matriks analisis data - dewey.petra.ac.id · kerja kamera pada pembuka film, penonton akan melihat...
TRANSCRIPT
Matriks Analisis Data
93
Scene Kategori Kode Level
John Fiske
Deskripsi Interpretasi
Scene 1
a.
b.
c.
d.
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments
Lingkungan
Lokasi
Kerja Kamera
Musik
Pada pembuka film,
penonton akan melihat
tiga kegiatan yang
dilakukan oleh masing-
masing umat bertempat
di kota Semarang pada
awal 2010.
b. Gereja, c. Mesjid, d.
Klenteng
Teknik pengambilan
gambar berupa long shot
yang memperlihatkan
keadaan kota Semarang
pada tahun itu, juga
terlihat masjid di ujung
jalan.
b. Pada scene pengurus
gereja membunyikan
lonceng gereja
menggunakan
backsound lagu
berjudul “Gita Surga
Bergema.”
Kota Semarang, Jawa
Tengah merupakan
daerah tempat
perpaduan antara etnis,
agama serta budaya
yang saling
berdampingan.
Menggambarkan
keberagaman di Kota
Semarang.
Tiga musik berbeda
mencerminkan
keberagaman identitas.
Misalnya untuk shot b,
lagu “Gita Surga
Bergema” umumnya
dinyanyikan oleh umat
Matriks Analisis Data
94
Kostum dan
setting
c. Sedangkan untuk
scene pemuda yang
membersihkan
dinding masjid
menggunakan
backsound yang
berirama timur
tengah.
d. Kemudian untuk
scene orang tua yang
sedang beribadah di
klenteng
menggunakan
backsound dari suara
jiamsi yang dikocok
b.Jubah putih digunakan
oleh seorang jemaat
Katolik untuk
membunyikan lonceng
Gereja.
c.Menggunakan peci,
baju koko ketika
bergotong royong
membersihkan Mesjid.
d.Orang tua yang
beribadah di Klenteng
menggunakan kemeja,
memegang hiosua dan
Katolik atau Kristen
ketika hari Natal tiba.
Shot c, musik dengan
irama Timur Tengah
menggambarkan nuansa
Islam. Sedangkan untuk
shot d, suara jiamsi
menunjukkan
aktivitasibadah orang
Konghucu.
Dari kostum dan setting
yang digambarkan
menunjukkan masing-
masing identitas agama
yang dianut.
Matriks Analisis Data
95
jiamsi.
e.
f.
Lingkungan,
karakter dan
aksi
Setting, aksi
dan karakter
Shot e muncul tokoh
Soleh yang sedang
menjalankan shalat.
Sedangkan di shot f, ada
Tan Kat Sun dan istrinya
beribadah di klenteng.
Shot e menunjukkan
Soleh sedang
menjalankan shalat di
dalam kamarnya. Di
dalam kamar tersebut ada
anaknya yang sedang
bermain. Tampak Rifka
berada di depan jendela
kamar Soleh. Di dinding
tertempel gambar Gus
Dur, kalender dan kertas-
kertas catatan.
Sedangkan untuk shot f
tampak Tan Kat Sun dan
istrinya beribadah di
klenteng. Di dalam
Klenteng tersebut
Aktivitas Soleh
menunjukkan bahwa ia
adalah seorang muslim.
Gus Dur disebut sebagai
bapak pluralisme
karena perjuangannya
terhadap perkembangan
dan kemajuan bangsa
dalam segi keagamaan,
demokrasi dan anti
diskriminasi.
Untuk shot f
menunjukkan adanya
pengakuan terhadap Tan
Kat Sun dan istrinya
beragama Konghucu
dan beretnis Tionghoa.
Matriks Analisis Data
96
terdapat tulisan Mandarin
yang tergantung di
dinding, tempat untuk
meletakkan hiosua dan
ornamen. Soleh adalah
seorang Muslim yang
taat beribadah, begitu
pula dengan Tan Kat Sun
dan istrinya.
Scene 2
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitment
Setting
Dialog
Bertempat di toko buku
milik Rika. Tampak dus
dan buku-buku yang
berserakan.
Surya: “Udah pindah ya,
Mbak?”
Rika: “Belum resmi.
Siapa sih pagi-pagi udah
gosip?
Surya: “Katanya Mbak
pindah itu karena
pelarian dari perceraian,
pengen menghilangkan
perasaan-perasaan galau
kalau tetep di situ, iya?
Rika: “Daripada pagi-
pagi ngomong yang ngga
bener mending bantuin
aku.”
Surya: “Saya ada
Dalam scene ini
menunjukkan bahwa
karakter Rika merasa
dipojokkan atas
pilihannya untuk
berpindah agama.
Matriks Analisis Data
97
Karakter
Ekspresi
syuting.”
Rika: “Ya, kalau ada
syuting, syuting aja sana,
ngapain dialog yang ngga
berguna, dasar selebritis
kurang terkenal!”
Surya adalah seorang
Muslim yang berprofesi
sebagai artis figuran.
Sedangkan Rika adalah
seorang single parent
yang baru pindah agama
menjadi Katolik dan
mempunyai usaha toko
buku.
Ekspresi wajah yang
diperlihatkan Surya
adalah datar. Hal itu
menunjukkan ia tidak
mendukung keputusan
Rika. Ekspresi wajah
Rika tampak berubah
menjadi kesal ketika
Surya menanyakan
“kepindahannya” yang
dikaitkan dengan
perceraiannya. Selain itu,
ekspresi kesalnya
Matriks Analisis Data
98
semakin menjadi ketika
Surya menolak
membantu Rika dengan
alasan syuting.
Scene 3
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
across lines of
difference.
Lingkungan
Kerja Kamera
Suasana dapur Tan Kat
Sun yang menjual
masakan Tionghoa halal
dan tidak halal.
Teknik pengambilan
gambar yaitu medium
shot yang menunjukkan
ayam yang digantung dan
kepala babi yang
terpajang di jendela
dapur. Hal ini
menunjukkan restauran
ini menyediakan
masakan halal dan tidak
halal. Kemudian
ditunjukkan pisau yang
tidak ditandai warna
merah sedang memotong
ayam. Pengambilan
gambar dengan teknik
medium shot yang
memperlihatkan kepala
babi dipotong
Kode lingkungan, kerja
kamera dan karakter
menggambarkan
karakter Tan Kat sun
yang menjual masakan
halal dan tidak halal.
Tetapi untuk
menghormati
pelanggannya yang
Muslim, ia memisahkan
peralatan memasak.
Matriks Analisis Data
99
Karakter
Dialog
menggunakan pisau yang
ditandai warna merah.
Tan Kat Sun
digambarkan sebagai
tokoh yang protagonis. Ia
seorang koki keturunan
Tionghoa yang
mempunyai restauran
bernama “Canton
Chinese Food.” Ia juga
seorang yang taat
beribadah dan memiliki
toleransi terhadap umat
beragama.
Menuk:
“Assalamu‟alaikum.”
Tan Kat Sun:
“Walaikumsalam.”
Dialog berupa sapaan
dari Menuk menunjukkan
bahwa ia seorang
Muslim. Untuk
menghormati sapaan
tersebut, Tan Kat Sun
membalasnya walaupun
ia bukanlah seorang
Matriks Analisis Data
100
Muslim.
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
across lines of
difference.
Dialog
Ibu: “Babi semua, ya?”
Menuk: ”Nggak kok, Bu.
Di sini ada ayam juga.”
Ibu: “Tapi pancinya
sama, kan sama yang
buat masak babi?
Menuk: “...semuanya
dipisah, Bu. Ngga jadi
satu.
Ibu: “Ngga deh di sini
babi semua.”
Ibu tersebut melihat
bahwa di restauran
Tionghoa selalu
menyediakan menu
makanan tidak halal yaitu
babi. Begitu pula dengan
restauran Tan Kat Sun, ia
menyediakan masakan
halal dan tidak halal.
Tapi yang membedakan
restauran ini dengan
restauran Tionghoa
lainnya adalah adanya
pemisahan peralatan
memasak, dari sendok,
garpu, talenan, dan pisau.
Pemisahan peralatan
Film ini menunjukkan
bahwa umat Muslim
menaruh rasa tidak
percaya terhadap
masakan Tionghoa
karena seringkali
mengandung babi.
Matriks Analisis Data
101
Ekspresi dan
setting
memasak tersebut
merupakan aturan yang
dibuat oleh Tan Kat Sun
untuk menghormati
karyawan atau
pengunjung restauran
yang Muslim.
Ekspresi yang
ditunjukkan oleh ibu
tersebut adalah rasa tidak
percaya dan menolak
untuk makan di
restaurant Tan Kat Sun
dengan alasan masakan
yang disajikan
mengandung babi semua.
Bertempat di depan
dapur restauran milik
Tan Kat Sun.
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
Karakter
Tan Kat Sun merupakan
seorang Tionghoa
beragama Konghucu
yang memiliki restauran
dengan menyajikan
masakan halal dan tidak
Scene ini menunjukkan
kepedulian seorang
atasan yang berbeda
keyakinan dan mau
mengingatkan
karyawannya untuk
Matriks Analisis Data
102
across lines of
difference.
Dialog
halal. Hampir semua
karyawannya memeluk
agama Islam, salah
satunya adalah Menuk.
Menuk adalah tulang
punggung keluarga
karena suaminya belum
mendapatkan pekerjaan.
Tan Kat Sun: “Yang lain
udah pada shalat tuh.
Kamu shalat gih.”
Walaupun ia seorang
Konghucu dan pemilik
dari restauran, Tan Kat
Sun cukup perhatian dan
menghormati
karyawannya yaitu
dengan mengingatkan
karyawannya untuk
terlebih dahulu
menjalankan ibadah
walaupun restorannya
dalam keadaan ramai.
menjalankan ibadah.
Scene 4 Pluralism is
not relativism,
but the
Setting
Di rumah Tan Kat Sun.
Terdapat meja
sembahyang yang di
Hal ini menunjukkan
nuansa kerukunan antar
umat beragama.
Matriks Analisis Data
103
encounter of
commitments
Aksi
Kostum
atasnya diletakkan buah-
buahan seperti apel dan
jeruk, lilin, foto dan
tempat yusua. Sedangkan
Menuk beribadah di
lorong dekat dengan
meja sembahyang.
Di sela kesibukannya
mengelola restoran, Istri
Tan Kat Sun
menyempatkan diri untuk
beribadah di depan meja
sembahyang. Ia berdiri
sambil memegang yusua.
Di lorong yang tidak jauh
dari meja sembahyang,
ada menuk sedang shalat
diatas sajadahnya.
Istri Tan Kat Sun
mengenakan pakaian
berwarna merah bata
tanpa kerah, berlengan
pendek dan bermotif
bunga. Sedangkan
Menuk mengenakan
mukena berwarna putih.
Mukena adalah pakaian
yang digunakan umat
Perbedaan keyakinan
bukan penghalang untuk
melakukan ibadah
secara bersama-sama.
Matriks Analisis Data
104
Kerja Kamera
muslim ketika shalat,
khususnya wanita.
Pada scene ini
menggunakan teknik
long shot. Teknik ini
bertujuan untuk
memperlihatkan suasana
dan keadaan di tempat
tersebut. Walaupun
dengan keadaan tempat
ibadah yang sederhana,
suasana kerukunan antara
istri Tan dan Menuk
dalam menjalankan
ibadah menonjol.
Scene 5
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments
Dialog
Abi: “Bu, abis maghrib
„kan Abi les ngaji.”
Rika: “Iya, terus?
Abi: “Boleh?”
Rika: “Ya biasanya juga
boleh lah, Bi. Aneh
banget pertanyaan
kamu.”
Abi: “Kan kata orang-
orang Ibu nggak boleh
masuk mesjid lagi.”
Rika: “Jangan
Dari kode dialog,
ekspresi dan cara
berbicara, tidak mudah
untuk menerima
perubahan agama
seseorang.
Matriks Analisis Data
105
Ekspresi dan
cara berbicara
didengerin, ya.”
Dialog di atas
menunjukkan bahwa Abi
merasa kecewa dengan
perkataan orang-orang
yang menyudutkan Rika
atas berpindahnya
keyakinan. Akibat dari
perkataan tersebut, Abi
merasa tidak leluasa
untuk menjalankan
rutinitas seperti biasanya,
seperti les mengaji.
Abi menunjukkan muka
yang datar. Terlihat raut
kekecewaan di wajahnya.
Suaranya juga terdengar
sedikit berat karena ia
ragu dengan pertanyaan
yang akan
disampaikannya.
Scene 6
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments
Dialog dan
ekspresi
Surya tampak santai
ketika menanggapi
pertanyaan Rika.
Berbeda halnya dengan
Rika, ia menunjukkan
wajah kesal dengan
tanggapan yang
Scene ini menunjukkan
bahwa ketika seseorang
berpindah agama
seringkali sulit
mendapatkan dukungan
dari orang-orang di
sekitarnya.
Matriks Analisis Data
106
Ucapan dan
kerja kamera
dikatakan oleh Surya. Ia
merasa Surya telah
menyudutkannya.
Rika: “Aku tuh ngga mau
kalau Abi punya pikiran
bahwa ibunya tuh salah.”
Surya: “Emangnya
seorang ibu nggak boleh
salah?‟
Rika: “Lho, aku emang
salah apa, tho?”
Surya: “Mungkin aja
kamu udah dianggap
mengkhianati dua hal
yang dianggap baik,
pernikahan dan Allah.”
Rika: “Aku cerai dari
Mas Pandji bukan karena
aku mengkhianati
kesucian perkawinan.
Dan aku pindah agama
bukan karena aku
mengkhianati Tuhan.”
Dalam menjawab
pertanyaan Rika, Surya
terlihat menyindir dengan
memberikan penekanan
pada kata “Allah”.
Mendengar hal itu, Rika
Matriks Analisis Data
107
menjadi tersinggung dan
memberikan pernyataan
kepada Surya dengan
menaikkan intonasi
suaranya. Ada dua teknik
pengambilan gambar
yang diambil. Pertama
yaitu medium shot, yang
menunjukkan kejelasan
ekspresi antara Rika dan
surya. Kedua yaitu long
shot, yang menunjukkan
tempat di mana Rika dan
Surya berbincang-
bincang.
Scene 7
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments
Dialog dan
cara berbicara
Dialog pada adegan ini
memperlihatkan
perdebatan yang muncul
antara Rika dan Surya.
Perdebatan antara mereka
berawal dari Soleh yang
meminta pekerjaan tetapi
ditolak secara halus oleh
Rika dengan alasan Rika
ingin mengelola sendiri
tanpa menambah
pegawai. Kemudian,
Soleh membanding-
Seseorang yang
berpindah agama
seringkali dikucillkan
dari pergaulan. Namun
ada pula yang memberi
dukungan akan
pilihannya.
Matriks Analisis Data
108
bandingkan Rika dengan
mantan suaminya
mengenai janji pekerjaan
untuknya. Hal tersebut
yang membuat Rika
emosi, kemarahan itu
kemudian dilampaskan
ke Surya yang tiba-tiba
datang ke toko bukunya.
Dengan nada yang tinggi,
Rika berkata pada Surya:
“Apa?Apa?Mau ngatain
aku murtad, mau ngatain
aku kafir? Apa?”
Surya: “Eh, Mbak.
Sebenarnya saya bangga
lho sama Mbak. Mbak
berani ngambil langkah
besar dalam hidup Mbak,
sementara saya cuma jadi
figuran doang.”
Mendengar perkataan
Rika tersebut, dukungan
untuk Rika diucapkan
Surya dengan suara yang
meninggi. Hal itu
menunjukkan rasa
kecewa Surya karena
Rika tidak menyambut
kedatangannya dengan
Matriks Analisis Data
109
Ekspresi dan
gesture
baik. Padahal ia tidak
menyalahkan
kepindahannya menjadi
seorang Katolik, justru ia
bangga karena Rika
berani mengambil
keputusan terpenting
untuk hidupnya. Dapat
dikatakan bahwa Surya
yang seorang Muslim
mau mendukung Rika
yang menjadi seorang
katolik.
Dengan menunjuk-
nunjuk dirinya, Rika
memperlihatkan wajah
yang emosi karena ia
tersinggung dengan
perkataan Soleh.
Sedangkan Surya
menunjukkan wajah yang
bingung dengan
perkataan Rika yang
seolah-olah menuduhnya.
Scene 8 Inklusivisme
Dialog
Ibu Novi: “..kalau mau
toko bukunya ini laris,
mbok menjual buku-buku
Film ini mau
menunjukkan pola
berpikir seseorang
Matriks Analisis Data
110
Ekspresi dan
nada
berbicara
agama Islam. Pasti laris.
Nanti tak hubungkan
sama penerbitnya. Nah,
untuk kamu Bi, banyak
lho komik-komik Islam.”
Ekspresi yang
ditunjukkan Ibu Novi
adalah ekspresi yang
sombong dan dengan
nada bicara yang
meremehkan dan juga
menyindir.
terhadap suatu
kebenaran. Selain itu
menunjukkan bahwa
adanya kebaikan di
dalam Islam.
Scene 9
Inklusivisme
Setting
Abi mengurung diri di
kamar karena marah
dengan ibunya. Rika
tampak berdiri di depan
kamar Abi. Di atas
kepalanya terdapat salib
yang menempel di
tembok menunjukkan ia
telah meyakini Katolik
sebagai agamanya.
Namun, terlihat gambar
Abi dan Rika yang
Film ini menunjukkan
bahwa tidak mudah
menerima seseorang
yang berpindah agama.
Matriks Analisis Data
111
berjilbab saling
bergandengan tangan.
Hal ini menunjukkan Abi
tidak mendukung
perubahan ibunya. Ia
mau ibunya tetap
menjadi Muslim.
Scene 10
Pencampuran
Simbol-
Simbol
Agama
Dialog
Ekspresi dan
gesture
Pastor: “Dan sekarang
giliran Tuhan di mata
Rika, mana Rika? Tuhan
itu Allah, Al-Malik,
Maha Memerintah, Al-
Qudus, Maha Suci.”
Rika menundukkan
wajahnya karena merasa
Dalam film, konsep
Tuhan secara Islam
ditampilkan ke dalam
gereja. Hal tersebut
memperlihatkan adanya
pencampuran simbol-
simbol agama.
Matriks Analisis Data
112
malu. Ia hanya tahu arti
Tuhan menurut ajaran
lamanya yaitu Islam.
Awalnya Doni setuju
dengan menganggukkan
kepala ketika mendengar
“Tuhan itu Allah.”
Namun, setelah
mendengar arti Tuhan
yang dibacakan oleh
pastor berdasarkan ajaran
Islam, ia mengerutkan
dahi menunjukkan
kebingungan.
Scene 11
Inklusivisme Dialog
Dialog yang terjadi
antara Surya dengan
Ustadz ini mengenai
kebimbangan Surya
dalam mengambil
keputusan untuk
Menerima dan
menjalani peran sebagai
tokoh dari agama lain
bukanlah hal yang
mudah, perlu adanya
kesiapan hati. Hanya di
Matriks Analisis Data
113
Ekspresi dan
karakter
mengikuti casting di
gereja atau tidak. Maka
dari itu, ia berkonsultasi
dengan ustad untuk
memantapkan
keputusannya.
Ustadz: “Nggak ada
salahnya kamu coba,
Sur.”
Surya: “Berarti harus
masuk gereja?”
Ustadz: ”Itu kan cuma
fisikmu, hanya tubuhmu.
Walaupun kamu ada di
negeri yang zalim
sekalipun, tapi kalau
kamu yakin kamu bisa
jaga hatimu,
keimananmu hanya untuk
Allah SWT."
Terdapat ekspresi yang
berbeda antara Surya,
ustad dan istrinya. Surya
tampak tegang ketika
berkonsultasi mengenai
apakah ia boleh bermain
drama di dalam gereja.
Sedangkan ustad dan
istrinya tampak senang
dalam Islam adanya
ketenangan.
Matriks Analisis Data
114
Naratif
karena bagi mereka
hatilah yang terpenting.
Di scene ini, karakter
seorang ustad
digambarkan sebagai
seorang yang bijaksana,
tidak memaksakan
kehendak pribadi serta
mau menerima
perbedaan. Hal ini
digambarkan dengan ia
tidak melarang Surya
yang juga seorang
muslim untuk mengikuti
drama di gereja apalagi
berperan sebagai Yesus.
Justru ia menyarankan
untuk tetap mencobanya,
asalkan hati dan imannya
tidak tergoyahkan.
Sikap yang ditunjukkan
Surya ketika mendapat
tawaran ke gereja untuk
casting adalah keraguan
dan ketakutan.
Sebenarnya ia ingin
menerima tawaran
tersebut. Tetapi, hal yang
menjadi ganjalan di
Matriks Analisis Data
115
pikirannya adalah
perkataan orang-orang
yang pasti akan
menyudutkannya,
ditambah lagi dengan ia
adalah seorang muslim.
Kebimbangan yang
Surya rasakan kemudian
diceritakan kepada
seorang ustad. Ustad
tersebut tampak begitu
tenang ketika
memberikan dukungan
kepada Surya. Ia malah
menyuruhnya untuk tetap
ikut casting bukan malah
melarang. Akhirnya
Surya memantapkan diri
mengikuti casting di
gereja.
Scene 12
Inklusivisme Dialog
Rika: “Jangan marah
terus sama Ibu dong Bi.”
Abi: “Udah nggak kok.
Kata Ustad kalau marah
ngga boleh lebih dari tiga
hari, dosa.”
Rika: “Abi kenapa marah
sama Ibu?”
Abi: “Ibu berubah.”
Scene ini menunjukkan
bahwa Islam adalah
agama yang pemaaf.
Matriks Analisis Data
116
Ekspresi
Rika: “Ibu berusaha
berubah lebih baik demi
Abi setiap waktunya.”
Tampak keceriaan di
wajah Rika karena
anaknya sudah mau
berbicara padanya.
Ekspresi cerianya
ditunjukkan dengan
tersenyum kepada Abi.
Sedangkan Abi
menunjukkan ekspresi
datar, ia mencoba untuk
mengerti dengan
perubahan ibunya.
Scene 13
Inklusivisme Dialog
Surya: ”Percaya nggak
Mbak, saya diterima?”
Rika: “Sebagai?”
Surya: “Peran utama.”
Rika: “Yesus! Kamu
nggak apa-apa?”
Surya: “Biasanya kan
selama ini kalau dapat
peran kalau ngga jadi
penjahat ya jadi figuran.
Sekali-kalinya dapat
peran jagoan jadi gak ada
salahnya saya terima.”
Menggambarkan
penerimaan terhadap
agama lain. Tetapi,
imannya tetap di dalam
Islam.
Matriks Analisis Data
117
Ekspresi dan
gesture
Surya tampak
menundukkan kepalanya
dan memasukkan
tangannya ke saku
celana. Ia merasa kurang
percaya diri saat bercerita
ke Rika tentang
diterimanya sebagai
pemeran utama dalam
drama.
Scene 14
Inklusivisme Dialog
Ekspresi
Surya: “Wahai domba-
dombaku…”
Ustad: “Udah, udah mirip
Yesus. Piye Sur, wis
mantep atimu?”
Surya: “Insya Allah saya
tetap istiqomah (tetap
beriman dan yakin akan
ajaran-ajaran Islam),
Ustad.”
Sebelum drama
Penyaliban Yesus, Surya
berlatih memerankan
tokoh Yesus di masjid. Ia
tampak percaya diri
dengan perannya sebagai
Yesus.
Menggambarkan
seseorang yang tetap
mempertahankan
imannya apapun peran
yang diterimanya.
Matriks Analisis Data
118
Scene 15
Pluralism is
not diversity
alone, but the
energetic
engagement
with diversity.
Dialog
Setting
Aksi
Menuk: “Mbak, Mas, ini
buat setelah selesai
drama, ya. Eh, Mas.
Puasa.”
Surya: “Saya kan
enggak.”
Bertempat di salah satu
ruangan gereja. Tampak
anggota drama yang
sedang bersiap-siap,
termasuk Surya.
Menuk menunjuk kotak
yang diambil oleh Surya
dan mengingkatkan
untuk tidak makan
karena anggota yang lain
sedang berpuasa. Namun
Surya mengatakan kalau
dirinya tidak berpuasa.
Menuk tetap
melarangnya sambil
mengangkat tangannya.
Menggambarkan sikap
seorang Muslim yang
menghargai umat
Katolik yang berpuasa.
Scene 16 Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments.
Dialog
Teman Doni:
“Totok!Gini, kita minta
acara drama penyaliban
Yesus ini dibatalkan.”
Doni: “Kamu tahu nggak,
Penolakan beberapa
umat Katolik karena
tidak setuju dengan
orang Islam yang
memerankan tokoh
Matriks Analisis Data
119
Ekspresi
yang perankan Yesus itu
orang Islam! Iya tho.”
Romo: “Hei, kenapa
mesti mempersoalkan hal
yang kecil dan
mengorbankan hal yang
besar?”
Teman Doni: “Romo,
Romo! Menurut Romo,
tokoh Yesus diperankan
oleh seorang Islam itu hal
yang kecil? Saya tidak
setuju, Romo.”
Doni: “Iyaa Romo, ini
mencermarkan agama
kita, Romo.”
Romo: “Pernahkah kalian
mendengar kehancuran
iman karena sebuah
adegan drama? Sejarah
telah membuktikan
kehancuran iman dan
agama karena
kebodohan. Jangan
sekali-kali berbuat
bodoh.”
Doni menunjukkan
protes kepada Totok
dengan memintanya
Yesus dengan alasan
mencemarkan agama.
Namun, penolakan
tersebut tidak
mendapatkan pembelaan
dari Romo, justru Romo
terlihat menerima
perbedaan tersebut.
Matriks Analisis Data
120
untuk membatalkan
drama karena yang
memerankan tokoh
Yesus adalah orang
Islam. Sedangkan Romo
menunjukkan ekspresi
tenang yang
menunjukkan ia adalah
seorang bijaksana yang
tidak mudah terpengaruh
dengan protes beberapa
jemaatnya. Malah ia
mengatakan kehancuran
iman dan agama
dikarenakan kebodohan.
Scene 17
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments
Dialog
Soleh: “Kita sebagai
orang Islam kok jaga
gereja? Kan nggak boleh
masuk ke dalam, Mas?
Komandan: “Yang bilang
nggak boleh siapa?”
Soleh: “Lho ya haram tho
Mas.” (penekanan pada
kata “haram”)
Komandan: “Nggak ada
yang haram, Leh. Kamu
denger nggak, rangkaian
bom gereja yang
dilakukan teroris itu?”
Soleh: “Dengar.”
Dalam scene ini, Banser
NU menggambarkan
bahwa Islam adalah
agama yang toleransi
yaitu dengan mau
menjaga gereja.
Matriks Analisis Data
121
Cara
berbicara
Komandan: “Kita sebagai
umat Islam jadi jelek
gara-gara berita itu. Kita
sebagai ormas Islam
terbesar, menolak
pandangan seperti itu
dengan menjaga gereja
seperti ini, dan ini jihad.
menjaga gereja dan hal
tersebut adalah jihad.
Suara Soleh terdengar
terbata-bata ketika
menjawab komandan,
“Kita sebagai orang
Islam kok jaga gereja?
Kan nggak boleh masuk
ke dalam, Mas? Lho ya
haram tho Mas.”
Pertanyaan yang
diucapkan oleh Soleh
adalah bentuk
ketaatannya terhadap
agama yang dianutnya.
Lalu, komandan
menjelaskan secara tegas
kepada Soleh dengan
menaikkan sedikit
suaranya, ia membantah
apa yang dikatakan Soleh
Matriks Analisis Data
122
Ekspresi
Setting dan
Pencahayaan
karena hal itu tidaklah
benar.
Soleh tampak takut dan
ragu ketika berdiri di
depan gereja. Saat
komandan meyakinkan
dia bahwa menjaga
gereja bukanlah sesuatu
yang haram melainkan
jihad, ada raut wajah
tenang di wajah Soleh
walaupun hanya sedikit.
Bertempat di halaman
gereja, di depan pintu
masuk dengan cahaya
yang sedikit karena
suasana malam hari. Di
sekeliling Soleh dan
komandan juga ada polisi
yang berjaga-jaga untuk
mengamankan kegiatan
ibadah.
Scene 18 Inklusivisme
Setting dan
ekspresi
Bertempat di dalam
gereja yang dipenuhi
oleh jemaat yang
menyaksikkan drama.
Selain itu tampak
Menggambarkan
pengutamaan terhadap
seorang Muslim yang
dapat memerankan
tokoh sebagai Yesus.
Matriks Analisis Data
123
anggota drama lain
mengelilingi salib Yesus.
Walaupun ia bukanlah
seorang Katolik
melainkan Muslim,
Surya dapat menjiwai
peran sebagai Yesus
dengan baik. Jemaat dan
Romo tampak terbawa
dalam suasana drama
Penyaliban Yesus.
Inklusivisme
Setting dan
aksi
Bertempat di dalam
mesjid, cahaya yang
masuk lewat celah
dinding menerangi Surya
ketika sedang membaca
alquran. Ia mengkoreksi
diri setelah mengikuti
drama dengan peran
sebagai Yesus. Imannya
tidak berubah dan
tampak lebih
bersungguh-sungguh
dalam beribadah.
Pengutamaan terhadap
agama Islam.
Scene 19
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
Dialog dan
karakter
Tan Kat Sun seorang
Tionghoa beragama
Konghucu mengatakan:
“Ingat ya Hen, ini bulan
puasa, ya. Pasang tirai.
Satu hal lain, jangan
Menggambarkan
seorang Tionghoa
beragama Konghucu
yang memiliki toleransi
terhadap umat muslim.
Matriks Analisis Data
124
across lines of
difference.
jualan babi bulan ini.”
Ping Hen menunjukkan
wajah keberatan dengan
instruksi ayahnya, tetapi
ia diam saja tidak
membantah. Ping Hen
memiliki watak yang
keras kepala dan tidak
mau mendengar orang
tuanya.
Scene 20
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
across lines of
difference
Ekspresi dan
dialog
Ping Hen menunjukkan
wajah protes terhadap
mamih dengan
mengatakan,
Ping Hen: “Mih, bulan
puasa ribet banget sih
banyak aturan? Kan
bukan kita yang puasa?”
Mamih: “Udah kamu
ikutin aja.”
Namun, mamih tidak
mempedulikan apa yang
dikatakan oleh anaknya,
ia menyuruh Ping Hen
untuk mengikuti aturan
yang sudah dibuat.
Karakter Mamih
menunjukkan bentuk
kesedian dalam
mengikuti aturan yang
sudah dibuat.
Matriks Analisis Data
125
Scene 21
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
across lines of
difference.
Lingkungan
Terlihat tirai menutupi
semua jendela dan pintu
masuk restauran
Tionghoa milik Tan Kat
Sun. Hal tersebut
menunjukkan bentuk
toleransi yang
diperlihatkan Tan Kat
Sun terhadap umat
Muslim yang sedang
berpuasa.
Bentuk toleransi yang
ditunjukkan oleh
karakter Tan Kat Sun
dengan menutup jendela
dengan tirai ketika bulan
puasa.
Scene 22
Pluralism is
not just
tolerance, but
the active
seeking of
understanding
across lines of
difference.
Dialog dan
ekspresi
Mamih protes dengan
tulisan yang dibuat oleh
Ping Hen. Tulisan
tersebut berbunyi “tutup
pada hari lebaran
pertama, buka lagi pada
hari lebaran kedua.”
Mamih: “Kita buka lima
hari setelah lebaran.”
Ping Hen menunjukkan
ekspresi yang tidak
setuju dengan aturan
yang telah dibuat.
Karakter Mamih
menunjukkan bentuk
kesedian dalam
mengikuti aturan yang
sudah dibuat.
Matriks Analisis Data
126
Scene 23
Inklusivisme
Kerja Kamera
Karakter
Setting dan
pencahayaan
Sudut pandang kamera
yang diambil adalah low
angle dengan tujuan
untuk membuat objek
tampak lebih besar,
dominan, percaya diri
dan kuat. Ditunjukkan
masjid yang berdiri
secara kokoh dan megah
di hadapan Ping Hen.
Ping Hen adalah anak
dari Tan Kat Sun,
pemilik restoran
Tionghoa dan ia adalah
seorang konghucu. Ia
memiliki sifat yang
sangat keras kepala.
Di depan masjid dengan
ukiran tulisan arab yang
berwarna emas di
temboknya.
Digambarkan dengan
pencahayaan yang terang
karena suasana di siang
hari.
Dalam scene ini
diperlihatkan
kemegahan sebuah
mesjid.
Matriks Analisis Data
127
Scene 24
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments.
Dialog
Surya: “Selamat Idul
Fitri.”
Rika: “Selamat Idul Fitri
juga.
Abi: “Tadinya sih pengen
ke rumah Yang Ti sama
Yang Kung. Tapi kata
Ibu nggak jadi.
Rika: “Ibu melarang saya
katanya menjaga
perasaan Bapak.”
Surya: “Emangnya
eyangnya Abi belum tahu
kalau kamu...” Sampai
kapan?”
Rika: “Aku nggak berani
berharap.”
Memutuskan menjadi
Katolik dan dibaptis
bukanlah hal yang mudah
bagi Rika. Akibatnya
adalah ia menjadi tidak
akur dengan orang
tuanya, terutama ayah.
Sehingga ketika Hari Idul
Fitri tiba, Rika dan Abi
tidak dapat berkunjung
Menerima perbedaan
bukanlah hal yang
mudah, terlebih lagi jika
perbedaan tersebut
menyangkut keimanan
seseorang.
Matriks Analisis Data
128
Kerja kamera,
ekspresi dan
gesture
ke rumah orang tua
dengan alasan untuk
menjaga perasaan
ayahnya. Rika terlihat
sedih dengan keputusan
orang tuanya. Tetapi, ia
telah memilih apa yang
baik menurutnya.
Menggunakan teknik
pengambilan gambar
medium shot yang
memperlihatkan Rika dan
ibunya berpelukan
setelah sekian lama tidak
bertemu.
Rika tampak terharu dan
menangis sambil
memeluk ibunya yang
sudah lama tidak
ditemuinya. Alasan ibu
dan anak ini tidak saling
bertemu karena sang ibu
dan ayahnya masih
belum bisa menerima
keputusan Rika untuk
berpindah keyakinan.
Pada akhirnya keluarga
Rika menerima
keputusan anaknya
untuk berpindah
keyakinan.
Scene 25 Pluralism is Dialog dan Tan Kat Sun: “Mih, Scene ini
Matriks Analisis Data
129
not diversity
alone, but the
energetic
engagement
with diversity
karakter
anak-anak berapa hari
libur?”
Tan Kat Sun adalah
orang yang menghormati
dan perhatian dengan
karyawannya. Terbukti
dengan memperhatikan
lama libur lebaran untuk
karyawannya.
Tan Kat Sun adalah
seorang pemilik restoran
Tionghoa yang beragama
Konghucu. Ia
mempunyai anak yang
bernama Ping Hen. Tan
mengharapkan anaknya
dapat melanjutkan
usahanya ketika ia
meninggal nanti. Namun,
pola bisnis yang sudah
ditetapkan oleh Tan
diubah oleh Ping Hen
demi meraih keuntungan
yang lebih.
Sedangkan Menuk adalah
karyawan Tan yang
beragama Islam yang
menuruti apa yang
dikatakan oleh atasannya
untuk masuk kerja.
menggambarkan
seorang Tionghoa tidak
selalu identik dengan
orang yang suka
mencari keuntungan.
Justru sikap yang
ditonjolkan adalah
bagaimana cara
menghormati hak orang
lain dengan perhatian
yang ditunjukkan oleh
atasan terhadap
karyawannya.
Matriks Analisis Data
130
Tan Kat Sun: “Ping Hen!
Apa-apaan ini! Apa-
apaan ini!”
Ping Hen: “Papih
ngapain tho ke sini?
Tan Kat Sun: “Pulang,
pulang! Pulang semua.
Ngejalanin bisnis itu
bukan Cuma untung
doing, ngerti semua?
Tutup!”
Scene 26
a.
Kerja
Kamera,
setting
Pengambilan gambar
menggunakan teknik
long shot yang
memperlihatkan tindakan
kekerasan yang
dilakukan Soleh di
restauran milik Tan Kat
Sun. Tan Kat Sun tampak
mencegah sekelompok
orang yang berusaha
membuat kacau
restaurannya. Menuk
juga terlihat melerai
Soleh yang memukul
Ping Hen.
Peristiwa tersebut
berawal dari Ping Hen
yang mengubah aturan
Bentuk kekerasan yang
dilakukan dengan
membawa unsur agama
demi kepentingan
pribadi.
Matriks Analisis Data
131
masuk kerja. Biasanya
karyawan mulai bekerja
lima hari setelah lebaran,
namun ia mengubahnya
menjadi hari kedua
lebaran. Karena aturan
tersebut, Soleh, suami
Menuk tidak terima dan
mengerahkan massa
untuk menutup restauran
tersebut. Mereka
merusak apa saja yang
ada di dalam restauran.
Tindakan anarkis tersebut
terhenti setelah Soleh
memukul Tan Kat Sun
hingga jatuh.
b.
Dialog
Tindakan anarkis di
restauran membuat
Menuk kecewa dengan
Soleh.
Soleh: “Aku Cuma
pengen punya arti Nuk,
dianggap di mata kamu,
keluargaku, anakku,
agamaku. Dianggap
wong lanang.”
Soleh tampak menyesal
Dalam tindakan
kekerasan yang terjadi,
agama seringkali
dijadikan sebagai bentuk
pembelaan oleh oknum
tertentu. Oleh karena
tindakan yang
merugikan tersebut,
dapat melukai tidak
hanya orang lain tetapi
juga keluarga.
Matriks Analisis Data
132
Ekspresi dan
gesture
dengan tindakan yang
dilakukannya. Namun, ia
berusaha membela diri
terhadap tindakan
kekerasan yang
dilakukannya di
restaurant Tan Kat Sun.
Menuk menangis dan
menutup telinga. Ia
terlihat begitu kecewa
dengan tindakan anarkis
yang dilakukan oleh
suaminya. Sehingga tidak
mau mendengarkan apa
yang dikatakan oleh
Soleh.
c.
Inklusivisme Kerja kamera
Gesture
Teknik pengambilan
gambar extreme long
shot yang
memperlihatkan buku
yang dibawa oleh Ping
Hen.
Ping Hen membungkuk
dan mendekatkan
telinganya ke mulut
ayahnya karena Tan Kat
Sun hendak membisikkan
Suatu kejadian dapat
mempengaruhi
seseorang untuk
berpindah keyakinan.
Matriks Analisis Data
133
Narasi
sesuatu ke dirinya.
Setelah selesai, Tan Kat
Sun berkata pada Ping
Hen, “Mau kamu janji,
Hen?”
Ping Hen menyetujui apa
yang telah dibisikkan
ayahnya sebelum
meninggal.
Ping Hen mulai diberi
kepercayaan oleh
ayahnya, Tan Kat Sun,
untuk mengelola bisnis
restauran. Namun,
kepercayaan yang telah
diberikan olehnya
membuat Ping Hen
menjadi sewenang-
wenang. Sebagai contoh,
melepas semua tirai
ketika bulan puasa, tidak
memberi izin
karyawannya untuk
menjalankan shalat,
puncaknya adalah ketika
ia merubah aturan libur
lebaran yang lebih
pendek dibanding
Matriks Analisis Data
134
biasanya. Semua
dilakukan Ping Hen
untuk meraih keuntungan
yang lebih besar dari
biasanya. Sebagai umat
Muslim, Menuk, salah
seorang karyawannya
menerima keputusan
tersebut. Namun,
suaminya, Soleh, tidak
setuju dengan aturan baru
yang dibuat oleh Ping
Hen. Kemudian, ia
bersama dengan beberapa
orang masuk dengan
paksa ke restaurant Tan
Kat Sun dan membuat
kekacauan dengan
merusak semua yang ada
di dalam restauran.
Tindakan anarkis
berhenti setelah Soleh
memukul Tan Kat Sun
hingga jatuh. Kejadian
tersebut membuat Menuk
menjadi kecewa dengan
tindakan anarkis Soleh
hingga menyebabkan
meninggalnya Tan Kat
Sun. Lewat peristiwa
Matriks Analisis Data
135
tersebut membuat Ping
Hen menjadi sadar akan
kesalahnnya. Sebelum
meninggal, Tan Kat Sun
meminta Ping Hen untuk
berubah menjadi lebih
baik dengan mempelajari
Islam.
Scene 27 Pluralism is
not diversity
alone, but the
Ekspresi dan
aksi
Rika dan anaknya
memperlihatkan wajah
yang gembira karena
Keharmonisan dapat
ditunjukkan dengan
saling menghormati satu
Matriks Analisis Data
136
energetic
engagement
with diversity.
mereka sudah berdamai.
Abi yang seorang
Muslim juga sudah
menunjukkan
keikutsertaannya dalam
merayakan Natal yaitu
dengan membantu ibunya
menghias pohon Natal.
sama lain.
Matriks Analisis Data
137
Scene 28 Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments.
Dialog
Narasi
Rika membacakan isi
novel ke Surya:
Rika: “Ini ada novel
bagus banget dan ada
kata-kata yang aku suka.”
Manusia tidak hidup
sendirian di dunia ini.
Tapi di jalan setapaknya
masing-masing. Tiap
manusia berjalan
sendirian. Berjalan,
berlari dan sesekali
berhenti. Semua jalan
setapak itu berbeda-beda.
Namun menuju ke arah
yang sama. Mencari
suatu hal yang sama.
Dengan tujuan yang
sama. Hingga semakin
dekat ke tujuan, manusia
semakin menyadari
bahwa di sepanjang jalan
setapak yang sudah
dilewati ia takkan benar-
benar pernah sendiri.
Manusia selalu bersama
apa yang dia cari.
Bersama tujuannya,yaitu
Tuhan.”
Berbagai ajaran agama
mengajarkan kebaikan
yang memiliki arah dan
tujuan yaitu Tuhan.
Matriks Analisis Data
138
Jalan setapak yang
dimaksud adalah
keimanan sesorang.
Seseorang menentukan
iman percayanya sendiri.
Berjalan adalah awal
manusia lahir, berlari
adalah ketika manusia
telah dewasa dan dapat
menentukan pilihannya
sendiri termasuk iman
mereka dan berhenti
adalah ketika seseorang
tersebut akan meninggal.
Jalan setapak itu
berbeda-beda adalah
iman seseorang yang
diyakini tidak lah sama.
Tetapi, perbedaan
keyakinan tersebut
mengarah kepada sesuatu
yang baik. Ketika hendak
meraih kebaikan tersebut
banyak perbedaan seperti
suku, agama dan ras yang
seharusnya bukanlah
penghalang untuk meraih
kebaikan. Karena tujuan
kebaikan yang mereka
raih adalah Tuhan.
Matriks Analisis Data
139
Ekspresi
Surya mendengarkan isi
novel yang dibacakan
oleh Rika. Tampak
dahinya berkerut yang
menunjukkan ia
memperhatikan setiap
kalimat dengan sungguh-
sungguh. Ini
menggambarkan apa
yang dibacakan oleh
Rika disetujui oleh Surya
bahwa apapun agama dan
kepercayaannya,
tujuannya tetap satu yaitu
Tuhan.
Scene 29
Inklusivisme
Narasi
Sebelumnya scene di atas
menunjukkan perjuangan
Surya untuk mengikuti
casting drama di gereja.
Berbagai pertimbangan
dilakukan yang pada
akhirnya membuat ia
diterima dalam drama
Penyaliban Yesus
sebagai tokoh utama
yaitu, Yesus. Karena
keberhasilannya
memerankan tokoh
Penonjolan karakter
Surya dengan kembali
memerankan tokoh
Yusuf dalam drama
Natal
Matriks Analisis Data
140
Kostum dan
Setting
Yesus, kemudian ia
menerima peran dalam
sebagai Yusuf ketika
Natal tiba.
Surya mengenakan jubah
dan juga penutup kepala
yang menyerupai jilbab.
Ia berperan sebagai
Yusuf dalam drama
Natal. Bertempat di
ruangan sebelah gereja,
Surya mulai bersiap
untuk bermain drama
Natal.
Scene 30
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments.
Ekspresi dan
gesture
Soleh tampak penasaran
dengan kotak yang
berada di bawah kursi.
Akhirnya ia membuka
kotak tersebut yang
ternyata isinya adalah
bom. Selama membuka
kotak tersebut, ia teringat
akan pembicaraan yang
terjadi antara dirinya
dengan komandan.
Apabila ada bom, ia
harus berani menghadapi
Menggambarkan
seorang Muslim yang
berpikir untuk
menyelamatkan
kehidupan orang lain.
Matriks Analisis Data
141
dan hal tersebut
merupakan jihad.
Scene 31
Pluralism is
not relativism,
but the
encounter of
commitments.
Dialog
dan aksi
Narasi
Soleh: “Minggir! Awas,
awas minggir! Bom!
Bertempat di halaman
gereja. Halaman gereja
tersebut dikekelingi oleh
banser dan juga polisi.
Kemudian, Sambil
mendekap kotak yang
berisi bom, Soleh lari
menjauhi gereja untuk
meledakkan bom.
Berawal dari peristiwa
kerusuhan yang ada di
restoran milik Tan Kat
Sun yang disebabkan
oleh Soleh. Peristiwa
tersebut mengakibatkan
Rela mengorbankan
hidupnya demi
kepentingan orang
banyak.
Matriks Analisis Data
142
meninggalnya Tan Kat
Sun. Istri soleh, Menuk,
merasa kecewa atas
perbuatan yang dilakukan
Soleh. Sampai pada
akhirnya, Soleh
menemukan kotak di
bawah kursi gereja yang
berisi bom. Saat itu Soleh
merasa takut, namun ia
telah berjanji kepada
komandan untuk tidak
takut menghadapi bom
sekalipun. Kemudian ia
berlari keluar menjauhi
gedung gereja untuk
meledakkan bom
tersebut. Alasan ia
melakukan hal itu adalah
ingin dipandang sebagai
orang yang berarti di
mata istri, keluarga dan
agamanya.
Scene 32
Inklusivisme
Narasi
Mamih: “Mulai hari ini
Ping Hen melakukan
perubahan besar dalam
hidupnya seperti yang
Papih minta sebelum
pergi. Dia sudah
menepati janjinya, untuk
Menonjolkan karakter
yang mendukung
keputusan untuk
mempelajari agama
Islam.
Matriks Analisis Data
143
berubah..”
Sebelum Tan Kat Sun
meninggal, ia sempat
membisikkan sesuatu
kepada Ping Hen. Tan
Kat Sun menginginkan
perubahan baik yang
terjadi dalam diri Ping
Hen, termasuk soal
keimanannya.
Scene 33
Inklusivisme
Ekspresi dan
dialog
Wajah Ping Hen
menunjukkan keseriusan
bahwa ia ingin
mempelajari Islam lebih
dalam.
Ping Hen: ”Apa itu
Islam, Pak Ustad?”
Ustad: “..penyerahan hati
dan juga penyegaran
jiwa.” Keingintahuan
Ping Hen akan Islam
tersebut dikarenakan
bisikan ayahnya sebelum
meninggal, Tan Kat Sun,
yang menginginkan
perubahan positif dari
dalam diri Ping Hen.
Menonjolkan karakter
yang hendak
mempelajari agama
Islam.
Matriks Analisis Data
144
Scene 35
Inklusivisme
Setting
Karakter
Penampilan
dan kostum
Gerak tubuh
dan ekspresi
Di dalam masjid dengan
beberapa orang yang
mengelilingi Ping Hen,
Ping Hen adalah seorang
konghucu, memiliki
watak yang keras.
Setelah ayahnya
meninggal, kemudian ia
belajar agama Islam.
Ping Hen menggunakan
kostum baju koko
berwarna putih dengan
celana kain hitam. Baju
koko diadaptasi dari kata
Engkoh-Engkoh, di mana
pada saat itu tradisi
Tionghoa sangat kental
sekali dan memegang
kebudayaan. Baju Tui
Khim atau Koko sendiri
merupakan pencerminan
dari perjuangan kaum
muslim Tionghoa dalam
membentuk identitasnya
Ping Hen dan ustad
saling bersalaman untuk
mengucapkan kalimat
Penonjolan terhadap
berpindahnya seseorang
yang bukan Islam ke
agama Islam.
Matriks Analisis Data
145
Kerja kamera
dan
pencahayaan
syahadat. Kalimat ini
diucapkan ketika seorang
non muslim hendak
memeluk agama
Islam.Ekspresi wajah
Ping Hen menunjukkan
keseriusan untuk menjadi
seorang muslim.
Scene ini mengambil
gambar dengan teknik
medium long shot yang
bertujuan untuk
menampilkan keindahan
gambar dengan
memperlihatkan
berpindahnya seseorang
dari non muslim menjadi
muslim. Cahaya
menerangi wajah Ping
Hen tampak seperti ia
mendapatkan
pencerahan.