materi k3 kebijakan umum dan permen 05 tahun 2014

70
1 KEBIJAKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Upload: rizky-kurnia

Post on 14-Sep-2015

192 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Bahan Tayang Sosialisasi SMK3 Konstruksi

TRANSCRIPT

PROGRAM 2013

1KEBIJAKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Outline21234Latar Belakang31KECELAKAAN KERJA DI BERBAGAI NEGARA44# Kecelakaan kerja fatal / 100,000 pekerjaPerbandingan Tingkat Kecelakaan Kerja Fatal tahun 2002 Indonesia 23Country / RegionOccupational Fatality Rate #Sweden1.2United Kingdom1.3Australia2.0USA (2000)2.2EU15 Average2.5Japan2.6Singapore (2004)4.9Taiwan (2001)6.9Hong Kong SAR8.6Malaysia10.8Sumber : MOM Singapore4TINGKAT KECELAKAAN KERJA DI INDONESIA5Sumber: BPS, 2013, Jurnal 2009 dan www.nakertransProporsi kecelakaan kerja di industri konstruksi paling tinggi dibandingkn industri lain (32%) meskipun proporsinya hanya 10% dari GDP nasional6DATA KECELAKAAN KERJA (2009 2013)Sumber : PT JamsostekDAMPAK KECELAKAAN KERJA7LEVEL MAKRO:Competitiveness IndexBiaya kecelakaan kerja 4% PDB 2013

LEVEL MESO:Performance CorporateLEVEL MIKRO:Project delayCost over runHuman aspect: injury, fatality

Sumber: ILO, 2003; Chen, et al 2004; Courtney, 2007, Hoosseinian, 2012, Hinze 1997)

COUNTRY RANGKING FATAL ACCIDENT RATE vs COMPETITIVENESSBimtek SMK3 20118KERENTANAN PROYEK KONSTRUKSI9PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSIELEMEN/FAKTORKERENTANAN FAKTOR MANUSIA10

1. Mobilisasi pekerja dalam jumlah besar dengan :unskill labor, tidak bersertifikasipengalaman kerja yang sangat kurangumur pekerja di bawah ketentuan2. Proses rekrutment dengan sistem mandor :Tidak ada kontrak kerjaSistem kontrak kerja harianUpah yang minim tanpa perlindungan/jamina kerja3. Turn over labor yang cukup tinggi11KERENTANAN FAKTOR PERALATAN

Penggunaan peralatan kerja berat (heavy equipment) misalnya : Crane, scaffolding, bekesting/ platform, steiger/ladder.Sistem pengadaan peralatan outsourcing, tanpa pengaturan tentang spesifikasi dalam perjanjian kerja.Tidak dilakukan uji laik fungsi alat.SOP dan SOM peralatan kerja yang kurang12KERENTANAN FAKTOR ORGANISASI> 80 % pekerjaan di serahkan ke sub-kontraktor menimbulkan organisasi proyek yang kompleks.Rantai pasok (supply chain) pada dasarnya mendorong terjadinya perbedaan antara para pekerja (fragmentation of the workforce)Safety culture yang masih kurangLaw enforcement: penalty system yang tidak dijalankan dengan baik.

13KERENTANAN FAKTOR MANAJEMENMetode the conventional on- site dengan penanganan secara manual (manual handling)Pengaturan kontrak keselamatan kerja tidak mengatur tanggung jawabkeselamatan kerja antara pemilik (owner), perancang (designer) serta pelaksana (contractor).Tidak adanya program pelatihan bagi pekerja;Kurangnya prosedur keselamatan kerja

14KERENTANAN FAKTOR LINGKUNGANLingkungan kerja bersifat out door/open space sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitanya, seperti cuacaLokasi kerja banyak di ketinggian.Ruang kerja yang terbatas

PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PU-PERA15PAKET PEKERJAAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PUPERA16KASUS KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KECELAKAAN KERJA172Runtuhnya Plat Lantai Pada Proyek Ruko di Samarinda (3 Juni 2014)

Hasil observasiTerdapat dua bangunan kembar yang membujur dari utara ke selatan, 17 petak ruko 3 lantai panjang 103 m, lebar 25 mPembukaan bekisting pada tiang/kolom di lantai 2 pada kondisi masih basah dan dalam keadaan retak retak. (Sumber pekerja Sunarto - tidak berani melapor kepada mandor karena takut.Pekerja tidak dilengkapi APD dan shelterPada struktur tidak ada dilatasiTidak ada Rambu-rambu maupun Alat Pengaman Kerja mis: pagar pengaman maupun jaring pengaman/safety netPT. Varia Dwi Tunggal (penyedia jasa) belum terdaftar menjadi anggota LPJKD

Bangunan (Rumah Kantor) yang runtuhKorban terjepit lantai/plat beton

Ukuran tiang perancah dolken bervariasi.Robohnya Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung Gedung Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah DKI- Jakarta (3 November 2014)

Hasil observasiTerdapat beberapa macam/jenis scafolding yang dipakai sebagai penyangga, kondisinya sudah tidak layak pakai:Kondisi scafolding banyak yang sudah keropos dan ada beberapa yang sudah bolong; Scafolding yang terpasang di dekat jembatan roboh kondisinya banyak yang tidak lurus/bengkok;Pemasangan Scafolding tidak dilengkapai dengan bracing, sehingga scafolding mudah bengkok/tidak stabil. Tidak seluruh area jembatan ditopang dengan scafolding, karena dibawah jembatan masih ada akses jalan untuk kendaraan roda empat yang melintas sesekali. Terlihat bekisting pada balok dan bekisting pada tiang/pilar belum dilepas.19

Bekisting balok dan tiang masih terpasang20

Rangkaian scafolding terlihat bengkok dan tanpa diperkuat dengan bracing

Scafolding sudah tidak layak pakai (bolong) kayu yang masih tertancap paku di letakkan sembarangan

tidak adanya pegangan pada tangga Kecelakaan pada Pembangunan Drainase di Jalan Alternatif Cibubur (9 November 2014)

Hasil observasiLingkup pekerjaan: jacking sepanjang 1.771 m dengan kedalaman 6-9 m, diperlukan 28 titik galian untuk manhole, termasuk normalisasi saluran sepanjang 400 m dengan menggunakan beton precast; Tanggal kecelakaan: Sabtu tanggal 09 November 2014 pukul 05.20 WIB terjadi kecelakaan sepeda motor yang menabrak pagar pengaman dan masuk ke lubang galian PIT/MH14 dari 28 PIT / MH yang sedang dikerjakanTidak adanya rambuh pengaman, lampu rotary, signam man dan pagar pengaman yang cukup.21

Robohnya Jembatan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur (Nopember 2011)

Runtuhnya Kanopi Stadion Tenis di Riau (September 2012)

Runtuhnya Plat Tangga Pada Proyek GOR Koja di Jakarta (September 2013)

25

RUNTUHNYA GROGOL FLY OVER2526

Runtuhnya Grogol Fly Over

326Dari 192.911 orang yang mengalami kecelakaan kerja, sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan kerja dikarenakan posisi tidak aman atau ergonomis dan sebanyak 32,12 persen pekerja tidak memakai peralatan yangsafety (PT. Jamsostek, 2013)contoh kasus perilaku dan kondisi tidak aman 27

Pekerja di tempat ketinggian tanpa pengaman (Pembangunan Gedung Penataan Ruang dan Fasilitas Penunjang Kampus Pekerjaan Umum di Komplek Kementerian Pekerjaan Umum, 2014)

05/02/201531

3105/02/201532

32TIDAK ADA PERHITUNGAN BEBAN

333334Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU3DASAR HUKUM3536ABILITY TO INFLUENCE SAFETY ON A PROJECT(Source: Szymberski, 1997)Conceptual DesignDetailed EngineeringProcurementConstructionStart-upAbility to Influence SafetyProject ScheduleHighLowStart dateEnd date3636No back-up data to support this.

Parallel to the viewpoint integrated into the order of precedence for eliminating hazards which has designing out the hazard as the first priority.FAKTOR KUNCI KEGAGALAN PENERAPAN SMK337Tidak direkrut petugas/ahli K3 KonstruksiIidentifikasi bahaya K3 tidak dilakukan;Tidak ada perhitungan biaya K3 dalam HPS

K3 tidak masuk dala dokumen pelelangan dan kriteria evaluasi;Tidak dipersyaratkan keterlibatan pegutas/ahl K3;RK3K tidak menjadi bagian dari kontrakTidak ada alokasi biaya SMK3Pengguna tidak paham SMK3;RK3K tidak ada dalam kontrak;Penyedia tidak patuh aturan dan prosedur keteknikan dan mutu;;Tidak merekrut Ahli / Petugas K3 dalam konsultan pengawas, kontraktor.Tidak dilakukan inspeksi K3Penyedia Jasa telah memiliki sertifikat SMK3 perusahaan akan tetapi dalam implementasinya belum optimal;Pelaksanaan SMK3 Penyedia Jasa yang ber-KSO belum terintegrasi;Tidak ada uji laik fungsi alat dan prosedur SMK3 KonstruksiTenaga kerja tidak berseriifikasi.PENYELENGGARAAN KONTRUKSI38FAKTOR KUNCI KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KECELAKAAN KERJA39FAKTOR KUNCI KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KECELAKAAN KERJA40FAKTOR KUNCI KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KECELAKAAN KERJA41K3HARUS MENJADIBUDAYA42BUDAYA K3DI INDONESIAPencanangan Bulan K3 setiap tgl 12 Januari sd 12 Februari.Pemberian penghargaan K3 pada Gubernur, Walikota/Bupati yg menerapkan K3 di wilayahnya, dan penghargaan bagi Perusahaan yang nihil Kecelakaan Kerja.Mencanangkan seluruh perusahaan sudah Berbudaya K3 pada tahun 2015Membuat kesepakatan K3 secara nasional. Bab I: Ketentuan UmumBab II : Maksud, Tujuan dan Ruang LingkupBab III : Penerapan (SMK3) Konstruksi Bidang PUBab IV: Tugas, Tanggung Jawab dan WewenangBab V: Biaya Penyelenggaraan (SMK3) Konstruksi Bidang PUBab VI: SanksiBab VII: Ketentuan Penutup

LAMPIRAN:Lampiran I : Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 KonstruksiLampiran II : Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)Lampiran III : Format Surat Peringatan, Surat Penghentian Pekerjaan dan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan KerjaPERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG: PEDOMAN SMK3 KONSTRUKSI BID. PUBAB I KETENTUAN UMUM Ahli K3 dan Petugas K3

Ahli K3 Konstruksi : Tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan Undang-Undang.

Petugas K3 Konstruksi :Petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU. BAB I KETENTUAN UMUM Biaya SMK3 dan Rencana K3 Kontrak ( RK3K ) Biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU :Biaya yang diperlukan untuk menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus diperhitungkan dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.

Rencana K3 Kontrak (RK3K) :Dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU)Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi bahaya.

1. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3 konstruksi. 2.Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan Petugas K3 konstruksi.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pra Konstruksi Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi) wajib memuat telaahan aspek K3.

Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib : mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan;mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan.BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pemilihan Penyedia Barang/JasaDokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat persyaratan K3 Konstruksi yang merupakan bagian dari ketentuan persyaratan teknis.Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan tentang kriteria evaluasi RK3K.Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi, wajib dipersyaratkan rekrutmen Ahli K3 Konstruksi dan dapat dipersyaratkan sertifikat SMK3 perusahaan.Pada saat aanwijzing, potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 dan persyaratan K3 Konstruksi wajib dijelaskan.Apabila Penyedia Jasa tidak memperhitungkan biaya K3 Konstruksi atau rencana biaya K3 Konstruksi yang diperhitungkan ternyata tidak mencukupi untuk pelaksanaan program K3 maka Penyedia Jasa tetap wajib melaksanakan program K3 Konstruksi sesuai dengan RK3K yang telah disetujui oleh PPK.

Penyedia Jasa yang telah ditetapkan sebagai pemenang, wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pemilihan Penyedia Barang/JasaBAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pelaksanaan KonstruksiRK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/ Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan Format pada Lampiran 2.

RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Penyerahan Hasil Akhir PekerjaanPada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing dan commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan.

Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.BAB IV TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPEJABAT ESELON IBertanggung jawab dalam penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk pekerjaan konstruksi di lingkungan Unit Kerja Eselon I yang bersangkutan;

Menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria sesuai kebutuhan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan unit kerjanya, mengacu pada ketentuan teknis yang berlaku;

Menyusun Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penilaian Aspek K3 Konstruksi dalam proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

Melakukan koordinasi hasil penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan unit kerjanya dengan Badan Pembinaan Konstruksi untuk selanjutnya diteruskan kepada Menteri;

Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara sampai dengan adanya tindakan perbaikan.BAB IV TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPEJABAT ESELON ITUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPEJABAT PEMBUAT KOMITMENMenerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket pekerjaan konstruksi;

Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;

Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi;

Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RK3K dan evaluasi kinerja SMK3 Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi PPK;

Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah ditetapkan, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.1 dan Lampiran 3.2;

Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3 apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.3;TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPEJABAT PEMBUAT KOMITMENDalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan yang dapat berakibat fatal, PPK dapat menghentikan pekerjaan sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai;

Segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana pada pasal 11 huruf d, 12 huruf e, 13 huruf c, 14 huruf d, 15 huruf e, dan pasal 16 huruf k dan huruf l menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;

Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja konstruksi, apabila PPK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf k, huruf l dan/atau huruf m di atas; TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPEJABAT PEMBUAT KOMITMENTUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPOKJA ULPMemeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan bahwa biaya SMK3 telah dialokasikan dalam biaya umum. Apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU, maka Pokja ULP wajib mengusulkan perubahan kepada PPK untuk dilengkapi.Menyusun dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa sesuai kriteria yang didalamnya memuat:Uraian Pekerjaan;Potensi Bahaya;Identifikasi bahaya K3;

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPENYEDIA JASA PERENCANA KONSTRUKSITugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Perencana Konstruksi meliputi membuat telaahan aspek K3 dalam perencanaan pekerjaan konstruksi bidang PU.Berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran;

Menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;

Apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka: Menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM); TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPENYEDIA JASA KONSTRUKSIMenugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah. Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;

Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;

Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan; TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANGPENYEDIA JASA KONSTRUKSIBAB V BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI1. Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup: a.Penyiapan RK3K; b.Sosialisasi dan promosi K3; c.Alat pelindung kerja;d.Alat pelindung diri; e.Asuransi dan perijinan; f.Personil K3; g.Fasilitas sarana kesehatan; h.Rambu-rambu; dan i.Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.

Tingkat Risiko K3Format RK3K Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiFormat Surat Peringatan Pertama62LAMPIRAN63PEMBINAAN SMK34PEMBINAAN SMK364Ahli K3 di Indonesia65KUALIFIKASIJUMLAH (orang)Ahli Muda4.658Ahli Madya62Ahli Utama16Total4.736Sumber: A2K4 Indonesia, 2014Petugas K3 Pengguna Jasa di Indonesia66NoProvinsiJumlahNoProvinsiJumlah1NAD719NTT382Sumatera Utara9720Kalimantan Selatan623Sumbar4321Kalimantan Tengah344Sumsel9222Kalimantan Barat425Riau4823Kalimantan Timur326Kepri11724Sulawesi Selatan1437Jambi425Sulawesi Utara298Bangka Belitung4126Sulawesi Tengah489Bengkulu327Sulawesi Barat210Lampung3228Sulawesi Tenggara4411Banten3829Gorontalo3012DKI Jakarta22430Maluku5613Jawa Barat11431Maluku Utara214Jawa Tengah14432Papua3615DI Yogyakarta3633Papua Barat116Jawa Timur11134Pusat (Kemen PU)1117Bali97TOTAL190118NTB43Sumber: BP Konstruksi,2014Petugas K3 Penyedia Jasa di Indonesia67NoProvinsiJumlahNoProvinsiJumlah1NAD8218Jawa Tengah1412Sumatera Utara9319DI Yogyakarta2143Sumbar12520Jawa Timur1074Sumsel11921Bali1335Riau10622NTB1666Kepri17823NTT357Jambi9524Kalimantan Selatan1058Bangka Belitung11025Kalimantan Tengah1239Bengkulu2026Kalimantan Barat12010Lampung7127Kalimantan Timur13411Banten10028Sulawesi Selatan30312DKI Jakarta18529Sulawesi Utara9513Jawa Barat23430Sulawesi Tengah10014Maluku5931Sulawesi Barat015Maluku Utara7032Sulawesi Tenggara4116Papua3533Gorontalo2317Papua Barat54TOTAL3576Ahli K3 (Sebaran Provinsi) di Indonesia68NoProvinsiJumlahNoProvinsiJumlah1NAD2018Jawa Tengah3142Sumatera Utara10019DI Yogyakarta1543Sumbar8320Jawa Timur3924Sumsel40021Bali1505Riau10022NTB806Kepri10023NTT47Jambi724Kalimantan Selatan2008Bangka Belitung325Kalimantan Tengah1009Bengkulu7526Kalimantan Barat28110Lampung2427Kalimantan Timur15411Banten26228Sulawesi Selatan11512DKI Jakarta74329Sulawesi Utara5013Jawa Barat53630Sulawesi Tengah7014Maluku5031Sulawesi Barat115Maluku Utara5032Sulawesi Tenggara5016Papua6233Gorontalo417Papua Barat2TOTAL4.736PERCEPATAN SERTFIKASI PETUGAS K31. Surat Menteri PU Pera No. IK.02.11-Mn/620 tanggal 5 Desember 2014 tentang Sertifikasi Petugas K3:Sertifikat sementara petugas K3 Konsturksi yang berlaku sampai dengan November 2016, yang diberikan kepada personil dari penyedia jasa yag telah mengikuti sosialisasi SMK3 Konstruksi.2. Surat Kepala BP Konstruksi kepada ULP No.IK.02.11-Kk/69 Tanggal 26 Januari 2015 Perihal Pelaksanaan Sosialisasi SMK33. Surat Kepala BP Konstruksi kepada LPJK No.IK.02.11-Kk/68 Tanggal 26 Januari 2015 Perihal Pelaksanaan Sosialisasi K369

TERIMA KASIHBadan Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan UmumJl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12210Telp. 021-72786108 Fax. 021.7266637http://bpksdm.pu.go.id/[email protected]