materi buset(pantau)

Upload: m-naufal-fakhri

Post on 11-Jul-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

24 Mei 2010. Pemateri I : Budi Setyono (Busyet) Sekretaris Yayasan Pantau, pernah aktif di LPM Hayam Wuruk Hp: 08158316037 Telp: 62217221031 Email: [email protected] Blog: www.inibuset.blogspot.com Alamat: Yayasan Pantau Jalan Raya Kebayoran Lama No 18 CD Jakarta Selatan. 12220

Wartawan: Membaca dan Menulis (tak hanya membaca tapi mengamati agar pandai menulis

SESI I, Senin 24 Mei 2010

Objektifitas dan 9 Elemen JurnalismeJurnalisme hadir:= Menyediakan informasi yg dibutuhkan warga agar bisa mengatur hidupnya sendiri. = Memberi informasi pada public yang komplek untuk menemukan kebenaran seiring berjalannya waktu. = Makin demokratis warga, makin banyak berita yang didapat. Wartawan pada hakikatnya tak bisa meninggalkan unsur subjektifitas. Objektifitas hadir untuk mengimbangi kebenaran fakta. Objektivitas tak menyiratkan bahwa wartawan bebas dari bias. Justru sebaliknya.

Bentuk kebenaran: bisa dipraktikkan dan fungsional.

Bagaimana membuat suatu berita menuju ke kebenaran?4Wartawan perlu mengembangkan prosedur dan proses untuk sampai pada hal ini, kebenaran fungsional. Sama seperti dilakukan polisi, hakim, guru sejarah atau biologi, pengaturan pajak, pembuatan UU, dan lain-lain. Semuanya subjek untuk direvisi. Metode dan alatnya macam-macam. Agar kewajiban pertama itu terpenuhi, langkah berikutnya adalah wartawan harus memperjelas kepada siapa menujukan loyalitas pertama mereka. Untuk siapa wartawan bekerja?

isme omongan. Verifikasi mencari kebenaran sebenar-benarnya fakta. 4 Disiplin verifikasi mampu membuat wartawan menyaring desas-desus, gosip, ingatan keliru, manipulasi guna mendapatkan informasi yang akurat. Lima konsep Verifikasi menurut Kovach dan Rosenstiel: = Jangan menambah atau mengarang apa pun. (harus berdasarkan konfirmasi dan fakta lapangan) = Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar. (harus jujur dalam menulis, ingat tujuan jurnalisme) = Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda dalam melakukan reportase. (ungkapkan siapa kita kpd narasumber dngn jujur dan apa tujuan kita, sekalipun untuk investigasi, pakai style meliput, tapi tetap narasumber harus tau pada akhirnya. = Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri. (Jangan terlalu percaya pada hasil reportase orang lain, apalagi sekadar mencomot, percayalah pada hasil pengamatan anda!) = Bersikaplah rendah hati. (Jangan sombong, jadilah pendengar yang baik)

Elemen kedua: Loyalitas pada wargaBukan semata pada kepentingan bisnis/ iklan, politik dsb, melainkan pada warga! Di sinilah dikenal konsep pagar api (firewall) yang memisahkan kepentingan bisnis dengan kepentingan berita secara tegas. Sejarah menunjukkan bahwa rencana bisnis yang menempatkan audiens/ warga mendahului kepentingan politik dan keuntungan finansial jangka pendek adalah strategi keuangan jangka panjang terbaik. Metode apa yang dipakai wartawan untuk mendekati kebenaran dan bagaimana mereka menyampaikan metode ini kepada warga? Apa intisari dari jurnalisme?

Elemen Objektifitas:Coverbothside tak cukup mewakili kebenaran = Keberimbangan (tak sekedar berimbang dalam hal narasumber/tak sekadar mencari aman dalam menulis berita, melainkan berimbang pada fakta) = Klarifikasi (mengkonfirmasi kebenaran fakta, benar/tidak) = Verifikasi (penelusuran detail fakta/ isu) 4 Bukanlah wartawan yang dibayangkan untuk jadi objektif. Metodenya yang harus objektif. Kuncinya adalah disiplin dalam metode ini, bukan dalam tujuannya. 4 Kebenaran macam apa? (mengacu pada elemen pertama) 4 Kebenaran adalah prinsip pertama dan yang paling membingungkan, Secara alami jurnalisme bersifat reaktif dan praktis, ketimbang filosofis dan introspektif.

Metode Verifikasi Kovach dan Rosenstiel:= Penyuntingan secara skeptis. (Penyuntingan berita dilakukan baris per baris, per kata, per kalimat. Jangan ada salah ketikkecil tapi bisa fatal. Editor harus banyak mengajukan pertanyaan pada penulis soal liputannya = Memeriksa Akurasi (Informasi tidak kurang/tidak lebih, sumber2 harus jelas, nama lengkap, penulisan angka, waktu, dan Hindari sumber anonim. Fakta, data dikonfirmasi ke pihak2 terkait = Jangan berasumsi. (Jangan percaya pada sumber2 sekalipun resmi begitu saja. Wartawan harus mendekat pada sumber sedekat mungkin.

Elemen 3: Intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi.4 Disiplin verifikasi adalah ihwal yang memisahkan jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi, atau seni. Jurnalisme verifikasi juga membedakan dari jurnal-

Elemen ke 4: Wartawan harus independen.Jaga jarak dengan narasumber = Wartawan mesti independen dari kelas atau status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Solusinya merekrut lebih banyak orang dari kelas dan latar belakang yang beragam. = Bagaimana independen tanpa menjadi terisolasi dari masyarakat? Herald-Tribune di Sarasota, Florida, mengembangkan sebuah metode percobaan yang inventif. Setiap wartawan di media itu bekerja sebagai perwakilan pembaca selama satu minggu. = Konsep independensi adalah persoalan praktik bukannya teori. Pentingnya independensi kian jelas saat kita menyimak kewajiban khusus jurnalisme berikutnya, perannya sebagai anjing penjaga

7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan=Jurnalisme: mendongeng dengan sebuah tujuan menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan. = Menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat akan gagal sebagai strategi bisnis jurnalisme jangka panjang. Audiens semacam itu akan berpindah pada hal yang paling memikat berikutnya karena ia terbangun di atas tanah yang lembek sejak awal. = Ada tiga alasan, sederhana tapi tak terbantahkan: Anda akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain, strategi infotainment menghancurkan otoritas organisasi berita, Anda bermain menggunakan kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media Anda sendiri. Sejarah dalam waktu yang panjang telah mengisyaratkan bahwa organisasi yang lebih menggeluti informasi di ujung spektrum condong berjaya dibandingkan yang menggeluti ujung hiburan.

9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani merekaJurnalisme terbaik sering kali muncul ketika ia (wartawan) menentang manajemennya. (Bob Woodward) Harus ada budaya di redaksi yang memungkinkan seorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan terbuka. (Linda Foley, presiden Newspaper Guild) = Setiap individu reporter harus menetapkan kode etiknya sendiri, standarnya sendiri dan berdasarkan model itulah dia membangun karirnya, kata wartawan televisi Bill Kurtis dari A&E Network. = Seorang jurnalis haruslah mendengarkan hati nuraninya sendiri. Semua wartawan seyogyanya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggungjawab sosial. = Ruang redaksi mesti ada dialog, dengan begitu perlu ada keberagaman. Tujuan keberagaman tak hanya membentuk ruang redaksi yang mirip keragaman masyarakat, tapi juga ruang yang terbuka dan jujur sehingga keberagaman ini bisa berfungsi. Tujuan keberagaman adalah organisasi berita yang lebih akurat. Kuota etnik, gender, dan ras adalah sebuah cara untuk mendekatinya.

Elemen ke 5: Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas= Pers sebagai anjing penjaga, tak sekadar memantau pemerintahan, tapi semua lembaga yang kuat di masyarakat atas nama orang banyak untuk mencegah terjadinya tirani. = Tujuan peran anjing penjaga tak hanya menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi menjadikan akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Pers harus mengenali kapan lembaga kekuasaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak. = Perlunya mengembangkan liputan investigatif, yang menyingkap cara pandang baru sekaligus informasi baru tentang sebuah masalah. = Prinsip ini mensyaratkan ketrampilan khusus, temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus. Prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah yang penting, dan sebuah pers yang independen dari kepentingan apapun, kecuali buat warga.

8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional= Bagaimana media melihat banyak hal yang bisa dijadikan berita? = Jurnalisme adalah kartografi modern. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengarahkan persoalan masyarakat. Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan proporsionalitas. Konsep pembuat peta membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman dalam berita. = Agar berita tetap komprehensif dan proporsional, perlu riset pasar. Tapi riset macam apa?. Kita perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai hidup mereka. Ini memungkinkan redaktur memahami bagaimana merancang sebuat paket berita yang komprehensif dan proporsional.

10. Warga Punya Hak dan Tanggung Jawab terhadap BeritaJika kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, Warga juga harus ikut bertanggung jawab terhadap jurnalisme. = Warga harus menepikan prasangka, dan menilai kerja wartawan berdasarkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi. = Warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka dihadirkan. = Warga punya tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau mengirim email atau surat kepada redaktur.

6. Jurnalisme sebagai Forum PublikPenyedia berita menciptakan sejumlah saluran yang memungkinkan warga berinteraksi. Saluran ini bisa meliputi surat, email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini, membuat saran berita, dan ombudsman. Meliputi juga penampilan publik oleh anggota staf dalam acara pertemuan-pertemuan umum, diskusi panel, juga dialog media.

SESI II: Pukul.13.00-15.00

FEATURE danNARASIStruktur Penulisan:= Piramida terbalikMengacu pada munculnya realisme (bila seorang reporter menggali fakta dan meruntutkannya secara kronologis, kebenaran akan dengan sendirinya terungkap) akhir abad 19. Judul-lead-perangkai-tubuh berita 4 Memudahkan editor memotong tulisan dari bawah 4 Memungkinkan diketahui dengan cepat apakah berita itu layak dimuat atau tidak: editor cukup membaca leadnya saja.

Feature harus melihat konteks/objek kemenarikan berita/kebutuhan informasi. Kreatif dalam memilih angle. Bila berita biasa cukup straight News. Tugas liputan feature 1.

4dana diganti dengan uang 4Menjalani.dihilangkan. Langsung ke Profesi itu 4kata sambil, dihilangkan.

Syair Lagu ItuOleh Supendi Senja hari, Senin, 24 Mei, suasana jalan SeberutTaman Kota Pekanbaru Riau, tampak ramai. Lalu lalang pengunjung taman kota silih berganti memasuki area taman. Puluhan sepeda motor berjejer di pinggiran Jalan-tempat motor biasa diparkir. Madi Caniago (30), pria berkulit sawo matang itu sibuk mondar-mandir di area parkir. Sorot matanya menyapu setiap sudut parkiran. Sigap. Dia menyambut pengemudi sepeda motor yang datang dan pergi. Tangan kanannya sibuk mengarahkan pengemudi yang datang. Jarinya sesekali mengelus uang ribuan di tangan. Senyumnya mengembang saat pengemudi memberinya uang seribu rupiah sebagai tanda jasa. Madi, sore itu, tengah kena giliran menjaga parkir. Jatah sipnya setiap hari Senin, sedari pkl 07.00 hingga pukul 19.00. Semakin sore semakin ramai, ujarnya. Seharian menjaga parkir, dia bisa mengumpulkan dana hingga Rp100 ribu dari pengguna parkir. Uang sebesar itu, masih harus dibagi untuk jatah setor. Empat puluh ribu untuk Dinas Perhubungan Kota, dua puluh ribu untuk koordinator tim parkir. Sisanya, empat puluh ribu rupiah masuk ke koceknya. Menjalani profesi sebagai tukang parkir baru dia lakoni sejak Februari lalu, disamping profesi utamanyasebagai kenek angkutan kota di wilayah Kota Pekanbaru. Namun, profesi itu cukup membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Yang penting perut istri dan anak di rumah bisa terisi, ucapnya. Profesi tukang parkir, bukanlah angan Madi. Sejak kecil, dia memimpikan menjadi seorang pengusaha. Nasib rupanya berkata lain. Mana ada citacita jadi tukang parkir. Pengennya jadi pengusaha. Tapi gimana lagi, namanya juga nasib, ujar pria yang hanya tamatan sekolah dasar itu. Madi bersyukur dengan profesinya itu. Masih banyak orang yang lebih susah. Kuncinya, seperti syair lagu DMassive. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah, ucapnya sambil tersenyum.*

JURNALISME BARUDikembangkan oleh Tom Wolfe (wartawan Herald Tribune) Like A Novel! (Narasi seperti Novel). Contoh tulisan: Jimmy Breslin Its an Honour, Frank Sinatra Kena Salesma, Ngak Ngik Nguk. Dalam kata pengantarnya, Wolfe dan Johnson bilang bahwa genre ini berbeda dari reportase sehari-hari (jurnalisme konvensional). Dalam bertutur ia menggunakan: 4 Adegan demi adegan 4 Pencatatan dialog secara utuh (Dialog membuat tokoh-tokohnya hidup melalui ucapan-ucapannya) 4 Menggunakan sudut pandang orang ketiga (dia) 4 Penuh dengan detail

= FeatureFeature adalah tulisan yang disajikan sebagai karangan menarik. Lebih panjang dari berita biasa, bersifat kreatif terutama dalam memilih sudut pandang, terkadang subjektif yang memungkinkan penulisnya memasukkan emosi dan pikiran-pikirannya (tapi tetap bisa dipertanggung jawabkan/bisa diverifikasi kebenarannya), serta membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan. *Informatif tetapi menghibur. Ia bisa membuat pembaca terharu tetapi juga bisa tertawa. Ia awet sehingga tak lekas dipakai pembungkus kacang. *Feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita. Judul lead perangkai tubuh berita penutup Feature menekankan pada kreatifitas permainan judul: bisa berupa bunyi (ex: Ngak Ngik Nguk: Budi Setyono), suara, situasi. Judul tak mesti menyiratkan isi tulisan, feature tak seperti straight. Jangan terjebak soal label, apakah ini feature or bukan!

* Jurnalisme SastrawiDalam buku Literary Journalism, Norman Sims menulis pengantar berjudul The Art of Literary Journalism, menjelaskan terjadinya perluasan konsep. Indikasinya terlihat dengan unsur kedalaman reportase (immersion reporting), teknik-teknik naratif yang membebaskan pandangan si wartawan, dan peningkatan standar akurasi. Perbedaan perspektif, suara, dan pengalaman juga diangkat ke permukaan, dalam rincian yang mendalam. Beberapa pemikir jurnalisme mengembangkan temuan Wolfe. Ada yang pakai nama narrative reporting. Ada juga yang pakai nama passionate journalism. Pulitzer Prize menyebutnya explorative journalism. Genre ini (narasi) menukik sangat dalam, lebih dalam daripada apa yang disebut sebagai indepth reporting. 4 Ia bukan saja melaporkan seseorang melakukan apa. Tapi ia masuk ke dalam psikologi yang bersangkutan dan menerangkan mengapa ia melakukan hal itu. 4 Ada karakter. Drama. Babak. Adegan. Konflik. 4Laporannya panjang dan utuh tidak dipecah-pecah ke dalam beberapa laporan. 4 Wawancara bisa dilakukan den-

4Judul kurang konfrehensif 4Lalu lalang: Lalu-lalang 4Lalu-lalang dan silih berganti: makna sama, pilih salah Satu 4Puluhan vs berjejer: makna sama banyak. Puluhan dihilangkan. 4Mondar-mandir vs sibuk: sama makna, pilih salah Satu 4Sore itu, pengulangan. 4Kutipan semakin sore semakin ramai kurang kuat. 4tengah, sedang dihindari

Evaluasi:

gan puluhan, bahkan lebih sering ratusan, narasumber. 4Risetnya tidak main-main. 4Waktu bekerjanya bisa berbulan-bulan. 4Ceritanya juga kebanyakan tentang orang biasa. Bukan orang terkenal. Not the official view Narrative journalism merupakan bentuk cangkokan, hasil perkawinan silang antara ketrampilan penuturan cerita dengan kemampuan seorang jurnalis dalam membuat drama, dan kegiatan mengamati segala orang, tempat, dan kejadian, yang nyata di banyak tempat dunia, Robert Vare (wartawan yang pernah jadi redaktur majalah The New Yorker dan The Rolling Stones, serta mengajar kelas narasi di Harvard University). Menurut Robert Vare, ada 7 pertimbangan dalam menulis narasi: 1. Fakta. 2. Konflik. 3. Karakter. 4. Akses. 5. Emosi. 6. Perjalanan waktu. 7. Unsur kebaruan. = Roy Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, Florida, mengembangkan pedoman standar 5W 1H menjadi pendekatan baru yang naratif, sehingga pengisahan berita naratif jadi mirip kamera film dokumenter. Who menjadi karakter What menjadi plot When menjadi kronologi Why menjadi motif Where menjadi setting How menjadi narasi Bagaimana Narasi berkembang? Mark Kramer memberikan masukan. Di ruang redaksi suratkabar, berkembangnya narasi biasanya dimulai dengan halhal sebagai berikut: 4 Pada tema apa dan teknik bagaimana naratif digunakan? 4 Proses reportasenya bagaimana? 4 Siapa yang akan menuliskan dan siapa mengeditnya?

Menulis

SELASA, 25 Mei 2010

DESKRIPSI

D

eskripsi menimbulkan realitas kesadaran bagi pembaca, membuat pembaca bertindak sebagai partisan dalam suatu cerita melalui inderawinya. Kata sifat tak semua bisa dideskripsikan. Ex: cantik. Kata sifat bisa dideskripsikan tanpa memakai kata melainkan ditulis maknanya: Marah: memukul meja, matanya melotot. =Deskripsi bermula dari benak penulis tapi harus berakhir di benak pembaca. =Dimulai dari visualisasi apa yang Anda ingin dialami pembaca dan diakhiri saat Anda menerjemahkan apa yang Anda lihat dalam benak ke dalam bentuk katakata. =Deskripsi yang sedikit membuat pembaca kabur dan bingung. Deskripsi yang berlebihan membuat pembaca terkubur dalam detail dan bayangan. =Hindari menjelaskan karakteristik tokoh-tokohnya dan pakaian mereka. Biarkan pembaca membayangkan sendiri. =Tempat kejadian dan bagaimana kejadian itu berlangsung lebih penting bagi indera pembaca untuk benar-benar berada di dalam cerita. =Hindari penggunaan tamsil, metafora, dan ungkapan yang klise. Contoh: gadis itu secantik rembulan, dia melawan laksana harimau, dll.

Teknik

Menulis

Deskripsi(Bagaimana mengikat pembaca) 4Buat outline tulisan 4Buat struktur 4Buka pandangan, catat detil suasana, proses wawancara, banyakkan dialog 4Pilih sudut pandang yang paling menarik tapi tak melupakan tema besar 4Penulis bisa masuk dengan sudut pandang orang pertama (saya)

DIALOGDialog membuat tokoh-tokohnya hidup melalui ucapan-ucapannya. =Memberi suara pada tokoh-tokohnya. =Menunjukkan karakter; dengan menggambarkan bagaimana tokoh bertingkah laku dan mengatakan sesuatu. = Menjadi sarana untuk merepresentasikan perubahan topik pengisahan =Dialog bisa menjadi alat penjelas bagi topik yang tengah diterangkan. =Dialog merupakan elemen penting bagi tampilan estetis, sekaligus menguatkan nilai dramatis. = Dialog yang baik menyenangkan untuk dibaca, dan dialog yang buruk membosankan.

HOW4 The good narative writer is first a good reporter. (Penulis naratif yang baik adalah reporter terbaik pertama) 4 Learns to look and learns to listen. (Belajar melihat dan mendengar) 4Show how something happens. (Menunjukkan bagaimana sesuatu terjadi) 4Detail that helps the reader see and feel the story is relevant detail. (Detail itu membantu pembaca untuk melihat dan merasakan detail cerita secara relevan) 4Flashbacks (provide background and context). Help add drama and tension to the story. (Masa lalu bisa digambarkan dengan kuat dengan menambahkan drama dan tensi pada cerita).

Tugas menulis Profil (2)

Ibnu Sang PujanggaOleh Supendi Waktu masih pagi. Seusai salat shubuh, Ibnu bergegas menuju kamar. Dia merebahkan tubuhnya ke kasur. Diambilnya sebuah laptop hitam. Bantal disandarkan di dada. Handsfree terpasang di kedua telinga. Jari-jari tanganya mulai menjamah keybord laptop. Sepasang mata tertuju ke monitor. Saya menghampirinya. Lagi nulis puisi, nu? Oh nggak, cuma nulis catatan kecil saja. Dia menulis soal ajakan untuk tetap teguh dalam keimanan. Pesan Terakhirku judulnya. Tulisan itu dia tujukan untuk sahabat. Menulis artikel dan puisi bagi Ibnu adalah hobi. Kesukaan itu muncul sejak April 2009 setelah bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh. Tulisan puisi

teman-teman di FLP bagus-bagus. Saya jadi termotivasi, ujarnya. Ide tulisan muncul tak dikira. Kadang karena teman, atau situasi. Tengah malam adalah waktu favoritnya menulis. Dia terbiasa memangkas jatah tidur sekadar menuangkan ide. Lebih enak, lebih tenang, ucapnya. Tak ada jadwal pasti dalam menulis. Buatnya kalo lagi pengen. Kadang juga karena ada teman yang minta, katanya. Karya-karya Ibnu mengandung pesan islami, motivasi, dan hiburan. Tema-tema tulisan sederhana. Puisi berjudul Setangkai Ilalang dalam Genggamanku adalah tulisan favoritnya. Kepada kupu-kupu kupecahkan risau Mengapa kerap hampiri ilalang Apakah mawar tak lagi semerbak, tulisnya. Kenapa suka? Tulisan ini tentang kesederhanaan. Ilalang tak seperti mawar, tapi kenapa kupu-kupu menghampirinya. Pasti ada sesuatu di balik ilalang yang sederhana, ucapnya.

Pesan moralnya? Kesederhanaan akan membuat orang kagum, tuturnya. Ibnu tak berharap banyak dari karyanya. Dia ingin membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain. Tulisan akan saya kumpulkan. Kemudian dibuat buku. 2010 ini target selesai, ujarnya. Evaluasi: 4nu jadi Nu: panggilan pakai huruf besar 4tulisan (human interest) kurang dalam 4Hindari kata : adalah, juga, pun 4data profil bila sedikit lebih baik dimasukkan ke tulisan, kalo banyak dibuat CV 4Setelah tanda kutip diberi spasi. 4Hindari kutipan pengulangan dari pernyataan sebelumnya. Pilih salah satu. Pilih kutipan yang punya pesan kuat, pendek. 4Hindari penggunaan kata : -ia menambahkan, ia mengaku,

SESI III (Rabu, 26 Mei 2010, pkl 10.00)

Macam Biografi Biografi politik: penulisan tokoh dari sudut politik. Bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulis. Intelektual biografi, disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkan penulisnya dalam gaya penulisan ilmiah. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra. menurut Nurinwa, materi diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Soal pengungkapan fakta sejarah baru belum menjadi titik tekan penulisan biografi di Indonesia. Biasanya, fakta yang berbeda ini hanya diungkap lewat memoir yang khusus menyorot suatu fase dalam kehidupan seorang tokoh, seperti yang dibuat oleh mantan presiden B.J. Habibie dalam Detik-detik yang Menentukan, atau dalam dua buku Wiranto: Wiranto: Bersaksi di Tengah Badai dan Selamat Jalan Timor Timur; Pergulatan Menguak Kebenaran.

SYARAT PENULISAN

BIOGRAFI

Menulis Biografi dan

Profil

Biografi: cerita perjalanan hidup/profil seseorang disajikan lebih panjang, detail Profil : Disajikan lebih pendek. Dari segi isi biografi dapat memuat: Perjalanan hidup dan karier Proses kreatif Karya-karya yang pernah dihasilkan Renungan dan pemikiran Pembagian jenis biografi ditinjau dari siapa penulisnya: Autobiografi (ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya) Biografi (dituliskan oleh orang lain). Biografi masih bisa dibedakan lagi berdasarkan izin penulisan: Authorized biography, biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuan sang tokoh. Unauthorized biography, biografi yang ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari sang tokoh.

Strachey berpendapat biografi adalah penafsiran terhadap sebuah kehidupan, dan blak-blakan adalah syarat utamanya. Dia mengibaratkan penulis biografi sebagai seseorang yang mengayuh perahu di lautan fakta yang mahaluas dan mencemplungkan ember kecil untuk menciduk satu contoh kehidupan, lalu mengulitinya habis-habisan. Leon Edel, pendiri jurnal Biography, mengumpamakan pekerjaan menulis biografi seperti mencari figur di bawah karpet, pola yang terpapar di sisi tersembunyi dari kehidupan. Biografi terlihat tak relevan jika ia tak menemukan tumpang tindih antara apa yang dilakukan oleh seseorang dan kehidupan yang menjadikan hal itu mungkin. Tanpa menemukan itu, Anda hanya punya kejadian-kejadian tanpa bentuk dan gosip.

Syarat penting Penulis biografi harus mampu merajut berbagai sisi kehidupan sang tokoh dan menampilkan sosok itu secara utuh, sisi positif dan negative tokoh. Objektif. Seorang penulis biografi harus mampu tetap menempatkan diri dalam posisi sebagai partner yang kritis. Mendekat tapi menjaga jarak. Semua keunikan hubungan penulis biografi dan objek yang ingin ia tampilkan itu disebut A.S Byatt dalam novelnya The Biographers Tale sebagai ikatan yang harus menjadi lebur dan lalu... lepaskan. Akses, yang membuat Anda leluasa mewawancarai dan mengikuti ke mana ia pergi (kalau masih hidup), membaca catatan hariannya, surat-surat, foto, dll. Adanya bahan yang tersedia untuk merekonstruksi jalan hidup tokoh yang bersangkutan, seperti suratkabar, karya sang tokoh, cerita keluarga dan orang yang hidup sezaman, dll. Memahami realitas sosial saat sang tokoh hidup. Relevan.

MENCIPTAKAN

TOKOHApa, dari mana, dan bagaimana kita mengenal tokoh: Tindakan. Pembaca tak perlu diberi tahu mereka melihatnya sendiri. Motif. Memberi nilai moral pada tindakan seseorang. Yang tampak sebagai sebuah pembunuhan mungkin sebenarnya pembelaan diri. Masa lalu. Membantu pembaca memahami siapa tokoh itu pada saat ceritanya terjadi. Reputasi. Bagian dari identitas seorang tokoh adalah apa yang dikatakan orang lain tentang dia. Stereotip. Adalah fakta bahwa manusia mengidentifikasikan orang berdasarkan stereotip, apapun bentuknya, dan secara sadar atau tidak. Ia mengarahkan dugaan, sehingga bisa mengejutkan pembaca. Jaringan pertemanan. Kita punya kepribadian tertentu di tempat kerja, yang lain bersama anak-anak, yang lain lagi dengan pasangan. Kebiasaan dan Pola. Bakat dan Kemampuan. Selera dan Kesukaan. Tubuh atau penampilan fisik

Jika tokoh Anda menangis, pembaca Anda tak akan perlu menangis; namun jika tokoh Anda punya alasan untuk menangis, dan dia tidak menangis, pembaca Andalah yang akan menangis.

Hierarki Tokoh figuran. Tokoh ini tidak dikembangkan sama sekali; mereka hanya orang di latar belakang. Tokoh sampingan. Tokoh ini mungkin mempengaruhi plot, tetapi tidak dimaksudkan membuat pembaca terlibat secara emosional dengannya. Tokoh penting. Cerita, dalam derajat tertentu, adalah tentang mereka. Pilihan mereka mengarahkan cerita, keinginan mereka menggerakkan cerita.

Bagaimana menetapkan hierarki tokoh:

Biasa vs aneh/unik Jumlah waktu yang dihabiskan untuk tokoh ini Fokus tokoh lain kepadanya Kekerapan kemunculan tokoh Derajat keterlibatan tokoh dalam aksi Penuturan dari sudut pandang tokoh

PENOKOHAN DAN SUDUT PANDANG Tokoh adalah plot dan plot adalah tokoh. Bahkan tokoh sebenarnya lebih penting daripada plot, kata Josip Novakovich dalam Berguru Kepada Sastrawan Dunia (Kaifa, 2003). Dari sosok tokoh, plot mudah berkembang. Jika berhasil menemukan tokoh yang meyakinkan, maka hal-hal lainnya akan tercipta dengan mudah. Tidak mengherankan jika ada penulis yang berawal hanya dari memunculkan tokoh-tokoh, mengenalnya begitu dekat, dan kemudian tokoh itu sendirilah yang akan bergerak membentuk cerita. Tokoh menjadi unsur cerita yang terpenting. Karenanya, buat tokoh Anda nyata, utuh dan hidup, serta membaut pembaca merasa mengenal tokoh tersebut sebaik mengenal teman, keluarga, dan juga diri sendiri. Sudut pandang ibarat lensa, tokoh mana saja yang akan menjadi lensa yang akan digunakan pembaca untuk melihat ceritanya. Tapi ia hanya bagian dari upaya memperkuat penampilan tokoh atau suatu peristiwa.

Ada empat faktor yang hadir dalam setiap cerita Lingkungan adalah dunia di sekitar tokoh: bisa lokasi fisik beserta pemandangannya maupun budaya yang membatasi dan mewarnai segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, dikatakan dan dilakukan seorang tokoh. Ide adalah informasi yang ditemukan atau dipelajari pembaca di sepanjang cerita. Tokoh adalah sifat salah satu atau lebih tokoh dalam cerita apa yang mereka lakukan dan mengapa. Peristiwa adalah segala sesuatu yang terjadi dan alasannya.

Catatan:Faktor-faktor ini biasanya tumpang tindih. Setiap faktor memiliki struktur yang implisit; jika faktor tersebut mendominasi cerita, strukturnya akan menentukan bentuk cerita secara keseluruhan. Bagaimana meningkatkan tegangan emosional? Penderitaan Pengorbanan Bahaya Cinta

Siapa yang mengisahkan cerita Anda? Orang pertama (saya, aku kami). Digunakan untuk laporan saksi, cerita ketika Anda memberi tahu pembaca apa Anda lihat dan lakukan, apa yang terjadi pada Anda. Orang kedua (kau, kamu kalian). Hanya digunakan sesekali dalam cerita, biasanya menggunakan kalimat perintah dan kata Anda Orang ketiga (dia mereka). Ketika si penutur tidak hadir dalam cerita sebagai tokoh; alih-alih, si penutur memberi tahu pembaca apa yang terjadi pada orang lain. Catatan: Jika seorang tokoh dalam cerita digunakan sebagai penutur atau tokoh sudut pandang, kepentingannya akan sangat meningkat. Meskipun Anda menggunakan satu kata ganti secara keseluruhan untuk kisahnya, tetap ada bagian-bagian kecil yang menggunakan kata ganti yang lain. Sesekali masukkan dialog, penulis bisa masuk melalui sudut pandang orang pertama: saya Cont: profil Franks Sinatra Has a Cold/ Franks Sinatra Kena Salesma Penggambaran tokoh ditulis melalui pengamatan detail prilaku sumber, keseharian, kebiasaan, pendekatan dengan orang2 sekitar tokoh. Penulis bisa menggunakan unsure subjektifitas selama melalui observasi/ pengamatan penulis dan kebenaran bisa diverifikasi.

SUDUT PANDANG

Tugas Wawancara (Tulisan narasi)

Di Sudut TelejuOleh Supendi Dua wanita paruh baya itu asyik bermain remi. Mereka duduk di sofa merah jambu lusuh di ruangan tamu. Posisi keduanya berhadapan. Sebuah meja berwarna coklat terpampang. Di atas meja, kartu remi berserak. Ada asbak, bungkus rokok dan dua buah handphonemilik keduanya. Mereka Tuti, 35 tahun dan Tini, 37 tahun, keduanya Pekerja Seks Komersil (PSK) di Desa Teleju, Kecamatan Tenayan Raya Pekan Baru Riau. Siang itu, Tini mengenakan setelan daster ketat berwarna kuning dan celana sepaha. Tuti mengenakan baju terusan rok hitam. Ruangan itu tak begitu luas, sekitar 2x3 meter. Atapnya triplek, dindingnya terbuat dari kayu berwarna biru langit. Di atap, lampu kerlip menjalar. Sebuah salon terpasang di sudut ruangan. Kartu remi dikocok dan ditebar. Mereka larut dalam permainan. Menang aku, ujar Tini dengan logat Jawa kental. Tuti tak bergeming. Diraupnya kartu, lalu dikocok dan ditebar kembali. Begitu seterusnya. Yang kalah, yang ngocok. Bermain remi, rupanya menjadi kegemaran keduanya. Itu dilakukan untuk mengisi waktu kosongsambil menunggu mangsa datang. Lagi nunggu orang yang punya uang, tutur Tini terkekeh. Tini ngepos di Teleju sejak setahun lalu. Dia pendatang dari Jawa Tengah, Kota Batang tepatnya. Begitu halnya Tuti. Dia baru sebulan di Teleju. Keduanya ngekos di rumah itu. Sebulan, mereka dikenai tarif Rp 1, 3 juta. Sudah termasuk makan tiga kali sehari, sewa kamar, dan fasilitas kamar mandi. Rumah dipojokan perkampungan itu, sama dengan rumah kebanyakan menjajakan jasa pemuas birahi. Teleju memang dikenal sebagai kawasan tempat beroprasinya PSK sejak tahun 2000. Mereka mayoritas pendatang dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur. Sisanya Lampung, dan Palembang. Siang itu, suasana perkampungan lengang. Tak banyak pengunjung datang. Begitu halnya rumah tempat Tuti dan Tini tinggal. Mereka sedari pagi menjajakkan diri. Tapi tak satupun pengunjung datang. Lagi sepi mas,tutur Tuti disambut kekehan Tini. Nggak nentu. Kadang ada kadang kosong. Pendapatan menjual diri pun tak menentu. Tergantung dari ada tidaknya pen-

SESI 7 KAMIS, 27 MEI 2010 Kunjungan Ke Chevron Sesi 8

Teknik

WawancaraWawancara to get information! Ungkapkan identitas Percaya diri Bila narasumber no comment jangan panic. Tetap tenang, tarik ulur, deskripsikan/serang dengan data. Lihat dan amati teknik wawancara Frost terhadap presiden Amerika Serikat dalam film All President Man. Siapkanlah riset data soal topic dan narasumber dari sumber yang dapat dipercaya. Informasi itu tak perlu ditanyakan lagi. Itu untuk menyiasati waktu wawancara yang mepet. Tak perlu juga menyantumkan sumber data.

1. Bersiaplah (referensi data, narasumber, beri tahu sumber soal tema wawancara, siapkan peralatan) 2. Mengatur hak wawancara (membuat janjiTEPATI!) 3. Tepat waktu 4. Jadilah taat (lihat dan amati sekitar) 5. Sopan 6. Dengar dan jangan takut memotong 7. Diam adalah emas, jadilah pendengar yang baik, menunggu saat penjelasan 8. Jaga kontak mata 9. Setelah usai jangan cepat pergi. Santai,buka kembali data 10. Periksa kembali hasil wawancara

10 Tips Wawancara:

-Basilius Triharyanto (Basil) -Media Development Pantau -08157904548 [email protected] -fb: Basil Triharyanto -www.duniabergerak.blogspot.com Riset data: Internet, Buku, Dokumen

gunjung. Setiap pengunjung dikenai biaya jasa Rp 100 ribu untuk sekali main. Gak ada batasan waktu, tergantung kesepakatan, tutur Tuti. Uang itu mereka terima bersih. Tak ada potongan dari si empunya rumah, kecuali untuk membayar sewa kos. Kita disini bebas, mau mangkal atau nggak. Nggak ada keharusan. Mau tidur seharian juga terserah, tutur Tuti. Menjalani profesi PSK bagi keduanya bukan tanpa alasan. Tini misalnya. Dia datang ke Teleju karena ditipu teman. Dia dijanjikan bekerja di Jakarta sebagai pembantu rumah tangga dengan honor Rp 500 ribu per bulan. Tapi fiktif. Angannya tak berbalas. Dia malah di bawa ke Teleju. Tau-tau dibawa ke sini. Kalo dah di sini ya harus kerja, katanya. Lain halnya Tuti. Dia ke Teleju karena diajak saudara di Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau. Perceraian dengan suami membuatnya frustasi. Tahun 1989 dia hijrah ke Riau. Di Jawa Tengah aku petani. Di sini kerja WTSWanita Tuna Susila,tuturnya. Tekanan ekonomi menjadi faktor utama bagi mereka memilih profesi itu. Mereka kini janda dan sama-sama memiliki dua orang anak. Keharusan menghidupi keluarga tanpa suami membuat mereka memilih jalan kelam itu. Nggak mau kayak gini terus. Pengen juga ngidupin anak dengan cara baik, kata Tini diamini Tuti. Angin berhembus kencang. Suara kilat menggelegar. Di luaran hujan mengguyur. Mereka yang tengah asyik bermain remi tiba-tiba terhenti. Woi-woi ujan-ujan, ujar Tuti tergesa. Eh iapakeanku, Sahut Tini. Keduanya berlari ke belakang rumah. Tak lama seorang teman datang, Ade namanya. Kedatangannya disambut Tini dan Tuti. Mau beli apa mas, tanya Tuti. Ade tersenyum. Mereka pun larut dalam obrolan. Kocokan kartu remi pun terhenti. Bagi rokoknya mas, ujar Tuti. Oh, ini,sahut Ade sambil menyodorkan sebungkus rokok. Tuti pun menyandarkan tubuhnya ke sofa. Kakinya dilentangkan. Kepulan asap rokok menghembus dari mulutnya. Tini pun ikut bersandar di sofa.

-Judul kurang konfrehensif -mangsa cari padanan, jangan menklaim= tamu - Tulisan lebih pada Deskripsi, ceritanya kurang?JUMAT, 28 MEI 2010

Evaluasi:

RISET DAN DATABASE

CONTOH TULISAN NARASI New York Herald Tribune, November 1963

C

lifton Pollard yakin hari Minggu itu dia akan bekerja juga. Pukul 09.00 dia sudah bangun. Di apartemen tiga kamarnya di Corcoran Street, dia sudah mengenakan terusan warna khaki lalu menuju dapur untuk sarapan. Istrinya, Hettie, sudah menyiapkan daging panggang dan telur untuknya. Pollard sedang makan ketika ada telepon yang memang dia tunggu. Telepon dari Mazo Kawalchik, mandor para penggali kubur di Arlington National Cemetery, tempat di mana Pollard bekerja mencari nafkah. Polly, tolong jam sebelas nanti sudah ada disini, bisa ya? suruh Kawalchik. Saya kira kau tahu kenapa. Ya, Pollard memang sudah tahu. Dia meletakkan telepon, menyudahi sarapan, dan meninggalkan apartemennya. Hari Minggu itu dia lewatkan dengan menggali liang lahat untuk John Fitzgerald Kennedy. Waktu Pollard sampai di jalan ke gudang kayu bercat kuning, tempat perkakas pemakaman itu disimpan, Kawalchik dan John Metzler sudah menunggunya di sana. Maaf, kau jadi harus kerja hari Minggu, ujar Metzler. Ah, tidak usah ngomong begitu, kata Pollard. bagi saya, berada di sini adalah kehormatan. Pollard lalu menuju ke mesin dengan bajak berlawanan arah. Di pemakaman itu, lubang kubur tidak digali pakai sekop. Mesin bajak terbalik yang dipakai warnanya hijau dengan mangkuk besar yang menggali tanah ke arah orang yang mengendalikan mesin, tidak menjauh seperti kren. Di bawah bukit di depan Makam Serdadu tak Dikenal, Pollard mulai menggali. (Catatan Editor: Serdadu itu bernama Custis-Lee Mansion). Dedaunan menutupi rumput. Ketika gigi-gigi bajak menggaruk tanah, dedaunan itu mengeluarkan suara kres-kres rumput tertebas yang terdengar dari atas motor penggerak mesin bajak. Ketika mangkuk pertama menyembul dengan seonggok tanah, Metzler, pengawas pemakaman itu, mendekat dan menatapnya. Tanahnya bagus, kata Metzler. Saya mau menyimpannya sedikit, kata Pollard. Mesin ini ada bekas jejaknya di rumput, nanti saya isi tanah dan tanami dengan rumput subur yang tumbuh di sekitar sini, saya maunya semuanya di sini -- kau tahu -- indah. James Winners, penggali kubur lain, mengangguk. Lalu katanya, dia juga akan mengangkut beberapa gerobak tanah yang sangat subur itu ke gudang untuk ditanami rumput. Dia orang yang baik, ujar Pollard. Ya, memang, sahut Metzler. Sekarang dia akan datang ke sini dan berbaring di liang lahat yang saya gali, sambung Pollard. Kau tahu, ini benar-benar sebuah kehormatan buat saya, mengerjakan semua ini.

Ini Sebuah KehormatanOleh Jimmy BreslinPollard, 42 tahun. Dia orang yang ramping berkumis, lahir di Pittsburgh dan pernah ikut secara pribadi pada Batalyon Engineers ke-352 yang bertugas di Burma ketika Perang Dunia II berkecamuk. Saat ini dia bekerja sebagai operator peralatan. Gajinya tingkat 10, artinya per jam dia dapat bayaran $3.01. Nah, orang terakhir yang melayani John Fitzgerald Kennedy, Presiden ke-35 negaranya sendiri, adalah seorang pekerja yang mendapat gaji $3.01 per jam dan dia masih bisa berkata menggali kubur bagi sang mendiang presiden adalah sebuah kehormatan. Pagi kemarin, pukul 11.15, Jacqualine Kennedy berjalan mendekat makam itu. Dia keluar dari bawah portiko Gedung Putih, perlahan mengiringi jenazah suaminya yang diusung di dalam keranda berkudung bendera. Keranda itu juga dibebat dengan dua sabuk kulit hitam mengetatkannya pada kereta berporos kuningan mengkilap. Jacqualine melangkah lurus dan wajahnya menengadah. Dia menuruni jalan berbatu biru dan berserubung hitam dan menembus bayangan cabang-cabang tujuh pohon oak yang kala itu meluruhkan seluruh daunnya. Dia berjalan perlahan, melintasi prajurit angkatan laut yang memegang tegak bendera negara. Dia mengayun kaki melintasi orang-orang yang rapat menutup mulut dan tegang melihat ke arahnya, lalu ketika terpandang juga, mereka menundukkan kepala dan mengusapkan tangan ke mata. Dia melangkah keluar ke gerbang barat daya tepat di tengah Pennsylvania Avenue. Dia berjalan dengan langkah yang rapat dan wajahnya menengadah tegak. Di jalanan Washington, ia mengiringi jenazah suaminya yang terbunuh. Semua orang menyaksikannya ketika dia melangkah. Dia kini ibu dari dua anak yatim. Dan dia melangkah ke dalam sejarah negeri Amerika karena dia telah menunjukkan kepada semua orang - yang merasa tua dan tak tertolong dan tanpa harapan - bahwa dia punya kekuatan yang juga sangat diperlukan oleh semua orang. Walaupun ada yang telah membunuh suaminya dan darahnya mengalih ke pangkuannya ketika sang suami menjemput maut, dia masih mampu berjalan tegar ke pemakaman dan dengan begitu dia telah menolong kita semua. Massa berkerumun lalu prosesi itu pun sampai ke Arlington. Ketika dia sampai di pemakaman itu, keranda sudah diletakkan. Di antara rel kuningan dan siap diturunkan ke dalam liang. Ini pasti saat yang paling menyedihkan: seorang wanita menyaksikan keranda sang suami ditimbun di dalam tanah. Dia tahu, sang suami akan selamanya berada disana. Sekarang, tak ada apa-apa lagi. Tak ada keranda untuk dicium atau bahkan untuk dipegang. Tak ada tempat berpegangan. Tapi dia melangkah ke tempat penguburan itu dan berdiri di depan enam baris kursi bersarung hijau dan dia mulai duduk. Tapi serta merta dia berdiri lagi karena dia tahu tidak harus duduk sampai inspektur pemakaman memberi tahu di mana dia harus duduk. Seremoni pemakaman itu pun dimulai. Pesawat jet meraung di langit, tepat di atas kepala dan dedaunan jatuh dari langit. Di bukit ini, di sisi keranda, hadirin pun membahanakan doa. Ada juru kamera, penulis, prajurit, dan Agen Rahasia, mereka juga ikut berdoa tak kalah nyaringnya tapi seperti ada yang tersendat. Di depan makam itu Lyndon Johnson mengarahkan wajahnya ke kanan. Dia sekarang Presiden dan dia harus tetap tenang. Dia tak ingin melihat ke keranda dan liang lahat bagi John Fitzgerald Kennedy terlalu kerap. Lalu, pemakaman itupun usai. Limusin hitam melaju di bawah pepohonan taman pemakanan itu dan keluar ke bulevar menuju ke Gedung Putih. Jam berapa sekarang? pria yang berdiri di atas bukit itu bertanya. Dia melihat ke jam tangannya. Jam 3 lewat 30 menit, ujarnya. Clifton Pollard tidak hadir saat pemakaman itu. Dia berada jauh di balik bukit itu, menggali kubur lain dengan bayaran $3.01 per jam. Dia tidak tahu untuk siapa lagi liang lahat yang dia gali itu. Dia hanya menggali lalu menimbunnya lagi. Mereka pernah ada dan berguna, katanya. Kita hanya tak tahu kapan. Tadi, aku mau melihat ke sana, katanya. Tapi terlalu banyak orang, kata tentara tadi, saya tidak boleh mendekat. Jadi, ya saya tetap di sini dan menggali. Tapi nanti saya akan ke sana sebentar. Cuma melihat sebentar, ya kan? Seperti kata saya padamu tadi, ini sebuah kehormatan.* Diterjemahkan dari Its an Honour by Jimmy Breslin.