materi sumber-hukum-islam

7
SUMBER HUKUM ISLAM A. Pengertian Hukum dan sumber Hukum Islam Hukum menurut bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya. Menurut istilah ahli ushul fikih, hukum adalah perintah Allah SWT yang menuntut mukallaf untuk memilih antara mengerjakan atau tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rukhsah dan Azimah. Menurut istilah ahli fikih, hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntunan syari’at. Sedangkan perbuatan yang dituntut itu disebut wajib, sunnah, haram, makhruh dan mubah. Maksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan, yang bersifat mengikat, yang apabila dilanggar akan menimbulkan sangsi yang tegas dan nyata. Dengan demikian sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan atau pedoman syari’at Islam. Pada umumnya ulama fikih sependapat bahwa sumber hukum Islam adalah Al Qur’an dan Hadis. Disamping itu para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu sumber hukum Islam setelah Al Qur’an dan Hadis. B. Pengertian, kedudukan, dan fungsi Al Qur’an 1. Pengertian Secara harfiah, al qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan. Berarti bacaan karea

Upload: dewwii-casono

Post on 13-Jan-2017

300 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi sumber-hukum-islam

SUMBER HUKUM ISLAM

A. Pengertian Hukum dan sumber Hukum Islam

Hukum menurut bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak

menetapkannya. Menurut istilah ahli ushul fikih, hukum adalah perintah Allah

SWT yang menuntut mukallaf untuk memilih antara mengerjakan atau tidak

mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang

bagi adanya yang lain, sah, batal, rukhsah dan Azimah.

Menurut istilah ahli fikih, hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh

tuntunan syari’at. Sedangkan perbuatan yang dituntut itu disebut wajib, sunnah,

haram, makhruh dan mubah.

Maksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau

menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan, yang bersifat mengikat, yang

apabila dilanggar akan menimbulkan sangsi yang tegas dan nyata. Dengan

demikian sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan

atau pedoman syari’at Islam.

Pada umumnya ulama fikih sependapat bahwa sumber hukum Islam adalah Al

Qur’an dan Hadis. Disamping itu para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai

salah satu sumber hukum Islam setelah Al Qur’an dan Hadis.

B. Pengertian, kedudukan, dan fungsi Al Qur’an

1. Pengertian

Secara harfiah, al qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau

himpunan. Berarti bacaan karea merupakan kitab suci yang wajib dibaca dan dan

dipelajari. Berarti himpunan karena merupaakan himpunan firman-firman Allah

SWT.

Menurut istilah, al Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-

firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa arab kepada Rosul/nabi

terakhir Nabi Muhammad SAW, yang membacanya bernilai Ibadah.

Al Qur’an memiliki beberapa nama, diantaranya:

a. Al-Kitab atau kitab Allah SWT

b. Al-Furqon artinya pembeda antara benar dan salah

Page 2: Materi sumber-hukum-islam

c. Az-Zikr artinya peringatan

d. At-Tanzil artinya diturunkan.

2. Kedudukan

Alqur’an merupakan sumber hukum Islam pertama dan utama dari seluruh

ajaran Islam, baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya, hubungan

manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan sesamanya, dan

hubungan manusia dengan alam.

Dalil naqli bahwa al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama

dan utama antara lain QS. An-Nisa, 4:59, QS. An-Nisa’, 4: 105, dan dalam Hadis.

3. Fungsi

Sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusua dalam mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat, hal tersebut tercantum dalam QS. Al Isra’ : 9.

Selain itu Al Qur’an merupakan mukjizat yang terbesar, yang Allah SWT

karuniakan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, isi atau kandungan al Qur’an

dapat dibagi menjadi tiga pembahasan pokok, yaitu:

a. Akidah (keimanan)

b. Ibadah

c. Prinsip-prinsip syari’at, yaitu meliputi pembahasan tentang manusia,

sosial, ekonomi, musyawarah, hukum perkawinan, hukum waris, hukum

perdana, dan hukum antar bangsa.

C. Pengertian, kedudukan, dan fungsi Hadis

1. Pengertian

Hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya baru, tidak lamaucapan,

pembicaraan dan cerita. Menurut Istilah ahli hadis, yang dimaksud Hadis yaitu

segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik yang berupa

ucapan, perbuatan, maupun takrir (persetujuan Nabi) serta penjelasan sifat-sifat

Nabi SAW.

Page 3: Materi sumber-hukum-islam

2. Kedudukan

Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada

tingkat ke dua sebagai sumber Islam setelah al Qur’an. Pendapat tersebut

didasarkan pada QS. Ali-Imron, 3: 132, QS. Al-Ahzab, 33: 36 dan QS. Al-Hasyr,

59: 7.

Barang siapa yang tidak mengakui hadis sebagai sumber hukum Islam atau

mengingkarinya, maka ia dianggap ingkar sunnah, sesuai dalam QS. An-Nisa’, 4:

80.

3. Fungsi

a. Mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan

dalam Al Qur’an (bayan at-taqriri atau at-ta’kid).

b. Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat al Qur’an yang masih

umum dan samar (bayan at-tafsir).

c. Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tecantum dalam al

Qur’an namun pada prinsipnya tidak bertentangan dengan al Qur’an

(bayan at-tasyri’).

D. Pengertian, kedudukan, dan fungsi Ijtihad

1. Pengertian

Ijtihad berasal dari bahasa Arab, yang kata kerjanya “jahada”, yang artinya

berusaha dengan sungguh-sungguh. Menurut istilah dalam ilmu fikih, ijtihad

berarti mengerahkan tenaga dan pikiran dengan sungguh-sungguh untuk

menyelidiki dan mengeluarkan hukum-hukum yang terkandung dalam al Qur’an

dan hadis dengan syarat-syarat tertentu. Muslim yang melakukan ijtihad disebut

dengan mujtahid.

Syarat-syarat menjadi mujtahid yaitu:

a. Memahami al Qur’an dan asbabun nuzul-nya serta ayat-ayat nasakh dan

mansukhnya.

b. Memahami hadis dan sebab-sebab wurudnya (munculnya hadis), serta

memahami hadis-hadis nasikh dan mansukh.

c. Mengetahui pengetahuan secara mendalam tentang bahasa Arab.

Page 4: Materi sumber-hukum-islam

d. Mengetahui tempat-tempat ijma’

e. Mengetahui ushul fikih

f. Mengetahui maksud-maksud syari’at

g. Memahami masyarakat dan adat istiadatnya

h. Bersifat adil dan takwa.

2. Kedudukan

Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah al Qur’an

dan Hadis. Dalilnya adalah al Qur’an dan Hadis. Allah SWT berfirman:

ماكنتم وحيث الحرام المسجد شطر وجهك فول خرجت حيث ومن

شطره وجوهكم وا . فول“Dan darimana saja kamu keluar maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil

Haram dan dimana saja kamu (sekalian) berada maka palingkanlah wajahmu

kearahnya” (QS. al-Baqarah, 2: 150)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa orang yang berada jauh dari ka’bah

Masjidil Haram, apabila hendak mengerjakan shalat, ia dapat mencari dan

menentukan arah kiblat shalat itu (masjidil Haram) melalui ijtihad dengan

mencurahkan pikirannya berdasarkan tanda-tanda yang ada.

3. Fungsi

Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu, yang tidak ditemukan

dalil hukumnya secara pasti didalam al Qur’an dan hadis.

Masalah-masalah yang sudah jelas hukumnya, karena telah ditemukan

dalilnya secara pasti didalam al Qur’an dan Hadis seperti kewajiban beriman

kepada rukun iman uyang enam, kewajiban melaksanakan rukun Islam yang lima,

maka masalah-masalah tersebut tidak boleh diijtihadkan lagi.

Di tinjau dari segi sejarahijtihad, ijtihad telah dilakukan dari semenjak

Rasulullah masih hidup dan terus berlanjut setelah beliau wafat. Pada masa

Rasulullah masih hidup, ada beberapa sahabat yang melakukan ijtihad, yaitu

tatkala berada jauh dari Rasulullah SAW.

Page 5: Materi sumber-hukum-islam

BENTUK-BENTUK IJTIHAD

a. Ijma’, adalah kebulatan pendapat semua ahli ijtihad pada suatu masa atau

suatu masalah yang berkaitan dengan syari’at,

b. Qiyas (ra’yu) yaitu menetapkan hukum atas sesuatu perbuatan yang belum

ada ketentuannya, berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan

hukumnya dengan memperhatikan kesamaan antara kedua hal itu.

c. Istihab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dalil lain

yang mengubah kedudukan hukum tersebut.

d. Maslahah marsalah, yaitu kemaslahatan atau kebaikan yang tidak

disinggung-singgung syara’ untuk mengerjakan atau meninggalkannya.

Sedangkan apabila dilakukan akan membawa kemanfaatan terhindar dari

keburukan.

e. ‘Urf, yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh atau sekelompok orang, baik

dalam kata-kata atau perbuatan.