laporan pengawas

77
LAPORAN SUPERVISI PENDIDIKAN Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi dan Evaluasi Pendidikan Dosen : Prof. Dr. Madhakomala Disusun Oleh : Devie Ambarwati (No. Registrasi 7816130656) Mansur (No. Registrasi 7816130664) Solihin (No. Registrasi 7816130669) UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN 2013

Upload: mansur-al-ghifari

Post on 21-Oct-2015

281 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

TUgas Observasi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pengawas

LAPORAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Supervisi dan Evaluasi Pendidikan

Dosen : Prof. Dr. Madhakomala

Disusun Oleh :

Devie Ambarwati (No. Registrasi 7816130656)

Mansur (No. Registrasi 7816130664)

Solihin (No. Registrasi 7816130669)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTAPROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN2013

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Laporan Pengawas

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

mencapaikan tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Untuk melaksanakan tujuan pendidikan tersebut maka pemerintah

menerapkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan merupakan

serangkaian proses meningkatkan penjaminan mutu pendidikan nasional dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban

pendidikan yang bermutu. Pelaksanaannya diatur secara bertahap dan

berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional dan global. Dalam

proses pemenuhan standar diperlukan indikator dan target, baik dalam

keterlaksanaan prosedur peningkatan dan produk mutu yang dapat diwujudkan.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang

perubahan PP RI No 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar nasional

pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Standar-

standar tersebut merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan

keberhasilan penyelenggaran pendidikan.

Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah juga

mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang

mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c)

kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam implementasinya perlu dikawal oleh

pemangku kepentingan untuk mengetahui keterlaksanaannya.

Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan

bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran ,melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh

kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan salah satu

variable yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu

Laporan Supervisi Pendidikan 2

Page 3: Laporan Pengawas

pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu

pengawas sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar.

Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung pada

mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah ada

wajib dikawal akan implementasi di sekolah.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait

erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidikan

dan tenaga kependidikan disamping faktor-faktor lain seperti sarana dan prasarana

dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga

kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis

dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.

Kegiatan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam

menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi

hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan

profesionalisme guru. Dalam peraturan pemerintah no 74 tahun 2008 tentang

guru pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus

melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. .

Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan

kegiatan pengawasan akademik dan pengawas manajerial serta kegiatan

pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Selain itu untuk

meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu dilaksanakan

pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab

tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih

mengarahkan sekolah kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif,

efisien dan produktif.

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas

Sekolah / Madrasah, menyebutkan bahwa seorang pengawas sekolah wajib

mempunyai enam dimensi kompetensi minimal yaitu kompetensi kepribadian,

supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian

pengembangan dan kompetensi sosial. Kompetensi pengawas lebih banyak

dibandingkan kompetensi yang harus dimiki oleh guru dan kepala sekolah, artinya

Laporan Supervisi Pendidikan 3

Page 4: Laporan Pengawas

tugas dan tanggung jawab pengawas lebih banyak dibandingkan dengan guru dan

kepala sekolah. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai

kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas

kepengawasannya.

Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun

2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan pejabat

fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan Menpan

No.118 / 1996 sebagai berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil

yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan

melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan

administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”

Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang

pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja baik

kinerja guru ,kepala sekolah ,dan staf (tenaga administrasi sekolah ) merupakan

salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah/madrasah.

Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan.

Dalam laporan ini, teknis pendidikan menyajikan penilaian kinerja guru

dan kinerja kepala sekolah hasil pengawasan, sedangkan dalam administrasi

pendidikan menyajikan ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan standar nasional

Pendidikan). Penulis berharap laporan ini dapat memberikan kontribusi kepada

pendidikan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan supervisi

pendidikan.

B. FOKUS MASALAH

Sesuai latar belakang di atas, maka focus permasalahan pada pengawasan

ini adalah :

1. Apakah guru sudah merencanakan persiapan pembelajaran berupa,;

a. Progran tahunan dan program semester?

b. Melakukan analisis SK/KD ?

Laporan Supervisi Pendidikan 4

Page 5: Laporan Pengawas

c. Menyusun Silabus dan RPP sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun

2007 tentang standar Proses ?

d. Melakukan analisis KKM ?

e. Membuat buku absensi siswa?

f. Membuat buku penialain hasil belajar siswa?

g. Membuat kisi-kisi soal UH,UTS,dan UAS ?

h. Melakukan analisis Ulangan Harian?

i. Membuat program remedial dan pengayaan?

2. Apakah 8 standar Nasional pendidikan sudah terpenuhi di masing-masing

sekolah ?

C. TUJUAN DAN SASARAN PENGAWASAN

1. Tujuan Pengawasan

a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam merencanakan persiapan

pembelajaran

b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

c. Untuk mengetahui ketercapaian Standar Nasional Pendidikan di sekolah

2. Sasaran Pengawasan

a. Teknis Pendidikan

Untuk focus masalah nomor 1 sasarannya adalah guru mata pelajaran

dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas

b. Administrasi pendidikan

Untuk focus masalah pada nomor 2 sasaranya pada administrasi

pendidikan yang berupa bukti fisik .

D. RUANG LINGKUP PENGAWASAN

Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ,ruang lingkup

pengawasan meliputi :

1. Penilaian

Penilaian yang dimaksud yaitu

Laporan Supervisi Pendidikan 5

Page 6: Laporan Pengawas

Penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian kinerja guru mencakup menilai

guru dalam merencanakan proses pembelajaran (membuat silabus dan RPP

serta pendukung lainya), pengawas sekolah menggunakan supervisi

akademik.

2. Pemantauan

Tujuan pemantauan yang dilakukan pengawas sekolah adalah

Untuk mengetahui ketercapaian program sekolah .Pemantauan tersebut

adalah pemantauan 8 standar Nasional pendidikan dan pemantauan

penerimaan peserta didik .Pengawas sekolah menggunakan kemampuan

supervisi manajerial.

3. Pembinaan

Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap sekolah adalah

pembinaan sekolah yg mencakup teknik pendidikan dan administrasi

pendidikan.

E. WAKTU DAN TEMPAT

Observasi ini dilakukan di Dinas Kabupaten Lampung Timur tanggal 6

November – 9 November 2013. Sekolah yang diobservasi adalah :

1. SMPN 3 Jabung pada tanggal 6 November 2013

2. SMPN 2 Way Bungur pada tanggal 7 November 2013

SMKN 1 Cikarang Selatan pada tanggal 9 November 2013

F. SASARAN

Observasi dilakukan di Dinas Pendidikan pemuda dan olah raga Kabupaten

Lampung Timur di bawah pimpinan Bapak Anthony Siaga Putra, S.H, M.H, dan

Dinas Pendidikan Kota Bekasi dengan sasaran observasi:

1. Pengawas SMP, Bpk. Maulidi, M.Pd

2. SMPN 3 Jabung, SMPN 2 Way Bungur dan SMK N 1 Cikarang Selatan

Laporan Supervisi Pendidikan 6

Page 7: Laporan Pengawas

BAB II

KAJIAN TEORI

Secara etimologi, istilah supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris.

Supervision artinya pengawasan, Orang yang melakukan supervisi disebut

supervisor. Ditinjau sisi morfologisnya, supervisi dapat dijelaskan menurut kata.

Supervisi terdiri dari dua kata, yakni super berarti atas atau lebih sedangkan vision

berarti lihat,tilik atau awasi. Seorang supervisor mempunyai posisi di atas atau

mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Willes, supervisi adalah

bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini

mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar

mengajar. Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan

melalui layanan kegiatan supervisi. Sementara itu Depdiknas (1994) merumuskan

supervisi sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar

mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar

mengajar yang lebih baik.

Menurut Neagley dalam Pidarta (1986), menyebutkan bahwa supervisi

adalah layanan kepada guru-guru disekolah yang bertujuan untuk menghasilkan

perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum. Ngalim Purwanto, menyatakan

supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu

guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara

efektif. Sementara keterkaitannya dengan pendidikan, pengertian supervisi

pendidikan adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk

memonitor, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi aktivitas dan kinerja

guru disekolah.

Supervisi pendidikan juga dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan

untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Oleh karena

itu, Goldhammer dan Waite dalam Abdul Hadis & Nurhayati (2010), menjelaskan

supervisi pendidikan secara umum adalah kegiatan untuk memantau dan

mengawasi kinerja staf / guru di sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung

Laporan Supervisi Pendidikan 7

Page 8: Laporan Pengawas

jawabnya masing-masing agar mereka dapat bekerja secara profesional dan mutu

kinerja meningkat.

Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor

dan atau atasan/ kepala sekolah kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya,

untuk memperbaiki manajeman pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja

staf dan guru dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewajibannya sehingga

tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal.

Tujuan supervisi pendidikan ada 2, yaitu tujuan umum dan khusus :

1. Tujuan umum supervisi :

a. Memberikan bantuan teknis dan pembimbingan kepada guru dan staf

sekolah yang lain.

b. Mengkoordinasi, memberikan rangsangan dan mengarahkan lembaga

agar mampu menjalankan perannya

c. Memberikan dorongan, bantuan profesional kepada personil agar mampu

menjalankan tugas dan fungsinya

d. Mengawasi kualitas pendidikan/pelatihan

e. Memotivasi personil

2. Tujuan khusus supervisi :

a. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan

membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagaimana

yang diharapkan

b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan

terlaksana dengan baik

c. Meningkatkan keefektifan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola

dan dimanfatakan dengan baik

d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khsusnya dalam mendukung

terciptanya suasana kerja yang optimal

e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga

tercipta suasana ynag tenang dan kondusif bagi kehidupan sekolah pada

umumnya, serta khususnya bagi kualitas pembelajaran yang

menunjukkan keberhasilan siswa

Laporan Supervisi Pendidikan 8

Page 9: Laporan Pengawas

Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam

proses dan hasil pendidikan yang bermutu disekolah. Dalam konteks ini peran

pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak

lanjut pengawas yang harus dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.

Peran supervisi antara lain:

a) untuk membangkitkan dan merangsang semangat guru/staf/pegawai dalam

menjalankan tugasnya

b) berusaha melengkapi sarana pembelajaran dan alat bantu belajar

c) pimpinan bersama dengan guru, berupaya mengembangkan variasi metode

yang aktif, dinamis dan kreatif.

d) berupaya meningkatkan mutu dan pengetahuan guru dengan cara in service

training/up grading.

Seorang supervisor perlu memahami dengan jelas tugas dan tanggung

jawab yang dipercayakan kepadanya dalam usaha kearah tercapainya tujuan. Di

bawah ini dikemukakan beberapa tujuan supervisi.

a. Dalam bidang pendidikan

1. Menyusun rencana dan kebijakan bersama

2. Mengikut sertakan guru/staf/pegawai dalam berbagai kegiatan.

3. Memberi bantuan kepada para anggota kelompok dalam menghadapi

berbagai persoalan dan memecahkannya.

4. Membangkitkan dan memupuk semangat dan moral yang tinggi kepada

semua anggota kelompok.

5. Mengikut sertakan semua anggota kelompok dalam pengambilan

keputusan

6. Membagi dan mendelegasikan wewenang serta tanggung jawab sesuai

dengan fungsi dan keahlian masing-masing anggota.

7. Mengkader/menggali dan mempertinggi kreatifitas para anggota

kelompok.

8. Meningkatkan kepercayaan diri anggota kelompok agar berani dalam

mengemukakan berbagai pendapat dan gagasannya demi perbaiikan

organisasi dan profesional

Laporan Supervisi Pendidikan 9

Page 10: Laporan Pengawas

b. Dalam hubungan kemanusiaan

1. Memanfaatkan kesalahan yang dialami untuk dijadikan pelajaran demi

perbaikkan anggota kelompok.

2. Membantu mengatasi kesulitan yang dialami anggota kelompok

3. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap demokratis.

4. Memupuk rasa saling menghormati diantara anggota kelompok.

5. Menghilangkan rasa curiga mencurigai antar anggota

c. Dalam pembinaan proses kelompok

1. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok

2. menimbulkan sikap saling percaya

3. memupuk sikap dan kesediaan tolong menolong

4. Memperbesar rasa tanggung jawab anggaota kelompok

5. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah diantara anggota

kelompok

6. Menguasai tehnik memimpin rapat dan pertemuaan lainnya

d. Dalam bidang administrasi personil

1. Memilih personel yang memiliki syarat dan kecakapan yang diperlukan

untuk suatu pekerjaan.

2. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan

kemampuannya.

3. Mengupayakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan

daya kerja dengan efektif.

e. Dalam bidang evaluasi

1. menguasai dan memahami tujuan pendidikan

2. Memiliki norma atau ukuran yang digunakan dalam penilaian

3. menguasai tehnik pengumpulan data

4. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian

Setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan disekolah ataupun di

kantor-kantor memerlukan adanya supervisi agar pekerjaan dapat berjalan dengan

lancar dan mencapai tujuan yang telah ditentukan . Berdasarkan jenisnya,

supervisi dibedakan menjadi 2 macam yaitu supervisi akademik dan supervisi

manajerial. Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan

Laporan Supervisi Pendidikan 10

Page 11: Laporan Pengawas

atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan

pengajaran atau pada hal-hal yang mendukung terjadinya proses belajar

pendidikasn, seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan

perlengkapan sekolah/ kantor pendidikan, supervisi terhadap administrasi sekolah

dan supervisi pengelolaan keuangan sekolah. Supervisi pengajaran kegiatan-

kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik

personel, maupun materiil yang memungkinkan terciptanya situasi belajar yang

lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan atau diarahkan pada perbaikan

kinerja guru supaya proses pembelajaran lebih baik

Laporan Supervisi Pendidikan 11

Page 12: Laporan Pengawas

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, PEMECAHAN MASALAH DAN METODE

A. KERANGKA BERPIKIR

Siklus kerangka perpikir pengawasan dan pemecahan masalah yang

ditemukan dalam pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .

a. Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang

dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman

pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan

meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen

sistem pendidikan di sekolah binaannya.

b. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil

penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil

pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.

c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang

menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaannya.

d. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah

menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak

lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap

seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.

Laporan Supervisi Pendidikan 12

Page 13: Laporan Pengawas

Gambar 1.1. Siklus kerangka pikir pengawasan

PROGRAM PENGAWASAN

TINDAL LANJUT PENILAIAN

LAPORAN PEMBINAAN

EVALUASI PEMANTAUAN

ANALISIS HASIL PENGAWASAN

B. PEMECAHAN MASALAH

Optimalisasi pencapaian satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh

proses yang mencakup perencanaan , pelaksanaan , monitoring , evaluasi dan

pelaporannya dapat terlaksana secara intens,komprehensif dan terjadwal .

Sekolah dan Dinas pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam

membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta

menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi factor

penghambat .Karena setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang

kompak ,cerdas dan dinamis serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh

warga sekolah ./Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan

keterampilan ,baik akademik maupun managerial yang dapat mereka peroleh

melalui pendidikan dan l;atian ,workshop maupun pengkajian dari pustaka dan

dokumentasi .

Laporan Supervisi Pendidikan 13

Page 14: Laporan Pengawas

Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah

memiliki kemampuan dan kesempatan untuk kegiatan yang dimaksud. Begitu pula

dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata

belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal .Dari

realita di atas ,maka peran pengawas satuan pendidikan dalam menilai dan

membina warga sekolah memiliki arti yang teramat urgen .

Pemberian pembinaan, bimbingan dan motivasi yang dilakukan secara

intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan

dalam upaya mewujudkan target secara maksimal .

C. PENDEKATAN

1. Kooperatif

Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan

bersama (mutual benefit)

2. Kolaboratif

Yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas

dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan

melengkapi.

D. METODE

Dalam melaksanakan program kepengawasan yang telah dibuat, pengawas

sekolah menggunakan berbagai metode yaitu :

1. Observasi

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah

banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih

akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya

hanya dengan observasi.

Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan

pengamatan dan mengingat,

Laporan Supervisi Pendidikan 14

Page 15: Laporan Pengawas

Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise

kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

2. Studi dokumen

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian

dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu

hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau

melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang

dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen

tersebut.

Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan

dengan aturan standar proses.

3. Wawancara

Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder

sekolah terhadap :

a. pemenuhan delapan standar nasional pendidikan .

b. penerimaan peserta didik

Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk

saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk

dijadikan dasar pembuatan pelaporan.

Laporan Supervisi Pendidikan 15

Page 16: Laporan Pengawas

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL KEPENGAWASAN

A. PELAKSANAAN KEPENGAWASAN

1. Wawancara Pengawas Pembina Bapak Maulidi

Sebelum melakukan observasi, kami melakukan wawancara dengan bapak

Maulidi pengawas Pembina SMP di kabupaten Lampung Timur. Hasil dari

wawancara sebagai berikut:

1) Keberadaan pengawas di kabupaten Lampung Timur.

a. Jumlah pengawas SMP = 12 orang, pengawas SMA = 5 orang dan

pengawas SMK = 6 orang

b. Jumlah SMP = 134 sekolah, SMA = 51 sekolah dan SMK = 56 sekolah

c. Perbandingan pengawas dan sekolah, SMP; 12:134 = 1:11, SMA; 5:51 =

1:10 dan SMK; 6:56 = 1:9

2) Tupoksi Pengawas

1) Tugas pokok pengawas satuan pendidikan

Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan

manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan (standar pengelolaan,

standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar pendidik &

tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada satuan

pendidikan yang menjadi binaannya.

2) Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran

Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran

yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan,

pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar

proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata

pelajaran di sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan

Menurut Bapak Maulidi, di Kabupaten Lampung Timur belum ada

pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, atau dengan kata

lain pengawas satuan pendidikan juga berperan sebagai pengawas mata

Laporan Supervisi Pendidikan 16

Page 17: Laporan Pengawas

pelajaran. Hal ini disebabkan belum singkronnya kebijakan daerah dan

pusat akibatnya pengawas tidak dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya.

3) Pembicaraan Tentang Pengawas

1) Pengawas harus serba bisa, termasuk menangani siswa, jika memang

permasalahan siswa itu tidak bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.

2) Harus dapat mengeksplore kebutuhan sekolah, karena kadang tidak semua

tugas Kepala Sekolah bisa dilakukan kepala sekolah, disitulah kita masuk

sebagai pengawas, contoh kepala sekolah belum mampu melakukan

supervisi, disitulah tugas pengawas membantu dan membimbing

pelaksanaan supervisi. atau misalnya sekolah belum melakukan analisis

konten, kita bantu sekolah menganalisi konten.

3) Memiliki teknik-teknik bagaimana berbicara dengan kepala sekolah,

karena kadang-kadang kepala sekolah juga memiliki ranah / wilayah

sendiri yang tidak mau dimasuki oleh pengawas.

4) Harus bisa membantu semua yang di butuhkan oleh sekolah, apalagi

seandainya kita di minta, contohnya bimbingan metode pembelajaran,

penyusunan penelitian tindakan kelas.

4) Pembicaraan tentang Dinas Pendidikan

1) Dinas Pendidikan itu ibunya sekolah. Jadi apa aja yang terjadi dengan

salah satu sekolah / sekolah bermasalah, maka Diknas Pendidikan harus

ikut menangani, apalagi jika dipinta. Walaupun memang ada perbedaan

antara sekolah Negeri dan swasta, kalau swasta lebih tertutup karena

memang yayasan yang memiliki.

2) Tugas pengawas masih sangat berat karena pengawas satuan pendidikan

(manajerial) harus berperan juga sebagai pengawas mata pelajaran

(akademik).

2. Supervisi Ke Sekolah-Sekolah

Pelaksanaan observasi kepengawasan dilaksanakan dalam beberapa tahapan

dengan rincian sebagai berikut :

1) Tahapan Pertama

Laporan Supervisi Pendidikan 17

Page 18: Laporan Pengawas

Hari / Tanggal : Senin / 4 November 2013

Waktu : 9.30.WIB

Tujuan : Memohon bantuan dan izin agar dapat melaksanakan

observasi lapangan kepengawasan.

Metode : Wawancara via telepon

Sasaran : Kasi SMA DIKMEN Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah

Raga Kabupaten Lampung Timur Bapak Rudi Hatmoko,

S. Pd., M.M dan Pengawas Pembina DIKMEN Bapak Drs.

Maulidi, M. Pd.

Hasil : Mendapat izin secara lisan dari Kasi SMA DIKPORA

Kabupaten Lampung Timur dan mendapatkan izin dari

pengawas Pembina serta disepakati waktu kunjungan

supervisi bersama pada tanggal 6,7 dan 9 November pada

3 sekolah yang berbeda sesuai dengan jadwal supervisi.

2) Tahap Kedua

Hari / Tanggal : Rabu / 6 November 2013

Tempat : SMP Negeri 3 Jabung Lampung Timur

Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan

kepengawasan

Metode : Observasi

Hasil Observasi :

Waktu Tempat Kegiatan

06.00-09.00 Perjalanan

menuju SMPN

3 Jabung

Observer berangkat dari Bandar lampung

sekitar jam 06.00 WIB, Waktu yang ditempuh

untuk menuju SMPN 3 Jabung sekitar 3 jam

dari kota Bandar Lampung. SMPN 3 Jabung,

merupakan sekolah didaerah pedesaan di

ujung kabupaten Lampung Timur

09.00-09.00 Ruang kepala

sekolah

Observer sampai di sekolah jam 09.00 WIB,

kami di sambut oleh Kepala SMPN 3 Jabung

Laporan Supervisi Pendidikan 18

Page 19: Laporan Pengawas

Bapak Urip Haryono dan Bapak Aris Risna

waka kurikulum. Pembicaraan diawali dengan

memperkenalkan observer sdr. Devie, Solihin

dan Mansur pada kepala SMPN 3 Jabung.

Selanjutnya Bapak kepala sekolah

mengumpulkan seluruh guru, kemudian

seluruh guru berkumpul di Laboratorium IPA.

09.30-10.00 Laboratorium

IPA

Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak

Kepala SMPN 3 Jabung, bapak kepala

sekolah menyampaikan ucapan terima kasih

atas kedatangan observer dan memohon maaf

atas segala kekurangan.

10.00-12.00 Ruang Waka

Kurikulum

Kami memulai kegiatan supervisi dengan

melakukan wawancara dengan waka

kurikulum. Suasana wawancara dilakukan

dalam suasana akrab sehingga tidak ada kesan

menggurui. Kami melakukan pemeriksaan

Dokumen 1 dan 2 kurikulum sekolah. Dari

dokumen 1 kurikulum sekolah, ditemukan

adanya penentuan alokasi pecan efektif yang

belum jelas dan tidak adanya berita acara

penyusunan kurikulum. Kami menyarankan

agar penyusunan kurikulum sekolah

dilakukan dengan rapat bersama antara guru,

kepala sekolah komite dan pengawas,

sehingga adanya keseragaman dalam

perhitungan pekan efektif. Selanjutnya Kami

memeriksa dokumen 2 kurikulum sekolah,

ternyata masih ditemukan banyak guru yang

belum benar dalam penentuan KKM, silabus,

RPP dan penilaian. Setelah itu Kami meminta

Laporan Supervisi Pendidikan 19

Page 20: Laporan Pengawas

Bapak Waka kurikulum untuk memanggil dua

orang guru secara bergantian untuk

melakukan supervisi akademik dalam

penyusunan perangkat pembelajaran guru.

Kami berusaha membuat suasana santai

dengan memeriksa perangkat guru, ternyata

dari hasil supervisi kemampuan dalam

perhitungan KKM masih sangat lemah, dalam

penyusunan silabus masih belum jelas dalam

kegiatan pembelajaran, serta guru masih

lemah dalam melakukan evaluasi dalam

proses pembelajaran. Selama proses supervisi

pengawas memberikan bimbingan secara

detail dalam penyusunan perangkat guru yang

benar.

12.00-13.00 SMPN 3

Jabung

Istirahat

13.00-14.00 Laboratorium

IPA

Setelah selesai proses supervisi, kepala

sekolah, wakasek, guru, dan Kami berkumpul

kembali di Laboratorium, melakukan sharing

dan dialog mengemukakan evaluasi hasil dari

supervisi tersebut. Kami memberikan

penilaian-penilaian dan juga memberikan

solusi-solusi atas keluhan-keluhan yang

muncul ketika terjadi proses pembelajaran.

Pada acara tersebut terjadi dialog dua arah,

kepala sekolah, guru banyak yang bertanya

mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka

hadapi. Dari hasil sharing tersebut

direncanakan akan diadakan Workshop

disekolah tersebut karena masih banyak guru

Laporan Supervisi Pendidikan 20

Page 21: Laporan Pengawas

yang belum mampu melengkapi administrasi

guru. Pukul 14.00 acara supervisi ditutup dan

kami pulang dan berterima kasih banyak

kepada kepala sekolah SMPN 3 Jabung

Bapak Urip Haryono. Kami diberi hadiah

kenang-kenangan berupa udang windu hasil

tambak masyarakat disekitar sekolah.

Alhamdulillah kami membawa pulang satu

kotak udang windu.

3) Tahap Ketiga

Hari / Tanggal : Kamis / 7 November 2013

Tempat : SMP Negeri 2 Way Bungur Lampung Timur

Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan supervisi

manajerial

Metode : Observasi

Hasil Observasi :

Waktu Tempat Kegiatan

06.00-07.30 Perjalanan

menuju

SMPN 2

Way

Bungur

Kami berangkat dari Bandar lampung sekitar

jam 06.00 WIB, Waktu yang ditempuh untuk

menuju SMPN 3 Jabung sekitar 1 1/2 jam dari

kota Bandar Lampung. SMPN 2 way Bungur,

merupakan sekolah didaerah dekat ibu kota

kabupaten Lampung Timur

07.30-08.00 Ruang

kepala

sekolah

Kami sampai di sekolah jam 07.30 WIB, kami

di sambut oleh kepala SMPN 2 Way Bungur

Bapak Sulastomo. Pembicaraan diawali dengan

memperkenalkan observer sdr. Devie, Solihin

dan Mansur pada kepala SMPN Way Bungur.

Selanjutnya bapak kepala sekolah

Laporan Supervisi Pendidikan 21

Page 22: Laporan Pengawas

mengumpulkan seluruh guru, kemudian

seluruh guru berkumpul di Ruang guru.

08.00-09.00 Ruang Guru Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak

Kepala SMPN 2 Way Bungur, bapak kepala

sekolah menyampaikan ucapan terima kasih

atas kedatangan observer dan memohon maaf

atas segala kekurangan. Selanjutnya kami

melakukan wawancara dan diskusi dengan

guru tentang kesulitan yang di alami dalam

melakukan proses belajar mengajar.

09.00-10.00 SMPN 2

Way

Bungur

Setelah melakukan diskusi dengan guru, kami

didampingi kepala sekolah berkeliling di

lingkungan sekolah melihat sarana dan

prasarana disekolah. Kami mengamati kondisi

ruang TU, ruang kelas, ruang BK, ruang

perpustakaan, WC siswa dan ruang komputer.

Dari hasil pengamatan ditemukan banyaknya

kerusakan antara lain ruang kelas tidak ada

aliran listrik, atap dan plapon banyak yang

rusak, ruang BK yang digunakan sebagai

gudang, Ruang komputer digunakan sebagai

kelas, WC rusak bankan tidak ada air, serta

atap laboratorium rubuh. Sangat menyedihkan

kondisi sekolah tersebuh, bagaimana sekolah

dapat berperan sebagai tempat pembinaan

karakter kalau air saja tidak ada. Siswa

terpaksa membuang hajat dirawa pinggir

sekolah.

Selama observasi, Kami mengamati proses

belajar mengajar disekolah ini sudah berjalan

Laporan Supervisi Pendidikan 22

Page 23: Laporan Pengawas

dengan kondusif.

10.00-12.00 Ruang

kepala

sekolah

Setelah mengamati sarana yang ada disekolah,

kami melakukan wawancara dengan kepala

sekolah. Kami berusaha membuat suasana

santai dan akrab, kami mempertanyakan

penyebab kondisi sekolah yang tidak terawat,

kepala sekolah beralasan kondisi ini

disebabkan karena tidak adanya dukungan dari

komite. Kami memberi saran untuk melakukan

sosialisali dengan pengurus komite dan

lingkungan sekitar sekolah. Misalnya

mengajukan bantuan di perusahaan sekitar

sekolah. Serta diusahakan perawatan fasilitas

sekolah, misalnya triwulan pertama di

prioritaskan pengadaan air, kemudian

dilanjutkan instalisi listrik di kelas. Menurut

kami warna dari suatu sekolah sangat

tergantung dari kepala sekolah. Kepala sekolah

harus mampu membuat perencanaan

pendayagunaan sarana sekolah, pelaksanaan

rencana tersebut serta mengevaluasi kegiatan

tersebut.

Selanjutnya kami melakukan pemeriksaan

administrasi kepala sekolah.

Dari hasil pengamatan ditemukan kegiatan

ekstrakulikuler dan supervisi sudah dilakukan

tetapi belum adanya program kegiatan

ekstrakulikuler dan supervisi kepala sekolah.

Selama pembicaraan pengawas menyarankan

agar kepala sekolah dapat memotivasi kinerja

guru dengan memberikan reward pada guru

yang berprestasi, serta peran kepala sekolah

Laporan Supervisi Pendidikan 23

Page 24: Laporan Pengawas

sebagai motivator untuk kebaikan sekolah.

12.00-13.00 SMPN 2

Way

Bungur

Istirahat

13.00-13.30 Ruang Guru Setelah proses supervisi selesai, kepala

sekolah, wakasek, guru, dan observer,

melakukan sharing dan dialog mengemukakan

evaluasi hasil dari supervisi tersebut. kami

memberikan penilaian-penilaian tentang

kelebihan dan kelemahan sekolah dan juga

memberikan solusi-solusi untuk peningkatan

mutu sekolah. Pukul 13.30 acara supervisi

ditutup dan observer izin pulang dan berterima

kasih banyak kepada kepala sekolah SMPN 2

way Bungur Bapak Sulastomo.

4. Tahapan Keempat

Hari / Tanggal : Sabtu, 9 Nopember 2013

Tempat : SMK N 1 Cikarang Selatan

Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan

kepengawasan

Metode : Observasi

Hasil Observasi :

Waktu Tempat Kegiatan

06.00-07.30 Perjalanan

menuju

SMK N 1

Cikarang

Selatan

Perjalanan ditempuh kurang lebih 1, 5 jam

perjalanan, SMK N 1 Cikarang Selatan terletak

di daerah Kecamatan Cikarang Selatan Kab

Bekasi.

07.30-08.00 Ruang Kami sampai di sekolah jam 07.30 WIB, kami

Laporan Supervisi Pendidikan 24

Page 25: Laporan Pengawas

kepala

sekolah

di sambut oleh kepala SMK N 1 Cikarang

Selatan Bapak Wawan Kustiawan Pembicaraan

diawali dengan memperkenalkan diri sdr.

Devie, Solihin dan Mansur pada kepala SMK

N 1 Cikarang Selatan. Selanjutnya Bapak

Kepala Sekolah mengumpulkan seluruh guru,

kemudian seluruh guru berkumpul di Ruang

guru.

08.00-09.00 Ruang Guru Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak

Kepala SMK N 1 Cikarang Selatan, bapak

kepala sekolah menyampaikan ucapan terima

kasih atas kedatangan pengawas dan observer,

memohon maaf atas segala kekurangan.

09.00-10.00 SMK N 1

Cikarang

Selatan

Setelah melakukan diskusi dengan guru kami

didampingi kepala sekolah berkeliling di

lingkungan sekolah melihat sarana dan

prasarana disekolah. Kami mengamati kondisi

ruang TU, ruang kelas, ruang BK, ruang

perpustakaan, WC siswa dan ruang Bengkel

(Mesin, TKJ, Elektro, dan Akuntansi). Dari

hasil pengamatan ditemukan beberapa perlatan

bengkel yang kurang tertata rapi, salah satu

penyebabnya adalah kurangnya perhatian dari

guru praktik untuk meninstruksikan kepada

siswanya untuk segera membereskan peralatan

yang digunakan segera dikembalikan setelah

selesai praktik. Kami juga melakukan

wawancara dengan kepala bengkel masing-

masing jurusan tentang sarana dan prasarana

yang dibutuhkan, dan hasilnya rata-rata 60%

peralatan bengkel yang tersedia. Selama

observasi, kami mengamati proses belajar

Laporan Supervisi Pendidikan 25

Page 26: Laporan Pengawas

mengajar disekolah ini sudah berjalan dengan

kondusif.

10.00-12.00 Ruang

kepala

sekolah

Pada kunjungan saat ini difokuskan pada

keadaan sarana dan prasarana yang ada

dilingkungan sekolah, dari hasil wawancara

didapat satu kesimpulan bahwa sekolah SMK

N 4 Kabupaten Bekasi, masih banyak

kekurangan ruangan, untuk mensiasati hal

tersebut sekolah memberlakukan Prakerin

(Praktik Kerja Industri) menjadi 6 bulan di tiap

kelasnya. Dari sarana dan prasarana olahraga,

dipandang sudah cukup memadai, hanya

jumlah sarana seperti jumlah bola masih belum

cukup memadai.

12.00-13.00 SMK N 1

Cikarang

Selatan

Istirahat

13.00-13.30 Ruang Guru Setelah proses supervisi selesai, kepala

sekolah, wakasek, guru, dan observer,

melakukan sharing dan dialog mengemukakan

evaluasi hasil dari supervisi tersebut. Kami

memberikan penilaian-penilaian tentang

kelebihan dan kelemahan sekolah dan juga

memberikan solusi-solusi untuk peningkatan

mutu sekolah. Pukul 13.30 acara supervisi

ditutup dan observer izin pulang dan berterima

kasih banyak kepala sekolah SMK N 1

Cikarang Selatan Bapak Wawan Kustiawan.

B. HASIL KEPENGAWASAN BAGI SEKOLAH BINAAN

Laporan Supervisi Pendidikan 26

Page 27: Laporan Pengawas

1. SMPN 3 Jabung Lampung Timur

Pada kegiatan supervisi di SMPN 3 Jabung, kami melakukan supervisi

akademik dengan fokus pengamatan pada kelengkapan perangkat pembelajaran

yang disiapkan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan pada dokumen 1 dan 2

kurikulum sekolah diperoleh data masih banyak guru yang belum mampu

melengkapi kewajibannya dalam pemenuhan kelengkapan perangkat guru. Data

hasil penilaian terhadap kinerja dua orang guru (sebagai sampel), kami sajikan

pada tabel sebagai berikut:

No Nama Aspek Penilaian Hasil Penilaian

1 Eka Sulistyawati, S. Pd Perangkat Pembelajaran

Proses Pembelajaran

Perangkat Penilaian

Pelaksanaan Penilaian

60% (Cukup)

60% (Cukup)

70% (Cukup)

60% (Cukup)

Skor Total 62,2% (Cukup)

2 Marlina Diana, S. Pd. Perangkat Pembelajaran

Proses Pembelajaran

Perangkat Penilaian

Pelaksanaan Penilaian

60% (Cukup)

77% (Cukup)

70% (Cukup)

80% (Baik)

Skor Total 71,1% (Baik)

Berdasarkan penyajian data diatas, terlihat bahwa guru masih mengalami

kesulitan dalam melengkapi perangkat pembelajaran dan penilaian. Beberapa hal

yang menjadi masalah guru, antara lain:

1) Dalam penyusunan silabus, guru belum mengembangkan kegiatan

pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan madiri tidak

terstruktur.

2) Dalam RPP guru belum mengembangkan pembelajaran berbasis TIK

3) Guru belum mengembangkan bahan ajar cetak, LKS dan bahan ajar berbasis

audio visual.

Laporan Supervisi Pendidikan 27

Page 28: Laporan Pengawas

4) Dalam bidang evaluasi penilaian, guru belum mampu menyusun KKM sesuai

aturan dalam standar proses, format penilaian belum terencana dengan baik,

guru tidak menganalisis hasil tes dan belum ada program tindak lanjut berupa

remedial dan pengayaan.

Penyajian Hasil dalam bentuk diagram

Perangk

at Pem

belajar

an

Proses

Pembela

jaran

Perangk

at Pen

ilaian

Pelaksa

naan Pen

ilaian

60% 60%

70%

60%

Eka Sulistyawati, S. Pd.Series1

Perangk

at Pem

belajar

an

Proses

Pembela

jaran

Perangk

at Pen

ilaian

Pelaksa

naan Pen

ilaian

60% 77% 70% 80%

Marlina Diana, S. Pd.Series1

Pembahasan dan Tindak Lanjut

Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja guru dari sisi

pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Penampilan Guru

Laporan Supervisi Pendidikan 28

Page 29: Laporan Pengawas

dalam pelaksanaan pembelajaran . Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41

tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan seorang guru wajib

merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan proses pembelajaran ,

melakukan proses penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses

pembelajaran .

Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen :

a. Tujuan pembelajaran ,

b. bahan belajar ,

c. metode pembelajaran ,

d. media pembelajaran dan

e. evaluasi .

Sedangkan penilaian pada penampilan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran difokuskan pada :

a. kemampuan membuka pembelajaran

b. sikap guru dalam proses pembelajaran

c. penguasaan bahan belajar

d. kegiatan belajar mengajar

e. kemampuan menggunakan media pembelajaran

f. evaluasi pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan masih

banyak guru yang kurang mendapatkan penyegaran dalam peningkatan

kompetensinya. Salah satu tugas supervisor adalah membimbing dan membantu

guru-guru di SMPN 3 Jabung untuk meningkatkan kompetensinya. Untuk

mengatasi masalah ini, kami menyarankan beberapa langkah sebagai berikut:

1) Sosialisasi permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses, agar guru

memahami tugas yang harus dilakukannya dalam rangka pemenuhan standar

proses.

2) Karena jumlah guru yang mengalami masalah tersebut banyak ( lebih dari

setengah jumlah guru disekolah tersebut) maka dapat dilakukan supervisi

dengan tehnik kelompok. Dimana sekolah melakukan workshop tentang

penyusunan perangkat guru dengan fasilitator pengawas pembina.

Laporan Supervisi Pendidikan 29

Page 30: Laporan Pengawas

3) Setelah dilakukan workshop, guru diberi tugas untuk melengkapi dan

memperbaiki perangkat guru, lalu guru mengumpulkan perangkat tersebut

pada pengawas pembina melalui email atau bahan cetak.

4) Setelah dinilai oleh pengawas bila masih terdapat guru yang belum dapat

melengkapi perangkatnya dengan benar, maka pengawas pembina dapat

melakukan supervisi klinis terhadap guru tersebut.

5) Untuk masalah pengembangan bahan ajar berbasis TIK, seorang supervisor

dapat memberikan pembinaan tentang pemanfaatan komputer sebagai media

pembelajaran, misalkan dengan penggunaan aplikasi power point.

B. SMPN 2 Way Bungur

Pada kegiatan supervisi di SMPN 2 way bungur, kami melakukan

supervisi manajerial dengan fokus pengamatan pada Kepala SMPN 2 Way

bungur. Berdasarkan instrument supervisi diperoleh data-data pemantauan

delapan standar pendidikan sebagai berikut:

No KomponenKeadaan di Sekolah

KeteranganAda Tidak Ada Nilai

1 Standar Isi √ 82,8 % Baik

2 Standar Proses √ 70 % Cukup

3 Standar Kompetensi

Lulusan

√ 60 % Cukup

4 Standar Sarana

Prasarana

√ 67,5 % Cukup

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

√ 74,3 % Baik

6 Standar pengelolaan √ 91,5 % Amat Baik

7 Standar Pembiayaan √ 77 % Baik

8 Standar Penilaian √ 67 % Cukup

Laporan Supervisi Pendidikan 30

Page 31: Laporan Pengawas

Penyajian data dalam bentuk diagram

Standar

Isi

Standar

Proses

Standar

Kompetensi L

ulusan

Standar

Saran

a Pras

arana

Standar

Tenag

a Pen

didik dan

Kepen

didikan

Standar

Penge

lolaan

Standar

Pembiay

aan

Standar

penila

ian

82.80% 70.00% 60.00% 67.50% 74.30% 91.50% 77.00% 67.00%

Penilain 8 SNP SMPN 2 Way Bungur

Berdasarkan penyajian data diatas terlihat bahwa dalam penilaian delapan

Standar Nasional Pendidikan di SMPN 2 Way Bungur, untuk Standar Proses,

Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana prasarana dan Standar Penilaian

masih sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi

diperoleh data sebagai berikut:

No Komponen Hasil penilaian

1 Standar Isi 1. Dalam komponen KTSP belum tertuang

pendidikan berbasis keunggulan lokal,

kewirausahaan dan ekonomi kreatif. (ini

dibukti dengan dokumen 1)

2. Dalam penyusunan KTSP belum dilakukan

analisis SKKD (ini dibuktikan dengan

dokumen 1)

3. Dalam penyusunan KTSP tidak mengikut

sertakan komite sekolah (ini dibuktikan

dengan berita acara penyusunan KTSP)

4. Program KTSP belum disosialisasikan pada

Laporan Supervisi Pendidikan 31

Page 32: Laporan Pengawas

orang tua (ini dibuktikan dengan berita acara

sosialisasi KTSP)

5. Dalam review dan revisi KTSP tidak

melibatkan komite sekolah (ini dibuktikan

dengan berita acara revisi KTSP)

2 Standar Proses 1. Masih banyak guru yang belum

menggunakan media pembelajaran

(berdasarkan hasil wawancara dan observasi)

2. Guru belum menggunakan multimedia, hal

ini disebabkan oleh jumlah proyektor yang

hanya 2 buah dan tidak adanya instalasi

listrik (berdasarkan hasil observasi)

3. Dalam mengevaluasi masih banyak guru

yang belum melakukan analisis dan

dokumentasi penilaian masih belum teratur

(berdasarkan studi dokumentasi).

4. Sekolah belum melakukan program

penghargaan mutu pada siswa (berdasarkan

hasil wawancara)

3 Standar Kompetensi

Lulusan

1. Rata-rata KKM masih berkisar 7-7,49 dan

guru belum dapat menentukan KKM dengan

benar (ada beberapa orang guru yang

menawarkan KKM pada siswa bukan

berdasarkan analisis guru). Hal ini

berdasarkan hasil wawancara dan studi

dokumentasi.

2. Kecendrungan nilai rata-rata UN tetap

(bedasarkan studi dokumentasi)

3. Sekolah belum mampu membimbing siswa

dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan

non keilmuan, ini dibuktikan dengan

rendahnya prestasi dalam perlombaan

Laporan Supervisi Pendidikan 32

Page 33: Laporan Pengawas

4 Standar Sarana

Prasarana

1. Sekolah masih kekurangan rombel, 1 ruang

kelas menggunakan laboratorium komputer.

Akibatnya laboratorium komputer tidak

digunakan sesuai dengan fungsinya

(berdasarkan observasi).

2. Laboratorium IPA rubuh sehingga tidak

dapat digunakan (berdasarkan observasi).

3. Tidak adanya instalasi listrik (berdasarkan

observasi)

4. Tidak adanya air, akibatnya WC siswa tidak

berfungsi (berdasarkan observasi)

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

1. Tingkat kualifikasi pendidikan guru rata-rata

S1 dan hanya 7% guru yang telah

berpendidikan S2 (berdasarkan hasil

wawancara)

2. Belum memiliki guru BK sesuai dengan

bidang keahliannya.

3. Tidak memiliki tenaga laboratorium, ini

akibat tidak berfungsinya laboratorium IPA

dan komputer.

4. Jumlah TU belum sesuai dengn jumlah

rombel.

5. Kepala sekolah memiliki kualifikasi

pendidikan S2

6 Standar pengelolaan 1. Dokumentasi sekolah sudah cukup baik

hanya untuk dokumentasi kegiatan OSIS

masih perlu diperbaiki (berdasarkan studi

dokumentasi)

2. Dalam penyusunan RKAS tidak melibatkan

OSIS (berdasarkan berita acara/studi

dokumentasi)

3. Data statistik kedisiplinan siswa belum ada

Laporan Supervisi Pendidikan 33

Page 34: Laporan Pengawas

dan sosialisasi tata tertib sekolah masih

sangat rendah, berdasarkan hasil wawancara

tata tertib sekolah hanya disampaikan pada

saat MOS saja.

7 Standar Pembiayaan 1. Sekolah belum melakukan kegiatan evaluasi

dan tindak lanjut program APBS

2. Belum melibatkan alumni dan donator lain

yang tidak mengikat dalam penggalian

sumber dana

3. Belum adanya pendayagunaan potensi

sekolah seperti koperasi guru dan siswa.

8 Standar Penilaian 1. Dalam pengembangan sistem penilaian, guru

masih belum membuat kisi-kisi soal, kartu

soal, analisis butir soal dan tindak lanjut

analisis butir soal.

2. Ada beberapa orang guru yang belum

mampu mengembangkan KKM

3. Ada beberapa orang guru yang tidak

melakukan kerjasama dengan MGMP dalam

mengembangkan instrumen penilaian

4. Guru belum mengembangkan program

remedial dan pengayaan

5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan

kelulusan, sekolah belum melibatkan komite

sekolah

Pembahasan dan Tindak Lanjut

Berdasarkan studi dokumentasi, observasi dan wawancara terlihat bahwa dalam

pemenuhan Standar N asional Pendidikan di SMPN 2 Way bungur Lampung

Timur masih sangat jauh dari yang di harapkan. Untuk mengatasi hal tersebut

banyak yang harus dilakukan, tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

No Komponen Tindak Lanjut

Laporan Supervisi Pendidikan 34

Page 35: Laporan Pengawas

1 Standar Isi 1. Pengawas melakukan bimbingan dalam

penyusunan KTSP dan melakukan revisi

dokumen 1 KTSP dengan menambahkan

pendidikan berbasis keunggulan lokal,

kewirausahaan dan ekonomi kreatif dan

dilakukan analisis SKKD.

2. Dalam penyusunan dan revisi KTSP

mengikut sertakan komite sekolah dan

disosialisasikan dengan orang tua siswa.

2 Standar Proses 1. Perlu adanya bimbingan dari pengawas

dalam pengembangan media belajar,

penggunaan multimedia dalam pembelajaran

dan evaluasi pembelajaran. Bimbingan dapat

diberikan dalam bentuk workshop ataupun

IHT serta supervisi klinis untuk masing-

masing guru yang mengalami masalah dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Kepala sekolah harus berkoordinasi dengan

komite untuk menambah proyektor dan

labtop serta perbaikan instalasi listrik agar

proses pembelajaran dapat menggunakan

multimedia.

3. Sekolah harus melakukan program

penghargaan mutu pada siswa, agar siswa

termotivasi untuk berprestasi.

3 Standar Kompetensi

Lulusan

1. Pengawas sekolah harus memberikan

bimbingan pada guru dalam pengembangan

KKM.

2. Sekolah melakukanmembimbing siswa

dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan

non keilmuan, pengawas pembina berperan

Laporan Supervisi Pendidikan 35

Page 36: Laporan Pengawas

sebagai motivator dan nara sumber dalam

peningkatan prestasi sekolah.

4 Standar Sarana

Prasarana

1. Untuk mengatasi masalah sarana dan

prasarana sekolah, pengawas dapat

memberikan bimbingan dalam upaya

peningkatan peran serta komite sekolah,

peningkatan peran serta masyarakat dan

perusahaan swasta sekitar sekolah serta

pengawas dapat melaporkan keadaan sekolah

tersebut pada dinas pendidikan

kabupaten/propinsi dan DPRD komisi C

yang menangani bidang pendidikan untuk

meminta perhatian secara langsung terhadap

sekolah tersebut.

2. Untuk mengatasi masalah listrik dan air,

kepala sekolah harus melakukan tindakan

nyata dan segera karena air dan listrik

merupakan kebutuhan utama. Pengawas

dapat memberikan bimbingan dalam

perencanaan perbaikan sarana dalam waktu

tri wulan dengan perbaikan secara betahap

sesuai kemampuan anggaran sekolah.

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

1. Pengawas dan kepala sekolah harus menjadi

motivator untuk memberikan motivasi pada

guru agar meningkatkan kualifikasi

pendidikan serta memberikan rewaqrd pada

guru yang malanjutkan pendidikan.

2. pengawas membimbing kepala sekolah

mebuat laporan analisis kebutuhan guru dan

tenaga kependidikan pada dinas pendidikan

dan meminta tambahan guru BK dan tata

Belum memiliki guru BK, teknisi

Laporan Supervisi Pendidikan 36

Page 37: Laporan Pengawas

laboratorium dan tata usaha.

6 Standar pengelolaan 1. Pengawas memberikan bimbingan dalam

penyusunan dokumentasi sekolah dalam

dalam hal manajerrial kepala sekolah.

2. Dalam penyusunan RKAS melibatkan OSIS

3. Pengawas memberikan bimbingan pada

kepala sekolah untuk membuat data statistik

kedisiplinan siswa dan mensosialisasikan tata

tertib sekolah.

7 Standar Pembiayaan 1. Pengawas dapat membimbing kepalas ekolah

dalam peningkatan peran serta alumni dan

pendayagunaan potensi sekolah dalam

penggalian sumber dana.

8 Standar Penilaian 1. Karena jumlah guru yang mengalami

masalah tersebut banyak ( lebih dari setengah

jumlah guru disekolah tersebut) maka dapat

dilakukan supervisi dengan tehnik kelompok.

Dimana sekolah melakukan workshop

tentang penilan, evaluasi dan program

remedial serta pengayaan dengan fasilitator

pengawas pembina.

2. Setelah dilakukan workshop, guru diberi

tugas untuk melengkapi dan memperbaiki

perangkat penilaian dan program remedial

serta pengayaan, lalu guru mengumpulkan

perangkat tersebut pada pengawas pembina

melalui email atau bahan cetak.

3. Setelah dinilai oleh pengawas bila masih

terdapat guru yang belum dapat melengkapi

perangkatnya dengan benar, maka pengawas

pembina dapat melakukan supervisi klinis

terhadap guru tersebut.

Laporan Supervisi Pendidikan 37

Page 38: Laporan Pengawas

4. Pengawas memberikan motivasi pada guru

agar aktif dalam kegiatan MGMP

5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan

kelulusan, sekolah melibatkan komite

sekolah

3. SMKN 1 Cikarang Selatan

Pada kegiatan supervisi di SMKN 1 CikarangSelatan, kami melakukan supervisi

manajerial dengan fokus pengamatan pada Kepala SMKN 1 CikarangSelatan.

Berdasarkan instrument supervisi diperoleh data-data pemantauan delapan standar

pendidikan sebagai berikut:

No KomponenKeadaan di Sekolah

KeteranganAda Tidak Ada Nilai

1 Standar Isi √ 95 % Amat Baik

2 Standar Proses √ 93 % Amat Baik

3 Standar Kompetensi

Lulusan

√ 87 % Baik

4 Standar Sarana

Prasarana

√ 70 % Baik

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

√ 87 % Baik

6 Standar pengelolaan √ 91 % Amat Baik

7 Standar Pembiayaan √ 87% Baik

8 Standar Penilaian √ 86 % Baik

Penyajian data dalam bentuk diagram

Laporan Supervisi Pendidikan 38

Page 39: Laporan Pengawas

0%20%40%60%80%

100%95% 93% 87%

70%87% 91% 87% 86%

Penilaian 8 SNP SMKN 1 CikarangSe-latan

Berdasarkan penyajian data diatas terlihat bahwa dalam penilaian delapan

Standar Nasional Pendidikan di SMKN 1 CikarangSelatan, ditemukan hasil

standar sarana dan prasarana yang paling rendah. Berdasarkan hasil wawancara

dan studi dokumentasi diperoleh data sebagai berikut:

No Komponen Hasil penilaian

1 Standar Isi 6. Hampir semua dokumen dalam standar isi

ini, ditemukan di sekolah tertata rapi,

sehingga dokumen standar isi yang kami

tanyakan fihak sekolah bisa menyediakan.

2 Standar Proses 5. Masih banyak guru yang belum

menggunakan media pembelajaran

(berdasarkan hasil wawancara dan observasi)

6. Guru sebagian belum menggunakan

multimedia karena jumlahnya yang terbatas,

(berdasarkan hasil observasi)

7. Dalam mengevaluasi masih banyak guru

yang belum melakukan analisis dan

dokumentasi penilaian masih belum teratur

(berdasarkan studi dokumentasi).

Laporan Supervisi Pendidikan 39

Page 40: Laporan Pengawas

8. Sekolah belum melakukan program

penghargaan mutu pada siswa (berdasarkan

hasil wawancara)

3 Standar Kompetensi

Lulusan

4. KKM yang ditentukan di sekolah ini untuk

Normatif 70, adaptif 76 dan produktif

75(berdasarkan studi dokumentasi)

5. Kecendrungan nilai rata-rata UN naik 1

(bedasarkan studi dokumentasi)

4 Standar Sarana

Prasarana

5. Jumlah siswa perkelas masih diatas 35

bahkan ada yang 42 di tiap kelasnya, yaitu

kelas 10(hasil studi dokumentasi)

6. Jumlah ruang kelas masih kurang dibanding

jumlah rombel yaitu rombelnya ada 21 dan

ruang kelas ada 14. Sehingga disiasati

dengan prakerin selama 6 bulan dan

memaksimalkan pemanfaatan bengkel(TKJ,

TEI, AK, TP) sebagai ruang kelas.(hasil

observasi)

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

6. Tingkat kualifikasi pendidikan guru rata-rata

S1 dan hanya 2% guru yang telah

berpendidikan S2 / hanya 1 orang yang

berpendidikan s2 dari jumlah total 50 guru

yang ada. Masih ada beberapa guru yang

berpendidikan dibawah s1 yaitu 4%

(berdasarkan hasil wawancara)

7. Jumlah TU sesuai dengn jumlah rombel.

8. Kepala sekolah masih memiliki kualifikasi

pendidikan S1

6 Standar pengelolaan 4. Dokumentasi sekolah sudah cukup baik

(berdasarkan studi dokumentasi)

5. Dalam penyusunan RKAS tidak melibatkan

OSIS, dan Komite sekolah (berdasarkan

Laporan Supervisi Pendidikan 40

Page 41: Laporan Pengawas

berita acara/studi dokumentasi)

6. Data statistik kedisiplinan siswa belum ada

dan sosialisasi tata tertib sekolah masih

sangat rendah, berdasarkan hasil wawancara

tata tertib sekolah hanya disampaikan pada

saat MOS saja.

7 Standar Pembiayaan 4. Sekolah belum melakukan kegiatan evaluasi

dan tindak lanjut program APBS

5. Belum melibatkan alumni dan donator lain

yang tidak mengikat dalam penggalian

sumber dana

6. Belum adanya pendayagunaan potensi

sekolah seperti koperasi guru dan siswa.

8 Standar Penilaian 6. Guru belum mengembangkan program

remedial dan pengayaan

7. Dalam penentuan kenaikan kelas dan

kelulusan, sekolah belum melibatkan komite

sekolah

Pembahasan dan Tindak Lanjut

Berdasarkan studi dokumentasi, observasi dan wawancara terlihat bahwa dalam

pemenuhan Standar N asional Pendidikan di SMKN 1 CikarangSelatan Lampung

Timur masih sangat jauh dari yang di harapkan. Untuk mengatasi hal tersebut

banyak yang harus dilakukan, tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

No Komponen Tindak Lanjut

1 Standar Isi 1. Pengawas melakukan bimbingan dalam

penyusunan KTSP dan melakukan revisi

dokumen 1 KTSP dengan menambahkan

pendidikan berbasis keunggulan lokal,

kewirausahaan dan ekonomi kreatif dan

dilakukan analisis SKKD.

Laporan Supervisi Pendidikan 41

Page 42: Laporan Pengawas

2. Dalam penyusunan dan revisi KTSP

mengikut sertakan komite sekolah dan

disosialisasikan dengan orang tua siswa.

2 Standar Proses 1. Perlu adanya bimbingan dari pengawas

dalam pengembangan media belajar,

penggunaan multimedia dalam pembelajaran

dan evaluasi pembelajaran. Bimbingan dapat

diberikan dalam bentuk workshop ataupun

IHT serta supervisi klinis untuk masing-

masing guru yang mengalami masalah dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Kepala sekolah harus berkoordinasi dengan

komite untuk menambah proyektor dan

labtop serta perbaikan instalasi listrik agar

proses pembelajaran dapat menggunakan

multimedia.

3. Sekolah harus melakukan program

penghargaan mutu pada siswa, agar siswa

termotivasi untuk berprestasi.

3 Standar Kompetensi

Lulusan

1. Pengawas sekolah harus memberikan

bimbingan pada guru dalam pengembangan

KKM.

2. Sekolah melakukanmembimbing siswa

dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan

non keilmuan, pengawas pembina berperan

sebagai motivator dan nara sumber dalam

peningkatan prestasi sekolah.

4 Standar Sarana

Prasarana

1. Untuk mengatasi masalah sarana dan

prasarana sekolah, pengawas dapat

memberikan bimbingan dalam upaya

peningkatan peran serta komite sekolah,

peningkatan peran serta masyarakat dan

Laporan Supervisi Pendidikan 42

Page 43: Laporan Pengawas

perusahaan swasta sekitar sekolah serta

pengawas dapat melaporkan keadaan

sekolah tersebut pada dinas pendidikan

kabupaten/propinsi dan DPRD komisi C

yang menangani bidang pendidikan untuk

meminta perhatian secara langsung terhadap

sekolah tersebut.

2. Untuk mengatasi masalah listrik dan air,

kepala sekolah harus melakukan tindakan

nyata dan segera karena air dan listrik

merupakan kebutuhan utama. Pengawas

dapat memberikan bimbingan dalam

perencanaan perbaikan sarana dalam waktu

tri wulan dengan perbaikan secara betahap

sesuai kemampuan anggaran sekolah.

5 Standar Tenaga

Pendidik dan

kependidikan

1. Pengawas dan kepala sekolah harus menjadi

motivator untuk memberikan motivasi pada

guru agar meningkatkan kualifikasi

pendidikan serta memberikan rewaqrd pada

guru yang malanjutkan pendidikan.

2. pengawas membimbing kepala sekolah

mebuat laporan analisis kebutuhan guru dan

tenaga kependidikan pada dinas pendidikan

dan meminta tambahan guru BK dan tata

Belum memiliki guru BK, teknisi

laboratorium dan tata usaha.

6 Standar pengelolaan 1. Pengawas memberikan bimbingan dalam

penyusunan dokumentasi sekolah dalam

dalam hal manajerrial kepala sekolah.

2. Dalam penyusunan RKAS melibatkan OSIS

3. Pengawas memberikan bimbingan pada

kepala sekolah untuk membuat data statistik

Laporan Supervisi Pendidikan 43

Page 44: Laporan Pengawas

kedisiplinan siswa dan mensosialisasikan

tata tertib sekolah.

7 Standar Pembiayaan Pengawas dapat membimbing kepalas ekolah

dalam peningkatan peran serta alumni dan

pendayagunaan potensi sekolah dalam

penggalian sumber dana.

8 Standar Penilaian 1. Karena jumlah guru yang mengalami

masalah tersebut banyak ( lebih dari

setengah jumlah guru disekolah tersebut)

maka dapat dilakukan supervisi dengan

tehnik kelompok. Dimana sekolah

melakukan workshop tentang penilan,

evaluasi dan program remedial serta

pengayaan dengan fasilitator pengawas

pembina.

2. Setelah dilakukan workshop, guru diberi

tugas untuk melengkapi dan memperbaiki

perangkat penilaian dan program remedial

serta pengayaan, lalu guru mengumpulkan

perangkat tersebut pada pengawas pembina

melalui email atau bahan cetak.

3. Setelah dinilai oleh pengawas bila masih

terdapat guru yang belum dapat melengkapi

perangkatnya dengan benar, maka pengawas

pembina dapat melakukan supervisi klinis

terhadap guru tersebut.

4. Pengawas memberikan motivasi pada guru

agar aktif dalam kegiatan MGMP

5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan

kelulusan, sekolah melibatkan komite

sekolah

C. HASIL KEPENGAWASAN BAGI OBSERVER

Laporan Supervisi Pendidikan 44

Page 45: Laporan Pengawas

Berdasarkan hasil observasi supervisi, kami dapat menjabarkan

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor, sebagai berikut:

KOMPETENSI INDIKATOR DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

Supervisi Manajerial

Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.

Pengawas harus berkompeten dalam melakukan metode dan teknik supervisi, beliau menjalankan sesuai dengan aturan supervisi sehingga prosesnya berjalan dengan lancar dan sukses.

Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan sekolah menengah yang sejenis.

Pengawas harus dapat menjelaskan dan menyusun program sebagai panduan baginya

Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah yang sejenis.

Sebelum melakukan visitasi pengawas telah membuat instrumen untuk pengawasan, instrumen tersebut untuk mengevaluasi manajerial kepala sekolah,wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, administrasi guru, dan mengajar guru di kelas

Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

Sebelum visitasi ke kelas pengawas memeriksa kelengkapan administrasi kepala sekolah, wakasek, kepala lab, TU,guru dan semua yang berkaitan dengan administrasi

Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis

Pada saat visitasi pengawas harus dapat melaksanakan bimbingan konseling pada guru dan kepala sekolah

Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah

Pada proses visitasi kelas pengawas mengadakan waktu untuk sharing sebagai wadah untuk memperbaiki kinerja guru. Guru bisa konsultasi tentang kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaannya, pengawas dengan kompetensi yang dimilikinya memberikan masukan dan

Laporan Supervisi Pendidikan 45

Page 46: Laporan Pengawas

menengah yang sejenis. memberikan dorongan motivasi bagi guru

Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis.

Pengawas melakukan visitasi ke sekolah mengecek kelengkapan standar nasional pendidikan, mulai dari kepala sekolah dan wakasek-wakasek yang bertanggung jawab terhadap standar Isi, Proses, SKL, Sar-Pras, Pengelolaan, Dik Tendik, , kepala TU dan staff yang bertanggung jawab terhadap standar Pembiayaan

Supervisi Akademik

Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.

Pengawas yang menjadi guru telah melewati seleksi ketat sehingga kemampuan memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan tiap mata pelajaran sangat berkompeten. Dari wawancara dan dialog selama supervisi terlihat pengawas tersebut menguasai mata pelajaran yang dispervisi

Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP

Pengawas mengecek kelengkapan administrasi guru, dan dengan cermat beliau memeriksa silabus, rpp, dan pada saat itu silabus, rpp, kkm dan yang lainya lengkap.

Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.

Pada saat observasi pengawas belum melakukan bimbingan mata pelajaran. Hal ini disebabkan belum adanya pengawas mata pelajaran di kabupaten Lampung Timur

Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas

Pada saat observasi pengawas belum melakukan bimbingan mata pelajaran. Hal ini disebabkan belum adanya pengawas mata

Laporan Supervisi Pendidikan 46

Page 47: Laporan Pengawas

pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

pelajaran di kabupaten Lampung Timur

Evaluasi Pendidikan

Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

Pengawas mengecek kelengkapan administrasi guru termasuk indikator keberhasilan pendidikan, sistem penilaian, rentang penilaian, kreiteria ketuntasan minimal (kkm) dan lain sebagainya.

Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

Ketika mengecek silabus, rpp, dan kkm pengawas memberikan layanan konsultasi kepada guru yang ingin memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya tentang penilaian agar tidak keliru dalam melakukan penilaian, cara penilaian, penetuan kkm, tindak lanjut dari penilaian dan sebagainya

Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan pada tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

Pengawas menilai kinerja kepala sekolah dalam bidang manajerial dimulai dengan mengecek kelengkapan administrasi kepala sekolah, KTSP program sekolah, program wakasek, program lab, program perpustakaan, program ekstrakurikuler, silabus, rpp, kkm, dan kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menjadi delapan standar nasional pendidikan. Selain menilai pengawas pun memberikan arahan dan bimbingan terhada kekurangan-kekurangan yang ada sehingga diharapkan kepala sekolah, guru, staf TU dapat memperbaikinya.

Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata

Pengawas memberikan arahan tentang penilaian dan pemanfaatan penilaian, karena saat itu masih awal tahun ajaran baru sehingga pengawas tidak secara mendetail memberikan arahan dan bimbingan tentang pemanfaatan hasil penilaian

Laporan Supervisi Pendidikan 47

Page 48: Laporan Pengawas

pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

Kompetensi Sosial

Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

pengawas harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak manapun, baik di lingkungan kerja maupun di luar tempat kerja

Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.

Pengawas harus aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan

Selama mengikuti kegiatan pengawas, observer mendapat pelajaran

beberapa hal yaitu.:

1. Mengetahui tugas Pengawas Sekolah sebagai Supervisor dalam

Kompetensi Akademik, diantaranya :

a. Membimbing Guru dalam menyusun Silabus, Prota (Program

Tahunan),RPP dan pengembangan KTSP.

b. Membimbing Guru dalam memilih dan menggunakan Strategi dan

Metode Pembelajaran dengan mengembangkan berbagai potensi siswa.

c. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk

pembelajaran.

2. Mengetahui tugas Pengawas Sekolah sebagai Supervisor dalam

Kompetensi Akademik, diantaranya :

a. Memahami prosedur penyusuna Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai

bahan acuan penyusunan RKS dan RKA dalam pengajuan skala

prioritas Program Sekolah.

b. Memahami pentingnya dokumentasi Guru untuk penyusunan angka

kredit Guru dalam Kenaikan Pangkat.

c. Membimbing sekolah dalam persiapan pemenuhan Standar Nasional

Pendidikan serta persiapan akreditasi sekolah.

Laporan Supervisi Pendidikan 48

Page 49: Laporan Pengawas

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Melalui kegiatan supervisi pendidikan, membantu kami untuk

mengetahui dan memahami tugas dan fungsi pengawas. Tugas pokok pengawas

sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan

melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi

manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada empat

kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni: (1) Melakukan pembinaan

pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja

seluruh staf sekolah, (2) Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program

sekolah beserta pengembangannya, dan (3) Melakukan penilaian terhadap proses

dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder

sekolah (4) Membimbing sekolah dalam pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

dan persiapan akreditasi sekolah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik

maupun supervisi manajerial. Dengan adanya supervisi sekolah dapat

meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan pengalaman kami selama mengikuti kegiatan pengawas

melakukan supervisi, beberapa rekomendasi yang dapat kami berikan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk SMPN 3 Jabung, dapat dilakukan workshop penyusunan perangkat

guru dengan fasilitator pengawas pembina.

Laporan Supervisi Pendidikan 49

Page 50: Laporan Pengawas

2. Untuk SMPN 2 Way bungur, dapat dilakukan peningkatan peran serta

masyarakat dan pemerintah dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah

serta peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah dengan bimbingan

dari pengawas pembina.

3. Untuk SMKN 1 Cikarang Selatan, dapat dilakukan pengajuan dana bantuan

dari pemerintah dan swasta dengan bimbingan pengawas pembina dalam

penyusunan proposal yang baik.

4. Perlu adanya koordinasi antara supervisor dengan lembaga sekolah mengenai

kalender pendidikan sekolah, sehingga proses supervisi berjalan lebih efektif.

5. Perlu adanya kegiatan pengembangan diri bagi supervisor.

Laporan Supervisi Pendidikan 50

Page 51: Laporan Pengawas

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Banun Muslim, Sri. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesioanalisme Guru. Bandung : Alfabeta.

Diat, Lantip dan Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gava Media

Jasmani & Mustofa, Syaiful. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru.Yogyakarta: Ar-ruzz Media

P2TK Kemendiknas. 2012. Bahan Ajar Diklat Supervisi Pengawas Sekolah. Jakarta

________________. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sahertian, Piet.A. 2002. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.

_________________ . Supervisi Pendidikan. Bekasi : Binamitra Publishing

Laporan Supervisi Pendidikan 51