membanguan sistem politik demokrasi dalam menghadapi era global
DESCRIPTION
ÂTRANSCRIPT
Perspektif Global Analisis Geografi Membangun Sistem Politik Demokrasi di Indonesia
Diajukan kepada Dosen Pengampu: Drs. Agus Suharsono Untuk Memenuhi Tugas Perspektif Global Analisis Geografi
Oleh:Pebri Nurhayati 11405241012Mardasari 11405241019Mei Niki 11405241013
Jurusan Pendidikan GeografiFakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Membangun Sistem
Politik Demokrasi di Indonesia”. Judul tersebut adalah bagian dari materi pada mata kuliah
Geografi Industri.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Agus Suharsono sebagai dosen pengampu Perspektif Global Analisis Geografi
dan pembimbing kami.
2. Orang tua dan kakak beserta adik kami yang menjadi semangat hidup kami.
3. Serta teman-teman kelas A jurusan Pendidikan Geografi UNY yang selalu memberikan
semangatnya.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak menguraikan system demokrasi di
Indonesia bardasarkan sumber buku bacaan dan referensi lain yang kami dapat. Oleh sebab itu,
kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangnya, dan kami
mohon ada kritik dan saran yang membangun untuk menyusun makalah berikutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 18 September 2013
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat (Sorenson, 2003, melalui Cholisin &
Nasiwan 2012:83). Pengertian tersebut merupakan pengertian minimalis dan disebut
demokrasi elektoral dan demokrasi formal. Demokrasi merupakan sebuah metode politik,
sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin politik.
Demokrasi dianggap penting karena nilai-nilai yang dikandungnya sangat diperlukan sebagai
acuan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Dengan kata lain,
demokrasi dipandang penting karena merupakaan alat yang dapat digunakan untuk
mewujudkan kebaikan bersama, atau masyarakat dan pemerintahan yang baik (good society
and good goverment).
Demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari alur periodesasi sejarah politik di Indonesia.
Beberapa model demokrasi telah diuji coba dan hasilnya belum mampu menciptakan
stabilitas pemerintahan negara. Demi menciptakan stabilitas pemerintahan, pemerintah Orde
Baru meluruskan pelaksanaan UUD 1945. Orde Baru menerapkan sistem demokrasi
permsyawaratan perwakilan. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan MPR secara
konstitusional ditetapkan sebagai lembaga pelaksana kedaulatan.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan tentang perjalanan demokrasi masa Orde
Baru. Melihat sisi baik serta sisi kurang baik pada masa Orde Baru serta runtuhnya rezim
Soeharto. Dalam hal ini, penulis menguraikan demokrasi masa orde baru sebagai acuan atau
landasan pemerintahan berikutnya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan sistem
pemerintahan demokrasi yang berhasil.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti
rakyat dan “kratos”atau “kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi dberarti
“rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Istilah demokrasi secara singkat
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketenytuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya
termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat. Jadi, Negara demokrasi adalah Negara
yang diselenggarakan berdsarkan kehidupan dan kemauan rakyat.
2.1. Bentuk-bentuk Demokrasi
a. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini adalah kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam
pelaksanaan demokrasi. Menurut Held (2004:10), demokrasi perwakilan liberal
merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema
keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan
jaminan atas kebebasan individu baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial
keagamaan.
Konsekuensi dari sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembangnya
persaingan bebas terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga mengakibatkan individu
yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya,
kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan Negara bahkan berbagai kebijakan
dalam Negara.
b. Demokrasi Satu PartaiDemokrasi satu partai umumnya dilaksanakan di Negara-negara komunis, seperti
Rusia, China, Vietnam. Menurut komunis, Negara post kapitalis tidak akan melahirkan
kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal yaitu rezim parlementer. Semua perwakilan
atau agen akan dimasukkan kedalam lingkungan seperangkat institusi-institusi tunggal
yang bertanggung jawab secara langsung. Partai revolusioner merupakan hal yang
esensial karena partai tersebut merupakan instrument yang dapat menciptakan landasan
bagi sosilisme dan komunisme.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Membanguan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia
Permasalahan yang dihadapi oleh Demokrasi di Indonesia.
Isu demokrasi menempati titik sentral setelah jatuhnya rezim Soeharto pada bulan Mei
1998. Gerakan demokratisai di Indonesia telah berlangsung hingga saat ini. Beberapa
masalah yang timbul selama proses konsolidasi. Pertama, belum adanya tradisi,
terutama di kalangan elit politik, untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
Kedua, secara teoritis, proses transisi demokrasi tidak selamanya berujung pada
demokrasi konsolidasi (consolidated democracy). Ketiga, proses konsolidasi di
Indonesia juga tidak berjalan dengan mulus, terutama ditingkat lokal, anarkisme massa
pun muncul ke permukaan dan menjadi ancaman serius bagi penciptaan demokrasi
yang mapan. Keempat, persoalan mendasar lainnya yang dihadapi banyak bangsa
Indonesia dalam rangka menuju ke arah demokrasi terkonsolidasi dihadapkan pada
kenyataan semakin memburuknya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Persoalan yang dihadapi dalam membangun Demokrasi yang mapan Pertama, harus
disadari pembangunan sebuah negara demokrasi membutuhkan waktu yang relative
lama dan menuntut perjuangan serta pengorbanan masyarakat yang mengharapkan
berlakunya sissystemrsebut. Amerika Serikat sebagai negara yang memberlakukan
system tersebut membutuhkan waktu waktu ratusan tahun untuk menjadi seperti saat
ini. Kedua, berdemokrasi dalam konteks ketatanegaraan tentu juga harus disadari
sebagai proses mendemokratisasikan semua struktur politik yang ada dinegara yang
bersangkutan. Ketiga, demokrasi tidak pernah terwujud jika masyarakatnya sendiri
tidak demokratis, karena semua sumber tersebut berasal dari apa yang dilakukan dan
diterapkan oleh masyarakat yang ada.
3.2. Perkembangan Demokrasi
Perkembangan teknologi dan komunikasi mampu memberdayakan dan mendekatkan
penyebaran demokrasi ecara global. Perkembangan demokrasi yang berlangsung di
negara-negara Eropa Timur dan negara- negara berkembang dapat dianggap sebagai
buah globalisasi informasi. Hal ini karena globalisasi informasi dipandang telah
menciptakan suatu masyarakat yang terbuka dan kritis. Pandangan yang lain
menyatakan bahwa jika suatu negara mengadopsi ekonomi pasar global, secara
otomatis tindakan ini akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi terwujudnya
demokratisasi. Pandangan ini telah menyelesaikan kasus di Amerika Latin namun,
gagal diterapkan di Asia Timur.
Para pendukung neoliberalisme ekonomi, umumnya, mempercayai bahwa
pengadopsian kebijakan ekonomi neoliberal akan mendorong demokratisasi politik
dalam skala luas. Namun, kenyataannya di negara Asia Timur dan Tenggara yang
terjadi tidaklah demikian. Pembanguna n ekonomi berada dalam lingkaran kekuasaan
politik otoritarian. Otoritarianisme politik telah memberikan kondisi yang
menguntungkan bagi perencanaan ekonomi terpusat yang diprakarsai oleh negara.
Keberhasilan gerakan demokrasi akan sangat ditentukan oleh masyarakat dalam negeri
itu sendiri dibandingkan dengan pola- pola pembangunan ekonomi yang mereka
terapkan.
Gerakan demokrasi dipengaruhi oleh dua hal, yakni: munculnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya demokrasi dan gerakan prodemokrasi diluar negeri. Runtuhnya
rezim otoritarianisme di negara Eropa Timur oleh gerakan civil society merupakan
faktor eksternal yang mendorong dimu;ainya babak baru bangsa menuju masyarakat
yang lebih demokrasi di Indonesia (Suwondo, 2002:1)
Krisis ekonomi yang berlangsung sejak tahun 1997, telah menghancurkan legistimasi
pemerintahan Orde Baru (Liddle,2000) dan kondisi ini dijadikan momentum oleh
kelompok-kelompok prodemokrasi untuk meruntuhkan rezim, sekaligus mendesak
agenda reformasi dalam hal ini demokratisasi. Krisis di Indonesia merupakan krisis
bersifat multidimensional yang tidak hanya meliputi bidang ekonomi, tetapi juga
mencakup bidang sosial dan politik.
Warisan Orde Baru
Liddle mengungkapkan bahwa sistem apapun yang akhirnya muncul dalam sistem
politik Indonesia, sifatnya akan terpengaruh dalam ukuran yang kecil oleh jati diri Orde
Baru. Pembangunan istem politik demokrasi harus juga disertai juga dengan
pemahaman bagaimana sistem Orde Baru bekerja, mengingat kita tidak dapat
mempertimbangkan alternative sesudahnya tanpa mengetahui masa lampaunya. Dalam
masa kurang lebih setengah abad, mulai bermunculan berbagai macam bentuk
pemerintahan dibeberapa negara berkembang. Erkembangan ini karena akibat dari
terbebaskannya negara- negara tersebut dari penjajah kolonial.
Sejarah rezimnya Orde Baru di Indonesia dimulai pada akhir 1966. Awalnya rezim ini
merupakan antithesis dan rezim sebelumnya, Orde lama pimpinan Soekarno.
Kekacauan komunal dan konflik politik yang sengit pada waktu itu, yakni antara partai
komunis Indonesia (PKI) dengan militer, kolapsnya ekonomi dan disintegrasi sosial,
rezim yang baru lahir itu mengutamakan perbaikan politik memprioritaskan
pembangunan ekonomi dan melarang partisipasi masa dalam politik. Gambaran
pokoknya adalah adanya peranan militer yang begitu kuat dalam politik, birokratisasi
dan korporasi seluruh organisasi osial. Rezim yang baru lahir ini engutamakan dalam
tatanan politik dan cara- cara represif terhadap para oposisi, yang dilakukan secara
selektif, tetapi seringkalo dijalankan dengan sangat brutal. Rezim Orde Baru
merupakan rezim yang berintikan hierarki yang komplek seperangkat lembaga otoriter
yang disusun guna mengekang partisipasi politik dan mmungkinkan Soeharto dan
pihak militernya untuk menguasai masyarakat.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
1. Demokrasi dianggap penting karena nilai-nilai yang dikandungnya sangat diperlukan
sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
2. Orde Baru menerapkan sistem demokrasi permusyawaratan perwakilan.
DAFTAR PUSTAKA
Cholisin., Nasiwan. 2012. Dasar-dasar ilmu politik. Yogyakarta : Ombak
Gaffar, Afan. 2006. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sanit, Arbi. 2003. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Matta, Anis. 2010. Menikmati Demokrasi. Bandung: Fitrah Rabbani