membekali - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309078/penelitian/2... · januari...

11

Upload: dangdang

Post on 25-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Membekali Anak dengan Keterampilan Nlelinclungi Diri

Muthmainnahmuthmai [email protected]. id,

PGPAUD FIP Universitas Negeri Yogyakarla

Abstrak

pada dasarnya, setiap anak berhak untuk merasakan keamanan, ketenangan dan kebahagiai

Narnun, tak jaralg anak-anak mengalami berbagai bentuk kekelasan. I(ekerasan yang diala

alak bervariasi, mulai clari kekerasan verbal/emosional, fisik, seksual maupuu pengabai

(neglect). Pelakunya pun beragam, diantaranya dari keluarga (clontestic bosed violenc

maupun orang-orang di sekitar anak seperti teman, gut-u, dan tetangga (commt'mity bas

violince). Dengan keterampilan sosial seperti aserlif dan selJ' help mechctnism, drhatapk

anak dapat melindungi diri clari kekerasan (child abttse) sekaligus agar dapat menyesuaik

cliri dengan kehidupan sosial. Kekerasan tidak hanya perlu diatasi secara kur;

(penganggulangan), namun perlu ada upaya preventif (pencegahan).

Kata kunci: keteran-rpilan melindungi diri, anak

Abstract

Bctsically, et,ery child is entitlecl to .feel the security, tranquility cmcl happine,ss. Hottet

children often experience yariotts forms of violence. Violence experienced by children vari

ranging from verbal abttse/emotional, physical, sexuol or neglect. The culprit was dit'er

incfuding from famity (based domestic violence), cts well as those arottnd the child as friettteachers, and neighbors (comntumity-bosecl violence). With socictl skills such as assertit'ert

cmd self help ntechctnism, the child is expected to protect thentselves from violence (clt

abuse) cts well in order to adjttst to social life. Violence does not only have to overco

cttrative action, bfi there shottld be preventive action.

Keywords: skills to protect themselves, children

PendahuluanAnak dilahirkan ke dunia sebagai

makhluk pribacli dan makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial, anak memilikikebutuhan untuk berinteraksi dengan

orang lain. Pada awalnya anak bersifategosentris dan lebih memilih bermain

sendiri (solitary play) Namun seiring

dengan pertambahan usia dan semakin

banyaknya teman sepermainan/sebaya,

maka anak akan memperluas lingkunganbermainnya. Melalui pertemanan dan

443

hubungan sosial dengan orang lain, nr

mulai mengembangkan bentuk-ben

tingkah laku sosial. Anak akan belc

mengenal berbagai karakter orang llbelajar merespon atau bereaksi terha<

suatu perilaku, bahkan mempero

tantangan sosial yang dapat memperklpengalaman sosialnya.

Beberapa tantangan sosial YL

dihadapi anak diantaranYa: anak ai

kecewa saat temannya tiba-tiba mere

mainannya dengan Paksa, ten

Jurnal Pendidikan Anak, Volurne iil, Eclisi 1, Juni 2014

lrrel'usakkan rlainannya, mcrnanggil.:'rngrn nama ejekan, rnengejek dan:rL'ncibirnya karena bentuk fisik (terllau

=-:ruk. tcrlalu kurus clan sebagainya),::.;nraki ciengan kata-kata kasar, sedih saat

:i:r:1n n-iencuranginya, menyelesaikan:er:c'iisihan, lxerasa takut saat teman::-.enrakitinya (membentak, memukul,::,;n ggigit, menendang, menclorong sarnpai: :i -.ir ). l-nerasa cemas saat

..:::.irmidasi/diancam, sakit karena clicubit,'-:rr .rtill dipukul teman dan sebagainya.3,.rcr-.11)a kejadian tersebut termasuk;-1.,r:r tintlak btrllying yang perlu disikapi.:sri- korban tidak mengalami tekanan:srioltrgis dan pelaku mengalami efek jeras.r:J. terselesaikan masalah yang:-. e:: gakibatkannya menj adi pelaku.

Berbagai pengalaman sosial yang;-:,:::ri anak dapat membantu:l--.-l::.1l"Ibangkan kernarnpuan sosial,:r'-r-:-.nerkuat mental dan ketahanan anaki"t-..;., n-renghadapi suatu masalah. Dalarni;:rjr"i membantu anak mempersiapkan-::r ::rer-ighadapi tantangan sosial, maka- r.:-.: cle',vasa (orang tua, pendidik,:,e:,-:"tsuh dan pihak lain yang terkait):-s:- * membekali anak denganr:e :.r,:i.irpilan sosial agak anak mampu:".:rn inenyikapi pelmasalahan sosialnya.-{:r..1: diharapkan akan lebih siap:-r':l::ldapi berbagai karakter yang ada.::r"i'ulgannya dan mampu menyikapi

-i.-.r bentuk karakter.Pada dasarnya, setiap anak berhak

-:I*. melasakan keamanan, kedamaian:".:: keoahagiaair. Namun, tak jarang anak-.:r-.: mengalami berbagai bentuk

'ei:e:.rsan. Kekerasan yang dialami anaki.:r:.::rlnr,a kekerasan verbal, seksual,:ls:.: c.r:r pengabaian. Mulai dari kekerasan:::!::r sampai kekerasan yang dapat:::e;,rrlbulkan traumatik. Ironisnya, fakta::e:renrukan bahwa pelaku kekerasan::.1-\.1:1r,3 olang yang memiliki hubungandei::: Jen_qan anak, seperli orang tua, guru,i;r :e:nan.

Dengan bekal keterampilan sosials.eF)rrti asertif dan self help mechanism,

cliharapkan anak dapat melindungi diri daritantangan yang ada, termasuk tantangankekcrasan (child obuse) sekaligus agardapat menyesuaikan diri dengankehiclupan sosial. Selain itu,pendampingan keiuarga sangat membantuupaya penyelesaian tindak kekerasan, baiksecara kuratif (penganggulangan), maupunpreventif (pencegahan).

Definisi Kekerasan Pada AnakSecara umulrl, kekerasan

mengandung makr.ia perilaku agresif yangmerusak. Sutanto (2006) mengungkapkanbahwa kekerasan anak yaitu perlakuanorang dewasa atau anak yang lebih tuadengan menggunakankekuasaary'otoritasnya terhadap anak yangtak berdaya yang seharusnya menjaditanggung jawab/pengasuhnya, yangberakibat penderitaan, kesengsaraan, cacatatau kematian. Sedangkan WikipediaIndonesia (2006) memberikan pengertianbahwa kekerasan merujuk pada tinclakanagresi dan pelanggaran (penyiksaan,pemerkosaan, pemukulan dan sebagainya.)yang menyebabkan atau dimaksudkanuntuk menyebabkan penderitaan ataumenyakiti orang lain.

Kekerasan pada anak bukanlahfenomena baru dan merupakan masalahyang serius. Hal ini diperkuat dengan stucliyang dilakukan Yayasan I(esejahteraanAnak Indonesia (YKAD mengidentifikasibahwa secara kuantitatif ada

keqender-ungan terjadinya peningkatantindak kekerasan terhadap anak. Pada

tahun 1994 tercacat 172 kasus, pada tahun1995 tercatal 421 kasus, pada tahun 1996melonjak menajdi 476 kasus. Catatan iniadalah contoh kekerasan yang dieksposoleh media, barangkali bentuk kekerasanyang tidak diekspos masih banyak terjadidi masyarakat (Bagong Suyanto, 201023). Hal ini diperkuat dengan datapelanggaran hak anak yang dikumpulkanoleh Komisi Nasional Perlindungan Anak(http://www.kpai.go) yang menyatakanbahwa pada tahun 2014 darr periode bulan

Januari sarlpai .\pri1 terciapat 450 laporankekerasan terhadap anak. Dengan rnelihataclanya tinclak keketasan padzr anak yangseinakin mcningkat, rnaka perlu adanyatindakan tegas yang soiutif agar anal<

mernperoleh haknya untuk hidup amar1,

tenang dan bahagia. San-rpai saat ini masihbanyak terjadi bullying di sekolah yangpenanganalmya belum tuntas. Beberapakorbar.r enggan untuk melapor dan lebihmemilih untuk diam.

Faktor Penyebab Kckerasan Pada AnahMenurut hasil pengaduan yang

diterima I(omnas Perlindungan Anak(2006), pemicu kekerasan terhadap anakdiantaranya yaitu:a. Kekerasan yang terjadi di dalam rumah

tangga, yaitu keluarga yang mengalamitindak kekerasan, baik melibatkanayah, ibu atau saudara yang lain.Kondisi ini dapat memicu munculnyakekerasan pada anak karena anakseringkali menjadi sasaran kemarahanorang tua. Beberapa kasus diantaranyaibu yang tega menyakiti anaknya

sebagai bentuk pelampiasan stres danketidakberdayaan isteri kepacla

suaminya. Akibatnya sebagian anakkorban kekerasan dalam rumah tanggaikut melampiaskan tekanannya padateman-temannya di sekolah.

b. Peran orang tua yang tidak berjalansemestinya. Beberapa kasusdiantaranya seorang suami yang stres

karena kehilangan pekerjaan/bebanekonomi, sehingga melampiaskankemarahan pada. anak dan keluarga.Seorang ayah atau ibu yang kelelahanbekerja, sehingga kondisiemosionalnya menjadi labil. Bebanekonomi dan kelelahan fisik akibatbekerja dapat menyebabkanmunculnya sikap sensitif sepertimudah tersinggung, cepat marah dansebagainya.

c. Tekanan ekonomi, yaitu kehidupanekonomi yang labil mendorong

445

rluncuhrva kcl.-lahan .i.in :ir(s .-

dapat tnem i cu nt Ltnclth.i\ a k ck L-I-lt: -1.1 .

d. Prtttlrttr:lttt kcliru tcrltilrtr Ir,,>i>i ...

dalarl keluarge. -\rtinr.r- orans .

menganggap bahu'a anlk ticiak i-,:

apa-apa, sehingga ol'altg tua bc'rl:

memberikan pengsuhan apall!.Tayangan-tayangan teler isi ,limedia-meclia lainnya juga darmenjadi faktot peinicu. Tet-t-tpo 1'ttt'nrenyebutkan bah'uva 62 % tavaitstelevisi maupun nrcdia lair-r te i

tnembangun dan mcnciptakan pclila,kekerasan. Sebagian anak )'riimenjadi pelaku bullying terinspir:dari tayangan tllm yang dilihatnya dr

mempraktekkannya di sekolah dengr

teman-temannya. Firdaus (2006) jumenambahkan bahwa faktor penyeb;

kekerasan pada ar-rak diantaranya pc

asuh yang salah, tekanan ekonomi. dr

belum efektifhya pa).ung hukuperlindungan anak. Sebuah sur\pemah dilakukan Christian SciettMonitor (CSM) tahun 1996 terhadr

1.209 orang tua yang memiliki anr

umur 2-ll tahtn Terhadap pedanl,'ar

seberapa jauh kekerasan di T

mempenganrhi anak, 56% responcl

menjawab amat mempengamlSisanya, 26o/o mempengaruhr. rcukup mempengaruhi, dan 11% ticmempengaruhi (Andre Yuindartan'http ://yumizone. wordpress. com/2 0 0 v

1 I 1 7 I damp ak-tayangan-film-kekerasan-pada-anak).

Selain itu, data dari Komrrnenyebutkan bahwa kemiskinmerupakan penyebab kekerasan pada an:(http : //health. komp as. com/read. )

Jenis-Jenis Kekerasan (n4 b ttse)Seorang psikiater internasior

yaitu Terry E. Lawson membagi benlkekerasan terhadap anak menjadi emtr

jenis, yaitu entotional abuse, verlabuse, physical obuse, dansental abusea. Kekerasan pengabaian/penelantar

(neglect abuse), terjadi ketika ora

Jr-rrual Penclidikan Anak, Volume III, Edisi l, Juni 201r1

b"

.ierr'asA (orang tua, pencliciik, per-rgasuh

.lrm scbagainya) tidak memberikan:erhatian bahkar-r lebih rlemilih untuk:rengabaikan/menelantarkan anak.\lisalnya orang tua yang membiarkan.1uakllya kelaparan karena orang tua:.-r1a1u sibuk atau sedang tidak ingincisanggu, mengabaikan kebutuhan.:rak untuk dilindungi, ditemani dan.:rbcrikan kasih sayang,:r-en-rpermalukan anak di depan umum.1.n sering menyalahkan anak. Hal'. -r.ng perlu diperhatikan yaitu anak-:r.lr-i rnengingat peristiwa kekerasan.:l"rr)sional apabila kekerasan tersebuttcrladi konsisten.lekerasan verbal (verbal abuse),terjadi ketika orang dewasa (orang tua,pendidik, pengasuh dan sebagainya)l:lenggunakan kekerasan verbal, sepertir::embentak, memaki, menggunakank:ta-kata kasar, mengancam, dan

-.ebegainya. Hal yang perlu diwaspadai'. -ritu bahwa anak akan mengingatf.;kerasan verbal yang dialami apabilakekerasan verbal tersebut teq'adi dalams.ltu periode.:'ckerasan fisik (physical abuse),teradi ketika orang dewasa (orang tua,p:nc1idik, pengasuh dan sebagainya)nrelukai fisik anak seperli memukul,n-iencubit, menendang, menampar, dansecagainya. Hal yang perlu diwaspadai.,:itu bahwa anak akan mengingatperlakuan fisik yang menyakitkan

':.:bi1a kekerasan fisik tersebut terjadi;:iam periode terlentu. Bukti fisik darikekerasan fisik seperti luka memar,:erdarah, patah tulang dan bentuk luka:isik lainnya.lie.<erasan seksual (sental abuse),:c:adi ketika orang dewasa (orang tua,pendidik, pengasuh dan sebagianya)mel:kukan tindakan yang mengarahr:da pelecehan, pencabulan ataurenr rksaan seksual. Korban sexual.,-:r/-!e umumnya mengalami trauma,:rik jangka pendek maupun panjang.

McFadden & Jean (1990) jugamemaparkan bahwa kekerasan pada anakmeliputi pengabaian atau penolakan(neglect), kekerasan fisik, kekcrasanseksual dan eksploitasi, dan kekerasanemosional.Dampak Kekerasan Pada Anak

Dampak-dampak yang ditimbulkanakibat kekerasan terhaclap anak (childobuse), antara lain:a. Dampak kekerasan psikis

UNICEF rnengungkapkan bahr,va

anak yal1g sering dirnarahi orangtuanya, apalagi diikuti denganpenyiksaan, cenderung akan meniruperilaku buruk (coping mechonism)seperli bultmia neryos ct (memuntahkanmakanan kembali), penyimpangan polamakan, anorexia (takut gemuk),kecanduan alkohol dan obat-obatan,dan memiliki dorongan bunuh diri.Kekerasan psikis memang sukardiidentifikasi atau didiagnosa karenatidak rneninggalkan bukti yangmembekas atau nyata seperli physicalabuse. Beberapa perilaku korbankekerasan psikis yaitu ruinder, merasatidak berharga, kesulitan membinahubungan, dan menarik diri claripergaulan.

b. Dampak kekerasan fisikAnak yang mendapat perlakuan

keras dikahawatirkan akan menirusehingga anak tersebut menjadi agresif.Yang lebih memprihatinkan apabila,anak kelak meneruskan gayapengasuhan yang tidak tepat padaanaknya kelak. Orang tua agresif dapatmelahirkan anak-anak yafig agresif.Kekerasan fisik dapat menyebabakan

. luka serius bahkan sampai korbanmeninggal dunia.

c. Dampak kekerasan seksualKekerasan seksual dapat

memunculkan efek trauma bagikorban. Menurut Mulyadi (SinarHarapan, 2003), beberapa korbankekerasan seksual masih menyimpandendam terhadap pelaku, takut

446

Jurnal Perididikan Anak, Volume III, Eclisi l, .luni 201,1

menikah, minder, dan traumameskipun korban telah beranjakdewasa atau bahkan sudah mcnikah.Bahkan sebagian anak-anak korbankekerasan seksual terlibat daiamprostitusi. Pada anak yang masih kecil,kecemasan akibat mengalamikekerasan seksual rnisalnyamengompol, n-iudah celrras, perubahanpola tidur, sakit perut atau zrdanya

masalah kulit, dan sebagainya.d. Dampak penelantaran anak

Huriock (1978) menyatakanapabila seorang anak kurangmemperoleh kasih sayang dari orangtua, maka dapat menyebabkantumbuhnya perasaan tidak aman, gagalmengembangkan perilaku, danmengalami masalah penyesuaian diripada masa yang akan datang.(Destriyana.http : //www. rnerdeka. com/gayalkenaii-4-darnpak-kekerasan-p ada-an ak.html)Sirait (2006) menambahkan bahwa

dampak kekerasan yang dialami anakdianataranya stres pasca trauma, hidupdengan rasa takut dan kebingungan,rusaknya self esteeru dan rendahnya rasapercaya diri, dan anak menhalami masalahpencapaian akademik.

Fakta Tentang Kekerasan Pada AnakBeberapa temuan fakta tentang

kekerasan pada anak, yaitu:a. Dari 230 kasus yang berhasil

diidentifikasi, 53,5 ,Yo melaporkanbahwa tindak kekerasan yang dialamianak-anak terjadi di lingkungankeluarganya sendiri (Bagong Suyanto,2010: 66). Lokasi lainnya adalah dijalanan dan di sekolah. Hal senada

diungkapkan oleh hasil studi timPuspar UGM (1999) yang menyatakanbahwa lokasi terjadinya tindakkekerasan pada anak paling dominanadalah di rumah, sekolah, dan tempatumum.

b. Jawa Pos mengemukakan bahwa 27,2% anak mencoba melawan tindak

447

kekerasan yang dialami, sisanya hanyacliarn atau enggan melar,van.

c. Pihak korban enggalt untukmeiaporkan permasalahannya ke pihakterkait.

d. Masih rendahnya self'help ntechanisntpada anak untuk melindungi dirinya.

e. Masih minimnya sosialisasi tentangpenanganan kekerasan pada anak, baikr:ntuk orang tua, gum maupun anak.

f. Sebagian sekolah belun-r membuatkesepakatan teriulis tentang aclanya

tindak kekcrasan pada anak, yangberlaku bagi anak (peserta didik)maupun gufll dan pihak sekolahlainnya.

Strategi Membekali Anak denganKeterampilan Melindungi Diri

Orang dewasa, baik orang tua dimmah, guln di sekolah maupulrmasyarakat perlu rnenyadari bahwakekerasan pada anak bukanlalah kecil.Anak adalah generasi penerus bangsa yangberhak untuk merasakan ketenangan dankebahagiaan. Penyelesaian masalahkekerasan pada anak dapat ditempuhmelalui tahap preventif (pencegahan) dankuratif (penanggulangan). Beberapa upayapreventif yang perlui dilakukan,diantaranya:1. Family counseling dan pre marriaged.

Orang tua perlu diberikan pengetahuandan keterampilan tentang caramendidik anak dengan tepat tanpaadanya kekerasan. Konseling ini jugabisa diberikan unttk pre marriagesebagai bekal pengetahuan menjadiorang tua, sehingga mampllmemberikan gaya pengasuhan yangmendidik anak.

2. Memberikan pemahaman dangambaran tentang kehidupan sosial

Orang dewasa (orang tua, pendidik.pengasuh) dapat menggunakan ceritadan dongeng untuk menggambarkankehidupan sosial. Dalam cerita dapatdikisahkan bahwa anak akanmenghadapi keadaan yang tidak

.lurnal Pendiclikan Anak, VolLrnre IiI, Eclisi 1. JLrni 201r1

rnerlycuatlgkiur. misalnya "ketika aktrdisakiti teman". lv{elalr-ri cerita, anaktidak han1,a clipersiapkan untukmengetahui heterogenitas indiviclu,ragal-n karakter, na1-nun sekaligLrsdibcrikan pemahaman dan gambaranbagaimana menyikapi kcadaan yallgkurang menyenangkan. Anak jrg,diminta menceritakan pengalalxannyadan dimintai pcndapat.

3. Membekali anak dengan keterampilansosial seperti aserlif

Aserlif aclalah menyatakanketidaksetujuan atau penolakan clengantegas. Anak clilatih untuk bersikap':'-':r dafl beruni ntengatakan 'fidak"- :*,. inelindungi dirinya. Hal ini bisa. -:.-".ian dengan dialog antara orang

- -:,cdta di kelas, orang tua/gurumenceritaka pengalamannya terkaitdengan peristiwa kekerasan, menontonfilm eclukatif tentang "bagaimanamelindungi dili" dan sebagainya.Orang tua juga dapat memberikanpesan pada anak untuk bersikap asertifapabila bertemu clengan orang asing,rleskipun oraug tersebut mengakusebagai teman ayah atau ibu, ataumengiming-irningnya dengan makananyang enak. Apabila anak disakititemannya, maka anak dilatih untukbersikap aserlif, yaitu melawan dengankata-kata, misalnya "badanku sakitkalau kau cubit". Orang tua dapatberpesan pada anak "lebih baikberlahan daripada menyerang".Membalas bukanlah ajang balasdendam, tapi bentuk bela diri agartidak selalu disakiti (iadisasaran/objek).

1. Keterlibatan aktif orang tua dalamberkomunikasi pada anak.

Orang tua perlu membangunkomunikasi yang hangat dengan anak.Komunikasi yang hangat dan terbukadapat menumbuhkan rasa percaya anakpada orang tua. Setiap hari orang tuahendaknya menyisihkan waktu untukmendengarkan cerita anak. Orang tuajuga perlu meyakinkan pada anak

bahr,va rnenjadi suatu kebanggaan dankesenangan bagi oraltg tLra apabilaanak lrrau berccrita tentang apapunyang clialaminya, sehingga orang tuamernposisikan diri sebagai sahabatanak. Orang tua harus belajar rnenjadipeudengar yang baik untuk anak-anaknya agar anak merasa dihargai,dipercaya dan akhimya lrau terbuka.

Orang tua yang c'lominan dalamkomunikasi bukanlah hal b4ak dalarnkomur, ikasi. Korr-iunikasi clialogis (cluaarah) tampaknya membuat anak lebihnyainan kar-ena anak pun rnemilikikesempatan tntuk nteng:ung:kapkanpikiran dan perasaannya. Apabila anakmelakukan kesalahan, maka sebaiknyaorang tua tidak semakin menyalahkananak, atau bahkan memarahi. Sikapmenyalahkan yang clisertai dengankemarahan orang tua dapatmenimbulkan rasa takut pada anak,sehingga anak akan lebih n-remilihdiam atau bahkan berbohong daripaclamenceritakan keadaan yang terjadi.

5. Cermat dan tanggap terhadapperubahan anak, baik flsik maupunperilaku

Perubahan fisik seperti adanyadarah, bekas luka atau yang lainmemungkinkan adanya tindakkekerasan pada anak. Anak yangbiasanya ceria, tapi tiba-tiba menarikdiri dari lingkungan juga perludicermati oleh orang tua. Setelah orangtua mengarnati perubahan, selanjutnyaanak diajak ber-bincang untukmengetahui lebih lanjut tentangkekerasan yang dialarni anak.

6. Pengar,vasan orang tua terhadaplingkungan bermain anak.

Pengawasan merupakan salah satutindakan preventif agar kekerasan padaanak dapat diminimalisir. Anak jugaperlu diberikan pemahaman untukselalu pamit sebelum pergi, tidakbermain terlalu jauh, dan berhati-hatidengan orang asing. Orang tuasebaiknya mengetahui dimana dan

448

Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1ll, Eclisi 1, Juni 2014

siapa saja yang biasa bermain/bergauldengan anak agar memudahkanpengawasan. Apabila orang tuamenemukan hal-hal yangmengkhawatirkan, orang tua dapatmendiskusikannya (dua arah/dialog)dengan anak sebagai upaya preventifkejadian yang tidak diinginkan.

l. Melihat film-film kartun anak atau

cerita anak tentang cara melindun-eidiri. Melalui film dan cerita, anak

diharapkan mempeloleh gambaran dan

lebih siap dalam menyikapi masalah,khususnya kasusu kekerasan.

8. Mencegah dan meminimalisir anakmelihat layangan film yang kentaldengan adegan kekerasan. Tayanganfilm dapat menstimulasi untuk meniruadegan kekerasan dengan temannya.Tempo (2006) menyebutkanbahwa 62o/o tayangan televisi maupun media laintelah membangun dan rnenciptakanperilaku kekerasan. Sebagian anakyang menjadi pelaku bullyirtgterinspirasi dari tayangan film yangdilihatnya dan mempraktekkannya disekolah dengan teman-temannya.

9. Anak perlu dilatih untuk menghatalalamat rumah, nama ayah dan ibu,alamat rumah, dan nomor teleponkeluarga agar apabila suatu saat adakejadian, maka anak tahu dimana dapatmenghubungi keluarga.

10. Bermain peran dengan anak untukmemberikan gambaran tentang caramenanggapi orang asing yangmendekati dirinya

Orang tua mdngajak anak untukbermain peran, misalnya ketika ada

orang asing yang mengganggunya,ketika temannya menyakitinya(memukul, menendang, menggigitdsb), ketika ada orang yang melakukanpelecehan dan kekerasan lainnya.

11. Memberi dukungan emosional ketikaanak mengalami ketakutan

Dukungan emosional sangatmembantu untuk mengatasi rasa

takutnya. Orang dewasa dapat menjadipendengar yang baik, meyakinkananak bahwa ia tidak sendirian dansemua akan baik-baik saia.

449

12. Mernberikan latihan frsik beia diuntuk melinclur"rgi diri sepern-rengikutserlakan anak dalarn kegiatakarate, pencak silat dan ilmu beladilainnya.Di sisi lain upaya kuratif daprdilakukan, cliantaranya:

1. Memberikan penclampingan, baik ba1

pelaku maupun korbalr. Bagi pelakdiharapkan dapat rnengungkapenyebab anak n-ielakukan kekerasatcrhadap orang lain dan membantmengatasinya. Dengan harapan tidahanya sekedar rlenyalahkan pelakrtapi juga mernahami latar belakanpelaku melakukan tindak kekerasalBagi korban, perlu diberikapendampingan secara intesnsif untumengurangi tekanan psikologis yan

dialami, seperti dengan play therapexpressive clrawing, expressive writittdan sebagainya.

2. Melaporkan ke pihak sekolah untuditindak lanjuti

Apabila ada tindak kekerasarmaka diharapkan pihak korban dapimemberikan laporan dalam rangkpenanganan lebih lanjut da

pencegahan terhadap munculnya kasrkekerasan lainnya.

3. Family counseling. Tracy & Clar(1974) mengungkapkan bahwa palprofesional dapat bekerjasama denga

orang tua untuk membanlmengembangkan kompetensi sebagr

orang dewasa dan orang tua seper

teori belajar sosial dan keterampilabehavior agar mampu mengelola didan merespon perilaku anak denga

lebih baik. Orang tua dari pelakkekerasan diminta membuat sual

kontrak agar dapat memberikeperlakuan yang lebih baik pada anal

Dengan upaya tersebut diharapkakorban kekerasan tidak mengalantrauma yang berkepanj angan.

4. Terapi psikologi secara intensif. Teralini dilakuka untuk mengurangi bebz

atau tekamam psikologis yang dialan:Tentunya terapi ini harus diberikzoleh ahli yang profesional.

Jumal Pendiclikan Ariak. Volume IIl. Edisi 1. Juni 201'l

r CiLu'u. Seholah dan N'Iasyarakat e.

L'-.r'u dan sekolzrh dapat membantu,..r,..rrltingi clirinya dengan beberapa

: ,---. . -:i,tnva:i-..< cntosi

i:r,rk clibiasakan untuk memiliki:,.:l) empati clan saling rnenghargair:a a.1:llt1l. Semakin banyak:-i]'.'rilre$olno11 yang ditemui anak,

*:..i clapat membantu anak

..-..r.rkittkait respect nya terhadap

:--,_: i.iir-r. Anak diberikan pemahalran.:--','.,, perbedaan bukanlah suatu

-,-.i,-,h. tairi suatu anugerah. Dengan.:rcliilarl kehiclupan bisa salinge.elgkapi. Guru membiasakan untukei::anggil teman dengan nama Yang::{. menggunakan kata-kata yang

:-::r ketika berbicara. meminjarn::.::s dengan baik, dan menegur::-;.:11 SautUn.

Ic-.r:ih anak agar asertifIr.,.er-tif diperlukan agar anak

r:ir--'"rLr rnengungkapkan pikiran dan

.r-1s.1.r1r dengan jujur tanPa

-=:.. inllsung orang lain.{el:,iukan pengawasan anak selama

: -<ck.r1ah

G:m rnemegang tanggung jawab

t:il,: anak-anak berada di sekolah,

::::,gga guru perlu melakukanenSJ'"\ asan terhadap perilaku anak.

,r.rll3 anak dijemput oleh orang lain:-:rp; konfirmasi, maka sebaiknYa

;k:,:h perlu waspada dan anak-anak

:::Ll:rra menunggu di dalam sekolah:.:r1a belum dijemput orang tuanYa,

e::r keantana,n anak.

ler:benkan penanganan yang tePat

:.:b,iia terjadi bullyingDrlam penanganan bullying,

ei"iu dan korban perlu mendapatkan€il;nsanan yang tepat. Bagi pelaku,

:r":apkan tidak mengulang Perilaku.e*r::ilnya, sedangkan bagi korban,.::rrapkau dapat memaafkan Pelaku:-:n kernbali aktif dalam kehiduPan- -: -1; \ -l

Mernasukkan tema "urclindtingi diri"'dalarn pcrnbelajaran

'leman "nlelittdut-tgi djri" dapat

clijadikan altenratif tcma petnbeiajarandi kelas. Anak cliajak uirtukmemiiinkan pemrainan ular tarlggadcngan gambar etr-iosi. Artak diinintabercerita tcntang pcristirva yllllgmenyenangkan dan rnenYedihkan

sesuaia clcngan yanag clialarni. Denganrretode tersebut, gurll tidak hanya

mengetahui petrgalaman sctiap anak,

namun guru juga dapat tllemberikarlketerampilall agar anak ciapat melarvat-t

kekerasan.Pemberian sanksi yang tegas untukpelaku kekerasan pada anak

Sebagian orang memiliki potensimenjadi pelaku kekerasan pada anak,

termasuk guru. Saat ini belurn banyaksekolah yang membuat kesePakatan

tertulis tentang pelanggaran hak anak,

kekerasan pada anak clan sanksi yangdikenakan pacia pelaku. Denganadanya aturan dan kesepakatan yang

tegas, diharapkan dapat meminin-ralisirterjadinya kekeraasn pada anak. Pada

awalnya, pelaku dapat diberikanperingatan, apabiia masih mengulangmaka dapat dikenakan skorsing.Home visit

Kunjungan rumah diperlukan untuklebih mengetahui keadaar-r anak dirumah sekaligus sebagaai kegiatansharing dengan orang tua tentang gaya

pengassuhan anak. BeberaPapenriasalahan yallg muncul berkaitandengan kekerasan adalah bahwasumber kekerasan pada anak terjadi dirumah.Parenting

Tidak semua orang tua mengetahuitentang gaya pengasuhan yang tepat,

cata mengatasi rnasalah anak, dan

kadangkala tidak menyadari dampakperilakunya terhadap perkembangananak. Oleh karena itu, perlu adanYa

kegiatan parenting sebagai upayamemberikan pengetahuan dan

keterampilan tentang kekerasan pada

anak.

h.

450

Jurnal Pendidikan Anak, Volume III, Edisi 1, Juni 2014

i. Memberikan terapi dan pendampinganbagi korban

Bagi anak yang menjadi korbankekerasan perlu diberikan terapi secara

intensif untuk meminimalisir traumayang terjadi. Selain itu pemdampinganyang berkelanjutan dapat membantuanak menyesuakan diri kembaiidengan kehidupan sosial. Korbandiberikan dukungan emosional agar

tidak merasa sendiri dan

terdiskriminasi. Di dalant proses

konseling, digunakan banyak teknikberbicara dan mendengarkan. Seperrliterapi musik, terapi berman, bermainperan dan membaca cerita. Penyediaanfasilitas anak untuk katarsis, dan

melepaskan beban.j. Masyarakat dapat membantu anak

melindungi dirinya dengan beberapahal, diantaranya'. community strpportsystem yaitu pendekatan berbasisdukungan dan peran masyarakat.Apabila ada anak yang disinyalirseringkali melakuka tindakankekerasan, maka pembiaran seperlinyabukanlah hal yang bijak. Perlu ada

suatu tindakan dengan cara

mengkomunikasikan p ada keluarga.

Daftar Rujukan

Andre Yuindartanto.http ://yumizone.wordpress. com/2009 I 0l I 17 I dampak-tayangan-fi lm-kekerasan-pada-anqU

Bagong Suyanto. (2010). Masalah SosialAnak. Jakarta: Prenada MediaGroup.

Destriyanahttp ://www.merdeka. c oml gay akenali-4-dampak-kekerasan-pada-anak.html.

Firdaus. (2006). Faktor PenyebabKekerasan Pada Anak.

451,

Helen Cowie & Dawn Jennifer. (2009).Penanganan Kelrerasan Di Selcoloh.

Macanan Jaya Cemerlang.

Jar.va Pos. Fakta tentang Kekerasan Pada

Anak.

Komnas Perlindungan Anak. (2006).Pemicu Kekerasan terhadap Anak

Mulyadi. (2003). Dampak I(ekerasanSeksual. Diakses dari Sinar Harapan

Sutanto. (2006). Kekerasan Pada Anak.

Sirait. (2006). Dampak Kekerasan Pada

Anak.

Tempo. Q)Aq. Faktor Penyebab danDampak Kekerasan Pada Anak.

Ter:ry E Lawson. Bentuk-bentuk kekerasanpada anak (child abuse)http ://www. duni apsikologi. comi ekerasan-pada-anak. Diakses tanggal 12

Mei 2014.

http ://www.kpai. go. Data Pelanggaran HakAnak. Diakses tanggal 12 Mei 2014.

http ://www. duniap sikologi. com/dampak-kekeras an-terhadap -anak/Diaksestanggal 12 Mei 20,14.

Windoro AT.http : I lhealth. komp as. com/read. )diakses tanggal 12 }./:i 2014

Wikipedia. (2006). Pengefiian kekerasan.