materi konsinyasi buku

13
BAB I PENDAHULUAN Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah atau wilayah adalah terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume penjualan tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila tidak disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha untuk memeperluas daerah pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti konsinyasi, pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang. Berbagai strategi diterapkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan penjualannya. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan disamping penjualan tunai, kredit maupun angsuran adalah melakukan penjualan secara konsinyasi. Penjualan konsinyasi ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam memperkenalkan produk baru dan tidak banyak mengeluarkan biaya promosi sehingga perkenalan produk tersebut lewat penitipan barang ke toko, agen atau tempat penjualan lain. Jenis perusahaan yang seringkali menggunakan sistem penjualan konsinyasi adalah perusahaan elektronik, furniture atau perlengkapan rumah tangga, buku dan lain-lain.

Upload: rani-mardian

Post on 10-Sep-2015

89 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

consignment

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah atau wilayah adalah terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume penjualan tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila tidak disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha untuk memeperluas daerah pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti konsinyasi, pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang.Berbagai strategi diterapkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan penjualannya. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan disamping penjualan tunai, kredit maupun angsuran adalah melakukan penjualan secara konsinyasi. Penjualan konsinyasi ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam memperkenalkan produk baru dan tidak banyak mengeluarkan biaya promosi sehingga perkenalan produk tersebut lewat penitipan barang ke toko, agen atau tempat penjualan lain. Jenis perusahaan yang seringkali menggunakan sistem penjualan konsinyasi adalah perusahaan elektronik, furniture atau perlengkapan rumah tangga, buku dan lain-lain.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian KonsinyasiKonsinyasi adalah pemindahan (penitipan) brang dari pemilik kepada pihak lain untuk dijual dengan harga dan syarat yang sudah diatur dalam perjanjian (dinamakan perjanjian konsinyasi/ consignment aggrement).Pemilik barang dinamakan pengamanat (Consignor) sedangkan pihak yang dititipkan barang dinamakan komisioner (consignee).Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada komisioner dinamakan barang konsinyasi keluar (Consigment out), sedangkan bagi komisioner barang yang diterima dari pengamanat dinamakan barang konsinyasi atau barang titipan (consignment in).Aktivitas konsinyasi bias dilakukan secara permanen atau temporer juga bias diterapkan oleh perusahaan jasa maupun trading (perdagangan).

2.2 Karakteristik Dan Keuangan Penjualan KonsinyasiKarakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dengan transaksi penjualan yaitu :a. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).b. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.c. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.d. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.

Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat(account sale)yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.Dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi yaitu :a. Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijual.b. Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat untuk dijual.c. Konsinyasi keluar(Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang yang dititipkan kepada komisioner.d. Konsinyasimasuk ((Consignment-In),yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.

Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan kosinyasi. Drebin, Allan R (1992) menyebutkan alasan bagi pengamanat melakukan penjualan konsinyasi sebagai berikut :1. Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran terutama untuk barang-barang yang :a. Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat diprediksi.b. Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.c. Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalud. Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar bila membelinya, dane. Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau membelinya.2. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah ditangan dealer itu sendiri.4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Sedangkan alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima titipan barang konsinyasi adalah sebagai berikut :1. Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang-barang konsinyasi.2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat3. Apabila terdapat barang konsinyas yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama bila barang konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian lainnya.4. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.5. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

2.3 Perjanjian KonsinyasiKonsinyasi di awali dengan dibuatnya perjanjian yang disebut perjanjian konsinyasi (consignment agreement) dengan tujuan untuk melindungi kepentingan ke dua belah pihak mengenai hak dan kewajiban masing-masing.

Hak Konsinyi :1. Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan2. Berhak menawarkan garansi atas barang tersebut

Kewajiban Konsinyi :1. Harus melindungi barang konsinyasi2. Harus menjual barang konsinyasi3. Harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan lainnya4. Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi

2.4 Akuntansi KonsinyasiKegiatan konsinyasi melibatkan 2 (dua) pihak yaitu pengamanat dan komisioner. Oleh karena itu akuntansinya juga diselenggarakan oleh kedua belah pihak tersebut yaitu pengamanat dan komisioner.

2.4.1 Akuntansi oleh PengamanatDapat diselenggarakan dengan 2 (dua) metode yaitu metode terpisah atau metode tidak terpisah.a. Metode TerpisahSemua laba atau rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari laporan laba rugi-biasa (regular), oleh karena itu biaya-biaya yang berkaitan dengan konsinyasi pu harus dipisahkan, perkiraan (akun) yang digunakan adalah barang konsinyasi keluarPendebitan: Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim Biaya pengiriman barang konsinyasi Biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan tetapi ditanggung oleh pengamanat, termasuk komisi kepada komisioner, biaya perakitan dan lain-lain.Pengkreditan; Hasil penjualan barang konsinyasi.Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat meliputi 4 (empat) transaksi:1. Pengiriman barang konsinyasiDr. Barang konsinyasi keluarXXXCr. PersediaanXXX2. Pembayaran ongkos angkutDr. Barang konsinyasi keluarXXXCr.Kas/BankXXX3. Menerima laporan pertanggung jawaban dari komisionerDr. Piutang komisioner XYZXXXDr. Barang konsinyasiXXXCr. Barang KonsinyasiXXX4. Menerima pembayaran dari komisionerDr. KasXXXCr. Piutang Komisioner XYZXXXb. Metode tidak terpisahPencatatan yang dilakukan oleh pengamanat:1. Pembayaran biaya angkutDr. Beban TransportasiXXXCr.Kas/BankXXX2. Menerima laporan pertanggung jawaban dari komisionerDr. Piutang komisioner XYZXXXDr. Beban-beban komisionerXXXCr.PenjualanXXX3. Menerima pembayaran dari komisionerDr. KasXXXCr.Piutang Komisioner XYZXXX2.4.2 Akuntansi oleh KomisionerDapat dilakukan denga 2 (dua) metode yaitu: Metode terpisah dan mtode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan menghasilkan laba yang sama yaitu pendapatan komisi.a. Metode terpisahRekening (akun) yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan barang konsinyasi digunakan rekening barang konsinyasi masukPendebetan: Biaya perakitan Ongkos terima barang dari pengamanat Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanatPengkreditan: Hasil penjualan barang konsinyasiPencatatan yang dilakukan oleh komisioner meliputi:1. Membayar biaya angkut atau perakitan dllDr. Barang konsinyasi keluarXXXCr.KasXXX2. Menjual barang konsinyasiDr. KasXXXCr.Barang konsinyasi keluarXXX3. Mengirim laporan pertanggung jawaban kepada pengamanatDr. Barang konsinyasi keluarXXXCr.Hutang ke pengamanatXXX4. Mengirim pembayaran kepada pengamanatDr. Hutang ke pengamanatXXXCr.KasXXX

b. Metode tidak terpisahDalam metode ini semua laba atau rugi yang diperoleh dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan dengan laba atau rugi dari kegiatan regular. Pencatatan yang dilakkan oleh komisioner meliputi:1. Membayar biaya angkutan/perakitan dllDr. Hutang ke pengamanatXXXCr. KasXXX2. Menjual barang konsinyasiDr. KasXXXCr. PenjualanXXX3. Mengirim pembayaran kepada pengamanatDr. Hutang ke pengamanatXXXCr. KasXXX

2.5PerlakuanAkuntansiTerhadap Barang Barang Konsinyasi yang Dikembalikan dan Uang Muka Konsinyi1. Barang-barang konsinyasi yang dikembalikanApabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat (consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan.Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang-barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harus pokok barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak, sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian.Jika biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

2. Uang muka konsinyasiApabila dalam transaksi konsinyasi, konsinyor mengharuskan pembayaran uang muka terhadap barang-barang konsinyasi yang dikirimkan kepada konsinyi, maka penerimaan uang muka tersebut dapat dijurnal sebagai berikut:

Kas . xxUang muka konsinyi xx

Uang muka dari konsinyi ini, harus disajikan sebagai utang dalam neraca sampai terjadi pelunasan barang konsinyasi, maka pada saat pelunasan dijurnal sebagai berikut:

Kas .. xxUang muka konsinyi ..... xxPiutang konsinyi .xx

2.6 Penjualan Konsinyasi dilihat dari Perpajakan2.6.1Pengertian KonsinyasiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penjualan konsinyasi adalah penjualan titipan atau penjualan dengan menitipkan barang dagangan kepada agen atau orang lain untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian.Penjualan konsinyasi dianggap terjadi apabila unsur perjanjian, pemilik barang, pihak yang dititipkan barang, barang yang dititipkan, penjualan, serta adanya unsur komisi terpenuhi.2.6.2 Menurut PerpajakanBerdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ke Tiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah (UU PPN), penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) secara konsinyasi termasuk ke dalam penyerahan yang terhutang PPN. Oleh karena itu, apabila PKP yang melakukan penyerahan BKP secara konsinyasi, maka PKP tersebut wajib menerbitkan Faktur Pajak untuk memungut PPN-nya.2.6.3 Penerbitan Faktur PajakSaat penerbitan faktur pajak, pada dasarnya disesuaikan dengan saat PPN terhutang.Dalam Pasal 11 UU PPN, saat PPN terutang adalah pada saat penyerahan BKP atau pada saat penerimaan pembayaran, mana yang terjadi lebih dahulu.Transaksi penjualan secara konsinyasi, biasanya peyerahan BKP terjadi lebih dahulu disbanding pembayaran. Dengan demikian, saat terhutangnya PPN adalah pada saat terjadinya penyerahan BKP kepada penjual yang menerima barang konsinyasi.Apabila barang konsinyasi tersebut tidak laku dijual dan diputuskan untuk dikembalikan kepada pemilik barang, maka pengusaha (took) yang menerima barang konsinyasi tersebut dapat melakukan pengembalian BKP (retur) terhadap barang yang tidak laku dijual. Sebagaimana diatur dalam Pasal 5A UU PPN, PPN yang terhutag dalam masa pajak terjadinya pengembalian BKP tersebut.Tata cara pengurangan PPN atas pengembalian BKP mengacu pada ketentuanyang diatur dalam peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor: 65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Mewah atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan dan PAjak Pertambahan NIlai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan.