material dan konstruksi pasca gempa

55
1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Dipresentasikan pada acara “Expert Briefing Gempa Yogjakarta” Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 28 Juni 2006

Upload: freedom0001

Post on 09-Aug-2015

59 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

1

Pusat Penelitian dan Pengembangan PermukimanPusat Penelitian dan Pengembangan PermukimanBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Dipresentasikan pada acara “Expert Briefing Gempa Yogjakarta”Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 28 Juni 2006

Page 2: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

2

SUSENAS 2000, 86.03% rumah di perkotaan dan 71.28% rumah di perdesaan dalam propinsi DIY sudah pakai bata merah untuk dindingMasyarakat perdesaan menginginkan rumah tembok namun dalam pembangunannya belum mengikuti, kaidah-kaidah teknis bangunan tahan gempa secara benar

Sehingga tingkat kerusakan bangunan diperdesaan jauh lebih besar diperkotaan

Tingkat kerusakan pada kontruksi bangunan yang sama, memiliki korelasi dengan kemiskinan

Page 3: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

3

Bagaimana dengan rumah tembok yang kualitas bahannyakualitas bahannya sangat rendah ?

Page 4: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

4

Bangunan tahan gempa diartikan sebagai suatu bangunan yang dikerjakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah struktur dan konstruksi yang benar dalam perencanaan dan pelaksanaanya, pada dasarnya tidak ada bangunan yang dikatakan “TAHAN” seluruhnya terhadap gempa bumiBangunan Tahan Gempa diartikan paling tidak “MENGURANGI RESIKO AKIBAT GEMPA”

Page 5: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

5

• Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak mengalami kerusakan sama sekali

• Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural, tetapi tidak boleh rusak pada elemen-elemen struktural

• Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural dan elemen struktural, akan tetapi tidak boleh runtuh, baik sebagian maupun keseluruhan, dan kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki. Tidak runtuhnya bangunan disebabkan bangunan bersifat daktail.

Page 6: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

6

Peta daerah rawan bencana gempaPeta daerah rawan bencana gempa

Indonesia merupakan daerah rawan gempa, sehingga sudah selayaknya dalam membangun mempertimbangkan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa

Page 7: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

7

Bangunan tanpa sistem struktur dan kondisi bahan bangunan yang digunakan telah memakan korban bagi penghuninya, karena pada saat terjadi gempa, penghuni tidak sempat menyelamatkan diri, bangunan langsung rusak

Bangunan yang menggunakan struktur yang memperhatikan kaidah ketahanan gempa, masih bertahan dan hampir tidak memperlihatkan kerusakan yang berarti

Page 8: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

8

Apa yang Apa yang harus harus kami kami

lakukanlakukan1.1. Pemilihan Bentuk Bangunan Pemilihan Bentuk Bangunan

dan Denahdan Denah2.2. Struktur dan KonstruksiStruktur dan Konstruksi3.3. Bahan BangunanBahan Bangunan4.4. Proses Proses

Pembangunan/PelaksanaanPembangunan/Pelaksanaan

Persyaratan Bangunan Tahan GempaPersyaratan Bangunan Tahan Gempa

Page 9: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

9

Page 10: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

10

Page 11: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

11

Jenis Pondasi :Jenis Pondasi :1. Pondasi Menerus2. Pondasi Setempat

SloofAngker

Ketentuan-ketentuan Dasar :Ketentuan-ketentuan Dasar :

Pondasi Batu Kali Setempat

Pondasi Batu Kali Menerus

1. Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap

2. Pondasi harus diikat secara kaku dengan Sloof dengan angker

30 cm 30 cm

Kayu reng ¾ dipasang setiap 30 cm

Papan bekisting 2/20 Besi beton menerus dari sloof untuk panjang penyaluran ke arah pertumbuhan

Pasir urug dipadatkan bekisting 2/20 Papan bekisting 2/20

Page 12: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

12

1. Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap, yaitu ditempatkan pada tanah keras, dasar pondasi diletakkan lebih dalam dari 45 cm dibawah permukaan tanah.

2. Seluruh badan pondasi harus tertanam dalam tanah

3. Pondasi harus dihubungkan dengan balok pondasi atau sloof, baik pada pondasi setempat maupun pondasi menerus

4. Balok pondasi harus diangkerkan pada pondasinya, dengan jarak angker setiap 1,50 meter dengan baja tulangan diameter 12 cm

5. Pondasi tidak boleh diletakkan terlalu dekan dengan dinding tebing, unutk mencegah longsor, tebing diberi dinding penahan yang terbuat dari pasangan atau turap bambu maupun kayu

Page 13: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

13

Contoh penempatan pondasi yang diletakkan pada tanah labil, dapat mengakibatkan bangunan roboh

Akibat pondasi yang tidak stabil dapat mengakibatkan kehancuran total pada bangunan

Page 14: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

14

Page 15: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

15

Ring Balok

Dinding

Kolom

Sloof

Kuda-kuda

Page 16: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

16

1. Dinding bangunan pada saat terjadi gempa akan menerima beban permukaan pada arah lurus dinding dan beban geser pada arah sejajar

2. Kekuatan dinding menahan beban dipengaruhi oleh adanya angker pada sisi dinding atau karena adanya perkuatan (kolom praktis) pada dinding sendiri

3. Dinding ampig kerena terletak pada bagian tinggi, bila terkena beban gempa akan mengalami defleksi yang besar, oleh karena itu perlu perkuatan rangka dinding

4. Dinding harus diangker 1,50 meter kali panjang batu bata atau bataco. Dipasang setiap sepuluh lapis bata merah atau tiga lapis bataco,

5. Jika luas dinding lebih dari 12 meter persegi atau panjang dinding lima belas kali tebal dinding, maka dinding harus diberi kolom praktis dan balok pengikat

Angker Kusen

Page 17: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

17

SEKALA 1 : 50DETAIL - A

ANGKER D. 12 mm

PAS. DINDING BATAKO RAKYAT

Page 18: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

18

Pasangan 1 batu

Pasangan 1 batu

Pasangan ½ batuPasangan ½ batu

Page 19: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

19

1. Bangunan harus menggunakan kolom sebagai rangka pemikul, dapat terbuat dari kayu, beton bertulang, atau baja

2. Kolom harus diangker pada balok pondasi atau ikatannya diteruskan pada pondasinya

3. Pada bagian akhir atau setiap kolom harus diikat dan disatukan dengan balok keliling/ring balok dari kayu, beton bertulang atau baja

4. Rangka bangunan (kolom, ring balok, dan sloof) harus memiliki hubungan yang kuat dan kokoh

5. Kolom/tiang kayu harus dilengkapi dengan balok pengkaku untuk menahan gaya lateral gempa

6. Pada rumah panggung antara tiang kayu harus diberi ikatan diagonal

D.12 mm - 15 cmSengkang D.8 mm - 15 cm

SEKALA 1 : 20

DETAIL HUB. KOLOM BETON TENGAH DENGAN RING BALOK

Sengkang D.8 mm - 20 cm

D.12 mm - 20 cm

Page 20: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

20

Bangunan tanpa menggunakan

rangka struktural (kolom, ring balok, dan sloof) hancur

Bangunan dengan rangka namun tidak

diberikan ikatan/angker pada

kolom untuk mengikat pasangan

dinding

Akibat fatal bangunan tanpa rangka

Page 21: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

21

Page 22: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

22

Rangka beton bertulang belum memenuhi ketentuan teknis bangunan tahan gempa

Page 23: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

23

Page 24: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

24

1. Rangka kuda-kuda harus kuat menahan beban atap

3. Rangka kuda-kuda harus diangker pada kedudukannya (pada kolom atau ring balok).

5. Pada arah memanjang atap harus diperkuat dengan menambah ikatan angin diantara rangka kuda-kuda.

KUDA - KUDA KAYU 5/10SEKALA 1 : 50

15/10 PAPAN GAPIT

2x 2/10

5/10PAPAN GAPIT 2x 2/10

5/10

PAPAN GAPIT 2x 2/10

KUDA-KUDA 5/10

GORDING 5/10

PAPAN GAPIT 2x 2/10

Page 25: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

25

Kelalaian pada ikatan genting/penutup atap pada reng

Konstruksi kuda-kuda yang tidak diikatkan

pada ring balok atau kolom mudah bergeser

dan tidak kuat menahan beban gempa

Atap terlalu berat mengakibat efek bandul, sehingga beban gempa menjadi lebih besar

Page 26: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

26

Mutu bahan bangunan yang digunakan Mutu bahan bangunan yang digunakan sebaiknya memenuhi ketentuan:sebaiknya memenuhi ketentuan:

1. Pasir tidak diperbolehkan mengandung lumpur lebih dari 5%, bila dilemparkan ke bahan pakaian tidak merekat, bila digenggam tidak menggumpal dan memiliki butiran halus, sedang, dan kasar

2. Pozzolan (tras, semen merah) yaitu bahan yang mempunyai sifat mengeras didalam air ataupun diudara bila dicampur dengan kapur. Pozolan yang baik adalah adonan 2 bagian pozolan + 1 bagian kapur + 1 bagian air dapat mengeras paling lama 2 x 24 jam

3. Kapur harus terlindung dari air, kapur harus mengandung sedikit butiran kasar, berwarna jernih, kering dan lunak, kalau disaring maka 2/3 bagian lewat lubangan ayakan 0,85 mm

4. Semen portland yang digunkan harus memenuhi ketentuan; tidak menggumpal, membatu atau mengeras, tidak terasa tajam bila digosok dengan jari.

Page 27: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

27

Membangun kembali Jogjakarta dengan mempertimbangkan ketentuan teknis /berkualitas

1.1. dana, dana, 2.2. bahan bangunan, bahan bangunan, 3.3. tenaga kerjatenaga kerja

Faktor kejiwaan bagi korban1.1. PercepatanPercepatan2.2. Pelibatan & pemberdayaan Pelibatan & pemberdayaan

mempertimbangkan sumberdaya yang ada

1.1. Tahan GempaTahan Gempa2.2. Sehat, Nyaman, Aman, MudahSehat, Nyaman, Aman, Mudah

J A M I N A N

Page 28: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

28

1.1. Memiliki rumah tembokMemiliki rumah tembok, karena rumah kayu identik dengan orang miskin, bahkan bila menggunakan bahan bambu dianggap sangat miskin

2.2. Mereka lebih memerlukan ruangMereka lebih memerlukan ruang, sehingga bila ada dana mereka akan mendahulukan pemenuhan kebutuhan ruang dibandingkan dengan struktur yang tidak tampak

3.3. Pemahaman akan struktur yang benarPemahaman akan struktur yang benar di masyarakat sangat terbatas, sehingga membangun rumah dengan melibatkan tukang bangunan berpengalaman dianggap mahal.

4.4. Jumlah tukang bangunanJumlah tukang bangunan yang profesional terbatas5. Ada kecenderungan membangun rumah dilakukan oleh masyarakat

tanpa melibatkan tukangtanpa melibatkan tukang, dilakukan oleh penghuni beserta kerabat atau tetangga.

6. Rumah masih dianggap mahal bagi sebagian besar masyarakat, sehingga kecenderungan masyarakat menggunakan bahan menggunakan bahan bangunan murahbangunan murah tanpa mempertimbangkan kualitas bahan.

Page 29: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

29

PenangananPenangananKonvensional vs PabrikasiKonvensional vs Pabrikasi

1. Sangat cepat, minimal 1 unit dalam dua hari

2. Tidak memerlukan SDM profesional dalam perakitan dilapangan, dengan 7000 tukang dan laden, mampu meproduksi 300 unit per hari

3. Bahan Bangunan lebih efisien (lampiran)

4. Kualiti kontrol lebih mudah, terkonsentrasi di 30 titik

5. Tahan Gempa

1. waktu untuk membangun per unit minimal 2 bulan

2. SDM tukang profesional kurang perlu 20.000 tukang, sekitar 40.000 laden

3. Bahan Bangunan sangat besar (lampiran)

4. Kualiti kontrol agar konsisten sesuai dengan Spektek sulit dilaksanakan,

5. Tahan Gempa ?

PabrikasiKonvesional

Page 30: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

30

TusiTusi Balitbang PU, menyiapkan Balitbang PU, menyiapkan teknologi ramah lingkungan, cepat, teknologi ramah lingkungan, cepat, berkualitas dan terjangkauberkualitas dan terjangkau

PuskimBalitbangDep. PU

BALITBANG PUDEPARTEMEN PUDEPARTEMEN PU

Page 31: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

31

Page 32: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

32

Page 33: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

33

1. Menyediakan 59.998 (31 Mei 2006) unit RSH 36 dalam waktu enam bulan, PercepatanPercepatan pembangunan tanpa harus merusak lingkungan

2.2. Membangun secara bertahapMembangun secara bertahap dari RSH 36 dapat dikembangkan menjadi tipe lebih dari 72 m2 dapat dikembangkan kearah vertikal

3. Pembangunan yang menjamin kualitas bangunanmenjamin kualitas bangunan khususnya sistem struktur dan konstruksi yang benar pada skala masal dalam waktu singkat

4. Komponen pengisi dapat diganti sesuai dengan keinginan masyarakat sebagai ungkapan jati diriungkapan jati diri

5.5. Pemanfaatan puing-puingPemanfaatan puing-puing bangunan lama6. Sifat Teknologi harus sederhanaharus sederhana, perakitan dapat dilakukan oleh swadaya

tanpa keahlian khusus.

1.1. TERSEDIANYA RUMAH BAGI KORBAN BENCANA GEMPA DALAM TERSEDIANYA RUMAH BAGI KORBAN BENCANA GEMPA DALAM WAKTU SINGKAT, BERKUALITAS, dan AMAN TERHADAP BENCANA WAKTU SINGKAT, BERKUALITAS, dan AMAN TERHADAP BENCANA SUSULANSUSULAN

2.2. TERSELENGGARANYA PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN TERSELENGGARANYA PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN DARI ASPEK FISIK MAUPUN SOSEKBUD LOKAL, DARI ASPEK FISIK MAUPUN SOSEKBUD LOKAL,

Page 34: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

34

Rumah Instan Sederhana Sehat

1. Percepatan Pembangunan /Reduce Waktu Pembangunan > 90% (dibanding konvensional), kondisi pembangunan masal 1 unit selesai 2 hari.

2. Reduce Waste Material 30%3. Fleksibilitas Disain dan multi fungsi(mengikuti

potensi lokal, dapat digunakan untuk jenis bangunan lain seperti bangunan sekolah, bgn ibadah, klinik, dll)

4. Lapangan Pekerjaan Baru (home industri, Industri menengah, & industri besar sektor komponen bahan bangunan) satu workshop mampu memproduksi 5 – 10 unit per hari

5. Dapat dibangun secara bertahap sesuai Kepmen 403/2002

6. Dapat dikembangkan kearah horizontal dan vertikal sampai dengan 2 lantai

7. Bongkar pasang/ knock down8. Ramah lingkungan/ Konsumsi bahan bangunan lebih

sedikit9. Telah diuji terhadap kehandalan Gempa

Page 35: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

35

Berperan serta dalam pembangunan kembali Jogjakarta pasca bencana Berperan serta dalam pembangunan kembali Jogjakarta pasca bencana gempa melalui Teknologi Tepat Guna RSH Sistem gempa melalui Teknologi Tepat Guna RSH Sistem RishaRisha

BENTUK PELIBATAN MASYARAKATBENTUK PELIBATAN MASYARAKAT• Perakitan Komponen-komponen Perakitan Komponen-komponen

Risha, Risha, menjadi rumah• Industri Komponen Penunjang Industri Komponen Penunjang

(Paving Lantai, Partisi, Daun Pintu (Paving Lantai, Partisi, Daun Pintu dan Jendela, Kuda-kuda dan dan Jendela, Kuda-kuda dan Atap)Atap)

• Kamar Mandi Fiber Kamar Mandi Fiber RishaRisha• Komponen Utama Komponen Utama RishaRisha• Industri Cetakan Industri Cetakan RishaRisha

Membangun Membangun Masyarakat melalui Masyarakat melalui Pelibatan LangsungPelibatan Langsung

Apa yang harus Apa yang harus kami lakukankami lakukan

arti membangun pada arti membangun pada RishaRisha

56.804 unit rumah rusak berat (31 Mei 2006)

Page 36: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

36

Memudahkan transportasi bahan bangunan serta distribusi kepada masyarakat yang memerlukan, terutama pada daerah yang menyebar di perdesaan secara terpisah-pisah

Satu Truk mampu membawa satu rumah lengkap

Dapat dikombinasikan dengan bahan bangunan sisa hancuran/puing-puing bangunan lama.

Puing-puing bangunan (bata, kusen,dsb) dapat digunakan untuk bahan non struktural pada bangunan Risha.

PEMANFAATANPEMANFAATAN

Page 37: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

37

Dapat Mengakomodasi

Lokasi Sanur BALI

Page 38: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

38

Page 39: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

39

Page 40: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

40

Page 41: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

41

Page 42: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

42

Teknologi ini dapat digunakan dalam penanganan Teknologi ini dapat digunakan dalam penanganan Tanggap darurat, Rehabilitasi, maupun RekonstruksiTanggap darurat, Rehabilitasi, maupun Rekonstruksi

Rumah Sementara/ Huntara

Sekolah Sementara

Pusat rehabilitasi sementara

Klinik Sementara Dan lain-nyaDan lain-nya

Page 43: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

43Rumah dapat dikembangkan menjadi rumah Rumah dapat dikembangkan menjadi rumah permanen, sampai dengan dua lantaipermanen, sampai dengan dua lantai

Tipe 36 m2Tipe 36 m2

Tipe 45 m2Tipe 45 m2

Tipe 144 m2 2 lantaiTipe 144 m2 2 lantai

Page 44: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

44

Page 45: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

45

Untuk penyediaan Infrastruktur permukiman

Batu dan meja tempat penanda tanganan prasasti

Meja taman

Kanstin jalan dan drainase

Pot bunga

Tangki air

Page 46: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

46

Melihat kondisi di lapangan umumnya bangunan yang tidak hancur adalah bangunan yang menggunakan rangka beton bertulang. Animo masyarakat sangat tinggi terhadap konstruksi beton, sedangkan dinding dan kusen masih dapat menggunakan bahan puing-puing

Page 47: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

47

1. Kemampuan produksi 1 workshop Risha 5 unit per hari (maksimum dapat memproduksi sampai dengan 10 unit per hari)

2. Satu bulan mampu memproduksi 150 unit – (Maksimum 300 unit)3. Penyerapan tenaga kerja = 400 pekerja , tidak perlu kualifikasi khusus, dapat

diambil dari pengungsi/masyarakat.4. Penyerapan tenaga di site untuk perakitan minimal 60 orang

KEMAMPUAN PRODUKSI SATU WORK SHOPKEMAMPUAN PRODUKSI SATU WORK SHOP

TARGET PEMBANGNAN 6 BULANTARGET PEMBANGNAN 6 BULAN1. Diperlukan 10 work shop, sehingga kemampuan produksi 50 - 100 unit

per hari (100 bila memanfaatkan kapasitas penuh/sistem shif)2. Kemampuan produksi 1 bulan, 1500 unit per bulan (3000 unit per bulan

kapasitas penuh)3. Dalam enam bulan dapat tercapai 9000 unit per enam bulan oleh 10

workshop (18.000 unit dengan full capacity)

PENYIAPAN WORKSHOPPENYIAPAN WORKSHOP1. Satu minggu persiapan, sampai dengan satu bulan pabrik sudah siap

produksi secara konstan2. Satu minggu setelah persiapan sudah mulai produksi, kemampuan

awal 1 unit per hari, sejalan dengan kelengkapan molding

Full capacity = 24 jam kerjaUntukmengejar target harus ada 30 workshop

Page 48: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

48

Identifikasi kondisi lahan

Penyiapan Manajemen

+ SDM

Penyiapan Alt. disain

Lahan legal siap bangun

Site Plan per lokasi

Mobilisasi industri

Pembangunan PSD

lingkungan

Distribusi komponen

Perakitan rumah

Pengendalian mutu

Pembinaan UKM

Proses Administrasi

lahan

Produksi komponen

Peng

hunia

an

Pertumbuhan ekonomi lokal

Perizinan bangunan

Kerangka kerjaAplikasi RSH sistem Risha di Jogjakarta

Page 49: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

49

Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dan Kekurangan dalam pelibatan UKM dan Industri Besardalam pelibatan UKM dan Industri Besar

1. Quality Control lebih mudah2. Distribusi Bahan lebih terfokus3. Lebih efisien jumlah industri

lebih sedikit4. Teknologi mudah dikenali

1. Perlu investasi awal yang cukup besar

2. Perlu pengerahan tenaga yang cukup besar secara serentak

Besar

1. Dapat dilakukan secara simultan dengan industri cetakan

2. Pembangunan industri dapat dilakukan secara bertahap

1. Perlu Pelatihan terlebih dahulu

2. Distribusi Barang menyebar di 80 titik

3. Quality Control belum efektif

Menengah (UKM)

1. Pemberdayaan ekonomi rakyat

2. Start Awal lebih cepat memberi pengaruh terhadap efek psikologis pengungsi

3. Investasi terjangkau

1. Perlu pelatihan yang ketat2. Quality Control Ketat3. Distribusi Barang menyebar

di 400 titik4. Perlu mengerahkan industri

yang sangat banyak

Kecil (UKM)

KelebihanKekuranganTipe Industri

Page 50: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

50

Page 51: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

51

TAHAP installing RumahTAHAP installing RumahLu

as ru

mah

waktu

36

21

30 75 180

Tahap Kritis Tahap Pengembangan

Tahap Pengembangan Industri

Tahap Konstan

28

Page 52: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

52

Page 53: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

53

Page 54: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

54

Page 55: Material Dan Konstruksi Pasca Gempa

55

1. Risha teknologi Cepat bangun, kualitas terjamin, tahan gempa, dapat dibongkar pasang, dapat mengakomodasi potensi lokal, ramah lingkungan, membuka lapangan pekerjaan baru.

2. Untuk membangun Risha sebanyak 56.804 unit dalam 6 bulan diperlukan 30 workshop, dengan full capacity

3. Akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.000 tenaga kerja4. Kemampuan produksi per hari 300 unit oleh 30 workshop,

efektif rata-rata tercapai pada hari ke 30 - 75 5. Jumlah unit terbangun dalam satu bulan 9.000 unit 6. Dalam waktu 6 bulan dapat tercapai sekitar 54.000 unit7. Hasil kajian lapangan animo masyarakat sangat tinggi

terhadap bangunan rangka beton bertulang (hasil pengamatan di salah satu desa di kelurahan Wedi, terdapat 3 rumah masih bertahan sekitar 200 rumah roboh, yang bertahan rumah dengan jenis pasangan bata beton bertulang).

8. Risha dapat menyediakan Rangka Beton bertulang beratap, bahan pengisi dapat menggunakan bahan puing-puing