memahami-tagihan-listrik
DESCRIPTION
listrikTRANSCRIPT
1 of 9
MEMAHAMI TAGIHAN BIAYA LISTRIK
Penulis: Kusmursaf Yudi MM PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat & Banten
Area Pelayanan dan Jaringan Bekasi
Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai bagaimana kita memahami besarnya
tagihan biaya listrik dan bagaimana meminimalisasikannya.
Dalam kondisi harga minyak yang masih belum stabil, adanya keterbatasan
pasokan energi primer, keterbatasan kapasitas pembangkit (beban Jawa dan Bali saat ini
lebih kurang sebesar 17.100 MW telah melebihi kapasitas yang tersedia yaitu sebesar
16.000 MW) serta keterbatasan penyediaan subsidi negara, maka untuk mengurangi
beban subsidi tersebut langkah penghematan pemakaian energi listrik sudah menjadi
suatu ”keharusan”. Pola perilaku tidak hemat masyarakat didalam mengkonsumsi listrik
harus segera kita akhiri. Merubah perilaku masyarakat bukanlah sesuatu yang mudah.
Oleh karena itu salah satu cara untuk mengubah perilaku tersebut adalah dengan cara
menumbuhkan budaya hemat listrik, baik di lingkungan tempat tinggal maupun di
lingkungan tempat kerja.
Langkah awal penghematan yang dapat dilakukan adalah dengan memahami
terlebih dahulu bagaimana energi listrik yang telah kita gunakan setiap hari ditagihkan
melalui tagihan rekening listrik setiap bulannya. Besarnya penghematan bergantung
kepada dalamnya analisa dan solusi yang diberikan dalam mengatasi masalah
pemborosan yang terjadi. Disamping itu keterlibatan dari semua komponen dalam suatu
perusahaan/organisasi mutlak diperlukan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu
perusahaan/organisasi didalam melaksanakan program penghematan.
Dalam rangka mendukung tercapainya program penghematan pemakaian energi
listrik dan mendorong masyarakat untuk dapat lebih berhemat, PT. PLN (Persero)
mengeluarkan kebijakan dengan beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Pelanggan yang memakai tenaga listrik sampai batas hemat tertentu (80 % dari
pemakaian rata-rata nasional pada kelompok tarifnya) akan dikenakan tarif
bersubsidi. Sedangkan bagi pelanggan yang tidak bisa berhemat (memakai
melebihi batas hemat), kelebihan pemakaian listriknya akan dikenakan tarif non
subsidi.
2 of 9
2. Pelanggan-pelanggan kecil dibawah 6.600 VA seperti pelanggan 450 VA, 900
VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA tetap membayar rekening seperti biasa serta tidak
terkena kebijakan ini, namun mereka dihimbau untuk tetap berhemat.
3. Ketentuan ini akan diberlakukan kepada pelanggan Rumah Tangga (R3), Bisnis
(B), dan Pemerintah (P) dengan daya mulai dari 6.600 VA. Ketentuan ini mulai
diberlakukan untuk rekening yang ditagihkan pada bulan Mei 2008. Pelanggan
yang sudah terkena ketentuan ”Dayamax Plus” tidak lagi terkena ketentuan ini.
4. Dengan ketentuan ini, maka skema kebijakan insentif dan disinsentif yang
sebelumnya diusulkan PLN tidak digunakan lagi.
5. Basis perhitungan yang digunakan berdasarkan Tarif Dasar Listrik sesuai
Keputusan Presiden No.104 tahun 2003, dimana tarif non subsidi merupakan
penerapan tarif Mulfiguna (M) sebesar Rp.1380,-/kWh yang diatur dalam
Kepres itu.
Ketentuan ”Dayamax Plus” adalah sebagai berikut :
1. Ketentuan ”Dayamax Plus” diberlakukan kepada pelanggan besar yang
menggunakan listriknya pada saat Waktu Beban Puncak (WBP) apabila
melebihi batas yang ditentukan
2. Ketentuan ”Dayamax Plus” berdasarkan surat Edaran Direksi No.
0016.E/DIR/2005 tanggal 10 Agustus 2005
3. Ditujukan kepada kelompok pelanggan besar (tarif B3, I2, I3, I4, P2), agar mereka
menghindari pemakaian listriknya pada saat Waktu Beban Puncak (WBP),
diberlakukan mulai rekening bulan Oktober 2005
4. Ketentuan pembatasan pemakaian pada WBP :
Untuk pemakaian daya : maksimum 50% dari daya kontrak
Untuk pemakaian energi : maksimum 50% dari pemakaian WBP rata-
rata enam (6) bulan terakhir (rekening bulan Maret–Agustus’05)
Untuk Pelanggan Baru (rekening terbit setelah Sept’05), kWh WBP Max
dihitung berdasarkan : daya x Batas Jam Nyala rata2x DJBB
3 of 9
5. Berdasarkan pembatasan kWh WBP Max & kVA Max, pelanggan dikenakan
Insentif dan Dis-Insentif
6. Insentif diberikan kepada Pelanggan apabila :
Pemakaian pada saat WBP Tidak lebih / Sama dengan ( ≤ ) dari batas
yaitu: kWh WBP Max dan kVA WBP Max
Jika pelanggan menggunakan alat ukur mekanik, syarat insentif hanya
pemakaian kWh WBP Max
Nilai insentif maksimum = 50 % Biaya Beban
Pelanggan yang mengalihkan pemakaian WBP ke LWBP, dapat mengajukan
rencana pemakaian daya LWBP sampai dengan maksimum 2 x daya
kontrak
Insentif = Nilai Dasar + Nilai Tambahan
Nilai Dasar = 50% kWh WBP Max x 50% tarif LWBP
Nilai Tambahan (Besarnya yang dapat ditekan dari kWh WBP Max) =
(kWh WBP Max – real kWh WBP) x 50% tarif LWBP
Contoh pemberian Insentif :
Pelanggan I 3 / 1110 kVA batas 55.000 kWh
Insentif Maksimum = 1110/2 x Rp 29.500,- = Rp16,37 Juta
Realisasi kVA Max WBP < 555 kVA
Kasus 1 : Realisasi = 40.000 kWh
Nilai Dasar = 55.000/2 x Rp 439,-/2 = Rp 6,03 Juta
Tambahan = (55.000-40.000)xRp439/2=Rp3,3 Juta
Total Insentif = Rp 9,33 Juta
Kasus 2 : Realisasi = 7.500 kWh
Nilai Dasar = 55.000/2 x Rp 439,-/2 = Rp 6,03 Juta
Tambahan = (55.000-7.500)xRp439/2=Rp10,43 Juta
Total Insentif = Rp16,46 Juta Maksimum 16,37 Juta
4 of 9
7. Dis-Insentif dikenakan kepada Pelanggan apabila :
Pemakaian mereka pada saat WBP melebihi kWh WBP Max dan/atau
melebihi kVA WBP Max
Kelebihan kWh WBP dari kWh WBP Max, dikenakan 2x tarif WBP
Kelebihan kVA WBP dari kVA WBP Max, dikenakan tarif 50%
TRANSFER PRICE kapasitas, saat ini RP.69.326,50/kVA
7.1.1. Contoh perhitungan rekening di bawah 6.600VA :
Perhitungan rekening pelanggan Tarif Sosial (S2) daya 2.200 VA
Stand meter bulan lalu : 1.200 kWh Stand meter bulan ini : 1.750 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 1.750 – 1.200 = 550 kWh Biaya Beban : (2.200 VA/1000) x Rp.27.000,-/kVA = Rp. 59.400,- Biaya Pemakaian : 20 kWh pertama : 20 kWh x Rp. 250,-/kWh = Rp. 5.000,- 40 kWh kedua : 40 kWh x Rp. 370,-/kWh = Rp. 14.000,- kWh Selanjutnya : 490 kWh x Rp. 420,-/kWh = Rp.205.800,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.285.000,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp.285.000,- = Rp. 8.550,- Biaya Meterai = Rp. 3.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp.296.550,- Perhitungan rekening pelanggan Tarif Rumah Tangga (R2) daya 3.500 VA
Stand meter bulan lalu : 1.253 kWh Stand meter bulan ini : 2.128 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 2.128 – 1.253 = 875 kWh Biaya Beban : (3.500 VA/1000) x Rp.30.400,-/kVA = Rp.106.400,- Biaya Pemakaian : 875 kWh x Rp. 560,-/kWh = Rp.490.000,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.596.400,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp.596.400,- = Rp. 17.892,- Biaya Meterai = Rp. 3.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp.617.292,-
Perhitungan rekening pelanggan Tarif Industri (I1) daya 2.200 VA
Stand meter bulan lalu : 1.200 kWh Stand meter bulan ini : 1.750 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 1.750 – 1.200 = 550 kWh
5 of 9
Biaya Beban : (2.200 VA/1000) x Rp.32.000,-/kVA = Rp. 70.400,- Biaya Pemakaian : Blok 1 (100 jam) : 196 kWh x Rp. 455,-/kWh = Rp. 89.180,- Blok 2 (100 jam) : 354 kWh x Rp. 460,-/kWh = Rp. 162.840,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp. 322.420,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp. 322.420,- = Rp. 9.673,- Biaya Meterai = Rp. 3.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp. 335.093,-
7.1.2. Contoh perhitungan rekening di atas 6.600VA
Sesuai dengan Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No. 101.A/K/DIR/2008
tanggal 3 April 2008 tentang ”Ketentuan Pelaksanaan Penghematan Pemakaian Tenaga
Listrik oleh pelanggan PT.PLN (Persero)” maka semua pelanggan diatas 6.600 VA
terkecuali bagi para pelanggan yang sudah terkena kebijakan Daya Max Plus (DMP),
akan dikenakan ketentuan dengan formula seperti pada gambar 1. berikut :
Gambar 7.1. Ketentuan Batas Hemat
Berikut ini akan diberikan contoh ilustrasi pelanggan yang mengalami
perubahan perhitungan akibat diberlakukannya tarif bersubsidi dan non subsidi terhadap
tarif sebelumnya (TDL 2004) :
6 of 9
Perhitungan rekening pelanggan Rumah Tangga (R-3) daya 10.600 VA sesuai
dengan TDL 2004
Stand meter bulan lalu : 1.200 kWh Stand meter bulan ini : 2.500 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 2.500 – 1.200 = 1.300 kWh Biaya Beban : (10.600 VA/1000) x Rp.34.260,-/kVA = Rp. 363.156,- Biaya Pemakaian : Blok 1 : 1.300 kWh x Rp. 621,-/kWh = Rp. 807.300,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.1.170.456,- PPn : 10% x Rp. 1.170.456,- = Rp. 117.045,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp. 1.170.456,- = Rp. 35.114,- Biaya Meterai = Rp. 6.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp.1.328.615,-
Perhitungan rekening pelanggan Rumah Tangga (R-3) daya 10.600 VA sesuai
dengan tarif Bersubsidi dan Non Subsidi
Stand meter bulan lalu : 1.200 kWh Stand meter bulan ini : 2.500 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 2.500 – 1.200 = 1.300 kWh Biaya Beban : (10.600 VA/1000) x Rp.34.260,-/kVA = Rp. 363.156,- Biaya Pemakaian : Bersubsidi : 1.039 kWh x Rp. 621,-/kWh = Rp. 645.219,- Non Subsidi : 261 kWh x Rp. 1.380,-/kWh = Rp. 360.180,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.1.368.555,- PPn : 10% x Rp. 1.368.555,- = Rp. 136.855,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp. 1.368.555,- = Rp. 41.057,- Biaya Meterai = Rp. 6.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp.1.552.467,-
PEMAKAIAN PER BULAN (RATA-RATA NASIONAL)
BATAS HEMAT (80% RATA-RATA NASIONAL)
PEMAKAIAN PELANGGAN
Jam Nyala kWh *) Jam Nyala kWh *) kWh
122 1.293 98 1.039 1.300
*): kWh = kVA Tersambung x Jam Nyala
Tabel 7.1. Ketentuan Batas Hemat untuk pelanggan R-3
7 of 9
Para pelanggan yang terkena kebijakan tarif bersubsidi dan non subsidi.secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini :
GOLONGAN TARIF BATAS DAYA
JAM NYALA PEMAKAIAN LISTRIK
RATA-RATA NASIONAL (JAM/BULAN)
BATAS HEMAT JAM NYALA
(JAM/BULAN)
(1) (2) (3) (4) = 80% x (3)
R-2/TR 6.600 VA 159 127
R-3/TR di atas 6.600 VA 122 98
B-2/TR 6.600 VA s/d 200 kVA 118 94
P-1/TR 6.600 VA s/d 200 kVA 125 100
P-3/TR mulai 6.600 VA 335 268
Tabel 7.2.Batas Hemat Jam Nyala per Golongan Tarif
Contoh lainnya : Perhitungan rekening pelanggan Tarif Bisnis (B2) daya 41.500 VA sesuai dengan TDL 2004 Stand meter bulan lalu : 22.000 kWh Stand meter bulan ini : 32.375 kWh Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 32.375 – 22.000 = 10.375 kWh Biaya Beban : (41.500 VA/1000) x Rp.30.000,-/kVA = Rp.1.245.000,- Biaya Pemakaian : Blok 1 (100 jam) : 4.150 kWh x Rp. 520,-/kWh = Rp.2.158.000,- Blok 2 (100 jam) : 6.225 kWh x Rp. 545,-/kWh = Rp.3.392.625,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.6.795.625,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp. 6.795.625,- = Rp. 203.869,- Biaya Meterai = Rp. 6.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp.7.005.494,-
Perhitungan rekening pelanggan Tarif Bisnis (B2) daya 41.500 VA sesuai tarif bersubsidi dan Non Subsidi Pemakaian kWh : Stand meter bulan ini - Stand meter bulan lalu : 32.375 – 22.000 = 10.375 kWh Biaya Beban : (41.500 VA/1000) x Rp.30.000,-/kVA = Rp. 1.245.000,- Biaya Pemakaian : Bersubsidi : 3.901 kWh x Rp. 520,-/kWh = Rp. 2.028.520,- Non Subsidi : 6.474 kWh x Rp. 1.380,-/kWh = Rp. 8.934.120,- Jumlah Biaya Beban dan Pemakaian kWh = Rp.10.962.640,- Pajak Penerangan Jalan : 3% x Rp. 10.962.640,- = Rp. 328.879,- Biaya Meterai = Rp. 6.000,- Total Rekening yang harus dibayar = Rp. 12.542.519,-
8 of 9
7.1.3. Contoh perhitungan rekening di atas 200 kVA (yang terkena Kebijakan Daya Max Plus) Secara umum informasi mengenai besarnya tagihan listrik untuk pelanggan
Tegangan Menengah (T.M) > 200 KVA dapat diterangkan melalui ilustrasi informasi
tagihan listrik (invoice) sebagai berikut :
Tabel 7.3. Contoh Invoice pelanggan daya 1.730 kVA
Nomor Pelanggan : 537511707xxx Rekening Bulan 05/2006
Nomor Pelanggan Lama : 401707xxx Faktor K 2
Gardu/Tiang : CMD 101 Batas Energi Max LWBP 599,813
Tarif / Daya Tersambung : I3 / 1730 kVA Batas Energi Max WBP 35,605
TrafoArus / Tegangan : 50/5 20000/100 Batas Daya Max 865
Type / No Meter : ACTAR - SL761BO70 Jam Nyala 456.88
Tanggal LWBP WBP kVArH
St.Meter Akhir 14/05/06 2,659.47 561.58 1,133.63
St.Meter Lalu 13/04/06 2,332.44 493.41 999.07
Selisih 327.03 68.17 134.56
Faktor Kali FRT 1 2000 2000 2000
Pemakaian KWH Meter 654,060 136,340 269,120
Realisasi Daya Max 1,560 1,540
Perhitungan Tarif :
1.Biaya beban
a .Biaya Beban Normal 1730 kVA x Rp 29,500 = Rp 51,035,000
b .Kelelebihan Daya WBP( > Batas Daya, kVA) 675 x Rp 69,326.50 = Rp 46,795,388
2.Biaya Pemakaian
a .LWBP 1 599,813 kwh x Rp 439 = Rp 263,317,907
b .LWBP 2 54,247 kwh x Rp 759 = Rp 41,173,473
c .WBP 1 ( < = Batas Energi ) 35,605 kwh x Rp 966 = Rp 34,394,430
d .WBP 2 ( > = Batas Energi ) 100,735 kwh x Rp 439 x k = Rp 88,445,330
e .Kelebihan kVArH -488,914 kwh x Rp 571 = Rp
3.Pengurangan Tagihan Listrik
a .Akibat TMP tidak terpenuhi = Rp
b .Reduksi
c .INSENTIVE = Rp
4.Jumlah Rupiah Pemakaian Listrik = Rp 525,161,528
5.PPJ 2.4 % x 525,161,528 = Rp 12,603,877
6.Lain lain …………………………..
a . Biaya Sewa Trafo / Pemakaian Trafo = Rp
b . Angsuran Bea beban UMTL = Rp
c . Invoice Tagihan Rekening Bulan = Rp
d . Angsuran /TS /BK / BP = Rp
e. Selisih Pembulatan = Rp
7.Materai = Rp 6000
Jumlah Tagihan = Rp 537,771,405
TERBILANG : Lima ratus tiga puluh tujuh juta Tujuh ratus tujuh puluh satu ribu Empat ratus lima rupiah
Batas Insentif Rp 25,517,500
INFORMASI TAGIHAN LISTRIK
Catatan Meter TOTAL
790,400
9 of 9
Daftar Istilah yang dipakai dalam Invoice :
1. Stand meter akhir adalah stand meter yang dibaca pada saat sekarang
2. Stand meter lalu adalah stand meter yang dibaca pada bulan yang lalu
3. Selisih adalah selisih stand meter akhir – stand meter lalu
4. Waktu Beban Puncak (WBP) adalah waktu jam 18.00 s/d jam 22.00 waktu
setempat
5. Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) adalah waktu jam 22.00 s/d 18.00 hari
berikutnya
6. Batas Energi Max LWBP adalah batas energi max LWBP rata-rata selama 6 bulan
7. Batas Energi Max WBP adalah 50% rata-rata WBP selama 6 bulan
8. Faktor K adalah perbandingan harga kWh WBP dengan kWh LWBP
9. Faktor Kali adalah Rasio CT x Rasio VT
10. Daya tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan
dalam perjanjian jual beli Tenaga Listrik
11. Batas Daya Max (kVA) adalah 50% x Daya tersambung
12. Jam Nyala adalah pemakaian kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
13. Kilo Watt hour (kWh) adalah satuan untuk daya nyata
14. Kilo Volt Ampere–reactive hour (kVArh) adalah satuan untuk daya reactive