mekanismepartisipasimasyarakatdalammenyusunrdtr-140325082902-phpapp02

31
 MEK ANIS ME P ARTISIPASI MASY ARA KAT DALAM MENYUSUN RENCANA DE TAIL TA TA RU ANG dan PERATURAN ZONASI SESUAI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 68 TAHUN 2 1 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 Disampaikan oleh : Disampaikan oleh : Imam S. Ernawi Imam S. Ernawi Direktur Jenderal Penataan Ruang Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Pekerjaan Umum

Upload: rasthoen

Post on 04-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekanismepartisipasimasyarakatdalammenyusunrdtr-140325082902-phpapp02

TRANSCRIPT

  • MEKANISME PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENYUSUN

    RENCANA DETAIL TATA RUANG dan PERATURAN ZONASI

    SESUAI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 68 TAHUN 2010

    DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    1

    Disampaikan oleh :Disampaikan oleh :Imam S. ErnawiImam S. Ernawi

    Direktur Jenderal Penataan RuangDirektur Jenderal Penataan RuangKementerian Pekerjaan UmumKementerian Pekerjaan Umum

  • Pendahuluan

    Peraturan Tentang Peran Masyarakat

    (PP No.68 Tahun 2010)

    Proses Penyusunan RDTR

    Peran Masyarakat dalam Penyusunan RDTR

    Penutup

    OUTLINE

    2

  • 3PENDAHULUAN

  • DASAR HUKUM PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

    4

    UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 65 :(1) Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat.

    (2) Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan, antara lain, melalui:

    a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; danc. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

    PP No.68 tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

  • PP 68 Tahun 2010

    Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaantata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasukmasyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingannonpemerintah lain dalam penataan ruang.

    Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaantata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    Bentuk peran masyarakat adalah kegiatan/aktivitas yang dilakukanmasyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, danpengendalian pemanfaatan ruang.

    Tata cara pelaksanaan peran masyarakat adalah sistem, mekanisme,dan/atau prosedur pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat dalamperencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalianpemanfaatan ruang.

    5

    DEFINISI

  • RDTR adalah rencana rinci untuk rencana tata ruang wilayahkabupaten/kota (UU No.26 tahun 2007 penjelasan pasal 14 ayat3).

    RDTR dapat ditentukan menurut kawasan yang mempunyai nilaisebagai kawasan yang perlu percepatan pembangunan,pengendalian pembangunan, mitigasi bencana, dan lainya.

    RDTR mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagianatau seluruh kawasan tertentu yang terdiri dari beberapa unitlingkungan perencanaan, yang telah terbangunan ataupun yangakan dibangun.

    RDTR mempunyai skala perencanaan 1: 5000 atau lebih besarsesuai dengan kebutuhan tingkat kerincian dan peruntukanperencanaannya.

    RDTR merupakan salah satu pedoman pembangunan daerahyang memiliki kekuatan hukum berupa Peraturan Daerah(Perda)

    6

    RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

  • 7PERATURAN TENTANG PERAN MASYARAKAT (PP NO.68 TAHUN 2010)

  • Menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakatdi bidang penataan ruang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

    mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang;1. Menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab

    dalam penataan ruang;2. Mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang

    transparan, efektif, akuntabel, dan berkualitas; dan3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan

    kebijakan bidang penataan ruang.

    8

    TUJUAN PENGATURAN BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT

  • 9Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2010 tentang Bentukdan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

    (Berdasarkan UU No 26/2007, Pasal 65 ayat (2)

    PERENCANAAN TATA RUANG

    PEMANFAATAN RUANG

    PENGENDALIAN PEMANFAATAN

    RUANG

    LINGKUP PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

  • 10

    PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG (PP NO.68/2010)

    PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

    PEMANFAATAN RUANG

    PERENCANAAN TATA RUANG

    masukan dalampenyusunan sampaidengan penetapan RTR

    kerjasama denganpemerintah, pemda dansesama masyarakat

    Masukan kebijakanpemanfaatan ruang

    Kerjasama stakehodersMemanfaatkan ruang sesuai

    dengan kearifan lokal Peningkatan efisiensi,

    efektivitas dan keserasiandalam pemanfaatan ruang

    Menjaga kepentingan Hankamdan LH

    Investasi pemanfaatan ruang

    Masukan terkait arahanperaturan zonasi, perizinan,insentif/disinsentif dan sanksi

    Memantau dan mengawasipelaksanaan RTR

    Pelaporan kepadainstansi/pejabat berwenangatas dugaan penyimpangan

    Pengajuan keberatan terhadapkeputusan pejabat yang tidaksesuai dengan RTR

    penyampaian masukanmelalui mediakomunikasi/forumpertemuan

    kerjasama dalamperencanaan tata ruang

    penyampaian masukankebijakan melalui mediakomunikasi/forum pertemuan

    kerjasama dalam pemanfaatantata ruang

    Pemanfaatan ruang sesuaidengan RTR

    Penataan izin pemanfaatanruang

    penyampaian masukan terkaitpengendalian pemanfaatanruang kepada pejabatberwenang

    Memantau dan mengawasipelaksanaan RTR

    Melaporkan dugaanpenyimpangan

    BENTUK PERAN

    MASYARAKAT

    TATA CARA PERAN

    MASYARAKAT

  • Masyarakat/kelompok masyarakat difungsikansebagai bagian dari BKPRD Kabupaten/Kota;

    Masyarakat memperoleh kedudukan sebagaimitra kerja pemerintah kabupaten/kota dalampenyusunan RDTR;

    Masyarakat memberikan input mengenaiaspirasinya berkenaan dengan rencanapengembangan kabupaten/kota.

    11

    MEKANISME PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RDTR (PP NO.68/2010)

  • 12

    PROSES PENYUSUNAN RDTR

  • Peraturan Zonasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari RDTR

    1

    Peta Pola Ruang Berfungsi sebagai Peta Zonasi bagi Zoning Map

    Wilayah Perencanaan dari RDTR disebut sebagai BagianWilayah Perkotaan (BWP)

    2

    3

    PROSES PENYUSUNAN RDTR

    13

  • Muatan Peraturan ZonasiStandar TeknisMateri Wajib :1. Ketentuan kegiatan dan Penggunaan Lahan2. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang3. Ketentuan Tata Bangunan4. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal5. Ketentuan PelaksanaanMateri Pilihan (ada bila dibutuhkan):6. Ketentuan Tambahan7. Ketentuan Khusus8. Standar Teknis9. Ketentuan Pengaturan Zonasi

    Apabila RDTR telah disahkan sebagai Perda sebelum disahkannyaPedoman ini, maka Peraturan Zonasi ditetapkan sebagai Perdatersendiri dan muatannya meliputi Zoning Map dan Zoning Text

    Prosedur Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi dibedakan atas:1. Prosedur penyusunan RDTR 2. Prosedur Penyusunan PZ yang berisi zoning text untuk wilayah

    perencanaan (apabila RDTR dan PZ disatukan)3. Prosedur Penyusunan PZ yang berisi zoning text dan Zoning Map

    (apabila RDTR tidak disusun atau lebih dahulu ditetapkan sebagai Perda)

    5

    6

    4

    14

    Lanjutan

  • MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG

    1. Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perkotaan(BWP)

    2. Rencana Pola Ruang3. Rencana Jaringan Prasarana4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan

    Penanganannya5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang6. Peraturan Zonasi

    15

  • PENYUSUNAN PERATURAN ZONASIPENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI PENETAPANPENETAPAN

    Tahap Pra Persiapan

    Tahap Persiapan

    Tahap Pengumpulan

    Data/Informasi

    Tahap Analisis danPerumusan Ketentuan

    Teknis

    PenyusunanRaperda RDTR

    dan PZ (termasuk

    persetujuansubstansi olehMenteri PU)

    Pembahasandan Penetapan

    Raperda

    1. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah kabupaten/kota;2. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, baik itu pelaksanaan maupun

    pengendaliannya;3. Bantuan untuk merumuskan klasifikasi penggunaan lahan yang akan atau telah

    dikembangkan di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan;4. Bantuan untuk merumuskan zonasi pembagian dari wilayah kabupaten/kota, misalnya

    mengusulkan pembatasan lingkungan peruntukan;5. Bantuan untuk merumuskan pengaturan tambahan, yang berhubungan dengan pemanfaatan

    terbatas dan pemanfaatan bersyarat;6. Pengajuan keberatan terhadap peraturan-peraturan yang akan dirumuskan (rancangan);7. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan tenaga ahli;8. Ketentuan lain yang sesuai dengan kebijakan pemerintah kabupaten/kota; 9. Dan lain-lain.

    KeterlibatanMasyarakat

    ALUR PROSES PENYUSUNAN RDTR DAN PZ

    16

  • 17

    PERAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RDTR

  • Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan

    tata ruang berupa :

    a. Masukan mengenai:1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;

    2. penentuan arah pengembangan wilayah atau

    kawasan;

    3. pengidentifikasian potensi dan masalah

    pembangunan wilayah atau kawasan;

    4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau

    5. penetapan rencana tata ruang.

    b. Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam

    perencanaan tata ruang.

    BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

    18

  • 1.Tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tataruang dilaksanakan dengan cara:

    a. menyampaikan masukan mengenai arahpengembangan, potensi dan masalah, rumusankonsepsi/rancangan rencana tata ruang melaluimedia komunikasi dan/atau forum pertemuan; dan

    b. kerja sama dalam perencanaan tata ruang sesuaidengan ketentuan peraturan perundangundangan.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peranmasyarakat dalam perencanaan tata ruang di daerahsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri. Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ

    TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

    19

  • PELIBATAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RDTR

    20

  • Masyarakat yang menjadi pemangkukepentingan dalam penyusunan RDTRmeliputi:a. orang perseorangan atau kelompok

    orang;b. organisasi masyarakat tingkat

    kabupaten/kota yang sedangmelakukan penyusunan RDTR;

    c. perwakilan organisasi masyarakatkabupaten/kota yang berdekatansecara sistemik (memiliki hubunganinteraksi langsung) dengan daerahyang sedang disusun RDTRnya; dan

    d. perwakilan organisasi masyarakatkabupaten/kota dari daerah yangsedang disusun RDTRnya.

    PERAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RDTR

    21

  • Hak masyarakat meliputi:i. berperan serta dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang,

    khususnya masukan terkait penyusunan RDTR;

    ii. memberikan pendapat, saran, masukan dan penentuan tujuan-tujuan arah pengendalian, pembatasan, dan kelonggaran aturan,serta dalam penetapan RDTR;

    iii.memantau dan mengawasi pelaksanaan RDTR yang telahditetapkan;

    iv.mengajukan inisiatif untuk melakukan penyusunan dan/ataumengevaluasi dan/atau meninjau kembali dan/atau mengubahRDTR;

    v. memberikan pendapat, saran, masukan, data/informasi danpenentuan potensi dan masalah perencanaan tata ruang,pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    22

    HAK MASYARAKAT

  • vi. memberikan kontribusi dalam perumusan aturan-aturan dalampemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;

    vii.mengetahui secara terbuka produk RDTR pada setiap bagianwilayah perkotaan yang bersangkutan;

    viii.melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenangdalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggarankegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar RDTR yang telahditetapkan;

    ix. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuaidengan RDTR;

    x. mendapat perlindungan dari kegiatan-kegiatan yang merugikan; dan

    xi. mengetahui dan memberi masukan terhadap ketentuan dankebijakan lain yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kotayang bersangkutan. 23

    (Lanjutan)

  • Kewajiban masyarakat meliputi:

    i. memelihara kualitas pemanfaatan ruang;

    ii. mendudukkan kepentingan publik/umum lebih tinggidari pada kepentingan pribadi atau kelompok;

    iii.memberikan informasi, data, keterangan hanya yang benar, jelas dan jujur dalam setiap tahapan prosespenyusunan RDTR

    iv. berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam prosespenyusunan RDTR

    24

    KEWAJIBAN MASYARAKAT

  • Jenis peran masyarakat meliputi:

    i. pemberian masukan dalam penentuan arahpengembangan wilayah kabupaten/kota;

    ii. pengidentifikasian berbagai potensi dan masalahpembangunan, baik itu pelaksanaan maupunpengendaliannya;

    iii.bantuan untuk merumuskan klasifikasi penggunaanlahan yang akan atau telah dikembangkan di wilayahkabupaten/kota yang bersangkutan;

    iv.bantuan untuk merumuskan zonasi pembagian dariwilayah kabupaten/kota, misalnya mengusulkanpembatasan lingkungan peruntukan;

    25

    JENIS PERAN SERTA MASYARAKAT

  • v. bantuan untuk merumuskan pengaturan tambahan, yang berhubungan dengan pemanfaatan terbatas danpemanfaatan bersyarat;

    vi. pengajuan keberatan terhadap peraturan-peraturan yang akan dirumuskan (rancangan);

    vii. kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan ataubantuan tenaga ahli; dan

    viii.ketentuan lain sesuai dengan kebijakan pemerintahkabupaten/kota.

    26

    (Lanjutan)

  • Pelibatan peran mayarakat dalam penyusunan RDTR dilakukan pada tahapan:

    1. Pada tahap persiapan, pemerintah telahmelibatkan masyarakat secara pasif denganpemberitaan mengenai informasi penataanruang

    2. Pada tahap pengumpulan data, peranmasyarakat /atau organisasi masyarakatakan lebih aktif dalam bentuk:

    pemberian data dan informasi kewilayahan yang diketahui/dimiliki datanya;

    pendataan untuk kepentingan penatan ruang yang diperlukan;

    pemberian masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana tata ruang; dan

    identifikasi potensi dan masalah penataan ruang.

    27

  • 3. Pada tahap perumusan konsepsi RDTR

    Masyarakat terlibat secara aktif danbersifat dialogis/komunikasi dua arah.Dialog dilakukan antara lain melaluikonsultasi publik, workshop, FGD,seminar, dan bentuk komunikasi duaarah lainnya.

    28

  • UraianKegiatan

    KONSEP PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES PENYUSUNAN RDTR

    PersiapanpenyusunanRDTR kota (termasuk

    review RDTR kotasebelumnya)

    Pengumpulandan

    kompilasidata

    PerumusanKonsep RDTR kota

    Naskahakademik

    Konseppengembangan

    Naskahteknis

    NaskahRaperda

    Pengolahandan

    analisisdata

    Proses pelibatan masyarakat secara

    pasif dengan pemberitaan &

    pemberian informasi

    penataan ruang

    Proses pelibatan masyarakat secara

    aktif , melalui: pengumpulan

    kuesioner, kotak aduan,

    wawancara; dsb

    Proses pelibatan masyarakat secara

    dua arah.Dialog dilakukan antara lain melalui konsultasi publik, workshop, FGD,

    seminar, dan bentuk komunikasi dua arah

    lainnya.

    Pembahasan

    PROSES PENYUSUNAN PROSES PEMBAHASAN

    Proses pelibatan

    masyarakat dalam bentuk

    pengajuan usulan,

    keberatan, dan sanggahan terhadap raperda

    29

  • Pelibatan masyarakat dalam menyusun RDTR dan PZ telah sesuaidengan ketentuan dalam PP No.68 tahun 2010

    Pelibatan masyarakat dalam penyusunan RDTR dan PZ dilakukanpada seluruh tahapan mulai dari persiapan penyusunan hinggapenetapan perda RDTR dan PZ

    Peran masyarakat terkait RDTR dan PZ tidak hanya dilakukanpada proses perencanaan tetapi hingga proses pemanfaatanruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

    Pedoman penyusunan RDTR telah mengakomodir secara lengkappelibatan masyarakat dalam proses penyusunan RDTR Kabupaten/Kota

    PENUTUP

    30

  • TERIMA KASIH

    31