meet04-bank sentral1 new

30
BANK SENTRAL DAN KEBIJAKAN MONETER M. Jamil, SE, MM

Upload: jonni

Post on 30-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bank sentral

TRANSCRIPT

  • BANK SENTRAL DAN

    KEBIJAKAN MONETER

    M. Jamil, SE, MM

  • Bank Sirkulasi

    (De Javasche Bank NV)

    Hak Oktrooi

    Pusat Bank Indonesia Cikal bakal Bank Negara Indonesia

    Sept 45

    De Javasche Bank = BS

    1949

    Bank Indonesia = BS

    1953 -Menjaga stabilitas moneter

    -Mengedarkan uang

    -Mengembangkan sistem perbankan

    -Menjalankan fungsi bank komersial

    -Tanggungjawab Kebijakan moneter ada pd pemerintah

    Bank Indonesia = BS -Fungsi Bank Komersil dihapuskan

    -Agen Pembagunan - Kasir Pemerintah

    -Bankers bank - Dewan Moneter

    1968

    Bank Indonesia = BS

    (Independen)

    1999

    -Kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Indonesia

    -Menolak campurtangan pihak luar

    -Menjadi badan hukum

  • KONSEP DAN PENGERTIAN

    Bank Sentral adalah lembaga keuangan

    perbankan yang berbentuk badan hukum. Bank

    sentral merupakan lembaga keuangan formal.

    Konsep Bank Sentral pada dasarnya adalah:

    1. Melakukan fungsi intermediasi

    Dimana bank sentral memberikan kredit atau

    pinjaman kepada bank komersial

    2. Mengumpulkan Dana

    Dana yang dikumpulkan bersifat wajib dipenuhi oleh

    bank komersial yaitu berbentuk GWM dan ada yang

    melalui mekanisme pasar misalnya bank sentral

    menjual surat berharga milik pemerintah.

    M. Jamil SE, MM

  • 3. Asetnya didominasi aset finansial

    Misal: BI pada per 31 Desember 2002 aset non

    finansialnya hanya sebesar 1,6% sedangkan aset

    finansialnya sebesar 98%

    4. Motivasi utama pendirian bank sentral bukan untuk

    memperoleh laba.

    Tetapi disini bukan berarti tidak dapat memperoleh laba,

    misal Bank Sentral AS pada tahun 2002 mengalami

    surplus usaha sebesar US$20 milliar. BI pada tahun

    2002 surplus sebesar Rp.1,3 triliun

    5. Mempunyai hak monopoli mengedarkan uang kertas dan

    logam

    6. Berkedudukan di ibukota negara.

    KONSEP DAN PENGERTIAN

    M. Jamil SE, MM

  • Gambar 2.1 : Organisasi Bank Indonesia

    Sumber : Bank Indonesia

    M. Jamil SE, MM

  • Peran bank sentral di berbagai negara bermula dari bank sirkulasi dan kemudian berevolusi hingga menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen .........

    Bank komersial berfungsi sbg bank sirkulasi.

    Juga sbg bankers bank (lenders of last resort).

    Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran terbatas.

    Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran meningkat.

    Kadang masih sbg bank komersial.

    Sebagai bagian dr Pemerintah, termasuk pembiayaan fiskal dan program Pemerintah.

    Tujuan jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, neraca pembayaran)

    Tujuan tunggal, yaitu stabilitas harga, utk pertumbuhan ekonomi.

    Fokus pd tiga tugas: kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

    Independen dr Pemerintah dg koordinasi.

    Penguatan akuntabilitas dan transparansi.

    Bank Sirkulasi

    & Bankers bank

    Bank Sentral

    (multiple target)

    Bank Sentral

    (single target)

    Peran Bank Sentral

    M. Jamil SE, MM

  • Pelaksanaan Tugas Bank Sentral di Beberapa

    Negara

    Negara Otoritas Moneter Pengatur Bank Sistem Pembayaran

    Indonesia Ya Ya Ya

    Malaysia Ya Ya Ya

    Selandia Baru Ya Ya Ya

    Afrika Selatan Ya Ya Tidak

    Brasil Ya Ya Sebagian

    India Ya Ya Sebagian

    Singapura Ya Ya Sebagian

    Belanda Ya Sebagian Ya

    Itali Ya Sebagian Ya

    Jerman Ya Sebagian Ya

    Amerika Ya Sebagian Sebagian

    Perancis Ya Sebagian Sebagian

    Australia Ya Tidak Ya

    Jepang Ya Tidak Ya

    Brunei Ya Tidak Tidak

    Hong Kong Ya Tidak Tidak

    Inggris Ya Tidak Tidak

    Sumber : berbagai referensi

    M. Jamil SE, MM

  • Peran dan kelembagaan bank sentral di Indonesia juga mengalami evolusi dr bank sirkulasi hingga menjadi bank sentral .......

    UU No. 11 Th 1953 ttg BI sbg pengganti DJB wet 1922.

    BI sebagai bank sentral RI.

    Bagian dr Pemerintah

    Kebijakan oleh Dewan Moneter

    Pencetakan uang utk defisit fiskal vs. Sanering 1959 dan hyperinflasi 1965/68.

    Dominasi politik dan pembiayaan bank sentral.

    Pencetakan uang vs. Sanering (Gunting Sjafrudin) 1950.

    Bentuk formal bank sentral belum ada.

    De Javasce Bank (DJB) vs BNI.

    UUD 1945 Pasal 23: BI sbg bank sentral

    UU Nasionalisasi DJB

    Sta

    tus

    Lan

    dasan

    H

    uku

    m

    Pera

    n

    P

    eri

    sti

    wa

    P

    en

    tin

    g

    DJB dan BNI sbg bank sirkulasi.

    Mata uang Belanda & Jepang vs. ORI.

    Tugas: (i) Stabilitas moneter, (ii)Pengedaran uang, (iii) Sistem pembayaran.

    Peran sbg: (i) Agen Pemb, (ii) Kasir Pem, (ii) Bankers bank

    Masih menjalankan fungsi bank komersial.

    1945-1952 1953-1967

    Peran Bank Indonesia

  • Sta

    tus

    L

    an

    dasan

    H

    uk

    um

    P

    era n

    Pe

    ris

    tiw

    a

    Pe

    nti

    ng

    Stabilisasi ekonomi (1968-72) Hasil minyak (1973-82) & kebijakan

    kredit selektif KLBI).

    Deregulasi (1983-92) dan kebijakan moneter tidak langsung.

    Krisis 1997, BLBI, reformasi. Konflik tujuan stabilitas harga dan

    kurs rupiah vs. tujuan ekonomi lain.

    BI sebagai bank sentral RI Bagian dari Pemerintah Peran dan kebijakan oleh Dewan

    Moneter UU No. 13 Th 1968 ttg Bank Sentral.

    Tugas: (i) Stabilitas nilai rupiah, (ii) Mendorong produksi, kesempatan kerja.

    Masih berperan sbg: (i) Agen Pembangunan, (ii) Kasir Pemerintah, (ii) Bankers bank.

    Fungsi bank komersial tidak ada lagi.

    BANK

    INDONESIA

    dewasa ini ...

    1968-1998 1999-Sekarang

    Peran Bank Indonesia

  • Lembaga Negara

    (UU No. 23 /1999 jo

    UU No.3/2004)

    PRESIDEN

    DEWAN

    PERWAKILAN

    RAKYAT

    MAHKAMAH

    AGUNG

    Meyampaikan laporan

    keuangan BI yang telah

    diperiksa

    Memeriksa

    laporan

    keuangan BI

    Kepala

    Negara Kepala Pe-

    merintahan

    Informasi tertulis

    triwulanan/sewaktu-

    waktu

    PUBLIK

    ( Informasi Tahunan )

    Laporan

    triwulanan/sewaktu-

    waktu, Tahunan

    BADAN

    PEMERIKSA

    KEUANGAN

    BANK INDONESIA

    Lembaga negara yang

    independen dan Badan Hukum

    Publik

    l UU BI (UUD 45)

    l Pimpinan BI (UU BI) Mengambil sumpah

    dan janji anggota

    Dewan Gubernur

    Departemen

    Badan Supervisi

    Hasil

    telaah

    STATUS DAN KEDUDUKAN BI DALAM KETATANEGARAAN RI

  • INDEPENDENSI BANK SENTRAL

    Yang dimaksud dengan independensi bank sentral adalah dalam menjalankan fungsi dan melaksanakan tugasnya bank sentral lepas dari pengaruh atau intervensi pihak-pihak lain, misalnya pemerintah dan atau parlemen. Dengan demikian kebijakan-kebijakan moneter yang diputuskan dan dilaksanakan bank sentral merupakan hasil yang paling optimal dan obyektif.

    Tingkat independensi bank sentral akan berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi makro, semakin independen bank sentral suatu negara maka stabilitas perekonomiannya akan semakin baik

    M. Jamil SE, MM

  • INDEPENDENSI BANK INDONESIA

    Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.

    Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.

    M. Jamil SE, MM

  • Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada

    Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik

    Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen

    kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan

    Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank

    Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena

    kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah

    Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan

    fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif

    dan efisien.

    INDEPENDENSI BANK INDONESIA

    M. Jamil SE, MM

  • Tugas Pokok Bank Indonesia

    1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

    2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

    3. Mengatur dan mengawasi bank

    Tujuan Bank Indonesia

    Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

    TUJUAN DAN TUGAS BI

    1. Terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi

    2. Terhadap mata uang negara lain tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah

    (kurs) terhadap mata uang negara lain

    Kestabilan Nilai Rupiah ?

    M. Jamil SE, MM

  • Men

    eta

    pk

    an

    dan

    Mela

    ksan

    ak

    an

    Keb

    ijak

    an

    Mo

    nete

    r

    Men

    gatu

    r d

    an

    Men

    jag

    aK

    ela

    ncara

    n S

    iste

    m P

    em

    bayara

    n

    Men

    gatu

    r d

    an

    Men

    gaw

    asi

    Ban

    k

    Kebijakan Moneter: Mempengaruhi perkembangan moneter (uang

    beredar dan suku bunga) untuk mencapai sasaran inflasi.

    Memerlukan dukungan kelancaran sistem pembayaran yang cepat, aman, efisien.

    Kebijakan Sistem Pembayaran

    Mengatur dan menyelenggaran sistem pembayaran (tunai dan nontunai) untuk kelancaran ekonomi.

    Memerlukan sistem perbankan yang sehat, kuat dan stabil.

    Kebijakan Perbankan:

    Mengatur dan mengawasi bank baik secara individual maupun sbg sistem.

    Mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter dan kelancaran sistem pembayaran.

    Untuk mencapai tujuan dalam UU Bank Indonesia mempunyai tiga tugas yang saling terkait ..... TUGAS:

    Bank Indonesia Dewasa Ini

    Mencapai dan Memelihara

    Kestabilan Nilai Rupiah

    M. Jamil SE, MM

  • 3 PILAR TUGAS BI

    PILAR 1 :

    MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MONETER

    Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi

    makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun

    panjang.

    Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate).

    Bagaimana Memantau Kebijakan Moneternya:

    1.Operasi Pasar Terbuka Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan

    memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka

    pendek, menengah, maupun panjang.

    Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI

    Rate).

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI (Pilar 1..)

    2. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

    mewajibkan setiap bank untuk mencadangkan sejumlah aktiva lancer yang besarnya adalah

    presentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Saat

    ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro

    Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% (dari

    sebelumnya 9,08%) dari dana pihak ketiga yang

    diterima bank, yang wajib dipelihara dalam

    rekening bank yang bersangkutan di Bank

    Indonesia.

    Apabila memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter, maka cadangan wajib tersebut

    dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya.

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI (Pilar 1..)

    2. BI sebagai Lender of The Last Resort

    Dalam menjalankan kebijakan moneternya, Bank

    Indonesia juga berfungsi sebagai Lender of The Last

    Resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia

    dapat memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank

    yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang

    disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan

    dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90

    hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan

    agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan

    dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah

    pinjaman.

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI (Pilar 1..)

    3. Kebijakan Nilai Tukar Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting

    dalam tercapainya stabilitas moneter untuk mendukung

    kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk

    terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan

    dunia usaha.

    Sejak tahun 1970, Indonesia terapkan 3 sistem nilai tukar:

    1970 - 1978 sistem nilai tukar tetap

    1978 - 1997 sistem nilai tukar mengambang terkendali

    14 Agustus 1997sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system)

    Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, BI pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya

    pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI (Pilar 1..)

    4. Pengelolaan Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri

    Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk

    keperluan transaksi internasional.

    Dalam mengelola cadangan devisa ini, BI lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada

    keuntungan yang tinggi.

    Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, BI menetapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis valuta

    asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga.

    Dengan cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah

    satu mata uang dapat dikompensasi oleh jenis mata uang

    lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang lebih

    baik.

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI (Pilar 1..)

    5. Kredit Program Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang

    idependen, pemberian kredit program yang selama ini

    dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank

    Indonesia.

    Tugas pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah.

    Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat

    lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian sasaran-

    sasaran moneter serta agar dapat tercipta pembagian tugas

    yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI

    PILAR 2 : MENGATUR DAN MENJAGA KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN

    Di bidang sistem pembayaran BI merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta

    mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.

    Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, BI terus menerus melakukan pengembangan sesuai dengan

    acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran Nasional.

    Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui

    rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral antar bank maupun

    melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan pembayaran

    dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer

    elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real

    Time Gross Settlement (BI-RTGS).

    M. Jamil SE, MM

  • TUGAS BI

    PILAR 3 :

    MENGATUR DAN MENGAWASI BANK

    Menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan

    pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai

    dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    Berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.

    Dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.

    Melakukan pengawasan:

    Pengawasan langsung dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan.

    Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

    M. Jamil SE, MM

  • SEKTOR EKSTERNAL

    Transaksi Berjalan

    Ekspor

    Impor

    Transfer

    Penghasilan (Income)

    Transaksi Modal dan Keuangan

    Investasi Langsung

    Aliran Keuangan

    Pemerintah Swasta

    Cadangan Devisa

    SEKTOR RIIL

    Konsumsi

    Investasi

    Ekspor

    Impor

    SEKTOR PEMERINTAH (FISKAL)

    Anggaran Negara (APBN)

    Penerimaan, termasuk hibah

    Pengeluaran

    Keseimbangan (overall)

    Pembiayaan

    Dalam Negeri

    Luar Negeri

    SEKTOR MONETER

    Otoritas Moneter

    Aktiva Luar Negeri Bersih

    Aktiva Domestik Bersih

    Net Claim on Government

    Bank Umum

    Aktiva Luar Negeri Bersih

    Aktiva Domestik Bersih

    Uang

    Primer

    Uang

    Beredar

    KETERKAITAN TUGAS BANK SENTRAL DENGAN SEKTOR LAIN

    1. Kebijakan moneter tidak

    terlepas dari kebijakan

    makro lainnya seperti

    kebijakan fiskal.

    2. Keterkaitan antara sektor

    ekonomi berdasarkan 4

    pilar IMF, yaitu sektor riil,

    sektor fiskal (keuangan

    negara), sektor eksternal,

    dan sektor moneter.

    3. Perlu koordinasi yang

    ketat antara agen

    pemerintah, lembaga

    tinggi pemerintah (mis :

    Depkeu, Bapepam, BKPM,

    Bappenas) dengan BI.

    M. Jamil SE, MM

  • HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH

    Hubungan dengan pemerintah diatur

    berdasarkan Undang-Undang. Ada beberapa

    kali perubahan undang-undang kaitannya

    dengan hubungan pemerintah yaitu;

    1. UU No. 11/1953

    Berisikan BI dapat memberikan uang muka (kredit) kepada pemerintah, maksimum 30% dari penghasilan selama setahun anggaran

    2. UU No. 13/1968

    BI dapatmemberikan uang muka (kredit) sesuai kebutuhan pemerintah dengan mengenakan bunga 3% pertahun. Sementara ini posisi BI di bawah kendali Presiden

    M. Jamil SE, MM

  • 3. UU No. 23/1999 yang diubah ke dalam UU No. 3/2004

    Berdasarkan UU No.23/1999 hubungan BI dengan pemerintah diatur dalam bab VIII pasal 52-56 yang kemudian diubah dalam UU No. 3/2004 angka 13-15.

    UU No. 3/2004 menyatakan BI bertindak sebagai pemegang kas pemerintah dan BI memberikan bunga atas saldo kas pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 53 UU No.23/1999 menyatakan BI untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.

    HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH

    M. Jamil SE, MM

  • Pasal 53 ayat 1 menyatakan pemerintah wajib mengundang BI dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi,

    perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas BI atau

    masalah lain yang termasuk kewenangan BI.

    ayat 2 menyatakan BI memberikan pendapat dan pertimbangan

    kepada pemerintah mengenai RAPBN serta kebijakan lain

    yang berkaitan dengan tugas dan wewenang BI

    Pasal 56 menyatakan BI dilarang memberikan kredit kepada pemerintah

    UU No. 3/2004 angka 15 menyatakan pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI dan DPR. BI dapat membantu

    penerbitan surat-surat utang negara, tetapi dilarang membeli

    untuk diri sendiri kecuali pada pasar sekunder.

    HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH

    M. Jamil SE, MM

  • HUBUNGAN DENGAN LUAR NEGERI

    Hubungan internasional BI diatur dalam Bab IX

    UU No. 23/1999 pasal 57.

    Pasal 57 menyatakan BI dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lain, organisasi dan

    lembaga-lembaga internasional. Dalam hal

    dipersyaratkan bahwa anggota lembaga

    internasional dan atau lembaga multilateral

    adalah negara, BI dapat bertindak untuk dan

    atas nama negara RI sebagai anggota.

    M. Jamil SE, MM

  • HUBUNGAN DENGAN LUAR NEGERI

    NEGARA G-7 NEGARA ASIA

    Federal Reserve, USA Bahrain Monetary Agency

    Bank of England The Peoples Bank of China

    Deutsche Bundesbank Central Bank of Cyprus

    Banque de France Hongkong Monetary Authority

    Bank of Japan Reserve Bank of India

    Bank of Canada Bank of Japan

    Banca dItalia Central Bank of Jordan

    The Bank of Korea

    Central Bank of Kuwait

    Bangue du Liban

    Bank Negara Malaysia

    Banco Sentral ng Philipinas

    Monetary Autority of Singapure

    Central Bank of Thailand

    M. Jamil SE, MM

    Sumber: BI

  • 30

    TERIMA KASIH

    M. Jamil SE, MM