materi kompre
DESCRIPTION
Simple VersionTRANSCRIPT
-
1
MATERI KOMPRE
LULUS KOMPRE..!!!!
LULUS PROPOSAL..!!!!
LULUS SKRIPSI..!!!!
WISUDA 2016
Ganbatte kudasai Susi..!!!!
-
2
DAFTAR ISI
A. KEUANGAN
1. SIKLUS AKUNTANSI
2. JURNAL UMUM, JURNAL KHUSUS, BUKU BESAR UMUM, BUKU BESAR
KHUSUS,
3. PERUSAHAAN JASA, PERUSAHAAN DAGANG, PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
4. PERSEORANGAN, PERSEROAN, PERSEKUTUAN (CV)
5. KONSOLIDASI, MERGER, AKUISISI
6. SAHAM, OBLIGASI, DEVIDEN
B. TEORI AKUNTANSI
1. RERANGKA KONSEPTUAL
C. PAJAK
1. PENGERTIAN PAJAK
2. JENIS-JENIS PAJAK
3. PERBEDAAN PAJAK, HIBAH, SUMBANGAN
4. PENGERTIAN NPWP
5. SUBJEK PAJAK
6. OBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK
7. PENGERTIAN PPH 21 DAN PERHITUNGAN
D. AUDIT
1. PENGERTIAN AUDIT
2. OPINI AUDIT
3. TAHAP-TAHAAP AUDIT
E. AKUNTANSI MANAJEMEN
1. PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJEMEN
2. PERBEDAAN AKT. MANAJEMEN DAN AKT.KEUANGAN
3. PENGERTIAN, CONTOH DAN GRAFIK BIAYA TETAP, BIAYA VARIABEL,
BIAYA CAMPURAN
4. BREAK EVEN POINT
5. METODE-METODE PERHITUNGAN HP.PENJUALAN, HP.PRODUKSI
-
3
A.KEUANGAN
1. SIKLUS AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengenalisis, mengukur, mencatat,
mengolongkan, meringkas, melaporkan suatu transaksi ekonomi yang dinyatakan dalam
satuan moneter kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Keterangan:
Transaksi ekonomi : transaksi yg berdampak pada persamaan dasar akuntansi.
Mengidentifikasi : memisahkan mana kejadian ekonomi dana mana yg bukan
kejadian ekonomi
Mengukur : kejadian-kejadian ekonomi tersebut dinyatakan dalam satuan
uang.
Mencatat :melakukan pencatatan permanen terhadap kejadian2 ekonomis
tsb secara kronologis (berdasarkan urutan waktu terjadinya)
Melaporkan :menyampaikan kejadian2 ekonomi tsb dalam bentuk lap.keu
kepada pihak2 yg berkepentingan
Keterangan:
Bukti transaksi, contoh: faktur/nota untuk bukti transaksi pembelian brg/jasa secara
kredit/tunai.
Jurnal, metode atau alat yg digunakan untuk mencatat transaksi perusahaan secara
kronologis
Jurnal dibagi menjadi 2: jurnal khusus dan jurnal umum (perusahaan dagang)
1. Jurnal Khusus terdiri dari: a. Jurnal Pembelian: mencatat pembelian brg secara kredit. b. Jurnal Penjualan : mencatat penjualan brg secara kredit. c. Jurnal Penerimaan Kas : Mencatat semua penerimaan uang baik berasal dari
piutang maupun penjualan tunai.
Bukti transaksi Jurnal Umum Buku Besar Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo setelah Disesuaikan
LK
(Lap.LR, PE, neraca, Arus Kas, CALK)
Jurnal PenutupJurnal Pembalik
(bersifat opsional)
Neraca Saldo Setelah Penutup (menjadi Neraca
Awal)
-
4
d. Jurnal Pengeluaran Kas : mencatat semua pengeluaran kas baik untuk membayar utang maupun pembelian tunai.
2. Jurnal Umum: untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dijurnal khusus. Contoh: retur penjualan, retur pembelian.
Buku Besar, mengklasifikasikan perkiraan2 yg ada dalam jurnal berdasarkan kode
akun/rekening.
2 jenis buku besar:
1. Buku besar pembantu : BB pembantu piutang, BB pembantu hutang, BB pembantu Persediaan.
2. Buku besar utama.
Neraca Saldo, Daftar yg berisi saldo2 akun dari buku besar.
Jurnal penyesuaian, jurnal untuk menyesuaikan saldo perkiraan2 yg tidak menggambarkan
keadaan yg sebenarnya.
7 hal yg ada pada jurnal penyesuaian:
1. Piutang pendapatan (pendapatan akrual): pendapatan sudah terjadi tapi kas belum diterima. Jurnal : piutang usaha (D), pendapatan (K).
2. Hutang Biaya (biaya akrual): biaya sudah terjadi tapi kas belum keluar. Jurnal : beban gaji (D), hutang gaji (K).
3. Pendapatan diterima dimuka: pendapatan sudah diterima tapi kita belum melakukan pekerjaannya. Jurnal: Pendapatan diterima dimuka (D), Pendapatan jas
(K)
4. Biaya dibayar dimuka: kas sudah keluar tapi belum terjadi beban). Jurnal: beban sewa (D), sewa dibayar dimuka (K).
5. Kerugian piutang (metode pencadangan). Jurnal: beban kerugian piutang (D), cad.kerugian piutang (K).
6. Depresiasi/penyusutan aktiva tetap. Jurnal: beban depresiasi aktiva tetap (D), akumulasi depresiasi aktiva tetap (K).
7. Biaya pemakaian perlengkapan. Jurnal: beban perlengkapan (D), perlengkapan (K).
NSSpenyesuaian, mencatat besarnya saldo setiap akun yg sudah menunjukkan kondisi
sebenarnya.
Laporan keuangan, terdiri dari:
1. Laporan laba/rugi: lap.akuntansi yg menyajikan kinerja perusahaan (berisi akun pendapatan dan biaya, selisih dari pendapatan dan biaya disebut Laba/rugi).
2. Lap.perubahan ekuitas: menyajikan informasi keuangan tentang perubahan ekuitas selama satu periode.
3. Neraca: menunjukkan saldo akun aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu. 4. Laporan arus kas: menyajikan informasi aliran masuk kas dan aliran keluar kas
selama satu periode (kegiatan operasi, investasi, pendanaan).
5. Catatan atas lap.keuangan: berisi catatan2 atau keterangan terkait dengan lap.keuangan.
-
5
Jurnal Penutup, untuk menutup akun-akun sementara.
1. Pendapatan: pendapatan (D), ikhtisar L/R (K) 2. Beban: Iktisar L/R (D), beban (K) 3. Laba: iktisar L/R (D), modal (K)
Rugi: modal (D), ikhtisar L/R (K)
4. Prive: modal (D), prive (K)
Jurnal pembalik, digunakan untuk membalik akun2 rill yang ada pada jurnal penyesuaian,
dimana akun2 tersebut akan muncul lagi pada periode yg akan datang.
Dasar pencatatan akuntansi:
1. Cash Basis : mengakui jika terjadi kas masuk dan kas keluar 2. Accrual Basis : mencatat semua kejadian ekonomi yang terjadi di perusahaan.
2. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Keterangan:
Pada dasarnya semua aktiva yang ada di perusahaan diperoleh dari hutang dan modal.
Contoh: aset yg dimiliki oleh perusahaan pasti berasal dari sumber pendanaan berbentuk
pinjaman atau sumber pendanaan dari setoran pemilik.
kenapa neraca suatu perusahaan harus seimbang ..???????
Karena pada dasarnya neraca menggunakan prinsip persamaan dasar akuntansi (aktiva menunjukkan sisi penggunaan dana, pasiva menunjukkan sisi pemerolehan dana).
3.PERUSAHAAN JASA, DAGANG, MANUFAKTUR
Jenis perusahaan Output yg dihasilkan Aktivitas yg dilakukan
Jasa Jasa/fasilitas Menyediakan fasilitas/layanan
Dagang Produk/barang Membeli brg dag dan menjualnya kembali
Manufaktur Produk/barang Membeli bahan baku, mengolah menjadi
produk jadi, dan menjual produk jadi.
ASET UTANG EKUITAS
Sumber daya ekonomi
(sisi penggunaan dana)
sisi sumber pendanaan
(Pemerolehan dana)
-
6
4.PERUSAHAAN PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN (CV), PERSEROAN
PERSEORANGAN PERSEKUTUAN PERSEROAN
Asal modal Modal pribadi Modal dua orang atau
lebih
Penjualan saham
Pendistribusian modal Pengambilan pribadi
(prive)
Pengambilan pribadi
(prive)
Divide
Perlakuan terhadap
laba yg tidak diambil
pemilik (laba ditahan)
Dipindah ke akun modal
(tdk ada akun laba
ditahan)
Dipindah ke akun modal
para pemilik sesuai
proporsinya (tdk ada akun
laba ditahan)
Dipindah ke laba ditahan
yg merupakan elemen
ekuitas.
5.KONDOLIDASI, MERGER, LIKUIDASI
Konsolidasi: penggabungan 2 usaha atau lebih dengan menggunakan nama baru
(A+B=C).
Merger: penggabungan 2 usaha atau lebih dengan menggunakan nama dari salah
satunya (A+B=A).
Likuidasi:Berubahnya atau bergantinya usaha secara bisnis (bangkrut).
6.HARGA POKOK PENJUALAN
Rumus HPP: PERSEDIAAN AWAL + HARGA POKOK PEMBELIAN - PERSEDIAAN AKHIR
Penulisan perhitungan HPP dalam lap.L/R:
Persediaan Awal xx
Pembelian xx
Return&pot.Pembelian (xx)
Pot.tunai pembelian (xx)
Pembelian Bersih xx
Biaya angkut pembelian xx
Harga pokok pembelian xx
Harga pokok brg tersedia dijual xx
Persediaan akhir (xx)
Harga pokok penjualan xx
-
7
7.PERSEDIAAN
Persediaan memiliki dua karakteristik penting: merupakan milik perusahaan dan siap
dijual kepada para konsumen.
Metode perhitungan persediaan:
a) Metode fisik: persediaan dihitung akhir periode.
Contoh: jurnal pembelian (Pembelian (D), Kas (K)), Jurnal return (kas (D), Return &
pot.pembelian (K))
b) Metode perpectual: persediaan dihitung setiap saat.
Contoh: jurnal pembelian (persediaan brg dag (D), kas (K)), Jurnal Return (kas (D),
Persediaan brg dag (K))
HPP merupakan semua pengeluaran yg dikeluarkan sejak barang dibeli sampai siap dijual.
Jurnal penyesuaian persediaan:
Metode Fisik Metode Perpectual
HPP
Return & Pot.Pembelian
Pot.tunai Pembelian
Persediaan Akhir
Persediaan awal
Pembelian
By.angkut pembelian
Iktisar L/R
Persediaan awal
Persediaan akhir
Ikhtisar L/R
Termin
EOM (End of Month/akhir bulan)
Contoh: 2/EOM artinya potongan 2% akan diberikan apabila pembayaran transaksi
dilakukan sebelum akhir bulan (maksimal akhir bulan)
Syarat Pengangkutan
a. FOB destination ( biaya angkut ditanggung oleh penjual)
b. FOB Shipping Point (biaya angkut ditanggung oleh pembeli)
Pengaruh metode pencatatan persediaan pada lap.keuangan:
NO Metode HPP Laba Bersih
1 FIFO Rendah Tinggi
2 LIFO Tinggi Rendah
3 Average Sedang Sedang
-
8
B.TEORI AKUNTANSI
1. RERANGKA KONSEPTUAL
KERANGKA KONSEPTUAL: suatu sistem koheren yg terdiri dari tujuan dan konsep
fundamental yg saling berhubungan yg menjadi landasan penetapan standar, penentuan sifat,
fungsi, serta batas2 dari akuntansi dan lap.keu
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN:
Untuk menyediakan informasi:
a. bagi mereka yg memiliki pemahaman soal bisnis untuk membuat keputusan investasi
serta kredit.
b. Untuk membantu investor, kreditor, pengguna lain,untuk menilai jumlah, waktu,
ketidakpastian arus kas masa depan.
c. Tentang sumberdaya ekonomi dan perubahannya.
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Investasi
5. Distribusi kpd pemilik
6. Laba komprehensif
7. Pendapatan
8. Beban
9. Keuntungan
TUJUAN
PELAPORAN
KEU.
ELEMEN
LAP.KEU
KARAKTERISTIK
KUALITATIF
ASUMSI-ASUMSI KENDALA-KENDALA PRINSIP-PRINSIP
-
9
10. kerugian
KARAKTERISTIK KUALITATIF:
1. Kualitas Primer: Relevansi (punya nilai umpan balik, nilai prediktif masa depan,
dan ketepatan waktu), reliabilitas (punya unsur daya uji yaitu ketika dilakukan
pengukuran dgn metode2 menunjukkan hasil yg sama, unsur tepat saji yaitu angka
dan penjelasan mewakili apa yg benar2 terjadi, unsur netral yaitu bukan untuk
kepentingan sekelompok org tertentu).
2. Kualitas Sekunder: Komparabilitas (informasi dapat dibandingkan dgn perusahaan
lain dalam satu industri), Konsistensi (perlakuan akuntansi yg sama dari periode ke
periode, bila mengalami perubahan harus memberikan alasan dan penjelasan yg tepat)
ASUMSI-ASUMSI:
1. Kesatuan usaha (economic entity):perusahaan dianggap sebagai entitas yg berdiri
sendiri, terlepas dari pemiliknya.
2. Kelangsungan Usaha (Going Concern): perusahaan akan melanjutkan usahanya di
masa depan tanpa batas waktu.
3. Unit Moneter (Monetary Unit): informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan
uang.
4. Periodisasi (Periodicity): masa hidup perusahaan terdiri dari periode-periode.
PRINSIP-PRINSIP:
1. Biaya Historis (Historical Cost): akuntansi mengukur transaksi sebesar harga
perolehan (kos) yang sesungguhnya pada saat transaksi terjadi.
2. Acrual Basis (Acrual Basis): terkait dengan pengakuan pendapatan dan biaya,
pengakuan pendapatan dan biaya ditetapkan berdasarkan waktu terjadinya bukan
berdasarkan saat penerimaan atau pengeluaran kas.
3. Penandingan (Maching cost with revenue): kinerja sebuah entitas seharusnya
dilakukan dgn menandingkan antara usaha yg dilakukan dengan pencapaian yg
dihasilkan.
4. Pengakuan Penuh (Fulldisclosure principle): mengakui sifat dan jumlah informasi
yg dimasukkan dalam lap.keu.
KENDALA-KENDALA:
1. Pertimbangan manfaat-biaya: untuk menghasilkan informasi yg relevan dan
handal dibutuhkan biaya yg mahal sehingga hubungan biaya dan manfaat sulit diukur.
2. Materialitas: dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan.
3. Praktik Industri: sifat unik dari sejumlah industri.
4. Konservatisme: prinsip kehati-hatian terkait laba.
-
10
C.PAJAK
Pajak adalah iuran kepada negara(dpt dipaksakan) yg terutang oleh yg wajib membayarnya
menurut peraturan2, dgn tidak mendapat prestasi kembali, yg langsung dapat ditunjuk dan yg
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran2 umum berhubung dgn tugas negara yg
menyelenggarakan pemerintahan.
FUNGSI PAJAK
Fungsi penerimaan (Budgeter), sumber dana diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukkanya pajak dalam APBN
Fungsi mengatur (reguler),untuk mengatur/melaksanakan kebijakan di bidang sosial
dan ekonomi. Contoh: tarif pajak tinggi untuk minuman keras dan brg mewah.
JENIS PUNGUTAN LAINNYA
RETRIBUSI: pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yg
khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah utk kepentingan pribadi/badan
cnth: karcis masuk.
Sumbangan: seseorang yg mendapat prestasi justru tdk ditunjuk tetapi golongan tertentu yg
dapat menikmati kontraprestasi. Contoh: sumbangan bencana alam.
JENIS PAJAK
Pajak menurut golongan: pajak langsung (pembebanan tdk dilimpahkan pihak lain, tapi
menjadi beban langsung wajib pajak. Cnth: pajak penghasilan), Pajak tdk
langsung(pembebanan dpt dilimpahkan kpd pihak lain. Cnth: pjk.pertambahan nilai).
Pajak menurut sifat: pajak subjektif (pajak yg berdasarkan pada subjeknya, memperhatikan
keadaan dari wajib pajak. Cth:pajak penghasilan), pajak objektif (pajak berdasarkan pada
objeknya, tdk memperhatikan keadaan wajib pajak. Cth:pajak penjualan brg mewah)
Pajak menurut pemungut dan pengelola: pajak pusat(dipungut oleh pemerintah pusat
untuk membiayai negara. Cth:PPH,PPN, bea materai), pajak daerah (dipungut oleh
pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangga daerah. Cth:pajak reklame, pajak hiburan,
pajak bumi bangunan sektor perkotaan dan pedesaan).
WAJIB PAJAK
Org pribadi/badan yg punya hak dan kewajiban perpajakan sesuai dgn ketentuan peraturan undang2
perpajakan.
SUBJEK PAJAK
Org/badan/pihak yg ditunjuk oleh undang2 untuk dikenai pajak.
Subjek pajak: Dalam negeri(org pribadi tingal didalam atau luar indonesia, badan seperti BUMN, PT
serta bentuk usaha tetap berada diindonesia lebih dari 183 hari dlm jgk 12 bln pajak terpisah dari
badan). Luar negeri(org pribadi tinggal diluar indonesia, badan tdk didirikan diindonesia,bentuk usaha
tetap diindonesia tdk lebih dari 183 hari dlm jgk 12 bln)
-
11
OBJEK PAJAK
Sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung pajak terutang. Objek pajak utk PPH adlh
penghasilan ( setiap tambahan kemampuan ekonomis yg diterima WP baik dalam/luar indonesia yg
dpt dipakai utk konsumsi/utk menambah kekayaan WP).
NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Sarana administrasi perpajakan yg digunakan sebagai tanda pengenal/identitas WP dalam
melaksanakan hak&kewajiban perpajakan.
Fungsi NPWP: sebagai tanda pengenal, utk menjaga ketertiban pembayaran pajak dan pengawasan
administrasi
TARIF PAJAK
Dalam pajak penghasilan persentase tarifnya dibedakan menjadi:
a. Tarif marginal (berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak. Cnth:setiap
tambahan penghasilan kena pajak yg melebihi 0-50jt sebesar 5%).
b. Tarif efektif (berlaku atau harus ditetapkan atas dasar pengenaan pajak).
Cth: jika wajib pajak memiliki penghasilan 100jt
(5% x 50jt)+(15% x 50jt)= 2,5jt+7,5jt = 10jt
Struktur tarif yg berhubungan dgn persentase tarif pajak dikenal 4 macam tarif:
1. Tarif pajak proporsional/sebanding, Berupa persentase tetap terhadap jumlah
berapapun yg menjadi dasar pengenaan pajak.cth: PPN 10%
2. Tarif pajak progresif, Tarif pajak bertambah besar jika dasar pengenaan pajak
semakin besar. Cth:sampai dgn 50jt tarif 50%, diatas 50jt-250jt tarif 15%, diatas
250jt-500jt tarif 25%, diatas 500jt tarif 30%.
3. Tarif pajak degresif, Persentase pajak turun jika dasar pengenaan pajak semakin
besar.
4. Tarif pajak tetap, Jumlah tetap walaupun dasar pengenaan pajak semakin
besar.cth:bea materai
Wajib pajak adalah org pribadi/badan, meliputi pembayaran dan pemungutan pajak yg punya
hak & kewajiban perpajakan sesuai dgn ketentuan peraturan undang-undang perpajakan.
SUBJEK PAJAK
Subjek pajak adlh org/badan/pihak yg dituju oleh UU untuk dikenai pajak.
a. Org pribadi: subjek pajak yg bertempat tinggal di Indonnesia/luar indonesia.
b. Warisan yg belum terbagi sbg satu kesatuan mengganti yg berhak: subjek pajak
pengganti menggantikan yg berhak yaitu ahli waris.
c. Badan: sekumpulan org/ modal yg merupakan kesatuan baik yg melakukan usaha atau
tidak. Contoh: PT, Perseroan Komanditer, BUMN/BUMD.
-
12
d. Bentuk Usaha Tetap: Bentuk Usaha utk org pribadi yg tdk tinggal di Indonesia/ ada
di Indonesia tdk lebih dari 183 hari dalam jangka 12 bln, / badan yg tdk didirikan &
tdk bertempat kedudukan di Indonesia, utk menjalankan usaha/melakukan kegiatan di
Indonesia.
PPH 21
Pajak atas penghasilan yg dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan & pembayaran lain dgn nama & bentuk apapun yg diterima olah wajib pajak dalam
negeri sehubungan dgn pekerjaan/jabatan jasa & kegiatan.
Contoh:
Gaji pegawai A sebulan 2.500.000
Tunj. Transport 500.000
Iuran Pensiun 100.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 50.000
Premi Jaminan Kematian 100.000
(K/1)
Ditanya: PPH 21 ?
Jawaban:
Perhitungan PPh 21
Gaji Sebulan 2.500.000
Tunj.Transport 500.000
Premi J. Kematian 100.000
Premi J.Kecelakaan Kerja 50.000
Penghasilan bruto sebulan 3.150.000
By. Jabatan 5% x 3.150.000 = 157.500
Iuran pensiun 100.000
257.500
Penghasilan netto sebulan 2.892.500
Penghasilan netto setahun 34.710.000
Subjek pajak secara garis besar di bagi dalam 2 jenis:
1. Subjek Pajak Dalam Negeri
2. Subjek Pajak Luar Negeri (org pribadi, badan, bentuk usaha tetap)
-
13
PTKP (K/1) Setahun:
WP pribadi 24.300.000
Tambahan WP kawin 2.025.000
Tambahan anak 1 2.025.000
Jumlah PKP 28.350.000
PKP 6.360.000
PPH pasal 21 tentang (setahun) 5% x 6.360.000 = 318.000
PPH pasal 21 tentang (sebulan) 318.000 : 12 = 26.500
-
14
D.AUDIT
1. PENGERTIAN AUDIT
Merupakan proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan2 tentang kejadian ekonomi dgn tujuan menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan dgn kriteria yg telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil2nya kepada pihak yg berkepentingan.
2. OPINI AUDIT
Lima tipe opini audit:
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ( jika tdk terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tdk terdapat pengecualian yg signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan PABU.)
b. Laporan yg berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dgn bahasa (laporan
keuangan tetap menyajikan posisi keu dan hasil usaha scr wajar akan tetapi ada hal2
yg memerlukan bahasa penjelas.
c. Pendapat wajar dgn pengecualian (jika menjumpai hal2 berikut ini: lingkup audit
dibatasi klien, tidak dpt memperoleh informasi penting karena kondisi yg berada
diluar kuasa klien&auditor, lap.keu tdk disusun sesuai PABU, PABU tidak
diterapkan scr konsisten)
d. Pendapat tidak wajar (jika lap.keu tidak disusun berdasarkan PABU)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disebabkan: pembatasan luar biasa
terhadap lingkup audit, auditor tdk independen dgn klien)
3. TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan
klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan
dinilai berdasarkan asersi
Asersi keberadaan dan keterjadian
Asersi kelengkapan
Asersi hak dan kewajiban
Asersi penilaian dan alokasi
Asersi penyajian dan pengungkapan
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
1. Kelengkapan (Completeness). meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat
atau ada dalam jurnal.
2. Ketepatan (Accurancy). memastikan transaksi dan saldo telah dicatat ,dihitung,
diklasifikasikan dgn benar dan tepat.
3. Eksistensi (Existence). memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang
tercatat harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
-
15
4. Penilaian (Valuation). memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification). memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan
dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat.
6. Ketepatan (Accurancy). memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada
tanggal yang benar, rincian saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar..
7. Pisah Batas (Cut-Off). memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat
tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat..
8. Pengungkapan (Disclosure). meyakinkan bahwa saldo akun dan pengungkapan
yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan
dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
4. SIKLUS AUDIT
5. TIPE AUDITOR
a. Auditor Independen
auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam
bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Audit ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan
seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah
(terutama instansi pajak).
Neraca saldo setelah
penutupan
Jurnal penutup
Laporan keuangan
Neraca saldo seteleh
disesuaikan
Ayat jurnal penyesuaian
Neraca saldo
Buku besar
jurnal
Bukti transaksi/do
kumen
-
16
b. Auditor Pemerintah
auditor yang bekerja di intansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan
audit atas pertanggunngjawaban keuangan yang disajikan atau ditujukan
kepada entitas pemerintah.
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di: Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), instansi pajak.
c. Auditor Intern
auditor yang bekerja dalam perusahaan negara maupun swasta yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan
oleh organisasi.
6. TAHAP-TAHAP AUDIT
a. Penerimaan perikatan audit
Tahap-tahap penerimaan perikatan audit
1. Mengevaluasi integritas manajemen
Cara mengavaluasi :
Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu
Meminta keterangan kepada pihak ketiga
Melakukan riview terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam
berhubungan dengan klien yang bersangkutan
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa
Cara mengidentifikasi
Mengidentifikasi pemakai laporan audit
Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien
dimasa depan
Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon
klien diaudit
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Cara menentukan kompetensi
Mengidentifikasi tim audit
Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan peggunaan spesialis
-
17
4. Menilai independensi
Sikap mental independen harus meliputi independen dalam fakta maupun
independen dalam penampilan.
5. Menentukan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran professional auditor
ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan dan
melaksanakan audit.
6. Membuat surat perikatan
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk klienya yang berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh
klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor bagi klienya, kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan
auditan serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor
b. Perencanaan audit
Tahap perencanaan audit:
i. Memahami bisnis dan industri klien
Cara untuk memahami biisnis dn industry klien :
Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya
Diskusi dengan orang dalam entitas ( direktur, personel operasi senior)
Diskusi dengan personil dari fungsi audit intern dan rivie terhadap laporan
audit intern
Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaasehat hukum atau penasehat
lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry
Diskusi dengan orang yng berpengetahuan diluar etitaas( seperti hli
ekoonomi industry , badan pengatur industry, kostumer, pemasok, dan
pesaing)
Pablikasi yang berkaitan dengan industry (seperti satitik yang diterbitkan
oleh pemerintah, survey, teks,jurnal perdagangan, laporan oleh bank,
pialang efek , Koran keuangan ).
Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap
entitas
Kunjungan ketempat atau fasilitas pabrik entitas
Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
-
18
ii. Melaksanakan prosedur analitik
Tahap-tahap prosedur analitik
Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat
Mengembangkan harapan
Melaksanakan perhitungan dan perbandingan
Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengefaluasi
perbeedaan tersbut
Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit
iii. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Dua tingkat materialitas awal :
Tingkat laporan keuangan, perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat
auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan
keuangan sebagai keseluruhan
Tingkat saldo akun, ditentukan oleh auditor karena untuk mencapai
simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan,
auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun
iv. Mempertimbangkan risiko bawaan
Sejak perencanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit, auditor
harus mempertimbangkan berbagai macam risiko.
Tahap-tahap proses audit dan risiko yang harus dipertimbangkan oleh auditor:
Pada tahap perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko
bawaan ( inherent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo
akun atau asersi tentang suatu saldo akun.
Pada tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern, auditor harus
mempertimbangkan risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak
dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi
tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern.
Pada tahap pelaksanaan pengujian subtantif, auditor harus
mempertimbangkan risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak
terdeteksinya salah saji material dalam saldo akun atau asersi tentang
suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor.
Pada tahap akhir proses audit penerbitan laporan audit, auditor harus
mempertimbangkan risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam
-
19
memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan yang secara material
disajikan salah
v. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo awal,
jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
vi. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Dua strategi audit awal yang dapat dipilih auditor:
Primarily substantive approach
Lower assessed level of control risk approach
vii. Me-review Informasi yang berhubungan dengan kewajiban legal klien
Tujuannya:
Untuk memperoleh gambaran ringkas kebijakan-kebijakan dan rencaana
pemilik dan para manajer.
Untuk memperoleh background information yang akan sangat bermanfaat
dalam menafsirkan akn-akun dan laporan-laporan klien.
viii. Memahami pengendalian intern klien
Langkah-langkah memahami pengendalian intern:
Dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku
Melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan
menentukan keuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
ix. Pelaksanaan pengujian audit
Terdapat 3 golongan yaitu:
1. Pengujian analiktik, dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dan
pada tahap review hasil audit. Caranya dgn mempelajari perbandingan dan
hubungan antara data.
2. Pengujian pengendalian, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian
terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1) frekuensi
pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, (2) mutu pelaksanaan
aktivitas pengendalian tersebut, dan (3) karyawan yang melaksanakan aktivitas
pengendalian tersebut.
3. Pengujian substantif, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung
mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.
-
20
d. Pelaporan audit
Dua langkah dalam pelaporan audit:
Menyelesaikan audit dengan merinngkas semua hasil pengujian dan menarik
simpulan
Menerbitkan laporan audit
7. TIPE AUDIT
a. Audit Laporan Keuangan, adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
b. Audit Kepatuhan, adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
c. Audit Operasional, merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau
bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit
ini adalah untuk: mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak
ketiga.
8. STANDAR AUDIT
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) no.01(SA SEKSI 150) standar auditing
disajikan berikut ini :
a. Standar umum
1. Auditing harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
-
21
b. Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuuk menyatakan atas laporan keuangan yang diaudit
c. Standar pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia
2. Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan deengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
9. STANDAR UMUM
Standar umum berhubungan dengan persyaratan pribadi auditor. Standar umum
seorang auditor diantaranya:
a. Keahlian dan pelatihan teknis auditor.
Seorang auditor harus telah menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang
cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing. Jika seseorang memasuki
karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman di bawah
pengawasan akuntan senior yang lebih dulu berpengalaman. Disamping pelatihan
teknis yang cukup mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti
perkembangan yan terjadi dalam dunia usaha dan profesinya.
-
22
b. Independensi auditor
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
dan tidak tergantung pada orang lain, selain itu juga adanya kejujuran dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
c. Penggunaan kemahiran profesional auditor dengan cermat dan seksama.
berarti penggunaan pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup, dalam
pemilihan metodelogi, dan dalam pemilihan pengujian dan prosedur untuk
mengaudit.
10. PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Tanggung jawab profesi
Kepentingan umum (publik)
Integritas
Objektivitas
Kompetensi dan kehati-hatian professional
Kerahasiaan
Perilaku professional
Standar teknis
11. BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keungan, yang dapat digunakan oleh auditor
sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan
semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
12. TIPE BUKTI AUDIT
1. tipe data akuntansi
pengendalian internal
catatan akuntansi
2. tipe informasi penguat
bukti fisik
bukti documenter
perhitungan
-
23
bukti lisan
perbandingan dan ratio
bukti dari spesialis
13. MATERIALITAS RISIKO AUDIT
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang
yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya
penghilangan atau salah saji itu.
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa didasari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material.
Unsur risiko audit:
a. Risiko bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terjadi.
b. Risiko pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam
suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
c. Risiko deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
1) Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
2) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konnstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit akan
meningkat.
3) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat
menempuh salah satu dari ketiga cara berikut:
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan
jumlah bukti audit yang dikumpulkan
-
24
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu
tingkat materialitas tetap dipertahankan
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang ikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama
14. PENGENDALIAN INTERN
merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
15. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN SUATU ENTITAS
a. Kesalahan dalam pertimbangan
b. Gangguan
c. Kolusi
d. Pengabaian oleh manajemen
e. Biaya lawan manfaat
16. UNSUR PENGENDALIAN INTERN
a. Lingkungan pengendalian
b. Penaksiran risiko
c. Informasi dan komunikasi
d. Aktivitas pengendalian
e. Pemantauan
-
25
E.AKUNTANSI MANAJEMEN
1. PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan yaitu sama-
sama menghasilkan informasi keuangan dan penyedia informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
Perbedaan karakteristik akt.keu dan akt.man:
AKT.KEU AKT.MAN Fokus eksternal Fokus internal
Mengikuti aturan tertentu dari pihak eksternal Tidak mengikuti aturan
Informasi keuangan bersifat objektif Informasi keuangan dan nonkeuangan:informasi bersifat objektif
Berorientasi historis Penekanan pada masa yg akan datang
Informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan Evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yg
sangat terinci
Lebih independen Sangat luas dan multidisiplin
Sistem akuntansi manajemen punya tiga tujuan umum, yaitu:
1. Menyediakan informasi yg digunakan dalam perhitungan hrg pokok jasa, produk, dan
tujuan lain.
2. Menyediakan informasi yg digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasi
dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management)
Adalah suatu pendekatan diseluruh sistem dan terintegrasi, yg memfokuskan perhatian
manajemen pada berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan
laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan ativitas menekankan pada biaya berdasarkan
aktivitas/activity based costing (ABC) dan analisis nilai proses.