materi diskusi cl 1

17
Nama : Marina Rosyana NPM : 1206207956 Kelas : MP-1 1. Jelaskan mengenai Tinjauan Pustaka suatu proposal! a. Pengertian Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dapat diartikan sebagai peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (Review of related literature/literature review). “Pustaka” berarti karya- karya yang menjadi rujukan untuk memahami dan menyelidiki masalah penelitian. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan-tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalaha yang dihadapi-tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi. Tinjauan Pustaka merupakan suatu bab yang hampir selalu ditemukan dalam proposal penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam suatu penelitian, diperlukan suatu Tinjauan Kepustakaan yang kuat. Tinjauan Kepustakaan ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan Pustaka tidak hanya meninjau pustaka pada bagian permukaan saja, melainkan jauh masuk ke dalam. Hal itu diperlukan agar kita bisa melihat lebih banyak, bisa melakukan evaluasi dan sintesis dari isi pustaka yang kita gunakan. Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis) menganggap bahwa tinjauan

Upload: amelia-luthfiah

Post on 25-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tinjauna pustaka

TRANSCRIPT

Nama: Marina Rosyana NPM: 1206207956Kelas: MP-1

1. Jelaskan mengenai Tinjauan Pustaka suatu proposal!a. Pengertian Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka dapat diartikan sebagai peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (Review of related literature/literature review). Pustaka berarti karya-karya yang menjadi rujukan untuk memahami dan menyelidiki masalah penelitian. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan-tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalaha yang dihadapi-tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi. Tinjauan Pustaka merupakan suatu bab yang hampir selalu ditemukan dalam proposal penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam suatu penelitian, diperlukan suatu Tinjauan Kepustakaan yang kuat. Tinjauan Kepustakaan ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan Pustaka tidak hanya meninjau pustaka pada bagian permukaan saja, melainkan jauh masuk ke dalam. Hal itu diperlukan agar kita bisa melihat lebih banyak, bisa melakukan evaluasi dan sintesis dari isi pustaka yang kita gunakan.Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis) menganggap bahwa tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga ditulis asal ada saja atau hanya untuk sekadar membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya. Banyak tinjauan pustaka yang mirip dengan resensi buku (dibahas buku per buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka (hanya menyebutkan siapa penulisnya dan di putaka mana ditulis, tanpa membahas apa yang ditulis).Membuat Tinjauan Pustaka yang baik tidak lah mudah dan memerlukan ketrampilan dan usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa Tinjauan Pustaka bukan hanya sekadar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih daripada itu, kita harus melakukan evaluasi dan sintesis sehingga sebuah Tinjauan Pustaka yang kita hasilkan memiliki nilai akademik yang lebih tinggi.Sumber studi kepustakaan yang baik dalam penelitian harus mempertimbangkan aspek kemutakhiran dan relevansi serta bobot ilmiah. Aspek kemutakhiran berkaitan dengan penggunaan sumber bacaan yang up to date. Hal ini disebabkan karena sumber bacaan yang lama mempunyai kemungkinan kebenarannya telah terbantah atau direvisi oleh teori yang lrbih baru. Aspek relevansi berhubungan dengan keterkaitan sumber bacaan dengan masalah yang diteliti.b. Cakupan Tinjauan Pustaka Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditelitiHal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable variable yang akan diteliti. Disamping itu, tinjauan teori ini juga dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Oleh karena itu, Tinjauan Pustaka ini menjadi dasar dalam merumuskan Kerangka Teori yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengembangkan Kerangka Konsep penelitian. Tinjauan dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan ditelitiHal ini penting, selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga dapat untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga Originalitas penelitian).c. Kegunaan Tinjauan Pustaka Menurut Castetter dan Heisler, 1984 Mengkaji sejarah permasalahanSejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan, materi permasalahan (tinjauan dari waktu ke waktu, berkurang atau bertambah parah, apa penyebabnya). Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian. Perbedaannya dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada.Pengkajian kronologis atas penelitian-penelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat. Membantu pemilihan prosedur penelitianDalam merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelirian yang dihadapi. Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahanSalah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan. Mengkaji kelenihan dan kekurangan hasil penelitian terdahuluDi bagian awal disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap dan masih mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada. Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok yaitu kelompok pustaka utama (significant literature) dan kelompok pustaka penunjang (collateral literature). Menghindari dupikasi penelitianKegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat jelas maksudnya. Masalahnya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut. Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat meyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi). Menunjang perumusan permasalahanPengkajian pustak ayang meluas (tapi tajam), komprehensif dan bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian, yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya (justified).d. Menulis Tinjauan Pustaka Menentukan. Tema, topik, permasalahan, tujuan penelitian. Mencari hasil penelitian/kajian yang memiliki kesamaan tema dengan tema yang telah dipilih, baik yang berupa laporan penelitian, artikel, makalah, atau hasil penelitian yang telah disajikan dalam bentuk buku. Mengurutkan hasil-hasil penelitian atau kajian tersebut berdasarkan urutan waktu penelitian atau tahun penerbitan. Mengkaji masing-masing hasil penelitian/kajian berdasarkan urutan waktu untuk melihat alur perkembangan keilmuan. Membandingkan masing-masing hasil penelitian atau kajian dengan penelitian atau kajian yang akan dilakukan untuk menemukan persamaan dan perbedaannya. Menentukan kedudukan penelitian atau kajian yang akan dilakukan terhadap penelitian atau kajian lain yang telah dilakukan sebelumnya.e. Organisasi Tinjauan PustakaSeperti telah dijelaskan di atas, banyak dijumpai kelemahan dalam penulisan tinjauan pustaka dilihat dari cara menyusun atau mengorganisasi materinya. Organisasinya yang lemah ditunjukan oleh tidak adanya sistem (keterkaitan) yang jelas ditampilkan dalam tinjauan pustaka tersebut.Dalam hal organisasi tinjauan pustaka, Castetter dan Heisler (1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian tinjauan pustaka, yang meliputi: (1). pendahuluan, (2) pembahasan, dan (3) kesimpulan. Dalam bagian pendahuluan, biasanya ditunjukan peninjauan dan kriterian penetapan pustaka yang akan ditinjau (dapat diungkapkan dengan sederetann pertanyaan keinginantahu). Pada bagian pendahuluan ini pula dijelaskan tentang organisasi tinjauan pustaka, yaitu pengelompokan secara sistematis dengan menggunakan judul dan sub-judul pembahasan; umumnya, pengelompokan didasarkan pada topik; cara lain, berdasar perioda (waktu, kronologis).Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan kerincian yang sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan pada salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi tidak dirinci.Tinjauan Pustaka diakhiri dengan kesimpulan atau ringkasan yang menjelaskan tentang apa arti semua tinjauan pustaka tersebut (what does it all mean?). Secara rinci, kesimpulan atau ringkasan tersebut hendaknya memuat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini, tentang Status saat ini, mengenai pengetahuann yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti (apakah permasalahan sebenarnya telah tuntas terjawab?), Penelitian-penelitian terdahulu yang dengan permasalahan yang dihadapi (adakah sesuatu dan apakah yang dapat dimanfaatkan?), Kualitas penelitian-penelitian yang dikaji (mantap atau hanya dapat dipercayai sebagian saja?), Kedudukan dan peran penelitian yang diusulkan dalam konteks ilmu pengetahuan yang ada.2. Jelaskan mengenai kerangka teori dan kerangka konsep!a. Kerangka Teori Pengertian Kerangka TeoriTeoriadalah sekumpulan konstruk (construct), atau konsep (concept), definisi (definition), proposisi (proposition) yang menggambarkan fenomena secara sistimatis melalui penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena alam(Kerlinger dalam Indriantoro & Supomo, 2002:57). Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori: Elemen terdiri atas konstruk, konsep, definisi dan proposisi KonsepMengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena. Konsep merupakan abstraksi dari realitas yang tersusun dengan mengklasifikasikan fenomena (al. berupa obyek, kejadian, atribut atau proses). Misal: prestasi akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa. Konsep penelitian merupakan hasil dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain apakah kemampuan berkomunikasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. ConstructMerupakan konsep yang lebih abstrak. Merupakan fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. Contoh: kepuasan kerja, merupakan abstraksi dari fenomena psikologis seseorang terhadap pekerjaan yang dapat diamati berdasarkan persepsi yang bersangkutan terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan, al: tugas-tugas yang dikerjakan, atasan, rekan sekerja, kompensasi pekerjaan, promosi karir. Constructdigunakan secara sistimatis untuk penelitian ilmiah melalui dua cara. Mengoperasionalisasikanconstructke dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan dikur menjadi variabel penelitian. Menghubungkanconstructyang satu dengan construct yang lain menjadi suatu konstruksi teori. Misal, inovatif dan kreatif merupakan bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja ProposisiPernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara konsep-konsep yang ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian-kejadian yang memiliki karakteristik tertentu. Contoh: kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kinerja produk yang dirasakan oleh pelanggan dan harapan pelanggan terhadap produk tersebut (Kotler, 2000:58). Menyadari bahwa kepuasan yang tinggi akan mendorong meningkatnya loyalitas konsumen, maka banyak perusahaan bertujuan mencapai Total Customer Satisfac VariabelSegala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Proksi atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Jenis-jenis variabel Variabel Bebas (independent variable): variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain Variabel Terikat (dependent variable): variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Contoh: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan? Kualitas layanan adalah variabel bebas Loyalitas pelanggan adalah variabel terikat Variabel moderat : Variabel bebas ke dua yang sengaja dipilih untuk menentukan apakah munculnya variabel tersebut berpengaruh terhadap hubungan variabel bebas pertama dengan variabel terikat. Merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel terikatnya. Contoh: pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, peneliti memilih harga sebagai variabel moderat. Jika berubah maka keberadaan variabel moderat berpengaruh Variabel Kontrol : Variabel yang dikontrol peneliti untuk menetralisir pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Contoh: pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, variabel kontrolnya adalah tingkat pendidikan Variabel perantara(intervening variable):Faktor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampat variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang diamati. Elemen-elemen teori memberikan gambaran sistimatis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel. Tujuan teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam. Contoh: hubungan antara derajad orientasi pasar (informasi pelanggan, informasi pesaing, koordinasi lintas fungsi) dengan kinerja pemasaran (volume penjualan, pertumbuhan pangsa pasar) maka variabel perantaranya adalah tayangan iklanKerangka Teori Kerangka teoritis merupakan satu komponen penting dalam penelitian kuantitatif. Apa yang disebut dengan kerangka teoritis adalah penjelasan teoritis atas maslah empiris dalam rumusan masalah penelitian. Tentunya teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana suatu masalah harus relevan dengan konteks dan isi.Dalam paradigma kuantitatif atau positivis, penelitian membutuhkan teori yang cukup sebab prosedur penyelidikan (pengumpulan data) dan pemecahan masalah bergantung pada pernyataan teori dan metodologi. Teori adalah suatu set proposisi yang menyatakan secara logis saling hubungan antara dua atau lebih konsep (variabel) untuk tujuan menjelaskan suatu fenomena atau hubungan antara satu fenomena tertentu untuk menjelaskan atau bahkan memprediksi gejala-gejala tersebut (Kerlinger, 1994).Karakteristik teori menurut Creswell (1994) adalah: pertama, berisi konsep atau konstruk dan variabel; kedua, dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan hubungan yang secara umum dikenal sebagai proposisi; ketiga, secara sistematis menunjukkan pola, sifat, arah, dan bentuk hubungan antarkonsep atau variabel; dan keempat, bertujuan menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena sosial tertentu. Oleh karenanya dapat disimpulkan peran teori adalah memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian, membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian, dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai data atau fakta yang telah dikumpulkan, dan dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut. Teori juga dapat membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna. Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara baik. Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang menggunakan validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi operasional. Dari definisi operasional tersebut akan melahirkan indikator-indikator, dan dari indikator-indikator tersebut akan menghasilkan deskriptor-deskriptor, sampai pada akhirnya menghasilkan butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dipakai sebagai alat pengumpul data. Teori akan dapat membantu untuk mendudukkan secara tepat dan rasional mengenai fungsi-fungsi dalam melakukan sintesis dan mengintegrasikan gagasannya.Teori yang ditulis oleh peneliti untuk menjelaskan gejala atau hubungan antara gejala yang menadi perhatian dinamakan kerangka teoritis atau kerangka pemikiran teoritis (Hussey dan Hussey, 1997), perspektif teoritis (Creswell, 1994), review teoritis, rasional teoritis. Hussey dan Hussey, 1997).Theoritical framework(kerangka teoritis) secara umum mendiskusikan hubungan antarvariabel-variabel secara teori berdasarkan teori yang berlaku, riset sebelumnya, dan hal-hal logis lainnya sehingga membantu peneliti didalam menyusun hipotesis dan pengujian yang dilakukan.Untuk riset yang bersifat pengujian (konfirmasi) teori, teori digunakan untuk membangun hipotesis. Untuk kasus ini hipotesis dibangun berdasarkan teori penjelasan logis dan hasil-hasil riset sebelumnya dan akan diuji dengan fakta yang ada. Sementara apa yang disebut fakta menurut Kinney (1986) adalah keadaan atau kejadian-kejadian yang dapat diamati di dunia nyata (fenonema). Sebaliknya untuk riset yang akan membangun teori, hipotesis yang sudah diuji dan terbukti dan konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian hipotesis menjadi teori yang baru teori ini akan tetap bertahan sampai teori yang lain menggesernya. Pada dasarnya melalui tahaptheoritical framework(kerangka teoritis), hipotesis dikembangkan untuk menguji apakah teori yang diformulasi valid atau tidak. Oleh karena proses ini berhubungan dengan pengujian variabel yang ada dalam penelitian (Teori Konsep Dimensi Variabel Indikator).Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variabel). Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecendent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Kedua tipe variabel ini merupakan kategori variabel penelitian yang paling sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai kemampuan aplikasi yang luas. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis digambarkan dalam variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel independen.Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu diantaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe variabelvariabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu, variabel moderating dinamakan pula dengan variabelcontingency.Sementara itu variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Varibel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur langsung, tetapi melalui suatu dimensi atau indikator dari masing-masing variabel. Peranan Kerangka Teori Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian; Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian; Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta; Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut; Membantu dalam membangun ide-ide yg diperoleh dari hasil penelitian; Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka pemikiran; Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional; Membantu mendudukkan scr tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya Prosedur Penyusunan Kerangka Teori Melakukan kajian pustaka; Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yg satu dg yg lain; Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional;

a. Kerangka Konsep Pengertian Kerangka KonsepKerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep dan operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual.Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual, yaitu : Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang telah ada (cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep disesuaikan dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan. Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan, sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Tahap Penyusunan Kerangka KonsepKerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah : Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti), Mengembangkan pernyataan hubungan, Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi : Disesuaikan dengan pernyataan masalah. Penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.

Sumberhttps://frenndw.wordpress.com/tag/kerangka-teoritis/http://s3.amazonaws.com/ppt-download/babiitinjauan-pustaka-kerangka-teori-dan-kerangka-konsep-140203015942-phpapp02.pdf?response-content-disposition=attachment&Signature=Tv%2BARtOhh8u95thjynX9RV9P96w%3D&Expires=1392907782&AWSAccessKeyId=AKIAIW74DRRRQSO4NIKAhttp://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/03/bab-4-choe-_konsep-hipotesis_-_repaired_.pdfhttp://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-tinjauan-pustaka.pdf