materi apl 1

29
ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN TUJUAN Mata Kuliah ini memberikan informasi dari beberapa sumber ilmu dan pedoman yang telah dipakai sebagai standart prosedur analisis di laboratorium lingkungan. MANFAAT MATA KULIAH Mahasiswa dapat mengerjakan berbagai metode analisis pemeriksaan laboratorium dasar dan menganalisis data hasil sample terhadap parameter-parameter pencemar Lingkungan. DESKRIPSI PERKULIAHAN (2 SKS) merupakan dasar untuk melakukan analisis laboratorium disamping itu mata Kuliah ini memberikan informasi dari beberapa sumber ilmu/PUSTAKA dan pedoman yang telah dipakai sebagai standart prosedur ANALISIS KUALITAS AIR di dalam laboratorium lingkungan. PRAKTIKUM (1 SKS) Membahas tentang metode/prosedur untuk analisis parameter-parameter pencemar di badan air, yang meliputi : analisis pH, kekeruhan, warna, koagulasi-flokulasi, zat padat, daya hantar listrik, klorida (CL - ), Sisa klor, DO,BOD,Zat Organik (angka Permanganant), Fe, COD, DPC dan sampah. HANDOUT APL 2010 6/9/2022 - 11:40 PM 1

Upload: ozhan-jie-kapenk

Post on 20-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LABORATORIUM LINGKUNGAN

ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

TUJUAN

Mata Kuliah ini memberikan informasi dari beberapa sumber ilmu dan pedoman yang telah dipakai sebagai standart prosedur analisis di laboratorium lingkungan.

MANFAAT MATA KULIAH

Mahasiswa dapat mengerjakan berbagai metode analisis pemeriksaan laboratorium dasar dan menganalisis data hasil sample terhadap parameter-parameter pencemar Lingkungan.

DESKRIPSI PERKULIAHAN (2 SKS)

merupakan dasar untuk melakukan analisis laboratorium disamping itu mata Kuliah ini memberikan informasi dari beberapa sumber ilmu/PUSTAKA dan pedoman yang telah dipakai sebagai standart prosedur ANALISIS KUALITAS AIR di dalam laboratorium lingkungan. PRAKTIKUM (1 SKS)

Membahas tentang metode/prosedur untuk analisis parameter-parameter pencemar di badan air, yang meliputi : analisis pH, kekeruhan, warna, koagulasi-flokulasi, zat padat, daya hantar listrik, klorida (CL-), Sisa klor, DO,BOD,Zat Organik (angka Permanganant), Fe, COD, DPC dan sampah. STRATEGI PERKULIAHAN

Waktu :

2 X 40 menit tiap kali tatap muka selama14 kali dalam satu semester. Materi :

merupakan penjelasan ringkas dari literatur-literatur, oleh sebab itu mahasisiwa secara mandiri harus melakukan belajar mandiri sesuai waktu yang ditetapkan oleh beban SKS.

Peralatan :

Kuliah disajikan dalam bentuk paparan materi diselingi dengan tanya-jawab, latihan soal, menggunakan alat bantu, LCD, papan tulis, kapur/spidol berwarna.

Evaluasi dan Penilaian :

Ujian Evaluasi Dilaksanakan 2 (Dua) Kali Yaitu Ujian Tengah Semester Dan Ujian Akhir Semester. Waktu Pelaksanaan Dapat Dilihat Pada Kalender Akademik dengan Bobot Evaluasi Ditetapkan : UTS : 30 %, Tugas: 40 % Dan UAS : 30 %

ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

Merupakan penilaian kualitas LINGKUNGAN sebagai salah satu komponen lingkungan hidup yang merupakan gabungan antara proses identifikasi kualitatif dan kuantitatif secara analisis kimiawi dan mikrobiologi adanya polutan atau kontaminan didalam badan Air,Tanah & Udara.

PERATURAN DAN PERUNDANG UNDANGAN PENGELOLAAN LIMBAH

Peningkatan laju pertumbuhan industri di Indonesia yang demikian pesatnya akan mengakibatkan efek negatif yang dapat dirasakan secara langsung oleh lingkungan hidup. Upaya pemenuhan barang-barang dan energi yang dikonsumsi oleh masyarakat modern pada dasarnya akan selalu menghasilkan suatu sisa kegiatan atau yang disebut juga sebagai limbah yang dapat berupa limbah padat, cair, maupun gas.

Pada periode PJPT II ini, pembangunan industri di Indonesia akan memasuki industri modern yang akan meningkatkan peranan teknologi dalam pemberdayaan sumber daya alam dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia modern. Pada tahap ini akan terjadi pergeseran pandangan masyarakat terhadap lingkungan hidup. Terjadi pergeseran dari masyarakat yang kurang peduli akan kualitas dan masalah lingkungan ke suatu masyarakat yang perduli dan menghendaki lingkungan yang bersih. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dan perlu dilakukan untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup ini adalah dikeluarkannya peraturan dan perundang-undangan. Peraturan dan perundang-undangan ini akan merupakan suatu mekanisme kontrol terhadap upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam yang efisien dan peningkatan mutu lingkungan hidup secara bersamaan. Peraturan dan perundangan yang berlaku dapat dijumpai pada tingkat nasional, sektoral, maupun regional/daerah.

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Undang-undang yang mengatur sistem pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah UULH no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang lebih lanjut disempurnakan dengan UULH no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sistem pengelolaan limbah cair merupakan bagian dari sistem pengelolaan lingkungan hidup yaitu suatu upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengembangan lingkungan hidup (pasal 1 butir 2 UULH no. 23/1997).

Dalam mengendalikan pencemaran air, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan yang bertujuan untuk melindungi air dari pencemaran. Hal ini diperlukan dengan pertimbangan utama :

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan.

KRITERIA DAN STANDAR KUALITAS

Kriteria adalah persyaratan kualitas air untuk suatu jenis pemanfaatan sumber air yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah dengan melihat efek dan pengaruh konstituen yang terkandung dalam air terhadap manusia dan makhluk hiudp lainnya serta materi.

Standar atau baku mutu air adalah kadar unsur-unsur dari suatu badan air yang dianalisis berdasarkan sifat fisis, kimiawi, maupun bakteriologis sehingga menujukkan mutu air tersebut. Baku mutu air merupakan suatu persyaratan kualitas air yang bertujuan untuk perlindungan serta pemanfaatan air tersebut. Baku mutu yang berlaku di Indonesia ada yang sifatnya naisonal maupun regional.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam suatu sistem pengelolaan kualitas air terdapat dua metoda baku mutu, yaitu baku mutu perairan (stream standard) dan baku mutu efluen (effluent standard).

BAKU MUTU PERAIRAN (STREAM STANDARD)

Baku mutu perairan berdasarkan PP no. 20 tahun 1990 didefinisikan sebagai batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lainnya yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai peruntukannya. Penggolongan badan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :

Golongan A: air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;

Golongan B:air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

Golongan C:air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;

Golongan D:air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Berdasarkan klasifikasi ini maka jumlah dan kualitas dari air buangan yang akan dibuang ke perairan dapat diatur sehingga kualitas dan peruntukkan perairan tersebut tetap terjaga. Tujuan baku mutu ini adalah menjaga dan melestarikan perairan untuk pemanfaatannya secara maksimal.

Baku mutu efluen (effluent standard)

Menurut PP no. 20 tahun 1990, baku mutu imbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari suatu jenis kegiatan tertentu. Sistem baku mutu efluen lebih mudah diaplikasikan dibandingkan dengan sistem baku mutu perairan, karena tidak diperlukan suatu analisis mendetail dan pengklasifikasian badan air penerima buangan.

Tabel berikut memperlihatkan secara sistematik perbandingan antara kedua macam standar ditinjau dari sisi manfaat dan kerugiannya, yang berdasarkan PP no. 20/1990 keduanya diberlakukan di Indonesia.

STANDAR KUALITAS DI INDONESIA

Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa dasar dari peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah cair di Indonesia adalah UU no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang kemudian disempurnakan kembali dalam bentuk UU no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini kemudian dijabarkan lebih jelas dalam bentuk Peraturan Pemerintah ditingkat nasional.

Standar lingkungan dapat diatur pula di tingkat sektoral melalui peraturan Menteri sesuai bidangnnya masing-masing yang tetap mengacu kepada UU dan PP yang berlaku. Pada tingkat regional berbagai standar kualitas dapat diatur melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk II, dan lain sebagainya. Secara skematis hirarki dari peraturan & perundangan lingkungan yg berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan Baku Mutu Perairan dan Baku Mutu Effluen

TinjauanBaku Mutu PerairanBaku Mutu Efluen

Dasar Pengertian Klasifikasi & persyaratan berdasarkan tata manfaat sumber air.

Persyaratan beban pencemar berdasarkan pada daya pengenceran dan asimilasi sumber air. Persyaratan kadar zat pencemar atau beban zat pencemar maksimum dalam air limbah yang dibuang ke dalam sumber air.

Persyaratan beban pencemar didasarkan pada tingkat pengolahan atau teknologi yang diperlukan untuk mengolah air limbah.

Manfaat Perhatian tidak ditujukan pada suatu jenis pencemar tertentu karena standar yang berlaku tidak dipengaruhi oleh tipe dan jenis industri

Beban pencemar yang tergantung pada daya asimilasi sumber air dapat membatasi secara ketat penempatan industri di sepanjang sumber air yang kritis.

Perizinan dari lokasi suatu kegiatan industri akan didasarkan pada pengendalian pencemaran Dalam pelaksanaan pengawasan lebih mudah karena tidak diperlukannya analisis sumber air secara mendalam untuk menentukan tingkat pengolahan air limbah

Diterapkan untuk suatu daerah padat industri atau kawasan industri

Kerugian Dimungkinkannya suatu badan air memiliki kalsifikasi yg berbeda dari hulu ke hilir shingga akan menyulitkan dalam pengaturan pembuangan air limbah

Dapat menimbulkan keresahan sosial baik di masyarakat maupun industriawan

Dibutuhkan suatu survey yg kompleks dalam penentuan klasifikasi suatu sumber air Perlindungan terhadap sumber air yg tercemar berat tidak dapat dilaksanakan secara efektif krn standar lebih melihat pada aspek ekonomi

Konservasi dan perbaikan kualitas dari sumber air kurang diutamakan sehingga perlindungan mutlak terhadap sumber air dikesampingkan.

ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

Merupakan penilaian kualitas LINGKUNGAN sebagai salah satu komponen lingkungan hidup yang merupakan gabungan antara proses identifikasi kualitatif dan kuantitatif secara analisis kimiawi dan mikrobiologi adanya polutan atau kontaminan didalam badan Air,Tanah & Udara.

Metode Analisis

Volumetri (titrasi)

Grafimetri (penimbangan)

spektofotometri (perbedaan intensitas cahaya)

Kromatografi (GCMS,HPLC,AAS)

Elektrokimia (Potensiometri & voltametri) ( (DHL,pH,DOmeter)

Manfaat Analisis Kualitas Air

Hasil analisis dimanfaatkan untuk menentukan dua parameter yang memberikan penilaian terhadap keadaan badan air yang akan diteliti (Konsentrasi dan beban pencemar)Konsentrasi

Konsentrasi suatu unsur di dalam air dinyatakan dengan besaran : mg/l, mmol/l atau g/m3 .

Beban pencemar

Merupakan suatu informasi utama di dalam perencanaan satuan operasi. Beban pencemar adalah konsentrasi dikalikan debit limbah dalam badan air dan dinyatakan dalam kg/detik, mol/jam

Hasil kajian Mengenai analisis kualitas air akan menunjukkan informasi mengenai besarnya dampak yang terjadi terhadap :

a. pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan

tanaman

b. pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah

c. pengaruh terhadap kesehatan masyarakat.d. Penentuan jenis/alat pengolahan limbah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 20 TAHUN 1990

TENTANG

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRPasal 7.

Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :

Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu

Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan

Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan,industri, pembangkit listrik tenaga air.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 82 TAHUN 2001

TENTANG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRPasal 8

(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang memper- syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.LAMPIRAN

PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 82 TAHUN 2001

TANGGAL 14 DESEMBER 2001

TENTANG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRKriteria mutu air berdasarkan kelas

Ada lanjutannya ..

Manfaat Analisis Laboratorium Hasil analisis dilaboratorium dimanfaatkan untuk menentukan dua parameter yang memberikan penilaian terhadap keadaan badan air yang akan diteliti(konsentrasi & beban) :- Konsentrasi

Konsentrasi suatu unsur di dalam air dinyatakan dengan besaran : mg/l, mmol/l atau g/m3 . Informasi Konsentrasi ini menunjukkan besarnya dampak yang akan terjadi terhadap :a. Pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman (fauna dan flora di dalam air)

b. Pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah (bakteri, lumpur aktip)c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Kasus Informasi Konsentrasi

Manfaat dan Kerugian dari suatu parameter.Salah satu contoh bahwa suatu unsur parameter kimia/pencemar dapat bermanfaat dapat bermanfaat dan dapat juga bersifat racun atau bersifat racun (merugikan) terhadap badan airMisaInya :

kadar PO43- --> merupakan hasil dari limbah domestik

(cucian detergen)unsur PO43- dimanfaatkan bakteri/mikroorganisme/ ganggang sebagai nutrien pertumbuhan tumbuh di Sungai, Apabila kadar PO43- harus Cukup tinggi, maka pertumbuhan bakteri/mikroorganisme/ ganggang cukup cepat karena merupakan unsur gizi bagi bakteri tersebut; Kondisi diatas dapat mengganggu keseimbangan biologis karena bakteri/mikroorganisme/ganggang yang tumbuh terlalu cepat, akan menghabiskan kadar oksigen dalam sungai terutama pada di malam hari

( DO rendah ( mencapai nilai 0 )

fauna dan flora

di dalam air yang hidup tergantung

dengan O2 mati.- Beban pencemar

merupakan suatu informasi utama di dalam perencanaan satuan operasi. Beban pencemar adalah konsentrasi x debit dan dinyatakan dalam kg/detik, mol/jam

SAMPLE

Sample merupakan sejumlah kecil volume suatu badan cair yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi diharapkan masih mewakili sifat-sifat yang sama dari badan air tersebut.

Langkah-langkah penelitian badan air meliputi :-. Pengambilan sample

- Pengiriman dan serta pengawetan sampel,

- Analisis kimia sampel.

Jelas bahwa hasil analisis kimia di laboratorium hanya berlaku kalau Langkah-langkah lain telah dilaksanakan secara mantap!

a. Pengambilan Sampel Persiapan

(tempat & sifat bahan penyimpanan, kebersihan) Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus bersih, telah dibilas dengan air suling dahulu, kemudian dengan cairan yang akan mengisi botol tersebut, dan dikering (kalau mungkin). Perlakuan ini berlaku juga untuk alat pengambilan sampel yang lain misal : pipa, pompa dan lainlain, harus bersih dan tidak boleh mengandung sisasisa dari bekas sampel terdahulu. Terutama tumbuhnya lumut dan jamur harus dicegah. Perhatikan bahan alat pengambilan sampel, yang dapat larut dalam sampel, harus dicegah.

Tempat penyimpanan

yang harus diperhatikan

- Besi, kuningan, perunggu dapat larut dalam sample air yang bersifat asam atau basa, - Plastik dan karet dapat larut dalam air buangan yang mengandung pelarut organik (minyak &bensin).- Sample pengambilan harus diisi hingga penuh dan ditutup dengan baik untuk menghindari kontak dengan udara.

- Tempatkan sample tersebut dalam kotak suasana dingin; yang dilengkapi es biasa atau es kering (cool box suhu 4oC)

GANGGUAN2 YANG DPT TIMBUL SELAMA PENYIMPANAN & PENGANGKUTAN

Gangguan ini dapat menyebabkan sampel dapat berubah dari sifat asli sampel (sampel menjadi tidak representatip) gas seperti 02 dan C02 dapat diserap air sampel atau dapat lenyap dari air sampel ke udara zat tersuspensi dan koloidal dapat membentuk flokflok sendiri dan mengendap, zat dan cairan yang ringan lumpur seperti halnya : lemak, minyak dan seterusnya) dapat mengapung pada permukaan sampel Beberapa zat tertentu dapat dioksidasi oleh oksigen terlarut, seperti halnya Mn2+ terlarut dioksidasi menjadi MnO2 dan mengendap Bereaksinya zat terlarut, misal : Ca2+ akan bereaksi dengan CO2 dengan membentuk endapan CaCO3, hal tersebut terjadi karena adanya berubahan pH yang disebabkan karena CO2 dihasilkan dari respirasi tanaman/ganggang Populasi mikroorganisme, sehingga mengakibatkan gangguan pada analisis mikrobiologi.

CARA PENGAWETAN SAMPLE

Pengawetan sample tergantung dari analisis parameter yang akan dilakukan.

NoAnalisa ParameterVolume minimumCara PengawetanBatas waktu max

1Alkaliniti200didinginkan14 hari

2BOD1000Didinginkan6 jam

3CO210Dianalisa segera0

4COD100di+H2SO4 sampai pH < 27 hari

5DHL500Didinginkan28 hari

6Fosfat PO4-100Penyaringan: segera dibekukan2 hari

7Kekeruhan100Disimpan di tempat gelap1

8Kesadahan Ca2+,Mg2+,100di+HNO3 sampai pH < 26 bulan

9Klor CL2500Dianalisa segera0.5 jam

10Nitrogen-Amonia-NH3500Dianalisa segera, atau di+ H2SO4 sampai pH