mekanisme sistem imun dalam tubuh

22
BAB II PEMBAHASAN A. MEKANISME SISTEM IMUN Sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Imunitas mempunyai tiga fungsi utama : 1.Perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme. 2.Perannya dalam surveilans adalah mengindentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensi menjadi neoplasma. 3.Perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa- sisa sel dan zat-zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dari agen-agen penginvasi (nonself).Pertahanan imun terdiri atas sistim imun alamiah atau nonspesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired). Pertahanan Tubuh Alami Pertahanan fisik kulit Pertahanan mekanik rambut hidung Pertahanan kimia air mata, mukus, saliva Pertahanan biologis populasi bakteri alami

Upload: tykah-kaharu

Post on 22-Dec-2015

109 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sistim Imun

TRANSCRIPT

BAB II

PEMBAHASAN

A. MEKANISME SISTEM IMUN

Sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Imunitas mempunyai tiga fungsi utama :

1. Perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme.

2. Perannya dalam surveilans adalah mengindentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensi menjadi neoplasma.

3. Perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dari agen-agen penginvasi (nonself).Pertahanan imun terdiri atas sistim imun alamiah atau nonspesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired).

Pertahanan Tubuh Alami Pertahanan fisik kulit Pertahanan mekanik rambut hidung Pertahanan kimia air mata, mukus, saliva Pertahanan biologis populasi bakteri alami

Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah PutihSel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen. Terdapat 5 jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.

Gambar sistem imun bekerja

Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan respons nonspesifik dan respons spesifik.

Perbedaan respons nonspesifik dengan respons spesifik

Respons nonspesifik Respons spesifik

Bereaksi sama terhadap semua agen infeksi

Memiliki reaksi berbeda untuk agen infeksi yang berbeda

Tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya

Memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya

Tingkat reaksi sama pada tiap agen infeksi yang berusaha menyerang

Tingkat reaksi akan lebih besar terhadap agen infeksi yang pernah menyerang sebelumnya

Pertahanan tubuh juga melibatkan antigen dan antibodi. Antibodi atau imunoglobin adalah glikoprotein plasma yang bersirkulasi dan dapat berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigen. Antigen merupakan materi asing berupa bahan kimia beracun seperti bisa ular, yang dapat memicu bereaksinya sel B dan sel T. sel B dan sel T merupakan jenis limfosit atau sel darah putih untuk pertahanan tubuh lapis ketiga.

Respon

imun

Non-spesifik

Fagositosis

Spesifik

Inflamasi

Imunitas

humoral (antibod

i)

Imunitas

diperantai sel

(sel-sel)

Pembekuan darah

Dalam tubuh

Luar tubuh

Penghalang misalnya kulit

Luka

Patogen misalnya bakteri

Lisozim dalam keringat

Tahapan aktivitas sel pertahanan tubuh dalam menghadapi zat asing

1. Pengenalan antigen Sel-sel darah putih akan mengenali antigen / zat asing. Kemudian sel darah putih menandai bentuk molekul protein dan molekul lain pada permukaan sel. Sel darah putih dapat dibedakan antara sel diri sendiri dan bukan diri sendiri (sel asing)

2. Komunikasi antar sel Leukosit yang sudah mengenali molekul asing (misalnya berupa bakteri maupun mikroorganisme lain) selanjutnya menginformasikan kepada sel-sel pertahanan tubuh lain bahwa antigen telah datang. Komunikasi antar sel tersebut diperantarai oleh sitokin (suatu protein yang disekresi oleh sel bernukleus).

3. Mengalahkan penyerang Sel penyerang / antigen akan dilemahkan dengan protein spesifik yang diproduksi oleh sel pertahanan tubuh yang disebut antibodi.Antibodi akan mengikat antigen sehingga mudah dihancurkan oleh leukosit.

Respons nonspesifik

Respons nonspesifik dibedakan menjadi dua macam pertahanan yaitu, pertahanan lapis pertama dan pertahanan lapis kedua.1. Pertahanan lapis pertama

Pertahanan lapis pertama berfungsi melawan infeksi yang terdapat pada permukaan tubuh, yaitu berupa kulit, membran mukosa, sekresi alam, dan bakteri alami.Kulit Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi karena kulit langsung terpapar lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh, tetapi kelenjar pada kulit akan menyekresi asam lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri.Membran mukosaSaluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri dan masuk ke saluran pernapasan, secara refleks akan dikeluarkan melalui bersin atau batuk.Sekresi alamiSekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Liur dan air mata mengandung lisozim. Asam di lambung dapat membunuh bakteri yang masuk

lewat makanan. ASI (air susu ibu) mengandung laktoperoksidase. Cairan sperma mengandung spermin.Bakteri alamiSecara normal pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin terdapat beberapa jenis bakteri alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Pada situasi tertentu, ketika seseorang menggunakan antibiotik, bakteri alami akan terganggu, sehingga organisme patogen akan memasuki tubuh, yang disebut dengan infeksi oportunis.

2. Pertahanan lapis kedua Pertahanan lapis kedua berfungsi melawan bakteri atau infeksi yang gagal dilawan oleh pertahanan lapis pertama. Pertahanan lapis kedua meliputi fagosit dan sel pembunuh alami, protein komplemen, interferon, sitokin, dan inflamasi.Fagosit dan sel pembunuh alamiFagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan mikrob dan material asing yang masuk ke dalam tubuh, misalnya saat tangan terluka. Fagosit akan menelan bakteri tersebut ke dalam vakuolanya, dan mengeluarkan enzim untuk membunuh bakteri tersebut. Contoh fagosit adalah neutrofil dan monosit. Fagosit dihasilkan oleh sumsum tulang. Sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel tubuh yang telah terinfeksi disebut sel pembunuh alami. Protein komplemenTerdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein komplemen dibentuk di hati dan bersirkulasi mengikuti aliran darah dalam bentuk tidak aktif. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya protein komplemen. Protein komplemen akan menempel pada mikrob dan dapat mengenali mikrob dengan mudah.Interferon Beberapa sel menyekresi interferon ketika terinfeksi suatu partikel virus. Interferon beraksi terhadap sel-sel yang belum terinfeksi agar sel-sel tersebut lebih kebal terhadap partikel virus. Interferon terbentuk pada tahap awal infeksi.Sitokin Sitokin adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel T dan berfungsi sebagai pembawa pesan antarsel yang membentuk sistem kekebalan. Sitokin juga bekerja sama dengan sistem saraf pusat dan sistem jaringan lain dalam tubuh. Suatu sel dapat merespons pesan dari sitokin jika memiliki reseptor yang sesuai.Inflamasi Inflamasi adalah reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol di sekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah ke daerah yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya, seperti serotonin, platelet, dan basofil. Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit

yang nantinya akan melepaskan histamin dan memakan bakteri yang menginfeksi. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga mengandung nanah (abses).

Respons Spesifik

Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau mikrob patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memacu pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas) biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup.

Pertahanan lapis ketiga melibatkan sel darah putih khusus yang disebut limfosit. Limfosit dapat mengenali mikrob yang berpotensi menyerang serta memiliki memori atas mikrob tersebut. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit tersebut dibentuk di sumsum tulang. Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosit B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kelenjar timus dan terdiferensiasi menjadi limfosit T atau sel T.1. Cara sel B dan sel T mengenali materi asing

Protein pada membran sel ditentukan oleh suatu gen yang disebut MHC (Major Histocompatibility Complex). Protein yang dihasilkan oleh gen disebut protein marka atau protein penanda. Manusia memiliki dua penanda MHC, yaitu penanda kelas 1 dan 2. Penanda kelas 1 ditemukan di seluruh sel kecuali sel darah merah. Penanda kelas 2 ditemukan pada sel T, sel B, dan beberapa makrofaga. Penanda MHC yang dimiliki seorang individu disebut identitas dan penanda MHC yang tidak dimiliki seorang individu disebut nonidentitas atau materi asing. Sel B dan sel T akan mengenali dan mengabaikan sel yang memiliki penanda MHC sebagai materi yang tidak berbahaya, dan mengenali agen infeksi berupa bakteri atau virus sebagai materi asing atau nonidentitas, kemudian memicu sel B dan sel T untuk bereaksi.

2. Sel B

Memiliki imunoglobin pada permukaannya. Imunoglobin adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen.Imunoglobin setiap jenis sel B memiliki struktur yang spesifik dan hanya mengenali satu jenis antigen. Jadi, ketika sel B telah mengidentifikasi antigen, maka sel B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sel Terdapat 3 jenis sel limfosit B, yaitu:Sel B plasma mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh.Sel B memori hidup dalam waktu yang lama dalam darah dan diprogram untuk mengingat antigen spesifik.Sel B pembelah berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B.

Produksi antibodi

Produksi antibodi pada infeksi pertama kali disebut respons antibodi primer.Pada infeksi kedua oleh agen infeksi yang sama, sistem imun merespons lebih cepat karena ekspansi klon telah dilakukan pada infeksi pertama. Ini disebut respons antibodi sekunder. Konsentrasi antibodi meningkat lebih banyak dan lebih cepat daripada saat respons primer.Jumlah sel memori menurun setelah infeksi pertama, tetapi sel B memori dapat dihasilkan dengan lebih cepat pada saat infeksi kedua.

Macam antibodi

Fungsi

IGM Aglutinasi, mengaktifkan protein komplemen, merangsang fagositosis mikrob oleh makrofaga.

IgG Mengaktifkan protein komplemen dan makrofaga, memelihara janin (fetus) dari serangan penyakit.

IgA Mengikat mikrob (pada daerah permukaan saluran pernapasan dan saluran makanan), mencegah mikrob masuk ke tubuh, mengeluarkan mikrob dari dalam tubuh bersama nukleus dan sekresi lainnya.

IgE Proteksi terhadap serangan parasit dan bersama IgG mengikat serta mengusir antigen alergi.

IgD Mengaktifkan sel B.

Macam antibodi atau imunoglobin

3. Sel TSel T yang telah matang di timus akan berkembang menjadi beberapa jenis sel T yang mengenali antigen. Setelah menemukan antigen yang cocok, sel T bereplikasi dengan cepat dan sel T memori juga terbentuk.Sel T tidak membentuk antibodi. Sel T bekerja sama dalam sistem imun. Imunitas yang melibatkan sel T dan fagosit disebut imunitas tingkat sel.Terdapat 3 jenis sel limfosit T, yaitu:Sel T pembantu (helper T cell) menstimulasi sel B untuk membelah dan memproduksi antibodi, mengaktivasi dua jenis sel T lainnya, dan mengaktivasi makrofag untuk segera bersiap memfagosit patogen dan sisa-sisa sel.Sel T pembunuh (killer T cell) menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel patogen yang relatif besar (misalnya parasit) secara langsung.Sel T supresor (suppresor T cell) menurunkan dan menghentikan respon imun.

4. Sebaran sel B dan sel T di dalam tubuh

Activates B- Cell

Activates Cytotoxic

T- Cell

Memory B-Cell

Memory T-Cell

Kills Infected Cells

Antibodies

Sel B dan sel T dibentuk pada jaringan limfoid primer, yaitu sumsum tulang dan timus. Sel B dan sel T mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh.

Pembagian sistem imun

Memperoleh imunitas spesifikSeseorang memproduksi antibodi jika mengalami kontak dengan agen infeksi

penyebab penyakit. Keberadaan antibodi spesifik di dalam tubuh membuat orang tersebut dapat melawan agen infeksi dan kebal terhadap penyakit tertentu. Imunitas yang demikian disebut imunitas spesifik. Oleh karena antibodi diperoleh setelah mengalami kontak dengan agen infeksi maka disebut juga imunitas yang diperoleh (acquired immunity).

Imunitas spesifik juga dapat diperoleh dari luar tubuh dengan cara memasukkan antibodi ke dalam tubuh melalui suatu proses tertentu. Imunitas yang demikian disebut imunitas pasif. Istilah imunitas aktif digunakan jika antibodi diproduksi di dalam tubuh. Imunitas aktif dan pasif dapat diperoleh dengan cara yang berbeda.1. Imunitas Aktif

Imunitas aktif melibatkan proses produksi antibodi dalam tubuh seseorang untuk merespons antigen tertentu. Selain itu, sel B memori dan sel T akan diproduksi dan bereaksi lebih cepat jika terjadi serangan kedua oleh antigen yang sama. Imunitas aktif diperoleh dengan dua cara, yaitu secara alami dan induksi.

a. Imunitas aktif alamiKetika seseorang pertama kalinya mengalami kontak dengan organisme patogen, maka tidak ada antibodi untuk melawan organisme tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkan waktu beberapa hari sehingga sel plasma dan antibodi membentuk respons primer. Pada masa pembentukan antibodi, orang tersebut mungkin menunjukkan gejala-gejala sakit. Antibodi yang terbentuk memiliki sisi yang identik untuk berikatan dengan materi asing. Jika antibodi yang diproduksi

Imunitas

Aktif Pasif

Alami Induksi Alami Induksi

Antibodi diproduksi setelah terpapar

Antibodi diproduksi setelah diimunisasi toksoid atau agen infeksi yang sudah

dibunuh atau sudah diberi perlakuan

Antibodi diperoleh oleh bayi melalui plasenta dan ASI

Antibodi diperoleh melalui injeksi imunoglobin

Tidak ada sel memoriSel B memori dan sel T memori

mencukupi untuk melawan mikrob, orang tersebut akan benar-benar pulih kesehatannya. Imunitas yang demikian disebut imunitas aktif yang diperoleh secara alami. Pada beberapa kasus, tingkat infeksi dapat memicu cukup antibodi meskipun tidak tampak tanda-tanda dari luar bahwa orang tersebut sdang mengalami infeksi. Hal demikian disebut infeksi subklinik. Jika agen infeksi atau racun bereaksi cepat dalam tubuh seseorang sebelum sistem imun dapat memproduksi antibodi maka dapat berakibat fatal.

b. Imunitas aktif diinduksiVaksin digunakan untuk mengaktifkan sistem imun sehingga dapat memproduksi antibodi untuk melawan organisme penyebab penyakit. Hal tersebut terjadi karena bakteri atau organisme diberi perlakuan tertentu sehingga tidak dapat lagi menyebabkan penyakit. Ketika vaksin diinjeksikan ke dalam tubuh seseorang, sistem imun akan menunjukkan respons antibodi primer. Vaksinasi yang kedua akan menunjukkan respons antibodi sekunder. Antibodi tersebut spesifik terhadap jenis mikrob yang diberi perlakuan sehingga jika seseorang terpapar mikrob yang sesungguhnya pada masa mendatang, sel memori dan antibodi siap mengantisipasi dan orang tersebut dapat dikatakan kebal terhadap infeksi. Imunitas yang demikian disebut imunitas aktif yang diperoleh dengan cara induksi.

2. Imunitas PasifAntibodi yang diproduksi oleh seseorang dan diberikan kepada orang lain dapat menumbuhkan imunitas pada orang tersebut. Seseorang yang menerima antibodi demikian disebut memiliki imunitas pasif. Disebut pasif karena antibodi tidak diproduksi dalam diri sendiri. Keuntungan dari imunitas pasif adalah dapat memberikan perlindungan dengan segera. Akan tetapi, antibodi yang diperoleh tidak bertahan lama dan menurun dengan cepat dalam periode waktu yang cukup singkat. Imunitas pasif dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu secara alami dan induksi.

a. Imunitas Pasif AlamiJanin yang sedang tumbuh memperoleh antibodi dari ibunya melalui plasenta. Antibodi tersebut akan memberikan perlindungan kepada janin dan bayi karena sistem imunitas bayi belum berfungsi sebelum bayi dilahirkan.Bayi juga memperoleh antibodi dari ASI, karena air susu yang pertama kali keluar adalah kolostrum yang kaya akan antibodi.

b. Imunitas pasif DiinduksiJika salah seorang anggota keluarga kita mengidap penyakit hepatitis A, maka kita juga akan beresiko terkena infeksi. Tetapi apabila kita segera menerima vaksin antibodi yang spesifik untuk hepatitis A, maka kita akan terhindar dari infeksi. Antibodi spesifik hepatitis A dapat diperoleh melalui ekstrak plasma darah penderita penyakit hepatitis A.

B. KOMPONEN SISTEM IMUN

Manusia dan hewan mempunyai sistem untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal dengan sistem imunitas.Ada dua jenis imunitas, yaitu imunitas bawaan danimunitas adaptif.imunitas bawaan atau imunitas nonspesifik merupakan garis pertahanan pertama terhadap semua pengganggu. Bagian utama tubuh yang berfungsi sebagai imunitas bawaan adalah kulit, air mata, dan air liur.

Jika suatu penyerbu berhasil melampaui garis pertahanan pertama, maka tubuh akan mengembangkan suatu sistem kekebalan spesifik yang sudah teradaptasi, yang disebut imunitas adaptif. Imunitas adaptif mempunyai empat sifat, yaitu:

Hanya akan berfungsi jika penyerbu telah datang Bersifat spesifik artinya hanya akan menyerang penyerbu jenis tertentu saja Mempunyai kemampuan mengenali dan mengingat terus walaupun kejadian

yang sama akan muncul bertahun-tahun kemudian Umumnya tidak akan menyerang komponen-komponen tubuh yang normal

Sistem kekebalan pada manusia melibatkan kerja beberapa organ, seperti pembuluh getah bening, kelenjar getah bening, amandel(tonsil), sumsum tulang, limpa hati, paru-paru, usus, dan nodua limfa.

Pembuluh getah bening mengandung cairan kental yang terdiri dari sel-sel darah putih seperti limfosit dan cairan yang mengandung lemak.Pembuluh getah bening masuk ke setiap organ tubuh, kecuali otak, sehingga limfosit dapat diambil, diangkut dan disebarkan kebagian yang memerlukannya.

Organ-organ sistem kekebalan dihubungkan antara yang satu dengan yang lain oleh jaringan pembuluh limfa sehingga disebut sistem limfatik.struktur sistem limfatik terdiri atas nodus limfa dan pembuluh limfa yang mirip dengan pembuluh darah. Sel kekebalan dan benda asing diangkut oleh cairan getah melalui pembluh ini.Pada nodus limfa terdapat tempat penghancur antigen.Komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, danantibodi.

1.     Makrofag

Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsi imunitas bawaan melalui proses fagositosis. Sebelum mencerna bakteri, makrofag berusaha menjangkau bakteri dan menangkapnya dengan perpanjangan membran yang disebut pseudopodia. Sesudah terperangkap di membran, makrofag akan menelannya satu per satu baru kemudian mencernanya.

Makrofag juga mempunyai peranan penting dalam imunitas adaptif, yaitu dengan cara mengirimkan antigen pengganggu untuk dibinasakan oleh komponen-komponen lain dari sistem kekebalan adaptif. Makrofag dapat mengonsumsi partikel asing seperti debu, partikel asbes, dan organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar, misalnya didaerah paru-paru yang menerima udara dari luar.

2.    Limfosit

Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu.Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain.

Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus.Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh.Sel T secara langsung dapat membinasakan sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagianpermukaannya yang sudah dikenali oleh sel T sebelumnya.Limfosit T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun.Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah menuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara terus-menerus.

3.    Reseptor antigen

Setelah dewasa, masing-masing limfosit akan membuat suatu reseptor antigen, yaitu satu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Struktur khusus ini akan berikatan dengan struktur yang sesuai pada antigen.

4. Sel-sel pengangkut antigen

Pada saat satu antigen masuk ke sel tubuh, maka molekul-molekul pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini dibuat oleh sekelompok gen yang disebut kompleks histokompatibilitas utama (major histocompatibility complex;MHC).

5.   Antibodi 

Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respon sistem kekebalan terhadap Antigen asing. Antigen yang dikenli oleh sel limfosit B, limfosit T, dan Makrofag akan meramngsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respon sel yang pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi Igm oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, IgD dan IgE.a.      IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen, contohnya jika seorang anak menerima vaksinasi tetanusi, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi anti tetanus IgM (respons antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan.b.     IgGadalah jenis antibodi, yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya.Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus ii(booster), maka 5-7 kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG. Respon antibodi sekunderini lebih cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer. IgG di temukan di dalam darah dan jaringan.c.       IgAadalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran penceranaan, hidung, mata, paru-paru dan ASI).d.     IgEadalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut(reaksi alergi cepat).

e.     IgDadalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah. Fungsinya belum sepenuhnya di mengerti.

Zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara sebgai berikut:a. Menetralisir; mengikat antigen dan mencegahnya agar tidak memengaruhi aktivitas sel-sel normal.b. Opsonisasi; menyiapkan antigen agar dapat dicerna oleh makrofag dengan cara melapisi permukaan antigen dengan antibodi.c. Fiksasi komplemen; melubangi dan menghancurkan membran sel bakteri oleh antibodi.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.

SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan

terbuka masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi

kesempurnaan pembuataan makalah ini dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

1. Beck, Gregory; Gail S. Habicht (November 1996). "Immunity and the Invertebrates" (PDF). Scientific American: 60–66. Diakses 2007-01-01.

2. Litman G, Cannon J, Dishaw L (2005). "Reconstructing immune phylogeny: new perspectives.". Nat Rev Immunol 5 (11): 866–79. PMID 16261174.

3. Mayer, Gene (2006). "Immunology - Chapter One: Innate (non-specific) Immunity". Microbiology and Immunology On-Line Textbook. USC School of Medicine. Diakses 2007-01-01.

4. Moreau J, Girgis D, Hume E, Dajcs J, Austin M, O'Callaghan R (2001). "Phospholipase A(2) in rabbit tears: a host defense against Staphylococcus aureus.". Invest Ophthalmol Vis Sci 42 (10): 2347–54. PMID 11527949.

5. Hankiewicz J, Swierczek E (1974). "Lysozyme in human body fluids.". Clin Chim Acta57 (3): 205–9. PMID 4434640.

6. Fair W, Couch J, Wehner N (1976). "Prostatic antibacterial factor. Identity and significance.". Urology 7 (2): 169–77. PMID 54972.