kebijakan energi dan mitigasi perubahan iklim sektor energi energi di industri kecil... ·...

Download Kebijakan Energi dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Energi Energi di Industri Kecil... · direktorat jenderal energi baru terbarukan dan konservasi energi kementerian energi dan

If you can't read please download the document

Upload: truonganh

Post on 06-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

    Jakarta, 27 Maret 2012

    Disampaikan pada:

    Workshop Efisiensi Energi di Sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM)

    Oleh:

    Maryam Ayuni

    Direktur Konservasi Energi

    Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

  • *

  • 1 Pendahuluan

  • *

    Pertumbuhan permintaan energi 7% pertahun

    Akses terhadap energi masih rendah

    Rasio rumah tangga berlistrik : 67,63%

    Infrastruktur energi masih terbatas (daerah perdesaan/terpencil dan

    pulau-pulau terluar pada umumnya belum mendapatkan akses energi);

    Energi perkapita masih rendah

    Ketergantungan terhadap energi fosil masih tinggi, cadangan terbatas

    Potensi energi terbarukan cukup besar, belum dimanfaatkan secara

    optimal

    Harga energi belum mencapai keekonomian, subsidi energi (BBM & Listrik)

    membengkak 2011 = Rp 195,3 Trilyun

    Penggunaan energi belum efisien, potensi konservasi energi cukup tinggi

    Intensitas energi tinggi (Jumlah Energi/GDP)

    Emisi dari sektor energi semakin meningkat (2005 370 juta ton CO2)

  • 0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 20092010

    Minyak Bumi Batubara Gas Bumi Tenaga Air Panas Bumi

    * ENERGI PRIMER 20002010 (JUTA BOE)

    46,8%

    24,3%

    23,9%

    1,2%3,8%

  • 0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    200020012002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    Industri Rumah Tangga KomersialTransportasi Lainnya

    * ENERGI FINAL 20002010 (JUTA BOE)

    44%

    11,5%4,4%

    36%

    4%

  • 34,54

    28,86

    10,93

    3,170,24

    0,22

    0,07

    Batubara

    Gas

    ADO

    FO

    Kerosene

    IDO

    Briket

    PANGSA PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR

    INDUSTRI TH 2010 (%)

  • *

    Source : Agency Geology

    Suplai :

    281,4

    Produksi:

    1155,7

    Import:

    0,232

    StckChg:

    0,922

    Export:

    873,6

    TahunSumber

    DayaCad. Terbukti

    2010 105,187.44 21,131.84

    Juta Ton

    CADANGAN BATUBARA NASIONAL

    PER 1 JANUARI 2010

    Juta BOE

    Anthracite : 1 Ton = 4.9893 BOE

    Imported Coal : 1 Ton = 4.2766 BOE

    Kalimantan Coal : 1 Ton = 4.2766 BOE

    Ombilin Coal : 1 Ton = 4.8452 BOE

    Tanjung Enim Coal : 1 Ton = 3.7778 BOE

    Lignite : 1 Ton = 3.0649 BOE

  • *

    Source : Directorate General of Oil and Gas

    Suplai :

    550,5

    Produksi:

    344,9

    Import:

    326,2

    StckChg:

    52,3

    Export:

    173

    TahunCad.

    TerbuktiPotensi Total

    2000 5.12 4.49 9.61

    2005 4.19 4.44 8.63

    2010 4.23 3.53 7.76

    Milyar Barel

    CADANGAN MINYAK BUMI NASIONAL

    Juta BOE

  • *

    Source : Directorate General of Oil and Gas

    Suplai :

    285,89

    Produksi:

    547,4

    Import:

    0

    StckChg:

    0

    Export:

    261,5

    TahunCad.

    TerbuktiPotensi Total

    2000 94.75 75.56 170.31

    2005 97.26 88.54 185.80

    2010 108.4 48.74 157.14

    CADANGAN GAS BUMI NASIONAL

    PER 1 JANUARI 2010 TSCF

    Juta BOE

    1 MSCF = 0.1796 BOE

  • NOENERGI BARU-

    TERBARUKAN

    SUMBER DAYA

    (SD)

    KAPASITAS

    TERPASANG

    (KT)

    RASIO KT/SD(%)

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Tenaga Air 75,670 MW 5,705.29 MW 7.54

    2 Panas Bumi 29,038 MW 1,189 MW 4.00

    3 Mini/Mikro Hydro 769.69 MW 217.89 MW 28.31

    4 Biomass 49,810 MW 1,618.40 MW 3.25

    5 Tenaga Surya 4.80 kWh/m2/day 13.5 MW -

    6 Tenaga Angin 3 6 m/s 1.87 MW -

    7 Uranium

    3.000 MW

    (e.q. 24,112 ton) for

    11 years*)30 MW 1.00

    *) Hanya di Kalan Kalimantan Barat

    *

  • *Konsumsi Energi / Jumlah Penduduk

    Japan : 29,8 BOE Perkapita

    Indonesia : 3,34 BOE Perkapita

  • *

    Konsumsi Energi / GDP

    BOROS

    ENERGI

    EFISIEN

    ENERGI

  • PENGHEMATAN ENERGI

    SUBSIDI ENERGIGAP PERMINTAAN ENERGI

    DAN PASOKAN ENERGIEMISI

    MENGURANGI

    DAYA SAING NASIONAL

    MENGAPA DIPERLUKAN KONSERVASI ENERGI?

    Pada tahun 2011, alokasi

    subsidi energi sampai akhir

    tahun diperkirakan

    membengkak menjadi Rp.

    195,3Triliun

    Mengurangi jumlah

    pemadaman bergilir

    Mengurangi emisi CO2

    dari penggunaan energi

    fosil

    MENINGKATKAN

    14

  • 2 Kebijakan dan Regulasi di

    bidang Konservasi Energi

  • ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT

    PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI

    SUPPLY SUPPLYDEMAND DEMAND

    Saat ini: Ke depan:

    1. Kebutuhan energi belum efisien

    2. Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi

    fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi

    3. Energi terbarukan hanya sebagai alternatif

    4. Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan

    adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan

    1. Efisienkan kebutuhan energi

    2. Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi

    terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided

    fossil energy cost, bila perlu disubsidi

    3. Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang

    4. Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan

    adalah sebagai warisan untuk anak-cucu / diekspor

    Energi Fosil dengan biaya berapapun

    (Malah Disubsidi)

    Energi TerbarukanSebagai Alternatif

    Kebutuhan EnergiSektoral

    yang belum efisien:-RumahTangga- Transportasi- Industri- Komersial

    Maksimalkan Penyediaandan Pemanfaatan Energi

    Terbarukan dengan harga Avoided Fossil Energy

    Costs

    Energi Fosil sebagai Faktor Penyeimbang

    Kebutuhan EnergiSektoral yang Efisien:

    -RumahTangga- Transportasi- Industri- Komersial

    (KONSERVASI)

    (DIVERSIFIKASI)

  • ARAH KEBIJAKAN ENERGI

    EBT

    Gas Bumi

    Batubara

    M. Bumi

    21,9 %

    26,4 %

    46,9%

    4,8 %

    EBT

    Gas Bumi

    Batubara

    M. Bumi

    2010* 2015 2020

    2025

    KONSERVASI

    ENERGI (33,85%)

    DIV

    ER

    SIF

    IKA

    SI

    EN

    ER

    GI

    BAU**

    Sumber: *Prakiraan 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE

    PERPRES 5/2006 VISI 25/25

    25 %

    32 %

    23 %

    20 %

    41.7%

    20,6%

    34.6%

    3,1%

    4300

    JutaSBM

    2852

    JutaSBM

    1066

    JutaSBM

    Minyak Bumi42%

    Batubara34%

    Gas21%

    EBT3%

    Minyak Bumi20%

    Batubara33%

    Gas30%

    EBT17%

    3200

    JutaSBM

    20%

    30%

    33%

    17%

  • Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab

    pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat.

    Konservasi energi nasional mencakup seluruh tahap pengelolaan

    energi

    Pengguna dan produsen peralatan hemat energi yang

    melaksanakan konservasi energi diberi kemudahan/insentif oleh

    pemerintah

    Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak

    melaksanakan konservasi energi diberi disinsentif oleh pemerintah

    Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi

    diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau pemerintah daerah

    UU NO. 30/2007 TENTANG ENERGI

    Pasal 25: KONSERVASI ENERGI

  • * PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI (Pasal 9-14)

    Penyediaan

    Energi

    Pengusahaan

    Energi

    Konservasi

    Sumber Daya

    Energi

    Pemanfaatan

    Energi

    perencanaan; pemilihan

    prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan

    proses;serta pengoperasian sistem energi yang

    efisien

    penerapan teknologi yang efisien energi yang

    memenuhi standar.

    mewajibkan pengguna energi > 6.000 TOE* per tahun

    untuk menerapkan manajemen energi:

    Menunjuk manajer energi

    Menyusun Program Konservasi Energi

    Melaksanakan audit energi secara berkala

    Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi

    Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap

    tahun Kepada Menteri terkait, Gubernur sesuai

    kewenangan masing-masing.

    sumber daya energi yang diprioritaskan untuk

    diusahakan;

    jumlah sumber daya energi yang dapat

    diproduksi;

    pembatasan sumber daya energi yang dalam

    batas waktu tertentu tidak dapat diusahakan.

    PELA

    KSA

    NA

    AN

    KO

    NSV.

    EN

    ER

    GI

  • 1. menunjuk manajer energi;

    2. menyusun program konservasi energi;

    3. melaksanakan audit energi secara berkala;

    4. melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;

    5. melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada

    Pemerintah

    Mewajibkan pengguna energi > 6,000 TOE* per tahun untuk

    menerapkan manajemen energi antara lain :

    * PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI

    Manajer Energi dan Auditor Energi wajib memiliki sertifikat

    kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan

    (Pasal 13)

    (Pasal 12)

  • 1. Fasilitas perpajakan berupa pembebasan pajak daerah

    dan bea masuk untuk peralatan hemat energi;

    2. Dana suku bunga rendah untuk investasi konservasi

    energi;

    3. Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh

    pemerintah;

    Insentif yang diberikan pemerintah kepada pengguna

    energi, antara lain :

    * PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI

    (Pasal 20)

  • *TARGET KONSERVASI ENERGI(Energi Primer)

    Asumsi :

    Ratio Transformasi

    dan Konversi Energi

    Primer ke Energi

    Final 68%.

    Target KE Sektor

    Pengguna Energi

    27,6% Energi

    Primer, setara

    18,7% Energi Final.

    Sektor

    Pengguna

    Energi : 27,6%

    SektorPengusahaanEnergi : 2,25%

    SektorPenyediaanEnergi : 4%

    33,85%

    Sektor

    Potensi

    Penghematan

    Energi Sektoral

    Pangsa

    Konsumsi

    Energi Final

    Target

    Penghematan

    Energi

    Sektoral

    Target

    Penghematan

    Energi

    Nasional

    Industri 15-30% 49% 17% 8,3%

    Komersial 10-30% 4% 14% 0,6%

    Transportasi 20-35% 30% 23% 6,9%

    Rumah Tangga 20-30% 13% 22% 2,9%

    Lain-lain 25% 4% 0% 0,0%

    Total 18,7%

  • 3 Potensi Penghematan

    Energi Sektor Industri

  • *POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI

    Faktor penyebab :

    Kemampuan melaksanakan Manajemen Energi dan Audit Energi masih

    lemah,

    Implementasi hasil Audit Energi masih terbatas,

    Belum tersedia insentif yang dapat mendorong pelaksanaan Konservasi

    Energi

    JENIS INDUSTRI

    POTENSI PENGHEMATAN (%)

    Tanpa/ Biaya

    RendahBiaya Menegah Biaya Tinggi

    Besi dan Baja 10 5 13

    Semen 5 5 8

    Petrokimia 5 5 5

    Tekstil 10 5 15

    Gelas dan Keramik 5 5 5

    Kertas dan Pulp 5 5 5

    Makanan 5 5 5

    Sumber : Hasil Audit Energi Program Kemitraan Konservasi Energi dan Studi JICA

  • 4 Program Konservasi Energi

  • NO PROGRAM KEGIATAN HAMBATAN

    1 Kemitraan

    Konservasi

    Energi

    Memberikan layanan audit energi dengan

    pendanaan APBN untuk industri dan bangunan

    Sejak tahun 2003 - 2011, pelayanan audit energi

    telah diberikan kepada 647 industri dan bangunan

    Tahun 2012 audit energi dilakukan di 195 industri

    dan gedung

    Industri/bangunan gedung belum

    begitu tertarik untuk menjadi

    peserta audit energi

    Kurangnya kompetensi auditor

    energi

    Belum adanya skema pendanaan

    untuk implementasi rekomendasi

    audit energi

    2 Manager Energi

    dan Auditor

    Energi

    Telah diterbitkan SKKNI untuk Manajer Energi di

    industri dan Bangunan Gedung

    Sedang disusun RSKKNI untuk Auditor Energi di

    Industri dan Bangunan Gedung

    Belum adanya lembaga sertifikasi

    manager dan auditor energi

    3 Labelisasi Tanda

    Tingkat Hemat

    Energi

    Telah diterbitkan peraturan MESDM No. 6/ 2011

    tentang Pembubuhan Label Tingkat Hemat Energi

    pada Lampu Swaballast

    Telah diterbitkan Perdirjen EBTKE No

    1287.K/06/DJE/2011 tentang Juknis Pelaksanaan

    Pernyataan Kesesuaian pada Lampu Swabalast

    Telah disusun prosedur uji hemat energi untuk

    kulkas dan televisi

    Proses pemberlakuan labelisasi

    cukup lama

    Terbatasnya laboratorium uji

    performance peralatan pemanfaat

    energi

    *

  • NO PROGRAM KEGIATAN HAMBATAN

    4 Standar Konservasi

    Energi

    Merevisi SNI di Bidang Bangunan Gedung

    (2010)

    -

    5 Peningkatan

    Kesadaran Publik

    Melaksanakan seminar/workshop,

    penayangan iklan tentang penghematan

    energi di koran dan media elektronik,,

    brosur, buletin dll

    Melaksanakan Lomba Hemat Energi tingkat

    nasional dan berpartisipasi pada ASEAN

    Energy Award for building and energy

    management

    Memerlukan dana yang cukup besar

    untuk kampanye tentang konservasi

    energi

    Sulitnya mencari peserta lomba hemat

    energi

    6 Pendidikan dan

    Pelatihan

    Pelatihan efisiensi dan konservasi energi

    yang diselenggarakan oleh Badiklat KESDM

    Ikut serta pada training konservasi energi

    diluar negeri yang diselenggarakan oleh

    JICA, ECCJ/ACE, dll

    Terbatasnya pendanaan

    7. Clearing House

    Konservasi Energi

    Pengembangan Clearing House sebagai pusat

    pelayanan informasi tentang kegiatan

    konservasi energi

    Kurangnya SDM yang tersedia

    Belum adanya institusi formal yang

    menangani (UPT, BLU, dll)

    8. Gedung Hemat

    Energi

    Membuat rancangan gedung hemat energi

    (bekerja sama dengan Danida)

    -

    PROGRAM KONSERVASI ENERGI (2)

  • * PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI

    Mendorong pengguna energi (industri dan bangunan) untuk melakukan

    upaya penghematan energi sehingga mengurangi biaya produksi melalui

    pelayanan audit energi dengan pendanaan dari APBN..

    Merupakan kesepakatan sukarela pihak-pihak yang berminat dalam

    implementasi konservasi energi baik pemerintah maupun pengguna

    energi (bangunan dan industri).

    Telah dilaksanakan sejak tahun 2003

    PENGERTIAN

    TUJUAN

  • Bagi pemerintah, dapat mengurangi beban subsidi untuk listrik (jangka

    pendek) serta dapat menghemat cadangan energi nasional, terutama

    energi fossil (jangka panjang). Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca

    (Co2) yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

    Bagi industri dan bangunan, dapat menekan biaya energi sekaligus

    dapat meningkatkan daya saing.

    Bagi penyedia energi, dapat memberikan pelayanan kepada

    masyarakat dengan lebih baik (antara lain tidak perlu lagi melakukan

    pemadaman) serta dapat menunda pembangunan pembangkit baru

    yang memerlukan investasi cukup besar

    Bagi lembaga finansial, dapat menggulirkan dana untuk investasi

    penghematan energi (sesuai schema penjaminan).

    Bagi masyarakat dapat membeli barang dan jasa lebih murah,

    meningkatkan rasio energi, meningkatkan taraf hidup.

    MANFAAT

    * PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI

  • PROGRAM KEMITRAAN

    KONSERVASI ENERGI

    LINGKUP KEGIATAN

    Pelatihan Audit

    Energi

    Waktu:

    1 Objek = -+ 2 Hari

    Pelatihan Tata cara

    Audit Energi kepada

    Tim Teknis di

    Perusahaan /Instansi

    yang diaudit

    Audit Energi

    Waktu:

    1 Objek= -+ 7 Hari(tergantung objek)

    Kegiatan:

    Pengukuran peralatan

    Analisis unt Menyusun

    rekomendasi langkah-

    langkah penghematan

    energi

    Menyusun studi

    kelayakannya (feasibility

    study) unt biaya sedang

    atau biaya tinggi

    Monitoring Hasil

    Implementasi Audit

    Waktu:

    1 Objek = -+ 4 Hari

    Monitoring terhadap

    implementasikan peluang

    penghematan energi selama

    3 (tiga) tahun

  • SEKTOR 2003 2004 2006 2007 2009 2010

    PENDANAAN -

    (PT. PLN)

    -

    (PT. PLN)

    Rp. 2,4 Milyar

    (APBN)

    Rp. 25 Milyar

    (APBN)

    Rp. 4 Milyar

    (APBN)

    Rp. 20 Milyar

    (APBN)

    PESERTA 5 industri dan 6

    gedung

    3 industri dan 6

    gedung

    21 industri dan

    11 gedung

    138 industri

    dan 62 gedung

    16 industri dan

    24 gedung

    105 industri

    dan 55 gedung

    TOTAL POTENSI

    PENGHEMATAN

    78,4 GWh

    = Rp. 50,8

    Milyar

    = 70,6 Kilo Ton

    CO2

    14, 8 GWh

    = Rp. 6,9

    Milyar = 13,32

    Kilo Ton CO2

    40,7 GWh

    = Rp. 40,4

    Milyar

    = 36,6 Kilo Ton

    CO2

    519 GWh

    = Rp. 289

    Milyar = 467.1

    Kilo Ton CO2

    34 GWh

    = Rp. 23,8

    Milyar = 30 Kilo

    Ton CO2

    725 GWh

    = Rp. 450

    Milyar = 645

    Kilo Ton CO2

    TOTAL

    PENGHEMATAN

    YANG

    DIPEROLEH

    34,4 GWh

    = Rp. 22,2

    Milyar

    = 40 Kilo Ton

    CO2

    14,1 GWh

    = Rp. 8,2

    Milyar

    = 12,7 Kilo Ton

    CO2

    30,1 GWh

    = Rp. 19,9

    Milyar

    = 27,1 Kilo Ton

    CO2

    307 GWh =

    Rp. 168, 8

    Milyar = 276,3

    Kilo Ton CO2

    15 GWh

    = Rp. 10,7

    Milyar = 13,6

    Kilo Ton CO2

    -

    Penghematan energi yang diperoleh umumnya berasal dari rekomendasi langkah

    penghematan energi yang bersifat no cost dan low cost (manajemen)

    Masih terbuka peluang untuk mencapai penghematan energi yang lebih besar jika

    rekomendasi medium cost dan high cost juga dilaksanakan.

    Alasan tidak dilaksanakan rekomendasi tersebut dikarenakan masalah pendanaan.

    HASIL PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI

  • Kegiatan untuk mengidentifikasi titik-titik pemborosan energi yang

    terjadi pada suatu sistem pemanfaatan energi, merencanakan,

    menganalisis dan merekomendasikan langkah-langkah dalam

    meningkatkan efisiensi energi

    AUDIT ENERGI

    PendanaanSkedul Pelaksanaan

    AUDIT ENERGI

    STUDI KELAYAKAN

    IMPLEMENTASI

    MONITORING

    PELUANG & REKOMENDASI

    Biaya Rendah

    Tanpa biaya

    1

    2

    3

    4

    Biaya Tinggi

  • KLASIFIKASI REKOMENDASI

    REKOMENDASI IMPLEMENTASI

    Tanpa Biaya (No Cost) - Mematikan alat yang tidak diperlukan

    - Tune up

    - Skedul ulang

    - Setting ulang tanpa merubah sistem

    Biaya Rendah (Low Cost) - Relokasi alat

    - Penggantian komponen yang perlu perbaikan

    Biaya Tinggi (Hight cost) - Penggantian alat dengan model yang lebih

    efisien energi

    - Menggunakan teknologi baru yang tersedia

    - Retrofitting dengan sistem kontrol efisiensi

    energi

    - Memasang peralatan monitoring dan

    troubleshooting

  • 5 Hambatan Pelaksanaan

    Konservasi Energi

  • Pihak Hambatan Upaya Mitigasi Hambatan

    Pemerintah Belum tersusunnya aturan skema pendanaan

    bagi proyek efisiensi energi

    Kapasitas Lab Uji untuk Penerapan Peralatan

    Hemat Energi

    Sedang disusun skema pendanaan bersama

    bank Indonesia

    Sedang dilakukan upaya meningkatkan

    kemampuan laboratorium uji

    ESCO Kemampuan finansial ESCO dalam negeri masih

    rendah (tidak bankable)

    Kurangnya kompetensi Auditor Energi

    Penguatan permodalan ESCO dalam negeri

    Sedang dirancang SKKNI (Standar

    Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk

    auditor energi

    Lembaga

    Finansial/Bank

    Belum familiar dengan cost and benefit

    proyek efisiensi energi sehingga tidak berminat

    untuk mendanai proyek efisiensi energi.

    Belum ada contoh proyek efisiensi energi yang

    berhasil dan terekspos luas di masyarakat

    Asset based lending (harus ada jaminan asset)

    Capacity building tentang efisiensi energi

    bagi lembaga finansial

    Melaksanakan proyek percontohan efisiensi

    energi

    ESCO bisa menggunakan project financing

    Konsumen Harga listrik yang masih di subsidi

    Kurangnya kesadaran penggunaan teknologi

    yang hemat energi

    Masih mahalnya peralatan yang hemat energi

    Pemerintah terus melakukan sosialisasi tentang

    penghematan dan penggunaan peralatan

    hemat energi dan sedang merancang peraturan

    mengenai labelling dan standar peralatan

    hemat energi

    HAMBATAN PELAKSANAAN EFISIENSI ENERGI

  • Biaya

    Pemakaian

    Energi Client

    Biaya

    Pemakaian

    Energi Client

    Biaya

    Pemakaian

    Energi

    Client

    Keuntungan

    Client

    Cicilan

    Investasi

    Bunga

    Rep

    aym

    ent

    Keuntungan

    ESCO

    Keuntungan

    Client

    Dampak

    Penghematan

    Energi

    Sebelum Pengenalan

    Bisnis ESCO

    Selama Pelaksanaan

    Bisnis ESCO

    Sesudah Kontrak

    dengan Bisnis ESCO

    SKEMA ESCO (ENERGY SERVICES COMPANY)

  • Label EE di Indonesia Label EE di Negara Lainnya

    Uni Eropa

    JepangIndia

    Bertujuan mengenalkan label tingkat hemat energi sebagai

    panduan bagi konsumen

    Label Tanda Hemat Energi : SNI 04-6958-2003

    Logo: Semakin banyak bintang, Semakin hemat

    LABELISASI HEMAT ENERGI

    PADA PERALATAN PEMANFAAT ENERGI (1)

    37

  • * Estimasi Dampak Penggunaan Peralatan Hemat Energi

    Dampak bila dilakukan Penggantian

    dengan Peralatan Hemat Energi

    Pemakaian Listrik per Sektor dan

    per Peralatan Tahun 2005 (%)

    Tahun Jenis Peralatan Tahun Jenis Peralatan

    2011 CFL 2013 Ballast Elektronik dan

    Setrika

    2012 AC dan Refrigerator 2014 Mesin cuci dan kipas

    angin

    LABELISASI HEMAT ENERGI

    PADA PERALATAN PEMANFAAT ENERGI (2)

  • Terima kasih