materi kompre

Upload: erlanggachrisnanda

Post on 07-Mar-2016

179 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

Simple Version

TRANSCRIPT

  • 1

    MATERI KOMPRE

    LULUS KOMPRE..!!!!

    LULUS PROPOSAL..!!!!

    LULUS SKRIPSI..!!!!

    WISUDA 2016

    Ganbatte kudasai Susi..!!!!

  • 2

    DAFTAR ISI

    A. KEUANGAN

    1. SIKLUS AKUNTANSI

    2. JURNAL UMUM, JURNAL KHUSUS, BUKU BESAR UMUM, BUKU BESAR

    KHUSUS,

    3. PERUSAHAAN JASA, PERUSAHAAN DAGANG, PERUSAHAAN

    MANUFAKTUR

    4. PERSEORANGAN, PERSEROAN, PERSEKUTUAN (CV)

    5. KONSOLIDASI, MERGER, AKUISISI

    6. SAHAM, OBLIGASI, DEVIDEN

    B. TEORI AKUNTANSI

    1. RERANGKA KONSEPTUAL

    C. PAJAK

    1. PENGERTIAN PAJAK

    2. JENIS-JENIS PAJAK

    3. PERBEDAAN PAJAK, HIBAH, SUMBANGAN

    4. PENGERTIAN NPWP

    5. SUBJEK PAJAK

    6. OBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK

    7. PENGERTIAN PPH 21 DAN PERHITUNGAN

    D. AUDIT

    1. PENGERTIAN AUDIT

    2. OPINI AUDIT

    3. TAHAP-TAHAAP AUDIT

    E. AKUNTANSI MANAJEMEN

    1. PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

    2. PERBEDAAN AKT. MANAJEMEN DAN AKT.KEUANGAN

    3. PENGERTIAN, CONTOH DAN GRAFIK BIAYA TETAP, BIAYA VARIABEL,

    BIAYA CAMPURAN

    4. BREAK EVEN POINT

    5. METODE-METODE PERHITUNGAN HP.PENJUALAN, HP.PRODUKSI

  • 3

    A.KEUANGAN

    1. SIKLUS AKUNTANSI

    Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengenalisis, mengukur, mencatat,

    mengolongkan, meringkas, melaporkan suatu transaksi ekonomi yang dinyatakan dalam

    satuan moneter kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

    Keterangan:

    Transaksi ekonomi : transaksi yg berdampak pada persamaan dasar akuntansi.

    Mengidentifikasi : memisahkan mana kejadian ekonomi dana mana yg bukan

    kejadian ekonomi

    Mengukur : kejadian-kejadian ekonomi tersebut dinyatakan dalam satuan

    uang.

    Mencatat :melakukan pencatatan permanen terhadap kejadian2 ekonomis

    tsb secara kronologis (berdasarkan urutan waktu terjadinya)

    Melaporkan :menyampaikan kejadian2 ekonomi tsb dalam bentuk lap.keu

    kepada pihak2 yg berkepentingan

    Keterangan:

    Bukti transaksi, contoh: faktur/nota untuk bukti transaksi pembelian brg/jasa secara

    kredit/tunai.

    Jurnal, metode atau alat yg digunakan untuk mencatat transaksi perusahaan secara

    kronologis

    Jurnal dibagi menjadi 2: jurnal khusus dan jurnal umum (perusahaan dagang)

    1. Jurnal Khusus terdiri dari: a. Jurnal Pembelian: mencatat pembelian brg secara kredit. b. Jurnal Penjualan : mencatat penjualan brg secara kredit. c. Jurnal Penerimaan Kas : Mencatat semua penerimaan uang baik berasal dari

    piutang maupun penjualan tunai.

    Bukti transaksi Jurnal Umum Buku Besar Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian

    Neraca Saldo setelah Disesuaikan

    LK

    (Lap.LR, PE, neraca, Arus Kas, CALK)

    Jurnal PenutupJurnal Pembalik

    (bersifat opsional)

    Neraca Saldo Setelah Penutup (menjadi Neraca

    Awal)

  • 4

    d. Jurnal Pengeluaran Kas : mencatat semua pengeluaran kas baik untuk membayar utang maupun pembelian tunai.

    2. Jurnal Umum: untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dijurnal khusus. Contoh: retur penjualan, retur pembelian.

    Buku Besar, mengklasifikasikan perkiraan2 yg ada dalam jurnal berdasarkan kode

    akun/rekening.

    2 jenis buku besar:

    1. Buku besar pembantu : BB pembantu piutang, BB pembantu hutang, BB pembantu Persediaan.

    2. Buku besar utama.

    Neraca Saldo, Daftar yg berisi saldo2 akun dari buku besar.

    Jurnal penyesuaian, jurnal untuk menyesuaikan saldo perkiraan2 yg tidak menggambarkan

    keadaan yg sebenarnya.

    7 hal yg ada pada jurnal penyesuaian:

    1. Piutang pendapatan (pendapatan akrual): pendapatan sudah terjadi tapi kas belum diterima. Jurnal : piutang usaha (D), pendapatan (K).

    2. Hutang Biaya (biaya akrual): biaya sudah terjadi tapi kas belum keluar. Jurnal : beban gaji (D), hutang gaji (K).

    3. Pendapatan diterima dimuka: pendapatan sudah diterima tapi kita belum melakukan pekerjaannya. Jurnal: Pendapatan diterima dimuka (D), Pendapatan jas

    (K)

    4. Biaya dibayar dimuka: kas sudah keluar tapi belum terjadi beban). Jurnal: beban sewa (D), sewa dibayar dimuka (K).

    5. Kerugian piutang (metode pencadangan). Jurnal: beban kerugian piutang (D), cad.kerugian piutang (K).

    6. Depresiasi/penyusutan aktiva tetap. Jurnal: beban depresiasi aktiva tetap (D), akumulasi depresiasi aktiva tetap (K).

    7. Biaya pemakaian perlengkapan. Jurnal: beban perlengkapan (D), perlengkapan (K).

    NSSpenyesuaian, mencatat besarnya saldo setiap akun yg sudah menunjukkan kondisi

    sebenarnya.

    Laporan keuangan, terdiri dari:

    1. Laporan laba/rugi: lap.akuntansi yg menyajikan kinerja perusahaan (berisi akun pendapatan dan biaya, selisih dari pendapatan dan biaya disebut Laba/rugi).

    2. Lap.perubahan ekuitas: menyajikan informasi keuangan tentang perubahan ekuitas selama satu periode.

    3. Neraca: menunjukkan saldo akun aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu. 4. Laporan arus kas: menyajikan informasi aliran masuk kas dan aliran keluar kas

    selama satu periode (kegiatan operasi, investasi, pendanaan).

    5. Catatan atas lap.keuangan: berisi catatan2 atau keterangan terkait dengan lap.keuangan.

  • 5

    Jurnal Penutup, untuk menutup akun-akun sementara.

    1. Pendapatan: pendapatan (D), ikhtisar L/R (K) 2. Beban: Iktisar L/R (D), beban (K) 3. Laba: iktisar L/R (D), modal (K)

    Rugi: modal (D), ikhtisar L/R (K)

    4. Prive: modal (D), prive (K)

    Jurnal pembalik, digunakan untuk membalik akun2 rill yang ada pada jurnal penyesuaian,

    dimana akun2 tersebut akan muncul lagi pada periode yg akan datang.

    Dasar pencatatan akuntansi:

    1. Cash Basis : mengakui jika terjadi kas masuk dan kas keluar 2. Accrual Basis : mencatat semua kejadian ekonomi yang terjadi di perusahaan.

    2. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

    Keterangan:

    Pada dasarnya semua aktiva yang ada di perusahaan diperoleh dari hutang dan modal.

    Contoh: aset yg dimiliki oleh perusahaan pasti berasal dari sumber pendanaan berbentuk

    pinjaman atau sumber pendanaan dari setoran pemilik.

    kenapa neraca suatu perusahaan harus seimbang ..???????

    Karena pada dasarnya neraca menggunakan prinsip persamaan dasar akuntansi (aktiva menunjukkan sisi penggunaan dana, pasiva menunjukkan sisi pemerolehan dana).

    3.PERUSAHAAN JASA, DAGANG, MANUFAKTUR

    Jenis perusahaan Output yg dihasilkan Aktivitas yg dilakukan

    Jasa Jasa/fasilitas Menyediakan fasilitas/layanan

    Dagang Produk/barang Membeli brg dag dan menjualnya kembali

    Manufaktur Produk/barang Membeli bahan baku, mengolah menjadi

    produk jadi, dan menjual produk jadi.

    ASET UTANG EKUITAS

    Sumber daya ekonomi

    (sisi penggunaan dana)

    sisi sumber pendanaan

    (Pemerolehan dana)

  • 6

    4.PERUSAHAAN PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN (CV), PERSEROAN

    PERSEORANGAN PERSEKUTUAN PERSEROAN

    Asal modal Modal pribadi Modal dua orang atau

    lebih

    Penjualan saham

    Pendistribusian modal Pengambilan pribadi

    (prive)

    Pengambilan pribadi

    (prive)

    Divide

    Perlakuan terhadap

    laba yg tidak diambil

    pemilik (laba ditahan)

    Dipindah ke akun modal

    (tdk ada akun laba

    ditahan)

    Dipindah ke akun modal

    para pemilik sesuai

    proporsinya (tdk ada akun

    laba ditahan)

    Dipindah ke laba ditahan

    yg merupakan elemen

    ekuitas.

    5.KONDOLIDASI, MERGER, LIKUIDASI

    Konsolidasi: penggabungan 2 usaha atau lebih dengan menggunakan nama baru

    (A+B=C).

    Merger: penggabungan 2 usaha atau lebih dengan menggunakan nama dari salah

    satunya (A+B=A).

    Likuidasi:Berubahnya atau bergantinya usaha secara bisnis (bangkrut).

    6.HARGA POKOK PENJUALAN

    Rumus HPP: PERSEDIAAN AWAL + HARGA POKOK PEMBELIAN - PERSEDIAAN AKHIR

    Penulisan perhitungan HPP dalam lap.L/R:

    Persediaan Awal xx

    Pembelian xx

    Return&pot.Pembelian (xx)

    Pot.tunai pembelian (xx)

    Pembelian Bersih xx

    Biaya angkut pembelian xx

    Harga pokok pembelian xx

    Harga pokok brg tersedia dijual xx

    Persediaan akhir (xx)

    Harga pokok penjualan xx

  • 7

    7.PERSEDIAAN

    Persediaan memiliki dua karakteristik penting: merupakan milik perusahaan dan siap

    dijual kepada para konsumen.

    Metode perhitungan persediaan:

    a) Metode fisik: persediaan dihitung akhir periode.

    Contoh: jurnal pembelian (Pembelian (D), Kas (K)), Jurnal return (kas (D), Return &

    pot.pembelian (K))

    b) Metode perpectual: persediaan dihitung setiap saat.

    Contoh: jurnal pembelian (persediaan brg dag (D), kas (K)), Jurnal Return (kas (D),

    Persediaan brg dag (K))

    HPP merupakan semua pengeluaran yg dikeluarkan sejak barang dibeli sampai siap dijual.

    Jurnal penyesuaian persediaan:

    Metode Fisik Metode Perpectual

    HPP

    Return & Pot.Pembelian

    Pot.tunai Pembelian

    Persediaan Akhir

    Persediaan awal

    Pembelian

    By.angkut pembelian

    Iktisar L/R

    Persediaan awal

    Persediaan akhir

    Ikhtisar L/R

    Termin

    EOM (End of Month/akhir bulan)

    Contoh: 2/EOM artinya potongan 2% akan diberikan apabila pembayaran transaksi

    dilakukan sebelum akhir bulan (maksimal akhir bulan)

    Syarat Pengangkutan

    a. FOB destination ( biaya angkut ditanggung oleh penjual)

    b. FOB Shipping Point (biaya angkut ditanggung oleh pembeli)

    Pengaruh metode pencatatan persediaan pada lap.keuangan:

    NO Metode HPP Laba Bersih

    1 FIFO Rendah Tinggi

    2 LIFO Tinggi Rendah

    3 Average Sedang Sedang

  • 8

    B.TEORI AKUNTANSI

    1. RERANGKA KONSEPTUAL

    KERANGKA KONSEPTUAL: suatu sistem koheren yg terdiri dari tujuan dan konsep

    fundamental yg saling berhubungan yg menjadi landasan penetapan standar, penentuan sifat,

    fungsi, serta batas2 dari akuntansi dan lap.keu

    TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN:

    Untuk menyediakan informasi:

    a. bagi mereka yg memiliki pemahaman soal bisnis untuk membuat keputusan investasi

    serta kredit.

    b. Untuk membantu investor, kreditor, pengguna lain,untuk menilai jumlah, waktu,

    ketidakpastian arus kas masa depan.

    c. Tentang sumberdaya ekonomi dan perubahannya.

    ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN:

    1. Aktiva

    2. Kewajiban

    3. Ekuitas

    4. Investasi

    5. Distribusi kpd pemilik

    6. Laba komprehensif

    7. Pendapatan

    8. Beban

    9. Keuntungan

    TUJUAN

    PELAPORAN

    KEU.

    ELEMEN

    LAP.KEU

    KARAKTERISTIK

    KUALITATIF

    ASUMSI-ASUMSI KENDALA-KENDALA PRINSIP-PRINSIP

  • 9

    10. kerugian

    KARAKTERISTIK KUALITATIF:

    1. Kualitas Primer: Relevansi (punya nilai umpan balik, nilai prediktif masa depan,

    dan ketepatan waktu), reliabilitas (punya unsur daya uji yaitu ketika dilakukan

    pengukuran dgn metode2 menunjukkan hasil yg sama, unsur tepat saji yaitu angka

    dan penjelasan mewakili apa yg benar2 terjadi, unsur netral yaitu bukan untuk

    kepentingan sekelompok org tertentu).

    2. Kualitas Sekunder: Komparabilitas (informasi dapat dibandingkan dgn perusahaan

    lain dalam satu industri), Konsistensi (perlakuan akuntansi yg sama dari periode ke

    periode, bila mengalami perubahan harus memberikan alasan dan penjelasan yg tepat)

    ASUMSI-ASUMSI:

    1. Kesatuan usaha (economic entity):perusahaan dianggap sebagai entitas yg berdiri

    sendiri, terlepas dari pemiliknya.

    2. Kelangsungan Usaha (Going Concern): perusahaan akan melanjutkan usahanya di

    masa depan tanpa batas waktu.

    3. Unit Moneter (Monetary Unit): informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan

    uang.

    4. Periodisasi (Periodicity): masa hidup perusahaan terdiri dari periode-periode.

    PRINSIP-PRINSIP:

    1. Biaya Historis (Historical Cost): akuntansi mengukur transaksi sebesar harga

    perolehan (kos) yang sesungguhnya pada saat transaksi terjadi.

    2. Acrual Basis (Acrual Basis): terkait dengan pengakuan pendapatan dan biaya,

    pengakuan pendapatan dan biaya ditetapkan berdasarkan waktu terjadinya bukan

    berdasarkan saat penerimaan atau pengeluaran kas.

    3. Penandingan (Maching cost with revenue): kinerja sebuah entitas seharusnya

    dilakukan dgn menandingkan antara usaha yg dilakukan dengan pencapaian yg

    dihasilkan.

    4. Pengakuan Penuh (Fulldisclosure principle): mengakui sifat dan jumlah informasi

    yg dimasukkan dalam lap.keu.

    KENDALA-KENDALA:

    1. Pertimbangan manfaat-biaya: untuk menghasilkan informasi yg relevan dan

    handal dibutuhkan biaya yg mahal sehingga hubungan biaya dan manfaat sulit diukur.

    2. Materialitas: dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan.

    3. Praktik Industri: sifat unik dari sejumlah industri.

    4. Konservatisme: prinsip kehati-hatian terkait laba.

  • 10

    C.PAJAK

    Pajak adalah iuran kepada negara(dpt dipaksakan) yg terutang oleh yg wajib membayarnya

    menurut peraturan2, dgn tidak mendapat prestasi kembali, yg langsung dapat ditunjuk dan yg

    gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran2 umum berhubung dgn tugas negara yg

    menyelenggarakan pemerintahan.

    FUNGSI PAJAK

    Fungsi penerimaan (Budgeter), sumber dana diperuntukkan bagi pembiayaan

    pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukkanya pajak dalam APBN

    Fungsi mengatur (reguler),untuk mengatur/melaksanakan kebijakan di bidang sosial

    dan ekonomi. Contoh: tarif pajak tinggi untuk minuman keras dan brg mewah.

    JENIS PUNGUTAN LAINNYA

    RETRIBUSI: pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yg

    khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah utk kepentingan pribadi/badan

    cnth: karcis masuk.

    Sumbangan: seseorang yg mendapat prestasi justru tdk ditunjuk tetapi golongan tertentu yg

    dapat menikmati kontraprestasi. Contoh: sumbangan bencana alam.

    JENIS PAJAK

    Pajak menurut golongan: pajak langsung (pembebanan tdk dilimpahkan pihak lain, tapi

    menjadi beban langsung wajib pajak. Cnth: pajak penghasilan), Pajak tdk

    langsung(pembebanan dpt dilimpahkan kpd pihak lain. Cnth: pjk.pertambahan nilai).

    Pajak menurut sifat: pajak subjektif (pajak yg berdasarkan pada subjeknya, memperhatikan

    keadaan dari wajib pajak. Cth:pajak penghasilan), pajak objektif (pajak berdasarkan pada

    objeknya, tdk memperhatikan keadaan wajib pajak. Cth:pajak penjualan brg mewah)

    Pajak menurut pemungut dan pengelola: pajak pusat(dipungut oleh pemerintah pusat

    untuk membiayai negara. Cth:PPH,PPN, bea materai), pajak daerah (dipungut oleh

    pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangga daerah. Cth:pajak reklame, pajak hiburan,

    pajak bumi bangunan sektor perkotaan dan pedesaan).

    WAJIB PAJAK

    Org pribadi/badan yg punya hak dan kewajiban perpajakan sesuai dgn ketentuan peraturan undang2

    perpajakan.

    SUBJEK PAJAK

    Org/badan/pihak yg ditunjuk oleh undang2 untuk dikenai pajak.

    Subjek pajak: Dalam negeri(org pribadi tingal didalam atau luar indonesia, badan seperti BUMN, PT

    serta bentuk usaha tetap berada diindonesia lebih dari 183 hari dlm jgk 12 bln pajak terpisah dari

    badan). Luar negeri(org pribadi tinggal diluar indonesia, badan tdk didirikan diindonesia,bentuk usaha

    tetap diindonesia tdk lebih dari 183 hari dlm jgk 12 bln)

  • 11

    OBJEK PAJAK

    Sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung pajak terutang. Objek pajak utk PPH adlh

    penghasilan ( setiap tambahan kemampuan ekonomis yg diterima WP baik dalam/luar indonesia yg

    dpt dipakai utk konsumsi/utk menambah kekayaan WP).

    NPWP (nomor pokok wajib pajak)

    Sarana administrasi perpajakan yg digunakan sebagai tanda pengenal/identitas WP dalam

    melaksanakan hak&kewajiban perpajakan.

    Fungsi NPWP: sebagai tanda pengenal, utk menjaga ketertiban pembayaran pajak dan pengawasan

    administrasi

    TARIF PAJAK

    Dalam pajak penghasilan persentase tarifnya dibedakan menjadi:

    a. Tarif marginal (berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak. Cnth:setiap

    tambahan penghasilan kena pajak yg melebihi 0-50jt sebesar 5%).

    b. Tarif efektif (berlaku atau harus ditetapkan atas dasar pengenaan pajak).

    Cth: jika wajib pajak memiliki penghasilan 100jt

    (5% x 50jt)+(15% x 50jt)= 2,5jt+7,5jt = 10jt

    Struktur tarif yg berhubungan dgn persentase tarif pajak dikenal 4 macam tarif:

    1. Tarif pajak proporsional/sebanding, Berupa persentase tetap terhadap jumlah

    berapapun yg menjadi dasar pengenaan pajak.cth: PPN 10%

    2. Tarif pajak progresif, Tarif pajak bertambah besar jika dasar pengenaan pajak

    semakin besar. Cth:sampai dgn 50jt tarif 50%, diatas 50jt-250jt tarif 15%, diatas

    250jt-500jt tarif 25%, diatas 500jt tarif 30%.

    3. Tarif pajak degresif, Persentase pajak turun jika dasar pengenaan pajak semakin

    besar.

    4. Tarif pajak tetap, Jumlah tetap walaupun dasar pengenaan pajak semakin

    besar.cth:bea materai

    Wajib pajak adalah org pribadi/badan, meliputi pembayaran dan pemungutan pajak yg punya

    hak & kewajiban perpajakan sesuai dgn ketentuan peraturan undang-undang perpajakan.

    SUBJEK PAJAK

    Subjek pajak adlh org/badan/pihak yg dituju oleh UU untuk dikenai pajak.

    a. Org pribadi: subjek pajak yg bertempat tinggal di Indonnesia/luar indonesia.

    b. Warisan yg belum terbagi sbg satu kesatuan mengganti yg berhak: subjek pajak

    pengganti menggantikan yg berhak yaitu ahli waris.

    c. Badan: sekumpulan org/ modal yg merupakan kesatuan baik yg melakukan usaha atau

    tidak. Contoh: PT, Perseroan Komanditer, BUMN/BUMD.

  • 12

    d. Bentuk Usaha Tetap: Bentuk Usaha utk org pribadi yg tdk tinggal di Indonesia/ ada

    di Indonesia tdk lebih dari 183 hari dalam jangka 12 bln, / badan yg tdk didirikan &

    tdk bertempat kedudukan di Indonesia, utk menjalankan usaha/melakukan kegiatan di

    Indonesia.

    PPH 21

    Pajak atas penghasilan yg dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,

    tunjangan & pembayaran lain dgn nama & bentuk apapun yg diterima olah wajib pajak dalam

    negeri sehubungan dgn pekerjaan/jabatan jasa & kegiatan.

    Contoh:

    Gaji pegawai A sebulan 2.500.000

    Tunj. Transport 500.000

    Iuran Pensiun 100.000

    Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 50.000

    Premi Jaminan Kematian 100.000

    (K/1)

    Ditanya: PPH 21 ?

    Jawaban:

    Perhitungan PPh 21

    Gaji Sebulan 2.500.000

    Tunj.Transport 500.000

    Premi J. Kematian 100.000

    Premi J.Kecelakaan Kerja 50.000

    Penghasilan bruto sebulan 3.150.000

    By. Jabatan 5% x 3.150.000 = 157.500

    Iuran pensiun 100.000

    257.500

    Penghasilan netto sebulan 2.892.500

    Penghasilan netto setahun 34.710.000

    Subjek pajak secara garis besar di bagi dalam 2 jenis:

    1. Subjek Pajak Dalam Negeri

    2. Subjek Pajak Luar Negeri (org pribadi, badan, bentuk usaha tetap)

  • 13

    PTKP (K/1) Setahun:

    WP pribadi 24.300.000

    Tambahan WP kawin 2.025.000

    Tambahan anak 1 2.025.000

    Jumlah PKP 28.350.000

    PKP 6.360.000

    PPH pasal 21 tentang (setahun) 5% x 6.360.000 = 318.000

    PPH pasal 21 tentang (sebulan) 318.000 : 12 = 26.500

  • 14

    D.AUDIT

    1. PENGERTIAN AUDIT

    Merupakan proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

    objektif mengenai pernyataan2 tentang kejadian ekonomi dgn tujuan menetapkan

    tingkat kesesuaian antara pernyataan dgn kriteria yg telah ditetapkan, serta

    penyampaian hasil2nya kepada pihak yg berkepentingan.

    2. OPINI AUDIT

    Lima tipe opini audit:

    a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ( jika tdk terjadi

    pembatasan dalam lingkup audit dan tdk terdapat pengecualian yg signifikan

    mengenai kewajaran dan penerapan PABU.)

    b. Laporan yg berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dgn bahasa (laporan

    keuangan tetap menyajikan posisi keu dan hasil usaha scr wajar akan tetapi ada hal2

    yg memerlukan bahasa penjelas.

    c. Pendapat wajar dgn pengecualian (jika menjumpai hal2 berikut ini: lingkup audit

    dibatasi klien, tidak dpt memperoleh informasi penting karena kondisi yg berada

    diluar kuasa klien&auditor, lap.keu tdk disusun sesuai PABU, PABU tidak

    diterapkan scr konsisten)

    d. Pendapat tidak wajar (jika lap.keu tidak disusun berdasarkan PABU)

    e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disebabkan: pembatasan luar biasa

    terhadap lingkup audit, auditor tdk independen dgn klien)

    3. TUJUAN AUDIT

    Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan

    klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan

    prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan

    dinilai berdasarkan asersi

    Asersi keberadaan dan keterjadian

    Asersi kelengkapan

    Asersi hak dan kewajiban

    Asersi penilaian dan alokasi

    Asersi penyajian dan pengungkapan

    Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :

    1. Kelengkapan (Completeness). meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat

    atau ada dalam jurnal.

    2. Ketepatan (Accurancy). memastikan transaksi dan saldo telah dicatat ,dihitung,

    diklasifikasikan dgn benar dan tepat.

    3. Eksistensi (Existence). memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang

    tercatat harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.

  • 15

    4. Penilaian (Valuation). memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang

    berlaku umum telah diterapkan dengan benar.

    5. Klasifikasi (Classification). memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan

    dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat.

    6. Ketepatan (Accurancy). memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada

    tanggal yang benar, rincian saldo akun sesuai dengan angka-angka buku

    besar..

    7. Pisah Batas (Cut-Off). memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat

    tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat..

    8. Pengungkapan (Disclosure). meyakinkan bahwa saldo akun dan pengungkapan

    yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan

    dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

    4. SIKLUS AUDIT

    5. TIPE AUDITOR

    a. Auditor Independen

    auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam

    bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.

    Audit ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan

    seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah

    (terutama instansi pajak).

    Neraca saldo setelah

    penutupan

    Jurnal penutup

    Laporan keuangan

    Neraca saldo seteleh

    disesuaikan

    Ayat jurnal penyesuaian

    Neraca saldo

    Buku besar

    jurnal

    Bukti transaksi/do

    kumen

  • 16

    b. Auditor Pemerintah

    auditor yang bekerja di intansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan

    audit atas pertanggunngjawaban keuangan yang disajikan atau ditujukan

    kepada entitas pemerintah.

    Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di: Badan Pengawasan Keuangan

    dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), instansi pajak.

    c. Auditor Intern

    auditor yang bekerja dalam perusahaan negara maupun swasta yang tugas

    pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

    oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

    penjagaan terhadap kekayaan, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur

    kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan

    oleh organisasi.

    6. TAHAP-TAHAP AUDIT

    a. Penerimaan perikatan audit

    Tahap-tahap penerimaan perikatan audit

    1. Mengevaluasi integritas manajemen

    Cara mengavaluasi :

    Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu

    Meminta keterangan kepada pihak ketiga

    Melakukan riview terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam

    berhubungan dengan klien yang bersangkutan

    2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa

    Cara mengidentifikasi

    Mengidentifikasi pemakai laporan audit

    Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien

    dimasa depan

    Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon

    klien diaudit

    3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit

    Cara menentukan kompetensi

    Mengidentifikasi tim audit

    Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan peggunaan spesialis

  • 17

    4. Menilai independensi

    Sikap mental independen harus meliputi independen dalam fakta maupun

    independen dalam penampilan.

    5. Menentukan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran

    profesionalnya dengan cermat dan seksama

    Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran professional auditor

    ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan dan

    melaksanakan audit.

    6. Membuat surat perikatan

    Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk klienya yang berfungsi untuk

    mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh

    klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh

    auditor bagi klienya, kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan

    auditan serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor

    b. Perencanaan audit

    Tahap perencanaan audit:

    i. Memahami bisnis dan industri klien

    Cara untuk memahami biisnis dn industry klien :

    Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya

    Diskusi dengan orang dalam entitas ( direktur, personel operasi senior)

    Diskusi dengan personil dari fungsi audit intern dan rivie terhadap laporan

    audit intern

    Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaasehat hukum atau penasehat

    lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry

    Diskusi dengan orang yng berpengetahuan diluar etitaas( seperti hli

    ekoonomi industry , badan pengatur industry, kostumer, pemasok, dan

    pesaing)

    Pablikasi yang berkaitan dengan industry (seperti satitik yang diterbitkan

    oleh pemerintah, survey, teks,jurnal perdagangan, laporan oleh bank,

    pialang efek , Koran keuangan ).

    Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap

    entitas

    Kunjungan ketempat atau fasilitas pabrik entitas

    Dokumen yang dihasilkan oleh entitas

  • 18

    ii. Melaksanakan prosedur analitik

    Tahap-tahap prosedur analitik

    Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat

    Mengembangkan harapan

    Melaksanakan perhitungan dan perbandingan

    Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

    Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengefaluasi

    perbeedaan tersbut

    Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit

    iii. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

    Dua tingkat materialitas awal :

    Tingkat laporan keuangan, perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat

    auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan

    keuangan sebagai keseluruhan

    Tingkat saldo akun, ditentukan oleh auditor karena untuk mencapai

    simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan,

    auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun

    iv. Mempertimbangkan risiko bawaan

    Sejak perencanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit, auditor

    harus mempertimbangkan berbagai macam risiko.

    Tahap-tahap proses audit dan risiko yang harus dipertimbangkan oleh auditor:

    Pada tahap perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko

    bawaan ( inherent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo

    akun atau asersi tentang suatu saldo akun.

    Pada tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern, auditor harus

    mempertimbangkan risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak

    dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi

    tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern.

    Pada tahap pelaksanaan pengujian subtantif, auditor harus

    mempertimbangkan risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak

    terdeteksinya salah saji material dalam saldo akun atau asersi tentang

    suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor.

    Pada tahap akhir proses audit penerbitan laporan audit, auditor harus

    mempertimbangkan risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam

  • 19

    memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan yang secara material

    disajikan salah

    v. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo awal,

    jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama

    vi. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

    Dua strategi audit awal yang dapat dipilih auditor:

    Primarily substantive approach

    Lower assessed level of control risk approach

    vii. Me-review Informasi yang berhubungan dengan kewajiban legal klien

    Tujuannya:

    Untuk memperoleh gambaran ringkas kebijakan-kebijakan dan rencaana

    pemilik dan para manajer.

    Untuk memperoleh background information yang akan sangat bermanfaat

    dalam menafsirkan akn-akun dan laporan-laporan klien.

    viii. Memahami pengendalian intern klien

    Langkah-langkah memahami pengendalian intern:

    Dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku

    Melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan

    menentukan keuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.

    ix. Pelaksanaan pengujian audit

    Terdapat 3 golongan yaitu:

    1. Pengujian analiktik, dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dan

    pada tahap review hasil audit. Caranya dgn mempelajari perbandingan dan

    hubungan antara data.

    2. Pengujian pengendalian, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk

    memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian

    terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1) frekuensi

    pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, (2) mutu pelaksanaan

    aktivitas pengendalian tersebut, dan (3) karyawan yang melaksanakan aktivitas

    pengendalian tersebut.

    3. Pengujian substantif, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk

    menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung

    mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.

  • 20

    d. Pelaporan audit

    Dua langkah dalam pelaporan audit:

    Menyelesaikan audit dengan merinngkas semua hasil pengujian dan menarik

    simpulan

    Menerbitkan laporan audit

    7. TIPE AUDIT

    a. Audit Laporan Keuangan, adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen

    terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan

    pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

    b. Audit Kepatuhan, adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang

    diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.

    c. Audit Operasional, merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau

    bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit

    ini adalah untuk: mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk

    peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih

    lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak

    ketiga.

    8. STANDAR AUDIT

    Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan Indonesia

    dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) no.01(SA SEKSI 150) standar auditing

    disajikan berikut ini :

    a. Standar umum

    1. Auditing harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

    keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

    2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

    dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

    3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

    menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

    seksama.

  • 21

    b. Standar pekerjaan lapangan

    1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

    asisten harus disupervisi dengan semestinya

    2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

    untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

    pengujian yang akan dilakukan

    3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

    pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar

    memadai untuuk menyatakan atas laporan keuangan yang diaudit

    c. Standar pelaporan

    1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

    disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

    Indonesia

    2. Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada ketidak

    konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

    keuangan periode berjalan dibandingkan deengan penerapan prinsip

    akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

    3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang

    memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

    4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

    laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

    pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

    9. STANDAR UMUM

    Standar umum berhubungan dengan persyaratan pribadi auditor. Standar umum

    seorang auditor diantaranya:

    a. Keahlian dan pelatihan teknis auditor.

    Seorang auditor harus telah menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang

    cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing. Jika seseorang memasuki

    karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman di bawah

    pengawasan akuntan senior yang lebih dulu berpengalaman. Disamping pelatihan

    teknis yang cukup mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti

    perkembangan yan terjadi dalam dunia usaha dan profesinya.

  • 22

    b. Independensi auditor

    Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

    dan tidak tergantung pada orang lain, selain itu juga adanya kejujuran dalam

    mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak

    dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

    c. Penggunaan kemahiran profesional auditor dengan cermat dan seksama.

    berarti penggunaan pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup, dalam

    pemilihan metodelogi, dan dalam pemilihan pengujian dan prosedur untuk

    mengaudit.

    10. PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA

    Tanggung jawab profesi

    Kepentingan umum (publik)

    Integritas

    Objektivitas

    Kompetensi dan kehati-hatian professional

    Kerahasiaan

    Perilaku professional

    Standar teknis

    11. BUKTI AUDIT

    Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi

    lain yang disajikan dalam laporan keungan, yang dapat digunakan oleh auditor

    sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.

    Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan

    semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

    12. TIPE BUKTI AUDIT

    1. tipe data akuntansi

    pengendalian internal

    catatan akuntansi

    2. tipe informasi penguat

    bukti fisik

    bukti documenter

    perhitungan

  • 23

    bukti lisan

    perbandingan dan ratio

    bukti dari spesialis

    13. MATERIALITAS RISIKO AUDIT

    Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji

    informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat

    mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang

    yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya

    penghilangan atau salah saji itu.

    Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa didasari, tidak

    memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan

    keuangan yang mengandung salah saji material.

    Unsur risiko audit:

    a. Risiko bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan

    transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak

    terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terjadi.

    b. Risiko pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam

    suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu

    oleh pengendalian intern entitas.

    c. Risiko deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat

    mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

    Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit

    1) Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat

    materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang

    dikumpulkan.

    2) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konnstan dan

    mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit akan

    meningkat.

    3) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat

    menempuh salah satu dari ketiga cara berikut:

    a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan

    jumlah bukti audit yang dikumpulkan

  • 24

    b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu

    tingkat materialitas tetap dipertahankan

    c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang ikumpulkan dan tingkat

    materialitas secara bersama-sama

    14. PENGENDALIAN INTERN

    merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan

    personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

    pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

    a. Keandalan pelaporan keuangan

    b. Kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku

    c. Efektivitas dan efisiensi operasi

    15. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN SUATU ENTITAS

    a. Kesalahan dalam pertimbangan

    b. Gangguan

    c. Kolusi

    d. Pengabaian oleh manajemen

    e. Biaya lawan manfaat

    16. UNSUR PENGENDALIAN INTERN

    a. Lingkungan pengendalian

    b. Penaksiran risiko

    c. Informasi dan komunikasi

    d. Aktivitas pengendalian

    e. Pemantauan

  • 25

    E.AKUNTANSI MANAJEMEN

    1. PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

    Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan yaitu sama-

    sama menghasilkan informasi keuangan dan penyedia informasi keuangan untuk

    pengambilan keputusan.

    Perbedaan karakteristik akt.keu dan akt.man:

    AKT.KEU AKT.MAN Fokus eksternal Fokus internal

    Mengikuti aturan tertentu dari pihak eksternal Tidak mengikuti aturan

    Informasi keuangan bersifat objektif Informasi keuangan dan nonkeuangan:informasi bersifat objektif

    Berorientasi historis Penekanan pada masa yg akan datang

    Informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan Evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yg

    sangat terinci

    Lebih independen Sangat luas dan multidisiplin

    Sistem akuntansi manajemen punya tiga tujuan umum, yaitu:

    1. Menyediakan informasi yg digunakan dalam perhitungan hrg pokok jasa, produk, dan

    tujuan lain.

    2. Menyediakan informasi yg digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasi

    dan perbaikan berkelanjutan.

    3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

    Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management)

    Adalah suatu pendekatan diseluruh sistem dan terintegrasi, yg memfokuskan perhatian

    manajemen pada berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan

    laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan ativitas menekankan pada biaya berdasarkan

    aktivitas/activity based costing (ABC) dan analisis nilai proses.