materi drainase tugas besar
TRANSCRIPT
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
1.1 Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainage mempunyai arti, mengalirkan, menguras,
membuang atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis pengeringan tanah maupun kota yang ditujukan untuk
keamanan konstruksi bangunan, pertanian dan kesehatan lingkungan. Drainase dimaksudkan
untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air
irigasi dari atau suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase
dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas. Jadi drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah .
1.2 Sistem Jaringan Drainase
Secara umum sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
dapat berfungsi untuk mengurangi/dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
1.3 Jenis Saluran Drainase
Jenis saluran drainase berupa :
Alamiah (Natural) :
a) Air mengalir di atas tanah (run off) masuk ke selokan-selokan dan dibuang ke sungai.
b) Air hujan masuk ke dalam tanah (infiltrasi) pada tanah yang daya resapnya baik. Tanah
lempung murni (clay) sulit ditembus air.
Drainase alamiah tidak memerlukan bangunan-bangunan, selokan dan lain-lain, sehingga
biayanya murah.
Buatan (Artificial) :
Memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan-selokan pasangan batu/beton, pipa-
pipa, pompa air dan lain-lain sebagainya, sehingga biayanya mahal.
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
1.4 Permasalahan Drainase
Akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat,
urbanisasi baik musiman maupun permanen. Pertambahan penduduk tidak diimbangi dengan
penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan
perkotaan menjadi acak-acakan (semraut). Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang
menyebabkan persoalan drainase di perkotaan.
Siklus Hidrologi
Air hujan yang jatuh kebumi sebagian akan mengalir sebagai ”run off” diatas permukaan tanah
dan jalan-jalan men uju ketempat-tempat yang lebih rendah, masuk kesungai, akhirnya ke laut.
Sebagaian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah, sebagaian diserap tanam-
tanaman (intersepsi) sedangkan sebagian kecil menguap (evaporasi dan transpirasi).
Secara keseluruhan jumlah air diplanet bumi adalah tetap dari masa ke masa. Air dibumi
mengalami suatu siklus melalaui serangkaian peristiwa yang berlangsung secara terus menerus.
Serangkaian peristiwa tersebut sdisebut siklus hidrologi (hidrology cycle)
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Air menguap dari permukaan samudera akibat energi panas matahari. Laju dan jumlah
penguapan bervariasi, terbesar terjadi di dejat equator, dimana radiasi matahari lebih kuat. Uap air
adalah murni, karena pada waktu dibawa naik ke atmosfir kandungan garam ditinggalkan. Uap air
yang dihasilkan dibawa udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut
mengalami kondensasi dan membentuk butir-butir air yang akan jatuh kembali sebagai presipitasi
berupa hujan dan atau salju. Presipitasi ada yang jatuh di samudera, di darat dan sebagian langsung
menguap kembali sebelum mencapi permukaan bumi.
Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan beberapa cara.
Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai es atau salju, atau genangan air, yang
dikenal dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan atau lelehan salju akan mengalir ke saluran
atau sungai. Hal ini disebuat aliran limpasan permukaan. Jika permukaan tanah porous, maka
sebagian air akan meresap ke dalam tanah melalui peristiwa yang disebut infiltrasi. Sebagian lagi akan
kembali ke atmosfir melalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman (evapotranspirasi).
Di bawah permukaan tanah, pori-pori berisi air dan udara. Daerah ini dikenal sebagai zona
kapiler (vadoze zone), atau zona aerasi. Air yang tgersimpan di zona ini`disebut kelengasan tanah (soil
moisture), atau air kapiler. Pada kondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler,
proses ini disebut interflow. Uap air dalam zona kapiler dapat juga kembali ke permukaan tanah,
kemudian menguap.
Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berrasal dari aliran permukaan atau dari air
tanah yang merembes di dasar sungai. Konstribusi air tanah pada aliran sungau disebut aliran dasar
(baseflow), sementara total aliran disebut debit (runoff). Air yang tersimpan di waduk, danau, dan
sungai disebut air permukaan (surface water).
Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase, komponen dalam siklus hidrologi yang
terpenting adalah aliran permukaan. Oleh karena itu , komponen inilah yang ditangani secara baik
untuk menghindari berbagi bencana, khususnya bencana banjir.
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Karakteristik Hujan
Presipitasi adalah isitilah umum untuk menyatakan uap air yang mengkondensasi dan jatuh
dari atmosfir ke bumi dalam segala bentunya dalam rangkaian siklus hidrologi. Jika air yang jatuh
berbentuk cair disebut hujan (rainfall) dan jika padat disebut salju (snow).
Hujan merupakan faktor terpenting dalam analisis hidrologi. Intensitas hujan yang tinggi pada
suatu kawasan hunian yang kecil dapat mengakibatkan genangan pada jalan-jalan, tempat parkir, dan
tempat-tempat lainnya karena fasilitas drainase tidak didesain untuk mengalirkan iar akibat intensitas
hujan yang tinggi. Hujan lebat juga dapat mengakibatkan kerusakan tanaman. Sebaliknya, tidak ada
hujan untuk jangka waktu yang lama dapat berakibat mengecilnya aliran siungai dan turunnya air
waduk dan danau. Pendek kata, hujan dengan kejadian ekstrim, baik ekstrim tinggi maupun ekstrim
rendah, dapat menimbulkan bencana bagi mahluk di bumi.
Kejadian hujan dapat dipisahkan menjadi dua grup, yaitu hujan aktual dan hujan rencana.
Kejadian hujan aktual adalah rangkaian data pengukuran di stasiun hujan selama periode tertentu.
Hujan rencana adalah hyetograph hujan yang mempunyai karakteristik terpilih. Hujan rencana bukan
kejdian hujan yang diukur secara aktual dan kenyataannya, hujan yang identik dengan hujan rencana
tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi. Namun demikian, kebanyakan hujan rencana mempunyai
karakteristik secara umum sama dengan karakteristik hujan yang terjadi pada masa lalu. Dengan
demikian, menggambarkan karakteristik umum kejadian hujan yang diharapkan terjadi pada masa
mendatang.
Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi meliputi :
Intensitas i, adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu, misalnya mm/menit, mm/jam,
atau mm/hari.
Lama waktu (durasi) t, adalah panjang waktu dimana hujan turun dalam menit atau jam.
Tinggi hujan d, adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama durasi hujan, dan
dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm.
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala ulang (return
period) T, misalnya sekali dalam 2 tahun.
Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan.
Hubungan antara intensitas, durasi dan tinggi hujan dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
d=∫0
t
dt≈∑0
t
i .Δt
Sedang intensitas rata-rata i dapat dirumuskan sebagai berikut :
i=dt
Analisis Hujan
Data hujan yang diperoleh dari penakar hujan merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu
temisekitar kawasan tersebut n/atau dpat atau titik saja (point rainfal) . Mengingat hujan sangat
bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum
dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang
diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam
dan/atau di sekitar kawasan tersebut
Ada tiga macam cara yang umum digunakan dalam menghitung hujan rata-rata kawasan : 1)
rata-rata aljabar, 2) poligon thiessen, dan 3) Isohyet.
a. Metode Rata-rata Aljabar
Tinggi rata – rata curah hujan didapatkan dengan mengambil rata – rata hitung (arithmetic
mean) pengukuran hujan di pos – pos penakar hujan di dalam areal tersebut. Jadi
d=d1+d2+d3+.. .+dn
n=∑i=1
n d in
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
dengan : d = Tinggi curah hujan rata – rata
d1, d2…dn = Tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, … n
n = Banyaknya pos penakar.
b. Poligon Thiessen
Cara ini berdasarkan rata – rata timbang (weight average). Masing – masing penakar
mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis – garis sumbu tegak lurus
terhadap garis penghubung diantara dua buah pos penakar (lihat gambar 2.2)
2
A2 3
1
A1 A3
4
A5 A4 A7
A6
5 6 7
Gambar 2.2 Mengukur tinggi curah hujan dengan cara polygon Thiessen
d=A1 d1+A2d2+A3d3+.. . .. .. .+An dn
n=∑i=1
n A id iA
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Jika
A iA
=pi merupakan persentase luas pada pos i yang jumlahnya untuk seluruh luas adalah
100%, maka :
d=∑i=1
n
p id i
dengan A = Luas areal
d = Tinggi curah hujan rata – rata areal
d1, d2, d3…dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,…, n
A1, A2, A3..., An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2,3,…, n
∑i=1
n
pi = Jumlah persentase luas = 100%
c). Cara Isohyet
Dengan cara ini, kita harus menggambarkan dulu kontur tinggi hujan yang sama (isohyet), seperti
terlihat pada gambar 2.3
10mm A3 57mm
A1 20mm 45mm A5 A6
A2 A4 42mm
36mm 51mm
do = d1 = d2 = d3 = 10mm 20mm 30mm 40mm
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Gambar 2.3 Gambar kontur tinggi hujan
Kemudian luas bagian diantara isohyet – isohyet yang berdekatan diukur, dan nilai rata –
ratanya dihitung sebagai nilai rata – rata timbang nilai kontur, sebagai berikut :
d=
d0+d1
2A1+
d1+d2
2A2+. .. .+
dn−1+dn2
An
A1+A2+. .. .+An=∑i=1
n
d i−1+d i
2A i
dengan A = A1 + A2 +A3 + …. + An = Luas areal total
d = Tinggi curah hujan rata – rata areal
d0 , d1 ,. .. . , dn = Curah hujan pada isohyet 0, 1, 2, …, n
A1 , A2 ,. .. . , An = Luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet –
isohyet yang bersangkutan.
Analisis Frekuensi dan Probabilitas
Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah berkaitan peristiwa – peristiwa ekstrim yang
berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan.
Frekuensi hujan adalah kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya,
kala ulang (return period) adalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu akan
disamai atau dilampaui. Dalam hal ini tidak terkandung pengertian bahwa kejadian tersebut akan
berulang secara teratur setiap kala ulang tersebut.
Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan, baik yang
manual maupun yang otomatis. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan dating. Dengan anggapan
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan dating masih sama dengan sifat statistik kejadian masa
lalu.
Terdapat dua macam seri data yang dipergunakan dalam analisis frekuensi, yaitu :
a). Data maksimum tahunan : tiap tahun diambil satu besaran maksimum yang dianggap
berpengaruh pada analisis selanjutnya. Seri data seperti ini dikenal dengan seri data maksimum
(maximum annual series). Jumlah data dalam seri akan sama dengan panjang data yang tersedia.
Dalam cara ini, besaran data maksimum kedua dalam suatu tahun yang mungkin lebih besar dari
besaran data maksimum dalam tahun yang lain tidak diperhitungkan pengaruhnya dalam analisis,
karena dianggap kurang realistis. Apalagi perhitungan permulaan tahun hidrologi ada yang berdasar
musim dan ada pula yang mengikuti kalender masehi.
0 Tahun Hidrologi
Tahun Kalender
Puncak banjir tahunan (tahun hodrologi)
Puncak banjir sekunder yang lebih besar dari puncak tahunan.
Gambar 2.4 Kejadian – kejadian banjir seri durasi parsial dan durasi tahunan
b). Seri parsial : dengan menetapkan suatu besaran tertentu sebagai batas bawah, selanjutnya
semua besaran dan data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan bagian seri
data untuk kemudian dianalisis seperti biasa.
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat jenis distribusi yang
banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah
a. Distribusi Normal.
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
b. Distribusi Log Normal
c. Distribusi Log-Person III, dan
d. Distribusi Gumbel.
dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi :
1). Rata – rata
X−=1n∑i=1
n
X i
2). Standar Deviasi.
S=[ 1n∑i−1
n
(X i−X−
)2 ]3). Koefisien Variasi
Cv=S
X−
4). Koefisien Kepencengan.
C s=n∑i=1
n
(X i−X−
)3
(n−1 )(n−2)S3
5). Koefisien Kurtosis.
Ck=n2∑i=1
n
(X i−X−
)4
(n−1 )(n−2 )(n−3 )S4
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
a). Distribusi Normal.
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss. Fungsi densitas peluang
normal (PDF = probability density function) yang paling dikenal adalah bentuk bell dan dikenal sebagai
distribusi normal. Dalam pemakaian praktis, untuk keperluan perhitungan dapat dibuat tabel,
sedangkan untuk perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T – tahunan dapat
dilihat pada rumus berikut :
XT=X−
+KT .S
dengan :
XT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan
X−
= Nilai rata – rata hitung variat.
S = Deviasi standar nilai variat.
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model
matematik distribusi peluang yang digunakan untuk dianalisis peluang.
. .Nilai faktor frekuensi frekuensi KT umumnya sudah tersedia dalam tabel untuk mempermudah
perhitungan, seperti ditunjukkan dalam tabel II.2 yang umum disebut sebagai tabel nilai variabel
reduksi (Variable reduced Gauss).
b). Distribusi Log Normal
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti distribusi
Log Normal.
Y T=Y−+KT .S
dengan :
Y T = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan
Y−
= Nilai rata – rata hitung variat.
S = Deviasi standar nilai variat.
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model
matematik distribusi peluang yang digunakan untuk dianalisis peluang.
c). Distribusi Log-Person III
Salah satu distribusi yang dikembangkan Person adalah Log-Person Type III (LP.III).
Berikut langkah – langkah penggunaan distribusi Log-Person Type III :
- Ubah data ke dalam bentuk logaritmis, X = log X
- Hitung harga rata – rata :
Log X
−=∑i=1
n
log X i
n
- Hitung harga simpangan baku :
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
s=[∑i=1
n
( log X i−log X−
)2
n−1 ]0,5
- Hitung koefisien kemencengan :
G=n∑i=1
n
( log X i−log X−
)3
( n−1 )(n−2 )s3
- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :
LogXT=log X−
+K . s
dimana K adalah variabel standar (standardized variable) untuk X yang besarnya tergantung koefisien
kemencengan G. Tabel II.3 memperlihatkan harga K untuk berbagai nilai kemencengan G.
d), Distribusi Gumbel
Gumbel menggunakan harga ekstrim untuk menunjukkan bahwa dalam deret harga – harga
ekstrim X1, X2, X3, …, Xn mempunyai fungsi distribusi eksponensial ganda. Yang dapat dihitung dengan
rumus berikut :
XTr=b+1aY Tr
dengan :
a=SnS dan
b=X−
−Y n .S
Sn
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII
TUGAS BESAR “ PERENCANAAN DRAINASE & PENGENDALIAN BANJIR “
Nama : Rohandi S.AkubaNim : 5114 08 061
Yn = Reduced mean yang tergantung jumlah sampel / data n (tabel II.4)Sn = Reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah sample / data n (tabel
II.5)YTr =Reduced variate(tabel II.6)
Pemilihan jenis sebaran
1). Distribusi Normal
Cs≈0 Cs (kecil sekali, mis : Cs ± 0,1)
Ck≈3 S2 (jarang digunakan)
2). Distribusi Log Normal (2 Parameter).
Cs≈3Cv , atau
CsCv
≈3(Cs selalu +)
3). Distribusi Gumbel
Apabila Cs yang relatif tinggi.
Gumbel murni : Cs = 1.1396
Ck = 5.4
4). Distribusi Log-Person III
Yang tidak termasuk ketiga sebaran diatas.
Plotting pada kertas garis lengkung.
Memberikan garis lengkung.
Fakultas Teknik-UNG|2011 Hal :Jurusan Teknik Sipil S1|Semester VII