materi tari pirng
DESCRIPTION
MAkalah ini menjelaskan mengenai tari piring, SUMBAR,INDONESIATRANSCRIPT
![Page 1: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/1.jpg)
Tari piring merupakan tarian khas dari daerah Sumatera Barat, Minang Kabau. Tarian khas ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan sedikit mengulas Sejarah Asal Usul Tari Piring yang sangat terkenal tersebut sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap budaya bangsa. Mari kita simak informasi lengkapnya dibawah ini.
Tari Piring
Pada mulanya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.
Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama bagi keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini biasa dilihat di kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan tertentu. Ada yang dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian tidak lengkap. Sedikit bayaran akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20 menit diperuntukkan untuk persembahan tarian ini.
Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah. Majelis perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan tarian piring. Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima kehadiran kumpulan tarian kerana dianggap ada percampuran lelaki dan perempuan. Bagi mengatasi masalah itu, kumpulan tarian disertai hanya gadis-gadis sahaja.Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan Melayu. Tari Piring identik dengan Sumatera Barat. Hingga masa kerajaan Sri Vilaya, eksistensinya masih ada bahkan semakin mentradisi. Pada saat masa-masa kejayaan kerajaan Majapahitlah, tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa jatuh.
![Page 2: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/2.jpg)
Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring mengalami perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya pengagum setia Sri Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya perubahan konsep, orientasi dan nilai pada Tari Piring.
Pada awalnya Tari Piring diperuntukkan buat sesembahan para dewa, dibarengi dengan penyediaan sesaji dalam bentuk makanan yang lezat-lezat. Tarian ini dibawakan oleh beberapa perempuan yang dengan penampilan khusus, berbusana indah, sopan, tertib, dan lemah lembut.
Dalam perjalanannya, orientasi atau tujuan sesembahan Tari Piring bergeser drastis. Ketika Islam datang, orientasi penyajian tidak lagi tertuju pada para dewa, namun dipersembahkan kepada para raja dan pejabat, khususnya saat ada pertemuan atau forum khusus dan istimewa lainnya. Selain itu, Tari Piring juga semakin populer dan tidak hanya dikonsumsi oleh kalangan elit tertentu.
Tidak cukup sampai disitu, perubahan orientasi terus dilakukan. Arti dan makna Tari Piring diartikan secara agak luas. Dalam konteks ini, raja tidak harus kepala negara atau pemimpin kekusaan politik pada rakyatnya, tapi bisa dianalogikan dengan sepasang pengantin. Sang pengantin adalah raja, yaitu “raja sehari”. Karena itulah tradisi Tari Piring kerap dipersembahkan dihadapan “raja sehari” (pengantin) saat bersanding dipelaminan dalam acara walimatul ‘arsy.
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan Tari Piring karena para penari saat menari membawa piring.
Pada awalnya dulu kala Tari Piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau Tari Piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, Tari Piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali Tari Piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa Tari Piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong Tari Piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang
berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari piring karena para penari saat
menari membawa piring.
![Page 3: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika
memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi
untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja
atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada
acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa
tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga
dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah
kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring
berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya
saat itu.
Urutan Seni Tari Piring
Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat
atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang
dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya
persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini
merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi.
Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring
juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang
mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan
yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah
memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur
dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh
penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia
![Page 4: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/4.jpg)
dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari
ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari
Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu;
sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di
sebelah kanan
3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan
mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut
rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu
piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya.
Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak.
Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula
piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi
‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring.
Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping
seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan
penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah
penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah
kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
Makna dari Prosesi Tari Piring
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah
lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk
![Page 5: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/5.jpg)
dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam
masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan
Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi
dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja
atau pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat
jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih
wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan
Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau.
Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan
semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu. Persembahan Tari Piring di
dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan
pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari
Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada
penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi
pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, cukup dengan pukulan Rebana dan Gong saja. Pukulan
Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak
Tari Piringnya. Pada umumnya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi
![Page 6: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/6.jpg)
tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh
juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Itulah artikel yang membahas mengenai Seni tari piring dari Sumatra barat atau Tanang minangkabau. Semoga
Budaya Seni tari asli dari tanah minangkabau ini bisa dijaga oleh para generasi muda sehingga bisa tetap lestari
dan tidak punah.
referensi sriandalas.multiply.com
Aturan Pergelaran
Gerakan Tari Piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Gerakan pada tarian ini sebagian besar meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan dengan gerakan tari yang cepat. Yang diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya.
Biasanya Tari Piring Sumatera Barat dibawakan bersama atau berpasangan. Tarian ini diiringi oleh talempong dan saluang. Keduanya juga adalah alat musik tradisional Sumatera Barat. Pada akhir tarian biasanya piring tersebut dilempar ke lantai dan para penari akan menari di atas pecahan piring.
Tarian ini juga menggabungkan seni tari dan seni beladiri yaitu pencak silat. Tari Piring Sumatera Barat biasanya dibawakan dalam 7 menit atau angka-angka ganjil lainnya. Jumlah penari biasanya juga berjumlah ganjil terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Pakaian yang digunakan penari haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning khas Minangkabau.
Selain Tari Piring yang biasa ditampilkan, juga ada tari piriang ramo-ramo bagaluik. Yang memadukan gerakan Tari Piring dan gerakan kupu-kupu sedang bercengkrama. Tarian ini berasal dari Solok dan memang jarang di tampilkan, karena sedikit sekali masya-rakat yang menguasainya.
Tari Piring memang memiliki cara dan pola yang beragam. Hanya saja, Tari Piring disatukan oleh kesamaan konsep yang menjadi karakteristik yang unik. Artinya, secara teknis boleh berbeda, namun secara konseptual dan gaya, dimanapun dan kapanpun, tetap sama.
Sebagai misal adalah pakaian dan jumlah penari. Berapapun jumlah penarinya, Tari Piring identik dengan jumlah ganjil. Sedang-kan pakaian, yang perlu ditekankan adalah kekhasan baju melayunya.
![Page 7: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/7.jpg)
Tidak mesti warna-warni. Hanya, warna merah atau kuning lebih ditekankan. Sebab, warna merah dan kuning adalah warna mencolok yang dapat menarik perhatian penonton.
Penampilan Tari Piring akan semakin elok bila diiringi musik. Tampaknya, musik menjadi instrumen yang wajib mengiringi Tarian ini. Musik itu seperti gong, rebana, gendang, talempong, dan lain-lain. Yang lebih ditekankan lagi adalah musik berbasis tradisional. Kalaupun memanfaatkan alat musik modern, nuansa tradisonalnya musti lebih menonjol.
Tidak salah bila Tari Piring disukai banyak orang. Gerakannya sangat kompak, rapih, dan cepat. Bagi siapa saja yang baru pertama melihat pentas Tari Piring, jantung diajak untuk berbangga hati dan kagum, disamping ada semacam rasa waswas kalau-kalau piring yang dimainkan para penari jatuh.
Hanya oleh penari-penari yang ahli dan profesional sajalah Tari Piring bisa dimainkan secara apik dan menawan. Gerakannya harus penuh semangat, atraktif, dinamis, kaya dengan gerakan (tidak monoton). Dengan demikian, Tari Piring dan pesan-pesan positifnya seperti kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan dan kemakmuran benar-benar dirasakan oleh penikmat tari atau penonton.
Pada Seni Tari Piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan pernafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada
![Page 8: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/8.jpg)
pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan.
3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak musik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu
seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kotaSolok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini
dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun
dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan [1] .
[sunting]Sejarah
Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa
setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji
dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan
gerakan yang dinamis[2].
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual
ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa[3]. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana
hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.
[sunting]Gerakan
Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua
telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi
dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir
tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian
para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piringtersebut[4].
![Page 9: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/9.jpg)
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil
yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang
begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para
penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan.
_____________________________________________________________________________________
Sejarah
Sejarah Tari Piring Salah satu seni tari asal Minangkabau, Sumatera Barat yang masih sering dipentaskan adalah tari piring (tari piriang ).
Tari yang identik dengan penari cantik yang menggunakan piring ini menurut sejarahnya telah ada sejak 800 tahun yang lalu. Dan terus berkembang dalam budaya Minangkabau.
Tari piring taeus berkembang hingga ke zaman kerajaan Sri Vijaya (kerajaan Sriwijaya) dan runtuhnya kerajaan tersebut oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-16 ternyata tidak menghentikan perkembangan seni tari tersebut.
Justru dengan runtuhnya kerajaan Sri Vijaya, membuat tari piring makin dikenal oleh negara Melayau lainnya seperti Malayasia.
Perkembangan tari piring di negara – negara Melayu dipicu oleh pelarian orang – orang Sri Vijaya ke negara – negara tersebut.
Sehingga tidak mengherankan jika di Malaysia tarian piring juga sering digunakan dalam acara perkawinan khususnya perkawinan kalangan masyarakat berada seperti bangsawan dan hartawan.
Menurut sejarah tari piring, tarian ini diciptakan untuk menunjukan rasa syukur masyarakat kepada para dewa dengan menyajikan sesajian berupa makanan lezat yang dibawakan oleh gadis – gadis cantik.
Namun seiring masuknya Islam di daerah Melayau, fungsi tarian piring pun tidak lagi ditujukan untuk sesembahan bagi para dewa, namun ditujukan untuk para raja dan pejabat.
![Page 10: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/10.jpg)
Tari piring pun tidak hanya dinimakti oleh kalangan atas saja, tetapi bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.
Dan seiring perkembangan zaman, tari piring tidak hanya ditujukan untuk raja dalam konteks pemimpin negara, tapi juga pada raja – ratu sehari alias pengantin.
Tarian piring biasanya ditampilkan pada saat pengatin sedang bersanding dalam pelaminan._____________________________________________________________________________________
Pembawaan
Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.tari piringSegera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarianTari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan
3. Saat MenariSelesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri TarianSebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan_____________________________________________________________________________________
![Page 11: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/11.jpg)
Filosofi
Permainan piring di tangan penari Solok, Minangkabau, adalah peragaan cara membina rumah tangga. Ingin tahu filosofinya?
Begini, menurut pemahaman penduduk Sumatra Barat, gerakan tari piring melambangkan kerja sama ketika warganya berada di sawah. Koreografi ini meniru cara petani bercocok tanam dan menunjukkan ungkapan rasa syukur mereka saat menuai hasil panen yang bakal menghidupi seisi rumah.
Piring di tangan mereka diisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa. Tetapi sejak agama Islam masuk, tari piring mempersembahkan sesajennya kepada majelis keramaian dan raja-raja atau pembesar negeri.
Kini, tari piring juga dipakai sebagai bagian dalam pernikahan tradisional karena pengantin dianggap sebagai raja sehari yang layak mendapat penghormatan. Butuh kecakapan memegang piring dan mengatur mimik muka yang tepat saat menarikannya.
Ketika penarinya bergerak cepat, atau disebut ayun, bersiaplah menyaksikan atraksi lempar piring. Piring yang mudah pecah itu akan dilontarkan tinggi-tinggi ke udara. Dan, penari menunjukkan kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya. Itulah bagian yang melambangkan kegembiraan tatkala musim panen tiba.
Pada bagian penutup, penari akan menghempaskan piring ke tanah dan mulai menari di atas pecahan piring. Inilah lambang kesucian dari niat para penari. Anehnya, tidak ada kaki yang terluka akibat menari melompat-lompat di atas beling.
Musik tari piring dibunyikan oleh gemerincing dua cincin di kedua tangan penari, berikut iringan meriah dari talempong dan saluang. Umumnya personel penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
Kesenian Tari PiringREP | 02 May 2012 | 02:51 Dibaca: 3691 Komentar: 0 Nihil
![Page 12: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/12.jpg)
Kita tahu bahwa di Negara kita ini mempunyai banyak sekali macam ragam kebudayaan,
yang dimana hamper dari setiap propinsi dan suku yang ada di Negara ini mempunyai kebudayaan
sendiri-sendiri, baik itu dari kesenian budayanya ataupun pakaian dan juga aturan adat dalam suku-
suku yang ada di Negara ini. Salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Negara ini adalah tari piring,
yang dimana tari piring ini merupakan suatu kesenian budaya yang berasal dari daerah minangkabau
atau daerah sumatera barat. Tari piring ini merupakan suatu kesenian yang berupa tarian-tarian,
dimana tari piring ini bertujuan untuk memuja atau kepada para pemimpin.
Pada awalnya kegunaan tari piring di daerah minangkabau, belum seperti kegunaan pada
saat ini, yang dimana pada awalnya kegunaan tari piring ini digunakan oleh minangkabau pada saat
musim panen tiba, yang dimana tari piring ini digunakan oleh masayarakat Minangkabau pada saat
itu bertujuan untuk memberikan ucapan syukur kepada dewi padi, yang dimana telah memberi hasil
panen yang melimpah kepada masyrakat minangkabau. Selain itu, pada zaman itu juga, tari piring ini
digerakan atau dipentaskan oleh para pemuda-pemudi masyrakat minangkabau.
Namun, seiring dengan masuknya dan terbentuknya kerajaan-kerajaan yang terjadi pada
daerah Minangkabau, seiring itu pula kegunaan dan tujuan dari tari piring ini pun berubah. Dimana
pada zaman kerajaan di Minangkabau, tari piring ini digunakan oleh masyarakat Minangkabau
sebagai alat untuk memberikan rasa penghormatan kepada para anggota kerajaan, terutama kepada
![Page 13: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/13.jpg)
raja yang memimpin pada saat itu. Tetapi, tari piring pada zaman ini juga digunakan pada saat tamu-
tamu agung kerajaan datang.
Setelah majunya dan juga telah bersatunya segala masyarakat-masyarakat yang ada di
Negara ini dan terutama di daerah Minangkabau atau di zaman yang telah modern ini, tari piring ini
masih juga dipergunakan oleh masyrakat Minangkabau, namun tujuan dari kegunaan tari piring ini
juga pun ikut berubah walaupun fungsinya tetap sama pada zaman dulu. Dimana pada saat ini
masyarakat Minangkabau mempergunakan atau mempestakan Tari Piring pada saat adanya suatu
pesta pernikahan atau perkawinan yang terjadi di daerah Minangkabau ( masyarakat-masyarakat
keturunan minangkabau). Yang dimana pada saat ini fungsi dari Tari Piring ini tetap sama dengan
fungsi dari Tari Piring sebelumnya, namun bedanya pada zaman dulu Tari Piring ini berfungsi untuk
memberikan rasa pujian terhadap para raja, namun pada saat ini yang dianggap raja dalam
kegunaan Tari Piring ini adalah kedua mempelai yang sedang menikah. Selain dipentaskan pada saat
suatu acara pernikahan, Tari Piring pada saat ini juga dipentaskan pada saat ada suatu tamu agung
yang datang ke daerah Sumatera Barat.
Biasanya pementasaan Tari Piring ini dipentaskan oleh jumlah orang yang tak tertentu,
tetapi yang menjadi syarat utama dalam melaksanakan Tari Piring adalah jumlah orang yang
mementaskan Tari Piring ini harus berjumlah ganjil, namun pada zaman dulu Tari Piring ini
dipentaskan oleh 1 orang saja. Dimana dalam pelaksanaan Tari Piring, para penari memegang
tingkatan-tingkatan piring yang telah disusun dan sambil melakukan gerakan tari, dimana semakin
tinggi tingkatan piring semakin baik pula. Ketika alunan musik yang mengikuti semakin cepat, piring
yang dipegang oleh penari akan dilempar keatas dan pecahan piring tersebut akan diinjak-injak oleh
penari dan penari pun tetap menari sampai musik yang mengikuti berhenti.
Dapat disimpulkan bahwa dalam Tari Piring memiliki nilai-nilai trasedental, yang dimana
nilai-nilai trasendental ini terdapat dalam tata cara pelaksanaan Tari Piring. Dimana piring-piring
yang dipegang oleh para penari ini disusun keatas,dimana menunjukan bahwa piring diatas
bertujuan untuk kearah tuhan(trasendental) dan juga terlihat dalam fungsi dan tujuan tari piring ini
merupakan mengucapakan rasa bersyukur dan terima kasih kepada yang ada diatas, terhadap apa
yang telah diberikan kepada masyarakat Minangkabau.
Salah satu bentuk kesenian yang ada di Minangkabau adalah tari Piring yang masih banyak dijumpai di Sumatra Barat. Kehadiran piring bagi masyarakat Minangkabau pada zaman dulu merupakan suatu hal yang menarik. Rasa keingintahuan masyarakat terhadap suatu benda yang baru muncul menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk dijadikan properti lain di luar alat makan.Kehadiran piring porselen dari China dipilih sebagai properti vital tari Piring karena desainnya yang bagus dan memiliki nilai estetis. Gerak-gerak tari dalamdesain gerak spiral menimbulkan kesan estetis pada keseluruhan gerak yang dihasilkannya. Selain gerak spiral, terdapat juga gerak-gerak akrobatik dapatmemberikan kesan estetis dalam gerak tari piring, misalnya gerak mainjak baro.
![Page 14: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/14.jpg)
Tari Piring sendiri cukup beragam. Akan tetapi, pada umumnya tari Piringdi Minangkabau ditampilkan pada upacara adat seperti pengangkatan penghulu, upacara perkawinan, khitanan, dan juga upacara setelah panen, yaitu upacara yang dilakukan bagi orang yang mampu karena panennya berhasil dengan baik. Tujuan upacara ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan rezeki dan bagi yang mempercayai mitos mereka akan mengucapkan syukur kepada dewi padi yang disebut dengan “Saning Sri”.
Dalam perkembangannya, pertunjukan tari Piring tidak hanya ditampilkan pada upacara adat saja melainkan ditampilkan juga untuk memeriahkan hari-hari besar lainnya, seperti peringatan hari kemerdekaan, pameran, festival, dan penyambutan tamu-tamu kenegeraan.
Ragam Gerak tari PiringRagam gerak tari Piring ini dilakukan di atas pecahan kaca. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.Gerak pasambahanGerak yang dibawakan oleh penari pria bermakna sembah syukur kepada AllahSwt. serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.Gerak singanjuo lalaiGerak ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di haripagi, dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.Gerak mencangkulGerak ini melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah.Gerak menyiangGerak ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah sampah yang akan mengganggu tanah yang akan digarap.Gerak membuang sampahGerak ini menggambarkan tentang bagaimana para petani mengangkat sisa-sisa sampah untuk dipindahkan ke tempat lain.Gerak menyemaiGerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yangakan ditanam.Gerak memagarGerak ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang sawah agar tehindar dari binatang liar.
![Page 15: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/15.jpg)
Gerak mencabut benihGerak ini menggambarkan bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.Gerak bertanamGerak ini menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.Gerak melepas lelahGerak ini menggambarkan bagaimana para petani beristirahat melepas lelahsesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.Gerak mengantar juadahMengantar juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yangtelah mengolah sawah.Gerak menyabit padiGerak ini dibawakan oleh penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di sawah pada saat menyabit padi.Gerak mengambil padiGerak ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh penari pria.Gerak manggampo padiGerakan yang dilakukan dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.Gerak menganginkan padiGerak ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya akan terpisah antara padi dan ampas padi.Gerak mengirik padiGerak yang menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya.Gerak membawa padiGerak yang dilakukan para petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.Gerak menumbuk padiGerak yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria, sedangkan wanita mencurahkan padi.Gotong royongGerak yang dilakukan secara bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.Gerak menampih padiGerakan yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah menjadi beras.Gerak menginjak pecahan kacaPenggabungan dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi penari.
Pola Lantai tari PiringPola lantai yang dipergunakan dalam tari ini adalah lingkaran besat dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, leve sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak pecahan kaca.
Iringan MusikAlat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling, dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
Busana PenariBusana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria dan penari wanita.
![Page 16: Materi Tari Pirng](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022050805/557213ff497959fc0b9383cf/html5/thumbnails/16.jpg)
Busaba Penari pria Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas). Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju. Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas
lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.
Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
Busana penari wanita Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru. Kain songket. Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan. Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai
tanduk kerbau. Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.
Kesamaan gerakannya,
keahliannya memutar piring,
jumlah penarinya selalu ganjil .