangkan sistem yang optimal dan dalam mengatur rantai
pasokan mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika industri
minyak dan gas bertujuan untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan
output , dengan manajemen rantai pasokan yang baik dan salah satu strateginya
adalah Vendor Selection maka strategi ini dapat dipilih sebagai solusi yang
layak dan efektif.
Pada saat ini Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. sekarang sangat menitik
beratkan menilai vendor dari sisi harga, karena spesifikasi barang yang diminta
sudah ditentukan dan diberikan pada bidder pada saat tender belum dimulai.
Dan saat ini penulis ingin memberikan masukan pada Exxon Mobil Oil
Indonesia Inc. untuk melakukan penilaian pemasok yang lebih objektif dan
mungkin dapat menjadi acuan bagi proses pengadaan berikutnya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian yang
berjudul : “VENDOR SELECTION PADA EXXON MOBIL OIL
INDONESIA INC”
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas kebutuhan akan vendor terbaik
dan bahan baku yang dipasok terbaik memaksa perusahaan harus menentukan
kriteria yang pantas dan juga yang menjadi prioritas bagi perusahaan, maka masalah
yang dapat dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
Kriteria apa saja yang menjadi prioritas dalam melakukan pemilihan
vendor perusahaan?
Apa yang menjadi bobot prioritas dari kriteria yang ada dalam pemilihan
vendor ?
Apa yang menjadi acuan dalam menentukan vendor yang optimal bagi
perusahaan?
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
19/86
7
Universitas Indonesia
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:
Mengidentifikasi kriteria dalam seleksi vendor
Menentukan bobot prioritas dari kriteria yang ada
Menentukan dasar penilaian dan nilai terbaik dapat menjadi acuan
menentukan vendor yang optimal
1.4
Manfaat Utama Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:
Bagi perusahaan, penelitian ini ditujukan untuk memberi masukan kepada
perusahaan Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. yang dapat dipertimbangkan
dan digunakan dalam memilih vendor dengan kualitas yang baik yang
dinilai secara objektif sesuai dengan prioritas utama kebutuhan perusahaan.
Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan sebagai referensi bahan
pengajaran dan pendidikan yang bersifat empiris pada perkuliahan
manajemen operasi mengenai aplikasi metode Focus Group Disscussion
(FGD) dan Analytical Hierarchy Proses (AHP). Lebih luas, penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya pada bidang yang
sejenis atau yang lebih luas.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada periode waktu penelitian dan biaya
penelitian, terkait dengan kapasitas dan kebutuhan dari peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Februari
2015 sampai dengan Juni 2015
Penelitian hanya dilakukan pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.
Data yang digunakan didapat dari hasil Focus Group Discussion
(FDG) dengan pihak perusahaan dan data performansi vendor yang
dimiliki perusahaan.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
20/86
8
Universitas Indonesia
Responden penelitian ini hanya terbatas pada tiga orang yang ahli
dibidangnya yaitu , buyer, supervisor buyer dan user dari produk
tersebut.
Penilaian bobot pada penelitian ini terbatas pada lima vendor tetap untuk
produk chemical yaitu PT Lamurindo, PT Triguna Mandala, PT Trista
Multi Kencana, PT Beka Utama dan PT Champion Kurnia Djaja
Penelitian ini hanya membahas pada pemilihan kriteria vendor dalam
tender produk chemical yang disesuaikan dengan dengan kriteria
prioritas yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kriteria – kriteria yang digunakan pada evaluasi vendor bukan berasal
dari analisis atau perhitungan secara mendalam dengan metode –
metode tertentu. Tapi merupakan hasil referensi buku dan makalah, dan
juga hasil FDG yang dilakukan pada karyawan Exxon Mobil Oil
Indonesia Inc.
Pembobotan nilai dari vendor dilakukan oleh tiga orang yang ahli
dibidangnya yaitu , buyer, supervisor buyer dan user dari produk
tersebut.
Evaluasi vendor tidak memperhitungkan hal asumsi – asumsi diluar
kriteria seperti lama hubungan kerja dengan vendor, kontrak kerja,
kedekatan vendor dengan owner perusahaan dan lain – lain.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian dan pembahasannya akan diuraikan
sebagai berikut:
BAB 1 :PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan yang nantinya
menjadi bahan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
21/86
9
Universitas Indonesia
Dalam bab 2 membahas mengenai tinjauan literatur yang dijadikan sebagai
acuan dalam penelitian seperti pengertian dari pegawai kontrak, pegawai
tetap dan semua faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memberikan penjelasan mengenai teknik penelitian mulai dari
desain penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengambilan sampel,
populasi dan sampel, definisi operasional dan metode analisis data.
BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai deskripsi dari obyek penelitian, hasil
pengolahan data secara kuantitatif beserta analisisnya, dan pembahasan
hasil analisis data.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini membahas mengenai kesimpulan dari data-data dan
hasil yang telah ditemukan serta saran yang dapat dijadikan masukan bagi
penelitian ini, instansi terkait, serta pihak-pihak lain yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
22/86
10
Universitas Indonesia
BAB 2
TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Hubungan dengan Vendor
Pemasok merupakan mitra yang penting dalam menunjang strategi
perusahaan. Pengelolaan pemasok membutuhkan kemampuan negosiasi yang
khusus, karena mereka bukanlah bagian dari organisasi. Pemilihan pemasok
haruslah hati-hati, karena mereka dapat memiliki dampak yang sangat positif
atau yang sangat merugikan pada kinerja keseluruhan organisasi. Maka dari itu
suatu perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik dengan pemasok.
Hubungan pemasok dengan perusahaan ini dikenal Vendor Relationship
Management (VRM). Kegagalan koordinasi dapat menyebabkan keterlambatan
yang berlebih, dan pada akhirnya berdampak pada buruknya pelayanan
konsumen. Akibatnya, persediaan barang yang didatangkan dari vendor atau
produk jadi pada perusahaan manufaktur dan distributor menjadi terakumulasi.
Pada akhirnya, total biaya dari kesuluruhan pasokan akan meningkat (Lee et al. 2001).
Menurut Mettler and Rohner (2009), Vendor Relationship Management
atau Supply Management adalah sebuah pendekatan yang komprehensif untuk
mengelola interaksi antara organisasi dengan perusahaan yang memasok
produk dan jasa yang digunakan oleh organisasi. Vendor mendefinisikan
relationship adalah proses perusahaan berinteraksi yang dengan pemasoknya.
Seperti yang dapat dilihat dari namanya, ini adalah kebalikan dari Customer
Relationship Management (CRM). Sama halnya seperti perusahaan perlu
mengembangkan hubungan dengan pelanggan, perusahaan juga perlu membina
hubungan dengan pemasok. Hasil yang diinginkan adalah hubungan yang saling
menguntungkan bagi kedua pihak. Kebanyakan perusahaan manufaktur yang
sukses telah mengembangkan strategi pegelolaan pasokan (sourcing) dengan
para pemasoknya untuk menghasilkan peluang keuntungan bersama. Aliansi
strategis formal dengan kesamaan tujuan, investasi, obligasi, dan saling percaya
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
23/86
11
Universitas Indonesia
dibangun bersama-sama (Gullen, 2007). Pengadaan menunjuk pada seluruh
rangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk memperoleh barang (material)
atau jasa. Proses pengadaan meliputi seleksi vendor , desain kontrak, kolaborasi
desain produk, pengadaan barang atau jasa, dan evaluasi kinerja vendor ,
sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1 (Chopra dan Meindl, 2001).
Gambar 2.1 Proses-Proses Pengadaan
2.2 Seleksi dan Evaluasi Vendor
Selama lebih dari satu dekade terakhir ini, kebutuhan untuk
memperoleh daya saing global pada sisi pasokan meningkat pesat (Ting dan
Cho, 2008). Manajemen rantai pasokan yang efektif dalam kondisi persaingan
saat ini mendorong terjalinnya hubungan strategis yang dekat dalam jangka
panjang dengan lebih sedikit rekanan (Koprulu dan Albayrakoglu, 2007;
Narasimhan et al. 2004). Dalam tuntutan kondisi yang demikian, proses seleksi
vendor sangatlah penting bagi kesuksesan organisasi perusahaan manufaktur
apa pun. (Tahriri et al . 2008).
Pemilihan vendor yang kompeten merupakan keputusan strategis pertama
yang menentukan kesuksesan implementasi manajemen rantai pasokan. Seleksi
vendor sangat disadari sebagai salah satu tanggung jawab terpenting dakam
fungsi manajemen pengadaan. Vendor yang terkelola dengan baik dalam suatu
rantai pasokan akan memberikan efek jangka panjang terhadap daya saing
keseluruhan rantai pasokan itu sendiri dan dampak yang mendalam pada
kepuasan pelanggan. Pearson dan Ellram (1995) menyebutkan beberapa alasan
mengapa seleksi dan evaluasi vendor menjadi hal yang begitu penting, terutama
sehubungan dengan dampak yang diberikan oleh manajemen rantai pasokan.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
24/86
12
Universitas Indonesia
2.2.1 Kriteria Vendor
Menurut I Nyoman Pujawan (2005, p146), memilih atau mengevaluasi
pemasok merupakan kegiatan strategis terutama apabila pemasok tersebut akanmemasok item yang kritis atau akan digunakan dalam jangka panjang sebagai
pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam
pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan
strategi Supply Chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Secara
umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria - kriteria dasar seperti
kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman.
Namun terkadang pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria lain yang
diangap penting oleh perusahaan.
Dickson (1966) pertama kali melakukan studi ekstensif mengidentifikasi,
menentukan, dan menganalisis kriteria apa yang digunakan dalam memilih
suatu perusahaan sebagai vendor . Sebanyak lebih dari 23 kriteria
dipertimbangkan dalam studinya, dimana responden diminta untuk memberikan
nilai kepentingan bagi setiap kriteria.
Tabel 2.1 Kriteria Seleksi Vendor (Dickson, 1996)
Ranking Faktor Ranking Faktor
1 Quality 13
Management and
Organization
2 Delivery 14 Operating Controls
3 Performance History 15 Repair Services
4 Waranties and Claim Policies 16 Attitude
5 Production Facilities and Capacities 17 Impression
6 Price 18 Packaging Ability7 Technical Capability 19 Labor Relation Record
8
Financial Position Procedural
Compliance 20 Geographical Location
9 Procedural Compliance 21 Amount of Past Business
10 Communication System 22 Training Aids
11 Reputation and Position 23 Reciporal Arrangment
12 Desire for Business
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
25/86
13
Universitas Indonesia
Selanjutnya, Weber et al. (1991) menyajikan klasifikasi semua artikel yang
dipublikasikan sejak 1966 berdasarkan perhatian kriterianya. Macam-macam
kriteria ini sangat penting untuk men-seleksi vendor , terlihat dalam literatur dan
hasil diskusi dengan yang berpengalaman (experts), adalah harga, biaya
transportasi, kualitas, sertifikasi kualitas, waktu tunggu, buffer stock, pekerjaan
baik, kehandalan, pengalaman vendor (Weber et al, 1991) yang ditampilkan dalam
gambar 2.2
Gambar 2.2 Kriteria pemilihan vendor (Weber et al, 1991)
2.2.2 Metode Pemilihan Vendor
Dalam literatur, terdapat beberapa metode pemilihan vendor . Beberapa
peneliti menggunakan model linear weighting seperti metode pembobotan
(Timmerman, 1986) dan Analytical Hierarchy Process (Nydick dan Hill, 1992).
Pendekatan total cost of ownership (Ellram, 1995). Serta model mathematical
programming dianggap sebagai pendekatan secara kuantitatif, seperti principal
component analysis (Petroni dan Braglia, 2000) dan neural network (Wei,
1997). Dirangkum dari penelitian terdahulu, metode yang sering dipakai dalam
Harga
ProdukBiaya
transportasi
Buffer
Stock
Pengalaman
Waktu
TungguSertifikasi
KualitasProduk
Kehanda
lan
Proses
Seleksi
Vendor
Pekerjaa
n baik
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
26/86
14
Universitas Indonesia
menentukan bobot tiap-tiap vendor adalah dengan pendekatan Analytical
Hierarchy Process (AHP)
Tabel 2.2 Rankuman Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Jurnal Metode Kriteria
Mauidzoh dan
Zabidi (2007)
Perancangan sistem
evaluasi dan seleksi
vendor pada perusahaan
manufaktur yang bergerak
dalam industri pakaian
jadi
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Quality, cost, delivery, flexibility, dan
responsiveness
Wirdianto dan
Unbersa (2008)
Penilaian pemasok suku
cadang
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Kondisi perusahaan, kelengkapan dokumen,
harga, pengiriman, kualitas dan pelayanan.
Tahriri et al.
(2008)
Pemilihan vendor pada
industri manufaktur baja
di Malaysia
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Biaya, pengiriman, kualitas, manajemen dan
organisasi, kepercayaan, keuangan,
responsiveness, disiplin, kemampuan teknis,
fasilitas dan kapasitas, sejarah kinerja,
garansi, kinerja lingkungan.
Iriani (2009) Perancangan sistem
penilaian dan seleksi
vendor pada perusahaan
yang memproduksi turbin
(CV Cihanjuang Inti
Teknik)
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
dan traffic light
system untuk
sistem skor.
Quality, cost, delivery, flexibility, dan
responsiveness
Paramita et al.
(2011)
Penilaian Kinerja Vendor
pada perusahaan yang
mengekspor teh dalam
kemasan (PT Sinar Sosro
Gresik)
Fuzzy analytical
network process
(FANP)
Quality, cost, delivery, flexibility,
responsiveness, price, sistem komunikasi,
manufacture.
Abrol et al.
(2011)
Pengembangan Model
Seleksi dan Evaaluasi
pemasok pada pabrik
kertas
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Kualitas, pengiriman, pelayanan dan
manajemen organisasi, dan biaya.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
27/86
15
Universitas Indonesia
2.2.3 Focus Group Discussion (FGD)
Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group
Discussion (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai
metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif
melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan
dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan
memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh responden atau
pesertanya.
Yoserizal dan
Singgih (2012)
Evaluasi kinerja vendor
kertas
Delphi,
Dematel, dan
Analytical
Network
Process (ANP)
Ketepatan kualitas, ketepatan waktu kirim,
ketepatan jumlah pengiriman, ketepatan
packaging, keringanan waktu pembayaran,
sistem komunikasi, prosedur complain,
responsiveness, garansi dan layanan
pengaduan, informasi teknis, harga kertas,
diskon berjenjang, green product , dan green
process.
Asamoah et al.
(2012)
Evaluasi dan seleksi
pemasok pada perusahaan
farmasi di Ghana
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Kualitas, biaya, kehandalan, regulatory
compliance, resiko, posisi keuangan, dan
profil vendor.
Limansantoso
(2013)
Pemilihan vendor untuk
perusahaan yang bergerak
dalam industri minuman
dalam kemasan (PT
Buana Tirta Utama)
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
Pengiriman (delivery reliability), kualitas
(quality specifications), biaya, fleksibilitas
(capability).
Kurniawati et
al. (2013)
Pemilihan pemasok pada
perusahaan yang bergerak
di bidang kerajinan (PT
Lunar Cipta Kreasi)
Analytical
Network
Process (ANP)
Biaya, kualitas, ketepatan, service, hubungan
pemasok.
Pitchipoo et al.
(2013)
Pengembangan model pemilihan pemasok pada
industri proses kimia,
sistem pendukung
keputusan untuk pemilhan
pemasok
Analytic Hierarchy
Process (AHP)
dan Grey
Relational
Analysis (GRA)
Biaya, kualitas, pengiriman, garansi,kapasitas, reputasi, keuangan ( payment
terms).
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
28/86
16
Universitas Indonesia
Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD
merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik
wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas
suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya
bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan
secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu
FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis
mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok (Irwanto, 2006).
FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan tujuan,
misalnya pengambilan keputusan, needs assesment, pengembangan produk atau
program, mengetahui kepuasan pelanggan (Krueger-Casey, 2000).
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang
sistematis dalam pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari
Focused Group Discussion, maka terdapat 3 kata kunci, yaitu:
Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
Kelompok – bukan individual
Terfokus – bukan bebas
Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan
informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat
spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan
cara berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat dan dibantu dengan
seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalamdiskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.
Permasalahan yang dibahas dalam FGD sangat spesifik karena untuk
memenuhi tujuan yang sudah jelas. Oleh karena itu, pertanyaan yang disusun
dan diajukan kepada para peserta FGD jelas dan spesifik. Banyak orang
berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Artinya,
diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu
mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta. Hasil FGD tidak
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
29/86
17
Universitas Indonesia
bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan
menggambarkan (representasi) suara masyarakat. Meski demikian, arti penting
FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman
informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi,
argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. Dengan kata
lain bahwa hasil FGD tidak bisa dijadikan patokan dalam mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian. Hal ini harus ditambahkan dengan data
pendukung lain atau melakukan suvei lanjutan (kuantitaif)
2.2.3.1 Persiapan dan Desain Rancangan FGD
Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-
jawaban yang diberikan oleh para peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain
rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan serta
permasalahan yang telah disepakati bersama. Adapun persiapan tersebut
sebagai berikut:
Membentuk Tim, Tim FGD umumnya mencakup:
Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami
masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak
dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola
diskusi (ketrampilan proses).
Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif
mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator
mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar
jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belumterjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga
belum memperoleh kesempatan berpendapat.
Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti
permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya.
Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit
komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
30/86
18
Universitas Indonesia
Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person,
medan), menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta.
Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu
kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi,
kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan),
insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi,
dll.
Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan
dan dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan
menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam
selama dan sesudah FGD berlangsung.
Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-
jemput, konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dar i
gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu
berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang
mengawasi, dsb
Memilih dan mengatur tempat, Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan
di mana saja, namun sebaiknya tempat FGD yang dipilih hendaknya
merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, ber-
ventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul
(preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus
memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi).
Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran
dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di
sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai dilalui
orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut,
sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan”
yang dapat dilihat diluar ruangan.
Menyiapkan Logistik, Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang
dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya
meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
31/86
19
Universitas Indonesia
kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat:
alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif;
akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar
diberikan. Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta,
pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih
peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran
untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal,
dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan mereka
peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan
jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti.
Umumnya insentif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir
(cinderamata).
Jumlah Peserta, Dalam FGD jumlah perserta menjadi faktor penting
yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD
(lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan
Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada
juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang
(Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu
sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan
mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan
sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi
atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.
Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen Tekait dengan
homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76)mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus
sesuai dengan tujuan awal diadakannya FGD.
Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini
melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen
atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh
heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
32/86
20
Universitas Indonesia
masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan
makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD
dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang
sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti
perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen
sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan
mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang
sama atau relatif sama.
Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD
karena variasinya terlalu besar.
Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika
jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama
homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen,
maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan
FGD masih dianggap perlu.
Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-
heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh
heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh
homogen.
Menyusun Pertanyaan FGD, Agar pelaksanaan FGD berjalan lancar dan
informasi yang di dapat sesuai dengan tujuan dari penelitian, diperlukan
penyusunan pertanyaan/Guideline FGD. Tujuannya agar diskusi dapat
berjalan terstruktur tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan agar
hasil dari FGD tersebut dapat merepresentasikan alasan, motivasi,
tujuan dll yang berhubungan dengan topik/pembahasan yang di
diskusikan. Penyusunan pertanyaan-pertanyaan/Guideline pada FGD
dilakukan dengan melihat beberapa hal berikut ini:
Tujuan penelitian FGD
Tujuan diadakannya FGD
Memahami jenis informasi seperti apa yang ingin didapatkan
dari FGD
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
33/86
21
Universitas Indonesia
Menyusun dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus.
Pertanyaan dibuat ke dalam bahasa yang sederhana dan jelas dan
mudah dipahami oleh peserta FGD
Sebelum melakukan FGD yang sebenarnya, lakukan role play
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disusun sesuai dengan tujuan penelitian
maupun diadakannya FGD dan apakah bahasa yang digunakan
mudah dipahami oleh peserta FGD?
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah
selalu bertanya. Bahkan semestinya tugas moderator bukan
bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus,
atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam
prosesnya memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan
hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak
didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet
(Irwanto, 2006: 2)
Pelaksanaan FGD, Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa dalam
pelaksanaan FGD agar diskusi yang dilakukan berjalan baik
(terarah/fokus, tidak ramai karena semua peserta ingin berbicara
mengeluarkan pendapat, informasi dapat terjawab sesuai dengan
harapan dan tujuan FGD) dibantu dengan seseorang yang dapat
memfasilitatorkan para peserta lainnya yang dinamakan moderator.
Peran moderator dalam FGD sangat penting untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dari tujuan FGD. Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat
ditentukan oleh kecakapan moderator dalam menjalin komunikasi
dengan para peserta.
2.2.4 Analytical H ierarchy Process (AHP)
Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
34/86
22
Universitas Indonesia
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif (Saaty, 1993). Dengan
hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-
kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering
digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang
lain.
Pertama dierkenalkan oleh Saaty tahun 1977dan terakhir direvisi tahun
1994, AHP bertindak sebagai decision-support tool yang mampu memecahkan
masalah yang kompleks. (Triantaphyllou & Mann,1995). AHP pada dasarnya
didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan
sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk
sampai pada suatu skala preferensi diantara berbagai set alternatif. Konsep
metode AHP sebenarnya adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai
kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.
AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan
dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami
suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil
keputusan dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP.
Analytical Hierarchy Process (AHP) menyediakan model matematika yang
objektif untuk memproses inescapably subjective dan keinginan personal
individu atau grup dalam membuat keputusan (Schmoldt, 2001, pg. 15).
Struktur AHP menurut Saaty dapat dideskripsikan berdasar tiga tingkatan
hierarki yaitu (Goal-Kriteria-Alternatif) ataupun 4 tingkatan hierarki (Goal-
Kriteria-SubKriteria-Alternatif).
Untuk menentukan bobot dari kriteria yang cukup mempengaruhi kinerjatiap-tiap vendors dapat dilihat dari masing-masing bobot penilaiannya, untuk
mengisi matriks perbandingan berpasangan, kami menggunakan nilai numerik
yang diperoleh dari skala perbandingan yang disusun oleh Saaty (Saaty, 1994)
pada tabel 2.3
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
35/86
23
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 Skala Perbandingan
Tingkat
Keinginan/Kepentingan
Definisi Penjelasan
1 Sama Pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama
3 Sedikit Lebih Penting Penilaian lebih sedikit memihak pada salah satu
elemen dibandingkan pasangannya
5 Lebih Penting Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen
dibandingkan pasangannya
7 Sangat Penting Salah satu elemen sangat berpengaruh dan
dominasinya tampak secara nyata
9 Mutlak Lebih
Penting
Bukti bahwa salah satu elemen lebih penting daripada
pasangannya pada tingkat keyakinan tertinggi
2, 4 ,6, 8 Nilai tengah Diantara
Judgement diatas
Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara 2
penilaian yang berdekatan
Kebalikan aij = I/ aij (jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan
aktivitas J maka J mempunyai nilai kebalikan dibanding i
Menurut Institute of Supply Management Team dan penelitian yang
dilakukan oleh Weber (Weber-Current, 1991), terdapat tiga model fundamental
yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi pemasok yaitu
categorical model
weighted-point model , dan
cost-ratio model .
Tabel 2.4 memperlihatkan perbedaan diantara ketiga model tersebut dari
segi keuntungan dan kelemahan serta penggunanya.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
36/86
24
Universitas Indonesia
Tabel 2.4 Perbedaan Model Evaluasi Pemasok
Model
Evaluasi
Pemasok
Keuntungan Kelemahan Pengguna
Categorical
Model
Mudah dilakukan
Cukup data yang minimal
Cocok untuk perusahaan
dengan sumberdaya
terbatas
Low-cost system
Jarang dievaluasi
Kurang handal
Biasanya manual
Terlalu subjektif
Perusahaan kecil
Perusahaan yang
sedang
mengembangkan
sistem evaluasi
Weighted —
point Model
Biayanya Moderat
Menggabungkan faktor
kualitatif dan kuantitatif
Fleksibel
Melakukan ranking
pemasok
Memerlukan
keterampilan
komputer
Cenderung fokus
pada harga per
unit
Banyak
perusahaan yang
menggunakan
Cost-Ratio
Model
Menyediakan pendekatan
total cost
Menunjukkan area khusus
dari pemasok yang
kinerjanya buruk
Me-ranking pemasok
secara objective
Potensi terbesar untuk
perbaikan jangka panjang
Memerlukan
sumberdaya
komputer
Memerlukan
teknik akuntansi
biaya
Pelaksanaannya
lebih kompleks
Biaya tinggi
Perusahaan besar
Perusahaan
dengan pasokan
yang besar
Metode Analitical Hierarchy Proscess (AHP) juga digunakan
Tahriri untuk pemilihan vendor pada industri baja di Malaysia dan
menghasilkan beberapa kriteria untuk melakukan pemilihan vendor , yaitu
biaya, pengiriman, kualitas, manajemen dan organisasi, kepercayaan,
keuangan, r esponsiveness, disiplin, kemampuan teknis, fasilitas dan kapasitas,
pengalaman, garansi, lingkungan kerja. (Tahriri, 2008).
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
37/86
25
Universitas Indonesia
2.2.4.1 Prinsip dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
Decomposition (prinsip menyusun hirarki) Pengertian dekomposisi atau
decomposition adalah membagi masalah yang satu bagian besar menjadiunsur – unsurnya dan di bentuk kedalam hirearki proses pengambilan
keputusan, yang mana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk
mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur
sampai tidak akan mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga
nanti akan didapatkan beberapa tingkatan dari permasalahan yang hendak
dipecahkan. Struktur hirearki keputusan tersebut dapat dikategorikan
sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete
jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua
elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara pada hirarki keputusan
incomplete tidak semua unsur pada masing-masing tingkatan mempunyai
hubungan. Pada umumnya masalah yang nyata mempunyai karakteristik
struktur yang incomplete.
Gambar 2.3 Prinsip Penyusunan Hierarki
Comparative Judgement . Comparative Judgement dilakukan dengan
penilaian terhadap kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu tingkat
tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas
dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah dilihat dan
disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparison yaitu matriks
perbandingan berpasangan yang memuat tingkat kesukaan (preferensi)
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
38/86
26
Universitas Indonesia
beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan
yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal
importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang
paling tinggi (extreme importance).
Gambar 2.4 Perbandingan Pair-Waise
Synthesis of Priority. Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan
eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur
pengambilan keputusan.
Logical Consistency. Logical Consistency merupakan karakteristik penting
AHP. Hal ini dapat dicapai dengan meng-agresikan seluruh eigen vector
yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirearki dan selanjutnya diperoleh
suatu vector composite tertimbang yang akan menghasilkan urutan
pengambilan keputusan. Nilai dari konsistensi rasio adalah CR
-
8/19/2019 Memilih Vendor
39/86
27
Universitas Indonesia
Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing
tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai
tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
Perbandingan berpasangan ini dipresentasikan dalam bentuk matriks. Skala
yang digunakan untuk mengisi matriks ini adalah 1 sampai dengan 9 (skala
Saaty).
Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak
konsisten pengambil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector
yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan
menggunakan matlab maupun manual.
Mengulangi langkah c, d, dan e untuk seluruh tingkat hirarki.
Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.
Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini menjadi
pilihan dan penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai pencapaian tujuan.
Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR
-
8/19/2019 Memilih Vendor
40/86
28
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENILITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cetak biru untuk koleksi, pengukuran, dan
analisis data berdasarkan pertanyaan yang ada pada riset studi (Sekaran &
Bougie, 2013),. Sedangkan Cooper & Schindler (2011) mendefinisikan desain
penelitian kedalam beberapa point berikut :
Sebuah aktivitas perencanaan berdasarkan sistematika waktu.
Perencanaan berdasarkan pertanyaan riset yang ada.
Panduan untuk memilih sumber dan jenis informasi yang dikumpulkan.
Kerangka kerja untuk menjelaskan hubungan diantara variable / atribut yang
dipelajari.
Gambaran prosedural untuk setiap aktifitas riset.
Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian studi ekplorasi dan studi
deskriptif. Cooper & Schindler (2011) menjelaskan bahwa studi eksplorasi
sangat berguna ketika peneliti mengalami kesulitan mendapatkan informasi
mengenai permasalahan yang ada. Tidak jauh berbeda, Sekaran & Bougie
(2013) menyatakan bahwa studi eksplorasi digunakan ketika tidak banyak yang
diketahui dari situasi yang ditangani.
Area penelitian dari studi eksplorasi bisa saja merupakan suatu hal yang
baru, sehingga peneliti dirasa perlu melakukan eksplorasi. Mengingat dalam
penelitian ini perusahaan sebagai pengguna jasa dan produk dari vendor belum
pernah melakukan penelitian terstruktur mengenai kriteria serta penentuan
bobot penilaian yang hasil akhirnya adalah mendapatkan vendor terbaik, maka
studi eksplorasi akan sesuai dijalankan pada penelitian ini. Dalam penelitian
ini akan diterapkan metode Focus Group Discussion (FGD) dan Analytical
Hierarchy Process (AHP) pada proses penentuan kriteria dan bobot penilaian
Sekaran & Bougie (2013) juga menjelaskan bahwa studi deskriptif dapat
dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif. Pentingnya atribut performansi
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
41/86
29
Universitas Indonesia
vendor dalam penelitian ini menjadi pertimbangan bahwa penggunaan studi
deskriptif juga sangat sesuai dijalankan pada penelitian ini.
Cooper & Schindler (2011) mengemukakan bahwa studi deskriptif
digunakan untuk menjawab pertanyaan who, why, when, what, where, dan how
much. Dengan peneltian yang menjalankan FGD dan AHP, maka penelitian ini
dirasa dapat memberikan jawaban mengenai apa saja yang menjadi faktor
pertimbangan perusahaan dalam memilih vendor (what ), apa saja kriteria yang
cocok digunakan dalam pemilihan vendor, serta seberapa besar bobot untuk
masing-masing kriteria (how much) bobot nilai prioritas dari tiap-tiap kriteria
tersebut diperlukan untuk penentuan vendor .
Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan FGD. Menurut Andi Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah
merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang
dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan,
kemasan / situasi kondisi tertentu. FGD biasanya digunakan dalam studi
eksplorasi dan deskriptif untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini FGD akan dilakukan dengan Diskusi Kelompok
Terarah itu sendiri yaitu untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai
permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini
ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan
dianalisis. Desain penelitian akan dijalankan dalam alur berikut dan dapat
dilihat pada Gambar 3.1 :
Perancangan Dan Penetapan Kriteria, Perancangan kriteria diambil
berdasarkan literatur dari peneliti terdahulu mengenai kriteria penilaian
kinerja pemasok. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakankriteria-kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga,
dan ketepatan waktu pengiriman. Namun terkadang pemilihan pemasok
membutuhkan berbagai kriteria lain yang diangap penting oleh
perusahaan. Kriteria tersebut diverifikasi berdasarkan kesesuaian
dengan proses penilaian dan pemilihan pemasok saat ini dan yang
dikehendaki ke depannya di Exxon Mobil Oil Indonesia. Perancangan
kriteria dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
42/86
30
Universitas Indonesia
menggunakan responden di departemen Exxon Mobil Oil Indonesia
yang memiliki wewenang atas pekerjaan tersebut. Dari FGD akan
dihasilkan kriteria yang sudah valid berdasarkan kesepakatan para
responden. Sebagai moderator FGD, peneliti melakukan tugas-tugas
sebagai moderator. Adapun tugas-tugas moderator adalah :
Menjelaskan maksud dan tujuan FGD Moderator menjelaskan
secara detail maksud dan tujuan FGD hanya untuk kepentingan
penelitian dan data responden akan dijaga kerahasiannya (tidak
akan dipublikasikan keluar).
Menjelaskan topik/isu pokok diskusi Bahwa topik/isu yang akan
dibahas sama seperti kehidupan sehari-hari para peserta. Tidak
ada maksud untuk menjelek-jelekan orang/organisasi/benda dll.
Hanya ingin mengetahui pendapat para peserta.
Menjelaskan tata cara pelaksanaan dalam FGD Bahwa semua
peserta berhak mengeluarkan pendapatnya dan jangan takut atau
malu jika peserta yang lain akan tersinggung karena ini murni
hanya ingin mengetahui pendapat masing-masing peserta. Dan
menekankan bahwa semua pendapat dan saran mempunyai nilai
yang sama dan sama pentingnya dan tidak ada jawaban yang
benar atau salah.
Menciptakan suasana kondusif Menjamin terbentuknya suasana
yang akrab, saling percaya dan yakin diantara peserta. Peserta
harus saling diperkenalkan.
Mengelola dinamika kelompok Memperhatikan keterlibatan
peserta, tidak boleh berpihak atau membiarkan beberapa orangtertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa setiap
orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara. Serta
peserta merasa nyaman untuk berbagi dan menyampaikan
pendapat/pemikirannya.
Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
43/86
31
Universitas Indonesia
Perhatikan nada suara Moderator harus mampu mengendalikan
intonasi suara kepada para peserta diskusi, agar diskusi tetap
berjalan dengan baik.
Menghindari pemberian pendapat pribadi Hal ini dimaksudkan
agar peserta tidak mengikuti pendapat dari moderator, sehingga
hasilnya benar-benar murni pendapat dari peran para peserta
diskusi.
Menghindari komentar yang menyatakan setuju/tidak setuju
FGD merupakan suvey kualitatif sehingga hasil diharapkan
berupa pernyataan-pernyataan/pendapat/pemikiran dari para
peserta bukan penghitungan/angka seperti survey kuantitatif.
Perhatikan gestur tubuh Memperhatikan komunikasi atau
tanggapan yang berupa bahasa tubuh.
Mampu mengendalikan waktu yang telah ditentukan
Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan
waktu dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah
dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah
dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90
menit, untuk menghindari kelelahan.
Penyusunan Struktur Hirarki AHP, kriteria yang telah
ditetapkan tersebut selanjutnya akan dirancang dalam suatu struktur
hirarki AHP yang terbagi dalam 3 level, yaitu :
Level 1, tujuan yaitu menentukan bobot dari tiap-tiap kriteria
Level 2, kriteria pemilihan pemasok
Level 3, sub kriteria pemilihan pemasok Pembobotan (Penilaian Perbandingan Berpasangan), Dari
setiap alternatif yang ada berupa berbagai atribut kebutuhan
konsumen, akan dilakukan perbandingan antar satu alternatif
dengan yang lainnya, proses pembobotan kriteria dilakukan dengan
menggunakan metode AHP melalui proses penilaian perbandingan
berpasangan untuk masing-masing kriteria pemilihan pemasok.
Penilaian perbandingan berpasangan ini juga harus dilakukan oleh
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
44/86
32
Universitas Indonesia
para responden yang sama dengan proses perancangan kriteria.
Pada tahap ini juga dilakukan perhitungan eigen vector dari setiap
matriks perbandingan berpasangan serta melakukan pengujian
konsistensi hirarki. Jika nilai konsistensi tidak memenuhi CR < 0,1
maka penilaian perbandingan berpasangan harus diulang kembali.
Model Penilaian Kinerja Vendor , Setelah nilai pembobotan
kriteria didapatkan, kemudian dilakukan penilaian (skoring)
terhadap kinerja pemasok berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Penilaian kinerja pemasok ini dinilai berdasarkan data
historis masing-masing pemasok. Data historis pemasok adalah
catatan penilaian pemasok yang dilakukan mulai dari pemasok
diikutkan pada proses tender sampai pada pelaksanaan pemenuhan
PO (purchased order). Hasil penilaian pemasok menggambarkan
kinerja dari pemasok yang ditampilkan dalam skor dan kemudian
pemasok dirangking berdasarkan penilaian tersebut.
Analisis, pada tahap ini dilakukan analisis data atas hasil yang telah
diperoleh dari tahapan-tahapan penilaian diatas. Hasil rekapitulasi
dari analisis ini akan dijadikan acuan untuk menentukan vendor
mana yang menempati urutan pertama sampai terakhir berdasarkan
nilai yang diperoleh masing-masing vendor
Kesimpulan Dan Saran, Pelaksanaan tahap ini atau dapat disebut
sebagai proses penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan
dan analisis data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya,
peneliti akan menyimpulkan metode FGD, AHP dan Skoring adalah
ideal untuk digunakan di perusahaan untuk menentukan kriteria danmenentukan bobot dari masing-masing kriteria dalam menseleksi
vendor lalu memberikan penilaian pada masing-masing vendor
sesuai dengan data performansi historis yang dimiliki sebelumnya.
Dari proses seleksi evaluasi pemasok ini sebagai dasar penetapan
vendor pemenang dan berhak mendapat proyek pengadaan barang
di departemen pengadaan Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
45/86
33
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
46/86
34
Universitas Indonesia
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai, dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012). Dalam penelitian ini yang menjalankan metode FGD dan AHP,
maka atribut kriteria dan seleksi vendor terhadap bobot prioritas ditetapkan
sebagai objek penelitian.
Subjek penelitian merupakan informan, yaitu individu pada latar
penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010). Berdasarkan pengertian
tersebut, penelitian ini menetapkan pihak internal perusahaan Exxon Mobil
Oil Indonesia Inc yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa
perusahaan sebagai subjek penelitian dengan atribut teknis dan nilai
pengembangan yang ingin dilakukan terhadap proses seleksi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data adalah kumpulan fakta yang disajikan kepada peneliti dari lingkungan
studi (Cooper & Schindler, 2011). Dalam penelitian ini, pengumpulan data
dikumpulkan dari 3 jenis sumber berikut :
3.3.1 Data Primer
Data yang diperoleh dari individu atau sekumpulan individu (grup) pertama
secara langsung melalui wawancara, kuesioner, atau observasi (Sekaran &
Bougie ,2013). Karena berhubungan langsung dengan sumbernya, data primer
dekat dengan kebenaran dan menekan kemungkinan error (Cooper &Schindler, 2011).
Data primer yang ada dalam penulisan ini mencakup informasi mengenai
kebijakan perusahaan sebagai penyelenggara pengadaan barang dan jasa,
aturan dan syarat2 yang diterapkan dalam tender pengadaan barang dan jasa.
Data kriteria beserta bobot prioritasnya diperoleh dari diskusi kelompok
terarah yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengumpulkan data primer
Peneliti juga melakukan record analysis, yaitu mengamati dan mempelajari
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
47/86
35
Universitas Indonesia
informasi yang diberikan oleh perusahaan. Adapun informasi tersebut adalah
catatan mengenai performansi historis tiap-tiap vendor yang diseleksi diperoleh
dari internal perusahaan di departemen procurement juga melalui proses diskusi
terarah langsung. Bentuk umum dari penelitian observasi adalah record
analysis. Record analysis melibatkan catatan sejarah atau kondisi saat ini dan
juga catatan publik atau swasta. Catatan dapat berupa tulisan, cetakan, rekaman
suara, foto, atau rekaman gambar. Data statistik di masa lalu seringkali hanya
sumber yang digunakan untuk penelitian. Analisis catatan keuangan pada saat
ini dan data ekonomi juga menyediakan sumber data utama untuk studi.
(Cooper & Schindler, 2011)
Dari proses diskusi terarah tersebut dengan internal perusahaan tersebut
peneliti juga memperoleh informasi mengenai kebijakan perusahaan terkait
dengan proses seleksi yang selama ini dilakukan pada setiap barang dan jasa
yang ditenderkan serta gambaran umum mengenai situasi industri migas yang
ada.
3.3.2 Data Sekunder
Merupakan data yang telah dikumpulkan atau diperoleh oleh pihak lain
sebelumnya melalui studi yang mereka lakukan untuk tujuannya masing-
masing (Cooper & Schindler, 2011). Data sekunder penelitian ini dikumpulkan
melalui studi literatur pada berbagai artikel, publikasi penelitian diinternet,
jurnal penelitian, dan buku teks sebagai pendukung sumber informasi dalam
penelitian. Secara umum data sekunder yang dikumpulkan memberikan
informasi mengenai teknik penentuan kriteria dari sekian banyak kriteria yang
ada, dan metode FGD serta AHP.
3.3.3 Data Tersier
Merupakan interpretasi dari sumber data sekunder, yang secara umum
ditampilkan dalam indeks, bibliografi, dan bantuan pencarian lainnya seperti
situs internet. Data tersier dikumpulkan untuk melengkapi kebutuhan data
secara keseluruhan dari penelitian ini melalui situs penyedia jurnal penelitian,
Google, dan indeks, bibliografi, serta skripsi dan katalog perpustakaa
Seleksi pemasok..., R Fadhil Danahiswara Prasidya, FEB UI, 2015
-
8/19/2019 Memilih Vendor
48/86
36
Universitas Indonesia
3.4 Model Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan oleh Chengjing Junio 2013 dengan judul
“Supplier Selection Based on AHP Method : Supplier from China for Suomen
Koristetuonti” dijadikan sebagai referensi utama terhadap model penelitian ini.
Penelitian tersebut menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
untuk pemilihan supplier dari China ke Suomen Koristetuonti
Berdasarkan penelitian tersebut, model dari penelitian ini adalah
menjalankan metode FGD, AHP dan skoring dengan penyesuaian kriteria
vendor yang cocok diimplementasikan pada Exxon Mobil Oil Indonesia Inc.
kriteria pemilihan vendor beserta sub-kriterianya dengan FGD, hingga
memperoleh nilai atau bobot prioritas dengan AHP guna melakukan rankingkepada tiap vendor .
3.5 Operasional Variable Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah lima kriteria (kualitas,
harga, servis, perrformansi, kemampuan teknis) dan sepuluh sub kriteria
(sertifikasi, tingkat cacat produk, metode pembayaran, harga penawaran, waktu
pengiriman, kustomisasi barang, pengalaman, sanksi, teknikal dokumen,
kelengkapan dokumen) kriteria dan sub-kriteria tersebut, yang nantinya akan
dioperasionalisasikan dengan menggunakan AHP untuk menentukan bobot dan
skoring untuk memberikan penilaian pada masing-masing vendor . Penilaian
akan menggunakan data performansi historis perusahaan.
3.6 Teknik Analisis Data
Ana