mawar,theory & conceptual models

19
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Sejak awal lahirnya keperawatan sampai akhirnya diakui sebagai sebuah profesi, keperawatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan sampai saat inipun dunia keperawatan terus berkembang dan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik menjadi sebuah profesi yang cukup diakui. Bersamaan dengan itu, lahirlah konsep-konsep dan teori-teori yang menjadi acuan atau pedoman bagi praktik dan penelitian keperawatan. Perawat merupakan central figure dalam pemberian asuhan keperawatan. Dalam menjalankan perannya tersebut, seorang perawat harus berdasarkan pada konsep-konsep dan teori-teori keperawatan sebagai dasar legalitas dan profesionalisme. Walaupun konsep dan teori tersebut telah diwujudkan dalam suatu standar asuhan keperawatan yang telah dibuat untuk memudahkan perawat melaksanakan tugasnya, namun bukan berarti hal tersebut menjadi alasan ketidaktahuan perawat tentang konsep dan teori tersebut. Konsep dan teori sebagao body of knowledge harus menjadi perhatian sebagai dasar untuk mengembangkan keperawatan dan melaksanakan asuhan secara profesional. Oleh karena itu, perawat harus

Upload: api-19525105

Post on 13-Jun-2015

871 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Sejak awal lahirnya keperawatan sampai akhirnya diakui sebagai sebuah

profesi, keperawatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan

sampai saat inipun dunia keperawatan terus berkembang dan mengalami

perubahan ke arah yang lebih baik menjadi sebuah profesi yang cukup diakui.

Bersamaan dengan itu, lahirlah konsep-konsep dan teori-teori yang menjadi

acuan atau pedoman bagi praktik dan penelitian keperawatan.

Perawat merupakan central figure dalam pemberian asuhan

keperawatan. Dalam menjalankan perannya tersebut, seorang perawat harus

berdasarkan pada konsep-konsep dan teori-teori keperawatan sebagai dasar

legalitas dan profesionalisme. Walaupun konsep dan teori tersebut telah

diwujudkan dalam suatu standar asuhan keperawatan yang telah dibuat untuk

memudahkan perawat melaksanakan tugasnya, namun bukan berarti hal

tersebut menjadi alasan ketidaktahuan perawat tentang konsep dan teori

tersebut. Konsep dan teori sebagao body of knowledge harus menjadi perhatian

sebagai dasar untuk mengembangkan keperawatan dan melaksanakan asuhan

secara profesional. Oleh karena itu, perawat harus mengetahui dan memahami

konsep-konsep dan teori-teori yang mendasari tindakan keperawatan yang

dilakukannya sehari-hari dalam memberikan asuhan. Namun, fenoma yang

ada di dunia keperawatan saat ini, khususnya di Indonesia sungguh

memperihatinkan. Sebagian besar perawat di tatanan pelayanan tidak memiliki

pengetahuan tentang konsep dan teori keperawatan. Mereka memberi asuhan

berdasarkan kebiasaan dan turunan dari perawat sebelumnya, tanpa

berpedoman pada konsep dan teori keperawatan yang ada. Hal inilah yang

menyebabkan kurangnya kualitas pelayanan baik di rumah sakit maupun di

komunitas.

Berdasarkan uraian di atas, sangat jelas bahwa pemahaman para perawat

mengenai konsep dan teori keperawatan serta aplikasinya ke dalam tatanan

pelayanan keperawatan adalah sangat penting. Oleh karena itu, dalam makalah

Page 2: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

ini akan dibahas mengenai konsep dan teori keperwatan serta aplikasinya

dalam dunia keperawatan di Indonesia.

II. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar perawat memahami

tentang perbedaan model konsep dan teori keperawatan serta aplikasinya

dalam aktivitas keperawatan sehari-hari.

Page 3: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Pengertian Model Konseptual :

a. Metode visual (diagram) yang menggambarkan kumpulan hubungan sebab

akibat antarfaktor yang dipercaya memberi pengaruh yang kuat terhadap

target yang berbeda (Alexis Morgan,2005).

b. Kumpulan abstrak yang relatif dan konsep umum yang membawa

fenomena yang menjadi pusat perhatian kepada disiplin ilmu, dalil tersebut

menggambarkan secara luas dari konsep-konsep tersebut serta

menguraikan abstrak yang relatif dan hubungan secara umum antara dua

atau lebih konsep (Jacqueline Fawcett, 2006).

II. Pengertian Teori Keperawatan

a. Pernyataan umum yang menyimpulkan dan mengatur ilmu pengetahuan

dengan mengemukakan hubungan secara umum antara kejadian-kejadian.

Jika hal tersebut baik, akan menutupi kejadian besar dan memprediksikan

kejadian yang belum terjadi atau yang sedang terjadi (Robson C.).

b. Teori merupakan ringkasan umum yang memberikan penjelasan sistematik

tentang hubungan antar fenomena.

c. Teori keperawatan merupakan reservoir yang menemukan hubungan antar

konsep keperawatan seperti kenyamanan, penyembuhan, pemulihan,

mobilitas, istiraahat, perhatian, kelelahan dan perawatan keluarga (Meleis,

1997).

d. Kumpulan hubungan pernyataan-pernyataan yang telah ditetapkan

(konsep, defenisi, dalil) menunjukkan gambaran yang sistematik tentang

fenomena dan sangat baik digunakan dalam pendeskripsian, penjelasan,

prediksi, dan pengontrolan. Teori merupakan suatu alat primer untuk

mempertemukan berbagai tujuan profesi keperawatan untuk

mendefenisikan secara jelas dari body of knowledge (Walker & Avant

1996 ( disadur oleh Jasper M in Hogston & Simpson)).

Page 4: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

e. Teori adalah cara yang sistematik dan kreatif dalam menemukan

pengetahuan tentang suatu yang belum diketahui secara jelas. Teori

keperawatan harus mencatat tentang keyakinan budaya, perhatian,

perilaku, nilai individual, keluarga dan kelompok untuk memberikan

asuhan keperawatan yang efektif, memuaskan dan sesuai dengan nilai-nilai

budaya (Madeleine Leiningier, ).

III. Perbedaan Konsep dan Teori

Konsep Teori

Gambaran abstrak yang terorganisasi

ke dalam simbol yang nyata

Setiap model konsep berfokus pada

fenomena yang lebih memperhatikan

disiplin.

Contoh : Kerangka konseptual atau

model

Models are not facts - they evolve and

emerge

Models imply different nursing

processes

Professor Sue Frost

Kumpulan konsep yang

menggambarkan pola realita

Teori dapat diuji, diubah atau dapat

digunakan sebagai pedoman penelitian.

III. Penerapan model konseptual menurut 5 ahli keperawatan

1. Virgina Henderson

Model aktifitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang fungsi

utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat / sakit dalam usaha

menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi

kematiannya dengan tenang (Agung Santosa).

Page 5: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

2. Dorothy Orem

Begitu banyak fakta yang cukup menjadi bukti bahwa teori orem sangat

bermanfaat sebagai pedoman penelitian dan praktik keperawatan. Teori

tersebut memberikan petunjuk-petunjuk untuk suatu hasil keperawatan

yang spesifik yang berhubungan dengan mengetahui dan menemukan

permintaan terhadap perawatan diri, mengatur perkembangan dan melatih

agen perawatan diri, menyusun sistem perawatan diri dan manjemen diri,

dan lain-lain. Teori tersebut juga berjasa di bidang pendidikan dalam

pembuatan kurikulum pada prapelayanan, penyelesaian studi, dan

melanjutkan pendidikan keperawatan. Teori tersebut juga memberikan

petunjuk-petunjuk bagi sistem administrasi keperawatan. Perkembangan

keperawatan berdasar pada sistem komputer, form pengkajian, dan semua

yang menyusun bukti penerimaan pelayanan keperawatan (Tommy &

Alligood, 2002 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring,

2005).

3. Jean Watson

Konsep:

Manusia:

Jean Watson mengembangkan teori keperawatan dengan konsep

”caring” . Dalam teori ini, perawat sebagai pemberi pelayanan

keperawatan, memiliki peran sebagai berikut :

a. membangun hubungan dengan pasien

b. memperlihatkan penerimaan tanpa syarat

c. menghargai pasien

d. meningkatkan kesehatan melalui ilmu pengetahuan dan intervensi

e. tanpa batas waktu bersama pasien : momen pemberian

asuhan/perhatian.

Page 6: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

4. Peplau

Konsep:

Manusia

Sebagai individu, sebagai organisme yang berkembang dan berusaha

mengurangi kecemasannya karena tuntutan kebutuhan, hidup dalam

keseimbangan yang berubah-ubah

Mengembangkan model ”hubungan interpersonal”.

Lingkungan:

Tidak didefenisikan

Kesehatan:

Menyatakan suatu perubahan ke depan dari seseorang dan suatu proses

manusiawi menuju pada kreativitas, konstruktif, produktif, mandiri, hidup

dalam komunitas.

Keperawatan:

Suatu proses yang signifikan, terapeutik, dan interpersonal, dimana antara

satu dengan yang lainnya saling bekerja sama menjalankan fungsi untuk

mencapai derajat kesehatan.

5. Calista Roy

Sister Callista Roy mengembangkan model “adaptasi” . Dalam

penerapannya, menurut Roy ada 6 tahap proses keperawatan yang harus

dijalankan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien, yaitu (Gloria A. Hagopian) :

- Pengkajian terhadap perilaku individu yang merupakan manifestasi dari

4 adaptif mode.

- Pengkajian stimuli dan mengelompokkannya dalam jenis-jenis stimuli.

- Membuat diagnosa keperawatan.

- Menentukan tujuan keperawatan untu mencapai atau memperbaiki

adaptasi individu.

- Melakukan implementaasi tindakan keperawatan untuk mencapai

tujuan.

Page 7: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

- Melakukan evaluasi apakah tujuan tercapai atau tidak.

BAB III

FENOMENA KEPERAWATAN

Tn. Y, 67 thn. MRS X dengan KU: tidak bisa menggerakkan bagian kiri

tubuhnya. Bibir mencong ke kanan. Dialami sejak 2 jam SMRS. Riwayat

penyakit hipertensi sejak usia 30 tahun. Riwayat merokok satu bungkus per

hari sejak usia 12 tahun. Tn. Y adalah seorang pensiunan ABRI. TTV : TD :

200/140 mmHg, P : 36 x/menit, N : 115 x/menit, S: 37,4C. Pertolongan

pertama pada Tn. Y diberikan di unit gawat darurat RS X. Klien ditangani

dengan pemberian dan pemberian cairan infus sebagai jalur masuknya obat

intravena serta pengawasan terhadap tanda-tanda vitalnya. Sebagian besar

tindakan ini dilakukan oleh perawat sesuai dengan instruksi dokter.

Setelah tanda-tranda vitalnya stabil, Tn. Y dipindahkan ke ruang

perawatan A. Di situ ia dikaji oleh perawat tetapi yang ditanyakan hanya

keluhan utamanya saja. Dari hasil pengkajian perawat, keluhan Tn. Y antara

lain : tubuh bagian kiri masih belum bisa digerakkan, mulut masih mencong

ke kanan. Hasil pengkajian tersebut kemudian dicatat di lembar dokumentasi

status klien. Setelah pengkajian, perawat tersebut hanya berkunjung ke Tn. Y

bila: pertama, keluarga Tn. Y datang melaporkan keluhan Tn. Y. Kedua, bila

ada visite tim medis; ketiga, saat memberikan suntikan dan mengganti cairan,

itupun bila keluarga atau klien sendiri yang melapor kalau cairan infusnya

sudah habis. Selain itu, saat perawat melakukan tindakan ke pasien, banyak

perawat yang tidak melakukan komunikasi terapeutik pada pasien bahkan ada

yang tidak berbicara sepatah katapun; misalnya, saat mengganti cairan atau

menginjeksi obat. Setelah beberapa hari perawatan, Tn. Y mengalami lepuhan

bagian punggungnya ditambah lagi dengan timbul bintik merah dan gatal pada

kulitnya. Hal ini diketahui, setelah keluarga melaporkannya kepada perawat.

Selain itu, Tn. Y sering meneteskan air mata. Menurut keluarganya, Tn. Y

merasa dirinya tidak akan sembuh. Bila keadaan sudah demikian, seluruh

keluarganyapun ikut meneteskan air mata. Pernyataan-pernyataan tersebut

diketahui dari hasil wawancara dengan keluarga saat salah satu penulis

Page 8: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

melakukan pengkajian awal tentang tingkat kepuasan pasien di ruang

perawatan di RS X tersebut. Selain itu, Tn. Y dan keluarga tidak merasa puas

atas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Hal ini tampak dari hasil

kuesioner yang telah diisi oleh keluarga Tn. Y.

Page 9: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

BAB IV

PEMBAHASAN

Begitu banyak fenoma keperawatan yang terjadi di Indonesia

menciptakan dampak yang tidak baik bagi citra profesi keperawatan di Indonesia.

Fenomena yang telah digambarkan sebelumnya, hanya merupakan salah satu

contoh yang terjadi di sebagian besar tatanan pelayanan keperawatan yang ada di

Indonesia. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas SDM perawat yang ada

di negara kita masih sangat rendah. Sehingga, pengakuan terhadap profesi kita

juga masih kurang.

Dari fenoma tersebut, dipaparkan bahwa para perawat yang bekerja di

RS X belum melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan konsep Virginia Henderson yang memandang pasien sebagai

manusia yang membutuhkan pertolongan untuk mencapai kemandirian, hal ini

sangat tampak pada kasus, dimana Tn. Y adalah orang yang berada dalam kondisi

sakit sebagai individu yang lemah, tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhannya, sehingga ia membutuhkan pertolongan, dalam hal ini yang

berperan sebagai penolong adalah perawat. Mengapa perawat ?. Hal ini juga

berdasarkan konsep: Nursing atau keperawatan, karena perawat dianggap sebagai

orang/profesi yang memiliki keterampilan tersebut. Adapun keluarga pasien, ia

mungkin bisa memberikan pertolongan, tetapi terbatas pada keterampilan dan

pengetahuan tentang tindakan untuk memenuhi kebutuhan Tn. Y tersebut.

Dalam kasus, disebutkan bahwa perawat melakukan beberapa tindakan

untuk memenuhi beberapa kebutuhan Tn. Y seperti kebutuhan akan obat dan

cairan serta pengawasan terhadap status vital. Namun, kebutuhan lain yang justru

merupakan kebutuhan dasar Tn. Y seperti kebutuhan nutrisi, istirahat dan tidur,

gerak dan keseimbangan tubuh, personal higiene, komunikasi: mengekspresikan

emosi, rasa takut, pendapat; rasa aman dan nyaman; spiritual serta kebutuhan

belajar tidak diperhatikan oleh perawat untuk dipenuhi. Kebutuhan tersebut

berdasar pada 14 kebutuhan dasar manusia yang dikembangkan oleh Virginia

Page 10: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

Henderson. Seringkali perawat datang berkunjung ke ruangan Tn. Y hanya

melakukan tindakan dengan komunikasi yang sangat minimal, bahkan kadang-

kadang tidak berbicara sepatah katapun. Apalagi menanyakan keadaan dan

perasaan Tn. Y. Padahal, dari hasil pengkajian di status keperawatan, klien selalu

menanyakan tentang penyakitnya dan terapi apa yang sedang dijalaninya saat itu.

Namun, intervensi untuk pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan akan penyakit

dan terapi tidak ada.

Lain halnya dengan kebutuhan lain, contohnya kebutuhan nutrisi, Tn. Y

mengatakan seringkali menu yang diberikan malah menambah sakitnya seperti

lauk yang keras, pedas, keras dan bergas sama dengan pasien yang berada di

ruangan lain. Dari observasi, bahwa ternyata di ruang perawatan tersebut sangat

jarang perawat memperhatikan jenis nutrisi apa sebetulnya yang dibutuhkan oleh

pasien. Hal mungkin disebabkan oleh kurangnya kolaborasi antara perawat

dengan ahli gizi, serta kurangnya pengetahuan perawat tentang kebutuhan nutrisi

pasien.

Kebutuhan akan gerak dan keseimbangan tubuh juga tidak diperhatikan.

Buktinya bahwa, terjadinya luka/lepuh pada bagian punggung Tn. Y (dekubitus).

Hal ini disebabkan oleh kurangnya mobilisaasi Tn. Y di tempat tidur selama

perawatan. Keluarga mengaku tidak tahu, berapa lama ia harus memposisikan Tn.

Y dalam satu posisi. Di sinilah seharusnya perawat berperan dalam memberikan

pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga untuk meminimalkan kecacatan

dan meningkatkan kesehatan.

Kebutuhan komunikasi: mengekspresikan emosi, rasa takut, pendapat;

rasa aman dan nyaman. Kebutuhan ini juga tidak terpenuhi. Laporan bahwa Tn. Y

sering meneteskan air mata, seharusnya mengindikasikan bahwa ia membutuhkan

penyemangat dan dukungan serta dorongan dari perawat sebagai orang yang lebih

tahu bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, yang terjadi tidak

demikian.

Kebutuhan : perawatan diri juga tidak terpenuhi. Hal ini terbukti dengan

penampilan Tn. Y yang kurang bersih, bau ruangan tempat ia dirawat, dan pada

kulitnya timbul bintik merah yang dirasakan gatal oleh Tn. Y. Hal ini terjadi

Page 11: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

karena keluarga kurang tahu bagaimana melakukan personal higiene yang benar

pada Tn. Y.

Pada saat semua itu terjadi seharusnya, ada pertanyaan yang muncul :

Dimanakah kau perawat ? Apa yang kau kerjakan ? Seandainya para ahli-ahli

keperawatan kita melihat langsung fenomena tersebut, dia akan sangat besedih.

Konsep, teori, dan standar asuhan telah dibuat. Namun, impelementasinya di

lapangan yang belum optimal.

Dari fenomena tersebut, konsep : manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan tidak menjadi dasar dalam menerapkan asuhan keperawatan. Teori

pemenuhan kebutuhan berdasar pada 14 kebutuhan dasar manusia belum menjadi

solusi bagi bagi perawat tersebut untuk mengoptimalkan dan mencapai

kemandirian pasien. Padahal, bila perawat berdasarkan pada teori tersebut, pasien

akan bisa mencapai kemandirian untuk memenuhi kebutuhan dasarnya atau bila

tidak sembuh, ia bisa meninggal dengan tenang.

Page 12: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

BAB V

KESIMPULAN

Page 13: mawar,THEORY & CONCEPTUAL MODELS

DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, Jacqueline. 2006. http://www.rhochi.nl/inhoudsbestanden/Fawcett,%20mei%2006%20Holland-Structure%20of%20Nursing%20Knowledge%20May%202006.ppt

Fawcett, Jacqueline. 2006. Evaluating Conceptual-Theoretical-Empirical Structures for Science of Unitary Human Beings-Based Research. http://medweb.uwcm.ac.uk/martha/Repository/Fawcett2005.ppt

Dossey, Keegan, Guzetta. 1994. Holistic theory and ethics week 2. http://www.northeastintegrativemedicine.org/resources/AHNA_week2.ppt

Leiningier, Madeleine. ___. Culture Care Diversity and Universality Theory. http://www.nipissingu.ca/faculty/arohap/aphome/NURS3036/Resources/LeiningerTheory.ppt

Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring. 2005. Dorothea Orem’sSelf-Care Deficit Theory. prism.troy.edu/~martin/DorotheaE.Orem'sTheory.pdf

Vanguard. ____. Overview Jean Watson Theory.