materi mepping pengawas

21
Dasar, Aplikasi Dan Permasalahan Pengawas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Di Sekolah A. Konsep Pengawas Bimbingan di Sekolah 1. Pengertian Pengawas Bimbingan Ada sejumlah pengertian pokok yang amat perlu mendapat perhatian dari pengawas sekolah, yaitu tentang pengawas sekolah itu sendiri dan tugas pokok kepengawasan dalam melaksanakan penilaian dan pembinaan terhadap guru pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan , contoh, dan saran. Pengawas sekolah adalah Pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pemgawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertententu yang ditunjuk atau ditetapkan. Tugas pokok pengawas sekolah adalah menyelenggarakan kepengawasan pendidikan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan guru dan tenaga lain dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Pengawas Counselor merupakan salah seorang anggota staf bimbingan, yang bertindak selaku pengawas Counselor ialah Penilik Sekolah dan Pengawas. Selaku petugas pendidikan maka ia perlu menaruh minat pada program Bimbingan dan harus

Upload: m4nmo

Post on 12-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

BK

TRANSCRIPT

Dasar, Aplikasi Dan Permasalahan Pengawas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Di Sekolah

A. Konsep Pengawas Bimbingan di Sekolah 1. Pengertian Pengawas BimbinganAda sejumlah pengertian pokok yang amat perlu mendapat perhatian dari pengawas sekolah, yaitu tentang pengawas sekolah itu sendiri dan tugas pokok kepengawasan dalam melaksanakan penilaian dan pembinaan terhadap guru pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan , contoh, dan saran.Pengawas sekolah adalah Pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pemgawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertententu yang ditunjuk atau ditetapkan. Tugas pokok pengawas sekolah adalah menyelenggarakan kepengawasan pendidikan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya.Kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan guru dan tenaga lain dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.Pengawas Counselor merupakan salah seorang anggota staf bimbingan, yang bertindak selaku pengawas Counselor ialah Penilik Sekolah dan Pengawas. Selaku petugas pendidikan maka ia perlu menaruh minat pada program Bimbingan dan harus memiliki beberapa kualifikasi tertentu yang penting artinya dalam meningkatkan relasinya dengan anak didik serta dalam usahanya untuk turut membantu anak memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.2. Beberapa Kualifikasi dan Persyaratan Bagi Seorang Pengawas Bimbingan

1. Salah satu kualitas penting yang harus dimiliki seorang pengawas Bimbingan ialah kemampuan yang mendalam untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat seseorang.2. Seorang pengawas Counselor perlu pula memiliki kwalitas lainnya, yakni; ia telah menghayati dalam hidupnya berbagai corak ragam pengalaman. 3. Salah satu persyaratan lainnya ialah bahwa seorang Pengawas Bimbingan itu harus memiliki kepribadian yang seimbang dan kuat. 4. Persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus simpatik, tetapi tidak sentimentil. 5. Masih satu persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus objektif pula dalam memberikan pertimbangan dan penilaian.

3. Fungsi Pengawas Bimbingan Diantara fungsi-fungsi Pengawas Counselor, yang berikut ini merupakan fungsi-fungsinya yang terpenting:a. Ia harus berperilaku sebagai seorang konsultan atau penasihat bagi Kepala Sekolah dan guru-guru serta petugas Bimbingan lainnya dalam administrasi progam Bimbingan Pengetahuan dan perkenalannya dengan prosedur kerja serta teknik-teknik yang efektif akan sangat bergumna bagi petugas-petugas Bimbingan tersebutb. Iaharus membantu memilih tangan-tangan kanan guru-guru penyuluh di tiap sekolah dan membantu penyelenggaraan penataran mengenai administrasi dan pengolahan test-test kecerdasan dan hasil belajar murid,. c. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam memelihara catatan-catatan yang dipergunakan mengenai perkembangan anak dalam segi kesehatan, kepribadian dan kecerdasannya. d. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru penyuluh dalam mengelompokkan murid-murid untuk tujuan-tujuan Bimbingan dan instruksionle. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam menemukan dan menyalurkan perbedaan-perbedaan imdividuil. f. Program kegiatan integratif, seperti pelaksanaan pengajaran proyek atau unit teaching akan memberikan lebih banyak kemungkinan dari pada bentuk-bentuk pengajaran lainnya untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan individu di kelas atau kelompoknya program kegiatan tersebut memungkinkan bagi anak untuk mencapai hasil individuil yang memuaskan, di samping ia turut aktif membantu penyelesaian proyek kelompoknya.g. Ia harus membantu dalam penyelenggaraan program penataran yang akan menjelaskan kepada guru-guru bagaimana seharusnya melaksanakan teknik-teknik Bimbingan dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memulai program Bimbingan.h. Ia harus memberi pengarahan bagaimana seharusnya: mengumpulkan dan mengolah berbagai data mengenai murid, mengamati dan mencatat tingkah laku serta sikap murid tertentu, mengadakan studi lanjutan dan survey mengenai mata pencaharian penduduk dan melaksanakan proyek-proyek studi yamh bertujuan khusus untuk keperluan evaluasi program Bimbingan.

B. Tujuan dan Tanggung Jawab Pengawas Bimbingan dan KonselingBerdasarkan PP No. 74/2008 Tugas pokok pengawas bimbingan dan konseling meliputi pembinaan, pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. Lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugas pokok diatur sebagai berikut:1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda.2. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK.3. Uraian lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.i. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, dan (3) rencana kepengawasan akademik (RKA). Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan.ii. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas dengan guru binaanya, Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembimbingan. Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang telah disusun.iii. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan, Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program yang telah direncanakan, Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh setiap pengawas sekolah dengan segera setelah melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.iv. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok di Musyawarah Guru Pembimbing (MGP). Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual dangroup conference.4. Pemenuhan Kewajiban Jam Tata MukaPengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran dan pengawas bimbingan dan konseling yang belum dapat memenuhi ketentuan karena kurangnya jumlah satuan pendidikan atau guru yang dibina, dapat memenuhi kekurangannya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Mendapatkan tugas tambahan menjadi pengawas satuan pendidikan pada jenjang yang berbeda, misalkan pengawas TK merangkap menjadi pengawas SMP, 2. Mendapatkan tugas tambahan bukan kepengawasan dari kepala dinas pendidikan. Jenis tugas tambahan tersebut merupakan sebagian tugas rutin pada dinas pendidikan, 3. Khusus bagi pengawas satuan pendidikan yang berkedudukan di Provinsi dapat melaksanakan kewajiban 24 (dua puluh empat) tatap muka di sekolah binaan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi untuk satu kabupaten/kota atau lebih. Pemenuhan jumlah tatap muka pengawas dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan.

C. Tujuan Pengawas BimbinganAdapun tujuan dari pengawas bimbingan dan konseling yaitu berdasarkan tugas-tugas yang ada sebagai berikut : a. Melakukan pengawasan terlaksananya bimbingan dan konseling di sekolah b. Melaksanakan pemantauan terlaksananya bimbingan dan konseling di sekolahc. Membuat laporan pengawasan terlaksananya Bimbingan.Dari uraian di atas pada dasarnya tujuan pengawas bimbingan dan konseling disekolah yaitu mencakup tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pembimbing itu sendiri. D. Unsur-unsur pengawas BimbinganUnsur dan sub unsur kegiatan Pengawas Sekolah yang dinilai angka kreditnya adalah: i. Pendidikan, meliputi:1. Mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan memperoleh gelar/ijazah; 2. Pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional calon Pengawas Sekolah dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP); dan3. Mengikuti diklat fungsional Pengawas Sekolah serta memperoleh STTPP. ii. Pengawasan akademik dan manajerial, meliputi: 1. Penyusunan program; 2. Pelaksanaan program; 3. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; 4. Membimbing dan melatih profesional Guru; dan 5. Pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. iii. Pengembangan profesi, meliputi: 1. Menyusun karya tulis ilmiah; dan 2. Membuat karya inovatif. iv. Penunjang tugas Pengawas Sekolah, meliputi: 1. Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pendidikan formal/kepengawasan sekolah; 2. Keanggotaan dalam organisasi profesi; 3. Keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional pengawas sekolah; 4. Melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah; 5. Mendapat penghargaan/tanda jasa; dan 6. Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya.

E. Ketentuan Tentang pengawas BimbinganBerikut beberapa Ketentuan tentang pengawas bimbingan dan konseling di sekolah :

Pembukaan UUD 1945, yang bertujuan secara menyeluruh dan mendasar mengupayakan pendidikan yang diselenggarakan oleh bangsa dan Negara Indonesia adalah untukmencerdaskan kehidupan bangsa; Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, dengan pertimbangan(point c)bahwa bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan; danPasal 1 ayat 5yang menyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan. SK Menpan No. 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya SK Mendikbud No. 020/U/ 1998 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. SK Menpan No. 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0322/O/1996 dan No. 38 Tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

F. Aplikasi ketentuan tentang pengawas BimbinganPengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk mendorong konselor layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan evaluasi program dan keterlaksanaan program.Minimal evaluasi dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi salah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya.Pengawashendaknya memahami struktur program bimbingan dan konseling dan dapat memberikan pembinaan dan pengawasan agar sekolah memiliki program bimbingan dan konseling yang dapat dilaksanakan dengan baik.Pengawas dapat melakukan pengawasan dan pembinaan apakah program bimbingan dan konseling yang disusun dilaksanakan sesuai dengan rancangan program? Apakah terdapat dokumentasi sebagai indikator pencatatan pelaksanaan program? Pengawas dapat berdiskusi dengan konselor mengenai program-program mana yang sudah dilaksanakan? Apa hambatan yang ditemui saat melaksanakan program? Apakah dapat diidentifikasi keberhasilan yang dicapai program? Apakah dapat diperoleh informasi dampak langsung maupun tidak langsung pelaksanaan program terhadap siswa, pendidik maupun institusi pendidikan? Pengawas juga diharapkan memberikan dorongan dan saran-saran bagaimana program-program yang belum terlaksana dapat dilakukan. Pengawas harus mengembangkan diskusi bersama pimpinan sekolah dan konselor berkenan dengan dukungan kebijakan, sarana dan prasarana untuk keterlaksanaan program.Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan diskusi terfokus berkenaan dengan ketersediaan personil konselor sesuai dengan kebutuhan (berdasarkan jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhi ketersediaan konselor, optimalisasi peran dan fungsi personil sekolah dalam layanan bimbingan dan konseling, serta mekanisme layanan sesuai dengan peran dan fungsi.Pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh pengawas sekolah sesuai SK Menpan No. 118/1996 dan Petunjuk Pelaksanaannya. Kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan guru pembimbing dan pengawas sekolah dengan koordinasi dengan kepala sekolah. Guru pembimbing menyiapkan diri dan bahan-bahan secukupnya untuk kegiatan pengawasan, koordinator BK mengkoordinasikan guru-guru pembimbing dalam menyiapkan diri untuk kegiatan kepengawasan. Guru pembimbing mengikuti dengan cermat penilaian dan pembinaan dalam kegiatan pengawasan. Kepala sekolah mendorong dan memberikan fasilitas bagi terlakasananya kegiatan pengawasan secara objektif dan dinamis demi meningkatnya mutu bimbingan dan konseling.Dalam buku, Bimbingan dan Konseling di sekolah, terbitan direktor tenaga kependidikan dirjen peningkatan mutu pendidik dan tenaga keppendidikan, Depdiknas, (2008:33), dijelaskan bahwa pengawas hendaknya memahami struktur program bimbingan dan konseling dan dapat memberikan pembinaan dan pengawasan agar sekolah memiliki program bimbingan dan konseling yang dapat dilaksanakan dengan baik.Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan diskusi terfokus berkenaan dengan ketersediaan personal konselor sesuai dengan kebutuhan (berdasarkan jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhi ketersediaan konselor, optimalisasi peran, dan fungsi personal sekolah dalam layanan bimbingan dan konseling, serta mekanisme layanan sesuai dengan peran dan fungsi.Mengacu pada buku pedoman kepengawasan oleh prof. Nana Sujana, dkk., untuk melaksanakan tugas kepengawasan, dbidang bimbingan dan konseling atau secara umum sebagai pengawas sekolah, pengawas harus melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.Sasaran supervisi akademik, antara lain membantu guru dalam :1. Merencanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan3. Menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan4. Memanfaatkan hasil penilai untuk peningkatan layanan pembelajaran/ bimbingan5. Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus-menerus pada siswa6. Melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar7. Memberikan bimbingan belajar pada siswa8. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan9. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran/bimbingan5. 10.Memanfaatkan sumber-sumber belajar6. 11.Mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll) yang tepat dan berdaya gunai. Melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbinganj. Mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik seperti di atas, pengawas hendaknya berperan sebagai :1. Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaan2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya3. Konsultan pendidikan di sekolah binaannya4. Konselor bagi kepala sekolah, guru, dan seluruh staf sekolah5. Motivator untui meningkatkan kinerja semua staf sekolah.Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolah/satuan pendidikan, setiap pengawas memiliki kewenangan dan hak-hak yang melekat pada jabatannya. Beberapa kewenangan yang ada pada pengawas adalah kewenangan untuk:1. Bersama pihak sekolah yang dibinanya, menentukan program peningkatan mutu pendidikan di sekolah binaannya.2. Menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaannya dan membicarakannya dengan kepala sekolah yang bersangkutan,3. Menentukan metode kerja untuk pencapaian hasil optimal berdasarkan program kerja yang telah disusun.4. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas.Hak yang seharusnya diperoleh pengawas sekolah yang profesional adalah :1. Menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil sesuai dengan pangkat dan golongannya,2. Memperoleh tunjangan fungsional sesuai dengan jabatan pengawas yang dimilikinya,3. Memperoleh biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas-tugas kepengawasan seperti; transportasi, akomodasi dan biaya untuk kegiatan kepengawasan.4. Memperoleh tunjangan profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi pengawas.5. Menerima subsidi dan insentif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pengembangan profesi pengawas.6. Memperoleh tunjangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil, rawan kerusuhan dan atau daerah bencana alam.Semua biaya hak di atas dibebankan pada Pemerintah Pusat dan Daerah. Sedangkan tunjangan kesejahteraan diharapkan diberikan oleh pemerintah daerah. Besarnya tunjangan-tunjangan di atas disesuaikan dengan kemampuan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Subsidi dan insentif untuk peningkatan profesionalitas pengawas diberikan sekali dalam setahun oleh pemerintah melalui Direktorat Tenaga Kependidikan. Besarnya subsidi dan insentif disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Subsidi diberikan kepada pengawas melalui koordinator pengawas (korwas) yang ada disetiap Kabupaten/Kota. Untuk itu setiap korwas perlu menyusun program dan kegiatan peningkatan kemampuan profesionalisme pengawas di daerahnya. Perlu adanya pemikiran lebih lanjut mengenai status kepegawaian pengawas sekolah, apakah berstatus pegawai pusat yang ditempatkan di daerah. Ataukah tetap sebagai pegawai daerah, baik di tingkat provinsi (pengawas SMA dan SMK), di kabupaten (pengawas SLB dan SMP) dan di kecamatan (pengawas TK/SD).

G. Masalah dan Solusi Nana Sudjana, dkk (2006) mengemukakan : tenaga pengawas TK/SD, SMP, SMA dan SMK merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Kendati demikian, dalam implementasinya dilapangan, kegiatan pengawasanpendidikan oleh pengawas sekolah tampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan. Di lapangan kita masih bisa menyaksikan berbagai persoalan yang menyelimuti kegiatan pengawasan pendidikan oleh pengawas sekolah, baik yang bersumber dari diri pengawas itu sendiri ( faktor internal ), maupun faktor yang berada diluar diri pengawas ( faktor eksternal ). Nana Sudjana, dkk (2006) mengemukakan beberapa fakta dilapangan tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh pengawas sekolah :Dibeberapa daerah para pengawas menyatakan bahwa wawasan akademik dirinya berada dibawah guru dan kepala sekolah sebab mereka tidak pernah disentuh dengan inovasi yang terjadi. Temuan dilapangan dari pengawas yang hampir mewakili semua propinsi, menunjukkan tenaga pengawas kurang diminati sebab rekruitmen pengawas bukan karena prestasi tetapi semacam tenaga buangan dari kepala sekolah dan guru atau tenaga struktural yang memperpanjang masa pensiun. Kualifikasi pendidikan para pengawas umumnya Sarjana (S1) namun masih ada yang belum sarjana terutama pengawas TK/SD, dan yang berpendidikan sarjana pun bidang ilmunya masih ada yang kurang relevan dengan bidang kepengawasannya. Usia rata-rata pengawas cukup tua, yakni 52 tahun dengan rata-rata masa kerja sebagai PNS 25 tahun. Sedangkan masa kerja menjadi pengawas rata-rata 6 tahun. Jenjang karier pengawas masih kurang jelas dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengawas boleh dikatakan tidak ada. Baik berupa diklat kepengawasan, penataran khusus pengawas, seminar, lokakarya dan kegiatan ilmiah lainnya. Bahkan dalam kegiatan penataran/ pelatihan guru, kepala sekolah, dan kegiatan akademik lainnya pengawas tidak pernah dilibatkan. Tugas okok yang rancu bahkan di beberapa daerah menempatkan pengawas bukan lagi sbgai supervisorakademik dan manajerial. Selain itu daya dukung kurang menunjang untuk melaksanakan tugas kepengawasan satuan pendidikan. Biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas keengawasan tidak memadai terlebih lagi untuk pengawasan di daerah terpencil. Pengawas juga kurang diberikan penghargaan sbagaimana tenaga pendidik seoerti adanya guru teladan dan penghargaan lainnya .Solusi dari Berbagai persoalan tersebut yaitu perlunya pembinaan dan pengembangan kemampuan pengawas baik itu dalam bentuk seminar, penataran ataupun kegiatan ilmiah. Selain itu juga perlunya melibatkan pengawas dalam setiap acara guru-guru maupun kepala sekolah sehingga pengawas dapat memahami tugas-tugas yang selanjutnya harus dia kerjakan.

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2009.Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga KependidikanDevi. 2013. Dasar Aplikasi dan Permasalahan Pengawas Bimbingan dan Konseling. Diakses Pada 5 April 2015. (http://devinuraisya.blogspot.com/2013/12/dasar-aplikasi-dan-permasalahan.html) Iding.2012. Pedoman Pelaksanaan Tugaa Pengawas Sekolah. Diakses Pada 5 April 2015. (https://idingne.wordpress.com/pedoman-pelaksanaan-tugas-pengawas-sekolah/) Itsar. 2012. Aturan-atursn yang menyangkut pengawas bimbingan dan konseling. Diakses pada 5 Maret 2015. (https://itsarbolo.wordpress.com/2012/06/08/aturan-aturan-yang-menyangkut-pengawas-bimbingan-dan-konseling/)Jumhur.1975.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: C.V. IlmuNeng. 2014. Pengawas dalam bimbingan dan konseling. Diakses pada 5 april 2015. (http://nengberbagi.blogspot.com/2014/02/pengawas-dalam-bimbingan-dan-konseling.html) Prayitno, Dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Ikrar MandiriPrayitno. 2001.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.Jakarta: PT Asdi Mahasatya