membuat bar chart proyek

Upload: wahyuwiratmoko

Post on 10-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cart

TRANSCRIPT

  • Membuat bar chart proyek

    Bar chart adalah diagram alur pelaksanaan pekerjaan yang dibuat untuk menentukan waktu penyelesaian pekerjaan yang dibutuhkan.

    Untuk dapat memanagemen proyek dengan baik perlu diketahui sebelumnya dimana posisi waktu tiap item pekerjaan, sehingga disitulah pekerjaan proyek harus benar benar di pantau agar tidak terjadi keterlambatan penyelesaian proyek.

    hal hal yang ditampilkan dalam bar chart adalah:

    Jenis pekerjaan Durasi waktu pelaksanaan pekerjaan Alur pekerjaan

    kenapa harus dibuat bar chart?

    untuk mengetahui waktu penyelesaian pekerjaan, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu. pekerjaan proyek terlambat, akan tetapi tidak tahu mana item pekerjaan yang harus di pantau untuk segera diselesaikan.

    untuk mengetahui alternatif jalur penyelesaian pekerjaan dan waktu penyelesaian jika melalui jalur tersebut.

    Berikut adalah contoh perencanaan, penjadwalan dan pengendalian pelaksanaan proyek dengan bar chart dan s-curve, proses penjadwalan ini saya pilih berdasarkan volume pekerjaan (Realitanya penentuan s-curve bisa berdasarkan volume pekerjaan, bisa juga berdasarkan nilai/harga tiap item pekerjaan).

  • Gambar diatas adalah layout pondasi dari sebuah rumah ukuran Panjang: 10 m dan Lebar: 7 m, dengan luas bangunan (A) : 70 m^2

    PERHITUNGAN VOLUME

    Pekerjaan Persiapan; Galian tanah dasar tebal 10 cm > Volume Pekerjaan = 70 m^2 x 0,1 m = 7 m^3

    Pekerjaan Pas. Pondasi Batu Kali: Luas Pondasi = ((0,3 x 1) + (1/2 x 0,3 x 1) x 2 ) = 0,3 + 0,3 Luas Pondasi = 0,6 m^2 Keliling Pondasi = 58,5 m > Volume Pondasi = 0,6 m2 x 58,5 m = 35,1 m^3

  • Pekerjaan Sloof: > Diambil, Dimensi sloof : 15 cm x 15 cm Arah Memanjang: - 0,15 x 0,15 x 10 x 2 = 0,450 m^3 - 0,15 x 0,15 x 6 = 0,1350 m^3 - 0,15 x 0,15 x 2 = 0,0450 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3 = 0,0675 m^3

    Arah Melintang: - 0,15 x 0,15 x 7 x 2 = 0,315 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3 x 3 = 0,135 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3,5 = 0,07875 m^3 - 0,15 x 0,15 x 2 = 0,045 m^3

    Total Volume Sloof = 1,3275 m^3

    Pekerjaan Kolom: Dimensi Kolom diasumsikan : 15 cm x 15 cm Volume Kolom = Panjang x Lebar x Tinggi = 0,15 m x 0,15 m x 3,5 m = 0,07875 m^3 Jumlah kolom (n) pada gambar adalah 16 buah,

    Total Volume Kolom = 0,7875 m^3 x 16 buah = 1,26 m^3

    Pekerjaan Balok: > Diambil, Dimensi Balok : 15 cm x 15 cm Arah Memanjang: - 0,15 x 0,15 x 10 x 2 = 0,450 m^3 - 0,15 x 0,15 x 6 = 0,1350 m^3

  • - 0,15 x 0,15 x 2 = 0,0450 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3 = 0,0675 m^3

    Arah Melintang: - 0,15 x 0,15 x 7 x 2 = 0,315 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3 x 3 = 0,135 m^3 - 0,15 x 0,15 x 3,5 = 0,07875 m^3 - 0,15 x 0,15 x 2 = 0,045 m^3

    Total Volume Balok = 1,3275 m^3

    Pekerjaan Dinding Bata: Panjang Keliling : 58,5 m Tinggi : 3,5 m Tebal : 0,15 m Volume Dinding = 58,5 m x 3,5 m x 0,15 m = 30,7125 m^3

    Pekerjaan Lantai: Luas : 7 x 10 = 70 m^2 Tebal : 0,1 m Volume Lantai = 70 m2 x 0,1 m = 10,5 m^3

    Pekerjaan Pelat Atap: Volume Pelat Atap = panjang x lebar x tebal Volume Pelat Atap = 10 m x 7 m x 0,15 m = 10,95 m^3

  • Volume Total Pekerjaan = ( 7 + 1,26 + 1,3275 + 35,1 + 30,7125 + 10,5 + 10,95 ) m^3 Volume Total Pekerjaan = 98,18 m^3

    Selanjutnya Volume Tiap-tiap pekerjaan, Volume Total, dan durasi masing-masing pekerjaan direkap dalam sebuah sheet seperti berikut ini:

    Setiap pekerjaan memiliki durasi pelaksanaan. Contohnya pekerjaan persiapan memiliki durasi 2 minggu. Bobot pekerjaan (prestasi) dari pekerjaan persiapan setiap minggu adalah sebesar = 7 m^3 /2 minggu = 3,52 m^3/minggu. Dengan cara yang sama, maka seluruh prestasi setiap item pekerjaan telah diketahui.

    Prestasi setiap item pekerjaan selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan progress (prestasi) komulatif. Prestasi/progress komulatif harus berjumlah 100 % tepat pada saat proyek tersebut selesai dilaksanakan. Berikut adalah gambar S-Curve dari hasil perhitungan item pekerjaan diatas:

  • Jika sheet digabungkan maka gambar akan akan terlihat seperti berikut ini:

    Hasil dari s-curve tersebut nantinya akan dijadikan sebagai panduan untuk mengendalikan pelaksanaan proyek. Dari s-curve tersebut sudah dihitung volume pekerjaan setiap minggu, ikuti angka-angka tersebut, sambil berharap tidak ada hal luar biasa seperti hujan yg berkepanjangan yg akan menunda pelaksanaan pekerjaan. Secara normal, jika s-curve tersebut diikuti maka kemungkinan proyek tersebut terlambat dan mengalami kerugian dapat dikurangi (kalau bisa tidak ada sama sekali).

    Demikian artikel tentang perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek kali ini, pada artikel tentang perencanaan yang berikutnya, saya akan mencoba untuk memperlihatkan pada anda bagaimana menggabungkan antara volume pekerjaan pada s-curve dengan metode pengendalian material yang biasa dipergunakan pada bidang industri dan manufacture seperti metode Material Requirement Planning (MRP) dan metode Economic Order Quantity (EOQ). Dari hasil penggabungan tersebut nantinya akan diketahui kebutuhan material perhari selama proyek berlangsung, inventory status, sistem pemesanan, safety stock material, dsb. Dan berdasarkan hasil penggunaan metode tsb di 2 buah proyek gedung ( 5 lantai dan 8 lantai), metode tersebut mampu menjamin ketersediaan material selama proyek berlangsung sehingga proyek bisa selesai

  • tepat waktu.. Sementara jika proyek tersebut hanya menggunakan metode penjadwalan biasa seperti s-curve, pelaksanaanya terlambat diakibatkan persediaan material mingguan yang tidak terjadwal..