materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

42
Kedudukan RTRW Kabupaten/Kota di Dalam Pembangunan daerah DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

Upload: deki-zulkarnain

Post on 21-Jun-2015

368 views

Category:

Business


4 download

DESCRIPTION

Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

TRANSCRIPT

Page 1: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Kedudukan RTRW Kabupaten/Kota di Dalam Pembangunan daerah

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANGKEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

Page 2: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Musi Rawas Utara, merupakan DOB pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas (ditetapkan dengan UU No. 16 Tahun 2013 );

Administrasi Musi Rawas Utara terdiri dari Kecamatan Rupit; Kecamatan Rawas Ulu; Kecamatan Nibung; Kecamatan Rawas Ilir; Kecamatan Karang Dapo; Kecamatan Karang Jaya; dan Kecamatan Ulu Rawas.

Dalam Konstelasi Pengembangan Wilayah, RTRW Provinsi Sumatera Selatan menetapkan Kecamatan Muara Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal (Potensi )

Potensi Kabupaten Musi Rawas Utara, antara lain : Pertanian Tanaman Pangan, Pertambangan : mineral, minyak dan gas, dan Wisata Alam pada Kawasan Lindung (TNKS)

Kabupaten Musi Rawas Utara perlu menyusun RTRWK sebagai acuan dalam alat pengembangan dan pembangunan wilayah;

Undang-Undang No. 32 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa kabupaten diwajibkan menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.

Page 3: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Penataan Ruang VS Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah (regional development) adalah upaya untuk memajukan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara optimal

Penataan ruang adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mewujudkan pengembangan wilayah

Penataan ruang terdiri dari tiga instrumen utama, yaitu :1. Perencanaan tata ruang wilayah2. Pemanfaatan ruang atau implementasi rencana tata ruang wilayah3. Pengendalian pemanfaatan ruang

Page 4: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Kenapa Harus Memiliki RTRW ?

UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ps 14 menyatakan bahwa Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan Tata Ruang merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota

UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 11 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang dalam penyelenggaraan penataan ruang yang antara lain meliputi pelaksanaan penataaan ruang wilayah kabupaten/kota dan pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota

Keppres 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah untuk kepentingan Umum, ps 4 menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pada RTRW

Page 5: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Kapan RTRW Harus Selesai ?

UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 78 ayat 4c mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten/Kota harus sudah disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah UU diterbitkan, atau pada bulan April 2010.

Apa sanksinya bila pada bulan April 2010 penyesuaian RTRW Kabupaten/Kota belum selesai?

Secara hukum tidak ada sanksinya, namun secara praktis kabupaten/kota akan menderita banyak sekali kerugian akibat terhambatnya pembangunan dan investasi

Apakah penyesuaian RTRW Kabupaten/Kota harus menunggu penyesuaian RTRW Provinsi?

Tidak, kabupaten dan kota dapat maju terlebih dahulu, sepanjang Gubernur memberikan rekomendasi

Page 6: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagaimana Proses Legalisasi RTRW ?

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota, kemudian diajukan kepada Gubernur untuk diberi rekomendasi.

Sebelum diberi rekomendasi oleh Gubernur, materi muatan RTRWterlebih dahulu akan diperiksa oleh BKPRD provinsi , tentang kesesuaiannya terhadap materi muatan RTRW Provinsi

Dengan dilampiri Rekomendasi Gubernur RTRW Kabupaten/ Kota kemudian diajukan kepada Menteri PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN.

Menteri PU, melalui Dirjen Penataan Ruang akan mengundang seluruh anggota Tim Pelaksana BKPRN (32 instansi) untuk membahas materi muatan RTRW Kabupaten/Kota

1 - 2

Page 7: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagaimana Proses Legalisasi RTRW ?

Setelah semua masukan anggota Tim Pelaksanan BKPRN diakomodasi, Menteri PU melalui Dirjen Penataan Ruang akan menerbitkan Surat Persetujuan Substansi

Dengan Surat Persetujuan Substansi tersebut, kabupaten/kota dapat mengajukan rapat pembahasan RTRW Kabupaten/Kota bersama DPRD, dan sebelum disahkan menjadi Perda RTRW, terlebih dahlu harus disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi

Setelah hasil evaluasi Gubernur diakomodasi, Bupati/Walikota dapat menetapkan Perda RTRW Kabupaten/Kota

Diagram proses legalisasi selengkapnya terlampir

2 - 2

Page 8: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagaimana Materi Muatan RTRW ?

• Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat :1. Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota)

2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota

3. Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota

4. Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota

5. Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota

6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota

• Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman keduanya berbeda

1 - 2

Page 9: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagaimana Materi Muatan RTRW ?

• RTRW Kabupaten digambarkan pada peta skala 1: 50.000.

RTRW Kota digambarkan pada peta skala 1: 25.000 dan idealnya digambarkan pada peta 1: 10.000.

• RTRW Kabupaten lebih menitikberatkan pada pemerataan pengembangan wilayah, khususnya yang berkaitan dengan urban-rural linkage.

• RTRW Kota lebih menitikberatkan pengaturan pola ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan yang relatif lebih dinamis

• Materi muatan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota dapat diikuti pada Permen PU No. 16/ 2009 dan Permen PU No. 17/ 2009

2 - 2

Page 10: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Peta dasar untuk penyusunan RTRW umumnya sudah kada luwarsa. Untuk RTRW Kota bahkan tidak tersedia pada skala yang disyaratkan 1: 25.000.

Untuk itu penyusunan RTRW harus selalu diawali dengan updating peta dasar yang sekaligus akan meng-update peta penggunaan lahan. Updating peta dilakukan dengan menggunakan citra satelit yang sesuai.

Untuk RTRW Kabupaten dapat digunakan citra satelit ASTER dengan resolusi 15 m atau SPOT 5 dengan resolusi 10 m. Untuk RTRW Kota dapat digunakan citra IKONOS dengan resolusi 1m atau citra Quick Bird dengan resolusi 60 cm.

Page 11: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

2. Salah satu amanat UU No. 26/2007 yang paling utama utama adalah untuk mendasarkan penyusunan RTRW pada mitigasi bencana.

Sehubungan dengan itu langkah awal dalam penyusunan RTRW adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan rawan bencana.

Selanjutnya kawasan rawan bencana harus diarahkan untuk tidak dijadikan sebagai kawasan hunian dan bila sudah terlanjur berkembang menjadi kawasan hunian, harus diberlakukan pengendalian pemanfaatan ruang secara ketat

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 12: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

3. RTRW Kabupaten harus bersifat komplementer terhadap RTRW Provinsi,

a. Rencana Struktur Ruang provinsi yang ada di wilayah kabupaten sepenuhnya harus diadopsi di dalam Rencana Struktur Ruang kabupaten.

b. Rencana Pola Ruang Kabupaten harus “duduk” di dalam Rencana Pola Ruang Provinsi.

c. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang diamanah kan di dalam RTRW provinsi harus diterjemahkan menjadi Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di dalam RTRW Kabupaten.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 13: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

4. Di dalam RTRW Provinsi kota hanya akan berbentuk sebagai satu titik atau satu delineasi kecil. Pengertian komplementer untuk RTRW Kota tidak sama dengan RTRW Kabupaten. Suatu RTRW Kota dapat dinyatakan komplementer terhadap RTRW Provinsi apabila fungsi dan peranan yang diembankan oleh RTRW Provinsi terhadap kota tersebut terwujud secara nyata di dalam Tujuan, Kebijakan dan Strateginya

5. Agar Rencana Pola Ruang Kabupaten dapat “duduk” di atas Rencana Pola Ruang Provinsi, sangat dianjurkan agar Rencana Pola Ruang kabupaten disusun di atas peta Rencana Pola Ruang Provinsi yang sudah di translasikan ke peta dasar kabupaten 1: 50.000

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 14: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

6. Rencana Pola Ruang Kota sama sekali tidak terkait dengan Rencana Pola Ruang Provinsi, dan sepenuhnya bergantung pada Strategi Penataan Ruang yang ditetapkan dan pada kondisi fisik ruang yang ada. Demikian pula Rencana Struktur Ruang nya sepenuhnya bergantung pada strategi penataan ruang dan kondisi fisik ruang yang ada.

7. Dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten harus diperhatikan prosentase kawasan hutan minimum dalam setiap DAS sebesar 30%

8. Dalam Rencana Pola Ruang Kota harus diperhatikan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% , dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Kuburan, sempadan sungai, dsb dapat dimasukan sebagai bagian dari RTH publik

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 15: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

9. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang pada dasar nya merupakan jiwa atau ruh dari pada RTRW, bukan sekedar prolog. Disitulah ditentukan akan dibawa kemana kabupaten/ kota di masa datang

10. RTRW Kabupaten/Kota merupakan produk rencana tata ruang yang bersifat operasional, sehubungan dengan itu Kebijakan dan Strategi Penataan Ruangnya harus bersifat operasional.

11. Perbedaan kedalaman materi muatan RTRW Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota dan RDTR digambarkan sebagai berikut,

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 16: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

12. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah bagian wilayah kabupaten/kota yang penataan ruangnya dinilai harus untuk dilakukan secara khusus, lebih dalam dari pada yang diatur di dalam rencana umum tata ruang, oleh karena :

a. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus lebih didorong peranannya di dalam pelaksanaan pembangunan wilayah, atau

b. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus dilindungi eksistensinya agar tidak mengganggu keseimbangan wilayah secara keseluruhan, dan

c. Perencanaan tata ruangnya tidak sepenuhnya terakomodasi di dalam rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada di dalam rencana umum tata ruang

Oleh karena itu penetapan kawasan strategis kabupaten/kota tidak harus membagi habis seluruh wilayah kabupaten/kota, tapi cukup satu atau dua kawasan saja yang dinilai benar-benar memiliki nilai strategis bagi kabupaten/kota

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 17: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

13. Arahan Pemanfaatan Ruang pada dasarnya merupakan pedoman bagi implementasi Rencana Tata Ruang dan akan menjadi lampiran dari Perda RTRW yang menjadi pegangan dalam penyusunan RAPBD, sehubungan dengan itu arahan pemanfaatan ruang harus disusun sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang sebenarnya bukan sekedar shopping list.

14. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang terdiri dari Ketentuan Umum Peraturan Zonasi, Ketentuan Perijinan, Ketentuan Insentif-Disinsentif dan Arahan Sanksi, seharus nya sudah berisi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah operasional bukan hanya sekedar berisi definisi atau pengertian. Ketentuan-ketentuan inilah yang akan menjadi instrumen hukum di dalam Perda RTRW.

15. Dalam menyusun RTRW secara umum agar benar-benar memperhatikan dan mengikuti ketentuan sektor terkait, seperti halnya sektor kehuranan, pengairan, jalan, perhubungan dan lainnya.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 18: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

16. Paduserasi kawasan hutan untuk Provinsi Sumatera Selatan sudah terbit dengan keluarnya SK Kehutanan baru oleh karena itu proses penyusunan substansi RTRW Kabupaten Muratara akan lebih cepat memiliki Perda tentang RTRW Kabupaten.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Page 19: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

S e k i a n & T e r i m a K a s i h

Page 20: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
Page 21: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Sosial-politikHankam

Pertanian

Geologi tata lingk.

Kehutanan

Transportasi

Kelembagaan

Arsitektur

Sosial-Budaya

Urban design

Page 22: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bobot Materi Muatan RTRW

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTRWKOTA RDTR

Tujuan, Kebijakan & Strategi

Rencana Struktur Ruang

Rencana Pola Ruang

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 23: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagaimana Menyelesaikan RTRW ?

• RTRW Kabupaten/Kota seharusnya segera diselesaikan. Oleh karena RTRW Provinsi sudah mendapat persetujuan substansi, proses legalisasi RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi akan berjalan lebih cepat.

• Penyusunan RTRW dapat dimulai dengan mengaktifkan Tim BKPRD, khususnya Pokja Perencanaan Tata Ruang yang akan berperan sebagai Tim Pengarah.

• Selanjutnya harus dibentuk Tim Pelaksana yang bertugas untuk menyusun RTRW. Tim Pelaksana ini bisa tim swakelola yang beranggotakan staf SKPD yang dinilai memiliki kemampuan untuk menyusun RTRW, atau konsultan perencanaan yang dikontrak secara khusus.

Page 24: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

TahapanPenyelesaian

RTRW

• Tahap PertamaTim Pelaksana bertugas untuk mengumpul kan data, melakukan analisis tata ruang dan menyusun Profil Lengkap Tata Ruang Kabupaten/Kota. Dari tahapan ini akan dihasilkan Buku Data dan Analisis

• Tahap Keduaberdasarkan Profil Lengkap Tata Ruang tersebut Tim Pengarah merumuskan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota

• Tahap Ketigasesuai dengan Tujuan, Kebijakan dan Strategi di atas, Tim Pelaksana akan menyusun Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang dan menetapkan kawasan strategis kabupaten/kota.

Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang dan Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dibahas oleh Tim Pengarah

yang kemudian disempurnakan oleh Tim Pelaksana1 - 2

Page 25: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

• Tahap KeempatTim Pelaksana menyusun konsep Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kedua hal ini sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan dan kesiapan pemerintah daerah untuk menerap kan aturan yang relatif tegas. Karenanya perlu pembahasan yang matang. Produk tata ruang yang dihasilkan pada tahap keempat ini adalah Buku RTRW dan Album Peta RTRW.

• Tahap kelimaTim Pelaksana menuangkan Buku RTRW ke dalam Buku Rancangan Perda RTRW. Untuk itu Tim Pelaksana harus didukung oleh tenaga ahli yang memiliki kemampuan untuk menyusun Legal Drafting yang baik.

Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota selesai dan dapat diajukan ke BKPRD Provinsi untuk selanjutnya mendapatkan

rekomendasi Gubernur

TahapanPenyelesaian

RTRW

2 - 2

Page 26: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

NEGARAWEWENANG

PEMERINTAH

WEWENANG PEMERINTAH

PROVINSI

WEWENANG PEMERINTAH KAB./KOTA

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang nasional, provinsi, & kabupaten/kota

pelaksanaan penataan ruang nasional

pelaksanaan penataan ruang kws strategis nasional

kerja sama penataan ruang antar negara & fasilitasi antarprovinsi

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang provinsi & kabupaten/kota

pelaksanaan penataan ruang provinsi

pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsikerja sama penataan ruang antarprovinsi dan fasilitasi antarkabupaten/kota

pengaturan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penataan ruang kab/kota

pelaksanaan penataan ruang kab/kota

pelaksanaan penataan ruang kws strategis kab/kota

kerja sama penataan ruang antarkabupaten/kota

Pasal 8

Pasal 10

Pasal 11

Negara menyelengga-rakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya kemakmuran raktyat

Negara menyelengga-rakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya kemakmuran raktyat

Pasal 7

Pasal 8 & 9

Dalam melaksanakan tugasnya, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah

Dalam melaksanakan tugasnya, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah

PEMBAGIAN KEWENANGAN YANG LEBIH JELAS ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN

PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Page 27: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

PENGATURAN DAN PEMBINAAN TINGKAT

PROVINSI

Pelaksanaan

PERENC. TR NASIONAL

PEMANF. RUANG NASIONAL

PENGENDALIAN PEMANF. RUANG

NASIONAL

Pelaksanaan

PERENC. TR PROVINSI

PEMANF. RUANG PROVINSI

PENGENDALIAN PEMANF. RUANG

PROVINSI

PENGATURAN, DAN PEMBINAANTINGKAT

KABUPATEN/KOTA

Pelaksanaan

PERENC. TR KAB./KOTA

PEMANF. RUANG KAB./KOTA

PENGENDALIAN PEMANF. RUANG

KAB./KOTA

PENGAWASAN

PENGATURAN DAN PEMBINAAN TINGKAT

NASIONAL

PENGAWASANPENGAWASAN

PE

RA

N M

AS

YA

RA

KA

T

2… Lanjutan

Page 28: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

PR Berdasarkan Administrasi(Mempertegas aspek kewenangan

penyelenggaraan)

PR Wilayah Nasional

PR Wilayah Provinsi

PR Wilayah Kabupaten

PR Wilayah Kota

PR Berdasarkan Nilai Strategis Kawasan(Kawasan yang secara spesifik berpengaruh

besar terhadap pencapaian tujuan PR)

Kawasan Strategis Nasional

Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis Kota

Kewenangan

Pem. Pusat

Pem. Provinsi

Pem. Kabupaten

Pem. Kota

PR Berdasarkan Fungsi Utama

(Ruang yang dapat dimanfaatkan Dan ruang yang dijaga untuk dilindungi Dan melindungi)

Kawasan Budidaya

Kawasan Lindung

PR Berdasarkan Kegiatan Kawasan

(Untuk meningkatkan keseimbangan pembangunan)

Kawasan Perkotaan

Kawasan Perdesaan

PR Berdasarkan Sistem

(Fungsi-fungsi kewilayahan)

Sistem Internal Perkotaan

Sistem Wilayah

KLASIFIKASI PENATAAN RUANG BERDASARKAN SISTEM, FUNGSI DAN NILAI STRATEGIS KAWASAN

KEJELASAN PRODUK RENCANA TATA RUANG (BUKAN HANYA ADMINISTRATIF, TETAPI DAPAT PULA FUNGSIONAL)

Pasal 5

19

Page 29: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

WIL

AY

AH

PE

RK

OTA

AN

RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG

RTR KWS METROPOLITAN

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTR PULAU / KEPULAUAN

RTR KWS STRA. NASIONAL

RTR KWS STRA KABUPATEN

RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN

RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA

• Produk perencanaan pada tingkat administrasi terdiri dari rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang dilengkapi dengan pengaturan zonasi sebagai pedoman perijinan.

PENGUATAN ASPEK PERENCANAAN

RTR KWS STRA KOTA

RDTR WIL KABUPATEN

RTR KWS STRA. PROVINSI

RDTR WIL KOTA

3… Lanjutan

Page 30: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

3…Lanjutan

Page 31: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Prosentase Hutan Minimum 30%

• UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 17 ay 5 menyatakan bahwa luas kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS).

• Apakah kabupaten yang memiliki kawasan hutan lebih besar dari 30% boleh menguranginya hingga sampai dengan 30%? Untuk menjawabnya:

a. Pertama harus diingat bahwa 30% luas kawasan hutan adalah dari luas DAS bukan dari luas wilayah administratif

b. Di dalam suatu DAS sebagian besar kawasan hutan sebaiknya berada di bagian hulu yang merupakan daerah resapan air, dan sebagian lainnya di kawasan pantai untuk menjaga keanekaragaman hayati pesisir dan melindungi pantai dari abrasi

• Hal ini menyebabkan akan ada kabupaten di bagian hulu sungai yang memiliki kawasan hutan jauh di atas 30% dan harus tetap mempertahankannya -> Kabupaten Konservasi

Page 32: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Pelepasan air tanah

Arus antara

Aliran Permukaan

Peresapan Permukaan Air Tanah

evapotranspirasi

SIKLUS HIDROLOGI PADA SUATU DAERAH ALIRAN SUNGAI

Page 33: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

KOMPENSASI• Kabupaten konservasi harus konsisten untuk terus menjaga luasan dan

kelestarian kawasan hutannya. Secara langsung hal ini akan menambah beban biaya dan selain itu juga akan mengurangi peluang untuk mengembangkan lahan usaha bagi penghidupan masyarakatnya.

• Di sisi lain kabupaten/kota yang berada di bagian hilir akan menikmati manfaat yang sangat besar, antara lain terjaminnya ketersediaan air baku tahun dan terbebas dari ancaman bencana banjir di musim hujan

• Untuk itu kabupaten konservasi seharusnya mendapat kompensasi dari kabupaten/kota yang berada di bagian hilir yang menikmati semua manfaat di atas.

• Bentuk dan besaran kompensasi ini seharusnya sudah diatur dalam RTRW Provinsi

Page 34: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

PENGATURAN PENATAAN RUANG

Page 35: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Pengaturan Penataan Ruang(PP 15 Th 2010)

Pemerintah

Pemerintah Daerah Provinsi

Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota

Pengaturan oleh: • PP (RTRWN & Peraturan Pelaksanaan

UUPR)• Perpres (RTR Pulau & RTR KSN)• Permen (Pedoman PR)

• Perda Provinsi (RTRWP, RTR KSP, arahan PZ Prov)

• Pergub (ketentuan Perizinan, bentuk & besaran insentif-disinsentif, sanksi adm, juklak)

• Perda Kabupaten/ Kota (RTRWK, RTR KSK, RDTR+PZ Kab/Kota)

• Perbup/Perwali (Ketentuan Perizinan, bentuk & besaran insentif-disinsentif, sanksi adm)

Peraturan lain bidang Penataan Ruang sesuai kew

enanganPenyusunan dan Penetapan:

Page 36: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Pembinaan Penataan Ruang(PP 15 Th 2010)

Pemerintah

Pemerintah Daerah Provinsi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Masyarakat

Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang

Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang

Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang

Pendidikan dan pelatihan Penelitian dan pengembangan Pengembangan sistem informasi

dan komunikasi penataan ruang Penyebarluasan informasi

penataan ruang kepada masyarakat

Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

melalui

Ruang Lingkup Pembinaan PR Bentuk dan Tata Cara

Page 37: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bentuk & Tata Cara Pembinaan Penataan Ruang (PP 15 Th 2010)

NO BENTUK TATA CARA

1 Koordinasi Penyelenggaraan PR Tata cara koordinasi diatur dgn perpres

2 Sosialisasi peraturan Per-UU-an Bid. PR Melalui media tatap muka & media elektronik

3 Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan PR

Mendampingi, mengawasi, & memberikan penjelasan kepada pemangku kepentingan dalam pelaksanaan PR

4 Pendidikan dan pelatihan Penyelenggaraan & Fasilitasi diklat, penyusunan program diklat, penerapan sistem sertifikasi

5 Penelitian dan pengembangan Pengembangan IPTEK bidang PR

6 Pengembangan sistem informasi & komunikasi

Penyediaan basis data & informasi & pengembangan jaringan sistem elektronik

7 Penyebarluasan informasi PR kepada masyarakat

Publikasi berbagai aspek PR melalui media yg mudah diakses masyarakat

8 Pengembangan kesadaran & tanggung jawab masyarakat

Penyuluhan, debat publik, pembentukan kelompok masyarakat , penyediaan unit pengaduan

Page 38: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Pembinaan oleh Ditjen Penataan Ruang

Page 39: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Prosedur Penyusunan RTR(PP 15 Th 2010)

Proses Penyusunan RTR

Pelibatan peran masyarakat dlm

perumusan konsepsi RTR

Pembahasan Rancangan RTR oleh

pemangku kepentingan

Persiapan penyusunan RTR

Pengumpulan data

Pengolahan & analisis data

Perumusan konsepsi RTR

Penyusunan Rancangan Per-UU-an

ttg RTR

Page 40: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Prosedur Penetapan Perda RTR(PP 15 Th 2010)

NASIONALRTRW Nasional

RTR Pulau/Kepulauan

RTR KSN

PROVINSIRTRW Provinsi

RTR KSP

KAB/KOTARTRW Kab/Kota

RTR KSK

Peraturan Zonasi

Pembahasan antar-instansi utk RTR kewenangan Pemerintah Pusat

Pembahasan antar-instansi dan antar daerah dgn DPRD utk RTR kewenangan Pemerintah Daerah

NASIONALPP

Perpres

PROVINSIPerda Provinsi

KAB/KOTAPerda

Kabupaten/Kota

Page 41: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

Bagian Wilayah Kabupaten/Kota yg Perlu Disusun RTR (PP 15 Th 2010)

Kabupaten Kota

RDTRDisusun pada bagian wilayah kab/kota yg ditetapkan

dlm RTRW (paling lama disusun 36 bulan setelah RTR ditetapkan

Dapat disusun pada prioritas pmbangunan baru (paling lama 24 bulan setelah ditetapkan)

RTBLDisusun pada zona-zona yg penanganannya

diprioritaskan dlm RDTR

Page 42: Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru

KRITERIA PENGENAAN SANKSI

BENTUK TATA CARA

• Besar ata kecilnya dampak yg ditimbulkan

• Nilai manfaat pemberian saksi yg diberikan

• Kerugian Publik yg ditimbulkan

Peringatan tertulis Penerbitan surat peringatan tertulis

Penghentian sementara kegiatan Penerbitan SK Penghentian Kegiatan, stlh peringatan tertulis diabaikan

Pengentuan sementara pelayanan umum

Penerbitan SK Penghentian Sementara Pelayanan Umum kpd pelanggar, stlh peringatan tertulis diabaikan

Penutupan Lokasi Penerbitan SK Penutupan Lokasi, stlh peringatan tertulis diabaikan

Pencabutan Izin Penerbitan SK Pencabutan Izin, stlh peringatan tertulis diabaikan

Pembatalan Izin Penerbitan SK Pembatalan Izin, stlh peringatan tertulis diabaikan

Pembongkaran Bangunan Penerbitan SK Pembongkaran, stlh peringatan tertulis diabaikan

Pemulihan Fungsi Ruang Penerbitan SK Pemulihan Fungsi Ruang, stlh peringatan tertulis diabaikan

Denda Administratif Dpt dikenakan bersama dgn sanksi lain atau tersendiri

Sanksi Pelanggaran Penataan Ruang (PP 15 Th 2010)