membumikan esco dan iso 50001 dalam rangka … sebuah solusi yang sangat konservasi energi bisa...
TRANSCRIPT
Membumikan
dalam rangka
Stanley Sutrisno
Kebutuhan Energi terus meningkat
khususnya energi fosil, relatif tetap
tersebut berdampak pada:
- Harga energi yang terus naik.
Kenaikan harga ini berdampak
pada kenaikan biaya produksi,
sehingga bisa menurunkan daya
saing produk Indonesia.
- Emisi CO2 semakin meningkat,
sehingga berdampak buruk pada
kelestarian lingkungan.
- Ketahanan nasional bisa terganggu
karena import energi terus
meningkat yang berimbas pada
ketergantungan energi pada negara lain
penurunan cadangan devisa.
Dengan kondisi energi seperti itu, maka konservasi energi
menjadi sebuah solusi yang sangat
Konservasi energi bisa dilakukan melalui:
- Perilaku hemat energi.
- System optimization
- Retrofiting, desain.
- Pemanfaatan teknologi baru yang
lebih hemat energi.
Penerapan konservasi energi secara
menyeluruh bisa menghemat antara 1
hingga 60% tergantung kondisi.
Keberhasilan konservasi energi secara
optimal bisa meningkatkan daya saing
produk, mengurangi emisi CO2 dan
meningkatkan ketahanan nasional. Namun demikian, dalam prakteknya, terutama di sektor industri
dan PJU, konservasi energi belum bisa berjalan sesuai harapan, karena adanya berbagai kendala,
terutama adalah kendala keterbatasan dana dan kurangnya kompetensi SDM.
Membumikan ESCO dan EnMS-ISO 50001
dalam rangka Efisiensi Energi Berkesinambungan
Peluang dan Tantangan
Stanley Sutrisno – Tim Konsultan Manajemen APINDO Jateng
terus meningkat dari waktu ke waktu, sementara ketersediaan energi
relatif tetap sedangkan pemanfaatan energi terbarukan belum optimal. Hal
Harga energi yang terus naik.
Kenaikan harga ini berdampak
pada kenaikan biaya produksi,
sehingga bisa menurunkan daya
Emisi CO2 semakin meningkat,
sehingga berdampak buruk pada
Ketahanan nasional bisa terganggu
import energi terus
meningkat yang berimbas pada
ketergantungan energi pada negara lain. Peningkatan import energi ini b
penurunan cadangan devisa.
Dengan kondisi energi seperti itu, maka konservasi energi berkelanjutan melalui manajemen energi
solusi yang sangat beralasan.
Konservasi energi bisa dilakukan melalui:
baru yang
secara
nyeluruh bisa menghemat antara 10%
secara
aya saing
produk, mengurangi emisi CO2 dan
ingkatkan ketahanan nasional. Namun demikian, dalam prakteknya, terutama di sektor industri
dan PJU, konservasi energi belum bisa berjalan sesuai harapan, karena adanya berbagai kendala,
keterbatasan dana dan kurangnya kompetensi SDM.
APINDO Jateng
diaan energi nasional,
sedangkan pemanfaatan energi terbarukan belum optimal. Hal
berimbas pada
melalui manajemen energi
ingkatkan ketahanan nasional. Namun demikian, dalam prakteknya, terutama di sektor industri
dan PJU, konservasi energi belum bisa berjalan sesuai harapan, karena adanya berbagai kendala,
Kendala tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan jasa ESCO (
Company) dengan skema pendanaan
maka kendala kurangnya kompetens
oleh ESCO. Sedangkan dalam hal pendanaan,
keterbatasan dana untuk investasi di bidang konservasi energi
dari bagian atas penghematan / efisiensi yang bisa dicapai
Peran APINDO Jateng dalam Konservasi Energi
Mengingat besarnya kontribusi industri terhadap konsumsi energi nasional
menaungi banyak perusahaan dari berbagai jenis industri, maka APINDO, khususnya APINDO Jateng
berupaya untuk mendorong konservasi energi di industri, khususnya perusahaan
anggota APINDO Jateng. Upaya itu diwujudkan secara mandiri mau
lain/pihak ke tiga *), di antaranya dalam program:
- Sosialisasi dan memfasilitasi
program efisiensi energi melalui
skema ESCO Shared Saving
Performance Contract.
- Sosialisasi teknik konservasi
audit energi, dan manajemen energi
melalui:
o Training/workshop
konservasi dan audit energi.
o Training Sistem Manajemen
Energi EnMS-ISO 50001.
*) Selama ini APINDO Jateng bekerja
sama dengan BSN, UNIDO, Kementerian ESDM dan Kemenperin.
Peluang dan Tantangan
Dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi
pemerintah, masyarakat dan konsumen yang makin tinggi terhadap isu lingkungan, khususnya
terkait konservasi energi, serta masih terbatasnya penerapan konservasi energi di Indonesia, baik di
sektor industri maupun PJU, maka peluang
khususnya konservasi energi melalui skema
pula penerapan sistem manajemen
Namun demikian, kendalanya adalah:
- Masih rendahnya kesadaran hemat energi masyarakat maupun industri.
- Di Indonesia, skema ESCO Shared Saving Performance Contract
belum banyak dikenal.
- Suku bunga perbankan yang masih relatif tinggi, sehingga ko
Performance Contract kurang
- Khusus PJU, kebanyakan Pemda/Pemkot masih ragu
Shared Saving Performance Contract
Kendala tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan jasa ESCO (Energy Service
) dengan skema pendanaan Shared Saving Performance Contract. Dengan adanya ESCO,
maka kendala kurangnya kompetensi SDM bisa diatasi, karena teknis konservasi energi dilakukan
dalam hal pendanaan, dengan skema Shared Saving Performance Contract
keterbatasan dana untuk investasi di bidang konservasi energi bisa diatasi, karena investasi dibiayai
penghematan / efisiensi yang bisa dicapai dari kerja sama tersebut
Konservasi Energi
besarnya kontribusi industri terhadap konsumsi energi nasional
menaungi banyak perusahaan dari berbagai jenis industri, maka APINDO, khususnya APINDO Jateng
konservasi energi di industri, khususnya perusahaan
anggota APINDO Jateng. Upaya itu diwujudkan secara mandiri maupun kerja-sama dengan instansi
, di antaranya dalam program:
dan memfasilitasi
program efisiensi energi melalui
ESCO Shared Saving
konservasi energi,
manajemen energi
Training/workshop
konservasi dan audit energi.
Training Sistem Manajemen
ISO 50001.
*) Selama ini APINDO Jateng bekerja
sama dengan BSN, UNIDO, Kementerian ESDM dan Kemenperin.
yang pesat di bidang teknologi efisien energi, adanya concern dari
pemerintah, masyarakat dan konsumen yang makin tinggi terhadap isu lingkungan, khususnya
terkait konservasi energi, serta masih terbatasnya penerapan konservasi energi di Indonesia, baik di
sektor industri maupun PJU, maka peluang untuk melakukan konservasi energi masih sangat luas
khususnya konservasi energi melalui skema ESCO Shared Saving Performance Contract.
penerapan sistem manajemen energi ISO 50001.
kendalanya adalah:
Masih rendahnya kesadaran hemat energi masyarakat maupun industri.
ESCO Shared Saving Performance Contract ini masih relaitf baru atau
Suku bunga perbankan yang masih relatif tinggi, sehingga konsep Shared Saving
kurang feasible atau kurang menarik.
Khusus PJU, kebanyakan Pemda/Pemkot masih ragu-ragu/gamang untuk menjalankan
Shared Saving Performance Contract, karena belum ada kejelasan payung hukum.
Energy Service
Dengan adanya ESCO,
ervasi energi dilakukan
Shared Saving Performance Contract
bisa diatasi, karena investasi dibiayai
dari kerja sama tersebut.
besarnya kontribusi industri terhadap konsumsi energi nasional, dan APINDO
menaungi banyak perusahaan dari berbagai jenis industri, maka APINDO, khususnya APINDO Jateng
konservasi energi di industri, khususnya perusahaan-perusahaan
sama dengan instansi
energi, adanya concern dari
pemerintah, masyarakat dan konsumen yang makin tinggi terhadap isu lingkungan, khususnya
terkait konservasi energi, serta masih terbatasnya penerapan konservasi energi di Indonesia, baik di
konservasi energi masih sangat luas,
ESCO Shared Saving Performance Contract. Demikian
ini masih relaitf baru atau
Shared Saving
ragu/gamang untuk menjalankan ESCO
karena belum ada kejelasan payung hukum.
- Keengganan dunia usaha melakukan kerja
pencapaian efisiensi energi sulit dilakukan karena masalah teknis.
- Kurangnya kompetensi SDM di bidang teknis efifiensi energi bisa berakibat pada tidak
efektifnya penerapan EnMS ISO 50001.
menerapkan EnMS ISO 50001.
Sekilas tentang EnMS ISO 50001:2011
Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 adalah standar internasional sistem manajemen energi
yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Internasiona
Standardization). Di Indonesia standar tersebut diadopsi menjadi SNI ISO 50001:2012.
Model manajemen EnMS ISO 50001 adalah P
pada Significant Energy Uses dan bagaimana
secara berkesinambungan.
Beberapa klausul yang spesifik dalam
EnMS ISO 50001 adalah pengendalian
operasioal, desain, dan maintenance
dalam rangka efisiensi energi.
Manfaat Penerapan EnMS ISO 50001:
- Bisa dipakai sebagai bukti
kepatuhan terhadap UU
30/2007 tentang kewajiban
bagi perusahaan yang
konsumsi energi per tahun
6.000 ton setara minyak atau
lebih.
- Bisa memenuhi persyaratan
pelanggan tertentu yang
menanyakan sertifikat ISO
50001. Dengan demikian bisa
membantu pemasaran.
- Lebih mudah menggerakkan
semua pihak di dalam
organisasi untuk
sadar/concern terhadap
efisiensi energi.
- Kesinambungan program
efisiensi energi lebih terjamin
karena terhindar dari snob
effect.
-o0o-
ha melakukan kerja-sama dengan ESCO, terutama bila pengukuran
pencapaian efisiensi energi sulit dilakukan karena masalah teknis.
Kurangnya kompetensi SDM di bidang teknis efifiensi energi bisa berakibat pada tidak
efektifnya penerapan EnMS ISO 50001. Dengan kondisi ini, industri merasa belum siap untuk
menerapkan EnMS ISO 50001.
Sekilas tentang EnMS ISO 50001:2011
Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 adalah standar internasional sistem manajemen energi
yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Internasional (Internaional Oreganization for
Indonesia standar tersebut diadopsi menjadi SNI ISO 50001:2012.
Model manajemen EnMS ISO 50001 adalah P-D-C-A-Continual Improvement dengan penekanan
dan bagaimana manajemennya agar kinerja energi selalu me
Beberapa klausul yang spesifik dalam
EnMS ISO 50001 adalah pengendalian
operasioal, desain, dan maintenance
Manfaat Penerapan EnMS ISO 50001:
sebagai bukti
kepatuhan terhadap UU
30/2007 tentang kewajiban
per tahunnya
minyak atau
Bisa memenuhi persyaratan
pelanggan tertentu yang
menanyakan sertifikat ISO
50001. Dengan demikian bisa
Lebih mudah menggerakkan
sadar/concern terhadap
Kesinambungan program
efisiensi energi lebih terjamin
snob
sama dengan ESCO, terutama bila pengukuran
Kurangnya kompetensi SDM di bidang teknis efifiensi energi bisa berakibat pada tidak
n kondisi ini, industri merasa belum siap untuk
Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 adalah standar internasional sistem manajemen energi
l (Internaional Oreganization for
Indonesia standar tersebut diadopsi menjadi SNI ISO 50001:2012.
dengan penekanan
nya agar kinerja energi selalu meningkat