materi pendalaman ilmu ekonomi

76
PENDALAMAN MATERI ILMU EKONOMI KERJASAMA STIE YKPN YOGYAKARTA DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) EKONOMI-AKUNTANSI KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWA TENGAH YOGYAKARTA, 12 JUNI 2009 Drs. Rudy Badrudin, M.Si. Dosen Tetap Jurusan Ilmu Ekonomi STIE YKPN Yogyakarta

Upload: candra-irawan

Post on 24-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENDALAMAN MATERI ILMU EKONOMI

KERJASAMA STIE YKPN YOGYAKARTA DANMUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)

EKONOMI-AKUNTANSI KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWA TENGAH

YOGYAKARTA, 12 JUNI 2009

Drs. Rudy Badrudin, M.Si.Dosen Tetap Jurusan Ilmu Ekonomi

STIE YKPN Yogyakarta

Page 2: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Kontribusi PTSTinggi Rendah

Tinggi EPUAJYEPSTIEYKPN

���� ?Laju

PertumbuhanPTS

���� ����

Rendah EPUII, EPUPNVY

Matriks BCG Empat PTS di Kabupaten SlemanData Dikti Tahun 2002-2007

Page 3: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

CIRCULAR FLOW DIAGRAMCIRCULAR FLOW DIAGRAM

ProdusenKonsumen

Balas Jasa Faktor Produksi (Y)

Nilai Pembelian

Faktor Produksi/Input/FP

Produk Barang & Jasa/Output (Y)

Page 4: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

CIRCULAR FLOW DIAGRAMCIRCULAR FLOW DIAGRAM

ProdusenKonsumen

Balas Jasa Faktor Produksi (Y)

Nilai Pembelian

Faktor Produksi/Input/FP

Produk Barang & Jasa/Output (Y)

Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank

TABUNGAN

INVESTASI

Page 5: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

CIRCULAR FLOW DIAGRAMCIRCULAR FLOW DIAGRAM

ProdusenKonsumen

Balas Jasa Faktor Produksi (Y)

Nilai Pembelian

Faktor Produksi/Input/FP

Produk Barang & Jasa/Output (Y)

Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank

TABUNGAN

INVESTASI

PEMERINTAH dan DPR BelanjaPajak

Subsidi

Page 6: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)• Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

– Berdasarkan Gambar Circular Flow Diagram dapat dijelaskan pemahaman mengenai istilah ekonomi mikro dan ekonomi makro.

– Istilah ekonomi mikro menjelaskan mengenai pembahasan masalah-masalah (kepuasan konsumen, penentuan harga produk,efisiensi produksi, dan keuntungan produsen) yang dihadapi oleh pelaku ekonomi mikro (masyarakat, perusahaan, dan pasar).

– Istilah ekonomi makro menjelaskan mengenai pembahasan masalah-masalah (tingkat inflasi, tingkat pengangguran, kondisi neraca pembayaran internasional, dan tingkat pertumbuhan ekonomi) yang dihadapi oleh pelaku ekonomi makro(rumahtangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri).

• Data Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)– Berdasarkan Gambar Circular Flow Diagram dapat dijelaskan

pemahaman mengenai Data Ekonomi yang disebut dengan Penghitungan Pendapatan Nasional atau Penghitungan PDRB dalam lingkup wilayah yang lebih sempit. Ada tiga pendekatan atau metode yang digunakan dalam penghitungan pendapatan nasional, yaitu; pendekatan penerimaan atau pendapatan, pendekatan pengeluaran atau penggunaan atau belanja, dan pendekatan produksi atau lapangan usaha.

Page 7: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENDEKATAN DALAM PENGHITUNGAN PDRB

� Pendekatan penerimaan adalah penghitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan imbalan yang diperoleh rumahtangga dari hasil menawarkan atau menjual inputkepada perusahaan. Formulasi: Y = r + w + i + π

� Pendekatan pengeluaran adalah penghitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan pengeluaran yangdilakukan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan sektor luar negeri. Jadi menjumlahkan pengeluaran konsumsi dari masyarakat, investasi dari perusahaan, pengeluaran konsumsi pemerintah dari pemerintah, dan ekspor neto dari sektor luar negeri. Formulasi: Y = C + I + G + (X – M)

� Pendekatan produksi adalah menjumlahkan nilai output (nilai akhir atau nilai tambah sebagai hasil perkalian antara harga per unit dengan output) yang dihasilkan oleh sektor-sektor produktif dalam suatu perekonomian dalam kurun waktu tertentu.Formulasi:

� n

� Y = ∑ PQ

� i =1

Page 8: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tabel 1

PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Pengeluaran Harga Berlaku (Rp000.000) dan

Distribusi (Persentase) Tahun 1999 dan 2000

No-mor

Pengeluaran 1999 2000

Nilai % Nilai %

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

1.854.115 58,39 2.124.566 59,65

2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

17.041 0,54 19.043 0,53

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

391.538 12,33 411.166 11,54

4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

1.374.510 43,29 1.554.678 43,65

5 Perubahan Stok + Ekspor Antardaerah

-656.404 -20,67 -841.695 -23,60

6 Ekspor Antarnegara/luar negeri

257.142 8,10 308.788 8,66

7 Impor Antarnegara/luar negeri

62.630 1,98 15.561 0,43

PDRB 3.175.312 100,00 3.560.985 100,00

Page 9: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tabel 2

PDRB kabupaten Sleman Pendekatan Pengeluaran Harga Konstan (Rp000.000) dan

Pertumbuhan (Persentase) Tahun 1999 dan 2000, Tahun Dasar 1993

No-mor

Pengeluaran 1999 2000

Nilai % Nilai %

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

696.268 4,39 711.342 2,31

2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

8.672 15,53 9.408 8,49

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

245.349 35,08 249.076 1,52

4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

557.372 2,81 572.611 2,73

5 Perubahan Stok + Ekspor Antardaerah

-155.419 -124,50 -164.284 -5,70

6 Ekspor Antarnegara/luar negeri

75.087 6,20 78.572 4,64

7 Impor Antarnegara/luar negeri

21.671 4,61 4.953 -77,14

PDRB 1.404.658 1,93 1.451.772 3,35

Page 10: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tabel 3

PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Produksi (Lapangan Usaha)

Harga Berlaku (Rp000.000) dan Distribusi (Persentase) Tahun 1999 dan 2000

No-mor

Lapangan Usaha 1999 2000

Nilai % Nilai %

1 Pertanian 599.661 18,89 704.858 19,79

2 Pertambangan dan Penggalian 13.301 0,42 14.793 0,42

3 Industri Pengolahan 469.529 14,79 546.511 15,35

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 24.891 0,78 28.667 0,81

5 Bangunan 279.037 8,79 328.170 9,22

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

621.673 19,58 708.519 19,90

7 Pengangkutan dan Komunikasi 284.986 8,98 307.520 8,64

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusuhaan

331.826 10,45 324.290 9,10

9 Jasa-Jasa 550.408 17,32 597.627 16,77

PDRB 3.175.312 100,00 3.560.985 100,00

Page 11: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tabel 4

PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Produksi (Lapangan Usaha)

Harga Konstan (Rp000.000) dan Pertumbuhan (Persentase) 1999 dan 2000,

Tahun Dasar 1993

No-mor

Lapangan Usaha 1999 2000

Nilai % Nilai %

1 Pertanian 187.815 3,57 205.817 9,58

2 Pertambangan dan Penggalian 6.059 3,29 6.337 4,59

3 Industri Pengolahan 223.125 1,22 234.455 5,08

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 9.902 1,58 10.360 4,62

5 Bangunan 147.482 2,32 150.620 2,13

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

255.535 2,06 266.711 4,37

7 Pengangkutan dan Komunikasi 151.753 0,87 156.013 2,81

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusuhaan

175.675 1,37 168.151 -4,28

9 Jasa-Jasa 247.312 2,01 253.308 2,42

PDRB 1.404.658 1,93 1.451.772 3,35

Page 12: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

• Analisis Pertumbuhan Ekonomi dengan menggunakan Teoriyang dikemukakan oleh Robert Solow dan Trevor Swan (Solow-Swan). Teori tersebut menggunakan bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas:

– Q = T Lb1 Kb2

– Keterangan:• Q = tingkat output pada tahun tertentu = PDRB

• T = tingkat teknologi pada tahun tertentu

• L = jumlah tenaga kerja pada tahun tertentu

• K = jumlah stok barang modal pada tahun tertentu

• b1 = persentase perubahan output yang diciptakan oleh perubahan 1% tenaga kerja

• b2 = persentase perubahan output yang diciptakan oleh perubahan 1% modal

Page 13: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

CAPITAL OUTPUT RATIO (COR)

• COR merupakan koefisien modal yang menunjukkan hubungan antara besarnya investasi dengan nilaioutput.

• Digunakan oleh Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod dalam menjelankan teori pertumbuhan (Harrod-Domar).– r = s / k– keterangan:

• r = ∆Y / Y = pertumbuhan ekonomi• s = ∆S / ∆Y = MPS = marginal propensity to

save• k = COR = capital output ratio• hubungan yang searah antara MPS dengan

pertumbuhan ekonomi dan hubungan yang tidak searah antara COR dengan pertumbuhan ekonomi.

Page 14: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

lanjutan:

• Dua Konsep COR• Average Capital Output Ratio (ACOR)

• menunjukkan hubungan antara stok modal yang ada dengan aliran output yang dihasilkan

• menunjukkan hubungan antara segala sesuatu yangtelah diinvestasikan pada masa lalu dengan keseluruhan pendapatan (hasil)

• konsep statis

• Incremental Capital Output Ratio (ICOR)• menunjukkan hubungan antara jumlah kenaikan

output (∆Y) yang disebabkan oleh kenaikan tertentu pada stok modal ∆K

• menunjukkan segala sesuatu yang saat ini ditambahkan pada modal atau pendapatan (hasil)

• konsep dinamis

Page 15: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

lanjutan:• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi COR• Ketersediaan sumberdaya alam dan pertumbuhan penduduk

– SDA terbatas dan pertumbuhan penduduk rendah > COR tinggi• Tingkat dan sifat kemajuan teknologi

– Inovasi hitech dan sifat teknologi padat modal > COR tinggi• Laju dan komposisi investasi

– Laju investasi yang tinggi dan investasi barang publik > COR tinggi• Efisiensi penggunaan faktor produks modal

– Tingkat efisiensi yang rendah > COR tiinggi• Keterampilan manajerial dan organisasional

– Kualitas keterampilan yang rendah > COR tinggi• Kebijakan harga faktor produksi

– Penurunan suku bunga dan kenaikan tingkat upah > COR tinggi• Kebijakan ketenagakerjaan (menurunkan pengangguran)

– Investasi pada proyek barang publik > COR tinggi• Kemajuan industrialisasi

– Kemajuan industrialisasi yang tinggi > COR tinggi• Pembangunan prasarana sosial dan ekonomi (PSE)

– Pembangunan PSE pada awal pembangunan > COR tinggi

Page 16: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tradeoff antara Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Secara teoritis (Nicholas Kaldor)�r = [ ( sk - sb ) K + sb ] h

Q�Keterangan:�r = laju pertumbuhan ekonomi�sk = MPS kelompok kapitalis� sb = MPS kelompok buruh�K/Q = profit share atau bagian pendapatan nasional yang diterima kelompok kapitalis atau pola distribusi pendapatan antarkelompok masyarakat� h = elastisitas pengeluaran investasi

Tabel 7Tradeoff antara Pertumbuhan dan Pemerataan (apabila h = 0,25; sk = 0,4; dan sb = 0,1)

Profit Share atauK/Q atau

Pemerataan

Pertumbuhan Ekonomi

Keterangan

0

0,5

1

2,5%

6,25%

10%

Pertumbuhan ekonomi rendah, distribusi pendapatan merata.Pertumbuhan ekonomi menengah, distribusi pendapatan agak timpang.Pertumbuhan ekonomi tinggi, distribusi pendapatan timpang.

Page 17: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

lanjutan:• Secara empiris (Simon Kuznets)

– Sumitro Djojohadikusumo•a. Empatpuluh persen jumlah penduduk berpendapatan terendah menerima 11,15% daritotal pendapatan nasional.•b. Empatpuluh persen jumlah penduduk berpendapatan menengah menerima 32,12%dari total pendapatan nasional.•c. Duapuluh persen jumlah penduduk berpendapatan tinggi menerima 56,73% dari totalpendapatan nasional.

•Apabila digunakan asumsi bahwa pola tersebut masih berlaku untuk tahun-tahun berikutnya, maka dapat ditunjukkan distribusi pendapatan sebagai berikut:•a. Golongan penduduk berpendapatan rendah (miskin) menerima US$ 112,6 perkapita pertahun atau Rp844.500,- pertahun dengan kurs US$1=Rp7.500,-•b. Golongan penduduk berpendapatan menengah menerima US$ 325,7 perkapita pertahun atau Rp2.442.750,- pertahun dengan kurs US$1=Rp7.500,-•c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi (kaya) menerima US$ 1.147,9 perkapita pertahun atau Rp8.609.250,- pertahun dengan kurs US$1=Rp7.500,-

– Indeks Ahluwalia-Chenery dirumuskan sebagai berikut– S = n1p1 + n2 p2 + n3 p3 = 0,1115 (0) + 0,3212 (0,10) + 0,5673 (0,10) = 8,885%

≈ 8,9%

Page 18: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Model dan Indeks GravitasiMenurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno:

I1,2 = a (P1 P2) / Jb12

Keterangan:I1,2 : interaksi dalam ruang antara wilayah 1 dan 2P1 : jumlah penduduk wilayah 1P2 : jumlah penduduk wilayah 2Jb

1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2a : konstante empirik yang besarnya 1b : konstante jarak yang besarnya 2

Menurut Suwarjoko Warpani:I1,2 = a (w1 P1) (w2 P2) / Jb

12

Keterangan:I1,2 : interaksi dalam ruang antara wilayah 1 dan 2w1 : pendapatan per kapita wilayah 1w2 : pendapatan per kapita wilayah 2P1 : jumlah penduduk wilayah 1P2 : jumlah penduduk wilayah 2Jb

1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2a : konstante empirik yang besarnya 1b : konstante jarak yang besarnya 2

Page 19: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Tabel 8Indeks Gravity dan Interaksi Dalam Ruang

Propinsi DIY, Tahun 1991-1996

Tahun YogyakartaSleman

YogyakartaBantul

YogyakartaGunungkidul

YogyakartaKulon Progo

199119921993199419951996

1.568,12.197,92.980,73.980,73.904,26.935,3

932,21.272,81.768,22.372,03.239,24.422,6

103,8123,8169,5224,2301,6405,7

103,2132,1166,8204,6254,5316,4

Sumber : Biro Pusat Statistik. Propinsi DIY Dalam Angka Tahun 1997.Data diolah.

Page 20: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi
Page 21: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

• Alokator: mengalokasikan sumberdayaekonomi agar optimal dan efisien

• Distributor: mendistribusikan sumberdaya, kesempatan, hasil ekonomi secara adildan wajar

Page 22: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Stabilisator: memelihara stabilitasperekonmomian dan memulihkannya jikaterjadi ketidakseimbangan

• Dinamisator: menggerakkan prosespembangunan agar lebih cepat tumbuh, berkembang, dan maju.

Page 23: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

DASAR HUKUM

Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 (Hasil Amandemen)Ayat 1:Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Ayat 2:Rancangan undang undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaradiajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah

Ayat 3:Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaratahun yang lalu.

Page 24: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

BEBERAPA PERUBAHAN PENGELOLAAN APBN

• Periode Anggaran• Bentuk Neraca• Komponen Anggaran• Prinsip Pengelolaan

Page 25: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

…. 1968, 1969, 1969/1970, …., 1999/2000, 2000, 2001 …

Periode Anggaran

Page 26: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Bentuk Neraca

• Sebelum Tahun 2000 menggunakanneraca T (T Account)

• Mulai tahun 2000 hingga sekarangmenggunakan bentuk Staple

• Model Staple jelas nampak:– Posisi anggaran (defisit/surplus)

– Cara menutupi defisit anggaran

Page 27: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Komponen Anggaran Pemerintah(APBN)

VERSI LAMA (Sebelum Tahun 2000)• Penerimaan:

– Penerimaan Dalam Negeri

– Penerimaan Pembangunan

• Pengeluaran: – Pengeluaran Rutin– Pengeluaran Pembangunan

Page 28: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

VERSI BARU (Tahun 2000)A. Pendapatan Negara dan Hibah

– Penerimaan Dalam Negeri• Penerimaan perpajakan

– Pajak dalam negeri– Pajak perdagangan internasional

• Penerimaan Negara bukan pajak

– Hibah

Page 29: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

B. Pengeluaran Negara– Pengeluaran rutin

• Belanja Pegawai• Belanja Barang• Dana Rutin Daerah• Pembayaran Bunga Utang• Subsidi• Pengeluaran Rutin Lainnya

– Pengeluaran pembangunan• Pembiayaan Pembangunan Rupiah• Pembiayaan Proyek

Page 30: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

C. Surplus/Defisit AnggaranD. Pembiayaan, Bersih

� Pembiayaan Dalam Negeri

� Pembiayaan Luar Negeri

Page 31: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Beda Tahun 2000 dan Tahun 2001

Tahun 2000:• Pengeluaran Rutin• Pengeluaran

Pembangunan– Pembiayaan

Pembangunan Rupiah• Anggaran dikelola pusat• Anggaran dikelola daerah

• Pembiayaan lain-lain

– Pembiayaan Proyek

Tahun 2001:• Belanja Pemerintah

Pusat• Belanja ke Daerah

– Dana Perimbangan• Dana bagi hasil• Dana alokasi umum• Dana alokasi khusus

– Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian

Page 32: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

BENTUK NERACA APBN

• Versi Lama: Neraca T (T Account)

A. Penerimaan Dalam Negeri

Penerimaan Pengeluaran

B. Penerimaan Pembangunan

A. Pengeluaran Rutin

B. Pengeluaran Pembangunan

Total Penerimaan = A + B Total Pengeluaran = A + B

Page 33: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Versi Baru: Bentuk StapleA. Pendapatan Negara dan HibahB. Belanja NegaraC. Keseimbangan PrimerD. Surplus/DefisitE .Pembiayaan

Page 34: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PRINSIP PENGELOLAAN ANGGARAN PEMERINTAH

• Prinsip pengelolaan anggaran (s.d. 1999/2000)– Berimbang– Dinamis– Fungsional

• Prinsip pengelolaan anggaran (mulai 2000 hingga sekarang)– Mendorong terciptanya APBN yang sehat– Mempertahankan kesinambungan anggaran– Memanfaatkan sumber pembiayaan dari dalam

negeri

Page 35: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Siklus dan mekanisme APBN

1. Penyusunan RAPBN oleh Pemerintah

2. Pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat

3. Pelaksanaan APBN

4. Pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antara lain oleh Badan Pemeriksa Keuangan

5. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Page 36: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH

Page 37: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

ASUMSI BESARAN EKONOMI MAKRO UNTUK RAPBN

• pertumbuhan ekonomi• laju inflasi• nilai tukar rupiah• tingkat suku bunga SBI-3 bulan• harga minyak internasional• tingkat produksi minyak Indonesia

Page 38: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Variabel ekonomi makro sebagai asumsidasar penyusunan RAPBN sangatmenentukan besarnya penerimaan danpengeluaran negara, termasuk danaperimbangan, serta besarnya pembiayaananggaran

Page 39: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENJELASAN

• Pertumbuhan Ekonomi dan Laju InflasiAsumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasisangat berperan di dalam penyusunanprakiraan berbagai komponen APBN yang terkait erat dengan perkembanganekonomi seperti penerimaan perpajakan.

Page 40: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

• Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AmerikaAsumsi nilai tukar rupiah digunakan sehubungandengan masih banyaknya transaksi dalamAPBN yang terkait dengan mata uang asing, seperti penerimaan pinjaman dan pembayaranutang luar negeri, penerimaan minyak dan gas serta pemberian subsidi BBM.

Page 41: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

• Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia 3-BulanAsumsi suku bunga SBI-3 bulandigunakan mengingat pembayaran bungasebagian utang dalam negeri pemerintahdidasarkan kepada suku bunga tersebut.

Page 42: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

• Harga Minyak Mentah dan Produksi MinyakAsumsi harga minyak mentah dan produksiminyak Indonesia menentukan besarnya hasilpenerimaan minyak dan pemberian subsidiBBM. Dengan demikian, variabel asumsi dasarekonomi makro tersebut sangat menentukanbesarnya penerimaan dan pengeluaran negara, termasuk dana perimbangan, serta besarnyapembiayaan anggaran.

Page 43: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi
Page 44: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

CONTOH APBN VERSI LAMA

50.555,5Jumlah50.555,5Jumlah

19.997,7B. Pengeluaran Pembangunan10.371,5B. Penerimaan Pembangunan

30.557,8A. Pengeluaran Rutin40.184,0A. Penerimaan Dalam Negeri

JumlahPengeluaranJumlahPenerimaan

RAPBN, 1991/1992

Page 45: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Penerimaan Dalam Negeri– Penerimaan Minyak Bumi dan Gas Alam

– Penerimaan Bukan Minyak Bumi dan Gas Alam

• Penerimaan Pembangunan– Bantuan Program

– Bantuan Proyek

Page 46: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Pengeluaran Rutin– Belanja Pegawai– Belanja Barang– Subsidi Daerah Otonom– Bunga dan Cicilan Utang– Pengeluaran Lainnya

• Pengeluaran Pembangunan– Pembiayaan Rupiah– Bantuan Proyek

Page 47: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Pengertian Prinsip Pengelolaan

• Berimbang : Jumlah Penerimaan sama denganJumlah Pengeluaran

• Dinamis : persentase penerimaanpembangunan (Pinjaman Luar negeri) terhadaptotal anggaran semakin lama semakin kecil

• Fungsional : Pinjaman luar negeri hanyadigunakan untuk membiayai pembangunan(Tidak untuk membiayai Pengeluaran Rutin)

Page 48: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

• Penerimaan Pembangunan berasal dari Bantuan LuarNegeri yang terdiri dari:– Pinjaman Luar negeri– Hibah

• Tabungan Pemerintah adalah selisih antara PenerimaanDalam Negeri dan Pengeluaran Rutin

• Keseimbangan primer adalah total penerimaan –pengeluaran rutin + bunga dan cicilan utang

• Transfer/Distransfer adalah selisih antara pinjaman luarnegeri yang diterima dengan pembayaran bunga dancicilan utang

• Jika nilainya positif disebut TRANSFER dan jika nilainyanegatif disebut DISTRANSFER

LANJUTAN …

Page 49: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PERAN BANTUAN LUAR NEGERI

• Bantuan luar negeri merupakan arus masukdana asing (luar negeri) ke dalam negeri

• Bantuan luar negeri diperlukan oleh suatunegara, terutama negara sedang berkembanguntuk mengatasi masalah:– Saving-investment gap: kebutuhan dana/modal untuk

investasi– Fiscal gap: menutupi defisit anggaran belanja

pemerintah– Foreign-exchange gap: meningkatkan supply valuta

asing untuk menghindari matauang lokalterdepresiasi

Page 50: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

APBN Tahun 1998/1999

277.138,1Jumlah227.138,1Jumlah

71.600,2B. Pengeluaran Pembangunan127.835,6B. Penerimaan Pembangunan

205.537,9A. Pengeluaran Rutin149.302,5A. Penerimaan Dalam Negeri

JumlahPengeluaranJumlahPenerimaan

RAPBN, 1998/1999

• Tabungan Pemerintah minus• Bantuan Luar Negeri digunakan untuk membiayai Pengeluaran

Rutin

Page 51: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi
Page 52: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PRINSIP PENGELOLAAN

• Mendorong terciptanya APBN yang sehat• Mempertahankan kesinambungan

anggaran• Memanfaatkan sumber pembiayaan dari

dalam negeri

Page 53: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

ARAH KEBIJAKAN ANGGARAN PEMERINTAH

Kebijakan fiskal diarahkan untuk menyehatkananggaran pendapatan dan belanja negaradengan mengurangi defisit anggaran melalui:

• peningkatan disiplin anggaran,• pengurangan subsidi dan pinjaman luar negeri

secara bertahap,• peningkatan penerimaan pajak progresif yang

adil dan jujur, serta• penghematan pengeluaran.

Page 54: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANGKAH STRATEGIS

• Langkah strategis yang harus dipenuhi:– menurunkan secara bertahap defisit APBN menuju

seimbang atau surplus.– mengusahakan penurunan jumlah (stock) utang

publik dan rasionya terhadap PDB

• Strategi penurunan defisit anggaran:– peningkatan penerimaan negara, terutama yang

berasal dari sektor perpajakan– pengendalian dan penajaman prioritas alokasi belanja

negara

Page 55: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN ..

• Strategi penurunan rasio utang publikterhadap PDB dilakukan antara lain melalui pengelolaan utang dan pemilihanalternatif kebijakan pembiayaan yang tepat agar:– rasio utang thd PDB turun, dan– pendapatan nasional meningkat

Page 56: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Sumber: Nota Keuangan dan APBN RI 2007

Page 57: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

RINGKASAN APBN Th.2005 – 2006 (triliun rupiah)

Sumber: APBN & NK 2005-2006

(1,0)(28,5)(30,5)(0,2)(4,7)- Luar Negeri

1,750,950,31,230,9- Dalam Negeri

0,722,419,81,026,25 Pembiayaan

(0,7)(22,4)(19,8)(1,0)(26,2)4 Keseimbangan Umum

1,854,253,71,333,13.Kesimbangan Primer

0,13,53,10,37,2* Dana Otonomi Khusus

7,2216,6181,15,4142,3* Dana Perimbangan

7,3220,1184,25,7149,6- Belanja Daerah

2,679,580,94,6121,9* Subsidi

2,576,673,52,259,2* Pembayaran Bunga Utang

14,1427,6375,114,9392,8 - Belanja Pemerintah Pusat

21,4647,7559,220,6542,4 2 Belanja Negara

0,13,64,70,37,2- Hibah

6,8205,3132,66,1161,4- Penerimaan Bukan Pajak

13,7416,3402,113,2347,6- Penerimaan Perpajakan

20,9625,2539,419,6516,2 1 Pendapatan Negara dan Hibah

% PDBAPBNRAPBN% PDB APBN-P2Uraian

20062005

Page 58: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Page 59: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

DASAR YURIDIS

• UU No. 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah

• UU No. 33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Page 60: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENDAPATAN DAERAH DAN PEMBIAYAAN DAERAH

• Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

Page 61: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN ..

• Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah.

• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Page 62: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN ..

• Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

• Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.

• Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.

• Belanja daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

Page 63: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …• Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan denganPeraturan Daerah.

Page 64: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

• Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Page 65: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …• Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah

dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

• Celah fiskal dihitung berdasarkan selisih antara kebutuhan fiskal Daerah dan kapasitas fiskal Daerah.

• Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Page 66: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …• Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang

mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

• Obligasi Daerah adalah Pinjaman Daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal.

• Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Page 67: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …• Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari

APBN yang dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

• Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

• Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas.

Page 68: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

LANJUTAN …

• Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.

• Pendapatan Daerah bersumber dari:a. Pendapatan Asli Daerah;b. Dana Perimbangan; danc. Lain-lain Pendapatan.

• Pembiayaan bersumber dari:a. sisa lebih perhitungan anggaran Daerah;b. penerimaan Pinjaman Daerah;c. Dana Cadangan Daerah; dand. hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Page 69: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PENDAPATAN DAERAH• PAD bersumber dari:

a. Pajak Daerah;b. Retribusi Daerah;c. hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dand. lain-lain PAD yang sah.

• Dana Perimbangan terdiri atas:a. Dana Bagi Hasil; b. Dana Alokasi Umum; danc. Dana Alokasi Khusus.

• Lain-lain PAD yang sah meliputi: a. hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan;b. jasa giro;c. pendapatan bunga;d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; e. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.

Page 70: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

DANA PERIMBANGAN• Dana Bagi Hasil bersumber dari Pajak dan

Sumberdaya Alam• Dana Bagi Hasil dari pajak terdiri atas:

– Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); – Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan – Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

• Dana Bagi Hasil dari sumber daya alam berasal dari:– kehutanan;– pertambangan umum;– perikanan; – pertambangan minyak bumi;– pertambangan gas bumi; dan– pertambangan panas bumi.

Page 71: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN MODEL EKONOMI 4 SEKTOR

Faktor pendorong perdagangan internasional antara lain:

1. Adanya perbedaan kondisi produksi antar-negara

2. Adanya perbedaan selera dan preferensikonsumen antarnegara

3. Adanya tendensi penghematan biaya pro-duksi akibat produksi yang semakin besar

4. Adanya peningkatan kemakmuran globalakibat penggunaan SDE yang lebih efisien(absolute and comparative advantage)

Page 72: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

Absolute Advantage →Adam Smithadalah keunggulan yang dimiliki sebuah negara tertentu dalam memproduksi/ menghasilkan suatu barang dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan negara lain

Comparative Advantage →David Ricardoadalah keunggulan yang dimiliki sebuah negara tertentu dalam memproduksi/ menghasilkan suatu barang dengan cara yang lebih efisien relatifdibandingkan barang lain

Page 73: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

contohJumlah jam kerja orang yang dibutuhkan untukmenghasilkan 1 unit pangan dan 1 unit sandang di negara A dan B adalah:

negara A negara Bpangan 1 3sandang 2 4 DTN 1P=0,5S 1P=0,75S Negara A memiliki keunggulan absolut untuk komoditi pangan maupun sandang sedang negara B sama sekali tidak memiliki keunggulan abolut baik untuk komiditi pangan maupun sandang.Negara A memiliki keunggulan komparatif untuk komiditi pangan sedang negara B memilikikeunggulan komparatif untuk komiditi sandang.

Page 74: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

penjelasanI. Negara A memiliki AA pada komiditi sandang maupun

pangan, karena untuk menghasilkan komiditi sandang dan pangan membutuhkan jam kerja orang yang lebih sedikit (lebih murah) daripada negara B →

(1<3 untuk pangan dan 2<4 untuk sandang)II Di negara A

1 unit sandang = 2 unit pangan atau1 unit pangan = 1/2 unit sandangDi negara B1 unit sandang = 4/3 unit pangan atau1 unit pangan = 3/4 unit sandang

Jadi, pangan secara relatif lebih murah di negara A (1/2<3/4), sedang sandang secara relatif lebih mura h di negara B (4/3<2/1).

Page 75: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

contohJumlah unit pangan dan sandang yang dihasilkan di negara A dan B dalam 1 satuan jam kerja orang adalah:

negara A negara Bpangan 1 3sandang 2 4 DTN 1P=2S 1P=1,33S Negara B memiliki keunggulan absolut untuk komoditi pangan maupun sandang sedang negara A sama sekali tidak memiliki keunggulan abolut baik untuk komiditi pangan maupun sandang.Negara A memiliki keunggulan komparatif untuk komiditi sandang sedang negara B memilikikeunggulan komparatif untuk komiditi pangan.

Page 76: Materi Pendalaman Ilmu Ekonomi

penjelasanI. Negara B memiliki AA pada komiditi sandang maupun

pangan, karena dalam 1 satuan jam kerja orang mampu menghasilkan komiditi sandang dan pangan yang yang lebih banyak (lebih murah) daripada negar a A→ (3>1 untuk pangan dan 4>2 untuk sandang)

II Di negara A1 unit pangan = 2 unit sandangDi negara B1 unit pangan = 1,33 unit sandang

Jadi, sandang secara relatif lebih murah di negara A (2/1>4/3), sedang pangan secara relatif lebih murah d i negara B (3/4>1/2).