materi kuliah kebidanan

Upload: ayu-kusuma

Post on 20-Jul-2015

204 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Materi Kuliah KebidananNgumpulin materi-materi kuliah kebidanan

About

Posted by: Lastri Mei Winarni | January 13, 2011

Siklus Hormonal Menstruasi

Rate This

Suatu proses yang kompleks dan harmonis meliputi serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital, korteks adrenal, glandula tiroidea, dan kelenjar-kelenjar lainnya. Perubahan siklus hormonal ini dapat pula dilihat pada suhu basal, sitologi vagina, getah serviks, dan pH getah vagina.

Di dalam hipotalamus terdapat releasing hormones dalam jumlah yang sedikit, yaitu : 1. FSH RH : yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH (Follicle stimulating hormone) 2. LH RH : yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan LH (Luteinizing hormone)

3. PIH RH : yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.

Pada saat pubertas, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen-hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran hormon menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut Menarche.

Pada setiap siklus dikenal 3 masa utama, yaitu 1. Masa haid, selama 2-8 hari.pada waktu itu endometrium dilepas sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium rendah. 2. Masa Proliferasi, sampai hari ke-14. pada waktu itu endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut Ovulasi. 3. Masa Sekresi, di bawah pengaruh progesteron kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Proses Menstruasi

Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami perubahan dan sebagian besar mengalami oblitrasi menjadi korpus albikantes. Rangsangan gonadotropin hipofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada di sekitar folikel primordial berkembang

Pertumbuhan sel granulosa sedemikian rupa sehingga dalamnya membentuk rongga yang berisi cairan liquor folliculi yang mengandung hormon estrogen. Ovum terdesak ke tepi dan disangga ke dinding folikel oleh cumulus oophorus.

Pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial yang semakin besar membentuk folikel de Graaf yang dindingnya menuju dinding ovarium. Karena pengaruh tekanan liquor folliculi dan LH yang semakin meningkat dan berfluktuasi, terjadilah Ovulasi, yaitu pelepasan ovum ke dalam tuba falopii.

Pada proses ovulasi kadang-kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis sehingga timbul rasa sakit yang disebut Intermenstrual pain (Gejala Mittelschmerz) dan dapat juga timbul perdarahan vagina sedikit.

Setelah ovulasi terjadi dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah karena perdarahan) yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (Luteotrophic hormones). Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang makin lama makin tinggi kadarnya.

Proses penangkapan ovum disebut ovum pick up mechanism. Kemudian ovum melanjutkan perjalanan menuju uterus karena semprotan cairan follikuli, peristaltik tuba, dan aliran gerakan cairan tuba karena gerakan silianya.

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan estrogen dan progesterone menurun. Menurunnya hormone-hormon tersebut menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid atau mensis.

Bila terjadi pembuahan dalam masa ovulasi maka korpus luteum akan dipertahankan, bahkan berkembang menjadi korpus luteum graviditatis.

Leave a Comment Posted in Uncategorized | Tags: hormon, proses haid, proses menstruasi, pubertas, siklis hormonal, siklus haidPosted by: Lastri Mei Winarni | January 13, 2011

Daftar Tilik Pemberian Oksigen dengan Kanul Nasal

1 Vote Persiapan Prosedur 1. Persiapan Klien

Jelaskan prosedur dan tujuan terapi Berikan posisi yang nyaman : semi fowler (kecuali ada kontraindikasi)

2. Alat dan Bahan

Kanul nasal Pipa sumber Oksigen/tabung oksigen Humidifier (pelembab) Air steril Tanda terapi oksigen dan dilarang merokok

Kegiatan Ya (0) Tidak (1) Keterangan A. Pengkajian 1. Cek program metode , konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran 2. Kaji dengan segera status kardiopulmonari B. Perencanaan 3. Mencuci tangan 4. Pilih alat-alat yang sesuai kebutuhan klien 5. Siapkan lingkungan yang aman 6. Cek sambungan dan sumber oksigen C. Implementasi 7. Identifikasi klien 8. Jelaskan kepada klien apa yang akan dikerjakan 9. Sambungkan kanul nasal ke pipa oksigen 10. Sambungkan kanul nasal-pipa oksigen dengan sumber oksigen yang sudah dilembabkan (melalui humidifier) 11. Tes aliran, pastikan tidak ada bocoran. Tutup aliran oksigen 12. Letakkan kanul nasal ke muka pasien dan sisipkan cabang ke dalam lubang hidung 13. Atur ikatan dan tarikan untuk kenyamanan 14. Atur kecepatan aliran sesuai dengan konsentrasi yang diminta observasi gelembung air yang terjadi di humidifier 15. Balutan kecil di atas puncak telinga jika diperlukan

16. Kaji pernafasan klien dan atur alat-alat jika diperlukan 17. Pertahankan humidifier tetap terisi setiap saat 18. Kolaborasi dengan dokter untu pengecekkan analisa gas darah 20 menit setelah terapi 19. Cuci tangan D. Evaluasi 20. Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernafasan dan kecepatan; warna pada kuku, bibir, konjutivitas mata; ada atau tidaknya disorientasi, bingung, sulit berpikir; kaji tidur klien; hasil pengukuran lab 21. Kaji kondisi hidung, mulut dan perawatan lubang hidnung jika jam 22. Cek kanul setiap 8 jam E. Dokumentasi 23. Catat tanggal dan waktu pemberian oksigen dimulai, konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran liter per menit, hasil observasi subjektif dan objektif, nama klien dan tanda tangan tenaga kesehatan Leave a Comment Posted in Uncategorized | Tags: Asuhan kebidanan oksigenasi, Asuhan Keperawatan oksigenasi, asuhan oksigenasi, daftar tilik oksigenasi, Kebutuhan Oksigenasi, keterampilan dasar praktek klinikPosted by: Lastri Mei Winarni | January 13, 2011

Oksigenasi

2 Votes A. Pengkajian 1)

Riwayat Ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan (gangguan hidung dan tenggorokan) Epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah, dan kanker) Obstruksi nasal (polip, hipertropi tulang hidung, tumor, dan influensa)

Infeksi yang kronis dari hidung Sakit pada daerah sinus Otitis media Nyeri pada tenggorokan Kenaikan suhu tubuh hingga 38,5C Sakit kepala Lemas Sakit perut hingga muntah-muntah Faring berwarna merah Edema

2) Pola Batuk dan Produksi Sputum

Batuk kering, keras dan kuat dengan suara mendesing Berat atau ringan Pada pasien kanker pola batuknya biasanya berubah-ubah Pola batuk apakah saat makan, merokok, atau hanya di malam hari Tempat tinggal (apakah berdebu, penuh asap, kecenderungan alergi) Pengkajian dahak, memeriksa warna dan kejernihan dan apakah bercampur darah Sakit Dada

3)

Bagian yang sakit Intensitas nyeri Faktor yang menyebabkan sakit Perubahan posisi bisa berhubungan dengan perubahan nyeri Ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit Pengkajian Fisik Inspeksi

4) a.

Menilai apakah nafas spontan melalui hidung, mulut, atau oral, atau dengan alat : selang endotrakeal atau tracheostomi Kebersihan, ada atau tidaknya sekret, perdarahan, bengkak Perhitungan frekuensi pernafasan Palpasi

b.

Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri tekan yang dapat timbul akibat luka, peradangan setempat, metastasis tumor ganas, pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada dada. Dapat diteliti gerakan dinding toraks pada sat inspirasi dan ekspirasi terjadi. Perkusi

c.

Pengkajian ini bertujuan untuk menilai normal atau tidaknya suara perkusi paru

Suara perkusi normal adalah suara perkusi sonor, yang bunyinya seperti kata dug-dug Suara perkusi lain yang dianggap tidak normal adalah redup, seperti pada infiltrat, konsolidasi dan efusi pleura. Auskultasi

d.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai adanya suara nafas, diantaranya suara nafas dasar dan suara nafas tambahan. Suara nafas dasar ini adalah suara nafas pada orang dengan paru yang sehat. Suara nafas tambahan, yaitu suara yang terdengar pada dinding toraks berasal dari kelainan dalam paru, termasuk bronkus, alveoli, dan pleura. Suara nafas tambahan seperti suara ronkhi, yaitu suara yang terjadi dalam bronkhi karena penyempitan lumen brokus. Suara mengi (wheezing), yaitu ronkhi kering yang tinggi, terputus nadanya, dan panjang, terjadi pada asma. Suara ronkhi basah, yaitu suara berisik yang terputus akibat aliran udara yang melewati cairan (umumnya terdengar pada inspirasi). Suara krepitasi adalah adalah seperti hujan rintik-rintik yang berasal dari bronkus, alveoli, atau kavitasi yang mengandung cairan. Pemeriksaan Laboratorium

5)

Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Leukosit Pemeriksaan sputum Pemeriksaan Diagnostik

6)

Rontgen dada

Untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberculosis, mendeteksi adanya tumor, benda asing, pembengkakan paru, penyakit jantung, dan untuk melihat struktur yang abnormal. Penting untuk melengkapi pemeriksaan fisik dengan gejala tidak jelas, sehingga dapat menentukan besarnya kelainan, lokasi dan keadaannya.

Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme kardiopulmonum, misalnya kerja jantung, diafragma, dan kontraksi paru.

Bronkografi

Untuk melihat secara visual bronkus sampai cabang bronkus atau kasus displcement dari bronkus.

Angiografi

Untuk membantu menegakkan diagnosis tentang keadaan paru, emboli atau tumor paru, aneurisma, emfisema, kelainan kongenital, dll.

Endoskopi

Untuk melakukan diagnostik dengan cara mengambil sekret untuk pemeriksaan, melihat lokasi kerusakan, biopsi jaringan, untuk pemeriksaan sitologi, mengetahui adanya tumor, melihat letak terjadinya perdarahan, untuk terapeutik, misalnya mengambil benda asing dan menghilangkan sekret yang menutupi lesi.

Radio Isotop

Untuk menilai lobus paru, melihat adanya emboli paru.

Mediastinoskopi

Merupakan endoskopi mediastinum untuk melihat penyebaran tumor. B. Diagnostik 1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif, berhubungan dengan : 1.o o o o o

Infeksi Penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, CVA (Cardio Vascular Attack) Depresi reflek batuk Penurunan oksigen dalam udara inspirasi Berkurangnya mekanisme pembersihan silia dan respons peradangan

2.

Pola pernafasan tidak efektif , berhubungan dengan : Penyakit infeksi pada paru Depresi pusat pernafasan Lemahnya otot pernafasan Turunnya ekspansi paru Obstruksi trakea Kerusakan pertukaran gas, berhubungan dengan :

3.

Perubahan suplai oksigen Obstruksi saluran pernafasan Adanya penumpukan cairan dalam paru Atelektasis Bronkospasme Adanya edema paru Tindakan pembedahan paru Gangguan perfusi jaringan, berhubungan dengan :

4.

Adanya perdarahan Adanya edema Imobilisasi

Menurunnya aliran darah Vasokonstriksi Hipovolumik

C. Perencanaan Tujuan : 1. 2. 3. 4. Mempertahankan jalan nafas agar efektif Mempertahankan pola pernafasan agar kembali efektif Mempertahankan pertukaran gas Memperbaiki perfusi jaringan

Rencana Tindakan : 1. 2. 3. 4. Mempertahankan jalan nafas agar efektif Mempertahankan pola pernafasan kembali efektif Mempertahankan pertukaran gas Memperbaiki perfusi jaringan

D. Pelaksanaan (Tindakan) 1. Latihan Nafas

Latihan nafas merupakan cara bernafas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan mengurangi stres. Prosedur kerja : 1) 2) 3) Cuci tangan Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi (duduk atau tidur telentang)

4) Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas melalui hidung dengan mulut tertutup. 5) Anjurkan untuk menahan nafas selama 1-1,5 detik, kemudian disusul dengan menghembuskan nafas melalui bibir dengan bentuk mulut mencucu atau seperti orang meniup 6) Catat respons yang terjadi

7) 2.

Cuci tangan Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda di jalan nafas. Prosedur kerja : 1) 2) 3) Cuci tangan Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur membungkuk ke depan

4) Anjurkan untuk menarik nafas secara pelan dan dalam dengan menggunakan pernafasan diafragma 5) 6) 7) 8) 9) Setelah itu tahan nafas kurang lebih 2 detik Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka Tarik nafas dengan ringan Istirahat Catat respons yang terjadi

10) Cuci tangan 3. Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen danmencegah terjadinya hipoksia. Alat dan Bahan : 1. 2. 3. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier Nasal kateter, kanula, atau masker Vaselin/jeli

Prosedur kerja : 1) Cuci tangan

2) 3) 4) 5) 6)

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Cek flowmeter dan humidifier Hidupkan tabung oksigen Atur pasien pada posisi semifowler atau sesuai dengan kondisi pasien Berikanlah oksigen melalui kanula atau masker

7) Apabila menggunakan kateter, terlebih dahulu ukur jarak hidung dengan telinga, setelah itu beri jeli dan masukkan 8) 9) Catat pemberian dan lakukan observasi Cuci tangan

Leave a Comment Posted in Uncategorized | Tags: Asuhan kebidanan oksigenasi, Asuhan Keperawatan oksigenasi, Kebutuhan Oksigenasi, latihan batuk, Oksigenasi, tujuan oksigenasi Newer Posts - Older Posts

Categories

Keluarga Berencana Keterampilan Dasar Praktek Klinik Konsep Maternal Neonatus Patologi Uncategorized

Lastri ActivitiesMarch 2012 M T W T F S S Dec 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Silahkan cari disini materi yang anda butuhkan

Lastri Mei438 spam comments

Meta Lastri

Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.com

KategoriKeluarga Berencana Keterampilan

Dasar Praktek Klinik Konsep

Maternal Neonatus Patologi UncategorizedRecent Post

Proses Laktasi Kesehatan Reproduksi Remaja Pre Eklampsia Berat

Lastri Pages

About

Harta Karun

December 2011 June 2011 May 2011 April 2011 March 2011 February 2011 January 2011

Blog at WordPress.com. | Theme: Ocean Mist by Ed Merritt. Follow

Follow Materi Kuliah Kebidanan

Get every new post delivered to your Inbox.Enter your em

Powered by WordPress.com