membuktikan karakteristik trafo delta
DESCRIPTION
rangkaian menggunakan psim untuk membuktikan karakteristik trafo hubungan deltaTRANSCRIPT
Novia Ayu Irmawati2211100023
“ Membuktikan karakteristik trafo Delta-delta”Karakteristik :
Tidak mempunyai permasalahan dengan pergeseran phasa (Tegangan sisi sekunder tidak bergeser 30° tertinggal (lagging) terhadap tegangan sisi primer)
Tidak mempunyai permasalahan harmonik ke tiga (Harmonik ketiga terperangkap tersirkulasi di delta, sehingga tidak timbul masalah dengan harmonik ke tiga)
Rangkaian pada PSIM:*Sumber dan beban seimbang
Hasil Simulasi:
Novia Ayu Irmawati2211100023
Harmonisa ke-3
Harga tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter tersebut sebesar 50 V adalah dikarenakan adanya harmonisa ke-3
yang relatif besar pada transformator. Pada kenyataannya dalam keadaaan seperti ini jika tetap diambil suatu
tindakan untuk menutup sambungan delta, maka harmonisa ke-3 tersebut mendadak tertindas atau terhapuskan. Hal
ini terbukti apabila voltmeter dilepas dan amperemeter dipasangkan, maka penunjukkan amperemeter berharga nol
dan tegangan akibat harmonisa lenyap.
Harmonisa ke-3 akan muncul pada semua transformator fasa tunggal, ketika transformator tersebut diberi tegangan
nominal. Hasil demikian ini disebabkan kurva saturasi dari inti transformator komersial, menaik secara tajam dan
tersaturasi secara cepat. Jadi tegangan sinusoida murni (harga frekuensinya adalah frekuensi fundamental)
menghasilkan arus magnetisasi yang terdiri arus dengan frekuensi fundamental ditambah dengan komponen
harmonisa ke-3 yang besar. Namun demikian bentuk gelombang arus tersebut hanya sedikit terdistorsi, karena pada
tranformator-transformator tunggal arus magnetisasinya adalah kecil dibandingkan arus beban.
Lain halnya apabila transformatornya adalah tiga phasa. Pada transformator ini ketiga arus magnetisasi frekuensi
fundamental tetap berbeda fasa 120º, namun arus harmonisa ke-3 (demikian pula harmonisa tingkat berikutnya)
adalah sefasa. Akibat hal ini adalah ketiga komponen harmonisa ke-3 tersebut pada masing-masing belitan
menghasilkan bentuk tegangan sekunder yang mengandung distorsi tegangan harmonisa ke-3 yang cukup besar,
apabila sistemnya adalah Y bintang, tanpa adanya rangkaian tertutup pada titik netralnya. Jika rangkaian
sambungannya adalah tertutup, seperti dalam bentuk sambungan delta, maka harmonisa ke-3 bisa bersirkulasi dan
akibatnya harmonisa tersebut tertindas, sehingga tidak ada distorsi tegangan sekunder dihasilkan.
Kalau dibandingkan secara seksama, maka ada kemiripan perilaku antara harmonisa ke-3 dengan arus urutan nol.
Keduanya tidak akan mengalir kalau tidak ada hubungan dari netral ke tanah atau ke titik netral lain dalam sistem Y,
sebagai jalur kembali yang membentuk rangkaian lengkap. Sama seperti halnya arus harmonisa ke-3, arus urutan
nol juga dapat bersirkulasi dalam rangkaian delta karena delta merupakan rangkaian seri yang tertutup.
Situasi dimana bentuk gelombang tegangan terdistorsi pada transformator Y-Y yang tidak ada jalur tertutup untuk
harmonisa ke-3 baik pada primer atau sekunder, dapat teratasi dengan cara memperlengkapi saluran netral ke tanah
pada salah satu dari primer atau sekunder (atau juga boleh kedua-duanya). Saluran netral ke tanah ini mengijinkan
jalur tertutup bagi tegangan dan arus harmonisa, seperti diperlihatkan oleh Gambar 2. Telah diperlihatkanlah oleh
gambar tersebut, bahwa netral belitan primer transformator disambungkan kepada sumber netral, sehingga
menindas harmonisa. Hal demikian itu juga terjadi pada netral sekunder yang tersambung dengan netral beban delta.