transformator/ trafo

27
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Transformator (Trafo) Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt. Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :

Upload: lukman-nur-candra

Post on 15-Apr-2017

1.506 views

Category:

Engineering


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transformator/ trafo

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Transformator (Trafo)

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat

listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.

Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan

Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari

110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan

prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang

berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang

sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan

listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt

untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan

tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah

tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC

220Volt.

Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :

B. Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan

atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan

sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini

Page 2: Transformator/ trafo

dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika

kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan

medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet

(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang

dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan

magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama

(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua

(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke

kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan

listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun

dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah

kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel

berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks

Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi

suhu panas yang ditimbulkan. Beberapa bentuk lempengan besi yang

membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :

E – I Lamination

E – E Lamination

L – L Lamination

U – I Lamination

Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Page 3: Transformator/ trafo

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan

rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada

kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan

tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis

Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up.

Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada

kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder

adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis

ini disebut dengan Transformator Step Down.

C. Cara Kerja Transformator

Cara Kerja Transformator mungkin menjadi sebuah pertanyaan yang

cukup umum bagi orang awam yang kurang menguasai ilmu di bidang

teknologi. Sudah umum untuk diketahui bahwa transformator adalah suatu

perantara atau media untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan rendah

ke tegangan yang lebih tinggi bisa juga terjadi sebaliknya dan bekerja

berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator diibaratkan sebagai

sebuah jantung dalam transisi tegangan listrik. Penggunaan dari transformator

pun sudah sering kita rasakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari yang kita

lakukan. Namun mungkin hanya sebagian diantara kita yang mengerti tentang

cara transformator bekerja. Tidakah kalian tahu bahwa dalam sebuah

transformator terdapat dua hukum yang bekerja yaitu hukum induksi faraday

dan hukum Lorenz dalam menyalurkan daya. Kedua hukum ini bekerja

bersamaan dalam sebuah transformator.

Page 4: Transformator/ trafo

Secara sederhana cara kerja transformator adalah seperti perputaran

tegangan arus bolak balik (AC). Lebih detailnya tentang cara kerja ini

adalah ketika lilitan primer dihubungkan dengan tegangan arus bolak balik

maka menimbulkan perubahan arus listrik pada lilitan primer yang

mempengaruhi medan magnet. Medan magnet yang telah berubah ini

semakin diperkuat dengan adanya inti besi dan inti besi tersebut

menghantarkannya ke lilitan sekunder. Hal ini akan mengakibatkan

timbulnya ggl induksi pada masing-masing ujung lilitan sekunder. Efek

dari peristiwa ini dinamakan induktansi timbal balik (mutual inductance).

Prinsip kerja ini sama dengan induksi elektromagnetik dimana kesamaan

ini adalah terdapat penghubung magnetik diantara sisi primer dan sisi

sekunder.

Seperti yang telah diungkapkan pada paragraf pertama bahwa

terdapat dua prinsip hukum dalam sebuah cara kerja transformator yaitu

hukum induksi faraday dan hukum Lorenz. Dalam hukum induksi faraday

menjelaskan bahwa gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup

berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu dimana arus induksi

dilingkari oleh lengkungan itu. Sedangkan hukum Lorentz menjelaskan

bahwasanya arus bolak balik yang beredar mengelilingi inti besi berakibat

pada berubahnya inti besi tersebut menjadi magnet. Kemudian apabila

magnet tersebut dikelilingi oleh suatu lilitan, maka lilitan tersebut akan

mempunyai perbedaan tegangan pada kedua ujung lilitannya. Dari kedua

hukum ini dapat disimpulkan bahwa baik hukum induksi faraday maupun

hukum Lorenz diterapkan dalam bagaimana transformator bekerja.

D. Jenis dan Fungsi Trafo ( Transformator )

Berkaitan dengan topic yang dikaji yakni kegunaan transformator adalah

alat untuk mengubah tegangan arus bolak balik menjadi lebih tinggi atau

rendah. Transformator terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder

yang diisolasi (terpisah) secara listrik dan dililitkan pada inti besi lunak. Inti

besi lunak dibuat dari pelat yang berlapis-lapis untuk mengurangi daya yang

Page 5: Transformator/ trafo

hilang karena arus pusar. Kumparan primer dan sekunder dililitkan pada kaki

inti besi yang terpisah. Bagian fluks magnetic bocor tampak bahwa pada

pasangan kumparan terdapat fluks magnetic bocor disisi primer dan sekunder.

Hasil diatas untuk mengurangi fluks magnet bocor pada pasangan

kumparan digunakan pasangan kumparan seperti gambar diatas.

Kumparan sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang sama (kaki yang

tengah), dengan lilitan kumparan sekunder terletak diatas lilitan kumparan

primer, ditunjukkan pada fluks magnet bocornya, maka dapat dicermati

pada gambar dibawah ini.

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah:

δΦ = Є x δt

Dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi dililitan sekunder adalah

Page 6: Transformator/ trafo

Є = N δΦ/δt

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

δΦ/δt = Vp/Np = Vs/Ns (3)

Dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat

Vp/Np = Vs/Ns (4)

Sedemikian sehingga

Vp.Ip = Vs.Is (5)

Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan

tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer

dengan lilitan sekunder.

E. Jenis Transformator

1. Trafo step Up

Transformator Step Up untuk sebagian orang yang mendalami

bidang elektro bukanlah hal baru. Transformator atau biasa disebut dengan

trafo merupakan salah satu komponen penyusun perangkat elektronik yang

membutuhkan listrik sebagai tenaganya. Fungsi digunakannya trafo pada

peralatan tertentu bertujuan sebagai pengendali tegangan untuk mencapai

taraf tertentu. Sebenarnya, trafo ini terdiri dari banyak jenisnya, tidak

hanya terbatas pada trafo jenis step up dan step down. Terdapat pula trafo

jenis lainnya seperti trafo autotransformator, trafo pulsa, trafo tiga fase dan

jenis-jenis lainnya. Tapi, dua trafo yang sangat populer di masyarakat kini

adalah jenis step up dan step down. Dimana keduanya memiliki fungsi

yang berbeda. Pada trasformator jenis step up berfungsi untuk menaikkan

tegangan dari tegangan rendah menuju tegangan tinggi, sedangkan trafo

step down berfungsi untuk menurunkan tegangan dari tinggi menuju

rendah.

Page 7: Transformator/ trafo

Dalam penyusunan dari transformator ini selalu memiliki tiga komponen

utama dengan sifat semikonduktornya. Yakni terdiri dari sejumah lilitan

sekunder dan primer yang melilit sebuat inti yang biasanya terbuat dari besi.

Biasanya, dalam inti besi teesbut terdapat cairan yang mampu mendinginkan

suhu. Pada transformator step up memiliki jumlah kumparan primer lebih

sedikit dibandingkan jumlah kumparan sekundernya. Karena tujuan dari trafo

jenis step up adalah untuk menaikkan tegangan, maka jumlah lilitan sekunder

menjadi lebih banyak agar tegangan yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.

Dengan menggunakan jumlah lilitan primer yang lebih sedikit, arus yang

masuk menuju lilitan primer akan diputarkan menuju lilitan sekunder. Dengan

jumlah yang lebih banyak pada sisi sekundernya, arus listrik ini akan keluar

dari lilitan sekunder dengan tegangan yang lebih tinggi. Contoh dari

penggunaan dari trafo step up ini bisa anda temui dalam penggunaan lampu

jenset ketika lampu rumah padam dari pusat PLN. Penggunaan jenset pada

saat padam ini akan menaikkan tegangan yang ada agar tercipta cahaya yang

cukup untuk penerangan.

Selain pada mesin seperti jenset, penggunaan trafo step up juga telah

digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika. Dengan mengatahui

bagaimana cara kerja dari transfo jenis step up ini bekerja, tentu akan lebih

memudahkan anda dalam menggunakannya. Tapi, mengetahui fungsi dan ciri-

ciri dari trafo jenis step up yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari juga

Page 8: Transformator/ trafo

tidak salah. Karena dengan memahami cara kerja transformator step up, anda

bisa lebih mengatahui bagaimana suatu perangkat elektronik dapat bekerja dan

berguna untuk manusia.

2. Trafo Step Down

Transformator (Trafo) Step Down dirancang untuk mengurangi

tegangan listrik. Tegangan Primer adalah lebih besar dari tegangan

sekunder.  Misalnya untuk menggunakan peralatan  110V di negara

dengan pasokan listrik 220v.

Tranformator Step Down mengubah tegangan listrik dari satu tingkat atau

konfigurasi fasenya biasanya turun ke tingkat yang lebih rendah. Aplikasi

untuk isolasi listrik, distribusi tenaga listrik, dan kontrol dan instrumentasi

aplikasi. Transformator (Trafo) Step Down biasanya bergantung pada

prinsip induksi magnetik antara kumparan untuk mengkonversi tegangan

dan / atau level arus.

Transformator (Trafo) Step Down dibuat dari dua atau lebih kumparan

kawat terisolasi di sekitar inti besi. Ketika tegangan masuk dan diberikan

ke satu kumparan (sering disebut primer atau input) memagnetizes inti

besi, yang menginduksi tegangan dalam kumparan lain (yaitu sekunder

atau output). Ternyata rasio dari dua set gulungan menentukan jumlah

transformasi tegangan.

Page 9: Transformator/ trafo

Transformator (Trafo) Step Down dapat dianggap tidak lebih dari

perangkat "rasio tegangan".

Dengan langkah transformasi menurunkan rasio tegangan antara primer

dan sekunder akan mencerminkan "membelokan rasio" (kecuali untuk satu

fase yang lebih kecil dari 1 kva yang telah dikompensasi bagian sekunder).

Sebuah contoh aplikasi praktis rasio 2-1 dimana rasio akan men-step 480v-

240v tegangan turun. Perhatikan bahwa jika input tegangan sebesar 440

volt maka output akan 220 volt, Sedangkan rasio antara input dan

tegangan output akan tetap konstan.

Perlu diketahui bahwa ransformers tidak boleh dioperasikan pada

tegangan yang lebih tinggi dari nilai yang tertera pada transormator

tersebut, namun hanya bisa dioperasikan pada tegangan mendekati atau

lebih rendah dari dinilai tersebut. Sehubungan dengan kemungkinan akan

Page 10: Transformator/ trafo

digunakan untuk penggunaan peralatan Non Standard pada transformer

standard. Transformator (Trafo) Step Down Fase tunggal 1 kva atau lebih

besar dapat dibalik ke step-down atau step-up. (Catatan: step fase tunggal

atau Transformator (Trafo) Step Down nya harus berukuran kurang dari 1

KVA tetapi tidak untuk sebaliknya karena gulungan sekunder saat reverse

memerlukan tegangan tambahan untuk mengatasi penurunan tegangan saat

beban diterapkan Jika digunakan sebaliknya, karena tegangan output akan

berkurang dari yang diinginkan.

Transformator Step Down non standard :

a. Prinsip Kerja Trafo :

1) GGL Induksi Primer :

Sebagai contoh kumpatan primer kita hubungkan dengan sumber

tegangan arus bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada

kumparan primer, dan menimbulkan flux magnet yang berubah- ubah

Page 11: Transformator/ trafo

sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL

induksi e pada kumparan primer. Cara menghitung besar GGL induksi

primer “e” adalah :

e = N.d / dt volt

dengan : e = GGL Induksi primer

N = Jumlah lilitan primer

d = Jumlah GGM, dalam weber

dt = Perubahan waktu, dalam detik

2) GGL Induksi Sekunder :

Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL “ep” adalah flux

bersama (mutual flux), sehingga GGL induksi muncul pada kumparen

sekunder sebagai es yang besarnya adalah :

es = Ns (d / dt) volt dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder

dari (1) dan (2),

3) Rasio perbandingan lilitan (primer dan sekunder) :

Perbandingan lilitan dapat didapat dari perbandingan lilitan sebagai

berikut : a = ep / es = Np / Ns 

dengan a = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator

F. Konfigurasi Hubungan Belitan Transformator 3 fasa

Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang

disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan

belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan

primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada

belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag

(Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu

hubungan open-delta (VV connection)

Page 12: Transformator/ trafo

1. Konfigurasi Transformator 3 Fasa Transformator hubungan segitiga –

segitiga(delta-delta).

Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).

Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta.

Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai

tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W

disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak

ada titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line,

yaitu L1, L2 dan L3. Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1),

tegangan pada sisi primer (sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran)

adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban

imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah

sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam saluran

masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line

adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan

Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power

rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator

tunggal.

Page 13: Transformator/ trafo

Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan

Pembangkit Listrik dan Beban (Load)

Transformator hubungan bintang-bintang (wye–wye)

Hubungan Belitan Bintang-bintang. Ketika transformator dihubungkan

secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan adalah mencegah

penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk

mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer ke

netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground), seperti

ditunjukkan pada Gambar. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap

transformator dengan lilitan ke tiga, yang disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan

tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti

ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang

melalui tegangan dimana transformator dipasang. Tidak ada beda fasa

antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran (primer & sekunder)

untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.

Page 14: Transformator/ trafo

Gambar Hubungan bintang-bintang.

Gambar Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.

2. Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye)

Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang

melalui setiap lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan.

Tegangan saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan

sekunder yang melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan

C adalah 1,73 kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan

3 adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder.

Page 15: Transformator/ trafo

GambarHubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)

Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan

saluran masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan

line keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB,

seperti dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki

kelompok beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran

dihubungkan paralel dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda

phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel tidak memungkinkan,

sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik. Keuntungan

penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak

isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV

(high Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau

58% dari tegangan saluran.

Page 16: Transformator/ trafo

Gambar Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor

3. Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta)

Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan

menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta.

Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta,

kecuali bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-

delta jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6%

(0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang.

Gambar Hubungan Open Delta.

Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–

delta, kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 =

100kVA. karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat

dibebani 86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas

berlebih). Hubungan open–delta utamanya digunakan dalam situasi

darurat. Maka, jika 3 transformator dihubungkan secara delta–delta dan

salah satunya rusak dan harus diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini

memungkinkan

Page 17: Transformator/ trafo

4. Transformator hubungan Zig-zag

Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu

belitan primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam

belitan dan biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) -

artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-

Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)

Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang

L1, L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan

hubungan Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling

menyilang satu dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N

arus sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S.

Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis tegangan bukan garis lurus,tetapi

bergeser dengan sudut 60°.

G. HUBUNGAN ANTARA DAYA, TEGANGAN DAN ARUS

Transformator menaikkan , menurunkan tegangan atau menyamakan

tegangan antar kumparan primer dan sekunder tanpa rugi daya yang besar.

Page 18: Transformator/ trafo

Output daya transformator = Input daya transformator. Pada transformator

ideal tidak ada keuntungan atau kerugian energi. Pada transformator ideal,

output daya harus sama dengan input daya. Rata-rata efisiensi transformator

tidak lebih 90%. Kerugian efisiensi merupakan akibat dari tahanan (kerugian

tembaga) dari kumparan. Kerugian inti disebabkan oleh induksi arus eddy

pada bahan inti. Kerugian histerisis atau gesekan molekuler disebabkan oleh

perubahan dalam polaritas oleh arus yang diberikan. Daya transformator

dirancang dengan ukuran kerja volt ampere (VA) dan bukan dengan ukuran

watt. Daya transformator adalah daya buta. Transformator tidak merubah daya

menjadi panas, melainkan mentransfer daya dari sumber ke beban. Daya buta

(VA) adalah daya total yang digunakan pada rangkaian AC. Daya total yang

disuplai ke rangkaian dari sumber, termasuk daya nyata (watt) dan daya

reaktif (VAR). Perbandingan jumlah lilitan pada primer dengan jumlah pada

sekunder adalah perbandingan lilitan dari transformator.

Perbandingan lilitan =Dimana Np = Jumlah lilitan pada primer

Ns = Jumlah lilitan pada sekunder

Perbandingan tegangan transformator sama dengan perbandingan lilitannya.

Dapat ditulis perbandingan lilitan sama dengan perbandingan tegangan:

dimana Np = Jumlah lilitan pada primer

Ns = Jumlah lilitan pada sekunder

Vp = Tegangan primer

Vs = Tegangan sekunder

Tegangan yang dinaikkan atau diturunkan pada transformator sebanding

dengan perbandingan rasio. Transformator dikelompokkan sebagai penaik

(step-up) dan penurun (step down) sehubungan dengan pengaruhnya pada

tegangan. Transformator step-up adalah transformator yang output kumparan

sekunder lebih besar dibandingkan tegangan input kumparan primer.

Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder menentukan

perbandingan tegangan input dengan output transformator. Transformator

Page 19: Transformator/ trafo

step-down adalah transformator pada tegangan output kumparan sekunder

yang lebih rendah dibanding dengan tegangan input kumparan primer.

Transformator ini mempunyai lilitan sekunder lebih sedikit dibandingkan

dengan lilitan pada kumparan primer. Transformator mengatur secara

otomatis arus inputnya untuk mendapatkan arus output atau beban yang.Arus

penguat adalah jumlah arus yang sangat rendah untuk mempertahankan

rangkaian magnetis. Pengaturan transformator tergantung pada gaya

elektromotif lawan (cemf) yang dibangkitkan pada kumparan primernya oleh

magnetismenya sendiri dan magnetisme berlawanan yang dihasilkan oleh

arus yang ditarik oleh beban pada kumparan sekunder.Dengan hokum Ohm,

jumlah arus sekunder sama dengan tegangan sekunder dibagi dengan tahanan

pada rangkaian sekunder (tahanan kumparan diabaikan. Apabila

transformator menaikkan tegangan, arus kumparan sekunder dan arus

kumparan primer turun, sehingga daya akan sama pada kedua kumparan.

Rasio arus primer dengan sekunder adalah berbanding terbalik dengan rasio

tegangan atau lilitan. Transformator isolasi digunakan untuk membatasi

hubungan listrik langsung antara arus primer dan sekunder tanpa merubah

rating tegangan dan arus. Dengan menggunakan transformator isolasi, beban

diisolasi dari sumber tegangan sehingga tidak ada kesempatan yang secara

kebetulan memungkinkan chasis menjadi beraliran karena penempatan steker

yang tidak benar.