materi kuliah amfibi

23
MATERI KULIAH AMPHIBI Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat- tempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Zug, 1993) Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya

Upload: riya-shingwa

Post on 05-Aug-2015

557 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI KULIAH AMFIBI

MATERI KULIAH AMPHIBI

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh

rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu

Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai

hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000

spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak

dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk

menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan

menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan

amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.

Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan

bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk

(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-

tempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring

dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka

insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme

adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Zug, 1993)

Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada

mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan

dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi

seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium

cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase

dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.

Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke

daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan

dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan

berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya

Page 2: MATERI KULIAH AMFIBI

berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada

juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak

terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986).

Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati sejumlah habitat

yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah berumput

di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan

hidup selama periode kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab

seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak katak dapat

bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi

tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam

lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina

berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi

mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur. Umumnya spesies

amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri saat terancam pemangsa. Ada pula

amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang

mempunyai racun. Katak beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai

tanda bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat „racun emas‟ yang dimiliki kodok dart dari

kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang

kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan kodok. Maka

dari itulah kita perlu mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.

Kedudukan Klasifikasi

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang

belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam, yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air,

atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang

dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah

beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa,

Page 3: MATERI KULIAH AMFIBI

yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan

paru-paru.

Amfibia mempunyai ciri-ciri:

Penutup tubuh kulit yang berlendir

Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput

renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya

berfungsi untuk melompat dan berenang.

Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah

dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan

hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke

dalam rongga mulut ketika menyelam

Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya

(berdarah dingin/poikiloterm)

Peredaran darah Tertutup

Alat

penglihatan

Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut

membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Berkembang

biak

dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan

di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal

Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Upafilum : Vertebrata

Superkelas : Tetrapoda

Kelas : Amphibia

Menurut Verma anggota amphibia dapat dibedakan menjadi 3 ordo yaitu Urodela

(Salamander), Apoda (Gymnophiona ), dan Anura (katak dan kodok).

1. Ordo Apoda (Gymnophoina)

Page 4: MATERI KULIAH AMFIBI

Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak

mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak

bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi,

tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di

bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini

menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas

dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam

tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. Ordo

Gymnophiona mempunyai 5 famili. yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae,

Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu

Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di Indonesia

adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya

pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air

dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu

yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di Indonesia adalah

Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.

2. Ordo Urodela

Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang,

mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan

antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas

dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata

mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di

darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara,

Asia Tengah, Jepang dan Eropa.

3. Ordo Anura

Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini

mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai

Page 5: MATERI KULIAH AMFIBI

leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal

ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput

diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang

cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran

besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di

perairan yang tenang dan dangkal. Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:

Ascaphidae Leiopelmatidae

Bombinatoridae Discoglossidae

Pipidae Rhinophrynidae

Megophryidae Pelodytidae

Pelobatidae Allophrynidae

Bufonidae Branchycephalidae

Centrolenidae Heleophrynidae

Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae

Pseudidae Rhinodermatidae

Sooglossidae Arthroleptidae

Dendrobatidae Hemisotidae

Hyperoliidae Microhylidae,

Ranidae Rachoporidae

Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae,

Microhylidae dan Rachoporidae

a. Bufonidae

Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil,

terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala.

Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai

mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari

pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara

eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh

famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo

melanosticus dan Leptophryne borbonica.

b. Megophryidae

Page 6: MATERI KULIAH AMFIBI

Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas

matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini

berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan

kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase

berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air.

Adapun contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan

Leptobranchium hasselti.

c. Ranidae

Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai

relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang.

Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal.

Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi

seperti parut di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal

dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah:

Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya

cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana

d. Microhylidae

Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang

dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi

beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya

memanjang secara horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah:

Microhyla achatina.

e. Rachoporidae

Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar,

tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila

terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig.

Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara ekstern

Morfologi Kelas Amphibi

Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu

yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan

Page 7: MATERI KULIAH AMFIBI

bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-

paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang

memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan

ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala mempunyai mulut yang

lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung

yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2

lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima

gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya

mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di

dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-

sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi.

Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan

terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari

(digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)..

Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian

tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian

belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral.

Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut

atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek.

Gambar morfologi katak

Page 8: MATERI KULIAH AMFIBI

Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas), sedangkan

dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid. Pada rongga mulut

terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah antrior mulut.Pada permukaannya

terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke

muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi

maxillaris), sedangkan dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk

menahan mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna yang

berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral pharynx sebelah

belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo. Dibelakang masing-masing mata di

dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum

oris dengan ruang telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis

(saku suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii. Saku

suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.

Anatomi Kelas Amphibia

1. Sistem Rangka

Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.

Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging

berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih

lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang

masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum

merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.

Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:

1. Cranium yang sempit

2. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula yang besar

untuk mata.

3. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).

Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)

tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang

sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal.

Page 9: MATERI KULIAH AMFIBI

Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari kaki pada kaki

depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang berkurang seperti pada

salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai

kuku, tapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya.

Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi menyokong

tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyl, yang merupkan

silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti

vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung

atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat

sepasang processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak

memunyai tulang rusuk (costale).

Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral gridle) yang

berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax. cingulum cranialis melekat

pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar.

Supra scapula sebelah dorsal, scapula kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan

coracoid yang lebar sebelah ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang

rawan besar, tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum

bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis yang

merupakan sendi tempat kepala os humerus.

Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle) merupakan

persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium sebelah anterior, os

oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada ketiga tulang tersebut bertemu

teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian

dari sepasang os illium yang merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan

sejajar dengan sacrum.

Page 10: MATERI KULIAH AMFIBI

Gambar Sistem Rangka Katak

Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang tempurung kepala

bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum posterior merupakan tulang-tulang yang

terangkai menjadi satu. Tulang yang bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu

sama lain. Pada humerus dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang

menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut. Gerakan-gerakan itu

dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-

otot daging yang dapat memanjang dan memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang

panjang dibedakan atas bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut

epiphyse.Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain, dan amsing-

masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur dan terkunci oleh sutura.Pada

katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan

sebagian besar mamalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu. Dengan

demikian pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi.

2. Sistem Otot

Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara

ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral, membuka dan

menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan sirip yang relatif

sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.

Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda

perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau

Page 11: MATERI KULIAH AMFIBI

dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-

otot setiap segmen tubuh amfibi.

Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian

membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot

dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat

atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak

dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.

Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot

daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu

berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot daging sebelah luar tediri atas otot

daging skletal atau otot daging yang melekat pada tulang-tulang.Otot daging tersebut

terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-

serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang

yang berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang

merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki

perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut

“tendon”.

Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-

memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak.Otot

daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan

tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:

Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat

lengan bawah dengan lengan atas.

Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps meluruskan

lengan bawah pada lengan atas.

Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota); contoh

deltoid menarik lengan ke samping.

Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota); contoh

atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.

Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan

kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.

Page 12: MATERI KULIAH AMFIBI

Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter

mengangkat rahang untuk menutup mulut.

Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan memutar

femur.

Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur umum: (1)

otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang membentuk didnding

abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau

deltoid dan (3) otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang

berfungsi untuk menutup anus.

Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama

dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-

tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk

merangsang kontraksi.

3. Sistem Sirkulasi

Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi yaitu:

1. Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernafasan dengan jaringan-jaringan di

seluruh tubuh.

2. Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.

3. Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat lain.

4. Mengangkut sisa-sisa zat organik dan garam mineral yang sudah tidak berguna lagi ke alat

ekskresi (ren).

5. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang membutuhkan.

Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Sebagian besar

amfibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerima darah oksi dari paru-paru dan

darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya

pencampuran dua jenis darah tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi

transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus

arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium

kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-

paru. Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena

Page 13: MATERI KULIAH AMFIBI

pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh

tubuh. Beberapa pengecualian terjadi pada salamander yang didak mempunyai paru-paru, di

mana celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada.

4. Sistem Lymphatica

Terdiri dari banyak pembuluh-pembuluh yang bermacam-macam ukuran meliputi

berbagai organ dan sukar dilihat. Pada katak antara kulit dan tubuh terdapat saccus lymphatic

yaitu:

1. Saccus submaxillaris

2. Saccus pectolaris

3. Saccus abdominalis

4. Saccus lateralis

5. Saccus brachialis

6. Saccus femuralis

7. Saccus inter-femuralis

8. Saccus cruralis

Sistem lymphaticus ini pada beberapa tempat berhubungan dengan vena tubuh dan antara

lain vena vertebralis anterior dan vena illiaca transversa. Kecuali itu terdapat jantung lympha

yaitu sebelah caudal, sepasang, di sebelah cranial di sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lympha

mengandung leukosit dan sedikit eritrosit dan beberapa protein yang melayang dalam darah.

5. Sistem Pencernaan

Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus. Pada beberapa

bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang

berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu

banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus

yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang

berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan

menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim, yang

merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin,

tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam

Page 14: MATERI KULIAH AMFIBI

klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan

berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam intestinum dari

ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum

yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan

bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang

kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui

ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran yang dari

pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang merupakan sisa di dalam

intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di keluarkan melalui anus.

Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa

amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai

lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus

menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak

dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif

panjang, menggulung yang membuka kloaka.

6 Sistem Respirasi

Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini terdiri atas paru-

paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-alat ini mempunyai permukaan

yang basah (lapisan epithelium yang banyak mengandung pembuluh darah). Oksigen yang

berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi dengan jalan difusi masuk ke

pembuluh darah. Dalam proses ini hemoglobin memegang peranan dalam oksidasi yang

selanjutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan. Sebagian besar

karbondioksida diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke alat respirasi. Struktur paru-paru

amphibi masih sederhana. Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yang elastis yang berisi lipatan

yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang masing-masing diliputi oleh

pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus paru-paru dihubungkan dengan saluran

bronchi yang pendek, kemudian kedua bronchi bersatu menuju larynx (kotak suara) dengan

lubangnya yang disebut glottis.

Dengan gerakan teratur, udara dapat masuk ke dalam cavum oris melalui nares dan

peristiwa ini disebut inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan masuk ke dalam pulmo,

Page 15: MATERI KULIAH AMFIBI

karena adanya kontraksi otot daging dasar mulut. Selanjutnya udara dari pulmo dikelurkan ke

cavum oris dengan bantuan desakan dari dinding badan dan juga karena elastisitas pulmo. Inilah

yang disebut dengan ekspirasi dan pada waktu itu klep nares interna terbuka sehingga udara

keluar. Pada waktu inspirasi, klep nares interna menutup.

Otot daging yang bekerja pada waktu pernafasan yaitu sepasang musculus sub

mandibularis, sepasang musculus sternohyoideus, musculus genio hyoideus, kecuali pada waktu

ekspirasi dibantu pula oleh musculus obliqus externa.

Pernafasan melalui kulit terutama dilakukan pada waktu hibernasi (tidur, misalnya katak

Eropa waktu “winter sleep”). Selama tahap larva dan berudu, sebagian besar amphibi

melakukan pernafasan dengan insang tipe eksternal yang merupakan perluasan epithel larynx

yang banyak mengandung pembuluh darah. Larynx diperkuat oleh tulang rawan dan di dalamnya

terentang tali suara yang menggetar bila udara terhembus dari paru-paru. Nada suara diatur

dengan mengencangkan dan mengendorkan pita tersebut. Struktur insang luar adalah filamenous,

tertutup epithelium bersilia, umumnya mereduksi selama metamorfosis. Pada beberapa amfibi

berekor, insang luar ini ada selama hidupnya.

Gambar mekanisme respirasi pada katak

7 Sistem Urogenital

Organon Uropetricum

Ginjal amfibi, seperti pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor ginjalnya

berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi

pendek. Banyak amphibi yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam air, korpuskel

renalis nya berkembang untuk membantu mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan

Page 16: MATERI KULIAH AMFIBI

tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut

hanya melakukan transport sperma.

Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem

masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk

sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.

Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna pada amphibi

dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati

berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang,

berwarna coklat terpisah dari coelom di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut

“retroperitonial”. Ren merupakan alat filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan

garam-garam mineral dari pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah

capsula renalis terdiri atas:

1. Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut “glomerulus”

2. Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “capsula bowman”

3. Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula bowman dililiti oleh

pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh pengumpul

yang disebut ductus Wolfian atau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal

menuju ke vesica urinaria sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan

sampah dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.

Organon Genitale

Organon ini terdiri atas:

Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval berwarna

keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh alat penggantungnya

yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis

melekatlah corpus adiposum, suatu zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang

di sebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa

efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir dari

Page 17: MATERI KULIAH AMFIBI

ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis, sebagai tempat

penampungan spermatozoa sementara.

Organon genitalis femimus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian

dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan

peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna

hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum

yang berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yang telah masak

menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu suatu saluran yang

berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada

sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang

menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae.

Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian pada “breeding season” katak

jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahkan terjadinya fertilisasi.

Gambar Sistem Reproduksi Katak

8 Sistem saraf

Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium. Dalam Sistem

nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (nervecord). Encephalon

terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus

Page 18: MATERI KULIAH AMFIBI

olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang

berbentuk ovoid yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya

bergabung dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus

yang ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh

cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang

terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla

spinalis, berakhir di sebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan

sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat

chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga

tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak terdapat

rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus

tersebut dan sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-

pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla

spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang,

dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System nervorum

perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di

berbagai lobus.

9 Organ Indra

Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan bagi organon

sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang

membawa rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang

organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang

sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat

papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia

yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap rangsangan

yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.

Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandangan yang

relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies

yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena

kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan

Page 19: MATERI KULIAH AMFIBI

yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,

sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan

orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan golongannya tidak mempunyai

pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang

telinga.

10 Sistem Kelenjar Endokrin

Sistem endokrin mirip dengan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak terdapat

glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anteriokelenjar ini pada larva menghasilkan

hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila

seekor berudu diambil bagian anterior glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan tumbuh

menjadi katak. Tapi bila potongan ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi

sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior glandula

hypophysa ini baik secara oral maupun suntik mengakibatkan pertumbuhan raksasa. Kelenjar

paratiroid ada (tidak ada pada ikan), sebagai regulator kalsium dalam sistem endokrin.

Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormon yang

merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilakukan inplantasi kelenjar ini

dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembangbiak , maka mulai

saat itu segera terjadi perubahan. Inplantasi pada katak betina menyebabkan hewan ini

menghasilkan ovum yang telah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan hewan ini

menghasilkan sperma.

Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang

mempunyai peranan dalam pengatran chromorophora dalam kulit.

Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur

pengambilan air.

Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon

thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu

sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak akan

menjadi katak. Bila ekstrak ini disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan waktu

dua tahun (untuk katak yang diam di daerah dingin ) untuk berubah menjadi dewasa maka waktu

metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur aktivitas metabolisme

Page 20: MATERI KULIAH AMFIBI

tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode pengelupasan lapisan luar

kulit.

Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insuline

yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan oleh sekelompok sel dalam

pulau Langerhans.

Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis atau glandulae

adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau aphinephrine yang bekerja berlawanan

dengan insuline (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu

menyebabkan pigmen mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal,

korteks dan medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.

Karakteristik Kelas Amphibi

1 Kulit dan kelenjar kulit

Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat

kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:

Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk

memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.

Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat

tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.

Racun yang terdapat pad amphibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus)

racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik dari

keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid

alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi

adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.

Kelenjar mukus dan kelenjar racun dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar. Klenjar

alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran tetapi produknya

dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Akat tetapi ada juga beberapa

amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di

ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya. Kelenjar ini

menjadi fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan mengeluarkan

cairan yang membantu pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama musim kawin,

Page 21: MATERI KULIAH AMFIBI

bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular pada dagu pejantannya yang

mengeluarkan cairan khusus untuk menarik betina selama musim reproduksi.

2. Warna tubuh

Amphibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange, dan emas,

sedangkan warna merah dan biru sangat jarang ditemukan. Warna tubuh amphibi disebabkan

oleh pigmen atau secara struktural atau dihasilkan oleh keduanya (paduan pigmen dan

struktural). Macam chromatophora (sel pigmen) yaitu: Melanophora yang berisi pigmen

hitam atau coklat, Lipophora yang berisi pigmen merah atau kuning, Guanophora yang

berisi kristal-kristal putih. Umumnya lipophora terletak di dekat permukaan kulit, lebih ke

arah dalam terdapat guanophora dan yang paling dalam terdapat melanophora.

Chromatophora bentuknya agak ameboid dengan prosesus protoplasmik meluas ke luar

dari tubuh selnya ke sel lain. Pigmen pada sitoplasma dalam chromatophora mampu

berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi dan mengumpul untuk menebalkan warna

atau terpencar sehingga menipiskan warna. Sel pigmen, khususnya lippphora mampu

melakukan gerakan ameboid dan dapat berpindah mendekat atau menjauh dari permukaan

kulit. Seringkali perubahan dari hijau ke kuning merupakan hasil kontraksi dari melanophora

dan perpindahan lipophora ke posisi di antara atau di bawah guanophora.

Warna pada amphibi ketika ditempatkan di lingkungan gelap tampak bercahaya, adalah

merupakan hasil dari simulasi kelenjar pineal menghasilkan melatonin (sejenis hormon) yang

mampu mengurangi kuantitas cahaya atau sinar gelombang panjang. Kemudian kontak

dengan horman kromatotrofik hipofise yang menyebabkan perluasan melanophora sehingga

melanophora berkontraksi dan menghasilkan efek tubuh menjadi lebih bercahaya di tempat

gelap. Pada katak warna hijau yang dihasilkan merupakan hasil pemantulan secara kimiawi

dan struktur mikroskopis pada kulit sebelah luar (tidak ada pigmen hijau).

3. Pergantian kulit

Seluruh kulit amphibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di bawah kontrol

hormon. Lapisan kulit luar tidak hanya satu bagian, tidak sebagaimana pada reptil, tetapi

dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya utuh dan mengelupas secara bersamaan.

Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spsies yang berbeda. Pengelupasan kulit

pada katak pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih.

4. Alat gerak (appendages)

Page 22: MATERI KULIAH AMFIBI

Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang terjadi variasi oleh karena adaptasi untuk

hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah tanah. Sebagian besar amphibi

modern memiliki empat tungkai relatif lemah yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah.

Umumnya kaki depan memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies

terjadi pengurangan.

Secara umum katak dan kodok, jumah jari tungkai depan biasanya 4 buah, tungkai

belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan kodok memiliki

5 jari pada tungkai belakang dan dan jari tambahan yang diketahui sebagai prehaluk pada sisi

ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam

yang digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dalam tanah.

Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput meluas sampai

ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau bahkan tidak ada sama

sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi tungkai ataupun jari yang hilang tetapi

pada salamander mampu melakukannya.

Sumber : zona bawah, Kajian amphibia

(http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/tentang-amfibiamphibia.html)

Page 23: MATERI KULIAH AMFIBI