materi otot s2 bapak bram

32
HISTOLOGIS OTOT KERANGKA PADA TERNAK PEDAGING Bramada Winiar Putra, S.Pt.

Upload: nvp16

Post on 01-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penentuan ternak

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Otot S2 Bapak Bram

HISTOLOGIS OTOT KERANGKA PADA TERNAK PEDAGING

Bramada Winiar Putra, S.Pt.

Page 2: Materi Otot S2 Bapak Bram

PENDAHULUAN

Otot kerangka disusun myofibril. Memiliki inti banyak di bagian tepi. Serabut otot dibungkus oleh jaringan ikat menjadi

bundel. Kumpulan fasikulus otot membentuk otot dan

dibungkus oleh jaringan ikat epimesium. Keistimewaan dari otot kerangka adalah

kemampuan berkontraksi. Bagian yangberperan utama dalam kontraksi

adalah aktin dan myosin. Otot kerangka memiliki fungsi utama sebagai alat

gerak dan berperan dalam membentuk konstruksi tubuh.

Page 3: Materi Otot S2 Bapak Bram

struktur histologis otot kerangka dapat mengalami perubahan selama proses pertumbuhan.

Dalam proses pertumbuhan terjadi perubahan ukuran dan berat dari suatu hewan.

Harus didukung oleh konstruksi mikroskopis otot yang mampu menopang tubuh ternak.

Pada ternak pedaging, perubahan histologis otot kerangka selama proses pertumbuhan dapat memberikan perbedaan kualitas dari daging yang dihasilkan.

Page 4: Materi Otot S2 Bapak Bram

Otot Kerangka Serabut otot kerangka merupakan sel-sel multi

nuklei yang memiliki panjang dari beberapa milimeter hingga beberapa centimeter.

Nuklei berada di bawah sarcolemma dan miofibril membentuk garis longitudinal gelap-terang.

Kontraktil miofilamen disusun bergantian antara garis isotropik I dan anisotropik A sehingga membentuk garis gelap-terang dalam suatu unit yang disebut sebagai sarkomer.

Serat otot kerangka membentuk bundel dengan dibalut oleh jaringan ikat epimisium.

Kumpulan bundel otot membentuk otot dan dibungkus oleh jaringan ikat epimesium (Aughey and Fredric, 2001). Serabut otot kerangka memiliki diameter 10-100 µm.

Page 5: Materi Otot S2 Bapak Bram

Bentuk gaya pararel dalam aplikasi biomekanika terlihat pada gaya yang terjadi pada serat-serat otot yang menghasilkan gaya pararel.

Pada pennate otot akan dihasilkan gaya pararel dari tiap-tiap serat otot.

Dengan konstruksi ini maka gaya yang dihasilkan oleh masing-masing serat otot akan lebih kecil untuk menghasilkan resultan gaya yang besar.

Pada konstruksi pennate maka arah resultan gaya akan terkonsentrasi menuju pada tendon, dengan demikian gaya yang dihasilkan akan lebih efisien.

Page 6: Materi Otot S2 Bapak Bram

1. Pararel Fibre 2. Fusiform 3. Unipennate 4. Bipennate 5.

Multipennate.

Page 7: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 8: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 9: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 10: Materi Otot S2 Bapak Bram

Susunan Cross-Stration

Garis gelap terang tersebut karena A band yang merupakan area anisotropik dan I band yang merupakan area isotropik.

A band lebih gelap dan terdapat miofilamen yang didalamnya terdapat aktin dan miosin.

Sedangkan I band lebih terang dan dibatasi Z line yang merupakan batas antara sarkomer satu dengan yang lainnya.

Batas antara miosin yang saling berlawanan arah pada satu sarkomer disebut sebagai M line.

Sedangkan pada thick filament yang tidak terdapat miosin disebut dengan H band.

Page 11: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 12: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 13: Materi Otot S2 Bapak Bram

Perubahan ukuran pada proses pertumbuhan dapat terjadi karena adanya dua hal yaitu adanya hiperplasia dan hipertropi

Diferensiasi dan pertumbuhan otot secara garis besar adalah akresi protein dan proliferasi sel.

Sel otot harus mengalami peningkatan jumlah dan terjadi perubahan dalam sintesa protein hingga terbentuk karakteristik sel otot dewasa.

Page 14: Materi Otot S2 Bapak Bram

Diameter serabut otot akan meningkat lebih luas seiring dengan pertambahan umur.

Pada serabut otot ternak yang lebih muda, penampang melintang serabut otot terlihat lebih membulat dibandingkan pada serabut otot ternak yang lebih tua dan memiliki inti yang lebih banyak.

Peningkatan ukuran ini juga akan mempengaruhi penambahan ukuran bundle dalam otot

Page 15: Materi Otot S2 Bapak Bram

Pada fase postnatal jumlah serabut otot per bundle dan jumlah bundel per otot relatif konstan.

Otot akan mengalami titik maksimal pertumbuhan otot

Setelah pertumbuhan otot mencapai titik maksimal maka ruang otot akan diisi oleh lemak dan jaringan ikat

Page 16: Materi Otot S2 Bapak Bram

Aktifitas yang tinggi dan berat ternak memerlukan penopang yang kuat

Pada ternak dengan berat yang lebih besar dan aktifitas yang lebih banyak memiliki jaringan ikat yang lebih lebar dan banyak

Semakin besar persentase jaringan ikat dalam otot akan menyebabkan daging akan lebih keras

Page 17: Materi Otot S2 Bapak Bram

A. German Angus B. Belgian Blue

Page 18: Materi Otot S2 Bapak Bram

A. Otot Dewasa B. Otot Muda

Page 19: Materi Otot S2 Bapak Bram

A. Otot Kerbau B. Otot Sapi

Page 20: Materi Otot S2 Bapak Bram

Biomekanika Mikro-Anatomi Otot

Otot merupakan konstruksi vektor yang sangat menarik.

Bentuk konstruksi vektor ini tidak hanya secara pararel yaitu antara serabut otot

Juga dalam bentuk serial yaitu pada masing-masing sarkomer.

Bahkan di dalam sarkomer suatu myofibril, bentuk tautan aktin dan miosin tersusun pararel.

Dengan konstruksi tersebut maka meskipun perbandingan nilai vektor tetap tetapi gaya yang diterima masing-masing filamen akan sangat kecil

Dengan kondisi tersebut maka efisiensi energi menjadi sangat besar, hal ini berarti bahwa dengan energi yang sangat kecil mampu memberikan resultan gaya yang besar.

Page 21: Materi Otot S2 Bapak Bram

Dengan konstruksi tersebut maka meskipun perbandingan nilai vektor tetap tetapi gaya yang diterima masing-masing filamen akan sangat kecil.

Kondisi ini semakin dibantu dengan bentuk pertautan otot dengan tendon dalam bentuk pennate, sehingga semua serat otot terpusat pada satu titik tendon yang melekat ke tulang, sehingga konstruksi ini menghasilkan resutan dari keseluruhan gaya otot menjadi sangat besar.

Efisiensi energi menjadi sangat besar, hal ini berarti bahwa dengan energi yang sangat kecil mampu memberikan resultan gaya yang besar.

Page 22: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 23: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 24: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 25: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 26: Materi Otot S2 Bapak Bram

Kolagen Sebagai Pendukung Konstruksi

Untuk mendukung perubahan konstruksi otot ketika terjadi konstraksi, maka diperlukan kolagen.

Kolagen tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus otot tetapi juga memiliki fungsi sebagai penopang ketika terjadi konstraksi sekaligus memiliki kemampuan elastisitas yang baik ketika terjadi perubahan konstruksi otot saat konstraksi.

Page 27: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 28: Materi Otot S2 Bapak Bram

Serat otot makin besar dan makin banyak, diperlukan kolagen yang makin kuat dan tebal.

Ukuran ternak makin besar diperlukan kemampuan otot yang semakin kuat untuk menopang konstruksi badan, kolagen makin kuat dan tebal.

Ukuran ternak makin besar maka daging akan cenderung lebih alot.

Page 29: Materi Otot S2 Bapak Bram
Page 30: Materi Otot S2 Bapak Bram

Gambar 1 Gambaran histologis dari otot longisimus dorsi pada sapi Bali (A, B) dan sapi PO (C, D). Pewarnaan hematoksilin eosin (A, C), Cason’s trichrome (B, D), skala = 200 um.

A B

C D

Page 31: Materi Otot S2 Bapak Bram

Struktur otot yang telah mengalami proses

pemasakan

Page 32: Materi Otot S2 Bapak Bram

Terima Kasih