membangun model ikpo pada sistem telemedika...

5
Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Faruk Hoesin *, A Mufti** * Departemen Ortodonsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Email : [email protected] ** Pengrajin Teknologi Informasi, Email : [email protected] Abstraksi Sejumlah orang tua banyak mengeluh kepada dokter gigi keluarganya, karena melihat pertumbuhan gigi putra-putri kesayangannya tidak rata dan saling bertumpuk satu dengan lainnya. Kondisi maloklusi tersebut diduga karena saat ini pola asupan panganan yang diberikan kepada anak kurang banyak menstimulasi pertumbuhan tulang rahang. Sehingga pertumbuhan gigi anak saling bertumpuk dan kurang memiliki ruang pertumbuhan pada rahang serta terkait dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 85 juta anak Indonesia berada pada usia pertumbuhan. Sebagai aset bangsa, anak Indonesia memiliki kedudukan dan posisi strategis dalam menentukan arah perjalanan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu sudah seharusnya setiap keluarga mencermati pertumbuhan gigi anak agar dapat tumbuh secara normal. Karena gigi yang tumbuh sehat dan normal akan mampu mendukung sistem pencernaan makanan sehingga menjadi asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. Perhatian besar keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan gigi anak sangat diperlukan di masa usia pertumbuhan, tujuannya agar pertumbuhan gigi anak membentuk susunan gigi normal, menghindari maloklusi atau malposisi. Gigi anak yang tumbuh sehat dan bentuk normal memiliki tujuan agar gigi menjadi lebih sehat dan produktif. Penelitian terhadap Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IKPO) telah dikembangkan oleh Faruk Hoesin seorang pakar ortodonti Indonesia dalam bentuk perhitungan manual skoring berbobot untuk menentukan batas ambang kebutuhan perawatan ortodonti. Di masa mendatang penentuan IKPO akan menjadi bagian dari telemedika berbantuan ICT, sehingga masyarakat atau keluarga dapat menghitung sendiri tingkat kebutuhan perawatan gigi anaknya berkat dukungan teknologi ICT. Model IKPO yang sedang dikembangkan saat ini adalah Model IKPO sebagai bagian sistem telemedika berbasis ICT bertujuan untuk memperkaya sistem telemedika (telemedicine) di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan gigi mulut anak. Kata Kunci : Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti, Maloklusi, Telemedika, ICT 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri pengolahan makanan dewasa ini telah mengalami banyak perubahan. Banyak makanan siap saji yang disajikan kepada anak- anak di rumah atau dijajakan di sekolah mengundang selera anak untuk mencicipinya. Karena kesibukan keseharian para orang tua kadangkala orang tua kurang mengawasi kualitas makanan atau jajanan anak yang cenderung kurang merangsang perkembangan tulang rahang pada masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan anak, bentuk susunan gigi anak erat kaitanny dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu pertumbuhan gigi anak perlu terus mendapat perhatian dari para orang tua. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 85 juta anak Indonesia sedang menjalani usia pertumbuhan dan mereka merupakan aset bangsa serta memiliki peran strategis sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Gigi anak yang tumbuh sehat memberi kepercayaan diri yang tinggi kepada anak, sehingga anak mampu menunjukkan kemampuan (“unjuk gigi”) di setiap ajang prestasi. Bentuk gigi normal dan baik tumbuhnya akan meningkatkan proses pengunyahan makanan agar berkualitas, sehat dan bergizi. Apabila terjadi ketak- normalan pertumbuhan gigi anak (malocclusion) sikap orang tua harus bijak menanganinya dan senantiasa berkonsultasi dengan dokter gigi keluarga. Di usia pertumbuhan, anak kadang tidak begitu peduli terhadap pertumbuhan giginya sebab anak belum memiliki kecukupan informasi tentang bagaimana pertumbuhan gigi yang seharusnya tumbuh secara normal. Orang tua memang dituntut untuk terus belajar sepanjang hayatnya agar memiliki pengetahuan cukup tentang bentuk gigi yang tumbuh secara normal dan tidak normal. Informasi tentang bagaimana gigi yang tumbuh secara normal dan tindakan apa yang harus diambil para orang tua seandainya menemukan gigi anaknya tumbuh tidak normal masih kurang sekali. Oleh sebab itu perlu suatu gerakan sosial yang secara terus menerus memberi advokasi, penyampaian informasi yang cukup, pengenalan alat-alat perawatan ortodonti dan tindakan pencegahan maloklusi secara dini. Salah satu alat untuk menemukenali tingkat kebutuhan perawatan ortodonti pada masa pertumbuhan anak secara dini telah di-

Upload: trinhnhu

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika …iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper31_a_mufti.pdf · asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. ... leaflet atau

Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Faruk Hoesin *, A Mufti**

* Departemen Ortodonsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Email : [email protected]** Pengrajin Teknologi Informasi, Email : [email protected]

Abstraksi

Sejumlah orang tua banyak mengeluh kepada dokter gigi keluarganya, karena melihat pertumbuhan gigi putra-putri kesayangannya tidak rata dan saling bertumpuk satu dengan lainnya. Kondisi maloklusi tersebut diduga karena saat ini pola asupan panganan yang diberikan kepada anak kurang banyak menstimulasi pertumbuhan tulang rahang. Sehingga pertumbuhan gigi anak saling bertumpuk dan kurang memiliki ruang pertumbuhan pada rahang serta terkait dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 85 juta anak Indonesia berada pada usia pertumbuhan. Sebagai aset bangsa, anak Indonesia memiliki kedudukan dan posisi strategis dalam menentukan arah perjalanan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu sudah seharusnya setiap keluarga mencermati pertumbuhan gigi anak agar dapat tumbuh secara normal. Karena gigi yang tumbuh sehat dan normal akan mampu mendukung sistem pencernaan makanan sehingga menjadi asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. Perhatian besar keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan gigi anak sangat diperlukan di masa usia pertumbuhan, tujuannya agar pertumbuhan gigi anak membentuk susunan gigi normal, menghindari maloklusi atau malposisi. Gigi anak yang tumbuh sehat dan bentuk normal memiliki tujuan agar gigi menjadi lebih sehat dan produktif. Penelitian terhadap Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IKPO) telah dikembangkan oleh Faruk Hoesin seorang pakar ortodonti Indonesia dalam bentuk perhitungan manual skoring berbobot untuk menentukan batas ambang kebutuhan perawatan ortodonti. Di masa mendatang penentuan IKPO akan menjadi bagian dari telemedika berbantuan ICT, sehingga masyarakat atau keluarga dapat menghitung sendiri tingkat kebutuhan perawatan gigi anaknya berkat dukungan teknologi ICT. Model IKPO yang sedang dikembangkan saat ini adalah Model IKPO sebagai bagian sistem telemedika berbasis ICT bertujuan untuk memperkaya sistem telemedika (telemedicine) di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan gigi mulut anak. Kata Kunci : Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti, Maloklusi, Telemedika, ICT 1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi industri pengolahan makanan dewasa ini telah mengalami banyak perubahan. Banyak makanan siap saji yang disajikan kepada anak-anak di rumah atau dijajakan di sekolah mengundang selera anak untuk mencicipinya. Karena kesibukan keseharian para orang tua kadangkala orang tua kurang mengawasi kualitas makanan atau jajanan anak yang cenderung kurang merangsang perkembangan tulang rahang pada masa pertumbuhan.

Pada masa pertumbuhan anak, bentuk susunan gigi anak erat kaitanny dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu pertumbuhan gigi anak perlu terus mendapat perhatian dari para orang tua. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 85 juta anak Indonesia sedang menjalani usia pertumbuhan dan mereka merupakan aset bangsa serta memiliki peran strategis sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Gigi anak yang tumbuh sehat memberi kepercayaan diri yang tinggi kepada anak, sehingga anak mampu menunjukkan kemampuan (“unjuk gigi”) di setiap ajang prestasi.

Bentuk gigi normal dan baik tumbuhnya akan meningkatkan proses pengunyahan makanan agar berkualitas, sehat dan bergizi. Apabila terjadi ketak-normalan pertumbuhan gigi anak (malocclusion) sikap orang tua harus bijak menanganinya dan senantiasa berkonsultasi dengan dokter gigi keluarga. Di usia pertumbuhan, anak kadang tidak begitu peduli terhadap pertumbuhan giginya sebab anak belum memiliki kecukupan informasi tentang bagaimana pertumbuhan gigi yang seharusnya tumbuh secara normal. Orang tua memang dituntut untuk terus belajar sepanjang hayatnya agar memiliki pengetahuan cukup tentang bentuk gigi yang tumbuh secara normal dan tidak normal. Informasi tentang bagaimana gigi yang tumbuh secara normal dan tindakan apa yang harus diambil para orang tua seandainya menemukan gigi anaknya tumbuh tidak normal masih kurang sekali. Oleh sebab itu perlu suatu gerakan sosial yang secara terus menerus memberi advokasi, penyampaian informasi yang cukup, pengenalan alat-alat perawatan ortodonti dan tindakan pencegahan maloklusi secara dini. Salah satu alat untuk menemukenali tingkat kebutuhan perawatan ortodonti pada masa pertumbuhan anak secara dini telah di-

Page 2: Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika …iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper31_a_mufti.pdf · asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. ... leaflet atau

kembangkan dalam bentuk perhitungan manual Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IKPO)1.

Apakah IKPO itu? IKPO merupakan sebuah pendekatan sociodental berbentuk perangkat lunak (software) terdiri dari serangkaian pertanyaan awal perihal kesadaran anak, pengetahuan anak dan adanya rasa butuh perawatan ortodonti dengan menggunakan perhitungan skoring dan dilakukan secara mandiri (self assesment) oleh pihak orang tua bersama anak dengan berkonsultasi pada dokter gigi keluarga. IKPO merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut, karena hasil skoring IKPO dapat menjadi petunjuk dini tentang bentuk gigi apakah maloklusi, malposisi atau normal. Pada hubungan antar gigi anak, berbagai kombinasi malposisi dapat berakibat timbulnya ketidakserasian atau malrelasi pada hubungan antar giligi. Disharmoni tersebut dapat berpengaruh jelas akan berpengaruh kepada proses tumbuh-kembang struktur wajah, tulang rahang atau tulang-tulang wajah lainnya atau bahkan dapat berakibat pada ketidakharmonisan pertumbuhan jaringan lunak di sekitar wajah seperti bibir, pipi, atau lidah yang cenderung akan menimbulkan persoalan psikologi ketimbang persoalan ortodonti.

2. PEMBAHASAN

Manfaat yang dapat dipetik akibat kemajuan

teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) memung-kinkan persoalan maloklusi dapat terbantu penyebaran informasinya ke masyarakat luas baik melalui media cetak, leaflet atau brosur, seacara online bagi pengguna internet dan telepon selular melalui jasa pesan singkat. Akses secara online dapat ditempuh melalui website yang menyajikan informasi kesehatan gigi dan mulut serta tersisip form isian yang berisi pertanyaan IKPO untuk menguji apakah gigi seorang anak tergolong bentuk normal atau maloklusi. Jawaban IKPO akan dikumpulkan dalam database yang tersimpan di webserver. Selain itu IKPO dapat juga melalui media cetak yang jawabannya menempuh jalur telepon selular dengan memanfaatkan teknologi Short Message Service (SMS) disimpan pada SMSserver.

Sebagai salah satu bentuk model penilaian dini kesehatan gigi dan mulut, model IKPO memiliki kemudahan dalam menjawab dan dikerjakan sendiri (self assessment) para orang tua, guru sekolah, petugas Unit Kesehatan Gigi Sekolah atau berkonsultasi Dokter Gigi keluarga terdekat. Model IKPO yang dikembangkan pada sistem telemedika berbasis ICT memberi manfaat para Dokter Gigi keluarga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan gigi dan mulut di suatu wilayah. Karena database IKPO yang tersedia dapat menjadi asupan bagi para penyusun kebijakan, strategi dan perencanaan kebutuhan perawatan ortodonti terkait dengan aksesibilitas masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sumber daya manusia dan tenaga dokter gigi serta upaya-upaya advokasi, promosi di bidang informasi kesehatan gigi dan mulut.

Pemanfaatan model IKPO dengan sistem tele-medika berbasis ICT pada skala nasional memberi ke-mudahan dalam pendataan dan kebijakan kesehatan ter-kait dengan persoalan kebutuhan perawatan ortodonti. Persoalan maloklusi bukan semata persoalan keluarga, tetapi menyangkut pemerintah, sebab hal itu dapat berdampak pada kesehatan masyarakat serta kualitas anak Indonesia sebagai generasi mendatang. Indonesia membutuhkan putra putri terbaik yang memiliki gigi sehat dan kuat sehingga mampu meningkatkan produktifitas pada skala mikro (individu) dan makro (bangsa).

Keluarga

SMS server

NotebookPC

Web server

Jaringan KomputerAntar Pusat Kesehatan

Dokter Gigi Keluarga

PROVIDER IKPO

Jawaban Form IKPO

Handphone / PDA

KELUARGA SEJAHTERA

Website

Jawaban Form IKPO

DOKTER KELUARGA

AnamnesisDiagnosis

Klinik

MODEL PENANGANAN DATAINDIKATOR KEBUTUHAN

PERAWATAN ORTODONTI (IKPO)

IKPOFormulir 7 pertanyaan

Gambar-1. Model Manajemen Database

Pengguna IKPO berbasis ICT 3. QUESTIONARE IKPO

Questionare IKPO disusun atas tiga komposit

terdiri dari tujuh pertanyaan dasar menyangkut pentingnya perawatan gigi anak. Ketujuh pertanyaan tersebut adalah: A. Komponen KESADARAN 1. Apakah Anda tahu mengenai susunan gigi yang tidak rapih? 2. Menurut Anda susunan gigi Anda termasuk tonggos, atau cameuh?

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta

2

Page 3: Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika …iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper31_a_mufti.pdf · asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. ... leaflet atau

3. Tahukah anda susunan gigi yang tidak rapih dapat menyebabkan gangguan kesehatan gigi dan mulut? B. Komponen PENGETAHUAN 4. Apakah anda mengetahui tentang perawatan gigi yang dapat merapihkan susunan gigi? 5. Pernahkah anda melihat seseorang menggunakan alat untuk merapihkan susunan gigi 6.Pernahkah anda mendengar adanya keluhan pada orang yang sedang dalam perawatan merapihkan gigi? C. Komponen KESEDIAAN 7. Apakah anda bersedia menjalani perawatan memperbaiki susunan gigi?

Gambar-2. Simulasi tampilan Model IKPO Masing-masing pertanyaan memiliki bobot

pertanyaan yang berbeda-beda. Apabila dijawab seluruh pertanyaan IKPO, maka nilai total akan memiliki rentang nilai 0 sampai 23 dengan kategori rentang nilai yaitu : 0 – 13 : Membutuhkan perawatan ortodonti 14 – 23 : Tidak membutuhkan perawatan ortodonti

Model IKPO berbasis ICT saat ini sedang dikembangkan dengan menggunakan arsitektur Three-tier berperangkat lunak bahasa pemrograman PHP dengan dukungan database MySQL yang merupakan database opensource. Untuk simulasinya menggunakan Openwave Phone Simulator 7 yang mendukung WML2.

Peran ICT dalam memroses penatalaksanaan database maloklusi merupakan sebuah rangkaian yang diawali dengan pemahaman kondisi psikososioekonomi keluarga di Indonesia. Artinya, hanya sejumlah kecil saja keluarga Indonesia yang bersedia peduli akan kesehatan gigi dan mulut anak karena dominasi faktor ekonomi. Akan tetapi kita tidak boleh berhenti pada kendala yang ada, oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan adalah membangun website yang menayangkan informasi serta edukasi kepada masyarakat akan pentingnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak khususnya, dan keluarga pada umumnya.

Pada Gambar-1 terlihat bahwa proses pengolahan data berawal dari asumsi sebuah Keluarga Sejahtera yang memiliki kepedulian akan kesehatan gigi dan mulut. Keberadaan situs IKPO selain memberi edukasi juga dapat dijadikan sebagai jendela pendeteksi dini kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak Indonesia melalui formulir IKPO yang ditayangkan. Kurangnya

informasi tentang kesehatan gigi dan mulut yang diperuntukkan bagi orang tua dan anaknya dapat dijembatani melalui website yang informatif karean memuat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Di kalangan praktisi kedokteran gigi kerap dihadapkan pada kenyataan yaitu pemeriksaan maloklusi dilakukan ketika anak telah melewati masa pertumbuhan, bahkan kadang sudah disertai periodontitis. Akibatnya proses perawatan gigi dan mulut menjadi lama karena membutuhkan waktu dan biaya besar.

Upaya menggeser persoalan maloklusi pada anak dimaksudkan sebagai upaya agar dokter gigi keluarga dapat secara dini menemukenali adanya kelainan pada pertumbuhan gigi anak, sehingga tindakan perawatan dapat segera dilakukan. Oleh karena itu model IKPO dikembangkan kearah sistem telemedika berbasis ICT, salah satunya dengan memanfaatkan perangkat handphone untuk kemudahan akses informasi dan alat deteksi dini kebutuhan perawatan ortodonti. Bagi keluarga sejahtera yang mampu mengakses seluruh pertanyaan IKPO dan menjawabnya melalui layanan pesan singkat (SMS) akan mendapat perolehan informasi secara awal apakah putra-putrinya tergolong maloklusi atau normal.

Gambar-3. Simulasi hasil hitungan Model IKPO Keuntungan apa yang dapat dimanfaatkan oleh

para dokter gigi keluarga yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dengan adanya model IKPO berbasis ICT ? Diharapkan setiap dokter gigi keluarga nantinya dapat memanfaatkan database IKPO yang tersimpan dalam Webserver sehingga mudah diakses melalui komputer jinjing (notebook) atau desktop. Dengan demikian database yang terkait dengan wilayah izin prakteknya dapat dijadikan acuan dalam proses perencanaan, perawatan dan sarana kesehatan di wilayahnya. Dengan demikian dokter gigi keluarga akan segera dapat menemukenali angka kebutuhan perawatan ortodonti.

Pada skala nasional database penatalaksaan kebutuhan perawatan ortodonti di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pengkajian, pengembangan dan penelitian yang tertuang dalam bentuk Strategi dan Perencanaan Kebutuhan Perawatan Ortodonti pada Anak Indonesia. Berbagai acuan peraturan, pedoman dan petunjuk pelaksanaan kebutuhan perawatan ortodonti yang terukur dan terevaluasi secara berkala. Sasaran yang ingin dicapai dengan membangun model IKPO

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta

3

Page 4: Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika …iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper31_a_mufti.pdf · asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. ... leaflet atau

pada sistem telemedika berbasis ICT adalah terkumpulnya database yang merekam data kesehatan gigi dan mulut secara nasional, sehingga konsep dokter gigi keluarga sebagai subsistem dokter keluarga dapat diaplikasikan. Peran ICT dalam mendukung sistem telemedika amat penting, mengingat cakupan wilayah Indonesia dan keterbatasan tenaga dokter gigi dan dokter gigi spesialis dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.

• Ketidaktersediaan air bersih yang mengandung fluor (Program Fluoridasi Air Bersih) mengakibatkan pertumbuhan gigi anak mengalami gangguan kesehatan gigi mulut.

• Kekurangan informasi yang dapat menambah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

• Keterbatasan tenaga medis yang trampil dalam merawat dan mengobati kejadian maloklusi

• Keterbatasan media dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut Apabila kebutuhan perawatan ortodonti dapat

dipenuhi oleh pusat kesehatan gigi secara lokal, maka diharapkan secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia yang tumbuh dengan gigi sehat. Seiring dengan upaya peningkatan upaya perbaikan pemeringkatan Human Development Index (HDI) dari peringkat 107 ke peringkat yang lebih tinggi lagi.3 Sebagai bentuk kepedulian kepada anak Indonesia di masa mendatang diharapkan model IKPO berbasis ICT dapat ikut memperkecil angka maloklusi di Indonesia, sekaligus mengatasi persoalan kesehatan gigi dan mulut pada anak, sehingga anak fungsi dan peran gigi anak yang tumbuh secara normal membawa generasi muda Indonesia untuk dapat lebih kreatif dan produktif serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

• Kekurangan jumlah industri farmasi yang mau menyelenggarakan program advokasi dan promosi di bidang kesehatan gigi dan mulut

• Kurangnya perhatian sekolah pada aspek pentingnya kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia, ditambah lagi masih kurangnya kepedulian sekolah pada pembentukan kebiasaan dan pola makan sehat pada murid sekolah, sehingga anak membeli jajanan yang tidak membantu proses pertumbuhan gigi sehat produktif.

• Kurangnya perhatian pemerintah pada upaya-upaya secara sistematik dalam pencapaian angka penurunan penderita kesehatan gigi dan mulut,

5. Daftar Pustaka [1]. Faruk Hoesin, Indikator Kebutuhan Perawatan

Ortodonti pada Anak Usia Pertumbuhan, Disertasi Program Doktor Ilmu Kedokteran Gigi FKG UI, 2007

[2]. Ferry Gunawan, Membuat Aplikasi SMS Gateway dan Client degan Java & PHP, Elek Media, 2003

[3]. Janner Simarmata, Aplikasi Mobile Commerce menggunakan PHP dan MySQL, Andi Yogyakarta, 2006

Gambar-4. Simulasi saran kepada Keluarga

[4]. Jung Wei Chen, Martin H Hobdell, Kim Dunn, Kathy A Johnson, Jia Jie Zhang, Teledentistry and its use in dental education, J Am Dent Assoc 2003;134;342-346

4. PENUTUP

Sebagai sebuah model, tidak akan lepas dari persoalan kendala teknis dan nonteknis pada penerapan sistem telemedika di Indonesia. Oleh karena itu model IKPO berbasis ICT bukan sebuah model yang langsung sempurna. Sebagai model IKPO akan terus diperaiki performance teknik dan nonteknis. Selain itu tuntutan terhadap peran aktif dokter gigi keluarga dalam upaya menurunkan angka kejadian maloklusi di Indonesia sangat diperlukan agar kita dapat memasuki era Indonesia Sehat 2020. Beberapa kendala yang masih dihadapi model IKPO berbasis ICT seperti:

[5]. Kathy Voight Geurink, Community Oral Health Practice for the Dental Hygienist,Elsevier Saunders, 2005.

[6]. Richard Wootton, Telemedicine support for the developing world, J Telemed Telecare 2007,13:7-14

[7]. -----------, Human Development Report 2007/2008, http://www.undp.org, Diakses Maret 2008.

• Ketidaktersediaan data tentang populasi maloklusi

atau berbagai penyakit gigi dan mulut di Indonesia sehingga sulit melakukan kajian strategis dan analisis akademik sebagai bahan kebijakan publik.

• Ketidakmampuan masyarakat dalam membiayai

perawatan ortodonti, skema pembiayaan perawatan melalui program asuransi kesehatan gigi masih sedikit jumlahnya

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta

4

Page 5: Membangun Model IKPO pada Sistem Telemedika …iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper31_a_mufti.pdf · asupan makanan menjadi sumber kesehatan dan cukup gizi. ... leaflet atau

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta

5