memetakan produk perikanan potensial indonesia di...
TRANSCRIPT
FISH MARKET BRIEF NO 1/2020
MEMETAKAN PRODUK PERIKANAN POTENSIAL INDONESIA DI PASAR USA
www.suhana.web.id
Dr. Suhana
1
Oleh : Dr. Suhana, S.Pi, M,Si
Dewan Pendiri Ikatan Ahli Ekonomi Kelautan Tropika (IA-EKT)
Amerika Serikat merupakan salah satu tujuan pasar utama produk perikanan dunia. Data
International Trade Centre (2020) menunjukan bahwa nilai impor produk perikanan Amerika
Serikat tahun 2019 merupakan tertinggi didunia, yaitu mencapai sekitar 15,34% dari total nilai
impor produk perikanan dunia. Setelah Amerika Serikat negara importir produk perikanan terbesar
dunia adalah China (10,47%), Jepang (9,82%), Spain (5,35%) dan Italy (4,38%).
Memetakan produk Perikanan Potensial di Pasar Amerika Serikat
Sumber : https://www.freepik.com/
2
Tingginya share nilai impor produk perikanan tersebut menjadikan Amerika Serikat menjadi
tujuan utama ekspor produk perikanan negara-negara produsen ikan dunia, termasuk produk
perikanan Indonesia. Terlebih pasca perang dagang antara USA-China sejak awal 2019 lalu,
negara-negara produsen ikan memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pasokan ikannya
ke negeri Paman Syam tersebut.
Pada tahun 2019 nilai impor produk perikanan USA turun sebesar 2,24% dibandingkan dengan
tahun 2018, sementara secara volume turun sebesar 2,69%. Namun demikian pada tahun yang
sama nilai impor produk perikanan USA dari China turun sebesar 34,70% dibandingkan tahun
2018, sementara volume impor turun sebesar 26,78% (NMFS 2020). Artinya perang dagang USA-
China telah berdampak nyata ada penurunan pasokan produk perikanan China di pasar USA.
Penurunan pasokan China inilah yang menjadi peluang besar bagi negara-negara produsen produk
perikanan dunia lainnya untuk meningkatkan pasokan ekspornya ke pasar USA.
Dampak perang dagang tersebut diperkirakan masih akan terus berlangsung dalam beberapa tahun
kedepan. Oleh sebab itu para pelaku usaha perikanan di Indonesia perlu memanfaatkan peluang
peningkatan ekspor ke pasar USA tersebut. Oleh sebab itu diperlukan informasi khusus terkait
produk perikanan apa yang memiliki potensial untuk ditingkatkan di pasar USA dan negara
pesaing mana saja yang potensial menjadi pesaing produk perikanan Indonesia di pasar USA.
Namun demikian disisi lain produk perikanan Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar
terkait penerapan tarif bea masuk ke pasar USA pasca Indonesia tidak dikelompokan sebagai
negara berkembang.
Berdasarkan hal tersebut tujuan penyusunan market brief produk perikanan ini adalah (1)
Memetakan produk perikanan unggulan Indonesia di pasar Amerika Serikat; (2) Menganalisis
pangsa pasar dan negara pesaing masing-masing produk unggulan Indonesia di Pasar Amerika
Serikat; (3) menganalisis perubahan tarrif bea masuk produk perikanan Indonesia di pasar USA.
3
Metodologi
Berdasarkan tujuan penelitian, tujuan pertama didekati dengan menggunakan pemetaan produk
ekspor (products mapping). Pendekatan tersebut mengacu pada metode pemilihan produk ekspor
potensial International Trade Centre (ITC) dengan beberapa modifikasi yang dilakukan
bergantung pada ketersediaan data [1].
Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan pemetaan terhadap impor produk perikanan
Amerika Serikat dari Indonesia. Sumbu x merupakan tren pertumbuhan impor (demand) produk
perikanan Amerika Serikat dari dunia selama periode 2010-2019, sementara sumbu y merupakan
tren pertumbuhan impor produk perikanan Amerika Serikat dari Indonesia selama periode yang
sama. Grafik tersebut kemudian dibagi ke dalam 4 kuadran yaitu: kuadran “Star” dimana tren nilai
impor dari Indonesia dan pertumbuhan impor dari dunia atas produk tersebut bernilai positif;
kuadran “Question Mark” yaitu tren nilai impor dari Indonesia atas produk tersebut selama 2010-
2019 mengalami penurunan sementara permintaan impornya di Amerika serikat justru mengalami
peningkatan. Produk dengan tren impor dari Indonesia mengalami pertumbuhan negatif serta tren
pertumbuhan impor dari dunia negatif berada pada kuadran “Dog”. Sementara itu, kuadran “Cash
Cow” berisi produk perikanan dimana nilai impor dari Indonesia memiliki tren pertumbuhan yang
positif sementara tren pertumbuhan impor Amerika Serikat atas produk tersebut justru bernilai
negatif (Gambar XX). Produk perikanan yang berpotensi sebagai produk prioritas untuk tujuan
ekspor Indonesia merupakan produk yang berada pada kuadran “Star” dan kuadran “Question
Mark”.
Tujuan kedua didekati dengan analisis pangsa pasar produk perikanan. Pangsa pasar produk
perikanan secara matematis diformulasikan sebagai berikut : , dimana : Pi = Pangsa (share) komoditas perikanan ke i (%) Xi = Nilai ekspor/Impor komoditas i (Rp.) i, ..n
= Komoditas perikanan ke i sampai ke n. Sementara itu tujuan ketiga dianalsiis secara deskriptif.
Data perdagangan produk perikanan yang digunakan dalam market Brief ini merupakan data
ekspor-impor produk perikanan Amerika Serikat yang di publikasi resmi National Mirine Fisheries
Service NOAA [2] dan International Trade Centre.
å=
= n
Xi
XiPi
11
4
Hasil Analisis
Perkembangan Impor Produk Perikanan Amerika Serikat
Dalam periode 2000-2019 negara utama pemasok produk perikanan ke USA mengalami
perubahan yang cukup dinamis. Pada tahun 2000, 2004 dan 2009 tiga negara pemasok utama
produk perikanan ke USA berturut-turut adalah Canada, Thailand dan China. Tahun 2014 Thailand
turun ke posisi 6 besar, dan posisi Thailand di 3 besar digantikan Indonesia. Sementara untuk
posisi 1 dan 2 nya masih China dan Canada. Pada tahun 2019 pasokan produk dari China
mengalami penurunan, seiring dengan adanya perang dagang antara USA dengan China sejak awal
tahun 2019, akibatnya posisi China pada tahun 2019 turun ke posisi 4. Turunnya pasokan produk
perikanan China ke pasar USA dimanfaatkan dengan baik oleh India dan Chili, sehingga sebagian
produk dari China banyak disuplai dari India, khususnya udang dan ikan Nila. Berdasarkan hal
tersebut posisi Indonesia juga menurun menjadi ke posisi 5 besar. Secara detail perubahan dinamis
share nilai impor produk perikanan USA menurut 10 negara pemasok utama dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Share Nilai Impor Produk Perikanan USA Menurut 10 Negara Asal Utama
Ranking
2000 2004 2009 2014 2019
Negara
Share Nilai Impor (%)
Negara
Share Nilai Impor (%)
Negara
Share Nilai Impor (%)
Negara
Share Nilai Impor (%)
Negara
Share Nilai Impor (%)
1 Canada 19.18 Canada 18.89 China 15.69 China 14.23 Canada 15.22 2 Thailand 18.01 Thailand 11.97 Canada 15.35 Canada 13.51 India 11.16 3 China 5.93 China 11.09 Thailand 15.03 Indonesia 9.18 Chile 9.85 4 Mexico 5.31 Chile 6.00 Indonesia 6.90 Chile 8.45 China 8.65 5 Chile 5.09 Indonesia 5.61 Chile 5.72 Vietnam 7.92 Indonesia 8.33 6 Indonesia 3.63 Vietnam 4.99 Vietnam 5.10 Thailand 7.45 Vietnam 6.73 7 Ecuador 3.60 Ecuador 4.01 Ecuador 4.30 India 7.10 Thailand 5.56 8 Vietnam 3.00 Mexico 3.90 Mexico 3.65 Ecuador 5.58 Norway 4.07 9 India 2.82 India 3.58 Norway 2.47 Mexico 2.89 Ecuador 3.61
10 Russian 2.54 Philippines 1.96 Russian 2.21 Norway 2.11 Russian 3.12 Sumber : NMFS 2020, diolah
5
Rasio Perdagangan Internasional Produk Perikanan
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa dalam periode 2000-2019 terlihat bahwa neraca
perdagangan produk perikanan Amerika Serikat terus mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari
nilai Rasio Perdagangan Internasional produk perikanan yang terus mengalami negative. Secara
teori Rasio Perdagangan Internasional (RPI),yaitu rasio ekspor neto terhadap jumlah ekspor total
dan impor total. Rasio ini menunjukkan apakah neraca perdagangan lebih didominasi ekspor (X)
atau impor (M). Rasio ini mempunyai angka koefisien antara 1 (berarti neraca perdagangan
internasional didominasi oleh ekspor) dan -1 (didominasi oleh impor) [3].
Pada tahun 2000 nilai RPI mencapai -0,54 dan tahun 2019 nilai RPI produk perikanan Amerika
Serikat mencapai -0,61. Artinya neraca perdagangan produk perikanan Amerika serikat semakin
didominasi oleh impor. Hal ini tentu merupakan peluang yang besar bagi para produsen perikanan
dunia, termasuk Indonesia untuk memasarkan produk perikanannya di pasar Amerika Serikat.
Gambar 1. Perkembangan Nilai Rasio Perdagangan Internasional (RPI) Produk Perikanan
Amerika Serikat Periode 2000-2019
6
Berdasarkan hal tersebut Indonesia memiliki peluang besar untuk memasarkan produk
perikanannya di pasar Amerika Serikat. Namun demikian pemerintah dan para pelaku usaha
perikanan Indonesia perlu menyusun strategi yang baik agar ekspor produk perikanan Indonesia
ke Amerika Serikat dapat memberikan nilai ekspor yang optimal.
Pemetaan Produk Perikanan Indonesia di Pasar USA
Berdasarkan hasil analisis terlihat ada 15 produk perikanan Indonesia yang masuk dalam kuadran
“Star” dan kuadran “Question Mark”, yaitu (1) Shrimp Warm-Water Peeled Frozen, (2) Shrimp
Frozen Other Preparations, (4) Crab Snow Frozen, (5) Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen
21/25, (6) Crabmeat Swimming (Portunidae) In Atc, (7) Tuna Nspf Fillet Frozen, (8) Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen < 15, (9) Shrimp Breaded Frozen, Shrimp Warm-Water Shell-On
Frozen 15/20, (10) Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota, (11) Tuna Nspf Not In A.T.C.
Not In Oil > 6.8kg, (12) Marine Fish Nspf Fillet Frozen, (13) Shrimp Warm-Water Shell-On
Frozen 31/40, (14) Tuna Nspf In Atc (Foil Or Flexible) Not In Oil Over Quota, dan (15) Marine
Fish Nspf Frozen.
Gambar2. Pemetaan Produk Perikanan di Pasar Amerika serikat
7
Pangsa Pasar Produk Utama Perikanan Indonesia di Pasar USA
Berdasarkan hasil analisis pangsa pasar terhadap produk perikanan Indonesia di pasar Amerika
Serikat dalam periode 2000-2019 terlihat bahwa dari 15 produk perikanan yang memiliki potensi
untuk dikebangkan ekspornya, ternyata hanya ada 10 produk yang potensial untuk terus
dikembangkan. Hal ini didorong oleh pangsa pasar yang tinggi, pertumbuhan total impor Amerika
yang tinggi dan pertumbuhan impor produk perikanan Amerika Serikat dari Indonesia juga tinggi.
Kesepuluh produk perikanan tersebut adalah
1. Shrimp Warm-Water Peeled Frozen. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp Warm-
Water Peeled Frozen mencapai 11,72% dari total nilai impor produk perikanan USA. Pada
tahun 2019 Indonesia merupakan negara kedua terbesar pemasok produk Shrimp Warm-
Water Peeled Frozen dengan share mencapai 16,52%. Negara pesaing atas produk Shrimp
Warm-Water Peeled Frozen Indonesia di pasar USA adalah India (share nilai impor
mencapai 56,70%), Ecuador (share nilai impor mencapai 8,17%), Viet Nam (share nilai
impor mencapai 7,98%), Thailand (share nilai impor mencapai 4,05%), Argentina (share
nilai impor mencapai 2,77%), Guyana (share nilai impor mencapai 1,06%), Peru (share nilai
impor mencapai 0,94%), Venezuela (share nilai impor mencapai 0,38%) dan Mexico (share
nilai impor mencapai 0,37%).
2. Shrimp Frozen Other Preparations. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp Frozen
Other Preparations mencapai 3,75% dari total nilai impor produk perikanan USA. Pada tahun
2019 Indonesia merupakan negara ketiga terbesar pemasok produk Shrimp Frozen Other
Preparations dengan share mencapai 23,66%. Negara pesaing atas produk Shrimp Frozen
Other Preparations Indonesia di pasar USA adalah Viet Nam (29,62 %), India (25,09%),
Thailand (18,18%), Canada (1,32%), Ecuador (0,74%), China (0,24%), Saudi Arabia
(0,18%), Guatemala (0,18%) dan Spain (0,18%).
3. Crab Snow Frozen. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Crab Snow Frozen mencapai
3,70% dari total nilai impor produk perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan
negara keenam terbesar pemasok produk Crab Snow Frozen dengan share mencapai 0,19%.
Negara pesaing atas produk Crab Snow Frozen Indonesia di pasar USA adalah Canada
(75,63%), Rusia (18,57%), Norway (2,59%), Greenland (2,58%), Viet Nam (0,26%),
Denmark (0,06%), Netherland (0,04%), Chile (0,02%) an United Kingdom (0,01%).
8
4. Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 21/25. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen 21/25 mencapai 2,34% dari total nilai impor produk
perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara kedua terbesar pemasok
produk Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 21/25 dengan share mencapai 16,52%.
Negara pesaing atas produk Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 21/25 Indonesia di pasar
USA adalah India (52,66%), Mexico (14,68%), Ecuador (5,54%), Argentina (3,62%),
Thailand (2,35%), Viet Nam (2,12%), Peru (1,21%), Malaysia (0,21%) dan Bangladesh
(0,20%).
5. Crabmeat Swimming (Portunidae) In Atc. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Crabmeat
Swimming (Portunidae) In Atc mencapai 2,13% dari total nilai impor produk perikanan
USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara ke-1 terbesar pemasok produk
Crabmeat Swimming (Portunidae) In Atc di pasar USA dengan share mencapai 50,50%.
Negara pesaing atas produk Crabmeat Swimming (Portunidae) In Atc dipasar USA adalah
Philippines (15,09%), Viet Nam (9,35%), China (8,42%), India (7,38%), Sri Langka
(3,39%), Mexico (3,01%), Thailand (1,24%), Malaysia (1,19%) dan Venezuela (0,28%)
6. Tuna Nspf Fillet Frozen. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Tuna Nspf Fillet Frozen
mencapai 2,09% dari total nilai impor produk perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia
merupakan negara ke-1 terbesar pemasok produk Tuna Nspf Fillet Frozen di pasar USA
dengan share mencapai 40,61%. Negara pesaing atas produk Tuna Nspf Fillet Frozen dipasar
USA adalah Viet Nam (31,83%), Philippines (8,99%), Thailand (3,63%), Taiwan (3,29%),
Canada (2,65%), Japan (2,05%), Ecuador (1,75%), China (1,08%) dan Korea Selatan
(0,92%).
7. Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen < 15. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen < 15 mencapai 1,56% dari total nilai impor produk perikanan
USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara ke-3 terbesar pemasok produk Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen < 15 di pasar USA dengan share mencapai 15,18%. Negara
pesaing atas produk Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen < 15 dipasar USA adalah Mexico
(20,17%), Thailand (19,26%), India (12,26%), Viet Nam (11,85%), Ecuador (5,59%),
Argentina (4,57%), Panama (3,97%), Bangladesh (3,35%) dan Nigeria (1,01%).
9
8. Shrimp Breaded Frozen. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp Breaded Frozen
mencapai 1,54% dari total nilai impor produk perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia
merupakan negara ke-4 terbesar pemasok produk Shrimp Breaded Frozen di pasar USA
dengan share mencapai 14,11%. Negara pesaing atas produk Shrimp Breaded Frozen dipasar
USA adalah China (28,86%), Thailand (26,03%), Viet Nam (23,36%), Ecuador (3,88%),
Guatemala (2,18%), Argentina (0,57%), Burma (0,28%), India (0,25%) dan Honduras
(0,18%).
9. Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 15/20. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen 15/20 mencapai 1,52% dari total nilai impor produk
perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara ke-2 terbesar pemasok
produk Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 15/20 di pasar USA dengan share mencapai
24,94%. Negara pesaing atas produk Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen 15/20 dipasar
USA adalah India (37,27%), Mexico (13,56%), Argentina (9,56%), Viet Nam (7,99%),
Thailand (3,52%), Peru (0,69%), Malaysia (0,65%), Ecuador (0,59%) dan Philippines
(0,20%).
10. Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota. Pada tahun 2019 pangsa pasar produk
Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota mencapai 1,36% dari total nilai impor
produk perikanan USA. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara ke-2 terbesar
pemasok produk Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota di pasar USA dengan
share mencapai 10,03%. Negara pesaing atas produk Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil
Over Quota dipasar USA adalah Thailand (70,53%), Viet Nam (8,17%), Philippines
(4,66%), Mexico (2,28%), Maldive (1,88%), Ecuador (1,29%), Costa Rica (0,42%), Peru
(0,33%) dan China (0,24%)
Tantangan Tarif Bea Masuk Produk Perikanan Ke Pasar USA
Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) atau Office of the US Trade Representative
(USTR) mencabut preferensi khusus untuk daftar anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
termasuk Indonesia dalam daftar negara berkembang. Artinya, di mata AS, Indonesia sudah
menjadi negara maju (Kompas/21/02/2020). Dalam situs resmi USTR (Silahkan akses di
https://ustr.gov/) disebutkan bahwa pencabutan tersebut efektif pada tanggal 10 Februari 2020.
10
Ada tiga pertimbangan yang dijadikan USA dalam mengelelompokkan Indonesia kedalam
kelompok negara maju, yaitu (1) GNI per kapita, (2) pangsa perdagangan dunia, dan (3) faktor lain
seperti organisasi untuk kerjasama ekonomi dan Keanggotaan (OECD), keanggotaan Uni Eropa
(EU), dan keanggotaan kelompok dua puluh (G20). Perwakilan Perdagangan AS
memperhitungkan keanggotaan Indonesia di G20. G20 merupakan forum untuk kerjasama
ekonomi internasional, yang menyatukan ekonomi utama dan perwakilan dari institusi
internasional besar seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Berdasarkan hal tersebut, Argentina, Brasil, India, Indonesia, dan Afrika Selatan tidak memenuhi
syarat untuk standar 2 persen de minimis, meskipun demikian, berdasarkan data Bank Dunia
terbaru, masing-masing negara memiliki GNI per kapita di bawah $12.375. Perwakilan
Perdagangan AS tidak menganggap indikator pembangunan sosial seperti angka kematian bayi,
tingkat buta huruf dewasa, dan harapan hidup pada saat lahir, sebagai dasar pertimbangannya.
Keputusan tersebut merupakan kebanggaan bagi Indonesia yang sudah diakui USA sebagai negara
maju. Selain itu juga, keputusan tersebut merupakan tantangan baru bagi Indonesia, khususnya
bagi produk ekspor perikanan Indonesia. Karena dengan dimasukannya Indonesia ke kelompok
negara maju, maka kebijakan tariff bea masuk produk perikanan ke USA pun dengan sendirinya
berubah.
Selama ini kebijakan tariff produk perikanan Indonesia dikenakan tarif Generalized System of
Tariff Preferences (GSP), dimana sekitar 85 jenis produknya dikenakan tariff 0%. Namun
demikian, apabila kebijakan adalah tarif normal tahun 2020 maka tarrif yang dikenakan berkisar
0,5 % - 35 %.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa kebijakan tariff USA terhadap produk
perikanan Indonesia dalam 7 tahun terakhir sudah mengalami beberapa kali perubahan. Pada 31
Juli 2013 fasilitas Generalized System of Tariff Preferences (GSP) dari AS untuk Produk Perikanan
Indonesia pernah dihentikan, sehingga dikenakan tariff normal berkisar 2,3% - 15%.
11
Namun demikian sejak akhir 2014 Indonesia secara tegas memberantas IUU Fishing dan
diapresiasi oleh pemerintah AS, karena sejalan dengan kebijakan AS terkait anti IUU Fishing dan
Seafood Fraud. Konsistensi pelaksanaan kebijakan pemberantasan IUU Fishing dan
mempromosikan sustainability menjadi salah satu pertimbangan Pemerintah AS untuk membuka
kembali fasilitas GSP dan efektif per 29 Juli 2015.
Berdasarkan hal tersebut para pelaku usaha perikanan perlu segera beradaftasi terhadap perubahan
tariff tersebut supaya tidak menjadi penyebab penurunan signifikan terhadap kinerja ekspor produk
perikanan ke USA. Terlebih pada tahun 2018 melalui skema GSP terdapat 66 kode HS produk
perikanan diberikan tarif bea masuk 0%, seperti rajungan, lobster, snail, eels, anchovies, dll.
Simpulan dan Rekomendasi
Produk perikanan Indonesia memiliki peluang untuk ditingkatkan nilai ekspornya dipasar USA.
Berdasarkan hasil analisis teridentifikasi ada 10 jenis produk perikanan utama yang memiliki
peningkatan nilai ekspor. Hal ini didasarkan pada rata-rata pertumbuhan impor USA atas produk
perikanan yang meningkat dan rata-rata impor produk perikanan USA dari Indonesia yang
mengalami pertumbuhan yang positip. Kesepuluh produk tersebut adalah (1) Shrimp Warm-Water
Peeled Frozen, (2) Shrimp Frozen Other Preparations, (4) Crab Snow Frozen, (5) Shrimp Warm-
Water Shell-On Frozen 21/25, (6) Crabmeat Swimming (Portunidae) In Atc, (7) Tuna Nspf Fillet
Frozen, (8) Shrimp Warm-Water Shell-On Frozen < 15, (9) Shrimp Breaded Frozen, Shrimp
Warm-Water Shell-On Frozen 15/20, dan (10) Tuna Nspf In Atc (Other) Not In Oil Over Quota.
Berdasarkan hasil analisis pangsa pasar terlihat bahwa pada tahun 2019 pangsa pasar dari
kesepuluh produk potensial berkisar antara 1,36% sampai 11,72%. Sementara itu pangsa impor 10
jenis produk perikanan USA dari Indonesia tahun 2019 berkisar antara 0,19% sampai 50,50%.
Pasca dicabutnya Indonesia dari kelompok negara berkembang, pemerintah dan para pelaku usaha
perikanan Indonesia perlu mengantisipasi perubahan tarrif bea masuk produk perikanan ke pasar
USA. Selama ini kebijakan tariff produk perikanan Indonesia dikenakan tarif Generalized System
of Tariff Preferences (GSP), dimana sekitar 85 jenis produknya dikenakan tariff 0%. Namun
12
demikian, apabila kebijakan adalah tarif normal tahun 2020 maka tarrif yang dikenakan berkisar
0,5 % - 35 %.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah dan para pelaku usaha perikanan Indonesia perlu terus
berkolaborasi dalam meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar USA. Pemerintah perlu
terus melakukan diplomasi perdagangan agar tarrif bea masuk produk perikanan ke pasar USA
tidak mengalami perubahan yang signifikan pasca Indonesia dimasukan dalam kelompok negara
maju. Sementara itu para pelaku usaha perikanan Indonesia perlu terus meningkatkan daya saing
produk perikanannya, khususnya untuk 10 produk unggulan tersebut. Selain itu juga pemerintah
dan para pelaku usaha perikanan diharapkan untuk terus menjaga prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam meningkatkan kinerja perdagangan produk perikanan Indonesia di pasar
USA. Hal ini dimaksudkan agar keberlanjutan ekonomi perikanan nasional dapt terjaga dengan
baik.
Bibliography [1] J. S. Yvan Decreux, Export Potential Assessments,
https://umbraco.exportpotential.intracen.org/media/1089/epa-methodology_141216.pdf, 2016.
[2] N. M. F. Service, Fisheries Statistics, https://www.fisheries.noaa.gov/ diakses Mei 2020, 2020.
[3] T. Tambunan, Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Teori dan Temuan Empiris, Jakarta: LP3ES, 2001.
Kontak :
@suhanaipb
www.suhana.web.id