melasma

29
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN MELASMA DISUSUN OLEH: ARDY GISNAWAN C111 09 761 KINTAN RAMADHANI C111 09 765 FRANSISCA B. C111 08 223 PEMBIMBING: dr. Irene Tantia Utami SUPERVISOR dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 1

Upload: nur-atika

Post on 28-Oct-2015

238 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

referat melasma

TRANSCRIPT

Page 1: MELASMA

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MELASMA

DISUSUN OLEH:

ARDY GISNAWAN C111 09 761

KINTAN RAMADHANI C111 09 765

FRANSISCA B. C111 08 223

PEMBIMBING:

dr. Irene Tantia Utami

SUPERVISOR

dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

1

Page 2: MELASMA

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama/NIM : Ardy Gisnawan C111 09 761

Kintan Ramadhani C111 09 765

Fransisca B C111 08 223

Judul Referat : Melasma

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Maret 2013

Mengetahui,

Supervisor Pembimbing

dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS dr. Irene Tantia Utami

2

Page 3: MELASMA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. 1

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................. 3

DEFINISI………....................................................................................... 4

ETIOLOGI ................................................................................................ 4

PATOGENESIS....................................................................................... 5

DIAGNOSIS ............................................................................................. 6

DIAGNOSIS BANDING .......................................................................... 8

PENATALAKSANAAN ........................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

REFERENSI

3

Page 4: MELASMA

MELASMA

DEFINISI

Melasma adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi peningkatan sel-sel

melanosit lebih dari batas normal (hipermelanosis). Pada umumnya di dapat simetris

berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai

area yang terpajan sinar ultra violet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah

atas bibir, hidung, dan dagu.

Umumnya terjadi pada wanita dan sering terkena sinar matahari. Beberapa

kasus dapat terjadi karena hamil atau penggunaan pil kontrasepsi. Melasma dapat

terlihat di daerah yang terkena langsung sinar matahari.Biasanya daerah-daerah

tersebut warnanya akan berubah menjadi warna kecoklatan.

ETIOLOGI

Etiologi melasma sampai saat ini belum diketahui pasti. Faktor kausatif yang

dianggap berperan pada pathogenesis melasma adalah:

1. Sinar ultra violet. Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di

epidermis yang merupakan penghambat enzim tirosinase dengan cara

mengikat ion tembaga (Cu) dari enzim tersebut. Sinar ultra violet

menyebabkan enzim tirosinase tidak dihambat lagi sehingga memacu proses

melanogenesis.

2. Hormon. Misalnya esterogen, progesteron, dan MSH (Melanin Stimulating

Hormone) berperan pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma

biasanya meluas pada trimester ke-3. Pada pemakaian pil kontrasepsi,

4

Page 5: MELASMA

melasma tampak dalam 1 bulan sampai 2 tahun setelah dimulai pemakaian pil

tersebut.

3. Obat. Misalnya difenilhidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, dan

minosiklin dapat menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini ditimbun di

lapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang

melanogenesis.

4. Genetik. Dilaporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-70%

5. Ras. Melasma banyak dijumpai pada golongan Hispanik dan golongan kulit

berwarna gelap.

6. Kosmetika. Pemakaian kosmetika yang mengandung parfum, zat pewarna,

atau bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensivitas yang dapat

mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpajan sinar

matahari.

7. Idiopatik

PATOGENESIS

Masih banyak yang belum diketahui, meskipun beberapa teori

mengidentikannya dengan faktor resiko seperti paparan UV langsung, faktor genetik,

keadaan hamil, penggunaan obat kontrasepsi oral . Banyak faktor yang menyangkut

proses ini, antara lain:

a. Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar

ultraviolet. Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan

farmakologik seperti perak dan psoralen

b. Penghambatan dalam turnover sel malfigi, keadaan ini dapat terjadi karena

obat sitostatik.

5

Page 6: MELASMA

DIAGNOSIS

Diagnosis melasma hanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Untuk

menentukan tipe melasma dilakukan pemeriksaan sinar wood (340-400nm),

berdasarkan pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu,

yaitu tipe epidermal, tipe dermal, tipe campuran, tipe indeterminate.

Dari beberapa penelitan munculnya melasma biasanya dapat dipicu oleh

beberapa faktor, antara lain ; kehamilan, factor hormone pertumbuhan, paparan sinar

matahari,dan riwayat dalam keluarga. Papran sinar Ultraviolet merupakan faktor yang

cukup sering memicu terjadinya melasma yaitu berupa hiperpigmentasi tipe IV-VI.

Selama paparan langsung sinar UV akan mengaktivasi kerja antara sel keratin, sel

fibroblast, juga termasuk vaskularisasi dan melanosit cukup berperan penting

menyebabkan terjadinya melasma.

Melasma muncul sebagai makula hiperpigmentasi yang simetris, dapat

berbentuk konfluen atau berbelang-belang. Lesi biasanya bersifat simetris pada

daerah wajah dan biasanya terjadi pada daerah V leher. Berdasarkan pola

distribusinya, ada tiga gambaran klinis yaitu tipe sentrofasial yaitu terjadi pada daerah

dahi, bibir atas, hidung dan dagu, Tipe malar terdapat pada daerah pipi dan hidung,

tipe mandibular terdapat pada ramus mandibula. Lesi melasma berupa macula

berwarna cokelat muda atau cokelat tua berbatas tegas dengan tepi tidak teratur. Tipe

sentrofasial adalah tipe yang paling umum. Namun, terkadang melasma dapat terjadi

di tempat lain yang terpapar sinar matahari.

6

Page 7: MELASMA

Melanin yang berlebihan pada epidermis atau dermis dapat terlihat dengan

menggunakan lampu Wood (panjang gelombang 340-400nm). Pigmen epidermal

meningkat selama pemeriksaan dengan sinar Wood sedangkan pigmen kulit tidak.

Berdasarkan pemeriksaan sinar wood, melasma terdiri dari 4 tipe, yaitu:

1. Tipe epidermal: warna lesi tampak lebih kontras (diidentifikasikan oleh

adanya melanin berlebihan di lapisan permukaan kulit)

2. Tipe dermal: warna lesi tidak bertambah kontras (diidentifikasi oleh

adanya melanofag sel yang mencerna melanin di seluruh dermis)

3. Tipe campuran: lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak (meliputi

jenis epidermal dan dermal)

4. Tipe tidak jelas: dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan

dengan sinar biasa jelas terlihat.

Pada melasma, gambaran histopatologi yang dapat ditemukan adalah

epidermis hiperkeratosis ringan. Pada sel-sel basal dan suprabasal ditemukan deposit

melanin. Kadang-kadang keratin ditemukan dalam keratinosit diseluruh lapisan

epidermis.

DIAGNOSIS BANDING

7

Gambar 1. Melasma

Page 8: MELASMA

Adapun diagnosis banding untuk melasma adalah sebagai berikut:

1. Hiperpigmentasi post-inflamasi (pigmentasinya sama tetapi biasanya di

bagian wajah)

2. Lentigines (bisa saja berkelompok pada pipi bagian atas )

3. Penyakit Addison

4. Drug-induced photosensitivity

5. Lupus erythematosus discoid (LED)

6. Mastositosis

7. Poikiloderma

1. Hiperpigmentasi post-inflamasi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) adalah masalah yang sering dihadapi

dan merupakan gejala sisa gangguan kulit serta berbagai intervensi terapeutik. Inilah

kelebihan yang diperoleh dari pigmen dapat dikaitkan dengan berbagai proses

penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, luka

mekanik, reaksi terhadap obat, letusan fototoksik, trauma (misalnya, luka bakar), dan

penyakit inflamasi (misalnya, liken planus, lupus eritematosus, dermatitis atopik).

Distribusi lesi hipermelanosit tergantung pada lokasi inflamasi dermatosis

yang asli. Warna berkisar dari lesi cokelat muda sampai hitam, dengan penampilan

cokelat ringan jika pigmen berada dalam epidermis (yaitu, epidermis melanosis) dan

abu-abu gelap dengan penampilan kebiruan jika lesi mengandung melanin kulit

(yaitu, melanosis dermal).

Umum inflamasi penyakit yang mengakibatkan hiperpigmentasi pasca

termasuk lichen planus, lupus eritematosus sistemik, dermatitis kronis, dan kulit T-sel

limfoma, khususnya varian eritrodermik.

8

Page 9: MELASMA

2. Lentigines (bisa saja berkelompok pada pipi bagian atas )

Lentigines mungkin

berkembang perlahan-lahan selama

bertahun-tahun, atau bisa pecah dan

muncul secara tiba-tiba. Pigmentasi

bisa homogen atau beraneka ragam,

dengan warna mulai dari coklat ke

hitam. Penampilan fisik dan

morfologi lentigines tergantung

pada jenis lesi.

3. Addison disease

Awalnya, penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi dari kelenjar adrenal,

infeksi yang paling umum adalah tuberculosis, yang masih merupakan penyebab

utama dari penyakit addison di negara berkembang. Saat ini, di negara maju, penyakit

addison yang paling sering hasil dari kerusakan autoimun spesifik dari kelenjar

adrenal.

9

Gambar 2. Hiperpigmentasi post-inflamasi

Gambar 3. Lentigines

Page 10: MELASMA

Mual, muntah, dan nyeri perut menyebar ada sekitar 90% pada pasien dan

biasanya merupakan krisis addisonian yang akan terjadi. Diare lebih sedikit daripada

mual, muntah, dan nyeri perut dan terjadi sekitar 20% pada pasien.

Temuan fisik termasuk hiperpigmentasi pada kulit dan selaput lendir,

penurunan rambut kemaluan dan ketiak pada wanita, vitiligo, dehidrasi, dan

hipotensi. Hiperpigmentasi membran mukosa oral merupakan patognomonik untuk

penyakit.

Hiperpigmentasi pada kulit (lihat gambar di bawah) dianggap sebagai ciri

penyakit addison dan ada 95% dari pasien dengan insufisiensi adrenal kronis primer.

Namun, hiperpigmentasi bukanlah tanda umum insufisiensi adrenal.

4. Drug-induced photosensitivity

Drug-induced photosensitivity mengacu pada perkembangan penyakit kulit

akibat efek gabungan dari bahan kimia dan cahaya. Paparan baik kimia atau cahaya

saja tidak cukup untuk menimbulkan penyakit, namun ketika terjadi fotoaktivasi

bahan kimia, satu atau lebih manifestasi kulit mungkin timbul. Ini termasuk reaksi

fototoksik dan fotoalergi, sebuah reaksi planus lichenoides, pseudoporphyria, dan

10

Gambar 4. penyakit addison

Page 11: MELASMA

subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE),. Reaksi fotosensitifitas bisa terjadi

akibat obat sistemik dan senyawa yang dioleskan.

Pada kebanyakan pasien, temuan dari pemeriksaan fisik menunjukkan reaksi

fotosensitifitas. Secara khusus, tanyakan tentang intoleransi terhadap matahari.

Tanyakan pasien yang melaporkan fotosensitifitas tentang obat yang mereka ambil

dan produk yang mereka gunakan. Tabir surya, wewangian, dan, terkadang, sabun

antibakteri dapat menyebabkan reaksi fotoalergi bila digunakan pada kulit.

5. Lupus Erythematosus Diskoid (LED)

Pasien mungkin mengeluh nyeri pruritus atau sesekali nyeri ringan pada lesi,

tetapi kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala. Sekitar 5% atau kurang dari

pasien dengan lupus eritematosus diskoid (LED) telah menunjukkan keterlibatan

sistemik. Arthralgia atau arthritis mungkin terjadi.

Degenerasi lesi ganas kronis lupus eritematosus (LE) adalah mungkin,

meskipun jarang, yang mengarah ke kanker kulit nonmelanoma. Orang berkulit gelap

mungkin lebih rentan terhadap kanker kulit karena kurangnya pigmentasi dalam lesi

kronis, dikombinasikan dengan peradangan kronis dan terus terjadi kerusakan akibat

sinar matahari .

11

Gambar 5. Drug-induced photosensitivity

Page 12: MELASMA

6. Mastositosis

Mastositosis adalah gangguan yang ditandai dengan proliferasi sel mast dan

akumulasi dalam berbagai organ, yang paling umum kulit.

Jenis mastositosis kulit termasuk mastocytoma soliter, mastositosis

eritrodermik menyebar, mastositosis paucicellular (juga disebut telangiectasia

perstans eruptiva macularis), dan urtikaria pigmentosa. Urtikaria pigmentosa adalah

bentuk paling umum dan ditandai oleh macula yang oval atau bulat merah-coklat,

papula, atau plak.

Temuan fisik yang paling umum di mastositosis melibatkan kulit, hati, limpa,

dan sistem kardiovaskular.

Jenis lesi pada mastositosis adalah makula, papula, nodul, dan plak; Vesikel

dan bula pada anak-anak; Difus indurasi; Terisolasi nodul atau tumor.

12

Gambar 6. Lupus erythematosus diskoid

Gambar 7. Lesi di lengan.

Page 13: MELASMA

Distribusi kulit pada mastositosis dapat berupa meluasnya simetris distribusi,

batang melibatkan lebih dari ekstremitas, kecenderungan untuk cadangan wajah, kulit

kepala, telapak tangan, dan telapak kaki, namun pasien dengan alopecia parut telah

dilaporkan.

Warna lesi berupa kuning-cokelat menjadi merah-coklat, kuantitas dari 1

sampai lebih dari 1000, ukuran dari 1 mm sampai beberapa sentimeter.

7. Poikiloderma

Poikiloderma of Civatte mengacu pada eritema yang berhubungan dengan

pigmentasi berbintik-bintik terlihat di sisi leher, lebih umum pada wanita.

13

Gambar 8. Lesi blistering.

Gambar 7. Lesi di Lengan

Page 14: MELASMA

Poikiloderma of Civatte adalah kondisi, yang agak umum jinak yang

mempengaruhi kulit. Banyak menganggap Poikiloderma of Civatte sebagai pola

reaksi kulit dan bukan penyakit. Poikiloderma merujuk pada kombinasi atrofi,

perubahan telangiectasia, dan pigmen (baik hipopigmentasi dan hiperpigmentasi).

Lesi Poikilodermatous dapat dilihat dalam genodermatoses tertentu (Sindrom

Rothmund-Thomson, sindrom Bloom, diskeratosis kongenital), di penyakit jaringan

ikat (dermatomiositis, lupus erythematosus), di parapsoriasis / mikosis fungoides, dan

radiodermatitis.

Pasien biasanya mengeluh warna coklat kemerahan yang kronis di pipi lateral

dan leher. Lesi biasanya tidak menunjukkan gejala, tapi kadang-kadang, pasien

menyebutkan ada rasa seperti terbakar ringan, gatal-gatal, dan hyperesthesia.

Coklat kemerahan, pigmentasi retikulat dengan atrofi dan telangiectasia

biasanya ada di patch simetris di pipi lateral dan sisi leher. Lesi muncul sesuai dengan

lipatan kulit normal pada leher.

14

Gambar 9. Poikiloderma.

Page 15: MELASMA

PENATALAKSANAAN

Menghindari paparan UV

Lokasi geografis sering menempatkan pasien pada risiko paparan sinar UV dari

kegiatan sehari-hari. Penghindaran puncak paparan sinar UV yaitu terutama antara

jam 10 pagi dan jam 3 sore. Berjemur merupakan kontraindikasi. Karena wanita Latin

dan Afrika-Amerika banyak percaya bahwa mereka telah memiliki kemampuan

perlindungan matahari dan penelitian menunjukkan mereka jarang dan hampir tidak

menggunakan tabir surya.

Sun Protection

Tabir surya spektrum luas dengan perlindungan UVA dan UVB dan skin protection

factor (SPF) 30 atau lebih tinggi penting untuk lini pertama terapi melasma. Selain

itu, tabir surya harus digunakan kembali setiap 2-3 jam, terutama ketika di siang hari.

Kosmetik bubuk mineral yang mengandung physicial blocker dan mengandung SPF

yang tinggi sangat baik untuk dioleskan setelah alas bedak. Untuk menghindari

kemungkinan sensitisasi tabir surya yang dapat memperburuk melasma dalam

individu akibat alergi sangatlah perlu diperhatikan. Lalu pakaian pelindung dari

matahari, terutama topi bertepi lebar, kemeja berkerah tinggi, dan kacamata hitam.

Hindari Photosensitizers

Obat dan suplemen yang memiliki karakteristik fotosensitisasi harus dihindari.

Bahkan obat tampaknya ringan seperti ibuprofen dapat menyebabkan reaksi

fotosensitifitas yang akan memicu melasma atau lesi gelap yang ada.

Meminimalkan Obat yang Mempengaruh Hormonal

Pil kontrasepsi oral dan HRT memiliki peran dalam pengembangan melasma. Selain

itu, riwayat obat diperlukan untuk mengidentifikasi zat-zat yang mungkin

mempengaruhi kegiatan hormonal seperti suplemen anti-aging dan krim buatan yang

15

Page 16: MELASMA

digunakan untuk mengurangi gejala menopause. Hal ini penting untuk menghapus

stimulus hormonal.

Mencegah Produksi Melanin

Pencegahan produksi melanin dapat dicapai dengan menghambat aktivitas melanosit

dan menghambat transfer melanosomes dari melanosit ke keratinosit.

Hipopigmentasi Agen

Ada beberapa terapi topikal yang tersedia. Paparan sinar matahari harus dihindari dan

menggunakan sunblock lengkap dengan spektrum luas harus digunakan sehari-hari.

Bleaching krim dengan hidrokuinon adalah standar emas dan cukup efisien,

mengandung 2% hingga 4%, hidrokuinon, dan tretinoin krim dapat ditambahkan

untuk meningkatkan efektifitasnya. Walaupun dapat mengurangi melasma, retinoin

juga dapat meningkatkan pigmentasi melalui efek iritasinya. Kombinasi hidrokuinon

dan tretinoin serta steroid topikal, yang disebut "cligman formula" terbukti sangat

efektif dalam pengobatan melasma.

Hidrokuinon adalah agen yang paling efektif untuk dioleskan. Agen ini tersedia

dalam konsentrasi 2% tanpa resep (Porcelana) dan oleh resep di 3% (Melanex) dan

4% (Claripel, Eldoquin-Forte, Eldopaque-Forte, Solaquin Forte, Lustra, Lustra-AF).

Konsentrasi yang lebih tinggi dari hidrokuinon (setinggi 10%) dapat diresepkan untuk

kasus-kasus yang lebih parah. Obat harus dioleskan dua kali sehari-sekali di pagi hari

dan sebelum tidur. Hidrokuinon merupakan iritan dan sensitizer, dan kulit harus diuji

untuk sensitivitas sebelum digunakan dengan menerapkan sejumlah kecil ke pipi atau

lengan sekali setiap hari selama 2 hari (open patch test). Timbulnya eritema atau

vesikel menunjukkan reaksi alergi dan mengharuskan penghentian penggunaan.

Persiapan ini harus dilakukan secara bertahap selama berbulan-bulan pada banyak

kasus. Kulit harus dilindungi dengan tabir surya spektrum luas baik selama dan

setelah pengobatan. Tretinoin (Retin-A) meningkatkan penetrasi hidroquinon ke

16

Page 17: MELASMA

epidermis dan sering diresepkan untuk digunakan pada waktu yang berbeda. Mulailah

dengan tretinoin konsentrasi rendah. Lalu tingkatkan konsentrasinya sampai terjadi

iritasi ringan.

Hidrokuinon krim akan berubah warna dari putih menjadi coklat setelah 3-4 bulan,

oleh karena itu, dapat diproduksi di apotik dan rumah sakit dengan syarat bahwa telah

terjadi perubahan warna. Hidrokuinon krim adalah pengobatan untuk melasma

dengan atau tanpa chemical peeling. Hanya saja hidrokuinon tidak dapat digunakan

lagi setelah terjadi perubahan warna dan produksi ochronosis.

Tri-Luma Cream

Tri-Luma Cream adalah produk kombinasi yang mengandung hidrokuinon 4,0%,

tretinoin 0,05%, dan 0,01% acetonid fluocinolon. Jangka waktu yang disarankan

untuk terapi adalah selama 8 minggu. Hasil yang signifikan telah terlihat setelah 4

minggu pertama pengobatan. Setelah 8 minggu pengobatan, 13% sampai 38% dari

pasien mencapai kliring melasma. Hal ini lebih efektif daripada salah satu perawatan

agen tunggal.

Tretinoin

Tretinoin topikal yang digunakan sendirian dapat menghasilkan perbaikan tanda

klinis signifikan melasma, terutama penurunan pigmen epidermal. Perbaikan terjadi

secara perlahan dan mungkin memerlukan hingga satu tahun pengobatan.

Asam azelaik

Asam azelaik (Azelex) digunakan untuk mengobati jerawat dan melasma. Asama

azelaik memiliki efek selektif pada melanosit hiperaktif dan abnormal dan efek

minimal terhadap kulit manusia normal. Dilaporkan, asam azelaic mampu seefektif

hidrokuinon 4% dalam mengatasi melasma. Asam azelaik dengan tretinoin dapat

17

Page 18: MELASMA

membuat perbaikan tanda-tanda klinis setelah 3 bulan, dibandingkan bila hanya

menggunakan asam azelaik saja.

Krim Silymarin

Penelitian klinik dan histopatologi menunjukan penurunan signifikan dalam grup

pengguna silymarin. Secara klinikal semua pasien menunjukan peningkatan pigmen

signifikan yang luar biasa dan penurunan ukuran lesi dengan perawatan silymarin dari

minggu pertama. Semua pasien 100% terpuaskan. Hasil observasi menunjukan tidak

ada efek samping.

Asam Glycolik

Asam Glycolik adalah asam alpha-hydroxy yang biasanya dikombinasi dengan agen

agen lain dalam konsentrasi 5-10% untuk tujuan pencerahan kulit. Mekanisme dalam

efek ini mungkin berdasarkan pembentukan ulang epidermal dan mempercepat

desquamasi, dimana akan menghasilkan penyebaran pigmen yang cepat dalam lesi

pigmentari. Ini juga dapat menurunkan formasi melanin dalam melanosit oleh

penghambat tyrosinase.

Vitamin C

Topikal dan iontoporesis vitamin C telah terbukti sangat berguna. Ada beberapa

literatur dengan topik intravenous vitamin C merupakan antioksidan yang kuat yang

berperan penting dalam memelihara keaadaan psikologikal. Dalam ilmu dermatologi,

vitamin C digunakan dalam berbagai macam masalah kulit seperti depigmentasi dari

spot hiperpigmentasi

18

Page 19: MELASMA

Terapi Klinik

Chemical Peels

Chemical peels dapat digunakan untuk mengatasi melasma and termasuk beberapa

agen seperti GA, TCA, dan larutan Jessner’s (lactid acid, triteonin, resorcinol, dan

ethanol)., salicylic acid, triteonin, dan kojic acid.

Terapi Laser

Hasil yang lebih baik telah didapatkan melalui kombinasi laser CO2 dengan laser Q-

switched alexandrite. Prinsip dibalik perawatan ini adalah laser CO2 akan

menghancurkan melanosit yang tidak normal dan laser alexandrite akan

menghilangkan bekas pigmen sisa di dalam dermis.

Dermabrasi

Perawatan lokal dermabrasi atau dermabrasi seluruh wajah dengan 16mm pasir

berlian kasar dengan anastesi lokal didapatkan kulit terdermabrasi (terkelupas) hingga

ke level atas atau tengah dermis.

Skin needling untuk pengikat serum depigmentasi

Pengobatan dengan menggunakan penyuntikaan serum depigmentasi pada pasien

melasma lebih efektif dari pada pengobatan topikal. Ketika disuntikan serum yang

mengandung depigmentasi di lapisan kulit akan bereaksi menjadi edem dan

kemerahan, hal ini terjadi selama 2-3 hari. Setelah itu kulit mulai membaik dan ketika

di uji adanya perubahan warna dengan menggunakan wood lamp, hasilnya terjadi

perubahan yang signifikan. (14)

19

Page 20: MELASMA

DAFTAR PUSTAKA

20