material dan konstruksi pasca gempa
TRANSCRIPT
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan PermukimanPusat Penelitian dan Pengembangan PermukimanBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Dipresentasikan pada acara “Expert Briefing Gempa Yogjakarta”Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 28 Juni 2006
2
SUSENAS 2000, 86.03% rumah di perkotaan dan 71.28% rumah di perdesaan dalam propinsi DIY sudah pakai bata merah untuk dindingMasyarakat perdesaan menginginkan rumah tembok namun dalam pembangunannya belum mengikuti, kaidah-kaidah teknis bangunan tahan gempa secara benar
Sehingga tingkat kerusakan bangunan diperdesaan jauh lebih besar diperkotaan
Tingkat kerusakan pada kontruksi bangunan yang sama, memiliki korelasi dengan kemiskinan
3
Bagaimana dengan rumah tembok yang kualitas bahannyakualitas bahannya sangat rendah ?
4
Bangunan tahan gempa diartikan sebagai suatu bangunan yang dikerjakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah struktur dan konstruksi yang benar dalam perencanaan dan pelaksanaanya, pada dasarnya tidak ada bangunan yang dikatakan “TAHAN” seluruhnya terhadap gempa bumiBangunan Tahan Gempa diartikan paling tidak “MENGURANGI RESIKO AKIBAT GEMPA”
5
• Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak mengalami kerusakan sama sekali
• Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural, tetapi tidak boleh rusak pada elemen-elemen struktural
• Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural dan elemen struktural, akan tetapi tidak boleh runtuh, baik sebagian maupun keseluruhan, dan kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki. Tidak runtuhnya bangunan disebabkan bangunan bersifat daktail.
6
Peta daerah rawan bencana gempaPeta daerah rawan bencana gempa
Indonesia merupakan daerah rawan gempa, sehingga sudah selayaknya dalam membangun mempertimbangkan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa
7
Bangunan tanpa sistem struktur dan kondisi bahan bangunan yang digunakan telah memakan korban bagi penghuninya, karena pada saat terjadi gempa, penghuni tidak sempat menyelamatkan diri, bangunan langsung rusak
Bangunan yang menggunakan struktur yang memperhatikan kaidah ketahanan gempa, masih bertahan dan hampir tidak memperlihatkan kerusakan yang berarti
8
Apa yang Apa yang harus harus kami kami
lakukanlakukan1.1. Pemilihan Bentuk Bangunan Pemilihan Bentuk Bangunan
dan Denahdan Denah2.2. Struktur dan KonstruksiStruktur dan Konstruksi3.3. Bahan BangunanBahan Bangunan4.4. Proses Proses
Pembangunan/PelaksanaanPembangunan/Pelaksanaan
Persyaratan Bangunan Tahan GempaPersyaratan Bangunan Tahan Gempa
9
10
11
Jenis Pondasi :Jenis Pondasi :1. Pondasi Menerus2. Pondasi Setempat
SloofAngker
Ketentuan-ketentuan Dasar :Ketentuan-ketentuan Dasar :
Pondasi Batu Kali Setempat
Pondasi Batu Kali Menerus
1. Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap
2. Pondasi harus diikat secara kaku dengan Sloof dengan angker
30 cm 30 cm
Kayu reng ¾ dipasang setiap 30 cm
Papan bekisting 2/20 Besi beton menerus dari sloof untuk panjang penyaluran ke arah pertumbuhan
Pasir urug dipadatkan bekisting 2/20 Papan bekisting 2/20
12
1. Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap, yaitu ditempatkan pada tanah keras, dasar pondasi diletakkan lebih dalam dari 45 cm dibawah permukaan tanah.
2. Seluruh badan pondasi harus tertanam dalam tanah
3. Pondasi harus dihubungkan dengan balok pondasi atau sloof, baik pada pondasi setempat maupun pondasi menerus
4. Balok pondasi harus diangkerkan pada pondasinya, dengan jarak angker setiap 1,50 meter dengan baja tulangan diameter 12 cm
5. Pondasi tidak boleh diletakkan terlalu dekan dengan dinding tebing, unutk mencegah longsor, tebing diberi dinding penahan yang terbuat dari pasangan atau turap bambu maupun kayu
13
Contoh penempatan pondasi yang diletakkan pada tanah labil, dapat mengakibatkan bangunan roboh
Akibat pondasi yang tidak stabil dapat mengakibatkan kehancuran total pada bangunan
14
15
Ring Balok
Dinding
Kolom
Sloof
Kuda-kuda
16
1. Dinding bangunan pada saat terjadi gempa akan menerima beban permukaan pada arah lurus dinding dan beban geser pada arah sejajar
2. Kekuatan dinding menahan beban dipengaruhi oleh adanya angker pada sisi dinding atau karena adanya perkuatan (kolom praktis) pada dinding sendiri
3. Dinding ampig kerena terletak pada bagian tinggi, bila terkena beban gempa akan mengalami defleksi yang besar, oleh karena itu perlu perkuatan rangka dinding
4. Dinding harus diangker 1,50 meter kali panjang batu bata atau bataco. Dipasang setiap sepuluh lapis bata merah atau tiga lapis bataco,
5. Jika luas dinding lebih dari 12 meter persegi atau panjang dinding lima belas kali tebal dinding, maka dinding harus diberi kolom praktis dan balok pengikat
Angker Kusen
17
SEKALA 1 : 50DETAIL - A
ANGKER D. 12 mm
PAS. DINDING BATAKO RAKYAT
18
Pasangan 1 batu
Pasangan 1 batu
Pasangan ½ batuPasangan ½ batu
19
1. Bangunan harus menggunakan kolom sebagai rangka pemikul, dapat terbuat dari kayu, beton bertulang, atau baja
2. Kolom harus diangker pada balok pondasi atau ikatannya diteruskan pada pondasinya
3. Pada bagian akhir atau setiap kolom harus diikat dan disatukan dengan balok keliling/ring balok dari kayu, beton bertulang atau baja
4. Rangka bangunan (kolom, ring balok, dan sloof) harus memiliki hubungan yang kuat dan kokoh
5. Kolom/tiang kayu harus dilengkapi dengan balok pengkaku untuk menahan gaya lateral gempa
6. Pada rumah panggung antara tiang kayu harus diberi ikatan diagonal
D.12 mm - 15 cmSengkang D.8 mm - 15 cm
SEKALA 1 : 20
DETAIL HUB. KOLOM BETON TENGAH DENGAN RING BALOK
Sengkang D.8 mm - 20 cm
D.12 mm - 20 cm
20
Bangunan tanpa menggunakan
rangka struktural (kolom, ring balok, dan sloof) hancur
Bangunan dengan rangka namun tidak
diberikan ikatan/angker pada
kolom untuk mengikat pasangan
dinding
Akibat fatal bangunan tanpa rangka
21
22
Rangka beton bertulang belum memenuhi ketentuan teknis bangunan tahan gempa
23
24
1. Rangka kuda-kuda harus kuat menahan beban atap
3. Rangka kuda-kuda harus diangker pada kedudukannya (pada kolom atau ring balok).
5. Pada arah memanjang atap harus diperkuat dengan menambah ikatan angin diantara rangka kuda-kuda.
KUDA - KUDA KAYU 5/10SEKALA 1 : 50
15/10 PAPAN GAPIT
2x 2/10
5/10PAPAN GAPIT 2x 2/10
5/10
PAPAN GAPIT 2x 2/10
KUDA-KUDA 5/10
GORDING 5/10
PAPAN GAPIT 2x 2/10
25
Kelalaian pada ikatan genting/penutup atap pada reng
Konstruksi kuda-kuda yang tidak diikatkan
pada ring balok atau kolom mudah bergeser
dan tidak kuat menahan beban gempa
Atap terlalu berat mengakibat efek bandul, sehingga beban gempa menjadi lebih besar
26
Mutu bahan bangunan yang digunakan Mutu bahan bangunan yang digunakan sebaiknya memenuhi ketentuan:sebaiknya memenuhi ketentuan:
1. Pasir tidak diperbolehkan mengandung lumpur lebih dari 5%, bila dilemparkan ke bahan pakaian tidak merekat, bila digenggam tidak menggumpal dan memiliki butiran halus, sedang, dan kasar
2. Pozzolan (tras, semen merah) yaitu bahan yang mempunyai sifat mengeras didalam air ataupun diudara bila dicampur dengan kapur. Pozolan yang baik adalah adonan 2 bagian pozolan + 1 bagian kapur + 1 bagian air dapat mengeras paling lama 2 x 24 jam
3. Kapur harus terlindung dari air, kapur harus mengandung sedikit butiran kasar, berwarna jernih, kering dan lunak, kalau disaring maka 2/3 bagian lewat lubangan ayakan 0,85 mm
4. Semen portland yang digunkan harus memenuhi ketentuan; tidak menggumpal, membatu atau mengeras, tidak terasa tajam bila digosok dengan jari.
27
Membangun kembali Jogjakarta dengan mempertimbangkan ketentuan teknis /berkualitas
1.1. dana, dana, 2.2. bahan bangunan, bahan bangunan, 3.3. tenaga kerjatenaga kerja
Faktor kejiwaan bagi korban1.1. PercepatanPercepatan2.2. Pelibatan & pemberdayaan Pelibatan & pemberdayaan
mempertimbangkan sumberdaya yang ada
1.1. Tahan GempaTahan Gempa2.2. Sehat, Nyaman, Aman, MudahSehat, Nyaman, Aman, Mudah
J A M I N A N
28
1.1. Memiliki rumah tembokMemiliki rumah tembok, karena rumah kayu identik dengan orang miskin, bahkan bila menggunakan bahan bambu dianggap sangat miskin
2.2. Mereka lebih memerlukan ruangMereka lebih memerlukan ruang, sehingga bila ada dana mereka akan mendahulukan pemenuhan kebutuhan ruang dibandingkan dengan struktur yang tidak tampak
3.3. Pemahaman akan struktur yang benarPemahaman akan struktur yang benar di masyarakat sangat terbatas, sehingga membangun rumah dengan melibatkan tukang bangunan berpengalaman dianggap mahal.
4.4. Jumlah tukang bangunanJumlah tukang bangunan yang profesional terbatas5. Ada kecenderungan membangun rumah dilakukan oleh masyarakat
tanpa melibatkan tukangtanpa melibatkan tukang, dilakukan oleh penghuni beserta kerabat atau tetangga.
6. Rumah masih dianggap mahal bagi sebagian besar masyarakat, sehingga kecenderungan masyarakat menggunakan bahan menggunakan bahan bangunan murahbangunan murah tanpa mempertimbangkan kualitas bahan.
29
PenangananPenangananKonvensional vs PabrikasiKonvensional vs Pabrikasi
1. Sangat cepat, minimal 1 unit dalam dua hari
2. Tidak memerlukan SDM profesional dalam perakitan dilapangan, dengan 7000 tukang dan laden, mampu meproduksi 300 unit per hari
3. Bahan Bangunan lebih efisien (lampiran)
4. Kualiti kontrol lebih mudah, terkonsentrasi di 30 titik
5. Tahan Gempa
1. waktu untuk membangun per unit minimal 2 bulan
2. SDM tukang profesional kurang perlu 20.000 tukang, sekitar 40.000 laden
3. Bahan Bangunan sangat besar (lampiran)
4. Kualiti kontrol agar konsisten sesuai dengan Spektek sulit dilaksanakan,
5. Tahan Gempa ?
PabrikasiKonvesional
30
TusiTusi Balitbang PU, menyiapkan Balitbang PU, menyiapkan teknologi ramah lingkungan, cepat, teknologi ramah lingkungan, cepat, berkualitas dan terjangkauberkualitas dan terjangkau
PuskimBalitbangDep. PU
BALITBANG PUDEPARTEMEN PUDEPARTEMEN PU
31
32
33
1. Menyediakan 59.998 (31 Mei 2006) unit RSH 36 dalam waktu enam bulan, PercepatanPercepatan pembangunan tanpa harus merusak lingkungan
2.2. Membangun secara bertahapMembangun secara bertahap dari RSH 36 dapat dikembangkan menjadi tipe lebih dari 72 m2 dapat dikembangkan kearah vertikal
3. Pembangunan yang menjamin kualitas bangunanmenjamin kualitas bangunan khususnya sistem struktur dan konstruksi yang benar pada skala masal dalam waktu singkat
4. Komponen pengisi dapat diganti sesuai dengan keinginan masyarakat sebagai ungkapan jati diriungkapan jati diri
5.5. Pemanfaatan puing-puingPemanfaatan puing-puing bangunan lama6. Sifat Teknologi harus sederhanaharus sederhana, perakitan dapat dilakukan oleh swadaya
tanpa keahlian khusus.
1.1. TERSEDIANYA RUMAH BAGI KORBAN BENCANA GEMPA DALAM TERSEDIANYA RUMAH BAGI KORBAN BENCANA GEMPA DALAM WAKTU SINGKAT, BERKUALITAS, dan AMAN TERHADAP BENCANA WAKTU SINGKAT, BERKUALITAS, dan AMAN TERHADAP BENCANA SUSULANSUSULAN
2.2. TERSELENGGARANYA PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN TERSELENGGARANYA PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN DARI ASPEK FISIK MAUPUN SOSEKBUD LOKAL, DARI ASPEK FISIK MAUPUN SOSEKBUD LOKAL,
34
Rumah Instan Sederhana Sehat
1. Percepatan Pembangunan /Reduce Waktu Pembangunan > 90% (dibanding konvensional), kondisi pembangunan masal 1 unit selesai 2 hari.
2. Reduce Waste Material 30%3. Fleksibilitas Disain dan multi fungsi(mengikuti
potensi lokal, dapat digunakan untuk jenis bangunan lain seperti bangunan sekolah, bgn ibadah, klinik, dll)
4. Lapangan Pekerjaan Baru (home industri, Industri menengah, & industri besar sektor komponen bahan bangunan) satu workshop mampu memproduksi 5 – 10 unit per hari
5. Dapat dibangun secara bertahap sesuai Kepmen 403/2002
6. Dapat dikembangkan kearah horizontal dan vertikal sampai dengan 2 lantai
7. Bongkar pasang/ knock down8. Ramah lingkungan/ Konsumsi bahan bangunan lebih
sedikit9. Telah diuji terhadap kehandalan Gempa
35
Berperan serta dalam pembangunan kembali Jogjakarta pasca bencana Berperan serta dalam pembangunan kembali Jogjakarta pasca bencana gempa melalui Teknologi Tepat Guna RSH Sistem gempa melalui Teknologi Tepat Guna RSH Sistem RishaRisha
BENTUK PELIBATAN MASYARAKATBENTUK PELIBATAN MASYARAKAT• Perakitan Komponen-komponen Perakitan Komponen-komponen
Risha, Risha, menjadi rumah• Industri Komponen Penunjang Industri Komponen Penunjang
(Paving Lantai, Partisi, Daun Pintu (Paving Lantai, Partisi, Daun Pintu dan Jendela, Kuda-kuda dan dan Jendela, Kuda-kuda dan Atap)Atap)
• Kamar Mandi Fiber Kamar Mandi Fiber RishaRisha• Komponen Utama Komponen Utama RishaRisha• Industri Cetakan Industri Cetakan RishaRisha
Membangun Membangun Masyarakat melalui Masyarakat melalui Pelibatan LangsungPelibatan Langsung
Apa yang harus Apa yang harus kami lakukankami lakukan
arti membangun pada arti membangun pada RishaRisha
56.804 unit rumah rusak berat (31 Mei 2006)
36
Memudahkan transportasi bahan bangunan serta distribusi kepada masyarakat yang memerlukan, terutama pada daerah yang menyebar di perdesaan secara terpisah-pisah
Satu Truk mampu membawa satu rumah lengkap
Dapat dikombinasikan dengan bahan bangunan sisa hancuran/puing-puing bangunan lama.
Puing-puing bangunan (bata, kusen,dsb) dapat digunakan untuk bahan non struktural pada bangunan Risha.
PEMANFAATANPEMANFAATAN
37
Dapat Mengakomodasi
Lokasi Sanur BALI
38
39
40
41
42
Teknologi ini dapat digunakan dalam penanganan Teknologi ini dapat digunakan dalam penanganan Tanggap darurat, Rehabilitasi, maupun RekonstruksiTanggap darurat, Rehabilitasi, maupun Rekonstruksi
Rumah Sementara/ Huntara
Sekolah Sementara
Pusat rehabilitasi sementara
Klinik Sementara Dan lain-nyaDan lain-nya
43Rumah dapat dikembangkan menjadi rumah Rumah dapat dikembangkan menjadi rumah permanen, sampai dengan dua lantaipermanen, sampai dengan dua lantai
Tipe 36 m2Tipe 36 m2
Tipe 45 m2Tipe 45 m2
Tipe 144 m2 2 lantaiTipe 144 m2 2 lantai
44
45
Untuk penyediaan Infrastruktur permukiman
Batu dan meja tempat penanda tanganan prasasti
Meja taman
Kanstin jalan dan drainase
Pot bunga
Tangki air
46
Melihat kondisi di lapangan umumnya bangunan yang tidak hancur adalah bangunan yang menggunakan rangka beton bertulang. Animo masyarakat sangat tinggi terhadap konstruksi beton, sedangkan dinding dan kusen masih dapat menggunakan bahan puing-puing
47
1. Kemampuan produksi 1 workshop Risha 5 unit per hari (maksimum dapat memproduksi sampai dengan 10 unit per hari)
2. Satu bulan mampu memproduksi 150 unit – (Maksimum 300 unit)3. Penyerapan tenaga kerja = 400 pekerja , tidak perlu kualifikasi khusus, dapat
diambil dari pengungsi/masyarakat.4. Penyerapan tenaga di site untuk perakitan minimal 60 orang
KEMAMPUAN PRODUKSI SATU WORK SHOPKEMAMPUAN PRODUKSI SATU WORK SHOP
TARGET PEMBANGNAN 6 BULANTARGET PEMBANGNAN 6 BULAN1. Diperlukan 10 work shop, sehingga kemampuan produksi 50 - 100 unit
per hari (100 bila memanfaatkan kapasitas penuh/sistem shif)2. Kemampuan produksi 1 bulan, 1500 unit per bulan (3000 unit per bulan
kapasitas penuh)3. Dalam enam bulan dapat tercapai 9000 unit per enam bulan oleh 10
workshop (18.000 unit dengan full capacity)
PENYIAPAN WORKSHOPPENYIAPAN WORKSHOP1. Satu minggu persiapan, sampai dengan satu bulan pabrik sudah siap
produksi secara konstan2. Satu minggu setelah persiapan sudah mulai produksi, kemampuan
awal 1 unit per hari, sejalan dengan kelengkapan molding
Full capacity = 24 jam kerjaUntukmengejar target harus ada 30 workshop
48
Identifikasi kondisi lahan
Penyiapan Manajemen
+ SDM
Penyiapan Alt. disain
Lahan legal siap bangun
Site Plan per lokasi
Mobilisasi industri
Pembangunan PSD
lingkungan
Distribusi komponen
Perakitan rumah
Pengendalian mutu
Pembinaan UKM
Proses Administrasi
lahan
Produksi komponen
Peng
hunia
an
Pertumbuhan ekonomi lokal
Perizinan bangunan
Kerangka kerjaAplikasi RSH sistem Risha di Jogjakarta
49
Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dan Kekurangan dalam pelibatan UKM dan Industri Besardalam pelibatan UKM dan Industri Besar
1. Quality Control lebih mudah2. Distribusi Bahan lebih terfokus3. Lebih efisien jumlah industri
lebih sedikit4. Teknologi mudah dikenali
1. Perlu investasi awal yang cukup besar
2. Perlu pengerahan tenaga yang cukup besar secara serentak
Besar
1. Dapat dilakukan secara simultan dengan industri cetakan
2. Pembangunan industri dapat dilakukan secara bertahap
1. Perlu Pelatihan terlebih dahulu
2. Distribusi Barang menyebar di 80 titik
3. Quality Control belum efektif
Menengah (UKM)
1. Pemberdayaan ekonomi rakyat
2. Start Awal lebih cepat memberi pengaruh terhadap efek psikologis pengungsi
3. Investasi terjangkau
1. Perlu pelatihan yang ketat2. Quality Control Ketat3. Distribusi Barang menyebar
di 400 titik4. Perlu mengerahkan industri
yang sangat banyak
Kecil (UKM)
KelebihanKekuranganTipe Industri
50
51
TAHAP installing RumahTAHAP installing RumahLu
as ru
mah
waktu
36
21
30 75 180
Tahap Kritis Tahap Pengembangan
Tahap Pengembangan Industri
Tahap Konstan
28
52
53
54
55
1. Risha teknologi Cepat bangun, kualitas terjamin, tahan gempa, dapat dibongkar pasang, dapat mengakomodasi potensi lokal, ramah lingkungan, membuka lapangan pekerjaan baru.
2. Untuk membangun Risha sebanyak 56.804 unit dalam 6 bulan diperlukan 30 workshop, dengan full capacity
3. Akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.000 tenaga kerja4. Kemampuan produksi per hari 300 unit oleh 30 workshop,
efektif rata-rata tercapai pada hari ke 30 - 75 5. Jumlah unit terbangun dalam satu bulan 9.000 unit 6. Dalam waktu 6 bulan dapat tercapai sekitar 54.000 unit7. Hasil kajian lapangan animo masyarakat sangat tinggi
terhadap bangunan rangka beton bertulang (hasil pengamatan di salah satu desa di kelurahan Wedi, terdapat 3 rumah masih bertahan sekitar 200 rumah roboh, yang bertahan rumah dengan jenis pasangan bata beton bertulang).
8. Risha dapat menyediakan Rangka Beton bertulang beratap, bahan pengisi dapat menggunakan bahan puing-puing