materi - i - fiat justitia, et pereat mundus | … · web viewhanya terhadap penelitian yang...

26

Click here to load reader

Upload: dodan

Post on 11-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

MATERI – I

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Kecenderungan ingin tahu manusia

Setiap manusia dikarunia oleh Penciptanya akal budi yang

menjadi ciri pembeda antara manusia dengan mahluk lain

ciptaan Tuhan. Kelebihan ini membawa manusia pada suatu sifat

dasar yaitu sifat ingin mengetahui. Rasa ingin tahun oleh

manusia diiplementasikan dalam suatu kegiatan yang lazim

disebut penelitian. Hasil akhir yang diinginkan dari proses

bekerjanya akal budi melalui kegiatan meneliti adalah sebuah

kebenaran. Dengan demikian secara sederhana penelitian pada

dasarnya adalah cara menemukan kebenaran.

Manusia setiap saat mendambakan kebenaran, oleh karena

itu kegiatan meneliti sebagai wadah menuju kebenaran tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia. Mengapa manusia

mendambakan kebenaran ? Dalam banyak kajian filsafat

diterima bahwa jiwa manusia berasal dari Zat Yang Maha Benar,

oleh karena itulah dorongan untuk menemukan kebenaran selalu

ada dalam diri manusia.

Proses mencari kebenaran (baca : meneliti) bisa dilakukan

dalam banyak cara. Mulai dari bentuk yang sangat sederhana

seperti penemuan secara kebetulan, trial and error (coba-coba)

sampai pada sebuah cara yang sangat rumit, sistematis dan

memiliki prosedur yang ketat. Cara yang terakhir ini

1

Page 2: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

dipergunakan untuk mencari sebuah kebenaran yang teruji dan

terukur, yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan. Metode

yang dipergunakan untuk menemukan kebenaran ilmu biasa

disebut dengan metode ilmiah.

Perkembangan rasa ingin tahu manusia

Rasa ingin tahu manusia berkembang terus dari zaman ke

zaman seiring dengan berkembangnya peradabatan manusia

tersebut. Setidaknya ada tiga tahap perkembangan rasa ingin

tahu manusia, yakni :

1. tahap mistis

Pada tahap ini manusia merasakan dirinya terkepung oleh

kekuatan-kekuatan gaib di sektiranya. Mereka belum tahu seluk

beluk dan rahasia susunan dan kekuatan alam yang

mengitarinya, sehingga mereka takut, cemas dan selalu merasa

terancam oleh alam di sekitarnya. Mereka tidak mengetahui

penyebab terjadinya banjir, hujan, petir, penyakit menular dan

fenomena alam lainnya.

Untuk mengendalikan fenomena tersebut mereka merayu

dan membujuk alam yang mereka anggap dominant itu melalui

pemujaan, sesajen dan berbagai ritual atau penghormatan.

2. tahap ontologis

2

Page 3: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Pada tahap ini manusia tidak lagi merasa dirinya terkepung

atau terancam oleh kekuatan-kekuatan gaib, justru mulai

mengenal dan menelaah gejala-gejala alam, melihat hubungan

sebab akibat antara satu fenomena alam dengan fenomena

lainnya. Pada tahap ini mereka sudah memahami secara rasional

sebab-sebab terjadinya suatu fenomena alam.

3. tahap fungsional

Manusia telah mampu memanfaatkan dan memfungsikan

potensi alam untuk kepentingan kehidupan mereka sehari-hari.

Kekuatan air dimanfaatkan untuk mengairi sawah bahkan sampai

menghasilkan energi listrik.

Kegiatan mencari tahu melalui penelitian yang sistematis

mulai berkembang pada tahap ontologis. Pada tahap ini manusia

sudah melakukan kajian-kajian dengan mempergunakan

kekuatan akal budinya, dan melepaskan diri dari kekuatan-

kekuatan mistis yang dianggap mengekang dirinya.

Cara Menemukan Kebenaran

Dalam usaha manusia mencari dan menemukan

kebenaran, ditempuh sejumlah cara, antara lain :

1. Penemuan secara kebetulan

Karakter utama dari cara ini adalah penemuan tentang

kebenaran datangnya tidak dapat diperhitungkan terlebih

3

Page 4: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

dahulu. Keadaannya tidak pasti, tanpa ada suatu proses atau

cara kerja yang sistematis dan terukur dan tidak selalu memberi

gambaran kebenaran.

2. Trial and Error

Cara ini sudah mempergunakan usaha percobaan untuk

menemukan sebuah kebenaran, akan tetapi percobaan tersebut

tidak dilandasi oleh suatu cara berpikir atau proses yang

dipersiapkan secara sistematis. Dengan demikian hasil dari

percobaan tersebut tidak bisa diperhitungkan sebelumnya.

Percobaan dilakukan terus sampai sebuah kebenaran ditemukan.

Artinya jika suatu percobaan gagal, maka percobaan lain tetap

terus dijalankan dengan mempelajari kegagalan pertama,

demikian seterusnya sampai kebenaran ditemukan.

Karakter dominant dari metode ini adalah sama dengan

penemuan secara kebetulan yaitu datangnya kebenaran tidak

dapat diperhitungkan sebelumnya. Hanya saja cara ini sedikit

lebih maju, meskipun kebenaran sebagai hasil akhir diharapkan

dengan sikap untung-untungan.

3. Otoritas/ Kewibawaan

Cara menerima kebenaran melalui cara ini tidak

membutuhkan upaya yang kritis. Sebuah kebenaran diterima

begitu saja karena dikeluarkan oleh seseorang atau lembaga

4

Page 5: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

yang memiliki kekuasaan atau otoritas atau kewibawan atas

sesuatu. Orang lain yang berada di luar kekuasaan, otoritas atau

kewibaan tersebut hanya menerima kebenaran yang dianggap

benar oleh otoritas tersebut.

4. Pemecahan secara spekulasi

Cara ini merupakan bentuk lebih maju dari trial and error.

Dalam pemecahan spekulasi orang yang mencari kebenaran

melalui cara ini sudah memiliki sejumlah asumsi tentang cara

penyelesaian masalah yang dihadapi, akan tetapi tetap saja

orang tersebut tidak memiliki keyakinan atas pilihan-pilihan

penyelesaian yang mungkin lahir sebagai kebenaran. Pengujian

dilakukan spekulatif dengan harapan bahwa cara tersebutlah

yang diharapkan benar, jika ternyata tidak maka alternative lain

yang sudah disediakan/ dipikirkan sebelumnya dicoba dengan

harapan yang sama.

Perbedaannya dengan trial and error adalah cara

penyelesaian spekulatif sifatnya lebih sistematis, karena

sebelumnya sudah dipikirkan sejumlah alternative pemecahan

masalah. Sementara dalam trial and error tidak dipersiapkan

sebelumnya sejumlah alternative penyelesaian. Jika percobaan

salah dipikirkan kembali yang mungkin benar dan baru kemudian

dicoba.

5

Page 6: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

5. Berpikir kritis berdasarkan pengalaman

Dibandingkan dengan cara-cara sebelumnya, cara ini jauh

lebih maju. Cara ini sudah mempergunakan kemampuan berfikir

atas suatu logika tertentu. Misalnya dengan mempergunakan

logika silogysme si peneliti menyusun premis-premis umum dan

kemudian menyusun premis khusus yang diperoleh dari

pengalaman-pengalaman empiris. Kemudian berdasarkan

premis-premis tersebut ditarik sebuah kesimpulan untuk

menemukan kebenaran.

Cara ini merupakan cikal bakal metode ilmiah yang

sifatnya lebih kompleks, lebih sistematis dan lebih terukur. Cara

berpikir kritis berdasarkan pengalaman dapat dikatakan sebagai

metode ilmiah dalam bentuk yang sangat sederhana.

6. Metode Penelitian Ilmiah

Metode ilmiah merupakan cara tertinggi untuk

mendapatkan kebenaran dalam dunia keilmuan. Cara ini sangat

kompleks, tersusun secara sistematis, dilandasi oleh logika

tertentu, didukung oleh bukti-bukti empiris, bersifat objektif dan

penarikan kesimpulan dilakukan secara terukur atau terkontrol.

Metode ilmiah dengan demikian memadukan logika penalaran

deduktif dan induktif dalam suatu rangkaian kegiatan yang

tersusun secara sistematis.

6

Page 7: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Metode (Penelitian) Ilmiah

Dalam pengertian yang sederhana metode (penelitian)

ilmiah dapat dikatakan sebagai proses berfikir untuk mencari

atau menemukan kebenaran ilmu pengetahuan. Karakteristik

dominan dalam metode (penelitian) ilmiah adalah berdasarkan

pada fakta, bebas dari prasangka, analitis, menggunakan ukuran

objektif dan menggunakan tehnik kuantifikasi. Oleh karena itu

metode ilmiah selalu diasosiasikan dengan penelitian kuantitatif.

Proses kerja dari sebuah penelitian ilmiah selalu disebut

dengan istilah logica-hypotetica-verificative. Istilah ini

menggambarkan sequensitas atau urutan sistematis dari

serangkaian kegiatan. Paling tidak istilah ini menggambarkan

tiga urutan kegiatan yaitu penyusunan logika, penyusunan

hipotesis dan verifikasi data.

Logika dalam hal ini adalah sejumlah hasil penalaran atau

kebenaran yang sudah disusun atau ditemukan para peneliti

terdahulu yang dijadikan sebagai dasar analisis atau pisau

analisis terhadap data-data yang akan dikumpulkan kemudian.

Dalam praktek penelitian ada yang menamakan proses ini

sebagai studi pustaka, atau kajian pustaka, atau ada pula yang

menyebutnya sebagai landasan teoritis. Apapun nama yang

disebutkan pada dasarnya logico adalah penyusunan dasar-dasar

pengetahuan yang akan dipergunakan sebagai kerangka acuan

7

Page 8: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

dalam melakukan verifikasi atau analisis data empiris. Jika

dipandang dari segi ilmu, logico adalah sebuah kegiatan

penalaran deduktif, yakni sebuah logika penalaran yang bermula

dari kebenaran yang bersifat umum menuju kebenaran yang

bersifat khusus.

Hypotetica adalah penyusunan hipotesis atau jawaban

sementara atas permasalahan yang diajukan oleh si peneliti.

Hypotesis inilah yang akan diuji kebenarannya dan hasilnya

adalah kebenaran. Hipotesis yang diajukan setelah diuji bisa

diterima sebagai kesimpulan yang benar, sebaliknya bisa pula

ditolak sebagai jawaban yang benar.

Namun meskipun demikian, patut dipahami bahwa tidak

semua penelitian harus memiliki hypotesis (lebih lanjut akan

dibahas pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Hanya terhadap

penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk

menguji hubungan antar variable penelitianlah yang wajib

mencantumkan hipotesis. Sedangkan penelitian yang tidak

ditujukan untuk menguji teori atau hubungan antar variable tidak

wajib mencantumkan hipotesis.

Verifikatif adalah kegiatan untuk menguji kebenaran

landasan teoritis atau hubungan keterkaitan antar variable

berdasarkan pada data-data atau fakta empiris yang telah

dikumpulkan dalam sebuah kegiatan penelitian. Jika dilihat dari

perspektif ilmu, maka dapat dikatakan kegiatan verifikatif

8

Page 9: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

merupakan bentuk kegiatan penalaran atau logika induktif yakni

penarikan kesimpulan dari kebenaran yang bersifat khusus

menuju kebenaran yang lebih umum.

Berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa metode

ilmiah yang berpegang teguh pada proses logico-hypothetica-

verificative adalah perpaduan antara penalaran/ logika induktif

dan deduktif. Perpaduan kedua logika inilah menyebabkan

metode ilmiah dikatakan sebagai cara terbaik untuk menemukan

kebenaran dalam ilmu pengetahuan.

Jika diuraikan lebih rinci, maka proses logico-hypothetica-

verificative dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. perumusan masalah,

Permasalahan adalah pertanyaan mengenai objek empiris

yang memiliki batas yang jelas serta dapat diidentifikasi

faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

Untuk sebuah penelitian deskriftive dimana peneliti hanya

dituntut untuk menguraikan gejala-gejala yang terjadi dan

menganalisis gejala tersebut pertanyaan cukup sederhana

dan umumnya tidak sampai pada tingkat masalah (problem).

Oleh karenanya peneliti kurang dituntut untuk mencari atau

menemukan penyelesaian atas problem tersebut. Perumusan

masalah dalam hal ini umumnya didahulu dengan kata Tanya

apakah (what), berapa banyak (how many), siapa (who) atau

bagaimanakah (how).

9

Page 10: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Contoh : Apakah manfaat Perjanjian Damai antara RI dengan

Gerakan Aceh Merdeka bagi Negara Kesatuan RI ?

Berbeda dengan sebuah penelitian preskriftive analitis

dimana peneliti dituntut untuk menemukan sebuah

penyelesaian, jadi tidak sekedar menggambarkan gejala saja.

Dalam hal ini permasalahan yang dirumuskan berupa

problematika yang membutuhkan penyelesaian.

Permasalahan demikian biasanya dimulai dengan kata tanya

mengapa (why). Dengan kata tanya ini berarti dalam masalah

terdapat perbedaan antara keadaan ideal atau seharusnya

dengan kenyataan yang terjadi.

Contoh : Mengapa terjadi ketidak pastian hukum dalam

pengaturan perijinan penanaman modal di Indonesia ?

2. Studi pustaka untuk merumuskan kerangka berfikir dalam

pengujian hipotesis

Studi pustaka atau studi teoritis merupakan rangkaian

argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin

terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan

membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir ini

disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang

telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor-faktor

empiris yang relevan dengan permasalahan.

10

Page 11: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Dalam praktek, kegiatan studi pustaka dapat saja terjadi

bersamaan dengan perumusan permasalahan. Hal ini terjadi

misalnya karena peneliti sudah memiliki gambaran umum

permasalahan tetapi belum memiliki keyakinan yang pasti

tentang masalah yang akan dirumuskan, sehingga studi pustaka

akan sangat membantu perumusan masalah kearah yang lebih

tepat.

3. Perumusan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan yang materinya

merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang

dikembangkan dari hasil studi pustaka.

Perlu untuk ditekankan sekali lagi bahwa tidak semua

penelitian mutlak memerlukan hipotesis. Hipotesis wajib pada

penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan antar

variable penelitian atau pada penelitian preskriftive yang

bertujuan untuk merumuskan sebuah pemecahan masalah yang

teruji kebenarannya atas sebuah problematika yang sedang

terjadi.

4. Merumuskan model untuk menguji hipotesis

Kegiatan ini tentunya diperlukan bagi bentuk-bentuk

penelitian yang mutlak membutuhkan hipotesis. Sebelum

11

Page 12: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

hipotesis diuji haruslah terlebih dahulu disusun sebuah model

untuk menguji kebenran hipotesis. Salah satu model untuk uji

hipotesis misalnya dengan menggunakan metode uji statistic,

yang banyak dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial atau ekonomi.

Atau dalam ilmu pasti dengan menggunakan rumus atau formula

tertentu untuk menguji hipotesis.

5. Mengumpulkan data

Data sangat diperlukan untuk menguji hipotesis. Data

dapat dikumpulkan dengan menggunakan sejumlah metode

pengumpulan data tergantung pada jenis data yang akan

dikumpul serta metode penelitian yang akan dikumpulkan.

Misalnya dalam penelitian kuantitatif banyak dipergunakan

metode pengumpulan data melalui quesioner atau angket yang

diedarkan kepada responden penelitian. Dalam penelitian

kualitatif misalnya dipergunakan metode pengumpulan data

melalui wawancara mendalam (in-depth interview). Lebih lanjut

masalah ini akan dibahas pada pertemuan-pertemuan

berikutnya.

6. Menyusun, menganalisis atau mengiterpretasi data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut disusun

secara sistematis untuk memudahkan proses analisis data.

Penyusunan data dapat dilakukan dengan menggunakan table,

12

Page 13: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

diagram, atau dengan menggunakan bantuan computer. Setelah

data tersaji dan dianalisis kemudian data tersebut

diinterpretasikan oleh Peneliti.

7. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis

yang diajukan diterima atau ditolak. Sekiranya dalam pengujian

terdapat cukup fakta yang mendukung hipotesis maka hipotesis

diterima. Sebaliknya apabila dalam pengujian ternyata banyak

fakta yang tidak mendukung hipotesis maka hipotesis tersebut

ditolak. Hipotesis yang diterima inilah kemudian diterima sebagai

sebuah kebenaran dalam perspektif ilmu pengetahuan. Dengan

demikian dalam sebuah penelitian ilmiah antara permasalahan,

hipotesis dan kesimpulan wajib konsisten satu dengan yang lain.

Kedudukan Penelitian Ilmiah dalam Struktur Ilmu

Pengetahuan

Dalam kajian filsafat ilmu pengetahuan, diterima secara

umum bahwa tubuh ilmu pengetahuan terbagi dalam tiga pilar

utama, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi

adalah sebuah bidang kajian yang mempelajari tentang hakekat

yang dikaji oleh sebuah ilmu pengetahuan atau cabang ilmu

pengetahuan. Singkatnya apa saja yang dipelajari dalam satu

13

Page 14: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

ilmu pengetahuan tertentu merupakan kajian ontologis atas ilmu

pengetahuan tersebut. Berdasarkan kajian inilah kita bisa

memahami bahwa ilmu hukum dalam arti yang sederhana

mengkaji kaidah-kaidah hukum yang mengatur kehidupan

masyarakat agar kehidupan tersebut tertata sedemikian rupa

sehingga tercipta kehidupan yang aman, tertib dan moderen.

Epistemologi adalah sebuah kajian mengenai cara sebuah

pengetahuan mencari atau mendapatkan kebenaran. Bidang

kajian inilah yang memiliki hubungan keterkaitan langsung

dengan metode penelitian. Sebuah ilmu pengetahuan harus

memiliki cara tertentu untuk menemukan kebenaran. Dengan

demikian metode penelitian adalah syarat wajib bagi sebuah

ilmu pengetahuan. Oleh karena setiap ilmu pengetahuan

memiliki karakter tertentu yang membedakannya dengan ilmu

pengetahuan lain, maka adalah hal yang wajar jika setiap ilmu

pengetahuan memiliki metode penelitian yang berbeda.

Perbedaan ini bisa disebabkan misalnya oleh karena perbedaan

objek kajian. Ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia, dan lain-lain)

yang focus kajiannya adalah gejala-gejala alam tentu sangat

berbeda metode penelitiannya dengan ilmu-ilmu sosial yang

focus pada gejala-gejala sosial. Berbeda pula dengan ilmu

kemanusiaan (humaniora) seperti ilmu hukum yang fokus

kajiannya lebih kepada gejala-gejala kemanusiaan yang

terimplementasi melalui norma-norma hukum.

14

Page 15: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Aksiologi adalah cabang pengetahuan yang memberikan

kajian tentang sisi manfaat sebuah ilmu. Dengan kata lain

manfaat apa yang bisa diberikan oleh suatu cabang ilmu

pengetahuan dan metodenya bagi kehidupan manusia adalah

koridor bagi aksiologi ilmu pengetahuan. Sebuah cabang ilmu

pengetahuan belumlah dapat dikatakan sebagai ilmu jika ilmu

tersebut tidak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Jika diperhatikan uraian tersebut, jelaslah bahwa metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

ilmu pengetahuan. Ketiadaan sebuah metode untuk menemukan

kebenaran menyebabkan cacatnya status sebuah cabang ilmu

untuk bisa dikatakan sebagai ilmu. Dengan demikian jika orang-

orang hukum mengakui bahwa hukum adalah salah satu cabang

ilmu pengetahuan, maka sudah pasti mereka harus mampu

menguasai metode penelitian yang diterima dalam ilmu

pengetahuan tersebut. Tidak salah jika dikatakan bahwa

kedudukan gelar Sarjana Hukum adalah cacat untuk diemban

jika yang bersangkutan sendiri tidak memahami metode

penelitian yang diterima dalam ilmu hukum.

Hubungan antara Penelitian, Ilmu dan Kebenaran

Telah disinggung sebelumnya bahwa penelitian tak lain

adalah sebuah proses yang komprehensif dan sistematis untuk

menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan. Dalam kerangka yang

15

Page 16: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

lebih luas, ilmu bukan merupakan hasil akhir. Ilmu pengetahuan

justru adalah sebuah proses untuk menghasilkan suatu hasil

akhir yang disebut dengan “kebenaran”. Jadi, hasil akhir yang

ingin dicapai oleh sebuah metode penelitian adalah kebenaran.

Kebenaran yang dihasilkan dari sebuah metode penelitian

yang absah adalah sebuah kebenaran ilmu yang teruji dan

terukur. Namun meskipun demikian, dalam perspektif ilmu

pengetahuan diterima secara umum bahwa makna dari

kebenaran tersebut tidak bersifat mutlak tetapi relative.

Kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dengan

demikian adalah kebenaran relative atau umum disebut dengan

kebenaran yang “mendekati kebenaran”. Oleh karena itu tidak

tertutup kemungkinan sebuah kebenaran diuji kembali dengan

menggunakan metode penelitian yang sudah ada. Dalam siklus

ini kebenaran adalah feed back atau umpan balik untuk

menemukan kebenaran lainnya. Secara sederhana siklus ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1Hubungan Penelitian, Ilmu dan Kebenaran

16

KEBENARAN

Page 17: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

Kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan bersifat

tidak absolute. Pada dasarnya kebenaran ilmu pengetahuan

adalah hasil kesepakatan masyarakat ilmu pengetahuan itu

sendiri dalam suatu masa tertentu. Dengan demikian kebenaran

ilmu pengetahuan dapat ditumbangkan oleh hasil penelitian

ilmiah lebih lanjut yang didukung oleh fakta-fakta empiris dapat

membuktikan sebaliknya. Disinilah pentingnya kegiatan

penelitian. Apabila kegiatan penelitian berhenti maka

konsekuensinya kebenaran yang tidak absolute tersebut makin

lama semakin kabur maknanya atau sebaliknya kebenaran

tersebut pada suatu saat tertentu ternyata sudah tidak valid

tanpa disadari oleh komunitas ilmu pengetahuan.

Bagaimanakah makna kebenaran ?. Dalam filsafat ilmu

kebenaran tidak diterima dengan satu cara. Setidaknya ada tiga

cara orang menerima sesuatu itu benar, yakni :

1. kebenaran berdasarkan teori koherensi

Dalam hal ini suatu pernyataan dikatakan benar apabila

pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan-

17

PENELITIAN ILMU

Page 18: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

pernyataan benar yang sudah ditemukan sebelumnya. Dalam

praktek penelitian hal ini tercermin dari penyusunan kerangka

berfikir atau landasan teoritis atau studi pustaka. Studi pustaka

adalah kumpulan argumentasi teoritis yang dikemukakan

sejumlah ahli terdahulu yang sudah diuji kebenarannya dan

selanjutnya dijadikan sebagai kerangka analisis penelitian yang

dilakukan saat itu.

Sebuah hasil penelitian berdasarkan kerangka berfikir

koheren dapat diterima jika argumentasi teoritis yang

dipergunakan sebagai dasar analisis adalah argumentasi yang

benar dan relevan dengan objek penelitian. Kesalahan dalam

memilih landasan teoritis menyebabkan jawaban permasalahan

dipandang tidak tepat. Atau lazim didengar bahwa penelitian

yang demikian adalah penelitian yang mengambang karena tidak

jelas dasar berpijaknya secara teoritis.

Logika penalaran yang dipergunakan dalam teori

kebenaran koheren adalah logika deduktif, dimana proses

penalaran dimulai dari sebuah kebenaran umum menuju

kebenaran yang lebih khusus. Logika ini banyak dipergunakan

dalam penelitian-penelitian ilmu pasti seperti ilmu matematika.

Dimana dasar berfikir dilandaskan pada rumus-rumus umum

yang sudah ada ditemukan oleh pakar-pakar terdahulu dan

sudah diterima kebenarannya.

18

Page 19: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

2. Kebenaran berdasarkan teori korespondensi

Dalam teori ini suatu pernyataan dikatakan benar apalagi

isi pernyataan tersebut berkoresponden dengan objek factual

yang terkandung pernyataan tersebut. Dengan bahasa yang

sederhana sebuah pernyataan baru dianggap benar apabila

didukung oleh fakta-fakta empiris (kenyataan). Misalnya

pernyataan bahwa saat ini hujan dipandang benar jika secara

kenyataan bahwa hujan memang sudah turun. Jika hari

mendung, awan hitam disertai angin yang bertiup kencang

belum dianggap fakta yang mendukung kebenaran pernyataan

tersebut. Fakta empiris turunnya hujan adalah satu-satunya fakta

yang berkoresponden dengan pernyataan tadi.

Logika penalaran yang dipergunakan dalam teori

kebenaran ini adalah logika indukti, dimana kebenaran dimulai

dari satu atau beberapa kebenaran yang bersifat khusus untuk

kemudian merumuskan sebuah pernyataan benar yang bersifat

umum. Jadi, logika induktif menarik kesimpulan melalui proses

generalisasi fakta-fakta empiris.

3. Kebenaran berdasarkan teori kebenaran pragmatis

Dalam teori ini sesuatu dipandang benar jika pernyataan

tersebut mempunyai manfaat praktis yang dapat diterapkan atau

dipergunakan manusia. Fokus kebenaran adalah manfaat praktis

dari suatu temuan penelitian, tanpa terlalu mempersoalkan

19

Page 20: MATERI - I - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewHanya terhadap penelitian yang menguji kebenaran suatu teori atau untuk menguji hubungan antar variable penelitianlah

Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum

landasan teoritis ataupun korespondensinya dengan fakta-fakta

empiris.

Uraian-uraian diatas dapat membantu menyadarkan kita

bahwa kebenaran yang dihasilkan pemikiran manusia tidak

bersifat absolute, karena cara pandang yang berbeda dalam

menerima kebenaran bisa menyebabkan suatu pernyataan

dipandang benar oleh sekelompok oranng, akan tetapi

dipandang sebaliknya oleh kelompok lain. Inilah hakikat dasar

kebenaran yang bisa dicapai oleh pemikiran manusia.

Ilmu pengetahuan melalui metode penelitian ilmiah

mencoba mempertinggi tingkat kebenaran yang tidak absolute

tersebut dengan memadukan logika deduktif dan logika induktif.

Sebuah penelitian ilmiah terlebih dahulu disusun berdasarkan

kerangka penalaran deduktif dengan merumuskan landasaran

teoritis (kajian pustaka, landasan teori), kemudian

mengumpulkan fakta-fakta empiris yang mendukung landasan

teoritis tersebut. Data empiris kemudian diverifikasi dengan

menjadikan landasan teoritis/ kajian pustaka sebagai kerangka

acuan. Dalam tahap ini logika yang dipergunakan adalah logika

induktif. Sehingga diharapkan kebenaran penelitian ilmiah dapat

diterima berdasarkan sudut pandang teori kebenaran koheren

maupun koresponden.

20