mekanisme terjadinya haid

23
MEKANISME TERJADINYA HAID. Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Pubertas pada remaja putri umumnya terjadi pada usia 9-16 tahun. Tampaknya usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan. Remaja putri yang gemuk cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih awal. Sedangkan remaja putri yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih lambat. Siklus menstruasi pertama juga terjadi lebih awal pada remaja putri yang tinggal di kota. A. PENGERTIAN Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan

Upload: lynx-gold

Post on 05-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

eowo

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Terjadinya Haid

MEKANISME TERJADINYA HAID.

Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal

pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami

perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses

reproduksi.

Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH

(follicle-stimulating hormone) akan meningkat, sehingga merangsang

pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon

tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta

dimulainya siklus menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual

sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak.

Pubertas pada remaja putri umumnya terjadi pada usia 9-16 tahun.

Tampaknya usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor

sosial-ekonomi dan keturunan. Remaja putri yang gemuk cenderung mengalami

siklus menstruasi pertama lebih awal. Sedangkan remaja putri yang kurus dan

kekurangan gizi cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih lambat.

Siklus menstruasi pertama juga terjadi lebih awal pada remaja putri yang tinggal di

kota.

A. PENGERTIAN

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai

dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat

kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk

siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat

satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40

hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari.

B. SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap

bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-

rata durasi menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar

Page 2: Mekanisme Terjadinya Haid

10-80 cc darah dengan rata-rata 35 cc4. Siklus yang normal berlangsung 24-35

hari.

Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11

tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun.

Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang

perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.

Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1

dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus

menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang

memiliki siklus 28 hari.

Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah

menarke dan sesaat sebelum menopause.

Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada

masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami

jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus.

Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi

lebih teratur.

Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi

remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam

memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang.

Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan

pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap

bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan

cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai

tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya

kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut

ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii

dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan

Page 3: Mekanisme Terjadinya Haid

masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah

kehamilan.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium

akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi.

Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses

pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus

berikutnya.

Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu,

1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,

Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan

perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini

tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan

mencairkan potongan-potongan mukosa. Bila darah banyak keluar, fermen

tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat ini

ovarium mulai membentuk estrogen.

2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,

Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan

ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar

endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah

mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi

Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi

tebal ±3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-

kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid

pertama3. Pada saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya

pematangan folikel di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan

estrogen dimana estrogen menghambat kerja FSH sehingga pembentukan

folikel lainnya dapat dihambat sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja

yang matang. Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada uterus.

Page 4: Mekanisme Terjadinya Haid

Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk

memacu terjadinya pelepasan LH secara akut. Pelepasan LH ini terjadi pada hari

ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan ovum, menipiskan

dinding folikel sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel

agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum

diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa wanita,

ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada

cairan yang terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga abdomen

dan merangsang terjadinya rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-

tiba saat ovulasi dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus.

Pada beberapa penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman

perempuan saat ovulasi.

4. Stadium praementruum atau stadium sekresi3.

Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk

kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah

terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi

ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama3. Setelah terjadi

ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di

bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron

dan tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati.

Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi

embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi

terjadi, embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari

setelah ovulasi. Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada

sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk

mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron.

Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah

menstruasi. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot

uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus

Page 5: Mekanisme Terjadinya Haid

dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya

nyeri saat haid.

Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu:

• Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke- 14)

Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH

meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler

karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada

pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang

pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur.

Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon

terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium

terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,

sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru

untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.

Page 6: Mekanisme Terjadinya Haid

Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5

hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak

membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

• Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28)

Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.

Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan

membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.

Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase

luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini

bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan

dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai

menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara

korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan

hormonnya sendiri.

Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan

endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali

peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang

disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya

telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara

maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di

daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-

perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan

Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)

Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan

endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali

membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh

Page 7: Mekanisme Terjadinya Haid

hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali

di dalam ovarium.

Page 8: Mekanisme Terjadinya Haid

C. Perubahan ovarium dalam siklus haid

a. Ovarium selama masa neonatus

Bayi baru lahir memiliki ± 400.000 folikel pada kedua ovarium.

Diameternya kurang lebih 1 cm, dengan berat sekitar 250 – 350 mg

pada waktu lahir. Pada masa ini seluruh oosit terdapat dalam bentuk

follikel primordial.

b. Ovarium selama masa anak-anak

Pada masa anak anak fungsi ovarium masih belum normal. Ovarium

sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung banyak follikel

primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan

kemudian mengalami atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan

untuk ovulasi belum berfungsi dengan baik. Hormon gonadotropin baru

meningkat kadarnya pada usia 9 tahun yang menyebabkan produksi

estrogen juga meningkat. Peningkatan ini menyebabkan perkembangan

tanda kelamin sekunder pada wanita. Menarche biasanya terjadi

setelah 2 tahun setelah itu.

c. Ovarium pada masa reproduksi

Masa reproiduksi biasanya terjadi pada umur kira kira 12 – 16 tahun

dan berlangsung kurang lebih 35 tahun dalam hidup manusia. Pada

ovarium terjadi perubahan dimana follikel primordial tumbuh menjadi

besar serta banyak mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel

yang tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada waktu ovulasi.

Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000

unit. Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 – 40 tahun, 400

sampai 500 akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai

menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat

menopause. Kira kira 10 – 15 tahun sebelum menopause sudah terjadi

peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini berhubungan dengan

meningkatnya hormon FSH. Dalam tahun reproduksi, pematangan

Page 9: Mekanisme Terjadinya Haid

follikel akibat interaksi antara hipotalamus - pituitari – gonad (Nelson,

2009).

d. Perkembangan folikel

Mula mula sel sel yang berada disekeliling ovum jumlahnya

berlipat ganda, kemudian diantara sel sel ini muncul rongga yang berisi

cairan yang dinamankan liquor folliculi. Hal ini membuat ovum terdesak

ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke

dalam rongga follikel. Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya

disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat

zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang follikel

disebut membrane granulosa. Dengan tumbuhnya follikel jaringan

ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2

lapisan, yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh

darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat.

Follikel yang masak ini disebut follikel de Graaf (Nelson , 2009).

Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat

pembuatannya terdapat di theca interna. Liquor follikuli yang

terbentuk terus menyebabkan tekanan didalam follikel makin tinggi,

tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan

tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan

nekrobiotik pada permukaan follikel follikel. Pada permukaan ovarium

sel sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan

mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama dengan ovumnya

yang dikelilingi oleh sel sel cumulus oophorus. Keluarnya sel telur dari

folikel de Graaf disebut ovulasi. Setelah ovulasi maka sel sel granulosa

dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna

yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan

hormon yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung

apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat

Page 10: Mekanisme Terjadinya Haid

menjadi corpus luteum graviditatum atau corpus luteum

menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh

hormon Chorion Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari

korion. (Guyton, 2007)

D. Fungsi hormon-hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi

Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem hormon yang

kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Proses ini dipengaruhi oleh

mekanisme neuro endokrin yang sangat kompleks. Koterks serebri,

hipofisis, ovarium dan rangsangan eksterna akan dapat mempengaruhi

fungsi reproduksi. Kelenjar hipofisis dalam melakukan fungsinya

dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga dipengaruhi oleh

korteks serebri dan faktor faktor eksterna. Ada suatu teori yang

menyatakan bahwa dengan jalan transducer, pengaruh ekstrena disalurkan

melalui serabut serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak

yang lebih tinggi ke hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.

Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke hipofisis

bersifat ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis dihubungkan secara neural,

sedang hipotalamus dan bagian anterior hipofisis atau adenohipofisis

secara neurohumoral dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut

sirkulasi portalhipofisis. Hipotalamus mempengaruhi adenohipofisis dengan

melepaskan releasing factor (RF) atau releasing hormon (RH). Disamping itu

hipotalamus juga mengeluarkan zat yang menghambat adenohipofisis yang

disebut dengan inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).

Hipofisis dibawah pengaruh releasing hormone, adenohipofisis

mengeluarkan hormone tropik dan hormon ovarium. Hormon tropik

tersebut adalah thyroid stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophin

hormone (ACTH), growth hormone (GH) ,melanocyt stimulating hormone

(MSH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinzing hormone (LH), dan

prolaktin; sementara hormon ovariumnya, yaitu estrogen, progesteron,

Page 11: Mekanisme Terjadinya Haid

androgen, dan relaksin. Siklus menstruasi dibawah pengaruh hormone FSH

dan LH menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan memproduksi

estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel teka dari follikel. Sesudah

folikel matang dan ovulasi terjadi, terbentuk korpus luteum: sel sel

granulose dari korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesterone.

Sedangkan androsteron dan androstenadion merupakan produksi dari

stroma ovarium (Sherwood, 2001)

Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri ciri

kelamin sekunder dan mempunyai pengaruh terhadap psikologi

perkembangan kewanitaan. Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat

genital wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina berkembang di

bawah pengaruh estrogen, hormone ini mempengaruhi jaringan epitel,

otot polos, dan merangsang pembuluh darah alat alat tersebut. Estrogen

juga menyebabkan proliferasi epitel vagina , penimbunan glikogen dalam

sel epitel yang oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga

menyebabkan pH vagina menjadi rendah.

Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :

a. mempengaruhi hormone lain, yaitu:

1. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi LH

2. merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun tidak

ada FSH.

3. menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya

maupun stromanya.

4. mengubah uterus yang yang infantile menjadi matur.

5. merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot tuba

fallopi.

6. servik uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai lendir

yang bertambah banyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH

yang bertambah sehingga mudah dilalui spermatozoa.

Page 12: Mekanisme Terjadinya Haid

7. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan saluran

glandula mamma.

Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10 ng/ml kira kira

1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone yang bertambah dari kurang

1 ng/ml menjadi lebih besar 5 ng/ml menunjukkan adanya ovulasi.

Progesterone dapat berasal dari korpus luteum, plasenta, dan adrenal.

Progesteron memiliki beberapa fungsi sebagai berikut , yaitu menyiapkan

endometrium untuk implantasi blastokist; mencegah kontraksi otot otot

polos terutama uterus dan mencegah kontraktilitas uterus secara spontan

karena pengaruh oksitosin; menjadikan cervix uteri kenyal; mempengaruhi

tuba fallopi; merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah produksi

aldosteron; merangsang pusat pernafasan sehingga respirasi bertambah;

mungkin menambah sekresi LH. dan tidak menekan produksi FSH dan tidak

berkhasiat dalam menghilangkan gejala gejala vasomotor pada masa

menopause. (Guyton, 2007)

Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam sel sel stroma ;

androgen utamanya adalah androstenedion dengan daya androgen yang

lemah tetapi dapat diubah diperifer menjadi testosterone yang bersifat

androgen kuat. Peranan androgen pada wanita belum diketahui dengan

pasti. (Sherwood, 2001)

E. Fungsi hormon-hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi

Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem hormon yang

kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Proses ini dipengaruhi oleh

mekanisme neuro endokrin yang sangat kompleks. Koterks serebri,

hipofisis, ovarium dan rangsangan eksterna akan dapat mempengaruhi

fungsi reproduksi. Kelenjar hipofisis dalam melakukan fungsinya

dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga dipengaruhi oleh

korteks serebri dan faktor faktor eksterna. Ada suatu teori yang

menyatakan bahwa dengan jalan transducer, pengaruh ekstrena disalurkan

Page 13: Mekanisme Terjadinya Haid

melalui serabut serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak

yang lebih tinggi ke hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.

Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke hipofisis

bersifat ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis dihubungkan secara neural,

sedang hipotalamus dan bagian anterior hipofisis atau adenohipofisis

secara neurohumoral dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut

sirkulasi portalhipofisis. Hipotalamus mempengaruhi adenohipofisis dengan

melepaskan releasing factor (RF) atau releasing hormon (RH). Disamping itu

hipotalamus juga mengeluarkan zat yang menghambat adenohipofisis yang

disebut dengan inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).

Hipofisis dibawah pengaruh releasing hormone, adenohipofisis

mengeluarkan hormone tropik dan hormon ovarium. Hormon tropik

tersebut adalah thyroid stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophin

hormone (ACTH), growth hormone (GH) ,melanocyt stimulating hormone

(MSH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinzing hormone (LH), dan

prolaktin; sementara hormon ovariumnya, yaitu estrogen, progesteron,

androgen, dan relaksin. Siklus menstruasi dibawah pengaruh hormone FSH

dan LH menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan memproduksi

estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel teka dari follikel. Sesudah

folikel matang dan ovulasi terjadi, terbentuk korpus luteum: sel sel

granulose dari korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesterone.

Sedangkan androsteron dan androstenadion merupakan produksi dari

stroma ovarium (Sherwood, 2001)

Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri ciri

kelamin sekunder dan mempunyai pengaruh terhadap psikologi

perkembangan kewanitaan. Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat

genital wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina berkembang di

bawah pengaruh estrogen, hormone ini mempengaruhi jaringan epitel,

otot polos, dan merangsang pembuluh darah alat alat tersebut. Estrogen

Page 14: Mekanisme Terjadinya Haid

juga menyebabkan proliferasi epitel vagina , penimbunan glikogen dalam

sel epitel yang oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga

menyebabkan pH vagina menjadi rendah.

Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :

b. mempengaruhi hormone lain, yaitu:

8. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi LH

9. merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun tidak

ada FSH.

10. menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya

maupun stromanya.

11. mengubah uterus yang yang infantile menjadi matur.

12. merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot tuba

fallopi.

13. servik uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai lendir

yang bertambah banyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH

yang bertambah sehingga mudah dilalui spermatozoa.

14. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan saluran

glandula mamma.

Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10 ng/ml kira kira

1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone yang bertambah dari kurang

1 ng/ml menjadi lebih besar 5 ng/ml menunjukkan adanya ovulasi.

Progesterone dapat berasal dari korpus luteum, plasenta, dan adrenal.

Progesteron memiliki beberapa fungsi sebagai berikut , yaitu menyiapkan

endometrium untuk implantasi blastokist; mencegah kontraksi otot otot

polos terutama uterus dan mencegah kontraktilitas uterus secara spontan

karena pengaruh oksitosin; menjadikan cervix uteri kenyal; mempengaruhi

tuba fallopi; merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah produksi

aldosteron; merangsang pusat pernafasan sehingga respirasi bertambah;

mungkin menambah sekresi LH. dan tidak menekan produksi FSH dan tidak

Page 15: Mekanisme Terjadinya Haid

berkhasiat dalam menghilangkan gejala gejala vasomotor pada masa

menopause. (Guyton, 2007)

Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam sel sel stroma ;

androgen utamanya adalah androstenedion dengan daya androgen yang

lemah tetapi dapat diubah diperifer menjadi testosterone yang bersifat

androgen kuat. Peranan androgen pada wanita belum diketahui dengan

pasti. (Sherwood, 2001)