pergumulan hidup yang esensial -...

1
56 BUSET VOL. 12-134 AUGUST 2016 BUSET REFLEKSI Hidup manusia itu singkat dan hari-harinya habis dalam pergumulan demi pergumulan. Manusia dihadapkan dengan pergumulan sejak lahir. Dengan itulah kita bertumbuh dan diharapkan menjadi lebih baik. Tidak peduli anak kecil, remaja, pemuda maupun orang dewasa. Setiap tahap kehidupan pada usia berapapun memiliki pergumulannya sendiri. Paus Paulus VI mengatakan, “Kehidupan butuh pergumulan. Mereka yang disuapi sehingga memiliki segala sesuatu akan menjadi malas, mementingkan diri sendiri, dan tidak peka terhadap nilai-nilai sejati dalam hidup. Berusaha dan bekerja keras terus menerus yang kita coba hindari adalah hambatan terbesar dalam membentuk siapa kita hari ini.” Tidak pernah ada kehidupan tanpa pergumulan, tidak peduli apakah seseorang dilahirkan kaya atau miskin. Hidup penuh dengan pergumulan, mulai dari sakit penyakit, tuntutan sekolah atau pekerjaan, kehilangan pekerjaan, masalah perkawinan atau keuangan, dsb. Hanya ada dua jawaban dalam mengatasi pergumulan hidup, gagal atau sukses. Kegagalan datang dalam berbagai bentuk, apakah keluar dari sekolah, tidak ada pekerjaan, kemiskinan, kesedihan, perceraian, kecelakaan, atau bunuh diri. Reaksi seseorang dalam menghadapi pergumulan akan menentukan siapa mereka dan bagaimana akhir hidup mereka. Seseorang akan bertahan untuk mengatasi pergumulan atau mengambil jalan pintas. Dengan terus bertahan, itu membentuk karakter mereka dan menunjukkan nilai moral mereka. Bagaimana seseorang menghadapi pergumulan hidup menentukan karakternya dan pada akhirnya kesuksesan dalam hidupnya. 1 Bagaimana bertahan dalam pergumulan Psikolog-psikolog humanistik ternama seperti Abraham Maslow, Mihaly Csikszentmihalyi, Martin Seligman, Eric Erickson dan Carl Rogers mengatakan bahwa kekuatan berpikir positif adalah dasar kita bertahan dalam pergumulan. Paul Pearsall PhD, seorang neuropsikolog klinis yang membuka klinik psikologi positif pertama di dunia, percaya kita dapat tabah dan diubah oleh kesulitan dengan berpikir positif. Ia mengambil contoh penderita kanker yang selamat atau mereka yang menderita post traumatic stress disorder. Pearsall mengemukakan, mereka yang selamat membagi pengalaman bukan dari perspektif “lihatlah apa yang aku lakukan”, tetapi dari “jangan kuatir. Lihatlah apa yang dapat engkau lakukan.” Mereka menjadi role model untuk orang- orang yang sedang dalam pergumulan. 2 Jeff Bauman, seorang pelari maraton, kehilangan kedua kakinya saat serangan teroris di Boston pada April 2013. Ia menulis buku mengenai pengalamannya, yang diberi judul “Lebih kuat”! Ia menceritakan bagaimana ia melihat orang yang membom dan mengatakan, “ia mengambil kakiku, tetapi tidak menghancurkanku. Ia hanya menjadikan aku lebih kuat”. Ia menjadi lebih kuat karena pergumulannya, suatu contoh dari seseorang yang terus bertahan dan memperoleh kekuatan dalam mengatasi pergumulannya tanpa mengeluh. Orang-orang seperti ini tidak ditetapkan oleh keterbatasan mereka atau menjadi korban yang bergantung pada simpati dan dukungan orang lain. Mereka meningkatkan kehidupan spiritual mereka dengan terus bertahan dan menyesuaikan diri. Selain menjadi lebih kuat, mereka mendapatkan lebih banyak kepuasaan dalam hidup daripada mereka yang menyerah atau memperoleh kesuksesan tanpa berusaha sendiri. 1 Sherman Stevens dalam artikelnya “How to cope with life’s struggles” mengemukakan untuk mengatasi pergumulan secara efektif tidak diperoleh dari pikiran kita tetapi dari pikiran Tuhan, pencipta kita. Kita membutuhkan hikmat dari atas. Karena itu, rahasia menghadapinya adalah dengan mempelajari firman Tuhan dalam Alkitab. 6aat kita mempelajari Alkitab kita belajar banyak tentang pergumulan spiritual dan bagaimana mengatasinya dengan sukses. Alkitab dengan jelas menunjukkan kehidupan Tuhan Yesus sebagai contoh terbaik dalam mengatasi begitu banyak pergumulan, dan pada akhirnya ada kemenangan yang besar. Kita bergumul banyak dalam hidup untuk mendapatkan kemenangan dan memperoleh hadiahnya pada kehidupan yang akan datang. Karena itu, apapun pergumulan kita di dunia, biarlah kita dihibur oleh kenyataan bahwa itu hanya bersifat sementara dibandingkan dengan kebaikan Tuhan yang berlimpah yang disediakanNya bagi kita untuk kita terima dan nikmati kelak. 3 Pergumulan hidup yang esensial Mazmur 90:10 menyatakan “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” Apa sesungguhnya esensi- esensi kehidupan yang benar-benar layak untuk dipergumulkan? Dan bagaimanakah kita dapat mengatasi dan menang dalam aspek-aspek pergumulan hidup tersebut? Secara realita, ketika kita berkata bahwa kita sedang bergumul, sebenarnya kita sedang ada masalah. Pergumulan Kristen yang sebenarnya adalah ketika dalam menghadapi suatu masalah orang tersebut mencari kehendak Allah dalam masalah tersebut. Jikalau tidak menyertakan Tuhan dalam masalah yang sedang dihadapi, maka hal tersebut bukanlah merupakan pergumulan. Kita menemukan suatu problema yang besar dalam suatu pergumulan yaitu Allah memiliki kehendak sedangkan kitapun memiliki kehendak. Jadi pergumulan itu muncul ketika kita berusaha menempatkan kehendak kita bersama-sama dengan kehendak Allah mulailah muncul konflik didalamnya karena terjadi benturan kehendak kita tidak ingin kalau kehendak kita dikesampingkan. Kalau kita taat kepada kehendak Tuhan maka tidak akan ada lagi kesusahan/benturan. Selama kita masih merasa susah merupakan tanda bahwa pergumulan kita belum selesai, kita masih “bertarung“ dengan Tuhan sama seperti Yakub yang bertarung dengan Allah semalaman dan menyerah ketika menjelang fajar setelah Tuhan mematahkan pangkal pahanya. Kita bergumul sampai “fajar tiba“, mungkin sampai satu minggu atau satu bulan atau satu tahun atau bahkan bertahun-tahun. Kita bertanya tentang kehendak Tuhan. Setelah Tuhan memberitahukan kehendakNya, kita mempertimbangkan dan memikirkannya. Di sinilah mulai muncul permasalahan, hati kita menjadi tidak senang lalu kita pergi meninggalkan Tuhan. Kalau kita mau taat kepadaNya maka kita akan dengan hati tenang berkata: Tuhan, kehendakMu yang jadi. Kita akan hidup dengan hati tenang dan tanpa kesulitan jika kita hidup dalam kehendak Tuhan. 4 Melalui ini, ijinkan saya untuk mengajak saudara-saudari sekalian untuk bersama- sama bergabung dalam Australian / New Zealand Reformed Evangelical Convention (ANZREC) 2016 pada 29 September – 2 Oktober 2016 di Collaroy - NSW, dimana kita akan mempelajari bersama sepuluh pergumulan manusia terdalam yang selalu hadir dalam kehidupan manusia dan bagaimana Tuhan menyatakan jalan kemenanganNya bagi umat yang ditebusNya. Jangan lewatkan kesempatan yang berharga ini bersama-sama dengan saudara-saudari seiman dari seluruh Australia dan New Zealand. Untuk keterangan lebih lanjut dan pendaftaran online, silahkan membuka situs http:// anzrec.org. -Soli Deo Gloria- Dr Marina Hamadian Saat ini bekerja di Les Laboratoires Servier dan aktif melayani di GRII Melbourne 1 Ozkaptan, Halim, PhD, 2014. Overcoming Life’s Struggles for Success and Happiness. 2 Raab, Diana, PhD, The Empowerment Diary, Psychology Today. https://www.psychologytoday.com 3 Stevens, Sherman, 2014. How to cope with Life’s struggles, Practical Advice for Victorious Christian Living. 4 Matakupan, TJ. Pergumulan Kristen: Apakah itu? http://www.griiandhika.org/ringkasan_kotbah/2010/20100801.htm 56 BUSET VOL. 12-134 AUGUST 2016

Upload: lamthu

Post on 10-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pergumulan Hidup Yang Esensial - griimelbourne.orggriimelbourne.org/media/125064/buset-august-2016-pergumulan-hidup... · dan diharapkan menjadi lebih baik. Tidak peduli anak kecil,

56

BUSE

T VO

L. 1

2-13

4 A

UGUS

T 201

6

BUSET REFLEKSI

Hidup manusia itu singkat dan hari-harinya habis dalam pergumulan demi pergumulan. Manusia dihadapkan dengan pergumulan sejak lahir. Dengan itulah kita bertumbuh dan diharapkan menjadi lebih baik. Tidak peduli anak kecil, remaja, pemuda maupun orang dewasa. Setiap tahap kehidupan pada usia berapapun memiliki pergumulannya sendiri. Paus Paulus VI mengatakan, “Kehidupan butuh pergumulan. Mereka yang disuapi sehingga memiliki segala sesuatu akan menjadi malas, mementingkan diri sendiri, dan tidak peka terhadap nilai-nilai sejati dalam hidup. Berusaha dan bekerja keras terus menerus yang kita coba hindari adalah hambatan terbesar dalam membentuk siapa kita hari ini.”

Tidak pernah ada kehidupan tanpa pergumulan, tidak peduli apakah seseorang dilahirkan kaya atau miskin. Hidup penuh dengan pergumulan, mulai dari sakit penyakit, tuntutan sekolah atau pekerjaan, kehilangan pekerjaan, masalah perkawinan atau keuangan, dsb. Hanya ada dua jawaban dalam mengatasi pergumulan hidup, gagal atau sukses.

Kegagalan datang dalam berbagai bentuk, apakah keluar dari sekolah, tidak ada pekerjaan, kemiskinan, kesedihan, perceraian, kecelakaan, atau bunuh diri. Reaksi seseorang dalam menghadapi pergumulan akan menentukan siapa mereka dan bagaimana akhir hidup mereka. Seseorang akan bertahan untuk mengatasi pergumulan atau mengambil jalan pintas. Dengan terus bertahan, itu membentuk karakter mereka dan menunjukkan nilai moral mereka. Bagaimana seseorang menghadapi pergumulan hidup menentukan karakternya dan pada akhirnya kesuksesan dalam hidupnya.1

Bagaimana bertahan dalam pergumulan

Psikolog-psikolog humanistik ternama seperti Abraham Maslow, Mihaly Csikszentmihalyi, Martin Seligman, Eric Erickson dan Carl Rogers mengatakan bahwa kekuatan berpikir positif adalah dasar kita bertahan dalam pergumulan. Paul Pearsall PhD, seorang neuropsikolog klinis yang membuka klinik psikologi positif pertama di dunia, percaya kita dapat tabah dan diubah oleh kesulitan dengan berpikir positif. Ia mengambil contoh penderita kanker yang selamat atau mereka yang menderita post traumatic stress disorder. Pearsall mengemukakan, mereka yang selamat membagi pengalaman bukan dari perspektif “lihatlah apa yang aku lakukan”, tetapi dari “jangan kuatir. Lihatlah apa yang dapat engkau lakukan.” Mereka menjadi role model untuk orang-orang yang sedang dalam pergumulan. 2

Jeff Bauman, seorang pelari maraton, kehilangan kedua kakinya saat serangan teroris di Boston pada April 2013. Ia menulis buku mengenai pengalamannya, yang diberi judul “Lebih kuat”! Ia menceritakan bagaimana ia melihat orang yang membom dan mengatakan, “ia mengambil kakiku, tetapi tidak menghancurkanku. Ia hanya

menjadikan aku lebih kuat”. Ia menjadi lebih kuat karena pergumulannya, suatu contoh dari seseorang yang terus bertahan dan memperoleh kekuatan dalam mengatasi pergumulannya tanpa mengeluh. Orang-orang seperti ini tidak ditetapkan oleh keterbatasan mereka atau menjadi korban yang bergantung pada simpati dan dukungan orang lain. Mereka meningkatkan kehidupan spiritual mereka dengan terus bertahan dan menyesuaikan diri. Selain menjadi lebih kuat, mereka mendapatkan lebih banyak kepuasaan dalam hidup daripada mereka yang menyerah atau memperoleh kesuksesan tanpa berusaha sendiri.1

Sherman Stevens dalam artikelnya “How to cope with life’s struggles” mengemukakan untuk mengatasi pergumulan secara efektif tidak diperoleh dari pikiran kita tetapi dari pikiran Tuhan, pencipta kita. Kita membutuhkan hikmat dari atas. Karena itu, rahasia menghadapinya adalah dengan mempelajari firman Tuhan dalam Alkitab. aat kita mempelajari Alkitab kita belajar banyak tentang pergumulan spiritual dan bagaimana mengatasinya dengan sukses. Alkitab dengan jelas menunjukkan kehidupan Tuhan Yesus sebagai contoh terbaik dalam mengatasi begitu banyak pergumulan, dan pada akhirnya ada kemenangan yang besar. Kita bergumul banyak dalam hidup untuk mendapatkan kemenangan dan memperoleh hadiahnya pada kehidupan yang akan datang. Karena itu, apapun pergumulan kita di dunia, biarlah kita dihibur oleh kenyataan bahwa itu hanya bersifat sementara dibandingkan dengan kebaikan Tuhan yang berlimpah yang disediakanNya bagi kita untuk kita terima dan nikmati kelak.3

Pergumulan hidup yang esensial

Mazmur 90:10 menyatakan “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” Apa sesungguhnya esensi-esensi kehidupan yang benar-benar layak untuk dipergumulkan? Dan bagaimanakah kita dapat mengatasi dan menang dalam aspek-aspek pergumulan hidup tersebut?

Secara realita, ketika kita berkata bahwa kita sedang bergumul, sebenarnya kita sedang ada masalah. Pergumulan Kristen yang sebenarnya adalah ketika dalam menghadapi suatu masalah orang tersebut mencari kehendak Allah dalam masalah tersebut. Jikalau tidak menyertakan Tuhan dalam masalah yang sedang dihadapi, maka hal tersebut bukanlah merupakan pergumulan.

Kita menemukan suatu problema yang besar dalam suatu pergumulan yaitu Allah memiliki kehendak sedangkan kitapun memiliki kehendak. Jadi pergumulan itu muncul ketika kita berusaha menempatkan kehendak kita bersama-sama dengan kehendak Allah mulailah muncul konflik didalamnya karena terjadi benturan kehendak kita tidak ingin kalau kehendak kita dikesampingkan. Kalau kita taat kepada kehendak Tuhan maka tidak akan ada lagi kesusahan/benturan. Selama kita masih merasa susah merupakan tanda bahwa pergumulan kita belum selesai, kita masih “bertarung“ dengan Tuhan sama seperti Yakub yang bertarung dengan Allah semalaman dan menyerah ketika menjelang fajar setelah Tuhan mematahkan pangkal pahanya. Kita bergumul sampai “fajar tiba“, mungkin sampai satu minggu atau satu bulan atau satu tahun atau bahkan bertahun-tahun.

Kita bertanya tentang kehendak Tuhan. Setelah Tuhan memberitahukan kehendakNya, kita mempertimbangkan dan memikirkannya. Di sinilah mulai muncul permasalahan, hati kita menjadi tidak senang lalu kita pergi meninggalkan Tuhan. Kalau kita mau taat kepadaNya maka kita akan dengan hati tenang berkata: Tuhan, kehendakMu yang jadi. Kita akan hidup dengan hati tenang dan tanpa kesulitan jika kita hidup dalam kehendak Tuhan.4

Melalui ini, ijinkan saya untuk mengajak saudara-saudari sekalian untuk bersama-sama bergabung dalam Australian / New Zealand Reformed Evangelical Convention (ANZREC) 2016 pada 29 September – 2 Oktober 2016 di Collaroy - NSW, dimana kita akan mempelajari bersama sepuluh pergumulan manusia terdalam yang selalu hadir dalam kehidupan manusia dan bagaimana Tuhan menyatakan jalan kemenanganNya bagi umat yang ditebusNya. Jangan lewatkan kesempatan yang berharga ini bersama-sama dengan saudara-saudari seiman dari seluruh Australia dan New Zealand.

Untuk keterangan lebih lanjut dan pendaftaran online, silahkan membuka situs http://anzrec.org.

-Soli Deo Gloria-

Dr Marina HamadianSaat ini bekerja di Les Laboratoires Servier dan aktif melayani di GRII Melbourne

1 Ozkaptan, Halim, PhD, 2014. Overcoming Life’s Struggles for Success and Happiness.2 Raab, Diana, PhD, The Empowerment Diary, Psychology Today. https://www.psychologytoday.com 3 Stevens, Sherman, 2014. How to cope with Life’s struggles, Practical Advice for Victorious Christian Living.4 Matakupan, TJ. Pergumulan Kristen: Apakah itu? http://www.griiandhika.org/ringkasan_kotbah/2010/20100801.htm

Pergumulan Hidup Yang Esensial

56

BUSE

T VO

L. 1

2-13

4 A

UGUS

T 201

6