mekanisme pendanaan untuk pembangunan air minum & sanitasi

Upload: oswar-mungkasa

Post on 04-Apr-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    1/13

    Keynote :

    MEKANISME PENDANAAN UNTUKPEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    DEPUTI MENEG PPN/KEPALA BAPPENAS

    BIDANG PRASARANA

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    2/13

    2009 2015 ( Target MDGs) Tantangannya

    AIR MINUM Baru 47,71%

    penduduk yang memiliki akses

    kepada Air Minum yang Aman

    (49,8% di perkotaan dan

    45,7% di perdesaan)

    AIR MINUM 68,8%penduduk

    yang memiliki Akses kepada Air

    Minum yang Aman (rata-rata)

    Harus mampu meningkatkan layananair minum rata-rata dalam periode

    2009-2015

    sebesar 3,5%

    SANITASI Baru 51,1%penduduk yang memiliki akses

    kepada Sanitasi yang aman(69,5% Rumah Tangga diperkotaan dan 33,9% RumahTangga di perdesaan)

    SANITASI 62,4%penduduk yangmemiliki akses kepada Sanitasiyang aman (rata-rata)

    Harus mampu meningkatkan layananSanitasi rata-rata dalam periode

    2009-2015

    sebesar ,9%

    Layanan

    Air

    Minum

    dan

    Sanitasi

    (2009

    -

    2015)

    Pemerintah

    (APBN

    -

    APBD),

    Swasta

    ,

    Masyarakat

    ,

    Dunia

    Usaha (CSR)

    Sumber ; BPS/Susenas 2009

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    3/13

    3

    Pembiayaan Air Minum 2009-2015

    Akses Air Minum 68,8%

    Dibutuhkan Rp. 40 Triliun atau 0.03% Belanja APBN

    Pemerintah

    Rp. 12 Triliun Donor,Swasta,MasySisa anggaran yang dibutuhkan

    Pusat

    Rp. 9,5T

    DAK

    Rp.2,5T

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    4/13

    4

    Pembiayaan Sanitasi 2009-2015

    Akses Sanitasi 62,4%

    Dibutuhkan Rp. 62,4 Triliun atau 0.04% Belanja APBN

    Pemerintah

    Rp. 33,1 Triliun Donor,Swasta,MasySisa anggaran yang dibutuhkan

    Pusat

    Rp. 16,5T

    Daerah

    Rp.16,6T

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    5/13

    Gap

    pendanaan

    Perlunya Mekanisme Pendanaan yang Terintegrasi

    Kondisi air minum & sanitasi sekarang VS target pembangunan

    (RPJMN & MDGs);

    Keperluan pendanaan untuk memenuhi targetpembangunan yang sekaligus menjadi kebutuhanmasyarakat;

    Distribusi pendanaan AMS oleh pemerintah pusat, provinsi dan

    kabupaten/kota, swasta dan masyarakat :

    Pusat : distribusi pendanaan AMS di

    masing-masing K/L

    Provinsi & Kabupaten/Kota : distribusi

    pendanaan AMS di masing-masing

    SKPD

    Swasta : kerjasama / partisipasimaupun CSR

    Masyarakat : kontribusi pendanaan

    masyarakat

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    6/13

    Skema Pendanaan Pusat - Daerah

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    7/13

    SUMBER DANA KETERANGAN

    A. Dana Publik

    1. Dana Perimbangan

    (terutama DAK) /

    Transfer Daerah

    Potensi pengalokasian untuk pendanaan AMS sangat tinggi, harus

    ditunjang dengan komitmen pejabat setempat dalam menaikkan

    alokasi anggaran AMS. Namun masih dihadang oleh mekanisme

    birokrasi sebagai suatu kendala yang bersifat laten

    2. Dekon/TP Potensi untuk pendanaan AMS cukup besar

    4. Hibah Potensi untuk pendanaan AMS besar, baik hibah DN maupun LN.

    Keterbatasan selama ini banyak berasal dari minimnya informasi

    atas penata kelolaan hibah serta hambatan birokrasi

    B. Dana Non Publik

    1. CSR Potensi Pendanaan AMS besar

    2. KPS Potensi Pendanaan AMS besar

    3. Masyarakat Potensi Pendanaan AMS besar

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    8/13

    PENINGKATAN EFISIENSI DANA PUBLIK

    DAK Sanitasi & Air Minum

    Realita : Alokasi yang belum optimum Jumlah DAK yang belum memadai

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Peningkatan jumlah DAK yang akan didistribusikan Penetapan portofolio sanitasi / air minum setiap kabupaten/kota Penetapan kriteria teknis yang sesuai dengan portofolio sanitasi / air minum masing-masing

    kabupaten/kota Pengalokasian DAK sesuai dengan kriteria teknis dan portofolio masing-masing kabupaten/kota Peningkatan monitoring & evaluasi pemanfaatan dana DAK

    DEKON/TP

    Realita : Alokasi yang belum optimum

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Penetapan portofolio sanitasi / air minum setiap kabupaten/kota Pengalokasian Dekon/TP sesuai dengan portofolio masing-masing kabupaten/kota

    HIBAH

    Realita : Misi dan mekanisme donor yang jelas Daerah yang diminati sudah jelas Hibah dalam negeri yang sangat berpotensi

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Peningkatan komunikasi tentang kebutuhan yang ada demand oriented

    Sinkronisasi hibah dengan kebutuhan/portofolio sanitasi dan air minum masing-masing kabupaten/kota

    KSAN2011

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    9/13

    PENINGKATAN EFISIENSI DANA NON-PUBLIK

    Corporate Social Responsibility (CSR)

    Realita : Perusahaan yang memiliki dana CSR, banyak yang tidak mengerti dana CSR harus disalurkan kemana Barrier pada perusahaan untuk berhubungan dengan pemerintah

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Peningkatan komunikasi dengan pihak swasta di berbagai lini pemerintahan Advokasi tentang pentingnya sanitasi dan air minum Pengenalan portofolio sanitasi dan air minum kabupaten/kota kepada pihak swasta Peningkatan keamanan penyaluran CSR untuk sanitasi dan air minum

    Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

    Realita : Sudah beberapa KPS yang sudah dan akan dijalankan di bidang air minum, masih sedikit KPS di

    bidang sanitasi Nature bisnis sanitasi yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan air minum.

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Sinkronisasi kriteria KPS dengan kebutuhan Peningkatan kampanye KPS bidang sanitasi

    Peningkatan komunikasi program sanitasi di lintas kementerian Penetapan insentif fiskal dan non-fiskal bagi perusahaan pelaku KPS

    MASYARAKAT

    Realita : Telah menjalankan pengelolaan sanitasi dan air minum di tingkat komunitas secara swadaya

    Upaya peningkatan efisiensi yang perlu : Peningkatan kampanye hidup sehat di kalangan masyarakat

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    10/13

    Potensi Pendanaan

    Pendanaan Publik :

    Restrukturisasi KPJM guna peningkatan DAK dananggaran K/L untuk pembangunan AMS

    Masukan usulan sektor untuk restrukturisasi KPJM

    Pengembangan kerjasama hibah & pinjaman untukpembangunan AMS

    Pendanaan Non-Publik :

    Peningkatan kemitraan dengan swasta

    Peningkatan pengelolaan AMS swadaya masyarakat

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    11/13

    11

    Pembiayaan Infrastruktur oleh Pihak

    Swasta

    Swasta berperan lebih banyak dalam pembangunan infrastrukturyang bersifat kompetitif, menguntungkan karena memilikikeunggulan komparatif dibandingkan sektor publik baik secarateknis, finansial, dan manajerial;

    Sumber pembiayaan swasta terdiri dari:

    lembaga keuangan bank;

    lembaga keuangan non-bank;

    badan usaha (PMDN, PMA, BUMN, BUMD); dan

    sumber-sumber lainnya.

    Pembiayaan oleh swasta terus didorong pemerintah melalui

    Undang-Undang No. 25/2007 tentang Penanaman Modal. Kebijakan melalui INPRES No. 1/2010 tentang Pelaksanaan

    Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010 termasukpeningkatan partisipasi swasta dalam pembangunan danpenyediaan infrastruktur.

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    12/13

    CATATAN

    1. Perlu koordinasi yang lebih intensif Pusat-Daerah dalam mendorong

    kemitraan Pemerintah dengan Pihak Swasta (KPS dan CSR)

    2. Perlu koordinasi yang lebih baik agar pembangunan Infrastruktur AMS yang

    dilakukan swadaya oleh masyarakat terus meningkat dan berkelanjutan

    3. Untuk DAK, di samping kriteria umum dan kriteria khusus, pemerintah pusat

    akan memberi bobot lebih besar (80%) pada kriteria teknis yang sebenarnyamerupakan preferensi daerah dalam prioritasi pembangunan AMS.

    4. Membuka akses yang seluas-luasnya pada daerah untuk mengakses dana

    hibah, terutama hibah dalam negeri, dengan menyiapkan kriteria eligibilitas

    yang akan mempertimbangkan dokumen-dokumen perencanaan AMS di

    kabupaten/kota.

  • 7/31/2019 MEKANISME PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN AIR MINUM & SANITASI

    13/13

    TERIMAKASIH