meet04-bank sentral1 new
DESCRIPTION
bank sentralTRANSCRIPT
-
BANK SENTRAL DAN
KEBIJAKAN MONETER
M. Jamil, SE, MM
-
Bank Sirkulasi
(De Javasche Bank NV)
Hak Oktrooi
Pusat Bank Indonesia Cikal bakal Bank Negara Indonesia
Sept 45
De Javasche Bank = BS
1949
Bank Indonesia = BS
1953 -Menjaga stabilitas moneter
-Mengedarkan uang
-Mengembangkan sistem perbankan
-Menjalankan fungsi bank komersial
-Tanggungjawab Kebijakan moneter ada pd pemerintah
Bank Indonesia = BS -Fungsi Bank Komersil dihapuskan
-Agen Pembagunan - Kasir Pemerintah
-Bankers bank - Dewan Moneter
1968
Bank Indonesia = BS
(Independen)
1999
-Kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Indonesia
-Menolak campurtangan pihak luar
-Menjadi badan hukum
-
KONSEP DAN PENGERTIAN
Bank Sentral adalah lembaga keuangan
perbankan yang berbentuk badan hukum. Bank
sentral merupakan lembaga keuangan formal.
Konsep Bank Sentral pada dasarnya adalah:
1. Melakukan fungsi intermediasi
Dimana bank sentral memberikan kredit atau
pinjaman kepada bank komersial
2. Mengumpulkan Dana
Dana yang dikumpulkan bersifat wajib dipenuhi oleh
bank komersial yaitu berbentuk GWM dan ada yang
melalui mekanisme pasar misalnya bank sentral
menjual surat berharga milik pemerintah.
M. Jamil SE, MM
-
3. Asetnya didominasi aset finansial
Misal: BI pada per 31 Desember 2002 aset non
finansialnya hanya sebesar 1,6% sedangkan aset
finansialnya sebesar 98%
4. Motivasi utama pendirian bank sentral bukan untuk
memperoleh laba.
Tetapi disini bukan berarti tidak dapat memperoleh laba,
misal Bank Sentral AS pada tahun 2002 mengalami
surplus usaha sebesar US$20 milliar. BI pada tahun
2002 surplus sebesar Rp.1,3 triliun
5. Mempunyai hak monopoli mengedarkan uang kertas dan
logam
6. Berkedudukan di ibukota negara.
KONSEP DAN PENGERTIAN
M. Jamil SE, MM
-
Gambar 2.1 : Organisasi Bank Indonesia
Sumber : Bank Indonesia
M. Jamil SE, MM
-
Peran bank sentral di berbagai negara bermula dari bank sirkulasi dan kemudian berevolusi hingga menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen .........
Bank komersial berfungsi sbg bank sirkulasi.
Juga sbg bankers bank (lenders of last resort).
Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran terbatas.
Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran meningkat.
Kadang masih sbg bank komersial.
Sebagai bagian dr Pemerintah, termasuk pembiayaan fiskal dan program Pemerintah.
Tujuan jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, neraca pembayaran)
Tujuan tunggal, yaitu stabilitas harga, utk pertumbuhan ekonomi.
Fokus pd tiga tugas: kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.
Independen dr Pemerintah dg koordinasi.
Penguatan akuntabilitas dan transparansi.
Bank Sirkulasi
& Bankers bank
Bank Sentral
(multiple target)
Bank Sentral
(single target)
Peran Bank Sentral
M. Jamil SE, MM
-
Pelaksanaan Tugas Bank Sentral di Beberapa
Negara
Negara Otoritas Moneter Pengatur Bank Sistem Pembayaran
Indonesia Ya Ya Ya
Malaysia Ya Ya Ya
Selandia Baru Ya Ya Ya
Afrika Selatan Ya Ya Tidak
Brasil Ya Ya Sebagian
India Ya Ya Sebagian
Singapura Ya Ya Sebagian
Belanda Ya Sebagian Ya
Itali Ya Sebagian Ya
Jerman Ya Sebagian Ya
Amerika Ya Sebagian Sebagian
Perancis Ya Sebagian Sebagian
Australia Ya Tidak Ya
Jepang Ya Tidak Ya
Brunei Ya Tidak Tidak
Hong Kong Ya Tidak Tidak
Inggris Ya Tidak Tidak
Sumber : berbagai referensi
M. Jamil SE, MM
-
Peran dan kelembagaan bank sentral di Indonesia juga mengalami evolusi dr bank sirkulasi hingga menjadi bank sentral .......
UU No. 11 Th 1953 ttg BI sbg pengganti DJB wet 1922.
BI sebagai bank sentral RI.
Bagian dr Pemerintah
Kebijakan oleh Dewan Moneter
Pencetakan uang utk defisit fiskal vs. Sanering 1959 dan hyperinflasi 1965/68.
Dominasi politik dan pembiayaan bank sentral.
Pencetakan uang vs. Sanering (Gunting Sjafrudin) 1950.
Bentuk formal bank sentral belum ada.
De Javasce Bank (DJB) vs BNI.
UUD 1945 Pasal 23: BI sbg bank sentral
UU Nasionalisasi DJB
Sta
tus
Lan
dasan
H
uku
m
Pera
n
P
eri
sti
wa
P
en
tin
g
DJB dan BNI sbg bank sirkulasi.
Mata uang Belanda & Jepang vs. ORI.
Tugas: (i) Stabilitas moneter, (ii)Pengedaran uang, (iii) Sistem pembayaran.
Peran sbg: (i) Agen Pemb, (ii) Kasir Pem, (ii) Bankers bank
Masih menjalankan fungsi bank komersial.
1945-1952 1953-1967
Peran Bank Indonesia
-
Sta
tus
L
an
dasan
H
uk
um
P
era n
Pe
ris
tiw
a
Pe
nti
ng
Stabilisasi ekonomi (1968-72) Hasil minyak (1973-82) & kebijakan
kredit selektif KLBI).
Deregulasi (1983-92) dan kebijakan moneter tidak langsung.
Krisis 1997, BLBI, reformasi. Konflik tujuan stabilitas harga dan
kurs rupiah vs. tujuan ekonomi lain.
BI sebagai bank sentral RI Bagian dari Pemerintah Peran dan kebijakan oleh Dewan
Moneter UU No. 13 Th 1968 ttg Bank Sentral.
Tugas: (i) Stabilitas nilai rupiah, (ii) Mendorong produksi, kesempatan kerja.
Masih berperan sbg: (i) Agen Pembangunan, (ii) Kasir Pemerintah, (ii) Bankers bank.
Fungsi bank komersial tidak ada lagi.
BANK
INDONESIA
dewasa ini ...
1968-1998 1999-Sekarang
Peran Bank Indonesia
-
Lembaga Negara
(UU No. 23 /1999 jo
UU No.3/2004)
PRESIDEN
DEWAN
PERWAKILAN
RAKYAT
MAHKAMAH
AGUNG
Meyampaikan laporan
keuangan BI yang telah
diperiksa
Memeriksa
laporan
keuangan BI
Kepala
Negara Kepala Pe-
merintahan
Informasi tertulis
triwulanan/sewaktu-
waktu
PUBLIK
( Informasi Tahunan )
Laporan
triwulanan/sewaktu-
waktu, Tahunan
BADAN
PEMERIKSA
KEUANGAN
BANK INDONESIA
Lembaga negara yang
independen dan Badan Hukum
Publik
l UU BI (UUD 45)
l Pimpinan BI (UU BI) Mengambil sumpah
dan janji anggota
Dewan Gubernur
Departemen
Badan Supervisi
Hasil
telaah
STATUS DAN KEDUDUKAN BI DALAM KETATANEGARAAN RI
-
INDEPENDENSI BANK SENTRAL
Yang dimaksud dengan independensi bank sentral adalah dalam menjalankan fungsi dan melaksanakan tugasnya bank sentral lepas dari pengaruh atau intervensi pihak-pihak lain, misalnya pemerintah dan atau parlemen. Dengan demikian kebijakan-kebijakan moneter yang diputuskan dan dilaksanakan bank sentral merupakan hasil yang paling optimal dan obyektif.
Tingkat independensi bank sentral akan berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi makro, semakin independen bank sentral suatu negara maka stabilitas perekonomiannya akan semakin baik
M. Jamil SE, MM
-
INDEPENDENSI BANK INDONESIA
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.
Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
M. Jamil SE, MM
-
Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada
Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik
Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen
kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan
Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank
Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena
kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif
dan efisien.
INDEPENDENSI BANK INDONESIA
M. Jamil SE, MM
-
Tugas Pokok Bank Indonesia
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Tujuan Bank Indonesia
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
TUJUAN DAN TUGAS BI
1. Terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Terhadap mata uang negara lain tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah
(kurs) terhadap mata uang negara lain
Kestabilan Nilai Rupiah ?
M. Jamil SE, MM
-
Men
eta
pk
an
dan
Mela
ksan
ak
an
Keb
ijak
an
Mo
nete
r
Men
gatu
r d
an
Men
jag
aK
ela
ncara
n S
iste
m P
em
bayara
n
Men
gatu
r d
an
Men
gaw
asi
Ban
k
Kebijakan Moneter: Mempengaruhi perkembangan moneter (uang
beredar dan suku bunga) untuk mencapai sasaran inflasi.
Memerlukan dukungan kelancaran sistem pembayaran yang cepat, aman, efisien.
Kebijakan Sistem Pembayaran
Mengatur dan menyelenggaran sistem pembayaran (tunai dan nontunai) untuk kelancaran ekonomi.
Memerlukan sistem perbankan yang sehat, kuat dan stabil.
Kebijakan Perbankan:
Mengatur dan mengawasi bank baik secara individual maupun sbg sistem.
Mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter dan kelancaran sistem pembayaran.
Untuk mencapai tujuan dalam UU Bank Indonesia mempunyai tiga tugas yang saling terkait ..... TUGAS:
Bank Indonesia Dewasa Ini
Mencapai dan Memelihara
Kestabilan Nilai Rupiah
M. Jamil SE, MM
-
3 PILAR TUGAS BI
PILAR 1 :
MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MONETER
Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi
makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun
panjang.
Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate).
Bagaimana Memantau Kebijakan Moneternya:
1.Operasi Pasar Terbuka Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan
memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang.
Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI
Rate).
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI (Pilar 1..)
2. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
mewajibkan setiap bank untuk mencadangkan sejumlah aktiva lancer yang besarnya adalah
presentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Saat
ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro
Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% (dari
sebelumnya 9,08%) dari dana pihak ketiga yang
diterima bank, yang wajib dipelihara dalam
rekening bank yang bersangkutan di Bank
Indonesia.
Apabila memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter, maka cadangan wajib tersebut
dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya.
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI (Pilar 1..)
2. BI sebagai Lender of The Last Resort
Dalam menjalankan kebijakan moneternya, Bank
Indonesia juga berfungsi sebagai Lender of The Last
Resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia
dapat memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank
yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang
disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan
dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90
hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan
agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan
dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah
pinjaman.
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI (Pilar 1..)
3. Kebijakan Nilai Tukar Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting
dalam tercapainya stabilitas moneter untuk mendukung
kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk
terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan
dunia usaha.
Sejak tahun 1970, Indonesia terapkan 3 sistem nilai tukar:
1970 - 1978 sistem nilai tukar tetap
1978 - 1997 sistem nilai tukar mengambang terkendali
14 Agustus 1997sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system)
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, BI pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya
pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI (Pilar 1..)
4. Pengelolaan Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri
Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk
keperluan transaksi internasional.
Dalam mengelola cadangan devisa ini, BI lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada
keuntungan yang tinggi.
Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, BI menetapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis valuta
asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga.
Dengan cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah
satu mata uang dapat dikompensasi oleh jenis mata uang
lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang lebih
baik.
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI (Pilar 1..)
5. Kredit Program Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang
idependen, pemberian kredit program yang selama ini
dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank
Indonesia.
Tugas pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah.
Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat
lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian sasaran-
sasaran moneter serta agar dapat tercipta pembagian tugas
yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI
PILAR 2 : MENGATUR DAN MENJAGA KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN
Di bidang sistem pembayaran BI merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta
mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.
Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, BI terus menerus melakukan pengembangan sesuai dengan
acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran Nasional.
Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui
rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral antar bank maupun
melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan pembayaran
dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer
elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS).
M. Jamil SE, MM
-
TUGAS BI
PILAR 3 :
MENGATUR DAN MENGAWASI BANK
Menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.
Dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
Melakukan pengawasan:
Pengawasan langsung dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.
M. Jamil SE, MM
-
SEKTOR EKSTERNAL
Transaksi Berjalan
Ekspor
Impor
Transfer
Penghasilan (Income)
Transaksi Modal dan Keuangan
Investasi Langsung
Aliran Keuangan
Pemerintah Swasta
Cadangan Devisa
SEKTOR RIIL
Konsumsi
Investasi
Ekspor
Impor
SEKTOR PEMERINTAH (FISKAL)
Anggaran Negara (APBN)
Penerimaan, termasuk hibah
Pengeluaran
Keseimbangan (overall)
Pembiayaan
Dalam Negeri
Luar Negeri
SEKTOR MONETER
Otoritas Moneter
Aktiva Luar Negeri Bersih
Aktiva Domestik Bersih
Net Claim on Government
Bank Umum
Aktiva Luar Negeri Bersih
Aktiva Domestik Bersih
Uang
Primer
Uang
Beredar
KETERKAITAN TUGAS BANK SENTRAL DENGAN SEKTOR LAIN
1. Kebijakan moneter tidak
terlepas dari kebijakan
makro lainnya seperti
kebijakan fiskal.
2. Keterkaitan antara sektor
ekonomi berdasarkan 4
pilar IMF, yaitu sektor riil,
sektor fiskal (keuangan
negara), sektor eksternal,
dan sektor moneter.
3. Perlu koordinasi yang
ketat antara agen
pemerintah, lembaga
tinggi pemerintah (mis :
Depkeu, Bapepam, BKPM,
Bappenas) dengan BI.
M. Jamil SE, MM
-
HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH
Hubungan dengan pemerintah diatur
berdasarkan Undang-Undang. Ada beberapa
kali perubahan undang-undang kaitannya
dengan hubungan pemerintah yaitu;
1. UU No. 11/1953
Berisikan BI dapat memberikan uang muka (kredit) kepada pemerintah, maksimum 30% dari penghasilan selama setahun anggaran
2. UU No. 13/1968
BI dapatmemberikan uang muka (kredit) sesuai kebutuhan pemerintah dengan mengenakan bunga 3% pertahun. Sementara ini posisi BI di bawah kendali Presiden
M. Jamil SE, MM
-
3. UU No. 23/1999 yang diubah ke dalam UU No. 3/2004
Berdasarkan UU No.23/1999 hubungan BI dengan pemerintah diatur dalam bab VIII pasal 52-56 yang kemudian diubah dalam UU No. 3/2004 angka 13-15.
UU No. 3/2004 menyatakan BI bertindak sebagai pemegang kas pemerintah dan BI memberikan bunga atas saldo kas pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 53 UU No.23/1999 menyatakan BI untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.
HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH
M. Jamil SE, MM
-
Pasal 53 ayat 1 menyatakan pemerintah wajib mengundang BI dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi,
perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas BI atau
masalah lain yang termasuk kewenangan BI.
ayat 2 menyatakan BI memberikan pendapat dan pertimbangan
kepada pemerintah mengenai RAPBN serta kebijakan lain
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang BI
Pasal 56 menyatakan BI dilarang memberikan kredit kepada pemerintah
UU No. 3/2004 angka 15 menyatakan pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI dan DPR. BI dapat membantu
penerbitan surat-surat utang negara, tetapi dilarang membeli
untuk diri sendiri kecuali pada pasar sekunder.
HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH
M. Jamil SE, MM
-
HUBUNGAN DENGAN LUAR NEGERI
Hubungan internasional BI diatur dalam Bab IX
UU No. 23/1999 pasal 57.
Pasal 57 menyatakan BI dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lain, organisasi dan
lembaga-lembaga internasional. Dalam hal
dipersyaratkan bahwa anggota lembaga
internasional dan atau lembaga multilateral
adalah negara, BI dapat bertindak untuk dan
atas nama negara RI sebagai anggota.
M. Jamil SE, MM
-
HUBUNGAN DENGAN LUAR NEGERI
NEGARA G-7 NEGARA ASIA
Federal Reserve, USA Bahrain Monetary Agency
Bank of England The Peoples Bank of China
Deutsche Bundesbank Central Bank of Cyprus
Banque de France Hongkong Monetary Authority
Bank of Japan Reserve Bank of India
Bank of Canada Bank of Japan
Banca dItalia Central Bank of Jordan
The Bank of Korea
Central Bank of Kuwait
Bangue du Liban
Bank Negara Malaysia
Banco Sentral ng Philipinas
Monetary Autority of Singapure
Central Bank of Thailand
M. Jamil SE, MM
Sumber: BI
-
30
TERIMA KASIH
M. Jamil SE, MM