materi ajar 04 menjadi manusia yang baik

26
Menjadi Manusia yang Menjadi Manusia yang Baik Baik 1

Upload: eunike-cahya

Post on 06-Feb-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Etika Profesi Komunikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Menjadi Manusia yang Menjadi Manusia yang BaikBaik

1

Page 2: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Etika KewajibanEtika Kewajiban• Etika kewajiban mempelajari prinsip-

prinsip dan aturan-aturan moral yang berlaku untuk perbuatan kita

• Jika terjadi konflik antara dua prinsip moral yang tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba menentukan yang mana harus diberi prioritas

• Etika kewajiban menilai benar salahnya kelakuan kita dengan berpegang pada norma dan prinsip moral saja

2

Page 3: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Etika KeutamaanEtika KeutamaanEtika keutamaan mempunyai orientasi yang lain

Etika ini tidak begitu menyoroti perbuatan satu demi satu, apakah sesuai atau tidak dengan norma moral, tapi lebih memfokuskan pada manusia itu sendiri

Etika ini mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat yang dimiliki manusia

3

Page 4: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Etika Keutamaan dan Etika Etika Keutamaan dan Etika KewajibanKewajiban• Etika keutamaan mengarahkan

fokus perhatiannya pada being manusia

• Etika kewajiban menekankan doing manusia

• Etika keutamaan ingin menjawab pertanyaan: What kind of person should I be? (Saya harus menjadi orang yang bagaimana?)

• Etika kewajiban memiliki pertanyaan pokok, yaitu What should I do? (Saya harus melakukan apa?)

4

Page 5: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Saling melengkapi (1)Saling melengkapi (1)• Etika kewajiban dan etika keutamaan saling

melengkapi• Etika kewajiban membutuhkan etika

keutamaan dan, sebaliknya, etika keutamaan membutuhkan etika kewajiban

• Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan aturan tertentu kurang efisien, kalau tidak disertai suatu sikap tentang manusia untuk hidup menurut prinsip dan aturan moral itu

• Masih ada alasan lain mengapa etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan

5

Page 6: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Saling melengkapi (2)Saling melengkapi (2)• Jika kita menaati prinsip dan norma

moral, kita belum tentu menjadi manusia yang sungguh-sungguh baik secara moral

• Berpegang pada norma moral memang merupakan syarat bagi perilaku yang baik

• Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk dapat disebut sebagai seorang yang baik dalam arti sepenuhnya

• Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi seperti pohon yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan baik juga

6

Page 7: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Etika keutamaan saja Etika keutamaan saja adalah butaadalah buta• Di sisi lain etika keutamaan membutuhkan juga etika

kewajiaban• Etika keutamaan saja adalah buta, jika tidak dipimpin

oleh norma atau prinsip• Prinsip moral dan keutamaan moral tidak terlepas

satu sama lain• Sulit untuk mencari prinsip yang sesuai dengan

keutamaan seperti kerendahan hati, umpamanya• Rupanya ada lebih banyak keutamaan daripada

prinsip moral• Secara umum timbul kesan bahwa dalam

pembahasan kedua jenis etika ini belum tercapai keseimbangan yang memuaskan

• Etika keutamaan seringkali masih bersifat tambahan saja, sedangkan etika kewajiban tetap dianggap bagian pokok

7

Page 8: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan watak Keutamaan dan watak moral (1)moral (1)• Keutamaan adalah disposisi watak yang diperoleh

seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral

• Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya suatu kecenderungan tetap

• Tidak berarti keutamaan tidak bisa hilang, tapi hal itu tidak mudah terjadi

• Keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas

• Keutamaan adalah sifat baik yang mendarahdaging pada seseorang, tapi bukan sembarang sifat baik adalah keutamaan juga

• Keutamaan mempunyai hubungan eksklusif dengan moral

• Keutamaan bagi kita sama saja dengan keutamaan moral

8

Page 9: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan watak Keutamaan dan watak moral (2)moral (2)• Keutamaan berkaitan dengan kehendak• Keutamaan adalah disposisi yang

membuat kehendak tetap cenderung ke arah tertentu

• Keutamaan diperoleh melalui jalan yang membiasakan diri dan karena itu merupakan hasil latihan

• Keutamaan tidak dimiliki manusia sejak lahir

• Pada masa anak, seorang manusia belum berkeutamaan

9

Page 10: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan watak Keutamaan dan watak moral (3)moral (3)• Keutamaan perlu dibedakan juga dari

ketrampilan• Ketrampilan hanya memungkinkan

orang untuk melakukan jenis perbuatan tertentu, sedangkan keutamaan tidak terbatas pada satu jenis perbuatan saja

• Baik ketrampilan maupun keutamaan berciri korektif: keduanya membantu untuk mengatasi suatu kesulitan awal

• Proses memperoleh keutamaan jauh lebih kompleks, sama kompleksnya dengan seluruh proses pendidikan

10

Page 11: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan watak Keutamaan dan watak moral (4)moral (4) Dalam hal melakukan kesalahan, keutamaan dan

ketrampilan memiliki keadaan yang terbalik Jika orang yang memiliki ketrampilan membuat

kesalahan, ia tidak akan kehilangan ketrampilannya, seandainya ia membuat kesalahan itu secara sengaja

Sedangkan membuat kesalahan dengan tidak sengaja, justru mengakibatkan ia kehilangan klaim untuk menyebut diri orang yang berketrampilan

Jika seseorang yang baik hati secara sengaja berbuat jahat pada orang lain, ia tidak lagi dapat dikatakan memiliki keutamaan kebaikan hati

Sedangkan jika tanpa disadari ia mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan orang lain, dengan itu ia belum kehilangan kualitasnya sebagai orang yang berkeutamaan

11

Page 12: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan Keutamaan dan KeburukanKeburukanDalam bahasa Inggris keutamaan

disebut virtue (Latin: virtus) dan untuk lawannya digunakan istilah vice (keburukan, Latin: vitium)

Sebagai lawan keutamaan, keburukan pun adalah disposisi watak yang diperoleh seseorang dan memungkinkan dia bertingkah laku secara moral

Perbedaannya adalah keburukan tidak diperoleh dengan “melawan arus”, sebaliknya, keburukan terbentuk dengan mengikuti “arus” spontan

12

Page 13: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Terikat secara historis atau Terikat secara historis atau kulturalkultural Di samping keutamaan yang berlaku untuk segala

zaman dan tempat, banyak keutamaan terikat secara historis atau kultural tertentu dan karena itu bisa berubah kedudukannya akibat perubahan sejarah atau kultural

Dua keutamaan pokok: kebaikan hati dan keadilan (Frankena)

Arthur Schopenhauer (1788-1860): kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan → tradisi ini sudah berakar kuat sejak Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)

Pada Abad Pertengahan, tradisi ini dilanjutkan Thomas Aquinas (1225-1274) yang menambahkan tiga keutamaan: iman kepercayaan, pengharapan, dan cinta kasih

Aristoteles→kebijaksanaan bukan keutamaan moral, melainkan keutamaan intelektual

13

Page 14: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Keutamaan dan EthosKeutamaan dan EthosKeutamaan membuat manusia menjadi

baik secara pribadiKeutamaan selalu merupakan ciri

individualAda karakteristik yang membuat

kelompok menjadi baik dalam arti moral justru sebagai kelompok, yakni ethos

Ethos: characteristic spirit of community, people or system

Ethos suatu profesi sebagian besar tecermin dalam Kode Etik untuk profesi yang bersangkutan

14

Page 15: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Tiga kategori perbuatan Tiga kategori perbuatan dalam perspektif etikadalam perspektif etikaTeori-teori etika biasanya membedakan tiga

kategori perbuatan:1.Ada perbuatan yang merupakan kewajiban

begitu saja dan harus dilaksanakan (misal: mengatakan yang benar, menghormati privacy, dsb.)

2.Ada perbuatan yang dilarang secara moral dan tidak boleh dilakukan (misal: tidak boleh berbohong, ingkar janji, membunuh, dsb.)

3.Ada perbuatan yang dapat diizinkan dari sudut moral, dalam arti tidak dilarang dan tidak diwajibkan (misal: menonton televisi, rekreasi, dsb.)

15

Page 16: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Supererogatory actsSupererogatory actsAda jenis perbuatan lain, yakni perbuatan yang

melampaui kewajiban seseorang tapi dinilai sangat terpuji jika dilakukan, sedangkan tidak ada orang yang akan dicela jika tidak melakukannya

Dalam etika, tindakan ini disebut super-erogatoris (supererogatory acts), yakni perbuatan yang melakukan lebih daripada yang dituntut

Sehingga, dari situ muncul sosok yang dianggap kudus atau pahlawan karena pihak yang bersangkutan memiliki kualitas moral yang sangat tinggi

Kudus dalam arti etis, terlepas dari konotasi religius

Pahlawan dalam pengertian tanpa maksud moral apapun

Namun, kudus dan pahlawan bisa dinilai dari moral

16

Page 17: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Orang Kudus dan Orang Kudus dan Pahlawan (1)Pahlawan (1) Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan

kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terbawa oleh keinginan tak teratur atau kepentingan diri

Misal: orang tertentu selalu jujur walaupun sering tergiur oleh kesempatan melakukan korupsi dengan gampang sekali

Seseorang disebut pahlawan jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terpengaruh oleh teror, ketakutan atau kecenderungan alamiah untuk mempertahankan hidupnya

Misal: seorang prajurit di medan perang tetap tinggal di posnya dan tidak melarikan diri meskipun ia menghadapi bahaya maut

17

Page 18: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Orang Kudus dan Orang Kudus dan Pahlawan (2)Pahlawan (2)Paralelisme antara orang kudus dan

pahlawan adalah dua hal yang berbeda:1.Yang ditentang oleh orang kudus dan

pahlawan adalah dua hal yang berbedaOrang kudus menentang keinginan dan

kepentingan diri bila melakukan kewajiban, sedangkan pahlawan menentang ketakutan dan kecenderungan alamiah untuk mempertahankan hidupnya

2. Orang kudus menjalankan pertentangan itu selama periode waktu yang panjang ; sedangkan seseorang bisa menjadi pahlawan dengan menentang ketakutan dalam satu peristiwa saja

18

Page 19: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Orang Kudus dan Orang Kudus dan Pahlawan (3)Pahlawan (3) Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan

kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukannya, bukan karena disiplin diri yang luar biasa melainkan dengan mudah dan tanpa usaha khusus → ia melakukan kewajibannya karena keutamaan

Godaan terhadap uang, misalnya, bukan menjadi godaan lagi karena ia sudah biasa berlaku jujur

Seseorang bisa disebut sebagai pahlawan jika ia melakukan kewajibannya dengan mengatasi ketakutan dalam keadaan di mana kebanyakan orang akan melarikan diri, bukan karena disiplin yang luar biasa melainkan karena ia memiliki keutamaan keberanian

Ia sudah memiliki disposisi tetap untuk menghadapi bahaya dengan mudah dan tanpa usaha khusus

19

Page 20: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Orang Kudus dan Orang Kudus dan Pahlawan (4)Pahlawan (4)Kita menyebut seseorang kudus atau

pahlawan jika ia melakukan lebih daripada yang diwajibkan

Gelar “kudus” atau “pahlawan” terutama dipakai sebagai gelar etis untuk menunjukkan orang yang menurut pandangan umum melampaui batas-batas kewajibannya

Supererogatory acts sebagai perbuatan-perbuatan moral yang paling berharga

20

Page 21: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Orang Kudus dan Orang Kudus dan Pahlawan (5)Pahlawan (5)Ada dua catatan penting:1.Tidak dimaksudkan perbuatan-

perbuatan yang dilakukan karena dorongan alamiah, misal: ibu yang tanpa berpikir jauh masuk rumah yang terbakar untuk menyelamatkan anaknya

2.Orang kudus atau pahlawan etis sesudah perbuatannya menegaskan, misal: “saya hanya melakukan yang harus saya lakukan” atau “saya hanya melakukan kewajiban saya”

Kata “harus” dan “kewajiban” dipakai dalam arti tidak sebenarnya

21

Page 22: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Catatan Tambahan (1):Catatan Tambahan (1):Manakah keutamaan-Manakah keutamaan-keutamaan itu?keutamaan itu?

baik hati terus terang bernalar

ksatria bersahabat percaya diri

belas kasih murah hati penguasaan diri

sadar jujur disiplin diri

suka kerja sama

terampil mandiri

berani adil bijaksana

santun setia berkepedulian

tunduk ugahari toleransi

22

Page 23: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Catatan Tambahan (2):Catatan Tambahan (2):BeraniBeraniMenurut Aristoteles, keutamaan-

keutamaan merupakan titik tengah yang berdiri di antara dua ekstrem

Suatu keutamaan merupakan “titik tengah yang dirujuk oleh dua cela: yang satu kelebihan (excess) dan yang lain kekurangan (deficiency)”

Berani merupakan titik tengah dari dua ekstrem antara pengecut dan nekad

Pengecut melarikan diri dari segala bahaya, sementara yang nekad menaruh risiko yang terlalu besar

23

Page 24: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Catatan Tambahan (3):Catatan Tambahan (3):Murah hatiMurah hatiKemurahan hati merupakan

kesediaan untuk menggunakan kekayaannya guna menolong yang lain

Aristoteles mengatakan bahwa seperti keberanian, kemurahan hati juga merupakan titik tengah antara dua ekstrem, karena berdiri di antara kikir dan boros

Orang yang kikir memberi terlalu sedikit, orang boros memberi terlalu banyak

24

Page 25: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Catatan Tambahan (4):Catatan Tambahan (4):JujurJujurOrang yang jujur pertama-tama adalah orang

yang tidak berbohongTetapi apakah ini cukup?Berkenaan dengan kejujuran, kita dapat

membedakan dua pandangan menyangkut persoalan ini:

1.Bahwa seseorang yang jujur tidak pernah berbohong; dan

2.Bahwa seseorang yang jujur tak pernah berbohong kecuali dalam kesempatan-kesempatan yang amat jarang, ketika ada alasan yang memaksanya mengapa dia harus melakukan hal itu

25

Page 26: Materi Ajar 04 Menjadi Manusia Yang Baik

Catatan Tambahan (5):Catatan Tambahan (5):Setia kepada keluarga dan teman-temanSetia kepada keluarga dan teman-temanKita tidak memperlakukan keluarga dan

teman-teman kita sebagaimana kita memperlakukan orang asing

Kita terikat kepada mereka dengan cinta dan afeksi, dan kita melakukan sesuatu untuk mereka, apa yang kita lakukan terhadap sembarang orang

Aristoteles: “Tak seorang pun akan memilih hidup tanpa teman, bahkan kalau pun ia memiliki kekayaan-kekayaan yang lain”

Jikalau kita membutuhkan teman, maka kita membutuhkan tidak kurang dari karakter yang membuat kita mampu menjadi seorang teman

Yang dekat pada puncak dalam daftar itu adalah kesetiaan

26