MATERI KULIH MPPHMATERI KULIH MPPHKELAS CKELAS C

Dessi Perdani YPS, S.H., M.HDessi Perdani YPS, S.H., M.H

Pengertian Metodologi Pengertian Metodologi PenelitianPenelitian

Metodologi penelitian adalah kata Metodologi penelitian adalah kata majemuk, terdiri atas dua kata, majemuk, terdiri atas dua kata, metodologimetodologi dan dan penelitian. penelitian. Kata metodologi berasal Kata metodologi berasal dari kata Yunani, methodos yang berarti dari kata Yunani, methodos yang berarti cara, dan logos yang berarti ilmu.cara, dan logos yang berarti ilmu.

Sehingga metodologi dapat diartikan Sehingga metodologi dapat diartikan dengan suatu disiplin yang berhubungan dengan suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaedah yang dengan metode, peraturan, kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.diikuti dalam ilmu pengetahuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kata metode mengandung arti cara bahwa kata metode mengandung arti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang dikehendaki.dikehendaki.

Secara singkat metodologi dapat juga Secara singkat metodologi dapat juga diartikan :diartikan :• Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur • Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.ilmu.• Studi atau analisis teoretis mengenai suatu • Studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode.cara/metode.• Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan • Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge).(knowledge).• Secara praktis, Metodologi = metode = cara = • Secara praktis, Metodologi = metode = cara = teknik = prosedur.teknik = prosedur.

Beberapa pakar lain memberikan definisi Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:penelitian sebagai berikut:

1. David H Penny1. David H Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.dan penafsiran fakta-fakta.

2. Suprapto2. Suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.hati-hati, serta sistematis.

3. Sutrisno Hadi3. Sutrisno HadiSesuai dengan tujuannya, penelitian Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. Mohammad Ali4. Mohammad AliPenelitian adalah suatu cara untuk Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannyasehingga diperoleh pemecahannya. .

Secara umum metode penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.kegunaan tertentu.Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. yaitu rasional, empiris dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh indera akal, sehingga terjangkau oleh indera manusiamanusia. .

Empiris berarticara-cara yan dilakukan Empiris berarticara-cara yan dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, itu dapat diamati oleh indera manusia, sehigga orang lain dapat mengamati sehigga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang dan mengetahui cara-cara yang digunakan.digunakan.

Sistematis artinya proses yang Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.yang bersifat logis.

Berfikir dan Bersikap IlmiahBerfikir dan Bersikap Ilmiah

Edward De BonoEdward De Bono berakata bahwa Pikiran itu berakata bahwa Pikiran itu adalah seuatu sistem pembuat pola, sistem adalah seuatu sistem pembuat pola, sistem informasi dari pikiran pekerja untuk informasi dari pikiran pekerja untuk menciptakan dan mengenal pola-pola tersebut, menciptakan dan mengenal pola-pola tersebut, prilaku ini tergantung pada susunan fungsional prilaku ini tergantung pada susunan fungsional dari sel-sel urat saraf dalam otak.dari sel-sel urat saraf dalam otak.

Sedangkan Sedangkan ilmiahilmiah artinya berdasarkan ilmu artinya berdasarkan ilmu pengetahuan, ilmiah adalah bentuk kata sifat pengetahuan, ilmiah adalah bentuk kata sifat dari ilmu, ilmu berasal dari bahasa arab yang dari ilmu, ilmu berasal dari bahasa arab yang artinya tahu, jadi ilmu secara artinya tahu, jadi ilmu secara etimologisetimologis berarti berarti ilmu pengetahuan sedangkan secara ilmu pengetahuan sedangkan secara terminologiterminologi ilmu adalah semacam pengetahuan ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri khas dan pensyaratan yang mempunyai ciri khas dan pensyaratan tertentu, berbeda dengan pengetahuan biasa.tertentu, berbeda dengan pengetahuan biasa.

Jadi berpikir ilmiah merupakan tahapan ketiga Jadi berpikir ilmiah merupakan tahapan ketiga setelah kita berpikir biasa dan berpikir logis.setelah kita berpikir biasa dan berpikir logis.

Namun perlu dipahami bahwa pengetahuan Namun perlu dipahami bahwa pengetahuan ilmiah bukanlah sejenis barang yang sudah ilmiah bukanlah sejenis barang yang sudah siap yang muncul dari dunia fantasi, siap yang muncul dari dunia fantasi, akan tetapi pengetahuan ilmiah merupakan akan tetapi pengetahuan ilmiah merupakan hasil proses belajar dan proses berpikir hasil proses belajar dan proses berpikir secara radikal terhadap sekumpulan secara radikal terhadap sekumpulan pengetahuan-pengetahuan tertentu yang pengetahuan-pengetahuan tertentu yang relevan dan sejenis yang universal dan relevan dan sejenis yang universal dan kumulatif karena begitu rumitnya suatu ilmu kumulatif karena begitu rumitnya suatu ilmu dan karena persoalannya yang kompleks dan karena persoalannya yang kompleks menuntut untuk dipecahkan guna menuntut untuk dipecahkan guna memperolah kebenaran.memperolah kebenaran.

Contoh :Contoh :“Amir sakit perut selama seminggu”“Amir sakit perut selama seminggu”

Pendekatan Ilmiah :Pendekatan Ilmiah : Pendekatan Non Ilmiah :Pendekatan Non Ilmiah :

• Cari data di lapangan Amir• Cari data di lapangan Amir . Pergi ke dukun. Pergi ke dukun makan apa ? makan apa ?• Periksa ke dokter• Periksa ke dokter . Penyembuhan . Penyembuhan• Tes laboratorium• Tes laboratorium• Pengobatan• Pengobatan• Kesimpulan :• Kesimpulan : . Kesimpulan : . Kesimpulan :Amir KeracunanAmir Keracunan Amir kena guna-guna dari Amir kena guna-guna dari

temennya/musuhnya temennya/musuhnya

Apa Perbedaanya ?Apa Perbedaanya ?

Pendekatan Ilmiah :Pendekatan Ilmiah :Perumusan masalah jelas dan spesifikPerumusan masalah jelas dan spesifikMasalah merupakan hal yang dapat Masalah merupakan hal yang dapat diamati diamati dan diukur dan diukur secara empirissecara empirisJawaban permasalahan didasarkan pada dataJawaban permasalahan didasarkan pada dataProses pengumpulan dan analisis data, serta Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benaryang benarKesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lainorang lain

Contoh :Contoh :

Penggunaan Metode IlmiahPenggunaan Metode Ilmiah

Pendekatan Non Ilmiah Pendekatan Non Ilmiah :: Perumusan kabur atau abstrak Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data secara logis Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lainContoh :Penggunaan akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan secara kebetulan dan cobacoba, pendapat otoritas ilmiah danpikiran kritis

Pendekatan Non Ilmiah Pendekatan Non Ilmiah ::

. Perumusan kabur atau abstrak. Perumusan kabur atau abstrak

. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat . Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatisbersifat supranatural/dogmatis. Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di . Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan lapangan . Keputusan tidak didasarkan pada hasil . Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan pengumpulan dan analisis analisis data secara logisdata secara logis. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain

Contoh :Contoh :

Penggunaan akal sehat, prasangka, intuisi, Penggunaan akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan secara penemuan secara kebetulan dan cobacoba,kebetulan dan cobacoba, pendapat otoritas ilmiah dan pendapat otoritas ilmiah danpikiran kritispikiran kritis

Penelitian HukumPenelitian Hukum

Penelitian Hukum dapat dibedakan Penelitian Hukum dapat dibedakan menjadi 2 macam:menjadi 2 macam:

1.1.Penelitian Hukum Penelitian Hukum Normatif/Doctrinal/Kepustakaan; adalah Normatif/Doctrinal/Kepustakaan; adalah Penelitian Hukum yang menggunakan Penelitian Hukum yang menggunakan sumber data sekunder,sumber data sekunder,

2.2.Penelitian Hukum Empiris/Sosiologis; Penelitian Hukum Empiris/Sosiologis; adalah Penelitian Hukum yang adalah Penelitian Hukum yang mempergunakan sumber data primer.mempergunakan sumber data primer.

Data dapat dikelompokkan menjadi:Data dapat dikelompokkan menjadi:

1. Tingkah laku manusia dengan ciri-cirinya 1. Tingkah laku manusia dengan ciri-cirinya yang khusus;        yang khusus;       

Tingkah laku verbalTingkah laku verbal Tingkah laku nyataTingkah laku nyata2. Hasil tingkah laku manusia dan ciri-cirinya 2. Hasil tingkah laku manusia dan ciri-cirinya yang khusus;yang khusus; Peninggalan-peninggalan fisikPeninggalan-peninggalan fisik

Bahan-bahan tertulisBahan-bahan tertulis3. Data hasil simulasi3. Data hasil simulasi

“Data primer: data yang langsung diperoleh dari “Data primer: data yang langsung diperoleh dari masyarakat , sedangkan data sekunder adalah masyarakat , sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan“kepustakaan“

Penelitian Hukum NormatifPenelitian Hukum Normatif

Data Sekunder Umum dibagi Data Sekunder Umum dibagi menjadi dua bagian:menjadi dua bagian:1. Data Sekunder yang Bersifat 1. Data Sekunder yang Bersifat Pribadi, seperti; Dokumen pribadi, Pribadi, seperti; Dokumen pribadi, Data pribadi yang disimpan di Data pribadi yang disimpan di lembagalembaga

2. Data Sekunder yang Bersifat 2. Data Sekunder yang Bersifat Publik, seperti; Data arsip, Data Publik, seperti; Data arsip, Data resmi instansi, Data yang resmi instansi, Data yang dipublikasikan (contohnya dipublikasikan (contohnya yurisprudensi MA)yurisprudensi MA)

Pembagian Bahan-bahan hukumPembagian Bahan-bahan hukum

1. Bahan-bahan hukum primer adalah 1. Bahan-bahan hukum primer adalah Pancasila yang meliputi; UUD 45, TAP MPR, Pancasila yang meliputi; UUD 45, TAP MPR, Peraturan Per-undang-undangan, Bahan Peraturan Per-undang-undangan, Bahan hukum yang dikodifikasikan misalnya; Hukum hukum yang dikodifikasikan misalnya; Hukum Adat, Yurisprudensi, Traktat.    Adat, Yurisprudensi, Traktat.    2. Adapun Data Sekunder dalam hukum dilihat 2. Adapun Data Sekunder dalam hukum dilihat dari sudut kekuatan mengikatnya dibagi dari sudut kekuatan mengikatnya dibagi menjadi dua bagian;menjadi dua bagian;a. Bahan-bahan Hukum Sekunder, seperti; a. Bahan-bahan Hukum Sekunder, seperti; Renc.Pert.Per-undang-undangan, Karya ilmiah Renc.Pert.Per-undang-undangan, Karya ilmiah para sarjana, Hasil penelitian.para sarjana, Hasil penelitian.b. Bahan-bahan Hukum Tersier, seperti; b. Bahan-bahan Hukum Tersier, seperti; Bibliografi, Indeks kumulatif.Bibliografi, Indeks kumulatif.

Pelaksanaan Penelitian Hukum Normatif Pelaksanaan Penelitian Hukum Normatif dapat dibedakan menjadi :dapat dibedakan menjadi :              1. Pelaksanaan inventarisasi hukum 1. Pelaksanaan inventarisasi hukum positif;positif;

2. Pelaksanaan Terhadap asas-asas 2. Pelaksanaan Terhadap asas-asas hukum;hukum;

3. Pelaksanaan untuk menemukan 3. Pelaksanaan untuk menemukan hukum in concreto;hukum in concreto;

4.4. Pelaksanaan terhadap  Pelaksanaan terhadap sistimatika hukum;sistimatika hukum;

5. Pelaksanaan terhadap taraf 5. Pelaksanaan terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan sinkronisasi vertikal dan

horizontalhorizontal..

Pelaksanaan inventarisasi hukum Pelaksanaan inventarisasi hukum positifpositif

Pelaksanaan inventarisasi hukum Pelaksanaan inventarisasi hukum positif merupakan kegiatan positif merupakan kegiatan pendahuluan yang bersifat pendahuluan yang bersifat mendasar untuk melakukan mendasar untuk melakukan penelitian hukum dari tipe-tipe yang penelitian hukum dari tipe-tipe yang lain. lain. Sebelum dapat diketemukan norma Sebelum dapat diketemukan norma hukum in concreto atau ditemukan hukum in concreto atau ditemukan teori-teori tentang proses teori-teori tentang proses kehidupan hukum, haruslah kehidupan hukum, haruslah diketahui lebih dahulu apa saja diketahui lebih dahulu apa saja yang termasuk ke dalam hukum yang termasuk ke dalam hukum positif yang sedang berlaku. positif yang sedang berlaku.

Ada tiga langkah dalam pelaksanaannya : Ada tiga langkah dalam pelaksanaannya :

1. Menetapkan kriteria identifikasi untuk 1. Menetapkan kriteria identifikasi untuk menyeleksi norma-norma yang termasuk menyeleksi norma-norma yang termasuk hukum positif atau norma sosial yang bukan hukum positif atau norma sosial yang bukan norma hukum; norma hukum;

2. Ada tiga konsep untuk menentukan kreteria 2. Ada tiga konsep untuk menentukan kreteria tersebut; Legisme yang positivistis (hukum tersebut; Legisme yang positivistis (hukum identik dengan norma- norma tertulis yang identik dengan norma- norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau oleh pejabat negara yang berwenang), Hukum oleh pejabat negara yang berwenang), Hukum adalah pencerminan dari kehidupan adalah pencerminan dari kehidupan masyarakat itu sendiri, dan Hukum adalah masyarakat itu sendiri, dan Hukum adalah identik dengan keputusan Hakim/kepala adat. identik dengan keputusan Hakim/kepala adat.

3. Pengumpulan norma-norma yang 3. Pengumpulan norma-norma yang sudah diidentifikasikan sebgai norma sudah diidentifikasikan sebgai norma hukum;hukum;Pengorganisasian norma-norma yang Pengorganisasian norma-norma yang sudah diidentifikasikan dan sudah diidentifikasikan dan dikumpulkan ke dalam sistem yang dikumpulkan ke dalam sistem yang komprehensif.komprehensif.